METABOLISME
ASAM AMINO
BIOKIMIA HARPER , EDISI 24 BASUKIHARDJO DRS MS APT
SISTIMATIKA
• Macam Asam Amino menurut nutrisi :
Esensial
Non Esesnsial
• Biosintesa Asam Amino , Urea .
• Katabolisme N , C dari Asam Amino .
• Konversi Asam Amino menjadi produk
BIOSINTESIS ASAM AMINO
YANG SECARA NUTRISI
PENDAHULUAN
Asam amino secara nutrisi dibagi dua :
• Asam amino “esensial” atau “in dispensabel”
, asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri dalam tubuh .
• Asam amino “non esensial” atau
“dispensabel” , asam amino yang dapat dibuat sendiri dalam tubuh .
• Asam amino yang secara nutrisi non esensial itu lebih penting bagi sel dari pada asam amino yang secara nutrisi esensial , karena dalam tubuh organisme / manusia sudah terjadi evolusi penurunan kemampuan untuk membuat sendiri asam amino esensial , sementara kemampuan pembuatan asam
• Penekanan ajaran pada proses metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh manusia , sehingga pembicaraan hanya biosintesis asam amino non esensial .
• Tidak dibahas biosintesis asam amino
esensial oleh tanaman serta mikro organisme
.
ASAM AMINO ESENSIAL
• ARGININ ( semi esensial ) , pertumbuh – an
anak
• HISTIDIN ( semi esensial ) , pertumbuh – an
anak
• ISOLEUSIN
ASAM AMINO ESENSIAL , LANJUTAN • LISIN • METIONIN • FENIL ALANIN • TREONIN • TRIPTOFAN • VALIN
ASAM AMINO NON ESENSIAL
• ALANIN • ASPARAGIN • ASPARTAT • SISTEIN • GLUTAMATASAM AMINO NON ESENSIAL , lanjutan
• GLUTAMIN
• GLISIN
• HIDROKSI PROLIN ( tak diperlukan untuk
sintesa protein )
• HIDROKSI LISIN ( tak diperlukan untuk sintesa
protein )
• PROLIN
• SERIN
KEPENTINGAN BIOMEDIS
• Defisiensi asam amino Triptofan dan Lisin ,
sindrom Kwashiorkor dan Marasmus di Afrika Utara .
• Sebelum timbul sindroma , defisiensi dapat
diperbaiki dengan pemberian susu , ikan , daging .
ASAM AMINO ESENSIAL
• Asam amino yang secara nutrisi esensial ,
memiliki lintasan biosintesis yang panjang .
• Karena kebutuhan gizi , pasokan senyawa
antara dari luar mempunyai nilai “survival” yang lebih besar dari pada kemampuan untuk mensintesis – nya .
• Jika senyawa antara yang spesifik terdapat dalam makanan , organisme yang dapat mensintesisnya akan memproduksi dan
memindahkan informasi genetik nilai
“survival” negatif ke generasi selanjutnya .
• Nilai survival tidak dianggap nol tetapi negatip
• Jumlah enzim yang diperlukan oleh sel – sel prokariotik untuk mensintesis asam amino yang setara nutrisi esensial cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah enzim yang diperlukan untuk mensintesis asam amino yang secara nutrisi non esensial .
• Keuntungan “survival” dalam
mempertahankan kemampuan untuk
membuat asam amino “yang mudah” sementara kehilangan kemampuan untuk
ASAM AMINO
NON ESENSIAL
• Sebagian besar asam amino yang secara
nutrisi non esensial mempunyai lintasan biosintesis pendek .
• Dari 12 asam amino yang secara nutrisi non
esensial , 9 asam amino dibentuk dari senyawa antara amfibolik . Tiga sisanya ( Cys , Tyr , Hyl ) dibentuk dari asam amino yang secara nutrisi esensial .
• Transformasi ion amonium anorganik
menjadi nitrogen α – amino organik pada berbagai asam amino , dikatalis oleh enzim
1 . GLUTAMAT
• Reaksi aminasi reduktif α – ketoglutarat
dikatalis oleh enzim glutamat dehidro – genase . Di samping pembentukan L – glutamin dari senyawa antara amfibolik α – ketoglutarat , reaksi ini merupakan tahap
pertama yang menjadi kunci dalam
biosintesis banyak asam amino lainnya .
2 . GLUTAMIN
• Biosintesis glutamin dari glutamat dikatalis
oleh enzim glutamin sintetase . Reaksi tersebut memperlihatkan kesamaan maupun
perbedaan dengan reaksi glutamat
• Keduanya “mengikat” nitrogen anorganik , gugus amino dan ikatan amida .
