STRUKTUR FUNGSI DAN
METABOLISME
METABOLISME
Apa itu Protein?
•
Proteios: utama atau pertama (Yunani)
(Gerardus Mulder, Belanda, 1802-1880)
•
Polimer dari residu asam amino yang
•
Polimer dari residu asam amino yang
memiliki ikatan peptida
•
Komponen penyusun sel hidup sampai
dengan 50 %
ASAM AMINO
•
Hanya asam
α
-amino yang fungsional
•
Konfigurasi L yang dibutuhkan oleh
tubuh
•
Berjumlah 20
COO
-Gugus amino
Gugus karboksilat
Struktur
L
-Asam Amino
α
+
H
Gugus R
α
H = Glisin
CH
3
= Alanin
H N
3
+
H
Kiralitas Asam Amino
α
Bayangan
α
α
Bayangan
α
cermin
Sifat kimia sama
-C-C-CONH2 -C-CONH2 -C-COOH -C-C-COOH -C-C C N N+ -C-C-C-C-NH3+ -C--C- -OH -C-N Nan-Kan line Chung-San line Northwest line
Alifatik
Amida
Asam
Basa
Aromatic
-C-C-C-N-C-N N+=Gln
Q
Asn
N
Asp
D
Glu
E
Fen
F
Arg
R
Lis
K
His
H
Y
Tir
Peta Asam Amino
Trp
W
Leu L
-C-COOH -C-C-COOH -H -CH 3 -C-OH -C-SH -C-C-S-CPro
P
South line Circular line Central lineAlifatik
Imino,
Sirkuler
Sulfur
Hidroksil
C -C-C-C C -C-C-C C C -C C C C HN C-COOH α -C-C OHGli G
Ala
A
A
Val
V
Ile
I
Ser
S
Tre
T
Met
M
Sis
C
Non-polar Polar
Penggolongan asam amino
bagian yang diarsir
berwarna merah
merupakan gugus
fungsi asam amino
/A /V /A /V /I /M /L
mrpk asam amino
terdapat di alam
dan merupakan
penyusun protein
P P
/S /T /C
/K /R /H
SIFAT ASAM AMINO
•
Memiliki serapan maksimum yang
spesifik
•
Aktifitas optiknya meluruh 0,1 % per
tahun pada suhu tubuh akibat
tahun pada suhu tubuh akibat
rasemisasi spontan non enzimatik
•
Berbentuk zwitter ion dalam larutannya
•
Bersifat amfoter
• Memiliki sifat asam dan basa dalam satu
molekul
•
Asam amino
memiliki serapan
maksimum yang
maksimum yang
spesifik
Proton:
mempengaruhi muatan molekul
H
+
Pasangan
elektron
H
H
H
+
N
H
H
N
Amino
Proton Dapat Diserap dan Dilepas
Rendah
Tinggi
pKa
Tinggi
Rendah
H
H
H
+
Karboksilat
C
O
O
H
C
O
O
pKa
NH
2
H
+
R
-
C
-
H
NH
2
H
+
R
-
C
-
H
NH
2
R
-
C
-
H
Suasana asam
Suasana netral
Suasana basa
pK
2~ 9
COOH
COO
-R
-
C
-
H
R
-
C
-
H
COO
-R
-
C
-
H
+1
0
-1
pK
1~ 2
Titik isolistrik
5.5
12
9
6
★
pK
2pH
pI
H
-
C
-
R
NH
2H
+Titik Isoelektrik =
Asam Amino Memiliki Kemampuan Bufer
6
3
0
[OH]
→
★
pK
1pI
H
-
C
-
R
COO
-Titik Isoelektrik =
pK
1+ pK
22
p
H
Li
ng
ku
ng
an
d
an
M
ua
ta
n
Pr
o
te
in
Buffer pH
Titik isoelektrik,
pI
6
7
8
9
10
p
H
Li
ng
ku
ng
an
d
an
M
ua
ta
n
+
Muatan total protein
pI
-3
4
5
6
0
-Asam amino -COOH -NH2 -R Gli G 2.34 9.60 Ala A 2.34 9.69 Val V 2.32 9.62 Leu L 2.36 9.68 Ile I 2.36 9.68 Ser S 2.21 9.15 Tre T 2.63 10.4 Met M 2.28 9.21 Fen F 1.83 9.13 Trp W 2.38 9.39
pK
1pK
2 pH pI pK1 + pK2 2 tiga pKa dua pKap
K
a As
am
Am
in
o
Trp W 2.38 9.39 Asn N 2.02 8.80 Gln Q 2.17 9.13 Pro P 1.99 10.6 Asp D 2.09 9.82 3.86 Glu E 2.19 9.67 4.25 His H 1.82 9.17 6.0 Sis C 1.71 10.8 8.33 Tir Y 2.20 9.11 10.07 Lis K 2.18 8.95 10.53 Arg R 2.17 9.04 12.48pK
1pK
2pK
3 [OH-] pI ? tiga pKa?
?
a As
am
Am
in
o
HOOC-CH2-C-COOH NH3+ H HOOC-CH2-C-COO -NH3+ H
+1
0
pK1 = 2.1 pK2 = 3.92.1 + 3.9
2
= 3.0
pertama keduaTitik isoelektrik
Asam aspartat
-OOC-CH 2-C-COO -NH3+ H -OOC-CH 2-C-COO -NH2 H-1
-2
pK2 = 3.9 pK3 = 9.8 ketiga pK1 pK2 pK3 +1 0 -1 -2 [OH]REAKSI ASAM AMINO
•
Reaksi gugus karboksil
•
Reaksi gugus amino
•
Reaksi gugus R
REAKSI GUGUS KARBOKSIL
1.
Esterifikasi
•
Reaksi dengan alkohol dan dalam
suasana asam
suasana asam
•
Menghasilkan ester dan air
2.
Dekarboksilasi
REAKSI GUGUS KARBOKSIL
3.
Pembentukan amida
•
Reaksi dengan gugus amino
•
Menghasilkan air
•
Menghasilkan air
•
Disebut juga ikatan peptida
•
Reaksinya dengan Cu
2+menghasilkan
REAKSI GUGUS AMINA
1.
Reaksi dengan oksidator kuat
• Menggunakan HNO2 dan menghasilkan N2
• Prolin tidak bereaksi dan lisin bereaksi secara lambat • Dasar penentuan reaksi Kjeldahl
2.
Reaksi ninhidrin
2.
Reaksi ninhidrin
• Menghasilkan amonia, CO2, dan aldehida • Menghasilkan warna biru
• Reaksi dengan prolin menghasilkan kuning dan asparagin coklat
3.
Reaksi dengan 1-fluoro-2,4-dinitrobenzena (FDNB)
REAKSI GUGUS AMINA
4.
Reaksi dengan danzil klorida
•
Membentuk turunan asam amino dansil yang
berfluoresensi
5.
Reaksi dengan formaldehida
5.
Reaksi dengan formaldehida
•
Terbentuk kompleks asam amino formaldehida
•
Melepaskan gugus karboksil bebas yang dapat
dititrasi dengan fenolftalein dan timolftalein
6.
Reaksi Edman
•
Reaksi fenilisotiosianat menghasilkan
REAKSI GUGUS R
•
Tirosin dan histidin dapat mengion untuk
IKATAN PEPTIDA
•
Linus Pauling dan RB Corey
•
Pembentukan ikatannya melepaskan 1
molekul air
•
Salah satu bentuk dari ikatan amida
•
Ikatan C-N lebih pendek dari normal
•
Ikatan C-N tidak dapat berotasi
•
Gugus karbonil berkonfigurasi trans dengan
NH
21
CO
OH
N
H
22
COOH
Pembentukan Ikatan Peptida Melalui Dehidrasi
Dehidrasi
NH
2C N
COOH
O
H
2
1
Dehidrasi
-H
2O
Karboimida
Suatu penta peptida
Ser-Gly-Tyr-Ala-Leu
Ikatan Peptida Kaku dan Datar
H
C
C
N
C
O
ASAM AMINO YANG BERPERAN DALAM
STRUKTUR PROTEIN
1.
Sistein: membentuk ikatan disulfida
2.
Histidin: berfungsi sebagai ligan
3.
Lisin: pengikat koenzim
3.
Lisin: pengikat koenzim
4.
Prolin: anti
α
-heliks
5.
Asam amino polar: membentuk ikatan
ionik
ASAM AMINO BUKAN
PENYUSUN PROTEIN
ASAM AMINO BERDASARKAN
FUNGSINYA
1.
Asam amino esensial
•
Met, Trp, Tre, His, Ile, Lis, Leu, Val, Fen
2.
Asam amino non esensial
2.
Asam amino non esensial
•
Pro, Ser, Arg, Tir, Sis, Gli, Glu, Ala, Asp,
Penggolongan/klasifikasi protein
berdasarkan fungsi biologi
1. Enzim, protein yang terbesar dan paling penting
2. Protein pembangun, sebagai unsur pembentuk
struktur (
glikoprotein
, penunjang struktur dinding sel;
elastin, protein serat)
3. Protein kontraktil, berperan dalam proses gerak
3. Protein kontraktil, berperan dalam proses gerak
(
miosin
, unsur filamen tak bergerak dalam miofibril;
aktin
, unsur filamen tak bergerak dalam miofibril)
4. Protein pengangkut, pengangkutan berbagai macam
zat melalui aliran darah (
hemoglobin
, alat pengangkut
oksigen
; mioglobin
, alat pengangkut oksigen dalam
jaringan otot;
serum albumin
, alat pengangkut asam
lemak dalam darah
5. Protein hormon, protein aktif seperti enzim (
Insulin
,
mengatur metabolisme glukosa;
hormon
pertumbuhan
, menstimulasi pertumbuhan tulang)
6. Protein bersifat racun (
racun ular
, protein enzim yg
dapat menyebabkan terhidrolisisnya fosfogliserida;
Clostidium botulinum
, menyebabkan keracunan
bahan makanan
7. Protein pelindung, umumnya terdapat dalam darah
(
fibrinogen
, sumber pembentuk fibrin dalam proses
pembekuan darah;
trombin
, komponen dalam
mekanisme pembekuan darah)
8. Protein cadangan, disimpan untuk berbagai proses
metabolisme dlam tubuh (
ovalbumin
, protein pada
putih telur;
casein
, protein susu)
Struktur primer protein
STRUKTUR SEKUNDER
•
Ikatan hidrogen antara gugus karbonil
dengan gugus amina dari atom C
α
yang berbeda
yang berbeda
1.
α
-heliks
2.
β
-pleated sheet
•
Paralel
•
Antiparalel
STRUKTUR TERSIER
•
Distabilkan oleh interaksi gugus R
• Ikatan disulfida
• Ikatan hidrogen
• Ikatan hidrogen
• Interaksi hidrofobik
• Interaksi hidrofilik
• Interaksi ionik
Struktur
tersier
subunit
subunit
HMG-KoA
reduktase
II bakteri
Struktur tersier suatu protein dalam berbagai
bentuk representatif
STRUKTUR KUARTERNER
•
Gabungan beberapa struktur tersier
Protein serat kolagen pada jaringan pengikat Protein penggumpal darah (protrombin) Miosin, protein otot (kontraksi) Protein serat (elastin)
PROTEIN BERDASARKAN
BENTUK
1.
Protein serabut (fibrous)
•
Kurang larut, amorf, dapat memanjang
dan berkontraksi
dan berkontraksi
•
Keratin, miosin, kolagen, fibrin
2.
Protein globuler
•
Larut, dapat dikristalkan
Protein serabut, tidak larut dalam air. Rantai polipeptida memanjang
pada satu sumbu dan tidak berlipat membentuk globular Fungsi, sebagai protein struktural/ pelindung
Terdpt pada rambut, wol, sayap, kuku, tanduk
Fibroin (β-keratin) antiparalel, pada serat sutra dan jaring laba-laba, bersifat fleksibel dan lentur dan tdk dapat meregang.
Kolagen, pada urat, serat kulit, pembuluh darah, tulang, dan tulang rawan. Tdk dpt meregang
Bentuk heliks kolagen, terdiri atas 3 peptida yang berulang yi: Gly-X-prolin atau Gly-X-hidroksiprolin
Kolagen (tdk larut dan tdk dicerna) → gelatin (larut dan dapat dicerna)
Proses pemanasan shg ikatan kovalen Proses pemanasan shg ikatan kovalen terhidrolisis, misal pada daging.
Mioglobin, protein pengikat oksigen. Fungsi:
menyimpan oksigen, meningkatkan transport oksigen
ke mitokondria
PROTEIN MAJEMUK
1.
Nukleoprotein: ssDNA binding protein
2.
Glikoprotein: musin
3.
Fosfoprotein: kasein
4.
Kromoprotein: hemoglobin
4.
Kromoprotein: hemoglobin
5.
Protein-koenzim: piruvat
dehidrogenase-NAD
+6.
Lipoprotein
REAKSI PROTEIN
1.
Dengan garam
•
Kelarutan protein meningkat dengan
penambahan sedikit garam (salting in)
•
Protein mengendap dalam garam pekat (salting
•
Protein mengendap dalam garam pekat (salting
out
2.
Dengan asam
•
Sedikit asam mendenaturasi protein
REAKSI PROTEIN
3.
Dengan basa
• Tidak mengendapkan tetapi menyebabkan hidrolisis, dekomposisi oksidatif, dan rasemisasi
4.
Dengan logam berat
• Menghasilkan endapan yang tidak dapat larut kembali • Menghasilkan endapan yang tidak dapat larut kembali
5.
Dengan pereaksi alkoloidal
• Mengendapkan protein pada suasana asam
• Asam trikloroasetat, asam tannat, asam fosfotungstat, asam fosfomolibdat
REAKSI PROTEIN
6.
Dengan pelarut organik
•
Menurunkan konstanta dielektrik
•
Alkohol, kloroform
•
Alkohol, kloroform
7.
Dengan pemanasan
•
Terjadi denaturasi (terurainya protein
menjadi struktur primernya)
REAKSI UJI PROTEIN
1.
Reaksi Millon: tirosin
2.
Reaksi Biuret: ikatan peptida
3.
Reaksi xantoprotein: asam amino
3.
Reaksi xantoprotein: asam amino
aromatik
4.
Reaksi Hopkins Cole: triptofan
5.
Reaksi ninhidrin: gugus karboksil dan
amino bebas
REAKSI UJI PROTEIN
6.
Reaksi Lowry (J. Biol. Chem, 1951)
• Menggunakan pereaksi Folin fenol • Standar terbaik Human Albumin
• Terganggu oleh ion K+, Mg2+, EDTA, Tris, pereaksi tiol,
dan karbohidrat dan karbohidrat
7.
Reaksi Bradford (Anal. Biochem, 1976)
• Menggunakan pewarna Coomassie Brilliant Blue G-250 • Standar terbaik γ-Globulin
Metabolic Nitrogen Balance
• Sebagian besar organisma memiliki kapasitas yang kecil untuk menyimpan nitrogen. Oleh karena itu, hewan harus terus menerus memanfaatkan nitrogen dari makanan untuk mengganti nitrogen yang hilang akibat katabolisme.
• Bila protein makanan kurang, maka produksi protein untuk tujuan lain, misalnya untuk protein otot, akan terputus dan tidak akan lain, misalnya untuk protein otot, akan terputus dan tidak akan tergantikan.
• Seseorang dikatakan berada dalam kesetimbangan nitrogen bila Nitrogen yang dikonsumsi dari makanan = Nitrogen yang hilang (melalui ekskreasi dan proses lainnya)
• Positive nitrogen balance: Dietary intake of nitrogen > Nitrogen loss • Negative nitrogen balance : Dietary intake of nitrogen < Nitrogen loss
Protein turnover
• Dalam keadaan biasa, seseorang yang berada dalam kesetimbangan nitrogen akan mengkonsumsi 100 gram protein, mendegradasi 400 gram protein tubuh, mensintesis kembali 400 gram protein, dan
mengeksresi/katabolisme 100 gram protein.
• Setiap individu protein memiliki variasi waktu hidup, dari beberapa
menit hingga beberapa bulan. Degradasi protein mengikuti kinetika orde pertama.
pertama.
• Protein yang berada dalam lingkungan ekstrasel, seperti enzim
pencernaan, hormon polipeptida, dan antibodi, memiliki turn over yang cepat, tetapi protein yang berperan dalam struktur, seperti kolagen lebih stabil.
• Enzim yang mengkatalisis tahap penentu laju dalam jalur metabolisme juga memiliki waktu hidup pendek. Oleh karena itu degradasi protein merupakan salah satu regulasi yang penting dalam metabolisme.
Peran protein makanan dalam metabolisme
nitrogen keseluruhan
1. Jumlah protein makanan yang disarankan: Katabolisme asam
amino menyebabkan kehilangan 30 – 55 g protein per hari. Kehilangan ini harus dapat digantikan dari protein makanan.
Diperlukan sekitar 55 g protein per hari untuk orang dengan berat badan 70 kg.
2. Konsekuensi kekurangan protein: kekurangan asam amino
2. Konsekuensi kekurangan protein: kekurangan asam amino
esensial akan memaksa terjadinya degradasi protein jaringan dan menyebabkan efek klinis yang disebut kwashiorkor.
3. Konsekuensi kelebihan protein: tidak ada gudang
penyimpanan untuk asam amino. Oleh karena itu, makanan yang mengandung asam amino berlebih akan dimanfaatkan segera untuk meresintesis protein tubuh, dan senyawa-senyawa nitrogen lainnya. Kerangka karbonnya akan dioksidasi atau dikonversi
menjadi glukosa atau lemak, dan gugus aminonya dikonversi menjadi amoniak.
Pencernaan Protein Makanan
1. Pencernaan protein oleh cairan lambung
Isi cairan lambung: HCl (pH 2-3) dan pepsinogen.
2. Pencernaan protein oleh protease pankreas.
Protease pankreas: tripsin, kimotripsin, elastase,
karboksipeptidase karboksipeptidase
3. Pencernaan oligopeptida oleh protease usus kecil
Permukaan usus mengandung aminopeptidase, yaitu suatu eksopeptidase yang memotong asam amino dari arah ujung N
4. Penyerapan asam amino dan dipeptida
Gambaran Umum Aliran Nitrogen di
dalam Tubuh
Asam amino glukogenik dan ketogenik
Asam amino dapat diklasifikasikan sebagai ketogenik atau
glukogenik bergantung pada produk akhir dari metabolime
1.
Ketogenik: Asam amino yang katabolismenya
menghasilkan asetoasetat atau salah satu dari
menghasilkan asetoasetat atau salah satu dari
prekursornya, yaitu asetil-CoA atau asetoasetil-CoA
(Ketone bodies).
2.
Glukogenik: Asam amino yang katabolismenya
menghasilkan piruvat atau salah satu intermediet
siklus asam sitrat, dimana intemediet2 tsb merupakan
prekursor dalam proses glukoneogenesis.
Reaksi penting metabolisme
asam amino
•
Dekarboksilasi
•
Transaminasi
•
Deaminasi oksidatif
•
Deaminasi oksidatif
•
Transpor amonia dan detoksifikasi
•
Sintesis urea
Transaminasi
•
Asam amino kehilangan gugus amin
•
Dikatalisis oleh
transaminase
(atau amino
transferase)
•
Transaminasi terjadi in vivo pada semua asam
amino kecuali
lisin
and
threonin
•
Kebanyakan transaminase membutuhkan
α
-•
Kebanyakan transaminase membutuhkan
α
Deaminasi oksidatif
•
Glutamat yang terbentuk dari reaksi transaminasi
di-deaminasi menjadi
α
-ketoglutarate
•
Glutamate dehydrogenase sebagai enzim
Transport dan detoksifikasi amonia
•
Amonia ditranspor
ke hati
•
Terutama dalam
bentuk glutamin
•
Glutamin berperan
sebagai penyedia
sebagai penyedia
gugus amin untuk
biosintesis asam
amino
Sintesis urea
•
Di hati
•
5 langkah siklus
urea (Small Krebs
c., Krebs-Hensleit c.,
Ornitihin c.)
•
Menggunakan
•
Menggunakan
amonia, CO
2, 3 ATP
and aspartat
Sintesis Asam Amino
Biosintesis asam amino koneksi dengan glikolisis/ gluconeogenesis dan siklus asam sitrat
Siklus Glukosa-Alanina:
Siklus ini adalah lintasan yang ditempuh untuk membawa ion
amonium buangan yang berasal dari metabolisme asam amino di otot ke hati untuk diproses menjadi urea di dalam siklus urea.
Di otot: gugus amina akan dipindah dari glutamat, bereaksi dengan
piruvat melalui reaksi transaminasi membentuk alanina untuk
membentuk alanina untuk
selanjutnya dibawa sirkulasi darah menuju hati.
Di hati: alanina akan mengalami
transaminasi menjadi piruvat kembali dan memindahkan gugus amina
pada alfa ketoglutarat menghasilkan glutamat. Glutamat akan megalami deaminasi oksidatif membebaskan ion amonium yang segera masuk ke dalam siklus urea.