PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM
ASURANSI KESEHATAN PRUDENTIAL
DI KANTOR PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sosial dalam bidang Antropologi Sosial
Oleh :
CHRISTIAN R L P SIDABALOK 090905033
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PERNYATAAN ORIGINALITAS
Pandangan Masyarakat Terhadap Program Asuransi Kesehatan di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah disajikan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap meninggalkan gelar kesarjanaan saya.
Medan, April 2014
Penulis
ABSTRAK
Christian R L P Sidabalok 2014 judul skripsi : Pandangan Masyarakat Terhadap Program Asuransi Kesehatan Prudential di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, halaman, foto, lampiran surat penelitian.
Di zaman sekarang kesehatan menjadi sangat penting di dalam kehidupan manusia, dimana di dalam keseharian manusia tersebut bahaya ataupun resiko akan datang menghampiri manusia tersebut. Dalam hal ini resiko akan terjadinya kecelakaan ataupun penyakit tidak dapat ditebak atau diprediksi kapan datangnya, oleh karena itu penulis beranggapan bahwa datangnya penyakit itu harus diantisipasi dengan adanya asuransi kesehatan, asuransi kesehatan yang dimaksud disini adalah asuransi kesehatan prudential yang dimana asuransi ini dapat menanggung beban si tertanggung (nasabah) sehingga bilamana penyakit itu datang maka kerugian yang ditimbulkan akan dapat diambil alih oleh si penanggung.
Tulisan ini menceritakan bagaimana pandangan masyarakat terhadap program asuransi kesehatan prudential yang berada di kantor Pengadilan Tata Usaha Negara kota Medan, tulisan ini menceritakan tentang asuransi prudential didalam Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan, dimana masyarakat dilingkungan PTUN lebih mempercayakan kesehatannya kepada perusahaan asuransi prudential. Bagi mereka, Prudential adalah asuransi yang sangat terpercaya dan merupakan perusahaan asuransi yang sudah tidak perlu disanksikan lagi kredibilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat di Pengadilan Tata Usaha Negara terhadap asuransi kesehatan Prudential.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karunia-Nya lah maka penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pandangan masyarakat Terhadap Program
Asuransi Kesehatan Prudential di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Medan”
adalah suatu tulisan yang dapat menggambarkan baik dan buruk asuransi
kesehatan (ASKES) dan Prudential, dimana penulis berharap dengan adanya
tulisan ini masyarakat dapat lebih baik lagi di dalam menentukan asuransi mana
yang akan dipilih kelak, karena asuransi menjadi jaminan kita di masa depan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin berterima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak memberikan masukan dan support juga membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis
tujukan kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Bapak Dr. Fikarwin Zuska,
sebagai Ketua Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak mengajarkan Ilmu
Pengetauan kepada penulis sejak awal perkuliahan hingga penulisan skripsi.
Bapak Drs. Agustrisno, M.SP, Sebagai Sekretaris Departemen Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, yang juga
telah banyak mengajarkan ilmu Antropologi kepada penulis.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada Bapak Drs. Yance, M.Si,
, yang telah memberikan arahan dan banyak nasehat kepada penulis selama dalam
perkuliahan juga memberikan gambaran mengenai kehidupan juga mengajak
penulis berpikir keluar dari kebiasaan sehari-hari yang menjadikan penulis lebih
berani lagi bereksperimen dalam hal apapun tanpa takut dengan adanya resiko
yang meghampiri diluar. Penulis juga sangat berterima kasih kepada beliau atas
segala ilmu pengetahuan yang telah diajarkan selama perkuliahan kepada penulis
sampai dengan akhir penulisan skripsi ini. Penulis juga beranggapan beliau bukan
saja sebagai dosen pembimbng, melainkan penulis juga merasakan beliau dapat
dijadikan teman yang bisa diajak curhat, cerita, sampai hal sekecil apapun dalam
kehidupan saya beliau tau itu. Terima kasih pak, dengan bantuan bapak pemikiran
saya dapat lebih terbuka lagi, dan kalau cerita sama bapak semua masalah saya
dapat saya selesaikan juga bapak banyak memberikan solusi dan motivasi kepada
saya.
Kepada Dosen Penguji di seminar proposal, Ibu Dra. Sabariah Bangun
M,Soc, penulis ucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan guna
menunjang penulisan skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh dosen dan staf pengajar yang telah bersedia berbagi
pengalaman dan pengetahuan akademis. Kepada seluruh pegawai FISIP USU,
terutama Kak Nur dan Kak Sofie, penulis juga ucapkan terima kasih atas bantuan
yang diberikan selama ini.
Ucapan terima kasih terkhusus untuk kedua orang tua penulis yang
terkasih di dalam nama Tuhan Yesus, yaitu Bapak R.B Sidabalok, SE dan
mendoakan penulis hingga bisa menyelesaikan skripsi, penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada Papa dan Mami yang selalu memberikan
dorongan yang sangat kuat agar dapat menyelesaikan studi dan harapan papa juga
mami kepada penulis sangatlah besar sehingga sering menjatuhkan air mata di
dalam mendidik penulis. Cepat sembuh ya pa, penulis selalu mendoakan yang
terbaik untuk papa, juga kepada mami agar lebih semangat lagi di dalam
menghadapi kerjaan juga merawat kami, penulis selalu mendoakan yang terbaik
kepada papa dan mamai, kepada Opung tercinta T.Simamora, penulis juga
berterima kasih dan selalu mendoakan opung agar sehat-sehat dan kiranya Tuhan
memberikan umur yang panjang kepada opung agar dapat melihat penulis kelak
menikah. Terima kasih juga kepada Adikku Mona Sidabalok yang telah bersedia
meminjamkan laptop nya, pesan penulis kepada mona agar jangan melawan sama
orang tua, berikan yang terbaik kepada papa dan mami juga perhatikan si melda
jangan sering bertengkar, juga kepada Adikku yang terakhir Pretty Imelda
Sidabalok, makin pintar kau dek ya, jangan melawan juga pada papa dan mami,
kepada Tante ku Anna Sihombing yang juga selalu memberi semangat,
penulis selalu mendoakan yang terbaik bagi kita semua.
Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Kiki
Maywardani Aritonang, yang telah memberikan motivasi penuh kepada penulis
agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Banyak hal yang telah kita impikan
bersama, semoga impian-impian kita dapat tercapai dan buat Kiki juga agar dapat
semuannya bisa kita lewati ay, aku yakin kita akan bisa bersama seperti apa yang
kita inginkan untuk kedepannya.
Kepada saudara-saudara ku yang berada di Sembada, terkhusus kepada
abangda Ilham Suheri Situmorang S,Sos, penulis banyak mengucapkan terima
kasih karena berkat abang aku dapat berkiprah dan mengenal dunia kampus,
politik, bisnis dengan lebih baik lagi, juga kepada kak Dini Sinaga, Gorat Siahaan,
Awank Rio Iskandar, Doan Visco, Dennis Damanik, M. Iqbal Siregar, Rasyid
Siregar juga rekan-rekan yang tak dapat di sebut satu per satu, semoga apa yang
kita inginkan selama ini akan tercapai dalam waktu yang singkat, terus berusaha,
tetap semangat dan jaga kekompakan, jadikan kita sebagai sesuatu yang dapat
dibanggakan di Kota Medan.
Kepada kerabat-kerabat Antropologi, Agus Samuel Simanjuntak beserta
istri tercintanya Theresia Sitanggang, semoga kalian berdua dapat bersatu
selamanya. Rizki ananda (aceh), jangan sering kali menjebak orang ya Nda,
jangan banyak ular juga. Nugraha, Samuel Sagala, Santi, juga kerabat-kerabat
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, semoga kekerabatan kita akan terus
terjalin di masa yang akan datang, kepada kawan-kawan pengurus kelompok
aspirasi mahasiswa (KAM) kerabat, juga kelompok aspirasi mahasiswa (KAM)
independen, semoga kita tetap solid di dalam kelompok ini, jaya selalu buat
kalian.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang
telah membantu penulis di dalam menyelesaikan skripsi ini, tanpa bantuan kalian,
ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnnya,
terutama kepada semua mahasiswa Antropologi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
Medan, April 2014
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Christian Richardo Leo Phasky Sidabalok , lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 01 Juli 1990. Merupakan anak dari pasangan Bapak R.B Sidabalok SE, dan Ibu R.br Nababan SE,SH. Penulis adalah anak ke 1 (pertama) dari 3 (tiga) bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendi-dikan Sekolah Dasar (SD) di SD Methodist-1 Medan, dan lulus pada tahun 2002. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Budi Murni-2 Medan dan lulus tahun 2005. Lalu menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Methodist-1 Medan dan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di Universitas Sumatera Utara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Departemen Antropologi Sosial pada tahun 2009.
