• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 5, 7 dan 9 Tahun di Kebun Sei Baruhur PT. Perkebunan Nusantara III Persero

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 5, 7 dan 9 Tahun di Kebun Sei Baruhur PT. Perkebunan Nusantara III Persero"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Data Produksi Tandan Buah Segar (ton/bulan) Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7, dan9 Tahun Selama 3 Tahun

BULAN

TAHUN TANAM 2004 TAHUN TANAM 2005 TAHUN TANAM 2006 UMUR (TAHUN) UMUR (TAHUN) UMUR (TAHUN) 5 (2009) 7 (2011) 9 (2013) 5

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)

Lampiran 2. Data Total dan Rataan Produksi Tandan Buah Segar (ton/tahun) Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7, 9 Tahun Selama 3 Tahun

UMUR TAHUN TOTAL RATAAN

5 TAHUN 2009-2011 40.792,45 13.597,48

7 TAHUN 2011-2013 43.732,48 14.577,49

(2)

Lampiran 3.Uji Korelasi pada Komponen Produksi Tandan Buah Segar bulanan Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7,dan 9 Tahun selama 3 tahun

Correlations

Jumlah

Janjang

Berat Janjang Rata-Rata

Jumlah Pohon Produktif

Jumlah Janjang

Pearson

Correlation 1 0.325 1.000

Sig. (2-tailed) 0.302 .000

N 12 12 12

Berat Janjang Rata-Rata

Pearson Correlation

0.325 1 0.326

Sig. (2-tailed) .302 .302

N 12 12 12

Jumlah Pohon Produktif

Pearson Correlation

1.000 0.326 1

Sig. (2-tailed) .000 0.302

(3)

Lampiran 4. Data Curah Hujan (mm/bulan) Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7, dan 9 Tahun selama 3 Tahun

BULAN

TAHUN TANAM 2004 TAHUN TANAM 2005 TAHUN TANAM 2006

UMUR (TAHUN) UMUR (TAHUN) UMUR (TAHUN)

5 (2008) 7 (2010) 9 (2012) 5 (2009) 7 (2011) 9 (2013) 5 (2010) 7 (2012) 9 (2014) JAN 193,40 194,00 116,00 75,00 153,00 197,00 194,00 116,00 92,00 FEB 51,50 222,00 178,00 54,00 27,00 98,00 222,00 178,00 32,00 MAR 313,00 258,00 214,00 327,00 116,00 41,00 258,00 214,00 117,00

APR 203,00 343,00 246,00 227,00 132,00 305,00 343,00 246,00 243,00 MEI 142,00 142,00 81,00 229,00 145,00 126,00 142,00 81,00 284,00 JUN 152,00 426,00 209,00 104,00 64,00 20,00 426,00 209,00 148,00 JUL 180,00 144,00 223,00 62,00 35,00 70,00 144,00 223,00 64,00 AGTS 192,00 48,00 122,00 105,00 325,00 56,00 48,00 122,00 195,00

SEPT 216,00 171,00 319,00 362,50 274,00 225,00 171,00 319,00 201,00 OKT 204,00 96,00 147,00 47,00 245,00 551,00 96,00 147,00 278,00 NOV 100,00 381,00 341,00 251,50 275,00 341,00 381,00 341,00 338,00 DES 175,00 254,00 243,00 211,50 197,00 227,00 254,00 243,00 485,00 TOTAL

2.121,90 2.679,0 0

2.439,0 0

2.055,5

0 1.988,00

2.257,0 0

2.679,0

0 2.439,00 2.477,00 RATAAN 176,83 223,25 203,25 171,29 165,67 188,08 223,25 203,25 206,42

BB 11 10 11 8 9 7 10 11 9

BK 1 1 0 2 2 3 1 0 1

(4)

Lampiran 5. Data Rataan Curah Hujan (mm/bulan) di 8 Afdeling Kebun Sei Baruhur padaTahun (2008-2014)

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)

Lampiran 6.Klasifikasi Tipe Iklim Scmidth - Ferguson Di KebunSei Baruhur

BB = Bulan Basah (CH > 100 mm)

BL = Bulan Lembab dengan CH antara 60-100 mm

BK = Bulan Kering (CH < 60 mm) CH = Curah Hujan

HH = Hari Hujan

Q = Tipe Iklim

(5)

• Klasifikasi Iklim Scmidth - Ferguson

0 > Q ≤ 14.3

= Tipe A (sangat basah)

60 > Q ≤ 100 = Tipe D (sedang)

300 > Q ≤ 700 = Tipe G ( sangat kering)

14.3 > Q ≤ 33.3 = Tipe B (basah)

100 > Q ≤ 167

= Tipe E (agak kering)

Q > 700 = Tipe H (ekstrim kering)

33.3 > Q ≤ 60 = Tipe C (agak basah)

167 > Q ≤ 300 = Tipe F (kering)

Lampiran 7. Data Total dan Rataan Curah Hujan (mm/tahun) pada Tahun (2008 – 2014)

TAHUN TOTAL RATAAN

2008 2.121,90 303,13

2009 2.055,50 293,64

2010 2.679,00 382,71

2011 1.988,00 284,00

2012 2.439,00 348,43

2013 2.257,00 322,43

2014 2.477,00 353,86

Lampiran 8. Data Total dan Rataan Curah Hujan (mm) pada Tanaman Berumur 5, 7, dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

UMUR TAHUN TOTAL RATAAN

5 2008-2010 6856,40 2285,47

7 2010-2012 7106,00 2368.67

(6)

Lampiran 9. Data Hari Hujan (Hari/Bulan) di PTPN III Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7, dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)

Lampiran 10.Data Total dan Rataan Hari Hujan (hari/tahun) padaTahun(2008 –2014)

TAHUN TOTAL RATAAN

2008 108,00 15,42

2009 97,00 13.85

2010 114,00 16,82

2011 100,00 14,28

2012 103,00 14,71

2013 98,00 14

2014 100,00 14,28

Lampiran 11. Data Total dan Rataan Hari Hujan (hari) pada Tanaman Berumur 5, 7, dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

UMUR TAHUN TOTAL RATAAN

5 2008-2010 319,00 106,33

7 2010-2012 317,00 105,67

9 2012-2014 301,00 100,33

BULAN

(7)

Lampiran 12. Uji–T Parsial Analisis Linear Berganda di PTPN III Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7 dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

a. Uji t pada Tanaman Berumur 5 Tahun (2009-2011)

Coefficientsa

b. Uji t pada Tanaman Berumur 7 Tahun (2011-2013)

Coefficientsa

c. Uji t pada Tanaman Berumur 9 Tahun (2013-2015)

(8)

Nilai T-tabel

V T0,975 (α = 5%) T0,995 (α = 1%)

8 2,31 3,36

9 2,26 3,25

10 2,23 3,17

Keterangan : v (derajat kebebasan)= n-k-1, n= jumlah data, k= jumlah variabel bebas

Lampiran 13. Sidik Ragam Analisis Linear Berganda di PTPN III Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7 dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

a. Uji F pada Tanaman Berumur 5 Tahun (2009-2011) ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 21747.716 2 10873.858 .101 .905b Residual 967535.892 9 107503.988

Total 989283.609 11

a. Predictors: (Constant), Hari Hujan, Curah Hujan b. Dependent Variable: Produksi TBS

b. Uji F pada Tanaman Berumur 7 Tahun (2011-2013)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 133113.129 2 66556.564 1.764 .226b Residual 339660.905 9 37740.101

Total 472774.033 11

(9)

c. Uji F pada Tanaman Berumur 9 tahun (2013-2015) ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 94817.344 2 47408.672 .743 .503b Residual 574053.857 9 63783.762

Total 668871.201 11

a. Predictors: (Constant), Hari Hujan, Curah Hujan b. Dependent Variable: Produksi TBS

