LAPORAN KERJA PRAKTEK
DESAIN LAYOUT
MAJALAH ANAK-ANAK MENTARI
TANGGAL 1 APRIL S/D 24 JUNI 2011
Oleh :
Nama : YULIANA MAKHROYANI
NIM : 08.51016.0041
Program Studi : DIV Komputer Multimedia
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
DAFTAR ISI ...
DAFTAR GAMBAR ...
BAB 1 PENDAHULUAN ...
1.1 Latar Belakang Masalah ...
1.2 Rumusan Masalah ...
1.3 Batasan Masalah ...
1.4 Tujuan ...
1.5 Kontribusi Produk ...
1.6 Sistematika Penulisan ...
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PERUSAHAAN...
2.1 Sejarah perusahaan ...
2.2 Profil Perusahaan ...
2.3 Visi dan Misi perusahaan ...
2.4 Tujuan Perusahaan ...
2.5 Struktur Organisasi Perusahaan...
2.6 Staf dan Karyawan Perusahaan...
2.7 Job Discreption ...
2.8 Logo Majalah Mentari ...
BAB3 LANDASAN TEORI ...
3.2 Ilustrasi ...
3.3 Foto Jurnalis ...
3.4 Teori Desain Grafis ...
BAB 4 DISKRIPSI PEKERJAAN ...
4.1 Prosedur pelaksanaan kerja praktek ...
4.2 hasil pengerjaan Desain dan Layout ...
BAB 5 PENUTUP ...
5.1 Kesimpulan ...
5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ...
Gambar 4.1 Contoh gambar ilustrasi dengan cerita ...…………...……
Gambar 4.2 Contoh gambar cover majalah ...
Gambar 4.3 Contoh gambar Komik ...
Gambar 4.4 Contoh gambar Layout ...
Gambar 4.5 hasil layout majalah ...
Gambar 4.6 Hasil layout majalah ...
Gambar 4.7 Hasil layout majalah ...
27
28
28
29
29
30
30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Project kerja praktek mengambil topik berjudul Desain Layout Majalah
Anak-anak Mentari Indonesia. Project kerja praktek ini berkonsep casual, dengan penuh
warna dan ilustrasi yang sederhana namun menarik. Dengan konsep casual anak-anak
SD-SMP akan lebih tertarik untuk membaca majalah Mentari.
Sekarang ini media majalah sudah menjadi hal yang tidak menarik lagi untuk
anak karena kemajuan jaman. Kemajuan alat seperti internet membuat
anak-anak lebih menyukai internet daripada membaca majalah. Untuk itu diperlukan
inovasi agar anak-anak lebih tertarik untuk membaca majalah. Target market yang
dituju menengah kebawah membuat anak-anak didaerah dapat menjakaunya.
Media informasi seperti internet, televisi dan radio tidak dapt menggatikan
peran media cetak sebagai suatu alat untuk menyebarkan inormasi. Sumber informasi
dan pengetahuan akan memberikan banyak kemudahan bagi perkembangan dalam
berbagai bidang. Salah satu sumber efektif yaitu media majalah. Diamana dalam
majalah terdapat berbagai jenis informasi tergantung target market yang dituju.
Seperti halnya pada Majalah Mentari Anak Indonesia adalah salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang media massa dan informasi yang beralamat
jln. Sumatara 31-G Lt. 2, Surabaya. Penulis memilih kerja praktek di Majalah mentari
karena visi misi kantor redaksi. Dengan sedikit perubahan dan materi yang disajikan
lebih menarik, mungkin daya baca anak akan meningkat. Dengan begitu belajar dan
bermain dapat dilakukan dimana saja dan tetap mendapatkan nilai positifnya. Karena
itu penulis membuat Desain Layout Majalah Anak-anak Mentari dengan berpegang
konsep visi misi majalah. Agar tersampaikan tujuan Visi Misi perusahaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang kemudian akan penulis bahas yaitu desain layout
yang bagaimana yang sesuai dengan visi misi majalah Mentari dan sesuai dengan
karakter anak-anak?
1.3 BATASAN MASALAH
Dalam batasan masalah, penulis membahas pada:
1. Membuat ilustrasi dan desain sesuai visi misi.
2. Ilustarasi dan desain yang mengutamakan karakter seorang anak sebagai
audiensnya.
1.4 TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan penulis dalam pembuatan Desain untuk Majalah
Anak-anak adalah:
1. Untuk menyampaikan pesan bahwa belajar dengan metode membaca itu
tidak membosankan tetapi sangat menyenangkan.
2. Pengetahuan yang akan diberikan dapat tersampaikan kepada anak-anak
3
1.5 KONTRIBUSI PRODUK
Media cetak Majalah Mentari Anak-anak Indonesia dalam
penggamplikasian desain dalam menyapaikan informasi untuk peningkatan
pengetahuan pada masyarakat akan memberikan kentunungan sebagai berikut ini:
1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat yaitu target
marketing yaitu anak-anak usia SD dan SMP. Dengan prinsip madia cetak
sesuai dengan visi misi perusahan.
2. Sebagai tempat penyampain informasi dalam berbagai sektor bidang.
Dimana media cetak dapat menjadi tempat penerus pesan berupa
pengetahuan atau informasi.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan kerja praktek ini terbagi dalam beberapa bab dimana masing-masing bab
terdiri dari bergagai sub bab yang bertujuan dapat menjelaskan pokok-pokok
bahasan dalam penyususnan laporan.
1. Bab I. Pendahuluan
Menjelaskan tetang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, kontribusi produk, sistematika penulisan.
2. Bab II. Gambaran Umum Lokasi perusahaan
Menjelaskan gambaran umum tentang perusahan mulai sejarah perusahaan
hingga struktur perusahan dan pembagian kerja.
Membahas tetang metode-metode yang digunakan untuk menyusun dan
melayout media cetak. Metode- metode yang mendukung dalam pengerjan
proyek dalam kerja praktek.
4. Bab IV. Diskripsi Pekerjaan
Pelaksanan kerja yang dilandasi oleh metode-metode yang sudah
dijelaskan di landasan teori. Penerapan teori pada pelaksanaan kerja
praktek.
5. Bab V. Penutup
Membahas kesimpulan dan saran dari laporan kegiatan kerja praktek
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PERUSAHAAN
2.1 SEJARAH PERUSAHAAN
Majalah Mentari pertama kali didirikan pada tahun 1978 oleh Dr. Kresno Mulyadi,
Sp Kj dan Hari Sasono DS. Awalnya majalah anak ini didirikan dengan berbagai
kondisi dan keadaan teknologi yang kurang canggih, dan keterbatasan peralatan serta
jumlah karyawan pada saat itu kurang memadai. Awalnya majalah mentari dijual di
koperasi sekolah. Kemudian mulai dikembangkan pemasaranyanya meluas menjadi
seluruh sekolah di Jawa Timur khususnya SD dan setingkatnya.
Tak lama kemudian majalah Mentari bergabung dengan perusahaan Jawa Pos
group dengan tujuan memenuhi kebutuhan pelagan majalah Mentari. Namun tetap
mengutamakan kepropesionalan kerja guna menyediakan bacaan yang berfungsi
sebagai alat belajar. Dimana selain belajar majalah Mentari juga menyuguhkan
permainan. Jadi belajar sambil bermain dengan begitu anak-anak tidak akan bosan
untuk membaca majalah.
Terbukti bahwa majalah Mentari menjadi pelopor majalah anak di Jawa Timur
yang masih tetap bertahan hingga sekarang. Seiring dengan munculnya majalah anak
yang lain. Pada dulunya majalah Mentari dikenal dengan majalah Putra Harapan.
Majalah Mentari anak Indonesia diterbit kan oleh PT. Jawa MENTARI PRESS.
SIUPP No.192/SK/MENPEN/SIUPP/C.1/1986. Anggota slah satu SPS Jatim.
Perubahan nama merupakan salah satu visi dan misi kedepannya majalah Mentari.
Mengingat dimana majalah Mentari sebagai saranya bacaanya yang mempunyai
banyak wacana. Yang mempunyai visi dan misi yaitu majalah sebagai sarana belajar
dan bermain yang inovatif bagi anak-anak Indonesia. Sumber PT. Jawa MENTARI
PRESS).
