• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) antara PEROKOK dan TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PSIK SEMESTER 6 dan 8 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) antara PEROKOK dan TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PSIK SEMESTER 6 dan 8 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) antara PEROKOK dan TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PSIK SEMESTER 6 dan 8

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh NURFAZRIN H. AKUBA

20120320083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nurfazrin H. Akuba NIM : 20120320083

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari ditemukan atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil tiruan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 03 Juli 2016 Yang membuat pernyataan,

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya dan dengan didorong semangat dan daya upaya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Perbedaan Heart Rate Variability Perokok dan Tidak Perokok pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 UMY”. Karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai syarat dalam menyelesaikan program pendidikan sarjana Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam membuat karya tulis ilmiah ini penulis mendapat banyak masukan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya. 2. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Hangsen H. Akuba dan ibunda Arlin

Y. Mohu yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta motivasi dan doa tiada henti untuk menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini. 3. Adikku Lisdawaty H. Akuba yang memberikan semangat.

4. Sri Sumaryani, Ns., M.Kep, Sp. Mat. HNC selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(4)

iv

6. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan 2012, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.

7. R Mohamad Fachrur Rozy, Redha Pranasari, Kusuma Deri Pratama anggota kelompok yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

8. Alma, Ifit, Miranda, Ayu, Rahma, Tiara, Izmi dan Yuli yang selalu memberikan semangat.

9. Pihak-pihak lain yang telah membantu peneliti menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

Dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun saya terima dengan senang hati. Mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 03 Juni 2016 Penulis

(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

INTISARI ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Penelitian terkait ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori... 9

1. Merokok ... 9

2. Rokok ... 9

a. Definisi Rokok ... 9

b. Kandungan dalam Rokok ... 9

3. Efek Merokok pada Tubuh ... 12

4. Sistem Saraf Otonom ... 14

a. Sistem Saraf Simpatis ... 14

b. Sistem Saraf Parasimpatis ... 15

4. Merokok dan Gangguan Saraf Otonom ... 17

5. Electrocardigram (EKG) ... 18

6. Heart Rate Variability (HRV) ... 19

a. Definisi HRV ... 19

b. Analisis HRV ... 20

1) Waktu Domain ... 20

2) Frekuensi Domain ... 21

B. Kerangka Konsep ... 23

C. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Definisi Oprasional ... 26

F. Alat dan Bahan Penelitian ... 27

G. Jalannya Penelitian... 27

H. Pengelolaan Data dan Analisa Data ... 28

(6)

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 33

B. Karakteristik Responden ... 34

C. Hasil Penelitian ... 35

D. Pembahasan ... 38

E. Kekuatan Penelitian ... 43

F. Kelemahan Peneliti ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Organ-organ yang Berpengaruh pada Saraf Simpatis dan Parasimpatis 16

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi ... 25

Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 26

Tabel 4.1 Heart Rate Variability (HRV) Tidak Perokok ... 35

Tabel 4.2 Heart Rate Variability (HRV) Perokok ... 36

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Electrocardiogram (EKG) ... 19

Gambar 2.2 Rumus SDNN ... 21

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 23

Gambar 4.1 Responden Semester 6 dan 8 ... 34

Gambar 4.2 Jumlah Rokok yang Dihisap Perhari ... 34

(9)

ix

DAFTAR SINGKATAN FKIK : Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan GATS : Global Adult Tobacco Survey

HF : High Frequency

HRV : Heart Rate Variability

Hz : Herz

LF : Low Frequency

LF/HF : Low Frequency/High Frequency

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan Riskesda : Riset Kesehatan Daerah

RMSSD : Square Root of the Mean Square Differences of Successive R-R intervals

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran II : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran III : Kuesioner Perokok

(11)

xi

Nurfazrin H. Akuba (2012) : Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) antara Perokok dan Tidak Perokok padaMahasiswa PSIK Semester 6 dan 8 Universitas

Muhamamadiyah Yogyakarta.

Dosen Pembimbing : Nurvita Risdiana., S.Kep. Ns, M.Sc.

INTISARI

Latar Belakang: Merokok berdampak negatif pada kesehatan, salah satunya adalah ketidakseimbangan sistem saraf otonom yang diduga berdampak pada rendahnya nilai HRV pada perokok dari pada yang tidak merokok. Rendahnya nilai HRV akan berdampak pada mortalitas dan morbiditas seorang perokok.

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan HRV pada perokok dan tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6 dan 8 UMY.

Metodologi: Jenis penelitian ini non eksperimen dengan desain penelitian deskriptif komparasi dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian 40 mahasiswa dibagi mejadi 20 mahasiswa perokok dan 20 mahasiswa tidak perokok dengan teknik purposive sampling dan instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner merokok dan pengukuran Heart Rate Variability (HRV) diukur menggunakan Electrocardiogram (EKG). Uji statistik menggunakan Mann Whitney.

Hasil: Nilai rerata dan standar deviasi pada kelompok tidak perokok 64.3 ± 3.31 dan kelompok perokok 52.35 ± 5.54. Hasil uji statistik dengan Mann Whitney p = 0.038 (p < 0.05) yang artinya terdapat perbedaan HRV pada kelompok perokok dan kelompok tidak perokok. Nilai rerata HRV pada perokok lebih rendah dibandingkan tidak perokok.

Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan, HRV lebih rendah pada kelompok merokok dibandingkan dengan kelompok tidak perokok.

(12)

xii

Nurfazrin H. Akuba (2012) : The differences of Heart Rate Variability (HRV) Between Smokers and Non Smokers in 6th and 8t th Nursing Students Universitas Muhammadiyah Yogayakarta

Dosen Pembimbing : Nurvita Risdiana., S.Kep. Ns, M.Sc. ABSTRACT

Background: Smoking is a negative impact on health. It make the autonomic nervous system imbalance. Therefor, heart rate variability in smokers are lower than non smokers.

Objective: This research purpose is to know the differences HRV between smokers and non smokers in 6th and 8th nursing students Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Methodology: This research was non-experimental study with descriptive comparative design and cross sectional approach. This research samples was 40 male students which choosen by purposive sampling techniques. Inclution criteria divided into smokers and non smokers with questionnaire. Heart Rate Variability

(HRV) was measured by Electrocardiogram (ECG). The data was analyzed by Mann Whithey.

Result: There are significant differences between HRV smokers and non smokers with p = 0.038 (p = < 0.05). HRV smokers lower than non smokers, it was analyzed by Mann Whitney.

Conclusion: There are significant differences between HRV smokers and non smokers. HRV smokers lower than non smokers.

(13)
(14)

Lampiran I

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.

Responden Di tempat

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nama : Nurfazrin H. Akuba NIM : 20120320083

Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PEROKOK DAN TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEMESTER 6 dan 8 UMY”.

Sehubungan dengan hal diatas, saya mengaharap bantuan Kakak/Adik untuk bersedia menjadi responden selama penelitian ini berlangsung. Saya akan menjaga kerahasiaan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain kecuali keperluan penelitian.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas kesediaan Kakak/Adik sebagai responden saya ucapkan terima kasih.

