• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Materi Ajar Sistem reproduksi (Penelitian Tindakan Kelas Di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Materi Ajar Sistem reproduksi (Penelitian Tindakan Kelas Di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 28 September 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD

TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

MATERI AJAR SISTEM REPRODUKSI(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN)

Diani Atika1, Fakhrur Rahman2, Nengsih Juanengsih3 1

SMA Negeri 6 Tangerang Selatan 2,3

Program Studi Pendidikan Biologi, FITKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta Email koresponden: 1diani_atika@yahoo.com, 2fakhrurrahman09@gmail.com,

nengsih.juanengsih@uinjkt.ac.id

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together pada materi ajar sistem reproduksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 4 SMAN 6 Tangerang Selatan tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa test pilihan ganda 20 soal setiap siklusnya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi ajar sistem reproduksi dengan menggunakan model Cooperative learning tipe NHT menunjukkan sedikit peningkatan. Rata-rata pencapaian hasil belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu 17% pada siklus I dan 23% pada siklus II. Pada aktivitas belajar siswa selama penelitian belum terjadi peningkatan. Rata-rata pencapaian aktivitas belajar siswa yaitu 53% pada siklus I dan 80% pada siklus II. Rata-rata nilai N-Gain adalah 0,36 pada siklus I dengan kategori pemahaman sedang dan 0,30 pada siklus II dengan kategori peningkatan sedang. Dengan ini dapat dikatakan bahwa penerapan model Cooperative learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Kata Kunci: penelitian tindakan kelas; hasil belajar biologi siswa; metode pembelajaran NHT

Abstract

This research is a classroom action research done in two cycles. This research aimed to increase the students’ learning outcome of Biology with cooperative learning model typed number head together for the material of reproduction system. The subject were 35 students of XI MIA 4 SMAN 6 South Tangerang, batch 2015/2016, consisting of 14 males and 21 females. The research used the multiple choice with 20 questions in each cycle as the instrument. The result shows that the students’ lerning outcome in the reproduction system material using cooperative learning typed NHT shows a few incereasing. The averages of the learning outcome in each cycle are 17% in cycle I and 23% in cycle II. The students activity during the research has not been yet shown the improvement. The averages of students activity performance are 53% in cycle I and 80% in cycle II. The averages of N-Gain are 0,36 in cycle I with category of medium and 0,30 in cycle II with the category of medium. Therefore, it can be concluded that the implementation of teh cooperative learning model typed NHT can enhance the students’ learning outcome.

Keywords: clasroom action research; students learning outcome of biology; NHT learning method

PENDAHULUAN

(2)

Pengetahuan Alam. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri (Permen) nomor 69 tahun 2013 yang mendukung program Kurtilas (kurikulum 2013)

Standar Kompetensi Inti mata pelajaran biologi di Kurtilas salah satunya adalah siswa dapat menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomenadan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah (Permendikbud No. 69, 2013)

Salah satu materi yang diberikan pada pelajaran biologi adalah sistem reproduksi. Kompetensi sistem reproduksi adalah menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

Dari KD pembelajaran tersebut dapat dilihat bahwa siswa dituntut untuk dapat ke tingkat menganalisis dalam mata pelajaran sistem repduksi. SMA N 6Tangerang Selatan telah lama maenggunakan kurtilas sehingga sekarang pengajaran dari kelas X sampai kelas XII telah menerapkan pembelajaran kurtilas.

Hasil observasi siswa kelas MIA 4 dan Latihan Tugas pada bulan Maret dengan dua kali pertemuan pada materi sistem saraf terlihat para siswa telah terbiasa menggunakan kurtilas sehingga lebih mudah beradaptasi dengan metode pembelajaran yang diajarkan ketika membentuk kelompok tetapi masih banyak siswa kurang aktif dan terlihat bosan dalam pembelajaran karena rata rata model

pembelajaran cenderung menggunakan cara berkelompok dalam pembelajaran sehingga hanya beberapa siswa yang aktif dalam kelompok tersebut cenderung lebih aktif dan banyak bekerja, sedangkan siswa yang kurang aktif menjadi malas dan tidak bertanggung jawab secara penuh akan tugas yang di berikan. Hal ini dapat dilihat dari tugas sistem saraf yang dilaksanakan pada bulan Maret 2016, terdapat 12 siswa dari 35 siswa yang belum mecapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), nilai KKM yang telah diterapkan di SMA N 6 adalah 74. Jika dilihat secara persentase hanya 66% nilai yang mencapai KKM selebihnya34% nilanya kurang dari KKM. Suatu kelas disebut tuntas belajar apabila di kelas tersebut terdapat minimal 85% siswa yang mencapai nilai sesuai KKM. Berdasarkan hasil wawancara dan data tersebut maka Guru mengambil penelitian di kelas MIA 4 SMA N 6 Tangsel.

Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang meningkatkan tanggung jawab siswa serta hasil belajar siswa, maka guru harus mencari metode pembelajaran yang meningkatkan tanggung jawab di setiap diri siswa sehingga siswa dapat menganalisis pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar sampai ketingkatan menganalisis atau C4 yang nantinya metode tersebut dijadikan sebagai landasan utama dalam kegiatan inti di pembuatan RPP.

(3)

peserta didik bagaimana mereka bekerja dengan tugas yang telah diberikan, ketiga memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, keempat metode ini juga mendorong siswa meningkatkan semangat kerjasama mereka, dan terakhir metode NHT dapat menjadikan kelompok yang heterogen menjadihomogenartinya walapun ada yang lambat dan cepat dalam belajar tetapi semuanya akan bekerja sama dan saling membantu sehingga tidak ada lagi siswa yang malas akibat merasa dirinya kurang pintar dibanding yang lain (Zulfiani dkk, 2009).

Berdasarkan uraian di atas tentang kurang bertanggung jawabnya siswa di dalam kelompok, hasil belajar yang hanya 2 siswa yang mencapai KKM dari 33 siswa, serta KD pembelajaran yang menuntut tingkat kognitif siswa sampai tahap menganalisis C4 dalam pembelajaran biologi. Adapun permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar biologi siswa materi ajar sistem reproduksi setelah penerapan model Cooperative Learningtipe Number Head Together?”

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian TindakanKelas atau yang lebih dikenal Classroom Action Research, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan secara kolaboraif dan partisipasif dangan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusuma dan Dwitagama, 2012).

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian)dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang di maksud siklus adalah satu putaran

kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana setiap siklus teridiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA 4 SMA N 6Tangsel yang berjumlah 35 orang. Alasan subjek penelitian pada kelas XI MIA 4 adalah rendahnya hasil belajar biologi dikelas tersebut.

Tahapan Intervensi Tindakan

Pada tahapan intervensi tindakan terhadap penelitian dimulai dengantindakan pada siklus I, apabila pada refleksi siklus I tidak terpenuhi maka penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II.Pada kegiatan siklus ini akan dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan tersebut. Adapun tahapan intervensi tindakan dilakukan pada penelitian ini langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:

1. Perencanaan

Dalam hal ini dijabarkan dalam bentuk perencanaan sebelum melakukansuatu tindakan.Rencana ini meliputi:

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan di sampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran.

b. Membuat rencana pembelajaran yang dibantu oleh model pembelajaran dan observasi.

c. Membuat instrument yang akan digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas /alat bantu/media yang di perlukan.

d. Membuat alat evaluasi

Secaragaris

(4)

1) Tahapan persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan di antaranya mempersiapkan materi dan merancang pembelajaran yang akan mengarah ke pengunaan model pembelajarn tipe NHT, dan mempersiapkan instrument observasi disertai cara penskoran.

2) Tahapan penyajian materi

Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran memotivasi rasa ingin tahu siswa, memberika apersepsi, umpan balik sesering mungkin, penjelasan materi menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT.

3) Tahap selanjutnya, masing-masing siswa memberikan pertanyaan seputar materi yang sudah diberikan guru.

4) Selanjutnya guru menjelaskan kembali untuk semakin memperjelas materi dan untuk penguasaan konsep siswa

5) Tahap tes hasil belajar

Dilakukan satu kali tes setelah pertemuantesdikerjakan secara individu mandiri. Tes PG dikerjakan selama 45 menit hasil tes di gunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan siswa pada pemahaman mata pelajaran biologi.

2. Pelaksanaan

Kegiatanyangdilakukantahapiniadalahmela ksanakanskenariopembelajaran yang telah direncanakan.

3. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan denganmenggunakan lembar observasi.

4. Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan secara dianalisis.Pada tahap ini

pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi. Untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem reproduksi. Hasil analisis acuan untuk merencakan siklus berikutnnya.

Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah bahwa penggunaan model Cooperative Learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sistem reproduksi. Hasil belajar minimal mencapai nilai sebesar 70, di mana dicapai oleh lebih dari setengah siswa di kelas XI MIA 4 (80%).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes hasil belajar biologi siswa diperoleh dari hasil pre test di awal dan post test di akhir pertemuan baik di siklus I maupun siklus II bentuk pilihan ganda sebanyak20 soal. Non Tes yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas belajar biologi siswa dan observasi aktivitas guru; pedoman wawancara, dan dokumentasi.Untuk melihat peningkatan pre-test ke post-test maka dilakukan uji Gain (normlized gain). Nilai N-Gain ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Herlanti, 2006).

