• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 2

DOKUMENTASI

Foto didepan Kantor Kepala Desa Pekubuan

(4)

Foto Rumah Kepala Desa Pekubuan

(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Abe, Alexander. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif. Yogyakarta : Pustaka Jogja

Mandiri.

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Ali, Farid. 1997. Metodologi Penelitian Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi dan

Pemerintahan. Jakarta: Rajawali Pers.

Cohen and Uphoff. 1977. Rural Development Participation, Concept and Measure for

Project Design, Implementation and Evaluation. New York: Cornell University.

Dwipayana, Ari. 2003. Pembaharuan Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fasli Jalal dan Dedi Supriadi.2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah.

Jakarta: Depdiknas Bapenas Adicitakaryanusa.

H.A.R. Tilaar. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan: Kajian Menejemen Pendidikan Nasional

dalam Pusaran Kekuasaan . Jakarta: Rinika Cipta.

Ife, Jim. 1995. Community Development, Creating Community Alternatives Vision Analysis

and Practice. Melbourne: Longmen Australia Pty Ltd.

Juliantara, Dadang. 2004. Pembaharuan Kabupaten. Yogyakarta: Pembaharuan.

Ketaren, Nurlela. 2008. Administrasi Pembangunan, USU: Word Press.

Levinson, David and Malvin Ember (eds), 1996. Encyclopedia of Cultural Anthropology.

New York : American Reference Publishing Company, Inc.

Moeljarto, Tjokrowinoto. 1999. Restrukturisasi Ekonomi dan Birokrasi. Yogyakarta: Kreasi

Wacana.

(9)

Ndraha, Taliziduhu, 1999. Pengantar Teori Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta:

Erlangga.

Oakley, Peter, at all. 1991. Project With People, The Practice of Participation in Rural

Development. Ganevallo.

Poerbakawatja, Soegarda, dkk. 1981. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Randy, Riant. 2006. Managemen Pembangunan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Rivai Veithzal. 2004, Kepemimpinan. Jakarta: Grafindo Persada.

Safi’i, M. 2007. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Persepektif

Teoritik. Malang: Averroes Press.

Sastropoetro, Santoso. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Siagian P. Sondang. 2000. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara.

Singarimbun. Masri. 1989. Metode Penelitian Survay. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.

Siti Irene Astuti Dwiningrum. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali.

Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju Partisipasi Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumampouw, Monique. 2004. Perencanaan Darat-Laut yang Terintegrasi dengan

Menggunakan Informasi Spasial yang Partisipatif. Jacub Rais, et al. Menata

(10)

Suroto. 1983. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta:

Gajamadah University.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial: Bergabai Alternatif Pendekatan. Jakarta :

Prenada Media.

Wasistiono, Sadu. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV Fokus media

Widi Astuti. (2008). Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Kegiatan

Ekstrakurikuler di SD Negeri Se Kecamatan Godean. Skripsi. FIP UNY.

Widjaja, HAW. 2004. Otonomi Desa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumber Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan

Sumber Internet:

http://www.kompasiana.com/simonmanalu/konsep-otonomi-daerah-good-governance-dan-reinventing-government-dalam-pembangunan-daerah diakes pada 13 November 2015 pukul

(11)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah Desa

Desa Pekubuan adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tanjung Pura dan

merupakan desa yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Langkat. Namun, desa ini terlah

berdiri cukup lama dan nama awal desa Pekubuan adalah Kubu yang asrtinya pertahanan

perang antara Langkat dengan Aceh, lebih kurang pada tahun 1920 dan akhirnya pada masa

kepemimpinan penghulu kampung yang bernama Lohen sebagai penghulu kampung yang

pertama mengubah nama Kubu menjadi Kampung Pekubuan pada tahun 1927.

Kemudian beberapa tahun timbul pula penghulu yang kedua bernama Laras. Laras

memiliki empat orang anak, anak pertamanya bernama Matcit. Berhubung Matcit ini buta

huruf dan tidak dapat untuk memimpin kampong, maka Laras mengambil inisiatif bahwa

yang akan menggantikan kedudukannya adalah menantunya yang bernama Tambah sebagai

penghulu yang ketiga untuk memimpin kampung Pekubuan tepatnya pada tahun 1940. Masa

itu disebut zaman kesultanan. Dengan perkembangan zaman, maka pada lebih kurang tahun

1973 Kampung Pekubuan menjadi Desa Pekubuan.

3.2. Keadaan Umum

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keadaan Desa Pekubuan maka berikut ini

penulis akan memberikan gambaran secara singkat mengenai beberapa aspek penting untuk

(12)

3.2.1. Keadaan Geografis

a. Letak Wilayah

Batas-batas wilayah Desa Pekubuan yaitu sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Desa Pematang Cengal

- Sebelah Selatan : Desa Kel. Pekan dan Desa Lalang

- Sebelah Barat : Desa Teluk Bakung

- Sebelah Timur : Desa Pantai Cermin

b. Luas Wilayah

Desa Pekubuan merupakan desa yang bertipologi dataran rendah dengan luas wilayah 640

Ha.

c. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yang ada di Desa Pekubuan adalah pertanian, peternakan, dan

perikanan.

d. Orbitrasi

Orbitrasi/jarak dari pusat-pusat Pemerintahan, yaitu:

1. Jarak ke ibukota kecamatan sekitar ½ km

- Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan dengan kendaraan bermotor sekitar 0,10

jam

- Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan dengan berjalan kaki atau kendaraan non

motor sekitar ¼ jam

(13)

- Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten dengan kendaraan bermotor sekitar 0,45

jam

- Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten dengan berjalan kaki atau dengan

kendaraan non motor sekitar 2 jam

3. Jarak ke ibukota provinsi adalah sekitar 60 km

- Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi dengan kendaraan bermotor sekitar 2 jam

- Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi dengan berjalan kaki atau dengan

kendaraan non motor sekitar 15 jam

e. Karakteristik Desa

Desa Pekubuan merupakan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian

sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor pertanian tanaman

pangan dengan hasil utama padi dan palawija. Sedangkan pencaharian lainnya diantaranya :

perdagangan, nelayan/perikanan dan sektor industri kecil dan menengah secara perorangan.

3.2.2. Keadaan Demografi

Penduduk merupakan unsur terpenting bagi desa yang meliputi jumlah, pertambahan,

kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat (Bintarto, 1983:13).

Jumlah penduduk di Desa Pekubuan sampai dengan akhir tahun 2010 berjumlah 5115 jiwa

(14)

Penduduk Desa Pekubuan adalah mayoritas beragama Islam yaitu hampir 98%

beragama islam dan 0,2% beragama lainnya. Mayoritas suku di Desa Pekubuan adalah suku

melayu. Selain itu Desa Pekubuan juga dihuni oleh masyarakat yang bersuku jawa, banjar,

Sumber Data: RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan

Corak kehidupan masyarakat di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.

Masyarakat merupakan suatu “gemeinschaft” yang memiliki unsur gotong royong yang kuat.

Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakan “face to face group” dimana

mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal diri sendiri”. (Wasistiono,2006:11) Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di desa Pekubuan beraneka ragam, dimana

mata pencaharian penduduknya sebagian besar bekerja sebagai petani/buruh tani, dan hanya

sebagian kecil menekuni bidang swasta dan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini dikarenakan desa

Pekubuan merupakan perdesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian sebagian

besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor pertanian tanaman pangan dengan

hasil utama padi dan palawija. Maka pencaharian penduduk secara umum dapat dilihat pada

tabel 3.3.

