Struktur Asam Amino Nama Asam Amino Karakter Asam Amino Peptida atau Oligopeptida
Materi
Kuliah
KI3061
TPP2024
H 2 N COOH H
R
gugus amino
gugus
karboksilat gugus
samping
Asam L-α-amino
Konfigurasi struktur
asam
amino
di alam
https://pubs.rsc.org/en/content/articlehtml/2014/np/c4np00007b
Umumnya ada 20 asam amino karena ada 20 R yang berbeda
ALA CYS ASP GLU PHE GLY HIS ILE LYS LEU
alanin sistein asam asam fenil- glisin histidin iso- lisin
aspartat glutamat alanin leusin leusin
MET ASN PRO GLN ARG SER THR VAL TRP TRY
metionin asparagin prolin glutamin arginin serin treonin valin triptofan tirosin
• Asam amino yang ada di alam (nature) dikode oleh urutan nukleotida DNA
• Kode-kode genetik ini untuk 20 asam amino
• Masing-masing organisme punya kode tertentu untuk setiap asam amino
• Asam amino yang tidak
memiliki kode adalah hasil dari post translational
modification
mSer
mGlu
mLys
mPro
mTyr
Modifikasi asam amino (tidak ada kode genetikanya)
Alifatik
Aromatik
1. Non polar
Sifat-sifat
asam amino
Asam Amino dengan R alifatik non polar
Ala (A)
Val (V) Gly (G)
Leu (L) Ile (I)
Met (M)
Asam Amino dengan R aromatik non polar
• Asam amino dengan R aromatik:
W (Trp), Y (Tyr), dan F (Phe)
• Asam amino dengan gugus samping R aromatik dapat
mengabsopsi sinar UV pada 250–
290 nm
• W & Y digunakan untuk intrinsik fluorescens spektrometri
(mempelajari perubahan struktur
protein)
Alifatik
Aromatik
Non polar
Pro (P)
Asam amino tidak memiliki C-khiral Sehingga tidak memutar bidang polarimeter
*
Gly, G, non polar
Pro, P, non polar
Tidak
bermuatan
Bermuatan
SER THR ASN
GLN CYS
Asam Amino polar tidak bermuatan
Asn
Gln
Thr
Ser
Cys
Tidak
bermuatan
Bermuatan ASP GLU
ARG HIS LYS SER THR ASN
GLN CYS
Bermuatan negatif pada pH fisiologis
Bermuatan positif pada pH fisiologis
Glu
Asp
Arg
Lys
His
Dalam kondisi bubuk (powder) dalam kondisi larutan (air)
• Gugus NH2 dan COOH pada asam amino dapat mengalami protonasi (bertambahnya proton H+) atau deprotonasi (berkurangnya H+) di dalam larutan dengan pH tertentu
• Pada pH 1, gugus NH2 pada asam amino menjadi NH3+ dan gugus COOH tidak mengalami perubahan. Protonasi pada gugus amina dipengaruhi oleh nilai pK1 asam amino.
• Saat pH larutan di bawah nilai pK1, asam amino bermuatan +1 krn protonasi gugus NH2.
• Saat pH larutan bernilai diantara pK1 dan pK2, gugus COOH mengalami deprotonasi menjadi COO dan gugus NH3+ tidak berubah sehingga asam amino berada dalam kondisi zwitter ion (gugus samping R asam amino tidak dapat mengion).
• Saat pH larutan di atas pK2, gugus NH3+ mengalami deprotonasi dan gugus COO tidak mengalami perubahan sehingga muatan asam amino adalah 1
• Untuk asam amino yang dapat mengion, nilai pK rantai samping harus diperhatikan
Kurva titrasi asam amino yang gugus sampingnya
tidak dapat mengion, yaitu A, F, G, I, L, M, N, P, Q, S, T, V, W.
Tirosin (Y) memiliki pK
rantai samping tetapi nilai pI dihitung dengan:
pI = 𝑝𝐾
1+𝑝𝐾
22
Kurva titrasi asam amino yang gugus sampingnya memiliki
nilai pK asam dan pada larutan dengan pH fisiologis, asam-
asam amino ini bermuatan NEGATIF: D dan E
Cystein tidak bermuatan tapi nilai pI dihitung dengan:
pI = 𝑝𝐾
1+𝑝𝐾
𝑅2
Kurva titrasi asam amino yang gugus sampingnya memiliki nilai pK basa dan pada larutan dengan pH fisiologis, asam-
asam amino ini bermuatan POSITIF: H, K, dan R
pI = 𝑝𝐾
2+𝑝𝐾
𝑅2
10.76 2.98
5.02 3.08
7.64 9.74
5.63 pK
ao f
pK
ao f pK
ao f
pI
10.07 9.11
2.20 ty ro sin e
ly sine 2.18 8.95 10.53
6.10 9.18
1.77 his tidine
g lutam ic acid 2.10 9.47 4.07 8.00 10.25
2.05 cy stein e
asp artic acid 2.10 9.82 3.86
argin ine 2.01 9.04 12.48
Sid e Chain Acidic
Sid e Ch ains COOH NH
3 +pK
ao f pK
ao f
pK
ao f
Sid e pI Chain Basic
Sid e Ch ains COOH NH
3 +