Lampiran 2
DOKUMENTASI
Foto didepan Kantor Kepala Desa Pekubuan
Foto Rumah Kepala Desa Pekubuan
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Abe, Alexander. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif. Yogyakarta : Pustaka Jogja
Mandiri.
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Ali, Farid. 1997. Metodologi Penelitian Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi dan
Pemerintahan. Jakarta: Rajawali Pers.
Cohen and Uphoff. 1977. Rural Development Participation, Concept and Measure for
Project Design, Implementation and Evaluation. New York: Cornell University.
Dwipayana, Ari. 2003. Pembaharuan Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi.2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah.
Jakarta: Depdiknas Bapenas Adicitakaryanusa.
H.A.R. Tilaar. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan: Kajian Menejemen Pendidikan Nasional
dalam Pusaran Kekuasaan . Jakarta: Rinika Cipta.
Ife, Jim. 1995. Community Development, Creating Community Alternatives Vision Analysis
and Practice. Melbourne: Longmen Australia Pty Ltd.
Juliantara, Dadang. 2004. Pembaharuan Kabupaten. Yogyakarta: Pembaharuan.
Ketaren, Nurlela. 2008. Administrasi Pembangunan, USU: Word Press.
Levinson, David and Malvin Ember (eds), 1996. Encyclopedia of Cultural Anthropology.
New York : American Reference Publishing Company, Inc.
Moeljarto, Tjokrowinoto. 1999. Restrukturisasi Ekonomi dan Birokrasi. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
Ndraha, Taliziduhu, 1999. Pengantar Teori Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta:
Erlangga.
Oakley, Peter, at all. 1991. Project With People, The Practice of Participation in Rural
Development. Ganevallo.
Poerbakawatja, Soegarda, dkk. 1981. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Randy, Riant. 2006. Managemen Pembangunan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Rivai Veithzal. 2004, Kepemimpinan. Jakarta: Grafindo Persada.
Safi’i, M. 2007. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Persepektif
Teoritik. Malang: Averroes Press.
Sastropoetro, Santoso. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.
Siagian P. Sondang. 2000. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara.
Singarimbun. Masri. 1989. Metode Penelitian Survay. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Siti Irene Astuti Dwiningrum. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali.
Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju Partisipasi Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sumampouw, Monique. 2004. Perencanaan Darat-Laut yang Terintegrasi dengan
Menggunakan Informasi Spasial yang Partisipatif. Jacub Rais, et al. Menata
Suroto. 1983. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta:
Gajamadah University.
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial: Bergabai Alternatif Pendekatan. Jakarta :
Prenada Media.
Wasistiono, Sadu. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV Fokus media
Widi Astuti. (2008). Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Kegiatan
Ekstrakurikuler di SD Negeri Se Kecamatan Godean. Skripsi. FIP UNY.
Widjaja, HAW. 2004. Otonomi Desa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sumber Perundang-undangan:
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan
Sumber Internet:
http://www.kompasiana.com/simonmanalu/konsep-otonomi-daerah-good-governance-dan-reinventing-government-dalam-pembangunan-daerah diakes pada 13 November 2015 pukul
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Sejarah Desa
Desa Pekubuan adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tanjung Pura dan
merupakan desa yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Langkat. Namun, desa ini terlah
berdiri cukup lama dan nama awal desa Pekubuan adalah Kubu yang asrtinya pertahanan
perang antara Langkat dengan Aceh, lebih kurang pada tahun 1920 dan akhirnya pada masa
kepemimpinan penghulu kampung yang bernama Lohen sebagai penghulu kampung yang
pertama mengubah nama Kubu menjadi Kampung Pekubuan pada tahun 1927.
Kemudian beberapa tahun timbul pula penghulu yang kedua bernama Laras. Laras
memiliki empat orang anak, anak pertamanya bernama Matcit. Berhubung Matcit ini buta
huruf dan tidak dapat untuk memimpin kampong, maka Laras mengambil inisiatif bahwa
yang akan menggantikan kedudukannya adalah menantunya yang bernama Tambah sebagai
penghulu yang ketiga untuk memimpin kampung Pekubuan tepatnya pada tahun 1940. Masa
itu disebut zaman kesultanan. Dengan perkembangan zaman, maka pada lebih kurang tahun
1973 Kampung Pekubuan menjadi Desa Pekubuan.
3.2. Keadaan Umum
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keadaan Desa Pekubuan maka berikut ini
penulis akan memberikan gambaran secara singkat mengenai beberapa aspek penting untuk
3.2.1. Keadaan Geografis
a. Letak Wilayah
Batas-batas wilayah Desa Pekubuan yaitu sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Desa Pematang Cengal
- Sebelah Selatan : Desa Kel. Pekan dan Desa Lalang
- Sebelah Barat : Desa Teluk Bakung
- Sebelah Timur : Desa Pantai Cermin
b. Luas Wilayah
Desa Pekubuan merupakan desa yang bertipologi dataran rendah dengan luas wilayah 640
Ha.
c. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang ada di Desa Pekubuan adalah pertanian, peternakan, dan
perikanan.
d. Orbitrasi
Orbitrasi/jarak dari pusat-pusat Pemerintahan, yaitu:
1. Jarak ke ibukota kecamatan sekitar ½ km
- Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan dengan kendaraan bermotor sekitar 0,10
jam
- Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan dengan berjalan kaki atau kendaraan non
motor sekitar ¼ jam
- Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten dengan kendaraan bermotor sekitar 0,45
jam
- Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten dengan berjalan kaki atau dengan
kendaraan non motor sekitar 2 jam
3. Jarak ke ibukota provinsi adalah sekitar 60 km
- Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi dengan kendaraan bermotor sekitar 2 jam
- Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi dengan berjalan kaki atau dengan
kendaraan non motor sekitar 15 jam
e. Karakteristik Desa
Desa Pekubuan merupakan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian
sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor pertanian tanaman
pangan dengan hasil utama padi dan palawija. Sedangkan pencaharian lainnya diantaranya :
perdagangan, nelayan/perikanan dan sektor industri kecil dan menengah secara perorangan.
3.2.2. Keadaan Demografi
Penduduk merupakan unsur terpenting bagi desa yang meliputi jumlah, pertambahan,
kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat (Bintarto, 1983:13).
Jumlah penduduk di Desa Pekubuan sampai dengan akhir tahun 2010 berjumlah 5115 jiwa
Penduduk Desa Pekubuan adalah mayoritas beragama Islam yaitu hampir 98%
beragama islam dan 0,2% beragama lainnya. Mayoritas suku di Desa Pekubuan adalah suku
melayu. Selain itu Desa Pekubuan juga dihuni oleh masyarakat yang bersuku jawa, banjar,
Sumber Data: RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan
Corak kehidupan masyarakat di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.
Masyarakat merupakan suatu “gemeinschaft” yang memiliki unsur gotong royong yang kuat.
Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakan “face to face group” dimana
mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal diri sendiri”. (Wasistiono,2006:11) Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di desa Pekubuan beraneka ragam, dimana
mata pencaharian penduduknya sebagian besar bekerja sebagai petani/buruh tani, dan hanya
sebagian kecil menekuni bidang swasta dan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini dikarenakan desa
Pekubuan merupakan perdesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian sebagian
besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor pertanian tanaman pangan dengan
hasil utama padi dan palawija. Maka pencaharian penduduk secara umum dapat dilihat pada
tabel 3.3.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak pula diantara masyarakat yang
tidak memiliki sumber pendapatan tetap. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
masyarakat di Desa Pekubuan yang masih rendah. Berikut sarana dan prasarana pendidikan
yang ada di Desa Pekubuan pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan Jumlah (unit) Gedung SMA/Sederajat 1
Gedung SMP/Sederajat 2
Gedung SD/Sederajat 3
Sumber Data: RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan
3.3. Gambaran Umum Pemerintahan Desa Pekubuan
Visi Misi Desa Pekubuan
a. Visi
Hadir Lebih Dekat Melayani Masyarakat Demi Terwujudnya Desa Pekubuan
Yang Sejahtera, Maju Dan Mandiri Dengan Menjunjung Tinggi Norma-Norma
Agama
b. Misi
a) Meningkatkan dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dengan
sebaik-baiknya
b) Reformasi aparatur pemerintah desa dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja
tinggi, bersih dan melayani publik
c) Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif dan yang berkemampuan
dalam pengembangan iptek
e) Meningkatkan pemerataan, penyebaran pembangunan di seluruh wilayah
f) Meningkatkan ikatan ekonomi dan sosial masyarakat
g) Mewujudkan karakteristik masyarakat dan birokrasi yang berlandaskan kepada
norma-norma agama yang berlaku
3.3.1. Pemerintah Desa
Adapun urusan pemerintah yang menjadi kewenangan desa mencakup:
1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa;
3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota; dan
4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang- undangan diserahkan
kepada desa.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan,
program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan
masyarakat. Adapun Penyelenggara pemerintah Desa Pekubuan terdiri dari :
1. Kepala Desa
2. Sekretaris Desa
3. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)
4. Kaur Pemerintahan
5. Kaur Pembangunan
6. Kaur Kesra
7. Kaur Keuangan
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pekubuan
Kepala Desa - - - BPD
Sofyan Drs. Ilyas US
Sekretaris Desa Irwanto
Kaur Kaur Kaur Kaur Pemerintahan Pembangunan Kesra Keuangan
Rika P, S.PdI Helmi Dayati M. Yusuf Misrun
Kadus I Kadus II Kadus III Kadus IV Kadus V Kadus VI Jamal Imanudin Januardin Efendi Khairi Khairul
Kadus VII Kadus VIII Kadus IX Kadus X Shahminan Ismail M. Nasir Thohari
Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa mempunyai
wewenang :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama BPD;
b. Mengajukan rancangan peraturan desa;
c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;
d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDesa untuk
dibahas dan ditetapkan bersama BPD;
e. Membina kehidupan masyarakat desa;
f. Membina perekonomian desa;
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Adapun kewajiban dari seorang kepala desa yaitu :
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
d. Melaksanakan kehidupan demokrasi;
e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi
dan Nepotisme;
g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;
i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa;
j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;
m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;
n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan
o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.
Selain kewajiban Kepala Desa mempunyai kewajinan untuk memberikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati/Walikota, memberikan laporan
keterangan pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat.
Sekretaris Desa, mempunyai tugas :
a. Melakukan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh unsur teknis dan wilayah.
b. Melaksanakan pembinaan dan pelayanan teknis administrasi pemerintah desa dan
kemasyarakatan .
c. Melaksanakan urusan keuangan, perlengkapan, rumah tangga desa, surat menyurat dan
kearsipan .
d. Mengumpulkan, mengevaluasi dan merumuskan data dan program untuk pembinaan dan
pelayanan masyarakat .
e. Menyusun laporan pemerintah desa .
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa .
Unsur teknis berada di bawah Kepala Desa dan bertanggungjawab kepada Kepala
1. Urusan Ekonomi dan Pembangunan.
Urusan Ekonomi dan Pembangunan, dalam melaksanakan tugasnya mempunyai
fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi, pelayanan, penyuluhan dan pembinaan bidang ekonomi,
pembangunan, pertanian, pekerjaan umum, irigasi dan jalan .
b. Mengumpulkan, mengelola dan mengevaluasi data bidang ekonomi pembangunan.
c. Menyusun dan membuat laporan bidang ekonomi pembangunan dan melaporkan
kepada Kepala Desa.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
2. Urusan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial
Urusan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial, dalam melaksanakan tugasnya mempunyai
fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi, pelayanan, penyuluhan dan pembinaan kehidupan
masyarakat bidang kesejahteraan, sosial, keagamaan, kebudayaan dan pendidikan .
b. Mengumpulkan, mengelola dan mengevaluasi data bidang kesejahteraan, sosial,
keagamaan, kebudayaan dan pendidikan .
c. Menyusun dan membuat laporan pada bidangnya serta menyampaikannya kepada
Kepala Desa.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
3. Urusan Pemerintahan dan umum
Urusan Pemerintahan dan umum dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program serta penyelenggaraan ketatausahaan dan kersipan;
b. Penyusunan program serta melakukan urusan perlengkapan dan inventaris desa;
c. Penyusunan program dan urusan rumah tangga desa;
e. Penyusunan rencana laporan keuangan pertanggungjawaban Kepala Desa;
f. Penyusunan pertanggungjawaban administrasi keuangan pemerintahan desa;
g. Penyusunan rencana penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemerintahan umum;
h. Penyusunan rencana dan pengumpulan bahan dalam rangka pembinaan wilayah dan
masyarakat;
i. Penyusunan program dan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan;
j. Penyusunan rencana dan melakukan pengadministrasian di bidang pemerintahan,
ketentraman dan ketertiban;
k. Penyusunan program dan pengadministrasian di bidang kependudukan dan catatan sipil
serta administrasi pertanahan.
3.4. Latar Belakang Sosial Budaya
3.4.1. Adat-istadat
Desa Pekubuan bisa dikatakan desa yang penduduknya homogen karena mayoritas
penduduknya adalah suku Melayu, sehingga adat-istiadat yang paling menonjol di desa ini
adalah adat Melayu, begitu juga dengan bahasa yang di gunakan sehari-hari yaitu bahasa
melayu. Selain itu terdapat juga suku lain yang minoritas yaitu suku jawa, banjar, aceh dan
karo.
3.4.2. Mata Pencaharian
Penduduk Desa Pekubuan memiliki beragam mata pencharian, namun mayoiritas dari
penduduk adalah petani, hal ini sesuai dengan keadaan geografis daerahnya yang berupa
daerah pertanian. Kebun dan sawah merupakan tujuan utama aktivitas warga dalam mengisi
3.4.3. Sarana dan Prasarana
Desa Pekubuan memiliki berbagai sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan
masyarakatnya. Sarana dan prasarana yang ada di desa Pekubuan terdiri dari tempat
ibadah, sarana pendidikan, dan sarana olahraga.
1. Tempat Ibadah
Di desa Pekubuan merupakan desa yang mayoritas warganya beragama islam.
Lebih kurang 98% warga desa Pekubuan beragama islam. Sehingga sarana ibadah yang
terdapat di desa Pekubuan adalah Mesjid dan Mushola.
2. Pendidikan
Di desa Pulau Kumpai hanya terdapat beberapa sarana pendidikan, yaitu terdapat tiga
Sekolah Dasar (SD), satu Sekolah Menengah Atas (SMP), satu Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN), dan satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN).
3. Olahraga
Di desa Pekubuan terdapat berbagai sarana olahraga seperti lapangan sepak bola,
lapangan bola voli, dan lapangan badminton yang dapat dipergunakan masyarakat desa
BAB IV PENYAJIAN DATA
Metode kualitatif adalah metode yang lazim digunakan dalam penelitian ilmu sosial.
Penelitian kualitatif menggunakan observasi terstruktur maupun tidak terstruktur dan
interaktif komunikatif sebagai alat pengumpulan data, terutama wawancara mendalam dan
peneliti menjadi instrumen utamanya.
Data yang diperoleh tersebut berbentuk kata-kata dan di analisis dalam terminologi
respon- respon individual, kesimpulan deskriptif atau bisa keduanya. Tujuan analisis adalah
untuk mengorganisasikan data ke dalam makna, interpretasi individual atau kerangka kerja
yang menjelaskan fenomena-fenomena yang dikaji. Kesimpulan yang dirumuskan tidak
dimaksudkan untuk menggeneralisasikannya kedalam populasi yang lebih besar.
Setelah dilakukan penelitian dan melakukan pengumpulan data maka telah
dikumpulkan sejumlah data, baik data primer yang diperoleh hasil wawancara dari berbagai
responden dan data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumen-dokumen
milik Pemerintahan Desa Pekubuan dan tinjauan sumber pustaka lainnya. Data-data yang
dikumpulkan tersebut merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui Peranan
Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di Desa
Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat
4.1. Identitas Informan
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah Pemerintahan Desa Pekubuan,
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pekubuan, Kepala Dusun dan tokoh masyarakat
Desa Pekubuan yang merupakan informan kunci, informan utama dan informan tambahan.
Tokoh Masyarakat, dan masyarakat dalam Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan
Pertisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. Dari wawancara yang telah dilakukan terhadap
15 informan yang hasil wawancaranya dapat mewakili dan memadai untuk dijadikan data
primer dalam penelitian ini yang terdiri dari 11 informan berjenis kelamin laki-laki dan 4
informan berjenis kelamin perempuan.
Dalam hal ini peneliti merumuskan identitas informan kedalam empat bagianyang
masing-masing adalah sebagai berikut:
1) Identitas informan berdasarkan jenis kelamin
Untuk mendistribusikan identitas informan berdasarkan jenis kelamin, peneliti
mengelompokkannya kedalam dua bagian yaitu perempuan dan laki-laki. Disini kita dapat
melihat bagaimana klasifikasi antara informan yang berjenis kelamin perempuan dan berjenis
kelamin laki-laki pada Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki pemahaman
dan antusiasme yang tergolong rendah tentang Pemerintah Desa Pekubuan. Di desa Pekubuan
laki-laki cenderung lebih aktif dalam pembangunan. Partisipasi yang diberikan laki-laki
sangat beragam seperti ide atau usulan-usulan dalam rangka perbaikan pembangunan desa,
partipasi berupa materi yang sifatnya membangun, partisipasi yang berbentuk tenaga seperti
2) Identitas informan Berdasarkan Usia
Disini kita dapat melihat bagaimana variasi tingkat usia informan di Desa Pekubuan,
Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, dimana peneliti mengelompokkannya
kedalam tiga bagian dengan rentang usia antarausia 31-40 tahun,usia 41-50 tahun, dan usia
lebih dari 51 tahun. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa informan yang memiliki rentang
usia 41 - 50 tahun yang termasuk kedalam golongan yang paling banyak mendominasi baik
dalam hal pemahaman maupun partisipasinya terhadap pemerintahan desa baik secara
langsung maupun tidak langsung.
3) Identitas Informan berdasarkan Jabatan
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melihat identitas informan melalui jabatan
informan dalam Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Dusun, Tokoh
Tabel 4.3
4 Jamaluddin Jumly Kepala Dusun I
5 Imanuddin Kepala Dusun II
Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan
4.2. Hasil Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan
tentang Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan. sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan yang
akan dilakukan wawancara sebanyak 5 (lima) orang. Kelima orang yang ditetapkan sebagai
informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu key informan Kepala Desa,
Sekretaris Desa dan Ketua BPD, sedangkan informan utama adalah tokoh masyarakat yaitu
sesuatu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. adapun yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini berhubungan dengan peranan pemerintah desa dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana
sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang
diajukan. pertanyaan-pertanyaan yang disusun sudah pasti berhubungan dengan peranan
pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut.
Namun, di dalam prosesnya sendiri penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya
pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan beberapa informan.
4.2.1. Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan.
Desa merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah orang atau penduduk
yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, untuk
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di pedesaan. Untuk melaksanakan
tersebut diperlukan seorang pimpinan atau seorang kepala desa yang memiliki kemampuan
sesuai dengan fungsi kepemimpinan kepala desa yang mengatur semua kegiatan yang ada di
desa.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa Pulau
Kumpai senantiasa tidak terlepas dari peranan pemerintah desa sebagai motivator dalam
menyampaikan setiap program-program pembangunan kepada masyarakat baik perencanaan,
dilaksanakan. Adapun indikator-indikator dari pemerintah desa dilihat dari fungsi
kepemimpinan pemerintah desa yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
4.2.1.1.Fungsi Instruktif (menentukan perintah, mengerjakan perintah, bagaimana cara pengerjaan)
Dalam hal ini pemerintah desa berfungsi sebagai komunikator yang menentukan program
apa yang akan dilakukan di desa, bagaimana cara pelaksanaannya supaya keputusan dapat
dilaksanakan dengan baik dan efektif.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis menanyakan kepada kepala desa Bapak
Sofyan mengenai fungsi kepemimpinan dalam pemberian instruksi kepala desa sebagai
administrator pembangunan ”Apakah ada instruksi Bapak dalam pelaksanaa pembangunan?”
beliau menjawab;
“Ada, kalau tidak ada instruksi dari saya bagaimana pelaksanaan pembangunan ini berjalan dengan baik. Saya selaku kepala desa sudah seharusnya melakukan instruksi kepada aparat desa maupun kepada masyarakat yang terlibat didalamnya bagaimana pembangunan yang ada didesa ini supaya berjalan dengan lancar dan harus menunggu instruksi dari saya.”
Dengan adanya penjelasan diatas dapat dilihat bahwa kepala desa selaku administrator
pembangunan dalam menjalankan fungsinya memang sudah ada dalam melaksanakan
fungsinya.
Untuk mempertegas pernyataan tersebut, peneliti mewawancarai salah satu penduduk
desa Pekubuan yang secara aktif terlibat dalam proses pembangunan program desa, yaitu
Bapak Sarkawi, beliau menjelaskan :
berperan di sini adalah kepala desa. Lagian instruksi dari kepala desa akan sangat
membantu kami dalam mengerjakan pembangunan yang dilaksanakan di desa ini.”
4.2.1.2.Fungsi Konsultatif (cara menetapkan tujuan)
Fungsi ini merupakan fungsi dua arah yang digunakan untuk menetapkan keputusan
yang membutuhkan bahan pertimbangan dan konsultasi dengan masyarakat. Hal ini sangat
diperlukan karena yang lebih tahu akan kebutuhan pembangunan adalah masyarakat desa itu
sendiri. Oleh karena itu pemerintah desa perlu mengadakan konsultasi dengan masyarakat
desa sehingga tercipta pembangunan yang efektif dan berguna bagi masyarakat.
Untuk mengetahui apakah fungsi ini sudah dijalankan oleh pemerintah desa atau tidak
maka penulis menanyakan hal ini kepada salah satu perangkat desa dan salah satu masyarakat
yang berfungsi untuk memperkuat pernyataan yang diberikan oleh pemerintah desa.
Penulis menanyakan kepada Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD mengenai sudah
bagaimana pemerintah desa menjalankan fungsi konsultatif ini dengan masyarakat desa
Pekubuan? Beliau memaparkan:
“Sejauh ini pemerintah desa sudah menjalankan fungsinya, dan salah satunya adalah fungsi konsultatif. Dalam setiap pembanagunan yang dilakukan di desa pemerintah tidak bertindak tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan masyarakat, hal ini sangat penting dilakukan karena menyangkut kebutuhan masyarakat. Dimana kita mengetahui bahwa pembangunan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi untuk mencapai hal tersebut maka perlu dilakukan konsultasi dengan masyarakat, karena mereka sendirilah yang mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka, dan kami sebagai pemerintah
daerah bertugas untuk mewadahi aspirasi mereka”
Supaya lebih jelas lagi penulis menanyakan kembali kepada salah satu masyarakat yaitu
Ibu Maryam tentang apakah pemerintah desa sebelum mengadakan musrenbang terlebih
“ iya ada, pemerintah desa disini sebelum melakukan musrenbang mereka mengadakan rapat terlebih dahulu dengan masyarakat untuk konsultasi mengenai pogram-program pembangunan yang akan diusulkan maupun dalam pelaksanaan pembangunan. Contoh dalam pembangunan yang sudah ada seperti rumah layak huni, pembangunan jalan, dan jembatan. Ini merupakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.”
Supaya pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka pemerintah desa dalam
hal ini harus berkonsultasi dulu dengan masyarakat, sehingga pembangunan dapat dirasakan
dan nikmati masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan agar tujuan daripada
pembangunan itu sendiri tepat sasaran. Dengan adanya penjelasan diatas memang ini yang
diharapkan masyarakat dimana pembangunan dari masyarakat dan untuk masyarakat itu
sendiri.
4.2.1.3.Fungsi Partisipasi (mengaktifkan orang-orang dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya)
Fungsi partisipasi merupakan fungsi dari pemerintah desa untuk menggerakkan
partisipasi masyarakat desa dalam setiap pelaksanaan program pembangunan desa.
Pemerintah desa harus berusaha mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan
dalam mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi masyarakat sangat
diperlukan dalam proses pembangunan desa, karena pembangunan desa tidak akan mungkin
dapat berjalan dengan baik dan efektif tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan tersebut.
Namun kita ketahui bahwa masyarakat tidak serta merta berpartisipasi dalam
pembangunan yang dilaksanakan dalam desa. Perlu adanya penggerak partisipasi masyarakat,
adapun yang menjadi penggerak partisipasi masyarakat adalah pemerintah desa itu sendiri.
Apabila pemerintah desa dapat dengan baik mengaktifkan partisipasi masyarakat, maka
Untuk melihat seberapa besar peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, maka penulis melakukan wawancara langsung kepada
kepala desa Pekubuan Bapak Sofyan. Adapun yang penulis tanyakan adalah “ Apakah Bapak
sebagai kepala desa ikut menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa?”.
Beliau menjelaskan :
“Iya ada, saya selaku kepala desa ikut dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, dan
memang seharusnya begitu. Bagaimana masyarakat bersemangat dalam memberikan partisipasinya kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif dalam pembangunan, dan inilah salah satu peran saya dalam menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Tidak hanya saya, aparat desa juga sangat berperan dalam pembangunan yang dilakukan di desa ini. Adapun perannya dapat dilihat kalau ada hal-hal yang baru yang berkaitan dengan masalah pembangunan dan perlu untuk dimusyawarahkan, maka aparat desa yang banyak berperan untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta yaitu dengan cara memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat yang berkaitan dengan masalah pembangunan.
Hal yang senada juga penulis tanyakan kepada masyarakat yaitu berkaitan dengan
peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Adapun yang saya wawancarai adalah Ibu Syamsiah, beliau menjelaskan:
”Iya, pemerintah desa berperan dalam pembangunan desa, khususnya dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena kita ketahui apapun pembangunan yang akan dilakukan di desa tidak bisa terlepas dari peran pemerintah
desa”.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, baik kepada masyarakat maupun kepada
pemerintah desa Pekubuan sendiri dapat dikatakan bahwa memang pemerintah desa berperan
dalam upaya meningkatkan pembangunan di desa tersebut.
Namun untuk mempertajam pernyataan tersebut, maka penulis menanyakan bagaimana
bentuk peranan pemerintah desa tersebut untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa. Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat,
“Pemerintah desa dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan misalnya dengan mengajak langsung masyarakat untuk ikut dalam musyawarah pembangunan desa dan juga dalam pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan, upaya lain juga dilakukan yaitu dengan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pembangunan bagi masyarkat, sehingga masyarakat pun mau iku
berpartisipasi”.
Untuk memperkuat dari penjelasan diatas maka penulis mewawancari kembali kepada
Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD yaitu bagaimana cara bapak untuk mengaktifkan
masyarakat ikut berpartisipasi? Beliau menjelaskan:
“iya, saya selaku aparat desa tentunnya akan mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya pembangunan demi kemajuan desa seperti kami mengadakan rapat bulanan setiap sebulan sekali. Namun masyarakat disini kurang peduli dengan kegiatan seperti ini karena adanya kepentingan-kepentingan lain bagi masyarakat”.
Dari penjelasan terlihat jelas bahwa pemerintah desa dalam melaksanakan fungsinya
sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi inplementasinya belum terlaksana dengan baik ini
dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat ditambah dengan minimnya tingkat pendidikan
di desa tersebut.
4.2.1.4.Fungsi Delegasi (melimpahkan wewenang sementara kepada bawahan)
Fungsi delegasi dalam pelaksanaan pembangunan desa sangat perlu dilakukan, karena
hal ini akan sangat menbantu pemerintah desa dalam menjalankan tugasnya. Fungsi delegasi
ini bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program pembangunan desa. Apabila
tidak terjadi delegasi tugas dalam pembangunan yang akan dilaksanakan maka kemungkinan
besar tugas tersebut akan sangat lama dikerjakan kerena hanya bertumpu kepada satu orang
saja.
Dengan adanya fungsi delegasi tidak hanya pencapaian efektifitas dan efisiensi yang
diperoleh, tetapi dengan adanya delegasi tugas kepada masyarakat maka akan menciptakan
pembangunan. Untuk menciptakan fungsi delegasi ini, pemerintah desa perlu mengadakan
koordinasi dengan masyarakat desa. Tanpa adanya koordinasi yang jelas antara pemerintah
desa dengan masyarakat tidak akan mungkin fungsi delegasi dijalankan.
Maka untuk melihat bagaimana fungsi delegasi ini telah dijalankan di lapangan, penulis
kembali mengadakan wawancara dengan salah aparat pemerintah desa. Penulis
mewanwancari aparat desa Bapak Irwanto selaku Sekretaris Desa berkenaan dengan fungsi
kepimpinan pemerintah desa sebagai administrator pembangunan. yaitu apakah pernah kepala
desa melimpahkan wewenang kepada Bapak? Beliau menjawab:
“pernah, apabila kepala desa berkenaan tidak hadir dalam musyawarah desa dikarenakan
adanya kepentingan lain. Hal ini tentunya harus ada koordinasi dari kepala desa itu sendiri baik dalam proses keputusan maupun dalam pelaksanaan pembangunan”.
Dari penjelasan Bapak Irwanto diatas maka kerjasama antara pemerintah desa (Kepala
Desa) dengan aparat desa sudah terjalin baik. Pelimpahan wewenang tersebut bukan berarti
kepala desa melepaskan tanggung jawabnya sebagai administrator pembangunan. Hal ini
harus sesuai dengan tugas kepala desa sebagai administrator dalam pelaksanaan
pembangunan.
4.2.2.Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa
Dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa tidak mungkin dapat
tercapai dengan maksimal tanpa adanya partisipasi masyarakat desa yang bersangkutan.
Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, sehingga memungkinkan
tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaannnya. Di sisi lain pembangunan
desa yang dibangun juga akan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab dari
masyarakat itu sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan desa akan
dilaksanakan, mulai dari penyusunan rencana, maupun sampai pada proyek pembangunan
tersebut selesai, bahkan pemeliharaannya juga.
Untuk lebih mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa,
maka penulis melakukan wawancara dengan para informan yang ada di Desa Pekubuan
Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat yang dianggap kompenten mengetahui tentang
partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa. Adapunn indikator-indikator yang
akan diteliti dari partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut :
4.2.2.1.Wujud atau Dimensi Partisipasi
Untuk melihat hal tersebut maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Desa
Pekubuan (Bapak Sofyan) mengenai partisipasi masyarakat beliau menjelaskan:
“Masyarakat desa Pekubuan tergolong sangat berpartisipasi, dalam pembangunan desa ini, khususnya dalam pembangunan desa, dimana masyarakat banyak yang ikut terlibat dalam mengelola atau mengerjakan proyek pembanguan. Dan sebagai Kepala Desa saya merasa berkewajiban ikut serta dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat desa, memang seharusnya begitu. Bagaimana mungkin masyarakat ikut bersemangat dalam berpartisipasi kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif dalam pembangunan desa ini. Tidak hanya masyarakat, aparat desa juga ikut berpartisipasi dalam pambangunan di desa ini. Jika ada hal-hal yang baru dan perlu dimusyawarahkan, di sinilah peranan aparat desa yang banyak. Contohnya kepala urusan pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN ) yang banyak merencanakan apa yang akan dilakukan dalam hal pembangunan infrastruktur desa”.
Masih dalam masalah partisipasi masyarakat, peneliti mewawancarai tokoh masyarakat
yang dianggap benar-benar mengetahui pembangunan di desa Pekubuan dan terlibat di
dalamnya yaitu Bapak Arifin, dengan menanyakan apakah dalam pembangunan di desa
masyarakat sudah ikut berpartisipasi? beliau menjelaskan:
“Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan sudah ada, yaitu dalam pemberian tenaga, misalnya dalam pembangunan jalan atau jembatan, masyarakat juga ikut memberikan sumbangan dana pembangunan, ikut dalam rapat perencanaan pembanguan
Untuk mempertegas pernyataan tersebut di atas, maka penulis menanyakan hal sama
kepada Bapak Abdullah, beliau menjelaskan:
“Partisipasi masyarakat dapat juga dilihat dari ikut sertanya masyarakat desa dalam musyawarah. Musyawarah ini adalah untuk melakukan perencanaan pembangunan yang akan dilakukan, dimana masyarakat diminta pendapatnya tentang pembangunan apa yang betul-betul masyarakat butuhkan, karena harapannya dengan adanya pembangunan
tersebut kehidupan masyarakat desa dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik”.
Pertanyaan lain juga penulis tanyakan kepada Kepala Desa Pekubuan Bapak Sofyan, yaitu
“Seberapa besar sumbangan masyarakat dalam proses pembangunan yang dilaksanakan di
desa Pekubuan?” Beliau menjelaskan:
“Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang sedang, telah dan akan dilaksanakan masih sangat kurang, hal ini disebabkan banyak faktor. Misalnya dalam memberikan partisipasi dalam bentuk dana atau uang, tingkat ekonomi rata-rata masyarakat masih sangat rendah, partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide, kurang dikarenakan tingkat pendidikan rata-rata masyarakat masih rendah, dan partisipasi dalam bantuk tenaga sudahlah cukup, tapi masih ada saja masyarakat yang tidak ikut terlibat, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat untuk mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari”.
4.2.2.2.Keterlibatan Masyarakat dalam Penetapan Kebijakan Pembangunan Daerah
Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam proses penyusunan
program-program pembangunan. Dalam proses pelaksanaan pembangunan di desa perlu
melibatkan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan, karena dengan melibatkan
masyarakat dapat membantu pemerintah daerah dalam memajukaan program desa.
Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sangat baik, dimana hal ini dapat
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan. Rasa
kesadaran dan tanggung jawab ini muncul apabila pemerintah daerah dapat mensetujui suatu
hal atau dapat menyerap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, untuk itulah keterlibatan
Untuk melihat kenyataan yang terjadi dilapangan, yaitu apakah masyarakat benar-benar
dilibatkan dalam penetapan kebijakan pembangunan desa yang dilakukan, penulis
mengadakan wawancara langsung dengan salah satu anggota masyarakat. Adapun yang
penulis wawancarai adalah Bapak Rahmat, dengan menanyakan “ Apakah masyarakat juga
turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilaukan di desa Pekubuan ?
Beliau menjawab :
“ dalam penetapan program pembangunan masyarakat selalu dilibatkan, namun kendalanya ada pada masyarakat itu sendiri, dimana seringkali hanya sedikit masyarakat yang terlibat dalam penetapan kebijakan pembangunan. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk mencari nafkah. Ya sebagai masukan buat pemerintah daerah yang terlibat dalam pembangunan desa harapannya mengadakan rapat tidak pada waktu masyarakat lagi beraktifitas atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari, karena hal ini sangat mempengaruhi tingkat kehadiran masyarakat dalam proses penetapan dan palaksanaan program pembangunan desa. Padahal kita ketahui bahwa kehadiran masyarakat sangat penting, karena hal ini mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan di desa Pekubuan
“.
Hal tersebut di atas juga di iyakan oleh kepala desa Pekubuan Bapak Sofyan, beliau
menambahkan :
“ Aparat desa selalu mengajak masyarakat untuk mengikuti rapat penetapan kebijakan
program pembangunan yang akan dilaksanakan di desa. Pertama sekali sebelum mengajak masyarakat terlebih dahulu melakukan sosialisasi tentang pentingnya pembangunan bagi masyarakat desa, dengan dilakukannya sosialisasi ini harapannya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dapat mendorong keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Namun harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dimana hanya sedikit masyarakat yang mau ikut aktif dalam proses pembangunan desa, terutama dalam keterlibatan penetapan kebijakan program pembangunan desa”.
4.2.2.3.Kesesuaian Pembangunan Desa dengan Kebutuhan Masyarakat
Untuk melihat bagaimana pelaksanaan program pembangunan yang dilakukan di desa
Pekubuan serta keberhasilan pemerintah desa dalam menjalankan perannya untuk
masyarakat untuk melihat sejauh mana kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan
pembangunan yang telah dilakukan di desa Pekubuan.
Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu Bapak
Sumarsono. “ Apakah pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan sudah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat desa”?, Bapak Sarkawi menjelaskan :
“Pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan sudah ada yang sesuai dan masih ada yang belum sesuai, bahkan kadang pembangunan yang dilakukan ada yang tidak berdaya guna sama sekali. Misalnya pembangunan sumur bor yang telah dilakukan, sampai sekarang banyak yang tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena airnya kotor dan berbau, selain itu mesin yang digunakan sering rusak. Kalau pembangunan rumah layak huni
sudah agak sesuai, namun bobot dan jumlahnya masih kurang”.
Penulis juga menanyakan “ Apakah masyarakat sudah puas terhadap hasil pembangunan
desa”?, hal ini penulis tanyakan kepada Ibu Maryam, dan beliau menjawab :
“Belum, kami belum puas. dilihat dari kualitas pengerjaannya kadang asal siap saja dan terkesan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan. Standar pengerjaannya pun tidak sesuai dengan perencanaan dan kapasitas, kemudian kontrol
tidak terlalu berjalan dengan Dinas yang bertanggung jawab”.
Untuk mempertajam lagi jawaban yang telah diberikan oleh masyarakat, maka penulis
juga menanyakan “ Bagaimana situasi dan kondisi pembangunan yang telah dilakukan di
Desa Pekubuan? kepada kepala desa Pekubuan, Yaitu bapak Sofyan, beliau menjelaskan :
” Pembangunan yang dilakukan pada dasarnya mempunyai sasaran dan tujuan. Misalnya
Adapun yang menjadi penyebab tidak sesuainya pembangunan yang dilakukan di desa
Pekubuan adalah karena pengaruhi keadaan alam, dimana seringnya terjadi kebanjiran,
sehingga hal ini akan menghalangi dilakukannya pembangunan jalan atau jembatan di desa
Pekubuan. Faktor lain yang menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat adalah kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah desa
setempat. Padahal tanpa adanya kerjasama yang baik yang terjalin antara masyarakat dengan
pemerintah desa, maka akan sangat sulit untuk mencapai pembangunan yang maksimaal dan
berhasil.
4.2.2.4. Kerjasama Antara Pemerintah Desa dengan Masyarakat
Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh suatu
masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi atau kondisi yang lebih baik. Suatu
pembangunan akan dikatakan tepat sasaran atau terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan
hasilnya apabila pembangunan yang dilakukan tersebut benar- benar memenuhi kebutuhan
masyarakat. Supaya pembangunan desa dapat tercapai dengan maksimal, maka harus tercipta
koordinasi yang baik antara pemerintah desa dengan masyarakat.
Untuk melihat apakah ada koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat maka
penulis mewawancari masyarakat yang langsung terlibat dalam proses pembangunan di desa.
Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Sarkawi, beliau mengatakan:
“Kalau masalah koordinasi, kadang ada dan kadang tidak ada. itu yang menjadi
permasalahan sekarang ini. Bahkan tidak jarang masalah yang terjadi dalam pembangunan di desa ini adalah terjadinya konflik di masyarakat. Kalau boleh dikatakan masalah koordinasi yang kurang inilah yang saya lihat”.
Proses pembangunan saat ini haruslah memperhatikan pembangunan yang berakar dari
bisa mandiri dan menjadikan masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab atas
pembangunan yang dilakukan, dengan demikian pembangunan tersebut akan terpelihara.
Untuk melihat kebenarannya dilapangan maka penulis kembali melakukan wawancara
dengan masyarakat desa Pekubuan, yaitu dengan Ibu Syamsiah. “ Apakah masyarakat
dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan?”, Ibu tersebut menjelaskan :
“Betul, masyarakat dilibatkan dalam pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemeliharaan pembangunan yang telah dilakukan. Tapi, mengenai dana-dana untuk pembangunan kami sebagai masyarakat tidak tahu, yang kami ketahui hanyalah mengenai pembangunannya saja, misalnya dalam pembangunan atau perbaikan jalan dan jembatan, saluran air bersih dan lain-lain”.
Selain kepada masyarakat, penulis menanyakan hal yang senada kepada Ketua BPD,
yaitu Bapak Drs. Ilyas US, Beliau menjelaskan :
“Dalam rapat musyawarah pembangunan desa masyarakat selalu dilibatkan. Apalagi disini setiap tahun ada kebijakan dari pemerintah daerah (Bupati) untuk menampung aspirasi masyarakat terkait pembangunan, hal ini dinamakan dengan Sistem jemput bola/ musrenbang. Masyarakat yang memberikan secara langsung ide-ide atau pemikiran
BAB V
ANALISA DAN INTERPRETASI DATA
5.1. Hasil Analisa Data
Pada bab ini, peneliti menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang telah
dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Adapun jenis metode yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan analisa data kualitatif, dimana data dan fakta yang
didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan
analisa yang rasional. Untuk itu analisa data dalam penelitian ini adalah menggambarkan dan
menjelaskan variabel- variabel yang berkaitan dengan peranan pemerintah desa untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di desa
Pekubuan, baik dengan melakukan wawancara dengan kepala desa, sekretaris desa dan BPD
sebagai informan kunci dan tokoh masyarakat sebagai informan utama serta studi
kepustakaan. Maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data dan fakta-fakta yang telah
didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.
Selanjutnya dalam analisa data ini, akan manjabarkan masalah-masalah yang
ditemukan di lapangan, untuk dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta yang
didapat melalui interpretasi data dan penguraian-penguraian masalah sebagai berikut:
5.1.1. Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Tanggung jawab atas keberhasilan pembangunan desa Pekubuan bukanlah
saja, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat desa tersebut untuk ikut
berpartisipasi dalam mensukseskan setiap program-program pembangunan.
5.1.1.1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemerintah sebagai komunikator merupakan
pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana pemerintah itu dikerjakan
agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap program
pembangunan, maka peranan pemerintah desa sebagai motivator dalam menyampaikan
informasi-informasi tentang pembangunan desa Pekubuan mulai dari kegiatan perencanaan,
palaksanaan maupun pemeliharaan hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan
sangatlah diperlukan, karena tanpa adanya komunikasi dari pemerintah desa, maka
penyelengaraan setiap program pembangunan tidak mungkin sampai kepada masyarakat
secara baik.
Dalam penelitian ini peranan pemerintah desa sebagai sumber informasi dalam
pembangunan desa menyediakan wadah di dalam menyampaikan setiap program- program
pembangunan. Di dalam melakukan proses partisipasi, wadah partisipasi merupakan sarana
atau saluran untuk menyalurkan informasi yang disampaikan.
Oleh karena itu, wadah yang digunakan pemerintah desa Pekubuan di dalam
melakukan partisipasi haruslah sesuai dengan tujuan, isi dan maksud dari setiap program
pembangunan yang akan dilaksanakan. Adapun wadah-wadah partisipasi yang digunakan
desa antara lain adalah melalui ide atau buah pikiran masyarakat. Ide masyarakat ini
merupakan usulan yang disampaikan melalui musyawarah desa.
Namun, melalui wadah tersebut, masyarakat desa Pekubuan kurang kreatif dalam
mengeluarkan ide atau pendapat dalam bidang pembangunan, dimana masyarakat lebih
cenderung menerima begitu saja keputusan yang dibuat oleh kepala desa. Hal ini terjadi
karena masyarakat memberikan kepercayaan atau menyerahkan masalah pembangunan yang
akan dilaksanakan penuh kepada pemerintah desa, walaupun pada akhirnya pembangunan
desa yang dilakukan itu berjalan dengan apa adannya. Padahal pemerintah desa sangat
membutuhkan ide-ide yang cemerlang dan kreatif dari masyarakat setempat mengenai
proses-proses pelaksanaan pembangunan maupun hasil dan pemeliharaan dari pembangunan yang
telah dikerjakan.
Peranan lain pemerintah desa dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa dapat dilihat dari kehadiran aparat pemerintah desa
pada setiap musyawarah atau penyampainan program-program pembangunan. Hal ini sangat
perlu karena pemerintah desa di sini berperan sebagai motivator pembangunan di desa.
Namun dilihat dari hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa kehadiran para aparat
desa dalam musyawarah penyampaian program-program pembangunan masih sangat kurang.
Dimana dalam setiap pertemuan yang dilakukan selalu ada saja aparat desa yang tidak hadir
atau berhalangan datang ke musyawarah penyampaian program pembangunan.
Ketidakhadiran aparat desa ini disebabkan kesibukan dengan pekerjaan dalam mencari
nafkah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah desa kurang berperan sebagai motivator
pembangunan yang dilaksanakan di desa Pekubuan. Kehadiran para aparat desa pada setiap
penyampaian program-program pembangunan sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan
akan dapat mendukung kelancaran proses partisipasi dalam pemyampaian setiap program
pembangunan.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan salah satu tokoh
masyarakat Desa Pekubuan Bapak Sarkawi yang mengatakan bahwa lebih baik apabila aparat
pemerintah desa selalu hadir dalam setiap musyawarah atau penyampaian program-program
pembangunan, sehingga masyarakat akan lebih mau lagi untuk ikut dalam musyawarah dalam
memberikan ide-ide atau masukan dalam proses pembangunan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang senada juga diberikan oleh masyarakat lain, yaitu Ibu Syamsiah yang
mengatakan bahwa telah merupakan kewajiban dan tanggung jawab aparat pemerintah desa
untuk hadir dalam musyawarah penyampaian program-program pembangunan, karena pada
dasarnya yang lebih memahami dan mengerti tentang masalah proses pelaksanaan
pembangunan tentunya adalah aparat pemerintah desa.
Berdasarkan hasil penelitian maka pemerintah desa (Kepala Desa) dalam
melaksanakan fungsinya sudah maksimal, hal ini dapat dilihat bahwa pembangunan yang
masuk merupakan hasil dari instruksi dari kepala desa itu sendiri baik dalam proses
pelaksanaan maupun yang akan di rencanakan bersama dengan masyarakat maupun aparat
desa, tanpa adanya intruksi dari kepala desa kesemua pembangunan yang ada belum tentu
masuk ke desa.
5.1.1.2. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini digunakan sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan sebagai
usaha untuk menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada masyarakat yang di pimpin dapat
dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan pembangunan.
kosultasi itu dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan- keputusan
yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan menjalankan fungsi konsultasi di harapkan
keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikanya,
sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
Dari hasil penelitian bahwa pemerintah desa dalam melaksanakan fungsi konsultatif
sudah berusaha untuk berkonsultasi kepada aparat desa maupun masyarakat, namun dari hasil
daripada pembangunan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat hal ini di tandai dengan
kualitas pengerjaan sehingga seperti pembangunan jalan yang ada tidak tahan lama dan
hancur kembali. Padahal pemerintah sudah berkonsultasi kepada aparat desa maupun
masyarakat sesuai dengan hasil wawancari dengan Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD di
desa Pekubuan.
5.1.1.3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemerintah desa berusaha mengaktifkan
masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara
terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas
pokok orang lain. Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa,
sebagai badan kekuatan terendah, pemerintah desa dalam fungsi kepimpinan memiliki
berbagai fungsi untuk mengatur masyarakat desanya sendiri dan bertanggung jawab atas
segala tugas yang diembannya. Mengingat desa merupakan tempat segala urusan dari
menjalankan fungsi kepimpinannya dalam masyarakat desa disamping harus menghadapi
arus dan tuntutan pengembangan kehidupan masyarakat secara menyeluruh.
Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi
orang lain, untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan fungsinya.
Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses mempengaruhi kegiatan
suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya. Kepemimpinan adalah proses interpersonal
yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan.
Berdasarkan pandangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi
mendorong, menggerakkan, menuntun, mengajak dan kalau perlu memaksa orang lain agar
dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi kepemimpinan berhubungan
langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok organisasi masing-masing
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi. Fungsi
kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus di wujudkan dalam interaksi antar
individu di dalam situasi sosial kelompok organisasi masyarakat (rivai, 2005:51).
Untuk mencapai tujuan pembangunan desa yang merupakan bagian pembangunan
yang penting artinya, maka pelaksanaan dari pertanggung jawaban diserahkan kepada
pemerintah desa (Kepala Desa) sebagai motivator dalam pembangunan desa yang
dipimpinnya. Dalam melakukan segala usaha tercapai tujuan tersebut kepala desa haruslah
membuat atau membangun dukungan masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam proses pelaksanaan pembangunan.
Dengan demikian sesuai hasil penelitian yang penulis sajikan bahwa fungsi
kurang maksimal hal ini terlihat mewancarai salah satu aparat desa yaitu Bapak Irwanto
selaku sekretaris desa di dalam fungsi partisipasinya dimana kepala desa untuk mengaktifkan
masyarakat dalam pelaksanakan pembangunan, masyarakat tersebut banyak yang tidak hadir
karena adanya kepentingan-kepentingan lain. Seharusnya pemerintah desa harus memberikan
alternatif-alternatif lain yang bisa membangkit semangat masyarakat untuk turut serta dalam
proses pembangunan yang akan di usulkan.
5.1.1.4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau
menetapkan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan pemerintah. Fungsi delegasi
ini pada dasarnya berarti kepercayaan. Pelimpahan wewenang ini kepada bawahan harus di
yakini yang merupakan pembantu pimpinan yang memiliki kesamaan prinsip dan aspirasi.
Berdasarkan hasil penelitian di desa Pekubuan fungsi pemerintah desa dalam
memberikan wewenang kepada bawahan belum maksimal, dikarenakan dalam hal ini
pemerintah desa (Kepala Desa) memberikan wewenang pada bawahan, kepala desa
berkenaan tidak hadir saja. Seharus kepala desa harus memberikan wewenangnya kepada
bawahannya pada saat merencanakan pembangunan maupun dalam pelaksanaan.
5.1.2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
5.1.2.1. Wujud atau Dimensi Partisipasi
Pada dasarnya pembangunan desa adalah pembangunan yang melibatkan seluruh
lapisan masyarakat. Semakin tinggi peran serta masyarakat desa tersebut, maka semakin
cepat pula pembangunan desa yang bersangkutan dapat terealisasi, terutama dalam otonomi
sangatlah penting, dimana terbukanya kran partisipasi masyarakat untuk ikut menentukan dan
mengawasi penentuan kebijakan pembangunan daerahnya.
Adapun bentuk- bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat desa Pekubuan
adalah sebagai berikut :
a. Partisipasi dalam bentuk uang atau benda
Salah satu dari bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program
pembangunan di desa Pekubuan adalah dalam bentuk uang atau benda, yaitu merupakan
bantuan dana yang sifatnya menunjang kelancaran pelaksanaan dari program- program
pembangunan yang akan dilaksanakan. Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau benda
ini tentunya akan sangat mendukung pelaksanaan program pembangunan desa. Dimana
bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan yang didukung berupa uang
atau benda adalah merupakan suatu upaya yang sangat nyata, maka untuk itu pemerintah desa
harus bijak dalam mempergunakan anggaran-anggaran bantuan dana pembangunan, dengan
demikian pembangunan akan berjalan dengan baik dan lancar.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa dalam bentuk
uang dan benda kurang berpartisipasi, dimana rata-rata masyarakat desa Pekubuan tergolong
masyarakat yang berpendapatan rendah, sehinggga masyarakat merasa berat atau terbeban
untuk turut serta memberikan partisipasi dalam bantun uang atau dana.
b. Partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide
Gagasan atau ide yang cemerlang dapat menunjang keberhasilan suatu rencana yang
telah ditetapkan dan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, sumbangan pikiran berupa
perbaikan program-program pembangunan yang akan dan telah dilakukan supaya mencapai
hasil yang maksimal. Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran atau ide adalah bentuk
partisipasi yang tidak kalah pentingnya dari partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau
benda yang biasanya disampaikan dalam musyawarah atau penyampaian program-program
pembangunan desa.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, partisipasi masyarakat desa
Pekubuan dalam bentuk pikiran dan ide masih sangat kurang, dimana masih ada masyarakat
yang tidak ikut serta menyumbangkan pikiran dan ide yang cemerlang atau kreatif untuk
keberhasilan pembangunan yang akan dilaksanakan. Adapun yang menjadi faktor penyebab
masih kurangnya partisipasi masyarakat desa Pekubuan dalam bentuk pikiran dan ide adalah
masih rendahnya tingkat pendidikan rata-rata penduduk (masyarakat), sehingga kurang
mampu dalam mencetuskan ide-ide atau pikiran yang kreatif guna mensukseskan
program-program pembangunan di desa Pekubuan.
c. Partisipasi dalam bentuk tenaga ( gotong royong )
Tingkat partisipasi masyarakat yang paling sederhana dan lazim diberikan oleh
anggota masyarakat dalam membantu mensukseskan pelaksanaan suatu program
pembangunan adalah berupa tenaga atau dapat disebut dengan gotong royong. Gotong royong
menurut Kuncara Ningrat adalah adalah pengerahan tenaga kerja tanpa bayaran untuk suatu
proyek yang bermanfaat untuk umum atau yang berguna untuk pemerintah (1990 : 60 ).
Dari uraian yang dipaparkan oleh Kuncara Ningrat tersebut di atas bahwa aktifitas
gotong-royong selalu diiringi dengan pengerahan tenaga tanpa pamrih untuk kepentingan
pembangunan di Desa Pekubuan, kegiatan gotong royong selalu dilaksanakan untuk
meringankan pelaksanaan program-program pembangunan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa
Pekubuan dalam bentuk tenaga (Gotong-Royong) masih kurang.
5.1.2.2. Keterlibatan Masyarakat dalam Penetapan Kebijakan Pembangunan
Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam proses
penyusunan program-program pembangunan. Untuk melaksanakan suatu pembangunan
partisipasi masyarakat sangatlah diperlukan. Partisipasi masyarakat tersebut dapat berupa
partisipasi dalam kegiatan perencanaan, partisipasi ikut serta dalam kegiatan pembangunan
yang dilakukan di desa. Namun, tidak hal yang mudah dalam membangun partisipasi
masyarakat dalam suatu pembangunan. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat
membangun dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Adapun hal yang dapat dilakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat oleh
perangkat desa. Diharapkan dengan adanya pemberdayaan masyarakat, pembangunan desa
dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
5.1.2.3.Kesesuaian Pembangunan Desa dengan Kebutuhan Masyarakat
Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh
suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi dan kondisi yang lebih baik dari
saat ini. Dilaksanakannya proses pembangunan ini tidak lain karena masyarakat tidak puas
dengan keadaan saat ini yang dirasakan oleh masyarakat kurang ideal. Namun demikian,
perlu disadari bahwa pembangunan adalah sebuah proses evolusi, sehingga masyarakat yang