Pengalaman Berorganisasi :
Penulis pernah menjadi wakil ketua Inisiasi Antropologi FISIP USU pada tahun 2010.
Di tahun 2010 , penulis bergabung dengan brigade mahasiswa USU dan diangkat menjadi Bendahara Umum Brigade Mahasiswa Masyarakat Pancasila Indonesia (MPI) Universitas Sumatera Utara.
Tahun 2010 penulis bergabung dengan Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) Independen.
Tahun 2011 penulis diangkat menjadi ketua Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) Kerabat.
Tahun 2011, penulis pernah menjadi anggota partai nasional demokrat (NASDEM).
Tahun 2013 penulis pernah menjadi salah satu calon kandidat Gubernur FISIP USU.
Tahun 2012 hingga sekarang penulis menjadi anggota biasa di Masyarakat Pancasila Indonesia (MPI) Kota Medan.
Alamat e-mail penulis : christiansidabalok@yahoo.com
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dan segala
perlengkapan lainnya dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana dalam bidang Antropologi di Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
Pandangan masyarakat terhadap program asuransi kesehatan prudential di
kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan, yang merupakan judul dari
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara dalam bidang
Antropologi. Skripsi ini berisi kajian analisis yang didasarkan pada observasi
partisipasi dan wawancara penulis yang membahas mengenai bagaimana
masyarakat atau orang-orang yang bekerja di Kantor Pengadilan Tata Usaha
Negara di Kota Medan memandang program asuransi kesehatan, khususnya
asuransi kesehatan prudential.
Skripsi ini adalah jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca untuk perbaikan menuju
kesempurnaan skripsi ini. Dengan demikian penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Antropologi,
yaitu sebagai penambah wawasan selama masa perkuliahan.
Medan, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERSYARATAN ORIGINALITAS ... i
ABSTRAK ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
RIWAYAT HIDUP ...viii
KATA PENGANTAR ... ..ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ...xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tinjauan Pustaka ... 13
1.3. Rumusan Masalah ... 22
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 23
1.5. Metode Penelitian ...24
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Gambaran Umum Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) ... 28
BAB III PRUDENTIAL
3.1. Asuransi Prudential ... 41
3.2. Sejarah Asuransi Prudential ... 43
3.3. Motto Perusahaan ... 46
3.4. Visi Perusahaan ... 47
3.5. Empat Pilar (four pillars) ... 48
3.6. Struktur Organisasi ... 48
3.7. Jenis-jenis Produk PT. Prudential Life Assurance ... .49
BAB IV ASKES dan PRUDENTIAL 4.1. ASKES ... 54
4.2. Sejarah ASKES ... 55
4.3. Defenisi ASKES ... 64
4.4. Asuransi Prudential ... 71
4.5. Tujuan Asuransi Prudential ... 77
4.6. Premi Asuransi Kesehatan Prudential ...79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 86
5.2. Saran ...88
DAFTAR PUSTAKA ...91
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Kantor Pengadilan Tata Usaha (PTUN) sebelum pindah
ke lokasi yang baru ... 28
Gambar 2 : Kesibukan pegawai-pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) ... 29
Gambar 3 : Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di lokasi yang baru... 30
Gambar 4 : Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) ... 32
Gambar 5 : Logo Prudential ... 41
Gambar 6 : Salah satu Kantor Prudential di Kota Medan ... 43
Gambar 7 : Polis Asuransi Prudential ... 44
Gambar 8 : Polis Asuransi Prudential ... 46
Gambar 9 : Struktur Organisasi Prudential ... 48
Gambar 10 : Gedung ASKES Indonesia ... 63
ABSTRAK
Christian R L P Sidabalok 2014 judul skripsi : Pandangan Masyarakat Terhadap Program Asuransi Kesehatan Prudential di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, halaman, foto, lampiran surat penelitian.
Di zaman sekarang kesehatan menjadi sangat penting di dalam kehidupan manusia, dimana di dalam keseharian manusia tersebut bahaya ataupun resiko akan datang menghampiri manusia tersebut. Dalam hal ini resiko akan terjadinya kecelakaan ataupun penyakit tidak dapat ditebak atau diprediksi kapan datangnya, oleh karena itu penulis beranggapan bahwa datangnya penyakit itu harus diantisipasi dengan adanya asuransi kesehatan, asuransi kesehatan yang dimaksud disini adalah asuransi kesehatan prudential yang dimana asuransi ini dapat menanggung beban si tertanggung (nasabah) sehingga bilamana penyakit itu datang maka kerugian yang ditimbulkan akan dapat diambil alih oleh si penanggung.
Tulisan ini menceritakan bagaimana pandangan masyarakat terhadap program asuransi kesehatan prudential yang berada di kantor Pengadilan Tata Usaha Negara kota Medan, tulisan ini menceritakan tentang asuransi prudential didalam Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan, dimana masyarakat dilingkungan PTUN lebih mempercayakan kesehatannya kepada perusahaan asuransi prudential. Bagi mereka, Prudential adalah asuransi yang sangat terpercaya dan merupakan perusahaan asuransi yang sudah tidak perlu disanksikan lagi kredibilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat di Pengadilan Tata Usaha Negara terhadap asuransi kesehatan Prudential.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian ini membahas mengenai pandangan masyarakat terhadap
program asuransi kesehatan di Kota Medan, khususnya di Kantor Pengadilan Tata
Usaha Negara. Penulis merasa tertarik untuk mengkaji masalah ini, karena
asuransi kesehatan dinilai dapat menjamin biaya kesehatan masyarakat bilamana
terjadi gangguan kesehatan yang tidak terduga pada masyarakat. Lebih spesifik
penulis ingin melihat bagaimana perspektif atau pandangan masyarakat mengenai
asuransi kesehatan itu. Pada tulisan ini juga membahas bagaimana cara
masyarakat menilai asuransi mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Mahluk hidup yang bersosial memiliki kegiatan yang berhubungan dengan
alam sekitar, lingkungan tempat mereka tinggal dan lain sebagainya. Oleh karena
sifat sosial ini lah manusia menjadi selalu terikat dengan resiko yang bisa kapan
saja dan di mana saja tanpa ada batasan waktu.
Dalam menjalankan kehidupannya, manusia tidak akan selalu berada
dalam situasi yang mampu menjamin keberlangsungan hidupnya. Tidak ada satu
pun manusia yang mampu mengklaim bahwa dirinya akan selalu baik-baik saja,
terutama dalam hal kesehatan. Resiko penyakit yang tidak menentu inilah menjadi
faktor pendorong manusia untuk mencari solusi dalam menghadapi resiko yang
Sudah menjadi hal yang paling mendasar dalam sifat manusia, yakni
mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Sifat mendasar itulah yang
membuat manusia menjadi lalai dalam memelihara kondisi kesehatan, dalam
artian karena manusia selalu mencari kebutuhan materi, maka ia melupakan
kesehatan dirinya yang seharusnya menjadi sesuatu hal vital dalam kehidupan.
Memang tidak ada satu pun manusia yang menginginkan kesehatannya terganggu,
tetapi tidak ada satu manusia pun yang dapat menjamin kondisi kesehatannya
tetap prima di sepanjang hidupnya. Resiko akan selalu ada, baik itu yang datang
secara tiba-tiba, maupun yang sudah diprediksinya. Selain itu, kejadian yang
datang secara tidak sengaja juga menjadi resiko yang sangat besar di dalam
kehidupan, artinya manusia tidak mampu memprediksi bahwa dalam menjalankan
aktivitasnya akan selau dalam kondisi yang sehat dan baik-baik saja.
Pada dasarnya setiap manusia dalam kehidupannya akan mengalami
resiko. Resiko yang dihadapai bagi setiap manusia tidak sama, namun pada
dasarnya resiko tersebut dapat mengancam jiwa atau harta benda. Salah satu
resiko jiwa yang di hadapi setiap manusia adalah kemungkinan sakit. Dimana
resiko adalah ketidakpastian yang dapat menimbulkan keuntungan atau keugian.
Dalam hubungannya dengan asuransi, yang dimaksud resiko adalah resiko yang
dapat menimbulkan kerugian.
Manusia yang diberikan akal pikiran di harapkan dapat dan mampu
mengelola resiko sakit, sehingga apabila resiko tersebut benar-benar terjadi akan
sakit adalah dengan asuransi kesehatan, karena tujuan asuransi kesehatan adalah
untuk memperalihkan resiko sakit dari tertanggung kepada penanggung.
Resiko yang dialami manusia itu juga menimbulkan berbagai macam
kendala seperti terkendalanya pekerjaan manusia tersebut, juga dapat
menghilangkan nyawa manusia itu, oleh sebab itu disini penulis menjelaskan
sedikit tentang pentingnya asuransi bagi mahluk hidup sosial, dimana asuransi
tersebut dapat membantu biaya ataupun menjaga agar manusia tersebut dapat
bersosial tanpa takut akan berbagai macam resiko yang menimpa dirinya.
Dalam hidup kita dikelilingi oleh berbagai risiko, baik risiko yang besar
maupun tidak. Dalam menghadapi setiap risiko, setiap orang memiliki cara yang
berbeda-beda. Ada beberapa cara pengelolaan risiko yang digunakan untuk
mengendalikan tingkat risiko financial yang kita hadapi, yaitu :
1. Menghindari Risiko (Avoiding Risk)
Cara pengelolaan risiko yang paling mudah dilakukan adalah
menghindari risiko sama sekali.
2. Mengendalikan Risiko (Controlling Risk)
Kita dapat berusaha mengendalikan risiko dengan mengambil
langkah-langkah preventif untuk mencegah dan mengurangi risiko tersebut.
3. Menerima Risiko (Accepting Risk)
Secara sederhana menerima risiko sama dengan menanggung seluruh
4. Mengendalikan Risiko (Transferring Risk)
Apabila seseorang mengalihkan risiko ke pihak lain, maka ia
mengalihkan tanggung jawab finansial atas risiko tersebut ke pihak
lain, yang umumnya atas dasar pemberian imbalan.
Usaha mengalihkan resiko itu akan terasa manfaatnya setelah tujuan
terhadap pengalihan dari resiko tersebut dilakukan melalui suatu perjanjian yang
khusus untuk itu, yaitu perjanjian pertanggungan atau dalam praktek perusahaan
pertanggungannya lebih banyak dikenal dan dipakai dengan kata asuransi1.
Penanggulangan resiko tersebut melalui pembiayaan yaitu dengan
mengasuransikan suatu resiko kepada perusahaan asuransi2.
Dalam hal ini, penulis sebagai mahasiswa Antropologi mengkaji pikiran
manusia dalam memilih asuransi sebagai sesuatu yang dianggap mampu
mengurangi beban resiko yang dihadapi. Antropologi sebagai ilmu yang
mempelajari manusia melihat asuransi sebagai pilihan yang tepat bagi
sekelompok orang yang tergabung dalam anggota dari suatu asuransi, dimana
dalam tulisan ini memfokuskan pada Asuransi Prudential di Kantor Pengadilan
Tata Usaha Negara Kota Medan. Antropologi melihat pemilihan atas Asuransi
Prudential ini melalui suatu kepuasan tersendiri yang didapatkan oleh para
anggotanya.
1 Abdulkadir Muhammad, 1994, Pengantar Hukum Pertanggungan, Citra Aditya Bkati, Bandung, halaman 6.
Tidak dapat dipungkiri lagi yang menjadi kajian dalam tulisan ini adalah
para pegawai negeri sipil yang memang sudah terdaftar dalam program asuransi
kesehatan. Dimana selain mereka telah menjadi anggota asuransi kesehatan tetapi
mereka juga memilih Asuransi Kesehatan dari Prudential. Disini penulis merasa
tertarik untuk mengetahui alasan mendasar dari para pegawai negeri sipil yang ada
di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara di Kota Medan.
Pengertian pertanggungan pada umumnya diatur dalam KUH Perdata
Pasal 246 yang berbunyi sebagai berikut : pertanggungan adalah perjanjian timbal
balik antara penanggung dengan penutup asuransi, dimana penanggung
mengikatkan diri untuk mengganti kerugian dan atau membayar sejumlah uang
(santunan) yang ditunjuk, pada waktu penutupan perjanjian, kepada penutup
asuransi atau orang lain yang ditunjuk, pada waktu terjadinya evenemen,
sedangkan penutup asuransi mengikatkan diri untuk membayar uang premi3.
Dengan adanya perjanjian pertanggungan ini orang dapat sedikit lega
terhadap resiko yang mungkin terjadi atas jiwa, kesehatan, barang atau hartanya.
Peralihan resiko ini tidak begitu saja tanpa adanya kewajiban apa-apa dari pihak
yang mengalihkan. Hal ini harus diperjanjikan terlebih dahulu. Sebagai imbalan
dari peralihan resiko ini maka didalam perjanjian pertanggungan, pembayaran
premi adalah menjadi suatu keharusan. Premi itu adalah menjadi kewajiban bagi
tertanggung dan menjadi hak dari penanggung4.
3 H.M.N. Purwosutjipto, 1983, Pengertian Pokok Hukum Dagang Inonesia, Djambatan, Jakarta, halaman 10.
Dalam asuransi badan yang menyalurkan resiko disebut tertanggung dan
badan yang menerima resiko disebut penanggung. Perjanjian antara kedua badan
ini disebut kebijakan yakni sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah
dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh tertanggung disebut sebagai
premi, yang ditentukan oleh penganggung, untuk dana yang bisa diklaim dimasa
depan, biaya administratif dan keuntungan.
Pada umumnya dilihat dari sudut asuransi, setiap peristiwa yang tidak
sengaja, yang dapat membawa kerugian pada kekayaan kita, adalah bahaya atau
resiko. Resiko seperti biasa dalam bahasa sehari-hari adalah kemungkinan akan
rugi5.
Bahaya atau resiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang
merugikan dan tidak tentu, suatu keadaan terancam oleh peristiwa yang demikian.
Pada overdracht, maka dengan bahaya atau resiko ditunjukan peristiwa itu sendiri.
Asuradur menanggung akibat finansial dari terjadinya peristiwa yang tidak tentu,
maka untuknya bahaya atau resiko adalah kemungkinan yang dihadapinya untuk
membayar (kemungkinan kerugian). Kemungkinan kerugian ini adalah obyek dari
perjanjian6.
Penanggung sebagai pihak yang menerima peralihan resiko, mengikatkan
diri untuk mengganti kerugian apabila itu benar-benar menjadi suatu kenyataan.
Untuk kewajiban inilah penanggung membebani kewajiban kepada tertanggung,
5 H. Mashudi dan Moch. Chidir (Alm), 1998, Hukum Asuransi, Mandar Maju, Bandung, halaman 146.
untuk membayar premi. Premi itu sangat penting dibutuhkan untuk jalannya
perusahaan pertanggungan yang sehat.
Adanya premi merupakan syarat mutlak bagi penanggung sebagai
perusahaan pertanggungan. Yang menetapkan jumlah premi adalah penaggung
berdasarkan perhitungan kemungkinan dan statistik. Didalam praktek
pengetahuan mengenai hal tersebut adalah berkembang sebagai pengetahuan
tersendiri yang dikenal dengan pengetahuan aktuaria dan orang-orang memiliki
pengetahuan tersebut dinamakan aktuaris.
Didalam suatu pertanggungan yang tujuannya adalah semata-mata untuk
menggantikan kerugian, maka nilai dari benda yang dipertanggungkan itu adalah
penting untuk diketahui. Didalam keadaan dimana terjadi kehilangan seluruhnya,
maka nilai itulah yang harus diganti, dan kalau terjadi keadaan yang menimbulkan
kerugian maka jumlah kerugian itu haruslah diperhitungkan menurut nilai itu7.
Dengan adanya peranan asuransi itu, maka nampak pula manfaatnya bagi
kelancaran dan kelanjutan usaha pembangunan di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, manfaatnya adalah sebagai berikut8:
1. Asuransi itu memberikan rasa terjamin atau terlindungi dalam
menjalankan usaha,
2. Asuransi menaikkan efisiensi dan kegiatan perusahaan,
3. Asuransi cenderung kearah perkiraan atau penilaian biaya yang layak,
7 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1990, Hukum Pertanggungan (Pokok Pertanggungan Kerugian Kebakaran dan Jiwa), Seri Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, halaman 70.
4. Asuransi merupakan dasar pertimbangan atau persyaratan dari pemberi
suatu kredit,
5. Asuransi ikut serta mengurangi kerugian,
6. Asuransi itu menguntungkan masyarakat umum.
Pemerintah dari suatu negara khususnya di Indonesia sekarang berusaha
untuk menanggulangi resiko, terutama resiko kesehatan dan kecelakaan guna
membantu anggota masyarakatnya untuk mencapai kesejahteraannya. Di
Indonesia ada beberapa bentuk pertanggungan sosial antara lain :
1. Asuransi Angkatan bersenjata ( ASABRI)
2. Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN)
3. Asuransi Kesehatan (ASKES)
4. Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK)
Secara luas asuransi itu meliputi resiko sosial. Resiko sosial adalah segala
resiko yang terdapat dimasyarakat9. Asuransi sosial sering juga disebut asuransi
pemerintah karena diadakan oleh pemerintah melalui badan usaha yang didirikan
oleh pemerintah. Tujuan asuransi sosial ini adalah sekelompok masyarakat
tertentu yang menjalankan kegiatan atau profesi pula, terhadap resiko yang
mungkin dialami dalam menjalankan kegiatan atau profesi tersebut.
Bisnis asuransi10 masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan
negara kita pada waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di
negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor
perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya. Untuk menjamin
kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan
demikian usaha perasuransian di Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu,
yakni zaman penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II
atau zaman kemerdekaan. Pada waktu pendudukan bala tentara Jepang selama
kurang lebih tiga setengah tahun, hampir tidak mencatat sejarah perkembangan.
Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia Belanda pada zaman
penjajahan itu adalah :
Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan
Asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.
Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda,
perkembangan asuransi kerugian di Hindia Belanda terbatas pada kegiatan dagang
dan kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan
peranan asuransi belum dikenal oleh masyarakat, lebih-lebih oleh masyarakat
pribumi.
Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu
masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan
pengangkutan. Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran,
karena jumlah kendaraan bermotor masih sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh
Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada zaman penjajahan tidak tercatat
adanya perusahaan asuransi kerugian satupun. Selama terjadinya Perang Dunia II
kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti, terutama karena ditutupnya
perusahaan- perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris.
Setelah Perang Dunia usai, perusahaan-perusahaan Belanda dan Inggris
kembali beroperasi di negara yang sudah merdeka ini. Sampai tahun 1964 pasar
industri asuransi di Indonesia masih dikuasai oleh Perusahaan Asing, terutama
Belanda dan Inggris. Pada awal mulanya beroperasi di Indonesia mereka
mendirikan sebuah badan yang disebut “Bataviasche Verzekerings Unie” (BVU)
pada tahun 1946, yang melakukan kegiatan asuransi secara kolektif. Dengan
demikian dari setiap penutupan, masing-masing anggota BVU memperoleh share
tertentu. Cara ini dilakukan mengingat keadaan pada waktu itu belum teratur dan
tenaga asuransi masih kurang sekali.
Pada tahun 1950 berdiri sebuah perusahaan asuransi kerugian yang
pertama, yakni NV. Maskapai Asuransi Indonesia yang kemudian pada awal 2004
sudah menjadi PT. MAI PARK. Pada saat itu, sebagai perintis perusahaan
asuransi kerugian nasional yang pertama, maka perusahaan ini harus bersaing
dengan perusahaan asuransi asing yang unggul baik dalam faktor permodalan
maupun pengetahuan teknis.
Dengan berdirinya perusahaan asuransi kerugian nasional tersebut,
keberanian pengusaha nasional dipacu untuk mendirikan perusahaan-perusahaan
bahwa semua barang impor harus diasuransikan di Indonesia. Pengaturan ini
dimaksudkan untuk menanggulangi pemakaian devisa untuk membayar premi
asuransi di luar negeri.
Pada tahun 1953 berdiri pula perusahaan swasta nasional yang bergerak
dalam bidang reasuransi Belanda dan Inggris di Indonesia, pemakaian devisa
untuk membayar premi reasuransi ke luar negeri juga masih tetap besar. Untuk
menanggulangi hal ini, didirikanlah pada tahun 1954 sebuah perusahaan
reasuransi profesional, yakni “PT. REASURANSI .UMUM INDONESIA” yang
mendapat dukungan dari bank-bank pemerintah.
Lembaga yang tersebut terakhir ini mengeluarkan peraturan-peraturan
yang mengikat untuk perusahaan-perusahaan asuransi asing untuk menggunakan
jasa perusahaan reasuransi nasional. Langkah-langkah yang diambil pemerintah
dalam hal ini memberikan hasil yang diharapkan. Kegiatan PT. Reasuransi Umum
Indonesia pada tahun 1963 diperluas dengan kegiatan reasuransi jiwa. Pada saat
PT. Reasuransi Umum Indonesia didirikan, banyak perusahaan-perusahaan
asuransi kerugian nasional bermunculan, tetapi perkembangannya masih
terhambat oleh persaingan yang berat dari perusahaan-perusahaan asuransi swasta
asing. Pada waktu perjuangan mengembaiikan Irian Barat ke pangkuan Republik
Indonesia, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan milik Belanda.
Perusahaan-perusahaan Inggris dinasionalisasi dalam peristiwa konfrontasi.
Dikalangan masyarakat Cina kuno juga sudah dikenal konsep asuransi
yaitu masyarakat memberikan dana secara rutin kepada sinshe tanpa
keluarganya sakit, mereka membawa si sakit ke sinshe tanpa membayar lagi. Di
Timur Tengah, konsep asuransi juga sudah berkembang sejak zaman kuno yang
tumbuh dikalangan pedagang yang berbisnis di lintas daerah (kini lintas negara).
Berdagang digurun pasir luas dari Yaman di Selatan sampai Suriah di Utara atau
dari Libia di Barat sampai Iran di Timur mempunyai resiko kehilangan arah
karena luasnya gurun pasir. Untuk menghindari beban ekonomi para keluarga
yang berdagang jauh tersebut bersepakat mengumpulkan dana yang akan
digunakan untuk memberi santunan kepada anggota keluarga yang hilang atau
meninggal dalam perjalanan bisnisnya.
Asuransi sangat berkaitan erat dengan masyarakat, maka dari itu
pandangan masyarakat dinilai penting dalam melihat asuransi kesehatan tersebut.
Sebagian masyarakat memiliki anggapan bahwa asuransi merupakan hal penting
dan sebagian lagi menganggap bahwa asuransi tidak penting dan ada juga
sebagian masyarakat menganggap asuransi adalah hal yang tabu untuk
diperbincangkan. Biasanya asuransi sering dikaitkan dengan pendapatan.
Masyarakat sering sekali menganggap bahwa orang yang memiliki pendapatan
tinggi dan PNSlah yang mampu untuk mengikutsertakan diri dalam asuransi11.
Padahal tidak begitu seharusnya, tiap jenis asuransi memiliki sistem yang berbeda
dalam hal pembayaran premi, tergantung kepada nasabah tersebut semampu mana
ia membayar preminya.
Ketika kita berbicara mengenai pandangan, maka secara tidak langsung
kita melihat bagaimana pola pikir seseorang tersebut. Maka dari itu, perlu untuk
mengetahui bagaimana cara masyarakat memandang asuransi kesehatan yang ada.
Penulis menganggap bahwa hal ini patut dikaji karena mengingat bahwa banyak
perusahaan asuransi kesehatan yang mulai bermunculan. Melihat apakah
asuransi-asuransi kesehatan yang ada tersebut sesuai dengan kemauan masyarakat. Untuk
itu pandangan masyarakat menjadi penting dalam hal ini terutama masyarakat
kota Medan yang berada di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara yang bertempat
di Jalan Listrik Kota Medan.
1.2. Tinjauan Pustaka
Asuransi12 adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian
kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-kerugian
besar yang belum pasti. Dari perumusan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
orang bersedia membayar kerugian-kerugian yang sedikit untuk masa sekarang,
agar bisa menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu
mendatang. Misalnya, dalam Asuransi Kebakaran, seseorang mengasuransikan
rumahnya kepada perusahaan asuransi. Dalam hal ini orang tersebut membayar
premi terhadap perusahaan asuransi. Bilamana terjadi kebakaran, perusahaan akan
mengganti kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kebakaran tersebut.
Asuransi merupakan suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian
kecil yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian besar yang belum
pasti (A.Abbas Salim 1993:1). Dari perumusan tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa orang bersedia membayar kerugian-kerugian yang sedikit untuk masa
sekarang, agar bisa menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi
pada waktu mendatang. Misalnya, dalam Asuransi Kebakaran, seseorang
mengasuransikan rumahnya kepada perusahaan asuransi. Dalam hal ini orang
tersebut membayar premi terhadap perusahaan asuransi. Bilamana terjadi
kebakaran, perusahaan mengganti kerugian-kerugian yang disebabkan oleh
kebakaran tersebut.
Wirjono Prodjodikoro mengatakan bahwa : Asuransi atau dalam bahasa
Belanda “Verzekering” berarti pertanggungan. dalam suatu asuransi terlibat dua
pihak, yaitu yang satu sanggup menanggung atau menjamin, bahwa pihak yang
lain akan mendapatkan penggantian suatu kerugiaan, yang mungkin akan ia derita
sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau
semula belum dapat ditentukan akan saat terjadinya. Apabila kemudian ternyata
peristiwa yang dimaksud itu tidak terjadi13.
Sementara itu Muhammad Muslehuddin memberikan pengertian asuransi
sebagai berikut: istilah asuransi menurut pengertian railnya adalah iuran bersama
untuk meringankan beban individu kalau-kalau beban tersebut
menghancurkannya. Konsep asuransi yang paling sederhana dan umum adalah
suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang yang bias ditimpa
kerugian, kerugian tersebut menimpa salah seorang diantara mereka, maka beban
kerugian tersebut akan disebarkan keseluruh kelompok14.
Pada hakikatnya, semua asuransi bertujuan untuk menciptakan suatu
kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai resiko yang yang mengancam
13 Wirjono P rodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, Intermasa, Jakarta, 1986, halaman.1.
kehidupan manusia, terutama resiko terhadap kehilangan atau kerugian yang
membuat orang secara sungguh-sungguh memikirkan cara-cara yang paling aman
untuk mengatasinya15. Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme
untuk mengalihkan resiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko
dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko
ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak
penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security) serta
ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung
membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan
potensi kerugian yang mungkin dideritanya16.
Asuransi memiliki banyak jenis dan manfaatnya masing-masing. Adapun
jenis-jenisnya antara lain:
1. Asuransi Pengangkutan
2. Asuransi kebakaran
3. Asuransi kredit
4. Asuransi jiwa
5. Asuransi sosial
6. Asuransi tanggung gugat
7. Asuransi mobil
8. Asuransi kesehatan, dll.
15 Mehr dan Cammak-A. Hasyimi, Dasar-dasar Asuransi, Balai Aksara, Jakarta, 1981, halaman. 13.
Secara umum asuransi kesehatan merupakan sebuah jenis
produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan
para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan.
Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan
perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan
(out-patient treatment)17. Terdapat tiga jenis asuransi kesehatan yang berkembang di
Indonesia yakni:
asuransi kesehatan sosial (sosial health insurance), seperti PT. Askes untuk PNS dan penerima pensiun dan PT. Jamsostek untuk
tenaga kerja swasta.
asuransi kesehatan komersil perorangan (private voluntary health insurance), seperti Lippo life, BNI life, Tugu Mandiri, Takaful,
dan lain-lain.
asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance), seperti produk asuransi kesehatan sukarela oleh
PT. Askes.18
Perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia berjalan sangat lambat
dibandingkan dengan perkembangan asuransi kesehatan dibeberapa negara
tetangga di ASEAN. Penelitian yang seksama tentang fakta yang mempengaruhi
perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia tidak cukup tersedia.
Secara teoritis beberapa faktor penting dapat dikemukakan sebagai
penyebab lambatnya pertumbuhan asuransi kesehatan di Indonesia, diantaranya
deman (demand) dan pendapatan penduduk yang rendah, terbatasnya jumlah
17http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_kesehatan (akses 16 juli 2013).
perusahaan asuransi dengan buruknya kualitas fasilitas pelayanan kesehatan serta
tidak adanya kepastian hukum di Indonesia.
Penduduk Indonesia pada umumnya merupakan risk taken untuk
kesehatan dan kematian. Sakit dan mati dalan kehidupan masyarakat Indonesia
yang religius merupakan takdir Tuhan dan karenanya banyak anggapan yang
tumbuh di kalangan masyarakat Indonesia bahwa membeli asuransi berkaitan
sama dengan menentang takdir.
Hal ini menyebabkan rendahnya kesadaran penduduk untuk membeli atau
mempunyai asuransi kesehatan. Selanjutnya, keadaan ekonomi penduduk
Indonesia yang sejak merdeka sampai saat ini masih mempunyai pendapatan
perkapita sekitar $ 1000 AS per tahun,sehingga tidak memungkinkan penduduk
Indonesia menyisihkan dana untuk membeli asuransi kesehatan maupun jiwa.
Rendahnya deman dan daya beli tersebut mengkibatkan tidak banyak perusahaan
asuransi yang menawarkan produk asuransi kesehatan. Selian itu, fasilitas
kesehatan sebagai faktor yang sangat penting untuk mendukung terlaksananya
asuransi kesehatan juga tidak berkembang secara baik dan distribusinya merata.
Sedangkan dari sisi regulasi, pemerintah Indonesia relatif lambat
memperkenalkan konsep asuransi kesehatan kepada masyrakat melalui
kemudahan perizinan dan kepastian hukum dalam berbisnis asuransi atau
mengembangkan asuransi kesehatan sosial bagi masyarakat luas.
Asuransi kesehatan dinilai penting, karena mengingat bahwa dalam setiap
aktivitas yang dilakukan oleh manusia terdapar resiko buruk yang mungkin saja
adalah membayar biaya rumah sakit, biaya pengobatan dan mengganti kerugian
atas hilangnya pendapatan karena cedera ataupun kecelakaan yang dialami saat
melakukan aktivitas nasabah tersebut(Ali 1993: 100)19.Untuk itu asuransi
mengadakan jaminan bagi masyarakat agar mengambil alih semua beban resiko
dari tiap-tiap individu. Dalam hal mengambil alih resiko dari masyarakat, oleh
perusahaan asuransi dipungut suatu pembayaran (premi) (Salim 1993:39)20. Premi
ini dibayar sesuai dengan jenis asuransi yang di ambil oleh para nasabah
asuransi21. Saat ini cukup banyak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi
kesehatan antara lain; Prudential, AIA, Bumi Putera, Takaful, Lippo life, BNI life,
Tugu Mandiri, Manulife, Allianz dan lain-lain.
Masing-masing dari setiap perusahaan asuransi tersebut memiliki karakter
tersendiri, contohnya saja pada perusahaan asuransi Manulife yang memiliki
produk asuransi kesehatan bernama ProHealth yang menawarkan berbagai macam
manfaat penggantian biaya diantaranya adalah biaya rawat inap harian, biaya
rawat inap akibat penyakit kritis, biaya unit perawatan intensif, biaya
pembedahan, biaya konsultasi dokter, biaya resep obat, biaya ambulans, biaya tes
laboratorium, biaya dokter ahli dan sebagainya22. Lain lagi halnya dengan
asuransi Allianz yang memiliki produk asuransi kesehatan bernama SmartHealth
Maxi Violet yang menawarkan jenis asuransi kesehatan perorangan. Asuransi ini
19 Ali,Hasymi A. 1993 Bidang Usaha Asuransi, Bumi aksara, Jakarta. Hal 100
20 Hal ini terdapat pada fungsi asuransi jiwa poin pertama, mengenai asuransi jiwa, dalam buku “dasar-dasar asuransi” drs.A.Abas Salim, penerbit PT. Raja Grafindo Persada 1993 hal 39.
21 Nasabah asuransi adalah sebutan bagi orang yang mengikut sertakan dirinya dalam program asuransi.
memberikan penggantian biaya perawatan rawat inap sekaligus santunan kematian
apabila seseorang menderita penyakit atau mengalami kecelakaan 23.
Ada 4 (empat) unsur yang terlibat dalam asuransi, yaitu :
1. Penanggung atau insurer adalah yang memberikan proteksi
2. Tertanggung atau insured adalah si penerima proteksi
3. Peristiwa atau accident yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya
atau peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian oleh peristiwa itu
4. Kepentingan atau interest yang di asuransikan yang mungkin akan
mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa tersebut.
Dari pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa seseorang bersedia
membayar kerugian yang sedikit untuk masa yang sekarang agar dapat
menghadapi kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang.
Berbicara mengenai asuransi Jhon H. Magge dalam salim
mengklasifikasikan asuransi sebagai berikut:
Jaminan sosial (Sosial Insurance), jaminan sosial merupakan “asuransi
wajib”, karena itu setiap orang atau penduduk harus memilikinya. Jaminan
ini bertujuan supaya setiap orang mempunyai jaminan untuk hari tuanya
(old age). Bentuk ini dilaksanakan dengan “paksa”, misalnya dengan
pemotongan gaji pegawai sekian persen setiap bulannya (umpamanya
10%). Contoh jaminan sosial yang lain ialah, jika seseorang sakit harus
dijamin pengobatannya, kecelakaan, invalid, mencapai umur ketuaan, atau
hal-hal yang menyebabkan timbulnya pengangguran.
Asuransi sukarela (Voluntary insurance), bentuk asuransi ini dijalankan
dengan sukarela, jadi tidak dengan paksaan seperti jaminan sosial.
Sehingga setiap orang bebas memilih apakah ikut serta atau tidak dalam
hal asuransi sukarela ini. Asuransi sukarela ini terbagi atas dua bagian
yakni; goverment insurance, yaitu asuransi yang dijalankan oleh
pemerintah atau negara. Misalnya jaminan yang diberikan kepada prajurit
yang cacat sewaktu peperangan (di Indonesia misalnya jaminan bagi kaum
veteran).
Commercial insurance, yaitu asuransi yang bertujuan untuk melindungi
seseorang atau keluarga serta perusahaan dari resiko-resiko yang bisa
mendatangkan kerugian. Tujuan perusahaan asuransi di sini ialah
komersial dengan motif keuntungan (provit motive) serta digolongkan
dalam dua bagian yang pertama adalah asuransi jiwa (personal life
insurance) dan kedua asuransi kerugian (property insurance). (1993: 2).
Asuransi sangat berkaitan erat dengan masyarakat, maka dari itu
pandangan masyarakat dinilai penting dalam melihat asuransi kesehatan tersebut.
Sebagian masyarakat memiliki anggapan bahwa asuransi merupakan hal penting
dan sebagian lagi menganggap bahwa asuransi tidak penting dan ada juga
sebagian masyarakat menganggap asuransi adalah hal yang tabu untuk
diperbincangkan. Biasanya asuransi sering dikaitkan dengan pendapatan.
tinggi dan PNS lah yang mampu untuk mengikutsertakan diri dalam asuransi24.
Padahal tidak begitu seharusnya, tiap jenis asuransi memiliki sistem yang berbeda
dalam hal pembayaran premi, tergantung kepada nasabah tersebut semampu mana
ia membayar preminya.
Ketika kita berbicara mengenai pandangan, maka secara tidak langsung
kita melihat bagaimana pola pikir seseorang tersebut. Maka dari itu, perlu untuk
mengetahui bagaimana cara masyarakat memandang asuransi kesehatan yang ada.
Penulis menganggap bahwa hal ini patut dikaji karena mengingat bahwa banyak
perusahaan asuransi kesehatan yang mulai bermunculan. Melihat apakah
asuransi-asuransi kesehatan yang ada tersebut sesuai dengan kemauan masyarakat. Untuk
itu pandangan masyarakat menjadi penting dalam hal ini terutama masyarakat
kota Medan yang berada di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara yang bertempat
di Jalan Listrik Kota Medan.
Pandangan masyarakat terhadap program asuransi juga berkatitan dengan
perubahan sosial budaya, karena pandangan masyarakat terhadap sesuatu akan
berhubungan dengan alam, segala hal yang ada di alam ini pasti berubah demikian
juga dengan masyarakat dan kebudayaan manusia selalu berubah dan tidak
putus-putusnya. Koentjaraningrat, dalam bukunya Pengantar Antropologi menjelaskan
bahwa perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan ke dalam
beberapa bentuk yaitu25 :
24 Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat.
Perubahan - perubahan yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang besar
pengaruhnya.
Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan.
Bilamana ada perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat tersebut
maka pandangan masyarakat tersebut juga akan berpengaruh terhadap segala
sesuatu yang dilihat manusia tersebut, oleh sebab itu perubahan sosial akan
berdampak terhadap cara pandang masyarakat, dengan perubahan sosial ini maka
manusia akan dapat menelaah program-program asuransi mana yang tepat untuk
diri mereka dan juga dampak lingkungan mereka terhadap dirinya.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penelitian ini adalah
penelitian yang befokus pada pandangan masyarakat terhadap program asuransi
kesehatan yang berada di lingkungan masyarakat itu sendiri. Pada penelitian ini
penulis mencoba mengkaji pandangan masyarakat terhadap program asuransi
kesehatan yang berada di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan.
Maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Pandangan
Masyarakat terhadap program asuransi kesehatan?” dan dapat dirincikan menjadi
beberapa pokok pertanyaan yakni:
1. Bagaimana masyarakat memandang asuransi kesehatan ?
2. Apa pengaruh asuransi kesehatan bagi masyarakat saat ini?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pandangan masyarakat terhadap program yang ditawarkan oleh
asuransi dan juga sebagai masukan bagi pihak asuransi agar tidak hanya
memikirkan peluang bisnis yang sedang dijalankannya melainkan juga
memperhatikan para nasabah yang telah bergabung di dalam asuransi tersebut.
Manfaat dari penelitian ini adalah terbentuknya suatu pola pikir baru
dalam memandang asuransi kesehatan. Mengenalkan pada masyarakat apa
sebenarnya asuransi kesehatan itu. Memperkaya pengetahuan bagi para pembaca
mengenai cara pandang masyarakat dalam melihat asuransi kesehatan itu
sebenarnya.
1.5. Metode Penelitian
Penelitian26 adalah suatu tindakan yang dilakukan secara sistematik yang
bertujuan untuk mengungkapkan atau membuktikan sesuatu, yang dilakukan
dengan berdasarkan atas konsep-konsep dan teori-teori27 yang sesuai dengan
tujuan, dan dengan cara-cara ilmiah yang dapat dipertanggung-jawabkan menurut
disiplin ilmu pengetahuan masing-masing.
26 Pengertian ini diambil penulis dari sebuah bahan copyan kuliah, yang dikompilasi oleh Bapak Zulkifli Lubis, selaku dosen Departermen Antropologi FISIP USU. Tanggal penerbitan bahan copyan ini 26 April 2008.
Setiap penelitian tentunya memiliki metode dalam mengulas inti dari
permasalahan yang diteliti. Metode Penelitian adalah cara-cara dan prosedur yang
dilakukan untuk mengumpulkan data secara bertanggung-jawab sesuai dengan
masalah yang diteliti dan disiplin ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana penulis
sebagai mahasiswa Antropologi FISIP USU mempelajari metode ini dalam studi
perkuliahannya, dan juga metode penelitian kualitatif ini sangat efisien digunakan
dalam disiplin ilmu Antropologi khususnya.
Penelitian yang telah dilakukan ini adalah penelitian kualitatif yang
bersifat deskriptif, yaitu memaparkan bagaimana asuransi dipandang oleh
masyarakat. Dalam tulisan ini penulis memfokuskan pemaparannya hanya pada
sekumpulan manusia yang memandang asuransi sebagai sesuatu yang dianggap
dapat membantu mereka menghadapi masalah yang akan terjadi di masa depan.
Penulis memaparkannya melalui hasil penelitian langsung dengan
masyarakat yang diteliti, dimana masyarakat yang menjadi subjek dalam
penelitian ini merupakan pegawai negeri sipil yang bertugas di Kantor Pengadilan
Tata Usaha Negara yang menjadi nasabah di Asuransi Prudential. Penelitian
Kualitatif didasarkan pada upaya untuk membangun pandangan mereka yang
diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan rumit28.
Penelitian ini bersifat etnografi, yang mana dalam penelitian etnografi si
peneliti harus mempelajari perilaku, kebiasaan dan pola hidup. Etnografi juga
melibatkan penelitian yang cukup panjang dan biasanya juga diikuti dengan
wawancara terhadap masing-masing individu atau kelompok tersebut. Etnografi
adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi
merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori
etnografi, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan29. Etnografi berulang kali
bermakna untuk membangun suatu pengertian yang sistematik mengenai semua
kebudayaan manusia dari perspektif orang yang telah mempelajari kebudayaan
itu.
Di dalam penelitian ini ada 2 jenis data yang digunakan oleh penulis, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari
lapangan melalui observasi dan juga melalui wawancara. Dan ada juga data
sekunder dan data ini diperlukan untuk melengkapi data primer yang diperoleh
dari buku ilmiah ataupun dokumen juga media massa dari internet.
Teknik pengumpulan data utama di dalam penelitian ini adalah Teknik
observasi partisipasi dan juga Teknik wawancara.
1. Observasi partisipasi
Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat
diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan
untuk ditafsirkan secara ilmiah. Secara ideal peneliti harus berpartisipasi di dalam
kehidupan masyarakat dan mengamati langsung tingkah laku banyak warga dari
kelompok masyarakat30. Metode observasi partisipasi juga ada baiknya bila
disertai dengan pedekatan holistik dimana pendekatan yang secara menyeluruh
terhadap masyarakat agar lebih memudahkan di dalam pengumpulan data yang
diperlukan oleh si peneliti.
Observasi partisipasi dilakukan untuk melihat bagaimana budaya juga
tingkah laku dan pola pikir pada individu ataupun kelompok manusia di dalam
keseharian mereka agar lebih memudahkan si peneliti di dalam mengkaji
pandangan masyarakat terhadap program asuransi khususnya asuransi prudential.
Sehingga peneliti dapat mengetahui dasar-dasar pemikiran masyarakat tersebut
mengapa mereka memilih asuransi prudential.
2. Wawancara
Wawancara, yaitu dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan
mendalam dari objek penelitian, wawancara yang dilakukan di penelitian ini
adalah wawancara mendalam (depth interview) yaitu proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian yang dihasilkan dari proses tanya jawab antara
peneliti dan informan dengan cara bertatap muka.
Berbicara mengenai asuransi juga berbicara tentang organisasi dimana
asuransi termasuk di dalam satu organ yang bergerak untuk menjamin kesehatan
para nasabah bilamana terjadi gangguan kesehatan. Jadi, penelitian ini masuk ke
dalam kajian Antropologi Kognitif yang dimana antropologi kognitif merupakan
suatu pendekatan idealis unutk mempelajari kondisi manusia. Bidang antropologi
kognitif berfokus pada studi tentang hubungan antara budaya manusia dan pikiran
manusia. Berbeda dengan beberpa pendekatan antropologi sebelumnya, budaya
tidak dipandang dari fenomena material, tetapi organisasi lebih kognitif dari
Dalam penelitian ini nantinya penelitian akan menggunakan beberapa alat
pendukung guna mengumpulkan data. Yang mana peneliti akan menggunakan
catatan lapangan dan alat perekam serta kamera untuk mempermudah saat
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1. Gambaran Umum Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Gambar 1 : Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebelum pindah ke lokasi yang baru.
PTUN adalah singkatan dari Pengadilan Tata Usaha Negara, yang di
dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 disebut juga Pengadilan Administrasi
Negara31. Sudah sepuluh tahun PTUN berdiri, tetapi masih saja ada
perdebatan-perdebatan tentang keberadaannya, baik yang bersifat konsepsional, maupun
mengenai praktek pelaksanaannya. “Konsepsional” menyangkut masalah-masalah
yuridis, subjek perkara, objek perkara, dan sebagainya, sedangkan “praktek”
menyangkut masalah-masalah prosedur, pelakasanaan putusan, dan lain-lain32.
Gambar 2 : Kesibukan pegawai-pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) di Kota Medan sebelumnya berada
di Jl. Listrik, akan tetapi sekarang Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) telah
pindah lokasi. Lokasinya sekarang berada di jalan Bunga Raya No. 18, Kelurahan
Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang.
Gambar 3 : Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di lokasi yang baru.
Ketika penulis mewawancarai salah seorang informan yaitu pegawai di
PTUN (informan tidak ingin namanya dipublikasikan), dan saya menanyakan :
Penulis : “Mengapa kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
(PTUN) pindah lokasi? dan dimana sekarang alamat kantor
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan tersebut?”
Informan : “Pindahnya Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) ke jalan
Bunga Raya tersebut disebabkan oleh karena berbagai hal,
jalan Listrik No. 10 Medan, tidak sesuai dengan prototipe
Mahkamah Agung. Selain itu, lahan parkir yang berada di
jalan Listrik tersebut tidak sesuai, lahan parkirnya tidak begitu
luas, sehingga banyak kendaraan yang tidak kebagian tempat
parkir, apalagi bila sedang ada acara di kantor pengadilan
tersebut.
Penulis : “Jadi dimana kendaraan-kendaraan pengunjung tersebut akan
diparkirkan apabila sedang ada acaradi kantor Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan?”
Informan : “Bila sedang ada acara, maka biasanya sebagian badan jalan
akan dipakai untuk memarkirkan kendaraan-kendaraan
pengunjung kantor pengadilan, sehingga tidak efisien dan
menyebabkan jalan menuju kantor pengadilan menjadi sempit.
Maka dari itu, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Gambar 4 : Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
2.2. Sejarah PTUN
Negara Republik Indonesia33 adalah negara hukum yang berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara RI 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara
dan bangsa yang sejahtera aman, tentram, dan tertib. Dalam usaha mencapai
tersebut pemerintah melalui aparaturnya dibidang TUN, diharuskan berperan
positif aktif dalam kehidupan mayasarakat. Menyadari sepenuhnya peran positif
aktif pemerintah dalam kehidupan masyarakat, maka pemerintah perlu
mempersiapkan langkah menghadapi kemungkinan timbulnya perbenturan
kepentingan, perselisihan, atau sengketa antara badan atau pejabat TUN dengan
warga masyarakat.
Untuk menyelesaikan sengketa tersebut dari segi hukum perlu dibentuk
peradilan TUN, oleh karena pembentukan peradilan TUN sebagai bagian
pembangunan hukum nasional yang berwatak dan bersifat integral serta
dilaksanakan berkesinambungan sebagaimana diamanatkan oleh Ketetapan MPR
R.I No.II/MPR/1983 tentang GBHN.
Peradilan TUN merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman
yang ditugasi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa dibidang
TUN.
Memang Peradilan di bidang TUN merupakan lembaga baru dalam tatanan
hukum Indonesia dan pembentukannya memerlukan perencanaan serta persiapan
yang sebaik-baiknya sehingga pelaksanaannya perlu dilakukan secara bertahap.
Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara diundangkan pada
tanggal 29 Desember 1986 yaitu Undang-Undang No. 5 tahun 1986, yang
berdasarkan ketentuan Penutup pada Bab VII Pasal 145 beserta penjelasannya
pada dasarnya mengatur tentang penerapan Undang-Undang Nomor: 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara baru bisa diterapkan 5 (lima) tahun
kemudian.
Pada tanggal 14 Januari 1991 dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 1991 Tentang Penerapan Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan TUN. Namun demikian sebagai langkah awal pada tahun 1990
Usaha Negara dengan dikeluarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1990 tentang
Pembentukan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta, Medan dan Ujung Pandang pada
tanggal 30 Oktober 1990, yang pada Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang No. 10
Tahun 1990 tersebut diatur bahwa "Pengadilan Tinggi TUN Medan Daerah
hukumnya meliputi Sumatera Utara, Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat,
Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu dan Lampung.
Sebagai tindak lanjut ketentuan diatas, dikeluarkan Keppres No. 52 Tahun
1990 tanggal 30 Oktober 1990 Tentang Pembentukan PTUN Jakarta, Medan,
Palembang, Surabaya dan Ujung Pandang, Keppres tersebut pada Pasal 2 ayat (2)
mengatur daerah hukum PTUN Medan Meliputi seluruh Kabupaten dan Kota
Madya Tingkat II yang terdapat dalam Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara,
Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat dan Riau.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa Pengadilan Tata
Usaha Negara Medan merupakan salah satu dari 5 (lima) PTUN sebagai perintis
lahirnya PTUN di Indonesia bersama-sama dengan PTUN Jakarta, Ujung
Pandang, Palembang, dan Surabaya.
Selanjutnya sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No. 5
Tahun 1986 tentang Peradilan TUN yang menyatakan "PTUN berkedudukan di
Kotamadya atau Ibukota Kabupaten, dan daerah hukumnya meliputi wilayah
Kotamadya atau Kabupaten" untuk realisasinya perlu tahapan-tahapan dimulai
dari satu per provinsi sehingga azas peradilan cepat dan biaya murah dapat
diterapkan di Peradilan TUN, sebagai realisasinya dikeluarkannya Keppres. No.
di Semarang, dan di Padang, tanggal 19 Maret, dilanjutkan dengan Keppres. No. 2
Tahun 1997 tentang Pembentukan PTUN Banda Aceh, Pekanbaru, Jambi,
Bengkulu, Palangkaraya, Palu, Kendari, Yogyakarta, Mataram dan Dili.
Dengan terbentuknya PTUN yang bersangkutan khususnya PTUN Padang,
Banda Aceh, dan Pekanbaru yang masing-masing memiliki wilayah hukum pada
Provinsi Sumatera Barat, Daerah Istimewa Aceh, dan Riau maka daerah hukum
PTUN Medan praktis hanya meliputi wilayah hukum Provinsi Sumatera Utara.
Dengan demikian maka pada setiap Propinsi di Indonesia telah berdiri
Pengadilan Tata Usaha Negara, kecuali Provinsi-provinsi baru yang dibentuk
seiring dengan era otonomi daerah dewasa ini, seperti Provinsi Banten, Bangka
Belitung, Kepulauan Riau (Kepri), Gorontalo, Maluku Utara, dan seterusnya
belum dibentuk Pengadilan Tata Usaha Negara.
Dasar Hukum PTUN
1. Ketetapan MPR. RI. NO. II/ MPR/ 1983 Tentang Garis-garis Besar
Haluan Negara
2. Undang-Undang Dasar 1945 (sekarang UUD Negara Kesatuan RI Tahun
1945)
3. UU NO. 14 Tahun 1985 jo Undang-Undang NO. 5 Tahun 2004 Tentang
Perubahan Atas UU NO. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung
4. UU NO. 14 Tahun 1970 jo UU NO. 35 Tahun 1999 jo UU NO. 4 Tahun
5. UU NO. 5 Tahun 1986 jo UU NO. 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara
6. UU NO. 10 Tahun 1990 Tentang Pembentukan PT. TUN Jakarta, Medan
dan Ujung Pandang
7. Keppres NO. 52 Tahun 1990 Tentang Pembentukan PTUN di Jakarta,
Medan, Palembang, Surabaya dan Ujung Pandang
8. Peraturan Pemerintah RI. NO. 7 Tahun 1991 Tentang Penerapan UU NO.
5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
9. Keputusan Presiden NO. 16 Tahun 1992 Tentang Pembentukan
Pengadilan Tata Usaha Negara di Bandung, di Semarang dan di Padang
10.Keputusan Presiden NO. 2 Tahun 1997 Tentang Pembentukan PTUN
Banda Aceh, Pekan Baru, Jambi, Bengkulu, Palangkaraya, Palu, Kendari,
Yogyakarta, Mataram dan lain-lain.
Visi dan Misi PTUN
Visi : terwujudnya Badan Peradilan Tata Usaha Negara yang Agung
Misi :
1. Menjaga kemandirian badan peradilan
2. Membentuk pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peadilan
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) adalah Badan Peradilan resmi
negara yang didirikan Pemerintah. Selain memperhatikan kenyamanan gedung
dan luas lahan parkir, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Medan (PTUN) juga
tidak lupa memperhatikan kesejahteraan para pegawai-pegawainya. Misalnya
dalam aspek asuransi.
Asuransi Prudential adalah salah satu asuransi yang di pakai di kantor
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan (PTUN). Pegawai-pegawai di kantor
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan (PTUN) sangat menyukai dan merasa
nyaman di bawah naungan asuransi Prudential di kantor PTUN. Penulis merasa
penasaran mengapa dari sekian banyak asuransi, asuransi Prudential lah yang
menjadi primadona di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan (PTUN). Maka
penulis pun mewawancarai salah seorang pegawai di kantor Pengadilan Tata
Usaha Negara Medan (PTUN).
Penulis : “Bagaimana pandangan orang-orang disekitar kantor
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan (PTUN) terhadap
asuransi Prudensial ?”
Informan : “Pandangan orang yang ada di kantor Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan (PTUN) melihat Asuransi Prudensial adalah
Prudensial sangat bagus dan sangat membantu pegawai
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan (PTUN) dalam hal
memberikan pelayanan yang prima kepada nasabahnya. Dan
juga untuk mengajak pegawai mengerti akan masa depan
lewat asuransi Prudensial, yang mana selain asuransi
kesehatan dan jiwa, juga dapat membuat rencana kebutuhan
masa depan anak-anak dan keluarga lewat menginvestasikan
dana yang dapat membantu menyediakan kebutuhan di masa
yang akan datang, dan dapat mensejahterakan keluarga
Penulis : apa-apa saja program Prudensial di Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan (PTUN) ?
Informan : program asuransi aparudensial yang ada di kantor Pengadilan
Tata Usaha Negara Medan (PTUN), yaitu : Kesehatan, Jiwa
dan Tabungan Investasi.
Penulis : jadi menurut anda, apa perbedaan antara ASKES dan
Prudensial ?
Informan : menurut saya ASKES adsalah Asuransi Kesehatan yang dibuat
pemerintah untuk pegawai negeri sipil (PNS) dalam menjamin
kesehatan saja, sedangkan Prudensial adalah Asuransi pihak
swasta yang memiliki program tidak hanya kesehatan tetapi
Prudential bukanlah suatu perusahaan yang asing ditelinga masyarakat
khususnya masyarakat di Kota Medan. Banyak masyrakat yang sudah
mempercayai kualitas dan mutu perusahaan asuransi tersebut, sehingga kemudian
bergabung menjadi nasabahnya. Tetapi walaupun sudah memiliki nama besar,
tetap saja ada pandangan yang positif maupun negatif yang dirasakan oleh
nasabahnya.
Menurut hasil penelitian saya, dampak positif yang dirasakan nasabah
adalah :
1. Untuk menjaga kesejahteraan atau kesehatan dimasa yang akan datang
2. Adanya jaminan kepuasan dalam pelayanan kepada nasabahnya
3. Nasabah dibantu oleh perusahaan asuransi Prudential untuk memilih premi
berdasarkan penghasilan perbulan dari nasabah tanpa memberatkan
nasabah tersebut.
4. Nasabah memiliki tabungan untuk masa yang akan datang.
Dampak negatifnya adalah :
1. Harus benar-benar menaati aturan-aturan yang sudah menjadi ketetapan
perusahaan asuransi tersebut.
2. Perusahaan memberikan sanksi kepada nasabah yang melanggar aturan,
berupa :
Apabila ada klaim asuransi dari nasabah, maka pihak asuransi tidak