v
ABSTRACT
Benazir Walida, The Analysis Of Working Capital and Cost Efficiency Analysis And It’s
Influence To Profitability at PT. Pos Indonesia, Ltd Bandung, Thesis Department of
Management Faculty of Economics, University Computer Indonesia. Under the guidance of
Prof. Dr. Hj. Ria. Ariawati Ratna, MS., Ak.
Working capital management and cost efficiency is required by the company in order to
heighten the level of profitability. It will be better if working capital available in sufficient
quantities and good cost management is needed to reach cost efficiency. The purpose of this
study is to know the development of working capital, cost efficiency, and profitability as well as
to know the impact on working capital and cost efficiecy influence on profitability partially and
simultaneously.
This research uses descriptive method with quantitative approach. Data needed for this
research is financial statement of the balance sheet and income statements. The sampels for the
study taken since the company become PERSERO for 8 years.
Results of data analysis using SPSS 13 for windows shows that simultaneously working
capital and cost efficiency significantly influence the profitability of 143,987%. Furthermore,
partially only cost efficiency significantly influencing profitability while working capital has
impact but not significant on company.
iv
ABSTRAK
Benazir Walida, Analisis Modal Kerja dan Efisiensi Biaya Serta Pengaruhnya
Terhadap Rentabilitas Pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) Bandung, Skripsi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Hj. Ria. Ratna Ariawati, MS., Ak.
Manajemen modal kerja dan efisiensi biaya sangat diperlukan oleh perusahaan
agar dapat mempertinggi tingkat rentabilitasnya. Modal kerja sebaiknya tersedia
dalam jumlah cukup dan pengelolaan biaya yang baik sangat diperlukan agar efisiensi
biaya dapat tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan
modal kerja, efisiensi biaya, dan rentabilitas serta untuk mengetahui pengaruh modal
kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas baik secara parsial maupun simultan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi. Sampel untuk melakukan penelitian ini diambil dari data
perusahaan sejak berbentuk PERSERO selama 8 tahun.
Hasil analisis data dengan menggunakan
SPSS 13 for windows
menunjukkan
bahwa secara simultan modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh signifikan
terhadap rentabilitas sebesar 143,987%. Selanjutnya secara parsial hanya efisiensi
biaya yang berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas, sedangkan modal kerja
berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap rentabilitas perusahaan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
PT. Pos Indonesia (PERSERO) merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan peran
pemerintah dalam melayani masyarakat seperti keharusan untuk memberikan
kemudahan dalam pelayanan komunikasi, pengiriman barang dan pelayanan
keuangan terhadap pegawai negeri, transmigran, dan pensiunan di daerah
terpencil.
Dalam menjalankan usahanya PT. Pos Indonesia (PERSERO) harus siap
menghadapi persaingan yang ada dengan mengantisipasi dan menghadapi segala
situasi agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha.
Saat ini PT. Pos Indonesia (PERSERO) sedang menghadapi berbagai
masalah serius yang apabila tidak dapat ditangani dengan tepat dapat berdampak
terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Tingkat rentabilitas yang dalam kisaran
nol persen selama beberapa tahun terakhir, meskipun tidak mencerminkan secara
utuh kinerja perusahaan memberikan cukup gambaran potret buram perusahaan.
Jika dibandingkan dengan tingkat rentabilitas perusahaan perposan negara-negara
2
secara umum bisnis perposan apabila ditangani dengan manajemen yang baik
masih memberikan peluang.
Problematik struktural yang dihadapi terutama disebabkan oleh faktor
internal dimana pertumbuhan biaya yang antara lain disebabkan besarnya porsi
belanja pegawai akibat tuntutan kesejahteraan tidak mampu diimbangi dengan
pertumbuhan pendapatan yang memadai.
Beberapa hal yang mempengaruhi berkurangnya pendapatan operasional
karena produktivitas karyawan yang rendah dan manajemen perusahaan yang
kurang kreatif dalam mengelola pelayanan jasa sehingga banyak tertinggal dalam
kemajuan teknologi. Di lain pihak, PT. Pos Indonesia (PERSERO) mengalami
masalah eksternal dimana kondisi persaingan yang sangat tajam dimana banyak
bermunculan pengelola jasa titipan. Selain itu juga konsumen yang beralih ke
produk subsitusi yaitu SMS dan internet. Oleh karena itu, tanpa adanya
langkah-langkah yang radikal atau perubahan yang signifikan maka secara perlahan
PT. Pos Indonesia (PERSERO) mungkin tidak akan bertahan eksis dalam
persaingan atau dengan kata lain terancam kebangkrutan.
Dari observasi pendahuluan yang telah penulis lakukan di PT. Pos
Indonesia (PERSERO) dengan mengambil beberapa sampel yang diperoleh dari
laporan laba rugi dan neraca dari tahun 2000 sampai 2007 diperoleh hasil sebagai
Tabel 1.1 Sampel Survei Awal
Modal Kerja, Efisiensi Biaya dan Rentabilitas Pada PT. Pos Indonesia (PERSERO)
Periode Tahun 2000-2007
Sumber: Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca PT. Pos Indonesia (PERSERO)
Dilihat dari sampel yang diperoleh dari laporan neraca tahun 2000 sampai
2007 ternyata modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan cenderung fluktuatif dari
tahun ke tahun dan pada tahun 2006 dan 2007 perusahaan memiliki modal kerja
yang berasal dari hutang lancar. Hal ini akan menimbulkan pengembalian disertai
bunga yang akan membebankan perusahaan.
Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa efisiensi biaya pada
PT. Pos Indonesia (PERSERO) tidak baik dikarenakan melebihi biaya standar
yang telah ditetapkan yaitu 99,95% sehingga kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa PT. Pos Indonesia (PERSERO) perlu melakukan efisiensi biaya agar dapat
memperoleh laba yang maksimal. Tahun
Modal Kerja ( Aktiva Lancar–
Hutang Lancar)
Rasio Efisiensi Biaya= % Biaya
Sesungguhnya-% Biaya Standar (99,95%)
Rentabilitas
Laba/RugiUsaha X 100 %
Modal Usaha
2000 Rp 146.365.973.189 5,26 % 2,77 %
2001 Rp 221.252.793.715 0,17 % 0,11 %
2002 Rp 432.665.877.600 0,33 % 0,16 %
2003 Rp 549.105.283.543 (5,83%) (2,16 %)
2004 Rp 89.937.413.213 (0,64%) (0,32 %)
2005 Rp 19.813.455.931 (9,5%) (5,09 %)
2006 (Rp 5.057.735.156) (7,3%) (3,76 %)
4
Pada tahun 2001 sampai 2002 tingkat rentabilitas perusahaan dalam
kisaran nol sedangkan tahun 2003 sampai 2007 dapat dilihat bahwa rentabilitas
perusahaan selalu mengalami minus karena pada tahun 2003 sampai 2007
perusahaan mengalami kerugian.
Kinerja keuangan PT. Pos Indonesia (PERSERO) dapat dilihat melalui
rasio rentabilitas. Menurut Bambang Riyanto, (2008:36)
“Rentabilitas adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
dinyatakan dalam persentase.”
Melihat kondisi buruk yang sedang dialami PT. Pos Indonesia (PERSERO)
maka perlu diadakan pengelolaan manajemen yang efektif dan efisien dalam
melakukan kegiatan operasional.
Dalam melakukan kegiatan operasional, suatu perusahaan memerlukan
modal kerja.
Menurut Gitosudarmo, (2000:35)
“Modal kerja yaitu kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan
untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode
tertentu.”
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar
memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak
Selain itu perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya agar dapat
meningkatkan laba.
Menurut Usry, (2004: 12)
“Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya
sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya
standar.”
Efisiensi biaya ini dimaksudkan agar PT. Pos Indonesia (PERSERO)
mampu menjadi pelaku ekonomi yang kuat dan mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Meningkatnya biaya ternyata semakin mengurangi
kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba. Banyak perusahaan yang
tidak memperhatikan adanya kenaikan biaya di luar kemampuan merealisasikan
pendapatannya melalui penjualan.
Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya modal kerja dan efisiensi
biaya yang akan berpengaruh pada rentabilitas perusahaan.
Atas dasar permasalahan inilah, maka penulis merasa terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Modal Kerja dan Efisiensi Biaya
6
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada peneliti menemukan masalah yang
sedang dialami PT. Pos Indonesia (PERSERO), yaitu:
1. Tingkat rentabilitas yang dalam kisaran nol persen selama beberapa
tahun terakhir yang memberikan gambaran buram kondisi perusahaan.
2. Modal kerja yang mengalami penurunan yang signifikan pada tahun
2004 sampai 2007 sehingga menghambat PT. Pos Indonesia
(PERSERO) dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
3. Peningkatan biaya di PT. Pos Indonesia (PERSERO) tidak mampu
diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan menyebabkan inefisiensi
biaya pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).
1.2.2 Rumusan Masalah
Dari masalah yang telah diuraikan, maka timbul beberapa pertanyaan
yang merupakan rumusan masalah penelitian yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana modal kerja pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).
2. Bagaimana efisiensi biaya pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).
4. Seberapa besar pengaruh secara parsial dan simultan antara modal kerja
dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia
(PERSERO).
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui data dan berbagai
informasi mengenai pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas
pada PT. Pos Indonesia (PERSERO), sehingga dapat menjelaskan fenomena yang
terjadi pada variabel-variabel yang terkait.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui modal kerja pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).
2. Untuk mengetahui efisiensi biaya pada PT. Pos Indonesia
(PERSERO).
3. Untuk mengetahui rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh secara parsial dan simultan
antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT.
8
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Akademis
1. Bagi peneliti, sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori
yang diperoleh di perkuliahan terkait modal kerja dan efisiensi biaya
terhadap rentabilitas.
2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin
mengkaji dalam bidang yang sama.
3. Bagi pengembangan ilmu manajemen, memberikan referensi tentang
keterkaitan antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi PT. Pos Indonesia (PERSERO) diharapkan dapat memberikan
informasi tentang pengelolaan modal kerja dan efisiensi biaya yang
baik sehingga dapat digunakan sebagai acuan peningkatan rentabilitas
perusahaan.
2. Bagi manajemen perusahaan dapat memberikan informasi mengenai
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Penulis mengadakan penelitian pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) yang
beralamat di Jalan Cilaki no. 73 Bandung.
1.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari bulan Februari 2010 sampai dengan Juli 2010.
[image:11.612.112.548.330.508.2]Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahap Prosedur Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1 Pengajuan Judul
2 Persiapan Usulan Penelitian 3 Penyusunan Usulan penelitian 4 Seminar Usulan Penelitian
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan dan Analisis Data 7 Penyusunan Skripsi
8 Sidang Skripsi
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Modal Kerja
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar
memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak
mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi
keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja
Menurut Gitosudarmo, (2000:35)
“Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh
perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar
dalam periode tertentu.”
Menurut Bambang Riyanto, (2008:62)
Menurut Bambang Riyanto, (2008:57) modal kerja dibagi menjadi tiga konsep, yaitu:
a) Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang
sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana
yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang
pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah
keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian
ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).
b) Konsep Kualitatif
Pengertian modal kerja disini selain dikaitkan dengan aktiva lancar juga
dikaitkan dengan hutang lancar. Dengan demikian maka sebagian dari
aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial
yang segera harus dilakukan, dimana bagian aktiva lancar ini tidak
boleh digunakan untuk membiayai perusahaan untuk menjaga
likuiditasnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal
kerja netto (net working capital).
c) Konsep Fungsionil
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
12
2.1.1.2 Jenis-jenis Modal Kerja
Bambang Riyanto, (2008:61) menggolongkan jenis-jenis modal kerja
sebagai berikut:
a. Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen
ini dapat dibedakan dalam:
1. Modal kerja primer yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus
ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2. Modal kerja normal yaitu modal kerja yag diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b. Modal kerja variabel adalah modal kerja yang berubah-ubah sesuai
dengan perubahan keadaan dan modal kerja ini dibedakan antara:
1. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena fluktuasi konjungtur.
3. Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah
2.1.1.3 Sumber-sumber Modal Kerja
Menurut S. Munawir, (2007:120) pada umumnya sumber-sumber modal
kerja perusahaan berasal dari :
a. Hasil operasi perusahaan
Jumlah pendapatan yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah
dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja
yang berasal dari hasil operasi perusahaan.
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).
Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah
satu elemen aktiva lancar segera dapat dijual dan akan menimbulkan
keuntungan bagi perusahaan.
c. Penjualan aktiva tidak lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva
tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak
diperlukan lagi oleh perusahaan.
d. Penjualan saham atau obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja, perusahaan dapat menjual saham atau
dapat mengeluarkan obligasi dalam bentuk hutang jangka panjang lainnya
guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
14
2.1.1.4 Kegunaan Modal Kerja
Dalam kesehariannya suatu perusahaan membutuhkan modal kerja yang
cukup untuk membiayai kegiatannya.
Menurut S. Munawir, (2007:116) modal tersebut digunakan untuk:
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal karena turunnya nilai
aktiva lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
c. Memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya-bahaya
atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
d. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa.
Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya
modal kerja adalah sebagai berikut:
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi
pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan dan
pembayaran-pembayaran lainnya.
b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya
penjualan surat berharga atau efek maupun kerugian yang insidentil
c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk
tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.
d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka
panjang atau aktiva tidak lancar lainnya.
e. Pembayaran-pembayaran hutang jangka panjang.
f. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadinya.
2.1.2 Efisiensi
Efisiensi sangat penting diterapkan pada perusahaan agar dapat
mengontrol segala tindakan yang digunakan perusahaan agar hasil yang dicapai
sesuai dengan usaha yang telah dilakukan.
Menurut Mulyadi, (2002 : 63)
“Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu
dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.”
Efisiensi juga berarti rasio antara input dan output atau biaya dan
keuntungan. Efisiensi dalam pekerjaan adalah perbandingan terbalik antara kerja
dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua
16
1. Segi Hasil
Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila dengan usaha tertentu dapat
memberikan hasil maksimal, baik mengenai mutu maupun jumlah satuan.
2. Segi Usaha.
Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila suatu hasil tertentu dapat dicapai
dengan usaha yang minimal. Pengertian usaha dapat dilihat dari lima unsur yaitu
pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda termasuk uang.
2.1.3 Biaya
Biaya secara umum adalah sesuatu yang dikorbankan untuk mencapai
tujuan tertentu. Biaya dibutuhkan untuk semua jenis organisasi, baik itu organisasi
perusahaan maupun organisasi bukan perusahaan. Seberapa besarnya biaya itu
dikeluarkan tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.
2.1.3.1 Pengertian Biaya
Menurut Mulyadi, (2002:8)
“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”
Dari defenisi biaya menurut Mulyadi tersebut ada 4 unsur pokok, yaitu :
1. Biaya merupakan sumber ekonomi
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2.1.3.2 Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi, (2002:14), penggolongan biaya adalah sebagai berikut:
a. Objek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini nama objek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya.
b. Fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu :
1. Biaya Produksi
2. Biaya Pemasaran
3. Biaya Administrasi dan Umum
c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang di biayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau dapat departemen dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat di kelompokkan
menjadi dua golongan :
1. Biaya Langsung
18
d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan sesuatu yang di biayai
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat di
golongkan menjadi:
1. Biaya Variabel
2. Biaya Semivariabel
3. Biaya Semitetap
4. Biaya Tetap
e. Jangka waktu manfaat
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat di golongkan menjadi:
1. Pengeluaran modal
2. Pengeluaran pendapatan
2.1.4 Efisiensi Biaya
Efisiensi biaya sangat diperlukan oleh perusahaan agar realisasi biaya
sesuai dengan biaya yang telah direncanakan. Manajer yang dapat
meminimumkan biaya penggunaan sumber-sumber daya untuk mencapai keluaran
yang telah ditentukan atau dapat memaksimumkan keluaran dengan jumlah
Menurut Carter dan Usry, (2004: 12)
“Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya
sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya
standar.”
Untuk mencapai suatu efisiensi dalam suatu usaha diperlukan suatu
pengendalian karena dengan pengendalian , biaya yang dikeluarkan bisa ditekan
seminimal mungkin. Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya:
a. Pengurangan Biaya
Morine, (1998:3) menyatakan bahwa di dalam bisnis apapun terdapat
tiga kemungkinan cara untuk meningkatkan laba, yaitu:
1. Meningkatkan volume penjualan
2. Meningkatkan harga penjualan
3. Mengurangi Biaya
Oleh sebab itu, salah satu cara di atas yang dapat digunakan untuk
pencapaian efesiensi dengan cara mengurangi biaya, dimana tindakan
20
b. Penggunaan Biaya Standar
Menurut Abas Kartadinata, (2000: 213).
“Biaya Standar dalah biaya yang ditentukan lebih dulu untuk
memproduksikan suatu unit atau sejumlah unit produk dalam jangka
waktu produksi berikutnya.”
Biaya yang ditentukan lebih dulu itu meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Oleh sebab itu biaya standar
merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk berdasarkan
kondisi usaha saat ini.
2.1.5 Rentabilitas
2.1.5.1 Pengertian Rentabilitas
Menurut Bambang Riyanto, (2008:35)
“Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”
Rentabilitas mempunyai arti yang penting bagi perusahaan yaitu bahwa
rentabilitas dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan maka dengan demikian tingkat rentabilitas yang tinggi merupakan
2.1.5.2 Jenis-jenis Rentabilitas
Menurut Bambang Riyanto, (2008:36) disebutkan bahwa rentabilitas dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Rentabilitas Ekonomi
Menurut Bambang Riyanto, (2008:36)
“Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan
laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. “
Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi
hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital/assets). Dengan demikian maka modal yang yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali
perusahaan-perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung
rentabilitas ekonomi.
Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas
ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang
disebut laba usaha (net operating income).
Rentabilitas Ekonomi= Laba Usaha x 100 %
22
b. Rentabilitas Modal Sendiri
Menurut Bambang Riyanto, (2008:44)
“Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang
tersedia bagi pemilik modal di satu pihak dengan modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak.”
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri
adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak
perseroan sedangkan modal yang diperhitungkan adalah modal sendiri
yang bekerja di dalam perusahaan.
2.2. Kerangka Pemikiran
Suatu perusahaan dalam hal ini PT. Pos Indonesia dalam menjalankan
usahanya membutuhkan modal kerja.
Menurut Gitosudarmo, (2000:35)
“Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh
perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar
dalam periode tertentu.”
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal untuk membiayai kegiatan
operasinya sehari-hari. Dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan kembali lagi
masuk ke perusahaan dalam jangka pendek sehingga dapat dipergunakan dalam
Modal kerja yang cukup sangat penting untuk kelangsungan perusahaan,
baik dalam jangka pendek maupun jagka panjang. Apabila perusahaan
kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan
produksinya maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan
keuntungan.
Modal kerja yang terus menurun pada PT. Pos Indonesia (PERSERO)
disebabkan oleh besarnya hutang lancar dibandingkan aktiva lancar. Ada dampak
buruk dari besarnya hutang lancar karena akan menyebabkan besarnya bunga
yang harus dibayar oleh perusahaan.
Laba perusahaan akan terus menurun dikarenakan besarnya biaya tidak
dapat diimbangi oleh pendapatan. Oleh karena itu, perlu ada langkah khusus yang
harus diambil oleh perusahaan. Salah satu cara meningkatkan laba yaitu dengan
efisiensi biaya.
Menurut Carter dan Usry, (2004: 12)
“Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya
sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya
standar.”
Menilai suatu perusahaan telah bekerja secara efektif dan efisien untuk
menghasilkan laba bukan hanya dinilai dari tingkat dana yang besar melainkan
dengan menghitung rentabilitasnya. Dimana diharapkan setiap perusahaan dapat
24
Hal ini dapat dilihat dari pengertian rentabilitas yang dikemukakan oleh
Bambang Riyanto, (2008:35), yaitu sebagai berikut:
“Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”
Banyak teori yang berpendapat bahwa modal kerja dan efisiensi biaya
akan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat rentabilitas. Akan tetapi teori
tersebut tidak selamanya benar dan harus diuji kebenarannya. Hal itu telah
dibuktikan dengan penelitian terdahulu.
[image:26.612.105.577.384.710.2]Tabel 2.1
Tabel Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian/ Tahun Judul Hasil/ Kesimpulan Persamaan Perbedaan Bintang Dwi Ramadhan/ 2005 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Perusahaan Pada PT. Pos Indonesia
(PERSRERO) Bandung
Modal kerja tidak berpengaruh terhadap rentabilitas perusahaan. Variabel bebas X1 (Modal Kerja) dan Variabel terikat Y (Rentabilitas)
1. Metode statistika menggunakan uji
paramentas r.
2. Metode penelitian yang digunakan hanya
metode deskriptif.
Maisyaroh Sulistyoningsi/
2006
Analisis Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia Menggunakan X-Efisiensi Pengukuran X-Efisiensi dapat diterima dalam melakukan analisis efisiensi
biaya
Variabel bebas X2 (Efisiensi Biaya)
1. Unit analisis adalah
pada Bank Umum
Syariah di Indonesia.
2. Menggunakan uji asumsi klasik yang mencakup pengujian multikolinearitas,
autokorelasi dan
Moch Toha Inderato /2007
Pengaruh Efisiensi Modal Kerja
Terhadap Rentabilitas Pada
Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Kabupaten Wonogiri Tahun 1996-2005 Pengaruh signifikan efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas Variabel bebas X1 (Modal Kerja) dan Variabel Terikat Y (Rentabilitas)
1. Unit analisis adalah pada Pusat Koperasi.
2. Hanya menggunakan uji F. Purbo Kusmardani/ 2007 Pengaruh Efisiensi Pengedalian Biaya dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI Kota Semarang Tahun 2005 Efisiensi biaya dan perputaran modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Variabel terikat Y (Rentabilitas)
1. Unit analisis pada KPRI Kota Semarang
Tahun 2005.
2. Menggunakan evaluasi ekonometri, seperti uji normalitas,
uji multikolenieritas, dan uji heterokesdatisitas. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat ditunjukkan hasil
yang tidak konsisten untuk waktu dan tempat berbeda. Maka dari itu penelitian ini
dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris
mengenai modal kerja dan efisiensi biaya.
Teori Penghubung Modal Kerja dan Efisiensi Biaya Terhadap Rentabilitas
Menurut S. Munawir, (2007:33)
26
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dapat diukur dengan
rentabilitas perusahaan tersebut. Apabila rentabilitas yang dicapai tinggi, berarti
perusahaan tersebut mempunyai kemampuan menghasilkan laba yang tinggi.
Rentabilitas yang tinggi dapat dicapai dengan menekan biaya operasional.
Semakin tinggi tingkat efesiensi biaya, akan semakin tinggi tingkat rentabilitasnya
dan sebaliknya bila semakin tidak efesien dalam penggunaan modal kerja akan
semakin rendah rentabilitasnya.
Paradigma mengenai pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya terhadap
[image:28.612.117.558.366.594.2]rentabilitas perusahaan adalah seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.1
Paradigma Pengaruh Modal Kerja dan Efisiensi Biaya Terhadap Rentabilitas
Modal Kerja (X1) - Aktiva Lancar
- Hutang Lancar
Gitosudarmo (2000:35)
Rentabilitas (Y)
Bambang Riyanto (2008:35) Efisiensi Biaya (X2)
- Biaya Standar - Biaya Sesungguhnya
2.3. Hipotesis
“Adanya pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas
28 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
objek penelitian, yaitu:
1. Modal Kerja
2. Efisiensi Biaya
3. Rentabilitas
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif.
Menurut Husein Umar, (2002:55)
Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan fakta-fakta atau kejadian yang ada dan kemudian diolah menjadi data dan selanjutnya diadakan suatu analisis yang pada akhirnya akan menghasilkan hipotesa.
Metode deskriptif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor
1, 2 , dan 3 yaitu untuk menggambarkan atau menganalisis modal kerja, efisiensi
Menurut Husein Umar, (2002:55)
Metode verifikatif merupakan metode yang digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesa. Dengan metode ini peneliti dapat mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependennya.
Metode ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 4 yaitu seberapa besar pengaruh secara parsial dan simultan antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian.
Menurut Sugiyono, (2007:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti
teori sebagai berikut:
Proses penelitian meliputi:
1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian
30
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Masalah
Peneliti melakukan survei awal untuk menentukan fenomena yang terjadi
untuk dijadikan sebagai sumber masalah sebagai dasar penelitian.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan
melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan
penemuan yang relevan.
3. Konsep dan Teori yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara, maka peneliti
dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir.
Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan
sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian. Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis
yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang
merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan
yang rasional.
4. Pengajuan Hipotesis
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)
maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah
dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk
menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya
kriteria pengetahuan yang rasional. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini
adalah modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh terhadap rentabilitas..
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian
yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat
ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan
pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang
lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode
survei dengan teknik analisis data menggunakan metode statistik deskriptif dan
kuantitatif.
6. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen pada penelitian ini berbentuk rasio dan data keuangan perusahaan
berupa laporan keuangan dalam bentuk annual report. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji
32
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel
penelitian kedalam subvariabel, dimensi, indikator sub vaiabel, dan pengukuran.
Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan
indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara
konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.
Sesuai dengan masalah penelitian tersebut, maka terdapat 3 jenis variabel
yang digunakan yaitu :
1. Variabel Independent (X1) dalam penelitian ini adalah modal kerja.
2. Variabel Independent (X2) dalam penelitian ini adalah efisiensi biaya.
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat dilihat pada
[image:35.612.77.575.244.701.2]tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL KONSEP VARIABEL INDIKATOR Ukuran Sumber
Data
Skala
Modal Kerja (Varibel X1)
Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.
Gitosudarmo (2000:35)
- Aktiva Lancar - Hutang Lancar
Modal Kerja= Aktiva Lancar - Hutang
Lancar
Rupiah Laporan Neraca
Rasio
Efisiensi Biaya (Variabel X2)
Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya standar.
Carter dan Usry (2004: 12)
- Biaya Standar - Biaya
Sesungguhnya
Rasio Efesiensi Biaya= % Biaya standar - % biaya sesungguhnya % Laporan Laba Rugi Rasio Rentabilitas (Variabel Y)
Rentabilitas adalah
perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut
dan dinyatakan dalam
persentase.
Bambang Riyanto (2008:36)
Tingkat Rentabilitas Ekonomi=
34
3.2.3 Metode Penarikan Sampel Menurut Sugiyono, (2007:115)
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi yang digunakan penulis
pada penelitian ini adalah laporan neraca dan laporan laba rugi pada PT. Pos
Indonesia (PERSERO).
Menurut Sugiyono, (2007:116)
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Penarikan sampel merupakan suatu praktik statistik yang berhubungan
dengan pemilihan observasi individual yang ditujukan untuk memahami populasi
yang terkait, khususnya untuk kepentingan pembuatan inferensi statistik.
Masing-masing observasi dilakukan untuk mengukur satu atau lebih karakteristik dari
entitas yang dapat diamati yang dihitung untuk membedakan objek-objek yang
diamati.
Adapun metode penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah
rancangan sampel non probabilitas. Menurut Sugiyono, (2001:120)
“Non probability sampling adalah metode pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
Adapun jenis teknik sampling non probabilitas yang digunakan oleh
peneliti adalah sampling purposive. Menurut Sugiyono, (2007:122)
“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.”
Adapun sampel yang digunakan oleh peneliti adalah laporan keuangan
PT. Pos Indonesia (PERSERO) dari tahun 2000 sampai 2007 dimana pada tahun
tersebut terjadi penurunan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan.
3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.4.1 Jenis Data
Pada jenis data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif yang
dinyatakan dengan angka-angka, rumus-rumus dan perbandingan terutama
analisis laporan keuangan perusahaan. Sedangkan pada sumber data, data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Data primer
Merupakan data yang dikumpulkan langsung dan berhubungan secara
langsung dengan penelitian yang dilaksanakan.
b. Data sekunder
Merupakan data pendukung data primer, baik berupa data sekunder
internal jika berasal dari organisasi perusahaan maupun data sekunder
36
Adapun Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder yang berasal dari
laporan keuangan pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) yang telah dipublikasi.
3.2.4.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara perolehan data yang diterapkan
peneliti. Untuk memperoleh data primer penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
• Pengamatan (Observasi)
Penulis mengadakan pengamatan langsung ke lokasi tempat penelitian
untuk mengetahui secara langsung keadaan yang sebenarnya serta
mengukur pencatatan secara cermat dan sistematis sehingga data yang
diperoleh merupakan data yang sebenarnya.
• Wawancara
Penulis mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab langsung
tentang masalah yang diajukan dalam penelitian terhadap pihak
manajemen PT. Pos Indonesia (PERSERO).
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam
memperoleh data sekunder, yaitu melalui:
• Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengumpulkan teori-teori yang
mendasari penelitian, yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan
analisis terhadap data dan informasi yang didapatkan dari perusahaan.
lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Penulis lakukan yaitu
dengan melakukan studi pustaka yang berhubungan dengan modal kerja,
efisiensi biaya, dan rentabilitas guna mendapatkan informasi-informasi
lain yang lebih akurat selain dari pihak perusahaan.
• Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2008:82) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang, bisa berbentuk catatan harian, foto, gambar,
dan sejarah kehidupan. Dalam penelitian ini metode dokumentasi
digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan modal
kerja, efisiesnsi biaya, dan rentabilitas.
3.2.5 Metode Analsisis dan Perancangan Hipotesis 3.2.5.1 Metode Analisis
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis lebih lanjut dengan
alat-alat bantu, berupa dasar-dasar teori yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti, dan dapat digunakan
untuk menarik kesimpulan.
Untuk melakukan pengujiannya diperlukan serangkaian langkah yang
akan dimulai dari operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, penentuan
38
Adapun analisis penelitiannya akan dilakukan melalui analisis deskriptif
dan verifikatif.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian kesatu,
kedua, dan ketiga. Maksud dan tujuan digunakannya metode ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana kebenaran atas informasi yang didapat, apakah dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak.
Langkah-langkah analisis deskriptif dengan melakukan perbandingan
tahun dasar dengan tahun sekarang kemudian dibuat dalam bentuk grafik.
Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis setiap variabel yang
ada adalah dengan meggunakan metode analisis rasio.
Menurut Amin Wijaya, (2002:138)
“Metode analisis rasio adalah cara analisis dengan mempergunakan
perhitungan-perhitungan rasio atas kuantitatif yang disajikan dalam neraca
maupun rugi laba.”
a. Analisis Rasio Efisiensi Biaya
Menurut Carter dan Usry, (2004: 12)
“Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya
dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya standar.”
Untuk mencapai suatu efisiensi dalam suatu usaha diperlukan suatu
seminimal mungkin. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan biaya
standar.
Untuk menghitung rasio efesiensi biaya dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
% Biaya sesungguhnya = Total Biaya Usaha X 100 %
Pendapatan Operasional Bruto
Biaya standar yang digunakan pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) adalah
sebesar 99,95%. Hal tersebut dapat diperoleh berdasarkan pertimbangan dari
manajemen perusahaan yang berharap perusahaan dapat memperoleh laba 3
Miliar dengan Pendapatan sebesar 6 Triliun.
Biaya Standar = Rp 6.000.000.000.000 – Rp 3.000.000.000
= Rp 5.997.000.000.000
Biaya Standar dinyatakan dalam % = Rp 5.997.000.000.000 ×100 %
Rp 6.000.000.000.000
= 99,95%
40
b. Analisis Rasio Rentabilitas
Menurut Bambang Riyanto, (2008:36)
“Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal
sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
dinyatakan dalam persentase.”
Untuk menghitung rasio rentabilitas ekonomi dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
2. Analisis Verifikatif
Digunakan untuk menjawab tujuan penelitian keempat yaitu seberapa
besar pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh secara parsial
maupun simultan terhadap rentabilitas. Dengan menggunakan analisis sebagai
berikut :
a. Anaisis regresi berganda (Multipel)
Menurut Umi Narimawati (2008: 5) analisis regresi berganda ialah:
“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval”.
Analisis regresi berganda bertujuan untuk menerangkan besarnya pengaruh
modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia
(PERSERO). Persamaan analisis regresi berganda secara umum untuk menguji
hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2007:278)
Persamaan Regresi Berganda untuk dua prediktor adalah:
Dimana:
Y = Tingkat Rentabilitas
a = Konstanta Regresi
b1 = Koefisien Regresi
b2 = Koefisien Regresi
X1 = Modal Kerja
X2 = Efisiensi Biaya
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi ini membahas mengenai hubungan antara variabel X dan
variabel Y, sedangkan ukuran yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar
hubungan atau seberapa kuat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel
tersebut dinamakan dengan koefisien korelasi. Langkah-langkah yang digunakan
42
1. Korelasi Berganda(Multiple Correlation)
Sedangkan untuk korelasi simultan antara variabel independen (X1,X2) dengan
variabel dependen (Y) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
1 1 2 2
2
1 b XY b XY
RYX X
Y2
2. Korelasi Linear
Korelasi ini digunakan untuk mengukur derajat hubungan serta arah hubungan
secara parsial antara variabel independen (X1,X2) dengan variabel dependen
(Y). Dengan rumus korelasi linier sebagai berikut:
2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n i i i i XYr
Dimana :r = Koefisien korelasi
Xi = Variabel independen (X1,X2)
Y = Variabel dependen
Nilai koefisien baik secara parsial maupun simultan harus terdapat dalam
batas -1≤R≤1. Untuk menentukan tingkat hubungan dari koefisien korelasi
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Untuk menentukan tingkat ketepatan penulis mendasarkan pada ketetapan
[image:45.612.126.499.296.477.2]yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:183), adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tingkat Hubungan Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.00 Sangat kuat
(Sumber : Sugiyono, 2004:183)
Nilai koefisien korelasi menurut Husein Umar (2000:47) berkisar antara -1
sampai +1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut :
Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu
makin besar variabel X maka semakin besar variabel Y.
Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu
semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar variabel Y atau
44
Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X
dengan variabel Y.
c. Koefisien Determinasi
1. Koefisien determinasi secara simultan
Digunakan untuk mengetahui berapa persentase variabel modal kerja
dan efisiensi biaya dengan rentabilitas, maka penulis menggunakan
rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
KD = r² x 100 %
Dimana:
KD = Koefisien Determinasi
R = Koefisien Korelasi
2. Koefisien determinasi secara parsial
Digunakan untuk mengetahui berapa persentasi variabel:
Modal kerja terhadap rentabilitas
Efisiensi biaya terhadap rentabilitas
Maka penulis menggunakan rumus koefisien determinasi yaitu:
Dimana :
B = standar koefisien Beta (nilai b1,b2)
3.2.5.2 Perancangan Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007: 377) hipotesis adalah:
”Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakah pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima atau tidak”.
Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berupa hubungan yang ada
antara variabel independen (variabel X) itu sendiri dan ada atau tidaknya
pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen (variabel X) terhadap
variabel dependen (variabel Y) secara langsung.
Sedangkan untuk menguji hubungan variabel-variabel penelitian dapat
menggunakan korelasi ganda (multiple correlation) dan untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis, digunakan statistik uji t untuk korelasi pearson
dan uji F untuk korelasi ganda.
Rancangan pengujian hipotesis ini akan dimulai dengan penetapan
hipotesis penelitian, kemudian akan dilakukan pemilihan dan perhitungan tes
statistik serta penetapan tingkat signifikansi. Hipotesis yang akan diuji dan
dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan dari
variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Pengujian hipotesis yang
dilakukan adalah pengujian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa koefisien
korelasi tidak berarti atau tidak signifikan sedangkan hipotesis alternatif (Hi)
menyatakan bahwa koefisien korelasinya berarti atau signifikan.
1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Pengujian hipotesis secara simultan, dapat dilakukan dengan langkah-langkah
46
a. Menentukan Hipotesis Penelitian
Ho: = 0 : Modal kerja dan efisiensi biaya secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
Hi: ≠ 0 : Modal kerja dan efisiensi biaya secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap rentabilitas.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% (α = 0,05) dengan derajat
kebebasan (db = n-k-1)= 8-2-1=5
Dimana:
n = ukuran sampel
k = banyaknya variabel bebas
c. Uji Signifikansi F
Untuk menguji model regresi yang menjelaskan bentuk hubungan dan
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan uji F,
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
F
hitung
= R e
( R e )
/
/ 1
g r e s i
s i d u
J K k
Dimana:
JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas
d. Pengambilan Kesimpulan
Nilai F dari hasil perhitungan diatas kemudian diperbandingkan dengan
Ftabel atau Fhitung yang diperoleh dengan mempergunakan tingkat resiko atau
significance 5% dan degree of freedom pembilang dan penyebut, yaitu V1 = k dan
V2 = (n-k-1) dimana kriteria yang digunakan adalah:
jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima
jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak
Bila terjadi penerimaan H0, maka dapat diartikan sebagai tidak
signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan
tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara
48
Daerah Daerah
Penerimaan Ho Penolakan Ho
0 F tabel
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 (uji F)
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh signifikan antar variabel penelitian. Pengujian hipotesis secara
parsial dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan Hipotesis Penelitian
1. Ho: = 0: Modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
Hi: ≠ 0 : Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
2. Ho : = 0: Efisiensi Biaya tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% (α = 0,05) dengan derajat
kebebasan (db = n - 2) = 8 - 2 = 6
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel
c. Mencari t Hitung
Mencari t hitung 2 pihak dengan menggunakan software SPSS 13.0 atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1 2
( 1 x2..xk) 1 2
(1 ) ( 1)
yx
y x x x
P t
R C R
n k
dimana :
R = koefisien korelasi
Pyxn = perkalian Matrik Invers dengan Matrik Transpose Y
n = jumlah data
d. Pengambilan Kesimpulan
1). H0 diterima jika nilai hitung statistik uji (thitung) berada di daerah
penerimaan H0, dimana -ttabel<thitung<ttabel
2). H0 ditolak jika nilai hitung statistik uji (thitung) berada di daerah penolakan
50
Gambar 3.2
51 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Sejarah perkembangan PT. Pos Indonesia (PERSERO) erat hubungannya
dengan sejarah yang telah melalui beberapa zaman, yaitu zaman penjajahan
Belanda, zaman penjajahan Jepang, serta zaman kemerdekaan Indonesia. Kantor
Pos pertama yang didirikan di Indonesia adalah di Jakarta pada tanggal 26
Agustus 1746 oleh Gubernur Jenderal GW Van Wheff bersama dengan
ditemukannya telegraf dan telepon yang disingkat PTT. Pada tahun 1764 Dinas
Pos sebagai jawatan berada dibawah pengawasan Directure Production On Avile Magazine Tahun. Tahun 1875 dinas pos disatukan dengan dinas telegraf dan disebut Post en Telegraf. Sejak tahun 1884 jawaban telepon disatukan sehingga mulai tahun 1906 disebut dengan post telegraf en telepondients (PTT). Pada tahun 1922 kantor pos pusat PTT yang semula di Wel Hevreden (Gambir-Jakarta)
pindah ke gudang Bungerlijke Openbabe Worken (BOW) yang saat ini lebih dikenal dengan dinas pekerjaan umum di Bandung.
Selama dalam pedudukan Jepang, jawatan PTT terpecah-pecah mengikuti
struktur organisasi pemerintahan militer Jepang sehingga pada masa itu terdapat
jawatan PTT swasta, Jawa, Sulawesi, dll. Sejak tanggal 17 Agustus 1945
diproklamasikan, namun penyerahan jawatan PTT dari tangan Jepang ke tangan
52
Oleh karena itu pada tanggal 27 September 1945 pemuda yang bergabung dalam
angkatan muda PTT dengan gagah berani merebut kekuasaan sebagai Hari Bhakti
Parpostel. Sebagai kepala jawatan PTT yang pertama adalah Mas Soeharto
didampingi oleh R.Pijar sebagai wakilnya. Kemudian perkembangan selanjutnya
jawatan PTT sebagai perusahaan negara yang bersumber pada IBW (Indesche Bedrjun Wef) dinyatakan telah memenuhi syarat untuk dijadikan perusahaan negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 19
tahun 1966 yang menyatakan bahwa semua perusahaan yang seluruh modalnya
merupakan kekayaan negara maupun karena nasionalisasi berdasarkan
Undang-Undang No. 8 tahun 1928 menjadi perusahaan negara.
Melihat perkembangan tersebut keluarlah Peraturan Pemerintah No. 240
tahun 1965 menyatakan PN Postel dipisah menjadi PN Telekomunikasi diatur
dengan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1965 dan PN Pos dan Giro dengan
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1965.
Selanjutnya, sesuai dengan Undang-Undang No. 9 tahun 1964 yang
menetapkan status BUMN menjadi perusahaan jawatan perusahaan Pos dan Giro
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 Dengan Peraturan
Pemerintah No. 3 tahun 1983 ditetapkan tata cara pengawasan dan pembinaan
perusahaan jawatan, perusahaan umum, dan perusahaan PERSERO untuk
menyesuaikan diri dengan ketentuan tersebut Peraturan Pemerintah No. 9 tahun
No. 24 tahun 1084, dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1995
tanggal 27 Februari 1995 Perum Pos dan Giro berubah status menjadi PT. Pos
Indonesia (PERSERO) sejak tanggal 20 Juni 1995 denan akta notaris Soetjipto,
SH No. 117.
Visi dan Misi perusahaan sesuai dengan keputusan Direksi Nomor
32/Dirut/2000 tentang penyempurnaan visi dan misi adalah sebagai berikut:
1. Visi
“Pos Indonesia adalah penyedia jasa pos yang berbasis informasi dan bernilai
tinggi bagi masyarakat diseluruh nusantara serta dapat berkompetisi dalam
industri global.”
2. Misi
a. Mengelola perusahaan sesuai dengan prinsip bisnis yang sehat dengan
didukung oleh teknologi tepat guna dan sumber daya manusia yang
professional.
b. Menyediakan layanan komunikasi, logistik, transaksi keuangan dan
layanan pos lainnya yang memiliki nilai tambah tinggi bagi kepuasan
pelanggan.
c. Mengembangkan usaha yang memiliki daya saing kuat, baik di pasar
54
d. Memberikan pelayanan untuk kemanfaatan umum yang menjangkau
seluruh pelosok tanah air dengan perlakuan yang sama guna memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa serta memperat hubungan antar bangsa.
4.1.2 Struktur Organisasi
PT. Pos Indonesia (PERSERO) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) di lingkungan Departemen Perhubungan, dipimpin oleh suatu direksi
yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bentuk
struktur yang digunakan PT. Pos Indonesia (PERSERO) adalah bentuk Line and Staf Organization (Garis dan staf), bentuk ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kesatuan perintah Struktur organisasi
PT. Pos Indonesia (PERSERO) berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Pos
Indonesia (PERSERO) Nomor 28A/DIRUT/ 1999 tentang organisasi, disusun
dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat pusat, tingkat daerah, dan tingkat unit
pelaksana teknis.
Organisasi tingkat pusat terdiri atas :
1. Direksi
2. Direktorat Operasi
3. Direktorat Perencanaan, Teknis dan Sarana
4. Direktorat Keuangan
5. Direktorat Sumber Daya Manusia
7. Sekretariat Perusahaan
8. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Adapun struktur organisasi pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (PERSERO)
[image:57.612.149.496.211.491.2]secara jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.1
56
4.1.1 Deskripsi Tugas
Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari struktur organisasi
tingkat pusat:
1. Direksi
a. Memimpin, mengurus dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan
perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perusahaan.
b. Menyiapkan rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran
tahunan perusahaan.
c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai perseroan sesuai dengan
peraturan kepegawaian.
d. Menetapkan gaji, pension atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi
para pegawai perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi
perusahaan.
e. Memberikan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya perusahaan,
baik dalam bentuk laporan tahunan, maupun laporan berkala menurut cara
dan waktu yang telah ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan.
2. Direktorat Operasi
a. Membina dan mengendalikan kegiatan pelayanan jasa komunikasi, logistik
serta jasa keuangan atau keagenan dan filateli, baik untuk hubungan dalam
b. Membina dan mengembangkan operasi pelayanan serta jaringan unit dan
titik layanan.
c. Mengendalikan dan mengelola kegiatan usaha bisnis pelayanan jasa.
d. Menetapkan jaringan lalu lintas pos dan jaringan layanan serta kebijakan
penetapan modal transportasi serta pengembangan fasilitas fisik pelayanan.
3. Direktorat Perencanaan, Teknik dan Sarana
a. Melakukan pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan perencanaan
strategis serta pengelolaan dan pengolahan data.
b. Menetapkan kebijakan dan analisis kebutuhan teknologi dan sarana
kebutuhan teknologi.
c. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan Direktorat Perencanaan,
Teknik dan Sarana.
4. Direktorat Keuangan
a. Melakukan pengendalian keuangan perusahaan meliputi penetapan dan
pengembangan kebijaksanaan sistem dan prosedur akuntansi keuangan
anggaran dan investasi serta struktur biaya dan harga pokok industri.
b. Melakukan pengelolaan keuangan melliputi penetapan pengembangan
kebijaksanaan pengelolaan keuangan, pengelolaan kas dan pengendalian
58
5. Direktorat Sumber Daya Manusia
a. Melakukan pengelolaan dan penyelenggaraan pelatihan sumber daya
manusia.
b. Melakukan perencanaan dan pengembangan pengorganisasian dan sistem
manajemen.
c. Melakukan pengelolaan kesejahteraan.
6. Satua Pengawas Intern (SPI)
a. Melakukan pemeriksaan, pengujian, dan penilaian terhadap pengendalian
manajemen, peningkatan pengekonomisan, keefesienan dan keefektifan.
b. Melakukan pemeriksaan, pengjian dan penilaian terhadap pengolahan dan
pertanggung jawaban keuangan serta kinerja usaha.
c. Melakukan pengkoordinasian pengelolaan tugas pemeriksaan serta
melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pengawasan intern.
7. Sekretaris Perusahaan
a. Melakukan penyelenggaraan kesekretariatan direktur utama,
pengkoordinasian dan penyajian informasi perusahaan.
b. Melakukan penyelenggaraan hubungan masyarakat dan keprotokolan.
c. Melakukan penelahaan perundang-undangan, penanganan masalah hukum
dan perikatan.
d. Melakukan penyelenggaraan hubungan kerjasama luar negeri atau
e. Melakukan penyelenggaraan dan pengelolaan rumah tangga kantor pusat.
8. Pusat Perencanaan dan Penelitian Terapan
a. Melakukan penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan penelitian terapan,
baik dalam bidang operasi maupun non operasi yang tidak dapat
memberikan manfaat yang layak bagi perusahaan guna menunjang
keberhasilan perusahaan.
b. Melakukan penyelenggaraan kerjasama teknik dan proyek.
PT. Pos Indonesia (PERSERO) menggunakan sistem desentralisasi dalam
hal struktur organisasi dan pendelegasian wewenang dalam perusahaan. Hal ini
terlihat adanya direktorat-direktorat yang memegang kekuasaan dan bertanggung
jawab langsung kepada direktur utama sehingga para karyawan yang berada
dibawah kepemimpinan direktorat-direktorat tidak bertanggung jawab secara
langsung kepada direktur utana, tetapi bertanggung jawab dan melaksanakan
perintah dari direktur masing-masing
Struktur organisasi tingkat wilayah PT. Pos Indonesia (PERSERO)
dibedakan dalam 3 tipe, yaitu Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Wilayah pos dipimpin
oleh Kepala Wilayah Pos (Kanwilpos) yang bertanggung jawab kepada Direksi
PT. Pos Indonesia (PERSERO).
Wilayah usaha pos ini terbagi menjadi:
1. Sekretariat Wilayah