• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR DAN FUNGSI MOLEKUL PROTEIN.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRUKTUR DAN FUNGSI MOLEKUL PROTEIN.docx"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

Bioteknologi Molekul

PENGEMBANGAN TEKNIK ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI MOLEKUL PROTEIN

OLEH:

NOVAYANI PAGILING (H311 14 014) RIRIN HANDAYANI (H311 14 016) WAHYUNI EKA NANDA (H311 14 017) HELEN SALUDUNG (H31 114 018)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah

dengan judul “Pengembangan Teknik Analisis Struktur dan Fungsi Molekul

Protein” yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mengetahui perkembangan dari teknik analisis dan fungsi dari molekul

protein.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dulu meminta maaf yang

sebesar-besarnya bila makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan ada kata-kata penulis

yang menyinggung perasaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Sekian dan terima kasih.

Makassar, 9 Oktober 2017

Penulis

DAFTAR ISI

(3)

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan ...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1 Protein...3

2.2 Struktur Protein...4

2.3 Teknik Analisis Struktur Protein...7

2.4 Fungsi Molekul Protein...13

2.5 Hubungan Struktur dan Fungsi Molekul Protein...15

BAB III PENUTUP...23

3.1 Kesimpulan...23

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein merupakan ikatan antara asam amino yang membentuk rantai

yang panjang. Ikatan antara asam amino tersebut dinamakan ikatan peptida.

Ikatan peptida merupakan ikatan antara dua asam amino dimana gugusan

karboksil dan ikatan amina dari dua asam amino yang berlainan bereaksi.

Protein merupakan molekul penyusun tubuh kita yang terbesar setelah air. Hal

ini mengindikasikan pentingnya protein dalam menopang seluruh proses

kehidupan dalam tubuh (Iskandar, 1974).

Prediksi struktur protein merupakan bagian penting dari ilmu protein.

Struktur protein telah bereksperimen selama beberapa dekade terakhir dengan

metode fisika dan kimia. Awal rangkaian protein dimulai pada awal tahun 1950an

setelah sekuensing lengkap insulin dan kemudian ribonuklease. Langkah kunci

menuju peningkatan pesat jumlah protein sekuensing pada tahun 1980an adalah

pengembangan sekuens otomatis yang diikuti oleh kemajuan spektrometri massa

untuk identitas struktur. Pengetahuan struktural sangat penting untuk pemahaman

kehidupan yang lengkap pada tingkat molekuler. Pemahaman tentang struktur

protein dapat menyebabkan derivasi fungsi dan mekanisme aktivitas protein.

Bioinformatika adalah pendekatan baru dalam penelitian terbaru mengenai

analisis sekuens dan prediksi struktur protein (John, dkk., 2011).

Dengan munculnya bioinformatika, telah dimungkinkan untuk memahami

hubungan antara urutan asam amino dan struktur tiga dimensi pada protein.

(5)

tidak hanya untuk memperoleh sarana penyimpanan dan pengambilan data urutan

yang efisien, namun juga untuk merancang lebih banyak alat analisis. Dengan

demikian, ada kebutuhan terus menerus untuk mengubah informasi sekuens

menjadi pengetahuan biokimia dan biofisik; untuk menguraikan petunjuk

struktural, fungsional dan evolusioner yang dikodekan dalam bahasa urutan

biologis. Informasi urutan protein disimpan dalam database yang tersedia di ranah

publik untuk mengakses, menganalisis dan mengambil data urutan dan struktur.

Secara umum, database protein dapat diklasifikasikan sebagai database primer dan

sekunder, database pola protein komposit dan database klasifikasi struktur.

Database primer dan sekunder membahas berbagai aspek analisis protein, karena

mereka menyimpan berbagai tingkat informasi protein (John, dkk., 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Bagaimana teknik analisis struktur molekul protein? 2. Apa fungsi molekul protein?

3. Bagaimana Hubungan struktur dan fungsi molekul protein?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Mengetahui teknik analisis struktur molekul protein. 2. Mengetahui fungsi molekul protein.

3. Memahami hubungan struktur dan fungsi molekul protein.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Protein

Istilah protein diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakar kimia

Belanda bernama Mulder, yang merupakan salah satu dari orang-orang pertama

(6)

menyimpulkan peranan inti dari protein dalam sistem hidup dengan menurunkan

nama dari bahasa Yunani proteios, yang berarti “bertingkat pertama”. Protein

merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel.

Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem

komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel.

Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju pada protein

khususnya hormon, antibodi dan enzim (Iskandar, 1974).

Semua jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam

amino. Setiap jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas.

Di dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran

internal yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma,

nukleus dan badan golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada

tempatnya. Protein-protein yang terlibat dalam reaksi biokimia sebagian besar

berupa enzim banyak terdapat di dalam sitoplasma dan sebagian terdapat pada

kompartemen dari organel sel (Iskandar, 1974).

Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen.

Ketika berada di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Protein

merupakan komponen utama bagi semua benda hidup termasuk mikroorganisme,

hewan dan tumbuhan. Protein merupakan rantaian gabungan 22 jenis asam amino.

Protein ini memainkan berbagai peranan dalam benda hidup dan

bertanggungjawab untuk fungsi dan ciri-ciri benda hidup (Iskandar, 1974).

Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung N

(15,30-18%), C (52,40%), H (6,90-7,30%), O (21- 23,50%), S (0,8-2%),

disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat dan lemak), dan S kadang-kadang P,

Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka

(7)

secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan

makanan atau bahan lain (Sudarmaji, dkk., 1989).

Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena

urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang

terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang

mengarahkan biosintesis protein. Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh

(Page, 1997):

1. Susunan kimia yang khas, setiap protein individual merupakan senyawa murni 2. Bobot molekular yang khas, semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari

protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya

yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun

aktivitas biologisnya.

3. Urutan asam amino yang khas, urutan asam amino dari protein tertentu adalah

terinci secara genetik. 3.2 Struktur Protein

Ada 20 asam amino di alam yang terdiri dari konfigurasi-L yang

membentuk semua jenis protein dan diklasifikasikan sebagai asam amino alifatik,

aromatik, asam, basa, hidroksik, sulfur dan amidik. Struktur utama protein berada

dalam urutan linier urutan asam amino sepanjang rantai polipeptida. Asam amino

telah disebutkan dalam kode tiga huruf dan dalam beberapa tahun terakhir, dengan

(8)

Asam amino yang membentuk urutan yang disebut residu untuk

menunjukkan komposisi polipeptida. Urutan utama protein dapat divisualisasikan

sebagai kode huruf tunggal yang mengalir dari kiri ke kanan dengan ujung kiri

yang membentuk N-terminal (kelompok amino) dari residu asam amino pertama

dan ujung kanannya merupakan terminal C (karboksilat kelompok asam) dari

residu asam amino terakhir. Aspek penting dari struktur primer adalah bahwa

ketidaksesuaian urutan protein fungsional seringkali mematikan fungsi seluler

yang dilakukan oleh protein. Hal ini menyebabkan beberapa cacat turun temurun

dan metabolik seperti anemia sel sabit dimana asam glutamat digantikan oleh

valin pada posisi ke-6 dari rantai β pada hemoglobin dengan mutasi titik.

Urutan asam amino protein ditentukan oleh urutan gen oleh proses transkripsi dan

translasi (John, dkk., 2011).

Struktur sekunder protein adalah konformasi lokal dari rantai polipeptida

atau hubungan spasial residu asam amino yang ditempatkan berdekatan dalam

urutan primer. Tingkat organisasi ini ditemukan pada protein globular di mana tiga

unit dasar struktur sekunder hadir, yaitu untai α -heliks, β -untai dan

belokan. Struktur sekunder lainnya didasarkan pada unsur-unsur ini (John, dkk.,

(9)

Struktur tersier adalah lipatan tiga dimensi global yang dihasilkan dari

interaksi antara elemen struktur sekunder. Struktur tersier protein mewakili

konformasi lipatan rantai polipeptida terlipat dalam ruang tiga dimensi, yaitu

susunan spasial residu asam amino yang secara luas dipisahkan dalam struktur

utamanya. Interaksi antara kelompok rantai samping adalah pendorong utama

lipatan rantai protein. Interaksi ini yang menstabilkan struktur tersier timbul dari

pembentukan jembatan disulfida, efek hidrofobik, interaksi charge-charge,

interaksi H-bonding dan van der Waal (John, dkk., 2011).

Banyak protein yang terlibat dalam fungsi struktural atau metabolik atau

enzimatik adalah protein oligomer karena mengandung lebih dari satu rantai

polipeptida tunggal yang disebut subunit. Konformasi kuartener dari protein

timbul dari interaksi yang mirip dengan struktur tersier, namun merupakan hasil

interaksi antara subunit yang mungkin identik atau tidak nyata. Oleh karena itu,

struktur kuartener mengacu pada asosiasi subunit ganda yang tidak stabil dan

stabil. Contoh klasik protein yang menunjukkan konformasi kuartener adalah

hemoglobin yang terdiri dari 4 rantai polipeptida atau subunit. Konformasi

kuadran dari protein memungkinkan pembentukan situs katalitik atau pengikatan

pada antarmuka antara subunit, yang tidak memungkinkan protein monomer.

Pengikatan ligan atau substrat menyebabkan perubahan konformasi yang

mempengaruhi rakitan protein untuk mengatur aktivitas biologisnya seperti

(10)

3.3 Teknik Analisis Struktur Protein

Ultrasentrifuga analitik dikembangkan pada tahun 1920-an oleh Theodor

Svedberg. Laju sedimentasi (pengendapan) suatu zat saat ultrasentrifugasi

terutama merupakan fungsi dari densitasnya dan yang kedua dari bentuknya.

(11)

ribosom, mitokondria, dan kloroplas. Alat tersebut bisa digunakan untuk

menentukan jumlah minimal jenis-jenis makromolekul dalam suatu specimen

biologi dan untuk membuat estimasi berat molekular makromolekul. Mikroskop

elektron ditemukan pada tahun 1930-an, dan pada akhirnya memungkinkan

visualisasi langsung tidak hanya substruktur-substruktur selular namun juga virus

dan makromolekul-makromolekul. Mikroskop electron telah menunjukkan bahwa

peta genetic mikroorganisme memang memiliki struktur fisik berbeda sirkular,

berbagai molekul mRNA (polisom) juga telah divisualisasikan dengan instrumen

ini. Elektroforesis adalah teknik yang memisahkan molekul-molekul berdasarkan

bentuk, muatan netto, dan berat molekulnya dalam sebuah medan listrik, biasanya

di atas medium penyokong padat atau semipadat, misalnya kertas atau agarosa.

Teknik tersebut digunakan pertama kalipada tahun 1949 untuk membedakan

hemoglobin sel sabit dari hemoglobin normal (Elrod dan Stansfield, 2006).

2.3.1 Metode Kristalografi Sinar-X (X-ray crystallography)

Metode penentuan struktur tiga dimensi protein yang luas digunakan saat ini adalah kristalografi sinar-X (X-ray crystallography). Kristalografi sinar-X

menggunakan pancaran sinar-X yang ditembakkan mengenai suatu protein yang

telah dimurnikan atau memiliki kemurnian tinggi sehingga berbentuk kristal.

Pancaran gelombang sinar-X yang mengenai struktur kristal protein kemudian

akan terhambur. Hamburan sinar-X yang muncul kemudian dibaca dan struktur

kristal protein dapat diketahui.

Kendala yang dihadapi saat ini adalah performa dari instrumen itu sendiri

dimana resolusi gelombangnya masih rendah sehingga struktur protein tidak dapat

(12)

Departemen Energi Amerika Serikat telah mengembangkan metode kristalografi

sinar-X terbaru yang menggunakan laser sinar-X beresolusi ultra-tinggi (ultra-high

resolution) yang mereka sebut SLAC Linac Coherent Light Source (LCLS).

Instrumen ini termasuk ke dalam jenis Coherent X-ray Imaging (CXI).

Metode ini dikembangkan dari kristalografi sinar-X konvensional dimana

perbedaannya terletak pada pulsa sinar-X yang digunakan. LCLS menggunakan

kristalografi femtosekon (10-15 s) dan pencitraan split-second laser sinar-X

dengan panjang gelombang yang sangat pendek dan berintensitas tinggi. Teknik

ini membuat para ilmuwan dapat meneliti struktur protein dengan ukuran yang

lebih kecil namun memiliki resolusi tinggi. LCLS juga dapat digunakan untuk

studi dinamika molekuler protein yang diamati.

2.3.2 Metode Spektroskopi NMR

Pada protein, tidak semua protein bisa dikristalisasi. Sebagai contoh,

membran protein yang memiliki banyak asam amino hidrofobik akan sulit untuk

mengkristalisasi. Teknik lain untuk melakukan analisis protein dalam larutan

tanpa kristalisasi adalah menggunakan NMR (Nuclear Magnetic Resonance).

NMR mengukur perubahan kimia pada atom di protein yang tergantung pada

atom di sekitarnya dan jarak atom di sekitarnya. NMR akan menghasilkan data

berupa struktur bukan struktur sebenarnya. Untuk protein kecil, alat ini dapat

secara akurat memprediksi strukturnya.

2.3.3 Elekroforesis

Elekroforesis adalah suatu teknik yang mengukur laju perpindahan atau

pergerakan partikel-partikel bermuatan dalam suatu medan listrik. Prinsip kerja

(13)

(anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (anode),

sedangkan partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju

kutub negatif (anode). Elektroforesis digunakan untuk mengamati hasil

amplifikasi dari DNA. Hasil elektroforesis yang terlihat adalah terbentuknya pita

yang merupakan fragmen DNA hasil amplifikasi dan menunjukkan

potongan-potongan jumlah pasangan basanya (Klug dan Cummings, 1994).

Teknik elektroforesis mempergunakan medium yang terbuat dari gel.

Perpindahan partikel pada medium gel tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti ukuran partikel, komposisi dan konsentrasi gel, densitas muatan, kuat

medan listrik dan sebagainya. Semakin kecil partikel tesebut, maka pergerakan

atau migrasinya akan semakin cepat, karena matriks gel mengandung jaringan

kompleks berupa pori-pori sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergerak

melalui matriks tersebut (Brown, 1992).

Di dalam elektroforesis digunakan sumber arus listrik searah (DC), ruang

untuk elektroforesis (Comb, Well, platform dan cetakan wadah gel), larutan buffer

(buffer ionik dan loading buffer), matriks elektroforesis, marker dan gel.

Elektroforesis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk

suatu partikel baik DNA, RNA dan protein. Selain itu, elektroforesis juga

digunakan untuk fraksionasi yang dapat digunakan untuk mengisolasi

masing-masing komponen dari campurannya, mempelajari fitogenetika, kekerabatan dan

mempelajari penyakit yang diturunkan. Elektroforesis dalam bidang genetika,

digunakan untuk mengetahui ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu

sekuen DNA tertentu (Klug dan Cummings 1994).

(14)

Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan

untuk menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil). Asam amino yang

menunjukkan reaksi positif untuk uji ini adalah tyrosin, phenilalanin, dan

tryptophan. Reaksi positif ada uji xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau

cincin warna kuning. Pada uji ini, digunakan larutan HNO3 yang berfungsi untuk

memecah protein menjadi gugus benzena.

3.3.5 Tes Hopkins-cole

Pereaksi Hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dan serbuk magnesium

dalam air. Pereaksi ini positif terhadap protein yang mengandung asam amino

dengan gugus samping indol, seperti pada asam amino triptofan. Triptofan

memberikan hasil yang positif dengan tes Hopkins-cole karena mengandung

gugus indol.

Pada reaksi ini, asam oksalat direduksi menjadi asam glioksilat dengan

bantuan katalis serbuk magnesium:

Asam glioksilat yang terbentuk mengkondensasi asam amino triftofan

membentuk senyawa berwarna. Setelah H2SO4 pekat dituangkan, akan terbentuk

dua lapisan dan beberapa saat kemudian terbentuk cincin ungu di antara batas

(15)

2.3.6 Tes Millon

Pereaksi Millon adalah campuran larutan raksa (I) nitrat dan raksa (II)

nitrat dalam asam nitrat. Jika pereaksi Millon ditambahkan ke dalam larutan

protein, akan dihasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah akibat

pemanasan.

Tirosin memberikan hasil yang positif dengan tes Millon karena

mengandung gugus fenol. Ini positif untuk protein yang mengandung asam amino

dengan gugus samping senyawa fenol sebab terjadi reaksi antara senyawa raksa

(II) dengan gugus hidroksifenil membentuk senyawa berwarna. Protein yang

mengandung tirosin akan memberikan hasil positif.

2.3.7 Tes Biuret

Larutan protein memberikan hasil yang positif terhadap pereaksi

biuret. Tes Biuret dilakukan dengan cara menuangkan larutan natrium hidroksida

pekat ke dalam larutan protein. Kemudian, larutan CuSO4 ditambahkan setetes

(16)

2.3.8 Tes Nitroprusida

Natrium nitroprusida dalam larutan amonia akan menghasilkan warna

merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas (merkapto). Jadi,

protein yang mengandung sistein akan memberikan hasil positif. Gugus –S–S–

pada sistein apabila direduksi terlebih dahulu dapat juga memberikan hasil positif.

2.3.9 Tes Sakaguchi

Pereaksi yang digunakan adalah naftol dan natrium hipobromit. Pada

dasarnya reaksi ini akan memberikan hasil positif jika terdapat gugus guanidin

seperti arginin memberikan warna merah.

2.3.10 Pereaksi Ninhidrin

Pereaksi ninhidrin merupakan oksidator lemah, asam amino dapat

bereaksi dengan ninhidrin sebagai berikut:

3.4 Fungsi Molekul Protein

Fungsi semua protein bergantung pada kemampuannya untuk secara

(17)

karena polipeptida dengan sekuens asam amino berbeda dilipat menjadi struktur

tersier yang berbeda. Setiap jenis protein berevolusi untuk berinteraksi dengan

molekul atau ligan tertentu. Protein katalitik (enzim) mengubah ligan menjadi

molekul lain. Protein struktural berinteraksi dengan molekul tertentu sering

menganugerahi molekul terikat dengan sifat biologis khusus. Misalnya, satu kelas

protein, histon, berikatan dengan DNA membentuk struktur nukleoprotein

kompak yang disebut nukleosom, sementara kelas kedua menggabungkan protein

dengan RNA untuk membentuk kompleks ribonukleoprotein yang dikenal sebagai

ribosom. Protein transportasi (seperti hemoglobin) mengikat ligan spesifik (dalam

hal ini oksigen) dan mengangkut ligan ke tempat yang dibutuhkan. jenis lain dari

protein transportasi memungkinkan molekul tertentu untuk melewati membran

biologis. Protein penyimpanan seperti mioglobin, protein pengikat oksigen

lainnya, memungkinkan sel untuk menyimpan konsentrasi ligan yang lebih tinggi

daripada yang mungkin terjadi. Protein regulator berinteraksi dengan protein lain

atau dengan asam nukleat untuk memperlambat atau mempercepat beberapa

proses biologis penting. Protein reseptor mengubah konformasi setelah mengikat

ligan tertentu dan kemudian memicu serangkaian perubahan metabolik. Bahkan

ada protein beracun seperti toksin kolera yang memodifikasi protein lain sehingga

tidak lagi berfungsi dengan baik.

Meskipun tampaknya protein transpor dan protein penyimpanan agak

kurang menarik bagi ahli biologi molekuler daripada jenis protein lainnya,

sebenarnya ini tidak benar. Protein penyimpanan oksigen mioglobin dan protein

pengangkutan oksigen hemoglobin memiliki tempat khusus dalam sejarah awal

(18)

struktur dari mempelajari kedua protein ini tetap relevan saat ini. Oleh karena itu

kami memulai pemeriksaan fungsi protein dengan mempertimbangkan struktur

fungsi hubungan yang ada untuk mioglobin dan hemoglobin (Tropp, 2007).

Enzim adalah protein yang mengkatalisis reaksi kimia. Hampir semua

reaksi kimia yang terjadi di dalam sel dikatalisis oleh enzim atau katalis RNA

yang disebut ribozim. Enzim mengkatalisis sebagian besar reaksi yang terlibat

dalam DNA, RNA, dan metabolisme protein. Sejumlah besar enzim berbeda

diperlukan untuk mengkatalisis proses kompleks seperti replikasi, transkripsi, atau

translasi (Tropp, 2007).

2.5 Hubungan Struktur dan Fungsi Molekul Protein

Protein adalah makromolekul paling serbaguna dalam sistem kehidupan

dan melayani fungsi penting pada dasarnya semua proses biologis. Protein

berfungsi sebagai katalisator, mengangkut dan menyimpan molekul lain seperti

oksigen, mereka memberikan dukungan mekanis dan perlindungan kekebalan,

menghasilkan gerakan, mentransmisikan impuls saraf, dan mereka mengendalikan

pertumbuhan dan diferensiasi.

(19)

Protein yang terbentuk dari molekul kompleks dalam struktur kuartener

dimana dua atau lebih rantai polipeptida dapat bergabung bersama. Sebagai hasil

dari beragam peran protein, bagaimana rantai polipeptida digabungkan secara

khusus berkaitan dengan fungsinya. Misalnya, protein berserat, yang memiliki

peran struktural, memiliki struktur kuartener yang berbeda dengan protein

globular seperti enzim yang memiliki fungsi metabolik. Contoh protein berserat

adalah kolagen, yang dibentuk dengan bergabungnya tiga rantai polipeptida

berserat melalui hubungan silang antara asam amino rantai. Pada titik di mana

satu molekul kolagen berakhir dan yang lainnya mulai menyebar ke seluruh serat,

kekuatan dan stabilitas molekul lengkap meningkat. Hal ini penting karena bentuk

kolagen tendon yang bergabung dengan otot ke tulang. Sebagai alternatif,

kelompok prostetik (non protein) dapat melekat pada protein. Contoh dari ini

adalah kelompok Heme (mengandung ion besi) dalam hemoglobin. Kelompok ini

memungkinkan pemuatan dan pembongkaran oksigen ke dalam molekul

hemoglobin. Fitur ini memungkinkan hemoglobin, terbentuk dari empat rantai

polipeptida yang dihubungkan dalam molekul bola yang masing-masing berisi

kelompok haem, untuk menjalankan fungsinya membawa oksigen ke seluruh

(20)

Protein memegang peranan penting dalam hampir semua proses biologi.

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau

manusia. Oleh karena, sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein

yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan

dan pertumbuhan tubuh. Untuk dapat melakukan fungsi biologis, protein melipat

ke dalam satu atau lebih konformasi spasial yang spesifik, didorong oleh sejumlah

interaksi non-kovalen seperti ikatan hidrogen, interaksi ionik, gaya van der Waals,

dan sistem kemasan hidrofobik. Struktur tiga dimensi protein sangat diperlukan

untuk memahami fungsi protein pada tingkat molekul.

Struktur protein bervariasi dalam hal ukuran, dari puluhan hingga ribuan

residu. Protein diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik protein sebagai

nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami perubahan struktural

reversibel dalam menjalankan fungsi biologisnya. Struktur alternatif protein yang

sama disebut sebagai konformasi.

Struktur tiga dimensi protein mendefinisikan tidak hanya ukuran dan

bentuknya, tapi juga fungsinya. Salah satu karakteristik yang mempengaruhi

fungsi adalah hidrofobisitas protein, yang ditentukan oleh struktur primer dan

sekunder. Sebagai contoh, protein membran. Membran mengandung sejumlah

besar lipid, yang sangat hidrofobik (air dan minyak tidak bercampur). Daerah

pembentuk selaput membran protein biasanya terdiri dari α-heliks, terbuat dari

asam amino hidrofobik. Daerah hidrofobik ini berinteraksi secara menguntungkan

dengan lipida hidrofobik di membran, membentuk struktur membran yang stabil.

Hemoglobin adalah protein terlarut, ditemukan di sitoplasma sel darah

merah sebagai molekul tunggal yang mengikat oksigen dan membawanya ke

jaringan. Pada sel darah, mutasi protein β-globin pada sel darah merah

(21)

satu sama lain, menghindari lingkungan berair. Rantai hemoglobin mengubah

bentuk sel darah merah dari putaran ke bentuk sabit, yang menyebabkan sel

terkumpul di pembuluh darah sempit.

Gambar. Struktur Hemoglobin

Lipatan protein memungkinkan interaksi antara asam amino satu sama

lain dalam urutan utama protein. Dalam enzim, beberapa asam amino ini

membentuk sebuah situs dalam struktur yang mengkatalisis reaksi enzimatik.

Situs ini, yang disebut situs aktif enzim, memiliki asam amino yang mengikat

secara khusus molekul substrat, yang juga disebut ligan. Dengan cara yang sama,

situs-situs tertentu dalam protein reseptor sel mengikat molekul ligan spesifik

yang dikenali reseptornya.

Perubahan asam amino satu sama lain dalam urutan primer dapat

menyebabkan perubahan lipat. Ini juga dapat menyebabkan perubahan interaksi

kimia antara asam amino di tempat aktif, yang mengubah aktivitas enzim atau

pengikatan ligan ke protein reseptor. Pengikatan ligan ke tempat yang aktif

membutuhkan asam amino yang spesifik. Oleh karena itu, situs aktif dalam enzim

baru yang termasuk dalam family yang sama dengan enzim yang dikenal biasanya

(22)

Program komputer dapat menggunakan informasi dari database enzim yang

diketahui untuk memprediksi lokasi aktif protein baru dengan menggunakan

metode berbasis template, serupa dengan yang dijelaskan di atas untuk

menentukan struktur tiga dimensi protein. Begitu program telah mengidentifikasi

situs pengikat ligan yang potensial, program lain dapat menguji kesesuaian dan

kemampuan mengikat ribuan molekul ligan yang mungkin, bahkan ligan teoritis

yang mungkin belum ada. Ini memiliki kemungkinan besar untuk merancang obat

baru, terutama untuk terapi kanker.

Kompleksitas struktur 3D protein bukanlah satu-satunya kesulitan dalam

mengkarakterisasi protein. Banyak protein mengandung bahan kimia tambahan

yang memodifikasi strukturnya. Struktur akhir protein dapat mencakup sejumlah

modifikasi yang terjadi selama dan setelah sintesis protein pada ribosom.

Modifikasi pasca translasi ini mengubah ukuran dan struktur protein akhir.

Beberapa modifikasi terjadi setelah protein dibuat; Yang lain terjadi selama

penerjemahan protein, dan diperlukan untuk melipat protein dengan tepat. Salah

satu modifikasi yang mungkin dilakukan adalah pembelahan enzimatik

polipeptida asli oleh protease untuk menghasilkan produk yang lebih kecil.

Modifikasi lainnya termasuk penambahan molekul gula ke asam amino tertentu

dalam protein (glikosilasi), atau penambahan gugus fosfat (fosforilasi) atau

kelompok sulfat (sulfasi).

Banyak protein dimodifikasi oleh protease yang menghilangkan peptida

pendek dari kedua ujung protein. Polipeptida yang disingkat kemudian dilipat

menjadi protein aktif. Salah satu celah yang paling umum adalah pemindahan

(23)

seluler tertentu dalam proses yang dikenal sebagai pemilahan protein. Contohnya

adalah hormon insulin, yang dibuat sebagai preproinsulin. Setelah menghilangkan

peptida sinyal 24-amino-asam dari preproinsulin untuk membentuk proinsulin,

polipeptida terakhir diproses lebih lanjut dalam retikulum endoplasma. Ini

menghasilkan hormon akhir, insulin, yang dilepaskan dari sel.

Insulin adalah hormon protein, penting untuk menjaga gula darah pada

tingkat yang tepat. Rantai asam amino dalam urutan tertentu (struktur primer)

mendefinisikan protein seperti insulin. Rantai ini dilipat menjadi struktur yang

terdefinisi dengan baik (struktur tersier), dalam hal ini satu molekul insulin

tunggal. Struktur seperti itu berkumpul dengan rantai lain untuk membentuk

susunan seperti kompleks dari enam molekul insulin yang ditunjukkan di ujung

kanan (struktur kuarterner). Susunan ini sering dapat diinduksi untuk membentuk

kristal yang terdefinisi dengan baik, yang memungkinkan penentuan struktur ini

secara rinci.

Beberapa sifat utama memungkinkan protein untuk berpartisipasi dalam

berbagai fungsi:

1. Protein adalah polimer linier yang dibangun dari unit monomer yang disebut

asam amino. Pembangunan beragam makromolekul dari sejumlah bentuk

monomer. Fungsi protein secara langsung bergantung pada struktur tiga

dimensionalnya (Gambar 3.1). Hebatnya, protein secara spontan melipat

menjadi struktur tiga dimensi yang ditentukan oleh urutan asam amino dalam

polimer protein. Dengan demikian, protein adalah perwujudan transisi dari

dunia sekuens satu dimensi ke dunia molekul tiga dimensi yang mampu

(24)

Struktur Fungsi Dictates yaitu Komponen protein dari mesin replikasi

DNA mengelilingi bagian heliks ganda DNA. Struktur protein memungkinkan

segmen besar DNA disalin tanpa mesin replikasi yang memisahkan DNA.

2. Protein mengandung berbagai kelompok fungsional. Kelompok fungsional ini

meliputi alkohol, tiol, tioeter, asam karboksilat, karboksiamida, dan berbagai

kelompok dasar. Bila dikombinasikan dalam berbagai urutan, rangkaian

kelompok fungsional ini menjelaskan spektrum fungsi protein yang luas.

Misalnya, reaktivitas kimia yang terkait dengan kelompok ini sangat penting

untuk fungsi enzim, protein yang mengkatalisis reaksi kimia spesifik dalam

sistem biologis.

3. Protein dapat berinteraksi satu sama lain dan dengan makromolekul biologis

lainnya membentuk kompleks majemuk. Protein dalam kumpulan ini dapat

bertindak secara sinergis untuk menghasilkan kemampuan yang tidak diberikan

oleh komponen protein individu (Gambar 3.2). Kumpulan ini termasuk mesin

makro-molekuler yang melakukan replikasi DNA yang akurat, transmisi sinyal

(25)

Kumpulan Protein Kompleks, Sebuah mikrograf elektron dari jaringan

penerbangan serangga di bagian melintang menunjukkan susunan heksagonal

dari dua jenis filamen protein.

4. Beberapa protein cukup kaku, sedangkan yang lain menunjukkan fleksibilitas

yang terbatas. Unit kaku dapat berfungsi sebagai elemen struktural dalam

sitoskeleton (perancah internal di dalam sel) atau di jaringan ikat. Bagian

protein dengan fleksibilitas terbatas dapat berperan sebagai engsel, pegas, dan

pengungkit yang sangat penting untuk fungsi protein, perakitan protein satu

sama lain dan dengan molekul lain menjadi unit kompleks, dan pengiriman

informasi di dalam dan antar sel (Gambar 3.3).

Setelah mengikat besi, protein lactoferrin mengalami perubahan

konformasi yang memungkinkan molekul lain membedakan antara bentuk

(26)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:

1. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian

dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari

sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di

dalam sel. Prediksi struktur protein merupakan bagian penting dari ilmu

protein. Pengetahuan struktural sangat penting untuk pemahaman kehidupan

yang lengkap pada tingkat molekuler. Pemahaman tentang struktur protein

dapat menyebabkan derivasi fungsi dan mekanisme aktivitas protein.

2. Fungsi semua protein bergantung pada kemampuannya untuk secara khusus

berinteraksi dengan molekul lain.

3. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau

manusia. Oleh karena, sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein

yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam

pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Untuk dapat melakukan fungsi

biologis, protein melipat ke dalam satu atau lebih konformasi spasial yang

spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi non-kovalen seperti ikatan

hidrogen, interaksi ionik, gaya van der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik.

Struktur tiga dimensi protein sangat diperlukan untuk memahami fungsi

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, D.A., dan Rose, J.K., 1992, Sorting of GPI- Anchored Proteins to Glycolipid- Enriched Membrane Subdomain During Transport to the Apical Cell Surface. Jurnal of medicine, 68(3): 533-44.

Elrod, S.L., dan Stansfield, W.D., 2006, Genetika Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

https://www.learner.org/courses/biology/textbook/proteo/proteo_6.html, diakses pada tanggal, 10 November 2017, Pukul 23.05 WITA.

Iskandar, Y., 1974, Biokimia bagian II, Yayasan Dharma Graha, Tanggerang Selatan.

John, G.S.M., Rose, C., dan Takeuchi, S., 2011, Understanding Tools and Techniques in Protein Structure Prediction, INTECH, Japan.

Klug, W.S., dan Cummings, M.R., 1994, Concepts of Genetics 4th Edition, Prentice hall, Englewood Cliffs.

Sudarmaji, S., dkk, 1989, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta.

Gambar

Gambar. Struktur Primer, Sekunder, Tersier dan Kuartener Protein
Gambar. Struktur Hemoglobin

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kelebihan dari alat tes ini adalah dapat mengetahui struktur kepribadian secara menyeluruh, psikolog tidak perlu mengadministrasikan tes, pilihan jawaban

Menurut Sedarmayanti 2000 seperti yang dikutip oleh Arniwita (2003), Standar kompetensi adalah rumusan tentang kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu

Selanjutnya menurut Rahmi, dkk (2010) tentang hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan menunjukkan bahwa

Klasifikasi skema yang berbeda dapat digunakan untuk mengkategorikan metode dan sistem data mining dengan didasarkan pada jenis basis data yang akan dipelajari,

• Pelabuhan *aratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas1batas yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana dan

Persaudaraan dalam dan bersama alam ciptaan yang senantiasa diperjuangkan, sehingga menjadikan kita semakin mengasihi, terlibat, dan menjadi berkat bagi keseluruhan alam

perbedaan rerata yang signifikan, dengan melihat rata-rata hasil belajar pada kelompok model penemuan terbimbing diperoleh hasil belajar siswa kelompok kreativitas

Anda akan menarik lebih ramai orang untuk mencuba produk atau perkhidmatan anda dan biasanya mereka tidak akan meminta wang untuk dipulangkan sekiranya ianya bagus untuk