Nilai F-Tabel pada α = 5%

Derajat Bebas Penyebut Derajat Bebas Pembilang

1 2 3

Lampiran 14.Nilai Koefisien Analisis Linear Berganda di PTPN III Kebun Sei Baruhur padaTanaman Berumur 5, 7 dan9 Tahun Selama 3 Tahun a. Nilai Koefisien pada umur 5 Tahun (2009-2011)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Hari Hujan, Curah Hujan b. Dependent Variable: Produksi TBS

b. Nilai Koefisien pada Umur 7 Tahun (2011-2013)

Model Summaryb

(10)

c.Nilai Koefisien pada Umur 9 tahun (2013-2015)

a. Predictors: (Constant), Hari Hujan, Curah Hujan b. Dependent Variable: Produksi TBS

Lampiran 15. Model Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda di PTPN III Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7 dan 9

TahunSelama 3 Tahun

a. Uji Analisis Regresi Linear Berganda pada Tanaman Berumur 5 Tahun (2009-2011) a. Dependent Variable: Produksi TBS

(11)

c. Uji Analisis Regresi Linear Berganda pada Tanaman Berumur 9 Tahun (2013-

Lampiran 16.Uji Analisis Korelasi Antar Variabel di PTPN III Kebun Sei Baruhur Tanaman Berumur 5, 7 dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

a. Uji Analisis Korelasi pada Tanaman Berumur 5 Tahun (2009-2011) Correlations

(12)

b. Uji Analisis Korelasi pada Tanaman Berumur 7 Tahun (2011-2013)

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

c. Uji Analisis Korelasi pada Tanaman Berumur 9 Tahun (2013-2015)

Correlations

(13)

Lampiran 17. Uji Kolgomorov – Smirnov di PTPN III Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7 dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

a. One - Sample Kolmogorov - Smirnov Test pada Tanaman Berumur 5 Tahun (2009-2011)

b. One - Sample Kolmogorov - Smirnov Test pada Tanaman Berumur 7 Tahun (2011-2013)

One - Sample Kolmogorov - Smirnov Test

Produksi

One - Sample Kolmogorov - Smirnov Test

Produksi

Mean 1133.1250 190.4558 8.8608 .0000000 Std.

Deviation

299.89144 66.11426 2.67225 296.5768 1704

(14)

Kolmogorov-Smirnov Z .512 .689 .983 .659

Asymp. Sig. (2-tailed) .955 .730 .288 .778

a. Test distribution is Normal b. Calculated from data.

c. One - Sample Kolmogorov – Smirnov Test pada Tanaman Berumur 9 Tahun (2013-2015)

One - Sample Kolmogorov - Smirnov Test

Produksi

(15)

Lampiran 18. Nilai Uji Heteroskedastisitas Signifikansi pada Absolute Residual di PTPN III Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7 dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

a. Nilai signifikansi uji heteroskedastisitas pada Absolute Residual pada Tanaman Berumur 8 Tahun (2009-2011)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: ABS_RES

b. Nilai signifikansi uji heteroskedastisitas pada Absolute Residual pada Tanaman Berumur 7 Tahun (2011-2013)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: ABS_RES

c. Nilai signifikansi uji heteroskedastisitas pada Absolute Residual pada Tanaman Berumur 9 Tahun (2013-2015)

Coefficientsa

(16)

Lampiran 19. Uji Autokorelasi di PTPN III Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7 dan 9 Tahun Selama 3 Tahun

Umur Tanaman (Tahun) Nilai hitung Durbin Watson (D)

5 1,488

7 1,342

9 1,010

Tabel Durbin Watson, α = 5%

N k = 1 k = 2

dL dU dL dU

10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413

11 0.9273 1.3241 0.758 1.6044

12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794

Keterangan: n = jumlah observasi data k = jumlah variabel bebas

Lampiran 20. Tabel Residual Analisis Linear Berganda pada Tanaman Berumur 5, 7, dan 9 Tahun

Bulan 5 Tahun 7 Tahun 9 Tahun

Januari -600.00209 -145.36508 206.05271

Februari -426.95265 -179.69347 -128.87168

Maret -202.05010 -254.19352 -269.20880

April -15.67247 -210.52332 -364.23994

Mei 76.59951 131.92940 -220.72999

Juni -19.38637 -6.75906 -155.34268

Juli 125.08916 252.93435 231.18478

Agustus 270.45108 -122.89718 386.86717

September 224.36874 157.03851 87.46740

Oktober 388.93908 187.68579 146.98819

November 278.48226 57.05462 13.12357

(17)

Lampiran 21. Peta Kebun Sei Baruhur pada tahun 2015

PETA AFDELING IV (EMPAT) KEBUN SEI BARUHUR

TAHUN TANAM ( Ha )

JUMLAH PONDOK JALAN TOTAL

2004 2009

535,32 206,25 741,57 19,40 14,03 775,00

(18)

PETA AFDELING V (LIMA) KEBUN SEI BARUHUR

TAHUN TANAM ( Ha )

JUMLAH PONDOK JALAN TOTAL

2004 2005 2009

442.08

115.50

219.05 776.63 5.80 17.57

800.00

(19)

PETA AFDELING VI (ENAM) KEBUN SEI BARUHUR

TAHUN TANAM ( Ha )

JUMLAH PONDOK JALAN TOTAL

2006 2009

590,15 193,00 783,15 5,00 11,85 800,00

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Depari, C. N. 2014. Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq.) Berumur 12,15,18 Tahun di PTPN II Unit Sawit Seberang – Babalan Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat. Skripsi. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Fauzi, Y., E. Widyastuti, I. Sastyawibawa, dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.

Hadi, M. M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Edisi Pertama. Jakarta: Adicita Karya Nusa.

Husain, U dan Setiadi, A. P. 1995. Pengantar Statistika. Bumi Aksara. Yogyakarta

Kementrian Pertanian. 2014. Outlook Komoditi Kelapa Sawit. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014

Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Edisi 2. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.

Manalu, A. F. 2008. Pengaruh Hujan Terhadap Produktivitas Dan Pengelolaan Air Di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Mustika Estate, PT. Sajang Heulang, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mangoensoekarjo, S. Dan H. Semangun. 2008. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Jakarta.

Ng, S. K., 1972. The Oil Palm, Its Culture, Manuring and Utilisation. International Potash Institute, Switzerland.

Nugraheni, C. 2007. Pengelolaan Air untuk Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Agrowiyana Sei Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pahan, I. 2006., Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

(21)

Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA), Wilayah VI Metro Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

PTPN III, 2015. Profil Perusahaan. http://ptpn3.com/main/index.PHP/tentang kami/Profil Perusahaan.html [7 Oktober 2015].

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 157 hal.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2014. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Kebun Sei Baruhur PT Perkebunan Nusantara III. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian. 2009. Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional

Risza, S. 2009. Kelapa Sawit: Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius. Yogyakarta. 189 hal.

Sastrosayono, S. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Simanjuntak, L. N. 2013. Pengaruh Curah Hujan Dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq.) Berumur 5, 10 Dan 15 Tahun Di Kebun Begerpang Estate PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk. Skripsi. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sirait, Herbert J. dan A. Panjaitan. 1985. Curah Hujan Bulanan Untuk Perencanaan Pertanian Berdasarkan Distribusi Gamma Dengan Dua Parameter. Buletin Perkebunan. Balai Penelitian Perkebunan. Medan.

Siregar, H. H., N. H. Darian, T. C. Hidayat, W. Darmosarkoro, dan I. Y. Harahap. 2006. Seri Buku saku Hujan sebagai Faktor Penting untuk Perkebunan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Sunarko. 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Kanisius. Jakarta.

(22)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT.Perkebunan Nusantara III Persero Kebun

Sei Baruhur, Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi

Sumatera Utara pada bulan Januari 2016 untuk pengambilan data primer dan

pengolahan data sampai dengan bulan Maret 2016.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode dasar yakni metoda deskriptif

(descriptive analysis) kuantitatif maupun kualitatif. Data dikumpulkan, disusun,

dijelaskan, kemudian dianalisis dengan analisis regresi berganda dan korelasi

yang diuraikan secara deskriptif. Alat bantu yang digunakan untuk mengolah data

tersebut adalah SPSS.v.20 (Statistical Package of Social Science) for windows.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis linier

regresi berganda dan korelasi. Teknik analisis regresi linier berganda digunakan

untuk mengetahui pengaruh fungsional antar variabel terikat dan variabel bebas

dan analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara

variabel bebas dan terikatserta hubungan antar variabel komponen produksi.

