PRAKIRAAN JUMLAH PENUMPANG NAIK DAN TURUN LINTAS MEDAN KE PANGARIBUAN DAN SEBALIKNYA DENGAN SIMULASI
(Studi Kasus di CV Moria)
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
NUGROHO SIHITE
NIM : 050403031
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
ABSTRAK
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan mobilitas masyarakat guna memperbaiki/mencari kebutuhan demi kesejahteraannya. Salah satu perjalanan yang bergerak dari Medan sampai Pangaribuan dilakukan oleh CV Moria, dengan jumlah armada 12 unit Mitshubishi Colt Diesel FE 304 110 PS berkapasitas 20 orang. Perjalanan penumpang dari Medan ke Pangaribuan dan sebaliknya terdiri dari sembilan zona perjalanan dengan melibatkan beberapa ruas yang dipakai bersama, mengakibatkan kemungkinan terjadinya perubahan kapasitas terpakai pada setiap awal keberangkatan di zona perjalanan dengan adanya peristiwa naik dan turunnya penumpang. CV. Moria hanya mencatat penumpang yang naik di awal perjalanan saja, yaitu penumpang ketika berangkat dari Medan dan juga Pangaribuan.
Dengan mengetahui peristiwa naik dan turun penumpang, CV Moria dapat mengestimasikan pendapatan yang seharusnya diterima pada perjalanannya. Untuk mengetahui naik dan turunnya penumpang, maka dilakukan simulasi dengan Powersim Studio 2005. Dalam penelitian ini akan dianalisa terminasi peristiwa naik turun yang terjadi dengan membangkitkan perilaku penumpang sesuai ketersediaan yang ada berdasarkan referensi pada perilaku yang masa lalu.
Analisis dilakukan dengan menyajikan tabel asal dan tujuan sekali perjalanan. Kesimpulan yang diperoleh dari pengacakan terbatas yang mengacu kepada perjalanan pada masa lampau dapat dilakukan untuk mengestimasikan perjalanan yang terjadi.
Keyword: Sistem, Pemodelan Sistem, Sistem Transportasi, Simulasi, Powersim
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Tugas Sarjana ini, yang merupakan salah satu syarat akademis yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis melakukan penelitian di CV.MORIA, dengan judul penelitian
”Prakiraan Jumlah Penumpang Naik dan Turun Lintas Medan Ke
Pangaribuan dan Sebaliknya dengan Simulasi (Studi Kasus di CV. Moria)”.
Karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas, penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan Tugas Sarjana ini dapat
memberikan manfaat baik penulis dan pembaca.
Medan, Juli 2010
Penulis,
UCAPAN TERIMAKASIH
Selama penulisan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa, spiritual, informasi, materi maupun
administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua penulis (G. Sihite dan D. Silaban) dan abang, kakak dan adik
penulis yang telah mendukung penulis selama ini, khususnya saat mengikuti
perkuliahan sampai penyelesaian Tugas Sarjana ini.
2. Bapak Ir. Abadi Ginting SS, MSIE selaku dosen pembimbing beserta Ibu dan
Keluarga, yang telah meluangkan banyak waktu untuk meberikan motivasi,
bimbingan, arahan, dan masukan yang diberikan penulis dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri dan
Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT. selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas
Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Ir.Rahim Matondang, MM, selaku Ketua Bidang Manajemen
dan Rekayasa Sistem Produksi atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan
masukan yang diberikan penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
5. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, M.M. selaku koordinator Tugas Akhir
6. Bapak S. Pakpahan selaku pemilik usaha CV Moria atas izin untuk melakukan
penelitian dan bantuan yang diberikan selama pengambilan data ,informasi
dilapangan.
7. Staf dan Pegawai Teknik Industri Universitas Sumatera Utara yang telah
membantu dalam administrasi.
8. Hendra Sinaga, Tarapul Pakpahan dan Gery Sembiring selaku teman penulis
melakukan penelitian di CV MORIA. Semoga kerjasama dan yang dilakukan
selama penelitian akan bermanfaat bagi kita diwaktu yang akan datang.
9. Rekan-rekan stambuk 2005 atas dukungan, masukan informasi dan
kerjasamanya yang baik
10.Asisten Laboratorium Logika Pemograman dan Laboratorium Statistik yang
membantu memberikan teori dan referensi dan pemakaian software Powersim
Studi 2005.
11.Teman-teman Januar Sormin, Rotamba Nababan, Grace Togatorop dan
seluruh anggota Ikatan Mahasiswa Humbahas USU (IMHU) dan Ikatan
Pemuda-pemudi Desa Silaban Medan dan Sekitarnya (IPPDS) atas motivasi
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1
1.2. Identifikasi dan Perumusan Permasalahan... I-3
1.3. Tujuan Penelitian ... I-4
1.4. Keutamaan Penelitian ... I-5
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi... I-5
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2
2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-2
2.4.1. Struktur Organisasi ... II-3
2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4
2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-6
2.4.3.1. Tenaga Kerja ... II-6
2.4.3.2. Jam Kerja ... II-6
2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-7
III. LANDASAN TEORI
3.1. Defenisi, Maksud dan Tujuan Sistem Transportasi ... III-1
3.2. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi ... III-3
3.2.1. Aksesibilitas dan Mobilitas ... III-4
3.2.2. Bangkitan dan Tarikan Peegerakan ... III-5
3.2.3. Sebaran Pergerakan ... III-6
3.2.4. Pemilihan Moda Transportasi dan Rute ... III-7
3.2.5. Arus lalu lintas dinamis (arus pada jaringan jalan) ... III-9
3.3 Defenisi Sistem, Pemodelan Sistem dan Tujuan dari
Pemodelan Sistem ... III-10
3.3.1. Defenisi Sistem ... III-11
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.3.3. Tujuan Pemodelan Sistem ... III-17
3.4. Teori Sistem Dinamis ... III-18
3.4.1. Aturan yang Berlaku dalam Sistem Dinamis ... III-18
3.4.2. Bentuk Model Dinamis ... III-19
3.5. Simulasi ... III-20
3.5.1. Model-model Simulasi ... III-22
3.5.2. Model Simulasi Diskrit dan Model Simulasi Kontinu ... III-24
3.5.3. Tahapan Dalam Simulasi... III-25
3.5.4. Verifikasi dan Model Validasi ... III-29
3.5.4.1. Verifikasi... III-29
3.5.4.2. Validasi ... III-30
3.5.5. Powersim 2005 ... III-31
3.6. Statistik dan Statistika... III-32
3.6.1. Data Statistik... III-33
3.6.2. Pengelompokan Statistika ... III-34
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... IV-1
4.2. Metode Pengambilan Sampel ... IV-1
4.3. Sifat Penelitian ... IV-1
4.4. Metode Pengumpulan Data ... IV-2
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.6. Metode Pengolahan Data ... IV-3
4.7. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-4
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Zona Perjalanan Bus Moria ... V-1
5.1.2. Tarif Ongkos Perjalanan Bus Moria ... V-6
5.1.3. Kapasitas Terpakai Bus Moria... V-7
5.2. Pengolahan Data ... V-11
5.2.1. Deskripsi Permasalahan ... V-11
5.2.2. Konsep Dasar Pemecahan Masalah ... V-12
5.2.3. Komponen Sistem ... V-13
5.2.4. Causal Loop Diagram (CLD)... V-14
5.2.5. Membangun Struktur Model (Stok Flow Diagram/SFD) .. V-15
5.2.5.1. Stok Flow Diagram /SFD Kapasitas Terpakai ... V-15
5.2.5.2. Stok Flow Diagram /SFD dari Zona Perjalanan.... V-16
5.2.6. Penyusunan Algoritma Operasi dan Kuantifikasi
Main Model ... V-19
5.2.7. Verifikasi Model ... V-22
5.2.8. Hasil Simulasi Perjalanan Medan sampai Pangaribuan ... V-24
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.8.2. Hasil Simulasi dengan Jumlah
Replikasi Keberangkatan Jam 08.00 ... V-29
5.2.8.3. Hasil Simulasi dengan Jumlah
Replikasi Keberangakatan Jam 10.00 ... V-34
5.2.9. Hasil Simulasi Perjalanan Pangaribuan sampai Medan ... V-39
5.2.9.1. Penentuan Jumlah Replikasi ... V-40
5.2.9.2. Hasil Simulasi dengan Jumlah
Replikasi Keberangkatan Jam 08.00 ... V-44
5.2.9.3. Hasil Simulasi dengan Jumlah
Replikasi Keberangkatan Jam 10.00 ... V-49
5.2.10. Validasi Model... V-53
5.2.10.1. Validasi Model Perjalalanan Medan
sampai Pangaribuan ... V-56
5.2.10.2. Validasi Model Perjalalanan Pangaribuan
sampai Medan ... V-69
VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Zona Perjalanan Bus Moria ... VI-1
6.2. Analisis Causal Loop Diagram ... VI-3
6.3. Analisis Hasil Simulasi Perjalanan Medan sampai Pangaribuan ... VI-4
6.3.1. Analisis Simulasi Keberangkatan Jam 08.00 ... VI-4
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
6.4. Analisis Hasil Simulasi Perjalanan Pangaribuan sampai Medan ... VI-9
6.3.1. Analisis Simulasi Keberangkatan Jam 08.00 ... VI-9
6.3.2. Analisis Simulasi Keberangkatan Jam 10.00 ... VI-12
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Tenaga Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja ... II-6
5.1. Perjalanan Moria Medan Sampai Pangaribuan ... V-2
5.2. Perjalanan Moria Pangaribuan Sampai Medan ... V-3
5.3. Tarif Ongkos Perjalan Bus Moria (Rupiah) ... V-6
5.4. Data Kapasitas Terpakai Perjalanan Medan – Pangaribuan Pada
Bulan April (Orang) ... V-7
5.5. Data Kapasitas Terpakai Perjalanan Pangaribuan – Medan Pada
Bulan April (Orang) ... V-9
5.6. Simulasi Awal Kapasitas Terpakai Perjalanan Medan
sampai Pangaribuan (Orang) ... V-24
5.7. Nilai Kapasitas Terpakai Bus Aktual dan Simulasi Awal (Orang) ... V-19
5.8. Perhitungan Jumlah Replikasi Keberangkatan Jam 08.00 ... V-27
5.9. Perhitungan Jumlah Replikasi Keberangkatan Jam 10.00 ... V-28
5.10. Hasil Simulasi I Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-29
5.11. Hasil Simulasi II Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-30
