• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web (Studi Kasus: BKIA pada Puskesmas Waru).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web (Studi Kasus: BKIA pada Puskesmas Waru)."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA PRAKTEK

Disusun oleh:

Nama : Anita Dwi Wahyuni

Nim : 08.41010.0252 Program Studi : S1 Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

Puskesmas Waru merupakan pusat dari sub-sub puskesmas yang ada di daerah Sidoarjo. Jumlah masyarakat yang berobat memiliki suatu potensi jumlah yang besar. Sistem yang baik dan terkendali membuat pelayanan pada puskesmas bertambah baik dan berkualitas tinggi. Puskesmas membutuhkan waktu yang cukup untuk membuat laporan atau melakukan pendataan terhadap data kunjungan pasien, data kondisi pasien, dan data-data kesehatan lainnya setiap saatnya. Banyak pasien yang melakukan rawat jalan membuat adanya kemungkinan terjadinya kehilangan rekam medis atau catatan histori pasien.

Puskesmas Waru Sidoarjo masih belum menggunakan sistem yang berbasis komputerisasi dalam menjalankan pelayanan masyarakat, sehingga pelayanan berjalan agak lambat. Sebagian besar staff dan pegawai merupakan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas dan mutu, yang tidak tersedia adalah fasilitas, sarana, dan prasarana. Hal tersebut yang menjadi masalah utama dalam pemberian pelayanan yang efektif dan efisien dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) adalah salah satu poli di Puskesmas Waru yang khusus melayani kesehatan ibu dan anak. Transaksi pemeriksaan yang terjadi di BKIA mencapai 50-100 pasien tiap harinya. Namun pada proses pencatatan pemeriksaan masih di lakukan secara manual dengan menulis di kartu rawat jalan sehingga bila ada pasien kehilangan kartu pasien diwajibkan untuk mendaftar ulang sehingga kartu rawat jalan harus ganti yang baru dan ini mengakibatkan bidan kehilangan riwayat kesehatan pemeriksaan

(3)

satu-persatu kartu rawat jalan pasien kedalam buku kunjungan KIA dan ini memerlukan waktu yang lama dan rentan terjadinya human error dalam proses pencatatan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibutuhkannya rancang bangun sebuah sistem informasi berbasis web pada BKIA Puskesmas Waru agar dapat mempermudah kinerja bidan dalam proses transaksi pencatatan pasien maupun pelaporan. Sehingga diharapkan dapat membuat kinerja karyawan di puskesmas menjadi lebih efisien dan efektif, dan dapat menghasilkan laporan-laporan dari kegiatan yang ada lebih valid dan terjamin, serta dapat membantu manajemen puskesmas dalam mengambil keputusan dalam pengembangan puskesmas.

(4)

Halaman

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan ... 4

1.5. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1. Identitas Puskesmas ... 6

2.2. Uraian Tentang Puskesmas ...6

2.3. Visi dan Misi Puskesmas ... 7

2.4. Sejarah Perkembangan Puskesmas ... 7

2.5. Struktur Organisasi ... 9

2.5.1. Tugas Pokok ... 9

BAB III LANDASAN TEORI ... 11

3.1. Pengertian Sistem ... 11

3.2. Pengertian Informasi ... 11

3.2.1. Kualitas Informasi ... 12

(5)

3.4. Pengertian Puskesmas ... 14

3.4.1. Pengertian KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) ... 15

3.5. Sistem Informasi KIA ... 16

3.6. Analisa dan Perancangan Sistem ... 16

3.6.1 Pengertian System Flow ... 17

3.6.2 Pengertian Data Flow Diagram (DFD) ... 19

3.6.3 Pengertian Entity Relationship Diagram ... 21

3.6.4 Pengertian Desain Input ... 22

3.6.5 Pengertian Desain Output ... 22

3.7. Software Contruction ... 23

3.7.1 PHP (Hypertext Preprocessor) ... 23

3.7.2 MySQL ... 23

3.7.3 HTML 5 ... 24

3.7.4 AJAX (Ansynchronous Javascript and XML) ... 24

3.7.5 XAMPP ... 24

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK ... 25

4.1. Menganalisa Sistem ... 27

4.1.1 Prosedur Pencatatan Data Pemeriksaan ... 27

4.1.2 Prosedur Laporan Data KIA ... 27

4.2. Mendesain Sistem ... 25

4.2.1 Sistem Flow ... 28

4.2.2 Context Diagram ... 29

4.2.3 Data Flow Diagram Level 0 ... 32

(6)

4.4 Implementasi Sistem ... 49

4.4.1 Tampilan Form Login ... 49

4.4.2 Tampilan Form Pendaftaran Pasien Baru ... 49

4.4.3 Tampilan Data Daftar Pasien KIA... 50

4.4.4 Tampilan Form Transaksi Pemeriksaan Ibu Hamil ... 50

4.4.5 Tampilan Data Pasien Periksa Hamil ... 51

4.4.6 Tampilan Form Transaksi Persalinan ... 52

4.4.7 Tampilan Data Pasien Persalinan ... 53

4.4.8 Tampilan Form Transaksi Pemeriksaan Bayi Sakit ... 54

4.4.9 Tampilan Data Transaksi Bayi Sakit ... 54

4.4.10 Tampilan Form Transaksi Imunisasi ... 55

4.4.11 Tampilan Form Transaksi KB ... 55

4.4.12 Tampilan Form Poli Gizi ... 56

4.4.13 Tampilan Form Pelayanan Lain ... 57

4.4.14 Tampilan Form Histori ... 58

4.4.15 Tampilan Hasil Pencarian Histori Pasien ... 59

4.4.16 Tampilan Detail Hasil Pencarian Histori Pasien ... 60

4.4.17 Tampilan Menu Laporan Transaksi ... 60

4.4.18 Tampilan Laporan Harian ... 61

4.4.19 Tampilan laporan Bulanan ... 61

BAB V PENUTUP... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 63

(7)
(8)