Variabel tidak bebas adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh

variabel bebas dan dinotasikan dengan Y. Variabel tidak bebas dalam penelitian

ini adalah produksi TBS kelapa sawit, sedangkan variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel tidak bebas

dan dinotasikan dengan X. Variabel bebas pada penelitian ini adalah curah hujan

(23)

bulanan terhadap produksi TBS yang dianalisis dengan fungsi matematis sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + E

Keterangan :

Y : produksi TBS

a : intersep dari garis pada sumbu Y

b : koefisien regresi linier

X1 : curah hujan bulanan

X2 : hari hujan bulanan

E : error

Peubah Amatan

Peubah amatan yang diamati adalah data sekunder berupa data-data PT

Perkebunan Nusantara III Persero Kebun Sei Baruhur, Kecamatan Torgamba

Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara.

Produksi Tandan Buah Segar (ton)

Data produksi tandan buah segar(ton) yang digunakan berdasarkan data

produksi kelapa sawit bulananselama 3 tahun. Data produksi tandan buah segar

yang digunakan yakni 2009, 2010, dan 2011berdasarkan umur tanaman 5 tahundi

lapangan yaitu pada tahun tanam 2004, 2005, dan 2006; data produksi tahun 2011,

2012, 2013 berdasarkan umur 7 tahun di lapangan yaitu pada tahun tanam 2004,

2005, dan 2006; dan data produksi tahun 2013, 2014, 2015 berdasarkan umur 9

tahun di lapangan yaitu pada tahun tanam 2004, 2005, dan 2006. Data produksi

TBS dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis

(24)

Produksi kelapa sawit banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

tersebut tidak berdiri sendiri untuk memberikan pengaruh terhadap produksi yang

dihasilkan kebun. Berdasarkan ketersediaan data di kebun, maka data komponen

produksi yang digunakan yaitu data komponen jumlah janjang, berat janjang

rata-rata (BJR), jumlah pohon produktif, berat brondolan. Komponen produksi ini

dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi.

Curah Hujan (mm)

Data curah hujan yang digunakan berdasarkan data pengukuran curah

hujan bulanan selama tiga tahun yakni 2008, 2009, dan 2010 untuk data produksi

tandan buah segar tahun 2009, 2010, 2011 (umur 5 tahun); data pengukuran tahun

2010, 2011, 2012 untuk data produksi tahun 2011, 2012, 2013 (umur 7 tahun);

dan data pengukuran tahun 2012, 2013, 2014 untuk data produksi tahun 2013,

2014, 2015 (umur 9 tahun). Data diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara III

Persero Sei Baruhur, Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan

Provinsi Sumatera Utara.

Hari Hujan (hari)

Data hari hujan yang digunakan diperoleh dengan cara menjumlahkan hari

dimana turunnya hujan setiap bulannya selama tiga tahun yakni 2008, 2009, dan

2010 untuk data produksi tandan buah segar tahun 2009, 2010, 2011 (umur 5

tahun); data pengukuran tahun 2010, 2011, 2012 untuk data produksi tahun 2011,

2012, 2013 (umur 7 tahun); dan data pengukuran tahun 2012, 2013, 2014 untuk

data produksi tahun 2013, 2014, 2015 (umur 9 tahun). Data diperoleh dari

PTPerkebunan Nusantara III Persero Kebun Sei Baruhur, Kecamatan Torgamba

(25)

Pelaksanaan Penelitian

Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan menelusuri dan menelaah studi

pustaka yang berkaitan dengan curah hujan, hari hujan, umur tanaman dan

produksi tandan buah segar (TBS) pada tanaman kelapa sawit.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data sekunder adalah meliputi data sekunder untuk laporan

umum dan data sekunder untuk keperluan analisis. Data sekunder ini diperoleh

dari studi literatur yang didapat dikantor tentang PTPN III kebun Sei Baruhur.

Data sekunder untuk analisis disesuaikan dengan kelengkapan data pada

administrasi kebun. Data sekunder untuk laporan umum meliputi keadaan umum

perusahaan, letak geografis, keadaan tanah dan iklim, luas tata guna kebun,

keadaan produksi dan produktivitas tanaman. Data sekunder untuk keperluan

analisis ini diambil data bulanan produksi tandan buah segar selama 3 tahun yakni

pada tahun 2009, 2010, dan 2011 (umur 5 tahun), tahun 2011, 2012, dan 2013

(umur 7 tahun), tahun 2013, 2014, dan 2015 (umur 9 tahun), serta data bulanan

curah hujan dan hari hujan setahun sebelum pengambilan data produksi tandan

buah segar.

Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear

berganda dan analisis korelasi.Regresi linear berganda berguna untuk menghitung

besarnya pengaruh hubungan dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel

terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih

(26)

antara variabel bebas dan terikat.Pengolahan data dibantu dengan software

SPSS.v.20 for windows.

Analisis data bersifat deskriptif dengan menggunakan bantuan statistik

untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data

dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan data. Data yang telah diperoleh

tersebut dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda untuk

mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan bulanan yang mempengaruhi

produksi kelapa sawit dan hubungan kedua variabel bebas dan terikat pada

tanaman berumur 5, 7 dan 9 tahun berdasarkan data yang diperoleh dari

administrasi kebun.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan

Uji–T (parsial), Uji–F (serempak) dan R2.Uji hipotesis menggunakan uji dua arah

dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%. Teknik analisis data dengan

menggunakan analisis regresi berganda dengan model persamaan berikut ini:

Y = a + b1X1 + b2X2 + E

Model yang digunakan dalam membuat suatu persamaan regresi linier

berganda ini, dapat terjadi beberapa keadaan yang dapat menyebabkan estimasi

koefisien regresi tidak lagi menjadi penduga koefisien tak bias terbaik, sehingga

diperlukan beberapa asumsi mendasar yang perlu diperhatikan dengan melakukan

uji asumsi klasik.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik berguna untuk menguji apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak.Kelayakan model regresi

(27)

multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dalam model yang digunakan.

Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi berarti model analisis telah layak

digunakan.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki data yang terdistribusi normal

atau tidak. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai

ekstrim yang nantinya dapat mengganggu hasil data penelitian. Model regresi

yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov – Smirnov

dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi

normal jika signifikansi dan nilai One Sample Kolmogorov–Smirnov lebih besar

dari 5% atau 0,05.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan

varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain pada model

regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

gejala heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas. Metode pengujian

yang yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan

nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai ß

(28)

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang

harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji

multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan

nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi

multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0.1.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan

pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (d) dibandingkan dengan nilai Tabel Durbin

Watson.Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam

model regresi. Metode uji Durbin–Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Jika d terletak antara 0 dan dL, maka ada autokorelasi positif.

2. Jika d terletak antara dL dan dU atau d terletak antara (4-dU) dan (4-dL),

maka tidak dapat disimpulkan.

3. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka tidak ada autokorelasi.

4. Jika d terletak antara (4-dL) dan 4, maka ada autokorelasi negatif.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan

Uji–T (parsial), Uji–F (serempak) dan R2.Pengujian hipotesis dilakukan dengan

(29)

ditolak. Nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Nilai R2

semakin mendekati nol memperlihatkan semakin kecil pengaruh semua variabel

bebas terhadap nilai variabel terikat sedangkan nilai R2 semakin mendekati satu memperlihatkan semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai

variabel terikat.Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh

dari masing–masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai T–hitung dengan nilai T–

tabel. Uji hipotesis secara serempak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari

variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Hipotesis

yang diajukan dalam analisis ini ialah:

H0: bi = 0

H1: bi ≠ 0,

bi = koefisien regresi variabel ke–i

Pengambilan keputusan untuk melihat apakah hipotesis H0 diterima atau

ditolak. Hipotesis H0 ditolak membuktikan bahwa variabel bebas yang digunakan

berpengaruh nyata terhadap produksi TBS.

Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan untuk meringkas hasil pengolahan data

yang telah di analisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan

analisis korelasi.Kesimpulan dapat menjelaskan kebenaran dari hipotesis yang

(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data produksi tandan buah segar (ton/bulan) pada Lampiran 1, curah hujan

(mm/bulan) pada Lampiran 4, dan hari hujan (hari/bulan) pada Lampiran 9 dari

kebun Sei Baruhur PT. Perkebunan Nusantara III Persero pada tanaman kelapa

sawit berumur 5, 7dan 9 tahun.

Hasil uji korelasi antar rataan komponen produksi tandan buah segar

(TBS) dalam satu tahun (12 bulan) selama 3 tahun pada tanaman kelapa sawit

berumur 5, 7 dan 9 tahun selama 3 tahun dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil uji

korelasi ini menunjukkan hubungan nyata, searah, dan sangat erat antara

komponen jumlah janjang dengan jumlah pohon produktif.

Hasil uji analisis regresi linear berganda hubungan antara produksi TBS,

curah hujan dan hari hujan dapat dilihat pada Lampiran 15 selama 3 tahun pada

tanaman kelapa sawit berumur 5, 7 dan 9 tahun.

Komponen Produksi Tandan Buah Segar

Produksi kelapa sawit banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

tersebut tidak berdiri sendiri untuk memberikan pengaruh terhadap produksi yang

dihasilkan kebun. Produksi tandan buah segar (TBS) tidak terlepas dari komponen

- komponen produksi yang mempengaruhinya yang berkaitan dengan pencapaian

produksi yang diharapkan. Berdasarkan ketersediaan data pada kebun Sei

Baruhur, adapun komponen-komponen produksi tanaman kelapa sawit yang dapat

mempengaruhi produksi TBS ialah jumlah janjang, berat janjang rata-rata (BJR)

(31)

Berikut disajikan data rataan bulanan komponen produksi kebun Sei

Baruhur selama 3 tahun pada tanaman kelapa sawit berumur 5, 7 dan 9 tahun pada

Tabel 1.

Tabel 1. Komponen produksi TBS kebun Sei Baruhur dalam 1 tahun

Bulan

September 133,064 10.94 66,538

Oktober 139,179 11.30 69,595

Nopember 129,597 12.08 64,805

Desember 115,746 11.68 57,879

Hasil uji korelasi pada komponen-komponen produksi di kebun Sei

Baruhur PTPN III dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil uji korelasi menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang berbeda nyata antara variabel berat janjang

rata - rata dengan jumlah janjang, dan berat janjang rata - rata dengan jumlah

pohon produktif, sedangkan pada variabel antara jumlah janjang dengan jumlah

pohon produktif terdapat hubungan yang berbeda nyata. Hal tersebut dilihat dari

nilai signifikansi komponen-komponen produksi pada taraf uji 1% dan 5%.

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi yang

menunjukkan hubungan keeratan yang sempurna antara variabel jumlah janjang

dengan jumlah pohon produktif yaitu 100%. Hubungan keeratan ini

memperlihatkan berpengaruhnya komponen produksi tersebut terhadap

(32)

jumlah janjang dan berat janjang rata-rata dengan jumlah pohon produktif

menunjukkan nilai yang sama yaitu sebesar 30,2% hal ini menunjukkan bahwa

hubungan tersebut bernilai cukup.

Analisis korelasi juga memperlihatkan arah korelasi yang searah atau

berlawanan arah yang dapat dilihat dari nilai koefisien yang bernilai positif atau

negatif. Hubungan searah ditunjukkan oleh ketiga komponen produksi yaitu

jumlah janjang dengan jumlah pohon produktif, berat janjang rata-rata dengan

jumlah pohon produktif dan jumlah janjang dengan berat janjang rata-rata. Hasil

ini menunjukkan jika semakin besar jumlah pohon produktif maka semakin besar

juga jumlah janjang dan berat janjang rata-rata yang dihasilkan.

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa korelasi pada ketiga komponen

produksi yang memiliki hubungan yang searah adalah antara komponen jumlah

pohon produktif dengan jumlah janjang dan berat janjang rata-rata. Hal ini

menunjukkan semakin besar jumlah pohon produktif maka semakin besar pula

pengaruh jumlah janjang dan berat janjang rata-rata terhadap pencapaian produksi

TBS yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh komposisi umur tanaman yang di

amati adalah tanaman muda, remaja, dan menjelang ke fase puncak dewasa, dan

tentu saja jumlah janjang yang dihasilkan lebih banyak daripada tanaman dewasa

namun berat janjang yang dihasilkan oleh tanaman muda lebih kecil dibandingkan

dengan tanaman yang lebih dewasa. Pada fase umur tanaman yang diamati adalah

fase dimana pertumbuhan dari kelapa sawit tersebut meningkat secara signifikan

atau biasa disebut dengan fase sigmoid. Umur tanaman kelapa sawit berubah

setiap tahunnya, dengan kata lain hal tersebut juga mempengaruhi pencapaian

(33)

lebih muda lebih banyak dikarenakan oleh pada tanaman muda produksi masih

lebih optimal dan lebih sedikit jumlah tanaman yang terkena hama dan penyakit.

Jumlah pohon produktif yang tinggi menyebabkan pencapaian produksi TBS yang

besar pula.

Produksi Tandan Buah Segar (ton), Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 5 Tahun

Data rataan produksi tandan buah segar (ton/bulan), curah hujan

(mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) selama 3 tahun(2009-2011) dari kebun

Sei Baruhur PTPN III pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun.

Tabel 2. Rataan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011)

Bulan Tahun Rataan

2009 2010 2011

Januari 953,62 200,54 552,89 569,02

Februari 915,94 185,29 874,12 658,45

Maret 1.195,05 281,04 1.297,79 924,63

April 1.577,92 263,21 1.488,29 1.109,81

Mei 1.767,08 166,03 1.475,13 1.136,08

Juni 1.740,83 207,21 1.250,61 1.066,22

Juli 2.038,64 230,77 1.537,58 1.269,00

Agustus 2.652,78 269,27 1.271,77 1.397,94

September 2.129,49 265,95 1.702,96 1.366,13

Oktober 2.809,29 262,29 1.561,25 1.544,28

November 2.511,53 216,44 1.547,68 1.425,22

Desember 1.959,90 192,20 1.240,07 1.130,72

Total 22.252,07 2.740,24 15.800.14

Tabel 2 menyatakan bahwa rataan produksi TBS tertinggi pada tanaman

kelapa sawit berumur 5 tahun, terdapat pada bulan Oktober yakni sebesar

1.544,28 ton/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Januari yakni sebesar

569,02 ton/bulan. Berikut ini disajikan grafik perkembangan produksi TBS dalam

(ton) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011)

(34)

Gambar 1. Grafik perkembangan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun (2009-2011)

Gambar 1 menyatakan bahwa tahun 2009 pada tanaman kelapa sawit

berumur 5 tahun, total produksi TBS tertinggi terdapat pada bulan Oktober

sebesar 2.809,29 ton/ bulan dan total terendah pada bulan Februari yakni sebesar

915,94 ton/bulan. Pada tahun 2010 total produksi TBS tertinggi terdapat pada

bulan Maret sebesar 281,04 ton/bulan dan total terendah pada bulan Mei sebesar

166,03 ton/bulan. Pada tahun 2011 total produksi TBS tertinggi terdapat pada

bulan September sebesar 1.702,96 ton/bulan dan total terendah pada bulan Januari

sebesar 552,89 ton/bulan.

Tabel 3 menyatakan bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman

kelapa sawit berumur 5 tahun terdapat pada bulan Maret sebesar 299,33 mm/bulan

dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 109,17 mm/bulan.

Berikut ini data rataan curah hujan (mm) pada tanaman kelapa sawit

(35)

Tabel 3. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Bulan Tahun Rataan

2008 2009 2010

Januari 193,40 75,00 194,00 154,13

Februari 51,30 54,00 222,00 109,17

Maret 313,00 327,00 258,00 299,33

April 203,00 227,00 343,00 257,67

Mei 142,00 229,00 142,00 171,00

Juni 152,00 229,00 426,00 227,33

Juli 180,00 62,00 144,00 128,67

Agustus 192,00 105,00 48,00 115,00

September 216,00 362,50 171,00 249,83

Oktober 204,00 47,00 96,00 115,67

November 100,00 251,50 381,00 244,17

Desember 175,00 251,50 254,00 213,50

Total 2.121,90 2.055,50 2.679,00

Berikut disajikan grafik perkembangan curah hujan (mm) pada tanaman

kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Gambar 2,

Gambar 2. Grafik perkembangan curah hujan(mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

Gambar 2 menyatakan bahwa tahun 2008 pada tanaman kelapa sawit

berumur 5 tahun total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Maret sebesar

(36)

sebesar 51,30 mm/bulan. Tahun 2009 pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 362,50

mm/bulan dan total curah hujan terendah terdapat pada bulan Oktober sebesar

47,00 mm/bulan. Tahun 2010 pada tanaman kelapa sawit berumur 8 tahun total

curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Juni sebesar 426,00 mm/bulan dan total

curah hujan terendah terdapat pada bulan Agustus sebesar 48,00 mm/tahun.

Berikut ini data rataan hari hujan (hari) pada tanaman kelapa sawit

berumur 5 tahun kebun Sei Baruhur PTPN III.

Tabel 4. Rataan hari hujan (hari/bulan)pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Bulan Tahun Rataan

2008 2009 2010

Januari 12,00 5,00 10,00 9,00

Februari 2,00 4,00 8,00 4,67

Maret 14,00 14,00 8,00 12,00

April 5,00 8,00 14,00 10,67

Mei 10,00 7,00 5,00 5,67

Juni 7,00 5,00 13,00 8,33

Juli 9,00 5,00 8,00 7,33

Agustus 7,00 7,00 5,00 6,33

September 15,00 11,00 7,00 11,00

Oktober 7,00 6,00 9,00 7,33

November 6,00 10,00 17,00 11,00

Desember 14,00 15,00 10,00 13,00

Total 108,00 97,00 114,00

Tabel 4 menyatakan bahwa rataan hari hujan tertinggi pada tanaman

kelapa sawit berumur 5 tahun terdapat pada bulan Maret sebesar 12,00 hari/bulan

dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari yakni sebesar 4,67 hari/bulan.

Berikut disajikan grafik perkembangan hari hujan (hari) pada tanaman kelapa

(37)

Gambar 3.Grafik perkembangan hari hujan(hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa tahun 2008 pada tanaman kelapa

sawit berumur 5 tahun, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan September

yakni sebesar 15,00 hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan

Februari yakni sebesar 2,00 hari/bulan. Pada tahun 2009 total hari hujan tertinggi

terdapat pada bulan Desember yakni sebesar 15,00 hari/bulan dan total hari hujan

terendah terdapat pada bulan Februari yakni sebesar 4,00 hari/bulan. Pada tahun

2010 total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November yakni sebesar 17,00

hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan Mei dan Agustus

yakni sebesar 5,00 hari/bulan.

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi TBS pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 5 Tahun

Produksi tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh besarnya curah hujan

yang terjadi. Besarnya curah hujan yang terjadi pada saat ini akan mempengaruhi

besarnya produksi tanaman kelapa sawit pada beberapa waktu ke depan karena

(38)

kelapa sawit. Untuk melihat hubungan curah hujan dan hari hujan terhadap

produksi TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun

(2009-2011) dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan produksi TBS, curah hujan dan hari hujan pada tanaman berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011)

Bulan

Rataan Produksi TBS

(ton)

Curah hujan (mm)

Hari hujan (hari)

Januari 569,02 154,13 9,00

Februari 658,45 109,17 4,67

Maret 924,63 299,33 12,00

April 1.109,81 257,67 10,67

Mei 1.136,08 171,00 5,67

Juni 1.066,22 227,33 8,33

Juli 1.269,00 128,67 7,33

Agustus 1.397,94 115,00 6,33

September 1.366,13 249,83 11,00

Oktober 1.544,28 115,67 7,33

November 1.425,22 244,17 11,00

Desember 1.130,72 213,50 13,00

Total 13.597,48 2,285.47 106.33

Tabel 5 menyatakan bahwa total rataan produksi TBS pada tanaman

berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011) sebesar 13.597,48 ton, sedangkan

total rataan curah hujan (mm) sebesar 2,285.47 mm dan total rataan hari hujan

(hari) sebesar 106.33 hari. Berikut disajikan grafik hubungan antara curah hujan

dengan produksi TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun

(39)

Gambar 4. Grafik hubungan curah hujan (mm/bulan) dan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

Gambar 4 menunjukkan bahwa rataan produksi tertinggi pada tanaman

kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011) terdapat pada bulan

Oktober yakni sebesar 1.544,28 ton/bulan dan rataan produksi terendah terdapat

pada bulan Januari sebesar 569,02 ton/bulan. Rataan curah hujan tertinggi terdapat

pada bulan Maret yakni sebesar 299,33 mm/bulan dan rataan curah hujan terendah

terdapat pada bulan Februari sebesar 109,17 mm/bulan.

Analisis Data

Analisis produksi tandan buah segar pada tahun 2009, 2010 dan 2011 di

kebun Sei Baruhur PT. Perkebunan Nusantara III Persero dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Analisis linear

berganda untuk mengetahui apakah variabel curah hujan dan hari hujan akan

memberikan pengaruh terhadap produksi kelapa sawit. Analisis korelasi berguna

untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Alat

(40)

Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam uji regresi berganda dikenal nilai koefisien korelasi (R), koefisien

determinasi (R2), dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2). Koefisien korelasi (R) digunakan untuk melihat besarnya hubungan antar variabel bebas dan

variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh serentak variabel - variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit berumur 5 tahun menunjukkan bahwa nilai koefisien (R) sebesar 14,8%,

koefisien determinasi (R2) sebesar 2,2% dan nilai koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2) sebesar -0,195. Nilai koefisien (R) sebesar 14,8% menunjukkan besarnya hubungan variabel curah hujan dan hari hujan terhadap variabel produksi

TBS pada umur 5 tahun ialah sangat lemah (dilihat pada Tabel 10). Koefisien

determinasi (R2) menandakan bahwa 2,2% variasi produksi kelapa sawit dapat dijelaskan oleh variasi variabel curah hujan dan hari hujan yang terjadi dan

sisanya sebesar 97,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke

dalam model.Nilai koefisien pada model persamaan regresi linear berganda pada

tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011) di Kebun Sei

Baruhur disajikan pada Lampiran 14.

Uji t-parsial dilakukan dengan membandingkan nilai –t hitung curah hujan

dengan nilai –t tabel.

Tabel 6. Uji t-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011)

Peubah 5 Tahun

t-hitung Sig.

Curah hujan -0,34 0,740

(41)

Hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa nilai signifikansi curah hujan pada

tanaman berumur 5 tahun lebih besar dari alpha 5% (sig > α 5%), maka dapat

dikatakan t hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai t

tabel sebesar 2,262. Maupun pada variabel hari hujan, nilai t hitung lebih kecil

dari nilai t tabel dan nilai signifikasi lebih besar pada taraf uji 5%(sig >α5%) , hal

ini juga menunjukkan bahwa variabel hari hujan tidak menunjukkan pengaruh

yang nyata pada taraf kepercayaan 95%. Uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit

berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011) disajikan pada Lampiran 12. Nilai t

tabel dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Nilai T tabel pada α 5%

V T0,975 (α = 5%) T0,995 (α = 1%)

8 2,31 3,36

9 2,26 3,25

10 2,23 3,17

Keterangan : v (derajat kebebasan)=n-1-k; n=jumlah data; k=jumlah variabel bebas

Berdasarkan pendugaan model produksi pada tanaman kelapa sawit

berumur 5 tahun di tahun 2009-2011, diperoleh nilai F-hitung sebesar 0,101

dengan nilai F-tabel sebesar 4,26 dan nilai signifikansi pada uji ini adalah 0,905.

