• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA SWASTA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA SWASTA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN(DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS

ANEKDOT KELAS X SMA SWASTA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

YANDRI PRANATA SIRAIT

2123111087

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Yandri Pranata Sirait, NIM 2123111087, Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) terhadap Kemampuan Memahami Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia/ S-1, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery learning) terhadap kemampuan memahami teks anekdot siswa kelas X SMA Swasta Sultan Iskandar Muda Medantahun pembelajaran 2016/2017.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Sultan Iskandar Muda sebanyak 231 siswa dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak kelas, sehingga diperoleh sampel penelitian adalah kelas X-MIA 2 sebanyak 35 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen one group pre-test dan post-test design. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif memahami teks anekdot.

Dari pengolahan data diperoleh nilai rata-rata pre-test adalah 53, standar deviasi 13,1, dan standar error 2,23 sedangkan nilai rata-rata post test adalah 82,57, standar deviasi 9,95, dan standar error 1,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata memahami teks anekdot setelah menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) lebih tinggi daripada nilai sebelum menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning). Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dikonsultasikan t0 dengan tabel t taraf

signifikan 5% dengan df = N-1 = 35 – 1 = 34 diperoleh taraf signifikan 5% = 1,7. Karena t0 diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 11,6 > 1,7, maka hipotesis nihil (Ho)

ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa data pre-test dan post-test berdistribusi normal dan homogen.Hasil uji hipotesis juga menunjukkan bahwa Model Pembelajaran penemuan (Discovery Learning) berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan memahami teks anekdot oleh siswa kelas X SMA Swasta Sultan Iskandar Muda Medan tahun pembelajaran 2016/2017.

Kata kunci: Pengaruh, Model Pembelajaran Penemuan (Discovery learning),

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan

baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery

Learning) Terhadap Kemampuan Memahami Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA

Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan doa, arahan, motivasi

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan dan para Wakil Dekan serta seluruh Staf

Pegawai Administrasi,

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

4. Trisnawati Hutagalung, S,Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia,

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia dan sebagai Dosen Penguji II,

6. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Dosen Pembimbing Skripsi,

7. Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik,

8. Dr. Malan Lubis. M.Hum., Dosen Penguji I,

9. Kedua orangtua Penulis, Ayah Selamat Sirait dan Ibu Marlina

Tumanggor yang tidak bosan-bosannya terus memberi motivasi, moral

(8)

iii

10. Maktua Penulis Riana Tumanggor yang selalu memberi dukungan

dalam menyelesaikan Skripsi,

11. Kedua saudara Penulis, abang Candra Sirait dan kakak Elida Sirait

yang terus memberi motovasi dalam menyelesaikan Skripsi ini,

12. Teristimewa kepada putri silaban yang selalu menemani Penulis dalam

proses pengerjaan Skripsi ini hingga selesai

13. Para sahabat Melva, Okto, Basuki, Kaula Muda, Novri, dan Gabelas

yang mendoakan Penulis,

14. Teman-teman Seperjuangan yang menyelesaikan studinya, Ricardo,

Andri, Saddam, Eben, Sarina, Juli, Junifer, Margaret, Renita yang juga

setia memberikan motivasi serta semangat untuk Penulis.

15. Keluarga Besar Reguler C Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang memberikan dukungan tiada henti agar Penulis cepat

menyelesaikan skripsi ini,

16. Teman Seperjuangan PPLT Unimed SMP Negeri 2 Sipispis yang yang

juga setia memberikan motivasi serta semangat untuk Penulis.

17. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian Skripsi ini.

Namun, Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi

isi maupun tata bahasa. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.