(15)

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Dengan Hormat,

Dengan menandatangani lembar ini, saya: Nama/inisial :

Umur :

Jenis kelamin :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh Nurfazrin H. Akuba, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul

“PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PEROKOK DAN TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEMESTER 6 dan 8 UMY”.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 2016 Responden

(16)

Nama/Inisial :

Usia :

Angkatan :

Riwayat penyakit sekarang : Riwayat penyakit dahulu :

Berilah tanda silang (x) pada pertanyaan dibawah ini 1. Apakah anda seorang perokok?

a. Iya b. Tidak

(apabila iya lanjut menjawab pertanyaan nomor 2) 2. Berapa rokok yang sering anda konsumsi?

a. 1-10 batang rokok perhari b. 11-20 batang rokok perhari c. Lebih dari 21 batang perhari 3. Sudah berapa lama anda merokok?

a. 1-10 tahun b. 11-20 tahun c. > 21 tahun

4. Apakah anda sering mengkonsumsi kopi? a. Iya

b. Tidak

(17)
(18)

1. Frekuensi Statistik HRV Perokok dan Tidak Perokok

2. Gambaran HRV Perokok

HRV_PEROKOK_KATEGORIK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SANGAT_TINGGI 16 80.0 80.0 80.0

TINGGI 3 15.0 15.0 95.0

RENDAH 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Statistics

HRV_PEROKOK

HRV_TIDAK_PE

ROKOK

N Valid 20 20

Missing 20 20

Mean 52.35 64.30

Std. Error of Mean 1.240 .740

Median 53.00 64.00

Mode 53 62

Std. Deviation 5.547 3.310

Variance 30.766 10.958

Range 25 13

Minimum 33 59

Maximum 58 72

(19)

3. Gambaran HRV Tidak Perokok

HRV_TIDAK_PEROKOK_KATEGORIK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SANGAT_TINGGI 20 100.0 100.0 100.0

4. Hasil Uji Mean Whitney HRV Perokok dan Tidak Perokok Ranks

KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks

HRV_PEROKOK_DAN_TID

AK_PEROKOK

PEROKOK 20 22.50 450.00

TIDAK_PEROKOK 20 18.50 370.00

Total 40

Test Statisticsb

HRV_PEROKOK

_DAN_TIDAK_P

EROKOK

Mann-Whitney U 160.000

Wilcoxon W 370.000

Z -2.080

Asymp. Sig. (2-tailed) .038

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .289a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: KELOMPOK

(20)
(21)

Nurfazrin H. Akuba (2012) : The differences of Heart Rate Variability (HRV) Between Smokers and Non Smokers in 6th and 8th Nursing Students Universitas Muhammadiyah Yogayakarta

Dosen Pembimbing : Nurvita Risdiana., S.Kep. Ns, M.Sc.

ABSTRACT

Background: Smoking is a negative impact on health. It make the autonomic nervous system imbalance. Therefore, heart rate variability in smokers are lower than non smokers.

Objective: This research purpose is to know the differences HRV between smokers and non smokers in 6th and 8th nursing students Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Methodology: This research was non-experimental study with descriptive comparative design and cross sectional approach. This research samples was 40 male students which choosen by purposive sampling techniques. Inclution criteria divided into smokers and non smokers with questionnaire. Heart Rate Variability

(HRV) was measured by Electrocardiogram (ECG). The data was analyzed by Mann Whithey.

Result: There are significant differences between HRV smokers and non smokers with p = 0.038 (p = < 0.05). HRV smokers lower than non smokers, it was analyzed by Mann Whitney.

Conclusion: There are significant differences between HRV smokers and non smokers. HRV smokers lower than non smokers.

(22)

Nurfazrin H. Akuba (2012) : Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) antara Perokok dan Tidak Perokok padaMahasiswa PSIK Semester 6 dan 8 Universitas

Muhamamadiyah Yogyakarta.

Dosen Pembimbing : Nurvita Risdiana., S.Kep. Ns, M.Sc.

ABSTRACT

Latar Belakang: Merokok berdampak negatif pada kesehatan, salah satunya adalah ketidakseimbangan sistem saraf otonom yang diduga berdampak pada rendahnya nilai HRV pada perokok dari pada yang tidak merokok. Rendahnya nilai HRV akan berdampak pada mortalitas dan morbiditas seorang perokok. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan HRV pada perokok dan tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6 dan 8 UMY.

Metodologi: Jenis penelitian ini non eksperimen dengan desain penelitian deskriptif komparasi dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian 40 mahasiswa dibagi mejadi 20 mahasiswa perokok dan 20 mahasiswa tidak perokok dengan teknik purposive sampling dan instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner merokok dan pengukuran Heart Rate Variability (HRV) diukur menggunakan Electrocardiogram (EKG). Uji statistik menggunakan Mann Whitney.

Hasil: Nilai rerata dan standar deviasi pada kelompok tidak perokok 64.3 ± 3.31 dan kelompok perokok 52.35 ± 5.54. Hasil uji statistik dengan Mann Whitney p = 0.038 (p < 0.05) yang artinya terdapat perbedaan HRV pada kelompok perokok dan kelompok tidak perokok. Nilai rerata HRV pada perokok lebih rendah dibandingkan tidak perokok.

Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan, HRV lebih rendah pada kelompok merokok dibandingkan dengan kelompok tidak perokok.

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Merokok merupakan kebiasaan penduduk Indonesia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa jumlah perokok meningkat 2,1% per tahun di negara berkembang, sedangkan di negara maju menurun sekitar 1,1% pertahun (Kemenkes, 2011). Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 juga menunjukkan, Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi perokok aktif yaitu 67,4% pada laki-laki dan 4,5% pada perempuan. Penggunaan tembakau didaerah pedesaan 39,1% dan perkotaan 33,0%. Konsumsi rokok dalam bentuk kretek, rokok putih dan lintingan sebanyak 34,6% dan dalam bentuk lainnya seperti pipa, cerutu dan shisa sebanyak 0,3%. Hasil Riskesdas (2013) melaporkan kelompok umur yang paling tinggi mengkonsumsi rokok adalah kelompok usia 20-24 tahun sebanyak 27,2 % sedangkan usia 15-19 tahun sebanyak 11,2 %.

(24)

2

mahasiswa non kesehatan dan juga mahasiswa kesehatan yang harus menjadi contoh seberapa pentingnya kesehatan.

Perhatian terhadap bahaya penggunaan tembakau cenderung memfokuskan pada resiko penyakit jantung yang dialami oleh perokok. Penelitian oleh Afriyanti dkk (2015) bahwa kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat penumpukan plak diarteri jantung sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu. Faktor resiko yang mendorong terjadinya PJK yang bersumber dari perilaku adalah merokok. Penggunaan rokok secara kronis dapat menyebabkan konsekuensi yang merugikan kesehatan seperti meningkatan resiko jantung iskemik dan menyebabkan kematian jantung secara mendadak (Harte & Meston, 2013).

Rokok mengandung sekitar 300 bahan kimiawi seperti tar, nikotin, benzovrin, aseton, metal-kloride, amonia dan karbon monoksida (Khoirotul dkk, 2014). Karbon monoksida dan nikotin yang ditemukan didalam rokok diduga sebagai penyebab utama terjadinya penyakit jantung. Selain itu kedua zat tersebut dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah dengan mekanisme menurunkan saraf parasimpatis dan meningkatkan saraf simpatis (Gondim dkk, 2014).

(25)

3

saraf parasimpatis berfungsi untuk relaksasi dan mempersiapkan tubuh istirahat dan pulih. Menurut Harte & Meston (2013) merokok dapat menyebabkan ketidakseimbangan sistem saraf otonom yang ditandai dengan hiperaktif sistem saraf simpatis dari pada sistem saraf parasimpatis. Harte & Meston (2013) hiperaktif sistem saraf simpatis dari pada sistem saraf parasimpatis tersebut di pengaruhi oleh serabut saraf aferen yang sensitif terhadap stimulus metabolik kimia dari kandungan rokok. Ketika serabut saraf aferen dirangsang akan kembali ke sistem saraf pusat yang memiliki rangsangan penghambat. Rangsangan penghambat kemudian kembali ke otak dan akan mengatifkan sistem saraf simpatis. Pengaktifan sistem saraf simpatis secara terus menerus mengakibatkan hiperaktivitas simpatis daripada parasimpatis (Middlekauff dkk, 2014). Peningkatan saraf simpatis tersebut dapat meningkatkan denyut jantung yang berpengaruh pada Heart Rate Variability (HRV). Oleh karena itu rokok mendatangkan kemudharatan seperti dalam dalil Al-Qur’an adalah

Dan Janganlah kalian menjatuhkan diri sendiri dalam kebinasaan.” (Al-Baqoroh: 195).Dan janganah kalian membunuh diri-diri kalian.” (An-Nisaa: 59).Dan dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” (Al-Baqoroh: 219).

(26)

4

(Harte & Meston, 2013). Pengukuran HRV dapat menggunakan domain waktu dan domain frekuensi, domain frekuensi terdiri dari frekuensi rendah (LF/Low Frequency) modulasi 0,04-0,15 Hz (Herz) dari perubahan R-R interval sesuai dengan kegiatan bersama simpatis dan parasimpatis, sedangkan frekuensi tinggi (HF/ High Frequency) modulasi 0,15-0,4 Hz dari perubahan R-R interval yang diatur terutama melalui persarafan dari jantung melalui saraf parasimpatis, rasio dari LF/HF mencerminkan keseimbangan simpatis dan parasimpatis. Domain waktu terdiri dari Standard Deviation of R-R interval

(SDNN) dan Square Root of the Mean Squared differences of Successive R-R intervals (RMMSD). Standard Deviation of R-R interval (SDNN) adalah indeks dari total variasi yang mencerminkan total variabilitas, sedangkan RMMSD adalah indeks dari variasi beat-to-beat yang mencerminkan aktivitas parasimpatis (Makivic dkk, 2013).

(27)

5

Renie dkk (2013) menjelaskan bahwa pada umumnya HRV tinggi dikaitkan dengan mortalitas dan morbiditas yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang sehat seperti tidak merokok, akivitas fisik dan tidak mengkonsumsi alkohol. Oleh sebab itu HRV yang rendah dikaitkan dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi serta ketidakseimbangan sistem saraf otonom. Penurunan HRV menjadi indikasi peningkatan sistem saraf simpatis dan adanya peningkatan detak jantung yang lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan kejadian Cardiovascular Diseases (CVD) atau penyakit kardiovaskular.

Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan cara wawancara kepada 10 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti mengajukan pertanyaan,

yaitu “Apakah anda seorang perokok?”. Dari hasil wawancara didapatkan 6 dari 10 informan merokok dan 4 dari 10 informan tidak pernah merokok. Peneliti juga melakukan pengukuran HRV pada mahasiswa perokok dan tidak perokok untuk mengetahui nilai dari perokok dan tidak perokok didapatkan nilai SDNN pada perokok 77 dan bukan perokok 83.

(28)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah

“apakah ada perbedaan HRV perokok dan yang bukan perokok” pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 and 8 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui Perbedaan HRV Perokok dan Tidak Perokok pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui HRV tidak perokok pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui HRV perokok pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Praktis

(29)

7

2. Teoritis

Jika terbukti merokok dapat menganggu sistem saraf otonom, maka hasil penelitian ini bisa menjadi tinjauan pustaka untuk peneliti selanjutnya.

E. Penelitian Terkait

(30)

8

2. Manzano, M., B., Vanderlei, M., L., Ramos, M., E., (2013) Acute Effect

Of Smoking On Autonomic Modulation. Penelitian ini menganalisis data

dari 25 relawan muda (16 laki-laki dan 9 perempuan) yang dipilih

diantara peserta dari program berhenti merokok. Relawan menjalani

analisis denyut jantung dalam posisi duduk. Selama 30 menit istirahat,

20 menit sambil merokok, dan 30 menit setelah merokok. Setelah itu

dilanjutkan dengan uji Tukey atau tes Friedman diikuti dengan uji Dunn,

yang diterapkan tergantung pada normalitas data, dengan p <0,05. Hasil

untuk 20 menit sambil merokok ada penurunan di indeks SD1 (23,4 ±

9,2 vs 13,8 ± 4,8), rasio SD1 / SD2 (0.31 ± 0.08 vs 0,2 ± 0,04), RMSSD

(32,7 ± 13 vs 19,1 ± 6,8), SDNN (47,6 ± 14,8 vs 35,5 ± 8,4), HFnu (32,5

± 11,6 vs 19 ± 8.1), interval RR (816,8 ± 89 vs 696,5 ± 76,3) dalam

waktu istirahat, sedangkan kenaikan indeks LFnu (67.5 ± 11,6 vs 81 ±

8,1) dan LF / rasio HF (2,6 ± 1,7 vs 5,4 ± 3,1). analisis visual plot

menunjukkan dispersi rendah dari interval RR sambil merokok. Kecuali

untuk rasio SD1 / SD2, indeks lainnya disajikan pemulihan nilai 30

(31)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Merokok

Merokok adalah kegiatan membakar rokok dan atau menghisap asap rokok. Merokok juga merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan dan penyebab kematian. Seseorang yang merokok, menghasilkan dua jenis asap yaitu asap utama (yang dihisap perokok) dan asap sampingan (hasil pembakaran dari ujung rokok). Asap sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak melalui proses penyaringan (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

2. Rokok

a. Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas yang berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah dan mengandung sekitar 300 bahan kimiawi yaitu tar, nikotin, benzovrin, aseton, metal-kloride, amonia dan karbon monoksida (Khoirotul dkk, 2014). b. Kandungan dalam Rokok

(32)

10

1) Tar

Tar merupakan suatu partikel padat yang dihirup oleh perokok ketika mereka menyalakan rokok. Tar adalah bahan kimia yang menyebabkan kanker. Setelah mengendap, tar akan berubah menjadi zat berwarna hitam dan lengket serta merusak warna pada gigi perokok.

2) Arsenik

Arsenik merupakan salah satu bahan kimia yang paling berbahaya dalam rokok. Arsenik dapat menyebabkan kanker serta merusak jantung dan pembuluh darah. Disamping itu arsenik juga meningkatkan kerusakaan DNA serta dapat memperburuk efek dari bahan kimia lain dengan mengganggu kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA.

3) Benzena

Benzena adalah pelarut yang digunakan untuk memproduksi bahan kimia lainnya, termasuk bensin. Kandungan rokok yang satu ini dapat menyebabkan kanker, terutama leukemia.

4) Nikotin

(33)

11

yang menyebabkan seseorang sulit untuk mencoba berhenti merokok.

5) Karbon Monoksida (Co)

Karbon monoksida adalah gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau. Karbon monoksida terbentuk ketika kita membakar bahan bakar berbasis karbon, seperti gas di kompor atau bensin dalam mobil. Karbon monoksida dapat mengurangi jumlah oksigen yang bisa diikat oleh sel-sel darah merah dalam tubuh seseorang.

6) Hidrogen Sianida

Hidrogen sianida merupakan gas beracun yang digunakan selama Perang Dunia II. Bahan kimia yang ada dalam asap tembakau ini merupakan bahan yang paling berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah.

7) Nitrogen Oksida

(34)

12

mudah sekali menyerap nikotin dan bahan lainnya. Sedangkan ketika seseorang tidak merokok, proses produksi nitrogen oksida di dalam tubuh akan berhenti sehingga saluran pernapasan akan menyempit. Proses inilah yang menjadi salah satu penyebab perokok sering merasa sesak napas.

8) Amonia

Amonia merupakan bahan atau gas yang mempunyai bau yang sangat menyengat serta khas dan biasa ditemukan dalam beberapa pembersih toilet. Amonia dapat meningkatkan kekuatan adiktif nikotin, dengan mengubah nikotin menjadi gas yang lebih mudah diserap ke dalam paru-paru, saluran udara dan aliran darah.

3. Efek merokok pada tubuh

Efek merokok pada tubuh menurut Papathanasiou dkk, (2014): a. Fungsi pembuluh darah

(35)

13

oksida, gangguan vasodilatasi, dapat menyebabkan disfungsi endotel. Kerusakan endotel adalah kontribusi terhadap pembentukan dan perkembangan plak ateromatosa, dan mengurangi aliran darah melalui trombosis dan vasospasme, sehingga menyebabkan penyakit kardiovaskular.

b. Metabolisme lipid

Nikotin dalam rokok memiliki efek yang signifikan pada metabolisme lipid dan regulasi kadar lipid dalam darah. Merokok dikaitkan dengan konsentrasi serum yang meningkat secara signifikan dari kadar kolesterol total dan trigliserida. Nikotin merangsang pelepasan adrenalin oleh korteks adrenal menyebabkan konsentrasi serum meningkat dari asam lemak bebas yang mengakibatkan peningkatan lipolisis bersama dengan kapasitas trigliserida darah. Jadi, hiperkolesterolemia dan merokok merupakan salah satu faktor yang paling penting yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner.

c. Aterosklerosis

(36)

14

signifikan terhadap perkembangan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular.

4. Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf yang mengatur jantung, kelenjar-kelenjar dan otot involunter atau tidak dipengaruhi kehendak. Sistem saraf otonom terletak di dalam medula spinalis, batang otak dan hipotalamus. Susunan saraf otonom sering bekerja melalui refleks otonom, yaitu isyarat sensoris dari saraf tepi yang mengirimkan isyarat ke dalam pusat-pusat medula spinalis, batang otak atau hipotalamus, kemudian mengirimkan respon reflek yang tepat kembali ke organ viseral atau jaringan yang mengatur kegiatan. Isyarat otonom dikirimkan ke tubuh melalui dua subdivisi utama yaitu sistem simpatis dan parasimpatis (Dekker dkk, 2014).

a. Sistem saraf simpatis

Sistem ini merupakan sistem dua neuron. Sistem saraf simpatis sistem yang keluar dari segmen medula spinalis torakal pertama dan lumbal ke dua. Sistem saraf simpatis memainkan peran penting dalam respon melawan dan mempercepat fungsi tubuh. Sistem saraf simpatis dapat memicu meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi. Namun peningkatan sistem saraf simpatis yang terus-menerus dapat merusak sistem kardiovaskuler (Koskinen, 2014).

(37)

15

mempengaruhi sistem saraf simpatis. Keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan akivitas otot yang lebih beasar yaitu seperti peningkatan tekanan arteri, peningkatan aliran darah, peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh, peningkatan konsentrasi gula darah, peningkatan glikolisis di hati dan otot, peningkatan kekuatan otot, peningkatan aktivitas mental dan peningkatan kecpatan koagulasi darah. Stress fisik atau mental biasanya mengaktifkan sistem simpatis, maka seringkali keadaan tersebut merupakan tujuan dari sistem simpatis untuk menyediakan aktivitas tambahan tubuh pada saat stres, keadaan ini seringkali disebut respons stres simpatis. Kondisi stress, perasaan cemas dan depresi, rasa nyeri, serta bahaya yang mengancam dapat merangsang hipotalamus yang menjalarkan sinyal-sinyal kebawah melalui formasio retikularis otak dan masuk ke medula spinalis untuk menyebabkan pelepasan impuls simpatis yang masif. Keadaan ini disebut reaksi tanda bahaya (alarm reaction) dan keadaan (fight or flight reaction).

b. Sistem saraf parasimpatis

(38)

16

keempat. Sistem saraf parasimpatis yaitu sistem yang berfungsi untuk mempersiapkan tubuh istirahat dan pulih (Koskinen, 2014). D’alessio dkk (2000) menjelaskan bahwa istirahat dan rileks dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis, karena pada saat istirahat dan rileks aktivitas parasimpatis bekerja dengan cara dilatasi pembulu darah yang menuju kesaluran pencernaan untuk membantu pencernaan, merangsang sekresi kelenjar ludah dan mempercepat gerak peristaltik untuk membantu penyerapan nutrisi, merangsang sekresi insulin selama fase penyerapan makanan untuk mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan dan energi.

Tabel 2.1 Organ-organ yang dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis.

Organ Stimuli Saraf Simpatis Stimuli Saraf Parasimpatis

Mata : Pupil Muskulus Siliaris Dilatasi Relaksasi Ringan Kontriksi Berkontraksi Glandula : Nasalis Lakrimalis Parotidea Submaksilaris Gastrika Pankreatika

Vasokontriksi dan sedikit sekresi

Stimulasi sekresi encer, banyak (mengandung banyak enzim-enzim bagi glandula yang mensekresi enzim)

Kelenjar Keringat Berkeringat hebat (kolinergik) Tidak ada Kelenjar Apokrin

Sekresi kental, adorifera Tidak ada

Jantung

Otot Koroner

Meningkatkan kecepatan

Dilatasi β2, konstriksi α Melambatkan kecepatan Dilatasi

[image:38.595.185.506.457.732.2]
(39)

17

Usus:

Lumen Sfingter

Berkurangnya peristaltik dan tonus

Meningkatkan tonus.

Meningkatkan Relaksasi

Hati Melepaskan glukosa Sedikit sintesis glikogen

Kandungan Empedu

Relaksasi Kontraksi

Ginjal Mengurangi pengeluaran Tidak ada

Kandung Kemih : Otot Destrustor Trigonum Relaksasi Terangsang Terangsang Relaksasi

Penis Ejakulasi Ereksi

Pembuluh Darah Sistemik Abdominal Otot Kulit Konstriksi

Konstriksi (α adrenerik)

Dilatasi (β adrenerik)

Dilatasi (Kolinergik) Konstriksi. Tidak ada Tidak ada Tidak ada Darah : Koagulasi Glukosa Meningkat Meningkat Tidak ada Tidak ada Metabolisme Basal

Meningkat sampai 100% Tidak ada

Sekresi Korteks Adrenalis

Meningkat Tidak ada

Aktivitas Mental

Meningkat Tidak ada

Muskulus Arktor Pili

Terangsang Tidak ada

Otot-otot Rangka Meningkatkan glikogenolisis Meningkatkan kekuatan Tidak ada Tidak ada

Tabel 2.1 (Guyton & Hall, 1997) 5. Merokok dan Gangguan Saraf Otonom

[image:39.595.188.506.131.514.2]
(40)

18

terhadap stimulus metabolik kimia dari kandungan rokok. Ketika serabut saraf aferen dirangsang akan kembali ke sistem saraf pusat yang memiliki rangsangan penghambat. Rangsangan penghambat kemudian kembali ke otak dan akan mengatifkan sistem saraf simpatis. Pengaktifan sistem saraf simpatis secara terus menerus mengakibatkan hiperaktivitas simpatis dari pada parasimpatis (Middlekauff dkk, 2014). 6. Electrocardiogram (EKG)

Electrocardiogram (EKG) adalah serangkaian gambaran yang mencerminkan aktivitas listrik jantung. Gambaran aktivitas listrik jantung didapatkan dari mesin EKG yang direrekam melalui kabel-kabel yang disebut dengan elektroda. Mesin EKG adalah alat yang mampu merekam aktivitas listrik jantung kemudian menggambarkannya dalam bentuk grafik (Alim, 2010). Oleh sebab itu dari mesin EKG kita dapat mengetahui HRV dengan diukur melalui R-R interval.