2.2 PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
Nama Media
PT. Jawa MENTARI PRESS
Majalah Anak Indonesia Metari
Media cetak (majalah)
Jl. Sumatera 31G lt. 2 , Surabaya
031-5034053/031-5034053
majalahmentari@yahoo.com
2.3 VISI dan MISI
1. VISI
a. Ikut partisipasi dalam pendidikan anak-anak, khususnya SD dari kelas
1 sampai dengan Kelas 6, Serta anak-anak SMP.
b. Majalah dengan konsep belajar dan bermain yang inovatif bagi
anak-anak.
2. MISI
Dapat menjadi sebuah majalah yang menjadi panutan kurikulum untuk
anak-anak usia SD dan menjadi majalah nasional di indonesia.
2.4 TUJUAN PERUSAHAAN
a. TUJUAN JANGKA PENDEK
7
1. Selalu meningkatkan penjualan majalah dengan peningkatan
penjualan maka biaya per unit dapat ditekan.
2. Berusaha mempertahankan loyalitas konsumen. Dalam hal ini
majalah Mentari akan tetap memberikan bacaan yang edukatif,
informatif dan juga menghibur bagi kalangan anak-anak.
3. Memperhatikan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Mengingat persaingan yang cukup ketat untuk itu majalah Mentari
menjamin kelangsungan hidup perusahan. Dan kelancaran
produksi itu sendiri. Dan dapat memenuhi omset penjualan.
b. TUJUAN JANGKA PANJANG
PT. Jawa METARI PRESS mempunyai tujuan jangka panjang yaitu,
1. Memperluas daerah pemasaran majalah yang telah ada pada
peningkatan agen pada daerah yang pontesial.
2. Mengadakan pengembangan perusahaan baik didalam dan diluar
perusahaan.
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
PENDIRI
PEMIMPIN PERUSAHAAN
PEMIMPIN REDAKSI
Ka. PEMASARAN
Ka. IKLAN
Ka.
KEUANGAN/UMUM
SEKERTASI REDAKSI
SIRKULASI STAF
IKLAN
UMUM ADMINISTRASI
PENAGIHAN PENGEMBANGAN
REDAKTUR PELAKSANA
DESAIN REPORTER ILUSTRASI EDITOR
9
2.6 STAF KARYAWAN PERUSAHAAN
2.7 JOB DESCREPTION
1. Pemimpin Umum / Pemimpin Perusahaan : Mengatur perusahaan dan
memutuskan berita mana yang akan naik, terkadang turun kelapangan untuk
mengali isu, mengali informasi yang belum ditembus oleh reporter, menjalin
dan menjaga relasi dengan nara sumber.
2. Pemimpin Redaksi : Membuat cover majalah dan memutuskan berita mana
yang akan naik, sekaligus menentukan tema.
3. Redaktur Pelaksana : Membantu pemimpin redaksi dalam memutuskan berita,
menentukan berita, mempertajam isu.
4. Sekretaris Redaksi dan Administrasi : Mengurus surat masuk, keluar, penugasan, cuti, serta menompang seluruh surat untuk pemimpin redaksi
sampai reporter, mengetik naskah yang masuk dari pembaca, mengatur honor
naskah, mengatur hadiah pemenang kuis.
5. Reporter : Mencari berita, melaporkan berita, menggali isu, mengembangkan berita, dan menulis berita.
No Jabatan Nama
1 Pendiri Harry Sasono DS 2 Pimpinan Umum K. Sudirman 3 Pemimpin Redaksi Redi Prio 4 Sekertaris Rochma MA 5 Redaktur pelaksana Soejanto AM 6 Editor Antoni
7 Ilustrator dan Desain Grafis Ikhsan, Antok, Redi, Hafid, Hariadi, arif 8 Reporter atau Fotografer Firman
9 Sirkulasi atau Distribusi Sri Murni
10 Pemasaran Fauzan, Natsir, Tohawi, fadiansyah (Malang) 11 iklan Ida, Ine, Hendra (Jakarta)
12 keuangan Novi, Lin, Anis
6. Editor : Mengedit artikel yang akan terbit, penyempurna bahasa yang akan disajikan dalam majalah yang meliputi bahasa dan kata-kata jika terdapat
kesalahan dalam pengetikan.
7. Iklan dan Promosi : Mencari iklan dan mempromosikan majalah mentari ke
perusahan- perusahaan, serta menjaga hubungan baik dengan klien.
