PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR FISIK LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN
DI PT. SMART, TBK
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
MAULANA IMAM F.A NIM. 050403021
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
PT. SMART, Tbk. Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini secara umum terbagi dalam dua kegiatan yaitu kegiatan penerimaan hasil olahan kelapa sawit dari pelanggan dan proses penyaluran ke armada laut sebagai pengangkutan untuk kegiatan ekspor. Semakin meningkatnya kegiatan ekspor hasil olahan kelapa sawit maka pertumbuhan perusahaan sejenis akan meningkat.
Penelitian mengenai faktor fisik lingkungan kerja di PT. SMART, Tbk. ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa di lapangan seorang pekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik lingkungan kerja seperti kebisingan, fasilitas keselamatan, penerangan di tempat kerja, radiasi, tekanan udara tinggi dan rendah, warna, dan getaran mekanis. Faktor-faktor tersebut berdampak negatif bagi perusahaan, karena kenyataannya kondisi lingkungan kerja di lapangan masih banyak yang kurang sesuai dan sangat mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menilai pengaruh faktor-faktor fisik lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. SMART, Tbk. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 responden dimana responden ditujukan pada karyawan di bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).
Dengan adanya pengolahan data ini, kemudian diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor fisik lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan di bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan
Tugas Akhir ini dengan baik.
Penelitian dilaksanakan di PT. Smart, Tbk. yang bergerak dalam bidang
pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan
sterin. Tugas sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi
untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
Tugas Sarjana ini berjudul “PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR FISIK
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
KARYAWAN DI PT. SMART, TBK”.
Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna
dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini dan
penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Medan, Desember 2011
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini
dengan kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekertaris Departemen Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Pak Ir. SUGIH ARTO PUJANGKORO, MM. selaku Dosen Pembimbing I
atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan
arahan kepada penulis dalam penulisan laporan.
4. Pak Ikhsan Siregar, ST. M.Eng selaku Dosen Pembimbing II atas
kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan
kepada penulis dalam penulisan laporan.
5. Pak Khalil selaku perwakilan dari PT. Smart, Tbk.Medan.
6. Teman-teman seperjuangan Arih, Rahmi, Adel, Jhon, Antoni, Yogi dan
teman-teman angkatan 2005 di Departemen Teknik Industri USU selaku
tempat untuk bertukar informasi dan berbagi untuk permasalahan Tugas Akhir
dan akademik/non akademik lainnya.
7. Bang Bowo atas dukungan moralnya yang sangat mendukung penulis dalam
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT SIDANG SARJANA ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR . ... v
UCAPAN TERIMA KASIH . ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL . ... xiii
DAFTAR GAMBAR . ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN . ... xv
I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1
1.2. Rumusan Permasalah ... I-3
1.3. Tujuan Penelitian ... I-3
1.4. Manfaat Penelitian ... I-4
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah perusahaan ... II-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.3. Struktur Organisasi ... II-3
2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-11
2.5.1. Tenaga Kerja ... II-11
2.5.2. Jam Kerja ... II-12
2.6. Proses Produksi ... II-13
2.6.1. Bahan-Bahan yang Digunakan ... II-14
2.6.1.1. Bahan Baku. ... II-14
2.6.1.2. Bahan Penolong. ... II-14
2.6.1.3. Bahan Tambahan. ... II-15
2.6.2. Uraian Proses ... II-16
III. LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Definisi Lingkungan Kerja... III-1
3.2. Manusia dan Pekerjaan ... III-3
3.3. Kinerja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Kerja ... III-3
3.4. Faktor-faktor Sosial dan Keorganisasian dalam
Produktivitas ... III-5
3.5. Beberapa Segi Mengenai Faktor-faktor Pekerjaan ... III-7
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.6.1. Kebisingan ... . III-7
3.6.2. Cuaca Kerja ... . III-9
3.6.3. Penerangan di Tempat Kerja ... . III-12
3.6.4. Radiasi ... . III-13
3.6.5. Tekanan Udara Tinggi dan Rendah ... . III-14
3.6.6. Warna ... . III-15
3.6.7. Getaran Mekanis... . III-16
3.7. Produktivitas Kerja ... III-17
3.7.1. Pengertian Produktivitas ... . III-17
3.7.2. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Produktivita s III-18
3.8. Penelitian Survei ... III-18
3.8.1. Metode Penelitian ... . III-18
3.8.2. Desain Riset ... . III-19
3.8.3. Kuesioner ... . III-20
3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... . III-24
3.9.1. Uji Validitas ... . III-24
3.9.2. Reliabilitas ... . III-35
3.10. Metode Importance-Performance Analysis ... . III-36
3.11. Analisis Tingkat Kerusakan Pasar (Market Damage
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN . ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1
4.3. Objek Penelitian ... IV-2
4.4. Variabel Penelitian... IV-2
4.5. Instrumen Penelitian ... IV-2
4.6. Pelaksanaan Penelitian ... IV-3
4.7. Metode Pengolahan Data ... IV-3
4.8. Analisis Penelitian ... IV-3
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1. Pengumpulan Data. ... V-1
5.1.1. Kuesioner. ... V-1
5.1.2. Data Kuesioner untuk Kinerja. ... V-4
5.1.3. Data Kuesioner untuk Harapan. ... V-6
5.1.4. Data Kuesioner Perhitungan MDA Satisfaction
Index, dan Switching Index. ... V-7 5.2. Pengolahan Data. ... V-9
5.2.1. Kuesioner. ... V-9
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.2.1. Uji Validitas Data Kinerja. ... V-10
5.2.2.2. Uji Validitas Data Harapan... V-21
5.2.3. Uji Realibilitas. ... V-32
5.2.4. Perhitungan Tingkat Kesesuaian Responden. ... V-34
5.2.5. Diagram Kartesius Penilaian Kinerja Produk/
Jasa dengan Harapan. ... V-37
5.2.6. Pengelompokan Responden berdasarkan
MDA (Market Damage Analysis). ... V-39
5.2.7. Switching Index. ... V-41 5.2.8. Satisfaction Index. ... V-42