(41)

19

QRS disebut sebagai gelombang depolarisasi, sedangkan gelombang T disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan seaktu ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi (Guyton & Hall, 1997).

Gambar 2.1 (Alim, 2010). 7. Heart Rate Variability (HRV)

a. Definisi HRV

(42)

20

dari faktor resiko kardiovaskular dengan cardiovascular disease

(CVD). b. Analisis HRV

1) Domain Waktu

(43)

21

SDNN = √

N∑ [ I n − 1]² N

n−2

Gambar 2.2 (Wang, 2012) 2) Domain Frekuensi

Domain frekuensi terdiri dari frekuensi rendah (LF/Low Frequency) modulasi 0.04-0.15 Hz (Herz). Hal ini mencerminkan aktivitas simpatis dan parasimpatis. Namun pada umumnya indikator LF kuat dengan aktivitas simpatis. Pengaruh parasimpatis diwakili LF ketika laju respirasi lebih rendah dari 7 napas per menit atau selama pengambilan napas dalam. Dengan demikian ketika individu dalam relaksasi dengan napas yang lambat, nilai LF bisa sangat tinggi. Hal ini menunjukan peningkatan aktivitas parasimpatis dari pada peningkatan regulasi simpatis. Frekuensi tinggi (HF/High Frequency) modulasi 0.15-0.4 Hz. Hal ini mencerminkan aktivitas parasimpatis. High frequency (HF) juga di kenal sebagai “Respiratory” karena sesuai dengan variasi NN yang disebabkan oleh respiratory (fenomena ini dikenal dengan

(44)

22

(45)

23

HRV :

Time Domain :

SDNN dikategorikan

sangat tinggi diatas 50, tinggi 35-49, rendah 20-34, sangat rendah

19 kebawah RMMSD Frekuensi Domain: HF LF Rasio LF/HF Faktor faktor yang

mempengaruhi sistem saraf otonom :

1. Aktivitas Fisik 2. Stress

3. Cemas

[image:45.595.144.525.138.474.2]

B. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Keterangan :

Diteliti Tidak diteliti

C. Hipotesis

Hipotesis diterima jika p value < 0.05 adalah Ha artinya ada perbedaan

Heart Rate Variability antara kelompok perokok dan tidak perokok, namun tidak diterima jika p value > 0.05 adalah Ho artinya tidak ada perbedaan

Heart Rate Variability antara kelompok perokok dan tidak perokok.

(46)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan desain penelitian

descriptive comparative, yang menunjukan perbedaan HRV perokok dan tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6 dan 8 UMY. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan cross sectional, yaitudengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu waktu atau hanya satu kali (Nursalam, 2013). B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa laki-laki program studi ilmu keperawatan semester 6 dan 8 yang berjumlah 79 orang mahasiswa.

2. Sampel

Sampel adalah populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu mahasiswa semester 6 dan 8.

(47)

25

dapat mewakili karakteristik populasi (Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 mahasiswa. Masing-masingnya adalah 20 perokok dan 20 tidak perokok.

Tabel 3.1 Kriteria inklusi

Kelompok Perokok Kelompok Tidak Perokok

1. Laki-laki berusia 18-24 tahun, sehat jasmani dan rohani. 2. Laki-laki yang perokok aktif. 3. Dalam keadaan tenang, tidak

cemas.

4. Dua jam sebelum pengukuran tidak melakukan aktifitas berat. 5. Dua jam sebelum pengukuran

tidak boleh merokok.

6. Dua jam sebelum pengukuran tidak mengkonsumsi makanan berat.

7. Dua jam sebelum pengukuran tidak mengkonsumsi minuman berkafein, teh ataupun kopi. 8. Lama merokok 1-10 tahun dan

rata-rata jumlah rokok yang dihisap minimal 1 batang atau lebih per hari.

1. Laki-laki yang berusia 18-23 tahun, sehat jasmani dan rohani.

2. Laki-laki yang tidak perokok/belum pernah merokok sama sekali. 3. Dalam keadaan tenang

tidak cemas.

4. Dua jam sebelum pengukuran tidak melakukan aktifitas berat. 5. Dua jam sebelum

pengukuran tidak mengkonsumsi makanan berat.

6. Dua jam sebelum pengukuran tidak mengkonsumsi minuman berkafein, teh ataupun kopi.

Kriteria eksiklusi dalam penelitian ini adalah laki-laki yang memiliki penyakit jantung dan saluran pernapasan.

C. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Ilmu Keperawatan UMY pada bulan Februari-Mei 2016.

D. Variabel Penelitian

(48)

26

atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2013). Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas atau independent dalam penelitian ini adalah perokok dan tidak perokok.

[image:48.595.117.537.301.641.2]

2. Variabel terikat atau dependent dalam penelitian ini adalah HRV E. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala

1. HRV Variabilitas denyut jantung yang diukur dari R-R interval dengan menggunakan EKG.

EKG yang diukur satu kali dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang.

SDNN dihitung dengan rumus

SDNN = √N ∑1 [ I n − 1]²

N

n−2

dan dikategorikan sangat tinggi jika nilai mean SDNN diatas 50, tinggi 35-49, rendah 20-34, sangat rendah 19 kebawah.

Ordinal

2. Perokok Aktifitas meghisap rokok secara rutin minimal 1 batang sehari atau lebih tiap hari sekurang-kurangnya selama 1 tahun.

Kuesioner, menanyaka n kepada responden tentang perokok atau tidak, jumlah rokok yang dihisap dan lamanya merokok. Mahasiswa perokok dengan rata-rata jumlah rokok yang dihisap minimal 1 batang atau lebih per hari dan lama merokok 1-10 tahun.

Ordinal

3. Tidak Perokok

(49)

27

F. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat EKG

Alat EKG ini digunakan untuk mengetahui HRV dengan diukur melalui R-R interval nilainya dapat dikategorikan sangat tinggi, tinggi, rendah atau sangat rendah.

2. Kuesioner merokok merupakan instrument dari Aripin 2015 yang berisi pertanyaan tentang “Apakah anda seorang perokok?”, “Berapa jumlah rokok yang sering anda konsumsi per hari?”, “Sudah berapa lama anda merokok?". Pertanyaan tentang apakah anda seorang perokok dikategorikan menjadi “Iya dan Tidak”, untuk jawaban iya diberikan nilai 1 dan tidak diberikan nilai 2.

G. Jalannya Penelitian

Dalam proses pengumpulan data peneliti melakukan proses-proses sebagai berikut:

1. Responden mendapat Informed Concent. Jika responden setuju mengisi

Informed Concent dijadikan responden penelitan.

2. Peneliti akan memberikan penjelasan maksud dan tujuan sebelum melakukan pengukuran HRV.

3. Peneliti melakukan pengukuran HRV yaitu

(50)

28

c. Responden yang diukur harus dalam keadaan tenang, tidak cemas. d. Posisi responden duduk tidak lebih dari 15 derajat, kaki harus

menyentuh lantai atau diberikan sandaran kaki.

e. Ruang pengukuran harus tenang dan bebas dari gangguan. f. Pasien diukur EKG nya selama 5 menit

g. Hasil EKG yang dihitung yaitu R-R interval, Total Heart Beat, Mean R-R, dan selanjutnya dimasukan dalam rumus SDNN.

h. Setelah diketahui hasilnya dikategorikan sangat tinggi jika nilai mean SDNN lebih dari 50, tinggi 35-49, rendah 20-34, sangat rendah dibawah 19.

4. Hasil pengukuran dikumpulkan dan dilakukan penilaian pada SPSS. H. Pengelolaan Data dan Analisa Data

1. Metode Pengelolaan Data

Analisa pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputer. Menurut Hidayat (2007) seluruh data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengelolaan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memeriksa data (Editing)

(51)

29

b. Mengkode data (Coding)

Pemberian kode yang bertujuan untuk mempermudah dalam pengelolaan data dan proses selanjutnya melalui tindakan mengklarifikasi data. Peneliti memberikan tanda atau kode tertentu pada setiap jawaban responden dalam kuesioner yang bertujuan untuk lebih memudahkan peneliti saat menganalisis data (Notoatmodjo, 2010). Pemberian kode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Perokok: 1 dan Bukan Perokok: 2.

c. Memasukkan data (Entry)

Entry adalah kegiatan memasukkan data dalam master komputer atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau membuat tabel kontigenensi.

d. Menyusun data (Tabulating)

Pada tahap tabulating data yang telah diperoleh kemudian diberi kode, selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel atau program-program pengelolaan yang terdapat dikomputer.

2. Analisa Data

Analisa data menggunakan SPSS. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis univariat dan bivariat.

a. Analisa Univariat

(52)

30

2010). Pada penelitian ini analisa univariat yang digunakan untuk mengetahui HRV perokok dan untuk mengetahui HRV tidak perokok.

Data yang sudah didapatkan akan dihitung jumlah dan presentase tiap kelompok. Data yang sudah ada disusun dalam tabel kemudian diinterpretasikan. Data kategorik akan disajikan dalam bentuk persentase dan frekuensi.

b. Analisa bivariat yaitu digunakan yaitu untuk mengetahui perbedaan HRV perokok dan tidak perokok dengan menggunakan program SPSS. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Mean Whitney dengan dua persyaratan pertama skala pengukuran kategorik (ordinal), kedua data dua kelompok yang tidak berpasangan(Dahlan, 2013). Hipotesis diterima jika p value < 0.05 adalah Ha artinya ada perbedaan HRV pada perokok dan tidak perokok.

I. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan uji etik di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti juga harus memperhatikan etika penelitian sebagai berikut :

1. Inform consent

(53)

31

responden serta untuk menghormati hak responden sebagai manusia.

Inform consent bertujuan untuk memberikan gambaran penelitian, teknis pelaksanaan hingga dampak yang mungkin akan timbul dari penelitian ini.

2. Anonimity

Peneliti harus merahasiakan nama responden yang akan diteliti dan menggantinya dengan kode nama pada lembar pengumpulan data atau pada hasil penelitian yang akan dipublikasikan.

3. Confidentiality

(54)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukkan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang beralamat Jl. Lingkar Selatan, Kecamatan Kasian, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa. Kampus UMY memiliki sepuluh fakultas. Salah satunya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, yang terdiri dari Prodi Kedokteran Umum, Prodi Kedoteran Gigi, Prodi Farmasi dan Prodi Ilmu Keperawatan (PSIK). PSIK merupakan salah satu bagian dari fakultas kedokteran universitas muhammadiyah Yogyakarta yang terakreditasi A. Kegiatan perkuliahan beserta praktikum diadakan dari senin sampai hari sabtu. Selain itu, setiap mata kuliah yang diikuti diwajibkan masuk 75% dan praktikum wajib diikuti 100% oleh mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa laki-laki Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 pada tanggal 28 April 2016.

(55)

33

Majelis Pendidikan Dasar Menengah (DIKDASMEN) No. 117/PER/1.4/F/2010 Majelis Perguruan Tinggi (DIKTI) No. 299/KEP/1.3/D/2010 dan Majelis Pelayanan Sosial (MPS) No. 28/PER/1.7/H/2010 yang mengharuskan penerapan Kawasan Tanpa Rokok di dalam lingkungan Muhammadiyah, namun masih ada yang saya lihat merokok dikantin dan dilapangan basket kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Karakteristik Responden

(56)

34 17 2 1 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Jumlah Rokok yang Dihisap Perhari Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 UMY

1-10 batang 11-20 batang > 21 batang 8 32 0 5 10 15 20 25 30 35

Jumlah Responden Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 UMY

[image:56.595.150.514.109.351.2]

Mahasiswa Semester 6 Mahasiswa Semester 8 Sumber: Data Primer 2016

Gambar 4.1 Jumlah Responden Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 UMY

Sumber: Data Primer 2016

[image:56.595.156.515.415.692.2]
(57)

35

Berdasarkan gambar 4.2 bahwa mayoritas mahasiswa yang mengkonsumsi tembakau perhari sebanyak 17 responden dengan rokok yang dikonsumsi yaitu 1-10 batang perhari dan lamanya merokok 1-10 tahun.

C. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat

a. Heart Rate Variability (HRV) Pada Tidak Perokok

Tabel 4.1 Heart Rate Variability (HRV) pada Kelompok Tidak Perokok Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 UMY tahun 2016 (n=20)

Tidak Perokok

Jumlah (n) Rerata ± SD Presentase (%)

Sangat Tinggi 20 64.3 ± 3.31 100.0

Tinggi - - -

Rendah - - -

Sangat Rendah - - -

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2016

[image:57.595.186.515.394.491.2]
(58)

36

[image:58.595.185.510.223.320.2]

b. Heart Rate Variability (HRV) Pada Perokok

Tabel 4.2 Heart Rate Variability (HRV) pada Kelompok Perokok Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 UMY tahun 2016 (n=20)

Perokok Jumlah (n) Rerata ± SD Presentase (%) Sangat Tinggi 16 54.31 ± 2.54 80.0

Tinggi 3 48.33 ± 1.15 15.0

Rendah 1 33 ± 1 5.0

Sangat Rendah - - -

Jumlah 20 100

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa mayoritas mahasiswa perokok memiliki HRV dengan kategori sangat tinggi. Artinya sistem saraf otonom mengatur fungsi dan kemampuan koping stres dengan sangat baik. Namun ada 1 responden yang memiliki HRV rendah, artinya HRV yang rendah resiko penyakit stres dan melemahnya sistem saraf otonom.

2. Analisa Bivariat Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Pada Perokok dan Tidak Perokok

Tabel 4.3 Hasil Uji Man Whitney HRV Perokok dan Tidak Perokok pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 UMY (n=40)

Sumber: Data Primer 2016

Kategori Rerata HRV ± SD pada Tidak

Perokok

Rerata HRV ± SD pada Perokok

Pvalue

Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Perokok dan

Tidak Perokok

[image:58.595.174.510.597.713.2]
(59)

37

Rerata 64.3 ±SD 3.31

Rerata 52.35 ±SD 5.54

0 10 20 30 40 50 60 70

Perbedaan HRV Perokok dan Tidak Perokok pada Mahasiswa PSIK Semester 6 dan 8 UMY

Tidak Perokok Perokok

Tabel 4.3 menunjukan pvalue 0.038 (p = < 0.05) yang artinya bahwa ada perbedaan HRV pada perokok dan tidak perokok. Meskipun ke dua kelompok memiliki kategori HRV yang sangat tinggi, namun nilai dari rerata kelompok perokok dan tidak perokok berbeda, lebih tinggi nilai tidak perokok dari pada perokok.

[image:59.595.158.528.265.520.2]

Sumber: Data Primer 2016

Gambar 4.3 Perbedaan HRV Perokok dan Tidak Perokok pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6

(60)

38

D. Pembahasan

1. Heart Rate Variability (HRV) Tidak Perokok

Hasil penelitian pada kelompok tidak perokok dengan jumlah responden 20 mahasiswa memiliki nilai rerata dan standar deviasi 64.3 ± 3.31. Keseluruhan responden memiliki HRV dengan kategori yang sangat tinggi. Kategori HRV sangat tinggi artinya sistem saraf otonom mengatur fungsi dan kemampuan koping stres dengan sangat baik. Menurut Renie (2013) HRV yang sangat tinggi dikaitkan dengan mortalitas dan morbiditas yang rendah. Selain memiliki HRV yang sangat tinggi, seseorang yang tidak merokok memiliki faktor resiko yang lebih sedikit terkena gangguan kesehatan seperti penyakit paru-paru, penyakit jantung dll, karena seseorang yang tidak merokok tidak terpapar oleh zat-zat berbahaya yang ada didalam rokok. Seseorang yang tidak merokok memiliki kemungkinan lebih kecil terkena gangguan kesehatan dari pada perokok, karena nikotin yang ada didalam rokok dapat mengganggu irama jantung dan juga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung sedangkan karbonmonoksida menyebakan pasokan oksigen ke jantung menjadi berkurang begitupun dengan otak dan seluruh organ tubuh lainnya (Prasetya, 2012).

(61)

39

dengan peningkatan resiko miokard infark dan mortalitas kardiovaskular. Penurunan HRV telah terbukti berhubungan dengan faktor resiko untuk penyakit kardiovaskular, sehingga disfungsi otonom bisa menjadi mediator dari faktor resiko kardiovaskular dengan

cardiovascular disease (CVD) (Kluttig, 2010). 2. Heart Rate Variability (HRV) Perokok

(62)

40

Gondim (2014) Kandungan karbon monoksida dan nikotin yang ditemukan didalam rokok diduga sebagai penyebab utama terjadinya penyakit jantung. Selain itu kedua zat tersebut dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah dengan mekanisme menurunkan saraf parasimpatis dan meningkatkan saraf simpatis.

(63)

41

penurunan High Frequency (HF) dan peningkatan Low Frequency/High Frequency (LF/HF). Hal ini menujukan bahwa aktivitas parasimpatis menurun dan keseimbangan sympathovagal meningkat secara progresif dengan penuaan, dimana usia yang lebih tua adalah penurunan HF dan peningkatan LF. Jika pada usia muda sudah memiliki HRV yang rendah menunjukan tanda-tanda penuaan dini pada sistem saraf otonom. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa yang belajar di bidang studi ilmu keperawatan, sehingga memiliki kepedulian dan pengetahuan serta perilaku kesehatan yang lebih baik dari pada mahasiswa yang belajar di fakultas non kesehatan. Hal ini dikarenakan bahwa mahasiswa kesehatan lebih tahu bahaya dan kandungan rokok dari pada mahasiswa non kesehatan dan juga mahasiswa kesehatan yang harus menjadi contoh seberapa pentingnya kesehatan. Hal ini dijelaskan dengan penelitian Pradono dan Sulistyowati (2014) yang menyatakan bahwa pendidikan dapat mengembangkan kapasitas kehidupan yang efektif yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan.

3. Perbedaan Heart Rate Variability (HRV) Perokok dan Tidak Perokok

(64)

42

tinggi dibandingkan dengan yang perokok. Pernyataan ini sesuai dengan Harte & Meston (2013) yang menjelaskan bahwa perokok kronis menunjukan disfungsi otonom, hal ini dibuktikan oleh HRV yang rendah pada perokok dibandingkan dengan tidak perokok. Ketidakseimbangan sistem saraf otonom pada perokok dapat memicu hiperaktivitas sistem saraf simpatis dari pada sistem saraf parasimpatis yang dapat meningkatkan denyut jantung yang berpengaruh pada HRV. Renie (2013) menjelaskan bahwa pada umumnya HRV tinggi dikaitkan dengan mortalitas dan morbiditas yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang sehat seperti tidak merokok, akivitas fisik dan tidak mengkonsumsi alkohol. Oleh sebab itu HRV yang rendah dikaitkan dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi serta ketidakseimbangan sistem saraf otonom. Penurunan HRV menjadi indikasi peningkatan sistem saraf simpatis dan adanya peningkatan detak jantung yang lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan kejadian

(65)

43

4. Kekuatan Penelitan

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah alat EKG untuk mengukur HRV, sehingga bisa meminimalkan data bias. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini rata-rata jurnalnya terbaru dan penelitian ini masih sangat jarang dilakukan di Indonesia.

5. Kelemahan Penelitian

(66)

44 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian perbedaan heart rate variability

(HRV) perokok dan tidak perokok mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah :

1. Heart rate variability (HRV) pada mahasiswa tidak perokok Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 6 dan 8 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah niilai rerata dan standar deviasi pada mahasiswa tidak perokok 64.3 ± 3.31, serta keseluruhan mahasiswa memiliki nilai HRV dengan kategori sangat tinggi (100.0%).

(67)

45

3. Nilai rerata dan standar deviasi pada mahasiswa perokok 52.35 ± 5.54 dan pada mahasiswa tidak perokok 64.3 ± 3.31. Terdapat perbedaan antara kelompok HRV perokok dan tidak perokok dengan uji Man Whitney pvalue = 0.038 (p = < 0.05) dan nilai HRV pada kelompok perokok lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tidak perokok.

B. Saran

Berikut ini beberapa saran dapat disampaikan sesuai hasil pembahasan yaitu :

1. Bagi Universitas Muhammadiyah Yoyakarta

Diharapkan kampus dapat membuat peraturan dilarang merokok serta membuat sanksi jika kedapatan merokok di area kampus. Kampus dapat membuat larangan berupa poster disetiap gedung serta sanksi yang berat diterima jika mahasiswa kedapatan merokok diarea kampus.

2. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang merokok seharusnya berhenti merokok agar bisa menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya terutamanya pada mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(68)

46

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, R., Pangemanan, J., Pallar, S., (2015). Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner. Jurnal e-Clinic (eCl),

Vol.3, No 1, Januari-April 2015.

Alim, M., A., (2010). Buku Saku Belajar EKG Cetakan kedua.Yogyakarta: Intan Cendikia.

Al-Qur’an surah Al-Baqarah : 195, Al-Baqarah : 219, An-Nisaa : 59.

Cancer Research UK., (2014). Smoking and Cancer. London: Cancer Research UK. Corrales, M., M., Torres, C., B., Esquive, G., A., Salazar, G., M., Orellana, N., J., (2012). Normal values of heart rate variability at rest in a young, healthy and active Mexican population. Health, Vol. 4, No. 7, May 2012: 377-385. D’alessio, D., A., Kieffer, T., J., Taborsky, K., J., (2000). Activation of the

Parasympathetic Nervous System Is Necessary for Normal Meal-Induced Insulin Secretion in Rhesus Macaques. Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Vol. 86, No. 3.

Dahlan, M., S., (2013). Statistika Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dekker, M., J., Schouten, G., E., Klootwijk, P., Pool, J., Cees, A., S., Daan, K., (2014). Heart Rate Variability from Short Electrocardiographic Recordings Predicts Mortality from All Causes in Middle-aged and Elderly Men.

American Journal of Epidemiology, Vol. 142, No. 10. March 2014: 899-908.

Global Adult Tobacco Survey (GATS, 2011). Indonesia Report 2011. World Health

Organization.

Gondim, M., R., Breno, Q., F., Carolina, F., S., Raphael, M., R., (2011). Are smoking and passive smoking related with heart rate variability in male adolescents.Einstein, Vol. 1, No. 13, September 2014: 27-33.

Guyton, A., C., & Hall, J., E., (1997). Fisiologi Kedokteran Ed. 9. Jakarta : EGC, 1997.

Harte, B., C., & Meston, M., C., (2013). Effects of Smoking Cessation on Heart Rate Variability Among Long-Term Male Smokers. USA: Department of Psychiatry, Boston University School of Medicine.

Hidayat., A., A., (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Salemba Medika.

