• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Boiler Dengan Tekanan Uap 30 Kg/Cm2, Kapasitas Uap 30 Ton/Jam Meliputi Schedule Pekerjaan Dan Biaya Maintenance Khususnya Packing Hand Hole Boiler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemeliharaan Boiler Dengan Tekanan Uap 30 Kg/Cm2, Kapasitas Uap 30 Ton/Jam Meliputi Schedule Pekerjaan Dan Biaya Maintenance Khususnya Packing Hand Hole Boiler"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PEMELIHARAAN BOILER DENGAN TEKANAN UAP 30 kg/cm2

DAN KAPASITAS UAP 30 TON/JAM MELIPUTI SCHEDULE

PEKERJAAN DAN BIAYA MAINTENANCE KHUSUSNYA

PACKING HAND HOLE BOILER

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

RISAN P NABABAN

NIM. 080401155

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN AGENDA 893/TS/2009 FAKULTAS TEKNIK USU DITERIMA : / / MEDAN PARAF

======================

TUGAS SARJANA

NAMA : RISAN P NABABAN

NIM : 080401155

MATA PELAJARAN : MAINTENANCE

SPESIFIKASI : PEMELIHARAAN BOILER DENGAN

TEKANAN UAP 30 kg/cm2 DAN

KAPASITAS UAP 30 TON/JAM MELIPUTI

SCHEDULE PEKERJAAN DAN BIAYA

MAINTENANCE KHUSUSNYA PACKING

HAND HOLE BOILER

DIBERIKAN TANGGAL : 27 April 2011 SELESAI TANGGAL : 27 Oktober 2011

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN Medan, 27 Oktober 2011 DOSEN PEMBIMBING

(3)

PEMELIHARAAN BOILER DENGAN TEKANAN UAP 30 kg/cm2

PEKERJAAN DAN BIAYA MAINTENANCE KHUSUSNYA

PACKING HAND HOLE BOILER

DAN KAPASITAS UAP 30 TON/JAM MELIPUTI SCHEDULE

RISAN P NABABAN NIM. 080401155

Telah Disetujui Dari Hasil Seminar Skripsi Periode Ke-638, Pada Tanggal 9 Juni 2012

Pembanding I, Pembanding II,

(4)

ABSTRAK

Suatu Pabrik Kelapa Sawit PT.Padang Palma yang bergerak pada produksi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) menggunakan turbin uap sebagai pembangkit tenaga. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) pada turbin uap tesebut, kegiatan iniberguna untuk menjaga agar proses produksi minyak kelapa sawit dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui system preventif maintenance pada turbin uap dengan kapasitas 700KW pada putaran turbin 1500 Rpm yang ditinjau dari segi biaya Alternatif Preventive Maintenance yang paling murah, dan juga untuk membandingkan sistem Preventive Maintenance (PM) dengan Breakdown Maintenance (BM).

Dalam penulisan Skripsi ini, yang menjadimetode penelitian adalah deskriptif dengan metode studi kasus berdasarkan survey di lapangan. Survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pemeliharaan pada Turbin Uapyang dilakukan. Dan melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki pedoman yang kuat. Dari perhitungan data hasil studi,didapatbahwatotal biaya Preventive Maintenance yang akan menghasilkan variabel rata-rata yang paling murah sebesarRp 3,930,651,-. Harga ini lebih murah dari variabel total tanpa menggunakan Preventive Maintenance (PM) sebesar Rp. 5,600,653sehingga dapat dilakukan penekanan biaya sebesar 29% atau Rp. 1,670,002,- dari biaya tanpa menggunakan preventif maintenance (PM).Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan

preventivemaintenance tentu lebih menguntungkan baik dari segi biaya operasional dan umur pakai (lifetime) Turbin Uap tersebut.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang atas hikmat dan rahmatNya yang dilimpahkannya sehingga penulis dapat menyelesikan tugas skripsi ini. Tugas skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa guna menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu penulis sebagai mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikannya turut melaksanakan skripsi ini. Adapun dalam skripsi ini, penulis mengambil topik pembahasan tentang : PEMELIHARAAN

BOILER DENGAN TEKANAN UAP 30 KG/CM2

1. Kedua orangtua yang tercinta yang telah memberikan segala sesuatunya dengan penuh ikhlas

, KAPASITAS UAP 30

TON/JAM MELIPUTI SCHEDULE PEKERJAAN DAN BIAYA

MAINTENANCE KHUSUSNYA PACKING HAND HOLE BOILER . Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

2. Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengajaran dari awal hingga selesainya skripsi ini.

3. Bapak DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Ir.Syahril Gultom M,sc sebagai ketua jurusan dan sekretaris jurusan Departemen Teknik Mesin USU.

4. Para Dosen dan Staf pengajar Departemen Teknik Mesin USU yang telah memberikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan dalam kuliah kepada penulis.

5. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Mesin yang yang namanya tidak dapat disebut satu persatu yang senantiasa membantu dan memberikan banyak masukan guna penyelesaian skripsi.

(6)

selanjutnya. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa Departemen Teknik Mesin FT USU.

Medan,18 Juli 2012 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

DAFTAR ISI………...iii

DAFTAR GAMBAR…...………viii

DAFTAR TABEL……..………...ix

DAFTAR GRAFIK….………..xi

DAFTAR DIAGRAM...xii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang….………....1

1.2 Tujuan Penulisan………..2

1.3 Batasan Masalah………...3

1.4 Metode Penulisan……….3

1.5 Sistematika Penulisan………...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

2.1 Sejarah Perkembangan Pemeliharaan (Maintenance)………..6

2.1.1 Dasar Perencanaan Pemeliharaaan………..8

2.1.2 Strategi Pemeliharaan (Maintenance Strategy)……….10

2.1.3 Pembagian Sistem Pemeliharaan………..11

2.2 Tugas-tugas Bagian Pemeliharaan……….16

2.3 Bagian-bagian yang Berhubungan dengan Pemeliharaan………..24

2.4 Instruksi-instruksi Umum dalam Pemeliharaan……….28

2.4.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan……….28

(8)

2.4.3 Pemeliharaan Langsung dan Tidak Langsung...30

2.4.4 Man Power…….………...31

2.4.5 Man Hour………...32

2.4.6 Equipment,Tool, Material, dan Consumable………32

2.4.7 Failure Definition………..33

BAB III PERENCANAAN PEMELIHARAAN PADA SISTEM BOILER………..35

3.1Perencanaan Pemeliharaan (Planning)………...35

3.1.1 Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Maintenance Plan)………...35

3.1.2 Perencanaan Jangka Menengah (Middle Term Maintenance Plan)……….36

3.1.3 Perencanaan Tahunan (Yearly Maintenance Plan)………...37

3.1.4 Perencanaan Bulanan (Monthly Maintenance Plan)……….38

3.1.5 Perencanaan Mingguan (weekly Maintenance Plan)………38

3.1.6 Jenis-jenis Kegiatan Pemeliharaan………38

3.2 Spesifikasi Utama Sistem Ketel Uap………42

3.2.1 Bagian-bagian Ketel Uap Yang Dilakukan Pemeliharaan Rutin………...43

3.2.2 Header Superheater………...44

3.2.3 Main Drum………44

3.2.4 Header Drum……….44

3.2.5 Wall Tubes………44

(9)

3.2.7 Chimney………45

3.2.8 Induced Draft Fan……….45

3.2.9 Force Draft Fan……….45

3.3 Inspeksi-inspeksi Pada Bagian Boiler………46

BAB IV TEKNIK PEMELIHARAAN PACKING HAND HOLE BOILER………..52

4.1 Penentuan Jadwal Pergantian Packing Hand Hole Pada Super Heater Boiler………...52

4.1.1 Memprediksi Pergantian Packing Hand Hole (Pergantian Satu Persatu) Pada Super Heater Boiler………52

4.1.2 Menghitung Mean Time Between Failures (MTBF) Pergantian Packing Hand Hole (Pergantian Satu Persatu) Pada Super Heater Boiler………...53

4.1.3 Memprediksi Pergantian Packing Hand Hole (Pergantian Keseluruhan) Pada Super Heater Boiler………57

4.1.4 Menghitung Mean Time Between Failures (MTBF) Pergantian Packing Hand Hole (Pergantian Keseluruhan) Pada Super Heater Boiler……58

(10)

4.3 Penentuan Sceduel/Jadwal Pergantian Packing Hand Hole (Pergantian Keseluruhan) Super Heater

Boiler Ditinjau Dari Segi Pemeliharaan………...65

BAB V DISKUSI ………...……….78

5.1 Perbandingan Probabilitas Kerusakan Pergantian Packing Hand Hole (Satu Persatu) Dengan Probabilitas Kerusakan Pergantian Packing Hand Hole (Pergantian Keseluruhan) Pada Super Heater Boiler………..78

5.2 Perbandingan Pergantian Packing Hand Hole (Satu Persatu) Dengan Pergantian Packing Hand Hole (Pergantian Keseluruhan) Pada Super Heater Boiler Ditinjau Dari Jumlah Kerusakan Dengan Waktu Pemakaian………...79

5.3 Perbandingan Pergantian Packing Hand Hole (Satu Persatu) Dengan Pergantian Packing Hand Hole (Pergantian Keseluruhan) Pada Super Heater Boiler Ditinjau Dari Segi Biaya Pemeliharaan………..82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……….85

6.1 Kesimpulan………85

6.2 Saran………..86

DAFTAR PUSTAKA ...87

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 4.1 Trouble and Accident (Pergantian Satu Persatu)...53 Tabel 4.2 Probabilitas Kerusakan Yang Terjadi

(Pergantian Satu Persatu)...54 Tabel 4.3 Jumlah Kerusakan VS Waktu (Umur Pemakaian)

Pada Pergantian Satu Persatu...57 Tabel 4.4 Truoble and Accident (Pergantian Keseluruhan)...58 Tabel 4.5 Probabilitas Kerusakan Yang Terjadi

(Pergantian Keseluruhan)...59 Tabel 4.6 Jumlah Kerusakan VS Waktu (Umur Pemakaian)

Pada Pergantian Keseluruhan...62 Tabel 4.7 Biaya Alternatif Pergantian Packing Hand Hole

(Satu Persatu)...65 Tabel 4.8 Biaya Alternatif Pergantian Packing Hand Hole

( Keseluruhan )...67 Tabel 5.1 Trouble and Accident (Pergantian Satu Persatu)...78 Tabel 5.2 Truoble and Accident (Pergantian Keseluruhan)...78 Tabel 5.3 Jumlah Kerusakan VS Waktu (Umur Pemakaian)

Pada Pergantian Satu Persatu...79 Tabel 5.4 Jumlah Kerusakan VS Waktu (Umur Pemakaian)

(13)

Tabel 5.5 Biaya Alternatif Pergantian Packing Hand Hole

(Satu Persatu)...82 Tabel 5.6 Biaya Alternatif Pergantian Packing Hand Hole

(14)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 2.1 Failure Definition...33 Grafik 4.1 (a)&(b) Jumlah Kerusakan VS Umur Pemakaian ( Pergantian

Keseluruhan ) Dengan Jumlah Kerusakan VS Umur Pemakaian ( Pergantian Satu Persatu)...62 Grafik 4.2 (a)&(b) Perhitungan Biaya Pergantian Keseluruhan VS Biaya

(15)

ABSTRAK

Suatu Pabrik Kelapa Sawit PT.Padang Palma yang bergerak pada produksi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) menggunakan turbin uap sebagai pembangkit tenaga. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) pada turbin uap tesebut, kegiatan iniberguna untuk menjaga agar proses produksi minyak kelapa sawit dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui system preventif maintenance pada turbin uap dengan kapasitas 700KW pada putaran turbin 1500 Rpm yang ditinjau dari segi biaya Alternatif Preventive Maintenance yang paling murah, dan juga untuk membandingkan sistem Preventive Maintenance (PM) dengan Breakdown Maintenance (BM).

Dalam penulisan Skripsi ini, yang menjadimetode penelitian adalah deskriptif dengan metode studi kasus berdasarkan survey di lapangan. Survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pemeliharaan pada Turbin Uapyang dilakukan. Dan melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki pedoman yang kuat. Dari perhitungan data hasil studi,didapatbahwatotal biaya Preventive Maintenance yang akan menghasilkan variabel rata-rata yang paling murah sebesarRp 3,930,651,-. Harga ini lebih murah dari variabel total tanpa menggunakan Preventive Maintenance (PM) sebesar Rp. 5,600,653sehingga dapat dilakukan penekanan biaya sebesar 29% atau Rp. 1,670,002,- dari biaya tanpa menggunakan preventif maintenance (PM).Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan

preventivemaintenance tentu lebih menguntungkan baik dari segi biaya operasional dan umur pakai (lifetime) Turbin Uap tersebut.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) yang dapat mengurangi tingkat kerusakan dan memperpanjang umur suatu mesin. Sehingga diharapkan sistem pemeliharaan (Maintenance) tersebut akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan, baik ditinjau dari segi hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan ataupun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kapasitas produksi sebuah mesin.

Dalam hal ini PT. PADANG PALAMA menggunakan ketel uap (BOILER) yang merupakan jantung perusahaan dalam proses pembuatan CPO dan PKO. Dimana sumber tenaga listrik yang digunakan untuk proses pembuatan CPO dan PKO tersebut adalah berasal dari ketel uap (BOILER). Dengan demikian, perlu adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) pada BOILER, guna menjaga agar proses produksi CPO dan PKO dapat berjalan dengan baik.

(17)

Dengan melihat hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komponen dasar pembangkit listrik tersebut adalah ketel uap. Atas dasar inilah yang membuat penulis berkeinginan untuk membahas tentang perlunya pemeliharaan

(Maintenance) pada ketel uap, sebab apabila ketel uap tiba-tiba rusak atau

berhenti maka setiap proses akan berhenti dan proses produksi CPO dan PKO yang sedang berlangsung akan mengalami cacat dan tidak layak untuk dijual lagi. Hal tersebut akan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan, maka diperlukan pemeliharaan dan perawatan ketel uap untuk menjaga siap operasi / pakai.

1.2. Perumusan Masalah

(18)

1.3Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai sistem pemeliharaan (Preventive Maintenance) pada sistem Boiler di PT. PADANG PALMA. Mencakup besarnya pemakaian Man Power, Man Hour, Consumable, Tools, Equipment, Material dan analisis sistem pergantiannya.

Karena begitu luasnya cakupan tentang sistem Boiler ini maka penulis mengambil satu contoh kasus saja, yaitu pada bagian hand hole pada superheater Boiler, dimana permasalahan ini sering muncul kerusakan sehingga perlu dicari solusi ataupun alternatif pergantian packing hand hole pada Boiler tersebut. Pembatasan ini dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas sehingga lebih fokus dan sistematis.

1.3. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam penulisan Tugas Sarjana ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan staf maupun operator yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi dan data yang lengkap tentang topik yang akan dibahas

2. Metode Observasi

(19)

3. Metode Kepustakaan

Penulis berusaha mencari dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan topik yang dibahas, baik yang diperoleh dari perusahaan maupun dari perpustakaan yang ada di kampus.

1.4. Sistematika Penulisan

Secara umum tugas sarjana ini terdiri atas 6 (enam) bab. Untuk mempermudah mengetahui isi tugas sarjana ini, dapat diuraikan secara ringkas yaitu sebagai berikut :

BAB I: Pendahuluan

Yang berisi latar belakang, tujuan pembahasan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Pustaka

Yang berisikan tentang pengertian pemeliharaan, tugas-tugas bagian pemeliharaan, dan instruksi-instruksi umum dalam pemeliharaan. BAB III: Perencanaan Pemeliharaan Pada Sistem Boiler

Merupakanp penjelasan tentang inspeksi pada Boiler, penjelasan tentang komponen-komponen utama Boiler, perencanaan pemeliharaan

(Planning), dan jadwal pemeliharaan (Scheduling).

BAB IV: Teknik Pemeliharaan Packing Hand Hole Boiler

Merupakan pembahasan tentang penentuan schedule/jadwal pergantian atau inspeksi yang tepat (Preventive Maintenance) pada sistem Boiler dengan cara:

(20)

- Menghitung Mean Time Between Failure (MTBF) pada sistem Boiler.

BAB V: Diskusi

Merupakan hasil dari penjabaran dari bab sebelumnya untuk menghasilkan alternatif yang diinginkan.

BAB VI: Kesimpulan dan Saran

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Pemeliharaan (Maintenance) "Sumber : PT. PADANG PALMA"

Pada generasi I, sebelum perang dunia II pemeliharaan peralatan di Jepang menggunakan cara pemeliharaan lama (metode klasik) yaitu dengan menggunakan sistem Breakdown Maintenance (BM). Dimana pemeliharaan dilakukan setelah timbul kerusakan. Hal ini masih dapat dilakukan dikarenakan oleh :

1. Mekanisasi industri tidak tinggi, sehingga Down Time bukan masalah. 2. Peralatan sangat sederhana dengan tingkat keandalan tinggi, (karena

rancangan dibuat berlebihan ) dan mudah dirawat.

3. Tidak membutuhkan Maintenance secara matematis, kecuali pembersihan dan pelumasan, sehingga skill yang dibutuhkan rendah.

4. Preventive bukan prioritas utama.

Generasi II, yaitu pada saat perang dunia II industri-industri di Jepang mulai mengalami kesulitan dengan kerusakan yang dihadapi. Hal ini disebabkan oleh :

1. Meningkatnya mekanisasi peralatan, akibat dari meningkatnya kebutuhan. 2. Sejak tahun 1950-an jenis mesin dan peralatan industri makin banyak dan

kompleks.

3. Down Time menjadi perhatian utama, sehingga mulai tercipta konsep

Preventive Maintenance (1960) dan pelaksanaan overhoul dilakukan

(22)

4. Peningkatan ongkos pemeliharaan terhadap ongkos operasi, sehingga meningkat pada sistem perencanaan dan penjadwalan.

Dengan demikian pemeliharaan hanya akan segera dilakukan setelah mesin/peralatan mengalami kerusakan, hal ini juga yang menyebabkan para insinyur pemeliharaan tidak punya waktu untuk memberikan ide-ide yang baik bagi pengembangan dasar dalam usaha untuk meminimalkan kerusakan tersebut.

Sehingga pada generasi III yaitu sejak pertengahan tahun 1970-an, dengan adanya peningkatan proses perubahan di industri jepang maupun dunia yang memacu adanya sistem pemeliharaan Preventive Maintenance sebagai sistem pemeliharaan yang tepat dan yang sering digunakan hingga saat ini, dan sejarah pemeliharaan Breakdown Maintenance telah ditinggalkan.

Pengertian pemeliharaan (Maintenance) menurut JIS adalah semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga / memelihara suatu peralatan pada kondisi siap pakai / siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan. Sedangkan tujuan pemeliharaan dapat dibagi atas beberapa tujuan, yaitu :

a. Berdasarkan pengertiannya, tujuan pemeliharaan dibagi atas : 1. Tujuan pemeliharaan dalam arti sempit

Tujuannya adalah adalah suatu kegiatan untuk menjaga / memelihara suatu peralatan / mesin dapat beroperasi dengan keadaan baik dan

(23)

2. Tujuan pemeliharaan dalam arti luas

Tujuannya adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjang . kelancaran produksi dan meningkatkan produktivitasnya yaitu dengan cara :

1. Menyempurnakan peralatan / mesin. 2. Menyempurnakan mutu produk.

3. Penyerahan dan penyelesaian tepat waktu

4. Meningkatkan efisiensi dan biaya pemeliharaan yang ekonomis 5. Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja.

b. Tujuan pemeliharaan jika ditinjau dari segi teknis

1. Memelihara keberadaan peralatan dan mesin agar siap pakai dalam kurun waktu tertentu (Availability).

2. Menjaga kemampuan peralatan dan mesin demi melaksanakan fungsinya dalam kedaan dan waktu tertentu (Reability).

3. Menyempurnakan bagian peralatan dan mesin agar mudah dipelihara dalam kondisi pemeliharaan yang spesifik dan jangka waktu tertentu

(Maintainability).

2.1.1 Dasar-dasar Perencanaan Pemeliharaan

Dasar rencana kerja pemeliharaan merupakan rencana pokok (Master Plan) yang terdiri dari dasar strategis pemeliharaan jangka panjang, yaitu :

(24)

c. Rencana kerja pembelian material dalam skala besar (Refractory

Material).

2. Rencana kerja pemeliharaan tahunan

a. Rencana kerja pemeliharaan tahunan yang diambil dari rencana kerja jangka panjang (Time Based)

b. Rencana kerja pemeliharaan yang dibuat untuk perhitungan biaya / estimasi anggaran untuk satu tahun fiskal

c. Rencana pembaharuan (Renewal Plan) dan rekondisi peralatan d. Rencana kerja yang dikontrakkan.

e. Rencana pembelian material seperti spare part, minyak pelumas, dll. 3. Rencana kerja pemeliharaan bulanan, yang meliputi :

a. Rencana kerja pemeliharaan berdasarkan kondisi peralatan b. Rencana pekerjaan pemeliharaan yang tertunda pada bulan lalu

c. Rencana perbaikan peralatan dari hasil koordinasi seksi operasi dengan seksi pemeliharaan

4. Rencana kerja pemeliharaan mingguan dan harian, yang meliputi : a. Rencana kerja pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Based). b. Rencana kerja pemeliharaan dari hasil koordinasi seksi operasi dan

seksi pemeliharaan yang dilakukan sebelum memulai pekerjaan.

2.1.2 Strategi Pemeliharaan (Maintenance Strategy)

(25)

perencanaan pemeliharaan (Planned Maintenance) dilakukan secara rutin

(Preventive Maintenance), dengan jadwal pemeliharaan yang telah ditentukan

(Scheduled Maintenance), ataupun (Predictive Maintenance), sedangkan

pemeliharaan diluar perencanaan (Unplanned Maintenance) adalah, merupakan pemeliharaan darurat yang tidak diinginkan (Emergency Maintenance) yang terjadi diluar dugaan tetapi harus segera diperbaiki kembali (Corrective

Maintenance). Sebab hal tersebut sangat berpengaruh dalam proses produksi,

untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada diagram berikut ini :

Diagram 2.1 Maintenance Strateg (SUMBER PT PADANG PALMA) PLANNED

MAINTENANCE

SCHEDULED MAINTENANCE

EMERGENCY MAINTENANCE UNPLANNED MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE

PREDICTIVE MAINTENANCE

(26)

2.1.3 Pembagian Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan secara garis besar terdiri dari beberapa macam, yaitu:

a. Sistem Pemeliharaan Rutin (Preventive Maintenance)

Prinsip kerja dari sistem pemeliharaan rutin (Preventive Maintenance) adalah melakukan pemeliharaan untuk mencegah atau mengurangi laju penurunan mutu mesin / peralatan sebelum mengalami kerusakan.

Biaya perbaikan ini akan dapat diminimalkan apabila kita telah mengetahui kerusakan secara dini. Tipe pemeriksaan dan pemeliharaan preventif ini dibuat dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja, suku cadang, bahan untuk perbaikan dan faktor lainnya. Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara priodik pada mesin-mesin adalah dapat diramalkannya total perbaikan pada seluruh equipment di suatu pabrik oleh para insinyur pemeliharaan. Selanjutnya, kesalahan atau kerusakan dapat diramalkan lebih awal dengan melihat fenomena kenaikan getaran mesin atau dari performa mesin yang menurun, sehingga dengan demikian harus segera dilakukan perbaikan sebelum timbul kerusakan yang lebih parah lagi.

(27)

pengembangan teknis dari peralatan tersebut. Pengurangan kemungkinan kerusakan mesin / peralatan merupakan tujuan yang paling penting dalam dari sistem Preventive Maintenance.

Bila pemeliharaan rutin dilakukan dengan baik, maka beberapa mesin cadangan yang ada akan tidak terpakai, sehingga umur mesin akan bertambah panjang hingga perbaikan hanya perlu dilakukan pada saat dilakukannya pembongkaran mesin-mesin berskala besar di pabrik tersebut, maka mesin cadangan boleh dikurangi yang artinya hal tersebut akan dapat mengurangi biaya pemeliharaan. Data-data dan informasi sehubungan dengan kerusakan dan perbaikan mesin / peralatan akan tersimpan dengan sistematis dan ini merupakan data dasar untuk merumuskan rencana-rencana pemeliharaan selanjutnya dan peningkatan fasilitas yang dilakukan oleh bagian pemeliharaan dan bagian inspeksi. Data ini merupakan masukan yang sangat akurat untuk bagian pergudangan yang mengurusi suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan rutin.

b. Sistem Pemeliharaan Setelah Rusak (Breakdown Maintenance)

Pada awalnya semua industri menggunakan sistem ini. Prinsip kerjanya yaitu jika ada mesin / peralatan yang sudah rusak, baru pemeliharaan akan dilakukan sesegera mungkin. Jika industri memakai sistem ini maka kerusakan mesin akan berulang berkali-kali dan frekuensi kerusakannya sama setiap tahunnya.

(28)

mesin / peralatan harus tetap dijaga. Pada sistem ini untuk pembongkaran tahunan tidak ada karena pada saat dilakukan penyetelan atau perbaikan, unit-unit cadanganlah yang dipakai. Dan hal ini memerlukan tenaga kerja tetap yang sangat banyak dibandingkan dengan sistem lain. Sistem Breakdown Maintenance ini sudah banyak ditinggalkan oleh industri-industri karena sudah ketinggalan zaman karena tidak sistematik secara keseluruhannya dan banyak mengeluarkan biaya maupun waktu yang terbuang.

c. Sistem Pemeliharaan Ulang (Corrective Maintenance )

Dengan meningkatnya sistem perkembangan bahan sehingga tidak sejalan dengan perkembangan pemeliharaan sistem preventive. Untuk mengatasi hal tersebut maka dianjurkan untuk melakukan sistem pemeliharaan ulang (Corrective

Maintenance). Setelah beberapa tahun pemeliharaan rutin dilaksanakan di pabrik

dan dari data-data inspeksi yang dilakukan maka dapat diperoleh umur dan biaya pemeliharaan dari masing-masing mesin / peralatan. Dari informasi ini kita dapat menentukan prioritas unit mana yang harus segera di perbaiki. Bagian inspeksi dan perencanaan bekerja sama dengan bagian produksi dan pekerja lapangan akan menginformasikan kondisi masing-masing mesin dengan cara sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan aslinya dan apakah kinerja berubah setelah masa

pemeliharaan yang lama, suku cadang mana yang mudah rusak. 2. Adakah cara lain untuk mencegah kerusakan tersebut.

3. Mencari dimana letak permasalahan dari sistem tersebut.

(29)

Selanjutnya data-data perbaikan dan pemeriksaan rutin akan memungkinkan kita mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan dan mempersiapan kerja untuk jenis pekerjaan tersebut. Ini akan menghasilkan prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan waktu yang di pakai untuk pekerjaan tersebut. Sifat-sifat yang menonjol dari sistem pemeliharaan ulang adalah efisien dan erat hubungan diantara bagian perencana, bagian inspeksi dan pekerja seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia dan lain-lain. Disinilah masalah yang muncul di lapangan dapat diatasi berkat adanya kerjasama dari seluruh bagian-bagian yang ada di pabrik.

Meminimalkan frekuensi kerusakan pabrik setiap bulan dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas bahan, memodifikasi rancangan mesin, proses, dan lain-lain. Informasi dari penyediaan barang (Supplier) mengenai barang-barang / bahan yang terbaru akan sangat membantu perencanaan selanjutnya, tetapi pemakaian bahan-bahan ini harus kita mengerti benar dan disesuaikan dengan keperluan pabrik. Tugas dari seorang insinyur bagian pemeliharaan tidak hanya sebatas memelihara mesin dan peralatan yang ada saja, tetapi juga bertugas untuk memaksimumkan keuntungan pabrik dengan mengurangi jumlah kerusakan mesin / peralatan dan juga mengurangi biaya pemeliharaan. Hal ini dilakukan dengan mempelajari / mengembangkan teknologi yang terbaru. Konsep pembiayaan pada pengembangan bahan untuk suku cadang mesin / peralatan tertentu sangatlah penting dan orang yang ahli bahan harus bekerja sama dengan bagian pemeliharaan.

(30)

dengan dinaikkannya pelayanan, berkurangnya kerusakan, penurunan biaya perbaikan, dan bertambah panjangnya umur fasilitas-fasilitas tersebut. Dengan demikian kondisi masing-masing mesin / peralatan sudah sangat terjamin.

d. Sistem Pemeliharaan Produktif (Produktif Maintenance )

Sistem pemeliharaan yang baik adalah berbeda untuk masing-masing pabrik. Hal ini disebabkan masing-masing pabrik berbeda pemakaian bahan dan energinya begitu juga dengan hasil produksinya. Sistem pemeliharaan ini dimulai dengan mengoptimumkan sistem pemeliharaan itu sendiri berkait dengan beberapa kondisi yang dialami pabrik tersebut, ini adalah konsep pemeliharaan produktif. Pengurangan kerusakan yang tidak diinginkan merupakan elemen yang penting bagi semua sistem pemeliharaan. Pengurangan ini dapat diperoleh dengan kerja sama yang baik diantara bagian perencana dengan bagian inspeksi.

(31)

pabrik tersebut. Secara umum, mesin-mesin / peralatan yang besar dan mahal diharapkan dapat berjalan secara rutin pada masa-masa pemeliharaan tersebut, hingga mesin / peralatan cadangan dapat ditiadakan.

2. 2 Tugas-tugas Bagian Pemeliharaan

Adapun tugas-tugas dasar dari seksi pemeliharaan dibagi atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut :

a. Bagian perencanaan dan penugasan b. Bagian pemeriksaan dan pengawasan c. Bagian pengawasan bahan

d. Bagian pekerjaan lapangan e. Bagian pekerjaan bengkel.

a. Bagian Perencanaan dan Penugasan

Tugas-tugas bagian perencana dan penugasan adalah :

1. Menerima dan mengumpul semua permintaan-permintaan kerja. 2. Mendaftarkan dan mengklassifikasikan semua permintaan-permintaan

kerja yang diterima.

3. Menyiapkan permintaan-permintaan kerja pemeliharaan tersebut. 4. Mempelajari dan membuat pembagian kerja, dan penempatan pekerja

pada lokasi yang sesuai.

5. Menyiapkan dan membuat perintah-perintah kerja.

6. Mengecek dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

(32)

permintaan kerja harian.

8. Memonitor semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan juga kemajuan nya.

9. Mengecek laporan dari pekerjaan yang sudah selesai

10. Menerima dan menyimpan catatan jam kerja yang sebenarnya dan juga catatan equipment yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.

11. Melaporkan pada bahagian gudang perubahan pemakaian suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas yang dipakai pada pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan.

12. Menerima dan menyimpan laporan status bahan dan permintaan pembelian bahan dari bahagian gudang.

13. Menyiapkan, menjaga, dan mengatur rencana untuk perbaikan, pemeliharaan atau pembongkaran secara besar-besaran.

14. Menjaga kestabilan dan mengkoordinasi biaya pemeliharaan tahunan. 15. Menganalisa kinerja pemeliharaan keseluruhan.

16. Menyiapkan dan menyetujui laporan-laporan.

17. Mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari equipment dan fasilitas nya kepada orang-orang teknik.

b. Bagian Pemeriksaan dan Pengawasan

Tugas-tugas pada bagian pemeriksaan dan pengawasan dibedakan atas : (1). Untuk pembongkaran mesin yang regular (umum), atau periodik yaitu :

(33)

atau bahan khusus dari bahagian teknikal atau perencanaan sangat diharapkan.

b) Menyiapkan, melaksanakan pemeriksaan, dan permintaan pembongkaran mesin di bengkel.

c) Menerima permintaan pemeriksaan dari bahagian produksi dan dari bahagian-bahagian lain yang terkait. Siapkan, laksanakan pekerjaan- pekerjaan pemeriksaan dan laporkan pemerikasaan itu kepada bahagian yang memerlukannya.

d) Menyiapkan, melaksanakan langkah-langkah awal dari masing-masing pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan, juga menyiapkan laporan akhir pemeriksaan dan masing-masing pekerjaan pemeliharaan tersebut.

e) Membuat saran yang diperlukan kepada bahagian perencanaan dan bengkel sehubungan dengan tatacara perbaikan equipment yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.

f) Membuat tatacara atau aturan pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan darurat dan pembahagian kerjanya.

g) Membuat aturan pemeriksaan equipment dalam keadaan darurat. h) Menyiapkan laporan pemeriksaan.

i) Menyimpan catatan kerusakan-kerusakan mesin untuk semua

equipment dalam pabrik dan mencatat item-item pemeliharaan yang

besar-besar dari equipment dan sistim pemipaan.

(34)

k) Meminta dan menerima bahan-bahan yang dipakai pada sewaktu pemeriksaan dilakukan dan juga bahan habis pakai.

l) Mempelajari dan mengusulkan perbaikan atau modifikasi peralatan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya, agar lebih baik sesuai dengan yang diperlukan oleh bahagian teknik.

m) Mempelajari dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga biaya pemeriksaan tahunan agar tetap stabil untuk pemeliharaan yang regular, perbaikan mesin dan pembongkaran tahunan.

n) Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan dan membuat laporan-laporan inspeksi dan saran-saran.

(2). Untuk pemeriksaan yang khusus

Pemeriksaan yang khusus artinya seperti pemeriksaan-pemeriksaan tanpa merusak (NDT), analisa getaran, pemeriksaan bahan, dan lainnya, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan khusus adalah :

a) Menyiapkan, menjaga dan memikirkan kembali rencana-rencana pemeriksaan khusus dan tatacaranya.

b) Menerima permintaan pekerjaan khusus, melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut dan melaporkan hasilnya kebahagian perencanaan, bahagian pemeriksaan, bahagian produksi dan bahagian-bahagian lain yang berhubungan.

(35)

d) Mempelajari dan menyiapkan tatacara pemeriksaan khusus dalam keadaan darurat.

e) Merencanakan dan membuat tatacara pemeriksaan khusus untuk

equipment pabrik dan fasilitasnya.

f) Meminta dan menerima bahan-bahan dan bahan habis pakai.

g) Merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga agar biaya pemeriksaan tahunan tetap stabil.

h) Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan khusus.

i) Menjaga dan meningkatkan kemampuan teknik dari para pekerja. j) Menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru dan yang

lama.

c. Bagian Pengawasan Bahan

Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bagian pengawasan bahan adalah :

a) Mempelajari, Merencanakan, dan melaksanakan tatacara pengawasan bahan dari suku cadang, bahan habis pakai, pelumas yang diperlukan pada pemeliharaan ditinjau dari metode statistik untuk semua pemakaian bahan.

b) Menerima dan memeriksa semua permintaan-permintaan bahan untuk pemeliharaan dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dari bahagian perencanaan dan pemeriksaan, beberapa permintaan bahan mungkin dapat disetujui oleh bahagian lapangan atau bahagian bengkel.

(36)

dan bulanan dari bahagian pergudangan.

d) Menerima dari bahagian gudang perintah pembelian suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lainnya.

e) Mempelajari dan menyiapkan spesifikasi bahan, dan permintaan pembelian bahan untuk suku cadang yang baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain-lain, atau pergantian suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas. Mensyahkan permintaan pembelian bahan dan juga spesifikasi bahan tersebut.

f) Memberi nasihat pada bahagian bengkel yang mengerjakan perbaikan suku cadang, pabrikasi dan juga modifikasi.

g) Menyimpan spesifikasi teknik dan informasi-informasi pasar yang tentang bahan-bahan yang terbaru.

h) Meninjau dan mempertimbangkan kembali agar simpanan suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas seminimum mungkin tersedia di gudang. Juga meninjau kembali jumlah dari pemesanan bahan. i) Meninjau dan merubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan habis

pakai dan pelumas.

d. Bagian Pekerjaan Lapangan

Yang dimaksud dengan pekerjaan lapangan ialah seperti pembersihan, penyetelan, perbaikan, pembangkaran mesin, pekerjaan modifikasi di lapangan dan sebagainya, adapun tugas-tugas lainnya yang harus dikerjakan oleh pekerja lapangan adalah :

(37)

pembagian kerja dari bahagian pemeriksaan dan perencanaan.

b) Mempelajari dan menyiapkan tatacara pekerjaan secara detail dan perintah-perintah kerja yang diperlukan.

c) Mengatur dan mengkoordinasikan semua pekerjaan yang diterima dari bahagian perencanaan dan pemeriksaan.

d) Mengalokasikan para pekerja pada masing-masing pekerjaan.

e) Menyiapkan dan meminta izin masuk ke pabrik, ijin bekerja di mesin-mesin yang berbahaya, dan ijin keselamatan kerja dari bahagian produksi. f) Menerima semua izin-izin tersebut dari bahagian produksi.

g) Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan-bahan lain yang diperlukan dari bahagian gudang.

h) Membuat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai, pelumas, dan juga bahan lain yang diperlukan.

i) Menyiapkan dan mengantarkan semua yang diperlukan, seperti suku cadang, bahan habis pakai, bahan-bahan lain, peralalan, dan fasilitas-fasilitas kelapangan.

j) Meminta pemeriksaan yang sudah selesai disyahkan oleh bahagian pemeriksaan.

k) Untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel, listrik, atau instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang bahagiannya paling banyak jenis pekerjaannya.

l) Menghitung dan menjumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap pekerjaan.

(38)

yang sebenarnya dalam sebulan dari masing-masing pekerjaan.

e. Bagian Pekerjaan Bengkel

Pekerjaan bengkel meliputi penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin, dan pekerjaan-pekerjaan pabrikasi, selain itu juga bertugas untuk :

a) Merencanakan, melakukan, dan mengawasi program pemeliharaan didalam bengkel dan menjaga peralatan-peralatan termasuk suku cadang, bahan habis pakai.

b) Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja, pembagian tugas pada equipment, sistem perpipaan, fasilitas kantor, kenderaan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

c) Membagi, mengatur dan mengkoordinasi semua pekerjaan-pekerjaan yang ada dibengkel sesuai dengan permintaan kerja.

d) Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan seperti pembongkaran mesin, pemeliharaan dan pembongkaran pabrik tahunan. e) Merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan

darurat.

f) Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan- bahan lain yang diperlukan dari bahagian gudang.

g) Mempelajari dan menyiapkan permintaan-permintaan bahan tambahan seperti suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lainnya bila diperlukan.

(39)

bertanggung jawab.

i) Menghitung dan menjumlahkan jam kerja total dan biaya bahan habis pakai untuk masing-masing pekerjaan.

j) Menjumlahkan, mengklasifikasikan dan membuat laporan jumlah jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan untuk semua pekerjaan.

k) Mempelajari dan meningkatkan catatan-catatan pekerjaan harian tersebut.

2. 3 Bagian-bagian yang berhubungan dengan pemeliharaan

Adapun bagian-bagian yang berhubungan dalam pemeliharaan diantaranya adalah; bagian produksi, teknikal, keselamatan kerja, penyimpanan bahan / material (gudang), pembelian, dan keuangan. Tanggung jawab dari masing-masing bahagian adalah sebagai berikut :

a. Produksi

1. Mengawasi kondisi operasi pabrik. Menentukan dan meminta pekerjaan pemeliharaan dengan berkonsultasi pada bahagian-bahagian lain yang terkait.

2. Mensyahkan permintaan-permintaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan pekerjaan pengawasan.

3. Memastikan semua persiapan untuk kerja pemeliharaan semua baik dan memberi izin masuk pabrik, izin masuk ke daerah berbahaya, dan keselamatan kerja untuk kerja-kerja pemeliharaan.

(40)

mengisolasi, mencuci equipment dan pipa-pipa, juga melakukan analisa keselamatan kerja.

5. Memintakan pada bagian keselamatan kerja orang yang ahli pada menyiapkan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan.

6. Meneliti dan membantu para pekerja saat mereka melakukan pekerjaan lapangan.

7. Menerima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan melakukan pengetesan ulang.

8. Menanda tangani dan mensyahkan laporan pekerjaan yang sudah selesai tersebut.

b. Teknikal

1. Menerima informasi-informasi secara periodik, pekerjaan modifikasi, dan biaya-biaya pemeliharaan dari bagian perencanaan pemeliharaan. 2. Mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi pabrik

dan dapat menurunkan waktu, biaya dari pemeliharaan.

3. Mempelajari dan menyiapkan modifikasi pabrik melalui penyelidikan seperti yang disebutkan pada item dan dengan mengadakan diskusi-diskusi diantara bagian-bagian yang terkait.

4. Menyimpan data-data teknik dari semua mesin-mesin pabrik dengan baik.

(41)

c. Keselamatan Kerja.

1. Menjaga keselamatan kerja pada saat berada dipabrik khususnya pada daerah-daerah yang berbahaya dan mudah terbakar, dan patuhi larangan-larangan yang ada dan pastikan bekerja secara aman.

2. Menyiapkan dan memberi peringatan-peringatan keselamatan pada masing-masing equipment termasuk untuk kerja pemeriksaan, sebelum pekerjaan dimulai.

3. mempelajari dan membuat saran untuk meningkatkan peralatan, fasilitas, peralatan keselamatan kerja dan bahan-bahan yang baru.

4. Menghadiri atau Mengunjungi pekerjaan-pckerjaan pemeliharaan atau pemeriksaan, jika pekerjaan tersebut berbahaya.

5. Meminta alat pemadam kebakaran tambahan untuk bagian pendukung jika diperlukan.

d. Penyimpanan bahan / material (gudang)

1. Bahan-bahan yang diperlukan untuk operasi disimpan didalam gudang, bahan-bahan ini termasuk untuk keselamatan kerja, pemeliharaan, administrasi, keperluan-keperluan lain, suku cadang, bahan habis pakai, pelumas, bahan kimia, bahan mentah dan lain-lain.

2. Menerima, menyimpan dan mensyahkan bahan-bahan yang ada, dan melaporkan kebahagian pembelian dan gudang.

(42)

4. Memeriksa semua bahan-bahan yang ada di gudang secara periodik. 5. Menyimpan catatan atau buku gudang.

e. Pembelian

1. Menerima semua permintaan bahan dan kontrak untuk pembelian. 2. Menyiapkan dan mensyahkan dokumen-dokumen tender.

3. Menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan berkonsultasi pada bagian-bagian lain yang terkait.

4. Memilih suplier dan menentukan biaya pembelian dengan melibatkan bagian-bagian lain yang terkait.

5. Mensyahkan permintaan pembelian.

6. Memeriksa lama waktu pengiriman barang.

7. Mensyahkan laporan pembelian pada bagian-bagian yang terkait termasuk bagian keuangan.

8. Mensyahkan tagihan pembayaran kebagian keuangan.

9. Menyelidiki dan mencari informasi-informasi pasar yang terbaru mengenai harga-harga equipment, bahan, dan pelaksana kerja (kontraktor).

f. Keuangan.

1. Menerima semua permintaan-permintaan bahan dari pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan.

2. Menerima laporan jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan.

(43)

4. Menerima, mencatat dan membagikan biaya-biaya pemeliharaan kepada bagian-bagian lain yang terkait.

5. Laporkan hasil bulanan item (c) dan (d) ke bagian-bagian yang terkait. 6. Menerima permintaan pembelian dan melaporkan bukti pembayaran

kepada bagian keuangan dan bagian lain yang berurusan dengan pembayaran.

2.4 Instruksi-instruksi Umum Dalam Pemeliharaan

Instruksi-instruksi umum dalam pemeliharaan sebuah pabrik dapat dilihat dari segi pentingnya pekerjaan pemeliharaan, pemeliharaan mesin yang beroperasi secara terus menerus (continue), pemeliharaan langsung dan tidak langsung,

Manpower, Manhour,Equipment, Tool, Material dan Consumable.

2.4.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan

Pentingnya pekerjaan pemeliharaan bagi sebuah perusahaan di zaman sekarang ini adalah sangat mutlak. Sebab dengan melakukan pekerjaan pemeliharaan tersebut sebuah perusahaan akan dapat memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

1. Meminimalkan frekuensi kerusakan dan pengeluaran biaya untuk perbaikan termasuk upah. Secara otomatis, penurunan kerusakan akan mengakibatkan naiknya eksistensi pabrik dan makin berkurangnya pembiayaan untuk perbaikan.

(44)

keseluruhan pabrik tersebut.

3. Penaksiran biaya-biaya dan waktu pemeliharaan yang seefektif mungkin. 4. Memperpanjang umur pabrik dan dapat meramalkan kerusakan-kerusakan

yang akan terjadi.

Diperoleh data dan pengumpulan informasi dari hasil pekerjaan pemeliharaan pabrik secara harian, mingguan, bulanan maupun tahunan yang merupakan dasar informasi atau pertimbangan untuk sistem pemeliharaan ke masa depan yang lebih baik. Informasi tersebut dapat berupa data teknik, gambar-gambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah yang penting.

2.4.2 Pemeliharaan Mesin yang Beroperasi Terus Menerus

Produksi yang tinggi dari sebuah pabrik yang beroperasi secara kontinue dan pada kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan tidak saja untuk pabrik itu sendiri tetapi juga keuntungan bagi pabrik-pabrik lainnya yang saling berhubungan (saling membutuhkan).

Untuk mendapatkan operasi pabrik yang paling ekonomis maka faktor-faktor berikut ini penting untuk diperhatikan, yaitu :

1. Memastikan kapasitas operasi pabrik sesuai dengan perencanaannya dan juga pemeliharaannya.

2. Menjaga kesinambungan operasi dan pemeliharaan. 3. Mengefisienkan operasi dan pemeliharaan

(45)

Pemeliharaan langsung adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan dari equipment produksi. Dalam definisi ini termasuk item-item sebagai berikut :

1. Pembongkaran berskala besar dari equipment dan unit-unit produksi. 2. Perbaikan berskala besar dari sebuah equipment yang penting, dalam

keadaan terjadwal maupun tidak terjadwal.

3. Pemeliharaan skala kecil. Pemeliharaan rutin seperti perbaikan dan penyetelan yang kecil-kecil, pemeriksaan, pekerjaan servis yang terjadwal maupun tidak terjadwal.

Pemeliharaan tidak langsung dapat didefenisikan sebagai pekerjaan Pemeliharaan-pemeliharaan yang berhubungan dengan equipment produksi, tetapi tidak langsung mempengaruhi operasi itu sendiri.

1. Peremajaan dari equipment produksi seperti mengecat dan mengisolasi.

2. Memperbaharui fasilitas-fasilitas, menukar equipment , mengatur tata letak equipment , dan memindahkan equipment .

3. Penambahan-penambahan kecil seperti pemasangan peralatan untuk mesin-mesin cadangan.

Dengan defenisi ini, organisasi dari pemeliharaan pabrik dapat membuat katalog, mengevaluasi, memonitor, dan mengkontrol beban pekerjaan pemeliharaan disesuaikan dengan keperluan pabrik dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.

(46)

Manpower adalah jumlah tenaga kerja / pekerja yang diperlukan untuk suatu pekerjaan. Hal ini sangat penting untuk diketahui agar pekerjaan lebih efektif. Setiap pabrik akan mempunyai persoalan sendiri-sendiri dan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antara banyaknya Manpower dengan jumlah waktu operasi personal dan kaitan antara pegawai-pegawai pemeliharaan yang bisa diperoleh merupakan kajian yang sangat penting.

Pada prinsipnya sedikit tenaga kerja (Manpower) dengan kapasitas dan kualitas kerja yang memuaskan adalah tujuan dari pemeliharaan yang maksimal. Tiap-tiap tenaga kerja untuk bisa menyelesaikan satu objek pekerjaan tidak lah sama kecekatan hasil pekerjaannya. Sehingga bila perbedaan-perbedaan itu dikaji maka akan diperoleh gambaran tentang waktu penyelesaian persatuan unit kerja pemeliharaan mesin untuk personal yang berbeda-beda. Dengan demikian, dapat diperoleh rata-rata waktu yang diperlukan pekerja (dengan kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang sama) untuk tiap satuan hasil kerja. Hal tersebut diatas sangat penting untuk diperhitungkan guna memperhitungkan standart biaya harian pekerja yang lebih efisien.

2.4.5 Manhour

Manhour adalah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan

dan biasanya dalam satu jam. Dalam memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Karena pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka ada dua metode yang bisa digunakan, yaitu :

(47)

2. Memakai data standart yang berasal dari perusahaan-perusahaan atau dari jurnal-jurnal ilmiah.

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang terjadwal. Tenaga kerja pemeliharaan pada umumnya tersedia untuk pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadwal selama seminggu. Seorang perencana harus mengetahui dan mencatat jumlah Manpower yang ada (yang dibutuhkan) dan

Manhour yang diperlukan untuk suatu pekerjaan pemeliharaan. Untuk mengontrol

(mengoptimalkan dan meningkatkan daya guna kerjanya) maka bagian perencana juga melakukan pengawasan yang dapat mencakup setiap pekerjaan pemeliharaan.

2.4.6 Equipment, Tool, Material, dan Consumable

Equipment adalah peralatan-peralatan yang besar yang digunakan untuk

pekerjaan pemeliharaan, seperti : crane, mobil derek, dan lain-lain. Tool adalah peralatan kerja, seperti : tang, martil, obeng, dan lain-lain. Material adalah bahan-bahan yang tidak habis pakai, seperti : packing, bantalan , dan lain-lain.

Consumable adalah bahan-bahan yang habis pakai, seperti : minyak gemuk, oli,

sabun, dan lain-lain.

(48)

2.4.7 Failure Definition

Failure definition adalah merupakan gambaran tentang pengaruh kerusakan terhadap performance / level condition sebuah mesin terhadap waktu (umur sebuah mesin). Failure definition ini biasanya ditunjukkan dalam grafik yaitu sebagai berikut :

Grafik 2.1 Failure Definition

(Sumber : PT. PADANG PALMA)

Keterangan :

Initial condition : Merupakan batas keadaan awal/kondisi awal dari sebuah mesin sebelum pemakaian

(kondisi baik).

(49)

keausan pada sebuah mesin yang diakibatkan oleh pemakaian normal.

Functional condition : Merupakan batas terjadinya cacat (defect) pada sebuah mesin yang diakibatkan oleh diluar pemakaian normal.

Dari grafik failure definition diatas maka dapat kita lihat bahwa pemeliharaan / perawatan sudah harus dilakukan pada saat batas Potential failure

condition tanpa harus menunggu terjadinya kerusakan / cacat (Functional failure

condition). Sehingga dengan demikian performance / level condition akan tetap

(50)

BAB III

PERENCANAAN PEMELIHARAAN

PADA SISTEM BOILER

3.1 Perencanaan Pemeliharaan (Planing)

Perencanaan pemeliharaan (Planing) merupakan rencana pokok (Master Plan) yang dibuat oleh bagian / seksi perencanaan. Dalam hal ini PT PADANG PALMA), memiliki perencanaan pemeliharaan (Planing) yang diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu pemeliharaannya, yaitu dapat kita lihat sebagai berikut :

a. Perencanaan jangka panjang (Long Term Maintenance Plan) b. Perencanaan jangka menengah (Middle Term Maintenance Plan) c. Perencanaan tahunan (Yearly Maintenance Plan)

d. Perencanaan bulanan (Monthly Maintenance Plan) e. Perencanaan mingguan (Weekly Maintenance Plan)

3.1.1 Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Maintenance Plan)

Perencanaan jangka panjang (long term maintenance plan) adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan pemeliharaan dalam kurun waktu yang lama yaitu perencanaan diatas 10 tahun. Pada PT. PADANG PALMA, perencanaan jangka panjang tersebut dibuat untuk jangka waktu 16 tahun. Dimana pekerjaan pemeliharaan dalam kurun waktu tersebut meliputi kegiatan : Renewal (Pembaharuan), Replacement with new one (Penggantian dengan satu bahan

baru), Replacement with the repair one (Penggantian dengan satu perbaikan),

(51)

Repair,Revarnish,Measurement (Perbaikan, pernis kembal,i pengukuran),

Modification (Modifikasi), General Inspection (Pemeriksaan Umum), Precise

Inspection (Pemeriksaan Tepat), Visual Check (Mengecek yang nampak),

Repainting (Cat kembali), Cleaning (Pembersihan), Measurement and Adjustment

(Pengukuran dan penyesuaian), Ordinary Inspection (Pemeriksaan biasa),

Chemical Flushing (Bahan kimia membilas) dan Overhaul (Pembakaran) .

Dengan adanya perencanaan jangka panjang tersebut maka untuk perencanaan yang lebih rinci lagi dibuatlah perencanaan jangka menengah (middle term

maintenance plan) yang tetap beracuan pada perencanaan jangka panjang (long

term maintenance plan).

3.1.2 Perencanaan jangka menengah (Middle Term Maintenance Plan)

Perencanaan jangka menengah (middle term maintenance plan) adalah perencanaan yang dibuat dalam kurun waktu diatas 5 tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan bagian / rincian dari perencanaan jangka panjang. Pada PT PADANG PALMA, jenis pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan dalam perencanaan jangka menengah ini adalah : Renewal (Pembaharuan), Replacement

with new one (Penggantian dengan satu bahan baru), Replacement with the

repair one (Penggantian dengan satu perbaikan), Repair (Perbaikan), Semi

Precise Inspection (Setengah pemeriksaan tepat), Repair,Revarnish,Measurement

(Perbaikan, pernis kembali, pengukuran), Modification (Modifikasi), General

Inspection (Pemeriksaan umum), Precise Inspection (Pemeriksaan tepatI), Visual

Check (Mengecek yang nampak), Repainting (Cat kembali), Cleaning

(52)

Ordinary Inspection (Pemeriksaan biasa) dan Chemical Flushing (Bahan kimia

membilas). Kemudian untuk perencanaan yang lebih rinci lagi dibuatlah

perencanaan tahunan (yearly maintenance plan) yang tetap beracuan pada perencanaan jangka menengah.

3.1.3 Perencanaan Tahunan (Yearly Maintenance Plan)

Perencanaan tahunan (yearly maintenance plan) merupakan bagian / rincian dari perencanaan jangka menengah (Middle Term Maintenance Plan). Tujuan utama dibuatnya perencanaan ini adalah untuk dapat menentukan jadwal pekerjaan pemeliharaan tahunan (yearly maintenance schedule) Pada PT PADANG [ALMA, jenis pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan dalam perencanaan tahunan ini adalah meliputi : Replacement with new one

(Penggantian dengan bahan baru), Replacement with the repair one

(Penggantian dengan satu perbaikan), Repair (Perbaikan), Semi Precise

Inspection (Setengah pemeriksaan tepat), Repair,Revarnish,Measurement

(Perbaikan, pernis kembali, pengukuran), Modification (Modifikasi), General

Inspection (Pemeriksaan umum), Precise Inspection (Pemeriksaan tepat), Visual

Check (Mengecek yang nampak), Repainting (Cat kembali), Cleaning

(Pembersihan), Measurement and Adjustment (Pengukuran dan penyesuaian),

Ordinary Inspection (Pemeriksaan biasa) dan Chemical Flushing (Bahan kimia

membilas).

3.1.4 Perencanaan Bulanan (Monthly Maintenance Plan)

(53)

memperjelas jadwal pekerjaan pemeliharaan bulanan (monthly maintenance

schedule) yang akan dilaksanakan. Dimana pekerjaan pemeliharaan bulanan ini

meliputi : Repair (Perbaikan), Modification (Modifikasi), Visual Check

(Mengecek yang nampak), Cleaning (Pembersihan) dan Ordinary Inspection

(Pemeriksaan biasa).

3.1.5 Perencanaan Mingguan (Weekly Maintenance Plan)

Perencanaan mingguan (Weekly Maintenance Plan) adalah merupakan bagian / rincian dari perencanaan bulanan (monthly maintenance plan) dimana jadwal pekerjaan pemeliharaan mingguan (weekly maintenance schedule) telah ditentukan sebelumnya pada jadwal bulanan (monthly maintenance schedule). Sehingga dengan demikian dapat dilihat jelas pekerjaan pemeliharaan apa saja yang harus dilaksanakan setiap minggunya.

3.1.6 Jenis – jenis Kegiatan Pemeliharaan

Pada PT. PADANG PALMA, pekerjaan pemeliharaan dapat dibedakan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

Renewal (Pembaharuan)

Replacement with new one (Penggantian dengan satu bahn baru)

Replacement with the repair one (Penggantian dengan satu perbaikan)

Repair (Perbaikan)

Semi Precise Inspection (Setengah pemeriksaan tepat)

Repair, Revarnish, Measurement (Perbaikan, pernis kembali, pengukuran)

(54)

General Inspection (Pemeriksaan umum)

Precise Inspection (Pemeriksaan tepat)

Visual Check (Mengecek yang nampak)

Repainting (Cat kembali)

Cleaning (Pembersihan)

Measurement and Adjustment (Pengukuran dan penyesuaian)

Ordinary Inspection (Pemeriksaan biasa)

Chemical Flushing (Bahan kimia membilas)

Renewal (Pembaharuan)

Renewal (Pembaharuan) adalah merupakan kegiatan (proses)

pembaruan secara umum atau menyeluruh dari sebuah sistem operasi (peralatan/mesin) sebelum peralatan / mesin tersebut mengalami kerusakan. Pentingnya pengerjaan ini adalah untuk menjaga agar tidak terjadi pemeliharaan diluar perencanaan (Unplanned Maintenance) atau pemeliharaan darurat yang tidak diinginkan (Emergency Maintenance).

Replacement with new one (Penggantian dengan satu bahan baru)

Replacement with new one (Penggantian dengan satu bahan baru)

adalah merupakan kegiatan mengganti sebuah peralatan/mesin dengan yang baru dengan tujuan dapat memaksimalkan kinerja peralatan / mesin tersebut.

Replacement with the repair one (Penggantian dengan satu perbaikan)

Replacement with the repair one (Penggantian dengan satu

perbaikan) adalah merupakan kegiatan pemeliharaan untuk mengganti sebuah

(55)

Repair (Perbaikan)

Repair (Perbaikan) adalah merupakan kegiatan perbaikan dari

komponen-komponen peralatan / mesin tanpa menggantinya dengan yang baru.

Semi Precise Inspection (Setengah pemeriksaan tepat)

Semi Precise Inspection (Setengah pemeriksaan tepat) adalah

merupakan kegiatan inspeksi khusus terhadap sebuah sistem operasi peralatan / mesin sebelum melakukan Precise Inspection (Pemeriksaan tepat).

Repair, Revarnish, Measurement (Perbaikan, pernis kembali, pengukuran)

Repair, Revarnish, Measurement (Perbaikan, pernis kembali,

pengukuran) adalah merupakan kegiatan perbaikan yang disertai dengan

pengecatan dan pengukuran dari sebuah peralatan / mesin.

Modification (Modifikas)

Modification (Modifikasi) adalah kegiatan yang dilakukan untuk

memodifikasi / merombak bentuk fisik dari komponen-komponen peralatan / mesin dengan cara menggerinda atau mengelas bagian yang diinginkan.

General Inspection (Pemeriksaan umum)

General Inspection (Pemeriksaan umum) adalah merupakan kegiatan

inspeksi yang dilakukan secara umum terhadap komponen-komponen peralatan / mesin.

Precise Inspection (Pemerksaan tepat)

Precise Inspection (Pemerksaan tepat) adalah kegiatan yang

(56)

pemeriksaan tepat), inspeksi ini dilakukan secara khusus terhadap komponen-komponen peralatan / mesin tertentu.

Visual Check (Mengecek yang nampak)

Visual Check (Mengecek yang nampak) adalah kegiatan patrol yang

dilakukan untuk melihat atau mencatat informasi-informasi penting tentang kondisi suatu sistem operasi peralatan/mesin (apakah dalam kondisi normal atau tidak normal).

Repainting (Cat kembali)

Repainting (Cat kembali) adalah merupakan kegiatan yang sering

disebut sebagai kegiatan peremajaan peralatan / mesin yaitu pengecatan kembali komponen-komponen peralatan / mesin.

Cleaning (Pembersihan)

Cleaning (Pembersihan) adalah merupakan kegiatan pembersihan

pada komponen-komponen peralatan / mesin yang bersifat mudah kotor, ataupun tersumbat.

Measurement and Adjustment (Pengukuran dan penyesuaian)

Measurement and Adjustment (Pengukuran dan penyesuaian) adalah

merupakan kegiatan pengukuran terhadap tekanan maupun suhu pada komponen-komponen peralatan / mesin, dan untuk melakukan penyesuaian terhadap spesifikasi peralatan / mesin tersebut.

(57)

Ordinary Inspection (Pemeriksaan biasa) adalah merupakan kegiatan inspeksi biasa tanpa adanya kerusakan atau gangguan pada komponen peralatan / mesin.

Chemical Flushing (Bahan kimia membilas)

Chemical Flushing (Bahan kimia membilas) adalah kegiatan

pembilasan dengan menggunakan zat kimia yang bertujuan untuk dapat melihat kerusakan-kerusakan halus seperti pengikisan atau kavitasi oleh air yang terjadi pada komponen peralatan / mesin.

Dari semua jenis kegiatan pemeliharaan yang dilakukan diatas adalah merupakan kegiatan yang mencakup pada seluruh komponen turbin air, baik komponen utama BOILER (Main Equipment) ataupun komponen pendukung BOILER (Auxiliary Equipment). Untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tersebut perlu adanya perencanaan (Planing) kemudian jadwal kerja (Scheduling) sehingga semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat pada waktunya.

3.2 Spesifikasi Utama Sistem Ketel Uap

Untuk melihat spesifikasi utama pada ketel uap dapat dilihat pada data berikut ini :

Adapun spesifikasi Boiler yang ada di PT. PADANG PALMA, adalah sebagai berikut :

Merek : TW 16 / 44-75 SH

Buatan : Inspection autority LLOYDS

(58)

Tahun : 2003 Tekanan uap : 30 kg/cm² Temperatur kerja : 18-19 °c Kapasitas uap : 30 ton / jam Temperatur steam : 260 °c Temperatur udara : 30 °c Heating surface : 172 m² Chamber volume : 80 m² Heating surface boiler proper : 403 m² Konsumsi bahan bakar : 5200 kg / jam

Jenis bahan bakar : Fiber ( 60 % )dan cangkang ( 40 % )

3.2.1 Bagian-bagian Ketel Uap yang dilakukan Pemeliharaan Rutin

Bagian-bagian Ketel Uap yang dilakukan pekerjaan pemeliharaan rutin oleh PT. PADANG PALMA yaitu meliputi:

3.2.1.1Header Superheater

(59)

3.2.1.2 Main Drum

Pemeliharaan rutin Main Drum yang dilakukan adalah untuk mengetahui adanya deformasi tetap akibat tekanan lebih yang bisa menimbulkan serangan karat.

3.2.1.3 Header Drum

Pemeliharaan rutin Header Drum yang dilakukan adalah untuk mengetahui adanya deformasi tetap akibat tekanan lebih, yang bisa menimbulkan serangan karat, baik yang dibagian drum maupun yang dipipa.

3.2.1.4Wall Tubes

Pemeliharaan rutin Wall Tubes yang dilakukan adalah dititik beratkan pada lapis kerak vanadium yang sangat keras dan sangat sulit dibersihkan.

3.2.1.5Furnace

Pemeliharaan rutin Furnace yang dilakukan adalah pengecekan kondisi lapisan tahan panas ( refractory ), serta titik panas ( hot spot ) pada pelat dinding bagian tungku agar tidak ada kebocoran pada tungku.

3.2.1.6Chimney

(60)

3.2.1.7Induced Draft Fan

Pemeliharaan rutin yang dilakukan adalah pengecekan Bearing, pengecekan getaran Fan agar Balancing.

3.2.1.8Force Draft Fan

Pemeliharaan rutin yang dilakukan adalah pengecekan Bearing.

Adapun bagian ketel uap yang akan difokuskan untuk pemeliharaan dalam penulisan ini adalah packing hand hole pada super heater ketel uap, adapun gambar hand holenya dapat kita lihat gambarnya dibawah berikut ini :

Gambar 3.1 Hand Hole Tampak Samping.

(Sumber : hand hole di PT.PADANG PALMA)

3.3 Inspeksi-inspeksi Pada Bagian Boiler

Selama interval umur komponen-komponen Boiler yang telah ditentukan, maka inspeksi-inspeksi pada bagian tersebut dilakukan secara berkala, yaitu :

1. Inspeksi Bulanan (Monthly Inspection)

(61)

a. Pengecekan header superheater yang dilakukan adalah memeriksa kondisi pipa superheater agar tidak terjadi penggelembungan pipa, karena terjadinya deposisi batu ketel yang cukup tebal disebelah dalam tube.

Didalam inspeksi ini, memerlukan :

• Man Power : 2 Orang

• Man Hour : 1 Jam

• Tools : Berus kawat Baja, senter, dan Sapu

• Material : Pipa super heater

• Consumable : Sabun, Kain lap

• Equipment : Tidak ada

b. Pengecekan Main Drum yang dilakukan adalah untuk mengetahui adanya deformasi tetap akibat tekanan lebih yang bisa menimbulkan serangan karat.

Didalam inspeksi ini, memerlukan :

• Man Power : 2 Orang

• Man Hour : 1 Jam

• Tools : Berus kawat Baja, dan Sapu

• Material : Drum

• Consumable : Sabun, Kain Lap

• Equipment : Mobil Derek

c. Pengecekan Header Drum yang dilakukan adalah untuk mengetahui adanya deformasi tetap akibat tekanan lebih, yang bisa menimbulkan serangan karat, baik yang di drum maupun yang di pipa.

(62)

• Man Power : 2 Orang

• Man Hour : 1 Jam

• Tools : Berus kawat Baja, dan Sapu

• Material : Drum, Pipa

• Consumable : Sabun, Kain lap

• Equipment : Mobil Derek

d. Pengecekan Wall Tubes yang dilakukan adalah dititik beratkan pada lapis kerak vanadium yang sangat keras dan sangat sulit dibersihkan.

Didalam inspeksi ini, memerlukan :

• Man Power : 2 Orang

• Man Hour : 1 Jam

• Tools : Berus kawat Baja, Sapu, Senter

• Material : Pipa

• Consumable : Sabun, Kain Lap

• Equipment : Tidak ada

e. Pengecekan Furnace yang dilakukan adalah pengecekan kondisi lapisan tahan panas ( refractory ), serta titik panas ( hot spot ) pada pelat dinding bagian tungku agar tidak ada kebocoran pada tungku.

Didalam inspeksi ini, memerlukan :

• Man Power : 2 Orang

• Man Hour : 1 Jam

• Tools : Sapu, Senter, Berus kawat.

(63)

• Consumable : Kain Lap, Sabun

• Equipment : Mobil Derek, Crane

f. Pengecekan Chimney yang dilakukan adalah pengecekan kondisi bagian dalamnya untuk mendeteksi terjadinya kerusakan pada lapisan tahan panas dan pelat dinding, khususnya bagian atas yang disebabkan oleh jenis karat titik embun.

Didalam inspeksi ini, memerlukan :

• Man Power : 2 Orang

• Man Hour : 1 Jam

• Tools : Sapu ( untuk membersihkan cerobong asap ), berus kawat.

• Material : Cerobong

• Consumable : Kain Lap, Sabun

• Equipment : Mobil Derek, Crane

g. Pengecekan Induced Draft Fan yang dilakukan adalah pengecekan Bearing, pengecekan getaran Fan agar Balancing.

Didalam inspeksi ini, memerlukan :

• Man Power : 2 Orang

• Man Hour : 2 Jam

• Tools : Pahat, Martil, Kunci pas ring 34, kunci 19.

• Material : Induced Draft Fan

• Consumable : Kain Lap, Sabun

• Equipment : Tidak ada

(64)

Didalam inspeksi ini, memerlukan :

• Man Power : 2 Orang

• Man Hour : 2 Jam

• Tools : Pahat, Martil, Kunci pas ring 34, kunci 19.

• Material : Force Draft Fan

• Consumable : Kain Lap, SabunEquipment :Tidak Ada

2. Inspeksi Tahunan (Yearly Inspestion).

Inspeksi tahunan ini dilakukan oleh DEPNAKER R.I selama 2 tahun sekali yang dititik beratkan pada kondisi sebelah dalam drum uap dan drum air, kondisi sebelah dalam dan luar tube uap maupun air, semua kelengkapan dilepas dibersihkan dan diinspeksi pemeliharaan dan pengujian kelayakan, ruang bakar dan gas bekas termasuk cerobong diinspeksi untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan akibat operasi. Adapun rincian langkah-langkah inspeksi yang penting adalah :

Gambar

Grafik 2.1 Failure Definition
gambar hand holenya dapat kita lihat gambarnya dibawah berikut ini :
Tabel 4.1 : Trouble and Accident (Pergantian Satu Persatu)
Tabel 4.3 : Jumlah Kerusakan  VS Waktu (Umur Pemakaian) Pada
+7

Referensi

Dokumen terkait