• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metabolisme Asam Amino & Protein , BASUKIHARDJO EDIT ( H 24 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metabolisme Asam Amino & Protein , BASUKIHARDJO EDIT ( H 24 )"

Copied!
256
0
0

Teks penuh

(1)

METABOLISME

ASAM AMINO

BIOKIMIA HARPER , EDISI 24 BASUKIHARDJO DRS MS APT

(2)

SISTIMATIKA

Macam Asam Amino menurut nutrisi :

Esensial

Non Esesnsial

Biosintesa Asam Amino , Urea .

Katabolisme N , C dari Asam Amino .

Konversi Asam Amino menjadi produk

(3)

BIOSINTESIS ASAM AMINO

YANG SECARA NUTRISI

(4)

PENDAHULUAN

Asam amino secara nutrisi dibagi dua :

Asam amino “esensial” atau “in dispensabel”

, asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri dalam tubuh .

Asam amino “non esensial” atau

“dispensabel” , asam amino yang dapat dibuat sendiri dalam tubuh .

(5)

Asam amino yang secara nutrisi non esensial itu lebih penting bagi sel dari pada asam amino yang secara nutrisi esensial , karena dalam tubuh organisme / manusia sudah terjadi evolusi penurunan kemampuan untuk membuat sendiri asam amino esensial , sementara kemampuan pembuatan asam

(6)

Penekanan ajaran pada proses metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh manusia , sehingga pembicaraan hanya biosintesis asam amino non esensial .

Tidak dibahas biosintesis asam amino

esensial oleh tanaman serta mikro organisme

.

(7)

ASAM AMINO ESENSIAL

ARGININ ( semi esensial ) , pertumbuh – an

anak

HISTIDIN ( semi esensial ) , pertumbuh – an

anak

ISOLEUSIN

(8)

ASAM AMINO ESENSIAL , LANJUTAN LISIN METIONIN FENIL ALANIN TREONIN TRIPTOFAN VALIN

(9)

ASAM AMINO NON ESENSIAL

ALANIN ASPARAGIN ASPARTAT SISTEIN GLUTAMAT

(10)

ASAM AMINO NON ESENSIAL , lanjutan

GLUTAMIN

GLISIN

HIDROKSI PROLIN ( tak diperlukan untuk

sintesa protein )

HIDROKSI LISIN ( tak diperlukan untuk sintesa

protein )

PROLIN

SERIN

(11)

KEPENTINGAN BIOMEDIS

Defisiensi asam amino Triptofan dan Lisin ,

sindrom Kwashiorkor dan Marasmus di Afrika Utara .

Sebelum timbul sindroma , defisiensi dapat

diperbaiki dengan pemberian susu , ikan , daging .

(12)

ASAM AMINO ESENSIAL

Asam amino yang secara nutrisi esensial ,

memiliki lintasan biosintesis yang panjang .

Karena kebutuhan gizi , pasokan senyawa

antara dari luar mempunyai nilai “survival” yang lebih besar dari pada kemampuan untuk mensintesis – nya .

(13)

Jika senyawa antara yang spesifik terdapat dalam makanan , organisme yang dapat mensintesisnya akan memproduksi dan

memindahkan informasi genetik nilai

“survival” negatif ke generasi selanjutnya .

Nilai survival tidak dianggap nol tetapi negatip

(14)

Jumlah enzim yang diperlukan oleh sel – sel prokariotik untuk mensintesis asam amino yang setara nutrisi esensial cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah enzim yang diperlukan untuk mensintesis asam amino yang secara nutrisi non esensial .

(15)

Keuntungan “survival” dalam

mempertahankan kemampuan untuk

membuat asam amino “yang mudah” sementara kehilangan kemampuan untuk

(16)

ASAM AMINO

NON ESENSIAL

Sebagian besar asam amino yang secara

nutrisi non esensial mempunyai lintasan biosintesis pendek .

Dari 12 asam amino yang secara nutrisi non

esensial , 9 asam amino dibentuk dari senyawa antara amfibolik . Tiga sisanya ( Cys , Tyr , Hyl ) dibentuk dari asam amino yang secara nutrisi esensial .

(17)

Transformasi ion amonium anorganik

menjadi nitrogen α – amino organik pada berbagai asam amino , dikatalis oleh enzim

(18)

1 . GLUTAMAT

Reaksi aminasi reduktif α – ketoglutarat

dikatalis oleh enzim glutamat dehidro – genase . Di samping pembentukan L – glutamin dari senyawa antara amfibolik α – ketoglutarat , reaksi ini merupakan tahap

pertama yang menjadi kunci dalam

biosintesis banyak asam amino lainnya .

(19)

2 . GLUTAMIN

Biosintesis glutamin dari glutamat dikatalis

oleh enzim glutamin sintetase . Reaksi tersebut memperlihatkan kesamaan maupun

perbedaan dengan reaksi glutamat

(20)

Keduanya “mengikat” nitrogen anorganik , gugus amino dan ikatan amida .

Kedua reaksi dirangkaian dengan sejumlah

reaksi eksergonik , untuk glutamat

dehidrogenase – reaksi oksidadi NAD(P)H , dan untuk glutamin sintetase – reaksi hidrolisa ATP .

(21)

3 . ALANIN dan ASPARTAT

Transaminasi piruvat membentuk L – alanin ,

dan transaminasi oksalo asetat membentuk L – aspartat . Pemindahan gugus α – amino pada glutamat kepada senyawa antara amfibolik ini melukis – kan kemampuan enzim transaminase untuk menyalurkan ion amonium , lewat glutamat , kepada nitrogen

(22)

4 . ASPARAGIN

Pembentukan asparagin dari aspartat , yang

dikatalis oleh enzim asparagin sintetase , menyerupai sintesis glutamin .

Asparagin sintetase tidak “mengikat”

nitrogen anorganik .

(23)

5 . SERIN

Serin dibentuk dari senyawa antara D – 3 –

fosfo gliserat yang bersifat glikolitik

Gugus α – hidroksil direduksi menjadi gugus

okso oleh NAD+ , kemudian mengalami

transaminasi yang memben – tuk fosfoserin , lalu mengalami fosforilasi terbentuk serin .

(24)

6 . GLISIN

Sintesis glisin , mamalia , ada beberapa cara :

Sitosol hati mengandung enzim glisin

transaminase , mengkatalis sintesis glisin dari glioksilat dan glutamat atau alanin . Reaksi ini sangat mendorong sintesis glisin .

Dua jalur tambahan pembentukan glisin , dari

kolin , dan dari serin lewat reaksi serin hidroksi metil transferase .

(25)

7 . PROLIN

Prolin pada mamalia beberapa kehidupan

lain , dibentuk dari glutamat melalui pembalikan reaksi katabolisme prolin .

(26)

8 . SISTEIN

Sistein dibentuk dari metionin dan serin

Metionin pertama dikonversi menjadi

homosistein lewat S – adenosil metionin dan S – adenosil homosistein .

Lalu homosistein dan serin dikonversi

menjadi sistein dan homoserin .

(27)

9 . TIROSIN

Tirosin dibentuk dari fenilalanin melalui

reaksi yang dikatalis oleh enzim fenilalanin

(28)

10 . HIDROKSIPROLIN

Karena prolin bertindak sebagai prekursor

hidroksi prolin , maka prolin dan hidroksi prolin termasuk dalam kelompok asam amino glutamat .

Yang dibahas hanya trans – 4 – hidroksiprolin

( 3 atau 4 – hidroksiprolin tidak dibahas ) .

(29)

Hidroksiprolin , hidroksilisin , mempu – nyai kaitan dengan kolagen , protein yang paling berlimpah jumlahnya pada jaringan tubuh mamalia .

(30)

Asam keto valin , leusin dan isoleu – sin

dapat menggantikan asam amino dalam

makanan .

Leusin , valin , isoleusin adalah asam amino

yang secara nutrisi esensial bagi mamalia ,

(31)

namun enzim transaminase dalam jaringan mamalia dapat mengadakan interkonversi reversibel ketiga asam amino itu dari asam α – keto padanannya .

(32)

Histidin dan Arginin secara nutrisi bersifat

semi esensial .

Arginin , yang merupakan asam amino yang

secara nutrisi esensial bagi manusia yang sedang tumbuh , dapat disintesis oleh tikus , namun jumlahnya tidak cukup untuk memungkinkan pertumbuhan yang normal .

(33)

Histidin , merupakan asam amino semi esensial .

Manusia dewasa dan tikus dewasa

mempunyai keseimbangan nitrogen yang dipertahankan untuk periode waktu yang singkat dalam keadaan tanpa histidin .

(34)

RANGKUMAN

Semua vertebra termasuk manusia , dapat

membentuk 12 asam amino yang secara nutrisi non esensial dari senyawa amfibolik atau dari asam amino lain yang ada dalam makanan .

(35)

Vertebra tidak dapat melakukan biosintesis 10 asam amino yang secara nutrisi esensial .

Biosintesis asam amino non esensial dari

senyawa antara amfibolik lewat lintasan metabolik yang meliputi lima atau kurang

(36)

Senyawa antara amfibolik induk dan asam amino yang dihasilkan adalah senyawa antara siklus asam sitrat , α – ketoglutarat ( Glu , Gln , Pro , Hyp ) , oksaloasetat ( Asp , Asn ) , senyawa antara yang bersifat glikolitik , 3 – fosfogliserat ( Ser , Gly ) .

(37)

Ketiga asam amino lainnya ( Cys , Tyr , Hyl ) dibentuk dari asam amino yang secara nutrisi esensial .

Serin menghasilkan kerangka karbon dan

(38)

Karena tidak ada kodon atau tRNA yang menentukan penyisipan Hyp atau Hyl ke dalam peptida , maka baik hidroksi prolin maupun hidroksi lisin dari makanan tidak disatukan ke dalam protein .

Asam amino yang terhidroksilasi ini timbul

lewat hidroksilasi post translasional oleh enzim oksidase dengan fungsi campuran dari peptidil Pro atau Lys .

(39)

KATABOLISME NITROGEN

ASAM AMINO

(40)

PENDAHULUAN

Dibahas cara pengeluaran nitrogen dari asam

amino .

Pengubahannya menjadi urea .

Permasalahan medis yang terjadi , bila terjadi

gangguan pada proses ini .

(41)

KEPENTINGAN BIOMEDIS

Keseimbangan nitrogen mengacu kepa – da

perbedaan antara asupan total nitrogen dan kehilangan total nitrogen dalam feses , urin , keringat .

(42)

Keseimbangan nitrogen positip , konsumsi lebih banyak dari pada ekskresi , bayi sedang tumbuh , ibu hamil .

Keseimbangan normal , konsumsi = ekskresi ,

orang dewasa normal .

Keseimbangan nitrogen negatip , konsumsi

lebih kecil dari pada ekskresi , pembedahan , kanker .

(43)

Amonia , terutama berasal dari deaminasi nitrogen α – amino pada asam amino , merupakan senyawa yang toksik bagi manusia .

Dilakukan detoksifikasi amonia dengan

mengubahnya menjadi glutamin untuk diangkut ke hati .

Di hati , dilakukan deaminasi glutamin ,

sehingga amonia lepas , lalu diubah menjadi senyawa non toksik yang kaya nitrogen , yaitu

(44)

Pada penderita sirosis hepatis yang masif atau hepatitis yang berat , amonia akan menumpuk dalam darah , keluhan dan gejala klinik . Terjadi kerusakan pada keseluruhan lima enzim dari siklus urea .

(45)

PERTUKARAN PROTEIN

Pertukaran protein , yaitu penguraian dan

resintesis semua protein sel yang berlangsung terus menerus , merupa – kan proses fisiologis

(46)

Orang dewasa menguraikan 1 – 2 % protein tubuhnya setiap hari . Atau dapat dikatakan antara 50 – 100 hari , protein tubuh 100 % habis diuraikan .

Setiap hari , manusia menukar atau

menggantikan 1 – 2 % total protein tubuh , khususnya protein otot .

(47)

Dari asam amino yang dibebaskan , 75 – 80 % digunakan kembali untuk sintesis protein yang baru

Nitrogen pada 20 – 25 % dari asam amino

sisanya membentuk urea .

Kerangka karbon kemudian diuraikan menjadi

(48)

Protein diuraikan dengan kecepatan yang bervariasi :

Kecepatan ini bervariasi , mengikuti

responnya terhadap kebutuhan fisio – logik .

Kecepatan rata – rata penguraian protein

yang tinggi menandai jaringan yang tengah mengalami penyusunan struktural kembali secara luas , misal

(49)

Jaringan uterus selama kehamilan .

Jaringan ekor kecebong selama metamorfosis

.

Penguraian protein otot kerangka dalam

keadaan starvasi berat .

Kerentanan suatu protein terhadap

penguraian , dinyatakan dengan usia paruhnya t½ , yaitu waktu yang diper – lukan untuk penurunan konsentrasinya hingga 50 %

(50)

Usia paruh protein hati , 30 menit – 150 jam .

Protein dengan usia paruh yang singkat

memiliki rangkaian PEST , yaitu sejumlah regio yang kaya akan asam amino Prolin ( P ) , Glutamat ( E ) , Serin ( S ) , Treonin ( T ) , target penguraian cepat .

(51)

Banyak enzim pengatur yang penting memiliki usia paruh yang singkat seperti enzim triptofan oksigenase , tirosin transaminase , HMG – KoA reduktase , nilai usia paruhnya hanya 0,5 – 2 jam .

Enzim aldolase , laktat dehidrogenase ,

(52)

Sebagai respons terhadap kebutuhan fisiologis , kecepatan penguraian enzim penting dapat dipercepat atau diperlam – bat dengan mengubah konsentrasi enzim , sehingga mengubah aliran metabolit dan

menyekat metabolit diantara berbagai

(53)

Asam amino yang berlebihan , diuraikan

dan tidak disimpan .

Untuk mempertahankan kesehatan , orang

dewasa memerlukan 30 – 60 gram protein per hari , atau unsur ekuivalennya dalam bentuk asam amino bebas .

(54)

Namun mutu protein , yaitu proporsi asam amino esensial dalam makanan terhadap proporsinya terhadap protein yang disintesis , merupakan faktor penting yang sangat menentukan .

(55)

Tanpa memperdulikan sumbernya , asam amino yang tidak segera disatukan menjadi protein baru akan diuraikan dengan cepat .

Jadi konsumsi asam amino secara berlebihan

tidak memberikan manfaat apapun selain pembentukan energi yang juga bisa dilakukan oleh karbohidrat dan lipid dengan biaya yang lebih rendah .

(56)

BINATANG

Binatang mengubah nitrogen α – amino

menjadi berbagai hasil akhir

Binatang mengekskresikan nitrogen dari

asam amino dan sumber lainnya sebagai salah satu dari hasil akhir berikut : amonia , asam urat , urea / ureum .

(57)

Ikan teleostean , amonotelik , amonia .

Burung , urikotelik , asam urat ( guano semi –

(58)

BIOSINTESIS UREA

Dibagi menjadi 4 tahap reaksi :

Transaminasi

Deaminasi oksidatif

Pengangkutan amonia

Reaksi pada siklus urea

(59)

Gugus α – amino dikeluarkan lewat

transaminasi

(60)

Nitrogen asam α – amino disalur – kan ke

dalam glutamat :

Transaminasi melakukan interkonversi , yang

umum nya asam α – amino dan asam α – keto .

Sebagian besar asam amino menjalani

transaminasi , kecuali asam amino lisin , treonin , asam imino siklik prolin serta hidroksi prolin .

(61)

Transaminasi bersifat reversibel bebas , maka enzim transaminase ( amino transferase ) dapat bekerja baik dalam proses katabolisme asam amino maupun dalam biosintesisnya .

Piridoksal fosfat terdapat pada tempat

katalitik dari semua enzim transaminase dan banyak enzim lainnya dengan substrat asam

(62)

Pada semua reaksi asam amino yang bergantung piridoksal fosfat , tahap awal pembentukan senyawa antara basa Schiff yang terikat enzim dan distabilkan oleh interaksi dengan regio kationik tempat aktif tersebut .

Senyawa antara itu dapat disusun kembali

dengan berbagai cara .

(63)

Selama transaminasi , koenzim yang terikat berfungsi sebagai pembawa gugus amino .

Penyusunan kembali membentuk asam keto

dan piridoksamin fosfat yang terikat enzim .

Piridoksal fosfat yang terikat kemudian

(64)

Enzim alanin – piruvat transaminase ( alanin transaminase ) dan glutamat – α – keto – glutarat transaminase ( glutamat transaminase ) , yang terdapat dalam

sebagian besar jaringan mamalia ,

mengkatalisa pemindahan gugus amino dan kebanyakan asam amino untuk membentuk alanin ( dari piruvat ) atau glutamat ( dari α – ketoglutarat )

Kadar serum transaminase meninggi pada

beberapa penyakit .

(65)

Transaminase merupakan enzim yang spesifik bagi satu pasang asam α – amino dan α – keto saja :

Setiap enzim transaminase bersifat spesifik

untuk satu pasangan substrat dan non spesifik untuk pasangan lainnya .

Karena alanin juga merupakan substrat bagi

glutamat transaminase , maka semua nitrogen amino dari asam amino yang dapat menjalani transaminasi , bisa terkonsentrasi

(66)

Penting , sebab L – glutamat merupakan satu – satunya asam amino dalam jaringan mamalia yang menjalani deaminasi oksidatif dengan kecepatan yang cukup tinggi .

Jadi pmbentukan amonia dari gugus α –

amino , terutama terjadi lewat konversi menjadi nitrogen α – amino pada L – glutamat .

(67)

Gugus non α – amino dapat melaku – kan

trans – aminasi .

Gugus δ – amino pada ornitin ( tapi bukan

gugus ε – amino pada lisin ) mudah mengalami transaminasi , sehingga terbentuk glutamat – γ – semialdehid .

(68)

METABOLISME NITROGEN

.

Enzim L – glutamat dehidrogenase

menempati

posisi

sentral

dalam

metabolisme nitrogen :

Gugus α – amino pada kebanyakan asam

amino , akhirnya akan dipindah – kan kepada α – ketoglutarat melalui transaminasi , sehingga terbentuk L – glutamat .

(69)

Pelepasan nitrogen sebagai amonia , dikatalis enzim L – glutamat dehidrogenase , suatu enzim yang terdapat dimana – mana dalam

jaringan mamalia yang menggunakan NAD+

atau NADP+ sebagai oksidan .

Jadi konversi netto gugs α – amino menjadi

amonia , memerlukan kerja yang seirama antara enzim glutamat transaminase dan

(70)

Aktivitas enzim glutamat dehidrogen – ase hati diatur oleh inhibitor alosterik ATP , GTP , NADH , aktivator ADP .

Reaksi yang bersifat reversibel bebas ini

bekerja baik pada katabolisme maupun biosintesis asam amino .

(71)

Secara katabolik , reaksi ini menyalur – kan nitrogen dari glutamat kepada urea

(72)

Enzim oksidase asam amino juga

mengeluarkan amonia dari asam α –

amino :

Sebagian besar amonia yang lepas dari asam

L – α – amino mencerminkan kerja

transaminase dan L glutamat

dehidrogenase yang berpasangan .

(73)

Namun , enzim oksidase asam L – amino terdapat dalam jaringan hati dan ginjal mamalia .

Senyawa – senyawa flavoprotein yang dapat

teroksidasi sendiri ini , mengoksidasi asam amino mejadi asam α – imino yang menambahkan air serta terurai menjadi asam α – keto yang bersesuaian dan disertai

(74)

Flavin yang tereduksi , akan mengalami oksidasi langsung oleh oksigen molekuler ,

sehingga terbentuk hidrogen peroksida ( H2O2

) , yang akan terpecah menjadi O2 dan H2O

oleh enzim katalase yang terdapat dalam banyak jaringan , khususnya hati .

(75)

Intoksikasi amonia dapat membawa

kematian :

Amonia yang dihasilkan bakteri enterik ,

diserap ke dalam darah vena porta yang dengan demikian darah ini mengandung amonia dengan kadar yang lebih tinngi

(76)

Karena hati yang sehat akan segera mengeluarkan amonia ini dari dalam darah porta , maka darah perifer pada hakekatnya tidak mengandung amonia .

Penting , karena amonia dengan jumlah renik

sekalipun , akan bersifat toksik bagi sistem saraf pusat .

(77)

Jika darah porta tidak mengalir lewat hati , maka amonia dapat meningkat hingga mencapai kadar yang toksik dalam darah sistemik .

Keadaan ini terjadi setelah fungsi hati

mengalami gangguan yang berat atau setelah terdapat hubungan kolateral antara vena

(78)

Gejalanya mirip dengan sindrom koma hepatikum yang terjadi ketika kadar amonia darah dan otak mengalami kenaikkan .

Tindakan , bertujuan menurunkan kadar

amonia darah .

(79)

Glutamin sintetase mengikat amonia

sebagai glutamin

:

Meski diproduksi terus menerus dalam jaring

– an , amonia dengan cepat akan dikeluarkan dari sirkulasi darah oleh hati dan kemudian diubah menjadi glutamat , glutamin , urea .

(80)

Pembentukan glutamin :

Pengikatan amonia , reaksi glutamat

dehidrogenase

Dikatalis enzim glutamin sintetase , enzim

mito kondria dalam jumlah besar dalam jaringan ginjal . Sintesis ikatan amida pada glutamin , beban hidrolisis satu ekivalen ATP menjadi ADP dan Pi .

(81)

KATABOLISME NITROGEN

Urea merupakan hasil akhir katabolis – me

nitrogen yang penting pada manusia .

Seorang manusia yang mengkonsumsi 300 g

karbohidrat , 100 g lemak dan 100 g protein setiap harinya , akan mengeks – kresikan sekitar 16 , 5 g nitrogen per hari .

(82)

95 % dari jumlah ini akan dikeluarkan ke dalam urin dan 5 % ke dalam feses .

Pada manusia yang mengikuti diet ala Barat ,

urea yang disintesis dalam hati , dilepas ke dalam darah dan dibersihkan dari darah oleh ginjal , membentuk 80 – 90 % dari nitrogen yang diekskresikan .

(83)

Urea dibentuk dari Amonia , CO

2

dan

Aspartat :

Sintesis 1 mol urea memerlukan 3 mol ATP

dan 1 mol masing – masing ion amonium serta nitrogen α – amino dan aspartat , dikatalis oleh 5 enzim .

Dari 6 asam amino yang berpartisipasi , N –

asetil glutamat hanya bertindak sebagai zat pengaktif enzim . Yang lain bertindak sebagai

(84)

Pada mamalia , peran metabolik utama dari ornitin , sitrulin dan arginino – suksinat dalam sintesis urea .

Biosintesis urea sebagian merupakan proses

siklik .

Ornitin , sitrulin , arginino suksinat , arginin ,

tak ada yang hilang , juga tidak ada perolehan .

(85)

Akan tetapi , ion amonium , CO2 , ATP dan aspartat akan terpakai .

Sebagian reaksi sintesis urea , terjadi dalam

matriks mitokondria , dan sebagian lainnya berlangsung dalam sitosol .

(86)

SIKLUS / BIOSINTESIS UREA

Enzim karbamoil Fosfat Sintase I ,

mengawali biosintesis urea :

Dimulai terjadi kondensasi CO2 , amonia dan

ATP , membentuk karbamoil fosfat , dikatalis oleh enzim karbamoil fosfat sintetase .

(87)

Karbamoil fosfat sintase I , enzim mitokondria hepatik , amonia sebagai donor nitrogen , bekerja pada sintesis urea .

Karbamoil sintase II , enzim sitosol ,

(88)

Perlu 2 mol ATP , satu molekul sebagai sumber fosfat , konversi ATP kedua menjadi AMP dan piro fosfat bersama – sama hidrolisis pirofosfat menjadi ortofosfat akan menghasilkan energi pendorong bagi sintesis ikatan amida serta ikatan anhidrida asam campuran dari karbamoil fosfat .

(89)

Kerja yang seirama antara enzim glutamat dehidrogeenase dan karbamoil fosfat sintase I , akan menggerakkan nitrogen secara ulang alik ke dalam karbamoil fosfat , suatu senyawa antara dengan potensi pemindahan gugus yang tinggi .

(90)

Reaksi bikarbonat dan ATP , membentuk karbamoil fosfat serta ADP.

Amonia menggantikan ADP , sehingga

terbentuk karbamat dan ortofosfat .

Fosforilasi karbamat oleh ATP yang kedua ,

membentuk karbamoil fosfat .

(91)

Karbamoil fosfat sintase I , enzim yang bersifat membatasi atau memacu kecepatan reaksi pada siklus urea . Enzim pengatur ini hanya bekerja aktif dengan adanya aktivator

alosterik N asetil glutamat yang

(92)

Karbamoil fosfat plus ornitin , membentuk

sitrulin :

Enzim L – ornitin trans karboksilase

mengkatalis pemindahan moeitas karbamoil dari karbamoil fosfat kepada ornitin , membentuk sitrulin + ortofosfat

(93)

Meskipun reaksi berlangsung dalam matriks

mitokondria , kompartemen tempat

terbentuknya substrat ornitin dan tempat produk sitrulin , mengalami metabolisme lebih lanjut dalam sitosol .

Masuknya ornitin ke dalam mitokondria dan

keluarnya sitrulin dari dalam mito – kondria , melibatkan sistem transporta – si membran

(94)

Sitrulin plus aspartat , membentuk

argininosuksinat :

Reaksi argininosuksinat sintase ,

menghubungkan aspartat dengan sitrulin

lewat gugus amino aspartat , dan

memberikan nitrogen kedua dari urea .

Reaksi ini perlu ATP dan meliputi

pembentukan segera sitrulil – AMP . Kemudian , pergeseran selanjutnya AMP oleh asaprtat akan membentuk sitrulin .

(95)

Pemecahan

arginino

suksinat

,

membentuk arginin dan fumarat :

Pemecahan arginino suksinat , reaksi

eliminasi trans yang reversibel , dikatalis enzim arginino suksinase , mempertahankan nitrogen dalam produk arginin , melepas

(96)

Penambahan air pada fumarat , mem – bentuk L – malat , oksidasi L – malat yang

bergantung NAD+ , membentuk oksalo asetat

, dikatalis enzim fumarat dan malat dehidrogenase , dalam sitosol .

Trans aminasi oksalo asetat oleh glutamat ,

membentuk kembali aspartat

Kerangka karbon pada aspartat / fumarat

bertindak sebagai karier / pembawa bagi pengangkutan nitrogen glutamat ke dalam prekursor urea .

(97)

Pemecahan arginin , melepaskan urea dan

membentuk kembali ornitin :

Reaksi akhir pada siklus urea , pemecahan

(98)

Ornitin memasuki kembali miutokondria hati untuk melakukan perputaran tambahan dalam siklus urea .

Arginase , dalam jumlah lebih kecil , terdapat

dalam jaringan renal , otak , kelenjar mammae , jaringan testis dan kulit .

Ornitin dan lisin merupakan inhibitor enzim

arginase yang poten dengan sifat

kompetitifnya terhadap arginin .

(99)

Karbamoil fosfat sintetase I , merupakan

enzim pemacu kecepat – an pada siklus

urea :

Aktivitas enzim ditentukan oleh konsentrasi

(100)

Kadar yang selalu tetap ini , ditentukan oleh kecepatan sintesisnya dari asetil – KoA serta glutamat dan hidrolisisnya menjadi asetat serta glutamat , kedua reaksi dikatalis enzim N – asetil glutamat sintetase dan N – asetil glutamat hidrolase .

(101)

Perubahan besar dalam diet pada model hewan , dapat mengubah konsentrasi enzim dalam siklus urea sebesar 10 – 20 kali lipat .

Contoh , starvasi akan menaikkan kadar

enzim yang kemungkinan terjadi , untuk mengatasi peningkatan produksi amonia yang

(102)

RANGKUMAN

Nutisi nitrogen , klinikus & ahli gizi membagi

:

Keseimbangan nitrogen positip

Keseimbangan nitrogen ekuilibrium Keseimbangan nitrogen negatip

Pergantian protein ( sintesis dan katabolisme

) yang berlangsung terus menerus , terjadi dalam semua bentuk kehidupan .

(103)

Setiap hari , seorang manusia mengurai – kan 1 – 2 % protein tubuhnya , khususnya protein otot skeletal .

Kecepatan penguraian protein bervari – asi

secara luas :

(104)

Usia paruh protein , yaitu waktu yang diperlukan untuk menguraikan separuh dari protein yang ada , bervariasi dari 30 menit – 150 jam .

Usia paruh pendek , menandai enzim yang

melaksanakan pengaturan yang penting .

Protease dan peptidase , menguraikan

protein melalui lintasan yang :

Bergantung ATP

Tidak bergantung ATP

(105)

Glikoprotein yang ada dalam darah , reseptor asialo glikoprotein pada permukaan sel hati akan mengikat dan menyatukan asialo glikoprotein yang tadinya akan diuraikan oleh enzim protease lisosom

Protein intrasel , pelekatan beberapa molekul

ubikuitin menjadi protein tersebut sebagai target untuk mengalami penguraian .

(106)

Asam amino yang dibebaskan lewat katabolisme protein atau yang dikonsumsi melebihi kebutuhan , tidak akan disimpan , tetapi diuraikan .

Amonia bersifat sangat toksik bagi semua

binatang .

Ikan mengekskresikan amonia secara langsung

ke dalam air .

Burung melakukan detoksikasi amonia dengan

(107)

Manusia dan vertebrata tinggi , mengubah amonia menjadi urea .

Pada manusia dan vertebrata tinggi , reaksi

inisial katabolisme asam amino adalah pengeluaran gugus α – amino melalui

transaminasi , sebuah reaksi yang

memerlukan piridoksal fosfat .

(108)

Enzim oksidase asam L – amino , melakukan deaminasi pada asam α – amino , makna fisiologis tak begitu besar .

Enzim L – glutamat dehidrogenase ,

menempati posisi sentral dalam metabolisme nitrogen .

(109)

Intoksikasi amonia , membawa kema – tian , reaksi glutamin sintetase mengubah amonia menjadi glutamin yang non toksik untuk diangkut ke hati , lalu enzim glutaminase hati melepas amonia dari glutamin untuk digunakan dalam sintesis urea .

Pertukaran antar organ , mempertahan – kan

asam amino dalam darah , menandai pasca absorpsi .

(110)

Urea / ureum , produk akhir katabolisme nitrogen asam amino , pada manusia , disintesa dari amonia , karbon dioksida , nitrogen amida aspartat .

Reaksinya sebagian berlangsung dalam

matriks mitokondria dan sebagian lagi dalam sitosol .

(111)

Sintesis karbamoil fosfat dari ion amonium

dan CO2 berlangsung dalam mitokondria hati ,

sebagaimana halnya kondensasi karbamoil fosfat dengan ornitin untuk membentuk sitrulin .

(112)

Reaksi akhir yang dikatalis enzim orginase , memecah arginin menjadi urea dan ornitin dan menyelesaikan siklus tersebut .

Pengaturan biosintesis urea , kadar enzim

maupun pengaturan alosterik aktivitas

karbamoil fosfat sintase oleh N

(113)

KATABOLISME

KERANGKA KARBON

ASAM AMINO

(114)

PENDAHULUAN

Konversi kerangka karbon pada asam L –

amino yang umum terdapat , menjadi senyawa antara amfibolik .

Berbagai penyakit metabolik .

Kelainan metabolisme sejak lahir yang

berkaitan dengan lintasan katabolik ini .

(115)

KEPENTINGAN BIOMEDIS

Penyakit pada metabolisme asam amino .

Mutasi pada ekson atau regio pengaturan

gen .

Asidemia arginino suksinat .

(116)

KATABOLISME

DAN

BIOSINTESIS

Asam

amino

dikatabolisasi

menjadi

substrat bagi bio sintesis karbo – hidrat

dan lemak .

(117)

Penelitian gizi ( 1920 – 1940 ) dan penelitian asam amino berlabel ( 1940 – 1950 ) ,

memastikan adanya kemampu an

interkonversi antara kerangka karbon lemak , karbohidrat dan protein .

Setiap asam amino dapat dikonversikan

menjadi karbohidrat ( 13 asam amino ) , lemak ( 1 asam amino ) serta keduanya ( 5

(118)

REAKSI INISIAL

Reaksi inisial sering berupa pengeluaran gugus

α – amino .

Pengeluaran nitrogen α – amino lewat

transaminasi , umumnya merupakan reaksi katabolik pertama , tetapi tidak berlaku bagi prolin , hidroksi prolin , treonin , lisin .

(119)

Nitrogen yang dilepaskan dapat digunakan kembali untuk proses anabolik seperti sintesis protein , atau dikonversi menjadi urea dan diekskresikan .

(120)

Asparagin dan aspartat membentuk

oksaloasetat :

Keempat atom karbon dari asparagin dan

aspartat , akan membentuk oksalo asetat lewat sejumlah reaksi berturutan , dikatalis enzim asparaginase dan transaminase .

(121)

Defek metabolik pada lintasan metabolik yang pendek ini tidak pernah diketahui ,

mungkin terjadi karena defek enzim

(122)

Glutamin dan glutarat , membentuk α –

ketoglutarat :

Katabolismenya , transaminase sama ,

(123)

Prolin membentuk α – ketoglutarat :

Prolin teroksidasi menjadi hidroksi prolin ,

lalu ditambah air , membentuk senyawa glutmat – γ – semi aldehid . Selanjutnya teroksidasi menjadi glutamat dan mengalami transaminasi menjadi α – ketoglutarat .

Hiperprolinemia , tipe I dan tipe II .

(124)

Arginin dan Ornitin , membentuk α –

ketoglutarat :

Arginin ( 6 atom karbon ) , atom karbon dan 3

atom nitrogen pertama – tama harus dikeluarkan . Hidrolisa gugus guanidino dikatalis enzim arginase , terbentuk ornitin .

(125)

Ornitin mengalami transaminasi pada gugus 5 – aminonya , terbentuk glutamat γ – semi aldehid , lalu membentuk α – ketoglutarat .

(126)

Histidin , membentuk α – keto glutarat :

Deaminasi histidin , dikatalis enzim histidase ,

meng hasilkan urokanat .

Penambahan air pada reaksi redoks internal ,

dikatalis enzim urokanase , membentuk 4 – imidazolon – 5 – propionat .

Lalu dihidrolisa sehingga terbentuk N –

formimino glutamat ( Figlu ) .

(127)

Pemindahan gugus formimino pada Figlu kepada tetrahidrofolat , memben – tuk glutamat .

Transaminasi glutamat , membentuk α –

ketoglutarat .

Pada defisiensi folat , Figlu diekskresi – kan ke

urin .

(128)

PEMBENTUKAN PIRUVAT

6 asam amino membentuk piruvat :

Semua atom karbon pada glisin , alanin ,

serin dan dua atom karbon pada treonin , membentuk piruvat .

Piruvat dikonversi menjadi asetil – KoA

(129)

Katabolisme glisin lewat pemecahan glisin

:

Glisin dapat membentuk piruvat lewat

konversi pendahuluan menjadi serin .

(130)

Kompleks glisin sintase , suatu agregat makro

molekuler dalam mitokondria hati ,

memecah glisin menjadi CO2 dan NH3 ,

membentuk N⁵ , N¹⁰ - metilen tetrahidrofolat secara reversibel .

Kelainan metabolisme glisin , glisinuria ,

hiperoksal uria primer .

(131)

Alanin membentuk piruvat :

Transaminasi α – alanin membentuk piruvat ,

kemudian dapat menjalani dekarboksilasi menjadi asetil – KoA .

(132)

Katabolisme serin , terjadi lewat lisin

Manusia dan banyak vertebrata ,

menguraikan serin menjadi glisin dan senyawa N⁵ , N¹⁰ - metilen – tetra hidrofolat , dikatalis enzimserin hidroksi metil trans ferase , lalu katabolisme serin bergabung dengan katabolisme glisin .

(133)

Hati tikus , mengubah serin menjadi piruvat melalui serin hidratase , yaitu protein piridoksal fosfat , lewat hilangnya air yang diikuti oleh kehilangan hidrolitik amonia .

(134)

Sistin reduktase mereduksi sistin menjadi

sistein :

Manusia , ekskresikan 20 – 30 nmol sulfur per

hari , sebagian besar berbentuk sulfat anorganik .

Mamalia , konversi menjadi sistein , dikatalis

enzim sistin reduktase , lalu katabolisme sistin bergabung dengan katabolisme sistein .

(135)

Konversi sistein menjadi piruvat , lewat 2

lintasan :

Lintasan oksidatif langsung ( sistein sulfinat ) , dikatalis enzim sistein dioksigenase , perlu

Fe⁺ dan NAD(P)H .

Sistein sulfinat , transaminasi , menjadi β –

(136)

Kemudian dikonversi menjadi piruvat dan sulfit , dikatalis enzim desulfinase , terjadi dalam keadaan tanpa adanya katalisi enzimatik .

(137)

Transaminasi inisial sistein memben – tuk

3 – merkapto piruvat ( tiol piruvat ) :

Dikatalis enzim sistein transaminase yang

spesifik atau enzim glutamat atau aspartat transaminase , yang terdapat dalam hati dan ginjal mamalia .

(138)

Reduksi 3 – merkapto piruvat oleh enzim L – laktat dehidrogenase , membentuk 3 – merkapto laktat ( dalam urin sebagai disulfida ) campuran dengan sistein , ekskresi ke urin pada penderita disulfiduria

Alternatif lain , 3 – merkapto piruvat ,

mengalami desulfurasi , terbentuk piruvat dan

H2S .

Defek asam amino yang mengandung sulfur ,

sistin uria ( sistin – lisin uria ) , sistinosis , homosistinuria .

(139)

Treonin aldolase memulai katabolis – me

treonin :

Treonin dipecah menjadi asetaldehid dan

glisin oleh enzim treonin aldolase .

Asetaldehid teroksidasi menjadi asetat , lalu

(140)

4 – hidroksi prolin membentuk piruvat dan

glioksilat :

Enzim dehidrogenase mitokondria

mengoksidasi 4 – hidroksi – L – prolin menjadi L - ∆¹ - pirolin – 3 – hidroksi – 5 – karboksilat , yang berada dalam keseimbangan enzimatik dengan senyawa γ – hidroksi – L – glutamat – γ – semi aldehid .

(141)

Semi aldehid itu teroksidasi menjadi eritro – γ – hidroksi – L – glutamat , transaminasi

menjadi α – keto – γ – hidroksi glutarat

(142)

Lokasi defek metabolik pada keadaan hiper hidroksi prolin emia , merupakan trait autosomal resesif , terletak pada enzim 4 – hidroksi prolin dehidrogen ase .

Kelainan ini ditandai oleh kadar 4 – hidroksi

prolin yang tinggi di dalam plasma .

(143)

Gangguan pada katabolisme prolin , negatif , sebab enzim yang terkena hanya bekerja pada katabolisme hidroksi prolin .

Keadaan itu tidak membawa akibat pada

metabolis me kolagen , dan seperti halnya hiper prolinemia , hiper hidroksi prolinemia ,

(144)

PEMBENTUKAN ASETIL – KoA

12 asam amino membentuk asetil – KoA :

Semua asam amino yang membentuk piruvat

( alanin , sistein , sistin , glisin , hidroksi prolin , serin , treonin ) juga membentuk asetil – KoA lewat enzim piruvat dehidrogenase .

(145)

Di samping itu , fenil alanin , tirosin , triptofan , lisin , leusin , membentuk asetil – KoA tanpa

(146)

( 1 ) . Transaminasi tirosin membentuk p – hidroksi fenil piruvat , dikatalis enzim tirosin – α – keto glutarat transaminase , enzim induksi hati manusia .

(147)

( 2 ) . P – hidroksi fenil piruvat membentuk homo gentisat . Reaksi yang tidak lazim ini meliputi hidroksilasi cincin dan migrasi rantai samping . Karena zat pereduksi askorbat , maka penderita skorbut , mengekskresikan produk metabolisme tirosin , yang teroksidasi tidak lengkap . Penderita alkaptonuria , mengekskresi – kan homogentisat .

(148)

( 3 ) . Homogentisat oksidase membuka cincin aromatik . Pemutusan oksidatif cincin benzena homogentisat yang dikatalis enzim homogentisat oksidase pada hati mamalia , membentuk maleil aseto asetat .

(149)

( 4 ) . Isomerisasi Cis , Trans , membentuk Fumaril aseto asetat . Isomerisasi maleil aseto asetat yang dikatalis enzim maleil aseto asetat cis , trans isomerase , akan membentuk fumaril aseto asetat .

(150)

( 5 ) . Hidrolisis Fumaril aseto asetat , membentuk fumarat dan aseto asetat , dikatalis enzim fumaril aseto asetat hidrolase . Aseto asetat dapat membentuk asetil – KoA plus asetat lewat enzim β – keto tiolase .

(151)

Nitrogen pada Lisin tidak turut serta

dalam transaminasi :

Mamalia , mengubah kerangka karbon yang

utuh dari L – lisin , menjadi α – amino adipat dan α – keto adipat , dengan senyawa antara sakaropin .

(152)

Senyawa L – lisin dengan α – keto glutarat membentuk basa Schiff , lalu tereduksi menjadi sakaropin , lalu teroksidasi oleh

enzim dehidrogena se sekunder .

Penambahan air , membentuk L – glutamat dan L – α – amino adipat – γ – semi aldehid .

Rekasi ini menyerupai pengeluaran gugus ε –

nitrogen pada lisin melalui transaminasi , tak terjadi pada jaringan mamalia .

(153)

Transaminasi α – aminoadipat menjadi α

ketoadipat :

Reaksi ini mungkin diikuti oleh dekarboksilasi

oksidatif menjadi glutaril – KoA .

Lisin bersifat ketogenik dan glukogenik

katabolit glutaril – KoA yang tepat dalam sistem tubuh mamalia masih belum diketahui .

(154)

Triptofan

oksigenase

memulai

katabolisme triptofan :

Atom karbon pada rantai samping maupun

pada cincin aromatik asam amino triptofan , dapat terurai seluruhnya , menjadi senyawa antara amfibolik , melalui lintasan kinurenin – antranilat , yaitu lintasan yang penting untuk penguraian triptofan maupun untuk konversi triptofan menjadi nikotinamida .

(155)

Enzim triptofan oksigenase ( triptofan pirolase ) mengkatalis reaksi pemutus – an cincin indol dengan penyatuan dua atom dari molekul oksigen , sehingga terbentuk

(156)

Enzim oksigenase , suatu metalo protein besi porfirin , dapat diinduksi dalam hati oleh kortikosteroid adrenal dan triptofan . Enzim ini bentuknya laten , perlu pengaktifan .

Triptofan juga menstabilkan enzim

oksigenase terhadap reaksi penguraian proteolitik . Triptofan oksigenase dihambat secara umpan balik oleh derivat asam nikotinat , termasuk NADPH .

(157)

Penimbunan Xanturenat terjadi pada defisiensi vitamin B₆ , dikeskresi ke urina .

(158)

Defisiensi vitamin B₆ mengakibatkan kegagalan partial untuk mengkataboli – sasi derivat kinurenin ini , membentuk senyawa xanturenat .

Triptofan dapat menggantikan sepenuh – nya

vitamin B₆ dalam makanan pada binatang pengerat , anjing dan babi .

(159)

Penyakit Hartnup , suatu trait autosomal

resesif , terjadi akibat defek pada

pengangkutan asam amino netral yang mencakup pula triptofan dalam usus dan ginjal . Gejalanya , asiduria asam amino

(160)

PEMBENTUKAN

SUKSINIL – KoA

Metionin , Isoleusin , valin , dikataboli – sasi

menjadi Suksinil – KoA .

80 % kerangka karbon valin , 60 % metionin ,

50 % isoleusin , membentuk suksinil – KoA .

(161)

Atom karbon karboksil , semua membentuk

CO2 .

2 atom karbon terminal dari isoleusin ,

membentuk asetil – KoA , gugus metil pada metionin dikeluar kan dalam bentuk metil .

(162)

Atom

karbon

Metionil

membentuk

Propionil – KoA :

L – metionin pertama – tama mengalami

konden sasi dengan ATP , membentuk S – adenosil metionin , merupakan “metionin aktif” , gugus S – C / metil .

Efek netto , konversi homosistein menjadi

homo serin , dan konversi serin menjadi sistein .

(163)

Kedua reaksi juga terlibat dalam biosintesis sistein dan serin .

Homoserin diubah menjadi α – ketobutirat

oleh enzim homoserin deaminase , lalu dikonversi menja di propionil – KoA ,

(164)

REAKSI KATABOLIK

ASAM AMINO RANTAI CABANG

Valin , bersifat glikogenik

Leusin , bersifat ketogenik

Isoleusin , bersifat glikogenik & ketogenik

Katabolisme asam amino rantai cabang ,

terjadi di hati , ginjal , otot , jantung serta jaringan adiposa .

(165)

Asam amino masuk ke dalam sel melalui pengangkut pada membran sel .

Setelah terjadi transaminasi yang reversibel ,

asam α – keto yang di hasilkan , memasuki mitokondria dan mengalami dekarbok silasi oksidatif , terbentuk tioester α – ketoasil – KoA , dikatabolisasi pada lintasan yang

(166)

Satu enzim melakukan transaminasi pada

tiga asam amino yang bercabang :

Transaminasi tiga asam amino yang bercabang

( valin , leusin , isoleusin ) dikatalis oleh enzim transaminase tunggal .

Karena reaksi ini reversibel , asam α – keto

yang bersesuaian , dapat menggantikan asam amino yang ada dalam makanan .

(167)

Dekarboksilasi oksidatif Asam α – keto

(168)

Kompleks multienzim mitokondria , yaitu enzim dehidrogenase asam α – keto rantai cabang , mengkatalis reaksi dekarboksilasi oksidatif asam α – keto yang berasal dari leusin , isoleusin , valin .

Struktur dan pengaturan enzim

dehidrogenase ini sangat mirip dengan enzim piruvat dehidrogenase .

(169)

Sub unitnya berupa , dekarboksilase asam α –

keto , transasilase , dihidro lipoil

dehidrogenase .

Kompleks kehilangan aktivitasnya , bila

terfosforilasi oleh ATP serta protein kinase , dan diaktifkan kembali oleh enzim fosfatase

fosfo protein yang tidak bergantung Ca++ .

(170)

Dehidrogenasi tioester Asil – KoA yang

bercabang , merupakan reaksi yang

analog dengan reaksi pada katabolisme

Asam Lemak .

Reaksi 3 analog dengan dehidrogenasi

tioester asil – KoA dalam katabolisme asam lemak .

(171)

Bukti tak langsung menunjukkan sedikitnya ada 2 enzim yang terlibat . Dalam keadaan asidemia iso valerat , konsumsi makanan yang kaya protein , terjadi kenaikkan kadar isovalerat darah . Isovalarat , produk deasilasi

(172)

3 reaksi spesifik bagi katabolisme leusin

:

Reaksi 4L Reaksi 5L Reaksi 6L 172

(173)

4 reaksi spesifik bagi katabolisme valin

: Reaksi 4L Reaksi 5L Reaksi 6L Reaksi 7L Reaksi 8L

(174)

3 reaksi spesifik bagi katabolisme

isoleusin :

Reaksi 4L

Reaksi 5L

(175)

RANGKUMAN

Kalau asam amino terdapat melebihi

kebutuhan metabolik , kerangka karbonnya akan dikatabolisasi menjadi senyawa antara amfibolik untuk digunakan sebagai sumber energi atau sebagai substrat bagi biosintesis karbohidrat dan lemak .

(176)

Pengeluaran nitrogen α – amino melalui transami nasi , paling sering berupa reaksi inisial katabolisme asam amino .

Reaksi berikutnya , akan mengeluarkan setiap

nitrogen tambahan dan membangun kembali ke rangka hidrokarbon yang tersisa untuk konversi menjadi senyawa antara amfibolik seperti :

(177)

Oksaloasetat , α – ketoglutarat , piruvat , asetil – KoA , sebagai contoh :

Deaminasi asparagin membentuk aspartat

yang menjadi oksaloasetat .

Glutamin dan glutamat membentuk α –

(178)

Hiper prolinemia , prolin menjadi α – ketoglutarat .

Reaksi inisial katabolisme arginin dikatalis

enzim arginase , suatu enzim pada sintesis urea .

Transaminasi δ – nitrogen pada ornitin ,

membentuk glutamat – γ – semialdehid , katabolisme arginin akan bergabung dengan katabolisme histidin

(179)

Enam asam amino membentuk piruvat :

Glisin , penyakitnya glisinuria dan

hiperoksaluria primer .

Transaminasi alanin , membentuk piruvat

secara langsung .

(180)

Setelah reduksi sistin menjadi sistein , dua kelom pok reaksi katabolik akan mengubah sistein menjadi piruvat .

Sistein , penyakitnya sistin – lisin uria ,

(181)

Katabolisme treonin dan glisin bergabung , setelah enzim treonin aldolase memecah treonin menjadi glisin dan asetaldehida .

Oksidadi asetaldehid , membentuk asetat dan

(182)

Hidroksi prolin emia , berkaitan dengan gangguan kemampuan untuk menguraikan 4 – hidroksi prolin menjadi piruvat dan glioksilat .

Duabelas asam amino membentuk asetil –

KoA .

Setelah terjadi transaminasi , kerangka karbon

tirosin diuraikan menjadi fumarat dan aseto asetat lewat suatu rangkaian reaksi yang panjang .

(183)

Tirosin , penyakitnya tirosinosis , sindrom Richner – Hanhart , tirosinemia neonatus dan alkaptonuria .

Hidroksilasi fenil alanin , membentuk tirosin .

Fenilalanin , penyakitnya fenil keton uria ( PKU

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa permohonan Pemohon patut untuk dikabulkan dengan memberikan

Abdul Chae, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, h.. اترشلاا روهظ لم ةيسينودنلإا ةغللا في يظفللا ك ينعضوم في ثديح ينقباس طقف ، نكلو

pemberian dosis buah Jambu biji merah 2 mL/KgBB dan 2.5 mL/KgBB tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pemberian larutan Sangobion terhadap

Maka para ahli menentukan syarat minimal usia perkawinan sebagaimana tercantum dalam undang-undang perkawinan pasal 7 ayat (1)yaitu, batas minimal bagi laki-laki umur19

5) Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor psikologis dengan penampilan kerja petugas rekam medis dalam kaitannya dengan peran dan fungsinya

Perusahaan yang mengalami pertumbuhan EPS diisyaratkan mempunyai kinerja yang baik oleh investor, karena pembayaran dividen oleh perusahaan sangat tergantung dengan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah pada guru di SMP dan SMA Kristen Eben