Gambar 3.1 Proses Sistem Informasi ... 14

Gambar 3.2 Simbol Eksternal Entity ... 20

Gambar 3.3 Simbol Data Flow ... 20

Gambar 3.4 Simbol Process ... 20

Gambar 3.5 Simbol Data Store ... 21

Gambar 4.1 System Flow ... 29

Gambar 4.2 Context Diagram ... 31

Gambar 4.3 DFD Level 0 ... 35

Gambar 4.4 CDM ... 36

Gambar 4.5 PDM ... 37

Gambar 4.6 Form Login ... 44

Gambar 4.7 Form Pendaftaran Pasien Baru ... 44

Gambar 4.8 Form Histori / Rekam Medis ... 45

Gambar 4.9 Form Transaksi Imunisasi Bayi ... 45

Gambar 4.10 Form menu Lapoaran Harian dan Bulanan ... 46

Gambar 4.11 Form Output Laporan Harian ... 46

Gambar 4.12 Form Output Laporan Bulanan ... 47

Gambar 4.13 Form Output Laporan Bulanan Transaksi Imunisasi ... 47

Gambar 4.14 Form Output Histori/Rekam Medis ... 48

Gambar 4.15 Form Output Detail History ... 48

Gambar 4.16 Tampilan Login ... 49

Gambar 4.17 Tampilan Form Pendaftaran Pasien ... 49

Gambar 4.18 Tampilan Daftar Pasien KIA ... 50

(9)

Gambar 4.22 Tampilan Form Transaksi Bayi Sakit ... 54

Gambar 4.23 Tampilan Data Transaksi Bayi Sakit ... 54

Gambar 4.24 Tampilan Form Transaksi Imunisasi ... 55

Gambar 4.25 Tampilan Form Transaksi KB ... 56

Gambar 4.26 Tampilan Form Transaksi Poli Gizi ... 57

Gambar 4.27 Tampilan Form Transaksi Pelayanan Lain ... 58

Gambar 4.28 Tampilan Form Histori / Rekam Medis Pasien ... 59

Gambar 4.29 Tampilan Hasil Pencarian Histori Pasien ... 59

Gambar 4.30 Tampilan Detail Hasil Pencarian Histori Pasien ... 60

Gambar 4.31 Tampilan Menu Laporan Transaksi ... 60

Gambar 4.32 Tampilan Laporan Harian ... 61

Gambar 4.33 Tampilan Laporan Bulanan ... 61

Gambar 4.34 Tampilan Laporan Bulanan Transaksi Imunisasi...62

Gambar 4.35 Tampilan Laporan Bulanan Transaksi KB...62

(10)

Tabel 3.1 Tabel Simbol-Simbol System Flow...17

Tabel 4.1 Tabel Pasien ... 38

Tabel 4.2 Tabel Bayi Sakit ... 39

Tabel 4.3 Tabel Imunisasi ... 39

Tabel 4.4 Tabel Persalinan ... 40

Tabel 4.5 Tabel KB ... 41

Tabel 4.6 Tabel Poli Gizi ... 42

Tabel 4.7 Tabel Pelayanan Lain ... 43

(11)

Lampiran 1 Acuan Kerja ... 65

Lampiran 2 Garis Besar Rencana kerja Mingguan ... 66

Lampiran 3 Log Kerja ... 67

Lampiran 4 Kartu Absensi ... 72

Lampiran 5 Kartu Bimbingan ... 73

Lampiran 6 Listing Program ... 74

(12)

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang telah berkembang saat ini, telah mendorong percepatan di berbagai bidang khususnya pada bidang teknologi informasi. Hal ini telah banyak menyebabkan munculnya kemajuan pada perangkat lunak dan diimbangi pula dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi beserta perangkat kerasnya. Secara langsung maupun tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian penting dari berbagai bidang kehidupan. Karena banyak kemudahan yang ditawarkan, sehingga teknologi informasi hampir tidak dapat dilepaskan dari berbagai aspek kehidupan manusia.

Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan secara manual dan tradisional, akan semakin lebih cepat dan tepat jika dilakukan dengan bantuan teknologi. Dengan pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi baik itu tenaga, waktu, maupun biaya. Perkembangan teknologi informasi juga berimbas kepada dunia kerja. Dengan adanya aplikasi pendukung kegiatan dalam dunia kerja ini dapat memberikan informasi yang lebih cepat dan lebih efisien jika dibandingkan dengan penyampaian informasi melalui kegiatan yang manual.

Satu dari sekian banyak organisasi atau perusahaan yang belum menggunakan teknologi informasi dan membutuhkan perancangan sistem informasi yang memadai adalah Puskesmas Waru. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit

(13)

pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi. Sistem pelayanan kesehatan yang di selenggarakan di puskesmas waru terdiri dari upaya kesehatan wajib, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak (BKIA) & keluarga berencana (KB), perbaikkan gizi masyarakat dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan.

Namun dalam proses pengolahan data di puskesmas waru ini masih bersifat manual. Misalnya dalam proses pendaftaran pasien, masih memanfaatkan data berupa hardcopy dengan media kertas. Kecuali pasien yang telah memiliki kartu berobat, maka petugas puskesmas menginputkan dan menyimpan data pasien pada buku pendataan pasien. Pasien yang akan berobat dicatat kedalam data kunjungan pasien, adapun data kunjungan pasien tersebut yaitu data kunjungan pasien umum, kunjungan pasien jamkesmas, dan kunjungan pasien askes. Apabila kartu berobat pasien tertinggal atau hilang, maka petugas harus membuat kartu baru dan akan terjadi penduplikasian data pasien yaitu dua nomor berbeda mempunyai data pasien yang sama. Pencarian data pasien seperti rekam medic pasien masih membutuhkan waktu yang cukup lama, karena dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pasien masih disimpan dalam tumpukan rak.

(14)

terjadi seperti itu maka petugas harus melihat pada buku kunjungan pasien BKIA. Hal ini menyebabkan lamanya proses registrasi. Selain itu dalam pembuatan laporan kunjungan tiap harinya, petugas masih melakukannya secara manual yaitu dengan merekap satu-persatu kartu rawat jalan pasien kedalam buku kunjungan BKIA dan ini memerlukan waktu yang lama mengingat setiap harinya kunjungan pasien BKIA mencapai 50-100 pasien. Ini juga rentan terjadinya human error

karena bisa saja ada data pasien yang terlewati dalam proses pencatatan dan bahkan ada juga yang dicatat dua kali karena faktor kelalaian petugas.

Dikarenakan pencatatan pasien kedalam buku kunjungan yang masi manual, petugas mengalami kesulitan dalam membuat laporan tiap bulannya karena harus menghitung secara manual jumlah pasien setiap harinya pada tiap-tiap penanganan yang dilakukan.

Dengan melihat permasalahan yang ada, maka penulis membuat dan menyusun Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web (Studi Kasus BKIA Pada Puskesmas Waru) dengan tujuan membantu kinerja bidan dalam proses transaksi pencatatan pasien maupun pelaporan. Sehingga diharapkan dapat membuat kinerja karyawan di puskesmas menjadi lebih efisien dan efektif, dan dapat menghasilkan laporan-laporan dari kegiatan yang ada lebih valid dan terjamin.

1.1 Rumusan Masalah

(15)

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada diatas, maka ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:

1. Website ini dibuat menggunakan bahasa PHP dalam membuat website dan menggunakan MySql sebagai database-nya.

2. Website ini dirancang hanya untuk proses transaksi yang terjadi pada Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) di Puskesmas Waru saja.

3. Penulis hanya akan membuat fitur dan menu standar seperti Pendaftaran Pasien di BKIA, Jenis Pemeriksaan yang dilakukan oleh pasien di BKIA serta Laporan Pemeriksaan yang telah terjadi di BKIA. Komponen lainnya akan dibuat dan ditambahkan oleh staff IT pada Puskesmas Waru.

1.3 Tujuan

(16)

1.4 Sistematika Penulisan

Di dalam penyusunan laporan ini secara sistematis diatur dan disusun dalam lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub. Adapun urutan dari bab pertama sampai bab terakhir adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan sistem, manfaat bagi 5 penggunanya, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini membahas tentang gambaran umum Puskesmas, visi dan misi, sejarah puskesmas, dan struktur organisasi.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang mendukung dalam pembuatan website.

BAB IV : DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Bab ini akan membahas permasalahan dengan jelas, lengkap dan mudah di pahami sesuai dengan batasan masalah dan solusi yang dapat menjawab permasalahan yang di hadapi. Perencanaan sistem menggunakan UML (Unified Modelling Language).

BAB V : PENUTUP

(17)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Identitas Puskesmas Profile Puskesmas

Nama : Puskesmas Waru

Alamat : Jl. Barito no. 1 Wisma Tropodo Waru No.Telp/Fax : (031) - 8676643

Email : -

Contact Person : Dr. Bernarrdia Titi Ambarwati Jabatan : Kepala Puskesmas Waru

2.2 Uraian Tentang Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat disingkat, Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyuluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

(18)

2.3 Visi dan Misi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat .

Indikator Kecamatan Sehat: 1. Lingkungan sehat 2. Perilaku sehat

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu 4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan Sementara misi puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

2.4 Sejarah Perkembangan Puskesmas

(19)

pemikiran mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien. Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO

Konsep pelayanan yang terintigrasi lebih berkembang dengan pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970. Penggunaan istilah puskesmas pertama kali dimuat pada Master Plan of Operation for Strenghtening National Health Service in Indonesia Tahun 1969. Dalam dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskemas(tipe A, tipe B, tipe C). Kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke IIItahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok.

Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan Pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kemampuan pemerintah serta keinginan program ditingkat pusat, sehingga kegiatan berkembang menjadi 18 kegiatan pokok, bahkan DKI Jakarta menjadi 21 kegiatan pokok. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4macam:

(20)

4. Puskesmas Tingkat Kabupaten

P a d a rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori: 1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh

2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter secara tidak penuh 3 . Puskesmas t i p e C dipimpin oleh paramedik

2.5 Struktur Organisasi

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas untuk menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas. Pola organisasi puskesmas sebagai berikut :

1. Kepala

2. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesahatan Kabupaten dan Kota)

3. Unit tata usaha

Unit fungsional alternatif lain yang dapat dipertimbangkan satuan organisasi dalam unit tata usaha, sebagai berikut :

1. Unit Perencanaan 2. Unit Keuangan 3. Unit Perlengkapan 4. Unit Umum 2.5.1 Tugas Pokok

(21)

2. Kepala urusan tata usaha: Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan

3. Unit I: Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.

4. Unit II: M e l a k s a n a k a n k e g i a t a n p e n c e g a h a n d a n p e m b e r a n t a s a n p e n y a k i t menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.

5. Unit III: Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenagakerja dan manula.

6. Unit IV: Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatansekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.

7. Unit V: Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.

(22)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Sistem

Dalam merancang sistem perlu dikaji tentang konsep dan definisi dari sistem. Menurut Davis (1984: 68) sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Berarti, sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan, atau sasaran. Sistem fisik lebih dari sekedar bentuk konseptual, karena dapat memperlihatkan kegiatan atau perilaku.

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsure yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.

Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud, tujuan dan sasaran yang sama (Jogiyanto: 2001). 3.2 Pengertian Informasi

(23)

Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, dan memiliki suatu nilai yang bermanfaat. Jadi, pada suatu proses informasi data menjadi suatu informasi =

input – proses – output.

Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya.

Informasi yang baik adalah informasi yang dapat menghasilkan informasi yang berkualitas (Quality of Information). Selain kualitas informasi, informasi juga harus memiliki nilai informasi (Value of Information).

3.2.1 Kualitas Informasi

Jogiyanto (2001: 10) menyatakan bahwa kualitas dari suatu informasi

(Quality of Information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat

(accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance).

1. Akurat (Accurate) , berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan tidak biasa atau mengikat. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat pada waktunya (Timeliness), berarti informasi yang datang pada

(24)

dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan cepatnya informasi tersebut diterima, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan (Relevance), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevan informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

3.2.2 Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2001: 11), nilai dari informasi (value of information)

ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya:

1. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

2. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila informasi tersebut tidak dinilai dengan keuntungan dengan nilai uang tetapi ditaksir dengan nilai efektifitasnya.

Jadi, informasi adalah hasil dari pengolahan data yang diperoleh setelah memproses data dan menyusun data-data kedalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga mempunyai arti, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam mengambil keputusan.