8. Sirkulasi dan Distribusi : Bertanggung jawab mengenai pemasaran majalah dan pemesanan dari koresponden, mencari pelanggan baru dan memantau
keinginan konsumen. Bertanggung jawab terhadap penagihan pembayaran
kepada penyalur dan agen majalah.
9. Pemasaran : Mengajak sekolah-sekolah dan koresponden sidaerah jawa timur.
10.Ilustrator, Design Grafis : Mendesain layout, content, cover, dan isi majalah.
11.Keuangan : Mengendalikan penggunaan keuangan dan membuat pertanggung
jawaban keuangan secara periodik dan tahuanan.
12.Umum : office boy kantor. 2.8 LOGO MAJALAH MENTARI
11
Sejak didirikan logo majalah Mentari telah berubah sebanyak tiga kali. Pada tahun
1980 akhirnya berubah seperti gambar diatas dengan alasan yang sederhana dan
mudah diingat para pembaca. Dunia anak-anak yang colorful yang penuh dengan
warna oleh karena itulah pemilihan font dan yang tumpul dan berwarna sesuai dengan
3.1 MEDIA MASSA
Menurut Gamble, Teri and Michael. Dalam bukunya Communication works.
Seventh edition menjelaskan bahwa Media massa atau pres adalah sebuah istilah
yang muali dikenal pada tahun 1920 an dimana untuk menjelaskan jenis media
yang khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam dunia
sehari- hari lebih dikenal dengan media. Jenis- jenis media massa yaitu, media
massa tradisional dan media massa modern.
a. Media massa tradisional
Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki
organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa
digolongkan sebagai berikut: surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar
lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan
2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui
saluran tertentu.
3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan
menyeleksi informasi yang mereka terima.
4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
b. Media massa modern
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial
budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan
ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular. Dalam jenis media
ini terdapat ciri-ciri seperti:
13
1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima
(melalui SMS atau internet misalnya).
2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun
juga oleh individual.
3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu.
4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam.
5. Penerima yang menentukan waktu interaksi.
c.Pengaruh media massa pada budaya
Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak
bisa dilihat dari:
1. skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
2. kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat
(puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.
Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa, Harold Laswell
pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang
sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu :
1. Siapa (who)
2. Pesannya apa (says what)
3. Saluran yang digunakan (in what channel)
4. Kepada siapa (to whom)
5. Apa dampaknya (with what effect)
Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi. Dari
3.2 ILUSTRASI
Dalam buku Children's Illustrators edition menjelaskan bahwa Ilustrasi adalah
hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau
teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan
yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau
menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan
dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.
Fungsi khusus ilustrasi antara lain:
• Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita
• Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan
ilmiah
• Memberikan bayangan langkah kerja
• Mengkomunikasikan cerita.
• Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.
• Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.
• Dapat menerangkan konsep.
3.3 FOTO JURNALIS
Definisi fotografi dapat diketahui dengan menyimpulkan ciri-ciri yang
melekat pada foto yang dihasilkan. Ciri-ciri foto jurnalistik:
1. Memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri.
2. Melengkapi suatu berita/artikel.
15
Sebuah foto dapat berdiri sendiri, tapi jurnalistik tanpa foto rasanya kurang
lengkap, mengapa foto begitu penting ? Karena foto merupakan salah satu
media visual untuk merekam/mengabadikan atau menceritakan suatu
peristiwa. Semua foto pada dasarnya adalah dokumentasi dan foto jurnalistik
adalah bagian dari foto dokumentas.
(Kartono Ryadi, Editor foto harian Kompas). Perbedaan foto jurnalis
adalah terletak pada pilihan, membuat foto jurnalis berarti memilih foto mana
yang cocok. (ex: di dalam peristiwa pernikahan, dokumentasi berarti
mengambil/ memfoto seluruh peristiwa dari mulai penerimaan tamu sampai
selesai, tapi seorang wartawan foto hanya mengambil yang menarik, apakah
public figure atau saat pemotongan tumpeng saat tumpengnya jatuh, khan
menarik)
hal lain yang membedakan antara foto dokumentasi dengan foto jurnalis
hanya terbatas pada apakah foto itu dipublikasikan (media massa) atau tidak.