Medan, April 2017

Penulis,

(9)

iv

A.Latar Belakang (Discovery Learning) ... 1

B.Identifikasi (Discovery Learning) ... 3

C.Batasan (Discovery Learning) ... 4

D.Rumusan (Discovery Learning) ... 4

E. Tujuan (Discovery Learning) ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6

A. Kerangka Teoretis ... 6

1. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 7

2. Macam-Macam Discovery Learning ... 10

3. Aplikasi Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 11

4. Langkah-Langkah Pembelajaran Penemuan (Discovery 5. Learning) ... 14

6. Kelebihan dan Kelemahan Moel Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 15

7. Memahami ... 17

8. Teks Anekdot ... 17

9. Struktur Teks Anekdot ... 19

10.Kaidah dan Ciri Kebahasan Teks Anekdot ... 20

11.Teks Anekdot dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 ... 22

B. Kerangka Konseptual ... 23

C. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi danWaktu Penelitian ... 25

B. Populasi danSampel Penelitian ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 26

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 27

D. Metode Penelitian ... 28

E. Desain Penelitian ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 30

(10)

v

H. Organisasi Pengolahan Data ... 32

I. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Kemampuan Memahami Teks Anekdot Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) (Pre-Test) ... 36

2. Kemampuan Memahami Teks Anekdot Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) (Pos-Tes) ... 41

3. Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Terhadap Kemampuan Memahami Teks Anekdot... 46

a. Uji Normalitas ... 48

i. Uji Normalitas kemampuan memahami teks sebelum menggunakan model pembelajaran penemuan (Didscovery Learning)... 48

ii. Uji Normalitas kemampuan memahami teks sesudah menggunakan model pembelajaran penemuan (Didscovery Learning)... 49

b. Uju homogenitas data Mean Kelas ... 50

c. Uji Hipotesis ... 51

d. Temuan Penelitian ... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

1. Kemampuan Memahami Teks Anekdot Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 54

2. KemampuanMemahami Teks Anekdot Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 55

3. Pengaruh Model PembelajaranPenemuan (Discovery Learning) Terhadap Kemampuan Memahami Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Swasta Sultan Iskandar Muda Medan... ………...56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 59

A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 60

(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada hakikatnya pendidikan merupakan salah satu aspek utama bagi setiap

insan manusia dalam meningkatkan mutu dan kualitas kehidupan di masa depan.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan atau usaha sadar yang dilaksanakan sesuai

tahap kematangan untuk memperoleh tujuan tertentu. Berbicara mengenai

pendidikan berarti ada terkait dengan nilai-nilai kehidupan agar setiap individu

mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya.

Dunia pendidikan tidak akan pernah lepas dari berbagai masalah meski

perencanaan telah dilakukan secermat-cermatnya atas dasar kaidah-kaidah

perencanaan yang sehat rasional. Baik negara maju maupun negara sedang

berkembang selalu memiliki masalah pendidikan karena proses pendidkan

berkaitan dengan kepentingan manusia untuk masa kini dan masa yang akan

datang. Memadukan dua kepentingan itu dalam bentuk tranformasi pendidikan

merupakan persoalan yang amat pelik dilihat dari aspek pendukung program

pendidikan. Karena itu banyak dan peliknya persoalan pendidikan

Kurikulum 2013 sejatinya merupakan langkah lanjutan pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah dirintis tahun 2004 dan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006, yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan kurikulum 2013,

(12)

2

kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses

pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keteramilan. Paradigma kurikulum 2013 telah mencanangkan

pembelajar berbasis teks. Artinya, peserta didik dituntut untuk mampu memahami

sebuah teks. Salah satunya adalah teks anekdot.

Sesuai dengan kurikulum 2013 yang berlaku saat ini, kemampuan guru

untuk mengamplikasikan dan menerapkannya model-model pembelajaran masih

perlu untuk dikaji dan diperhatikan terutama model discovery learning. Karena

kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru diterapkan dalam dunia

pendidikan di Indonesia, tingkat penguasaan dan keterampilan guru untuk

menerapkannya sangat dibutuhkan.

Model discovery learning ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa

dalam proses kegiatan mental melalui tanya jawab, dengan berdiskusi, membaca

sendiri, dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri. Dengan model

discovery learning, siswa dapat bekerja dan berfikir sendiri, tidak hanya

mengandalkan guru, karena siswa di tuntut mempresentasikan hasil analisis

mereka didepan kelas.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan guru menggunakan metode

ceramah sehingga siswa kebanyakan bosan dan mengantuk dan rendahnya hasil

belajar siswa juga disebabkan oleh kurangnya minat belajar siswa. Pada saat ini

telah berkembang suatu anggapan di kalangan siswa yang menyatakan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang membosankan.

(13)

3

dalam mengajarkan pembelajaran kepada siswa serta dalam pemilihan dan

penguasaan materi tidak disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

Dalam beberapa kasus sering ditemukan siswa tidak mampu memahami sebuah

teks khususnya teks anekdot. Kuat dugaan masalah ini disebabkan guru tidak

menggunakan model yang tepat dalam menjelaskan teks anekdot tersebut.

Berangkat dari asumsi-asumsi di atas, maka peneliti termotivasi untuk

melakukan penelitian dengan mengangkat judul ” Pengaruh Model Pembelajaran

Penemuan (Discovery Learning) Terhadap Kemampuan Memahami Teks

Anekdot Siswa Kelas XSMA Sultan Iskandar Muda Medan 2016/2017 “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

(1) kurangnya kemampuan dalam memahami teks anekdot seorang siswa,

(2) kurangnnya kemampuan guru dalam mempresentasikan model discovery

learning masih perlu diuji,

(3) kurangnya kemampuan seorang guru dalam menggunakan dan pembuatan

media pembelajaran,

(4) kurangnya minat siswa terhadap teks anekdot,

(14)

4

C. Batasan Masalah

Tidak semua identifikasi masalah dijadikan penelitian karena batasan

waktu dan dana yang dimiliki peneliti. Maka penelitian ini dibatasi pengaruh

model pembelajaran penemuan (discovery learning) terhadap kemampuan

memahami teks anekdot siswa kelas X SMA Swasta Iskandar Muda Medan

Tahun pembelajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, maka perlu dirumuskan masalah yang akan

diteliti. Dari pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi perumusan masalah

penelitian sebagai berikut:

(1) Bagaimanakah kemampuan memahami teks anekdotsiswa kelas X SMA

Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Tahun Pembelajaran

2016/2017sebelumpenerapan model pembelajaran penemuan (discovery

learning)?

(2) Bagaimanakah kemampuan memahami teks anekdotsiswa kelas X SMA

Swasta Sultan Iskandar Muda Medan Tahun Pembelajaran

2016/2017sesudah penerapan model pembelajaran penemuan (discovery

learning)?

(3) Adakah pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery learning)

terhadap kemampuan memahami teks anekdot siswa kelas XSMA Swasta

(15)

5

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini dirumuskan menjadi tiga poin,

yaitu:

(1) untuk mengetahui kemampuan memahami teks anekdot kelas X sebelum

penerapan model pembelajaran penemuan (discovery learning).

(2) untuk mengetahui kemampuan memahami teks anekdot kelas X setelah

penerapan model pembelajaran penemuan (discovery learning).

(3) untuk mengetahui pengaruh kemampuan memahami teks anekdot kelas X

sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran penemuan (discovery

learning).

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini dapat menambah konsep atau teori yang memperkaya ilmu

pengetahuan bahasa dan sastra Indonesia khususnya materi teks anekdot.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini mempunyai tiga manfaat praktis, yaitu:

(a) sebagai alternatif model pengajaran bagi guru-guru bahasa indonesia

untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. menambah wawasan

dalam penggunaan model pembelajaran penemuan (discovery

learning).

(b) penelitian ini diharapkan memotivasi siswa, khususnya siswa kelas x

untuk meningkatkan kemampuan memahami teks anekdot.

(16)

59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pengujian hipotesis tentang

pengaruh penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

terhadap kemampuan memahami teks Anekdot pada siswa kelas X SMA Swata

Sultan Iskandar Muda Medan , maka berdasarkan data tersebut dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

(1) Pengaruh memahami teks anekdot siswa kelas X SMA Swata Sultan Iskandar

Muda Medan tahun pembelajaran 2016/2017 sebelum penerapan Model

Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) berada pada kategori cukup.

Hal ini terlihat pada nilai rata-rata 53, dengan standar deviasi 13,1 dengan

perolehan nilai tertinggi 90 dan terendah 20.