(69)

47

Khoirotul, A., A., Kurniawati1, F., Tika, D., Saroh, D., (2014). Media Leaflet, Video dan Pengetahuan Siswa SD Tentang Bahaya Merokok. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Kemas 10 (1), (2014) 7-13.

Kluttig, A., Schumann, B., Swenne, A., C., (2010). Association of Health Behaviour with Heart Rate Variability: a Population-based Study. BMC Cardiovascular Disorders 2010, 10:58.

Koskinen, T., (2014). Heart Rate Variability in Young Adults. Turky: University of Turku.

Makivic, B., Nikic, D., M., Willis, S., M., (2013). Heart Rate Variability (HRV) as a Tool for Diagnostic and Monitoring Performance in Sport and Physical Activities. Journal of the American Society of Exercise Physiologists, Vol. 16, No. 3. June 2013: 103-131.

Manzano, M., B., Vanderlei, M., L., Ramos, M., E., Ramos, D., (2010). Acute Effects of Smoking on Autonomic Modulation: Analysis by Poincare Plot.

Brazilian Society of Cardiology, Vol. 96, No. 2, May 2011: 154-160.

Middlekauff, R., H., Park, J., Moheimani, S., R., (2014). Adverse Effects of Cigarette and Noncigarette Smoke Exposure on the Autonomic Nervous System.Journal of the American College of Cardiology, Vol. 64, No. 16, May 2014: 1740-1750.

Mughni, S., A., Husni, L., A., (2010). Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Lingkungan Muhammadiyah. Yogyakarta : Majelis Pelayanan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Notoatmodjo., S., (2010). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Papathanasiou, G., Mamali, A., Papaflorato, S., Zerva, E., (2014). Effects of Smoking on Cardiovascular Function: The Role of Nicotine and Carbon Monoxide. Health Science Journal, Vol. 8, No. 02, 274-290.

Pradono, J., Sulistyowati, N., (2013). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat dengan Status Kesehatan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 17 No. 1 Januari 2014: 89–95

Prasetya, L., D., (2012). Pengaruh Negatif Rokok Bagi Kesehatan di Kalangan Remaja.

(70)

48

Civil Servants. American Journal of Epidemiology, Vol.158, No. 2, May 2013: 135-143.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013). Penggunaan Tembakau. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Talhout, R., Thomas, S., Ewa, F., Jan, V., B., Piet, W., Antoon. O., (2011). Hazardous Compounds in Tobacco Smoke. Journal of Environmental Research and Public Health, Diakses 23 February 2011,file:///D:/KTI/Proposal%20BAB%20I%20III/JURNAL%20FIX/TAL HOUT%20dkk%202011.pdf.

Wang, M., H., and Huang, C., S., (2012). SDNN/RMSSD as a Surrogate for LF/HF: A Revised Investigation. Research Article, Volume 2012, 8 pages.

(71)
(72)

Lampiran I

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.

Responden Di tempat

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nama : Nurfazrin H. Akuba NIM : 20120320083

Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PEROKOK DAN TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEMESTER 6 dan 8 UMY”.

Sehubungan dengan hal diatas, saya mengaharap bantuan Kakak/Adik untuk bersedia menjadi responden selama penelitian ini berlangsung. Saya akan menjaga kerahasiaan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain kecuali keperluan penelitian.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas kesediaan Kakak/Adik sebagai responden saya ucapkan terima kasih.

(73)

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Dengan Hormat,

Dengan menandatangani lembar ini, saya: Nama/inisial :

Umur :

Jenis kelamin :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh Nurfazrin H. Akuba, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul

“PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PEROKOK DAN TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEMESTER 6 dan 8 UMY”.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 2016 Responden

(74)

Nama/Inisial :

Usia :

Angkatan :

Riwayat penyakit sekarang : Riwayat penyakit dahulu :

Berilah tanda silang (x) pada pertanyaan dibawah ini 1. Apakah anda seorang perokok?

a. Iya b. Tidak

(apabila iya lanjut menjawab pertanyaan nomor 2) 2. Berapa rokok yang sering anda konsumsi?

a. 1-10 batang rokok perhari b. 11-20 batang rokok perhari c. Lebih dari 21 batang perhari 3. Sudah berapa lama anda merokok?

a. 1-10 tahun b. 11-20 tahun c. > 21 tahun

4. Apakah anda sering mengkonsumsi kopi? a. Iya

b. Tidak

(75)
(76)

1. Frekuensi Statistik HRV Perokok dan Tidak Perokok

2. Gambaran HRV Perokok

HRV_PEROKOK_KATEGORIK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SANGAT_TINGGI 16 80.0 80.0 80.0

TINGGI 3 15.0 15.0 95.0

RENDAH 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Statistics

HRV_PEROKOK

HRV_TIDAK_PE

ROKOK

N Valid 20 20

Missing 20 20

Mean 52.35 64.30

Std. Error of Mean 1.240 .740

Median 53.00 64.00

Mode 53 62

Std. Deviation 5.547 3.310

Variance 30.766 10.958

Range 25 13

Minimum 33 59

Maximum 58 72

(77)

3. Gambaran HRV Tidak Perokok

HRV_TIDAK_PEROKOK_KATEGORIK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SANGAT_TINGGI 20 100.0 100.0 100.0

4. Hasil Uji Mean Whitney HRV Perokok dan Tidak Perokok Ranks

KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks

HRV_PEROKOK_DAN_TID

AK_PEROKOK

PEROKOK 20 22.50 450.00

TIDAK_PEROKOK 20 18.50 370.00

Total 40

Test Statisticsb

HRV_PEROKOK

_DAN_TIDAK_P

EROKOK

Mann-Whitney U 160.000

Wilcoxon W 370.000

Z -2.080

Asymp. Sig. (2-tailed) .038

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .289a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: KELOMPOK

(78)
(79)

PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) antara PEROKOK dan TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PSIK SEMESTER 6 dan 8

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperolah Derajat Sarjana Keperawatan

Pada Fakultas Kedoktern dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh: NURFAZRIN H. AKUBA

2120320083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEH

Gambar

Tabel 2.1 Organ-organ yang dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
Tabel 2.1 (Guyton & Hall, 1997)
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian, pertanyaan penelitian yang harus dijawab sebagai berikut : Bagaimanakah bentuk dan fungsi kalimat tanya dalam bahasa Inggris dan bahasa Loloda, dan

Pelaksanaan proses belajar mengajar PAI di sekolah tidak luput dari kesulitan-kesulitan apalagi bagi siswa yang tidak di dukung oleh lingkungan keluarga,

Movie-movie Flash memiliki ukuran file yang kecil dan dapat ditampilkan dengan ukuran layar yang dapat diseusaikan dengan keinginan. Apliaksi Flash merupakan sebuah standar

Begitupula dengan krim Formula 2 (humektan propilen glikol) yang disimpan di suhu oven, kulkas dan kamar juga memiliki kecenderungan yang sama yaitu nilai

4. Hewan pemakan ikan, misalnya burung pelikan, burung bangau.. Hewan pemakan segala adalah hewan yang memakan tumbuhan dan memakan daging. Hewan ini disebut dengan omnivora.

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada siklus I yaitu mengondisikan kelas dengan berdoa dan menyakan kehadira siswa, melakukan apersepsi dengan cara

Hasil penelitian menunjukkan: (1) 21 pengrajin bata merah memiliki jumlah tanggungan kecil (2) 24 pengrajin mengeluarkan modal kecil untuk satu kali produksi (3)

Selain pulau Pramuka adalah pusat kegiatan kepulauan Seribu, pulau Pramuka merupakan pulau terbesar sehingga banyak terdapat resort dan menjadikan daya tarik