Nilai suatu foto ditentukan oleh beberapa unsur: Aktualitas, Berhubungan
dengan berita, Kejadian luar biasa, Promosi, Kepentingan, Human Interest,
dan Universal. Foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Spot news : Foto-foto insidential/ tanpa perencanaan. (ex: foto bencana,
kerusuhan, dll).
2. General news : Foto yang terencana (ex : foto SU MPR, foto olahraga).
3. Foto Feature : Foto untuk mendukung suatu artikel.
4. Esai Foto : Kumpulan beberapa foto yang dapat bercerita.
3.4 TEORI DESAIN GRAFIS
Dalam www.escaeva.com, Suyanto mendefinisikan desain grafis adalah
sebagai aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis
dan industri. Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk,
menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan
dalam publikasi. Jadi dalam membuat suatu desain yang mampu menarik
perhatian orang, tentunya harus mengetahui elemen-elemen desain grafis.
3.4.1ELEMEN DESAIN GRAFIS
1. Titik
Titik merupakan bagian terkecil dari garis, karena pada dasarnya
suatu garis dibentuk oleh adanya hubungan titik-titik yang sangat
dekat.
2. Garis
Garis merupakan dasar yang dapat dibentuk untuk membuat huruf,
grafik dan elemen desain grafis lainnya. Garis mempunyai fungsi
tertentu yang pada dasarnya digunakan untuk mengarahkan arah dari
gerakan mata yang melihat elemen dalam suatu karya desain grafis.
Garis terdiri dari 4 macam bentuk, yaitu:
a. Garis Vertikal: Digunakan untuk mengarahkan mata dan
sekelompok informasi ke informasi lainnya.
b. Garis Horizontal: Digunakan untuk mengarahkan mata agar
bergerak mendatar.
c. Garis Diagonal: Merupakan ekspresi yang menggambarkan
keadaan tak menentu.
d. Garis yang berbentuk gelombang: Merupakan adanya suatu
irama.
3. Bentuk
Bentuk merupakan suatu wujud yang menempati ruang dan biasanya
memiliki dimensi dua atau tiga, yang biasanya disebut 2 dimensi
17
4. Tekstur
Tekstur merupakan keadaan, atau gambaran dari suatu permukaan
benda atau bagian darinya.
Ada beberapa jenis tekstur, diantaranya adalah:
• Tekstur Halus: tekstur dengan kualitas permukaan datar yang
berkarakter halus. Seperti kain, kertas, dan plat logam
• Tekstur Semu: tekstur dengan kualitas permukaan datar yang
memiliki kesan keras, menonjol dan memiliki kesan dalam.
• Tekstur Nyata: tekstur dengan kualitas permukaan bidang yang
menonjol atau memiliki nilai raba kuat di atas permukaan
bidang datar, seperti relief.
5. Warna
Warna merupakan elemen desain yang sangat berpengaruh dalam
membantu menjadi komposisi desain menjadi menarik. Menurut Russel
dan Verrill (1986, 416) warna dapat digunakan untuk beberapa alasan,
khususnya dalam periklanan, diantaranya:
a. Warna merupakan alat untuk menarik perhatian.
b. Beberapa produk akan menjadi realistis, jika ditampilkan dengan
menggunakan warna.
c. Dapat memperlihatkan atau memberikan suatu penekanan pada
elemen tertentu dalam karya desain.
d. Warna dapat memperlihatkan suatu mood tertentu yang
menunjukan akan adanya kesan psikologis tersendiri
Dalam membuat suatu desain yang mampu menarik perhatian orang yang
melihat, tentunya harus mengikuti prinsip desain, yaitu:
3.4.2.1 Kesatuan (Unity)
Dalam mendesain, pasti terjadi suatu proses dimana unsur-unsur
yang mendukung desain tersebut mengalami penyatuan secara utuh, yang
akhirnya menggambarkan hubungan individu terhadap objek-objek
visual.(Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs. Arfial Arsad
Hakim, 1984)
1. Kesatuan yang ditimbulkan oleh dominasi pada suatu bagian atau
unsur, sedangkan pada bagian yang lain lemah, antara lain:
a. Jika Ukuran: lebih besar, maka lebih cepat menarik perhatian
dari pada yang kecil.
b. Intensitas warna: Warna yang lebih terang akan lebih menonjol
dibandingkan dengan yang lebih gelap.
c. Cara penempatan: Mata penonton selalu tertarik pada pusat dari
suatu pengamatan, sehingga yang di tengah akan selalu menarik
perhatian utama.
2. Kesatuan yang ditimbulkan berdasarkan kesamaan dari bentuk,
warna, ukuran, spot, garis, dan tekstur.
3. Kesatuan yang ditimbulkan dengan mengumpulkan bentuk-bentuk
yang berbeda.
4. Kesatuan yang ditimbulkan oleh arah yang memusat atau memancar.
3.4.2.2KESELARASAN
Untuk mendapatkan keadaan yang harmoni perlu memperhatikan
atau menggunakan beberapa teknik, yaitu:
19
Ritme, repitisi, dan dominasi merupakan transisi, penghubung bagi
tercapainya suatu kesatuan hubungan dari unsur-unsur sehingga
terwujudnya harmoni dalam bidang gambar. Harmoni menyebabkan
tercapainya kesatuan, sedangkan ritme, repitisi, dan dominasi merupakan
faktor yang esensi untuk mencapai harmoni. (Nirmana Dwimatra (Desain
Dasar Dwimatra), Drs. Arfial Arsad Hakim, 1984)
Ritme dalam seni rupa adalah suatu susunan teratur yang
ditimbulkan dari pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga
menimbulkan atau memberi kesan keterhubungan yang kontinyu dan
kesan gerak. (Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs. Arfial
Arsad Hakim, 1984)
Repetisi merupakan metode yang menarik perhatian penonton
secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola, dan
merupakan cara yang mudah untuk mengikat keseluruhan unsur-unsur
desain kedalam suatu kesatuan. (Nirmana Dwimatra (Desain Dasar
Dwimatra), Drs. Arfial Arsad Hakim, 1984)
Dominasi, setiap bagian dari suatu bentuk karya hendaknya
mendapat perhatian atau tingkat kekuatan yang layak. Kelayakan tingkat
dominasi dari unsur-unsur pendukungsuatu desain akan mencapai
harmoni, dan akhirnya kesatuan hubungan. (Nirmana Dwimatra (Desain
Dasar Dwimatra), Drs. Arfial Arsad Hakim, 1984)
2. Gradasi, kontras, dan discord
Gradasi adalah suatu deret tangga dimana suatu kekontrasan telah
dijembatani oleh suatu rangkaian dari suatu kesamaan, peralihan atau
langkah yang selaras. (Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra),
Kontras merupakan hal yang esensial untuk mencapai kesatuan
dalam desain, sebagai suatu variasi, rangsangan perhatian dan untuk
membangkitkan kehangatan. Beberapa sifat kontras mengalahkan dan
menekan harmoni, selain sebagai suatu tuntutan yang diperlukan.
(Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs. Arfial Arsad Hakim,
1984)
Discord adalah ekstrim kontras (sangat kontras), dimana kontras
tersebut terdiri dari berbagai unsur, misal kontras dalam warna, shape,
ukuran, dan arah. (Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs.
Arfial Arsad Hakim, 1984).
1. Keseimbangan (Balance)
Dalam desain keseimbangan adalah suatu kondisi atau kesan berat,
tekanan, tegangan, sehingga menghasilkan kesan stabil. (Nirmana
Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs. Arfial Arsad Hakim, 1984)
Faktor yang mendukung keseimbangan yaitu posisi atau
penempatan, proporsi, kualitas, dan arah dari unsur-unsur pendukungnya.
Komposisi yang bagus, artinya yang indah dipandang mata merupakan
keharusan dalam mendesain. Tata letak sangatlah penting karena itu akan
membuat orang yang melihatnya terkagum-kagum. Jadi tata letak yamg
benar menentukan bagaimana nilai dari karya desain tersebut. (Nirmana
Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs. Arfial Arsad Hakim, 1984)
Komposisi adalah suatu realisasi dari sudut bentuk aktivitas
pencipta dalam mewujudkan idenya, merupakan suatu bentuk pernyataan
yang dapat ditanggapi oleh lawanya. (Nirmana Dwimatra (Desain Dasar
21
Pada dasarnya komposisi menyangkut tata letak dalam melahirkan
suatu bentuk ungkapan atau ide, di mana kesatuan hubungan, keserasian
merupakan hakikat utama dalam sebuah komposisi. Hal yang tak kalah
pentingnya adalah keseimbangan, akan ada atau tidaknya tekanan (aksen,
emphasis) atau pusat perhatian (center of view) dalam komposisi.
(Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs. Arfial Arsad Hakim,
1984)
Jadi pada dasarnya komposisi adalah kesatuan, dan kesatuan
merupakan organisasi dalam unsur-unsur desain. Jadi komposisi adalah
desain itu sendiri. (Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs.
Arfial Arsad Hakim, 1984)
Konsep yang benar pada suatu desain menjadi nilai tersendiri pada
karya desain. Artinya yang pertama kali kita perhitungkan, sebelum kita
membuat suatu produk desain adalah konsep apa yang akan digunakan.
Mulai dari tema, kemudian alur yang bagus, maka otomatis hasil akhir
menjadi bagus, dan juga akhirnya mudah dimengerti oleh yang menikmati
produk tersebut. (Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra), Drs.
Arfial Arsad Hakim, 1984
2. Teori Warna
Warna itu sendiri adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang
dipantulka benda-benda yanng yag dikenainya; corak rupa, seperti: merah,
biru, hijau, dan lain-lain. Peranan warna sagat penting domina pada karya
seni rupa, hal ini dapat dikaitkan denga upaya menyatakan gerak, jarak,
tegangan, (tension), deskripsi alam (naturalisme), ruang, bentuk, ekspresi,
atau makna simbolik dan justru dalam kaitan yag beraneka ragam ini akan
melihat betapa kedudukan warna dalam seni lukis (rupa). Zat warna
didapatkan dari perpaduan dari pigmen yang berupa bubuk halus, yang
disatukan dengan biner (zat pegikat) atau paint vehicle (pembawa
(Mikke Susanto, Diksi Rupa, Jogjakarta: Kanisius,2002.)
3.4.1 Fungsi Warna Dalam Desain
• untuk identifikasi
• menarik perhatian
• menimbulkan pengaruh psikologis
• pengembangan asosiasi
• menciptakan citra
• sebagai unsur dekoratif
• memberi kesan terhadap temperatur
• serta membangkitkan trend
3.4.2 Tingkatan Warna
1. warna primer
2. warna sekunder
3. warna tertier
Dari buku Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi
Sanyoto, Yogyakarta 2005 menuliskan:
Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang
diapancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman
indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh
panajang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh
mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang
23
Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang
menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina)
kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda
tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda
berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna
pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda
tersebut memantulkan semua warna pelangi.
Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai
sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah
karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi
untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss ,
bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud
dari simbol-simbol tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah
pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah
untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh
tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan
kuat.
Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek
tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang
warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja,
warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian
estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.
Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat
dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang,
mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang
pada suatu benda.
3.4.3 Karakter Warna
• Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi
• Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
• Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat
atau kehidupan spesifik.
• Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa),
aktif dan vital (hidup).
• Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil
dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan
sesuatu.
• Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu
(dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki
sifat tantangan.
• Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan
ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang
sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis
Prang pada 1876 meliputi :
• Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari
suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
• Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna.
Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
• Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang
berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau
Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System,
Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta
BAB IV
DISKRIPSI PEKERJAAN
4.1 PROSEDUR PELAKSANAN KERJA PRAKTEK
Prosedur dalam pelaksanana kerja praktek adalah sesuai dengan prosedur
pelaksanaan kerja praktek yang ditetapkan oleh STIKOM Surabaya, yaitu dengan
beberapa tahapan penting berikut ini antara lain yaitu:
a. Survei lapangan/ observasi, kegiatan ini ditujukan untuk mengamati proses
pembuatan produksi multimedia berupa desain layout majalah.
b. Wawancara, kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh keterangan yang lebih
mendalam tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dan mengetahui hal
teknis dari sebuah pekerjaan.
c. Studi keputusan, dilakukan untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai dengan
permasalahan dan dapat menjadi referensi tersendiri. Untuk perencanaan
pengembangan sistem.
d. Analisa permasalahan, menganalisa permasalahan ditujukan untuk menetapkan
kebutuhan klien atau kebutuhan intalasi dan menetukan bagaimana solusi terbaik
yang akan diterapkan.
e. Pembuatan produk multimedia, pada pembuatan produk sendiri terdapat beberapa
tahapan, antara lain :
1. Pendahuluan, identifikasi permaslahan yang ada, evaluasi, alternatif,
solusi, dan prioritas pengembangan.
2. Tahapan analisa ruang lingkup permaslahan, ruang lingkup dan sasaran
yang akan dikembangkan, identifikasi permaslahan yang lebih rinci,
evaluasi, perumusan dan penyusunan untuk menujang desain.
3. Tahap analisa kebutuhan pembaca, mendefinisikan kebutuhan fungsional
dan non fungsional untuk menujang informasi yang akurat.
4. Tahap spesifikasi media, dialakuakan untuk melakukan spesifikasi
fungsional, konfigruasi hardware atau software.
5. Revisi, melakukan perbaikan dan pemantauan baik dari segi desain
maupun tata letaknya.
6. Pembuaatan laporan, semua dokumentasi pekerjaan dan pembuatan
produk multimedia tersebut, sebagai hasil dari proyek Disusun dalan
debuah laporan.
4.2 HASIL PENGERJAAN DESAIN LAYOUT
A. PERANCANGAN KONSEP
Konsep dari desain majalah ini bertujuan untuk mempresentasikan bagaimana
perusahann majalah ini bergerak dan tujuan daari visi misi perusahaan. Dengan
mengunakan unsur kesual sebagai landasan makan konsep utama ilustrasi dan warna
desain kearah warna dan bentuk yang keanak-anak.
27
Dengan mengacu pada konsep yang sudah ditentukan sebelumnya oleh redaktur
majalah mentari. Setelah mencari seluruh data yang diperlukan untuk membuat
majalah seperti data informasi dan gambar atau foto.
C. PEMBUATAN FINAL DESAIN
Membuat karyanya dengan mengunakan sofware adobe photoshop CS4 dan
corelDRAW X4 proses ini memakan waktu selama satu minggu untuk menetuan
konsep sesuai dengan tema dan juga menyamakan visi misi majalah mentari itu
sendiri. Dalam pembuatan setiap minggunya. Dimana majalah ini akan terbit satu
minggu sekali dengan hari deadline hari selasa. Tema akan berubah setiap
minggunya sesuai dengan update informasi yang ada.
D. HASIL KARYA
a. ILUSTRASI GAMBAR
b. COVER MAJALAH
Gambar 4.2 contoh gambar cover majalah
c. KOMIK
29
d. LAYOUT
Gambar 4.4 contoh gambar layout majalah
Gambar 4.6 hasil layout majalah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Melaksanakan mata kuliah kerja praktek ini penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal dibawah ini:
1. Memengetahui dunia kerja sesungguhnya dengan melakukan program kerja
praktek ini dan juga dapat menyesuaikan diri dengan kedisiplinan dunia
kerja.
2. Mendapat bekal untuk menghadapi dunia kerja setelah menyelesaikan studi.
3. Memahami keinginan konsumen sesuai dengan keinginan pasar yang
berubah sesuai dengan berkembangannya kemajuan teknologi.
4. Melakuakan desain sesuai dengan permintaan pasar.
5.2 SARAN
Penulis menyarankan perlu adanya konsep yang matang dalam melakukan
pekrjaan. Karya dibuat sesuai dengan kemauan yang diinginkan pasar serta sesuai
dengan visi misi perusahan. Karena kosep itu merupakan dasar dalam pembuaatan
suatu desain. Dengan konsep yang matang maka hasil desain sesuai dengan apa yang
yang diminta oleh pasar.
Ardi. Desain Komunikasi visual. 2000. Jakarta: Penerbit gramedia.
Guide draw to manga vol 3. 2005. Jakarta: Penerbit gramedia.
Iglesias Carl. Ideas for The Animated Short. 2006. Jakarta: Penerbit gramedia.
Jessica Helfand. Color Theories. http://www.aiga.com. Diakses agustus 2011.
Kompas. 2004. Kompas On Line. http://www.kompas.com/. Diakses agustus 2011.