Tabel 8. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011)

Umur Sumber

Residual 9 967535,89

2

107503,98 8

Total 11 989283,60

9

Nilai signifikansi pada uji F lebih besar dari alpha 5% (Sig > α 0,05),

maka dapat dikatakan F-hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%.

(42)

antara variabel curah hujan dan hari hujan secara bersama-sama terhadap produksi

kelapa sawit. Nilai F tabel dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 9. Nilai F Tabel pada α 5%

Derajat bebas penyebut Derajat bebas pembilang

1 2 3

8 5,32 4,46 4,07

9 5,12 4,26 3,86

10 4,96 4,10 3,71

Keterangan : Derajat Bebas Pembilang (k-1) = 3-1 = 2 Derajat Bebas Penyebut (n-k) = 12-3 = 9

Hasil model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman

kelapa sawit berumur 5 tahun (2009-2011) disajikan pada Lampiran

15.Berdasarkan hasil analisis, dapatbdibentuk persamaan regresi yang dihasilkan

oleh variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi produksi TBS pada

tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun berikut ini:

Y = 1048,569–0,879 X1 +28,441 X2 + E

Model persamaan untuk umur 5 tahun dapat diartikan bahwa setiap penambahan

satu satuan nilai curah hujan akan menurunkan nilai produksi TBS sebesar

0,879satuan dan setiap penambahan satu satuan nilai hari hujan akan menaikkan

nilai produksi TBS sebesar 28,441 satuan.

Analisis Korelasi

Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara

variabel bebas dan terikat.Berikut disajikan interpretasi nilai R pada analisis

(43)

Tabel 10. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interpretasi

0,00 Tidak ada korelasi

0,01-0,20 Sangat lemah

0,21-0,40 Lemah

0,41-0,60 Agak lemah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Kuat

1,00 Sangat Kuat

Sumber: Husain dan Setiadi, 1995

Uji analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

menunjukkan hubungan keeratan yang sangat erat atau kuat antara variabel curah

hujan dan hari hujan yaitu 0,812. Hubungan yang kuat memperlihatkan

berpengaruhnya antara variabel curah hujan dan hari hujan terhadap pencapaian

produksi TBS. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari 1% (Sig < α

0,01) dan korelasi lainnya memperlihatkan hubungan berpengaruhtidak nyata

terhadap pencapaian produksi TBS yang disebabkan nilai signifikansi lebih besar

dari 1% (Sig > α 0,01). Korelasi terlemah terjadi pada variabel produksi TBS

dengan curah hujan terdapat pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun yaitu

sebesar 0,012.Hasil analisis korelasi antara variabel produksi TBS, curah hujan

dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun

(2009-2011) disajikan pada Lampiran 16.

Uji Asumsi Klasik

Dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi berganda layak

atau tidak untuk digunakan. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

(44)

normal. Data di analisis dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov pada taraf

uji 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 (Sig > α 0,05). Untuk persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit

berumur 5 tahun diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov dan nilai signifikansi yaitu

0,972 (α = 0,487) (Lampiran 17) yang berarti data telah terdistribusi dengan

normal.

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.Prasyarat yang

harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala

heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas.Metode pengujian yang

digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai

absolute residual terhadap variabel independen lainnya.Jika nilai ß signifikan

maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model.Uji

heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser pada model persamaan regresi linear

berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011)

disajikan pada Lampiran 18.

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel curah hujan

memiliki nilai signifikansi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun yaitu

sebesar 0,134 sedangkan variabel hari hujan memiliki nilai signifikansi sebesar

0,427. Variabel curah hujan dan hari hujan memiliki nilai signifikansi diatas 0,01

dalam model ini sehingga memiliki sebaran varian yang sama (homogen). Dengan

(45)

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.Prasyarat yang

harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji

multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan

nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi

multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance>

0,1.Nilai VIF dan Tolerance model regresi linear berganda pada produksi TBS

tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011) di kebun Sei

Baruhur disajikan pada Lampiran 15.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan

pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (d) yang dibandingkan dengan nilai dari

tabel Durbin Watson (Lampiran 19). Untuk model persamaan regresi pada

tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun di atas, diperoleh nilai Durbin Watson (d)

ialah 1,488 dengan nilai dL = 0,8122 dan nilai dU = 1,5794 dari tabel Durbin

Watson.

Berdasarkan kriteria pada uji autokorelasi, jika d terletak antara dL dan dU

atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Oleh karena itu, pada persamaan regresi padatanaman kelapa sawit berumur 19

tahun tidak dapat disimpulkan ada atau tidaknya autokorelasi karena nilai d

terletak antara nilai dL dan nilai dU. Dari keempat uji asumsi tersebut menyatakan

bahwa persamaan regresipada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun telah

(46)

Pengaruh Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) Terhadap Produksi TBS pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 5 Tahun

Menurut Siregar et al, (2006) mengatakan bahwa jumlah curah hujan yang

optimum untuk tanaman kelapa sawit adalah 2000 - 2500 mm/tahun, tidak

memiliki defisit air, serta penyebarannya merata sepanjang tahun.

Berdasarkan data total curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5

tahun selama 3 tahun (2008-2010) kebun Sei Baruhur sebesar 6856,40 mm dan

data total produksi TBS sebesar 40.792,45 ton. Total curah hujan tertinggi yang

diambil satu tahun sebelum tahun produksi terdapat pada tahun 2010 sebesar

2.679,00 mm/tahun dan total curah hujan terendah terdapat pada tahun 2009

sebesar 2.055,50 mm/tahundengan rataan bulan basah sebanyak 10 bulan dan

rataan bulan kering sebanyak 1 bulan (Lampiran 4). Data rataan curah hujan pada

tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun di Sei Baruhur ialah 2285,47 mm

(Lampiran 8) sedangkan data rataan hari hujan tahunan ialah 106,33 hari

(Lampiran 11). Oleh karna itu, jumlah curah hujan sudah sesuai dengan kebutuhan

dan syarat tumbuh kelapa sawit pada tanaman kelapa sawit berumur 5

tahun.Berdasarkan data curah hujan di kebun Sei Baruhur klasifikasi iklim

menurut Schimidth-Ferguson termasuk ke dalam tipe iklim B yaitu daerah basah

(Lampiran 6).

Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh nilai koefien regresi curah

hujan selama 3 tahun (2009-2011) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

memiliki tanda negatif sebesar 0,879 (Lampiran 15). Hal tersebut mengartikan

bahwa setiap penambahan satu milimeter curah hujan maka akan menurunkan

produksi TBS sebesar 0,879 ton dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

(47)

(Lampiran 15). Hal tersebut mengartikan bahwa setiap penambahan satu hari

hujan maka akan menaikkan produksi TBS sebesar 28,441 ton dengan asumsi

variabel lain dianggap konstan.

Hasil analisis secara serempak (uji-F) memperlihatkan bahwa variabel

curah hujan dan hari hujan secara bersama-sama berpengaruh tidak nyata pada

taraf uji 5% terhadap produksi TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun.

Nilai F-hitung pada analisis ini lebih kecil daripada nilai F-tabelnya yakni sebesar

0,101 (0,101<4,26) dengan signifikansi 0,905 (Sig > α 0,05). Ini membuktikan

bahwa curah hujan dan hari hujan secara bersama-sama (serempak) berpengaruh

tidak nyata terhadap produksi TBS pada umur 5 tahun di Kebun Sei Baruhur

PTPN III.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa curah hujan secara statistik

berpengaruh tidak nyata terhadap produksi TBS pada tanaman kelapa sawit

berumur 5 tahun di kebun Sei Baruhur PTPN III dan juga hari hujan berpengaruh

tidak nyata terhadap produksi TBS. Hal ini diduga disebabkan karena curah hujan

terlalu tinggi juga akan berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif

lebih dominan daripada pertumbuhan generatif sehingga bunga atau buah yang

terbentuk relatif lebih sedikit. Dan pendugaan selanjutnya adalah curah hujan

yang terlalu tinggi dapat mengganggu pada proses penyerbukan menyebabkan

bakal buah gugur yang tentunya akan berakibat pada produksi tahun berikutnya.

Selain itu, jumlah curah hujan yang terlalu tinggi akan mengganggu kegiatan

kebun seperti pemeliharaan tanaman, kelancaran transportasi, dan terjadinya erosi

pada permupakaan tanah. Namun demikian, tingginya curah hujan tidak akan

(48)

baik.Hari hujan juga tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap

peningkatan produksi kelapa sawit.Hari hujan yang tinggi diduga dapat

mengurangi intensitas penyinaran matahari terhadap tanaman kelapa sawit.Hal ini

sesuai dengan literatur Nugraheni (2007) yang menyatakan bahwa hari hujan yang

banyak menyebabkan penurunan intensitas penyinaran matahari menyebabkan

laju fotosintesis turun dan menurunnya produktifitas.Namun demikian, hari hujan

tetap dapat memenuhi kebutuhan air tanaman kelapa sawit setiap harinya.

Produksi Tandan Buah Segar (ton), Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun

Data rataan produksi tandan buah segar (ton/bulan), curah hujan

(mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) selama 3 tahun (2011-2013) dari kebun

Sei Baruhur PTPN III pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun.Data rataan

produksinya diambil selama 3 tahun yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat

dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Rataan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2011-2013)

Bulan Tahun Rataan

2011 2012 2013

Januari 1.410,67 197,85 1.417,12 1.008,55

Februari 1.574,03 258,35 1.065,11 965,83

Maret 1.817,10 303,02 693,28 937,80

April 1.900,76 269,53 1.110,91 1.093,73

Mei 2.036,40 243,07 1.375,93 1.218,47

Juni 1.860,10 349,49 1.396,91 1.202,17

Juli 1.812,15 472,10 1.703,50 1.329,25

Agustus 1.409,52 332,05 1.346,24 1.029,27

September 1.971,45 387,40 1.811,33 1.390,06

Oktober 2.368,08 380,25 1.591,37 1.446,57

November 2.431,42 320,18 1.850,38 1.533,99

Desember 2.149,77 238,49 1.877,17 1.421,81

(49)

Tabel 11 menyatakan bahwa rataan produksi TBS tertinggi pada tanaman

kelapa sawit berumur 7 tahun, terdapat pada bulan November yakni

sebesar1.533,99 ton/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret yakni

sebesar 937,80 ton/bulan. Berikut ini disajikan grafik perkembangan produksi

TBS dalam (ton) pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun

(2011-2013) pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik perkembangan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2011-2013)

Gambar 5 menyatakan bahwa tahun 2011 pada tanaman kelapa sawit

berumur 7 tahun, total produksi TBS tertinggi terdapat pada bulan November

sebesar 2.431,42 ton/bulan dan total terendah pada bulan Agustus yakni sebesar

1.409,52 ton/bulan, pada tahun 2012 total produksi TBS tertinggi terdapat pada

bulan Juli sebesar 472,10 ton/bulan dan total terendah pada bulan Januari sebesar

197,85 ton/bulan. Pada tahun 2013 total produksi TBS tertinggi terdapat pada

bulan Desember sebesar 1.877,17 ton/bulan dan total terendah pada bulan Maret

(50)

Tabel 12 menyatakan bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman

kelapa sawit berumur 7 tahun terdapat pada bulan November sebesar 332,33

mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Mei sebesar 122,67 mm/bulan.

Berikut ini data rataan curah hujan (mm) pada tanaman kelapa sawit

berumur 7 tahun di kebun Sei Baruhur PTPN III.

Tabel 12. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2010-2012)

Bulan Tahun Rataan

2010 2011 2012

Januari 194,00 153,00 116,00 154,33

Februari 222,00 27,00 178,00 142,33

Maret 258,00 116,00 214,00 196,00

April 343,00 132,00 246,00 240,33

Mei 142,00 145,00 81,00 122,67

Juni 426,00 64,00 209,00 233,00

Juli 144,00 35,00 223,00 134,00

Agustus 48,00 325,00 122,00 165,00

September 171,00 274,00 319,00 254,67

Oktober 96,00 245,00 147,00 162,67

November 381,00 275,00 341,00 332,33

Desember 254,00 197,00 243,00 231,33

Total 2.679,00 1.988,00 2.439,00

Berikut disajikan grafik perkembangan curah hujan (mm) pada tanaman

kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2010-2012) pada Gambar 6.

(51)

Gambar 6 menyatakan bahwa tahun 2010 pada tanaman kelapa sawit

berumur 7 tahun total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Juni sebesar

426,00 mm/bulan dan total curah hujan terendah terdapat pada bulan Agustus

sebesar 48,00 mm/bulan, tahun 2011 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun

total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 325,00 mm/bulan

dan total curah hujan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 27,00

mm/bulan, dan tahun 2012 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun total curah

hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 341,00 mm/bulan dan total

curah hujan terendah terdapat pada bulan Mei sebesar 81,00 mm/tahun.

Berikut ini data rataan hari hujan (hari) pada tanaman kelapa sawit

berumur 7 tahun kebun Sei Baruhur PTPN III.

Tabel 13. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2010-2012)

Bulan Tahun Rataan

2010 2011 2012

Januari 10,00 8,00 5,00 7,67

Februari 8,00 4,00 11,00 7,67

Maret 8,00 11,00 5,00 8,00

April 14,00 8,00 11,00 11,00

Mei 5,00 8,00 5,00 6,00

Juni 13,00 3,00 7,00 7,67

Juli 8,00 2,00 6,00 5,33

Agustus 5,00 11,00 6,00 7,33

September 7,00 10,00 7,00 8,00

Oktober 9,00 13,00 12,00 11,33

November 17,00 12,00 16,00 15,00

Desember 10,00 10,00 12,00 10,67

Total 114,00 100,00 103,00

Tabel 13 menyatakan bahwa rataan hari hujan tertinggi pada tanaman

kelapa sawit berumur 7 tahun terdapat pada bulan November sebesar 15,00

(52)

hari/bulan. Berikut disajikan grafik perkembangan hari hujan (hari) pada tanaman

kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 Tahun (2010-2012) pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik perkembangan hari hujan(hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa tahun 2010 pada tanaman kelapa

sawit berumur 7 tahun, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November

yakni sebesar 17,00 hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan

Mei dan Agustus yakni sebesar 5,00 hari/bulan. Pada tahun 2011 total hari hujan

tertinggi terdapat pada bulan Oktober yakni sebesar 13,00 hari/bulan dan total hari

hujan terendah terdapat pada bulan Juli yakni sebesar 2,00 hari/bulan, dan pada

tahun 2012 total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November yakni sebesar

16,00 hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan Januari, Maret

dan Mei yakni sebesar 5,00 hari/bulan.