5.2.9. Pendapat Responden tentang Lingkungan Kerja
dan Produktivitas. ... V-34
VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH . ... VI-1 6.1. Uji Validitas Kinerja dan Harapan... VI-1
6.2. Uji Reabilitas... ... VI-1
6.3. Penilaian Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas Karyawan PT. SMART, Tbk. Medan... . VI-2
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
6.6. Analisa terhadap Satisfaction index... ... VI-5 6.7. Penilaian Adanya Hubungan Antara Lingkungan Kerja
dengan Produktifitas dan Konsentrasi Kerja... ... VI-6
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan ... II – 7
3.1. Skala Intensitas Kebisingan ... III – 9
5.1. Kuesioner Hal-Hal yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja PT. SMART, Tbk. ... V – 3
5.2. Data Kuesioner yang Telah Diberi Bobot untuk Kinerja
Lingkungan Kerja PT. SMART, Tbk. Medan ... V – 3
5.3. Data Kuesioner yang Telah Diberi Bobot untuk Harapan
Lingkungan Kerja PT. SMART, Tbk. Medan ... V – 5
5.4. Hasil Pengumpulan Data untuk Perhitungan SwI, dan SI ... V – 7
5.5. Data Uji Validitas Kinerja Lingkungan Kerja PT. SMART,
Tbk. Medan ... V – 9
5.6. Data Uji Validitas Harapan Lingkungan Kerja PT. SMART,
Tbk. Medan ... V – 20
5.7. Perhitungan untuk Uji Realibilitas ... V – 32
5.8. Tingkat Kesesuaian Antar Tingkat Kinerja dan Tingkat
Kepentingan Lingkungan Kerja PT. SMART, Tbk. Medan ... V – 35
5.9. Rata-Rata Variabel dari Penilaian Kinerja dan Penilaian Tingkat
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.10. Data Kuesioner Perhitungan MDA ... V – 39
5.11. Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Lingkungan Kerja
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan ... II – 5
2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng pada
PT. SMART, Tbk. Medan ... II – 13
3.1. Tiga Pandangan Mengenai Efektivitas Organisasi... III – 6
3.2. Desain Riset ... III – 20
5.1. Diagram Kartesius Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan
Kerja PT. SMART, Tbk. Medan ... V
– 39
6.1. Diagram Kartesius Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L – 1
2. Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal ... L – 2
3. Ordinates of The Standard Normal Distribution ... L – 3
ABSTRAK
PT. SMART, Tbk. Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini secara umum terbagi dalam dua kegiatan yaitu kegiatan penerimaan hasil olahan kelapa sawit dari pelanggan dan proses penyaluran ke armada laut sebagai pengangkutan untuk kegiatan ekspor. Semakin meningkatnya kegiatan ekspor hasil olahan kelapa sawit maka pertumbuhan perusahaan sejenis akan meningkat.
Penelitian mengenai faktor fisik lingkungan kerja di PT. SMART, Tbk. ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa di lapangan seorang pekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik lingkungan kerja seperti kebisingan, fasilitas keselamatan, penerangan di tempat kerja, radiasi, tekanan udara tinggi dan rendah, warna, dan getaran mekanis. Faktor-faktor tersebut berdampak negatif bagi perusahaan, karena kenyataannya kondisi lingkungan kerja di lapangan masih banyak yang kurang sesuai dan sangat mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menilai pengaruh faktor-faktor fisik lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. SMART, Tbk. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 responden dimana responden ditujukan pada karyawan di bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).
Dengan adanya pengolahan data ini, kemudian diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor fisik lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan di bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Plam
Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar
Sumatera Utara.
Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah minyak goreng RBDOL (Refined Balched Deodorized Olein) atau disebut juga
olein sebagai produk utama dan RBDST (Refiened Balched Deodorized Stearin) atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk sampingan.
Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua
proses, yaitu :
1. Proses refinery, yaitu proses pemisahan fatty acid dan proses menghilangkan bau yang disebut deodorized.
2. Proses fraksinasi, merupakan proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan
fraksi cair (olein) dengan cara kristalisasi dan filtrasi.
Produk berupa RBDOL (Refined Blached Deodororized Olein) dipasarkan
di dalam negeri dalam kemasan bermerek “Filma”, yang diproduksi dan diolah
Dengan alasan ini PT. SMART, Tbk. Medan harus benar-benar menjaga
mutu produksi perusahaan tersebut supaya dapat dijaga kestabilan serta aman
untuk dikonsumsi.
Lingkungan kerja merupakan faktor yang penting dalam kelangsungan
hidup perusahaan yaitu hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan
mesin dan manusia dengan lingkungannya (kondisi kerja).
Penelitian mengenai faktor fisik lingkungan kerja di PT. SMART, Tbk. ini
dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa di lapangan seorang pekerja
dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik lingkungan kerja seperti kebisingan,
fasilitas keselamatan, penerangan di tempat kerja, radiasi, tekanan udara tinggi
dan rendah, warna, dan getaran mekanis. Faktor-faktor tersebut berdampak negatif
bagi perusahaan, karena kenyataannya kondisi lingkungan kerja di lapangan
masih banyak yang kurang sesuai dan sangat mempengaruhi terhadap peningkatan
kinerja karyawan. Hal-hal itulah yang ada pada PT. SMART, Tbk. dimana
faktor-faktor fisik lingkungan kerja tersebut sangat mempengaruhi kinerja karyawan
dalam bekerja.
Melalui penelitian ini dapat dilihat aspek mana saja dari faktor lingkungan
kerja yang dapat menyebabkan perbedaan produktivitas kerja dan keefektifannya
pada PT. SMART, Tbk. sehingga dapat diperoleh sistem kerja yang lebih baik dan
1.2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang dihadapi perusahaan yaitu menilai kondisi fisik lingkungan
kerja pada PT. SMART, Tbk. dan melihat hubungan antara faktor-faktor fisik
lingkungan kerja dengan peningkatan kinerja karyawan pada PT. SMART, Tbk.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terbagi dua yaitu:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menilai
pengaruh faktor-faktor fisik lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja
karyawan di PT. SMART, Tbk.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya presentase pengaruh faktor-faktor fisik
lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan.
2. Memberikan informasi tentang lingkungan kerja yang ada hubungannya
dengan peningkatan kinerja karyawan yang perlu diperbaiki oleh pihak
perusahaan sehingga dapat lebih meningkatkan produkstivitas kerja di PT.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Memberi masukan bagi perusahaan mengenai faktor lingkungan kerja yang
dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan di PT. SMART, Tbk.
2. Menjadi sarana bagi penulis dalam latihan untuk menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dan
membandingkan antara teori yang diperoleh dengan permasalahan pada
perusahaan.
3. Dapat mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departeman Teknik
Industri serta memperluas pengenalan akan Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Pembatasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar penelitian
tersebut mampunyai ruang lingkup pembahasan yang jelas. Dalam penelitian ini
batasan permasalah yang dipergunakan adalah:
1. Penelitian dilakukan pada lingkungan kerja bagian expeller plant dan Waste Water Treatment Plant (WWTP) perusahaan untuk menentukan tingkat
kinerja karyawan.
2. Akibat keterbatasan waktu, maka data untuk penilaian karyawan diperoleh
3. Dalam penelitian ini, yang akan diukur adalah 2 faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja fisik yaitu:
a. Hubungan manusia dengan mesin.
b. Hubungan manusia dengan lingkungan.
4. Analisis dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui
hasil dari studi literatur serta kuesioner.
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk pembahasan permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Mesin dan peralatan kerja berada dalam kondisi baik.
2. Kondisi fisik pekerja dinilai bekerja dengan baik, tidak ada tekanan.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika
penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang
permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan
permasalahan, asumsi-asumsi yang digunakan dan sistematika
penulisan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan
yang berisi teori-teori yang mendukung permasalahan dan teori
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap
tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan kuesioner yang dilakukan di lapangan sebagai
bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai
dasar pada pemecahan masalah.
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Bab ini memuat analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan
data dengan cara pengumpulan data kuesioner yang ada.
Disamping itu, juga diupayakan untuk penilaian faktor-faktor fisik
lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari
hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. SMART, Tbk. Medan termasuk dalam SINAR MAS GROUP.
Didalam melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk. Medan
mempunyai pabrik beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung
yang berada di Kawasan Berikat Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status
hak milik yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Medan
Nomor 65 dan oleh kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361 dan A
1424362, dengan total luas lahan 64.970 m2 dengan dukungan instalasi Tangki
Timbun (Bulking Installation) yang berada di Jalan Ujung Baru, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Medan.
Keberadaan PT. SMART, Tbk. Medan awalnya adalah PT Ivo mas
Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 dengan pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Pada tempat yang sama tahun
1986 berdiri PT. SMART Corporation dengan pengolahan Palm Kernel (PK) menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeler (PKE). Sejalan dengan perkembangan usaha, maka sejak tahun 2000 kedua perusahaan dilebur
menjadi satu dan berganti nama menjadi PT. SMART, Tbk.
Pemodalan yang dimiliki PT. SMART, Tbk. adalah pemodalan dalam
negeri dengan pemasaran produk adalah dalam negeri dan ekspor. Pada saat ini
per tahun untuk produk utama yaitu Refined Bleached Deodorized Stearin (RBD Stearin) dan Refined Bleached Olein (RBD Olein), pada industri pengolahan
minyk sawit menjadi minyak goreng masing-masing adalah 270.000 ton/tahun
dan 90.000 ton/tahun, sedangkan untuk produksi lainnya adalah Palm Fatty Acid Destilate (PFAD) dengan kapasitas produksi sekitar 16.320 ton/tahun.
Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan
produknya, terdapat beberapa proses utama yang dijalankan di PT. SMART, Tbk.
Medan yaitu Refinery plant, Fractination Plant, Margarine Plant dan Filling Plant. Dengan proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan product branded yang merupakan produk perusahaan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Plam Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar
Sumatera Utara.
Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah
minyak goreng RBDOL (Refined Balched Deodorized Olein) atau disebut juga olein sebagai produk utama dan RBDST (Refiened Balched Deodorized Stearin) atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk
sampingan.
Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua
3. Proses refinery, yaitu proses pemisahan fatty acid dan proses menghilangkan bau yang disebut deodorized.
4. Proses fraksinasi, merupakan proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan fraksi cair (olein) dengan cara kristalisasi dan filtrasi.
Produk berupa RBDOL (Refined Blached Deodororized Olein) dipasarkan
di dalam negeri dalam kemasan bermerek “Filma”, yang diproduksi dan diolah
oleh pabrik PT. SMART, Tbk. Medan. Olein ini selain dijual kepada masyarakat
umum dalam negeri juga banyak yang diekspor ke luar negeri. Dengan alasan ini
PT. SMART, Tbk. Medan ditutut untuk benar-benar menjaga mutu produksi
perusahaan tersebut supaya dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi.
2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan.
Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama
lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan
karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari
siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.
Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan
tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi
oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan.
Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT.
SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang
sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Struktur organisasi PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staff lini
Personnel & General
Affairs Department Manufacturing Department Commercial Department
General Manager
Management Representative/ Koordinator Food Safety
Finance & Accounting
Department CBS Department
V. Team Operations
Quality Management Department Engineering Section Purchasing Section Production Section Marsho Plant Section Warehouse Section PPIC Section Process Engineering Section Operation Section Quality Control Section Customer & Supplier Compliance Section CA Documentation & Assessment Section Bulk Trading Section Logistic Section Bulking Belawan Section Personnel Section General Admin Section Environment Health, Fire, Safety Section Weigh Bridge Unit Tank Farm Unit Terminal PK Unit Terminal CPO Unit Maintena nce Unit Mechan ic Sub Unit Utility Unit Electric Sub Unit Power house Sub Unit Boiler House Sub Unit Spare Part Unit Packaging Material & Chemical Unit Margarine & Fat Unit
Filling Unit Refinery & Fractionat ion Unit Refine ry Sub Unit Kernel Crushing Unit Fractio nation Sub Unit Prebgi ng Sub Unit Storage Sub Unit OTO Unit Installati on Unit Logistic Trading Unit Finished Goods Unit Trading Palm Unit Trading Lauric Unit Admin Local Unit Admin Export Unit NOTE:
Not involved in the QMS
Sumber: PT. Smart, Tbk.
Struktur organisasi staff lini fungsional merupakan suatu bentuk struktur
organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari
tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur organisasi yang
disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari setiap personel dalam organisasi tersebut. Dengan demikian
diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur
organisasi yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah hubungan
berbentuk garis dan staf dimana atasan langsung berfungsi sebagai pengawas
terhadap bawahannya. Dalam menjalankan struktur organisasinya ada pembagian
tugas yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana. Dalam melakukan
pengambilan keputusan lebih mudah dicapai karena anggota-anggota staff yang
ahli dalam bidangnya yang dapat memberi nasehat dan mengerjakan perencanaan
yang teliti, koordinasi dapat dengan mudah dikerjakan karena sudah ada
pembidangan masing-masing.
2.4. Uraian Tugas,Wewenang dan Tanggung Jawab
Organisasi perusahaan merupakan wadah perusahaan yang
mendayagunakan sumber-sumbernya. Wadah ini menetapkan kegiatan yang perlu
dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam
jabatan tertentu di dalam organisasi tersebut, di mana masing-masing personel
diberi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Dalam melaksanakan
tugasnya, setiap jabatan diberi gambaran dan batasan tugas serta tanggung jawab
pada masing-masing struktur organisasi.
Untuk lebih jelasnya tugas dan tanggung jawab secara umum dari
masing-masing staff diuraikan sebagai berikut:
1. General Manager
a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut
perencanaan dan pengawasan produksi, kegiatan pemasaran, anggaran
perusahaan, dan ekspansi perusahaan baik untuk jangka panjang maupun
jangka pendek.
b. Menentukan jalannya perusahaan.
c. Menetapkan dan mengawasi tugas-tugas yang akan dilimpahkan kepada
para manager.
d. Berwewenang terhadap semua pengeluaran dan pemasukan uang dalam
perusahaan dalam pemakaian dan pengadaan bahan baku, mesin, peralatan
dan tenaga kerja.
e. Berwewenang terhadap semua karyawan di perusahaan.
f. Bertanggung jawab ke dalam dan ke luar perusahaan.
2. Mnufacturing Department
a. Membantu General Manager dalam penyajian informasi dan pengambilan
b. Mempertahankan dan mengembangkan kualitas pelaksanaan program
produksi, baik dari segi material maupun dari segi teknik pelaksanaan
proses produksinya.
c. Merencanakan dan mengawasi jadwal produksi yang telah disesuaikan
dengan keinginan pelanggan.
d. Merencanakan dan mengawasi kebutuhan material dalam proses produksi.
e. Mengawasi, mengkoordinir dan memberikan pengarahan terhadap
karyawan sesuai dengan pekerjaan yang dihadapinya.
f. Memonitor kegiatan pabrik, mengumpulkan informasi dan melakukan
penelitian terhadap laporan yang diberikan bawahannya.
g. Membuat perencanaan jalannya proses produksi dan materi kegiatan
dalam produksi.
h. Melakukan koordinasi dengan departemen terkait yang berhubungan
dengan kegiatan produksi.
i. Menangani seluruh masalah yang timbul di dalam maupun di luar produksi
yang berhubungan dengan produksi.
3. Commercial Department
a. Memimpin, mengkoordinasi dan mengorganisasikan operasional
persusahaan yang meliputi perkapalan, penimbunan, peneriamaan dan
pengeluaran minyak.
b. Memastikan bahwa semua kegiatan di departemen berlangsung dengan
c. Mengawasi kesusutan minyak yang mungkin terjadi di kapal maupun di
tangki penimbunan.
d. Mengadakan koordinasi dengan tiap divisi untuk meningkatkan masa
pekerjaan seoptimal mungkin.
4. CBS Department
a. Merencanakan dan melakukan pengawasan administrasi mulai dari bahan
baku, produk, bahan penunjang dan suku cadang.
b. Melakukan penyediaan, pemindahan dan pembagian tugas untuk
menunjang segala aktivitas pabrik.
c. Melakukan koordinasi dengan departemen lain.
5. Quality Management Department
a. Menentukan kelayakan dan spesifikasi dari sutu bahan baku dan bahan
penolong yang akan dipakai dalam proses produksi.
b. Merencanakan dan menentukan suatu pengontrolan mutu baik bahan baku
maupun produk yang dihasilkan.
c. Menjamin dan merencanakan kelangsungan suatu proses produksi
berdasarkan kontrol mutu produksi.
d. Menentukan informasi atau data mengenai formula kepada pihak produksi
6. Finance & Accounting Department
a. Memimpin, mengkoordinasi dan menyelenggarakan pelayanan umum dari
administrasi yang efektif dan efisien.
b. Mengawasi pembelian serta pengeluaran pajak dan kegiatan kebersihan
lingkungan guna mendukung kelancaran kegiatan produksi.
c. Menyetujui pembelian keperluan kantor, mess dan penginapan tamu yang
bersifat rutin.
d. Mempersiapkan kebutuhan bagi tamu-tamu perusahaan.
7. Personnel & General Affairs Department
a. Mengkoordinasikan penyusunan laporan manajemen serta
mempertanggungjawabkan keakuratan dan kebenaran data serta ketepatan
waktu penyampaiannya.
b. Memantau pemakaian tenaga kerja, biaya, barang dan bahan di semua
bidang sesuai dengan kebijakan manajer dan ketentuan norma yang
berlaku.
c. Menyusun dan membuat permintaan barang dan jasa yang diperlukan
untuk pabrik.
d. Melaksanakan penyelenggaraan administrasi penggajian dan tunjangan
sosial karyawan serta pembayaran lain.
e. Menyusun laporan administrasi untuk pabrik dan menyiapkan
laporan-laporan keuangan dan melakukan penilaian prestasi karyawan bawahan.
2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.1. Tenaga Kerja
PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari
karyawan tetap dan harian/ kontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan
tersebut ditempatkan sesui dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjalankan
rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan memiliki pembagian tenaga kerja
tetap dan tenaga kerja harian/ kontraktor.
Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan ini dikelompokkan
atas dua bagian, yaitu:
1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara
terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan
dengan proses yaitu bagian produksi dan laboratorium.
2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja
secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas
kebersihan.
Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan.
Klasifikasi Pekerjaan
Jenis Kelamin Jlh. Tenaga
Lokal
Pendidikan
Pria Wanita Jumlah SD SMP SMU/S
TM
Akademi/Univ.
Staff 57 35 92 92 - - - 92
Karyawan 319 36 355 355 13 20 256 66
Karyawan
Kontrak 137 15 152 152 - - 104 48
2.5.2. Jam kerja
Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua,
yaitu:
1. General time (non shift)
General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang
bekerja di kantor (mis, bagian administrasi). Waktu kerja yang berlaku di bagian
ini yaitu:
– Pada hari Senin sampai Kamis:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat)
Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)
– Hari Jumat:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00 – 13.30 WIB (istirahat)
Pukul 13.30 – 16.00 WIB (bekerja)
– Pada hari Sabtu:
Pukul 08.00 – 13.00 WIB (bekerja)
2. Shift time
Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama
24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi
atas 3 shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas 4
kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian waktu
Shift I : 08.00 – 16.00 WIB
Shift II : 16.00 – 24.00 WIB
Shift II : 24.00 – 08.00 WIB
Karyawan yang bekerja shift untuk setiap minggu bekerja dengan 3 (tiga)
shift sekaligus, sehingga untuk perggantian shift setiap minggunya terdapat waktu
libur yang disebut “Day Off”.
2.6. Proses Produksi
Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang
merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah
produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Dimulai dari
keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses
produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan
maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk
yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Selanjutnya dari keinginan untuk mencari suatu teknik dalam membuat
produk yang efektif dan efisien, kemudian sampai pada permasalahan tentang
langkah-langkah perencanaan dan pengendalian semua langkah produksi tersebut
yang lebih efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh PT. SMART, Tbk. Medan
agar dapat menghasilkan minyak goreng dan margarin yang sesuai dengan
2.6.1. Bahan-Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan
atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
2.6.1.1.Bahan Baku
Bahan Baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar
dibandingkan bahan-bahan lainnya. Jadi bahan baku ini dapat juga disebut sebagai
bahan utama. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO). Bahan baku tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa
sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti
di Kalimantan, Riau dan P. Halaban.
CPO yang berasal dari masing-masing PKS tersebut diangkut ke PT.
SMART, Tbk. Medan dengan mobil tangki dan kereta api (wagon) sedangkan yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan Kapal Tanker.
2.6.1.2.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak
ada dalam produk, atau dengan kata lain bahan penolong berfungsi untuk
memperbaiki proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dalam proses
produksi di PT. SMART, Tbk. Medan adalah:
1. Bleaching earth
a. Mengadsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak diinginkan, seperti: kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen
lainnya,
b. Mengurangi tingkat oksidasi produk,
c. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna pada proses bleaching.
2. AsamPhospat (H3PO4)
Asam Phospat berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah), kandungan
logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam proses
degumming.
2.6.1.3.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada alur proses dan
masih terdapat didalam produk akhir, atau dengan kata lain bahan tambahan
berfungsi untuk memperbaiki tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik
sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan. Pada PT.
SMART, Tbk. Medan Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi
adalah:
• Bahan tambahan pangan, yang terdiri dari:
a. Antioksida
b. Vitamin A, B dan D
c. Garam
2.6.2. Uraian Proses
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang
atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.
Proses pengolahan yang dilakukan terhadap bahan baku Crude Palm Oil
dilaksanakan dalam proses utama, yaitu:
1. Proses Refinery
2. Proses Fraksinasi
Pada tahap awal, bahan baku CPO ditimbun dalam tangki dalam stasiun
penerimaan dengan kapasitas 2000 ton per hari. CPO yang terdapat pada tangki
penimbunan mengalami perlakuan pemanasan yang dilakukan secara kontinu, di
mana temperatur CPO dipertahankan pada suhu 40 – 500C dengan menggunakan
steam. Tujuan pemanasan ini adalah:
- Untuk mencegah terjadinya pembekuan CPO
- Memudahkan pemisahan CPO dengan kotoran dan air
- Memudahkan proses kristalisasi pada tahap pemisahan olein dan stearin
Pada Gambar 2.2. dapat dilihat block diagram dari proses produksi dari
CPO
DEGUMMING
BLEACHER DPO
FILTRATION
DPO
DEODORIZATION
RBDPO
FRACTIONATION
FILTRATION
PFAD FATTY MATER (POAM)
STEARIN OLEIN
(MINYAK GORENG)
Waste Water Treatment Plant
TO
SPENT EARTH BLEACHING EARTH
ASAM PHOSPAT 85%
Keterangan:
CPO : Crude Palm Oil DPO : Degummed Palm Oil
[image:38.595.137.499.105.704.2]DBPO : degummed bleached Palm Oil RBDPO : Refined Bleached Deodorizet Palm Oil
1. Proses Refinery
Tujuan proses refinery adalah untuk memurnikan Crude Palm Oil (CPO)
sehingga didapat kualitas Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), yang melalui tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari
proses penghilangan gum dengan suhu 800C (degumming) dengan cara
penambahan asam phosfat (H3PO4 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm
Oil (DPO) dan kemudian dilakukan adsorptive bleaching pada suhu 1000C dengan menggunakan tepung pemucat (bleaching earth), selanjutnya disaring
dengan menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) dan membuang spenth earth yang berasal dari sisa bleaching earth.
Sedangkan pada tahap deodorisasi meliputi proses pemisahan Free Fatty Acid (FFA), penghilangan zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten
secara thermal dengan pemanasan 2620C.
Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di
dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda dengan proses alkaline di mana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil dihasilkan dengan alkaline, lalu sabunnya dipisahkan.
A. Tahap Pre-treatment
Pre-treatment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam
phosfat dan mengadsorbsinya dengan menggunakan bleaching earth. Pada tahap ini CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) melalui
A.1. Proses Degumming
Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna,
logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam
phosfat (H3PO4). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak
disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan.
CPO yang akan dioleh terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan
mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama, pemanasan menggunakan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua,
pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah
agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam
mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80 – 85%. Suhu CPO
yang masuk ke dalam mixer berkisar 85 – 950C. Penambahan asam phosfat ke dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,05 – 0,075% dari umpan CPO
yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15 – 30 menit, sebelum dimasukkan ke
dalam bleacher. A.2. Tahap Bleaching
Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerapnya. CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer
masuk. Umpan bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas produk minyak yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging
steam pada suhu 95 – 1100C, agar dapat mempermudah proses adsorbsi daripada
impurities dengan cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari penurunan warna Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya berfungsi sebagai zat adsorptive clearsing.
BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities yang
ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam (0,4 – 2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO
dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagarafilter Press. A.3. Tahap Filtrasi
Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih dahulu divakumkan. Jika vacum pressure niagara filter rendah maka niagara filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter) dimana BPO
dari pompa sentrifugal dialirkan ke Niagara Filter Press melalui katup masukan. Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO mengalami tahap blackrun, di mana ukuran lubang filter akan mengecil dan BPO
yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih (tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka dilanjutkan ke tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompressikan ke tangki niagara filter
melewati permukaan filter sehingga akan lolos ke sisi-sisi dari filter dan masuk menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah.
Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan niagara filter press. Jika BPO yang ada di dalam tangki niagara filter press sudah melewati high level
maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan keluar dari niagara filter press menuju press cyclone, yang kemudian dialirkan ke slop oil tank, lalu dialirkan lagi ke bleacher. Tahap ini disebut tahap sirkulasi.
Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorisasi. Setelah tahap
pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang
keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan steam maka dilanjutkan ke tahap post emptying dimana pada tahap ini dilakukan maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara.
Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.
B. Proses Deodorisasi
Sesudah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan
heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240 – 2700C dan
tekanan vakum 1,7 – 4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ketangki deodorizer. Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan
supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak dan mungkin dari terjadinya isomerisasi serta reaksi thermokimia yang tidak diinginkan. Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang
diinginkan, minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada tangki ini terjadi penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang
dihasilkan dihisap oleh steam jet vacuum system.
Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP Boiler
dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP Boiler dan
pemanasan sampai temperatur 2710C dan tekanan 1,7 – 4,4 torr. Setelah proses
pemanasan ini minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses
penguapan kembali, di mana yang diuapkan adalah asam lemak bebas dan
senyawa-senyawa penyebab bau yang lebih mudah menguap serta produk
oksidasi, seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di
atas tidak diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak
pada minyak. Uap dari DBPO di dalam presstripper didinginkan dengan
Kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip
kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang ada di
dalam DBPO dengan menggunakan perbedaan titik didih dan uapnya diserap oleh
vacum system.
Setelah pemisahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal
dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses
fraksinasi.
2. Proses Fraksinasi
Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractionation. Proses fraksinasi kering adalah untuk memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu palm oil
(fraksi cair) dan palm stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik beku yang lebih besar dibanding dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada dalam
fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak jenuh.
Pada temperatur rendah (200C) stearin berada pada fasa padat, sedangkan olein tetap dalam fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah dilakukan pemisahan
fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi digunakan RBDPO sebagai umpan,
Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractionation olein dan double fractionation stearin. Double fractionation olein dilakukan untuk mendapatkan
kualitas olein super dengan cara mengolah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses fraksinasi. Kualitas utama yang diharapka dari proses ini adalah parameter IV = 59 – 63, Cloud Point (CP) = 7 max. Sedangkan double fractionation stearin
adalah untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49.
Tahapan proses fraksinasi ini adalah sebagai berikut: 1. Kristalisasi
Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal
akibat pendinginan pada suhu 200C, dengan menggunakan tangki kristaliser.
Proses yang dialami RBDPO sampai terbentuknya kristal stearin dapat dijelaskan berikut ini.
Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank) dipompakan menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO tetap dalam
keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 550C. Pemanas yang digunakan adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam
kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO
diturunkan sekitar 24 – 300C dengan menggunakan air pendingin. Proses
pendinginan terjadi dua kali dengan menggunakan air pendingin dari cooling tower dan air pendingin dari chiller. Air pendingin dari cooling tower berada pada
menghasilkan temperatur 350C. Pada saat temperatur 350C dicapai, pendinginan
akan dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit
pendingin air yang dapat menurunkan temperatur air sampai 70C. Air ini akan
digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air
biasa dengan suhu 25 – 350C.
Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,
dan selama proses ini Refined Palm Oil (RPO) diaduk dengan pengaduk yang
dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang
sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan
bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan
penyebaran kristal.
Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat
dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi, secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap
pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya. 2. Pemisahan Fraksi Olein Dari Kristal Stearin
Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan
minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai,
merapat dan udara dikompressikan sehingga akan terjadi penekanan yang
mengakibatkan terjadi pemisahan antara olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan
mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan
untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan
dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk
membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah proses ini selesai, angin diserap kembali sehingga membran-membran filter press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang
dilengkapi dengan blade beraliran listrik sehingga mencair dan dapat dialirkan ke
tangki stearin.
Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan pori-pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.
Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan membersihkan filter press yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada filter cloth. Washing filter press dilakukan dengan cara menggunakan olein washing
pada temperatur 65 – 750C dengan membuka steam masuk ke coil.
Tahap pertama dari proses produksi dimulai dengan refining. CPO yang dipompakan ke tangki Degumming untuk memisahkan gum dan minyak. Pemisahan ini menggunakan bahan penolong yaitu asam phosfat dengan suhu
warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium karbonat
dengan suhu 950C. Dengan menggunakan filter, bleaching earth dipisahkan
dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil (BDPO).
Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi yaitu memisahkan Free Fatty
Acid (FFA) dari RBDPO dengan suhu 2620C dan akan menghasilkan Refined Bleached degummed Olein (RBDO) dan Refined Bleached degummed Stearin
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Definisi Lingkungan Kerja
Keadaan diri manusia sebagai pekerja sangat mempengaruhi pekerjaan
sehingga suasana kerja yang baik harus selalu diciptakan. Salah satu yang
mempengaruhi diri pekerja adalah lingkungan tempat ia bekerja.
Kondisi lingkungan kerja atau tempat kerja dikatakan baik apabila dalam
kondisi tertentu manusia dapat melakukan kegiatannya dengan optimal.
Ketidaksesuaian lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada lingkungan
tersebut dapat terlihat akibatnya dalam jangka waktu tertentu, seperti turunnya
produktivitas kerja, konsentrasi, efisiensi dan ketilitian. Keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan fisik tempat kerja sangat berpengaruh terhadap
produktivitas kerja. Seorang pekerja akan mampu bekerja dengan baik apabila
ditunjang oleh lingkungan yang baik pula sehingga dicapai hasil yang optimal.
Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan fisik tempat bekerja
sangat berpengaruh dalam peningkatan produktivitas suatu perusahaan. Seorang
pekerja akan mampu bekerja dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan kerja
yang baik sehingga didapatkan hasil yang optimal. Lingkungan kerja adalah
tempat kerja dikatakan baik apabila dalam kondisi tertentu manusia dapat
melakukan kegiatannya dengan optimal. Ketidaksesuaian lingkungan kerja
dalam jangka waktu tertentu, seperti turunnya produktivitas kerja, efisiensi dan
ketelitian.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna tidak luput dari
kekurangan, dalam arti segala kemampuannya dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari pribadi (intern) atau mungkin dari
pengaruh luar (ekstern). Suatu kondisi lingkungan yang baik tidak bisa ditemukan dengan begitu saja, tetapi harus melalui tahapan-tahapan percobaan, dimana setiap
kemungkinan dari kondisi tersebut diuji pengaruhnya terhadap kemampuan
manusia. Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan untuk melaksanakan
pengujian semacam ini. Selain itu pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku
manusia akan sangat membantu dalam mencapai hasil dari pengujian ini.
Dengan kata lain lingkungan kerja sangat penting dalam kehidupan
manusia dalam melakukan pekerjaan. Teknologi sangat dibutuhkan untuk
mencapai hasil optimal dalam melakukan pekerjaan yang dipengaruhi oleh
lingkungan kerja, serta bila perlu teknologi digunakan untuk mengendalikan
lingkungan kerja. Itulah sebabnya lingkungan kerja harus dapat dirancang sebaik
mungkin sehinggga dapat diharapkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman
pada pemakaiannya dan akhirnya menghasilkan produktivitas yang baik. (Eko
3.2. Manusia dan Pekerjaan
Keadaan diri manusia sebagai pekerja sangat mempengaruhi pekerjaan
sehingga suasana kerja yang baik harus selalu diciptakan. Salah satu yang
mempengaruhi diri pekerja adalah lingkungan tempat ia bekerja.
Lingkungan kerja atau tempat kerja dikatakan baik apabila dalam kondisi
tertentu manusia dapat melakukan kegiatannya dengan optimal. Ketidaksesuaian
lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada lingkungan tersebut dapat
terlihat akibatnya dalam jangka waktu tertentu, seperti turunnya produktivitas
kerja, konsentrasi, efisiensi dan ketelitian. Keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan fisik tempat bekerja sangat berpengaruh dalam peningkatan
produktivitas suatu perusahaan. (Sritomo Wignjosoebrata.2003)
3.3. Kinerja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kerja
Kinerja merupakan hasil dari suatu proses atau aktivitas pada fungsi
tertentu yang dilaksanakan oleh seseorang, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota dari suatu kelompok atau organisasi bisnis pada periode tertentu yang
hasilnya dapat dinikmati sendiri maupun kelompoknya atau organisasi. (Purnomo,
2004)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja adalah
prestasi kerja karena diartikan sebagai hasil pelaksanaan pekerjaan dalam periode
tertentu merupakan prestasi yang dicapai oleh karyawan terhadap target atau
sasaran yang telah ditentukan dengan berbagai persyaratannya, yang dibebankan
dicapai oleh karyawan tersebut, tentunya harus dilaksanakan penilaian kinerja,
yaitu dengan membandingkan kinerja aktual dengan standar-standar yang telah
ditetapkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bagi pimpinan dapat digunakan untuk
menentukan pendekatan kepeda pegawai dalam memporoleh kepuasan kerja
maupun meningkatkan kinerja pegawai.
Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan dan usaha kerja individu serta
kesempatan kerja yang diperoleh individu atau karyawan tersebut didalam
pekerjaannya. Performance atau kinerja berhubungan dengan individual variabel
dan situational variabel. Individual variabel mencakup sikap, karakteristik kepribadian, karakteristik fisik, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan,
pengalaman, dan personal variabel lainnya. Situasional variabel terdiri dari
physical dan job variabel, serta organisasional variabel, antara lain: metode kerja,
ruang dan susunan kerja, serta lingkungan fisik, karakter organisasi, pelatihan dan
supervisi, tipe insentif/kompensasi, dan lingkungan sosial. (MANUABA, a. 1992)
Adapun keberhasilan kerja manusia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1. Faktor individual dan faktor situasional. Sesuai dengan namanya, faktor
pertama terdiri dari faktor-faktor yang datang dari diri si pekerja itu sendiri
dan sering kali sudah ada sebelum si pekerja yang bersangkutan datang di
pekerjaannya. Kecuali hal-hal seperti pendidikan dan semuanya adalah
yang sudah tetap ini adalah hal-hal yang sudah ada dan harus dapat diterima
seadanya.
2. Berbeda dengan yang pertama, faktor kedua terdiri dari faktor-faktor yang
hampir sepenuhnya dapat diatur dan dapat dirubah, dan faktor-faktor ini
berada diluar diri pekerja. Pemimpin perusahaanlah yang berhak merubahnya,
karenanya faktor-faktor ini disebut juga faktor-faktor management.
Kelompok-kelompok faktor situasional terbagi kedalam dua sub kelompok
yaitu yang terdiri dari faktor-faktor sosial dan keorganisasiannya, dan yang
terdiri dari faktor-faktor fisik pekerjaan yang bersangkutan.
Dengan dasar pengetahuan ini, adalah tugas pimpinan untuk mengatur
semua faktor-faktor yang dikuasainya dan menjalinnya dengan faktor-faktor diri
pekerja untuk menciptakan suatu keadaan yang memberikan keberhasilan tinggi.
(Eko Nurmianto. 2003)
3.4. Faktor-faktor Sosial dan Keorganisasian dalam Produktivitas
Jarang sekali individu bekerja sendirian atau terpisah dengan orang lain
dalam organisasi. Itulah pentingnya efektivitas kinerja organisasi yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya iklim organisasi dan etos kerja.
Perlu diketahui bahwa efektivitas organisasi terdiri dari individu dan kelompok,
karena itu efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok.
Namun demikian, efektivitas organisasi adalah lebih banyak dari jumlah
efektivitas individu dan kelompok, sehingga organisasi bisa efektif jika mampu
karyanya setiap bagiannya. Sebenarnya alasan bagi organisasi sebagai alat untuk
melaksanakan pekerjaan masyarakat adalah bahwa organisasi itu dapat melakukan
[image:54.595.236.397.203.375.2]pekerjaan lebih banyak dari pada yang mungkin dilakukan.
Gambar 3.1 Tiga Pandangan Mengenai Efektivitas Organisasi
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu materi
maupun non materi. Karena itu pekerja dalam bekerja ingin mendapatkan
perlakuan sebagai manusia walaupun mereka merupakan salah satu alat produksi.
Bila berbicara tentang segi kemanusiaan dari seseorang maka segera tampaklah
berbagai kebutuhan seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil,
ingin prestasinya dihargai dan diakui orang lain, ingin berteman, ingin diakui
dirinya sebagai bagian dari masyarakat bahkan ingin menonjol. (Suma’mur PK.
3.5. Beberapa Segi Mengenai Faktor-faktor Pekerjaan
Hubungan antara manusia pekerja dengan mesin dan peralatan-peralatan
dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi
antara hal-hal diatas yang membentuk suatu sistem kerja tidak terlampau
sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan agar pada
akhirnya dapat mendatangkan produktivitas yang tinggi. Selain itu perlu
diperhatikan keadaan-keadaan faktor fisik lain seperti kemampuan kerja, pengaruh
lingkungan fisik terhadap lingkungan kerja, perancangan mesin dan peralatan agar
cocok dengan pemakaiannya dan cara-cara untuk menangani pemakaiannya.
(Sritomo Wignjosoebrata.2003)
3.6. Faktor-Faktor Fisik Lingkungan Kerja 3.6.1. Kebisingan
Lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur dan pencahayaan yang
sesuai dengan kondisi manusia sebagai pekerja akan mendukung kinerja dan
produktivitas kerja yang dihasilkan. Suara yang bising, temperatur yang panas dan
pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber
yang mengakibatkan tekanan kerja, penurunan produktivitas kerja dan dapat
menyebabkan penyakit. Pada penelitian ini akan mengukur besarnya tingkat
kebisingan (60dB, 77dB, 80dB), temperatur (18°C, 24°C, 34°C) dan pencahayaan
(155lux, 200lux, 300lux) yang mempunyai pengaruh optimal terhadap
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita.
Tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut dapat
merusak pendengaran, mengganggu ketenamgan bekerja, dan dapat menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan, kebisingan yang serius bisa
menyebabkan kematian.
Ada tiga aspek yang menentukan kwalitas suatu bunyi yang bisa
menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : lama, intensitas, dan
frekuensinya. Makin lama telinga kita mendengar kebisingan makin buruk
akibatnya bagi kita, diantaranya pendengaran yang makin berkurang.
Kebisingan diatas batas-batas normal (85 dB; decibel = satuan kepekaan
suara) perlu disisihkan dari tempat-tempat kerja guna mencegah kemerosotan
syaraf karyawan, mengurangi keletihan mental, dan meningkatkan moral kerja.
(Tarwaka, 2004)
Pengendalian atas kebisingan dan getaran yang biasa adalah sebagai
berikut:
- Bagian-bagian bergerak dari seluruh mesin, perlengkapan, dan peralatan harus
senantiasa diberi minyak pelumas dan gemuk.
- Cegah penggunaan mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan diatas 95 dB.
- Pergunakan peredam getaran seperti tegel akustik, karet, dan barang-barang
lain yang sejenis.
- Sumber-sumber getaran harus diisolasi misalnya, generator diletakkan
- Permukaan tembok dan langit-langit sedapat mungkin dilapisi dengan tegel
akustik
- Lengkapi karyawan yang bekerja di tempat-tempat sumber kebisingan diatas
95 dB dengan alat penyumbat telinga
Telah jelas bagi kita bahwa kondisi lingkungan kerja sangat berpengaruh
terhadap keadaan kerja manusia maka manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna tidak luput dari kekurangan, dalam arti kata segala kemampuannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari faktor
pribadinya (intern) atau mungkin dari pengaruh luar (ekstern). Salah satu faktor yang datang dari luar dan akan dibahas dalam kesempatan ini ialah lingkungan
kerja dimana manusia melaksanakan kegiatannya. Adalah suatu kenyataan
bahwasannya lingkungan kerja berpengaruh terhadap hasil kerja manusia.
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan akan tercapai
suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi
lingkungan kerja yang baik, sebaliknya bisa dikatakan, bahwa suatu kondisi
lingkungan kerja yang baik, manusia dapat melaksanakan kegiatannya dengan
optimal, dengan sehat, aman dan selamat.
Ketidakberesan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu
yang lama. L