3.3 Pengertian Sistem Informasi

(25)

timbal balik dengan 2 (dua) elemen, yaitu kontrol dari kinerja sistem dan sumber-sumber penyimpanan data. Input yang akan diproses berupa data, baik karakter-karakter huruf maupun berupa numerik. Saat ini data bisa berupa suara atau audio maupun gambar atau video. Data ini diproses dengan metode-metode tertentu dan akan menghasilkan output yang berupa informasi. Informasi yang dihasilkan dapat berupa laporan atau report maupun solusi dari proses yang telah dijalankan.

Gambar 3.1 Proses Sistem Informasi (Sumber: Herlambang dan Tanuwijaya, 2005: 46)

3.4 Pengertian Puskesmas

(26)

Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditentukan oleh Bupati/Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Upaya kesehatan wajib Puskesmas disebut juga BASIC SIX yaitu :

1. Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan 3. Upaya kesehatan ibu, anak dan KB 4. Upaya perbaikan gizi

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan dasar Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur.

3.4.1 Pengertian KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

(27)

anak pra sekolah yang menjadi tanggung jawab puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sasaran KIA merupakan bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi tugas puskesmas yang di tujukan kepada:

1. Pelaksanaan terhadap ibu hamil 2. Pelaksanaan terhadap ibu bersalin 3. Pelaksanaan terhadap ibu menyusui 4. Pelaksanaan terhadap ibu bayi/balita 5. Pelaksanaan terhadap anak pra sekolah. 3.5 Sistem Informasi KIA

Sistem Informasi KIA merupakan rangkaian kegiatan/komponen terdiri dari pengumpulan data mengenai KIA yang kemudian diproses menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan KIA. Tujuan pembuatan Sistem Informasi KIA ini ialah tidak lain sebagai tolak ukur pencapaian target yang telah ditetapkan oleh PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) maupun kebijakan dan keputusan pimpinan untuk menjalankan organisasinya secara komprehensif melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3). Di lain pihak, tujuan dari pembuatan Sistem Informasi KIA ini ialah untuk mengetahui perkembangan KIA serta mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak di wilayah tersebut.

3.6 Analisa dan Perancangan Sistem

(28)

penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.

Menurut Kendall (2003:7), Analisa dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. Berikut ini adalah proses dalam analisis dan perancangan sistem:

3.6.1 System Flow

Sistem Flow adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara

menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada dalam sistem dan biasanya dalam membuat Sistem Flow

sebaiknya ditentukan pula fungsi-fungsi yang melaksanakan atau bertanggung jawab terhadap sub-sistem yang ada (Hartono, 1998: 10).

Terdapat beberapa simbol yang digunakan untuk merancang sebuah desain dari sistem, simbol-simbol Sistem Flow tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Simbol-Simbol Sistem Flow

Simbol Keterangan/ Fungsi

Terminator

(29)

sistem.

Manual Operation

Menggambarkan sebuah proses kerja yang dilakukan tanpa menggunakan komputer sebagai medianya (menggunakan proses manual).

Document

Document merupakan simbol dari dokumen yang

berupa kertas laporan, surat-surat, memo, maupun arsip-arsip secara fisik.

Process

Merupakan sebuah bentuk kerja sistem yang dilakukan secara terkomputerisasi.

Database

Database digunakan sebagai media penyimpanan

data yang bersifat komputerisasi. Decision

Merupakan operator logika digunakan sebagai penentu keputusan dari suatu permintaan atau proses dengan dua nilai, benar atau salah.

Manual Input

Melakukan proses input ke dalam database

melalui keyboard.

Off-line Storage

(30)

manual (arsip). On-page Reference

Merupakan simbol untuk menghubungkan bagan desain sebuah sistem apabila hubungan arus data yang ada letaknya terlalu jauh.

Off-page Reference

Simbol ini digunakan apabila arus data yang ada dilanjutkanke halaman yang berbeda.

3.6.2 Data Flow Diagram (DFD)

Pada tahap ini, penggunaan notasi dapat membantu komunikasi dengan pemakai/user sistem untuk memahami sistem tersebut secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem ini dikenal dengan nama Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). DFD berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana.

DFD fokus pada aliran data dari dan ke dalam sistem serta memproses data tersebut (Kendall, 2003:241).

Simbol-simbol dasar dalam DFD antara lain :

(31)

Suatu Eksternal Entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen, atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat. Gambar 3.1 merupakan simbol entitas dalam DFD dalam model Gane dan Sarson.

Gambar 3.2 Simbol Eksternal Entity

b. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan tanda panah. Data Flow

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau entitas dengan proses. Gambar 3.2 merupakan simbol Data Flow.

Gambar 3.3 Simbol Data Flow

c. Process

Suatu Proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan. Gambar 3.3 merupakan simbul Process.

Gambar 3.4 Simbol Process

d. Data Store

Data Store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

(32)

Gambar 3.5 Simbol Data Store

3.6.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem dimana

di dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribute yang merupakan ciri

entity tersebut. Relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai

hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity.

Menurut Marlinda (2004:28), Atribute adalah kolom di sebuah relasi. Macam-macam atribute yaitu:

1. Simple Atribute

Atribute ini merupakan atribute yang unik dan tidak dimiliki oleh atribute

lainnya, misalnya entity pegawai yang atribute-nya nik.

2. Composite Atribute

Composite atribute adalah atribute yang memiliki dua nilai harga, misalnya nama besar (nama keluarga) dan nama kecil (nama asli).

3. Single Value Atribute

Atribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity pegawai dengan

atribute-nya Umur (tanggal lahir).

4. Multi Value Atribute

Multi value atribute adalah atribute yang banyak memiliki nilai harga,

(33)

5. Null Vallue Atribute

Null value atribute adalah atribute yang tidak memiliki nilai harga, misalnya

entity pekerja dengan atribute-nya pendidikan (tanpa memiliki ijazah).

Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan

hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perancang database. Untuk itu Entity Relationship Diagram dibagi menjadi dua jenis model, yaitu:

1. Conceptual Data Model (CDM)

2. Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang

menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.

3. Physical Data Model (PDM)

4. Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang

menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal. 3.6.4 Pengertian Desain Input

Desain input (masukan) merupakan awal dari mulainya proses informasi. Bahan mentah dari infoermasi adalah data yang terjadi pada kejadian-kejadian yang dilakukan oleh suatu organisasi. Data yang diimplementasikan merupaka proses awal untuk sistem informasi. Hasil sistem informasi tidak lepas dari data yang telah diimplementasikan.

3.6.5 Pengertian Desain Output

Desain output (keluaran) merupakan produk dari sistem informasi yang dapat dilihat. Istilah output ini kadang-kadang membingungkan, karena output

(34)

(seperti kertas, microfilm) atau hasil dari media lunak (berupa tampilan di layer video). Disamping itu output dapat berupa hasil dari proses yang akan digunakan oleh proses lain dan tersimpan di suatu media seperti tape, disk atau kartu, namun yang menjadi output disini adalah hasil dari sistem dari data yang telah diinput dan diproses.

3.7 Software Contruction

Untuk membuat Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web (Studi kasus : KIA) pada Puskesmas Waru, dibutuhkan beberapa perangkat lunak untuk memudahkan perancangan desain maupun sistem. Berikut ini adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem informasi KIA Puskesmas Waru.

3.7.1 PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa server-site scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting

adalah sintaks dan perintah-perintah yang yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada halaman HTML. Pembuatan aplikasi penggajian ini merupakan kombinasi antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dengan HTML sebagai pembangun halaman web.

3.7.2 MySQL

MySQL (My Strukture Query Language) adalah sebuah program pembuat

database yang bersifat open source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal. MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi Multi-User (Banyak Pengguna). Saat ini database MySQL telah digunakan oleh hampir semua programmer

(35)

3.7.3 HTML 5

HTML5 adalah sebuah bahasa markah untuk menstrukturkan dan menampilkan isi dari World Wide Web (WWW), sebuah teknologi inti dari Internet. HTML5 adalah revisi kelima dari HTML. HTML5 merupakan pengembangan HTML 4.01 dan XHTML 1.1 yang selama ini berjalan terpisah dan diimplementasikan secara berbeda-beda oleh banyak perangkat lunak pembuat web. Tujuan utama pengembangan HTML5 adalah untuk memperbaiki teknologi HTML agar mendukung teknologi multimedia terbaru, mudah dibaca oleh manusia dan juga mudah dimengerti oleh mesin.

3.7.4 AJAX (Ansynchronous Javascript and XML)

Ajax merupakan sutu teknik metode pengambil data dari server menggunakan sebuah fungsi dalam Javascript, yaitu XMLHttpRequest (XHR). 3.7.5 XAMPP

XAMPP adalah perangkat yang menggabungkan beberapa aplikasi ke dalam satu paket. Aplikasi-aplikasi tersebut yaitu, web server Apache, MySQL, PHP dan PHPMyAdmin. Paket program tersebut dibuat untuk memudahkan user

(36)

BAB IV

DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat luas. Salah satunya adalah Puskesmas Waru. Puskesmas Waru mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) merupakan salah satu poli di Puskesmas Waru yang menangani kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan untuk ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita serta anak pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas Waru dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya

(37)

dengan merekap satu-persatu kartu rawat jalan pasien kedalam buku kunjungan KIA dan ini memerlukan waktu yang lama mengingat setiap harinya kunjungan pasien KIA mencapai 50-100 pasien. Ini juga rentan terjadinya human

error karena bisa saja ada data pasien yang terlewati dalam proses pencatatan dan

bahkan ada juga yang dicatat dua kali karena faktor kelalaian petugas.

Dikarenakan pencatatan pasien kedalam buku kunjungan yang masi manual, petugas mengalami kesulitan dalam membuat laporan tiap bulannya karena harus menghitung secara manual jumlah pasien setiap harinya pada tiap-tiap penanganan yang dilakukan.

Kerja praktek ini dilakukan salama 160 jam yang dilakukan dalam waktu 2 bulan. Yang setiap minggunya terdapat 2 hari jam kerja, masing-masing selama 8 jam. Dalam kerja praktek ini, diharuskan menemukan permasalahan yang ada, mempelajari serta memberikan solusi bagi masalah yang timbul.

Permasalahan yang ada sekarang pada Puskesmas Waru adalah belum adanya Sistem Informasi di KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Puskesmas Waru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan langkah-langkah yaitu :

a. Menganalisa sistem b. Mendesain sistem

c. Mengimplementasikan sistem

d. Melakukan pembahasan terhadap hasil implementasi sistem.

(38)

4.1 Menganalisa Sistem

Menganalisa sistem adalah langkah awal untuk membuat suatu sistem baru. Biasanya dalam bentuk dokumen flow dengan pembagian proses-proses yang ada. Dalam langkah ini penulis melakukan analisa terhadap masalah yang ada di KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas Waru.

4.1.1 Prosedur Pencatatan Data Pemeriksaan

Prosedur pencatatan pemeriksaan adalah langkah untuk mencatat berapa jumlah pasien pada hari tersebut dan penanganan seperti apa yang telah di berikan. 4.1.2 Prosedur Laporan Data KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Prosedur Laporan Data KIA adalah proses mengakumulasikan data pemeriksaan yang terjadi setiap harinya dan di laporkan pada setiap akhir bulan. Laporan yang dilakukan oleh KIA selama ini masih secara manual.

4.2 Mendesain Sistem

Desain sistem merupakan tahap pengembangan setelah analisa dilakukan. Desain sistem terdiri dari merancang System Flow, Context Diagram, Data Flow

Diagram (DFD), Entity Relational Diagram (ERD) dan struktur tabel. Lalu

lanjutkan dengan mendesain input output untuk dibuat aplikasi selanjutnya.

System flow dibuat dengan mengembangkan dokumen flow lama, proses

komputerisasi yang harus terjadi di dalam alur sistem yang baru. Proses tersebut juga membutuhkan database yang tepat untuk penyimpanan data.

(39)

beserta file-file yang dibutuhkan pada DFD. File yang terdapat digunakan sebagai acuan membuat ERD dan struktur tabel.

4.2.1 Sistem Flow

(40)

Gambar 4.1 Sistem Flow

4.2.2 Context Diagram

(41)

terhadap intup informasi menuju output diinginkan sehingga system terlihat secara jelas dan informatif.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar Context Diagram: 1. Terminologi sistem :

• Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”. • Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau

mempengaruhi sistem tersebut.

• Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan linkungan sistem tersebut.

2. Menggunakan satu simbol proses. Catatan:

Yang masuk didalam lingkaran konteks (simbol proses) adalah kegiatan pemrosesan informasi (Batas Sistem). Kegiatan informasi adalah mengambil data dari file, mentransformasikan data, atau melakukan filing data, misalnya mempersiapkan dokumen, memasukkan, memeriksa, mengklasifikasi, mengatur, menyortir, menghitung, meringkas data, dan melakukan filing data (baik yang melakukan secara manual maupun yang dilakukan secara terotomasi).

3. Nama/keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut.

(42)

5. Jika terdapat termintor yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( # ).

6. Jika Terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut.

7. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.

Context Diagram pada rancang bangun aplikasi ini dapat dilihat pada gambar

4.2.

Data Rekam Medis Pemeriksaan Pasien

Laporan Bulanan Kegiatan di KIA Data Pemeriksaan Pasien

Bidan Penanggung Jawab KIA

Bagian Pendaftaran

Pimpinan Puskesmas

(43)

4.2.3 Data Flow Diagram Level 0

Dalam diagram n Data Flow Diagram (DFD) dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun diagram diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil pengembangan dari Context Diagram ke dalam komponen yang lebih detail tersebut disebut dengan top-down partitioning. Jika kita melakukan pengembangan dengan benar, kita akan mendapatkan DFD-DFD yang seimbang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah:

Pemberian Nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai berikut: Setiap penurunan ke level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut dalam sepesifikasi proses yang jelas. Sehingga seandainya belum cukup jelas maka seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah.

Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu. Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level yang sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang sederhana mungkin tidak perlu diturunkan. Selain itu, karena tidak semua proses dalam level yang sama punya derajat kompleksitas yang sama juga.

Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan cara top-down. Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level n harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level n+1. Dimana level n+1 tersebut mendefinisikan sub-proses pada level n tersebut.

(44)

Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah untuk mengidentifikasi external events dimana sistem harus memberikan respon. External events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan pengolahan data di luar sistem, dan menyebabkan sistem kita memberikan respon.

• Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan dengan penyimpanan lainnya (harus melalui proses).

• Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya.

• Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak pernah digunakan untuk proses.

• Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”.

Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( # ), begitu dengan bentuk penyimpanan. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.

DFD Fisik

(45)

mentransformasikan data. Maka DFD fisik tidak menunjukkan apa yang dilakukan, tetapi menunjukkan dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan. (Tidak Bahas).

Perlu diperhatikan didalam memberikan keterangan di lingkaran-lingkaran (simbol proses) dan aliran-aliran data (simbol aliran data) dalam DFD fisik menggunakan label/keterangan dari kata benda untuk menunjukan bagaimana sistem mentransmisikan data antara lingkaran-lingkaran tersebut.

DFD Logis

Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses tersebut. Kita menggunakan DFD logis untuk membuat dokumentasi sebuah sistem informasi karena DFD logis dapat mewakili logika tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sistem tersebut dilakukan.

Keuntungan dari DFD logis dibandingkan dengan DFD fisik adalah dapat memusatkan perhatian pada fungsi-funsi yang dilakukan sistem.

Perlu diperhatikan di dalam pemberian Keterangan/ Label; Lingkaran-lingkaran (simbol proses) menjelaskan apa yang dilakukan system. Misal : Menerima Pembayaran, Mencatat Penjualan, Membandingkan kas dan Daftar Penerimaan, Mempersiapkan Setoran, dll. Aliran-aliran data (simbol aliran data) menggambarkan sifat data. Usulan dari analis ( berupa DFD dalam bab 4 ), beberapa hal yang umum yang mendapat perhatian dalam mendesain baru tersebut ialah:

(46)

2. Master Detail Update

3. Meminimalkan tugas-tugas yang tidak penting 4. Menghilangkan tugas-tugas yang duplikat 5. Menambahkan proses baru

6. Meminimalkan proses input

7. Menetapkan bagian mana yang harus dikerjakan komputer dan bagian mana yang harus dikerjakan manual.

DFD level 0 pada rancang bangun aplikasi ini dapat dilihat pada gambar 4.3.

Ambil Data

Simpan Dataa

Laporan Bulanan Kegiatan KIA

Data Pemeriksaan Pasien Ambil Dataa

Simpan

2 Data Pendaftaran Pasien Harian

Mencatat Laporan Kepala

Puskesmas 3 Data Laporan Rekam

Medis pasien

(47)

4.2.4 Entity Relational Diagram (ERD) a. CDM (Contextual Diagram Modelling)

Relation_288

(48)

b. PDM (Physical Data Modelling)

Gambar 4.5 Physical Data Modelling

4.2.5 Struktur Tabel

(49)

yang saling terintegrasi dan memberikan informasi yang cukup lengkap bagi pengguana sistem.

1. Nama Tabel : Pasien

Primary Key : no_index_pasien Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data pasien Tabel 4.1 Pasien

2. Nama Tabel : Bayi Sakit Primary Key :

-Foreign Key : no_index_pasien

Fungsi : Untuk menyimpan data pemeriksaan bayi sakit di KIA

Field Type Length Description

No_index_pasien Varchar 10 No index pasien

Nama Varchar 50 Nama pasien

Nama _KK Varchar 50 Nama KK pasien

Umur Integer - Umur pasien

Alamat Varchar 100 Alamat pasien

Jenis_Kelamin Varchar 2 Jenis kelamin

(50)

Tabel 4.2 Bayi Sakit

Field Type Length Description

No_Index_Pasien Varchar 10 No index pasien

Tgl_periksa Date - Tgl periksa pasien

Usia Integer - Usia pasien

Berat_Badan Integer - Berat badan

Temperatur Integer - Temperatur

Diagnosa Varchar 500 Diagnosa

Pengobatan Varchar 500 Pengobatan

Keterangan Varchar 500 Keterangan

Jenis_Bayar Varchar 100 Jenis Bayar

Total_Bayar Integer - Total Bayar

3. Nama Tabel :Imunisasi Primary Key : -

Foreign Key : no_index_pasien

Fungsi : Untuk menyimpan data pemeriksaan imunisasi di KIA Tabel 4.3 Imunisasi

Field Type Length Description

No_Index_Pasien Varchar 10 No index pasien

Tgl_periksa Date - Tgl periksa pasien

Tgl_lahir Date - Tgl lahir pasien

Usia Integer - Usian pasien

(51)

Jenis_Imunisasi Varchar 25 Jenis Imunisasi

Pengobatan Varchar 500 Pengobatan

Keterangan Varchar 500 Keterangan

Jenis_Bayar Varchar 100 Jenis Bayar

Total_Bayar Integer Total Bayar

4. Nama Tabel : Persalinan Primary Key : -

Foreign Key : no_index_pasien

Fungsi : Untuk menyimpan data persalinan di KIA Tabel 4.4 Persalinan

Field Type Length Description

No_Index_Pasien Varchar 10 No index pasien

Nama_Ibu Varchar 50 Nama Calon Ibu

Nama_Bapak Varchar 50 Nama Suami

Alamat Varchar 100 Alamat pasien

Usia_Kandungan Integer Usia Kandungan

Lahir_Pd_Tgl Date Tanggal Kelahiran

Jenis_Kelamin Varchar 2 Jenis Kel Bayi

BB_KB_KK_AS Varchar 10 BB-KB-KK-AS bayi

Jenis_Bayar Varchar 100 Jenis Bayar

Keluar_Tgl Date Keluar Puskesmas

(52)

Keterangan Varchar 500 Keterangan

P Integer P

G Integer G

Total_Bayar Integer Total Bayar

5. Nama Tabel : KB Primary Key : -

Foreign Key : No_Index_Pasien

Fungsi : Untuk menyimpan data pemeriksaan KB di KIA Tabel 4.5 KB

Field Type Length Description

No_Index_Pasien Varchar 10 No index pasien

Tgl_periksa Date Tgl periksa pasien

Usia Integer Usia pasien

Berat_Badan Integer Berat badan

KB Varchar 5 KB

Jenis_KB Varchar 25 Jenis KB

Keterangan Varchar 500 Keterangan

Jenis_Bayar Varchar 100 Jenis Bayar

(53)

6. Nama Tabel : Poli Gizi Primary Key : -

Foreign Key : No_Index_Pasien

Fungsi : Untuk menyimpan data pemeriksaan Poli Gizi di KIA Tabel 4.6 Poli Gizi

Field Type Length Description

No_Index_Pasien Varchar 10 No index pasien

Tgl_periksa Date - Tgl periksa pasien

Usia Integer - Usia pasien

Berat_Badan Integer - Berat badan

Keluhan Varchar 500 Keluhan pasien

Data_Laborat Varchar 500 Data Laborat

Diet Varchar 500 Diet dianjurkan

Pengobatan Varchar 500 Pengobatan

Keterangan Varchar 500 Keterangan

Jenis_Bayar Varchar 100 Jenis Bayar

Total_Bayar Integer - Total Bayar

7. Nama Tabel : Pelayanan Lain Primary Key : -

Foreign Key : No_Index_Pasien

(54)

Tabel 4.7 Pelayanan Lain

Field Type Length Description

No_Index_Pasien Varchar 10 No index pasien

Tgl_periksa Date - Tgl periksa pasien

Usia Integer - Usia pasien

Berat_Badan Integer - Berat badan

Jenis_Pelayanan Varchar 25 Jenis Pelayanan

Pengobatan Varchar 500 Pengobatan

Keterangan Varchar 500 Keterangan

Jenis_Bayar Varchar 100 Jenis Bayar

Total_Bayar Integer - Total Bayar

4.3 Desain Input / Output

(55)

4.3.1 Desain Halaman Utama Login sebagai Admin

Gambar 4.6 Form Login 4.3.2 Desain Halaman Pendaftaran Pasien Baru

(56)

4.3.3 Desain Histori / Rekam Medis Pasien

Gambar 4.8 Form Histori / Rekam Medis Pasien 4.3.4 Desain Form Transaksi Imunisasi Bayi

(57)

4.3.5 Desain Form Menu Laporan Harian / Bulanan

Gambar 4.10 Form Menu Laporan Harian dan Bulanan 4.3.6 Desain Output Laporan Transaksi Harian

(58)

4.3.7 Desain Output Laporan Transaksi Bulanan

Gambar 4.12 Form Output Laporan Bulanan 4.3.8 Desain Output Laporan Transaksi Pemeriksaan

(59)

4.3.9 Desain Output Histori/Rekam Medis Pasien

Gambar 4.14 Form Output Histori / Rekam Medis Pasien 4.3.10 Desain Output Detail Histori/Rekam Medis Pasien

(60)

4.4 Implementasi Sistem 4.4.1 Tampilan Form Login

Tampilan Form Login digunakan untuk admin/bidan yang akan mengakses web transaksi pemeriksaan pasien di KIA Puskesmas Waru.

Gambar 4.16 Tampilan Login 4.4.2 Tampilan Form Pendaftaran Pasien Baru

Tampilan Form Pendaftaran Pasien Baru digunakan untuk pasien yang baru pertama kali melakukan pemeriksaan di KIA Puskesmas Waru dan harus mendaftar terlebih dahulu.

(61)

4.4.3 Tampilan Data Daftar Pasien KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Tampilan daftar pasien KIA adalah tampilan data pasien yang telah mendaftar di KIA Puskesmas Waru.

Gambar 4.18 Tampilan Daftar Pasien KIA 4.4.4 Tampilan Form Transaksi Pemeriksaan Ibu Hamil

(62)

Gambar 4.19 Tampilan Form Transaksi Periksa Hamil 4.4.5 Tampilan Data Pasien Periksa Hamil

(63)

Gambar 4.19 Tampilan Data Transaksi Periksa Hamil 4.4.6 Tampilan Form Transaksi Persalinan

Tampilan Form ini digunakan untuk pencatatan transaksi persalinan di KIA

(64)

4.4.7 Tampilan Data Pasien Persalinan

Tampilan ini adalah tampilan data pasien yang telah bersalin di KIA Puskesmas Waru.