� − ��� =�� � − �− �

Tabel 1. Kriteria N-Gain

Nilai N-Gain Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(5)

Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil belajar, observasi pembelajaran, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian dianalisis dengan cara dideskripsikan sebagai berikut: (1) analisis hasil pengolahan dan observasi, (2) Analisis proses tindakan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, mengamati, merefleksi, (3) analisis belajar tiap siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Siklus 1

a. Perencanaan

1) Pada tahap perencanaan siklus I peneliti mengidentifikasi permasalahanyang terdapat di kelas XI MIA 4. Dari hasil penelitian di setiap kelas XI MIA 4 didapatkan siswa kurang atau malasa bekerja pada saat pembelajaran berkelompok. Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang pembelajaran dan situasi belajar yang membuat semua siswa dapat aktif belajar berkelompok.

2) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar Kompetensidan Kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pemblejaran tipe NHT.

3) Membuat rencana pembelajaran yang dibantu oleh model pembelajaran tipa NHT dan observasi.

4) Konsep yang diajarkan terdiri dari konsep repsroduksi sub konsep reproduksi laki-laki.

b. Tindakan

Pada tahap ini, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative learning tipe NHT yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) langkah-langkah tindakan disajikan pada tabel 2.

c. Pengamatan

1) Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati aktivitassiswa selama proses pembelajaran. Adapun data hasil observasi siswa siklus I terlampir (lampiran 5), observasi aktivitas siswa dilakukan oleh teman sejawat. Observasi aktivitas siswa dibuat dalam kategori Ya dantidak. Masing-masing kategori memiliki rentang ≤50 dan ≥50 %.

Berdasarkan hasil dari perhitungan dapat diketahui bahwa pada siklus I terdapat 53% siswa yang memperhatikan pelajaran sedangkan selebihnya 47% tetap memperhatikan tepai banyak bercanda dan kurang fokus pada saat pembelajaran dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Beberapa siswa mengobrol dengan teman sebangkunya. Sedangkan sebagian lagi memainkan gadget saat pembelajaran berlangsung. Namun siswa sudah dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

Selama pengamatan kegiatan pembelajaran terdapat beberapa catatan penting yang harus diperbaiki pada siklus selanjutnya. Pada proses pembagian kelompok siswa membentuk kelompok dengan baik, beberapa siswa masih ada yang bingung dalam cara menjawab soal, pada saat memperhatikan gambar banyak siswa yang bertanya terlalu jauh dari materi pokok sehingga tidak fokus terhadap gambar yang disajikan guru.

(6)

Pada tahap komunikasi guru memberikan arahan dan menunjuk siswa yang telah diberinomor untuk presentasi, banyak siswa yang ditunjuk maju dengan terpaksa karena belum menguasai materi sebelumnya sehingga guru menunjuk siswa yang lain dari kelompok

yang samauntuk menggantikan siswa tersebutsehingga memakan waktu yang cukuplama, lalu pada saat siswamempresentasikan hasil masih ada siswalain yang mengejakan tugasnya karena

Tabel 2. Langkah-langkah proses pembelajaran pada siklus I

NO Kegiatan

Guru Siswa

1. Mengucapkan salam serta mengkondisikan

siswa dalam kelas, berdoa, mengecek kehadiran siswa.

Menjawab salam dan menunjukkan sikap siap untuk belajar, berdoa bersama

2. Apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan dengan, materi sebelumnya.

Berpikir dan menjawab pertanyaan dari guru.

3. Memotivasi siswa dengan mengarahkan siswamenuju pelajaran pokok yang akan dipelajari. dan Mengkomunikasikan KD dan tujuan pembelajaran.

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan dari guru

4. Memberi tahu siswa membentuk 6

kelompokserta serta menayangkan gambar tentang sistem reproduksi pria.

Membentuk 6 kelompok dan

memperhatikan pendemonstrasian oleh guru.

5. Menjawab pertanyaan yang diberikan siswa. Siswa bertanya tentang gambar yang dijelaskan guru. (bertanya)

6. Membagikan peserta didik berdasarkan nomor yang telah disiapkan

Mengambil nomor dan berkumpul

kembali pada kelompok yang telah ditetapkan dengan nomor yang berbeda- beda.

7 Memberikan LKS yang berisi sub topik

permasalahan sesuai dengan indikator pembelajaran.

Menerima LKS dan mendengarkan pengarahan guru

8. Menyuruh siswa di dalam kelompok

melakukan studi literatur atau browsing sesuai dengan permasalahan yang terdapat di dalam LKS yang dibagikan guru., Memberi arahan Setiap nomor yang sama di beberapa kelompok mengerjakan soal yang sama, dan menilai keaktifan tiap kelompok siswa yang sedang berkejasama.

Berdiskusi dengan teman kelompok

mengenai system reproduksi manusia yang telah tersedia pada LKS yang telah diberikan, mengumpulkan data mengenai permasalahan yang dibahas, dan bekerja sama dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing.

9 Menunjuk salah satu nomor dan yang

ditunjuk mempresentasikan hasilnya sesuai dengan yang dikerjakan, menilai berdasarkan presentasinya, dan memberikan kesempatan kepada siswa dengan nomor yang sama untuk menambahkan hasil presentasi temanya.

(7)

10 mengevaluasi ketercapaian peserta didik di

tiap indikator dengan menunjuk empat siswa dan tiap siswa menyampaikan hasil ketercapaian sesuai indikator

menyimpulkan hasil diskusi di depan kelas.

11 Guru menutup pembelajaran serta

mengingatkan kepada siswa untukmempelajari materi dipertemuan selanjutnyadan mengucapkan salam

Siswa mendengarkan penjelasan guru danmenjawab salam

belum selesai sehingga kurang fokus pada siswa yang sedang mempresentasikan hasilnya.

Pada tahap evaluasi guru memberikan pertanyaan yang sesuai dengan indikator pencapaian KD. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya indikator pencapaian KD. Guru bertanya tentang indikator pelajaran yang telah dipelajari karena terdapat lima indikator maka guru menunjuk lima orang siswa secaraacak dari tiap kelompok untuk menjabarkan kembali apa yang didapatkan selama pembelajaran. Tetapi pada saat siswa menyimpulkan siswa yang lain sudah tidak fokus mendengarkan kesimpulan siswa tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa proses pembelajaran pada siklus I masih kurang kondusif. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dari hasil pengamatan. Perbaikan-perbaikan yang sudah didiskusikan dengan teman sejawat dan guru bidang studi akan diterapkan oleh peneliti pada siklus II.

2) Lembar observasi guru

Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati aktivitasguru selama proses pembelajaran. Observasi aktivitas guru dilakukan oleh guru bidang studi biologi. Lembar observasi aktivitas guru dalam bentuk daftar cek. Adapun data hasil observasi guru siklus I terlampir (lampiran 8) Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus I didapatkan presentase guru ketika mengajar yaitu 95%. Presentase ini termasuk ke dalam kategori sangat baik. Namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki seperti suara harus keras dan selalu fokus ke semua siswa. Selain itu peneliti harus

lebih memberikan arahan kepada siswa yang mengobrol dan mengantuk ketika guru menjelaskan.

3) Hasil belajar

Untukmengeahui peningkatan hasil belajar pada siklus Idilakukan tes kemampuan siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3. hasil belajar pada siklus I

Data Pre test Post test N-Gain

Max 60 75 0,68

Min 15 30 -0,16 Rata –rata 35,71 59,57 0,36

SD 8,84 10,1 X

Tuntas 0% 17% X Tidak

Tuntas

100% 83% X

Berdasarkan data pada siklus I tersebut dapat dijabarkan bahwa terdapat6 siswa sebesar 17% yang mencapai KKM 70 dan terdapat 29 siswa yang belum mencapai KKM. Dengan demikian maka pembelajaran pada siklus I harus ditindak lanjuti karena belum mencapai keberhasilan yaitu 80% siswa mencapai KKM. Nilai rata-rata N-Gain pada siklus I adalah 0,36 dengan kategori sedang.

d.Refleksi

DalamPenerapanmodel CooperativeLearningtipeNHTpada

subkonsepsystemreproduksilaki-lakiinimasihditemukanbeberapakekurangan:

1)Pembentukan kelompok

(8)

Siswa bertanya terlalu luas sehingga tidak fokus ke materi.

2)Diskusi

Masih ada siswa yang mengobrol pada saat penelusuran soal, masihbanyak siswa yang kurang produktif karena hanya mengandalkansearching atau pencarian literatur dari internet.

3)Penguatan materi

Beberapa siswa belum menghiraukan kesimpulkan yang dipaparkantemanya pada saat ditunjuk guru.

4) Keputusan

Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes hasil belajar siswa selama prosespembelajaran siklus I, bahwa hasil belajar pada konsep sistem reproduksi masih harus diperbaiki. Hal ini tampak terlihat dengan banyak nya siswa yang belum mencapai KKM 72 yaitu 29 siswa. Oleh karena itu peneliti memustuskan untuk menjutkan penelitian kelas ke siklus II.

Adapun perbaikan pada siklus II yang di anggap perlu oleh peneliti antara lain:

a. Memperbaiki penyampaian tugas kelompok agar lebih detail dan semuasiswa paham akan tugas yang diberikan, guru lebih membatasi pertanyaan yang diajukan siswa.

b. Pada saat diskusi kelompok berlangsung pada saat penelusuran data guru harus lebih mengawasi tiap aktivitas siswa dalam kelompok

c. Guru harus lebih menjalin interaksi dengan siswa sesering mungkin pada saatdiskusi kelompok berlangsung, selain itu guru harus memberikan banyak waktu untuk mempresentasikan hasil yang diperoleh siswa agar efektif pada saat pembelajaran.

2. Siklus 1I

a.Perencanaan

1) Pada tahap perencanaan siklus II peneliti melihat refleksi dari siklus I dikelas XI MIA 1.

2) Peneliti berdiskusi dengan dosen pembimbing dan guru pamong dalam pembuatan RPP.

3) Konsep yang diajarkan terdiri dari konsep reproduksi sub konsep reproduksi wanita.

Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I. Target peningkatan belajar dari siklus I yaitu 80 % siswa mencapai KKM 70.

b. Tindakan

Pada tahap ini, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) langkah-langkah tindakan disajikan pada tabel 4.

c.Pengamatan

1)Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati aktivitassiswa selama proses pembelajaran. Adapun data hasil observasi siswa siklus II terlampir (lampiran 6)pada penelitian ini. Berdasarkan datatersebut meningkat dibanding siklus I yaitu terdapat 80% siswa yang memperhatikan dengan baik dan 20% belum memperhatikan dengan baik, dalam siklus II ini sisi baik dalam memperhatikan penjelasan guru, menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing serta, memperhatikan presentasi siswa lainya.

(9)

kelompok dengan baik, siswa sudah tidak bingung dalam cara menjawab soal dan fungsi nomor yang dibagikan, hampir semua siswa menuliskan poin poin penting pada saat penayangan gambar sistem reproduksi perempuan.

Pada tahap diskusi, siswa ada yang bertanya materi yang tidak dipahami, siswa

mencari trefrensi untuk menjawab soal di LKS yang dibagikan berdasarkan hasil penelurusan di internet dan buku paket, karena soal indikator lebih banyak dan terdapat soal menganalisis C4 dari siklus I maka banyak memakan waktu penyelesaian.

Tabel 4. Langkah-langkah proses pembelajaran pada siklus II

NO Kegiatan

GURU SISWA

1. Mengucapkan salam sertamengkondisikansiswa dalam kelas, berdoa,mengecek kehadiran siswa.

Menjawab salam dan menunjukkansikap siap untuk belajar, berdoa bersama

2. Apersepsi dengan menanyakan hal yangberhubungan dengan, materi sebelumnya.

Berpikir dan menjawab pertanyaan dariguru.

3. Memotivasi siswadenganmengarahkansiswa menuju pelajaran pokok yang akan di pelajari dan mengkomunikasikan KD dan tujuan pembelajaran.

Memperhatikandanmenjawabpertanyaan dari guru

4. Memberi tahu siswa membentuk 6kelompok serta serta menayangkan gambar tentang systemreproduksi wanita

Membentuk 6 kelompok danmemperhatikan pendemonstrasian oleh guru.

5. Menjawab pertanyaan yang diberikansiswa. Siswa bertanya tentang gambar yang di jelaskan guru. (bertanya)

6. Membagikan peserta didik berdasarkannomor yang telah disiapkan

Mengambilnomordan berkumpul

kembali pada kelompok yang telah ditetapkan dengan nomor yang berbeda- beda.

7 Memberikan LKS yang berisi sub topicpermasalahan sesuai dengan indikator pembelajaran.

Menerima LKS dan mendengarkanpengarahan guru

8. Menyuruh siswa di dalam kelompokmelakukan studi literatur atau browsing sesuai denganpermasalahan yang terdapatdi dalam LKS yang dibagikan guru, memberi arahan Setiap nomor yang sama di beberapa kelompokmengerjakan soal yang sama, dan menilai keaktifan tiapkelompok siswa yang sedang berkejasama.

Berdiskusi dengan teman kelompokmengenai sistem reproduksi manusia yang telah tersedia pada LKS yang telah

diberikan, mengumpulkan data mengenai permasalahan yang dibahas, dan bekerja sama dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis danmendiskusikan hasil browsing.

9 Menunjuk salah satu nomor dan yang ditunjuk mempresentasikan hasilnya sesuai dengan yang dikerjakan, menilai berdasarkan presentasinya, dan memberikan kesempatan kepada siswa dengan nomor yang sama untuk menambahkan hasil presentasi temanya.

Mempresentasikan hasil dari

(10)

10 Mengevaluasi ketercapaian peserta didikdi tiap indikator denganmenunjuk empat siswa dan tiap siswa menyampaikan hasil ketercapaian sesuai indikator

Menyimpulkan hasil diskusi di depankelas.

11 Guru menutup pembelajaran sertamengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi dipertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam

Siswa mendengarkan penjelasan gurudan menjawab salam

Pada tahap komunikasi guru memberikan arahan dan menunjuk siswa yang telah diberi nomor untuk presentasi, semua siswa yang sudah siap pada saat maju kedepan, waktu presentasi terlalu singkat akibat termakan waktu diskusi, pada saat siswa presentasi masih ada siswa lain yang belum mengerti dan banyak yang bertanya sehingga melebihi waktu presentasi yang telah di tetapkan di RPP.

Pada tahap evaluasi guru memberikan pertanyaan yang sesuai dengan indikator pencapaian KD. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya indikator pencapaian KD. Guru bertanya tentang indikator pelajaran yang telah dipelajari karena terdapat lima indikator maka guru menunjuk lima orang siswa secara acak dari tiap kelompok untuk menjabarkan kembali apa yang didapatkan selama pembelajaran. Siswa bisa menyimpulkan indikator yang mudah tapi pada saat indikator yang sulit siswa sulit untuk menyimpulkan. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah kondusif tetapi akibat terlalu banyak indikator pencapaian serta tingkat soal terdapat soal menganalisis C4 maka waktu pembelajaran tidak sesaui dengan yang direncanakan di RPP.Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dari pembuatan RPP dan indkator.

2)Lembar observasi guru

Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati aktivitas guruselama proses pembelajaran. Observasi aktivitas guru dilakukan oleh guru bidang studi biologi. Lembar observasi aktivitas guru dalam bentuk

daftar cek. Adapun data hasil observasi guru siklus II terlampir (lampiran 9). Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus II didapatkan persentase guru ketika mengajar yaitu 94%. Persentase ini termasuk ke dalam kategori sangat baik. Namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki seperti tegas dalam membatasi waktu presentasi oleh siswa, harus bisalebih tepat dalam memprediksi waktu kegiatan pembelajaran di RPP, lebih menggunakan bahasa komunikasi yang mudah diterima siswa.

3)Hasil belajar

Untuk mengeahui peningkatan hasil belajar pada siklus IIdilakukan tes kemampuan siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 5. hasil belajar pada siklus II

Data Pre test Post test N-Gain

Max 55 80 0,69

Min 15 30 -0,27

Rata –rata 36,42 56,42 0,30

SD 8,62 12,57 X

Tuntas 0% 23% X

Tidak Tuntas

100% 77% X

(11)

rata-rata N-Gain pada siklus II adalah 0,30dengan kategori sedang.

d.Refleksi

Dalam penerapan model pembelajaran Cooperative learning tipe NHT pada sub konsep sistem reproduksi wanita walaupun sudah baik tetapi masihditemukan beberapa kekurangan

1)Materi

Materi pada siklus II lebih berat karena menekankan sampai siswa mampu meganalisis C4 pada bagian siklus menstruasi

2)Diskusi

Siswa membutuhkan waktu lebih banyak pada saat diskusi dikarena siswa harus dapat menganalisis soal di LKS yang diberikan guru.

3)Mengkomunikasi

Siswa sudahbaik pada saat mempresentasikan materi dengan inkator yang mudah tetapi pada saat siswa mempresentasikan indikator soal menganalisis C4 masih banyak siswa yang belum paham dan banyak siswa yang bertanya pada saat presentasi sehingga waktu tidak mencukupi sampai siswa paham betul akan indikator C4 yang dipelajari.

e.Keputusan

Pada pelaksanaan siklus II berdasarkanhasil belajarsiswaselamaproses pembelajaran siklus II, bahwa hasil belajar pada konsep sistem repsroduksi masih harus di perbaiki. Hal ini tampak terlihat dengan beberapa siswa yang belum tuntas yaitu 27 siswa walaupun susdah meningkat dari siklus I yang sebelumnya 29 siswa tetapi masih belum dikatakan berhasil karena belum 80% yang mencapai KKM 70. Namun tindakan yang diberikan dihentikan pada siklus II, dikarenakan keterbatasan waktu. Adapun perbaikan pada

siklus II yang dianggap perlu oleh peneliti antara lain:

1) Memperbaiki penyampaian tugas kelompok agar lebih detail dan semua siswa paham akan tugas yang diberikan.