5.12. Hasil Simulasi III Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-31
5.13. Hasil Simulasi IV Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-32
5.14. Hasil Simulasi V Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-33
5.15. Hasil Simulasi I Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... V-34
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.17. Hasil Simulasi III Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... V-36
5.18. Hasil Simulasi IV Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... V-37
5.19. Hasil Simulasi V Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... V-38
5.20. Simulasi Awal Kapasitas Terpakai Perjalanan Pangaribuan
sampai Medan (Orang) ... V-39
5.21. Nilai Kapasitas Terpakai Bus Aktual dan Simulasi Awal (Orang) ... V-40
5.22. Perhitungan Jumlah Replikasi Keberangkatan Jam 08.00 ... V-42
5.23. Perhitungan Jumlah Replikasi Keberangkatan Jam 10.00 ... V-43
5.24. Hasil Simulasi I Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-44
5.25. Hasil Simulasi II Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-45
5.26. Hasil Simulasi III Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-46
5.27. Hasil Simulasi IV Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-47
5.28. Hasil Simulasi V Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... V-48
5.29. Hasil Simulasi I Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... V-49
5.30. Hasil Simulasi II Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... V-50
5.31. Hasil Simulasi III Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... V-51
5.32. Hasil Simulasi IV Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... V-52
5.33. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi I Keberangkatan Jam 08.00 . V-57
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.35. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi III Keberangkatan
Jam 08.00 ... V-59
5.36. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi IV Keberangkatan
Jam 08.00 ... V-60
5.37. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi V Keberangkatan Jam 08.00 V-62
5.38. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi I Keberangkatan Jam 10.00 . V-63
5.39. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi II Keberangkatan Jam 10.00 V-64
5.40. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi III Keberangkatan
Jam 10.00 ... V-66
5.41. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi IV Keberangkatan
Jam 10.00 ... V-67
5.42. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi V Keberangkatan
Jam 10.00 ... V-68
5.43. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi I Keberangkatan Jam 08.00 . V-70
5.44. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi II Keberangkatan Jam 08.00 V-71
5.45. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi III Keberangkatan
Jam 08.00 ... V-72
5.46. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi IV Keberangkatan
Jam 08.00 ... V-74
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.48. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi I Keberangkatan Jam 10.00 . V-76
5.49. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi II Keberangkatan Jam 10.00 V-78
5.50. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi III Keberangkatan
Jam 10.00 ... V-79
5.51. Uji Statistik AME, AVE, dan KF Simulasi IV Keberangkatan
Jam 10.00 ... V-80
6.1. Rute Perjalanan Sepanjang Medan Sampai Pangaribuan ... VI-1
6.2. Rute Perjalanan Sepanjang Pangaribuan Sampai Medan ... VI-2
6.3. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi I Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... VI-4
6.4. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi II Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) . VI-5
6.5. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi III Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) VI-4
6.6. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi IV Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) VI-6
6.7. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi V Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) . VI-6
6.8. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi I Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... VI-7
6.9. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi II Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) . VI-7
6.10. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi III Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) VI-8
6.11. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi IV Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) VI-8
6.12. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi V Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) . VI-9
6.13. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi I Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) ... VI-10
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
6.15. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi III Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) VI-11
6.16. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi IV Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) VI-11
6.17. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi V Keberangkatan Jam 08.00 (Orang) . VI-12
6.18. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi I Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) ... VI-12
6.19. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi II Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) . VI-13
6.20. Tabel Asal dan Tujuan Simulasi III Keberangkatan Jam 10.00 (Orang) VI-13
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi CV MORIA ... II-3
3.1. Bangkitan (a) dan Tarikan Pergerakan (b) ... III-5
3.2. Sebaran Pergerakan Antara Dua Zona ... III-7
3.3. Jenis Moda a dan b Antar Zona ... III-8
3.4. Jenis rute Moda a dan b Antar Zona ... III-9
3.5. Hubungan Antara Nilai Perbandingan Volume/Kapasitas
dengan Waktu Tempuh ... III-9
3.6 Kerangka Sistem ... III-11
3.7. Grafik Perubahan Status Data Diskrit dan Kontinu ... III-24
3.8. Tahapan Simulasi ... III-26
3.9. Skema Data Statistik ... III-34
4.1 Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-6
5.1 Zona Perjalanan Medan Pangaribuan dan Sebaliknya ... V-1
5.2. Grafik Perjalanan Moria Medan-Pangaribuan ... V-4
5.3. Grafik Perjalanan Moria Pangaribuan-Medan ... V-5
5.4. Causal Loop Diagram Kapasitas Terpakai ... V-15
5.5. Stok Flow Diagram /SFD Kapasitas Terpakai... V-16
5.6. Stok Flow Diagram /SFD Dari Zona Medan ... V-12
5.7. Stok Flow Diagram /SFD Dari Zona Lubuk Pakam ... V-13
5.8. Eror Simulasi ... V-23
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.10. Simulasi Awal Keberangkatan Jam 10.00 ... V-24
5.11. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai I ... V-29
5.12. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai II ... V-30
5.13. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai III ... V-31
5.14. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai IV ... V-32
5.15. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai V ... V-33
5.16. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai I ... V-34
5.17. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai II ... V-35
5.18. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai III ... V-36
5.19. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai IV ... V-37
5.20. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai V ... V-38
5.21. Simulasi Awal Keberangkatan Jam 08.00 ... V-39
5.22. Simulasi Awal Keberangkatan Jam 10.00 ... V-39
5.23. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai I ... V-44
5.24. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai II ... V-45
5.25. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai III ... V-46
5.26. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai IV ... V-47
5.27. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai V ... V-48
5.28. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai I ... V-49
5.29. Grafik Kapasitas Terpakai dan Earings Simulai II ... V-50
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
Gambar Geografis Jarak Antar Kota Propinsi di Sumatera Utara ... L-1
Causal Loop Diagram Medan sampai Pangaribuan ... L-2
Causal Loop Diagram Pangaribuan sampai Medan ... L-3
Stok Flow Diagram Medan sampai Pangaribuan dan Pangaribuan
sampai Medan ... L-4
Algoritma Operasi Medan sampai Pangaribuan ... L-5
Equation windows dalam simulasi... L-6
Tabel Earing Hasil Simulasi Medan sampai Pangaribuan Keberangkatan
Jam 08.00 dan Keberangkatan Jam 10.00 ... L-7
Tabel Earing Hasil Simulasi Pangaribuan sampai Medan Keberangkatan
Jam 08.00 dan Keberangkatan Jam 10.00 ... L-8
ABSTRAK
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan mobilitas masyarakat guna memperbaiki/mencari kebutuhan demi kesejahteraannya. Salah satu perjalanan yang bergerak dari Medan sampai Pangaribuan dilakukan oleh CV Moria, dengan jumlah armada 12 unit Mitshubishi Colt Diesel FE 304 110 PS berkapasitas 20 orang. Perjalanan penumpang dari Medan ke Pangaribuan dan sebaliknya terdiri dari sembilan zona perjalanan dengan melibatkan beberapa ruas yang dipakai bersama, mengakibatkan kemungkinan terjadinya perubahan kapasitas terpakai pada setiap awal keberangkatan di zona perjalanan dengan adanya peristiwa naik dan turunnya penumpang. CV. Moria hanya mencatat penumpang yang naik di awal perjalanan saja, yaitu penumpang ketika berangkat dari Medan dan juga Pangaribuan.
Dengan mengetahui peristiwa naik dan turun penumpang, CV Moria dapat mengestimasikan pendapatan yang seharusnya diterima pada perjalanannya. Untuk mengetahui naik dan turunnya penumpang, maka dilakukan simulasi dengan Powersim Studio 2005. Dalam penelitian ini akan dianalisa terminasi peristiwa naik turun yang terjadi dengan membangkitkan perilaku penumpang sesuai ketersediaan yang ada berdasarkan referensi pada perilaku yang masa lalu.
Analisis dilakukan dengan menyajikan tabel asal dan tujuan sekali perjalanan. Kesimpulan yang diperoleh dari pengacakan terbatas yang mengacu kepada perjalanan pada masa lampau dapat dilakukan untuk mengestimasikan perjalanan yang terjadi.
Keyword: Sistem, Pemodelan Sistem, Sistem Transportasi, Simulasi, Powersim
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Aktivitas manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan setiap hari
membutuhkan sebuah perjalanan/pergerakan dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Dalam melakukan aktivitas pergerakan, manusia menggunakan sarana dan
prasarana transportasi. Bertambahnya manusia dan beragamnya kegiatan
mobilitas yang dilakukan menyebabkan kebutuhan akan sarana dan prasarana
transportasi menjadi hal yang sangat kompleks.
Secara umum setiap armada transportasi mengharapkan penumpang
sebanyak mungkin pada awal keberangkatan dan akan turun pada akhir perjalanan
(Single pick up and droop-of points)1
Perjalanan armada bus dari tempat asal ke tempat tujuan yang melalui
lintas zona perjalanan yang lebih dari dua akan memungkinkan terjadinya
kegiatan naik dan turun penumpang di sepanjang lintas jalan (Multiple pick up . Keadaan ini memberikan keuntungan baik
bagi penumpang sebagai konsumen dengan meningkatnya utilitas waktu yang
diterima, dan juga perusahaan karena akan mengurangi biaya operasional bus,
income perusahaan yang jelas, serta kemudahan dalam penjadwalan bus. Pada
kenyataannya keadaan tersebut hanya dapat ditemukan pada jenis transportasi
tertentu saja, yakni pada bus parawisata dan bus rental.
1
and droop-of points). Kegiatan mobilitas merupakan salah satu alasan mengapa
dilakukannya suatu perjalanan. Mobilitas yang beragam menjadikan sebuah
perjalanan menjadi tidak pasti, dan dapat berubah-ubah setiap waktu.
CV. Moria yang merupakan sebuah perusahaan jasa transportasi darat bus
antar kota antar propinsi pada lintas Medan-Kecamatan Pangaribuan yang melalui
satu jalur. Secara berurutan terdapat sembilan zona perjalanan yakni Medan,
Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, Siantar, Parapat, Porsea, Balige, Siborong-borong
dan Pangaribuan. Perjalanan dari Medan sampai ke Pangaribuan dapat ditempuh
selama kurang lebih sepuluh jam. Sebagai penyedia jasa transportasi darat (bus)
yang menyediakan kelas ekonomi, maka sistem pemuatan penumpang yang
diterjadi adalah Multiple pick up and droop-of points (Butar-butar Maulida,2008).
Kapasitas terpakai bus merupakan gambaran pendapatan atas jasa yang
disediakan perusahaan. Pada kenyataannya pihak CV. Moria hanya mencatat
pemakaian kapasitas bus pada awal keberangkatan di stasiun pusat sedangkan
pemuatan penumpang di sepanjang perjalanan tidak tercatat sebagai pendapatan
perusahaan, hal ini tentunya akan sangat merugikan perusahaan. Dengan
mengetahui pemakaian kapasitas sepanjang perjalanan pihak perusahaan dapat
mengestimasikan pendapatan yang seharusnya diperoleh dari pemuatan
penumpang.
Keadaan kapasitas terpakai bus di setiap awal zona asal dari perjalanan
yang berfluktuatif dapat dipandang sebagai sistem nyata yang dipengaruhi oleh
waktu, dimana terdapat perubahan pada titik-titik diskrit terpilih (pada zona
Berdasarkan uraian diatas dalam penelitian ini penulis mencoba
menawarkan terminasi peristiwa yang akan terjadi dengan membangkitkan
perilaku penumpang berupa penumpang naik dan turun mengikuti referensi pada
keadaan masa lalu dengan simulasi. Simulasi menggunakan Powersim Studio
2005 yang mampu mengenali karakteristik sistem dinamik pada suatu sistem yang
ada.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Permasalahan
Permasalahan yang ditemukan pada lantai produksi di CV. Moria dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Dalam melakukan overhoul mesin, CV. Moria tidak memiliki Standart
Operation Procedur (SOP), yang tentu sekali sangat dibutuhkan untuk
keseimbangan kerja dan waktu standart.
2. Maintenance (perawatan) yang dilakukan oleh CV. Moria adalah secara
intuitif dan setelah terjadi kerusakan artinya tidak didasarkan pada pemakaian
bus.
3. CV. Moria hanya mencatat pemakaian kapasitas terpakai pada awal
keberangkatan saja, baik dari Medan maupun dari Pangaribuan, sehingga
peristiwa naik dan turun disepanjang perjalanan tidak tercatat sebagai
pendapatan perusahaan.
4. CV.Moria tidak pernah melakukan analisis biaya dari usaha transportasi yang
Dari identifikasi masalah diatas yang menjadi rumusan permasalahan pada
penelitian ini adalah adanya peristiwa naik dan turun penumpang pada perjalanan
Medan sampai Pangaribuan dan Pangaribuan sampai Medan yang tidak tercatat
oleh perusahaan dan hal ini tentu sekali merugikan perusahaan, sehingga
dilakukan simulasi untuk mengestimasikan jumlah penumpang naik dan turun
pada perjalanan CV. Moria.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengestimasikan peristiwa naik
dan turun penumpang, dengan mengikuti peristiwa masa lalu dengan
mengaplikasikan pemodelan sistem dengan menggunakan metode simulasi
PowerSim Studio 2005.
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan gambaran
pemakaian kapasitas bus sepanjang perjalanan Medan sampai Pangaribuan dan
Pangaribuan sampai Medan sehingga dapat diperoleh hal-hal berikut:
a. Mengkaji permasalah peristiwa naik dan turun penumpang sebagai sistem
dinamis.
b. Peristiwa naik dan turun penumpang bus selama melakukan perjalanan
Medan ke Pangaribuan dan sebaliknya.
c. Deskripsi pendapatan melalui tarif ongkos dari jasa yang diberikan pada
1.4. Keutamaan Penelitian
Keutamaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Menerapkan teori pemodelan sistem dan simulasi dalam permasalahan yang
sebenarnya terjadi di perusahaan.
b. Mendapatkan peluang untuk dapat memecahkan dan mencari solusi
permasalahan-permasalahan di perusahaan dari sudut pandang akademis.
2.Bagi Perusahaan
a. Memberi masukan kepada pihak perusahaan upaya apa yang dapat
dilakukan dalam mengatasi pendapatan yang tidak terlapor untuk
meningkatkan pendapatan perusahaan.
b. Sebagai pedoman bagi pekerja yang bekerja untuk menerapkan aturan
pemakaian seat.
3.Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi
terbaik dalam permasalahan simulasi sistem dinamis.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan tertentu, agar tidak
menyimpang dari tujuan. Batasan-batasan tersebut antara lain :
1. Jenis bus CV. Moria yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian
ini adalah jenis bus Mitshubishi Colt Diesel FE 304 110 PS berkapasitas 20
2. Jumlah penumpang dalam perjalanan dari suatu zona ke zona tujuan
digenerate (dibangkitkan) dengan bilangan acak yang terbatas. Sebagai
pembatas adalah jumlah tempat duduk yang tersedia dengan variabel jumlah
tempat duduk yang terpakai.
3. Transportation Cost selama perjalanan dari Medan ke Pangaribuan dan
sebaliknya tidak dibahas dalam penelitian.
4. Barang bawaan yang dikenakan tarif ongkos (surat, barang titipan dll) yang
tidak memakai atau berpengaruh kepada seat, tidak ditinjau dalam penelitian
ini.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Setiap pemakaian seat tidak membedakan umur dan usia, dan barang tetap
dihitung sebagai pengurangan kapasitas dan dibebankan tarif sesuai tujuan.
2. Perusahanan tetap mempertimbangakan kenyamanan penumpang dengan
memperhatikan barang bawaan penumpang.
3. Setiap Perjalanan yang dilakukan oleh penumpang akan ditetapkan tarif sesuai
aturan tarif perjalanan antar zona yang dimiliki perusahaan.
4. Peristiwa yang naik dan turun yang terjadi pada suatu lintas antar zona
peralanan, akan digenerate dan di kenakan tarif ongkos pada zona perjalanan
yang didepannya.
5. Satuan yang digunakan untuk peristiwa naik dan turun yang mempengaruhi
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi permasalahan pemuatan penumpang di CV. Moria
dalam hal penumpang naik dan turun di sepanjang perjalanan, juga
terdapat identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan
dalam penelitian.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan tentang sejarah dan gambaran umum
perusahaan, struktur organisasi dan manajemen CV. Moria yang
merupakan perusahaaan jasa darat untuk moda bus antar kota dalam
BAB III LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan teori-teori tentang sistem transportasi dan
permasalahan dalam transportasi, simulasi, teori sistem dinamis dan
pemodelan sistem.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini memuat desain penelitian dan metodologi yang
digunakan memprakirakan penumpang naik dan turun.
Menggambarkan prosedur penelitian yang akan dilakukan, asumsi,
pembatasan.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini memuat data hasil dari pengamatan yang dilakukan berupa
pengumpulan data primer dan sekunder di perusahaan, serta data
yang diperoleh diolah melalui wawancara.
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Bab ini berisi analisis dari hasil pengolahan data dari masalah
pemuatan penumpang CV. Moria. Pada bab ini akan disajikan hasil
simulasi penumpang naik dan turun.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kajian-kajian yang telah dilakukan pada bab terdahulu akan
disimpulkan di bab ini, saran-saran untuk penelitian ke depan dan
kajian tentang sistem pemuatan penumpang.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
CV. Moria merupakan perusahaan jasa transportasi darat yang didirikan
pada tahun 1995 dalam bentuk CV (Comanditare Venoschaave). Pada awalnya
pendiriannya, CV. Moria merupakan bagian dari Koperasi Diori (KPD). Sejak
bulan Mei 1995 pimpinan perusahaan memutuskan untuk membuka Layanan baru
dengan nama CV. Moria.
Pemisahan ini merupakan langkah untuk mengembangkan usaha jasa
transportasi. Pada awal operasinya, jumlah bus yang tersedia adalah 5, dengan
kapasitas ±30 orang dan melayani jasa pengangkutan orang dan barang. Seiring
dengan berjalannya waktu, saat ini CV. Moria telah mengalami perkembangan
yang cukup signifikan dimana jumlah bus yang disediakan mencapai 20 unit.
Adapun bus yang dioperasikan adalah menggunakan Chasis Mitshubishi Colt
Diesel FE 304 110 PS untuk bus kecil dan Mitshubishi Colt Diesel FE 334 136 PS
untuk bus besar.
CV. Moria melayani trayek untuk jurusan Medan-Pangaribuan. Dalam
perjalanannya, bus melalui beberapa kota besar dan melintasi beberapa kabupaten.
Adapun kota-kota yang dilalui oleh bus yang dioperasikan oleh CV. Moria antara
lain: Medan – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Parapat –
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
CV. Moria adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi
darat untuk moda bus kota antar propinsi yang titik beratnya untuk meningkatkan
layanan arus distribusi barang dan penumpang.
2.3. Lokasi Perusahaan
CV. Moria memiliki loket pusatnya di jalan Sisingamangaraja Km. 7,5 No
61B Medan. CV. Moria juga telah memiliki 8 cabang pembantu kelancaran
operasional yaitu Siantar, Parapat, Balige, Siborong-borong, Sipahutar,
Pangaribuan, Garoga dan Sipangimbar.
2.4. Organisasi dan Manajemen
Bila ditinjau dari asal kata, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok
orang yang bekerja sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
Sedangkan ditinjau dari segi badan atau struktur, organisasi dapat diartikan
sebagai gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan kerjasama dari
orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai tujuan.
Sebuah perusahaan yang terdiri dari bagian yang berbeda-beda
memerlukan struktur organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah
mengenai organisasi yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka
setiap karyawan dan pimpinan akan mengetahui batas kewajiban, wewenang serta
2.4.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta
tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi.
Penentuan struktur organisasi sangat berperan penting dalam
memperlancar jalannya roda perusahaan. Pengalokasian tugas-tugas, wewenang
dan tanggung jawab, serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada
struktur organisasi perusahaan, sehingga para pegawai dan karyawan akan
mengetahui dengan jelas apa tugasnya dari mana ia mendapatkan perintah dan
kepada siapa ia harus bertanggung jawab.
Struktur organisasi yang ada di CV. Moria adalah struktur organisasi gasir
karena pemilik usaha bertanggung jawab sepenuhnya kepada jalannya perusahaan.
Struktur organisasi yang ada di CV. Moria dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Direksi
Ticketing Supir
Kernet
[image:34.595.243.431.449.697.2]Agen Mandor
2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada Struktur
Organisasi CV. Moria adalah sebagai berikut:
1. Direksi.
a. Bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap kegiatan yang
dilakukan perusahaan, baik kegiatan di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan.
b. Bertugas memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh
kegiatan operasional perusahaan agar tercapai pengendalian internal yang
baik.
c. Bertugas mengawasi pekerjaan Mandor atau pengurus lainnya agar
pekerjaannya tidak menyimpang dari garis-garis yang telah ditetapkan
sehingga tidak merugikan perusahaan
d. Mengadakan pengawasan pelaksanaan intern manajemen organisasi
informasi, tata kerja, dan peraturan kerja yang telah ditetapkan.
2. Mandor
a. Mengendalikan/mengatur perjalanan bus, time table, headway, round trip
time, rit dan displin kerja pramudi.
b. Membuat laporan-laporan hasil dari operasi.
c. Memberikan laporan tentang keaadaan perusahaan secara menyeluruh
3. Supir
a. Mengoperasikan bus sesuai dengan rute perjalanan yang telah ditetapkan.
b. Bertanggung jawab dalam hal maintenance armada bus.
c. Bertanggung jawab penuh terhadap bus yang dioperasikan
d. Bertanggung jawab terhadap kernet baik dalah hal perekrutan maupun
dalam hal penggajian.
4. Agen
a. Membantu penumpang naik dan turun di setiap zona perjalanan.
b. Mengawasi jumlah penumpang yang diangkut sesuai dengan kapasitas
bus.
c. Bertanggung jawab menjaga dan menerima titipan barang penumpang.
5. Ticketing
a. Bertanggung jawab mencetak tiket untuk penumpang.
b. Bertanggung jawab atas penjualan tiket dan membuat laporannya.
c. Membuat laporan keuangan dan memberikannya kepada mandor.
6. Kernet
a. Mengatur posisi seat penumpang.
b. Bertanggung jawab atas barang penumpang, dalam hal penyusunan barang
di dalam bus.
2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.4.3.1. Tenaga Kerja
CV. Moria memiliki jumlah tenaga kerja 59 yang dapat dilihat pada Tabel
[image:37.595.181.447.247.465.2]2.1.
Tabel 2.1. Tenaga Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja Jabatan Pria
(Orang)
Wanita (Orang)
Jumlah (Orang)
Direksi 1 1
Mandor 5 5
Agen 8 8
Ticketing 1 1 2
Supir 23 23
Kernet 20 20
Total 58 1 59
Sumber: CV.Moria
2.4.3.2. Jam Kerja
Jumlah hari kerja di CV. Moria adalah tujuh hari kerja. Jarak tempuh
rute perjalanan Medan-Kecamatan Pangaribuan ± 300 km dengan waktu tempuh 9
sampai 10 jam. Pengaturan jam perjalanan bus adalah sebagai berikut :
a. Keberangkatan I Jam 07.00 WIB
b. Keberangkatan II Jam 08.00 WIB
c. Keberangkatan III Jam 10.00 WIB
d. Keberangkatan IV Jam 16.00 WIB
2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya.
Sistem pengupahan di CV. Moria diatur oleh kebijaksanaan yang
dikeluarkan oleh pihak perusahaan yaitu
1. Gaji supir
Pada CV. Moria dilakukan kebijakan khusus untuk gaji supir dimana tidak
ada gaji yang diberikan secara kontinu per bulan kepada supir. Supir diberi
kebijakan untuk mengambil pendapatan dari penumpang yang naik sewaktu dalam
perjalanan (penumpang yang tidak naik dari kantor). Pihak perusahaan diluar itu
juga mengeluarkan biaya untuk keperluan supir dan kernet yaitu untuk makan,
minum serta kebutuhan lainnya.
2. Gaji Mandor.
Gaji Mandor ditentukan berdasarkan banyaknya pelayanan jasa transportasi
yang dilakukan perusahaan.
3. Gaji Ticketing ditentukan berdasarkan banyaknya pelayanan jasa transportasi
yang dilakukan perusahaan
4. Gaji Agen, ditentukan berdasarkan banyaknya pelayanan jasa transportasi
yang dilakukan perusahaan
Di samping upah pokok yang diterima karyawan, perusahaan memberikan
jaminan sosial dan tunjangan kepada karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan
antara lain :
1. Tunjangan Hari Raya (THR)
Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan berupa tambahan satu bulan gaji bagi
2. Tunjangan selama sakit
Tunjangan selama sakit diberikan apabila karyawan dalam perawatan karena
sakit dan tidak dapat bekerja yang dapat dinyatakan dengan surat keterangan
dokter. Namun Tunjangan ini diperuntukkan bagi pekerja harian yang telah
bekerja lebih dari 2 (dua) tahun.
3. Tunjangan insentif
Tunjangan insentif diberikan kepada karyawan apabila mempunyai prestasi
dalam melakukan pekerjaannya. Tunjangan ini dilakukan dengan cara
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Definisi, Maksud dan Tujuan Sistem Transportasi
Transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan barang pada
hakekatnya telah dikenal secara alamiah semenjak manusia ada di bumi, meskipun
pergerakan atau pemindahan itu masih dilakukan secara sederhana. Sepanjang
sejarah, transportasi baik volume maupun teknologinya berkembang sangat pesat.
Sebagai akibat dari adanya kebutuhan pergerakan manusia dan barang, maka
timbullah tuntutan untuk menyediakan prasarana dan saran agar pergerakan
tersebut bisa berlangsung dengan kondisi aman, nyaman dan lancar, serta
ekonomis dari segi waktu dan biaya.
Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk
mengkoordinasikan proses pergerakan penumpang dan barang dengan mengatur
komponen-komponennya2
Transportasi adalah kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu
tempat ke tempat lain. Dalam transportasi terdapat unsur-unsur pergerakan
(movement), dan secara fisik terjadi perpindahan tempat atas barang atau
penumpang dengan atau tanpa alat angkut ke tempat lain. Pejalan kaki adalah
perpindahan orang tanpa alat angkut .
3
Sistem transportasi merupakan suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan
antara penumpang, barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka .
22
perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam suatu tatanan, baik secara
alami maupun buatan/rekayasa4
Sistem jaringan merupakan sarana dan prasarana transportasi yang dapat
mendukung terjadinya pergerakan, misalnya jaringan jalan, moda transportasi
(mobil, kereta api, pesawat terbang), terminal, pelabuhan dan sebagainya.
Keseluruhan sistem tersebut juga terkait dengan sistem kelembagaan, seperti .
Sebagai suatu sistem, elemen-elemen transportasi yang terdiri dari sistem
kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan berberilaku sistematik, sehingga
perubahan pada salah satu atau beberapa bagian sistem akan mempengaruhi
sistem lainnya. Sistem transportasi terdiri dari sistem pergerakan yang terjadi
sebagai akibat dari adanya sistem kegiatan yang didukung oleh tersedianya
jaringan transportasi (sistem jaringan), serta dipengaruhi oleh sistem kelembagaan
yang ada. Sebagai suatu sistem yang multidimensi, persoalan transportasi tidak
dapat ditangani tanpa melihat sistem yang terkait, dan tanpa pendekatan multi
disiplin.
Sistem kegiatan merupakan perwujudan dari ruang dengan isinya,
terutama manusia dengan segala kegiatannya (seperti bekerja, sekolah, belanja)
yang dilakukan di suatu guna lahan (misalnya lahan perumahan, perkantoran,
perkantoran, perdagangan). Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan
perjalanan antar guna lahan tersebut dengan menggunakan sistem jaringan
transportasi, yang akan menimbulkan berbagai macam interaksi sehingga akan
menghasilkan pergerakan arus lalu lintas.
4
peraturan, perundangan, kebijaksanaan, lembaga pemerintah dan sebagainya.
Selain itu, sistem tersebut terkait juga dengan sistem lingkungan yang terwujud
dari aspek ekonomi, sosial, budaya, politik keamanan, serta teknologi.
3.2. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi
Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mangalami revolusi
yang persat sejak tahun 1980-an. Pada saat ini kita masih merasakan banyak
permasalahan transportasi yang sebenarnya sudah terjadi sejak lama.
Perencanaan transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistematis
yang bertujuan menyediakan layanan transportasi baik sarana maupun
prasarananya disesuaikan dengan kebutuhan transportasi bagi masyarakat disuatu
wilayah serta tujuan-tujuan kemasyarakatan yang lain. Perencanaan transportasi
akan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan orang akan
pergerakan ataupun barang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa tata guna lahan,
ekonomi, sosial budaya, teknologi transportasi dan faktor lain yang mungkin
terkait5
Sampai saat ini konsep perencanaan transportasi yang berkembang adalah
Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap .
6
5
Sistem Transportasi. Jakarta:Universitas Gunadarma. hal. 81 6
Tamin. Ofyar Z. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Institut Tekonologi Bandung, 1997 hal. 59.
. Model perencanaan ini
merupakan gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus
dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub model tersebut adalah aksesibilitas,
bangkitan dan tarikan pergerakan, pemilihan mode, pemilihan rute an arus lalu
3.2.1. Aksesibilitas dan Mobilitas
Aksesibilitas merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan
tataguna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transortasi yang
menghubungakannya. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau
kemudahan mengenai cara lokasi tataguna lahan berinteraksi satu sama lain dan
mudah susahnya lokasi tersebut dicapai melalui jaringan transportasi7
Moda dan jumlah transportasi dalam sutu jaringan lebih menjelaskan
tentang aksesibiitas ini. Misalkan terdapat pelayanan bus yang baik antara dua .
Ada yang mengatakan aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Jika
suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitas antar
kedua tempat itu tinggi. Sebaliknya, jika kedua tempat itu sangat berjauhan
aksesibilitas antara keduanya rendah. Jadi, tata guna lahan yang berbeda pasti
mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula karen aktivitas tata guna lahan yang
berbeda pasti mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula karen aktivitas tata guna
lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen).
Akan tetapi peruntukan lahan tertentu seperti bandara, lokasinya tidak bisa
sembarangan dan biasanya terletak jauh dari luar kota (karena ada batasan dari
segi keamanan, pengembangan wilayah, dan lain lain). Dikatakan bahwa
aksesibilitas ke badara tersebut pasti selalu rendah karena letaknya yang jauh dari
luar kota. Namum meskipun letaknya jauh, aksesibilitas ke bandara dapat
ditingkatkan dengan menyediakan jaringan transportasi.
7
tempat dalam suatu daeah perkotaan. Akan tetapi bagi orang miskin yang tidak
mampu membeli karcis aksebilitas antar kedua lokasi itu akan rendah.
3.2.2. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan
Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan
jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah
pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalu lintas
merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu lintas,
bangkitan lalu lintas mencakup lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi dan
lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi8
i
j
a
b
.
Bangkitan dan tarikan pergerakan terlihat secara diagram pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Bangkitan (a) dan Tarikan Pergerakan (b)
Perhitungan bangkitan dan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan,
orang, atau barang angkutan barang per satuan waktu, misalnya kendaraan/jam.
Hal ini akan mempengaruhi volume kendaraan yang ada pada lalu lintas.
8
Bangkitan dan tarikan lalulintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna
lahan yaitu jenis tataguna lahan dan jumlah aktivitas (dan insensitas) pada tata
guna lahan tersebut.
Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, dan
komersil) mempunyai ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda pada jumlah lalu
lintas, jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil) dan lalu lintas pada waktu
tertentu (kantor menghasilkan arus lalu lintas pada pagi dan sore hari, sedangkan
pertokoan menghasilkan arus lalu lintas di sepanjang hari. Jumlah dan jenis lalu
lintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan merupakan hasil dari fungsi
parameter sosial, ekonomi.
Bangkitan dan tarikan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata
guna lahan, tetapi juga tingkat aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan
sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkannya.
Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya.
3.2.3. Sebaran Pergerakan
Sebaran pergerakan merupakan tahap yang menghubungkan interaksi
antara tata guna lahan, jaringan transportasi, dan arus lalu lintas. Pola spasial arus
lalu lintas adalah fungsi dari tata guna lahan jaringan transportasi9
9
Tamin. Ofyar Z. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Institut Tekonologi Bandung, 1997 hal. 62.
. Pola sebaran
arus lalu lintas anatara zona i ke zona tujuan d adalah hasil dari dua hal yang
terjadi secara bersamaan, yaitu lokasi dan intensitas tata guna lahan yang akan
guna lahan yang akan menghasilkan pergerakan manusia dan barang. Contohnya,
pergerakan dari rumah (pemukiman) ke tempat bekerja (kantor, industri) yang
terjadi setiap hari. Sebaran pergerakan antara dua zona terlihat secara diagram
pada Gambar 3.2.
i
j
a
b
Gambar 3.2. Sebaran Pergerakan Antara Dua Zona
Jarak antara dua buah tata guna lahan merupakan batas pergerakan. Jarak
yang jauh dan biaya yang besar akan membuat pergerakan akan menjadi lebih
sulit (aksesibilitas rendah). Oleh karena itu, pergerakan arus lalulintas cenderung
meningkat jika jarak antara kedua zona semaking dekat.
3.2.4. Pemilihan Moda Transportasi dan Rute
Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota, seseorang
akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut dilakukan. Dalam kebanyakan
kasus, pilihan pertama adalah dengan menggunakan telepon atau pos karena hal
ini akan dapat menghindarkan terjadinya perjalanan. Akan tetapi, sering interaksi
jenis transportasi yang digunakan. Pilihan pertama biasanya berjalan kaki atau
menggunakan kendaraan. Jika menggunakan kendaraan, pilihannya adalah
kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil) atau angkutan umum (bus,
becak, dan lain-lain).
Dalam beberapa kasus, mungkin terdapat sedikit pilihan atau tidak ada
pilihan sama sekali. Orang miskin mungkin tidak mampu membeli sepeda atau
membayar biaya transportasi sehingga mereka biasanya berjalan kaki. Orang yang
hanya mempunyai satu pilihan moda disebut captive terhadap moda tersebut. Jika
terdapat lebih dari satu moda moda yang dipilih biasanya mempunyai rute
terpendek, tercepat, termurah atau kombinasi dari ketiganya. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah kenyamanan dan keselamatan.
Seperti pemilihan moda, pemilihan rute tergantung pada alternatif
terpendek, tercepat, da termurah dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan
mempunyai informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga
mereka dapat menentukan rute yang terbaik. Jenis moda dan rute secara diagram
dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.
i
a
b
j
i
j
a1b2 a2
b1
Gambar 3.4. Jenis rute Moda a dan b Antar Zona
3.2.5. Arus lalu lintas dinamis (arus pada jaringan jalan)
Arus lalu lintas berinteraksi dengan sistem jaringan transportasi. Jika arus
lalu lintas meningkat pada ruas jalan tertentu, waktu tempuh pasti bertambah
(karena kecepatan menurun). Arus maksimum yang dapat melewati suatu titik
(biasanya pada persimpangan dengan lampu lalu lintas bisa disebut arus jenuh.
Fungsi arus mempunyai bentuk umum seperti Gambar 3.5.
Waktu tempuh
Kepadatan Macet
Perbandingan Volume dengan Kapasitas 1
Hubungan antara arus dengan waktu tempuh tidaklah linear. Penambahan
kendaraan tertentu pada saat arus rendah akan menyebabkan penambahan waktu
tempuh yang kecil dibandingkan dengan penambahan kendaraan pada saat arus
yang tinggi.
Terlihat bahwa kurva mempunyai asimtot pada saat arus mencapai
kapasitas (nilai volume capacity ratio mendekati satu). Secara sederhana kapasitas
tidak akan pernah tercapai pada saat arus lalu lintas mendekati kapasitas. Secara
realita, arus tidak akan pernah beroperasi dengan kondisi yang sesederhana ini.
Oleh sebab itu, modifikasi terhadap teori dasar harus dilakukan. Jika arus lalu
lintas mendekati kapasitas kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin
meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan
satu sama lain. Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau
bergerak sangat lambat.
3.3. Defenisi Sistem, Pemodelan Sistem dan Tujuan dari Pemodelan Sistem
Sifat ilmu sistem adalah memperkenalkan konsep sistem untuk
membentuk komponen-komponen struktural yang berupa kerangka sistem sebagai
hasil dari pemikiran tertentu, dan juga wawasan yang memadai untuk penerapan
kerangka sistem. Ilmu sistem berkaitan dengan kompleksitas (kerumitan) daru
suatu dunia nyata. Kompleksitas dapat dipandang dengan dari dua akpek, yaitu
aspek sistem itu sendiri dan aspek manusia. Perkembangang ilmu sistem sangat
3.3.1. Defenisi Sistem
Pengertian sistem tergantung pada latar belakang cara pandang orang yang
mencoba mendefensisikannya. Menurut hukum, sistem dipandang dari kumpulan
aturan-aturan yang membatasi, baik oleh kapasitas sistem itu sendiri maupun
lingkungan dimana sistem itu berada, untuk menjamin keserasian dan keadilan.
Menurut rekayasa, sistem dipandang sebagai proses masukan (input) yang
ditransformasikan menjadi keluaran (output) tertentu10
Sistem dapat berupa kesatuan yang terdiri atas jaringan kerja kausal dari
bagian-bagian yang saling bergantungan. Pilihan terhadap hubungan antara
tiap-tiap bagian ini akan ditentukan oleh tujuan spesifik dati sistem. Singkatnya, sistem
adalah kumpulan obyek-obyek yang saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan kompleks. Obyek yang
dimaksud disini adalah bagian-bagian dari sistem, seperti input, proses, output,
pengendalian umpan balik dan batasan-batasan.
.
11
Tujuan
Standart Performansi Konstrain
Proses
Kontrol Umpan Balik
Keluaran Masukan
Kerangka sebuah sistem dapat
dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Kerangka Sistem 10
Simatupang Togar. Teori Sistem Suatu Perspektif Teknik Industri. Bandung: Andi Offset Yogyakarta. 1994. Hal 6.
10
3.3.2. Pemodelan Sistem
Model merupakan representasi sistem dalam kehidupan nyata yang
menjadi fokus perhatian dan menjadi pokok permasalahan12. Dalam memodelkan sebuah sistem, sangat penting untuk memahami konsep dari sebuah sistem dan
sistem pembatas. Sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam
kehidupan. Dengan demikian pemodelan adalah proses membangun atau
membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu13
1. Entity
.
Dalam pembentukan model, harus diperhatikan faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku dari sistemnya, atau dengan kata lain memperhatikan
pengertian konsep sistemnya. Lingkungan sistem adalah perubahan yang terjadi di
luar sistem, perubahan tersebut seringkali mempengaruhi sebuah sistem. Dalam
pemodelan sistem, sangat penting untuk pembatas antara sistem dan
lingkungannya.
Untuk mengerti dan menganalisis sebuah sistem, beberapa istilah perlu
untuk didefinisikan, yaitu:
Entitas adalah objek yang menjadi perhatian dalam suatu sistem contohnya:
server, costumer, mesin, dll.
2. Atribut
Atribut adalah properti dati entitas (contoh: prioritas costumer yang
menunggu). Satu hal yang perlu diingat bahwa nilai atribut mengikat entiti
12
Suryani Erma. Pemodelan dan Simulasi. Yogyakarta: Graha Ilmu 1996 hal. 1. 13
tertentu. Sebuah part (entiti) memiliki atribut (arrival, time, due date, priority,
dan color) yang berbeda dengan part yang lain.
3. Activity
Aktivitas adalah suatu kejadian yang dilakukan entitas dalam selang waktu
tertentu (contoh: costumer menabung pada kasir di bank).
4. State
State dari sistem adalah variabel yang digunakan untuk menerangkan keadaan
sistem pada suatu waktu berkaitan dengan tujuan pengamatan sistem yang
ingin dicapai. Contohnya yaitu pada sistem antrian kasir bank dimana variabel
state meliputi: jumlah teller yang sibuk, jumlah costumer dalam antrian.
5. Event
Event adalah kejadiaan sesaat atau tiba-tiba yang dapat mempengaruhi state
dari sistem (contoh: kedatangan costumer dalam sistem antrian kasir di bank.
6. Variable
Variabel merupakan potongan informasi yang mencerminkan karakteristik
suatu sistem. Variabel berbeda dengan atribut karena tidak mengikat suatu
entitas melainkan sistem secara keseluruhan sehingga semua entiti dapat
mengandung variabel yang sama (contoh:, panjang antrian batch size).
Dalam lingkungan sistem yang dipelajari biasanya sebuah bagian dari
sistem yang lebih besar, yang biasanya disebut supra sistem. Supra sistem ini
biasanya diketahui dan diamati oleh analis. Objek-objek di dalam sistem bisa
berinteraksi dan bias juga tidak berinteraksi dengan objek-objek pada supra sistem
Istilah yang digunakan dalam lingkungan sistem antara lain:
1. Endogen digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang terjadi di dalam
sistem.
2. Eksogen digunakan untuk melukiskan lingkungan yang mempengaruhi sistem,
suatu sistem yang tidak dipengaruhi oleh pengaruh dari luar disebut juga
sistem tertutup.
Aktivitas merupakan salah satu elemen sistem. Aktivitas adalah proses
yang menyebabkan perubahan dalam sistem, yang dapat mengubah atribut,
bahkan entiti. Aktivitas dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Deterministik yaitu jika keluarannya dapat dijelaskan secara lengkap
berdasarkan masukannya.
2. Stokastik yaitu jika pengaruh aktivitas berubah secara acak terhadap banyak
keluaran yang mungkin. Keadaan aktivitas skokastik adalah acak, maka
aktivitas merupakan bagian dari lingkungan.
Pada pemodelan sistem dikenal dua sistem yaitu sistem malar (kontinu)
dan sistem diskrit.
1. Sistem kontinu adalah sistem yang perubahannya secara halus.
Contoh: Sistem jalur penerbangan.
2. Sistem diskrit adalah sistem yang perubahannya secara integer.
Contoh: Banyaknya pengunjung pada sebuah mall.
Penggambaran sistem lebih menentukan daripada sifat sistem itu sendiri
dalam menetapkan jenis model yang akan dibuat. Pembedaan antara sistem
dibuat untuk kedua sistem ini berbeda, namun tak ada aturan khusus tentang
bagaimana suatu sistem tertentu digambarkan.
Berdasarkan defenisi sistem seperti yang diuraikan terdahulu, sistem dapat
diklasifikasikan berdasarkan originalitas atau sifat keberadaan, wujud, sifat
aktivitas dan sifat hubunganya dengan lingkungan sebagai berikut:
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem Abstrak: Sistem yang berisi gagasan atau konsep
Contoh: Sistem Teologi -> hubungan Manusia, Alam dan Allah
Sistem Fisik: Sistem yang secara fisik dapat dilihat
Contoh: Sistem Komputer, Sistem Transportasi, Sistem Perguruan Tinggi
2. Sistem Deterministik dan Probabilistik
Sistem Deterministik: Sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat
Contoh: Sistem Komput er
Sistem Probabilistik: Sistem yang tidak dapat diprediksi dengan pasti karena
mengandung unsur probabilitas
Contohnya: Sistem Evapotranspirasi, Sistem Serapan Hara, Sistem
Fotosintesis
3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem Tertutup: Sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan dan tidak
dipengaruhi oleh lingkungan
Contohnya: Sistem Reaksi Kimia dalam Tabung Reaksi yang terisolasi
Sistem Terbuka: Sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan
4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Alamiah: Sistem yang terjadi secara alamiah tanpa campur tangan
manusia.
Contohnya: Sistem Tata Surya
Sistem Buatan Manusia: Sistem yang dibuat oleh manusia
Contohnya: Sistem Komput er, Sistem Mobil, Sistem Telekomunikasi
5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Sistem Sederhana: Sistem yang tidak rumit atau sistem dengan tingkat
kerumitan rendah
Contohnya: Sistem Sepeda, Sistem Mesin Ketik, Sistem Infiltrasi Tanah
Sistem Kompleks: Sistem yang rumit
Contohnya: Sistem Otak Manusia, Sistem Komputer, Sistem Keseimbangan
Hara Essensial dalam Tanah
Untuk mempelajari suatu sistem terkadang harus dilakukan pengujian pada
sistem tersebut, namun kita tidak dapat melakukan uji coba bila sistem tersebut
masih dalam tahap hipotesa. Alternatif yang terkadang harus ditempuh adalah
dengan membuat prototipe dan mengujinya, tetapi cara ini dapat menjadi sangat
mahal dan menghabiskan waktu. Bahkan dengan sistem yang sudah adapun
seringkali pengujian tidak dapat dilakukan, misalnya dalam mempelajari sistem
ekonomi dengan mengubah penawaran dan permintaan barang secara acak, selain
memakan banyak waktu juga bisa juga merusak sistem tersebut.
Konsekuensinya, studi tentang sistem umumnya dilakukan pada model
namun juga merupakan penyederhanaan sistem. Model sistem tidak hanya
merupakan perwujudan dari tujuan tetapi juga merupakan asumsi-asumsi, karena
suatu model sistem telah mengeleminir beberapa elemen yang dianggap tidak
relevan.
Secara garis besar, cara pemodelan sistem dibagi 2, yaitu:
1. Penetapan struktur model yaitu menentukan kendala atau batas sistem dan
menandai entitas, atribut, dan aktivitas sistem.
2. Pemasukan data yaitu untuk memberi nilai yang dapat dimiliki oleh atribut
dan menentukan hubungan yang terkandung dalam aktivitas.
3.3.3. Tujuan Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem dapat membantu untuk mempelajari dan memahami
sistem yang kompleks tersebut dalam waktu yang cukup singkat. Pemodelan
sistem juga membantu untuk memahami kelemahan dan kelebihan dari sistem
yang ada, sehingga kita dapat melakukan perbaikan-perbaikan dalam sistem yang
ada. Pemodelan sistem juga dapat membantu dalam melakukan trade off terhadap
sistem yang baru sebelum diterapkan di dunia yang nyata.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemodelan sistem ini adalah bahwa
kita membutuhkan waktu yang cukup singkat dan biaya yang cukup rendah.
Kemudian dapat meminimalisir resiko atas kegagalan implementasi sistem yang
baru. Dengan pemodelan sistem kita juga dapat melihat umur produktif dari suatu
sistem dengan prediksi-prediksi keadaan yang mempengaruhi sistem tersebut pada
3.4. Teori Sistem Dinamis.
Sistem sering didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai
komponen atau bagian yang saling berinteraksi membentuk suatu fungsi atau
tujuan tertentu. Teori sistem berkembang lebih jauh lagi menjadi dua bidang ilmu
manajemen utama, berpikir sistemik (system thinking) dan sistem dinamis (system
dynamics). Berpikir sistemik merupakan cara pandang baru terhadap suatu
kejadian yang menekankan keseluruhan rangkaian bagian secara terpadu14
3.4.1. Aturan yang Berlaku dalam Sistem Dinamis.
.
Sistem dinamis sangat erat hubungannya dengan berpikir sistemik. Sistem
dinamis didisain untuk memberi para manajer suatu alat bantu dalam memahami
sistem kompleks yang mereka hadapi. Metodologinya adalah menggunakan
simulasi komputer untuk menghubungkan struktur sistem dengan perilaku sistem
terhadap waktu. Dengan cara ini, sistem dinamis mampu menterjemahkan
pemahaman yang diperoleh dari berpikir sistemik ke dalam model simulasi
komputer. Sistem dinamis mampu menciptakan suatu learning environment suatu
laboratorium yang berperan seperti miniatur dari sistem.
Simulasi sistem dinamis diatur berdasarkan prinsip: (1) cause-effect
(sebab-akibat), (2) feedback (umpan-balik), dan (3) delay (tunda). Simulasi yang
lengkap dan komprehensif pasti menggunakan ketiga prinsip tersebut untuk
menghasilkan perilaku sistem yang mendekati dunia nyata. Rancangan
causal-loop diagram (CLD) biasanya digunakan dalam system thinking (berpikir
14
Utomo, Heri. dkk, 2005, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II: Analisa Perilaku
Supply – Demand Komoditas Bawang
sistemik) untuk mengilustrasikan hubungan cause-effect (sebab-akibat).
Hubungan feedback (umpan-balik) bisa menghasilkan perilaku yang bervariasi
dalam sistem nyata dan dalam simulasi sistem nyata.Tidak semua hubungan
sebab-akibat timbul secara instan. Sering terjadi hubungan sebab-akibat tersebut
dipisahkan oleh waktu, bisa berupa detik, menit, jam, minggu, bulan, atau tahun.
Delay terjadi dimanapun di dunia nyata. Adanya delay menghasilkan
sesuatu hal yang menarik pada perilaku kompleks sistem, ketika sistem tersebut
tidak memiliki feedback dan kompleksitas cause-effect yang terbatas. Variabel
feedback yang penting adalah level dan flow. Level menunjukkan akumulasi,
sedangkan flow menunjukkan perubahan pada yang terjadi pada variabel level.
3.4.2. Bentuk Model Sistem Dinamis
Bentuk model sistem dinamis yang merepresentasikan struktur umpan
balik adalah diagram sebab-akibat atau yang biasa dikenal dengan causal loop
diagram15
15
Wirabhuana, Arya., Penerapan Model Simulasi Sistem Dinamis pada Analisis Biaya Total Non Produksi Sebagai Pengaruh dari Kebijakan Sektor Produksi dan Sumberdaya Manusia.p-4.
. Diagram ini menunjukkan arah aliran perubahan variabel dan
polaritasnya. Polaritas aliran sebagaimana diungkapkan di atas dibagi menjadi
positif dan negatif. Bentuk diagram lain yang juga menggambarkan struktur
model sistem dinamis adalah diagram aliran atau flow diagram. Diagram aliran
merepresentasikan hubungan antar variabel yang telah dibuat dalam diagram
sebab-akibat dengan lebih jelas, dengan menggunakan berbagai simbol tertentu
Variabel level atau Variabel State menggambarkan suatu kondisi sistem
pada setiap saat. Varibel ini dinyatakan dengan sebuah besaran kuantitas
terakumulasi sebagai akibat aktivitas aliran sepanjang waktu.
Variabel Rate menggambarkan suatu aktivitas, pergerakan (movement),
dan aliran yang berkontribusi terhadap perubahan per satuan waktu dalam suatu
level yang dinyatakan dalam suatu besaran laju perubahan.
Variabel Auxilliary merupakan variabel tambahan untuk
menyederhanakan hubungan informasi antara level dan rate. Variabel ini
dinyatakan dalam persamaan matematik yang pada dasarnya merupakan bagian
dari persamaan rate. Parameter atau konstanta merupakan input informasi untuk
rate secara langsung maupun melalui variabel auxilliary.
3.5. Simulasi
Terdapat banyak defenisi dari simulasi, dan oleh para ahli memberikan
pendapat masing-masing yang selalu berkembang seiring waktu. Beberapa
defenisi simulasi yang dikemukankan oleh para ahli diantaranya adalah sebagai
berikut;16
1. Emshoff dan Simon (1970)
Simulasi didefenisikan sebagai suatu model sistem dimana komponennya
direpresentasikan oleh proses-proses aritmatika dan logika yang dijalankan
komputer untuk memperkirakan sifat-sifat dinamis sistem tersebut.
16
2. Shannon (1975)
Simulasi merupakan proses perancangan model dari sistem nyata yang
dilanjutkan dengan pelaksanaan eksperimen terhadap model untuk
mempelajari perilaku sistem atau evaluasi strategi.
3. Banks dan Carson (1984)
Simulasi adalah tiruan dari sistem nyata yang dikerjakan secara manual atau
komputer, yang kemudian diobservasi dan simpulkan untuk mempelajari
karakteristik sistem.
4. Hoover dan Perry (1990)
Simulasi merupakan proses perancangan model matematis atau logis dari
sistem nyata, melakukan eksperimen terhadap model dengan menggunaka