SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG
BERDASARKAN CIRINYA
SKRIPSI
IMELDA SARI TAMBUNAN
060823021
PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG
BERDASARKAN CIRINYA
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
IMELDA SARI TAMBUNAN
060823021
PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG BERDASARKAN CIRINYA
Kategori : SKRIPSI
Nama : IMELDA SARI TAMBUNAN
Nomor Induk Mahasiswa : 060823021
PERNYATAAN
SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG BERDASARKAN CIRINYA
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Maret 2010
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, dengan limpahan dan karunia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Karakteristik dari representasi pengetahuan 16
Tabel 2.2 Struktur Relasi 18
Tabel 3.1 Tabel Keputusan untuk ciri jagung 24
Tabel 3.2 Tabel t_Ciri 30
Tabel 3.3 Tabel t_Jagung 31
Tabel 3.4 Tabel t_Aturan_ciri 31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar 8
Gambar 2.2Proses Forward Chaining 11
Gambar 2.3 Proses Backward Chaining 12
Gambar 2.4 Teknik Penelusuran Depth First Search 14 Gambar 2.5 Teknik Penelusuran Breadth First Search 14 Gambar 2.6 Penggunaan Logika untuk penalaran (Turban, 1998) 15
Gambar 2.7 Model Basis Data Relasional 18
Gambar 3.2 Pohon Keputusan 26
Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram 29
Gambar 3.4 Visualisai Hubungan antar table 32
Gambar 3.5 Diagram Alir Data Level 0 33
Gambar 3.6 Diagram Alir Data Level 1 34
Gambar 3.7 DAD Level 2 Proses Update Pengetahuan 36 Gambar 3.8 Diagram Alir Data Level 2 Proses Konsultasi 37 Gambar 3.9 Diagram Alir Data Level 2 Proses Menampilkan Data 38 Gambar 3.10 Rancangan Antarmuka Halaman Utama 39 Gambar 3.11 Rancangan Antarmuka Halaman Login 39 Gambar 3.12 Rancangan Antarmuka Halaman Menu Pakar 40 Gambar 3.13 Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung 40 Gambar 3.14 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Ciri 41 Gambar 3.15 Rancangan Antarmuka Halaman Kaidah 41 Gambar 3.16 Rancangan Antarmuka Halaman Manajemen User 42 Gambar 3.17 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi 42 Gambar 3.18 Rancangan Antarmuka Halaman Hasil Identifikasi 43
Gambar 4.2 Struktur Menu Program 45
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama 46
Gambar 4.4 Tampilan Halaman Login 47
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung 48 Gambar 4.8 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri 49
Gambar 4.9 Tampilan Halaman Basis Aturan 50
Gambar 4.10 Tampilan Halaman Manajemen User 51
Gambar 4.11 Tampilan Halaman Identifikasi 52
Gambar 4.12 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi 53
Gambar 4.13 Pesan Kesalahan Login 54
Gambar 4.22 Proses Validasi Manajemen User 61
Gambar 4.23 Proses Pemilihan Ciri 62
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, muncul suatu alat yang dapat membantu
manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien, yaitu komputer. Pada
awal diciptakan, komputer hanya berfungsi sebagai alat hitung. Namun seiring dengan
perkembangan zaman, fungsi komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia.
Komputer tidak lagi berfungsi hanya sebagai alat hitung, akan tetapi diharapkan dapat
diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia.
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan salah satu bagian dari
ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan
sebaik yang dilakukan oleh manusia. Expert system atau system pakar merupakan salah satu
cabang dari AI yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk
penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Sistem pakar ditujukan sebagai sarana
untuk membantu memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti bisnis,
kedokteran, ilmu pengetahuan, teknik, pertanian dan lain sebagainya.
Ditinjau secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan oleh para ahli atau pakar. Sistem pakar merupakan suatu pemodelan dari
proses penalaran atau pemikiran seorang pakar yang memiliki ranah (domain) pengetahuan
tertentu, agar kepakarannya tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang bukan pakar
untuk konsultasi, melakukan analisis dan diagnosis, belajar, membantu pengambilan
Dan pada umumnya, sistem pakar dirancang untuk berinteraksi langsung dengan
pemakai dalam format dialog (tanya-jawab). Dimana dari dialog tersebut akan didapatkan
keputusan sesuai penalaran.
Oleh karena itu, sistem pakar mempunyai kemampuan untuk mempermudah atau
memecahkan masalah-masalah praktis pada saat seorang pakar berhalangan. Dan salah satu
implementasi sistem pakar pada bidang pertanian adalah untuk mengidentifikasi jenis jagung.
Di Indonesia, jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi. Identifikasi jenis jagung
ini menggunakan representasi pengetahuan dan inferensi pengetahuan dari seorang dosen
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian USU yang dalam hal ini berlaku sebagai
pakar. Pengetahuan yang dimiliki seorang dosen tersebut disimpan dalam program komputer
yang mana nantinya program komputer tersebut dapat bekerja atau berlaku sebagaimana
layaknya penalaran seorang dosen tersebut dalam mengidentifikasi jenis jagung.
Dengan banyaknya jenis jagung yang beredar dipasaran, maka perlu diketahui jenis
jagung untuk dapat memaksimalkan pemanfaatannya. Orang akan merasa enggan atau malas
jika harus mempertanyakan jenis jagung ditanamnya kepada seorang pakar atau ahli di bidang
pertanian. Oleh karena itu, diharapkan dengan menggunakan media konsultasi ini dapat
membantu memberikan informasi berupa hasil identifikasi jenis jagung yang mereka tanam
beserta kegunaan atau pemanfaatannya yang tepat, sehingga pemanfaatannya dapat di
optimalkan.
1.2 Perumusan Masalah
Mengidentifikasi jenis jagung dengan menggunakan program membutuhkan suatu metode
yang mendukung agar program tersebut bisa digunakan dengan baik oleh pengguna dan bisa
memberikan keputusan yang baik pula. Beberapa masalah yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana merepresentasikan knowledge tentang jenis jagung.
2. Bagaimana membangun knowledge base untuk jenis jagung.
3. Bagaimana memanfaatkan knowledge base untuk mengidentifikasi jenis jagung.
4. Bagaimana merancang dan mengimplementasi sistem pakar untuk
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dibatasi hanya untuk jenis:
• Zea mays L. amylacea (flour corn atau jagung tepung),
mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan ciri-ciri dari biji jagung tersebut.
3. Terbatas pada sumber pengetahuan yang didapat baik dari pakar maupun dari
buku-buku yang berkaitan dengan tanaman jagung.
4. Masukan dari program berupa ciri-ciri biji jagung yang di pilih oleh
pengguna.
5. Keluaran program berupa kesimpulan jenis jagung, deskripsi dan manfaat dari
jenis jagung tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengimplementasikan media
konsultasi sebagai media yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis jagung serta
pemanfaatannya. Keluaran yang dihasilkan dari sistem berupa hasil dari identifikasi dengan
tingkat kemungkinan terhadap jenis jagung teridentifikasi.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah tiap-tiap pengguna dapat mengidentifikasi
jenis jagung dan manfaatnya. Selain itu, para pengguna dapat mengoptimalkan pemanfaatan
dari jenis jagung tersebut.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan tulisan ini, penulis mengunakan tahapan sebagai berikut:
1. Mendefenisikan domain permasalahan yang dalam hal ini adalah tanaman jagung.
2. Merumuskan informasi-informasi yang bisa dijadikan knowledge base dalam
pembuatan sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan bentuk
biji.
3. Mengumpulkan data pengetahuan dari buku-buku yang berkaitan dengan jenis
tanaman jagung, jurnal, artikel, tesis, dan lain-lain.
4. Melakukan analisis dan perancangan system yang meliputi akuisisi
pengetahuan, representasi pengetahuan, perancangan basis pengetahuan dan
membuat mesin inferensi.
5. Melakukan tahap implementasi dengan mengunakan bahasa pemrograman Visual
Basic 6.0 dilanjutkan dengan tahap pengujian. Dimana system yang dihasilkan akan
diuji cara kerjanya, apakah program sudah bisa berjalan dengan baik atau perlu
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960.
Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General PurposeProblem Solver (GPS) yang
dikembangkan oleh Newel & Simon (Turban,1995).
Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalah tertentu
dengan meniru kerja dari para ahli. Sistem pakar memiliki banyak definisi, tetapi pada
dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah.
Beberapa definisi yang ada untuk sistem pakar (Kusumadewi, 2003) :
a. Menurut Martin dan Oxman : Sistem pakar adalah sistem berbasis computer yang
menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan
masalah, yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dalam bidang
tertentu.
b. Menurut Ignizio : Sistem pakar merupakan bidang yang dicirikan oleh system
berbasis pengetahuan (Knowledge Base System), memungkinkan adanya
komponen untuk berpikir dan mengambil kesimpulan dari sekumpulan kaidah.
c. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah salah satu cabang kecerdasan
buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh
seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Secara umum, sistem pakar merupakan sistem yang mengadopsi pengetahuan manusia
ke dalam komputer sehingga komputer dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah
sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pakar. Sistem pakar dibuat pada wilayah
di salah satu bidang khusus. Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan
sebagaimana yang dilakukan seorang pakar dan dapat memberikan penjelasan terhadap
langkah yang diambil serta memberikan alasan atas kesimpulan yang diambil.
Sampai saat ini telah banyak sistem pakar yang telah dibuat. Misalkan MYCIN
digunakan untuk mendiagnosa penyakit, DENDRAL untuk mengidentifikasi perbaikan yang
dilakukan pada mesin diesel elektronik kereta api, FOLIO digunakan untuk membantu
memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam hal persediaan broker dan investasi, serta
beberapa aplikasi sistem pakar lainnya.
2.1.1 Keuntungan Sistem Pakar
Secara garis besar, ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar, diantaranya
adalah (Arhami, 2005):
1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.
2. Meningkatkan output dan produktivitas.
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.
4. Meningkatkan penyelesaian masalah yaitu menerusi paduan pakar, penerangan,
sistem pakar khas.
5. Meningkatkan reliabilitas.
6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat.
7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas).
8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung
ketidakpastian.
9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan
untuk mengakses basis data dengan cara cerdas.
2.1.2 Kelemahan Sistem Pakar
Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain:
2. Sulit dikembangkan system pakar yang benar-benar berkualitas tinggi. Hal ini
tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.
3. Sistem pakar tidak dapat 100% bernilai benar.
4. Terkadang sistem tidak dapat membuat keputusan.
5. Pengetahuan tidak selalu didapat dengan mudah karena pendekatan tiap pakar
berbeda.
2.1.3 Karakteristik Sistem Pakar
Sistem pakar mempunyai beberapa karakteristik dasar yang membedakan dengan program
komputer biasa umumnya, yaitu (Turban, 1995):
1. Mempunyai kepakaran
Dalam menyelesaikan masalah bukan hanya mendapatkan solusi yang benar saja,
namun juga bagaimana mendapatkan pemecahan dengan cepat dan mahir.
2. Domain tertentu
Sistem pakar mengutamakan kedalaman mengenai bidang tertentu.
3. Memiliki kemampuan mengolah data yang mengandung ketidakpastian
kadang-kadang data yang tersedia tidak lengkap sistem harus dapat memberikan
pemecahan sesuai data yang tersedia dengan memberikan pertimbangan, saran atau
anjuran sesuai dengan kondisi yang ada.
Sistem pakar dapat ditampilkan dengan dua lingkungan, yaitu lingkungan pengembangan dan
lingkungan konsultasi, lihat pada gambar 2.1. Lingkungan pengembangan digunakan oleh
sistem pakar (ES) builder untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan ke
dalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh nonpakar untuk
memperoleh pengetahuan dan nasihat pakar. Lingkungan ini dapat dipisahkan setelah sistem
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar
2.1.5 Komponen Sistem Pakar
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah :
a. Antarmuka pengguna (User Interface)
User interface merupakan mekanisme yang digunakan untuk pengguna dan sistem
pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan
mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka
menerima informasi dari sistem dan menyajikannnya dalam bentuk yang dapat
dimengerti oleh pemakai. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog
antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi
dan informasi (input) dan pemakai juga memberikan informasi (output) kepada
pemakai.
b. Basis pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan
penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar,
permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara
bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui (Arhami, 2005).
c. Akuisisi pengetahuan
Akusisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam
menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam
tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahun untuk selanjutnya
ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi
dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai (Arhami, 2005).
Akuisisi pengetahuan dilakukan sepanjang proses pembangunan sistem. Menurut
Firebaugh (1989), proses akuisisi pengetahuan dibagi ke dalam enam tahap, yaitu :
1. Tahap identifikasi
Tahap identifikasi meliputi penentuan komponen-komponen kunci dalam sistem
yang sedang dibangun. Komponen kunci ini adalah knowledge engineer, pakar,
karakterisitik masalah, sumber daya, dan tujuan. Knowledge engineer dan pakar
bekerja bersama untuk menentukan berbagai aspek masalah, seperti lingkup dari
proyek, data input yang dimasukkan, bagian-bagian penting dan interaksinya,
bentuk dan isi dari penyelesaian, dan kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi
dalam pembangunan sistem. Mereka juga harus menentukan sumber pengetahuan
seperti basis data, system informasi manajemen, buku teks, serta prototipe masalah
dan contoh. Selain menentukan sumber pengetahuan, pakar juga mengklarifikasi
dan menentukan tujuan-tujuan sistem dalam proses penentuan masalah.
2. Tahap konseptualisasi
Konsep-konsep kunci dan hubungannya yang telah ditentukan pada tahap pertama
dibuat lebih jelas dalam tahap konseptualisasi.
3. Tahap formalisasi
Tahap ini meliputi pemetaan konsep-konsep kunci, sub-masalah dan bentuk aliran
informasi yang telah ditentukan dalam tahap-tahap sebelumnya ke dalam
representasi formal yang paling sesuai dengan masalah yang ada.
Tahap ini meliputi pemetaan pengetahuan dari tahap sebelumnya yang telah
diformalisasi ke dalam skema representasi pengetahuan yang dipilih.
5. Tahap pengujian
Setelah prototipe sistem yang dibangun dalam tahap sebelumnya berhasil
menangani dua atau tiga contoh, prototipe sistem tersebut harus menjalani
serangkaian pengujian dengan teliti menggunakan beragam sampel masalah.
Masalah-masalah yang ditemukan dalam pengujian ini biasanya dapat dibagi dalam
tiga kategori, yaitu kegagalan input/output, kesalahan logika dan strategi kontrol.
6. Revisi prototipe
Suatu unsur penting pada semua tahap dalam proses akuisisi pengetahuan adalah
kemampuan untuk kembali ke tahap-tahap sebelumnya untuk memperbaiki sistem.
d. Mesin inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan
oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program
komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang
ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan
kesimpulan (Turban, 1995).
Inferensi merupakan proses menghasilkan kesimpulan berdasarkan fakta atau
pengetahuan yang diketahui atau diasumsikan. Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol
inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan yaitu pelacakan ke depan (forward chaining) dan
pelacakan ke depan (backward chaining).
1. Pelacakan ke Depan (Forward Chaining)
Pada Metode forward chaining di artikan sebagai pendekatan yang dimotori data.
Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya
mencoba menggambarkan kesimpulan. Sehingga metode ini juga sering disebut
“Data driven”.
Gambar 2.2 Proses Forward Chaining
2. Pelacakan ke belakang (Backward Chaining)
Metode backward chaining adalah pendekatan yang dimotori tujuan. Dalam
pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang
memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan
menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan
lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua
kemungkinan ditemukan. Metode ini sering disebut “goal driven”. Proses
pelacakan pada backward chaining dapat ditunjukkan oleh gambar 2.3 .
Gambar 2.3 Proses Backward Chaining
e. Blackboard
Blackboard adalah area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk
deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input, digunakan juga untuk
perekaman hipotesis dan keputusan sementara. Tiga tipe keputusan dapat direkam
dalam blackboard, yaitu :
• Rencana : bagaimana mengatasi persoalan
• Agenda : tindakan potensial sebelum eksekusi
• Solusi : hipotesis kandidat dan arahan alternatif yang telah dihasilkan sistem
f. Fasilitas penjelasan
Fasilitas penjelasan untuk komponen tambahan yang akan meningkatkan
kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran system kepada
pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995):
• Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar? • Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?
• Mengapa alternatif tertentu ditolak?
• Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?
g. Perbaikan pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta
kemampuan untuk belajar dan kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting
dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis
penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya.
2.2 Metode Pencarian
Metode pencarian akan menjelaskan secara umum bagaimana teknik pencarian. Ada dua
pendekatan dasar untuk mencari suatu space, yaitu blind search dan heuristic search. Pada
dasarnya heiristic search adalah blind search.
Blind search adalah kumpulan prosedur yang digunakan untuk mencari suatu space
state. Mulai dari akar, operator digunakan untuk menghasilkan status simpul anak, pencarian
dilakukan terus sampai diperoleh solusi. Gagasan penelusuran blindsearch adalah memeriksa
semua pohon secara teratur dengan menggunakan semua operator dan membangkitkan
sebanyak mungkin simpul anak untuk memperoleh solusi yang diinginkan. Mulai dengan
simpul akar, terdapat beberapa prosedur menelusuri pohon, tetapi pendekatan ini tidak
efisien (Turban, 1995).
Yang termasuk dalam blind search adalah Depth First Search (DFS) dan Breadth
1) Depth-first search, bekerja denga menelusuri simpul mulai dari akar terus kebawah
sampai secara berturut-turut ke level yang lebih dalam. Suatu operator digunakan
untuk menghasilkan simpul node berikutnya lebih dalam dengan kata lain simpul
anak diperoleh dari simpul ayah. Dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Teknik Penelusuran Depth First Search
2) Breadth-first search, bekerja dengan cara memeriksa semua simpul dalam pohon
pencarian yang dimulai dari akar. Simpul tiap level diperiksa secara lengkap
sebelum berpindah ke level berikutnya. Dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Teknik Penelusuran Breadth First Search
2.3 Representasi Pengetahuan
Dalam pembangunan sistem berbasis pengetahuan, pengetahuan yang telah diekstrak
dimasukkan kedalam program komputer oleh proses yang disebut representasi pengetahuan
elemen yakni struktur data dan prosedur menafsirkan (interpretive procedure) untuk
pemakaian pengetahuan yang dimasukkan dalam struktur data (Firebaugh, 1989).
2.3.1 Representasi dalam logika dan skema lainnya
Bentuk representasi pengetahuan yang paling tua adalah logika, yaitu suatu pengkajian ilmiah
tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran.
Bentuk umum dari suatu proses logika diilustrasikan pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Penggunaan Logika untuk penalaran (Turban, 1998)
Input untuk proses logika disebut premises atau fact (fakta). Fakta digunakan dalam
proses logika untuk membuat output yang merupakan kesimpulan (conclusions) diesbut
Inferences. Dengan proses, fakta yang dikenal bernilai benar akan digunakan untuk
mendapatkan fakta baru yang juga harus benar.
2.3.2 Kaidah Produksi
Kaidah produksi adalah bentuk representasi pengetahuan yang paling popular untuk sistem
pakar. Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk pasangan kondisiaksi : IF kondisi ini (atau premis atau anteceden) terjadi, THEN beberapa tindakan (atau hasil atau kesimpulan atau konsekuensi) akan (atau sebaiknya) terjadi.
Pada dasarnya penyajian pengetahuan secara kaidah produksi terdiri dari dua hal,
yaitu :
1. Anteseden, bagian yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan
berawalan If).
2. Konsekuen, bagian yang menyatakan suatu tindakan, hasil atau kesimpulan yang
Hal ini dapat dituliskan sebagai IF anteseden THEN konsekuen- Konsekuen atau
kesimpulan yang dinyatakan pada bagian THEN baru dinyatakan benar. Jika bagian IF pada
kaidah tersebut juga bernilai benar atau sesuai ketentuan tertentu.
Kaidah bisa dalam bentuk berbeda seperti contoh dibawah ini :
a. IF premise, THEN conclusion. IF pendapatan tinggi THEN kesempatan pemeriksaan keuangan tinggi.
b. Conclusion, IF premise. Kesempatan pemeriksaan keuangan tinggi pendapatan tinggi.
Ada kemungkinan beberapa premise dan beberapa conclusion didalam satu kaidah,
sehingga beberapa premise diberi istilah dengan premise clauses dan beberapa conclusion
diberi istilah conclusion clauses. Sebagai contoh berikut ini diberikan suatu kaidah A yang
terdiri dari dua premise clauses dan dua conclusionclauses.
Kaidah A: IF umur mesin mobil baru AND kondisi mobil bagus
THEN mobil dapat enak dijalankan dan perjalanan aman
Representasi kaidah memiliki karakteristik-karakteristik seperti yang di tunjukkan
pada table 2.1.
Tabel 2.1 Karakteristik dari representasi pengetahuan
Menurut Connoly dan Begg (2002), basis data dapat diartikan sebagai sekumpulan data atau
entitas tentang suatu benda beserta deskripsinya yang berhubungan satu sama lain secara
logika. Basis data dirancang dan diorganisasikan untuk memnuhi logika dan informasi pada
suatu organisasi. Semua data di dalam basis data saling terintegrasi sehingga jumlah duplikasi
dapat diminimalkan.
2.4.1 Model Data
Model data adalah kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan
data, semantik data dan batasan data (Silberschatz, 2005). Terdapat dua kelompok untuk
mempresentasikan model data dalam perancangan sistem basis data :
a. Model lojik data berdasarkan objek (Object-Based Logical Models), yaitu model
keterhubungan entitas (Entity-Relationship Model).
Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk memodelkan struktur data dan
hubungan antardata dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. Model ERD dibangun
oleh entitas, relasi, dan atribut. Entitas dapat diidentitasikan secara unik dan dibedakan dari
yang lainnya. Setiap entitas memiliki sejumlah atribut yang mendeskripsikan karakteristik
setiap entitas. Setiap entitas akan dihubungkan dengan suatu relasi (Hoffer, 1996).
b. Model lojik data berdasarkan record (Record-Based Logical Model), yaitu model
Relational (Relational Model).
Model basis data relasional sering pula disebut sebagai model relasional atau basis
data relasional. Hingga saat ini, model basis data relasional merupakan model basis
data yang paling banyak digunakan. Kemudahan dalam penerapan dan
kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan basis data
yang ada di dunai nyata menjadi alasan mengapa model ini lebih populer untuk
diterapkan (Silberschatz, 2005). Gambar 2.8 menunjukkan model basis data
Gambar 2.7 Model Basis Data Relasional
Model relasional menggunakan model berupa tabel berdimensi dua (yang disebut
relasi atau tabel) dengan memakai kunci tamu (foreign key) sebagai penghubung dengan tabel
lain.
Beberapa sifat yang melekat dalam relasi adalah tidak ada baris yang kembar, urutan
tupel tidak penting, setiap atribut memiliki nama yang unik, letak atribut bebas, setiap atribut
memiliki nilai tunggal dan jenisnya sama untuk semua baris.
2.4.2 Sistem Manajemen Basis Data (SMBD)
Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi
ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus atau spesifik. Perangkat lunak ini
disebut Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) atau sering juga disebut sebagai DBMS
(Database Manajemen System). SMBD adalah perangkat lunak yang memungkinkan para
pemakai untuk mendeskripsikan, membuat, memelihara, serta mengendalikan akses ke basis
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Sistem
Tujuan dari analisis sistem dalam pengembangan sistem pakar ini adalah untuk mendapatkan
berbagai kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu perihal masukan dan keluaran dan keluaran
yang harus disediakan oleh pengguna serta di butuhkan oleh sistem. Proses tersebut akan
menjadi masukan bagi proses perancangan sistem secara keseluruhan.
3.1.1 Deskripsi Sistem
Deskripsi sistem merupakan gambaran umum mengenai statu sistem yang akan
dikembangkan. Sistem yang akan dikembangkan adalah “Sistem Pakar Untuk
Mengidentifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Bijinya”. Sistem ini dikembangkan untuk
membantu petani, mahasiswa maupun masyarakat umum untuk dapat mengidentifikasi jenis
jagung yang didasarkan pada ciri bijinya. Dengan menggunakan sistem ini nantinya seorang
pengguna akan dapat mengetahui jenis jagung dengan adanya dukungan dari ciri-ciri biji yang
diberikan berdasarkan fakta yang ada serta akan mendapatkan manfaat dari jagung tersebut.
Sesuai dengan struktur sistem pakar secara umum, struktur sistem pakar yang
digunakan dalam sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan ciri bijinya
ini terdiri dari dua lingkungan kerja, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan
konsultasi. Pada lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari
pakar dan melakukan perbaikan pengetahuan. Sedangkan pada lingkungan konsultasi
merupakan lingkungan kerja yang digunakan untuk user atau pengguna dalam memperoleh
Sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini mempunyai
beberapa komponen utama, yaitu:
1. Antarmuka Pengguna (User Interface)
Antarmuka pengguna ini terdiri dari akses login untuk pakar sehingga pakar bias
memanipulasi basis pengetahuan dan basis aturan yang berhubungan dengan jenis
jagung.
2. Blackboard (Working Memory)
Merupakan tempat menyimpan aplikasi sistem pakar yang berupa harddisk.
3. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan berisi tentang pengetahuan untuk pemahaman dan penyelesaian
masalah. Basis pengetahuan merupakan inti dari dari status sistem pakar, yaitu
berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas dua elemen dasar
yaitu, fakta dan aturan. Basis pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar ini
terdiri dari jenis jagung, ciri-ciri jagung, manfaat dari jenis jagung, dan kaidah
produksi.
4. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang dimasukkan oleh
pengguna sehingga dapat ditemukan kesimpulan atau solusi. Sistem pakar ini
menggunakan mesin inferensi berupa penelusuran berurutan (Depth-first search).
Sedangkan untuk identifikasinya digunakan pelacakan ke belakang (Backward
Chaining).
5. Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan dalam sistem pakar ini digunakan untuk menerangkan
bagaimana hasil identifikasi diperoleh.
3.1.2 Tahapan Pembangunan Sistem
Untuk membangun sistem pakar ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut (Harmon dan
King, 1985):
1. Menentukan bahasa pemrograman
2 Mengidentifikasi masalah dan menganalisa pengetahuan yang akan dimasukkan
kedalam sistem
4. Membuat prototype sistem.
3.1.3 Menentukan Bahasa Pemrograman
Sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dibangun dengan
menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Bahasa pemrograman ini
dipilih dengan pertimbangan bahwa bahasa pemrograman Visual Basic merupakan bahasa
pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis GUI
(Graphical User Interface). Bahasa pemrograman Visual Basic ini merupakan event-driven
programming yang berarti bahwa program menunggu sampai adanya respon dari pengguna
berupa event atau kejadian tertentu (seperti aksi tombol di klik, menu dipilih, dan lain-lain).
Ketika event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (prosedur event) tersebut akan
dijalankan.
3.1.4 Identifikasi Masalah dan Pengetahuan
Pengembangan suatu sistem pakar diawali dengan mengidentifikasi masalah dan menganalisa
pengetahuan yang akan dimasukkan ke dalam sistem pakar. Dalam hal ini dilakukan
penentuan jenis jagung yang ada di pasaran serta ciri-ciri bijinya. Hal ini penting dilakukan
karena akan menentukan pengetahuan selanjutnya yang diperlukan dalam sistem. Identifikasi
dan analisa pengetahuan dilakukan dengan langkah awal menggambarkan operasi
keseluruhan dari sistem pakar, yaitu :
1. Memberikan atau menampilkan seluruh ciri yang dimiliki oleh semua jenis jagung
yang didasarkan pada bijinya. Pengguna akan memilih ciri yang sesuai dengan
hasil pengamatannya.
2. Memberikan hasil identifikasi jenis jagung sebagai kesimpulannya. Dari ciri-ciri
yang terpilih tersebut juga akan digunakan pula untuk menghitung prosentase dari
jenis jagung dengan membandingkan ciri yang sesuai dengan jumlah ciri yang
Proses identifikasi pengetahuan diawali dari akuisisi pengetahuan dan kemudian
dilanjutkan dengan representasi pengetahuan.
3.1.4.1 Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan pada sistem pakar ini didapat dari :
1. Wawancara dan diskusi yang dilakukan dengan seorang pakar, dimana pakar ini
merupakan orang yang sudah banyak berpengalaman dalam penelitian mengenai
jagung.
2. Beberapa buku yang berhubungan dengan pengetahuan jagung, seperti :
1) AAK Jagung (AAK, 2003)
2) Jagung (Balit Tanaman Pangan, 1988)
3) Bercocok tanam Jagung (Effendi, 1984)
3. Artikel-artikel dari internet.
3.1.4.2 Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan bertujuan membuat struktur yang akan digunakan dalam sistem
untuk membantu pengkodean pengetahuan ke dalam program. Pengetahuan direpresentasikan
ke dalam format tertentu dan akan disimpan dalam suatu basis pengetahuan.
Langkah-langkah atau base rules yang perlu dilakukan untuk membuat representasi
pengetahuan sistem pakar ini adalah :
1. Pembuatan table keputusan (decision table) yang berguna untuk
mendokumentasikan dan mendeskripsikan pengetahuan.
2. Pembuatan pohon keputusan (decision tree) yang berguna untuk
menghilangkan kaidah-kaidah dengan tujuan untuk meniadakan terjadinya
perulangan pertanyaan.
3. Konversi pohon keputusan menjadi kaidah produksi
Sistem pakar ini terdiri dari sebuah pohon keputusan untuk identifikasi jenis jagung
mengidentifikasi jenis jagung. Proses representasi pengetahuan untuk sistem pakar ini diawali
dengan proses masuk kedalam sistem dan kemudian sistem ini akan melakukan identifikasi
jenis jagung. Untuk mengidentifikasi jenis jagung diawali dengan memilih ciri-ciri biji dari
jenis jagung yang sesuai dengan hasil pengamatan. Tabel keputusan ciri biji dapat dilihat pada
tabel 3.1.
Keterangan :
J1 = Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt (jagung tepung atau flour corn). J2 = Jenis jagung Zea mays L. identata sturt (jagung gigi kuda atau dent cirn). J3 = Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt (jagung mutiara atau flint corn). J4 = Jenis jagung Zea mays L. everata sturt (jagung berondong atau pop corn). J5 = Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt (jagung manis atau sweet corn). J6 = Jenis Zea mays L. tunicata sturt (jagung bungkus atau pod corn).
J7 = Jenis jagung Zea mays L. Ceratina (jagung pulut atau waxy corn).
Berdasarkan tabel keputusan ciri dari jenis jagung, maka dapat dibuat pohon
Gambar 3.2 Pohon Keputusan
Berdasarkan analisis dari tabel keputusan dan pohon keputusan pada gambar 3.2 maka
dapat dibuat himpunan kaidah produksi data cirri jenis jagung dengan menggunakan IF-THEN. Dimana IF merupakan informasi masukan sedangkan THEN merupakan konklusi atau kesimpulan. Himpunan kaidah tersebut adalah sebagai berikut :
Kaidah 1 (Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt)
IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat
AND [EB01] Endospremnya berisi tepung
AND [SB01] Bijinya bersifat lunak
AND ( [WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya putih)
THEN [J1] Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt
Kaidah 2 (Jenis jagung Zea mays L. identata sturt)
IF [BB01] Bentuk bijinya seperti gigi geraham
AND [BB04] Bentuk bijinya panjang
AND [BB05] Bentuk bijinya seperti baji
AND [BB06] Bentuk bijinya bersudut
AND [MB02] Permukaan bijinya keras
AND [MB06] Bagian tepinya diselubungi pati keras
AND ( [WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya putih)
THEN [J2] Jenis jagung Zea mays L. identata sturt
Kaidah 3 (Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt)
IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat
AND [BO02] Berat bijinya 0,1 - 0,7
41
AND [MB01] Permukaan bijinya bersinar
AND [MB03] Permukaan bijinya agak keras
AND [MB05] Seluruh permukaan bijinya diselubungi pati keras
AND [SB02] Bijinya sangat keras
AND [UB01] Ukuran bijinya kecil
AND ([WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya
putih OR [WB04] Warna bijinya merah)
THEN [J3] Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt
Kaidah 4 (Jenis jagung Zea mays L. everata sturt)
IF [BB04] Bentuk bijinya agak meruncing
AND [BB07] Bentuk bijinya pipih
AND [BB08] Bentuk bijinya bulat
AND [BO03] Berat bijinya 0,08 - 0,13
AND [SB03] Bijinya bersifat keras
AND [UB01] Ukuran bijinya kecil
AND ([WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya
putih)
THEN [J4] Jenis jagung Zea mays L. everata sturt
Kaidah 5 (Jenis jagung Zea mays L. amyleasaccharata sturt)
IF [EB01] Endospermnya berwarna bening
AND [KB01] Kulit bijinya tipis
42
THEN [J5] Jenis jagung Zea mays L. amyleasaccharata sturt
Kaidah 6 (Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt)
IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat
AND [UB01] Ukuran bijinya kecil
AND ([WB02] Warna bijinya putih OR [WB04] Warna bijinya
merah)
THEN [J6] Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt
Kaidah 7 (Jenis jagung Zea mays L. tunicata sturt)
IF [EB01] Endospremnya berisi tepung lunak
AND [MB04]Permukaan bijinya mengkilap
AND [SB03] Bijinya bersifat keras
AND [UB01]Ukuran bijinya kecil
AND ([WB02] Warna bijinya putih OR [WB04]Warna bijinya
merah OR [WB05] Warna bijinya jernih OR [WB06] Warna
bijinya buram)
THEN [J7] Jenis jagung Zea mays L. tunicata sturt
3.2 Perancangan Sistem
Perancangan dalam Sistem Pakar Identifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Cirinya ini melalui
tiga tahapan, yaitu :
1. Tahap perancangan basis pengetahuan,
2. Tahap perancangan fungsional sistem,
3. Tahap perancangan antarmuka,
3.2.1 Perancangan Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan untuk
3.2.1.1 Entity Relationship Diagram
Entity relationship diagram sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar 3.3 yang
menggambarkan relasi antar entitas, dimana entitas merupakan calon tempat data. Di dalam
relasi antar entitas memiliki aturan-aturan penyusunan yang berupa business rules. Adapun
business rules yang berlaku untuk pembuatan relasi entitas dalam sistem pakar ini adalah :
1. Pada umumnya jenis jagung terbagi atas tujuh jenis, yaitu Jenis jagung Zea
mays L. amylacea sturt, Zea mays L. identata sturt, Zea mays L. indurate sturt, Zea
mays L. everata sturt, Zea mays L. amyleasaccharata sturt, Zea mays L.
saccharata sturt, Zea mays L. tunicata sturt. Dimana untuk setiap jenis jagung
terdiri dari beberapa ciri.
2. Untuk satu ciri bisa dimiliki oleh beberapa jenis jagung dan satu jenis jagung bisa
memiliki banyak ciri.
3. Sistem ini memiliki tujuh kaidah. Dan setiap kaidah digunakan untuk
mendefinisikan satu jenis jagung, dimana satu jenis jagung terdiri atas beberapa
ciri.
4. Dari jenis jagung dan cirinya dapat dibuat aturan kaidah nya.
Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram
Gambar 3.3 menggambarkan entity relationship diagram antara entitast_Jagung,
entitas t_Ciri, dan entitas t_Aturan_ciri. Entitas t_jagung merupakan tempat menyimpan data
kode jenis jagung, nama jenis jagung, deskripsi jenis jagung, deskripsi manfaat serta nama
file gambarnya. Entitas t_Ciri merupakan tempat menyimpan data kode ciri serta nama
jagung dan dihubungkan dengan entitas t_Aturan_ciri yang menyimpan data kode jagung dan
data kode ciri.
3.2.1.2 Perancangan Fisik Basis Pengetahuan
Perancangan fisik basis pengetahuan untuk sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung
berdasarkan cirinya adalah sebagai berikut :
a. Tabel t_Ciri
Tabel t_Ciri digunakan untuk menyimpan data ciri-ciri dari tiap jenis jagung.
Field-field dari tabel t_Ciri dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Tabel t_Ciri
b. Tabel t_Jagung
Tabel t_Jagung digunakan untuk menyimpan data jenis jagung. Field-field dari tabel
t_Jagung dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
c. Tabel t_Aturan_ciri
Tabel t_Aturan_ciri menyimpan data kode jenis jagung dan kode ciri yang digunakan
untuk menyimpan data tentang ciri-ciri dari tiap jenis jagung. Field-field dari tabel
t_Aturan_ciri dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Tabel t_Aturan_ciri
d. Tabel t_User
Tabel t_User digunakan untuk menyimpan data pengguna yaitu data login pakar.
Field-field dari tabel t_User dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.
3.2.1.3 Visualisasi Antar Tabel Pada Basis Pengetahuan
Hubungan antar tabel untuk sistem pakat untuk mengidentifikasi jenisjagung berdasarkan
cirinya dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.
Gambar 3.4 Visualisai Hubungan antar table
3.2.2 Perancangan Fungsional Sistem
Perancangan fungsional sistem merupakan tahap awal untuk merancang semua proses dan
aliran data yang terjadi dalam sitem.
a. Diagram Alir Data Level 0
Diagram alir data level 0 atau yang sering disebut sebagai diagram konteks
merupakan diagram sisten yang menggambarkan aliran-aliran data yang masuk dan
dari sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dapat
dilihat pada gambar 3.5 berikut ini.
Gambar 3.5 Diagram Alir Data Level 0
Diagram alir data level 0 berfungsi untuk menunjukkan ruang lingkup dan
batasan dari sebuah sistem yang di modelkan, serta menunjukkan adanya interaksi
sistem dengan entitas luar. Pada diagram alir data level 0 sistem pakar untuk
mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini ditunjukkan bahwa
entitas-entitas luar yang berhubungan secara langsung dengan sistem adalah pakar dan
pengguna umum.
Diagram alir data level 0 tersebut menjelaskan tentang:
1. Pengguna umum
Pengguna umum dapat menggunakan sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis
jagung berdasarkan cirinya dengan memilih ciri dari daftar ciri yang telah
disiapkan oleh sistem sesuai dengan pengamatan terhadap ciri jagung yang telah
diamati pengguna. Setelah pengguna memilih ciri jagung yang sesuai, sistem akan
menmproses ciri-ciri yang dipilih tersebut sebagai masukan dan akan menampilkan
jenis jagung sebagai hasil identifikasi.
2. Pakar
Selain sebagai seoarang pengguna umum, seorang pakar memiliki otoritas yang
lebih dari pengguna umum, yaitu dapat melakukan manipulasi terhadap basis
pengetahuan dan basis aturan.
Diagram alir data level 1 merupakan kelanjutan diagram konteks yang
menggambarkan proses-proses yang berlangsung dalam sistem. Diagram alir data
level 1 dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut ini.
Gambar 3.6 Diagram Alir Data Level 1
Pada gambar 3.6 menunjukkan bahwa aplikasi ini memiliki tiga proses, yaitu
proses identifikasi, menampilkan data serta manipulasi. Manipulasi yang dimaksud
disini adalah melakukan penambahan, pengubahan, serta penghapusan baik dalam
basis pengetahuan maupun basis aturan.
Proses identifikasi dilakukan oleh pengguna. Pada proses ini, pengguna dapat
memilih ciri-ciri jagung dari daftar ciri yang telah ditampilkan pada halaman
konsultasi. Setelah memilih ciri-ciri yang sesuai, maka pengguna dapat mengetahui
jenis jagung dari ciri-ciri yang telah dipilih tersebut.
Proses manipulasi dilakukan oleh pakar ataupun seseorang yang bertugas
untuk melakukan pengelolaan data basis pengetahuan dan data basis aturan sistem.
Data basis pengetahuan terdiri dari data jenis jagung dan data ciri jagung. Hasil dari
pengelolaan data basis pengetahuan ini akan disimpan ke dalam t_Jagung dan t_Ciri.
c. Perancangan DAD Level 2 Proses Manipulasi Pengetahuan
DAD Level 2 ini merupakan penjabaran dari DAD level 1 dari proses manipulasi
pengetahuan yang memuat proses-proses yang ada dalam sistem secara keseluruhan.
Proses manipulasi yang dilakukan oleh pakar, terdiri dari proses manipulasi jenis
jagung, proses manipulasi ciri, serta manipulasi aturan.
Proses manipulasi jenis jagung merupakan proses untuk melakukan
pengubahan, penghapusan, dan penyimpanan data jenis jagung. Hasil dari proses
manipulasi jenis jagung akan disimpan ke dalam t_Jagung. Proses manipulasi ciri
digunakan untuk melakukan penambahan, penghapusan, pengubahanan, dan
penyimpanan data ciri jagung dan hasilnya akan disimpan pada t_Ciri. Proses yang
sama juga dilakukan pada proses manipulasi aturan.
Jadi, pada intinya proses manipulasi pengetahuan meliputi proses
penambahan, penghapusan, pengubahan, dan penyimpanan, kecuali untuk proses
manipulasi jenis jagung, yang hanya terdiri atas pengubahan, penghapusan, dan
penyimpanan. Hal ini dikarenakan tidak mungkin jenis jagung tersebut bertambah.
Hasil dari setiap prosesmanipulasi akan disimpan ke dalam tabel-tabel yang telah ada.
DAD level 2 proses manipulasi pengetahuan ini dapat dilihat pada gambar
Gambar 3.7 DAD Level 2 Proses Update Pengetahuan
d. Perancangan DAD Level 2 Proses Identifikasi
Pada level ini pengguna umum melakukan proses identifikasi, yaitu dengan memilih
ciri-ciri dari daftar ciri yang telah ada sesuai pengamatan pengguna. Proses
identifikasi meliputi proses menampilkan ciri, validasi pilihan dan proses identifikasi
jenis jagung. Proses menampilkan data ciri digunakan untuk menampilkan seluruh
data ciri kepada pengguna yang nantinya akan dipilih. Proses validasi merupakan
proses mencocokkan pilihan user dengan data yang ada pada basis pengetahuan. Data
ciri yang terpilih dan valid akan diolah oleh sistem dengan melakukan penelusuran
terhadap ciri-ciri yang terpilih tersebut. Dari hasil penelusuran ini akan didapatkan
hasil identifikasi. Proses dimana sistem melakukan pelacakan/penelusuran terhadap
ciri yang dipilih oleh pengguna dinamakan sebagai proses identifikasi jenis jagung.
Diagram alir data level 2 proses 3(proses identifikasi) dapat dilihat pada gambar 3.8
berikut ini.
Gambar 3.8 Diagram Alir Data Level 2 Proses Konsultasi
e. Perancangan DAD Level 2 Proses Menampilkan Data
DAD Level 2 ini merupakan penjabaran dari DAD level 1 dari proses menampilkan
data yang memuat proses-proses untuk menampilkan seluruh data yang ada pada
menampilkan data ciri kepada pengguna umum untuk dipilih saat identifikasi dan
kepada pakar untuk proses manipulasi, menampilkan data jenis jagung untuk proses
manipulasi oleh pakar, serta menampilkan data aturan. Diagram alir data level 2
proses 2 (proses menampilkan data) dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut ini.
Gambar 3.9 Diagram Alir Data Level 2 Proses Menampilkan Data
3.2.3 Perancangan Antarmuka
3.2.3.1 Rancangan Antarmuka Halaman Utama
Perancangan antarmuka pengguna (user interface) merupakan bagian dimana terjadi
komunikasi antara sistem dengan pengguna. Antarmuka halaman utama untuk sistem pakar
untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dapat dilihat pada gambar 3.10
Gambar 3.10 Rancangan Antarmuka Halaman Utama
3.2.3.2 Rancangan Antarmuka Halaman Login
Rancangan antarmuka untuk login pakar dapat dilihat pada gambar 3.11 berikut ini. Pada
halaman ini pakar harus menginputkan username dan password untuk mendapatkan hak
otoritasnya.
3.2.3.3 Rancangan Antarmuka Halaman Pakar
Rancangan antarmuka halaman untuk pakar dapat dilihat pada gambar 3.12 berikut ini.
Gambar 3.12 Rancangan Antarmuka Halaman Menu Pakar
3.2.3.4 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung
Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan jenis jagung digunakan oleh pakar untuk
memanipulasi data jenis jagung. Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan jenis
jagung dapat dilihat pada gambar 3.13 berikut ini.
Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan ciri digunakan oleh pakar untuk
memanipulasi data-data ciri dari tiap jenis jagung sebagai basis pengetahuan data ciri.
Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan ciri dapat dilihat pada gambar 3.14 berikut
ini.
Gambar 3.14 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Ciri
3.2.3.6 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Aturan
Rancangan antarmuka halaman basis aturan yang digunakan oleh pakar untuk memasukkan
kaidah-kaidah yang akan menghasilkan identifikasi jenis jagung.
Rancangan halaman basis aturan dapat dilihat pada gambar 3.15 berikut ini.
Rancangan antarmuka halaman user merupakan tempat menyimpan data pakar yang sudah
mendapat akses login berupa username dan password.
Rancangan antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.16 berikut ini.
Gambar 3.16 Rancangan Antarmuka Halaman Manajemen User
3.2.3.8 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi
Rancangan antarmuka halaman identifikasi merupakan sarana bagi pengguna untuk
melakukan identifikasi. Rancangan antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.17 berikut ini.
Gambar 3.17 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi
3.2.2.9 Rancangan Antarmuka Halaman Hasil Identifikasi
Rancangan antarmuka halaman hasil identifikasi merupakan halaman output dari hasil
perhitungan kemungkinan yang membandingkan jumlah ciri yang dipilih dengan jumlah
semua ciri dari jenis tersebut serta deskripsi dan manfaat dari jenis jagung tersebut. Selain
hasil tersebut, output juga memberikan kemungkinan jenis jagung yang lain. Rancangan
antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.18berikut ini.
BAB IV
IMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI DAN HASIL
Pada tahap implementasi ini akan dibahas mengenai penerapan dan aplikasi dari hasil analisis
dan rancangan yang telah dilakukan, serta perangkat yang dibutuhkan untuk menjalankan
aplikasi ini. Hal ini diharapkan agar aplikasi dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan
mampu memenuhi kebutuhan pengguna dan pakar sebagai pengguna langsung dari aplikasi
ini.
4.1 Deskripsi Pembuatan Aplikasi
Dalam pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan
cirinya ini, perangkat lunak yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a. Sistem Operasi : Windows XP Professional SP2.
b. Bahasa Pemrograman : Microsoft Visual Basic versi 6.0
Sedangkan perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Prosesor : AMD Athlon XP 2100.
b. Memori Utama : DDRAM 512 MB..
c. Resolusi Monitor : 1024x768 32 bit.
4.2 Implementasi Program Aplikasi
Aplikasi dari sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini
diharapkan dapat dengan mudah dioperasikan, baik oleh pengguna umum maupun pakar.
maupun pakar tidak mengalami kesulitan dalam menggunakannya.Untuk mempermudah
dalam penggunaan aplikasi ini, pengguna dapat menggunakan menu bantuan.
4.2.1 Struktur Menu Program
Adapun struktur menu sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung
berdasarkan cirinya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Struktur Menu Program
4.2.2 Tampilan Halaman Utama
Halaman utama merupakan implemetasi dari proses DAD Level 1 pada gambar 3.6. Susunan
menu yang ditampilkan dalam halaman utama ini terdiri dari tiga menu utama, yaitu menu
Pakar, Identifikasi dan Bantuan. Dari ketiga menu tersebut, hanya menu Identifikasi dan
Bantuan yang dapat diakses oleh pengguna umum. Tampilan menu utama merupakan hasil
implementasi dari rancangan menu utama yang ditunjukkan oleh gambar 3.9. Tampilan menu
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama
4.2.3 Tampilan Halaman Login
Halaman login merupakan halaman untuk autentifikasi apakah seorang pengguna merupakan
seorang pakar atau tidak. Jika pengguna tersebut adalah seorang pakar, maka halaman pakar
akan terbuka. Akan tetapi jika pengguna tersebut bukan pakar, maka sistem akan
menolaknya. Halaman login merupakan implementasi dari rancangan halaman login seperti
pada gambar 3.10. Halaman login dapat dilihat pada gambar 4.4.
4.2.4 Tampilan Halaman Menu Pakar
Halaman Menu Pakar akan ditampilkan setelah pakar melakukan proses login. Halaman
pakar ini merupakan implementasi dari proses DAD Level 2, terdiri atas sub menu Basis
Pengetahuan yang terdiri dari menu Jenis Jagung dan Ciri, kemudian ada sub menu Basis
Aturan dan Manajemen User. Tampilan halaman menu pakar yang merupakan implementasi
dari rancangan halaman menu pakar pada gambar 3.11.
4.2.4.1 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung
Halaman basis pengetahuan jenis jagung berfungsi untuk mengelola data jenis jagung yang
akan digunakan oleh sistem sebagai acuan dalam penentuan hasil identifikasi. Tampilan
halaman basis pengetahuan jenis jagung merupakan implementasi dari rancangan halaman
basis pengetahuan jenis jagung pada gambar 3.12. Proses manipulasi jenis jagung meliputi
proses cari, hapus, ubah, dan simpan. Tampilan halaman basis pengetahuan jenis jagung
dapat dilihat pada gambar 4.7.
4.2.4.2 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri
Halaman basis pengetahuan ciri berfungsi untuk mengelola data ciri dari jenis jagung yang
akan digunakan oleh sistem untuk memenuhi kaidah dalam mengidnetifikasi jenis jagung.
Proses manipulasi ciri, meliputi proses cari, tambah, hapus, ubah, dan simpan. Proses
manipulasi ciri merupakan uraian dari DAD Level 2 proses maipulasi pengetahuan yang
ditunjukkan pada gambar 3.7. Tampilan halaman basis pengetahuan jenis jagung merupakan
implementasi dari rancangan halaman basis pengetahuan jenis jagung pada gambar 3.13.
Implementasi halaman basis pengetahuan ciri dapat dilihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri
4.2.4.3 Tampilan Halaman Basis Aturan
Halaman basis aturan merupakan tempat knowledge rule base untuk menentukan kaidah
proses identifikasi. Halaman basis aturan ini merupakan penguraian dari DAD Level 2 proses
manipulasi basis aturan yang ditunjukkan pada gambar 3.7. Halaman basis aturan merupakan
implementasi dari rancangan antarmuka yang ditunjukkan pada gambar 3.14. Pada halaman
ciri-ciri biji jagung yang berperan sebagai evidence untuk hipotesa jenis jagung tersebut.
Proses-proses yang terdapat pada menu ini adalah penambahan aturan, dan penghapusan aturan.
Tampilan halaman kaidah ditunjukkan oleh gambar 4.9.
Gambar 4.9 Tampilan Halaman Basis Aturan
4.2.4.4 Tampilan Halaman Manajemen User
Halaman manajemen user merupakan halaman yang digunakan untuk melakukan
penggantian username dan password dari seorang pakar yang berfungsi untuk mengelola data
pakar yang berhak melakukan manipulasi pengetahuan. Tampilan halaman manajemen user
merupakan implementasi dari rancangan halaman manajemen user pada gambar 3.15. Proses
Gambar 4.10 Tampilan Halaman Manajemen User
4.2.5 Tampilan Halaman Identifikasi
Halaman identifikasi merupakan implementasi dari proses DAD Level 2 Proses Identifikasi
yang ditunjukkan oleh gambar 3.8 . Pada halaman ini terdapat dua jenis daftar ciri. Daftar ciri
yang pertama menampilkan seluruh data ciri yang ada pada basis pengetahuan. Sedangkan
daftar ciri yang satunya digunakan untuk menampung sementara ciri-ciri yang dipilih oleh
user. Untuk memilih ciri tersebut adalah dengan meng-klik dua kali ciri yang ada pada daftar
ciri yang pertama. Jika telah yakin bahwa ciri yang dipilih tersebut sesuai dengan hasil
pengamatan, maka dapat dilakukan proses identifikasi dengan menekan tombol Proses.
Tampilan halaman identifikasi yang merupakan implementasi dari rancangan halaman menu
Gambar 4.11 Tampilan Halaman Identifikasi
4.2.6 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi
Halaman Hasil Identifikasi merupakan implementasi dari proses DAD Level 2 proses
menampilkan data yang di tunjukkan oleh gambar 3.9. Pada halaman ini di tampilkan jenis
jagung hasil identifikasi beserta prosentase menghasilkan jenis tersebut. Selain itu dalam
halaman ini ditampilkan semua jenis jagung yang mungkin. Tampilan halaman hasil
identifikasi yang merupakan implementasi dari rancangan halaman menu konsultasi pada
Gambar 4.12 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi
4.3 Pengujian Sistem
Pengujian yang dilakukan terhadap ”Sistem Pakar untuk Mengidentifikasi Jenis Jagung
Berdasarkan Cirinya” terbagi ke dalam 2 tahap pegujian, yaitu pengujian terhadap menu
Pakar yang berisi Basis Pengetahuan dan Basis Aturan serta pengujian pada menu
Identifikasi.
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap proses manipulasi basis pengetahuan oleh
pakar. Ketika pakar menekan tombol Pakar pada Halaman Utama, maka sistem akan
menampilkan halaman login. Jika username dan password dimasukkan tidak sesuai dengan
data pada tabel pengguna, maka akan muncul pesan kesalahan seperti ditunjukkan oleh
gambar 4.13.
Gambar 4.13 Pesan Kesalahan Login
Jika pakar telah memasukkan username dan password dengan benar, maka halaman
basis pengetahuan akan ditampilkan yang berisi sub menu jenis jagung, ciri jagung, basis
aturan, serta manajemen user.
4.3.1.1 Proses Manipulasi Data Jenis Jagung
Proses manipulasi data jenis jagung adalah proses mengubah data jenis jagung yang akan
dijadikan sebagai acuan dalam proses identifikasi. Dalam manipulasi data jenis jagung, hanya
terdapat proses tambah, ubah, simpan serta hapus. Proses menambah data jenis jagung
dilakukan dengan menekan tombol Tambah untuk mengaktifkan kotak teks untuk
memasukkan data. Setelah data telah diisi, maka data tersebut akan di validasi. Tidak semua
karakter dapat dimasukkan ke dalam basis data. Jika informasi yang dimasukkan tersebut
valid, maka informasi tersebut akan disimpan pada basis data. Hasil proses penambahan data
Gambar 4.14 Proses Menambah Data Jenis Jagung
Proses pegubahan data jenis jagung dapat dilakukan dengan memilih terlebih dahulu
jenis jagung pada daftar jenis jagung. Setelah memilih jenis jagung, maka dengan menekan
tombol Ubah, sistem akan mengaktifkan kotak teks dan pakar dapat mengubahnya. Setelah
data selesai diubah maka data akan disimpan ke dalam tabel jagung. Hasil proses mengubah
data jenis jagung ditunjukkan pada gambar 4.15.
Gambar 4.15 Proses Mengubah data Jenis Jagung
Proses penghapusan data jenis jagung merupakan proses menghapus record atau data
jenis jagung. Proses ini dapat dilakukan dengan memilih data yang akan dihapus pada daftar
Hapus dan sistem akan menampilkan pesan untuk mengkonfirmasi apakah pakar betul-betul
akan menghapus data yang dipilih tersebut (Gambar 5.16). Jika pakar menekan tombol Ya
pada pesan konfirmasi, maka data Atau record dari data yang terpilih tersebut akan di hapus
dari basis data.
Gambar 4.16 Proses Menghapus data Jenis Jagung
4.3.1.2 Proses Manipulasi Ciri Jagung
Proses manipulasi data ciri jagung adalah proses mengubah data jenis jagung yang akan
dijadikan sebagai kaidah atau aturan dalam proses identifikasi. Dalam manipulasi data ciri
jagung, terdapat proses tambah, ubah, hapus, dan simpan. Proses menambah data ciri
dilakukan dengan menekan tombol Tambah untuk mengaktifkan kotak teks untuk
memasukkan data. Setelah data telah diisi, maka data tersebut akan di validasi. Tidak semua
karakter dapat dimasukkan ke dalam basis data. Jika informasi yang dimasukkan tersebut
valid, maka informasi tersebut akan disimpan pada basis data. Hasil proses penambahan data
Gambar 4.17 Proses Menambah Data Ciri Jagung
Proses megubah data ciri jagung dapat dilakukan dengan memilih terlebih dahulu ciri
jagung pada daftar ciri. Setelah memilih ciri, maka dengan menekan tombol Ubah, sistem
akan mengaktifkan kotak teks dan pakar dapat mengubahnya. Setelah data selesai diubah
maka data akan diperiksa apakah data tersebut valid. Jika valid, maka data tersebut akan
Gambar 4.18 Proses Mengubah Data Ciri Jagung
Proses penghapusan data ciri adalah proses menghapus record/data ciri. Proses ini
dapat dilakukan dengan memilih data yang akan dihapus pada daftar ciri terlebih dahulu.
Setelah data yang akan dihapus telah dipilih, tekan tombol Hapus dan sistem akan
menampilkan pesan untuk mengkonfirmasi apakah pakar betul-betul akan menghapus data
yang dipilih tersebut (Gambar 4.19). Jika pakar menekan tombol Ya pada pesan konfirmasi,