(2) pengaruhmemahami teks anekdot siswa kelas X SMA Swata Sultan Iskandar

Muda Medan tahun pembelajaran 2016/2017 setelah penerapan Model

Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) berada pada kategori baik. Hal

ini terlihat pada nilai rata-rata 82,57, dengan standar deviasi 9,95 dengan

perolehan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 60.

(3) Kemampuan memahami teks anekdot sesudah penerapan Model

Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) siswa kelas X SMA Swata

Sultan Iskandar Muda Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 memiliki

pengaruh yang signifakan. Ini terbukti dari pengujian hipotesis, yaitu thitung>

(17)

60

Ha. jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Penemuan (Discovery

Learning) berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan memahami teks

anekdot.

B.Saran

Berdasarkan hasi penelitian pada siswa kelas X SMA Swata Sultan Iskandar

Muda Medan, maka dapat diberikan saran-saran seperti di bawah ini.

(1) Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan memahami teks anekdot siswa pada

aspek struktur teks anekdot di bagian abstrak dan koda masih belum tercapai

sepenuhnya. Sedangkan pada aspek kaidah kebahasaan teks anekdot, belum

semua siswa memuat gaya bahasa, pertanyaan retoris, dan kalimat perintah

dalam teks anekdot. Sehingga peneliti menyarankan agar guru lebih memberi

perhatian khusus di bagian tersebut agar siswa lebih paham mengenai struktur

dan ciri kebahasaan teks anekdot.

(2) Model pembelajaran penemuan(discovery learning) memiliki pengaruh yang

signifikan dalam meningkatkan kemampuan memahamiteks anekdot. Oleh

karena itu, model pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif pembelajaran bagi guru dalam proses belajar mengajar.

(3) Model pembelajaran penemuan(discovery learning) memerlukan pemahaman

guru bahasa Indonesia yang mendalam, baik dari segi persiapan, pelaksanaan,

sampai evaluasi agar hal yang diharapkan yakni peningkatan kemampuan

(18)

61

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum

2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahyo. 2013. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Dahar,R.W. 1989. Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga. Dan Kebudayaan Jakarta: Prestasi Pustaka.

Danandjaja, James. 2007. Foklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain lain

Depdiknas.2011. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Fatimah, nuraini.2013. “teks anekdot sebagai sarana kompetensi bahasa dan karakter siswa.” Skripsi FBS Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemendikbud. 2000. Kurikulum Bahasa Indonesia di SMA. Jakarta: Depdikbud.

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2014. Lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan

Nomor 59 Tahun 2003 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Atas/Ma. Jakarta: Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

Kokasih. 2014. Jenis-Jenis teks. Bandung: Yrama Widya.

Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum

2013. Yogyakarta: Kata Pena.

Mahsun. 2005. Metode penelitian Bahasa.Yogyakarta: Duta wacana University perss

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo

Sembiring, Renni Handayani. 2015.Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan

(19)

62

Suciati, Rien 2016. Model Pembelajaran Discovery (Penemuan). Jurnal Online.

Syah, M.1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Pustaka

Setia

Setiyadi, Ag. Bambang. 2006. Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa

Asing. Yogyakarta: Graha Ilmu

Syah. 2004. Psikologi Pendidikan Dengan pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Keerampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Trianto, M.Pd (2010. “Mengembangkan Model Tematik.PT. Prestasi

Pustakakaraya. Jakarta

Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif dan konstruktif. Jakarta: prestasi pustaka “pengertian memahami” dalam

http://kamusbahasaindonesia.org/memahami diunduh pada tanggal 01

Referensi

Dokumen terkait

Dua kelas kesesuaian medan tersebut terdiri kelas II (sesuai) dan kelas III (sedang). -faktor yang menguntungkan adalah kemiringan lereng, tingkat erosi, gerak massa batuan, lama

BERKEYAKINAN bahwa dialog konstruktif mengenai aspek-aspek penting dalam hubungan bilateral, dan isu-isu regional serta internasional yang menjadi kepentingan bersama akan

CATATAN DISKUSI DAN KONSULTASI GURU.. Nama

The Environmental ASAS 5 stating that there are two types of natural resources, namely natural resources that procurement can stimulate the use and have no

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

Dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik, mampu untuk melakukan aktivitas belajar