Gambar 4.21 Tampilan Data Pasien Persalinan 4.4.8 Tampilan Form Transaksi Pemeriksaan Bayi Sakit

(65)

Gambar 4.22 Tampilan Form Transaksi Bayi Sakit 4.4.9 Tampilan Data Transaksi Bayi Sakit

Tampilan ini adalah tampilan data bayi sakit yang telah periksa di KIA Puskesmas Waru.

(66)

4.4.10 Tampilan Form Transaksi Imunisasi

Form ini digunakan pada waktu proses transaksi imunisasi di KIA Puskesmas Waru.

Gambar 4.24 Tampilan Form Transaksi Imunisasi 4.4.11 Tampilan Form Transaksi KB

(67)

Gambar 4.25 Tampilan Form Transaksi KB 4.4.12 Tampilan Form Poli Gizi

(68)

Gambar 4.26 Tampilan Form Transaksi Poli Gizi 4.4.13 Tampilan Form Pelayanan Lain

(69)

Pasang Sonde, dan Lain-lain (dapat disikan dikolom lain-lain) di KIA Puskesmas Waru.

Gambar 4.27 Tampilan Form Transaksi Pelayanan Lain 4.4.14 Tampilan Form Histori / Rekam Medis Pasien

(70)

Gambar 4.28 Tampilan Form Histori / Rekam Medis Pasien 4.4.15 Tampilan Hasil Pencarian Histori Pasien

Tampilan ini merupakan hasil dari pencarian di form histori/rekam medis pasien.

(71)

4.4.16 Tampilan Detail Hasil Pencarian Histori Pasien

Tampilan ini merupakan hasil detail dari pencarian histori/rekam medis pasien. Dalam detail histori pasien dapat diketahui pemeriksaan apa saja yang pernah dilakukan oleh pasien di KIA Puskesmas Waru.

Gambar 4.30 Tampilan Detail Hasil Pencarian Histori Pasien 4.4.17 Tampilan Menu Laporan Transaksi

Tampilan ini merupakan form untuk mengetahui laporan kegiatan di KIA baik laporan harian & laporan bulanan.

(72)

4.4.18 Tampilan Laporan Harian

Pada menu laporan harian menampilkan data kegiatan transaksi apa saja yang telah terjadi di KIA pada hari tersebut.

Gambar 4.32 Tampilan Laporan Harian 4.4.19 Tampilan Laporan Bulanan

Pada menu laporan bulanan menampilkan data kegiatan transaksi apa saja yang telah terjadi di KIA selama 1 bulan.

Gambar 4.33 Tampilan Laporan Bulanan 4.4.20 Tampilan Laporan Transaksi Pemeriksaan

(73)

Gambar 4.34 Tampilan Laporan Bulanan Transaksi Pemeriksaan Imunisasi

(74)

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi (Studi Kasus: BBKIA pada Puskesmas Waru) adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji coba, Sistem Informasi Pelayanan BKIA yang dibuat

dapat melihat data–data transaksi pemeriksaan yang telah terjadi di BKIA Puskesmas Waru.

2. Berdasarkan hasil uji coba didapatkan bahwa Sistem Informasi Pelayanan BKIA dapat membantu pembuatan laporan daftar harian maupun bulanan transaksi pemeriksaan di BKIA Puskesmas Waru serta menyimpannya ke dalam database agar dapat digunakan sebagai berkas.

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan tentang Sistem Informasi yang telah dibuat, dapat diberikan saran untuk pengembangan sistem ini sebagai berikut:

1. Sistem dapat ditambah fasilitas pembuatan kode no index pasien dengan menggunkan barcode serta system dapat membaca barcode yang telah dihasilkan untuk mempermudah melakukan pengecekan status pasien.

(75)

Davis, Gordon B. 1984. Bagian I. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen.

Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Herlambang, Soendoro, dan Haryanto Tanuwijaya. 2005. Sistem Informasi:

konsep, teknologi, dan manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

IEEE. 2004. Guide to the Software Enguneering Body of Knowledge 2004 Version

SWEBOK. California: Computer Society.

Jogiyanto. 2001. Analisis dan Desain Sistm Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Kendall, dan Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.

Leman. 1998. Metodologi Pengembangan Sistim Informasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Rahmat. 2005. ERD (Entity relationship Diagram).

http://blog.re.or.id/erd-entity-relationship-diagram.htm, diakses tanggal 10 Juni 2012 pukul 17.35.

Gambar

Gambar 3.3  Simbol Data Flow
Gambar 3.5  Simbol Data Store
Gambar 4.1 Sistem Flow
Gambar 4.2 Context Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, dan F hitung lebih besar dari F tabel (16.027 > 2.70) maka model regresi dapat digunakan untuk memperediksi tingkat

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui karakteristik wellness 2) mengetahui karakteristik religiusitas, 3) mengetahui hubungan antara religiusitas dan wellness

Peningkatan produksi dengan memanfaatkan aerasi telah dikemukakan oleh Boyd 1990 yang menyatakan bahwa pemberian aerasi selama 6 jam dapat meningkatkan bobot panen ikan channel

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau suatu organisasi dalam interaksinya dengan lingkungan. Nilai-nilai

Hasil penelitian menunjukkan akumulasi presentase tertinggi sebesar 52,5% untuk jawaban tertinggi dengan subjek penelitian sebanyak 30 responden dengan latar belakang masalah

Kondisi ini tentu dapat memberi dampak terhadap pola pembelian yang dilakukan remaja salah satunya adalah pembelian impulsif yang dilakukan secara online.Tujuan penelitian

Kesimpulan yang didapatkan dari pemaparan ini adalah pemahaman mengenai Islamofobia yang terjadi di Prancis, terutama pada imigran perempuan muslim maghribi yang

Dasar hukum Pedoman Penyelenggaraan Peningkatan Kompetensi Guru PAI pada SMP adalah sebagai berikut:.. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang