• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemutih Kulit Wajah (Skin Beaching) pada Pengunjung Salon Kecantikan di kota Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemutih Kulit Wajah (Skin Beaching) pada Pengunjung Salon Kecantikan di kota Medan."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PEMUTIH KULIT WAJAH (skin bleaching) PADA PENGUNJUNG SALON KECANTIKAN DI KOTA MEDAN

Oleh: DARA SAPUTRI

070100187

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PEMUTIH KULIT WAJAH (skin bleaching) PADA PENGUNJUNG SALON KECANTIKAN DI KOTA MEDAN

“ Karya Tullis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ”

Oleh: DARA SAPUTRI

070100187

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemutih Kulit Wajah

(Skin Beaching) pada Pengunjung Salon Kecantikan di kota Medan

Nama : Dara Saputri NIM : 070100187

Pembimbing Penguji I

Prof. Dr.dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, Sp.FK Prof. Harun Alrasyid, SpPD

NIP. NIP.

Penguji II

dr. Nelly Efrida Samosir, Sp.PK

NIP.

Medan, 29 November 2010 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Latar Belakang---- Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita

Indonesia yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih sehingga banyak yang menggunakan produk pemutih kulit wajah.

Tujuan---Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin Bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

Metode---Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional.

Populasi penelitian adalah pengunjung salon kecantikan kota Medan yang menggunakan pemutih kulit wajah. Jumlah sampel yang harus dicapai adalah sebanyak 80 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling, yaitu dengan teknik stratiefied random sampling. Sampel dikelompokkan menjadi dua kategori untuk tingkat pendidikan, yaitu pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. untuk usia dikategori menjadi dua kelompok juga yaitu usia dewasa muda 15-30 tahun, dan dewasa tua >30 tahun. untuk pendapatan dikategorikan menjadi dua yaitu pendapatan tinggi >Rp 5.000.00 dan pendapatan sedang <Rp 5.000.000. motivasi responden menggunakan pemutih kulit wajah juga dikategorikan dua yaitu motivasi baik dan kurang. Pengetahuan responden tentang pemutih kulit akan diukur dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan juga dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu pengetahuan baik, pengetahuan kurang.

Hasil---Dari 80 orang responden yang banyak menggunakan pemutih kulit wajah

adalah kelompok usia dewasa muda 15-30 tahun sebanyak 69 orang. Responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 74 orang. pendapatan responden yang paling banyak adalah < Rp 5.000.000 sebanyak 56 orang. sumber informasi yang sering dilihat responden adalah pada televisi sebanyak 64 orang. dan sebanyak 60 orang responden bermotivasi baik menggunakan pemutih kulit wajah.

Kesimpulan---Responden yang paling banyak menggunakan pemutih kulit wajah

adalah umur dewasa muda 15-30 tahun, pendapatan responden yang paling banyak adalah pendapatan rendah < Rp 5.000.000, dari hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan responden tentang pemutih kuit wajah adalah baik

(5)

ABSTRACT

Background---- Sharing research shows that 55% of 85% dark-skinned Indonesian woman who wants to be whiter skin so that many who use skin-whitening products.

The purpose of this study aims to determine what factors are affecting the

use of skin whitening (Bleaching skin) on the visitor a beauty salon in the city of Medan.

Method---- This study is a descriptive analytic cross sectional design. The study

population were visitors Medan city beauty salons that use skin whitener. The number of samples that must be achieved are as many as 80 people. Sampling is done by using probability sampling techniques, namely by stratiefied random sampling technique. Samples are grouped into two categories for educational level, ie low education and higher education. to age are also categorized into two groups of young adults aged 15-30 years, and older adults > 30 years. to the income categorized into two: high-income >Rp 5.000.00 and the income is <Rp 5.000.000. Motivation of respondents using skin whitening is also designated two good motivation and less. Knowledge about skin whitening will be measured by using a questionnaire. Knowledge is also grouped into two categories: good knowledge, and less.

Results ---- From 80 respondents who use a lot of skin whitening is the young adult age

group 15-30 years as many as 69 people. Respondents who have higher education as many as 74 people. income respondents most often was >USD $ 2.000.00 as many as 56 people. sources of information that respondents are often seen on television as much as 64 people. and as many as 60 people motivated respondents either using bleach facial skin.

Conclusion ---- Respondents of the most widely used bleach facial skin is young adults 15-30 years of age, income < Rp 5.000.000, and the result is that knowledge about skin bleach is good.

(6)

DAFTAR ISI

2.3.6. Tingkat Pendidikan……… 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…… 19

3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….. 19

3.2. Definisi Operasional………... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 22

4.1. Rancangan Penelitian……… 22

4.2. Lokasi dan waktu Penelitian………. 22

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 22

4.4. Metode Pengumpulan Data……… 23

(7)

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 25

5.1. Hasil Penelitian……… 25

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 25

5.2 Karakteristik Individu... 25

5.4 Pembahasan... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 32

6.1 Kesimpulan... 32

6.2 Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4..4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Penelitian…… 26

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia……….. 26

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan……….. 27

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan………. 27

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi………. 27

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi………. 28

Tabel 5.6 Distribusi Tingkat pengetahuan Tentang Pemutih Kulit…… 28

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Kuesioner Lampiran 4 Tabel Uji Validitas

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Lampiran 6 Master Data Lampiran 7 Output SPSS

(11)

ABSTRAK

Latar Belakang---- Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita

Indonesia yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih sehingga banyak yang menggunakan produk pemutih kulit wajah.

Tujuan---Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin Bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

Metode---Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional.

Populasi penelitian adalah pengunjung salon kecantikan kota Medan yang menggunakan pemutih kulit wajah. Jumlah sampel yang harus dicapai adalah sebanyak 80 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling, yaitu dengan teknik stratiefied random sampling. Sampel dikelompokkan menjadi dua kategori untuk tingkat pendidikan, yaitu pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. untuk usia dikategori menjadi dua kelompok juga yaitu usia dewasa muda 15-30 tahun, dan dewasa tua >30 tahun. untuk pendapatan dikategorikan menjadi dua yaitu pendapatan tinggi >Rp 5.000.00 dan pendapatan sedang <Rp 5.000.000. motivasi responden menggunakan pemutih kulit wajah juga dikategorikan dua yaitu motivasi baik dan kurang. Pengetahuan responden tentang pemutih kulit akan diukur dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan juga dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu pengetahuan baik, pengetahuan kurang.

Hasil---Dari 80 orang responden yang banyak menggunakan pemutih kulit wajah

adalah kelompok usia dewasa muda 15-30 tahun sebanyak 69 orang. Responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 74 orang. pendapatan responden yang paling banyak adalah < Rp 5.000.000 sebanyak 56 orang. sumber informasi yang sering dilihat responden adalah pada televisi sebanyak 64 orang. dan sebanyak 60 orang responden bermotivasi baik menggunakan pemutih kulit wajah.

Kesimpulan---Responden yang paling banyak menggunakan pemutih kulit wajah

adalah umur dewasa muda 15-30 tahun, pendapatan responden yang paling banyak adalah pendapatan rendah < Rp 5.000.000, dari hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan responden tentang pemutih kuit wajah adalah baik

(12)

ABSTRACT

Background---- Sharing research shows that 55% of 85% dark-skinned Indonesian woman who wants to be whiter skin so that many who use skin-whitening products.

The purpose of this study aims to determine what factors are affecting the

use of skin whitening (Bleaching skin) on the visitor a beauty salon in the city of Medan.

Method---- This study is a descriptive analytic cross sectional design. The study

population were visitors Medan city beauty salons that use skin whitener. The number of samples that must be achieved are as many as 80 people. Sampling is done by using probability sampling techniques, namely by stratiefied random sampling technique. Samples are grouped into two categories for educational level, ie low education and higher education. to age are also categorized into two groups of young adults aged 15-30 years, and older adults > 30 years. to the income categorized into two: high-income >Rp 5.000.00 and the income is <Rp 5.000.000. Motivation of respondents using skin whitening is also designated two good motivation and less. Knowledge about skin whitening will be measured by using a questionnaire. Knowledge is also grouped into two categories: good knowledge, and less.

Results ---- From 80 respondents who use a lot of skin whitening is the young adult age

group 15-30 years as many as 69 people. Respondents who have higher education as many as 74 people. income respondents most often was >USD $ 2.000.00 as many as 56 people. sources of information that respondents are often seen on television as much as 64 people. and as many as 60 people motivated respondents either using bleach facial skin.

Conclusion ---- Respondents of the most widely used bleach facial skin is young adults 15-30 years of age, income < Rp 5.000.000, and the result is that knowledge about skin bleach is good.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan

atau menghambat melamin yang sudah terbentuk, sehingga akan memberikan warna kulit

yang lebih putih. Banyak iklan kecantikan yang menawarkan produk pemutihkan kulit,

yang membuat masyarakat merasa bahwa kecantikan identik dengan kulit putih. Dengan

demikian saat ini ada anggapan bahwa putih berarti lebih cantik atau lebih tampan.

Tampil cantik menjadi segala-galanya bagi kebanyakan kaum perempuan, dan keinginan

itu kini kian mudah, seiring kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai cara

mempercantik diri, mulai dari perawatan sendiri hingga perawatan di klinik perawatan

kecantikan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita Indonesia

yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih. Bagi yang berkulit hitam atau

sawo matang kini dapat lebih putih. Namun setiap pilihan ada risikonya, karena berbagai

bahan untuk kecantikan itu, justru dibuat dari bahan kimia yang mengandung racun

(BPOM, 2007).

Terbukti dari hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

terhadap berbagai produk kosmetik di Indonesia, baik yang terdaftar maupun tidak, di

Departemen Kesehatan. Berdasarkan investigasi BPOM di berbagai daerah, dari Sabang

sampai Merauke, paling tidak terdapat 51 produk kosmetik yang mengandung bahan

berbahaya, yang dilarang penggunaannya pada sediaan kosmetik, termasuk krim pemutih

kulit (Arief, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006 lalu,

merek kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik,

antara lain merkuri, hidroquinone, retinoic Acid/tretinin, zat warna rhodamin, dan

diethylene glycol. Menggunakan produk yang mengandung bahan kimia tersebut dapat menyebabkan kanker kulit. Tapi beberapa bulan berikutnya kulit wajah mulai menghitam

dan tampak bercak, berjerawat dan kulit menipis, serta perih bila terkena matahari

(14)

Penelitian lain yang menunjukkan di salah satu pusat kebugaran kota Medan

menunjukkan sebanyak 46,31% responden ternyata menggunakan kosmetik pemutih

yang mengandung bahan berbahaya yaitu merkuri. Dan sebesar 75,79% responden yang

menggunakan kosmetik pemutih adalah perempuan (Purnawati, 2009).

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) pusat, menyatakan bahwa

tidak semua pemutih kulit wajah mencantumkan bahan kandungannya,sehingga

penggunaan pemutih kulit wajah harus diwaspadai (BPOM, 2008).

Dengan adanya pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor

yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin bleaching) pada pengunjung

salon kecantikan di kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari makalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah

( skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan

pemutih kulit wajah (skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran distribusi penggunaan pemutih kulit wajah berdasarkan

usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan konsumen dan pengaruhnya terhadap

pemutih kulit wajah.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang pemutih

wajah.

3. Untuk mengetahui tingkat pendidikan mana yang lebih mengetahui tentang pemutih

(15)

4. Untuk mengetahui media iklan produk pemutih kulit wajah mana yang sering dilihat

oleh masyarakat.

5. Untuk dapat mengetahui iklan produk pemutih wajah mana yang dapat

mempengaruhi masyarakat.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Memberi masukan kepada BPOM agar dapat membatasi peredaran produk pemutih

kulit yang berbahaya kepada masyarakat untuk pemilihan produk kosmetik yang

aman.

2. Memberi masukan kepada pengguna/konsumen khususnya dan masyarakat pada

umumnya tentang kosmetik pemutih kulit wajah.

3. Menambah khasanah keilmuan tentang zat pemutih wajah dan faktor apa saja yang

mempengaruhi penggunaan pemutih kulit untuk mengembangkan produk pemutih

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit

2.1.1 Definisi kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta

merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan

peka (Wasitaatmadja, 2002).

2.1.2 Struktur lapisan kulit

Secara garis besar kulit tersusun atas 3 lapisan ( Junqueira, 2007) :

a. Lapisan epidermis

Lapisan epidermis yaitu lapisan epitel yang berasal dari ekstoderm. Berdasarkan

ketebalan epidermis, dapat dibedakan kulit tebal dan kulit tipis. Turunan epidermis

meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Lapisan epidermis terdiri

dari stratum korneum, stratu lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum

basale.

b. Lapisan dermis

Lapisan dermis yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm, terletak di

bawah lapisan epidermis dan jauh lebih tebal dari epidermis. Lapisan ini terdiri dari

lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.

Secara garis besar, lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu pars papilare dan pars

retikulare. Pada lapisan ini tedapat sel-sel saraf dan pembuluh darah.

c. Lapisan subkutis

Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara longgar pada

organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit di bagian atas bergeser. Lapisan ini

(17)

Gambar 1.1. Struktur Kulit

Gambar 2.1. Struktur Kulit

(18)

2.1.3 Jenis-jenis Kulit:

Kulit digolongkan menjadi tujuh jenis, yaitu: kulit normal, berminyak, berminyak

sensitive (sensitife oily skin), kombinasi (campuran), kering, kering sensitive dan kulit

gersang (yuswati, 1996), yaitu:

a. Kulit Normal

Kulit jenis ini merupakan kulit yang sehat dimana kelenjar lemak memproduksi

minyak tidak berlebihan, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan pada pori-pori kulit.

Tanda-tanda kulit normal antara lain : kulit lembut, halus, segar, bercahaya, sehat,

pori-pori tidak kelihatan, tonus (daya kenyal) kulit bagus. Kulit normal biasanya dijumpai

pada anak-anak sampai menjelang remaja.

b. Kulit Berminyak

Kulit berminyak disebabkan oleh sekresi kelenjar sebasea yang berlebihan.

Ciri-ciri kulit berminyak adalah kulit kelihatan basah dan mengkilat, pori-pori jelas terlihat,

sering terdapat jerawat atau acne, kulit terlihat pudar dan kusam. Kulit berminyak

umumnya terdapat pada usia remaja dan dewasa.

c. Kulit Berminyak Sensitive (sensitive oily skin)

Kulit jenis ini tanda-tandanya sama dengan kulit berminyak hanya terdapat

pembuluh darah yang melebar dan rusak, sehingga terlihat garis-garis atau

guratan-guratan merah disekitar hidung dan pipi. Penyebab kulit berminyak sensitive adalah

kelenjar lemak sangat berlebihan dalam memproduksi lemak sehingga kadang

berkomedo dan bereaksi cepat terhadap panas, dingin dan iritasi.

d. Kulit Kombinasi (Campuran)

Kulit kombinasi merupakan gabungan lebih dari satu jenis kulit seperti kulit

kering dan berminyak. Tanda-tandanya kulit kelihatan mengkilat pada bagian tengah

muka, di sekitar hidung, pipi dan dagu. Kulit jenis ini umumnya terdapat pada usia

dewasa.

e. Kulit Kering

Kulit kering sering terdapat pada orang dewasa dan orang-orang yang telah lanjut

usianya. Penyebabnya adalah akibat ketidakseimbangan sekresi sebum. Ciri-ciri kulit

(19)

lembab dan tidak berminyak, halus, tipis dan rapuh. Kulit kering cepat menjadi tua

karena kelenjar lemak tidak berfungsi dengan baik.

f. Kulit Kering Sensitive

Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat pembuluh darah yang

melebar disekitar hidung dan pipi sehingga timbul garis-garis atau guratan didaerah

tersebut.

g. Kulit gersang ( Dehydrated Skin)

Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya zat cair atau

pelembab didalam kulit sangat terbatas. Umumnya terdapat pada usia remaja, dewasa

ataupun usia lanjut.

Berdasarkan perbedaan genetik yang penting dalam hal kemampuan merespon

terhadap radiasi ultraviolet (UV), maka kulit terbagi atas tipe-tipe tertentu (james, 2009),

yaitu:

a. Tipe I : selalu terbakar, tak pernah menjadi coklat

b. Tipe II : mudah terbakar, jarang menjadi coklat

c. Tipe III : kadang-kadang terbakar, mudah menjadi coklat

d. Tipe IV : tidak pernah terbakar, mudah menjadi coklat

e. Tipe V : secara genetik coklat ( India atau Mongoloid)

f. Tipe VI : secara genetik hitam (Kongoid dan Negroid)

Respon pertama terhadap radiasi UV adalah peningkatan distribusi melanosom.

Hal ini dengan cepat dapat meningkatkan pigmentasi pada lapisan basal (stratum basalis),

sehingga warna kulit menjadi coklat karena sinar matahari. Bila stimulasi dihentikan,

warna coklat dapat dihentikan, warna coklat cepat menghilang atau mengelupas seiring

dengan pergantian normal epidermis. Bila kulit terpapar dengan sinar matahari lebih

(20)

2.2 Pemutih kulit wajah (skin bleaching) 2.2.1 Definisi

Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan

atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit

yang lebih putih (Compac, 2005).

2.2.2 Bahan yang terkandung dalam pemutih kulit

Sebagian besar pemutih kulit wajah bekerja dengan menghambat pembentukan

melamin melalui jalur inhibisi pada enzim tironase dan bahkan ada yang bersifat toksik

terhadap melamin. Kulit wajah yang lebih putih dan hilangnya bintik-bintik hitam, bisa

diperlihatkan dalam waktu 6 bulan setelah penggunaan. Efek samping dari penggunaan

pemutih kulit, bisa berupa kulit kemerahan dan iritasi, rasa gatal dan terbakar,

pengelupasan kulit dan merangsang terjadinya kanker kulit (Yasmin, 2008). Ada beragam

jenis bahan aktif pemutih kulit dengan tingkat efektifitas yang berbeda-beda. Bahan aktif

tersebut antara lain :

1. Hidrokuinon

Hidrokuinon (HQ) dapat dijumpai dimana saja dan tersedia dalam berbagai

kosmetik dan bentuk tanpa resep lainnya untuk pemutih kulit wajah. Bahan ini

dipertimbangkan sebagai salah satu penghambat yang paling efektif terhadap

melanogenesis invito dan invivo. HQ menyebabkan hambatan reversible metabolisme

seluler dengan mempengaruhi sintesis DNA dan RNA. Efek sitotoksis HQ tidak berbatas

pada melanosit, tetapi menghambat metabolisme seluler sel non-melanosit dengan dosis

yang lebih tinggi, sehingga HQ dapat dipertimbangkan sebagai agen sitotoksik melanosit

poten dengan sitotoksik melanosit spesifik yang relative tinggi (Counter, 2003).

Hidroquinon Bahan ini termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Hidroquinon yang banyak dipakai sebagai penghambat pembentukan melamin yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi, padahal melamin

berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet, sehingga terhindar dari resiko

sinar matahari secara langsung, hidroquinon dapat mengakibatkan noda hitam dan

(21)

sebagai akibat terhambatnya produksi melanin kulit yang berfungsi melindungi kulit dari

sinar ultraviolet. oleh karena itu Badan POM menetapkan ambang batas kandungan

hidroquinon di bawah 2%(BPOM, 2007). Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal (Nephropaty), kanker darah (Leukimia) dan kanker sel hati (Hepaoceluller adenoma) (Yasmin, 2008).

2. Monobenzyl Ether HQ

Monobenzyl Ether Hidroquinon (MBEH) sama dengan HQ yang termasuk agen

kimia golongan fenol atau ketakol. MBEH hamper selalu menyebabkan depigmentasi

ireversibel kulit. Sisa MBEH telah ditemukan dalam desinfektan, germisida, baki

hidangan dari karet, selotif dan apron karet. Dalam dermatologi seharusnya dipakai untuk

menghilangkan daerah yang tersisa selain kulit normal pada pasien untuk vitiligo umum

dan sukar disembuhkan. Mekanisme yang diduga terjadi pada pigmentasi oleh MBEH

adalah dengan penghancuran melanosit selektif melalui pembentukan radikal bebas dan

penghambatan kompetitif system enzim tirosinase (James, 2009).

3. Merkuri

Merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya yang dalam konsentrasi

dapat bersifa racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim pemutih dapat menimbulkan

berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan

bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada pemakaian dengan dosis tinggi

dapat menyebabkan kerusakan permanent pada susunan saraf otak, ginjal, dan gangguan

perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat

menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal, serta merupakan zat

karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia (Arief, 2007).

4. Arbutin

Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu sering digunakan oleh

bangsa jepang. Jika dibandingkan dengan hidroquinon, maka daya pemutih arbutin tidak

sekuat hidroquinon. Produk yang mengandung arbutin dapat dijual secara bebas tanpa

resep dokter. Selain bearberry, arbutin juga ditemukan pada tanaman gandum dan kulit

buah pear. Bahan ini berfungsi sebagai pemutih kulit wajah (skin lightening) yang

(22)

menghambat aktivitas tirosin. Karena arbutin tidak menghidrolisa HQ bebas, agen

selanjutnya tidak bertanggung jawab terhadap efek inhibitor arbutin pada melanogenesis.

Penghambatan sintesis melanin (kira-kira 39%) terjadi pada konsentrasi 5x105

5. Asam azelaik

mol/L.

selain bekerja dengan menghambat tirosin, arbutin juga bekerja dengan mengelupas kulit

epidermis (eksfoliasi). Beberapa pabrik melaporkan arbutin sebagai obat depigmentasi

yang efektif pada konsentrasi 1% (James, 2009).

Secara alami asam azelaik didapat dari saturasi pityrosporum ovale, asam azelaik

mempunyai efek antiproliferatif dan sitotoksik terhadap melanosit. Efek selanjutnya

terjadi karena penghambatan yang agak kuat dari retioreduksin reduktase, enzim yang

terlibat dalam aktivasi oksireduktase mitokondria dan sintesi DNA. Walaupun asam

azelaik pada awalnya digunakan untuk pengobatan akne, ternyata juga berhasil pada

pengobatan lentiginosis, rosasea dan hiperpigmentasi paska inflamasi. Selain berfungsi

sebagai antibakteri, keratolitik, komedogenik dan anti inflamasi. Asam azelaik juga

mampu mengurangi pigmentasi pada kulit terutama bagi mereka yang berkulit gelap dan

bekas jerawat warna coklat atau untuk kasus melasma. Asam azelaik 20% dilaporkan

mempunyai efektivitas yang sama dengan HQ 4% dalam mengatasi kulit gelap tersebut.

Efek samping dari bahan ini berupa iritasi kulit, rasa gatal, dan terbakar hingga

pengelupasan kulit (James, 2009).

6. Asam kojik

Sebelum digunakan sebagai pemutih kulit, asam kojik telah banyak digunakan

sebagai bahan tambahan pada makanan yang digunakan untuk menjaga kualitas warna

makanan. Asam kojik marupakan metabolit jamur yang biasa dihasilkan oleh spesies

jamur aspergillus, acetobacter, dan penicillium. Asam kojik menghambat aktivitas

katekolase tirosin, yang dibatasi enzim esensial dalam biosintesis pigmen kulit melanin.

Melanosit yang diobati dengan asam kojik menjadi nondendritik, dengan penurunan

jumlah melanin. Kemudian asam kojik mencari oksigen reaktif yang dilepaskan secara

berlebihan dari sel atau yang dihasilkan dalam jaringan atau darah. Biasanya konsentrasi

asam kojik yang digunakan sebagai kosmetik berkisar antara 1-4%. Kelebihan asam kojik

dibandingkan bahan pemutih lainnya adalah kestabilannya dalam suatu produk kosmetik.

(23)

lebih baik dikombinasikan dengan kortikosteroid topical untuk mencegah masalah

tersebut. Beberapa penelitian kontroversial menyimpulkan bahwa penggunaan asam kojik

dalam dosis tinggi dapat bersifat karsinogenik (James, 2009).

7. Licorice ekstract

Glabiridin (glicyrrhia glabra) merupakan kandungan utama dari ekstract licorice

yang mampu memutihkan kulit. Cara kerjanya yaitu menghambat melanogenesis

(pembentukan pigmen kulit) dan juga mencegah terjadinya proses inflamasi di kulit.

Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan glabiridin 0,5% secara topical dapat

menghambat sinar UV-B yang dapat memicu terbentuknya pigmentasi dan kemerahan

pada kulit (James, 2009).

8. Vitamin E

Sebuah literature jepang melaporkan bahwa penggunaan vitamin E (tocoferol)

secara oral ternyata efektif untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi pada wajah,

terutama jika dikombinasikan dengan vitamin C. beberapa riset lainnya juga menemukan

bahwa derivate tokoferol ini merupakan penghambat pembentukan melanin yang lebih

kuat jika dibandingkan dengan abutin dan asam kojik. Derivate vitamin E juga dapat

digunakan untuk memeperbaiki dan mencegah terbentuknya pigmentasi wajah yang

dipicu oleh radiasi sinar UV, sebaik cara kerja vitamin E sebagai antioksidan.

9. Vitamin C

Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan sama seperti

vitamin E. Vitamin ini banyak ditemukan pada jeruk dan sayuran berwarna hijau.

Kandungan vitamin C sangat populer dan banyak digunakan dalam produk perawatan

kulit, namun sayangnya produk vitamin C masih banyak yang belum stabil. Bentuk

vitamin C yang stabil adalah derivat vitamin C yang disebut sebagai

magnesium-L-ascorbyl-2-phospate. Salah satu penelitian menyatakan bahwa derivat vitamin C yang

digunakan secara topikal pada pasien melasma dan lentigo senilis menunjukkan efek

mencerahkan yang cukup signifikan. Hanya saja, harga produk vitamin C yang stabil ini

(24)

10. Asam Ellagik

Asam Ellagik ditemukan pada rapsberry, strawberry, dan pomegranate.

Berdasarkan suatu hasil riset laboratorium menyatakan asam ellagik dapat memperlambat

pertumbuhan tumor-tumor tertentu. Walaupun hasil riset ini sangat menjanjikan, namun

sampai saat ini belum ada bukti secara medis bahwa bahan ini mampu mencegah dan

mengobati kanker pada manusia. Selain diduga mampu melawan kanker, asam ellagik

juga berguna sebagai pemutih kulit. Pada tahun 1996 dijepang, Asam Ellagik disetujui

sebagai bahan aktif yang mampu mencegah terbentuknya spots dan freckles setelah luka

bakar karena paparan sinar matahari ( James, 2009)

Beberapa bahan yang tidak diizinkan untuk digunakan pada kosmetika :

1. Arsen dan senyawanya

2. Barium dan senyawanya

3. Hidrokuinon mono benzil eter

4. Perak dan senyawanya

5. Air raksa (merkuri) dan senyawanya, kecuali Fenil raksa nitrat dan tiomersal yang

digunakan sebagai pengawet dalam sediaan tata rias.

6. Selenium dan senyawanya, kecuali selenium disulfida maksimum 2% dalam

sampo.

7. Salisil anilida berhalogen.

8. Timbal dan senyawanya, kecuali timbal asetat maksimum 2% dalam cat rambut.

2.2.3. Pemilihan kosmetik pemutih

Sebelum membeli kosmetika sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Kenali jenis kulit dengan tepat

Jenis kulit setiap orang tidak sama, oleh karena itu penting untuk mengetahui

jenis kulit sebelum memutuskan untuk membeli kosmetika yang cocok. Untuk

memastikan jenis kulit seseorang, kulit harus dibersihkan lebih dahulu dan pemeriksaan

harus dilakukan di bawah cahaya yang terang bila perlu menggunakan kaca pembesar

agar tekstur kulit, besarnya pori-pori, aliran darah, pigmentasi, dan kelainan lain yang

(25)

untuk menentukan kelainan atau masalah kulit yang timbul sehingga perlakukan yang

tepat dapat diberikan untuk memperbaikinya.

b. Memilih produk kosmetika yang mempunyai nomor registrasi dari Depkes.

Suatu produk kosmetika yang tidak memiliki nomor regristrasi, kemungkinan

memiliki kandungan zat-zat yang tidak diizinkan pemakaiannya atau memiliki kadar

yang melebihi ketentuan, sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah berkaitan dengan kandungan hidroquinon

dan merkuri yang terdapat pada produk kosmetika.

c. Hati-hati dengan produk yang sangat cepat memberikan hasil.

Suatu produk kosmetika yang memberikan hasil yang sangat cepat (misalnya

produk pemutih) tidak menutup kemungkinan produk tersebut mengandung zat yang

melebihi kadar atau standar yang sudah ditetapkan oleh Depkes dan penggunaannya

harus di bawah pengawasan dokter.

d. Membeli kosmetika secukupnya pada tahap awal

Setiap pertamakali menggunakan produk, tidak bisa diketahui apakah produk

tersebut cocok digunakan atau tidak, oleh karena itu perlu mencobanya terlebih dahulu

dalam jumlah sedikit.

e. Perhatikan keterangan-keterangan yang tercantum pada label atau kemasan.

Perlu diperhatikan informasi yang tertera pada kemasan mengenai unsur bahan

yang digunakan, tanggal kadaluarsa serta nomor registrasinya, karena tidak semua

produsen mencantumkan atau mendaftarkan produknya ke Badan Pengawasan Obat dan

Makanan, sehingga tidak terjamin keamanannya.

Memilih produk kosmetik, terutama kosmetik pemutih, perlu adanya sikap

hati-hati dan teliti, agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Apabila kosmetik yang sekarang

banyak beredar di pasaran, terkadang tidak mencantumkan informasi yang cukup.

Sedangkan kosmetik tersebut banyak diminati oleh masyarakat pada kalangan menengah

(26)

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah 2.3.1. Usia

Usia adalah lamanya waktu hidup dari sejak dilahirkan hingga sekarang Menurut

teori perkembangan psikososial Erikson tahap perkembangan manusia menurut umur

dibagi dalam delapan tahapan. Tiga diantaranya yang berkaitan dengan penelitian ini,

yaitu:

a. Adolescence/ Remaja : < 20 tahun

b. Early adult hood/ Dewasa Awal : 21-30 tahun

c. Young and middle adult/ dewasa pertengahan : > 30 tahun

Usia sangat mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Pada usia antara 20-30 tahun,

fungsi fisiologi tubuh termasuk kulit mencapai puncak kemudian akan menurun sedikit

demi sedikit sesuai dengan bertambahnya umur. Kemunduran fisik yang terjadi setelah

usia puncak, yang makin nyata pada usia akhir 40 tahun umumnya akan membawa

wanita pada kesadaran bahwa kecantikannya mulai hilang dengan munculnya gangguan

pigmentasi kulit terutama diwajah misalnya melasma dengan insiden terbanyak pada usia

30-40 tahun dan menurunnya elastisitas kulit wajah akibat berkurangnya produksi serum

vitamin D. Wanita biasanya merasa risau dan tertekan, karena hal tersebut bagi wanita

berarti kehilangan daya tariknya. Kecemasan yang muncul ini, dapat membuat wanita

merasa rendah diri dan kurang menarik seiring dengan bertambahnya usia. Hal inilah

yang dapat menjadi alasan utama bagi para wanita untuk menggunakan berbagai

kosmetik termasuk pemutih kulit wajah untuk mengembalikan rasa percaya diri dan daya

tariknya.

Umur sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku, yaitu seseorang akan

berubah seiring dengan perubahan kehidupannya. Perkembangan emosional akan sangat

mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang terhadap status kesehatan dan

pelayanan kesehatan.

2.3.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan tindakan

terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui penciuman, rasa dan raba. Sebagian

(27)

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(overt behavior). Sebelum orang mengadopsi prilaku baru atau berprilaku baru, didalam

diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni : Awareness menyadari adanya

stimulus, interest (merasa tertarik) terhadap suatu stimulus, evaluation

(menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut, trial (mencoba) dan adoption

dengan berprilaku baru terhadap stimulus tersebut (Notoadmojo, 2003).

Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun

hubungan positif antara kedua variabel ini telah diperlihatkan didalam sejumlah

penelitian yang dilakukan sampai saat ini. Pengetahuan tertentu tentang kesehatan

mungkin penting sebelum suatu tindakan kesehatan pribadi terjadi, tetapi tindakan

kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali apabila seseorang

mendapat isyarat yang cukup kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar

pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan seseorang

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang

lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan

yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif

maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang.

Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan

(28)

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

Dampak buruk dari penggunaan pemutih kulit sebenarnya cukup dikenal oleh

wanita, akan tetapi tampaknya pengetahuan mengenai hal ini tidak berpengaruh terhadap

penggunaan dan kepopuleran pemutih kulit.

2.2.3. Pendapatan

Pendapatan atau penerimaan rumah tangga adalah besarnya pendapatan atau

penerimaan rumah tangga 12 bulan yang lalu yang diperoleh seluruh anggota rumah

tangga tanpa memperhatikan umur anggota rumah tangga (biasanya dinyatakan pada

anggota keluarga diatas 10 tahun). Pendapatan dapat juga diartikan sebagai suatu upah

yang didapat dari hasil kerja keras pada sebuah pekerjaan yang dilakukannya. tingkat

pendapatan keluarga akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Untuk mengetahui

pendapatan atau penghasilan masyarakat digunakan kriteria penilaian tinggi dan rendah.

Data BPS mengemukakan, pendapatan per kapita Indonesia mencapai

2.200-2.300 dolar AS per tahun. Berdasarkan angka ini, artinya setiap bulan penghasilan per

kapita masyarakat Indonesia sekitar Rp 2 juta. Padahal di banyak daerah masih terdapat

masyarakat yang hanya berpendapatan sekitar Rp 200.000-Rp 300.000 per bulan (BPS,

2008).

2.2.4. Motivasi

Motivasi berasal dari perkataan motif (motive) yang artinya adalah rangsangan

dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang

tersebut memperlihatkan prilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud motivasi adalah

dorongan dari dalam diri yang menyebabkan seseorang berlaku dengan cara tertentu.

Motivasi selalu berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan yang

mempengaruhi tingkah laku manusia. Seorang wanita menggunakan pemutih kulit wajah

dapat karena terdorong oleh keinginan agar kulit wajahnya menjadi lebih putih dan cerah,

serta hilangnya bintik-bintik hitam atau kecoklatan diwajah, sehingga dapat

(29)

menggunakan pemutih kulit wajah agar dihargai oleh orang lain dan mendapat pujian dari

orang lain atau agar tidak disebut sebagai wanita yang ketinggalan jaman dengan

mengikuti trend yang sedang berlangsung (Purnawati, 2009).

2.2.5. Media Periklanan

Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang

dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan iklan. Pada prinsipnya, jenis

media iklan dalam bentuk fisik dibagi kedalam dua kategori yaitu media iklan cetak dan

media iklan elektronik. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan

visual yang dihasilkan dari proses percetakan, bahan baku dasarnya maupun sarana

penyampaian pesannya menggunakan kertas). Media cetak adalah suatu dokumen atas

segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan

sebagainya ( contoh : surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster. Sedangkan

media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik

dan eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet).

Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya maka media iklan terbagi dua jenis yaitu :

a. media lini atas (above the line) ; media utama yang digunakan dalam kegiatan

periklanan, contoh ; televisi, radio, majalah, surat kabar.

b. Media lini bawah (below the line) ; media pendukung dalam kegiatan periklanan,

contoh : pamflet, brosur dan poster.

Melalui iklan berbagai produk, media gencar mencitrakan bagaimana perempuan

yang disebut cantik. Sosok cantik yang dicitrakan dan kemudian menjadi idola para

wanita adalah yang bertubuh langsing, rambut lurus dan berkulit putih. Semakin banyak

produk di pasaran, maka produsen berpromosi dengan cara membuat iklan supaya

produknya dikenal dan dicari oleh konsumen (Nandityasari, 2009).

2.2.6 Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang

lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang

(30)

Pendidikan terdiri dari tiga unsur, yaitu:

a. Input, yaitu: sasaran pendidikan dan pendidik.

b. Proses, yaitu: upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain.

c. Output, yaitu: hasil yang diharapkan.

Pendidikan seseorang berpengaruh seiring dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak

hanya kebutuhan akan sandang, papan, pangan, pendidikan dan kesehatan saja, tetapi

hanya kebutuhan mempercantik diri kini juga menjadi prioritas utama dalam menunjang

penampilan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengubah penampilan atau mempercantik

(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Kosep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini

adalah :

Variabel Independen

Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Usia

Usia adalah umur responden saat dilakukan penelitian

Dewasa muda : Jika usia 15- 30 tahun

Dewasa tua : Jika usia > 30 tahun

3.2.2. Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh

responden berdasarkan ijazah yang dimiliki. Dalam hal ini, tingkat pendidikan dibagi

dua, yaitu :

Usia

Penggunaan Pemutih kulit

(skin bleaching) Pedidikan

Pendapatan

Motivasi

Sumber Informasi

(32)

a. Pendidikan rendah : tamat dibawah SMP dan setara SMP

b. Pendidikan tinggi : tamat SMA dan perguruan tinggi

3.2.3. Pendapatan

Pendapatan diartikan sebagai penghasilan yang diperoleh responden setiap bulan

jika responden belum bekerja, berarti pendapatan orang tua responden. Dalam hal ini

pendapatan dikategorikan atas:

Tinggi : Jika pendapatan perbulan > Rp 5.000.000

sedang : Jika pendapatan perbulan < Rp 5.000.000

3.2.4. Motivasi

Motivasi diartikan dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam diri

responden untuk menggunakan pemutih kulit wajah.

Baik : Apabila responden bisa menjawab pertanyaan untuk bagian motivasi dengan benar

sebagian atau seluruh atau >50%

Kurang : Apabila responden hanya menjawab pertanyaan untuk bagian motivasi >50%

3.2.5. Sumber Informasi

Sumber Informasi diartikan dimana responden melihat iklan produk pemutih kulit

wajah.

3.2.6 Pengetahuan

Pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh responden

tentang pemutih kulit wajah, baik manfaat, kandungan zat aktif dan efek samping

terhadap kesehatan kulit. Pengetahuan dikategorikan dua yaitu:

Baik : apabila responden mengetahui tentang pemutih kulit wajah

Sedang : apabila responden tidak mengetahui tentang pemutih kulit wajah

(33)

Cara ukur: Angket

Alat ukur: kuesioner. Pertanyaan yang diajukan sebanyak 21 pertanyaan. Jika responden

menjawab benar nilainya 1, dan jika salah nilainya 0. untuk pertanyaan

no 1,2,3,4,16,17,18 tidak memilki poin. Jadi nilai tertinggi adalah 14.

Kategori: Pengukuran untuk pengetahuan penggunaan pemutih wajah dikategorikan

dalam 3 tingkatan, yaitu:

a. Baik, apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar sebagian atau seluruh

(skor jawaban responden >50%).

b. Sedang, apabila nilai yang diperoleh <50% dari nilai tertinggi.

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain

penelitian cross sectional. Dalam satu rentang waktu tertentu, didapatkan gambaran

pengetahuan responden tentang berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih

kulit wajah pada penggunjung salon kecantikan di kota Medan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak pencarian dan penentuan judul (bulan Februari)

hingga pembuatan laporan hasil penelitian (bulan November). Selama pembuatan

proposal dan laporan hasil penelitian, telah dilakukan beberapa kali proses bimbingan.

Pengumpulan data penelitian telah dilakukan selama bulan November bertempat di salon

kecantikan di kota Medan. Langkah pertama yang diambil adalah memilih secara acak

kecamatan yang ada di kota Medan menjadi tempat penelitian, yaitu Kecamatan Medan

Baru, Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Kota,

Kecamatan Medan Tuntungan, dan Kecamatan Medan Selayang. Setelah itu, tiap

kecamatan dipilih 5 salon kecantikan dan tiap salon diambil 3 orang yang memenuhi

kriteria untuk dijadikan sebagai responden.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah pengunjung salon kecantikan di kota Medan

dan populasi target.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sample dilakukan dengan Probability sampling yaitu Stratiefied

random sampling. adapun kriteria inklusi adalah pengunjung salon yang bersedia diikut

(35)

pengunjung salon yang tidak menggunakan pemutih kulit wajah dan tidak bersedia diikut

d = penyimpangan terhadap derajat populasi 0,05

Z = derajat deviasi normal 1,96

P = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi

q = 1,0 - p

N = besar populasi 100

n = Besar sampel

4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1 Data Primer

Pada penelitian ini digunakan data primer yang didapat langsung dari responden,

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengukur data

(36)

mengetahui apakah kuesioner yang digunakan menggambarkan tujuan dari penelitian

tersebut (valid). Berikut adalah hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner penelitian.

Tabel 4.4.1 : Hasil Uji Vailiditas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Nomor Pertanyaan Status Validitas Status Reliabilitas

5 Valid Reliabel

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama ialah editing

dimana dilakukan pengecekan nama dan kelengkapan identitas lainnya. Tahap kedua

coding yaitu memberikan kode pada lembar observasi untuk memudahkan dalam

pembuatan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari

lembaran observasi ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS

versi 17.0. Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data

yang telah di entry untuk mengetahui kelengkapan data dan untuk mengetahui apakah

terjadi kesalahan atau tidak. Tahap yang terakhir adalah penyimpanan data. Hasilnya

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian yang berjudul “Berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan

pemutih kulit wajah pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan”. Hasil penelitian

disajikan sebagai berikut:

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah kota Medan. Kota Medan adalah ibukota dari Proponsi

Sumatera Utara dan kota terbesar ketiga di Indonesia. Kota Medan dipimpin oleh seorang

walikota yang bernama Rahutman Harahap dan wakil walikota Dzulmi Eldin. Kota

Medan memiliki Luas 26.510 hektar (265,10 km). berdasarkan sensus penduduk

Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.19.339 jiwa, penduduk Medan terdiri atas

1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan yaitu : Medan amplas, Medan area, Medan

Barat, Medan Baru, Medan Belawan, Medan Deli, Medan Denai, Medan Helvetia,

Medan Johor, Medan Kota, Medan Labuhan, Medan Maimun, Medan Marelan,

MedaN Perjuangan, Medan Petisah, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal,

Medan Tembung, Medan Timur,Medan Tuntungan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat dilihat dengan menggunakan kuesioner yang

meliputi kelompok umur, tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,

motifasi dan Sumber informasi. Distribusi hal-hal tersebut dapat dihat dapat dilihat

(38)

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Usia Pengguna Pemutih kulit wajah Pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Kelompok Umur Responden

Jumlah (orang) %

Dewasa muda 15-30 tahun

69 86.3

dewasa tua > 30 tahun 11 18.3

Total 80 100.0

Dari tabel 5.1 diatas, tampak bahwa kelompok umur yang paling banyak

menggunakan pemutih kulit wajah adalah kelompok umur dewasa muda 15-30 tahun

yaitu sebanyak 69 orang (86,3%), kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok

dewasa tua >30 tahun yaitu 11 orang (18,3%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Pendidikan Responden Jumlah (orang) %

Pendidikan rendah 6 7.6

Pendidikan tinggi 74 92.5

Total 80 100.0

Dari tabel 5.2 diatas, pendidikan responden dikelompokkan menjadi yaitu dua

kategori, yaitu pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/sederajat) dan

pendidikan tinggi (tamat SMA/sederajat atau tamat PT). Dari hasil pengelompokkan

diatas, didapatkan 6 orang (7,6%) berpendidikan rendah dan 74 orang (92,5%)

(39)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendapatan Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Pendapatan Responden Jumlah (orang) %

< Rp 5.000.000 56 70.0

> Rp 5.000.000 24 30.0

Total 80 100.0

Dari tabel 5.3 diatas, tampak 56 orang (70%) responden dengan pendapatan

< Rp 5.000.000 lebih banyak menggunakan pemutih kulit wajah sedangkan pendapatan

> Rp 5.000.000 sebanyak 24 orang (30%) yang menggunakan pemutih kuit wajah.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Motivasi Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Motivasi Responden Jumlah (orang) %

Kurang 20 25

baik 60 75

Total 80 100.0

(40)

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Media Iklan N (Orang) Presentase

Televisi 64 80.0

Radio 0 0

Majalah 10 12.5

Lain-Lain 6 7.5

Total 80 100.0

Berdasarkan table 5.5 diatas, tampak bahwa sumber informasi produk pemutih

wajah yang sering dilihat oleh responden adalah pada televisi sebanyak 64 orang (80%),

Majalah 10 orang (12.5%), dan lain-lain 6 orang (7.5%).

Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Responden Tentang Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan

No Pertanyaan Jawaban Jumlah

0 % 1 % N %

1. Defenisi pemutih kulit. 3 3.8 77 96.3 80 100

2. Efek samping pemutih kulit wajah. 10 12.5 70 87.5 80 100 3. Bahan pemutih kulit wajah yang

dilarang penggunaannya

15 18.8 65 81.3 80 100

4. Kandungan (komposisi) dari pemutihkulit wajah

39 48.8 41 51.3 80 100

5. Bahan aktif yang terkandung dalam pemutih kulit wajah.

37 46.3 43 53.8 80 100

6. Lama dari pemutih kulit wajah yang harus digunakan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan tersebut.

13 16.3 67 83.8 80 100

7. Cara penggunaan pemutih kulit wajah yang tepat

4 5.0 76 95.0 80 100

8. Mengkonsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum menggunaan pemutih kulit wajah.

52 65.0 28 35.0 80 100

9 Pada kulit yang berwarna coklat banyak mengandung melanin dan dapat sebagai pencegahan kanker kulit.

(41)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang benar dalam

menjawab definisi pemutih kulit (pertanyaan no 1) ada 77 orang (96.3%), efek samping

pemutih kulit (pertanyaan no 2) ada 70 orang (87.5%), bahan pemutih yang dilarang

penggunaannya (pertanyaan no 3) ada 65 orang (81.3%), apakah tahu kandungan dari

pemutih kulit wajah (pertanyaan 4) ada 41 orang (51.3%), kandungan dari pemutih kulit

wajah (pertanyaan no 5) ada 43 orang (53.8%), waktu penggunaan pemutih kulit wajah

(pertanyaan 6) ada 67 orang ( 83.8%), cara penggunaan (pertanyaan no 7) ada 76 orang

(95.0%), mengkonsultasikan ke dokter (pertanyaan no 8) ada 28 orang (35.0), kulit

cokelat mencegah terjadi kanker kulit (pertanyaan no 9) ada 33 orang (41.3%).

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Pengetahuan Responden

Jumlah (orang) %

Sedang 39 48.8

Baik 41 51.3

Total 80 100.0

Dari tabel 5.7 diatas, tampak bahwa responden yang mempunyai pengetahuan

baik tentang pemutih kulit wajah sebanyak 41 orang (51.3%), yang mempunyai

(42)

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari table 5.1 usia yang paling banyak

menggunakan produk pemutih kulit wajah adalah kelompok usia dewasa muda 15-30

tahun sebanyak 69 orang (86.3%), dan table 5.2 didapatkan 74 orang (92,5%)

berpendidikan tinggi, hal ini mungkin disebabkan pada kelompok wanita usia produktif

serta yang berpendidikan tinggi lebih memperhatikan penampilan. Hal ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yaitu penelitian Budi (2008) pada 59 responden yang

menggunakan produk pemutih kulit wajah adalah kelompok usia dewasa muda sebanyak

(83.1%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak (90.7%). Berdasarkan [tabel 5.3]

tampak bahwa pendapatan respoden yang paling banyak adalah < Rp 5.000.000

sebanyak 56 orang (70%). Dari [tabel 5.5] responden yang mempunyai motivasi baik

sebanyak 60 orang (75.0%), dan motivasi kurang sebanyak 20 orang (25.0%). Dari

[tabel5.5] sumber informasi produk pemutih wajah yang sering dilihat oleh responden

adalah dari televisi sebanyak 64 orang (80%).

Dari 80 orang responden, terlihat pada [table 5.6] responden yang benar dalam

menjawab pertanyaan untuk tingkat pengetahuan tentang pemutih kulit wajah yaitu

sebagai berikut: responden yang mengetahui definisi pemutih kulit (pertanyaan no 1) ada

77 orang (96.3%),responden yang mengetahui efek samping pemutih kulit (pertanyaan

no 2) ada 70 orang (87.5%), responden yang mengetahui bahan pemutih yang dilarang

penggunaannya (pertanyaan no 3) ada 65 orang (81.3%), responden yang mengetahui

kandungan dari pemutih kulit wajah (pertanyaan 4) ada 41 orang (51.3%), responden

yang mengetahui komposisi dari pemutih kulit wajah (pertanyaan no 5) ada 43 orang

(53.8%),responden yang mengetahui lama waktu penggunaan pemutih kulit wajah untuk

mendapatkan hasil yang diharapkan (pertanyaan 6) ada 67 orang ( 83.8%), responden

yang mengetahui cara penggunaan (pertanyaan no 7) ada 76 orang (95.0%), responden

yang berkonsultasi ke dokter (pertanyaan no 8) ada 28 orang (35.0), resposnden yang

mengetahui kulit cokelat dapat terhindar dari kejadian kanker kulit (pertanyaan no 9) ada

33 orang (41.3%). Dari (pertanyaan no 9) ada 33 orang (41.3%) yang menjawab benar

bahwa melamin (pigmen) dapat menghindari kejadian kanker kulit sedangkan 47 orang

lainnya menjawab tidak tahu. Sebaliknya hal ini berbeda dengan penelitian yang

(43)

dipengaruhi pigmen, dan responden yang berkonsultasi ke dokter kulit sebelum membeli

produk pemutih kulit sebanyak 42.0%

Berdasarkan [Tabel 5.7] responden dalam penelitian ini yang berpengetahuan baik

sebanyak 41 orang (51.3%), yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 39 orang

(48.8%). Hasil penelitian ini berbeda bila dibandingkan dengan penelitian Budi (2006)

pada 59 responden yang termasuk kedalam kategori pengetahuan baik sebanyak

(64.42%). Dimana penelitian yang dilakukannya dijumpai lebih separuh dari seluruh

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan

pemutih kulit wajah pada salon kecantikan di kota medan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Dari 80 orang responden penelitian,yang paling banyak menggunakan pemutih

kulit wajah adalah kelompok umur dewasa muda 15-30 tahun sebanyak 69 orang

(86.3%) . sebanyak 74 orang (92,5%) berpendidikan tinggi.

2. Dari pendapatan responden yang paling banyak adalah pendapatan rendah

<Rp5.000.000 sebanyak 56 orang (70%) dan yang berpendidikan tinggi

>Rp5.000.000 sebanyak 24 orang (30%).

3. Dari hasil kue sioner terhadap responden tentang pemutih kulit, didapatkan bahwa

3 orang (3.8%) tidak mengetahui definisi pemutih kulit wajah dan 77 orang lain

(96.3%) mengetahuinya.

4. Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang pemutih kulit

wajah, didapat pengetahuan baik sebanyak 41 orang (51.3%), yang mempunyai

pengetahuan sedang sebanyak 39 orang (48.8%).

5. Sumber informasi yang didapat oleh responden tentang pemutih kulit wajah

berbeda-beda yaitu pada televisi sebanyak 64 orang (80%), majalah 10 orang

(45)

6.2 Saran

1. Kepada pengunjung salon hendaknya tetap berhati-hati sebelum membeli produk

pemutih kulit dan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada orang yang ahli

atau dokter kulit agar terhindar dari kesalahan memilih kosmetik kulit.

2. Biro iklan hendaknya menayangkan iklan produk pemutih kulit wajah sewajarnya

sesuai dengan fungsi dan kegunaannya tanpa melebih-lebihkan untuk melindungi

konsumen dari dampak negatif.

Kepada BPOM sebaiknya membatasi peredaran pemutih kulit yang berbahaya dan

melakukan inspeksi ke pasaran untuk mengetahui dan memastikan bahwa pemutih kulit

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arief, I., 2007. Merkuri di Kosmetik. Available from:

[Accesed 09 April 2010].

Badan POM RI. 2008. Bahan Berbahaya Dalam Kosmetik. In: Kosmetik Pemutih

(Whitening), Naturakos, Vol.II1 No.8. Edisi Agustus 2008. Jakarta. Available

from:

[Accessed : 1 Maret 2010].

Badan POM RI. 2007. Kenalilah Kosmetika Anda, Sebelum Menggunakannya. In: Info

POM, Vol.VII1 No.4. Edisi Juli 2007. Jakarta. Available from:

[Accessed : 11 April 2010].

Badan Pusat Statistik. 2008. Laporan perekonomian Indonesia. 2003 BPS Jakarta.

Available from

James, A.J., 2009. Skin Lightening and Depigmenting Agents, Available from:

Junqueira, L.C., 2007. Histologi Dasar. Jakarta: EGC 355-357.

Nandityasari, I., 2009. Hubungan Antara Ketertarikan Iklan Pond’s di Televisi Dengan

Keputusan Membeli Produk Pond’s Pada Mahasiswa. Skripsi. Surakarta

:Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available from :

AntaraKetertarikanIklanPond’sdiTelevisiDenganKeputusanMembeliProduk

(47)

Notoamodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta:

Rineka Cipta, 127-128.

Purnamawati, S.S., 2009. Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap

Kosmetik Pemutih di Kota Medan Tahun 2009. Tesis. Medan : Program Studi

Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara Medan. Available from :

[Accessed : 2 April 2010].

Wasitaatmadaja S.M., 2002. Anatomi kulit in: djuanda, A., Hamzah, M., Aisyah. S., ed.

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: FKUI, 3-5.

Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea ommunication,

108-121.

Yamin, S., 2008. Ingin Cantik Justru Jadi Penyakit. Available from:

Budi Slamet, 2006. Dampak Pengguna Kosmetik Pemutih Terhadap Kesehatan Kulit

pada Ibu-ibnu di RW II Desa Limpung Kecamatan Limpung Kabupaten

Batang Jawa Tengah Tahun 2005. [Accessed 14 April 2010].

c

helliah Caritha, 2008. Profil Pemilihan dan Penggunaan Produk Pemutih Kulit Wajah.

(48)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dara Saputri

Tempat/Tanggal Lahi : 07 April 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Setia Budi Komplek Tasbih 1 Blok FF no 17 Medan

Riwayat Pendidikan : - Tk Bunggong Seulangga (1993 - 1994)

- SD Negeri 1 Langsa (1994 – 2000)

- MTSN Langsa (2000 – 2003)

- SMA negeri 1 Langsa (2003 – 2006)

(49)

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Berbagai faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan

Pemutih Kulit Wajah (skin bleaching) Pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan

Petunjuk :

1. Isilah identitas pribadi anda

2. Pilihlah jawaban yang menurut anda benar No. Responden :

Pendidikan : 1.Tamat perguruan tinggi/akademi 2.Tamat SMU/sederajat

3. SD/SMP Pekerjaan :

I. Penggunaan Pemutih Kulit Wajah (skin bleaching)

1. Apakah anda menggunakan pemutih kulit wajah? a. Iya ( Lanjutkan ke Pertanyaan No.3 ) b. Tidak ( Lanjutkan ke Pertanyaan No.2 )

2. Sudah berapa lama anda menggunakan Pemutih kulit wajah? a. 6 minggu-6 bulan

b. 6 bulan-1 tahun c. > 1 tahun

3. Apa hasil (manfaat) yang anda dapatkan dari penggunaan Pemutih kulit wajah? a. Kulit wajah menjadi lebih putih

b. Hilangnya bintik-bintik hitam diwajah c. Hilangnya kerutan diwajah

d. Hilangnya jerawat pada wajah

(50)

a. Ya

b. Tidak (Pertanyaan selesai)

II. Pengetahuan responden tentang pemutih kulit wajah

5. Apakah yang dimaksud dengan pemutih kulit wajah?

a. Kosmetik yang digunakan untuk memutihkan kulit

b. Kosmetik yang digunakan untuk memudarkan noda-noda hitam pada wajah c. Tidak tahu.

6. Apakah efek samping pemutih kulit wajah ? a. Kulit terkelupas dan bisa kemerahan. b. Dapat merangsang terjadinya kanker kulit.

c. Timbul bintik-bintik coklat dikulit bila digunakan dalam waktu lama d. Tidak tahu

7. Bahan pemutih kulit wajah (skin bleacing) apa saja yang dilarang penggunaannya? a. Merkuri

b. Hidrokuinon c. Arsen

d. Tidak tahu

8. Apakah anda tahu kandungan / komposisi dari pemutih kulit wajah? a. Ya

b. Tidak

9. Jika tahu, Bahan aktif apa sajakah yang terkandung dalam pemutih kulit ? a. Hidrokuinon

b. Licorice extract dan axtract mulberry c. Vitamin E atau C

d. Tidak tahu

10.Berapa lama pemutih kulit wajah harus digunakan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan tersebut?

a. 6 bulan b. > 6 minggu c. < 6 minggu d. Tidak tahu

11.Bagaimana cara penggunaan pemutih kulit wajah yang tepat ?

a. Dioleskan tipis pada bintik-bintik hitam diwajah atau seluruh wajah b. Tidak tahu

(51)

a. Ya b. Tidak

13.Tahukah anda bahwa kulit yang berwarna cokelat banyak mengandung melanin yang dapat mencegah terjadinya kanker kulit ?

a. Ya

b. Tidak

III. Sumber Informasi

14. Dimana biasanya anda paling sering melihat iklan produk pemutih kulit wajah? a. Televisi

b. Radio c. Majalah d. Lain-lain

15. Merek produk kosmetik pemutih apa yang anda gunakan ? a. Pons

b. Tje fuk c. Makalana d. Lain-lain

III. Pendapatan responden

16. Berapakah pendapatan anda perbulan? a. > Rp 5.000.000,00

b. < Rp 5.000.000,00

c. Pendapatan dari orang tua

IV. Motivasi responden menggunakan pemutih wajah

17. Mengapa anda ingin menggunakan pemutih kulit wajah? d. Agar kulit wajah menjadi lebih putih

e. Hanya untuk menghilangkan bintik-bintik hitam diwajah f. Karena dianjurkan oleh anggota keluarga atau teman g. Mengikuti trend yang sedang berlangsung

18.Apakah anda memakai pemutih kulit wajah karena teman-teman anda menggunakannya ?

a. Ya b. Tidak

19.Apakah dengan kulit wajah menjadi lebih putih dapat meningkatkan rasa percaya diri anda?

a. Ya b. Tidak

(52)

a. Ya b. Tidak

21.Apakah keinginan anda untuk mendapatkan kulit wajah yang putih karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain / pasangan anda ?

(53)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PEMUTIH KULIT WAJAH ( Skin Bleaching ) PADA PENGUNJUNG SALON KECANTIKAN DI KOTA MEDAN

Ibu /saudari yth:

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dara Saputri

Nim : 070100187

Telp : 085266121222 / 08116700989

Alamat : Jalan Setia Budi Komplek Tasbi 1 blok ff n 17 Medan

adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan

melaksanakan penelitian dengan judul: “Berbagai faktor yang mempengaruhi

penggunaan pemutih kulit wajah (skin bleacing) pada pengunjung salon kecantikan di

kota Medan”. Kosmetik pemutih wajah dapat membuat kulit kelihatan lebih putih, tetapi

penggunaanya dapat mengundang bahaya, karena pemutih kulit wajah dapat membuat

kulit terkelupas dan menipis, menimbulkan bercak-bercak hitam pada wajah,

menyebabkan kanker kulit, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

penggunaan pemutih kulit wajah, agar dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang

tidak diinginkan akibat penggunaan pemutih kulit wajah.

Pada pelaksanaan penelitian ini saya akan menggunakan lembar pertanyaan

(kuesioner) sebanyak 21 pertanyaan tentang pemutih kulit wajah. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak yang berkepentingan, untuk

melakukan usaha-usaha perbaikan pada sistem pengamanan dan pengawasan pemutih

kulit wajah di masa yang akan datang. Mengingat hasil penelitian ini sangat diperlukan,

maka saya sebagai peneliti, sangat mengharapkan dan menghargai partisipasi anda dalam

penelitian ini. Namun demikian, tidak ada paksaan dari pihak manapun untuk

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Kulit
Tabel 4.4.1 : Hasil Uji Vailiditas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Usia Pengguna Pemutih kulit wajah                                                Pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)
Tabel 5.5  Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Pengguna Pemutih Kulit Wajah                                  pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat serta penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Proporsi Daun

KASUS LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BLESSING REVOLVER ” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas

Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pemberian Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota

belajar aktif dan mandiri, (2) penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya dengan strategi Kerja Kelompok ini mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa dikarenakan

First, students were able to interpret and read the distant representation of an object (photos) which suggests they had develop an understanding of 3D

Even more upsetting is the opposite possibility: that people won’t ignore the Methodology, but will instead do exactly what it says to do, even when they know doing so will lead

Dalam konteks yang lebih sederhana, pengajaran sejarah sebagai sub sistem dari sistem kegiatan pendidikan, merupakan usaha pembandingan dalam kegiatan belajar, yang