(15)

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak pula diantara masyarakat yang

tidak memiliki sumber pendapatan tetap. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

masyarakat di Desa Pekubuan yang masih rendah. Berikut sarana dan prasarana pendidikan

yang ada di Desa Pekubuan pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan Jumlah (unit) Gedung SMA/Sederajat 1

Gedung SMP/Sederajat 2

Gedung SD/Sederajat 3

Sumber Data: RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan

3.3. Gambaran Umum Pemerintahan Desa Pekubuan

Visi Misi Desa Pekubuan

a. Visi

Hadir Lebih Dekat Melayani Masyarakat Demi Terwujudnya Desa Pekubuan

Yang Sejahtera, Maju Dan Mandiri Dengan Menjunjung Tinggi Norma-Norma

Agama

b. Misi

a) Meningkatkan dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dengan

sebaik-baiknya

b) Reformasi aparatur pemerintah desa dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja

tinggi, bersih dan melayani publik

c) Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif dan yang berkemampuan

dalam pengembangan iptek

(16)

e) Meningkatkan pemerataan, penyebaran pembangunan di seluruh wilayah

f) Meningkatkan ikatan ekonomi dan sosial masyarakat

g) Mewujudkan karakteristik masyarakat dan birokrasi yang berlandaskan kepada

norma-norma agama yang berlaku

3.3.1. Pemerintah Desa

Adapun urusan pemerintah yang menjadi kewenangan desa mencakup:

1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;

2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan

pengaturannya kepada desa;

3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota; dan

4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang- undangan diserahkan

kepada desa.

Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan

untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan,

program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan

masyarakat. Adapun Penyelenggara pemerintah Desa Pekubuan terdiri dari :

1. Kepala Desa

2. Sekretaris Desa

3. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

4. Kaur Pemerintahan

5. Kaur Pembangunan

6. Kaur Kesra

7. Kaur Keuangan

(17)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pekubuan

Kepala Desa - - - BPD

Sofyan Drs. Ilyas US

Sekretaris Desa Irwanto

Kaur Kaur Kaur Kaur Pemerintahan Pembangunan Kesra Keuangan

Rika P, S.PdI Helmi Dayati M. Yusuf Misrun

Kadus I Kadus II Kadus III Kadus IV Kadus V Kadus VI Jamal Imanudin Januardin Efendi Khairi Khairul

Kadus VII Kadus VIII Kadus IX Kadus X Shahminan Ismail M. Nasir Thohari

(18)

Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa mempunyai

wewenang :

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan bersama BPD;

b. Mengajukan rancangan peraturan desa;

c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;

d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDesa untuk

dibahas dan ditetapkan bersama BPD;

e. Membina kehidupan masyarakat desa;

f. Membina perekonomian desa;

g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Adapun kewajiban dari seorang kepala desa yaitu :

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan

memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;

d. Melaksanakan kehidupan demokrasi;

e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi

dan Nepotisme;

(19)

g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;

h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;

i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa;

j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;

k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;

l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;

m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;

n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan

o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

Selain kewajiban Kepala Desa mempunyai kewajinan untuk memberikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati/Walikota, memberikan laporan

keterangan pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat.

Sekretaris Desa, mempunyai tugas :

a. Melakukan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh unsur teknis dan wilayah.

b. Melaksanakan pembinaan dan pelayanan teknis administrasi pemerintah desa dan

kemasyarakatan .

c. Melaksanakan urusan keuangan, perlengkapan, rumah tangga desa, surat menyurat dan

kearsipan .

d. Mengumpulkan, mengevaluasi dan merumuskan data dan program untuk pembinaan dan

pelayanan masyarakat .

e. Menyusun laporan pemerintah desa .

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa .

Unsur teknis berada di bawah Kepala Desa dan bertanggungjawab kepada Kepala

(20)

1. Urusan Ekonomi dan Pembangunan.

Urusan Ekonomi dan Pembangunan, dalam melaksanakan tugasnya mempunyai

fungsi :

a. Melaksanakan koordinasi, pelayanan, penyuluhan dan pembinaan bidang ekonomi,

pembangunan, pertanian, pekerjaan umum, irigasi dan jalan .

b. Mengumpulkan, mengelola dan mengevaluasi data bidang ekonomi pembangunan.

c. Menyusun dan membuat laporan bidang ekonomi pembangunan dan melaporkan

kepada Kepala Desa.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

2. Urusan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial

Urusan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial, dalam melaksanakan tugasnya mempunyai

fungsi :

a. Melaksanakan koordinasi, pelayanan, penyuluhan dan pembinaan kehidupan

masyarakat bidang kesejahteraan, sosial, keagamaan, kebudayaan dan pendidikan .

b. Mengumpulkan, mengelola dan mengevaluasi data bidang kesejahteraan, sosial,

keagamaan, kebudayaan dan pendidikan .

c. Menyusun dan membuat laporan pada bidangnya serta menyampaikannya kepada

Kepala Desa.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

3. Urusan Pemerintahan dan umum

Urusan Pemerintahan dan umum dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program serta penyelenggaraan ketatausahaan dan kersipan;

b. Penyusunan program serta melakukan urusan perlengkapan dan inventaris desa;

c. Penyusunan program dan urusan rumah tangga desa;

(21)

e. Penyusunan rencana laporan keuangan pertanggungjawaban Kepala Desa;

f. Penyusunan pertanggungjawaban administrasi keuangan pemerintahan desa;

g. Penyusunan rencana penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemerintahan umum;

h. Penyusunan rencana dan pengumpulan bahan dalam rangka pembinaan wilayah dan

masyarakat;

i. Penyusunan program dan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan;

j. Penyusunan rencana dan melakukan pengadministrasian di bidang pemerintahan,

ketentraman dan ketertiban;

k. Penyusunan program dan pengadministrasian di bidang kependudukan dan catatan sipil

serta administrasi pertanahan.

3.4. Latar Belakang Sosial Budaya

3.4.1. Adat-istadat

Desa Pekubuan bisa dikatakan desa yang penduduknya homogen karena mayoritas

penduduknya adalah suku Melayu, sehingga adat-istiadat yang paling menonjol di desa ini

adalah adat Melayu, begitu juga dengan bahasa yang di gunakan sehari-hari yaitu bahasa

melayu. Selain itu terdapat juga suku lain yang minoritas yaitu suku jawa, banjar, aceh dan

karo.

3.4.2. Mata Pencaharian

Penduduk Desa Pekubuan memiliki beragam mata pencharian, namun mayoiritas dari

penduduk adalah petani, hal ini sesuai dengan keadaan geografis daerahnya yang berupa

daerah pertanian. Kebun dan sawah merupakan tujuan utama aktivitas warga dalam mengisi

(22)

3.4.3. Sarana dan Prasarana

Desa Pekubuan memiliki berbagai sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan

masyarakatnya. Sarana dan prasarana yang ada di desa Pekubuan terdiri dari tempat

ibadah, sarana pendidikan, dan sarana olahraga.

1. Tempat Ibadah

Di desa Pekubuan merupakan desa yang mayoritas warganya beragama islam.

Lebih kurang 98% warga desa Pekubuan beragama islam. Sehingga sarana ibadah yang

terdapat di desa Pekubuan adalah Mesjid dan Mushola.

2. Pendidikan

Di desa Pulau Kumpai hanya terdapat beberapa sarana pendidikan, yaitu terdapat tiga

Sekolah Dasar (SD), satu Sekolah Menengah Atas (SMP), satu Madrasah Tsanawiyah Negeri

(MTsN), dan satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

3. Olahraga

Di desa Pekubuan terdapat berbagai sarana olahraga seperti lapangan sepak bola,

lapangan bola voli, dan lapangan badminton yang dapat dipergunakan masyarakat desa

(23)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Metode kualitatif adalah metode yang lazim digunakan dalam penelitian ilmu sosial.

Penelitian kualitatif menggunakan observasi terstruktur maupun tidak terstruktur dan

interaktif komunikatif sebagai alat pengumpulan data, terutama wawancara mendalam dan

peneliti menjadi instrumen utamanya.

Data yang diperoleh tersebut berbentuk kata-kata dan di analisis dalam terminologi

respon- respon individual, kesimpulan deskriptif atau bisa keduanya. Tujuan analisis adalah

untuk mengorganisasikan data ke dalam makna, interpretasi individual atau kerangka kerja

yang menjelaskan fenomena-fenomena yang dikaji. Kesimpulan yang dirumuskan tidak

dimaksudkan untuk menggeneralisasikannya kedalam populasi yang lebih besar.

Setelah dilakukan penelitian dan melakukan pengumpulan data maka telah

dikumpulkan sejumlah data, baik data primer yang diperoleh hasil wawancara dari berbagai

responden dan data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumen-dokumen

milik Pemerintahan Desa Pekubuan dan tinjauan sumber pustaka lainnya. Data-data yang

dikumpulkan tersebut merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui Peranan

Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di Desa

Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

4.1. Identitas Informan

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah Pemerintahan Desa Pekubuan,

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pekubuan, Kepala Dusun dan tokoh masyarakat

Desa Pekubuan yang merupakan informan kunci, informan utama dan informan tambahan.

(24)

Tokoh Masyarakat, dan masyarakat dalam Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan

Pertisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. Dari wawancara yang telah dilakukan terhadap

15 informan yang hasil wawancaranya dapat mewakili dan memadai untuk dijadikan data

primer dalam penelitian ini yang terdiri dari 11 informan berjenis kelamin laki-laki dan 4

informan berjenis kelamin perempuan.

Dalam hal ini peneliti merumuskan identitas informan kedalam empat bagianyang

masing-masing adalah sebagai berikut:

1) Identitas informan berdasarkan jenis kelamin

Untuk mendistribusikan identitas informan berdasarkan jenis kelamin, peneliti

mengelompokkannya kedalam dua bagian yaitu perempuan dan laki-laki. Disini kita dapat

melihat bagaimana klasifikasi antara informan yang berjenis kelamin perempuan dan berjenis

kelamin laki-laki pada Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki pemahaman

dan antusiasme yang tergolong rendah tentang Pemerintah Desa Pekubuan. Di desa Pekubuan

laki-laki cenderung lebih aktif dalam pembangunan. Partisipasi yang diberikan laki-laki

sangat beragam seperti ide atau usulan-usulan dalam rangka perbaikan pembangunan desa,

partipasi berupa materi yang sifatnya membangun, partisipasi yang berbentuk tenaga seperti

(25)

2) Identitas informan Berdasarkan Usia

Disini kita dapat melihat bagaimana variasi tingkat usia informan di Desa Pekubuan,

Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, dimana peneliti mengelompokkannya

kedalam tiga bagian dengan rentang usia antarausia 31-40 tahun,usia 41-50 tahun, dan usia

lebih dari 51 tahun. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa informan yang memiliki rentang

usia 41 - 50 tahun yang termasuk kedalam golongan yang paling banyak mendominasi baik

dalam hal pemahaman maupun partisipasinya terhadap pemerintahan desa baik secara

langsung maupun tidak langsung.

3) Identitas Informan berdasarkan Jabatan

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melihat identitas informan melalui jabatan

informan dalam Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Dusun, Tokoh

(26)

Tabel 4.3

4 Jamaluddin Jumly Kepala Dusun I

5 Imanuddin Kepala Dusun II

Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan

4.2. Hasil Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan

tentang Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan. sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan yang

akan dilakukan wawancara sebanyak 5 (lima) orang. Kelima orang yang ditetapkan sebagai

informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu key informan Kepala Desa,

Sekretaris Desa dan Ketua BPD, sedangkan informan utama adalah tokoh masyarakat yaitu

(27)

sesuatu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. adapun yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini berhubungan dengan peranan pemerintah desa dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana

sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang

diajukan. pertanyaan-pertanyaan yang disusun sudah pasti berhubungan dengan peranan

pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut.

Namun, di dalam prosesnya sendiri penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya

pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan beberapa informan.

4.2.1. Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan.

Desa merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah orang atau penduduk

yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, untuk

melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di pedesaan. Untuk melaksanakan

tersebut diperlukan seorang pimpinan atau seorang kepala desa yang memiliki kemampuan

sesuai dengan fungsi kepemimpinan kepala desa yang mengatur semua kegiatan yang ada di

desa.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa Pulau

Kumpai senantiasa tidak terlepas dari peranan pemerintah desa sebagai motivator dalam

menyampaikan setiap program-program pembangunan kepada masyarakat baik perencanaan,

(28)

dilaksanakan. Adapun indikator-indikator dari pemerintah desa dilihat dari fungsi

kepemimpinan pemerintah desa yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

4.2.1.1.Fungsi Instruktif (menentukan perintah, mengerjakan perintah, bagaimana cara pengerjaan)

Dalam hal ini pemerintah desa berfungsi sebagai komunikator yang menentukan program

apa yang akan dilakukan di desa, bagaimana cara pelaksanaannya supaya keputusan dapat

dilaksanakan dengan baik dan efektif.

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis menanyakan kepada kepala desa Bapak

Sofyan mengenai fungsi kepemimpinan dalam pemberian instruksi kepala desa sebagai

administrator pembangunan ”Apakah ada instruksi Bapak dalam pelaksanaa pembangunan?”

beliau menjawab;

“Ada, kalau tidak ada instruksi dari saya bagaimana pelaksanaan pembangunan ini berjalan dengan baik. Saya selaku kepala desa sudah seharusnya melakukan instruksi kepada aparat desa maupun kepada masyarakat yang terlibat didalamnya bagaimana pembangunan yang ada didesa ini supaya berjalan dengan lancar dan harus menunggu instruksi dari saya.”

Dengan adanya penjelasan diatas dapat dilihat bahwa kepala desa selaku administrator

pembangunan dalam menjalankan fungsinya memang sudah ada dalam melaksanakan

fungsinya.

Untuk mempertegas pernyataan tersebut, peneliti mewawancarai salah satu penduduk

desa Pekubuan yang secara aktif terlibat dalam proses pembangunan program desa, yaitu

Bapak Sarkawi, beliau menjelaskan :

(29)

berperan di sini adalah kepala desa. Lagian instruksi dari kepala desa akan sangat

membantu kami dalam mengerjakan pembangunan yang dilaksanakan di desa ini.”

4.2.1.2.Fungsi Konsultatif (cara menetapkan tujuan)

Fungsi ini merupakan fungsi dua arah yang digunakan untuk menetapkan keputusan

yang membutuhkan bahan pertimbangan dan konsultasi dengan masyarakat. Hal ini sangat

diperlukan karena yang lebih tahu akan kebutuhan pembangunan adalah masyarakat desa itu

sendiri. Oleh karena itu pemerintah desa perlu mengadakan konsultasi dengan masyarakat

desa sehingga tercipta pembangunan yang efektif dan berguna bagi masyarakat.

Untuk mengetahui apakah fungsi ini sudah dijalankan oleh pemerintah desa atau tidak

maka penulis menanyakan hal ini kepada salah satu perangkat desa dan salah satu masyarakat

yang berfungsi untuk memperkuat pernyataan yang diberikan oleh pemerintah desa.

Penulis menanyakan kepada Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD mengenai sudah

bagaimana pemerintah desa menjalankan fungsi konsultatif ini dengan masyarakat desa

Pekubuan? Beliau memaparkan:

“Sejauh ini pemerintah desa sudah menjalankan fungsinya, dan salah satunya adalah fungsi konsultatif. Dalam setiap pembanagunan yang dilakukan di desa pemerintah tidak bertindak tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan masyarakat, hal ini sangat penting dilakukan karena menyangkut kebutuhan masyarakat. Dimana kita mengetahui bahwa pembangunan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi untuk mencapai hal tersebut maka perlu dilakukan konsultasi dengan masyarakat, karena mereka sendirilah yang mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka, dan kami sebagai pemerintah

daerah bertugas untuk mewadahi aspirasi mereka”

Supaya lebih jelas lagi penulis menanyakan kembali kepada salah satu masyarakat yaitu

Ibu Maryam tentang apakah pemerintah desa sebelum mengadakan musrenbang terlebih

(30)

“ iya ada, pemerintah desa disini sebelum melakukan musrenbang mereka mengadakan rapat terlebih dahulu dengan masyarakat untuk konsultasi mengenai pogram-program pembangunan yang akan diusulkan maupun dalam pelaksanaan pembangunan. Contoh dalam pembangunan yang sudah ada seperti rumah layak huni, pembangunan jalan, dan jembatan. Ini merupakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.”

Supaya pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka pemerintah desa dalam

hal ini harus berkonsultasi dulu dengan masyarakat, sehingga pembangunan dapat dirasakan

dan nikmati masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan agar tujuan daripada

pembangunan itu sendiri tepat sasaran. Dengan adanya penjelasan diatas memang ini yang

diharapkan masyarakat dimana pembangunan dari masyarakat dan untuk masyarakat itu

sendiri.

4.2.1.3.Fungsi Partisipasi (mengaktifkan orang-orang dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya)

Fungsi partisipasi merupakan fungsi dari pemerintah desa untuk menggerakkan

partisipasi masyarakat desa dalam setiap pelaksanaan program pembangunan desa.

Pemerintah desa harus berusaha mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan

dalam mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi masyarakat sangat

diperlukan dalam proses pembangunan desa, karena pembangunan desa tidak akan mungkin

dapat berjalan dengan baik dan efektif tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam

pembangunan tersebut.

Namun kita ketahui bahwa masyarakat tidak serta merta berpartisipasi dalam

pembangunan yang dilaksanakan dalam desa. Perlu adanya penggerak partisipasi masyarakat,

adapun yang menjadi penggerak partisipasi masyarakat adalah pemerintah desa itu sendiri.

Apabila pemerintah desa dapat dengan baik mengaktifkan partisipasi masyarakat, maka

(31)

Untuk melihat seberapa besar peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan, maka penulis melakukan wawancara langsung kepada

kepala desa Pekubuan Bapak Sofyan. Adapun yang penulis tanyakan adalah “ Apakah Bapak

sebagai kepala desa ikut menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa?”.

Beliau menjelaskan :

“Iya ada, saya selaku kepala desa ikut dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, dan

memang seharusnya begitu. Bagaimana masyarakat bersemangat dalam memberikan partisipasinya kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif dalam pembangunan, dan inilah salah satu peran saya dalam menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Tidak hanya saya, aparat desa juga sangat berperan dalam pembangunan yang dilakukan di desa ini. Adapun perannya dapat dilihat kalau ada hal-hal yang baru yang berkaitan dengan masalah pembangunan dan perlu untuk dimusyawarahkan, maka aparat desa yang banyak berperan untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta yaitu dengan cara memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat yang berkaitan dengan masalah pembangunan.

Hal yang senada juga penulis tanyakan kepada masyarakat yaitu berkaitan dengan

peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Adapun yang saya wawancarai adalah Ibu Syamsiah, beliau menjelaskan:

”Iya, pemerintah desa berperan dalam pembangunan desa, khususnya dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena kita ketahui apapun pembangunan yang akan dilakukan di desa tidak bisa terlepas dari peran pemerintah

desa”.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, baik kepada masyarakat maupun kepada

pemerintah desa Pekubuan sendiri dapat dikatakan bahwa memang pemerintah desa berperan

dalam upaya meningkatkan pembangunan di desa tersebut.

Namun untuk mempertajam pernyataan tersebut, maka penulis menanyakan bagaimana

bentuk peranan pemerintah desa tersebut untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desa. Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat,

(32)

“Pemerintah desa dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan misalnya dengan mengajak langsung masyarakat untuk ikut dalam musyawarah pembangunan desa dan juga dalam pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan, upaya lain juga dilakukan yaitu dengan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pembangunan bagi masyarkat, sehingga masyarakat pun mau iku

berpartisipasi”.

Untuk memperkuat dari penjelasan diatas maka penulis mewawancari kembali kepada

Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD yaitu bagaimana cara bapak untuk mengaktifkan

masyarakat ikut berpartisipasi? Beliau menjelaskan:

“iya, saya selaku aparat desa tentunnya akan mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya pembangunan demi kemajuan desa seperti kami mengadakan rapat bulanan setiap sebulan sekali. Namun masyarakat disini kurang peduli dengan kegiatan seperti ini karena adanya kepentingan-kepentingan lain bagi masyarakat”.

Dari penjelasan terlihat jelas bahwa pemerintah desa dalam melaksanakan fungsinya

sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi inplementasinya belum terlaksana dengan baik ini

dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat ditambah dengan minimnya tingkat pendidikan

di desa tersebut.

4.2.1.4.Fungsi Delegasi (melimpahkan wewenang sementara kepada bawahan)

Fungsi delegasi dalam pelaksanaan pembangunan desa sangat perlu dilakukan, karena

hal ini akan sangat menbantu pemerintah desa dalam menjalankan tugasnya. Fungsi delegasi

ini bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program pembangunan desa. Apabila

tidak terjadi delegasi tugas dalam pembangunan yang akan dilaksanakan maka kemungkinan

besar tugas tersebut akan sangat lama dikerjakan kerena hanya bertumpu kepada satu orang

saja.

Dengan adanya fungsi delegasi tidak hanya pencapaian efektifitas dan efisiensi yang

diperoleh, tetapi dengan adanya delegasi tugas kepada masyarakat maka akan menciptakan

(33)

pembangunan. Untuk menciptakan fungsi delegasi ini, pemerintah desa perlu mengadakan

koordinasi dengan masyarakat desa. Tanpa adanya koordinasi yang jelas antara pemerintah

desa dengan masyarakat tidak akan mungkin fungsi delegasi dijalankan.

Maka untuk melihat bagaimana fungsi delegasi ini telah dijalankan di lapangan, penulis

kembali mengadakan wawancara dengan salah aparat pemerintah desa. Penulis

mewanwancari aparat desa Bapak Irwanto selaku Sekretaris Desa berkenaan dengan fungsi

kepimpinan pemerintah desa sebagai administrator pembangunan. yaitu apakah pernah kepala

desa melimpahkan wewenang kepada Bapak? Beliau menjawab:

“pernah, apabila kepala desa berkenaan tidak hadir dalam musyawarah desa dikarenakan

adanya kepentingan lain. Hal ini tentunya harus ada koordinasi dari kepala desa itu sendiri baik dalam proses keputusan maupun dalam pelaksanaan pembangunan”.

Dari penjelasan Bapak Irwanto diatas maka kerjasama antara pemerintah desa (Kepala

Desa) dengan aparat desa sudah terjalin baik. Pelimpahan wewenang tersebut bukan berarti

kepala desa melepaskan tanggung jawabnya sebagai administrator pembangunan. Hal ini

harus sesuai dengan tugas kepala desa sebagai administrator dalam pelaksanaan

pembangunan.

4.2.2.Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa

Dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa tidak mungkin dapat

tercapai dengan maksimal tanpa adanya partisipasi masyarakat desa yang bersangkutan.

Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, sehingga memungkinkan

tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaannnya. Di sisi lain pembangunan

desa yang dibangun juga akan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab dari

masyarakat itu sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan desa akan

(34)

dilaksanakan, mulai dari penyusunan rencana, maupun sampai pada proyek pembangunan

tersebut selesai, bahkan pemeliharaannya juga.

Untuk lebih mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa,

maka penulis melakukan wawancara dengan para informan yang ada di Desa Pekubuan

Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat yang dianggap kompenten mengetahui tentang

partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa. Adapunn indikator-indikator yang

akan diteliti dari partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut :

4.2.2.1.Wujud atau Dimensi Partisipasi

Untuk melihat hal tersebut maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Desa

Pekubuan (Bapak Sofyan) mengenai partisipasi masyarakat beliau menjelaskan:

“Masyarakat desa Pekubuan tergolong sangat berpartisipasi, dalam pembangunan desa ini, khususnya dalam pembangunan desa, dimana masyarakat banyak yang ikut terlibat dalam mengelola atau mengerjakan proyek pembanguan. Dan sebagai Kepala Desa saya merasa berkewajiban ikut serta dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat desa, memang seharusnya begitu. Bagaimana mungkin masyarakat ikut bersemangat dalam berpartisipasi kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif dalam pembangunan desa ini. Tidak hanya masyarakat, aparat desa juga ikut berpartisipasi dalam pambangunan di desa ini. Jika ada hal-hal yang baru dan perlu dimusyawarahkan, di sinilah peranan aparat desa yang banyak. Contohnya kepala urusan pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN ) yang banyak merencanakan apa yang akan dilakukan dalam hal pembangunan infrastruktur desa”.

Masih dalam masalah partisipasi masyarakat, peneliti mewawancarai tokoh masyarakat

yang dianggap benar-benar mengetahui pembangunan di desa Pekubuan dan terlibat di

dalamnya yaitu Bapak Arifin, dengan menanyakan apakah dalam pembangunan di desa

masyarakat sudah ikut berpartisipasi? beliau menjelaskan:

“Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan sudah ada, yaitu dalam pemberian tenaga, misalnya dalam pembangunan jalan atau jembatan, masyarakat juga ikut memberikan sumbangan dana pembangunan, ikut dalam rapat perencanaan pembanguan

(35)

Untuk mempertegas pernyataan tersebut di atas, maka penulis menanyakan hal sama

kepada Bapak Abdullah, beliau menjelaskan:

“Partisipasi masyarakat dapat juga dilihat dari ikut sertanya masyarakat desa dalam musyawarah. Musyawarah ini adalah untuk melakukan perencanaan pembangunan yang akan dilakukan, dimana masyarakat diminta pendapatnya tentang pembangunan apa yang betul-betul masyarakat butuhkan, karena harapannya dengan adanya pembangunan

tersebut kehidupan masyarakat desa dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik”.

Pertanyaan lain juga penulis tanyakan kepada Kepala Desa Pekubuan Bapak Sofyan, yaitu

“Seberapa besar sumbangan masyarakat dalam proses pembangunan yang dilaksanakan di

desa Pekubuan?” Beliau menjelaskan:

“Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang sedang, telah dan akan dilaksanakan masih sangat kurang, hal ini disebabkan banyak faktor. Misalnya dalam memberikan partisipasi dalam bentuk dana atau uang, tingkat ekonomi rata-rata masyarakat masih sangat rendah, partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide, kurang dikarenakan tingkat pendidikan rata-rata masyarakat masih rendah, dan partisipasi dalam bantuk tenaga sudahlah cukup, tapi masih ada saja masyarakat yang tidak ikut terlibat, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat untuk mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari”.

4.2.2.2.Keterlibatan Masyarakat dalam Penetapan Kebijakan Pembangunan Daerah

Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam proses penyusunan

program-program pembangunan. Dalam proses pelaksanaan pembangunan di desa perlu

melibatkan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan, karena dengan melibatkan

masyarakat dapat membantu pemerintah daerah dalam memajukaan program desa.

Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sangat baik, dimana hal ini dapat

meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan. Rasa

kesadaran dan tanggung jawab ini muncul apabila pemerintah daerah dapat mensetujui suatu

hal atau dapat menyerap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, untuk itulah keterlibatan

(36)

Untuk melihat kenyataan yang terjadi dilapangan, yaitu apakah masyarakat benar-benar

dilibatkan dalam penetapan kebijakan pembangunan desa yang dilakukan, penulis

mengadakan wawancara langsung dengan salah satu anggota masyarakat. Adapun yang

penulis wawancarai adalah Bapak Rahmat, dengan menanyakan “ Apakah masyarakat juga

turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilaukan di desa Pekubuan ?

Beliau menjawab :

“ dalam penetapan program pembangunan masyarakat selalu dilibatkan, namun kendalanya ada pada masyarakat itu sendiri, dimana seringkali hanya sedikit masyarakat yang terlibat dalam penetapan kebijakan pembangunan. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk mencari nafkah. Ya sebagai masukan buat pemerintah daerah yang terlibat dalam pembangunan desa harapannya mengadakan rapat tidak pada waktu masyarakat lagi beraktifitas atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari, karena hal ini sangat mempengaruhi tingkat kehadiran masyarakat dalam proses penetapan dan palaksanaan program pembangunan desa. Padahal kita ketahui bahwa kehadiran masyarakat sangat penting, karena hal ini mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan di desa Pekubuan

“.

Hal tersebut di atas juga di iyakan oleh kepala desa Pekubuan Bapak Sofyan, beliau

menambahkan :

“ Aparat desa selalu mengajak masyarakat untuk mengikuti rapat penetapan kebijakan

program pembangunan yang akan dilaksanakan di desa. Pertama sekali sebelum mengajak masyarakat terlebih dahulu melakukan sosialisasi tentang pentingnya pembangunan bagi masyarakat desa, dengan dilakukannya sosialisasi ini harapannya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dapat mendorong keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Namun harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dimana hanya sedikit masyarakat yang mau ikut aktif dalam proses pembangunan desa, terutama dalam keterlibatan penetapan kebijakan program pembangunan desa”.

4.2.2.3.Kesesuaian Pembangunan Desa dengan Kebutuhan Masyarakat

Untuk melihat bagaimana pelaksanaan program pembangunan yang dilakukan di desa

Pekubuan serta keberhasilan pemerintah desa dalam menjalankan perannya untuk

(37)

masyarakat untuk melihat sejauh mana kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan

pembangunan yang telah dilakukan di desa Pekubuan.

Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu Bapak

Sumarsono. “ Apakah pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan sudah sesuai dengan

kebutuhan masyarakat desa”?, Bapak Sarkawi menjelaskan :

“Pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan sudah ada yang sesuai dan masih ada yang belum sesuai, bahkan kadang pembangunan yang dilakukan ada yang tidak berdaya guna sama sekali. Misalnya pembangunan sumur bor yang telah dilakukan, sampai sekarang banyak yang tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena airnya kotor dan berbau, selain itu mesin yang digunakan sering rusak. Kalau pembangunan rumah layak huni

sudah agak sesuai, namun bobot dan jumlahnya masih kurang”.

Penulis juga menanyakan “ Apakah masyarakat sudah puas terhadap hasil pembangunan

desa”?, hal ini penulis tanyakan kepada Ibu Maryam, dan beliau menjawab :

“Belum, kami belum puas. dilihat dari kualitas pengerjaannya kadang asal siap saja dan terkesan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan. Standar pengerjaannya pun tidak sesuai dengan perencanaan dan kapasitas, kemudian kontrol

tidak terlalu berjalan dengan Dinas yang bertanggung jawab”.

Untuk mempertajam lagi jawaban yang telah diberikan oleh masyarakat, maka penulis

juga menanyakan “ Bagaimana situasi dan kondisi pembangunan yang telah dilakukan di

Desa Pekubuan? kepada kepala desa Pekubuan, Yaitu bapak Sofyan, beliau menjelaskan :

” Pembangunan yang dilakukan pada dasarnya mempunyai sasaran dan tujuan. Misalnya

(38)

Adapun yang menjadi penyebab tidak sesuainya pembangunan yang dilakukan di desa

Pekubuan adalah karena pengaruhi keadaan alam, dimana seringnya terjadi kebanjiran,

sehingga hal ini akan menghalangi dilakukannya pembangunan jalan atau jembatan di desa

Pekubuan. Faktor lain yang menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan

masyarakat adalah kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah desa

setempat. Padahal tanpa adanya kerjasama yang baik yang terjalin antara masyarakat dengan

pemerintah desa, maka akan sangat sulit untuk mencapai pembangunan yang maksimaal dan

berhasil.

4.2.2.4. Kerjasama Antara Pemerintah Desa dengan Masyarakat

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh suatu

masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi atau kondisi yang lebih baik. Suatu

pembangunan akan dikatakan tepat sasaran atau terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan

hasilnya apabila pembangunan yang dilakukan tersebut benar- benar memenuhi kebutuhan

masyarakat. Supaya pembangunan desa dapat tercapai dengan maksimal, maka harus tercipta

koordinasi yang baik antara pemerintah desa dengan masyarakat.

Untuk melihat apakah ada koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat maka

penulis mewawancari masyarakat yang langsung terlibat dalam proses pembangunan di desa.

Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Sarkawi, beliau mengatakan:

“Kalau masalah koordinasi, kadang ada dan kadang tidak ada. itu yang menjadi

permasalahan sekarang ini. Bahkan tidak jarang masalah yang terjadi dalam pembangunan di desa ini adalah terjadinya konflik di masyarakat. Kalau boleh dikatakan masalah koordinasi yang kurang inilah yang saya lihat”.

Proses pembangunan saat ini haruslah memperhatikan pembangunan yang berakar dari

(39)

bisa mandiri dan menjadikan masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab atas

pembangunan yang dilakukan, dengan demikian pembangunan tersebut akan terpelihara.

Untuk melihat kebenarannya dilapangan maka penulis kembali melakukan wawancara

dengan masyarakat desa Pekubuan, yaitu dengan Ibu Syamsiah. “ Apakah masyarakat

dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan?”, Ibu tersebut menjelaskan :

“Betul, masyarakat dilibatkan dalam pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemeliharaan pembangunan yang telah dilakukan. Tapi, mengenai dana-dana untuk pembangunan kami sebagai masyarakat tidak tahu, yang kami ketahui hanyalah mengenai pembangunannya saja, misalnya dalam pembangunan atau perbaikan jalan dan jembatan, saluran air bersih dan lain-lain”.

Selain kepada masyarakat, penulis menanyakan hal yang senada kepada Ketua BPD,

yaitu Bapak Drs. Ilyas US, Beliau menjelaskan :

“Dalam rapat musyawarah pembangunan desa masyarakat selalu dilibatkan. Apalagi disini setiap tahun ada kebijakan dari pemerintah daerah (Bupati) untuk menampung aspirasi masyarakat terkait pembangunan, hal ini dinamakan dengan Sistem jemput bola/ musrenbang. Masyarakat yang memberikan secara langsung ide-ide atau pemikiran

(40)

BAB V

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

5.1. Hasil Analisa Data

Pada bab ini, peneliti menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang telah

dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Adapun jenis metode yang digunakan

adalah metode deskriptif dengan analisa data kualitatif, dimana data dan fakta yang

didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan

analisa yang rasional. Untuk itu analisa data dalam penelitian ini adalah menggambarkan dan

menjelaskan variabel- variabel yang berkaitan dengan peranan pemerintah desa untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di desa

Pekubuan, baik dengan melakukan wawancara dengan kepala desa, sekretaris desa dan BPD

sebagai informan kunci dan tokoh masyarakat sebagai informan utama serta studi

kepustakaan. Maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data dan fakta-fakta yang telah

didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.

Selanjutnya dalam analisa data ini, akan manjabarkan masalah-masalah yang

ditemukan di lapangan, untuk dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta yang

didapat melalui interpretasi data dan penguraian-penguraian masalah sebagai berikut:

5.1.1. Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Tanggung jawab atas keberhasilan pembangunan desa Pekubuan bukanlah

(41)

saja, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat desa tersebut untuk ikut

berpartisipasi dalam mensukseskan setiap program-program pembangunan.

5.1.1.1. Fungsi Instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemerintah sebagai komunikator merupakan

pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana pemerintah itu dikerjakan

agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan efektif memerlukan

kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan.

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap program

pembangunan, maka peranan pemerintah desa sebagai motivator dalam menyampaikan

informasi-informasi tentang pembangunan desa Pekubuan mulai dari kegiatan perencanaan,

palaksanaan maupun pemeliharaan hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan

sangatlah diperlukan, karena tanpa adanya komunikasi dari pemerintah desa, maka

penyelengaraan setiap program pembangunan tidak mungkin sampai kepada masyarakat

secara baik.

Dalam penelitian ini peranan pemerintah desa sebagai sumber informasi dalam

pembangunan desa menyediakan wadah di dalam menyampaikan setiap program- program

pembangunan. Di dalam melakukan proses partisipasi, wadah partisipasi merupakan sarana

atau saluran untuk menyalurkan informasi yang disampaikan.

Oleh karena itu, wadah yang digunakan pemerintah desa Pekubuan di dalam

melakukan partisipasi haruslah sesuai dengan tujuan, isi dan maksud dari setiap program

pembangunan yang akan dilaksanakan. Adapun wadah-wadah partisipasi yang digunakan

(42)

desa antara lain adalah melalui ide atau buah pikiran masyarakat. Ide masyarakat ini

merupakan usulan yang disampaikan melalui musyawarah desa.

Namun, melalui wadah tersebut, masyarakat desa Pekubuan kurang kreatif dalam

mengeluarkan ide atau pendapat dalam bidang pembangunan, dimana masyarakat lebih

cenderung menerima begitu saja keputusan yang dibuat oleh kepala desa. Hal ini terjadi

karena masyarakat memberikan kepercayaan atau menyerahkan masalah pembangunan yang

akan dilaksanakan penuh kepada pemerintah desa, walaupun pada akhirnya pembangunan

desa yang dilakukan itu berjalan dengan apa adannya. Padahal pemerintah desa sangat

membutuhkan ide-ide yang cemerlang dan kreatif dari masyarakat setempat mengenai

proses-proses pelaksanaan pembangunan maupun hasil dan pemeliharaan dari pembangunan yang

telah dikerjakan.

Peranan lain pemerintah desa dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan desa dapat dilihat dari kehadiran aparat pemerintah desa

pada setiap musyawarah atau penyampainan program-program pembangunan. Hal ini sangat

perlu karena pemerintah desa di sini berperan sebagai motivator pembangunan di desa.

Namun dilihat dari hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa kehadiran para aparat

desa dalam musyawarah penyampaian program-program pembangunan masih sangat kurang.

Dimana dalam setiap pertemuan yang dilakukan selalu ada saja aparat desa yang tidak hadir

atau berhalangan datang ke musyawarah penyampaian program pembangunan.

Ketidakhadiran aparat desa ini disebabkan kesibukan dengan pekerjaan dalam mencari

nafkah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah desa kurang berperan sebagai motivator

pembangunan yang dilaksanakan di desa Pekubuan. Kehadiran para aparat desa pada setiap

penyampaian program-program pembangunan sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan

(43)

akan dapat mendukung kelancaran proses partisipasi dalam pemyampaian setiap program

pembangunan.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan salah satu tokoh

masyarakat Desa Pekubuan Bapak Sarkawi yang mengatakan bahwa lebih baik apabila aparat

pemerintah desa selalu hadir dalam setiap musyawarah atau penyampaian program-program

pembangunan, sehingga masyarakat akan lebih mau lagi untuk ikut dalam musyawarah dalam

memberikan ide-ide atau masukan dalam proses pembangunan yang akan dilaksanakan.

Penjelasan yang senada juga diberikan oleh masyarakat lain, yaitu Ibu Syamsiah yang

mengatakan bahwa telah merupakan kewajiban dan tanggung jawab aparat pemerintah desa

untuk hadir dalam musyawarah penyampaian program-program pembangunan, karena pada

dasarnya yang lebih memahami dan mengerti tentang masalah proses pelaksanaan

pembangunan tentunya adalah aparat pemerintah desa.

Berdasarkan hasil penelitian maka pemerintah desa (Kepala Desa) dalam

melaksanakan fungsinya sudah maksimal, hal ini dapat dilihat bahwa pembangunan yang

masuk merupakan hasil dari instruksi dari kepala desa itu sendiri baik dalam proses

pelaksanaan maupun yang akan di rencanakan bersama dengan masyarakat maupun aparat

desa, tanpa adanya intruksi dari kepala desa kesemua pembangunan yang ada belum tentu

masuk ke desa.

5.1.1.2. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini digunakan sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan sebagai

usaha untuk menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin

(44)

Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada masyarakat yang di pimpin dapat

dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan pembangunan.

kosultasi itu dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan- keputusan

yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan menjalankan fungsi konsultasi di harapkan

keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikanya,

sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.

Dari hasil penelitian bahwa pemerintah desa dalam melaksanakan fungsi konsultatif

sudah berusaha untuk berkonsultasi kepada aparat desa maupun masyarakat, namun dari hasil

daripada pembangunan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat hal ini di tandai dengan

kualitas pengerjaan sehingga seperti pembangunan jalan yang ada tidak tahan lama dan

hancur kembali. Padahal pemerintah sudah berkonsultasi kepada aparat desa maupun

masyarakat sesuai dengan hasil wawancari dengan Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD di

desa Pekubuan.

5.1.1.3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemerintah desa berusaha mengaktifkan

masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam

melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara

terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas

pokok orang lain. Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa,

sebagai badan kekuatan terendah, pemerintah desa dalam fungsi kepimpinan memiliki

berbagai fungsi untuk mengatur masyarakat desanya sendiri dan bertanggung jawab atas

segala tugas yang diembannya. Mengingat desa merupakan tempat segala urusan dari

(45)

menjalankan fungsi kepimpinannya dalam masyarakat desa disamping harus menghadapi

arus dan tuntutan pengembangan kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi

orang lain, untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan fungsinya.

Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses mempengaruhi kegiatan

suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya. Kepemimpinan adalah proses interpersonal

yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan.

Berdasarkan pandangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi

mendorong, menggerakkan, menuntun, mengajak dan kalau perlu memaksa orang lain agar

dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi kepemimpinan berhubungan

langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok organisasi masing-masing

mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi. Fungsi

kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus di wujudkan dalam interaksi antar

individu di dalam situasi sosial kelompok organisasi masyarakat (rivai, 2005:51).

Untuk mencapai tujuan pembangunan desa yang merupakan bagian pembangunan

yang penting artinya, maka pelaksanaan dari pertanggung jawaban diserahkan kepada

pemerintah desa (Kepala Desa) sebagai motivator dalam pembangunan desa yang

dipimpinnya. Dalam melakukan segala usaha tercapai tujuan tersebut kepala desa haruslah

membuat atau membangun dukungan masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk ikut

berpartisipasi dalam proses pelaksanaan pembangunan.

Dengan demikian sesuai hasil penelitian yang penulis sajikan bahwa fungsi

(46)

kurang maksimal hal ini terlihat mewancarai salah satu aparat desa yaitu Bapak Irwanto

selaku sekretaris desa di dalam fungsi partisipasinya dimana kepala desa untuk mengaktifkan

masyarakat dalam pelaksanakan pembangunan, masyarakat tersebut banyak yang tidak hadir

karena adanya kepentingan-kepentingan lain. Seharusnya pemerintah desa harus memberikan

alternatif-alternatif lain yang bisa membangkit semangat masyarakat untuk turut serta dalam

proses pembangunan yang akan di usulkan.

5.1.1.4. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau

menetapkan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan pemerintah. Fungsi delegasi

ini pada dasarnya berarti kepercayaan. Pelimpahan wewenang ini kepada bawahan harus di

yakini yang merupakan pembantu pimpinan yang memiliki kesamaan prinsip dan aspirasi.

Berdasarkan hasil penelitian di desa Pekubuan fungsi pemerintah desa dalam

memberikan wewenang kepada bawahan belum maksimal, dikarenakan dalam hal ini

pemerintah desa (Kepala Desa) memberikan wewenang pada bawahan, kepala desa

berkenaan tidak hadir saja. Seharus kepala desa harus memberikan wewenangnya kepada

bawahannya pada saat merencanakan pembangunan maupun dalam pelaksanaan.

5.1.2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

5.1.2.1. Wujud atau Dimensi Partisipasi

Pada dasarnya pembangunan desa adalah pembangunan yang melibatkan seluruh

lapisan masyarakat. Semakin tinggi peran serta masyarakat desa tersebut, maka semakin

cepat pula pembangunan desa yang bersangkutan dapat terealisasi, terutama dalam otonomi

(47)

sangatlah penting, dimana terbukanya kran partisipasi masyarakat untuk ikut menentukan dan

mengawasi penentuan kebijakan pembangunan daerahnya.

Adapun bentuk- bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat desa Pekubuan

adalah sebagai berikut :

a. Partisipasi dalam bentuk uang atau benda

Salah satu dari bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program

pembangunan di desa Pekubuan adalah dalam bentuk uang atau benda, yaitu merupakan

bantuan dana yang sifatnya menunjang kelancaran pelaksanaan dari program- program

pembangunan yang akan dilaksanakan. Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau benda

ini tentunya akan sangat mendukung pelaksanaan program pembangunan desa. Dimana

bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan yang didukung berupa uang

atau benda adalah merupakan suatu upaya yang sangat nyata, maka untuk itu pemerintah desa

harus bijak dalam mempergunakan anggaran-anggaran bantuan dana pembangunan, dengan

demikian pembangunan akan berjalan dengan baik dan lancar.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa dalam bentuk

uang dan benda kurang berpartisipasi, dimana rata-rata masyarakat desa Pekubuan tergolong

masyarakat yang berpendapatan rendah, sehinggga masyarakat merasa berat atau terbeban

untuk turut serta memberikan partisipasi dalam bantun uang atau dana.

b. Partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide

Gagasan atau ide yang cemerlang dapat menunjang keberhasilan suatu rencana yang

telah ditetapkan dan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, sumbangan pikiran berupa

(48)

perbaikan program-program pembangunan yang akan dan telah dilakukan supaya mencapai

hasil yang maksimal. Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran atau ide adalah bentuk

partisipasi yang tidak kalah pentingnya dari partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau

benda yang biasanya disampaikan dalam musyawarah atau penyampaian program-program

pembangunan desa.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, partisipasi masyarakat desa

Pekubuan dalam bentuk pikiran dan ide masih sangat kurang, dimana masih ada masyarakat

yang tidak ikut serta menyumbangkan pikiran dan ide yang cemerlang atau kreatif untuk

keberhasilan pembangunan yang akan dilaksanakan. Adapun yang menjadi faktor penyebab

masih kurangnya partisipasi masyarakat desa Pekubuan dalam bentuk pikiran dan ide adalah

masih rendahnya tingkat pendidikan rata-rata penduduk (masyarakat), sehingga kurang

mampu dalam mencetuskan ide-ide atau pikiran yang kreatif guna mensukseskan

program-program pembangunan di desa Pekubuan.

c. Partisipasi dalam bentuk tenaga ( gotong royong )

Tingkat partisipasi masyarakat yang paling sederhana dan lazim diberikan oleh

anggota masyarakat dalam membantu mensukseskan pelaksanaan suatu program

pembangunan adalah berupa tenaga atau dapat disebut dengan gotong royong. Gotong royong

menurut Kuncara Ningrat adalah adalah pengerahan tenaga kerja tanpa bayaran untuk suatu

proyek yang bermanfaat untuk umum atau yang berguna untuk pemerintah (1990 : 60 ).

Dari uraian yang dipaparkan oleh Kuncara Ningrat tersebut di atas bahwa aktifitas

gotong-royong selalu diiringi dengan pengerahan tenaga tanpa pamrih untuk kepentingan

(49)

pembangunan di Desa Pekubuan, kegiatan gotong royong selalu dilaksanakan untuk

meringankan pelaksanaan program-program pembangunan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa

Pekubuan dalam bentuk tenaga (Gotong-Royong) masih kurang.

5.1.2.2. Keterlibatan Masyarakat dalam Penetapan Kebijakan Pembangunan

Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam proses

penyusunan program-program pembangunan. Untuk melaksanakan suatu pembangunan

partisipasi masyarakat sangatlah diperlukan. Partisipasi masyarakat tersebut dapat berupa

partisipasi dalam kegiatan perencanaan, partisipasi ikut serta dalam kegiatan pembangunan

yang dilakukan di desa. Namun, tidak hal yang mudah dalam membangun partisipasi

masyarakat dalam suatu pembangunan. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat

membangun dan meningkatkan partisipasi masyarakat.

Adapun hal yang dapat dilakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat oleh

perangkat desa. Diharapkan dengan adanya pemberdayaan masyarakat, pembangunan desa

dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

5.1.2.3.Kesesuaian Pembangunan Desa dengan Kebutuhan Masyarakat

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh

suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi dan kondisi yang lebih baik dari

saat ini. Dilaksanakannya proses pembangunan ini tidak lain karena masyarakat tidak puas

dengan keadaan saat ini yang dirasakan oleh masyarakat kurang ideal. Namun demikian,

perlu disadari bahwa pembangunan adalah sebuah proses evolusi, sehingga masyarakat yang

Gambar

Tabel 3.1 Data Penduduk Desa Pekubuan
Tabel 3.3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Pekubuan
Tabel 3.4 Sarana Pendidikan
Gambar 3.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

tCO 2 eq. Aksi ini sudah sedang dimulai dan diharapkan target itu sudah tercapai pada tahun 2020. Strategi aksi mitigasi kelompok kedua ini adalah mengganti

Fasilitas yang terdapat pada program ini meliputi Jadwal Kuliah , Tugas Kuliah, Bahan Kuliah, Nilai, Berita Perkuliahan, Kirim Email, dan Ganti Password. Program ini juga

Program konversi huruf Romanji (huruf Jepang yang dilatinkan) ke huruf Hiragana dan sebaliknya ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam membaca teks berbahasa Jepang

DASAR PISTON BEKAS DENGAN PENAMBAHAN 0,05% Ti-B Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan unutk Memperoleh Gelar Ahli Madya. Diploma III Pada Program Vokasi Program Studi Teknik Mesin

Aplikasi ini diberi nama iwanprogram , dan didisain agar mudah digunakan bagi pemakai yang sudah ataupun yang belum pernah menggunakan komputer atau aplikasi berbasis windows

Dan orang-orang yang memberikan apa yang t elah mereka berikan, dengan hat i yang t akut , (karena mereka t ahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka..

Dengan demikian jika dinilai belum ada perempuan yang mempunyai kadar kualitas yang tinggi maka tentu tidak layak untuk memilih perempuan, tetapi jika dinilai

Sistem ini menjadi solusi dan mempermudah petugas kelurahan untuk pembagian bantuan, sistem ini berguna untuk menyeleksi penerimaan bantuan beras miskin berbasis mobile.