ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA
PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR
POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN
PROGRAM MATHEMATICA 7
SKRIPSI
YAMANOTONA HULU
070801035
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA
PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL DALAM SUMUR
POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN
PROGRAM MATHEMATICA 7
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
PERSETUJUAN
Judul : ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7
MM Kategori : SKRIPSI
Nama : YAMANOTONA HULU
Nomor Induk Mahasiswa : 070801035
Program studi : SARJANA (S1) FISIKA
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Diluluskan di
Medan, 09 Agustus 2011
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing
Dr.Marhaposan Situmorang Drs.Kurnia Sembiring MS
PERNYATAAN
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 09 Agustus 2011
YAMANOTONA HULU
PENGHARGAAN
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas Segala berkat serta kasihnya senantiasa melindungi, menyertai , memimpin dan membimbing penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7” tepat pada waktunya/
ini dengan baik.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu serta mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini :
1. Drs.Kurnia Sembiring, MS , selaku dosen pembimbing skripsi.
2. Ketua jurusan Departemen Fisika FMIPA USU, Dr.Marhaposan Situmorang beserta
sekretaris jurusan Dra.Justinon, MS.
3. Dosen penguji dan pembanding dalam pelaksanaan tugas akhir ini yaitu bapak
Drs.Tenang Ginting,MS,Drs.Milangi Ginting,MS,dan terlebih kepada bapak Tua Raja
Simbolon,S.Si,M.Si yang telah banyak memberi saran dan masukan demi
penyempurnaan skripsi ini
4. Seluruh Dosen dan pegawai Departemen Fisika USU yang telah memberikan
bimbingan dan membantu dalam mengurus administrasi selama perkuliahan
5. Yang tercinta Papa terhebat sedunia (W.Hulu) dan Mama terbaik (Y. Hulu), kakak
A/I Frans Tel,A/I Albert,A/I Jessica,A/I Puan Hulu,dan kak Seni dan seluruh
ponakanku yang cakep dan cantik, yang banyak mendorong untuk segera
6. Keluarga besar GENERASI MUDA NIAS (GEMA NIAS),Teman-teman di rumah
bahagia 41,Harmonika 82,Bahagia 37,Mandolin 27,Spesial buat adek ku
Cardinal,Darlan,Yoel,Margaret,Arif, kak Elsa, Jhon meitan, Jhonatan, kak Dewi,
Juang, Gunawan,bang Eve,bang Ferry,Terkhusus buat adik dan sahabat terkasih Weli
harefa dan teman-teman lain yang yang selalu mengingatkan dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini
7. Buat teman-teman di kampus secara khusus buat teman-teman fisika stambuk 2007
Semoga Tuhan selalu memberkati.Amin.
Terima kasih atas semua dukungan, bantuan dan semangat yang selama ini
penulis terima guna menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih
banyak khilaf dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis juga pembaca.
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7
ABSTRAK
ANALYSIS AND VISUALIZATION SCHRODINGER EQUATION OF FREE PARTICLES AND FREE PARTICLES OF INFINITE SQUARE POTENTIAL WELL BY USING
MATHEMATICA 7
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar isi viii
Daftar gambar x
Daftar lampiran xi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan.Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Sistematika Penulisan 4
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Persamaan Schrödinger 5
2.2 Persamaan Schrödinger Bebas waktu 5
2.3 Fungsi Gelombang 6
2.4 Probabilitas dan Normalisasi 8
2.5 Penerapan Persamaan Schrödinger 9
2.5.1 Pada Partikel Bebas 9
2.5.2 Partikel dalam Sumur Potensial 11
BAB III Metodologi Penelitian
3.1 Rancangan Penelitian 18
3.2 Teknik Analisis Data 18
3.3 Perangcangan Program 19
3.4 Algoritma 19
3.5 Diagram Alir penelitian 20
BAB IV Hasil Dan Pembahasan
4.1 Analisis Persamaan Schrodinger 21
4.1.1 Analisis Persamaan Schrodinger dalam sumur potensial tak
hingga 22
4.2 Hasil Visualisasi Program 24
4.2.1 Visualisasi Persamaan Schrodinger pada partikel bebas 24
4.1.1 Visualisasi Persamaan Schrodinger dalam sumur potensial tak
hingga 25
BAB V Kesimpulan
5.1 Kesimpulan 32
5.2 Saran 32
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Partikel dalam sumur potensial daerah II11
Gambar 2.2. Tingkat Energi dalam sumur secara konstan 15
Gambar.2.3. Probabilitas Keberadaan Elektron dalam sumur Potensial 15
Gambar 2.4. Pengaruh Lebar Sumur terhadap Energi 16
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 20
Gambar 4.1. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas 25
Gambar 4.2. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=1 26
Gambar 4.3. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=2 27
Gambar 4.4. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=3 28
Gambar 4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=4 29
Gambar 4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=5 30
Gambar 4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Kode Pemrograman Visualisasi Gelombang Pada Partikel
Bebas 34
Lampiran 2.Kode pemrograman Visualisasi gelombang pada Partikel
Dalam Sumur Potensial 35
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7
ABSTRAK
ANALYSIS AND VISUALIZATION SCHRODINGER EQUATION OF FREE PARTICLES AND FREE PARTICLES OF INFINITE SQUARE POTENTIAL WELL BY USING
MATHEMATICA 7
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
menuntut setiap insan untuk mencari, mengikuti dan menciptakan inovasi-inovasi
baru sehingga ilmu pengetahuan yang dipelajari dapat dikemas lebih menarik serta
mempermudah pemahaman baik bagi pengajar maupun bagi yang ingin
mempelajarinya. Salah satu teknologi yang saat ini mengalami perkembangan yang
sangat pesat dalam berbagai bidang ilmu dan khususnya pendidikan adalah pemakaian
komputer. Komputer merupakan sebuah media yang dapat membantu dalam
menganalisis gejala fisika yang terjadi di alam. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode. Diantara beberapa metode, metode pendekatan
komputasi memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode yang lainnya. Metode
pendekatan komputasi dapat meminimalkan resiko dalam penggunaan alat-alat dan
mampu menunjukkan angka-angka yang tidak ditunjukkan oleh penggunaan alat-alat
dalam metode yang lainnya (Joachim S,Dieter suter, 2007)
Permasalahan-permasalahan dalam bidang inovasi ilmu pengetahuan khususya
fisika dapat digambarkan dalam bentuk persamaan matematika. Jika persamaan
tersebut mempunyai bentuk yang sederhana maka persamaan dapat diselesaikan
secara analitis (Bambang Triatmodjo, 2002). Tetapi, dalam kenyataannya masih
terdapat masalah matematika yang bersifat kompleks sehingga dalam
menyelesaikanya memerlukan banyak parameter dan varibel yang saling berkaitan
satu dengan yang lain, sehingga diperlukan metode yang lebih mudah dan dapat
Salah satu gejala fisika yang menarik untuk diamati atau dipelajari adalah
perilaku gelombang dari sebuah pertikel. Perilaku gelombang tersebut dijelaskan oleh
Schrodinger dalam analisis persamaan Schrodinger (Krene, 1992). Analisis tersebut
menceritakan tentang azaz korespondensi yang telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu, yaitu membahas peristiwa fisika pada daerah relativitas dan daerah
kuantum yang dapat dikembalikan pada daerah klasik dengan menyesuaikan besaran
fisika yang terlibat pada kondisi klasik (Dayana, 2002). Dalam penelitian ini akan
dilakukan metode komputasi dengan menggunakan suatu program Matematika yakni
Mathematica 7 untuk memperoleh hasil yang benar dalam pemahaman fisis dari
system yang dikaji.
Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan untuk membuat animasi
dan visualisasi persamaan Schrodinger tersebut adalah Mathematica versi 7. Sebab
Mathematica versi 7 merupakan perangkat lunak dengna bahasa pemrograman tingkat
tinggi yang mampu menampilkan teori materi pelajaran, rumus secara simbolik,
animasi dan visualisasi dengan GUI (Graphics User Interface) dalam satu jendela
(window) sekaligus serta bahasa pemrogramannya yang ringkas dan mudah dipahami.
Dengan animasi dan visualisasi ini diharapkan mampu memberi gambaran yang jelas
dan mendasar serta menimbulkan ketertarikan dan kemudahan dalam mempelajari
persamaan Schrodinger pada khususnya dan Fisika pada umumnya. Tampilan dari
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menganalisis persamaan schrodinger dan penerapannya pada
partikel bebas dan partikel bebas dalam sumur potensial tak hingga tidak
tergantung waktu?
2. Bagaimana membuat rancangan program untuk menganimasikan dan
memvisualisasikan persamaan schrodinger pada partikel bebas dan pada
sumur potensial tak hingga tidak tergantung waktu?
3. Bagaimana menganalisis hasil dari setiap program visualisasi untuk
mendapatkan hubungan antara variabel-variabel yang terkait?
1.3 Batasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi untuk membahas penerapan persamaan Schrodinger
pada partikel bebas dan partikel bebas dalam Sumur potensial tak hingga tidak
tergantung waktu
2. Bentuk visualisasi persamaan Schrodinger ditampilkan dalam bentuk satu
dimensi menggunakan perangkat lunak Mathematica versi 7 yang dijalankan
pada sistem operasi (operating system) Windows 7.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan menganalis bentuk penyelesaian persamaan Schrodinger
dalam berbagai potensial dengan menggunakan methematica 7
2. Merancang suatu program bantu yang dapat menganimasikan dan
memvisualisasikan persamaan schrodinger pada pertikel bebas dan pertikel
bebas dalam sumur potensial dengan pendekatan komputasi
3. Mengetahui bentuk visualisasi perilaku gelombang,tingkat energi dalam
1.5 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
penelitian dan sumber bacaan ilmiah bagi pihak yang berkepentingan.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya para peneliti di
bidang ilmu fisika komputasi.
3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi berupa
teori dan analisis secara matematis, khususnya yang berkaitan dengan
persamaan Schrodinger dalam kajian ilmu fisika komputasi.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang masalah, Rumusan masalah,,tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan pustaka
Bab ini berisi teori yang mendasari penelitian.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang diagram alir penelitian, peralatan,
bahan-bahan dan pembuatan algoritma.
BAB IV Hasil dan pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan menganalisis data yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Schrödinger
Persamaan Schrödinger merupakan fungsi gelombang yang digunakan untuk
memberikan informasi tentang perilaku gelombang dari partikel. Suatu persamaan
differensial akan menghasilkan pemecahan yang sesuai dengan fisika kuantum.
2.2 Persamaan Schrödinger Bebas-waktu
Aplikasi persamaan Schrödinger dalam banyak hal akan berkaitan dengan
energy potensial, yaitu besaran yang merupakan fungsi posisi dan tidak merupakan
fungsi waktu. Perhatian kita tidak tertuju pada keberadaan elektron dari waktu ke
waktu, melainkan tertuju pada kemungkinan dia berada dalam selang waktu yang
cukup panjang. Jadi jika faktor waktu dapat dipisahkan dari fungsi gelombang, maka
hal itu akan menyederhanakan persoalan. Kita tinjau persamaan Schrodinger kasus
satu dimensi dan menuliskan persamaan gelombang sebagai berikut
+ P (x)
Atau
+ P (x)
Inilah persamaan Schrödinger satu dimensi yang bebas-waktu.
Untuk tiga dimensi persamaan itu menjadi :
∇ , ,
Perlu kita sadari bahwa adanyan persamaan Schrödinger bebas-waktu
bukanlah berarti bahwa elektron atau partikel yang ingun kita pelajari dengan
mengaplikasikan persamaan ini adalah partikel bebas-waktu. Partikel tersebut
memiliki kecepatan gerak, dan kecepatan adalah turunan terhadap waktu dan posisi.
Oleh karena itu dalam memeberi arti pada penurunan matematis dan persamaan
Schrödinger bebas-waktu, dalam hal-hal tertentu kita perlu mempertimbangkan
masalah waktu, sesuai dengan logika.
(2.2)
Dengan persamaan Schrödinger bebas-waktu (2.1) atau (2.2) fungsi
gelombang yang dilibatkan dalam persamaan ini juga fungsi gelombang bebas-waktu, ψ(x) Dari bentuk gelombang komposit untuk elektron
S(x,t) dengan S(x,t) = ∑
kita mengambil bentuk ψ(x) sebagai ψ(x) A(x)e –jkx, dengan A(x) adalah selubung
paket gelombang, untuk mencari solusi persamaan Schrödinger.
Persamaan Schrödinger adalah persamaan gelombang dan yang kita maksudkan
adalah gelombang sebagai representasi elektron atau partikel. Mencari solusi
persamaan Schrödinger adalah untuk memperoleh fungsi gelombang yang selanjutnya
digunakan untuk melihat bagaimana perilaku atau keadaan elektron. Hubungan antara
momentum p dan energi E dengan besaran-besaran gelombang (k, ,f,λ) adalah
p =
λ λ
2.3 Fungsi Gelombang
Persamaan Schrödinger adalah persamaan diferensial parsial dengan adalah
fungsi gelombang, dengan pengertian bahwa
Adalah probabilitas keberadaan elektron pada waktu tertentu dengan volume dx, dy,
dz di sekitar titik (x,y,z), * adalah konjugat dari . Jadi persamaan Schrödinger tidak
menentukan posisi elektron melainkan memberikan probabilitas bahwa ia akan
ditemukan di sekitar posisi tertentu. Kita juga tidak mengatakan secara pasti
bagaimana elektron bergerak sebagai fungsi waktu karena posisi dan momentum
elektron dibatasi oleh prinsip ketidakpastian Heisenberg.
Dalam kasus satu dimensi dengan bentuk gelombang. ∆ /
Dan
∆ /
Maka
∆ /
Apa yang berada dalam tanda kurung pada (2.9) adalah selubung paket gelombang
yang merupakan fungsi x sedangkan A0memiliki nilai konstan. Jadi selubung paket
gelombang itulah yang menentukan probabilitas keberadaan partikel.
Persyaratan Fungsi Gelombang, Fungsi gelombang (x) hasil solusi persamaan
Schrödinger mempunyai arti fisis. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut.
• Elektron sebagai suatu yang nyata harus ada di suatu tempat. Oleh karena itu fungsi gelombang (untuk satu dimensi) harus memenuhi
• Fungsi gelombang (x), harus kontinyu sebab jika terjadi ketidak-kontinyuan hal itu dapat ditafsirkan sebagai rusaknya elektron, suatu hal yang tidak dapat
diterima.
• Turunan fungsi gelombang terhadap posisi, d / dx, juga harus kontinyu. Kita telah melihat bahwa turunan fungsi gelombang terhadap posisi terkait dengan
momentum elektron sebagai gelombang. Oleh karena itu persyaratan ini dapat
diartikan sebagai persyaratan kekontinyuan momentum.
• Fungsi gelombang harus bernilai tunggal dan terbatas sebab jika tidak akan berarti ada lebih dari satu kemungkinan keberadaan elektron.
• Fungsi gelombang tidak boleh sama dengan nol disemua posisi sebab kemungkinan elektron haruslah nyata, betapapun kecilnya.(Kamal Singh,2006)
(2.6)
(2.7)
2.4 Probabilitas dan Normalisasi
Fungsi gelombang (x) menyatakan suatu gelombang yang memiliki panjang
gelombang dan bergerak dengan kecepatan fase yang jelas. Masalah yang muncul
ketika hendak menafsirkan amplitudonya. Apakah yang dinyatakan oleh amplitudo
(x) dan variabel fisika apakah yang bergetar? Ini merupakan suatu jenis gelombang
yang berbeda, yang nilai mutlaknya memberikan probabilitas untuk menemukan
partikelnya pada suatu titik tertentu. Dimana | (x)|2 dx memberikan probabilitas
untuk menemukan partikel dalam selang dx di x. Rapat probabilitas P(x) terhadap
(x) menurut persamaan Schrödinger sebagai berikut:
P(x)dx=| (x)|2dx (2.9)
Tafsiran| (x)|2 ini membantu memahami persyaratan kontinu (x), walaupun
amplitudonya berubah secara tidak jelas dan kontinu. Probabilitas untuk menemukan
partikel antara x1 dan x2 adalah jumlah semua probabilitas P(x)dx dalam selang antara
x1 dan x 2 adalah sebagai berikut:
Dari aturan ini, maka probabilitas untuk menemukan partikel disuatu titik sepanjang
sumbu x, adalah 100 persen, sehingga berlaku:
∫
( )2 =1Persamaan (2.12) dikenal dengan syarat Normalisasi, yang menunjukkkan
bagaimana mendapatkan tetapan A. Dimana tetapan A tidak dapat ditentukan dari
persamaan Differensialnya. Sebuah fungsi gelombang yang tetapan pengalinya
Untuk partikel bebas V = 0, maka persamaannya menjadi
Dengan demikian diperoleh:
)
Persamaan (2.19) adalah bentuk umum dari persamaan differensial biasa berorde dua,
dengan k2 adalah positif, dimana (x) merupakan kuantitas kompleks yang memiliki
bagian real (nyata) dan bagian imajiner,Maka :
karena integral normalisasi tidak dapat dihitung dari -∞ hingga +∞ , bagi fungsi
gelombang itu. (Krane, 1992).
2.5.2. Partikel dalam sumur potensial
Sumur Potensial adalah daerah yang tidak mendapat pengaruh potensial. Hal
ini berarti bahwa partikel selama berada dalam sumur potensial, merupakan electron
bebas. Kita katakan bahwa electron terjebak di sumur potensial, dan kita anggap
bahwa dinding potensial sangat tinggi menuju ∞, atau kita katakan sumur potensial
sangat dalam. Dalam gambar (2.1) berikut kita akan menggambarkan sumur
potensial. Daerah I dan daerah III adalah daerah-daerah dengan V= ∞, Sedangkan di
daerah II, yaitu antara 0 dan L, V= . Kita katakan bahwa lebar sumur potensial ini
adalah L.
V(x) = 0, 0 ≤ x ≤ L
V(x) = ∞, x < 0, x > L,
I II III
Ep=∞ Ep= 0 Ep=∞
Ψ1 Ψ2 Ψ3
Gambar 2.1 Partikel dalam sumur potensial daerah II
Pada sumur potensial yang dalam, daerah I dan III adalah daerah dimana
kemungkinan berada elektron bisa dianggap nol, Ψ1(x) = 0 dan Ψ2(x) = 0.
Sedangkan pada daerah dua Kita dapat memberi spesifikasi pada gerak partikel
dengan mengatakan bahwa gerak itu terbatas pada gerak sepanjang sumbu-x antara x
= 0 dan x = L disebabkan oleh dinding keras tak berhingga. Sebuah partikel tidak
akan kehilangan Energinya jika bertumbukan dengan dinding, energi totalnya tetap
konstan.
Dari per nyataan tersebut maka energi potensial V dari partikel itu menjadi tak
hingga di kedua sisi sumur, sedangkan V konstan di dalam sumur, dapat dikatakan V
= 0 seperti yang terlihat pada gambar (2.1) di atas. Karena partikel tidak bisa
memiliki Energi tak hingga, maka partikel tidak mungkin ditemukan di luar sumur,
nilai di dalam sumur, yaitu antara x = 0 dan x = L . Persamaan Schrodinger bebas
waktu adalah :
(2.21)
Dengan
(2.22)
Dimana
(2.23)
Sesuai dengan persamaan gelombang maka :
(x)=Asinkx+B coskx (2.24)
Pemecahan ini belum lengkap, karena belum ditentukan nilai A dan B, juga
belum menghitung nilai energi E yang diperkenankan. Untuk menghitungnya, akan
diterapkan persyaratan bahwa (x) harus kontinu pada setiap batas dua bagian ruang.
Dalam hal ini, akan dibuat syarat bahwa pemecahan untuk x < 0 dan x > 0 bernilai
sama di x = 0. Begitu pula pemecahan untuk x > L dan x < L haruslah bernilai sama
di x = L. Jika x = 0, Untuk x < 0 Jadi harus mengambil (x) = 0 pada x = 0.
(0) =Asin 0 + B cos 0
Disini ada dua pemecahan yaitu A = 0, yang memberikan (x) = 0 dan
2
(x) = 0, yang berarti bahwa dalam sumur tidak terdapat partikel (Pemecahan tidak
masuk akal) atau sin kL = 0, maka yang benar jika:
kL = π,2π,3π,…… n=1,2,3 …. (2.28)
Dengan:
(2.29)
Dari persamaan (2.28) dan persamaaan (2.29) diperoleh bahwa energi partikel
mempunyai harga tertentu yaitu harga eigen. Harga eigen ini membentuk tingkat
energisitas yaitu:
Dimana energy yang kita tinjau disini berbeda dengan energy Born dimana pada
energy Born menyatakan energy tingkat atomic sedangkan tingkat energy pada
persamaan Schrodinger menyatakan tingkat energy untuk electron.
Fungsi gelombang sebuah partikel didalam sumur yang berenergi En ialah:
(2.31)
Untuk memudahkan E1 =ħ2π2/2mL2, yang mana tampak bahwa unit energi ini
ditentukan oleh massa partikel dan lebar sumur. Maka E = n2E1 dan demikian
partikelnya hanya dapat ditemukan dengan energi E1, 4 E1, 9 E1, 16 E1 dan
seterusnya. Karena dalam kasus ini energi yang diperoleh hanya pada laju tertentu
yang diperkenankan dimiliki partikel. Ini sangat berbeda dengan kasus klasik,
misalnya manik-manik (yang meluncur tanpa gesekan sepanjang kawat dan
menumbuk kedua dinding secara secara elastik) dapat diberi sembarang kecepatan
awal dan akan bergerak selamanya, bolak-balik, dengan laju tersebut.
Dalam kasus kuantum, hal ini tidaklah mungkin, karena hanya laju awal
tertentu yang dapat memberikan keadaan gerak tetap, keadaan gerak khusus ini
disebut keadaan stasioner (Disebut keadaan”stasioner”karena ketergantungan pada
waktu yang dilibatkan untuk membuat ψ(x,t),ψ(x,t)2 tidak bergantung waktu).
Hasil pengukuran energi sebuah partikel dalam sebuah sumur potensial harus berada
pada salah satu keadaan stasioner, hasil yang lain tidaklah mungkin. Pemecahan bagi
) (x
ψ belum lengkap, karena belum ditentukan tetapan A. Untuk menentukannya,
ditinjau kembali persyaratan normalisasi, yaitu
∫
( )2 =1+∞
Maka diperoleh A = 2/L. Dengan demikian, Pemecahan lengkap bagi fungsi
gelombang untuk 0 ≤ x ≤ L adalah:
Dalam gambar 2.2 dan 2.3 akan dilukiskan berbagai tingkat energi, fungsi
gelombang dan rapat probabilitas ψ 2 yang mugkin untuk beberapa keadaan
terendah. Keadaan energi terendah, yaitu pada n =1 , dikenal sebagai keadaan dasar
Gambar 2. 2 Tingkat energi dalam sumur secara konstan ( Kamal Sing,2005)
Gambar 2.3 Probabilitas keberadaan electron dalam sumur potensial
Kita lihat di sini bahwa energi elektron mempunyai nilai-nilai tertentu yang
diskrit, yang ditentukan oleh bilangan bulat n. Nilai diskrit ini terjadi karena
pembatasan yang harus dialami oleh ψ2, yaitu bahwa ia harus berada dalam sumur
potensial. Ia harus bernilai nol di batas-batas dinding potensial dan hal itu akan terjadi
bila lebar sumur potensial L sama dengan bilangan bulat kali setengah panjang
gelombang. Jika tingkat energi untuk n = 1 kita sebut tingkat energi yang pertama,
maka tingkat energi yang kedua pada n = 2, tingkat energi yang ketiga pada n = 3 dan
seterusnya.Jika kita kaitkan dengan bentuk gelombangnya, dapat kita katakan bahwa
demikian maka diskritisasi energi elektron terjadi secara wajar melalui Pemecahan
persamaan Schödinger.
Persamaan (2.30) memperlihatkan bahwa selisih energy antara satu tingkat
dengan tingkat berikutnya, misalnya antara n=1 dan n =2, berbanding terbalik dengan
kuadrat lebar sumur potensial. Makin lebar sumur ini, makin kecil selisih energy
tersebut, artinya tingkat-tingkat energy semakin rapat. Untuk L sama dengan satu
satuan misalnya, selisih energy untuk n=2 dan n=1 adalah E2- E1 = 3ћ2 / 8m dan jika
L 10 kali lebih lebar maka selisih ini menjadi E2 – E1 = 0.03ћ2/8m.
Gambar 2.4. Pengaruh lebar sumur terhadap energy
Jadi makin besar L maka perbedaan nilai tingkat-tingkat energy akan semakin
kecil dan untuk L semakin lebar maka tingkat-tingkat energy tersebut akan semakin
rapat sehingga mendekati kontinyu.( Neuredine Zettili, 2009)
2.6 Pemrograman dengan Mathematica 7
Mathematica merupakan perangkat lunak yang diproduksi dan dikembangkan
oleh Wolfram Research, Inc. Pendiri dan presiden perusahaan tersebut adalah Stephen
Wolfram, P.hD. Beliau adalah fisikawan di bidang fisika teoritis dan berkebangsaan
Inggris. Mathematica dapat digunakan untuk aplikasi matematika, ilmu pengetahuan,
teknologi, bisnis dan aplikasi lainnya.
Pada Penelitian ini, program lebih banyak dibuat dengan menggunakan
perintah-perintah berikut ini
1.Graphics: perintah untuk menampilkan grafik dua dimensi berdasarkan data yang
diberikan.
Sintaks umumnya: Graphics[primitives,options].
2.Manipulate: perintah untuk memanipulasi secara interaktif ekspresi-ekspresi program,
grafik dan objek lainnya.
Sintaks umumnya: Manipulate[expr,{u,umin,umax}].
3.Module: perintah untuk membuat variabel lokal dengan nama tertentu yang dapat
dipanggil.
Sintaks umumnya: Module[{x,y,…},expr].
4.If: perintah untuk memberikan suatu ekspresi tertentu jika kondisi benar dan ekspresi
lainnya jika kondisi salah.
Sintaks umumnya: If[condition,t,f].
5.ListLinePlot: perintah untuk memplot grafik linier dua dimensi berdasarkan pasangan
data yang telah ditentukan.
Sintaks umumnya: ListLinePlot[{{x1,y1},{x2,y2},…}].
Untuk informasi yang lebih mendetail tentang Mathematica dapat melihatnya di situs
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Langkah awal yang dilakukan adalah memecahkan persamaan Schrodinger dengan
metode analitik kemudian mencari pemecahannnya dengan metode komputasi, maka
langkah-langkah penyusunan program dilakukan sebagai berikut:
a. Membahas Persoalan fisika
b. Mengkonfirmasikan persoalan fisika ke dalam bentuk numerik
c. Penyusunan algoritma
d. Pengkodean yaitu menterjemahkan algoritma kedalam kode bahasa
pemograman.
e. Menjalankan program
f. Analisis hasil visualisasi
g. Penulisan laporan
3.2 Teknik Analisis Data
1. Mengumpulkan data yang diperoleh dalam program dan data tersebut dibuat
dalam bentuk visualisasi.
2. Hasil visualisasi fungsi gelombang persamaan Schrodinger dengan metode
komputasi akan dilihat kesesuaiannya dengan hasil analitik
3. Harga-harga peluang pada grafik visualisasi fungsi gelombang dengan metode
3.3 Perancangan program
Adapun Proses perancangan program penelitian ini dirancang melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Perancangan diagram alir (flowchart) dan algoritama simulasi persamaan
Schrodinger pada partikel bebas dan partikel bebas dalam sumur potensial tak
hingga
b. Pembuatan program lengkap berdasarkan rancangan diagram alir dan algoritma
dengan menggunakan bahasa pemrograman Mathematica Versi 7.
3.4 Algoritma
Adapun algoritma program bantu yang digunakan dalam perancangan program
INPUT
1. Memasukkan persamaan schrodinger tidak bergantung waktu untuk menghasilkan fungsi gelombang elektron.
2. Memasukkan persamaan schrodinger tidak bergantung waktu dan menormalisasikannya untuk menghasilkan probabilitas keberasaan elektron.
3. Menentukan lebar sumur ( L ) yang digunaakan
4. Memvisualisasikan persamaan Schrodinger dengan menggunakan fungsi Plot
OUTPUT
a. Hasil ditampilkan dengan menekan tombol Shift + Enter.
b. Menampilkan hasil visualisasi Persamaan Schrodinger tidak bergantung
waktu
c. Menganimasikan visualisasi Schrodinger tidak bergantung waktu dengan
3.5 Diagram Alir Penelitian
Persamaan Schrödinger pada partikel bebas, dan partikel dalam kotak tidak bergantung waktu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Persamaan Schrodinger
Persamaan schrodinger secara umum dapat kita lihat pada persamaan 2.11
)
Pada pembahasan yang kita lakukan kita membahas persamaan schrodinger bebas
waktu dengan menganggap V=0 maka
)
Atau dapat ditulis
2
Dengan demikian diperoleh:
Dengan memisalkan
) (x
ψ
= (4.8)(4.9)
(4.10)
(4.11)
(4.12)
, (4.13)
) (x
ψ
C e (4.14)Dengan
e-ikx = cos kx – i sin kx (4.15)
eikx = cos kx + i sin kx (4.16)
sehingga
) (x
ψ
C cos kx i sin kx cos kx – i sin kx (4.17)Sehingga dari persamaan diatas didapatkan
) (x
ψ
C sin kx cos (4.18)Bila koefisien C1 dan C2 diganti dengan A dan B maka
) (x
dan x < L haruslah bernilai sama di x = L. Jika x = 0, Untuk x < 0 Jadi harus
Karena telah didapatkan bahwa B = 0,maka haruslah berlaku:
AsinkL = 0 (4.23)
Disini ada dua pemecahan yaitu A = 0, yang memberikan (x) = 0 dan
2
(x) = 0, yang berarti bahwa dalam sumur tidak terdapat partikel (Pemecahan tidak
masuk akal) atau sin kL = 0, maka yang benar jika:
kL = nπ
kL = π,2π,3π,…… n=1,2,3 …. (4.24)
Sehingga
(4.25)
Sedangkan nilai energy
m
Maka energy pada tingkat energisitas adalah
(4.26)
Maka
(4.27)
Maka fungsi gelombang menjadi
(4.28)
Untuk mendapatkan nilai A maka Untuk menentukannya, ditinjau kembali
persyaratan normalisasi, yaitu
∫
( )2 =1+∞
L sehingga berlaku:
| | | | (4.29)
| | (4.30)
Maka diperoleh A = 2/L. Dengan demikian, Pemecahan lengkap bagi fungsi
gelombang untuk 0 ≤ x ≤ L adalah:
Inilah fungsi gelombang adalah solusi persamaan Schrodinger bebas waktu
dalam sumur potensial yang akan kita visualisasikan.
4.2 Hasil Visualisasi Program
Hasil dari penelitian ini berupa penyelesaian komputasi persamaan
Schrödinger yaitu pada partikel bebas, dan partikel dalam Sumur potensial
menggunakan program matehmatica 7. Kemudian akan dihasilkan visualisasi
persamaan gelombang yang terjadi pada setiap potensial
4.2.1 Visualisasi PersamaanSchrödinger pada partikel bebas
Persamaan Schrödinger pada partikel bebas memiliki syarat bahwa
Gambar.4.1.Visualisasi fungsi gelombang Partikel bebas
Pada Gambar 4.1. Visualisasi Gelombang Partikel Bebas pada bentangan bidang –L/2
sampai dengan L/2, dengan L = 1.5 Jelas terlihat bahwa visualisasi Partikel bebas
merupakan sebuah paket gelombang yang dapat dipandang sebagai superposisi
sejumlah besar gelombang, yang berinterferensi secara maksimum di sekitar partikel
dengan Probabilitas tertinggi ditemukannya partikel berada pada posisi x= 0.
4.2.2 Visualisasi Persamaan Schrödinger pada partikel dalam Sumur Potensial Tak hingga
Berdasarkan persamaan (2.12) visualisasi persamaan Schrödinger pada partikel dalam
kotak atau disebut juga partikel dalam sumur tak berhingga dapat dilihat pada gambar
(2.1) Persamaan Schrödinger pada partikel dalam kotak untuk potensial yang konstan
atau dapat dikatakan nol V(x) = 0, identik dengan persamaan Schrödinger pada
partikel bebas. Sehingga memiliki pemecahan yang sama. Berikut hasil running dan
a. Orde gelombang n = 1,. Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.2. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial
dengan n = 1.
Persamaan Schrödinger pada partikel dalam sebuah kotak dalam selang 0 ≤ x ≤ L, dengan L = 1 bila V(x) = 0 dapat diterapkan syarat bahwa (x) harus kontinu pada setiap batas dua bagian ruang. Dalam hal ini disyaratkan bahwa pemechan untuk
x<0 dan x>0 bernilai sama di x= 0, begitu juga pemecahan untuk x>0 dan x<L
haruslah bernilai sama di x =L
Untuk keadaan energi terendah, yaitu pada n = 1 probabilitas terbesarnya
pada x = L/2 artinya partikel berada di dalam sumur potensial berangsur-angsur
berkurang begitu bergerak menjauhi pusatnya dan akhirnya menuju nol.
b. Orde gelombang n = 2,. Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.3. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial
dengan n = 2.
Gambar.4.3. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam kotak n = 2,
maksimum probabilitasnya terjadi pada x = L/4 dan x = 3/4 L, sedangkan probabilitas
nol terjadi pada x = L/2 . Dengan demikian partikelnya haruslah bergerak sedemikian
rupa sehingga sewaktu-waktu dapat ditemukan di x = L/4 dan x = 3/4 L tanpa
pernah ditemukan di x = L/2. Hal itu mengilustrasikan perbedaan antara fisika klasik
dengan fisika kuantum (seperti dijelaskan diatas). Tidak mungkin partikel dapat
mencapai 3/4 L dari L/4 tanpa melewati L/2 , hal ini disebabkan karena
kecenderungan berfikir dalam pandangan partikel sedangkan fisika kuantum berfikir
c. Orde gelombang n = 3, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut :
Gambar.4.4. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial
dengan n = 3.
Gambar.4.4. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam kotak n=3,
maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L, terjadi pada x = L/6, x =L/2, dan x =
d. Orde gelombang n =4, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial
dengan n = 4.
Gambar.4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas untuk orde
gelombang n = 4, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L dengan L=1 terjadi
pada x = L/8, x = 3/8 L, x = 5/8L, dan x = 7/8 LL. Sedangkan probabilitas nol
terjadi pada x= L/4, x = L/2, dan x = 2/3 L. Pemecahan persamaan Schrödinger bagi
sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu daerah linier sepanjang L tidak lain
adalah sederetan gelombang berdiri deBroglie karena arah merambat gelombang
e. Orde gelombang n =5, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.6. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial
dengan n =5.
Gambar.4.6. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas untuk orde
gelombang n = 5, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L dengan L=1 terjadi
pada x = 1/10 L, x = 3/10 L, x = L/2, x = 7/10 L dan x = 9/10 L. Sedangkan
f. Orde gelombang n =10, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.7. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial
dengan n = 10.
Gambar.4.7. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas untuk orde
gelombang n = 5, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L dengan L=1 terjadi
pada x = 1/20 L, x = 3/20 L,x=L/4, x=7/20L, x=9/20L, x=11/20L, x=13/20L,
x=15/20L, x=17/20L, dan x =19L/20L. Sedangkan probabilitas nol terjadi pada x
= L/10, x = L/5, x = 6/20 L,x=8/20L,x=L/2,x=12/20L,x=14/20L,x=16/20 dan x
=18/20 L. Pemecahan persamaan Schrödinger bagi sebuah partikel yang terperangkap
dalam suatu daerah linier sepanjang L tidak lain adalah sederetan gelombang
deBroglie karena arah merambat gelombang partikel dalam sumur sama dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan:
1. Pemecahan persamaan Schrödinger bagi sebuah partikel yang terperangkap dalam
suatu daerah linier sepanjang L menggunakan mathematica 7 dimana fungsi
gelombang dan potensial konstan(V=0) akan membentuk sederetan gelombang
berdiri deBroglie karena arah merambat gelombang partikel dalam sumur sama
dengan arah kecepatan partikel yaitu menuju positif
2. Nilai Energi dan probabilitas ditemukannya elektron atau partikel dalam suatu
daerah ditentukan oleh bilangan kuantum n.Nilai energi sesuai dengan nilai
bilangan kuantum jika n = 1 maka disebut tingkat energi pertama,maka tingkat
energi kedua pada n=2 dan seterusnya.sedangkan nilai n juga menentukan
probabilitas maksimum ditemukan elektron ditentukan oleh jumlah n dimana
semakin besar jumlah n maka probabilitas maksimum didapatkannya elektron
akan semakin besar.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis untuk mengembangkan
penelitian ini pada kesempatan penelitian berikutnya adalah:
1. Untuk mencari solusi persamaan Schrodinger dapat diterapkan pada metode lain
2. Dilakukan penyempurnaan pada program visualisasi untuk melihat pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Dayana,Indri,2004,Visualisasi Persamaan Schrodinger Satu Dimensi Untuk Analisa
Azas Korespondensi, Skripsi FMIPA, Unimed, Medan
Eisberg, R.dan Resnick, R, 1970, Quantum Physics, John Wiley & Sons,New York,
California
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_Schrodinger, diakses tanggal 01 maret 2011
http://www.unhas.ac.id/~mkufisika/quantum/node22.html, diakses tanggal 01 maret
2011
http://www.wolfram.com, diakses tanggal 1 Juni 2010. diakses tanggal 03 maret
2011
Krene, K.,1992, Fisika Modern (Medern Physhics), Terjemahan, Jakarta, Penerbit UI
– Press
Singh,Kamal,2006, Element Of Quantum Mechanics, S.Chand & Company LTD,
Ram Nagar, New Delhi
Stolze,Joachim dan Dieter, 2007, Quantum Computing, University Of Dartmond,
Institute Of Physics,Weinheim,Germany
Triatmodjo,Bambang,2002,Metode Numerik, Yokyakarta, Penerbit Universitas Gajah
Mada
Zettili,Neuredine, 2009, Quantum Mechanics concepts and Applications, John Wiley