• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Cirinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Cirinya"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG

BERDASARKAN CIRINYA

SKRIPSI

IMELDA SARI TAMBUNAN

060823021

PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG

BERDASARKAN CIRINYA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

IMELDA SARI TAMBUNAN

060823021

PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG BERDASARKAN CIRINYA

Kategori : SKRIPSI

Nama : IMELDA SARI TAMBUNAN

Nomor Induk Mahasiswa : 060823021

(4)

PERNYATAAN

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS JAGUNG BERDASARKAN CIRINYA

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Maret 2010

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, dengan limpahan dan karunia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

(6)

ABSTRAK

(7)

ABSTRACT

(8)
(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Karakteristik dari representasi pengetahuan 16

Tabel 2.2 Struktur Relasi 18

Tabel 3.1 Tabel Keputusan untuk ciri jagung 24

Tabel 3.2 Tabel t_Ciri 30

Tabel 3.3 Tabel t_Jagung 31

Tabel 3.4 Tabel t_Aturan_ciri 31

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar 8

Gambar 2.2Proses Forward Chaining 11

Gambar 2.3 Proses Backward Chaining 12

Gambar 2.4 Teknik Penelusuran Depth First Search 14 Gambar 2.5 Teknik Penelusuran Breadth First Search 14 Gambar 2.6 Penggunaan Logika untuk penalaran (Turban, 1998) 15

Gambar 2.7 Model Basis Data Relasional 18

Gambar 3.2 Pohon Keputusan 26

Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram 29

Gambar 3.4 Visualisai Hubungan antar table 32

Gambar 3.5 Diagram Alir Data Level 0 33

Gambar 3.6 Diagram Alir Data Level 1 34

Gambar 3.7 DAD Level 2 Proses Update Pengetahuan 36 Gambar 3.8 Diagram Alir Data Level 2 Proses Konsultasi 37 Gambar 3.9 Diagram Alir Data Level 2 Proses Menampilkan Data 38 Gambar 3.10 Rancangan Antarmuka Halaman Utama 39 Gambar 3.11 Rancangan Antarmuka Halaman Login 39 Gambar 3.12 Rancangan Antarmuka Halaman Menu Pakar 40 Gambar 3.13 Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung 40 Gambar 3.14 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Ciri 41 Gambar 3.15 Rancangan Antarmuka Halaman Kaidah 41 Gambar 3.16 Rancangan Antarmuka Halaman Manajemen User 42 Gambar 3.17 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi 42 Gambar 3.18 Rancangan Antarmuka Halaman Hasil Identifikasi 43

Gambar 4.2 Struktur Menu Program 45

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama 46

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Login 47

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung 48 Gambar 4.8 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri 49

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Basis Aturan 50

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Manajemen User 51

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Identifikasi 52

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi 53

Gambar 4.13 Pesan Kesalahan Login 54

(12)

Gambar 4.22 Proses Validasi Manajemen User 61

Gambar 4.23 Proses Pemilihan Ciri 62

(13)

ABSTRAK

(14)

ABSTRACT

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, muncul suatu alat yang dapat membantu

manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien, yaitu komputer. Pada

awal diciptakan, komputer hanya berfungsi sebagai alat hitung. Namun seiring dengan

perkembangan zaman, fungsi komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia.

Komputer tidak lagi berfungsi hanya sebagai alat hitung, akan tetapi diharapkan dapat

diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan salah satu bagian dari

ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan

sebaik yang dilakukan oleh manusia. Expert system atau system pakar merupakan salah satu

cabang dari AI yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk

penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Sistem pakar ditujukan sebagai sarana

untuk membantu memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti bisnis,

kedokteran, ilmu pengetahuan, teknik, pertanian dan lain sebagainya.

Ditinjau secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang

biasa dilakukan oleh para ahli atau pakar. Sistem pakar merupakan suatu pemodelan dari

proses penalaran atau pemikiran seorang pakar yang memiliki ranah (domain) pengetahuan

tertentu, agar kepakarannya tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang bukan pakar

untuk konsultasi, melakukan analisis dan diagnosis, belajar, membantu pengambilan

(16)

Dan pada umumnya, sistem pakar dirancang untuk berinteraksi langsung dengan

pemakai dalam format dialog (tanya-jawab). Dimana dari dialog tersebut akan didapatkan

keputusan sesuai penalaran.

Oleh karena itu, sistem pakar mempunyai kemampuan untuk mempermudah atau

memecahkan masalah-masalah praktis pada saat seorang pakar berhalangan. Dan salah satu

implementasi sistem pakar pada bidang pertanian adalah untuk mengidentifikasi jenis jagung.

Di Indonesia, jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi. Identifikasi jenis jagung

ini menggunakan representasi pengetahuan dan inferensi pengetahuan dari seorang dosen

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian USU yang dalam hal ini berlaku sebagai

pakar. Pengetahuan yang dimiliki seorang dosen tersebut disimpan dalam program komputer

yang mana nantinya program komputer tersebut dapat bekerja atau berlaku sebagaimana

layaknya penalaran seorang dosen tersebut dalam mengidentifikasi jenis jagung.

Dengan banyaknya jenis jagung yang beredar dipasaran, maka perlu diketahui jenis

jagung untuk dapat memaksimalkan pemanfaatannya. Orang akan merasa enggan atau malas

jika harus mempertanyakan jenis jagung ditanamnya kepada seorang pakar atau ahli di bidang

pertanian. Oleh karena itu, diharapkan dengan menggunakan media konsultasi ini dapat

membantu memberikan informasi berupa hasil identifikasi jenis jagung yang mereka tanam

beserta kegunaan atau pemanfaatannya yang tepat, sehingga pemanfaatannya dapat di

optimalkan.

1.2 Perumusan Masalah

Mengidentifikasi jenis jagung dengan menggunakan program membutuhkan suatu metode

yang mendukung agar program tersebut bisa digunakan dengan baik oleh pengguna dan bisa

memberikan keputusan yang baik pula. Beberapa masalah yang dapat dirumuskan adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana merepresentasikan knowledge tentang jenis jagung.

2. Bagaimana membangun knowledge base untuk jenis jagung.

3. Bagaimana memanfaatkan knowledge base untuk mengidentifikasi jenis jagung.

4. Bagaimana merancang dan mengimplementasi sistem pakar untuk

(17)

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dibatasi hanya untuk jenis:

Zea mays L. amylacea (flour corn atau jagung tepung),

mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan ciri-ciri dari biji jagung tersebut.

3. Terbatas pada sumber pengetahuan yang didapat baik dari pakar maupun dari

buku-buku yang berkaitan dengan tanaman jagung.

4. Masukan dari program berupa ciri-ciri biji jagung yang di pilih oleh

pengguna.

5. Keluaran program berupa kesimpulan jenis jagung, deskripsi dan manfaat dari

jenis jagung tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengimplementasikan media

konsultasi sebagai media yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis jagung serta

pemanfaatannya. Keluaran yang dihasilkan dari sistem berupa hasil dari identifikasi dengan

tingkat kemungkinan terhadap jenis jagung teridentifikasi.

(18)

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah tiap-tiap pengguna dapat mengidentifikasi

jenis jagung dan manfaatnya. Selain itu, para pengguna dapat mengoptimalkan pemanfaatan

dari jenis jagung tersebut.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan tulisan ini, penulis mengunakan tahapan sebagai berikut:

1. Mendefenisikan domain permasalahan yang dalam hal ini adalah tanaman jagung.

2. Merumuskan informasi-informasi yang bisa dijadikan knowledge base dalam

pembuatan sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan bentuk

biji.

3. Mengumpulkan data pengetahuan dari buku-buku yang berkaitan dengan jenis

tanaman jagung, jurnal, artikel, tesis, dan lain-lain.

4. Melakukan analisis dan perancangan system yang meliputi akuisisi

pengetahuan, representasi pengetahuan, perancangan basis pengetahuan dan

membuat mesin inferensi.

5. Melakukan tahap implementasi dengan mengunakan bahasa pemrograman Visual

Basic 6.0 dilanjutkan dengan tahap pengujian. Dimana system yang dihasilkan akan

diuji cara kerjanya, apakah program sudah bisa berjalan dengan baik atau perlu

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960.

Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General PurposeProblem Solver (GPS) yang

dikembangkan oleh Newel & Simon (Turban,1995).

Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalah tertentu

dengan meniru kerja dari para ahli. Sistem pakar memiliki banyak definisi, tetapi pada

dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah.

Beberapa definisi yang ada untuk sistem pakar (Kusumadewi, 2003) :

a. Menurut Martin dan Oxman : Sistem pakar adalah sistem berbasis computer yang

menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan

masalah, yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dalam bidang

tertentu.

b. Menurut Ignizio : Sistem pakar merupakan bidang yang dicirikan oleh system

berbasis pengetahuan (Knowledge Base System), memungkinkan adanya

komponen untuk berpikir dan mengambil kesimpulan dari sekumpulan kaidah.

c. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah salah satu cabang kecerdasan

buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh

seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

Secara umum, sistem pakar merupakan sistem yang mengadopsi pengetahuan manusia

ke dalam komputer sehingga komputer dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah

sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pakar. Sistem pakar dibuat pada wilayah

(20)

di salah satu bidang khusus. Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan

sebagaimana yang dilakukan seorang pakar dan dapat memberikan penjelasan terhadap

langkah yang diambil serta memberikan alasan atas kesimpulan yang diambil.

Sampai saat ini telah banyak sistem pakar yang telah dibuat. Misalkan MYCIN

digunakan untuk mendiagnosa penyakit, DENDRAL untuk mengidentifikasi perbaikan yang

dilakukan pada mesin diesel elektronik kereta api, FOLIO digunakan untuk membantu

memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam hal persediaan broker dan investasi, serta

beberapa aplikasi sistem pakar lainnya.

2.1.1 Keuntungan Sistem Pakar

Secara garis besar, ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar, diantaranya

adalah (Arhami, 2005):

1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.

2. Meningkatkan output dan produktivitas.

3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.

4. Meningkatkan penyelesaian masalah yaitu menerusi paduan pakar, penerangan,

sistem pakar khas.

5. Meningkatkan reliabilitas.

6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat.

7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas).

8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung

ketidakpastian.

9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan

untuk mengakses basis data dengan cara cerdas.

2.1.2 Kelemahan Sistem Pakar

Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan,

antara lain:

(21)

2. Sulit dikembangkan system pakar yang benar-benar berkualitas tinggi. Hal ini

tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.

3. Sistem pakar tidak dapat 100% bernilai benar.

4. Terkadang sistem tidak dapat membuat keputusan.

5. Pengetahuan tidak selalu didapat dengan mudah karena pendekatan tiap pakar

berbeda.

2.1.3 Karakteristik Sistem Pakar

Sistem pakar mempunyai beberapa karakteristik dasar yang membedakan dengan program

komputer biasa umumnya, yaitu (Turban, 1995):

1. Mempunyai kepakaran

Dalam menyelesaikan masalah bukan hanya mendapatkan solusi yang benar saja,

namun juga bagaimana mendapatkan pemecahan dengan cepat dan mahir.

2. Domain tertentu

Sistem pakar mengutamakan kedalaman mengenai bidang tertentu.

3. Memiliki kemampuan mengolah data yang mengandung ketidakpastian

kadang-kadang data yang tersedia tidak lengkap sistem harus dapat memberikan

pemecahan sesuai data yang tersedia dengan memberikan pertimbangan, saran atau

anjuran sesuai dengan kondisi yang ada.

Sistem pakar dapat ditampilkan dengan dua lingkungan, yaitu lingkungan pengembangan dan

lingkungan konsultasi, lihat pada gambar 2.1. Lingkungan pengembangan digunakan oleh

sistem pakar (ES) builder untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan ke

dalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh nonpakar untuk

memperoleh pengetahuan dan nasihat pakar. Lingkungan ini dapat dipisahkan setelah sistem

(22)

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar

2.1.5 Komponen Sistem Pakar

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah :

a. Antarmuka pengguna (User Interface)

User interface merupakan mekanisme yang digunakan untuk pengguna dan sistem

pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan

mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka

menerima informasi dari sistem dan menyajikannnya dalam bentuk yang dapat

dimengerti oleh pemakai. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog

antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi

dan informasi (input) dan pemakai juga memberikan informasi (output) kepada

pemakai.

b. Basis pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan

penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar,

(23)

permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara

bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui (Arhami, 2005).

c. Akuisisi pengetahuan

Akusisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam

menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam

tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahun untuk selanjutnya

ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi

dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai (Arhami, 2005).

Akuisisi pengetahuan dilakukan sepanjang proses pembangunan sistem. Menurut

Firebaugh (1989), proses akuisisi pengetahuan dibagi ke dalam enam tahap, yaitu :

1. Tahap identifikasi

Tahap identifikasi meliputi penentuan komponen-komponen kunci dalam sistem

yang sedang dibangun. Komponen kunci ini adalah knowledge engineer, pakar,

karakterisitik masalah, sumber daya, dan tujuan. Knowledge engineer dan pakar

bekerja bersama untuk menentukan berbagai aspek masalah, seperti lingkup dari

proyek, data input yang dimasukkan, bagian-bagian penting dan interaksinya,

bentuk dan isi dari penyelesaian, dan kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi

dalam pembangunan sistem. Mereka juga harus menentukan sumber pengetahuan

seperti basis data, system informasi manajemen, buku teks, serta prototipe masalah

dan contoh. Selain menentukan sumber pengetahuan, pakar juga mengklarifikasi

dan menentukan tujuan-tujuan sistem dalam proses penentuan masalah.

2. Tahap konseptualisasi

Konsep-konsep kunci dan hubungannya yang telah ditentukan pada tahap pertama

dibuat lebih jelas dalam tahap konseptualisasi.

3. Tahap formalisasi

Tahap ini meliputi pemetaan konsep-konsep kunci, sub-masalah dan bentuk aliran

informasi yang telah ditentukan dalam tahap-tahap sebelumnya ke dalam

representasi formal yang paling sesuai dengan masalah yang ada.

(24)

Tahap ini meliputi pemetaan pengetahuan dari tahap sebelumnya yang telah

diformalisasi ke dalam skema representasi pengetahuan yang dipilih.

5. Tahap pengujian

Setelah prototipe sistem yang dibangun dalam tahap sebelumnya berhasil

menangani dua atau tiga contoh, prototipe sistem tersebut harus menjalani

serangkaian pengujian dengan teliti menggunakan beragam sampel masalah.

Masalah-masalah yang ditemukan dalam pengujian ini biasanya dapat dibagi dalam

tiga kategori, yaitu kegagalan input/output, kesalahan logika dan strategi kontrol.

6. Revisi prototipe

Suatu unsur penting pada semua tahap dalam proses akuisisi pengetahuan adalah

kemampuan untuk kembali ke tahap-tahap sebelumnya untuk memperbaiki sistem.

d. Mesin inferensi

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan

oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program

komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang

ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan

kesimpulan (Turban, 1995).

Inferensi merupakan proses menghasilkan kesimpulan berdasarkan fakta atau

pengetahuan yang diketahui atau diasumsikan. Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol

inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan yaitu pelacakan ke depan (forward chaining) dan

pelacakan ke depan (backward chaining).

1. Pelacakan ke Depan (Forward Chaining)

Pada Metode forward chaining di artikan sebagai pendekatan yang dimotori data.

Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya

mencoba menggambarkan kesimpulan. Sehingga metode ini juga sering disebut

“Data driven”.

(25)

Gambar 2.2 Proses Forward Chaining

2. Pelacakan ke belakang (Backward Chaining)

Metode backward chaining adalah pendekatan yang dimotori tujuan. Dalam

pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang

memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan

menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan

lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua

kemungkinan ditemukan. Metode ini sering disebut “goal driven”. Proses

pelacakan pada backward chaining dapat ditunjukkan oleh gambar 2.3 .

Gambar 2.3 Proses Backward Chaining

e. Blackboard

Blackboard adalah area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk

deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input, digunakan juga untuk

perekaman hipotesis dan keputusan sementara. Tiga tipe keputusan dapat direkam

dalam blackboard, yaitu :

• Rencana : bagaimana mengatasi persoalan

• Agenda : tindakan potensial sebelum eksekusi

• Solusi : hipotesis kandidat dan arahan alternatif yang telah dihasilkan sistem

(26)

f. Fasilitas penjelasan

Fasilitas penjelasan untuk komponen tambahan yang akan meningkatkan

kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran system kepada

pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995):

Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar? • Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?

• Mengapa alternatif tertentu ditolak?

• Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?

g. Perbaikan pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta

kemampuan untuk belajar dan kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting

dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis

penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya.

2.2 Metode Pencarian

Metode pencarian akan menjelaskan secara umum bagaimana teknik pencarian. Ada dua

pendekatan dasar untuk mencari suatu space, yaitu blind search dan heuristic search. Pada

dasarnya heiristic search adalah blind search.

Blind search adalah kumpulan prosedur yang digunakan untuk mencari suatu space

state. Mulai dari akar, operator digunakan untuk menghasilkan status simpul anak, pencarian

dilakukan terus sampai diperoleh solusi. Gagasan penelusuran blindsearch adalah memeriksa

semua pohon secara teratur dengan menggunakan semua operator dan membangkitkan

sebanyak mungkin simpul anak untuk memperoleh solusi yang diinginkan. Mulai dengan

simpul akar, terdapat beberapa prosedur menelusuri pohon, tetapi pendekatan ini tidak

efisien (Turban, 1995).

Yang termasuk dalam blind search adalah Depth First Search (DFS) dan Breadth

(27)

1) Depth-first search, bekerja denga menelusuri simpul mulai dari akar terus kebawah

sampai secara berturut-turut ke level yang lebih dalam. Suatu operator digunakan

untuk menghasilkan simpul node berikutnya lebih dalam dengan kata lain simpul

anak diperoleh dari simpul ayah. Dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Teknik Penelusuran Depth First Search

2) Breadth-first search, bekerja dengan cara memeriksa semua simpul dalam pohon

pencarian yang dimulai dari akar. Simpul tiap level diperiksa secara lengkap

sebelum berpindah ke level berikutnya. Dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Teknik Penelusuran Breadth First Search

2.3 Representasi Pengetahuan

Dalam pembangunan sistem berbasis pengetahuan, pengetahuan yang telah diekstrak

dimasukkan kedalam program komputer oleh proses yang disebut representasi pengetahuan

(28)

elemen yakni struktur data dan prosedur menafsirkan (interpretive procedure) untuk

pemakaian pengetahuan yang dimasukkan dalam struktur data (Firebaugh, 1989).

2.3.1 Representasi dalam logika dan skema lainnya

Bentuk representasi pengetahuan yang paling tua adalah logika, yaitu suatu pengkajian ilmiah

tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran.

Bentuk umum dari suatu proses logika diilustrasikan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Penggunaan Logika untuk penalaran (Turban, 1998)

Input untuk proses logika disebut premises atau fact (fakta). Fakta digunakan dalam

proses logika untuk membuat output yang merupakan kesimpulan (conclusions) diesbut

Inferences. Dengan proses, fakta yang dikenal bernilai benar akan digunakan untuk

mendapatkan fakta baru yang juga harus benar.

2.3.2 Kaidah Produksi

Kaidah produksi adalah bentuk representasi pengetahuan yang paling popular untuk sistem

pakar. Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk pasangan kondisiaksi : IF kondisi ini (atau premis atau anteceden) terjadi, THEN beberapa tindakan (atau hasil atau kesimpulan atau konsekuensi) akan (atau sebaiknya) terjadi.

Pada dasarnya penyajian pengetahuan secara kaidah produksi terdiri dari dua hal,

yaitu :

1. Anteseden, bagian yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan

berawalan If).

2. Konsekuen, bagian yang menyatakan suatu tindakan, hasil atau kesimpulan yang

(29)

Hal ini dapat dituliskan sebagai IF anteseden THEN konsekuen- Konsekuen atau

kesimpulan yang dinyatakan pada bagian THEN baru dinyatakan benar. Jika bagian IF pada

kaidah tersebut juga bernilai benar atau sesuai ketentuan tertentu.

Kaidah bisa dalam bentuk berbeda seperti contoh dibawah ini :

a. IF premise, THEN conclusion. IF pendapatan tinggi THEN kesempatan pemeriksaan keuangan tinggi.

b. Conclusion, IF premise. Kesempatan pemeriksaan keuangan tinggi pendapatan tinggi.

Ada kemungkinan beberapa premise dan beberapa conclusion didalam satu kaidah,

sehingga beberapa premise diberi istilah dengan premise clauses dan beberapa conclusion

diberi istilah conclusion clauses. Sebagai contoh berikut ini diberikan suatu kaidah A yang

terdiri dari dua premise clauses dan dua conclusionclauses.

Kaidah A: IF umur mesin mobil baru AND kondisi mobil bagus

THEN mobil dapat enak dijalankan dan perjalanan aman

Representasi kaidah memiliki karakteristik-karakteristik seperti yang di tunjukkan

pada table 2.1.

Tabel 2.1 Karakteristik dari representasi pengetahuan

(30)

Menurut Connoly dan Begg (2002), basis data dapat diartikan sebagai sekumpulan data atau

entitas tentang suatu benda beserta deskripsinya yang berhubungan satu sama lain secara

logika. Basis data dirancang dan diorganisasikan untuk memnuhi logika dan informasi pada

suatu organisasi. Semua data di dalam basis data saling terintegrasi sehingga jumlah duplikasi

dapat diminimalkan.

2.4.1 Model Data

Model data adalah kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan

data, semantik data dan batasan data (Silberschatz, 2005). Terdapat dua kelompok untuk

mempresentasikan model data dalam perancangan sistem basis data :

a. Model lojik data berdasarkan objek (Object-Based Logical Models), yaitu model

keterhubungan entitas (Entity-Relationship Model).

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk memodelkan struktur data dan

hubungan antardata dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. Model ERD dibangun

oleh entitas, relasi, dan atribut. Entitas dapat diidentitasikan secara unik dan dibedakan dari

yang lainnya. Setiap entitas memiliki sejumlah atribut yang mendeskripsikan karakteristik

setiap entitas. Setiap entitas akan dihubungkan dengan suatu relasi (Hoffer, 1996).

b. Model lojik data berdasarkan record (Record-Based Logical Model), yaitu model

Relational (Relational Model).

Model basis data relasional sering pula disebut sebagai model relasional atau basis

data relasional. Hingga saat ini, model basis data relasional merupakan model basis

data yang paling banyak digunakan. Kemudahan dalam penerapan dan

kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan basis data

yang ada di dunai nyata menjadi alasan mengapa model ini lebih populer untuk

diterapkan (Silberschatz, 2005). Gambar 2.8 menunjukkan model basis data

(31)

Gambar 2.7 Model Basis Data Relasional

Model relasional menggunakan model berupa tabel berdimensi dua (yang disebut

relasi atau tabel) dengan memakai kunci tamu (foreign key) sebagai penghubung dengan tabel

lain.

(32)

Beberapa sifat yang melekat dalam relasi adalah tidak ada baris yang kembar, urutan

tupel tidak penting, setiap atribut memiliki nama yang unik, letak atribut bebas, setiap atribut

memiliki nilai tunggal dan jenisnya sama untuk semua baris.

2.4.2 Sistem Manajemen Basis Data (SMBD)

Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi

ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus atau spesifik. Perangkat lunak ini

disebut Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) atau sering juga disebut sebagai DBMS

(Database Manajemen System). SMBD adalah perangkat lunak yang memungkinkan para

pemakai untuk mendeskripsikan, membuat, memelihara, serta mengendalikan akses ke basis

(33)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Sistem

Tujuan dari analisis sistem dalam pengembangan sistem pakar ini adalah untuk mendapatkan

berbagai kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu perihal masukan dan keluaran dan keluaran

yang harus disediakan oleh pengguna serta di butuhkan oleh sistem. Proses tersebut akan

menjadi masukan bagi proses perancangan sistem secara keseluruhan.

3.1.1 Deskripsi Sistem

Deskripsi sistem merupakan gambaran umum mengenai statu sistem yang akan

dikembangkan. Sistem yang akan dikembangkan adalah “Sistem Pakar Untuk

Mengidentifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Bijinya”. Sistem ini dikembangkan untuk

membantu petani, mahasiswa maupun masyarakat umum untuk dapat mengidentifikasi jenis

jagung yang didasarkan pada ciri bijinya. Dengan menggunakan sistem ini nantinya seorang

pengguna akan dapat mengetahui jenis jagung dengan adanya dukungan dari ciri-ciri biji yang

diberikan berdasarkan fakta yang ada serta akan mendapatkan manfaat dari jagung tersebut.

Sesuai dengan struktur sistem pakar secara umum, struktur sistem pakar yang

digunakan dalam sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan ciri bijinya

ini terdiri dari dua lingkungan kerja, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan

konsultasi. Pada lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari

pakar dan melakukan perbaikan pengetahuan. Sedangkan pada lingkungan konsultasi

merupakan lingkungan kerja yang digunakan untuk user atau pengguna dalam memperoleh

(34)

Sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini mempunyai

beberapa komponen utama, yaitu:

1. Antarmuka Pengguna (User Interface)

Antarmuka pengguna ini terdiri dari akses login untuk pakar sehingga pakar bias

memanipulasi basis pengetahuan dan basis aturan yang berhubungan dengan jenis

jagung.

2. Blackboard (Working Memory)

Merupakan tempat menyimpan aplikasi sistem pakar yang berupa harddisk.

3. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan berisi tentang pengetahuan untuk pemahaman dan penyelesaian

masalah. Basis pengetahuan merupakan inti dari dari status sistem pakar, yaitu

berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas dua elemen dasar

yaitu, fakta dan aturan. Basis pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar ini

terdiri dari jenis jagung, ciri-ciri jagung, manfaat dari jenis jagung, dan kaidah

produksi.

4. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang dimasukkan oleh

pengguna sehingga dapat ditemukan kesimpulan atau solusi. Sistem pakar ini

menggunakan mesin inferensi berupa penelusuran berurutan (Depth-first search).

Sedangkan untuk identifikasinya digunakan pelacakan ke belakang (Backward

Chaining).

5. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan dalam sistem pakar ini digunakan untuk menerangkan

bagaimana hasil identifikasi diperoleh.

3.1.2 Tahapan Pembangunan Sistem

Untuk membangun sistem pakar ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut (Harmon dan

King, 1985):

1. Menentukan bahasa pemrograman

2 Mengidentifikasi masalah dan menganalisa pengetahuan yang akan dimasukkan

kedalam sistem

(35)

4. Membuat prototype sistem.

3.1.3 Menentukan Bahasa Pemrograman

Sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dibangun dengan

menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Bahasa pemrograman ini

dipilih dengan pertimbangan bahwa bahasa pemrograman Visual Basic merupakan bahasa

pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis GUI

(Graphical User Interface). Bahasa pemrograman Visual Basic ini merupakan event-driven

programming yang berarti bahwa program menunggu sampai adanya respon dari pengguna

berupa event atau kejadian tertentu (seperti aksi tombol di klik, menu dipilih, dan lain-lain).

Ketika event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (prosedur event) tersebut akan

dijalankan.

3.1.4 Identifikasi Masalah dan Pengetahuan

Pengembangan suatu sistem pakar diawali dengan mengidentifikasi masalah dan menganalisa

pengetahuan yang akan dimasukkan ke dalam sistem pakar. Dalam hal ini dilakukan

penentuan jenis jagung yang ada di pasaran serta ciri-ciri bijinya. Hal ini penting dilakukan

karena akan menentukan pengetahuan selanjutnya yang diperlukan dalam sistem. Identifikasi

dan analisa pengetahuan dilakukan dengan langkah awal menggambarkan operasi

keseluruhan dari sistem pakar, yaitu :

1. Memberikan atau menampilkan seluruh ciri yang dimiliki oleh semua jenis jagung

yang didasarkan pada bijinya. Pengguna akan memilih ciri yang sesuai dengan

hasil pengamatannya.

2. Memberikan hasil identifikasi jenis jagung sebagai kesimpulannya. Dari ciri-ciri

yang terpilih tersebut juga akan digunakan pula untuk menghitung prosentase dari

jenis jagung dengan membandingkan ciri yang sesuai dengan jumlah ciri yang

(36)

Proses identifikasi pengetahuan diawali dari akuisisi pengetahuan dan kemudian

dilanjutkan dengan representasi pengetahuan.

3.1.4.1 Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan pada sistem pakar ini didapat dari :

1. Wawancara dan diskusi yang dilakukan dengan seorang pakar, dimana pakar ini

merupakan orang yang sudah banyak berpengalaman dalam penelitian mengenai

jagung.

2. Beberapa buku yang berhubungan dengan pengetahuan jagung, seperti :

1) AAK Jagung (AAK, 2003)

2) Jagung (Balit Tanaman Pangan, 1988)

3) Bercocok tanam Jagung (Effendi, 1984)

3. Artikel-artikel dari internet.

3.1.4.2 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan bertujuan membuat struktur yang akan digunakan dalam sistem

untuk membantu pengkodean pengetahuan ke dalam program. Pengetahuan direpresentasikan

ke dalam format tertentu dan akan disimpan dalam suatu basis pengetahuan.

Langkah-langkah atau base rules yang perlu dilakukan untuk membuat representasi

pengetahuan sistem pakar ini adalah :

1. Pembuatan table keputusan (decision table) yang berguna untuk

mendokumentasikan dan mendeskripsikan pengetahuan.

2. Pembuatan pohon keputusan (decision tree) yang berguna untuk

menghilangkan kaidah-kaidah dengan tujuan untuk meniadakan terjadinya

perulangan pertanyaan.

3. Konversi pohon keputusan menjadi kaidah produksi

Sistem pakar ini terdiri dari sebuah pohon keputusan untuk identifikasi jenis jagung

(37)

mengidentifikasi jenis jagung. Proses representasi pengetahuan untuk sistem pakar ini diawali

dengan proses masuk kedalam sistem dan kemudian sistem ini akan melakukan identifikasi

jenis jagung. Untuk mengidentifikasi jenis jagung diawali dengan memilih ciri-ciri biji dari

jenis jagung yang sesuai dengan hasil pengamatan. Tabel keputusan ciri biji dapat dilihat pada

tabel 3.1.

(38)

Keterangan :

J1 = Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt (jagung tepung atau flour corn). J2 = Jenis jagung Zea mays L. identata sturt (jagung gigi kuda atau dent cirn). J3 = Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt (jagung mutiara atau flint corn). J4 = Jenis jagung Zea mays L. everata sturt (jagung berondong atau pop corn). J5 = Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt (jagung manis atau sweet corn). J6 = Jenis Zea mays L. tunicata sturt (jagung bungkus atau pod corn).

J7 = Jenis jagung Zea mays L. Ceratina (jagung pulut atau waxy corn).

Berdasarkan tabel keputusan ciri dari jenis jagung, maka dapat dibuat pohon

(39)

Gambar 3.2 Pohon Keputusan

Berdasarkan analisis dari tabel keputusan dan pohon keputusan pada gambar 3.2 maka

dapat dibuat himpunan kaidah produksi data cirri jenis jagung dengan menggunakan IF-THEN. Dimana IF merupakan informasi masukan sedangkan THEN merupakan konklusi atau kesimpulan. Himpunan kaidah tersebut adalah sebagai berikut :

Kaidah 1 (Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt)

IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat

AND [EB01] Endospremnya berisi tepung

AND [SB01] Bijinya bersifat lunak

AND ( [WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya putih)

THEN [J1] Jenis jagung Zea mays L. amylacea sturt

Kaidah 2 (Jenis jagung Zea mays L. identata sturt)

IF [BB01] Bentuk bijinya seperti gigi geraham

AND [BB04] Bentuk bijinya panjang

AND [BB05] Bentuk bijinya seperti baji

AND [BB06] Bentuk bijinya bersudut

(40)

AND [MB02] Permukaan bijinya keras

AND [MB06] Bagian tepinya diselubungi pati keras

AND ( [WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya putih)

THEN [J2] Jenis jagung Zea mays L. identata sturt

Kaidah 3 (Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt)

IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat

AND [BO02] Berat bijinya 0,1 - 0,7

41

AND [MB01] Permukaan bijinya bersinar

AND [MB03] Permukaan bijinya agak keras

AND [MB05] Seluruh permukaan bijinya diselubungi pati keras

AND [SB02] Bijinya sangat keras

AND [UB01] Ukuran bijinya kecil

AND ([WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya

putih OR [WB04] Warna bijinya merah)

THEN [J3] Jenis jagung Zea mays L. indurata sturt

Kaidah 4 (Jenis jagung Zea mays L. everata sturt)

IF [BB04] Bentuk bijinya agak meruncing

AND [BB07] Bentuk bijinya pipih

AND [BB08] Bentuk bijinya bulat

AND [BO03] Berat bijinya 0,08 - 0,13

AND [SB03] Bijinya bersifat keras

AND [UB01] Ukuran bijinya kecil

AND ([WB01] Warna bijinya kuning OR [WB02] Warna bijinya

putih)

THEN [J4] Jenis jagung Zea mays L. everata sturt

Kaidah 5 (Jenis jagung Zea mays L. amyleasaccharata sturt)

IF [EB01] Endospermnya berwarna bening

AND [KB01] Kulit bijinya tipis

42

(41)

THEN [J5] Jenis jagung Zea mays L. amyleasaccharata sturt

Kaidah 6 (Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt)

IF [BB02] Bentuk bijinya agak bulat

AND [UB01] Ukuran bijinya kecil

AND ([WB02] Warna bijinya putih OR [WB04] Warna bijinya

merah)

THEN [J6] Jenis jagung Zea mays L. saccharata sturt

Kaidah 7 (Jenis jagung Zea mays L. tunicata sturt)

IF [EB01] Endospremnya berisi tepung lunak

AND [MB04]Permukaan bijinya mengkilap

AND [SB03] Bijinya bersifat keras

AND [UB01]Ukuran bijinya kecil

AND ([WB02] Warna bijinya putih OR [WB04]Warna bijinya

merah OR [WB05] Warna bijinya jernih OR [WB06] Warna

bijinya buram)

THEN [J7] Jenis jagung Zea mays L. tunicata sturt

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan dalam Sistem Pakar Identifikasi Jenis Jagung Berdasarkan Cirinya ini melalui

tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap perancangan basis pengetahuan,

2. Tahap perancangan fungsional sistem,

3. Tahap perancangan antarmuka,

3.2.1 Perancangan Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan untuk

(42)

3.2.1.1 Entity Relationship Diagram

Entity relationship diagram sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar 3.3 yang

menggambarkan relasi antar entitas, dimana entitas merupakan calon tempat data. Di dalam

relasi antar entitas memiliki aturan-aturan penyusunan yang berupa business rules. Adapun

business rules yang berlaku untuk pembuatan relasi entitas dalam sistem pakar ini adalah :

1. Pada umumnya jenis jagung terbagi atas tujuh jenis, yaitu Jenis jagung Zea

mays L. amylacea sturt, Zea mays L. identata sturt, Zea mays L. indurate sturt, Zea

mays L. everata sturt, Zea mays L. amyleasaccharata sturt, Zea mays L.

saccharata sturt, Zea mays L. tunicata sturt. Dimana untuk setiap jenis jagung

terdiri dari beberapa ciri.

2. Untuk satu ciri bisa dimiliki oleh beberapa jenis jagung dan satu jenis jagung bisa

memiliki banyak ciri.

3. Sistem ini memiliki tujuh kaidah. Dan setiap kaidah digunakan untuk

mendefinisikan satu jenis jagung, dimana satu jenis jagung terdiri atas beberapa

ciri.

4. Dari jenis jagung dan cirinya dapat dibuat aturan kaidah nya.

Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram

Gambar 3.3 menggambarkan entity relationship diagram antara entitast_Jagung,

entitas t_Ciri, dan entitas t_Aturan_ciri. Entitas t_jagung merupakan tempat menyimpan data

kode jenis jagung, nama jenis jagung, deskripsi jenis jagung, deskripsi manfaat serta nama

file gambarnya. Entitas t_Ciri merupakan tempat menyimpan data kode ciri serta nama

(43)

jagung dan dihubungkan dengan entitas t_Aturan_ciri yang menyimpan data kode jagung dan

data kode ciri.

3.2.1.2 Perancangan Fisik Basis Pengetahuan

Perancangan fisik basis pengetahuan untuk sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung

berdasarkan cirinya adalah sebagai berikut :

a. Tabel t_Ciri

Tabel t_Ciri digunakan untuk menyimpan data ciri-ciri dari tiap jenis jagung.

Field-field dari tabel t_Ciri dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Tabel t_Ciri

b. Tabel t_Jagung

Tabel t_Jagung digunakan untuk menyimpan data jenis jagung. Field-field dari tabel

t_Jagung dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.

(44)

c. Tabel t_Aturan_ciri

Tabel t_Aturan_ciri menyimpan data kode jenis jagung dan kode ciri yang digunakan

untuk menyimpan data tentang ciri-ciri dari tiap jenis jagung. Field-field dari tabel

t_Aturan_ciri dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Tabel t_Aturan_ciri

d. Tabel t_User

Tabel t_User digunakan untuk menyimpan data pengguna yaitu data login pakar.

Field-field dari tabel t_User dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.

(45)

3.2.1.3 Visualisasi Antar Tabel Pada Basis Pengetahuan

Hubungan antar tabel untuk sistem pakat untuk mengidentifikasi jenisjagung berdasarkan

cirinya dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.

Gambar 3.4 Visualisai Hubungan antar table

3.2.2 Perancangan Fungsional Sistem

Perancangan fungsional sistem merupakan tahap awal untuk merancang semua proses dan

aliran data yang terjadi dalam sitem.

a. Diagram Alir Data Level 0

Diagram alir data level 0 atau yang sering disebut sebagai diagram konteks

merupakan diagram sisten yang menggambarkan aliran-aliran data yang masuk dan

(46)

dari sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dapat

dilihat pada gambar 3.5 berikut ini.

Gambar 3.5 Diagram Alir Data Level 0

Diagram alir data level 0 berfungsi untuk menunjukkan ruang lingkup dan

batasan dari sebuah sistem yang di modelkan, serta menunjukkan adanya interaksi

sistem dengan entitas luar. Pada diagram alir data level 0 sistem pakar untuk

mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini ditunjukkan bahwa

entitas-entitas luar yang berhubungan secara langsung dengan sistem adalah pakar dan

pengguna umum.

Diagram alir data level 0 tersebut menjelaskan tentang:

1. Pengguna umum

Pengguna umum dapat menggunakan sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis

jagung berdasarkan cirinya dengan memilih ciri dari daftar ciri yang telah

disiapkan oleh sistem sesuai dengan pengamatan terhadap ciri jagung yang telah

diamati pengguna. Setelah pengguna memilih ciri jagung yang sesuai, sistem akan

menmproses ciri-ciri yang dipilih tersebut sebagai masukan dan akan menampilkan

jenis jagung sebagai hasil identifikasi.

2. Pakar

Selain sebagai seoarang pengguna umum, seorang pakar memiliki otoritas yang

lebih dari pengguna umum, yaitu dapat melakukan manipulasi terhadap basis

pengetahuan dan basis aturan.

(47)

Diagram alir data level 1 merupakan kelanjutan diagram konteks yang

menggambarkan proses-proses yang berlangsung dalam sistem. Diagram alir data

level 1 dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut ini.

Gambar 3.6 Diagram Alir Data Level 1

Pada gambar 3.6 menunjukkan bahwa aplikasi ini memiliki tiga proses, yaitu

proses identifikasi, menampilkan data serta manipulasi. Manipulasi yang dimaksud

disini adalah melakukan penambahan, pengubahan, serta penghapusan baik dalam

basis pengetahuan maupun basis aturan.

Proses identifikasi dilakukan oleh pengguna. Pada proses ini, pengguna dapat

memilih ciri-ciri jagung dari daftar ciri yang telah ditampilkan pada halaman

konsultasi. Setelah memilih ciri-ciri yang sesuai, maka pengguna dapat mengetahui

jenis jagung dari ciri-ciri yang telah dipilih tersebut.

Proses manipulasi dilakukan oleh pakar ataupun seseorang yang bertugas

untuk melakukan pengelolaan data basis pengetahuan dan data basis aturan sistem.

Data basis pengetahuan terdiri dari data jenis jagung dan data ciri jagung. Hasil dari

pengelolaan data basis pengetahuan ini akan disimpan ke dalam t_Jagung dan t_Ciri.

(48)

c. Perancangan DAD Level 2 Proses Manipulasi Pengetahuan

DAD Level 2 ini merupakan penjabaran dari DAD level 1 dari proses manipulasi

pengetahuan yang memuat proses-proses yang ada dalam sistem secara keseluruhan.

Proses manipulasi yang dilakukan oleh pakar, terdiri dari proses manipulasi jenis

jagung, proses manipulasi ciri, serta manipulasi aturan.

Proses manipulasi jenis jagung merupakan proses untuk melakukan

pengubahan, penghapusan, dan penyimpanan data jenis jagung. Hasil dari proses

manipulasi jenis jagung akan disimpan ke dalam t_Jagung. Proses manipulasi ciri

digunakan untuk melakukan penambahan, penghapusan, pengubahanan, dan

penyimpanan data ciri jagung dan hasilnya akan disimpan pada t_Ciri. Proses yang

sama juga dilakukan pada proses manipulasi aturan.

Jadi, pada intinya proses manipulasi pengetahuan meliputi proses

penambahan, penghapusan, pengubahan, dan penyimpanan, kecuali untuk proses

manipulasi jenis jagung, yang hanya terdiri atas pengubahan, penghapusan, dan

penyimpanan. Hal ini dikarenakan tidak mungkin jenis jagung tersebut bertambah.

Hasil dari setiap prosesmanipulasi akan disimpan ke dalam tabel-tabel yang telah ada.

DAD level 2 proses manipulasi pengetahuan ini dapat dilihat pada gambar

(49)

Gambar 3.7 DAD Level 2 Proses Update Pengetahuan

d. Perancangan DAD Level 2 Proses Identifikasi

Pada level ini pengguna umum melakukan proses identifikasi, yaitu dengan memilih

ciri-ciri dari daftar ciri yang telah ada sesuai pengamatan pengguna. Proses

identifikasi meliputi proses menampilkan ciri, validasi pilihan dan proses identifikasi

jenis jagung. Proses menampilkan data ciri digunakan untuk menampilkan seluruh

data ciri kepada pengguna yang nantinya akan dipilih. Proses validasi merupakan

proses mencocokkan pilihan user dengan data yang ada pada basis pengetahuan. Data

ciri yang terpilih dan valid akan diolah oleh sistem dengan melakukan penelusuran

terhadap ciri-ciri yang terpilih tersebut. Dari hasil penelusuran ini akan didapatkan

hasil identifikasi. Proses dimana sistem melakukan pelacakan/penelusuran terhadap

ciri yang dipilih oleh pengguna dinamakan sebagai proses identifikasi jenis jagung.

Diagram alir data level 2 proses 3(proses identifikasi) dapat dilihat pada gambar 3.8

berikut ini.

Gambar 3.8 Diagram Alir Data Level 2 Proses Konsultasi

e. Perancangan DAD Level 2 Proses Menampilkan Data

DAD Level 2 ini merupakan penjabaran dari DAD level 1 dari proses menampilkan

data yang memuat proses-proses untuk menampilkan seluruh data yang ada pada

(50)

menampilkan data ciri kepada pengguna umum untuk dipilih saat identifikasi dan

kepada pakar untuk proses manipulasi, menampilkan data jenis jagung untuk proses

manipulasi oleh pakar, serta menampilkan data aturan. Diagram alir data level 2

proses 2 (proses menampilkan data) dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut ini.

Gambar 3.9 Diagram Alir Data Level 2 Proses Menampilkan Data

3.2.3 Perancangan Antarmuka

3.2.3.1 Rancangan Antarmuka Halaman Utama

Perancangan antarmuka pengguna (user interface) merupakan bagian dimana terjadi

komunikasi antara sistem dengan pengguna. Antarmuka halaman utama untuk sistem pakar

untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya dapat dilihat pada gambar 3.10

(51)

Gambar 3.10 Rancangan Antarmuka Halaman Utama

3.2.3.2 Rancangan Antarmuka Halaman Login

Rancangan antarmuka untuk login pakar dapat dilihat pada gambar 3.11 berikut ini. Pada

halaman ini pakar harus menginputkan username dan password untuk mendapatkan hak

otoritasnya.

(52)

3.2.3.3 Rancangan Antarmuka Halaman Pakar

Rancangan antarmuka halaman untuk pakar dapat dilihat pada gambar 3.12 berikut ini.

Gambar 3.12 Rancangan Antarmuka Halaman Menu Pakar

3.2.3.4 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung

Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan jenis jagung digunakan oleh pakar untuk

memanipulasi data jenis jagung. Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan jenis

jagung dapat dilihat pada gambar 3.13 berikut ini.

(53)

Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan ciri digunakan oleh pakar untuk

memanipulasi data-data ciri dari tiap jenis jagung sebagai basis pengetahuan data ciri.

Rancangan antarmuka halaman basis pengetahuan ciri dapat dilihat pada gambar 3.14 berikut

ini.

Gambar 3.14 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Pengetahuan Ciri

3.2.3.6 Rancangan Antarmuka Halaman Basis Aturan

Rancangan antarmuka halaman basis aturan yang digunakan oleh pakar untuk memasukkan

kaidah-kaidah yang akan menghasilkan identifikasi jenis jagung.

Rancangan halaman basis aturan dapat dilihat pada gambar 3.15 berikut ini.

(54)

Rancangan antarmuka halaman user merupakan tempat menyimpan data pakar yang sudah

mendapat akses login berupa username dan password.

Rancangan antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.16 berikut ini.

Gambar 3.16 Rancangan Antarmuka Halaman Manajemen User

3.2.3.8 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi

Rancangan antarmuka halaman identifikasi merupakan sarana bagi pengguna untuk

melakukan identifikasi. Rancangan antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.17 berikut ini.

Gambar 3.17 Rancangan Antarmuka Halaman Identifikasi

3.2.2.9 Rancangan Antarmuka Halaman Hasil Identifikasi

Rancangan antarmuka halaman hasil identifikasi merupakan halaman output dari hasil

(55)

perhitungan kemungkinan yang membandingkan jumlah ciri yang dipilih dengan jumlah

semua ciri dari jenis tersebut serta deskripsi dan manfaat dari jenis jagung tersebut. Selain

hasil tersebut, output juga memberikan kemungkinan jenis jagung yang lain. Rancangan

antarmukanya dapat dilihat pada gambar 3.18berikut ini.

(56)

BAB IV

IMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI DAN HASIL

Pada tahap implementasi ini akan dibahas mengenai penerapan dan aplikasi dari hasil analisis

dan rancangan yang telah dilakukan, serta perangkat yang dibutuhkan untuk menjalankan

aplikasi ini. Hal ini diharapkan agar aplikasi dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan

mampu memenuhi kebutuhan pengguna dan pakar sebagai pengguna langsung dari aplikasi

ini.

4.1 Deskripsi Pembuatan Aplikasi

Dalam pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan

cirinya ini, perangkat lunak yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

a. Sistem Operasi : Windows XP Professional SP2.

b. Bahasa Pemrograman : Microsoft Visual Basic versi 6.0

Sedangkan perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Prosesor : AMD Athlon XP 2100.

b. Memori Utama : DDRAM 512 MB..

c. Resolusi Monitor : 1024x768 32 bit.

4.2 Implementasi Program Aplikasi

Aplikasi dari sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung berdasarkan cirinya ini

diharapkan dapat dengan mudah dioperasikan, baik oleh pengguna umum maupun pakar.

(57)

maupun pakar tidak mengalami kesulitan dalam menggunakannya.Untuk mempermudah

dalam penggunaan aplikasi ini, pengguna dapat menggunakan menu bantuan.

4.2.1 Struktur Menu Program

Adapun struktur menu sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis jagung

berdasarkan cirinya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Struktur Menu Program

4.2.2 Tampilan Halaman Utama

Halaman utama merupakan implemetasi dari proses DAD Level 1 pada gambar 3.6. Susunan

menu yang ditampilkan dalam halaman utama ini terdiri dari tiga menu utama, yaitu menu

Pakar, Identifikasi dan Bantuan. Dari ketiga menu tersebut, hanya menu Identifikasi dan

Bantuan yang dapat diakses oleh pengguna umum. Tampilan menu utama merupakan hasil

implementasi dari rancangan menu utama yang ditunjukkan oleh gambar 3.9. Tampilan menu

(58)

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama

4.2.3 Tampilan Halaman Login

Halaman login merupakan halaman untuk autentifikasi apakah seorang pengguna merupakan

seorang pakar atau tidak. Jika pengguna tersebut adalah seorang pakar, maka halaman pakar

akan terbuka. Akan tetapi jika pengguna tersebut bukan pakar, maka sistem akan

menolaknya. Halaman login merupakan implementasi dari rancangan halaman login seperti

pada gambar 3.10. Halaman login dapat dilihat pada gambar 4.4.

(59)

4.2.4 Tampilan Halaman Menu Pakar

Halaman Menu Pakar akan ditampilkan setelah pakar melakukan proses login. Halaman

pakar ini merupakan implementasi dari proses DAD Level 2, terdiri atas sub menu Basis

Pengetahuan yang terdiri dari menu Jenis Jagung dan Ciri, kemudian ada sub menu Basis

Aturan dan Manajemen User. Tampilan halaman menu pakar yang merupakan implementasi

dari rancangan halaman menu pakar pada gambar 3.11.

4.2.4.1 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Jenis Jagung

Halaman basis pengetahuan jenis jagung berfungsi untuk mengelola data jenis jagung yang

akan digunakan oleh sistem sebagai acuan dalam penentuan hasil identifikasi. Tampilan

halaman basis pengetahuan jenis jagung merupakan implementasi dari rancangan halaman

basis pengetahuan jenis jagung pada gambar 3.12. Proses manipulasi jenis jagung meliputi

proses cari, hapus, ubah, dan simpan. Tampilan halaman basis pengetahuan jenis jagung

dapat dilihat pada gambar 4.7.

(60)

4.2.4.2 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri

Halaman basis pengetahuan ciri berfungsi untuk mengelola data ciri dari jenis jagung yang

akan digunakan oleh sistem untuk memenuhi kaidah dalam mengidnetifikasi jenis jagung.

Proses manipulasi ciri, meliputi proses cari, tambah, hapus, ubah, dan simpan. Proses

manipulasi ciri merupakan uraian dari DAD Level 2 proses maipulasi pengetahuan yang

ditunjukkan pada gambar 3.7. Tampilan halaman basis pengetahuan jenis jagung merupakan

implementasi dari rancangan halaman basis pengetahuan jenis jagung pada gambar 3.13.

Implementasi halaman basis pengetahuan ciri dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Tampilan Halaman Basis Pengetahuan Ciri

4.2.4.3 Tampilan Halaman Basis Aturan

Halaman basis aturan merupakan tempat knowledge rule base untuk menentukan kaidah

proses identifikasi. Halaman basis aturan ini merupakan penguraian dari DAD Level 2 proses

manipulasi basis aturan yang ditunjukkan pada gambar 3.7. Halaman basis aturan merupakan

implementasi dari rancangan antarmuka yang ditunjukkan pada gambar 3.14. Pada halaman

(61)

ciri-ciri biji jagung yang berperan sebagai evidence untuk hipotesa jenis jagung tersebut.

Proses-proses yang terdapat pada menu ini adalah penambahan aturan, dan penghapusan aturan.

Tampilan halaman kaidah ditunjukkan oleh gambar 4.9.

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Basis Aturan

4.2.4.4 Tampilan Halaman Manajemen User

Halaman manajemen user merupakan halaman yang digunakan untuk melakukan

penggantian username dan password dari seorang pakar yang berfungsi untuk mengelola data

pakar yang berhak melakukan manipulasi pengetahuan. Tampilan halaman manajemen user

merupakan implementasi dari rancangan halaman manajemen user pada gambar 3.15. Proses

(62)

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Manajemen User

4.2.5 Tampilan Halaman Identifikasi

Halaman identifikasi merupakan implementasi dari proses DAD Level 2 Proses Identifikasi

yang ditunjukkan oleh gambar 3.8 . Pada halaman ini terdapat dua jenis daftar ciri. Daftar ciri

yang pertama menampilkan seluruh data ciri yang ada pada basis pengetahuan. Sedangkan

daftar ciri yang satunya digunakan untuk menampung sementara ciri-ciri yang dipilih oleh

user. Untuk memilih ciri tersebut adalah dengan meng-klik dua kali ciri yang ada pada daftar

ciri yang pertama. Jika telah yakin bahwa ciri yang dipilih tersebut sesuai dengan hasil

pengamatan, maka dapat dilakukan proses identifikasi dengan menekan tombol Proses.

Tampilan halaman identifikasi yang merupakan implementasi dari rancangan halaman menu

(63)

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Identifikasi

4.2.6 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi

Halaman Hasil Identifikasi merupakan implementasi dari proses DAD Level 2 proses

menampilkan data yang di tunjukkan oleh gambar 3.9. Pada halaman ini di tampilkan jenis

jagung hasil identifikasi beserta prosentase menghasilkan jenis tersebut. Selain itu dalam

halaman ini ditampilkan semua jenis jagung yang mungkin. Tampilan halaman hasil

identifikasi yang merupakan implementasi dari rancangan halaman menu konsultasi pada

(64)

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Hasil Identifikasi

4.3 Pengujian Sistem

Pengujian yang dilakukan terhadap ”Sistem Pakar untuk Mengidentifikasi Jenis Jagung

Berdasarkan Cirinya” terbagi ke dalam 2 tahap pegujian, yaitu pengujian terhadap menu

Pakar yang berisi Basis Pengetahuan dan Basis Aturan serta pengujian pada menu

Identifikasi.

(65)

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap proses manipulasi basis pengetahuan oleh

pakar. Ketika pakar menekan tombol Pakar pada Halaman Utama, maka sistem akan

menampilkan halaman login. Jika username dan password dimasukkan tidak sesuai dengan

data pada tabel pengguna, maka akan muncul pesan kesalahan seperti ditunjukkan oleh

gambar 4.13.

Gambar 4.13 Pesan Kesalahan Login

Jika pakar telah memasukkan username dan password dengan benar, maka halaman

basis pengetahuan akan ditampilkan yang berisi sub menu jenis jagung, ciri jagung, basis

aturan, serta manajemen user.

4.3.1.1 Proses Manipulasi Data Jenis Jagung

Proses manipulasi data jenis jagung adalah proses mengubah data jenis jagung yang akan

dijadikan sebagai acuan dalam proses identifikasi. Dalam manipulasi data jenis jagung, hanya

terdapat proses tambah, ubah, simpan serta hapus. Proses menambah data jenis jagung

dilakukan dengan menekan tombol Tambah untuk mengaktifkan kotak teks untuk

memasukkan data. Setelah data telah diisi, maka data tersebut akan di validasi. Tidak semua

karakter dapat dimasukkan ke dalam basis data. Jika informasi yang dimasukkan tersebut

valid, maka informasi tersebut akan disimpan pada basis data. Hasil proses penambahan data

(66)

Gambar 4.14 Proses Menambah Data Jenis Jagung

Proses pegubahan data jenis jagung dapat dilakukan dengan memilih terlebih dahulu

jenis jagung pada daftar jenis jagung. Setelah memilih jenis jagung, maka dengan menekan

tombol Ubah, sistem akan mengaktifkan kotak teks dan pakar dapat mengubahnya. Setelah

data selesai diubah maka data akan disimpan ke dalam tabel jagung. Hasil proses mengubah

data jenis jagung ditunjukkan pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Proses Mengubah data Jenis Jagung

Proses penghapusan data jenis jagung merupakan proses menghapus record atau data

jenis jagung. Proses ini dapat dilakukan dengan memilih data yang akan dihapus pada daftar

(67)

Hapus dan sistem akan menampilkan pesan untuk mengkonfirmasi apakah pakar betul-betul

akan menghapus data yang dipilih tersebut (Gambar 5.16). Jika pakar menekan tombol Ya

pada pesan konfirmasi, maka data Atau record dari data yang terpilih tersebut akan di hapus

dari basis data.

Gambar 4.16 Proses Menghapus data Jenis Jagung

4.3.1.2 Proses Manipulasi Ciri Jagung

Proses manipulasi data ciri jagung adalah proses mengubah data jenis jagung yang akan

dijadikan sebagai kaidah atau aturan dalam proses identifikasi. Dalam manipulasi data ciri

jagung, terdapat proses tambah, ubah, hapus, dan simpan. Proses menambah data ciri

dilakukan dengan menekan tombol Tambah untuk mengaktifkan kotak teks untuk

memasukkan data. Setelah data telah diisi, maka data tersebut akan di validasi. Tidak semua

karakter dapat dimasukkan ke dalam basis data. Jika informasi yang dimasukkan tersebut

valid, maka informasi tersebut akan disimpan pada basis data. Hasil proses penambahan data

(68)

Gambar 4.17 Proses Menambah Data Ciri Jagung

Proses megubah data ciri jagung dapat dilakukan dengan memilih terlebih dahulu ciri

jagung pada daftar ciri. Setelah memilih ciri, maka dengan menekan tombol Ubah, sistem

akan mengaktifkan kotak teks dan pakar dapat mengubahnya. Setelah data selesai diubah

maka data akan diperiksa apakah data tersebut valid. Jika valid, maka data tersebut akan

(69)

Gambar 4.18 Proses Mengubah Data Ciri Jagung

Proses penghapusan data ciri adalah proses menghapus record/data ciri. Proses ini

dapat dilakukan dengan memilih data yang akan dihapus pada daftar ciri terlebih dahulu.

Setelah data yang akan dihapus telah dipilih, tekan tombol Hapus dan sistem akan

menampilkan pesan untuk mengkonfirmasi apakah pakar betul-betul akan menghapus data

yang dipilih tersebut (Gambar 4.19). Jika pakar menekan tombol Ya pada pesan konfirmasi,

Gambar

Gambar 3.3 menggambarkan entity relationship diagram antara entitast_Jagung,
Tabel 3.2 Tabel t_Ciri
Tabel t_Aturan_ciri menyimpan data kode jenis jagung dan kode ciri yang digunakan
Gambar 3.4 Visualisai Hubungan antar table
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu pemeriksaan material, persiapan alat, perencanaan campuran, pembuatan benda uji, pengujian Marshall, pengujian Indirect Tensile

Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi pertama merupakan formulasi yang paling baik dalam pembuatan krim ektrak daun pisang kapok dengan variasi emulgator asam stearate

Salah satu pilar atau komponen dari Sistem Hukum Nasional yaitu Hukum Islam (Arifin, 2001:40-41), yang di dalamnya terdapat (Lembaga) Hukum Wakaf (Rasyid,

cermin C2 diputar sedikit maka terka edikit maka terkadang dang terjadi perubaha terjadi perubahan pola gelap-terang y n pola gelap-terang yang ang sangat cepat dan banyak di

Kedua kata tersebut bergabung menjadi satu dan diidentifikasikan sebagai kata majemuk, karena memiliki makna yang berbeda dari komponen katanya, yaitu bermakna camilan

dipersyaratkan oleh Kantor Dinas Pendidikan Kota Padang tempat yayasan yang bersangkutan berdiri, kalau lembaga pendidikan yang akan didirikan, yayasannya terlebih

Reklamni slogan serije „Početak kraja rata leži u sećanju“ višestruko odjekuje na prostorima bivše Jugoslavije kroz proliferaciju narativa sećanja na Holokaust – koji

Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan