• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Faktor-Faktor Fisik Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Di PT. Smart, Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Faktor-Faktor Fisik Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Di PT. Smart, Tbk"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR FISIK LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN

DI PT. SMART, TBK

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

MAULANA IMAM F.A NIM. 050403021

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

PT. SMART, Tbk. Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini secara umum terbagi dalam dua kegiatan yaitu kegiatan penerimaan hasil olahan kelapa sawit dari pelanggan dan proses penyaluran ke armada laut sebagai pengangkutan untuk kegiatan ekspor. Semakin meningkatnya kegiatan ekspor hasil olahan kelapa sawit maka pertumbuhan perusahaan sejenis akan meningkat.

Penelitian mengenai faktor fisik lingkungan kerja di PT. SMART, Tbk. ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa di lapangan seorang pekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik lingkungan kerja seperti kebisingan, fasilitas keselamatan, penerangan di tempat kerja, radiasi, tekanan udara tinggi dan rendah, warna, dan getaran mekanis. Faktor-faktor tersebut berdampak negatif bagi perusahaan, karena kenyataannya kondisi lingkungan kerja di lapangan masih banyak yang kurang sesuai dan sangat mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menilai pengaruh faktor-faktor fisik lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. SMART, Tbk. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 responden dimana responden ditujukan pada karyawan di bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).

Dengan adanya pengolahan data ini, kemudian diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor fisik lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan di bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan

Tugas Akhir ini dengan baik.

Penelitian dilaksanakan di PT. Smart, Tbk. yang bergerak dalam bidang

pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan

sterin. Tugas sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi

untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

Tugas Sarjana ini berjudul “PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR FISIK

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

KARYAWAN DI PT. SMART, TBK”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna

dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini dan

penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukannya.

Medan, Desember 2011

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini

dengan kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekertaris Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Pak Ir. SUGIH ARTO PUJANGKORO, MM. selaku Dosen Pembimbing I

atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan

arahan kepada penulis dalam penulisan laporan.

4. Pak Ikhsan Siregar, ST. M.Eng selaku Dosen Pembimbing II atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan

kepada penulis dalam penulisan laporan.

5. Pak Khalil selaku perwakilan dari PT. Smart, Tbk.Medan.

6. Teman-teman seperjuangan Arih, Rahmi, Adel, Jhon, Antoni, Yogi dan

teman-teman angkatan 2005 di Departemen Teknik Industri USU selaku

tempat untuk bertukar informasi dan berbagi untuk permasalahan Tugas Akhir

dan akademik/non akademik lainnya.

7. Bang Bowo atas dukungan moralnya yang sangat mendukung penulis dalam

(5)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT SIDANG SARJANA ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR . ... v

UCAPAN TERIMA KASIH . ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL . ... xiii

DAFTAR GAMBAR . ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN . ... xv

I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Rumusan Permasalah ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-3

1.4. Manfaat Penelitian ... I-4

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah perusahaan ... II-1

(6)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Struktur Organisasi ... II-3

2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-11

2.5.1. Tenaga Kerja ... II-11

2.5.2. Jam Kerja ... II-12

2.6. Proses Produksi ... II-13

2.6.1. Bahan-Bahan yang Digunakan ... II-14

2.6.1.1. Bahan Baku. ... II-14

2.6.1.2. Bahan Penolong. ... II-14

2.6.1.3. Bahan Tambahan. ... II-15

2.6.2. Uraian Proses ... II-16

III. LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Definisi Lingkungan Kerja... III-1

3.2. Manusia dan Pekerjaan ... III-3

3.3. Kinerja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keberhasilan Kerja ... III-3

3.4. Faktor-faktor Sosial dan Keorganisasian dalam

Produktivitas ... III-5

3.5. Beberapa Segi Mengenai Faktor-faktor Pekerjaan ... III-7

(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.6.1. Kebisingan ... . III-7

3.6.2. Cuaca Kerja ... . III-9

3.6.3. Penerangan di Tempat Kerja ... . III-12

3.6.4. Radiasi ... . III-13

3.6.5. Tekanan Udara Tinggi dan Rendah ... . III-14

3.6.6. Warna ... . III-15

3.6.7. Getaran Mekanis... . III-16

3.7. Produktivitas Kerja ... III-17

3.7.1. Pengertian Produktivitas ... . III-17

3.7.2. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Produktivita s III-18

3.8. Penelitian Survei ... III-18

3.8.1. Metode Penelitian ... . III-18

3.8.2. Desain Riset ... . III-19

3.8.3. Kuesioner ... . III-20

3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... . III-24

3.9.1. Uji Validitas ... . III-24

3.9.2. Reliabilitas ... . III-35

3.10. Metode Importance-Performance Analysis ... . III-36

3.11. Analisis Tingkat Kerusakan Pasar (Market Damage

(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN . ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1

4.3. Objek Penelitian ... IV-2

4.4. Variabel Penelitian... IV-2

4.5. Instrumen Penelitian ... IV-2

4.6. Pelaksanaan Penelitian ... IV-3

4.7. Metode Pengolahan Data ... IV-3

4.8. Analisis Penelitian ... IV-3

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1. Pengumpulan Data. ... V-1

5.1.1. Kuesioner. ... V-1

5.1.2. Data Kuesioner untuk Kinerja. ... V-4

5.1.3. Data Kuesioner untuk Harapan. ... V-6

5.1.4. Data Kuesioner Perhitungan MDA Satisfaction

Index, dan Switching Index. ... V-7 5.2. Pengolahan Data. ... V-9

5.2.1. Kuesioner. ... V-9

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2.1. Uji Validitas Data Kinerja. ... V-10

5.2.2.2. Uji Validitas Data Harapan... V-21

5.2.3. Uji Realibilitas. ... V-32

5.2.4. Perhitungan Tingkat Kesesuaian Responden. ... V-34

5.2.5. Diagram Kartesius Penilaian Kinerja Produk/

Jasa dengan Harapan. ... V-37

5.2.6. Pengelompokan Responden berdasarkan

MDA (Market Damage Analysis). ... V-39

5.2.7. Switching Index. ... V-41 5.2.8. Satisfaction Index. ... V-42

5.2.9. Pendapat Responden tentang Lingkungan Kerja

dan Produktivitas. ... V-34

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH . ... VI-1 6.1. Uji Validitas Kinerja dan Harapan... VI-1

6.2. Uji Reabilitas... ... VI-1

6.3. Penilaian Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Produktivitas Karyawan PT. SMART, Tbk. Medan... . VI-2

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.6. Analisa terhadap Satisfaction index... ... VI-5 6.7. Penilaian Adanya Hubungan Antara Lingkungan Kerja

dengan Produktifitas dan Konsentrasi Kerja... ... VI-6

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-2

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan ... II – 7

3.1. Skala Intensitas Kebisingan ... III – 9

5.1. Kuesioner Hal-Hal yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja PT. SMART, Tbk. ... V – 3

5.2. Data Kuesioner yang Telah Diberi Bobot untuk Kinerja

Lingkungan Kerja PT. SMART, Tbk. Medan ... V – 3

5.3. Data Kuesioner yang Telah Diberi Bobot untuk Harapan

Lingkungan Kerja PT. SMART, Tbk. Medan ... V – 5

5.4. Hasil Pengumpulan Data untuk Perhitungan SwI, dan SI ... V – 7

5.5. Data Uji Validitas Kinerja Lingkungan Kerja PT. SMART,

Tbk. Medan ... V – 9

5.6. Data Uji Validitas Harapan Lingkungan Kerja PT. SMART,

Tbk. Medan ... V – 20

5.7. Perhitungan untuk Uji Realibilitas ... V – 32

5.8. Tingkat Kesesuaian Antar Tingkat Kinerja dan Tingkat

Kepentingan Lingkungan Kerja PT. SMART, Tbk. Medan ... V – 35

5.9. Rata-Rata Variabel dari Penilaian Kinerja dan Penilaian Tingkat

(12)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.10. Data Kuesioner Perhitungan MDA ... V – 39

5.11. Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Lingkungan Kerja

(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan ... II – 5

2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng pada

PT. SMART, Tbk. Medan ... II – 13

3.1. Tiga Pandangan Mengenai Efektivitas Organisasi... III – 6

3.2. Desain Riset ... III – 20

5.1. Diagram Kartesius Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan

Kerja PT. SMART, Tbk. Medan ... V

– 39

6.1. Diagram Kartesius Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L – 1

2. Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal ... L – 2

3. Ordinates of The Standard Normal Distribution ... L – 3

(15)

ABSTRAK

PT. SMART, Tbk. Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini secara umum terbagi dalam dua kegiatan yaitu kegiatan penerimaan hasil olahan kelapa sawit dari pelanggan dan proses penyaluran ke armada laut sebagai pengangkutan untuk kegiatan ekspor. Semakin meningkatnya kegiatan ekspor hasil olahan kelapa sawit maka pertumbuhan perusahaan sejenis akan meningkat.

Penelitian mengenai faktor fisik lingkungan kerja di PT. SMART, Tbk. ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa di lapangan seorang pekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik lingkungan kerja seperti kebisingan, fasilitas keselamatan, penerangan di tempat kerja, radiasi, tekanan udara tinggi dan rendah, warna, dan getaran mekanis. Faktor-faktor tersebut berdampak negatif bagi perusahaan, karena kenyataannya kondisi lingkungan kerja di lapangan masih banyak yang kurang sesuai dan sangat mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menilai pengaruh faktor-faktor fisik lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. SMART, Tbk. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 responden dimana responden ditujukan pada karyawan di bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).

Dengan adanya pengolahan data ini, kemudian diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor fisik lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan di bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Plam

Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar

Sumatera Utara.

Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah minyak goreng RBDOL (Refined Balched Deodorized Olein) atau disebut juga

olein sebagai produk utama dan RBDST (Refiened Balched Deodorized Stearin) atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk sampingan.

Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua

proses, yaitu :

1. Proses refinery, yaitu proses pemisahan fatty acid dan proses menghilangkan bau yang disebut deodorized.

2. Proses fraksinasi, merupakan proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan

fraksi cair (olein) dengan cara kristalisasi dan filtrasi.

Produk berupa RBDOL (Refined Blached Deodororized Olein) dipasarkan

di dalam negeri dalam kemasan bermerek “Filma”, yang diproduksi dan diolah

(17)

Dengan alasan ini PT. SMART, Tbk. Medan harus benar-benar menjaga

mutu produksi perusahaan tersebut supaya dapat dijaga kestabilan serta aman

untuk dikonsumsi.

Lingkungan kerja merupakan faktor yang penting dalam kelangsungan

hidup perusahaan yaitu hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan

mesin dan manusia dengan lingkungannya (kondisi kerja).

Penelitian mengenai faktor fisik lingkungan kerja di PT. SMART, Tbk. ini

dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa di lapangan seorang pekerja

dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik lingkungan kerja seperti kebisingan,

fasilitas keselamatan, penerangan di tempat kerja, radiasi, tekanan udara tinggi

dan rendah, warna, dan getaran mekanis. Faktor-faktor tersebut berdampak negatif

bagi perusahaan, karena kenyataannya kondisi lingkungan kerja di lapangan

masih banyak yang kurang sesuai dan sangat mempengaruhi terhadap peningkatan

kinerja karyawan. Hal-hal itulah yang ada pada PT. SMART, Tbk. dimana

faktor-faktor fisik lingkungan kerja tersebut sangat mempengaruhi kinerja karyawan

dalam bekerja.

Melalui penelitian ini dapat dilihat aspek mana saja dari faktor lingkungan

kerja yang dapat menyebabkan perbedaan produktivitas kerja dan keefektifannya

pada PT. SMART, Tbk. sehingga dapat diperoleh sistem kerja yang lebih baik dan

(18)

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan yang dihadapi perusahaan yaitu menilai kondisi fisik lingkungan

kerja pada PT. SMART, Tbk. dan melihat hubungan antara faktor-faktor fisik

lingkungan kerja dengan peningkatan kinerja karyawan pada PT. SMART, Tbk.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terbagi dua yaitu:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menilai

pengaruh faktor-faktor fisik lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja

karyawan di PT. SMART, Tbk.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya presentase pengaruh faktor-faktor fisik

lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan.

2. Memberikan informasi tentang lingkungan kerja yang ada hubungannya

dengan peningkatan kinerja karyawan yang perlu diperbaiki oleh pihak

perusahaan sehingga dapat lebih meningkatkan produkstivitas kerja di PT.

(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Memberi masukan bagi perusahaan mengenai faktor lingkungan kerja yang

dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan di PT. SMART, Tbk.

2. Menjadi sarana bagi penulis dalam latihan untuk menerapkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dan

membandingkan antara teori yang diperoleh dengan permasalahan pada

perusahaan.

3. Dapat mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departeman Teknik

Industri serta memperluas pengenalan akan Jurusan Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Pembatasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar penelitian

tersebut mampunyai ruang lingkup pembahasan yang jelas. Dalam penelitian ini

batasan permasalah yang dipergunakan adalah:

1. Penelitian dilakukan pada lingkungan kerja bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP) perusahaan untuk menentukan tingkat

kinerja karyawan.

2. Akibat keterbatasan waktu, maka data untuk penilaian karyawan diperoleh

(20)

3. Dalam penelitian ini, yang akan diukur adalah 2 faktor yang mempengaruhi

lingkungan kerja fisik yaitu:

a. Hubungan manusia dengan mesin.

b. Hubungan manusia dengan lingkungan.

4. Analisis dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui

hasil dari studi literatur serta kuesioner.

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk pembahasan permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Mesin dan peralatan kerja berada dalam kondisi baik.

2. Kondisi fisik pekerja dinilai bekerja dengan baik, tidak ada tekanan.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika

penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang

permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan

permasalahan, asumsi-asumsi yang digunakan dan sistematika

penulisan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan

yang berisi teori-teori yang mendukung permasalahan dan teori

(21)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap

tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil

pengamatan dan kuesioner yang dilakukan di lapangan sebagai

bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai

dasar pada pemecahan masalah.

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini memuat analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan

data dengan cara pengumpulan data kuesioner yang ada.

Disamping itu, juga diupayakan untuk penilaian faktor-faktor fisik

lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari

hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi

(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. SMART, Tbk. Medan termasuk dalam SINAR MAS GROUP.

Didalam melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk. Medan

mempunyai pabrik beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung

yang berada di Kawasan Berikat Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status

hak milik yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Medan

Nomor 65 dan oleh kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361 dan A

1424362, dengan total luas lahan 64.970 m2 dengan dukungan instalasi Tangki

Timbun (Bulking Installation) yang berada di Jalan Ujung Baru, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Medan.

Keberadaan PT. SMART, Tbk. Medan awalnya adalah PT Ivo mas

Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 dengan pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Pada tempat yang sama tahun

1986 berdiri PT. SMART Corporation dengan pengolahan Palm Kernel (PK) menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeler (PKE). Sejalan dengan perkembangan usaha, maka sejak tahun 2000 kedua perusahaan dilebur

menjadi satu dan berganti nama menjadi PT. SMART, Tbk.

Pemodalan yang dimiliki PT. SMART, Tbk. adalah pemodalan dalam

negeri dengan pemasaran produk adalah dalam negeri dan ekspor. Pada saat ini

(23)

per tahun untuk produk utama yaitu Refined Bleached Deodorized Stearin (RBD Stearin) dan Refined Bleached Olein (RBD Olein), pada industri pengolahan

minyk sawit menjadi minyak goreng masing-masing adalah 270.000 ton/tahun

dan 90.000 ton/tahun, sedangkan untuk produksi lainnya adalah Palm Fatty Acid Destilate (PFAD) dengan kapasitas produksi sekitar 16.320 ton/tahun.

Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan

produknya, terdapat beberapa proses utama yang dijalankan di PT. SMART, Tbk.

Medan yaitu Refinery plant, Fractination Plant, Margarine Plant dan Filling Plant. Dengan proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan product branded yang merupakan produk perusahaan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Plam Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar

Sumatera Utara.

Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah

minyak goreng RBDOL (Refined Balched Deodorized Olein) atau disebut juga olein sebagai produk utama dan RBDST (Refiened Balched Deodorized Stearin) atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk

sampingan.

Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua

(24)

3. Proses refinery, yaitu proses pemisahan fatty acid dan proses menghilangkan bau yang disebut deodorized.

4. Proses fraksinasi, merupakan proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan fraksi cair (olein) dengan cara kristalisasi dan filtrasi.

Produk berupa RBDOL (Refined Blached Deodororized Olein) dipasarkan

di dalam negeri dalam kemasan bermerek “Filma”, yang diproduksi dan diolah

oleh pabrik PT. SMART, Tbk. Medan. Olein ini selain dijual kepada masyarakat

umum dalam negeri juga banyak yang diekspor ke luar negeri. Dengan alasan ini

PT. SMART, Tbk. Medan ditutut untuk benar-benar menjaga mutu produksi

perusahaan tersebut supaya dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi.

2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan

kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk

pencapaian suatu tujuan tertentu.

Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat

penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan.

Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama

lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan

karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari

siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.

Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan

(25)

tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi

oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan.

Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT.

SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang

sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Struktur organisasi PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staff lini

(26)

Personnel & General

Affairs Department Manufacturing Department Commercial Department

General Manager

Management Representative/ Koordinator Food Safety

Finance & Accounting

Department CBS Department

V. Team Operations

Quality Management Department Engineering Section Purchasing Section Production Section Marsho Plant Section Warehouse Section PPIC Section Process Engineering Section Operation Section Quality Control Section Customer & Supplier Compliance Section CA Documentation & Assessment Section Bulk Trading Section Logistic Section Bulking Belawan Section Personnel Section General Admin Section Environment Health, Fire, Safety Section Weigh Bridge Unit Tank Farm Unit Terminal PK Unit Terminal CPO Unit Maintena nce Unit Mechan ic Sub Unit Utility Unit Electric Sub Unit Power house Sub Unit Boiler House Sub Unit Spare Part Unit Packaging Material & Chemical Unit Margarine & Fat Unit

Filling Unit Refinery & Fractionat ion Unit Refine ry Sub Unit Kernel Crushing Unit Fractio nation Sub Unit Prebgi ng Sub Unit Storage Sub Unit OTO Unit Installati on Unit Logistic Trading Unit Finished Goods Unit Trading Palm Unit Trading Lauric Unit Admin Local Unit Admin Export Unit NOTE:

Not involved in the QMS

Sumber: PT. Smart, Tbk.

(27)

Struktur organisasi staff lini fungsional merupakan suatu bentuk struktur

organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari

tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dalam melaksanakan kegiatan

perusahaan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur organisasi yang

disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan

tanggung jawab dari setiap personel dalam organisasi tersebut. Dengan demikian

diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur

organisasi yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah hubungan

berbentuk garis dan staf dimana atasan langsung berfungsi sebagai pengawas

terhadap bawahannya. Dalam menjalankan struktur organisasinya ada pembagian

tugas yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana. Dalam melakukan

pengambilan keputusan lebih mudah dicapai karena anggota-anggota staff yang

ahli dalam bidangnya yang dapat memberi nasehat dan mengerjakan perencanaan

yang teliti, koordinasi dapat dengan mudah dikerjakan karena sudah ada

pembidangan masing-masing.

2.4. Uraian Tugas,Wewenang dan Tanggung Jawab

Organisasi perusahaan merupakan wadah perusahaan yang

mendayagunakan sumber-sumbernya. Wadah ini menetapkan kegiatan yang perlu

dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam

(28)

jabatan tertentu di dalam organisasi tersebut, di mana masing-masing personel

diberi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Dalam melaksanakan

tugasnya, setiap jabatan diberi gambaran dan batasan tugas serta tanggung jawab

pada masing-masing struktur organisasi.

Untuk lebih jelasnya tugas dan tanggung jawab secara umum dari

masing-masing staff diuraikan sebagai berikut:

1. General Manager

a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut

perencanaan dan pengawasan produksi, kegiatan pemasaran, anggaran

perusahaan, dan ekspansi perusahaan baik untuk jangka panjang maupun

jangka pendek.

b. Menentukan jalannya perusahaan.

c. Menetapkan dan mengawasi tugas-tugas yang akan dilimpahkan kepada

para manager.

d. Berwewenang terhadap semua pengeluaran dan pemasukan uang dalam

perusahaan dalam pemakaian dan pengadaan bahan baku, mesin, peralatan

dan tenaga kerja.

e. Berwewenang terhadap semua karyawan di perusahaan.

f. Bertanggung jawab ke dalam dan ke luar perusahaan.

2. Mnufacturing Department

a. Membantu General Manager dalam penyajian informasi dan pengambilan

(29)

b. Mempertahankan dan mengembangkan kualitas pelaksanaan program

produksi, baik dari segi material maupun dari segi teknik pelaksanaan

proses produksinya.

c. Merencanakan dan mengawasi jadwal produksi yang telah disesuaikan

dengan keinginan pelanggan.

d. Merencanakan dan mengawasi kebutuhan material dalam proses produksi.

e. Mengawasi, mengkoordinir dan memberikan pengarahan terhadap

karyawan sesuai dengan pekerjaan yang dihadapinya.

f. Memonitor kegiatan pabrik, mengumpulkan informasi dan melakukan

penelitian terhadap laporan yang diberikan bawahannya.

g. Membuat perencanaan jalannya proses produksi dan materi kegiatan

dalam produksi.

h. Melakukan koordinasi dengan departemen terkait yang berhubungan

dengan kegiatan produksi.

i. Menangani seluruh masalah yang timbul di dalam maupun di luar produksi

yang berhubungan dengan produksi.

3. Commercial Department

a. Memimpin, mengkoordinasi dan mengorganisasikan operasional

persusahaan yang meliputi perkapalan, penimbunan, peneriamaan dan

pengeluaran minyak.

b. Memastikan bahwa semua kegiatan di departemen berlangsung dengan

(30)

c. Mengawasi kesusutan minyak yang mungkin terjadi di kapal maupun di

tangki penimbunan.

d. Mengadakan koordinasi dengan tiap divisi untuk meningkatkan masa

pekerjaan seoptimal mungkin.

4. CBS Department

a. Merencanakan dan melakukan pengawasan administrasi mulai dari bahan

baku, produk, bahan penunjang dan suku cadang.

b. Melakukan penyediaan, pemindahan dan pembagian tugas untuk

menunjang segala aktivitas pabrik.

c. Melakukan koordinasi dengan departemen lain.

5. Quality Management Department

a. Menentukan kelayakan dan spesifikasi dari sutu bahan baku dan bahan

penolong yang akan dipakai dalam proses produksi.

b. Merencanakan dan menentukan suatu pengontrolan mutu baik bahan baku

maupun produk yang dihasilkan.

c. Menjamin dan merencanakan kelangsungan suatu proses produksi

berdasarkan kontrol mutu produksi.

d. Menentukan informasi atau data mengenai formula kepada pihak produksi

(31)

6. Finance & Accounting Department

a. Memimpin, mengkoordinasi dan menyelenggarakan pelayanan umum dari

administrasi yang efektif dan efisien.

b. Mengawasi pembelian serta pengeluaran pajak dan kegiatan kebersihan

lingkungan guna mendukung kelancaran kegiatan produksi.

c. Menyetujui pembelian keperluan kantor, mess dan penginapan tamu yang

bersifat rutin.

d. Mempersiapkan kebutuhan bagi tamu-tamu perusahaan.

7. Personnel & General Affairs Department

a. Mengkoordinasikan penyusunan laporan manajemen serta

mempertanggungjawabkan keakuratan dan kebenaran data serta ketepatan

waktu penyampaiannya.

b. Memantau pemakaian tenaga kerja, biaya, barang dan bahan di semua

bidang sesuai dengan kebijakan manajer dan ketentuan norma yang

berlaku.

c. Menyusun dan membuat permintaan barang dan jasa yang diperlukan

untuk pabrik.

d. Melaksanakan penyelenggaraan administrasi penggajian dan tunjangan

sosial karyawan serta pembayaran lain.

e. Menyusun laporan administrasi untuk pabrik dan menyiapkan

laporan-laporan keuangan dan melakukan penilaian prestasi karyawan bawahan.

(32)

2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.1. Tenaga Kerja

PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari

karyawan tetap dan harian/ kontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan

tersebut ditempatkan sesui dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjalankan

rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan memiliki pembagian tenaga kerja

tetap dan tenaga kerja harian/ kontraktor.

Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan ini dikelompokkan

atas dua bagian, yaitu:

1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara

terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan

dengan proses yaitu bagian produksi dan laboratorium.

2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja

secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas

kebersihan.

Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan.

Klasifikasi Pekerjaan

Jenis Kelamin Jlh. Tenaga

Lokal

Pendidikan

Pria Wanita Jumlah SD SMP SMU/S

TM

Akademi/Univ.

Staff 57 35 92 92 - - - 92

Karyawan 319 36 355 355 13 20 256 66

Karyawan

Kontrak 137 15 152 152 - - 104 48

(33)

2.5.2. Jam kerja

Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua,

yaitu:

1. General time (non shift)

General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang

bekerja di kantor (mis, bagian administrasi). Waktu kerja yang berlaku di bagian

ini yaitu:

– Pada hari Senin sampai Kamis:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)

Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat)

Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)

– Hari Jumat:

Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)

Pukul 12.00 – 13.30 WIB (istirahat)

Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)

– Pada hari Sabtu:

Pukul 08.00 – 13.00 WIB (bekerja)

2. Shift time

Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama

24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi

atas 3 shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas 4

kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian waktu

(34)

Shift I : 08.00 – 16.00 WIB

Shift II : 16.00 – 24.00 WIB

Shift II : 24.00 – 08.00 WIB

Karyawan yang bekerja shift untuk setiap minggu bekerja dengan 3 (tiga)

shift sekaligus, sehingga untuk perggantian shift setiap minggunya terdapat waktu

libur yang disebut “Day Off”.

2.6. Proses Produksi

Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang

merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah

produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Dimulai dari

keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses

produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan

maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk

yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

Selanjutnya dari keinginan untuk mencari suatu teknik dalam membuat

produk yang efektif dan efisien, kemudian sampai pada permasalahan tentang

langkah-langkah perencanaan dan pengendalian semua langkah produksi tersebut

yang lebih efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh PT. SMART, Tbk. Medan

agar dapat menghasilkan minyak goreng dan margarin yang sesuai dengan

(35)

2.6.1. Bahan-Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan

atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.6.1.1.Bahan Baku

Bahan Baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar

dibandingkan bahan-bahan lainnya. Jadi bahan baku ini dapat juga disebut sebagai

bahan utama. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO). Bahan baku tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa

sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti

di Kalimantan, Riau dan P. Halaban.

CPO yang berasal dari masing-masing PKS tersebut diangkut ke PT.

SMART, Tbk. Medan dengan mobil tangki dan kereta api (wagon) sedangkan yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan Kapal Tanker.

2.6.1.2.Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak

ada dalam produk, atau dengan kata lain bahan penolong berfungsi untuk

memperbaiki proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dalam proses

produksi di PT. SMART, Tbk. Medan adalah:

1. Bleaching earth

(36)

a. Mengadsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak diinginkan, seperti: kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen

lainnya,

b. Mengurangi tingkat oksidasi produk,

c. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna pada proses bleaching.

2. AsamPhospat (H3PO4)

Asam Phospat berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah), kandungan

logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam proses

degumming.

2.6.1.3.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada alur proses dan

masih terdapat didalam produk akhir, atau dengan kata lain bahan tambahan

berfungsi untuk memperbaiki tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik

sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan. Pada PT.

SMART, Tbk. Medan Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi

adalah:

• Bahan tambahan pangan, yang terdiri dari:

a. Antioksida

b. Vitamin A, B dan D

c. Garam

(37)

2.6.2. Uraian Proses

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang

atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,

bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.

Proses pengolahan yang dilakukan terhadap bahan baku Crude Palm Oil

dilaksanakan dalam proses utama, yaitu:

1. Proses Refinery

2. Proses Fraksinasi

Pada tahap awal, bahan baku CPO ditimbun dalam tangki dalam stasiun

penerimaan dengan kapasitas 2000 ton per hari. CPO yang terdapat pada tangki

penimbunan mengalami perlakuan pemanasan yang dilakukan secara kontinu, di

mana temperatur CPO dipertahankan pada suhu 40 – 500C dengan menggunakan

steam. Tujuan pemanasan ini adalah:

- Untuk mencegah terjadinya pembekuan CPO

- Memudahkan pemisahan CPO dengan kotoran dan air

- Memudahkan proses kristalisasi pada tahap pemisahan olein dan stearin

Pada Gambar 2.2. dapat dilihat block diagram dari proses produksi dari

(38)

CPO

DEGUMMING

BLEACHER DPO

FILTRATION

DPO

DEODORIZATION

RBDPO

FRACTIONATION

FILTRATION

PFAD FATTY MATER (POAM)

STEARIN OLEIN

(MINYAK GORENG)

Waste Water Treatment Plant

TO

SPENT EARTH BLEACHING EARTH

ASAM PHOSPAT 85%

Keterangan:

CPO : Crude Palm Oil DPO : Degummed Palm Oil

[image:38.595.137.499.105.704.2]

DBPO : degummed bleached Palm Oil RBDPO : Refined Bleached Deodorizet Palm Oil

(39)

1. Proses Refinery

Tujuan proses refinery adalah untuk memurnikan Crude Palm Oil (CPO)

sehingga didapat kualitas Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), yang melalui tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari

proses penghilangan gum dengan suhu 800C (degumming) dengan cara

penambahan asam phosfat (H3PO4 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm

Oil (DPO) dan kemudian dilakukan adsorptive bleaching pada suhu 1000C dengan menggunakan tepung pemucat (bleaching earth), selanjutnya disaring

dengan menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) dan membuang spenth earth yang berasal dari sisa bleaching earth.

Sedangkan pada tahap deodorisasi meliputi proses pemisahan Free Fatty Acid (FFA), penghilangan zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten

secara thermal dengan pemanasan 2620C.

Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di

dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda dengan proses alkaline di mana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil dihasilkan dengan alkaline, lalu sabunnya dipisahkan.

A. Tahap Pre-treatment

Pre-treatment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam

phosfat dan mengadsorbsinya dengan menggunakan bleaching earth. Pada tahap ini CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) melalui

(40)

A.1. Proses Degumming

Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna,

logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam

phosfat (H3PO4). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak

disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan.

CPO yang akan dioleh terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan

mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama, pemanasan menggunakan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua,

pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah

agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam

mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80 – 85%. Suhu CPO

yang masuk ke dalam mixer berkisar 85 – 950C. Penambahan asam phosfat ke dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,05 – 0,075% dari umpan CPO

yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15 – 30 menit, sebelum dimasukkan ke

dalam bleacher. A.2. Tahap Bleaching

Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerapnya. CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer

(41)

masuk. Umpan bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas produk minyak yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging

steam pada suhu 95 – 1100C, agar dapat mempermudah proses adsorbsi daripada

impurities dengan cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari penurunan warna Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya berfungsi sebagai zat adsorptive clearsing.

BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities yang

ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam (0,4 – 2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO

dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagarafilter Press. A.3. Tahap Filtrasi

Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih dahulu divakumkan. Jika vacum pressure niagara filter rendah maka niagara filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter) dimana BPO

dari pompa sentrifugal dialirkan ke Niagara Filter Press melalui katup masukan. Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO mengalami tahap blackrun, di mana ukuran lubang filter akan mengecil dan BPO

yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih (tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka dilanjutkan ke tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompressikan ke tangki niagara filter

(42)

melewati permukaan filter sehingga akan lolos ke sisi-sisi dari filter dan masuk menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah.

Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan niagara filter press. Jika BPO yang ada di dalam tangki niagara filter press sudah melewati high level

maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan keluar dari niagara filter press menuju press cyclone, yang kemudian dialirkan ke slop oil tank, lalu dialirkan lagi ke bleacher. Tahap ini disebut tahap sirkulasi.

Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorisasi. Setelah tahap

pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang

keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan steam maka dilanjutkan ke tahap post emptying dimana pada tahap ini dilakukan maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara.

Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.

B. Proses Deodorisasi

Sesudah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan

(43)

heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240 – 2700C dan

tekanan vakum 1,7 – 4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ketangki deodorizer. Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan

supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak dan mungkin dari terjadinya isomerisasi serta reaksi thermokimia yang tidak diinginkan. Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang

diinginkan, minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada tangki ini terjadi penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang

dihasilkan dihisap oleh steam jet vacuum system.

Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP Boiler

dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP Boiler dan

pemanasan sampai temperatur 2710C dan tekanan 1,7 – 4,4 torr. Setelah proses

pemanasan ini minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses

penguapan kembali, di mana yang diuapkan adalah asam lemak bebas dan

senyawa-senyawa penyebab bau yang lebih mudah menguap serta produk

oksidasi, seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di

atas tidak diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak

pada minyak. Uap dari DBPO di dalam presstripper didinginkan dengan

(44)

Kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip

kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang ada di

dalam DBPO dengan menggunakan perbedaan titik didih dan uapnya diserap oleh

vacum system.

Setelah pemisahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal

dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses

fraksinasi.

2. Proses Fraksinasi

Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractionation. Proses fraksinasi kering adalah untuk memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu palm oil

(fraksi cair) dan palm stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik beku yang lebih besar dibanding dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada dalam

fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak jenuh.

Pada temperatur rendah (200C) stearin berada pada fasa padat, sedangkan olein tetap dalam fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah dilakukan pemisahan

fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi digunakan RBDPO sebagai umpan,

(45)

Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractionation olein dan double fractionation stearin. Double fractionation olein dilakukan untuk mendapatkan

kualitas olein super dengan cara mengolah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses fraksinasi. Kualitas utama yang diharapka dari proses ini adalah parameter IV = 59 – 63, Cloud Point (CP) = 7 max. Sedangkan double fractionation stearin

adalah untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49.

Tahapan proses fraksinasi ini adalah sebagai berikut: 1. Kristalisasi

Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal

akibat pendinginan pada suhu 200C, dengan menggunakan tangki kristaliser.

Proses yang dialami RBDPO sampai terbentuknya kristal stearin dapat dijelaskan berikut ini.

Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank) dipompakan menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO tetap dalam

keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 550C. Pemanas yang digunakan adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam

kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO

diturunkan sekitar 24 – 300C dengan menggunakan air pendingin. Proses

pendinginan terjadi dua kali dengan menggunakan air pendingin dari cooling tower dan air pendingin dari chiller. Air pendingin dari cooling tower berada pada

(46)

menghasilkan temperatur 350C. Pada saat temperatur 350C dicapai, pendinginan

akan dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit

pendingin air yang dapat menurunkan temperatur air sampai 70C. Air ini akan

digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air

biasa dengan suhu 25 – 350C.

Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,

dan selama proses ini Refined Palm Oil (RPO) diaduk dengan pengaduk yang

dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang

sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan

bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan

penyebaran kristal.

Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat

dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi, secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap

pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya. 2. Pemisahan Fraksi Olein Dari Kristal Stearin

Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan

minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai,

(47)

merapat dan udara dikompressikan sehingga akan terjadi penekanan yang

mengakibatkan terjadi pemisahan antara olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan

mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan

untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan

dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk

membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah proses ini selesai, angin diserap kembali sehingga membran-membran filter press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang

dilengkapi dengan blade beraliran listrik sehingga mencair dan dapat dialirkan ke

tangki stearin.

Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan pori-pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.

Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan membersihkan filter press yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada filter cloth. Washing filter press dilakukan dengan cara menggunakan olein washing

pada temperatur 65 – 750C dengan membuka steam masuk ke coil.

Tahap pertama dari proses produksi dimulai dengan refining. CPO yang dipompakan ke tangki Degumming untuk memisahkan gum dan minyak. Pemisahan ini menggunakan bahan penolong yaitu asam phosfat dengan suhu

(48)

warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium karbonat

dengan suhu 950C. Dengan menggunakan filter, bleaching earth dipisahkan

dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil (BDPO).

Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi yaitu memisahkan Free Fatty

Acid (FFA) dari RBDPO dengan suhu 2620C dan akan menghasilkan Refined Bleached degummed Olein (RBDO) dan Refined Bleached degummed Stearin

(49)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Lingkungan Kerja

Keadaan diri manusia sebagai pekerja sangat mempengaruhi pekerjaan

sehingga suasana kerja yang baik harus selalu diciptakan. Salah satu yang

mempengaruhi diri pekerja adalah lingkungan tempat ia bekerja.

Kondisi lingkungan kerja atau tempat kerja dikatakan baik apabila dalam

kondisi tertentu manusia dapat melakukan kegiatannya dengan optimal.

Ketidaksesuaian lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada lingkungan

tersebut dapat terlihat akibatnya dalam jangka waktu tertentu, seperti turunnya

produktivitas kerja, konsentrasi, efisiensi dan ketilitian. Keselamatan dan

kesehatan kerja serta lingkungan fisik tempat kerja sangat berpengaruh terhadap

produktivitas kerja. Seorang pekerja akan mampu bekerja dengan baik apabila

ditunjang oleh lingkungan yang baik pula sehingga dicapai hasil yang optimal.

Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan fisik tempat bekerja

sangat berpengaruh dalam peningkatan produktivitas suatu perusahaan. Seorang

pekerja akan mampu bekerja dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan kerja

yang baik sehingga didapatkan hasil yang optimal. Lingkungan kerja adalah

tempat kerja dikatakan baik apabila dalam kondisi tertentu manusia dapat

melakukan kegiatannya dengan optimal. Ketidaksesuaian lingkungan kerja

(50)

dalam jangka waktu tertentu, seperti turunnya produktivitas kerja, efisiensi dan

ketelitian.

Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna tidak luput dari

kekurangan, dalam arti segala kemampuannya dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari pribadi (intern) atau mungkin dari

pengaruh luar (ekstern). Suatu kondisi lingkungan yang baik tidak bisa ditemukan dengan begitu saja, tetapi harus melalui tahapan-tahapan percobaan, dimana setiap

kemungkinan dari kondisi tersebut diuji pengaruhnya terhadap kemampuan

manusia. Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan untuk melaksanakan

pengujian semacam ini. Selain itu pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku

manusia akan sangat membantu dalam mencapai hasil dari pengujian ini.

Dengan kata lain lingkungan kerja sangat penting dalam kehidupan

manusia dalam melakukan pekerjaan. Teknologi sangat dibutuhkan untuk

mencapai hasil optimal dalam melakukan pekerjaan yang dipengaruhi oleh

lingkungan kerja, serta bila perlu teknologi digunakan untuk mengendalikan

lingkungan kerja. Itulah sebabnya lingkungan kerja harus dapat dirancang sebaik

mungkin sehinggga dapat diharapkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman

pada pemakaiannya dan akhirnya menghasilkan produktivitas yang baik. (Eko

(51)

3.2. Manusia dan Pekerjaan

Keadaan diri manusia sebagai pekerja sangat mempengaruhi pekerjaan

sehingga suasana kerja yang baik harus selalu diciptakan. Salah satu yang

mempengaruhi diri pekerja adalah lingkungan tempat ia bekerja.

Lingkungan kerja atau tempat kerja dikatakan baik apabila dalam kondisi

tertentu manusia dapat melakukan kegiatannya dengan optimal. Ketidaksesuaian

lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada lingkungan tersebut dapat

terlihat akibatnya dalam jangka waktu tertentu, seperti turunnya produktivitas

kerja, konsentrasi, efisiensi dan ketelitian. Keselamatan dan kesehatan kerja serta

lingkungan fisik tempat bekerja sangat berpengaruh dalam peningkatan

produktivitas suatu perusahaan. (Sritomo Wignjosoebrata.2003)

3.3. Kinerja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kerja

Kinerja merupakan hasil dari suatu proses atau aktivitas pada fungsi

tertentu yang dilaksanakan oleh seseorang, baik sebagai individu maupun sebagai

anggota dari suatu kelompok atau organisasi bisnis pada periode tertentu yang

hasilnya dapat dinikmati sendiri maupun kelompoknya atau organisasi. (Purnomo,

2004)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja adalah

prestasi kerja karena diartikan sebagai hasil pelaksanaan pekerjaan dalam periode

tertentu merupakan prestasi yang dicapai oleh karyawan terhadap target atau

sasaran yang telah ditentukan dengan berbagai persyaratannya, yang dibebankan

(52)

dicapai oleh karyawan tersebut, tentunya harus dilaksanakan penilaian kinerja,

yaitu dengan membandingkan kinerja aktual dengan standar-standar yang telah

ditetapkan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bagi pimpinan dapat digunakan untuk

menentukan pendekatan kepeda pegawai dalam memporoleh kepuasan kerja

maupun meningkatkan kinerja pegawai.

Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan dan usaha kerja individu serta

kesempatan kerja yang diperoleh individu atau karyawan tersebut didalam

pekerjaannya. Performance atau kinerja berhubungan dengan individual variabel

dan situational variabel. Individual variabel mencakup sikap, karakteristik kepribadian, karakteristik fisik, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan,

pengalaman, dan personal variabel lainnya. Situasional variabel terdiri dari

physical dan job variabel, serta organisasional variabel, antara lain: metode kerja,

ruang dan susunan kerja, serta lingkungan fisik, karakter organisasi, pelatihan dan

supervisi, tipe insentif/kompensasi, dan lingkungan sosial. (MANUABA, a. 1992)

Adapun keberhasilan kerja manusia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1. Faktor individual dan faktor situasional. Sesuai dengan namanya, faktor

pertama terdiri dari faktor-faktor yang datang dari diri si pekerja itu sendiri

dan sering kali sudah ada sebelum si pekerja yang bersangkutan datang di

pekerjaannya. Kecuali hal-hal seperti pendidikan dan semuanya adalah

(53)

yang sudah tetap ini adalah hal-hal yang sudah ada dan harus dapat diterima

seadanya.

2. Berbeda dengan yang pertama, faktor kedua terdiri dari faktor-faktor yang

hampir sepenuhnya dapat diatur dan dapat dirubah, dan faktor-faktor ini

berada diluar diri pekerja. Pemimpin perusahaanlah yang berhak merubahnya,

karenanya faktor-faktor ini disebut juga faktor-faktor management.

Kelompok-kelompok faktor situasional terbagi kedalam dua sub kelompok

yaitu yang terdiri dari faktor-faktor sosial dan keorganisasiannya, dan yang

terdiri dari faktor-faktor fisik pekerjaan yang bersangkutan.

Dengan dasar pengetahuan ini, adalah tugas pimpinan untuk mengatur

semua faktor-faktor yang dikuasainya dan menjalinnya dengan faktor-faktor diri

pekerja untuk menciptakan suatu keadaan yang memberikan keberhasilan tinggi.

(Eko Nurmianto. 2003)

3.4. Faktor-faktor Sosial dan Keorganisasian dalam Produktivitas

Jarang sekali individu bekerja sendirian atau terpisah dengan orang lain

dalam organisasi. Itulah pentingnya efektivitas kinerja organisasi yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya iklim organisasi dan etos kerja.

Perlu diketahui bahwa efektivitas organisasi terdiri dari individu dan kelompok,

karena itu efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok.

Namun demikian, efektivitas organisasi adalah lebih banyak dari jumlah

efektivitas individu dan kelompok, sehingga organisasi bisa efektif jika mampu

(54)

karyanya setiap bagiannya. Sebenarnya alasan bagi organisasi sebagai alat untuk

melaksanakan pekerjaan masyarakat adalah bahwa organisasi itu dapat melakukan

[image:54.595.236.397.203.375.2]

pekerjaan lebih banyak dari pada yang mungkin dilakukan.

Gambar 3.1 Tiga Pandangan Mengenai Efektivitas Organisasi

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu materi

maupun non materi. Karena itu pekerja dalam bekerja ingin mendapatkan

perlakuan sebagai manusia walaupun mereka merupakan salah satu alat produksi.

Bila berbicara tentang segi kemanusiaan dari seseorang maka segera tampaklah

berbagai kebutuhan seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil,

ingin prestasinya dihargai dan diakui orang lain, ingin berteman, ingin diakui

dirinya sebagai bagian dari masyarakat bahkan ingin menonjol. (Suma’mur PK.

(55)

3.5. Beberapa Segi Mengenai Faktor-faktor Pekerjaan

Hubungan antara manusia pekerja dengan mesin dan peralatan-peralatan

dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi

antara hal-hal diatas yang membentuk suatu sistem kerja tidak terlampau

sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan agar pada

akhirnya dapat mendatangkan produktivitas yang tinggi. Selain itu perlu

diperhatikan keadaan-keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan kerja, pengaruh

lingkungan fisik terhadap lingkungan kerja, perancangan mesin dan peralatan agar

cocok dengan pemakaiannya dan cara-cara untuk menangani pemakaiannya.

(Sritomo Wignjosoebrata.2003)

3.6. Faktor-Faktor Fisik Lingkungan Kerja 3.6.1. Kebisingan

Lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur dan pencahayaan yang

sesuai dengan kondisi manusia sebagai pekerja akan mendukung kinerja dan

produktivitas kerja yang dihasilkan. Suara yang bising, temperatur yang panas dan

pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber

yang mengakibatkan tekanan kerja, penurunan produktivitas kerja dan dapat

menyebabkan penyakit. Pada penelitian ini akan mengukur besarnya tingkat

kebisingan (60dB, 77dB, 80dB), temperatur (18°C, 24°C, 34°C) dan pencahayaan

(155lux, 200lux, 300lux) yang mempunyai pengaruh optimal terhadap

(56)

Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita.

Tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut dapat

merusak pendengaran, mengganggu ketenamgan bekerja, dan dapat menimbulkan

kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan, kebisingan yang serius bisa

menyebabkan kematian.

Ada tiga aspek yang menentukan kwalitas suatu bunyi yang bisa

menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : lama, intensitas, dan

frekuensinya. Makin lama telinga kita mendengar kebisingan makin buruk

akibatnya bagi kita, diantaranya pendengaran yang makin berkurang.

Kebisingan diatas batas-batas normal (85 dB; decibel = satuan kepekaan

suara) perlu disisihkan dari tempat-tempat kerja guna mencegah kemerosotan

syaraf karyawan, mengurangi keletihan mental, dan meningkatkan moral kerja.

(Tarwaka, 2004)

Pengendalian atas kebisingan dan getaran yang biasa adalah sebagai

berikut:

- Bagian-bagian bergerak dari seluruh mesin, perlengkapan, dan peralatan harus

senantiasa diberi minyak pelumas dan gemuk.

- Cegah penggunaan mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan diatas 95 dB.

- Pergunakan peredam getaran seperti tegel akustik, karet, dan barang-barang

lain yang sejenis.

- Sumber-sumber getaran harus diisolasi misalnya, generator diletakkan

(57)

- Permukaan tembok dan langit-langit sedapat mungkin dilapisi dengan tegel

akustik

- Lengkapi karyawan yang bekerja di tempat-tempat sumber kebisingan diatas

95 dB dengan alat penyumbat telinga

Telah jelas bagi kita bahwa kondisi lingkungan kerja sangat berpengaruh

terhadap keadaan kerja manusia maka manusia sebagai makhluk yang paling

sempurna tidak luput dari kekurangan, dalam arti kata segala kemampuannya

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari faktor

pribadinya (intern) atau mungkin dari pengaruh luar (ekstern). Salah satu faktor yang datang dari luar dan akan dibahas dalam kesempatan ini ialah lingkungan

kerja dimana manusia melaksanakan kegiatannya. Adalah suatu kenyataan

bahwasannya lingkungan kerja berpengaruh terhadap hasil kerja manusia.

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan akan tercapai

suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi

lingkungan kerja yang baik, sebaliknya bisa dikatakan, bahwa suatu kondisi

lingkungan kerja yang baik, manusia dapat melaksanakan kegiatannya dengan

optimal, dengan sehat, aman dan selamat.

Ketidakberesan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu

yang lama. L

Gambar

Gambar 2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng pada
Gambar 3.1 Tiga Pandangan Mengenai Efektivitas Organisasi
Tabel 3.1. Skala Intesitas Kebisingan
Gambar 2.2. Desain Riset
+7

Referensi

Dokumen terkait

Era digital telah mengubah cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang sangat canggih seperti saat ini. Sebuah teknologi yang membuat perubahan besar kepada seluruh

Kamus data adalah kumpulan daftar elemen data yang mengalir pada sistem perangkat lunak sehingga masukan ( input ) dan keluaran ( output ) dapat dipahami secara umum

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rakhmat, Hidayah serta Innayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

Berdasarkan hasil penelitian, siswa dengan prestasi tinggi dalam tingkat kemampuan pemahaman level Van-Hiele mencapai level 4, siswa mampu menyelesaikan soal yang

Uji coba dilakukan untuk mengetahui implementasi bahan ajar modul dan keefektifan bahan ajar modul dalam penelitian. Implementasi bahan ajar modul diuji

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Patar Raja, Wijanto Heroe, Wahyu Yuyu, ”Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip Rectangular Bercelah Untuk Triple Band (900.. MHz, 1800 MHz, 2400

[r]