2) Guru harus lebih mengatur waktu lebih banyak pada saat kerja kelompok karena beban materi lebih berat dari pada siklus I

3) Pada saat diskusi kelompok berlangsung pada saat penelusuran data guru harus lebih mengawasi tiap tiap aktivitas siswa dalam kelompok

4) Guru harus lebih menjalin interaksi dengan siswa sesering mungkin pada saat diskusi kelompok berlangsung. selain itu guru harus memberikan banyak waktu untuk memprsesentasikan hasil yang didapat siswa agar efektif pada saat pembelajaran.

Pembahasan

Pada siklus I siswa yang nilainya mencapai KKM yaitu 6 siswa atau 17% dari35 siswa. Masih banyak kekurangan yang terjadi pada siklus I seperti siswa yang kurang kondusif dan masih ada yang bingung pada saat pembentukan kelompok dan fungsi dari nomor yang dibagikan guru, masih ada siswa yang mengobrol pada saat penelusuran soal, masih banyak siswa yang kurang produktif karena hanya mengandalkan buku paket saja tidak di tambahkan pencarian literatur dari internet, dan beberapa siswa belum menghiraukan kesimpulan yang di paparkan temanya pada saat di tunjuk guru untuk mengkomunikasikan hasilya.

(12)

hubunganya dengan LKS yang diberikan guru sehingga pada saat siklus I penelusuran data di LKS menjadi kurang kondusif hal ini hampir sama dengan penelitian Rizqiah yaitu pada siklus I siswa kurang kondusif pada saat mengerjakan LKS dan masih siswa yang belum memperhatikan penjelasan guru pertama kali, proses kerja kelompok masih didominasi siswa yang pintar dansuasana kerja kelompok kurang masksimal (Rizqiah, 2012). Tapi selebihnya dapat mengikuti dengan baik dikarenakan mereka sudah terbiasa bekerja kelompok dalam pembelajaran sebelumnya.

Hasil aktivitas guru selama pembelajaran telah menunjukkan bahwa guru melaksanakan langkah-langkah penerapan model Cooperative Learning tipe NHT dengan benar. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru yang menunjukkan bahwa selama aktivitas pembelajaran guru dan siswa dapat berinteraksi dengan baik, setiap pertanyaan siswa yang ditanyakan ke guru dapat dijawab dengan baik, guru memakai keterampilan dalam bertanya serta menjawab pertanyaan dari siswa. Pada saat siswa berkelompok dan mengerjakan LKS guru juga aktif berkeliling dan mengarahkan siswa dalam menjawab soal dan apa yang harus dilakukan.

Pada siklus II siswa sudah bisa mengikuti dengan model pembelajaran NHT karena sudah terbiasa pada siklus I, pada siklus II hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem reproduksi perempuan yang berhasil mencapai KKM terdapat 8 siswa dari 35 siswa atau sekitar 22%, hasil belajar ini meningkat dibandingkan dengan hasil belajar siklus I. Hasil yang dicapai pada siklus II belum sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 80% siswa dapat memperoleh nilai di atas KKM 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa belum mampu memahami konsep sistem reproduksi perempuan yang di berikan dengan penerapan Cooperative Learning tipe NHT.

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan penerapan model Cooperative Learning tipe Number Head Together (NHT) pada materi sistem reproduksi laki-laki dan sistem reproduksi perempuan menunjukkan adanya sedikit peningkatan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan pengajaran sebelumnya. Ketercapaian hasil belajar siswa pada siklus I sekitar 17% di siklus II sekitar 23% hasil tersebut dapat dikatakan sedikit meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran tipe Number Head Together.

Banyak faktor yang menyebabkan penurunan hasil belajar di siklus II ini yaitu: pertama dalam pembuatan indikator pembelajaran ternyata sistem reproduksi perempuan mempunyai indikator yang lebih banyak dibanding sistem reproduksi pria pada silklus I, kedua rata rata pada saat pembelajaran siswa terhambat dalam memahami serta menganalisis indiktor bagian soal C4, ketiga siswa lebih banyak membutuhkan waktu dalam menganalisis soal tingkat C4 karena selain dari buku siswa juga mancari data dari browsing internet sehingga kurang sesuai dengan waktu di dalam RPP yang telah dibuat guru. Keempat waktu presentasi menjadi lebih sedikit akibat terlalu banyak dihasbikan dalam diskusi kelompok selain itu pada saat presentasi, soal yang mempunyai tingkatan C4 membuat siswa sulit memaparkan atau menjelaskan ke siswa lain akibatnya banyak siswa yang bertanya dan waktu yang disajikan oleh guru tidak cukup menjawab pertanyaan sehingga masih banyak siswa yang belum paham. Kelima rentang waktu antara siklus I dan Siklus II berselang 2 hari sehingga mempengaruhi retensi pemahaman siswa.

(13)

siklus II banyak siswa yang mempunyai nomor yang sama dengan siswa yang maju dari kelompok lain ketika dalam mempresentasikan hasilnya berusaha menambahkan dan membenarkan karena guru memberikan penghargaan ketika ada siswa yang menambahkan atau bertanya, kedua banyak siswa yang lebih aktif mencatat materi di siklus II di bandingkan dengan siklus I.

Dari keseluruhan hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative learning tipe Number Head Together yang telahdilakukan, peneliti dapat menemukan kelebihan pembelajaran dengan menggunakan model ini antara lain adalah siswa dengan lebih mudah memetakan pembelajaran seperti dari menyebutkan struktur reproduksi, menghubungkan proses-proses yang terjadi dalam sistem reproduksi, dan siswa lebih banyak bekerja karena setiap siswa bertanggung jawab terhadap satu nomor dalam pertanyaan di dalam LKS yang diberikan guru.

Peneliti juga menemukan adanya kekurangan dalam penerapan model pembelajaran ini, sehingga menurunkan hasil belajar siswa, diantaranya waktu yang diberikan harus benar benar dimanfaatkan guru dalam menyusun RPP dan menganalisis dalam indikator apa yang akan memakan waktu banyak pada saat siswa mendalami materi, siswa kurang merespon pertanyaan yang diberikan guru dalam hal apakah siswa paham akan materi atau tidak sebelum dilanjutkan ke indikator pembelajaran selanjutnya.

SIMPULAN

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus Idan siklus II dengan penerapan model Cooperative Learning tipe Number Head Together (NHT) pada materi sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi wanita menunjukkan adanya sedikit peningkatan

hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan pengajaran sebelumnya. Ketercapaian hasil belajar siswa pada siklus I sekitar 17% di siklus II sekitar 23% hasil tersebut dapat dikatakansedikit meningkatsetelahditerapkannya modelpembelajarantipeNumberHead Together.

Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe NHT walaupun meningkat dari siklus I ke siklus II tetapi belum mencapai ketuntasan 80%. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa yang dapat mencapai nilai KKM 70 pada siklus I terdapat 6 siswa dengan persentase 17% kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 8 siswa dengan persentase 22%. Berdasarkan analisis data N-Gain mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 0,36 menurun menjadi 0,30 dengan kategori pemahaman sedang.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di peroleh, maka disarankan:

1. Gurubidangstudihendaknyadapatterusmenge mbangkanmodelpembelajaran tipe NHT ini dalam kegiatan pembelajaran, dan tidak menutup kemungkinan untuk melaukan penelitian kembali sampai mencapai siklus III sertadapat pula mengkombninasikan model NHT dengan model pembelajaran lain sehingga hasil belajar siswa yang diharapkan dapat tercapai.

(14)

3. Guru hendaknya lebih dapat memotivasi siswa agar siswa lebih aktif dalam bertanya ataupun menjawab soal soal.

DAFTAR PUSTAKA

Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains.Jakarta: UIN.

Kusuma, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ptindeks

Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNo. 69 Tahun 2013. Jakarta: Permendikbud, 2013.

Rizqiah, 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia. Skripsi FITK UIN Jakarta.

Gambar

gambar sistem
Tabel 5. hasil belajar pada siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengunakan variabel lain yang mempengaruhi program pendidikan lebih kompleks dan bervariasi, dalam hal waktu penelitian, disarankan

Sayaseorang yang Ramah, PekerjaKeras, BertanggungJawabdancepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. KritisdanBerpikirLogis, Disiplin,

It is my contention that variations of states military strategy can be explained by examining the states’ strategic -operational responses to four modifiers:

Di daerah ini, sosialisasi terutama dilakukan melalui kepala dusun (Kelian Dinas) yang menjelaskan program kepada kelompok miskin di lingkungannya. Dapat disimpulkan,

Pembelajaran matematika sekolah menengah pertama Berdasarkan learning trajectory. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Gambar 5.9 Poster game &#34;Racing of Karapan Sapi&#34; (Sumber: Olahan Penulis). Dan poster pada gambar 5.10 menggunakan konsep poster ilustrasi horizontal dengan

Pengendaliam yang dilakukan pada jenis gulma dominan adalah secara kimia dan mekanik karena pengendalian dengan cara ini memberikan efek yang sangat baik dalam

Dalam tesis ini yang menjadi titik permasalahan adalah bagaimana kedudukan hukum ahli waris golongan II setelah terbitnya penetapan pengesahan yang dilakukan setelah pewaris