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi TBS pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun

Produksi tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh besarnya curah hujan

(53)

besarnya produksi tanaman kelapa sawit pada beberapa waktu ke depan karena

berhubungan dengan proses pembungaan dan pematangan buah pada tanaman

kelapa sawit. Untuk melihat hubungan curah hujan dan hari hujan terhadap

produksi TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun

(2011-2013) dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rataan produksi TBS, curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2011-2013)

Bulan

Rataan Produksi TBS

(ton)

Curah hujan (mm)

Hari hujan (hari)

Januari 1.008,55 154,33 7,67

Februari 965,83 142,33 7,67

Maret 937,80 196,00 8,00

April 1.093,73 240,33 11,00

Mei 1.218,47 122,67 6,00

Juni 1.202,17 233,00 7,67

Juli 1.329,25 134,00 5,33

Agustus 1.029,27 165,00 7,33

September 1.390,06 254,67 8,00

Oktober 1.446,57 162,67 11,33

November 1.533,99 332,33 15,00

Desember 1.421,81 231,33 10,67

Total 14.577,49 2.368,67 95,00

Tabel 14 menyatakan bahwa total rataan produksi TBS pada tanaman

berumur 7 tahun selama 3 tahun (2011-2013) sebesar 14.577,49 ton, sedangkan

total rataan curah hujan (mm) sebesar 2.368,67 mm dan total rataan hari hujan

(hari) sebesar 95,00 hari. Berikut disajikan grafik hubungan antara curah hujan

dengan produksi TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun

(54)

Gambar 8. Grafik hubungan curah hujan (mm/bulan) dan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun

Gambar 8 menunjukkan bahwa rataan produksi tertinggi pada tanaman

kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2011-2013) terdapat pada bulan

November yakni sebesar 1.533,99 ton/bulan dan rataan produksi terendah terdapat

pada bulan Maret sebesar 937,80 ton/bulan, rataan curah hujan tertinggi terdapat

pada bulan November yakni sebesar 332,33 mm/bulan dan rataan curah hujan

terendah terdapat pada bulan Mei sebesar 122,67 mm/bulan.

Analisis Data

Analisis produksi tandan buah segar pada tahun 2011, 2012 dan 2013 di

kebun Sei Baruhur PT, Perkebunan Nusantara III Persero dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi, analisis linear

berganda untuk mengetahui apakah variabel curah hujan dan hari hujan akan

memberikan pengaruh terhadap produksi kelapa sawit, analisis korelasi berguna

untuk melihat kuat – lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat, Alat

(55)

Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam uji regresi berganda dikenal nilai koefisien korelasi (R), koefisien

determinasi (R2), dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2), Koefisien korelasi (R) digunakan untuk melihat besarnya hubungan antar variabel bebas dan

variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit berumur 5 tahun menunjukkan bahwa nilai koefisien (R) sebesar 53,1%,

koefisien determinasi (R2) sebesar 28,2% dan nilai koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2) sebesar 12,2%, Nilai koefisien (R) sebesar 53,1% menunjukkan besarnya hubungan variabel curah hujan dan hari hujan terhadap

variabel produksi TBS pada umur 7 tahun ialah agak lemah (dilihat pada Tabel

10). Koefisien determinasi (R2) menandakan bahwa 28,2% variasi produksi kelapa sawit dapat dijelaskan oleh variasi variabel curah hujan dan hari hujan yang

terjadi dan sisanya sebesar 71,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukan ke dalam model. Nilai koefisien pada model persamaan regresi linear

berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2011-2013)

di Kebun Sei Baruhur disajikan pada Lampiran 14.

Uji t-parsial dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung curah hujan

dengan nilai t tabel.

Tabel 15. Uji t-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2011-2013)

Peubah 5 Tahun

t-hitung Sig.

Curah hujan 0,480 0,643

(56)

Hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa nilai signifikansi curah hujan pada

tanaman berumur 7 tahun lebih besar dari alpha 5% (sig > α 5%), maka dapat

dikatakan t hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai t

tabel sebesar 2,262 (tabel 7). Pada variabel hari hujan, nilai t hitung lebih kecil

dari nilai t tabel dan nilai signifikasi lebih besar pada taraf uji 5%(sig >α5%) , hal

ini juga menunjukkan bahwa variabel hari hujan tidak menunjukkan pengaruh

yang nyata pada taraf kepercayaan 95%. Uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit

berumur 7 tahun selama 3 tahun (2011-2013) disajikan pada Lampiran 12.

Berdasarkan pendugaan model produksi pada tanaman kelapa sawit

berumur 5 tahun di tahun 2011-2013, diperoleh nilai F-hitung sebesar 1,764

dengan nilai F-tabel sebesar 4,26 (tabel 9) dan nilai signifikansi pada uji ini adalah

0,226.

Tabel 16. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2011-2013)

Umur Sumber

Regresi 2 133113,12

9

66556,564

1,764 0,226

Residual 9 339660,90

5

37740,101

Total 11 472774,03

3

Nilai signifikansi pada uji F lebih besar dari alpha 5% (Sig > α 0,05),

maka dapat dikatakan F-hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%,

hal tersebut mengartikan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan atau nyata

secara bersama-sama antara variabel curah hujan dan hari hujan terhadap produksi

(57)

Hasil model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman

kelapa sawit berumur 7 tahun (2011-2013) disajikan pada Lampiran 15.

Berdasarkan hasil analisis, dapat dibentuk persamaan regresi yang dihasilkan oleh

variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi produksi TBS pada

tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun berikut ini:

Y = 838,238 +0,699 X1 +27,087 X2 + E

Model persamaan untuk umur 7 tahun dapat diartikan bahwa setiap penambahan

satu satuan nilai curah hujan akan meningkatkan nilai produksi TBS sebesar 0,699

satuan dan setiap penambahan satu satuan nilai hari hujan akan menaikkan nilai

produksi TBS sebesar 27,087 satuan.

Analisis Korelasi

Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara

variabel bebas dan terikat. Analisis ini akan menunjukkan derajat keeratan

hubungan antar variable yang dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

Uji analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun

menunjukkan hubungan keeratan yang cukup antara variabel curah hujan dan hari

hujan yaitu 0,763, hubungan yang cukup memperlihatkan berpengaruhnya antara

variabel curah hujan dan hari hujan terhadap pencapaian produksi TBS tidak kuat

tidak juga lemah, hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih besar dari 1% (Sig > α

0,01) bisa dikatakan juga berpengaruh tidak nyata. Korelasi TBS dan hari hujan

memperlihatkan hubungan berpengaruh tidak nyata terhadap pencapaian produksi

TBS yang disebabkan nilai signifikansi lebih besar dari 1% (Sig > α 0,01).

Korelasi terlemah terjadi pada variabel produksi TBS dengan curah hujan terdapat

Gambar

Tabel 1. Komponen produksi TBS kebun Sei Baruhur dalam 1 tahun
Tabel 2. Rataan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2009-2011) Tahun
Tabel 3. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)
Tabel 4. Rataan hari hujan (hari/bulan)pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat tersebarnya anggota HAPI di seluruh wilayah indonesia, yang terstruktur dalam DPP (Dewan Pimpinan Pusat), DPD (Dewan Pimpinan Daerah) dan DPC (Dewan Pimpinan Cabang),

5.Masih didapati ketidaksesusaian realisasi antara capaian indikator kinerja program dan kegiatan yang dilaksanakan SKPD dengan rencana program dan kegiatan prioritas daerah

Untuk menghasilkan gambar tersebut diperlukan sebuah algoritma rekonstruksi, di dalam algoritma tersebut terdapat perhitungan matematika yaitu transformasi Fourier yang digunakan

Menunjuk Berita Acara Penjelasan ( Aanwijzing ) Nomor: BA-17/ULPD/WII.8/2017 tanggal 2 Mei 2017, dengan ini diumumkan bahwa telah diunggah Adendum Dokumen pekerjaan

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Pekerjaan Pengadaan Mebel (Peralatan Fasilitas Perkantoran) Pada

Negara di kawasan Asia Tenggara yang dikenal sebagai lumbung padi adalah negara ….. Negara ini sering mengalami konflik menjadi salah satu negara termiskin di Asia,

Pekerjaan : Pengadaan Amplop Dinas, Blanko Surat Dinas, Map Dinas, Buku Agenda, dan Kertas HVS Tahun Anggaran

Dari 117 (seratus tujuh belas) peserta lelang yang mendaftar dan mengunduh Dokumen Pengadaan, 110 (seratus sepuluh) peserta tidak mengisi tabel kualifikasi dan