• Kedua reaksi dirangkaian dengan sejumlah
reaksi eksergonik , untuk glutamat
dehidrogenase – reaksi oksidadi NAD(P)H , dan untuk glutamin sintetase – reaksi hidrolisa ATP .
3 . ALANIN dan ASPARTAT
• Transaminasi piruvat membentuk L – alanin ,
dan transaminasi oksalo asetat membentuk L – aspartat . Pemindahan gugus α – amino pada glutamat kepada senyawa antara amfibolik ini melukis – kan kemampuan enzim transaminase untuk menyalurkan ion amonium , lewat glutamat , kepada nitrogen
4 . ASPARAGIN
• Pembentukan asparagin dari aspartat , yang
dikatalis oleh enzim asparagin sintetase , menyerupai sintesis glutamin .
• Asparagin sintetase tidak “mengikat”
nitrogen anorganik .
5 . SERIN
• Serin dibentuk dari senyawa antara D – 3 –
fosfo gliserat yang bersifat glikolitik
• Gugus α – hidroksil direduksi menjadi gugus
okso oleh NAD+ , kemudian mengalami
transaminasi yang memben – tuk fosfoserin , lalu mengalami fosforilasi terbentuk serin .
6 . GLISIN
Sintesis glisin , mamalia , ada beberapa cara :
• Sitosol hati mengandung enzim glisin
transaminase , mengkatalis sintesis glisin dari glioksilat dan glutamat atau alanin . Reaksi ini sangat mendorong sintesis glisin .
• Dua jalur tambahan pembentukan glisin , dari
kolin , dan dari serin lewat reaksi serin hidroksi metil transferase .
7 . PROLIN
• Prolin pada mamalia beberapa kehidupan
lain , dibentuk dari glutamat melalui pembalikan reaksi katabolisme prolin .
8 . SISTEIN
• Sistein dibentuk dari metionin dan serin
• Metionin pertama dikonversi menjadi
homosistein lewat S – adenosil metionin dan S – adenosil homosistein .
• Lalu homosistein dan serin dikonversi
menjadi sistein dan homoserin .
9 . TIROSIN
• Tirosin dibentuk dari fenilalanin melalui
reaksi yang dikatalis oleh enzim fenilalanin
10 . HIDROKSIPROLIN
• Karena prolin bertindak sebagai prekursor
hidroksi prolin , maka prolin dan hidroksi prolin termasuk dalam kelompok asam amino glutamat .
• Yang dibahas hanya trans – 4 – hidroksiprolin
( 3 atau 4 – hidroksiprolin tidak dibahas ) .
• Hidroksiprolin , hidroksilisin , mempu – nyai kaitan dengan kolagen , protein yang paling berlimpah jumlahnya pada jaringan tubuh mamalia .
Asam keto valin , leusin dan isoleu – sin
dapat menggantikan asam amino dalam
makanan .
• Leusin , valin , isoleusin adalah asam amino
yang secara nutrisi esensial bagi mamalia ,
• namun enzim transaminase dalam jaringan mamalia dapat mengadakan interkonversi reversibel ketiga asam amino itu dari asam α – keto padanannya .
Histidin dan Arginin secara nutrisi bersifat
semi esensial .
• Arginin , yang merupakan asam amino yang
secara nutrisi esensial bagi manusia yang sedang tumbuh , dapat disintesis oleh tikus , namun jumlahnya tidak cukup untuk memungkinkan pertumbuhan yang normal .
• Histidin , merupakan asam amino semi esensial .
• Manusia dewasa dan tikus dewasa
mempunyai keseimbangan nitrogen yang dipertahankan untuk periode waktu yang singkat dalam keadaan tanpa histidin .
RANGKUMAN
• Semua vertebra termasuk manusia , dapat
membentuk 12 asam amino yang secara nutrisi non esensial dari senyawa amfibolik atau dari asam amino lain yang ada dalam makanan .
• Vertebra tidak dapat melakukan biosintesis 10 asam amino yang secara nutrisi esensial .
• Biosintesis asam amino non esensial dari
senyawa antara amfibolik lewat lintasan metabolik yang meliputi lima atau kurang
• Senyawa antara amfibolik induk dan asam amino yang dihasilkan adalah senyawa antara siklus asam sitrat , α – ketoglutarat ( Glu , Gln , Pro , Hyp ) , oksaloasetat ( Asp , Asn ) , senyawa antara yang bersifat glikolitik , 3 – fosfogliserat ( Ser , Gly ) .
• Ketiga asam amino lainnya ( Cys , Tyr , Hyl ) dibentuk dari asam amino yang secara nutrisi esensial .
• Serin menghasilkan kerangka karbon dan
• Karena tidak ada kodon atau tRNA yang menentukan penyisipan Hyp atau Hyl ke dalam peptida , maka baik hidroksi prolin maupun hidroksi lisin dari makanan tidak disatukan ke dalam protein .
• Asam amino yang terhidroksilasi ini timbul
lewat hidroksilasi post translasional oleh enzim oksidase dengan fungsi campuran dari peptidil Pro atau Lys .
KATABOLISME NITROGEN
ASAM AMINO
PENDAHULUAN
• Dibahas cara pengeluaran nitrogen dari asam
amino .
• Pengubahannya menjadi urea .
• Permasalahan medis yang terjadi , bila terjadi
gangguan pada proses ini .
KEPENTINGAN BIOMEDIS
• Keseimbangan nitrogen mengacu kepa – da
perbedaan antara asupan total nitrogen dan kehilangan total nitrogen dalam feses , urin , keringat .
• Keseimbangan nitrogen positip , konsumsi lebih banyak dari pada ekskresi , bayi sedang tumbuh , ibu hamil .
• Keseimbangan normal , konsumsi = ekskresi ,
orang dewasa normal .
• Keseimbangan nitrogen negatip , konsumsi
lebih kecil dari pada ekskresi , pembedahan , kanker .
• Amonia , terutama berasal dari deaminasi nitrogen α – amino pada asam amino , merupakan senyawa yang toksik bagi manusia .
• Dilakukan detoksifikasi amonia dengan
mengubahnya menjadi glutamin untuk diangkut ke hati .
• Di hati , dilakukan deaminasi glutamin ,
sehingga amonia lepas , lalu diubah menjadi senyawa non toksik yang kaya nitrogen , yaitu
• Pada penderita sirosis hepatis yang masif atau hepatitis yang berat , amonia akan menumpuk dalam darah , keluhan dan gejala klinik . Terjadi kerusakan pada keseluruhan lima enzim dari siklus urea .
PERTUKARAN PROTEIN
• Pertukaran protein , yaitu penguraian dan
resintesis semua protein sel yang berlangsung terus menerus , merupa – kan proses fisiologis
Orang dewasa menguraikan 1 – 2 % protein tubuhnya setiap hari . Atau dapat dikatakan antara 50 – 100 hari , protein tubuh 100 % habis diuraikan .
• Setiap hari , manusia menukar atau
menggantikan 1 – 2 % total protein tubuh , khususnya protein otot .
• Dari asam amino yang dibebaskan , 75 – 80 % digunakan kembali untuk sintesis protein yang baru
• Nitrogen pada 20 – 25 % dari asam amino
sisanya membentuk urea .
• Kerangka karbon kemudian diuraikan menjadi
Protein diuraikan dengan kecepatan yang bervariasi :
• Kecepatan ini bervariasi , mengikuti
responnya terhadap kebutuhan fisio – logik .
• Kecepatan rata – rata penguraian protein
yang tinggi menandai jaringan yang tengah mengalami penyusunan struktural kembali secara luas , misal
• Jaringan uterus selama kehamilan .
• Jaringan ekor kecebong selama metamorfosis
.
• Penguraian protein otot kerangka dalam
keadaan starvasi berat .
• Kerentanan suatu protein terhadap
penguraian , dinyatakan dengan usia paruhnya t½ , yaitu waktu yang diper – lukan untuk penurunan konsentrasinya hingga 50 %
• Usia paruh protein hati , 30 menit – 150 jam .
• Protein dengan usia paruh yang singkat
memiliki rangkaian PEST , yaitu sejumlah regio yang kaya akan asam amino Prolin ( P ) , Glutamat ( E ) , Serin ( S ) , Treonin ( T ) , target penguraian cepat .
• Banyak enzim pengatur yang penting memiliki usia paruh yang singkat seperti enzim triptofan oksigenase , tirosin transaminase , HMG – KoA reduktase , nilai usia paruhnya hanya 0,5 – 2 jam .
• Enzim aldolase , laktat dehidrogenase ,
• Sebagai respons terhadap kebutuhan fisiologis , kecepatan penguraian enzim penting dapat dipercepat atau diperlam – bat dengan mengubah konsentrasi enzim , sehingga mengubah aliran metabolit dan
menyekat metabolit diantara berbagai
Asam amino yang berlebihan , diuraikan
dan tidak disimpan .
• Untuk mempertahankan kesehatan , orang
dewasa memerlukan 30 – 60 gram protein per hari , atau unsur ekuivalennya dalam bentuk asam amino bebas .
• Namun mutu protein , yaitu proporsi asam amino esensial dalam makanan terhadap proporsinya terhadap protein yang disintesis , merupakan faktor penting yang sangat menentukan .
• Tanpa memperdulikan sumbernya , asam amino yang tidak segera disatukan menjadi protein baru akan diuraikan dengan cepat .
• Jadi konsumsi asam amino secara berlebihan
tidak memberikan manfaat apapun selain pembentukan energi yang juga bisa dilakukan oleh karbohidrat dan lipid dengan biaya yang lebih rendah .
BINATANG
Binatang mengubah nitrogen α – amino
menjadi berbagai hasil akhir
• Binatang mengekskresikan nitrogen dari
asam amino dan sumber lainnya sebagai salah satu dari hasil akhir berikut : amonia , asam urat , urea / ureum .
• Ikan teleostean , amonotelik , amonia .
• Burung , urikotelik , asam urat ( guano semi –
BIOSINTESIS UREA
Dibagi menjadi 4 tahap reaksi :
• Transaminasi
• Deaminasi oksidatif
• Pengangkutan amonia
• Reaksi pada siklus urea
Gugus α – amino dikeluarkan lewat
transaminasi
Nitrogen asam α – amino disalur – kan ke
dalam glutamat :
• Transaminasi melakukan interkonversi , yang
umum nya asam α – amino dan asam α – keto .
• Sebagian besar asam amino menjalani
transaminasi , kecuali asam amino lisin , treonin , asam imino siklik prolin serta hidroksi prolin .
• Transaminasi bersifat reversibel bebas , maka enzim transaminase ( amino transferase ) dapat bekerja baik dalam proses katabolisme asam amino maupun dalam biosintesisnya .
• Piridoksal fosfat terdapat pada tempat
katalitik dari semua enzim transaminase dan banyak enzim lainnya dengan substrat asam
• Pada semua reaksi asam amino yang bergantung piridoksal fosfat , tahap awal pembentukan senyawa antara basa Schiff yang terikat enzim dan distabilkan oleh interaksi dengan regio kationik tempat aktif tersebut .
• Senyawa antara itu dapat disusun kembali
dengan berbagai cara .
• Selama transaminasi , koenzim yang terikat berfungsi sebagai pembawa gugus amino .
• Penyusunan kembali membentuk asam keto
dan piridoksamin fosfat yang terikat enzim .
• Piridoksal fosfat yang terikat kemudian
• Enzim alanin – piruvat transaminase ( alanin transaminase ) dan glutamat – α – keto – glutarat transaminase ( glutamat transaminase ) , yang terdapat dalam
sebagian besar jaringan mamalia ,
mengkatalisa pemindahan gugus amino dan kebanyakan asam amino untuk membentuk alanin ( dari piruvat ) atau glutamat ( dari α – ketoglutarat )
• Kadar serum transaminase meninggi pada
beberapa penyakit .
Transaminase merupakan enzim yang spesifik bagi satu pasang asam α – amino dan α – keto saja :
• Setiap enzim transaminase bersifat spesifik
untuk satu pasangan substrat dan non spesifik untuk pasangan lainnya .
• Karena alanin juga merupakan substrat bagi
glutamat transaminase , maka semua nitrogen amino dari asam amino yang dapat menjalani transaminasi , bisa terkonsentrasi
• Penting , sebab L – glutamat merupakan satu – satunya asam amino dalam jaringan mamalia yang menjalani deaminasi oksidatif dengan kecepatan yang cukup tinggi .
• Jadi pmbentukan amonia dari gugus α –
amino , terutama terjadi lewat konversi menjadi nitrogen α – amino pada L – glutamat .
Gugus non α – amino dapat melaku – kan
trans – aminasi .
• Gugus δ – amino pada ornitin ( tapi bukan
gugus ε – amino pada lisin ) mudah mengalami transaminasi , sehingga terbentuk glutamat – γ – semialdehid .
METABOLISME NITROGEN
.
Enzim L – glutamat dehidrogenase
menempati
posisi
sentral
dalam
metabolisme nitrogen :
• Gugus α – amino pada kebanyakan asam
amino , akhirnya akan dipindah – kan kepada α – ketoglutarat melalui transaminasi , sehingga terbentuk L – glutamat .
• Pelepasan nitrogen sebagai amonia , dikatalis enzim L – glutamat dehidrogenase , suatu enzim yang terdapat dimana – mana dalam
jaringan mamalia yang menggunakan NAD+
atau NADP+ sebagai oksidan .
• Jadi konversi netto gugs α – amino menjadi
amonia , memerlukan kerja yang seirama antara enzim glutamat transaminase dan
• Aktivitas enzim glutamat dehidrogen – ase hati diatur oleh inhibitor alosterik ATP , GTP , NADH , aktivator ADP .
• Reaksi yang bersifat reversibel bebas ini
bekerja baik pada katabolisme maupun biosintesis asam amino .
• Secara katabolik , reaksi ini menyalur – kan nitrogen dari glutamat kepada urea
•
Enzim oksidase asam amino juga
mengeluarkan amonia dari asam α –
amino :
• Sebagian besar amonia yang lepas dari asam
L – α – amino mencerminkan kerja
transaminase dan L – glutamat
dehidrogenase yang berpasangan .
• Namun , enzim oksidase asam L – amino terdapat dalam jaringan hati dan ginjal mamalia .
• Senyawa – senyawa flavoprotein yang dapat
teroksidasi sendiri ini , mengoksidasi asam amino mejadi asam α – imino yang menambahkan air serta terurai menjadi asam α – keto yang bersesuaian dan disertai
• Flavin yang tereduksi , akan mengalami oksidasi langsung oleh oksigen molekuler ,
sehingga terbentuk hidrogen peroksida ( H2O2
) , yang akan terpecah menjadi O2 dan H2O
oleh enzim katalase yang terdapat dalam banyak jaringan , khususnya hati .
Intoksikasi amonia dapat membawa
kematian :
• Amonia yang dihasilkan bakteri enterik ,
diserap ke dalam darah vena porta yang dengan demikian darah ini mengandung amonia dengan kadar yang lebih tinngi
• Karena hati yang sehat akan segera mengeluarkan amonia ini dari dalam darah porta , maka darah perifer pada hakekatnya tidak mengandung amonia .
• Penting , karena amonia dengan jumlah renik
sekalipun , akan bersifat toksik bagi sistem saraf pusat .
• Jika darah porta tidak mengalir lewat hati , maka amonia dapat meningkat hingga mencapai kadar yang toksik dalam darah sistemik .
• Keadaan ini terjadi setelah fungsi hati
mengalami gangguan yang berat atau setelah terdapat hubungan kolateral antara vena
• Gejalanya mirip dengan sindrom koma hepatikum yang terjadi ketika kadar amonia darah dan otak mengalami kenaikkan .
• Tindakan , bertujuan menurunkan kadar
amonia darah .
Glutamin sintetase mengikat amonia
sebagai glutamin
:• Meski diproduksi terus menerus dalam jaring
– an , amonia dengan cepat akan dikeluarkan dari sirkulasi darah oleh hati dan kemudian diubah menjadi glutamat , glutamin , urea .
Pembentukan glutamin :
• Pengikatan amonia , reaksi glutamat
dehidrogenase
• Dikatalis enzim glutamin sintetase , enzim
mito kondria dalam jumlah besar dalam jaringan ginjal . Sintesis ikatan amida pada glutamin , beban hidrolisis satu ekivalen ATP menjadi ADP dan Pi .
KATABOLISME NITROGEN
Urea merupakan hasil akhir katabolis – me
nitrogen yang penting pada manusia .
• Seorang manusia yang mengkonsumsi 300 g
karbohidrat , 100 g lemak dan 100 g protein setiap harinya , akan mengeks – kresikan sekitar 16 , 5 g nitrogen per hari .
• 95 % dari jumlah ini akan dikeluarkan ke dalam urin dan 5 % ke dalam feses .
• Pada manusia yang mengikuti diet ala Barat ,
urea yang disintesis dalam hati , dilepas ke dalam darah dan dibersihkan dari darah oleh ginjal , membentuk 80 – 90 % dari nitrogen yang diekskresikan .
Urea dibentuk dari Amonia , CO
2dan
Aspartat :
• Sintesis 1 mol urea memerlukan 3 mol ATP
dan 1 mol masing – masing ion amonium serta nitrogen α – amino dan aspartat , dikatalis oleh 5 enzim .
• Dari 6 asam amino yang berpartisipasi , N –
asetil glutamat hanya bertindak sebagai zat pengaktif enzim . Yang lain bertindak sebagai
• Pada mamalia , peran metabolik utama dari ornitin , sitrulin dan arginino – suksinat dalam sintesis urea .
• Biosintesis urea sebagian merupakan proses
siklik .
• Ornitin , sitrulin , arginino suksinat , arginin ,
tak ada yang hilang , juga tidak ada perolehan .
• Akan tetapi , ion amonium , CO2 , ATP dan aspartat akan terpakai .
• Sebagian reaksi sintesis urea , terjadi dalam
matriks mitokondria , dan sebagian lainnya berlangsung dalam sitosol .
SIKLUS / BIOSINTESIS UREA
Enzim karbamoil Fosfat Sintase I ,
mengawali biosintesis urea :
• Dimulai terjadi kondensasi CO2 , amonia dan
ATP , membentuk karbamoil fosfat , dikatalis oleh enzim karbamoil fosfat sintetase .
• Karbamoil fosfat sintase I , enzim mitokondria hepatik , amonia sebagai donor nitrogen , bekerja pada sintesis urea .
• Karbamoil sintase II , enzim sitosol ,
• Perlu 2 mol ATP , satu molekul sebagai sumber fosfat , konversi ATP kedua menjadi AMP dan piro fosfat bersama – sama hidrolisis pirofosfat menjadi ortofosfat akan menghasilkan energi pendorong bagi sintesis ikatan amida serta ikatan anhidrida asam campuran dari karbamoil fosfat .
• Kerja yang seirama antara enzim glutamat dehidrogeenase dan karbamoil fosfat sintase I , akan menggerakkan nitrogen secara ulang alik ke dalam karbamoil fosfat , suatu senyawa antara dengan potensi pemindahan gugus yang tinggi .
• Reaksi bikarbonat dan ATP , membentuk karbamoil fosfat serta ADP.
• Amonia menggantikan ADP , sehingga
terbentuk karbamat dan ortofosfat .
• Fosforilasi karbamat oleh ATP yang kedua ,
membentuk karbamoil fosfat .
• Karbamoil fosfat sintase I , enzim yang bersifat membatasi atau memacu kecepatan reaksi pada siklus urea . Enzim pengatur ini hanya bekerja aktif dengan adanya aktivator
alosterik N – asetil glutamat yang
Karbamoil fosfat plus ornitin , membentuk
sitrulin :
• Enzim L – ornitin trans karboksilase
mengkatalis pemindahan moeitas karbamoil dari karbamoil fosfat kepada ornitin , membentuk sitrulin + ortofosfat
• Meskipun reaksi berlangsung dalam matriks
mitokondria , kompartemen tempat
terbentuknya substrat ornitin dan tempat produk sitrulin , mengalami metabolisme lebih lanjut dalam sitosol .
• Masuknya ornitin ke dalam mitokondria dan
keluarnya sitrulin dari dalam mito – kondria , melibatkan sistem transporta – si membran
Sitrulin plus aspartat , membentuk
argininosuksinat :
• Reaksi argininosuksinat sintase ,
menghubungkan aspartat dengan sitrulin
lewat gugus amino aspartat , dan
memberikan nitrogen kedua dari urea .
Reaksi ini perlu ATP dan meliputi
pembentukan segera sitrulil – AMP . Kemudian , pergeseran selanjutnya AMP oleh asaprtat akan membentuk sitrulin .
Pemecahan
arginino
suksinat
,
membentuk arginin dan fumarat :
• Pemecahan arginino suksinat , reaksi
eliminasi trans yang reversibel , dikatalis enzim arginino suksinase , mempertahankan nitrogen dalam produk arginin , melepas
• Penambahan air pada fumarat , mem – bentuk L – malat , oksidasi L – malat yang
bergantung NAD+ , membentuk oksalo asetat
, dikatalis enzim fumarat dan malat dehidrogenase , dalam sitosol .
• Trans aminasi oksalo asetat oleh glutamat ,
membentuk kembali aspartat
• Kerangka karbon pada aspartat / fumarat
bertindak sebagai karier / pembawa bagi pengangkutan nitrogen glutamat ke dalam prekursor urea .
Pemecahan arginin , melepaskan urea dan
membentuk kembali ornitin :
• Reaksi akhir pada siklus urea , pemecahan
• Ornitin memasuki kembali miutokondria hati untuk melakukan perputaran tambahan dalam siklus urea .
• Arginase , dalam jumlah lebih kecil , terdapat
dalam jaringan renal , otak , kelenjar mammae , jaringan testis dan kulit .
• Ornitin dan lisin merupakan inhibitor enzim
arginase yang poten dengan sifat
kompetitifnya terhadap arginin .
Karbamoil fosfat sintetase I , merupakan
enzim pemacu kecepat – an pada siklus
urea :
• Aktivitas enzim ditentukan oleh konsentrasi
• Kadar yang selalu tetap ini , ditentukan oleh kecepatan sintesisnya dari asetil – KoA serta glutamat dan hidrolisisnya menjadi asetat serta glutamat , kedua reaksi dikatalis enzim N – asetil glutamat sintetase dan N – asetil glutamat hidrolase .
• Perubahan besar dalam diet pada model hewan , dapat mengubah konsentrasi enzim dalam siklus urea sebesar 10 – 20 kali lipat .
• Contoh , starvasi akan menaikkan kadar
enzim yang kemungkinan terjadi , untuk mengatasi peningkatan produksi amonia yang
RANGKUMAN
• Nutisi nitrogen , klinikus & ahli gizi membagi
:
Keseimbangan nitrogen positip
Keseimbangan nitrogen ekuilibrium Keseimbangan nitrogen negatip
• Pergantian protein ( sintesis dan katabolisme
) yang berlangsung terus menerus , terjadi dalam semua bentuk kehidupan .
• Setiap hari , seorang manusia mengurai – kan 1 – 2 % protein tubuhnya , khususnya protein otot skeletal .
• Kecepatan penguraian protein bervari – asi
secara luas :
• Usia paruh protein , yaitu waktu yang diperlukan untuk menguraikan separuh dari protein yang ada , bervariasi dari 30 menit – 150 jam .
• Usia paruh pendek , menandai enzim yang
melaksanakan pengaturan yang penting .
• Protease dan peptidase , menguraikan
protein melalui lintasan yang :
Bergantung ATP
Tidak bergantung ATP
• Glikoprotein yang ada dalam darah , reseptor asialo glikoprotein pada permukaan sel hati akan mengikat dan menyatukan asialo glikoprotein yang tadinya akan diuraikan oleh enzim protease lisosom
• Protein intrasel , pelekatan beberapa molekul
ubikuitin menjadi protein tersebut sebagai target untuk mengalami penguraian .
• Asam amino yang dibebaskan lewat katabolisme protein atau yang dikonsumsi melebihi kebutuhan , tidak akan disimpan , tetapi diuraikan .
• Amonia bersifat sangat toksik bagi semua
binatang .
• Ikan mengekskresikan amonia secara langsung
ke dalam air .
• Burung melakukan detoksikasi amonia dengan
• Manusia dan vertebrata tinggi , mengubah amonia menjadi urea .
• Pada manusia dan vertebrata tinggi , reaksi
inisial katabolisme asam amino adalah pengeluaran gugus α – amino melalui
transaminasi , sebuah reaksi yang
memerlukan piridoksal fosfat .
• Enzim oksidase asam L – amino , melakukan deaminasi pada asam α – amino , makna fisiologis tak begitu besar .
• Enzim L – glutamat dehidrogenase ,
menempati posisi sentral dalam metabolisme nitrogen .
• Intoksikasi amonia , membawa kema – tian , reaksi glutamin sintetase mengubah amonia menjadi glutamin yang non toksik untuk diangkut ke hati , lalu enzim glutaminase hati melepas amonia dari glutamin untuk digunakan dalam sintesis urea .
• Pertukaran antar organ , mempertahan – kan
asam amino dalam darah , menandai pasca absorpsi .
• Urea / ureum , produk akhir katabolisme nitrogen asam amino , pada manusia , disintesa dari amonia , karbon dioksida , nitrogen amida aspartat .
• Reaksinya sebagian berlangsung dalam
matriks mitokondria dan sebagian lagi dalam sitosol .
• Sintesis karbamoil fosfat dari ion amonium
dan CO2 berlangsung dalam mitokondria hati ,
sebagaimana halnya kondensasi karbamoil fosfat dengan ornitin untuk membentuk sitrulin .
• Reaksi akhir yang dikatalis enzim orginase , memecah arginin menjadi urea dan ornitin dan menyelesaikan siklus tersebut .
• Pengaturan biosintesis urea , kadar enzim
maupun pengaturan alosterik aktivitas
karbamoil fosfat sintase oleh N –
KATABOLISME
KERANGKA KARBON
ASAM AMINO
PENDAHULUAN
• Konversi kerangka karbon pada asam L –
amino yang umum terdapat , menjadi senyawa antara amfibolik .
• Berbagai penyakit metabolik .
• Kelainan metabolisme sejak lahir yang
berkaitan dengan lintasan katabolik ini .
KEPENTINGAN BIOMEDIS
• Penyakit pada metabolisme asam amino .
• Mutasi pada ekson atau regio pengaturan
gen .
• Asidemia arginino suksinat .
KATABOLISME
DAN
BIOSINTESIS
Asam
amino
dikatabolisasi
menjadi
substrat bagi bio sintesis karbo – hidrat
dan lemak .
• Penelitian gizi ( 1920 – 1940 ) dan penelitian asam amino berlabel ( 1940 – 1950 ) ,
memastikan adanya kemampu – an
interkonversi antara kerangka karbon lemak , karbohidrat dan protein .
• Setiap asam amino dapat dikonversikan
menjadi karbohidrat ( 13 asam amino ) , lemak ( 1 asam amino ) serta keduanya ( 5
REAKSI INISIAL
• Reaksi inisial sering berupa pengeluaran gugus
α – amino .
• Pengeluaran nitrogen α – amino lewat
transaminasi , umumnya merupakan reaksi katabolik pertama , tetapi tidak berlaku bagi prolin , hidroksi prolin , treonin , lisin .
• Nitrogen yang dilepaskan dapat digunakan kembali untuk proses anabolik seperti sintesis protein , atau dikonversi menjadi urea dan diekskresikan .
Asparagin dan aspartat membentuk
oksaloasetat :
• Keempat atom karbon dari asparagin dan
aspartat , akan membentuk oksalo asetat lewat sejumlah reaksi berturutan , dikatalis enzim asparaginase dan transaminase .
• Defek metabolik pada lintasan metabolik yang pendek ini tidak pernah diketahui ,
mungkin terjadi karena defek enzim
Glutamin dan glutarat , membentuk α –
ketoglutarat :
• Katabolismenya , transaminase sama ,
Prolin membentuk α – ketoglutarat :
• Prolin teroksidasi menjadi hidroksi prolin ,
lalu ditambah air , membentuk senyawa glutmat – γ – semi aldehid . Selanjutnya teroksidasi menjadi glutamat dan mengalami transaminasi menjadi α – ketoglutarat .
• Hiperprolinemia , tipe I dan tipe II .
Arginin dan Ornitin , membentuk α –
ketoglutarat :
• Arginin ( 6 atom karbon ) , atom karbon dan 3
atom nitrogen pertama – tama harus dikeluarkan . Hidrolisa gugus guanidino dikatalis enzim arginase , terbentuk ornitin .
• Ornitin mengalami transaminasi pada gugus 5 – aminonya , terbentuk glutamat γ – semi aldehid , lalu membentuk α – ketoglutarat .
Histidin , membentuk α – keto glutarat :
• Deaminasi histidin , dikatalis enzim histidase ,
meng hasilkan urokanat .
• Penambahan air pada reaksi redoks internal ,
dikatalis enzim urokanase , membentuk 4 – imidazolon – 5 – propionat .
• Lalu dihidrolisa sehingga terbentuk N –
formimino glutamat ( Figlu ) .
• Pemindahan gugus formimino pada Figlu kepada tetrahidrofolat , memben – tuk glutamat .
• Transaminasi glutamat , membentuk α –
ketoglutarat .
• Pada defisiensi folat , Figlu diekskresi – kan ke
urin .
PEMBENTUKAN PIRUVAT
6 asam amino membentuk piruvat :
• Semua atom karbon pada glisin , alanin ,
serin dan dua atom karbon pada treonin , membentuk piruvat .
• Piruvat dikonversi menjadi asetil – KoA
Katabolisme glisin lewat pemecahan glisin
:
• Glisin dapat membentuk piruvat lewat
konversi pendahuluan menjadi serin .
• Kompleks glisin sintase , suatu agregat makro
molekuler dalam mitokondria hati ,
memecah glisin menjadi CO2 dan NH3 ,
membentuk N⁵ , N¹⁰ - metilen tetrahidrofolat secara reversibel .
• Kelainan metabolisme glisin , glisinuria ,
hiperoksal uria primer .
Alanin membentuk piruvat :
• Transaminasi α – alanin membentuk piruvat ,
kemudian dapat menjalani dekarboksilasi menjadi asetil – KoA .
Katabolisme serin , terjadi lewat lisin
• Manusia dan banyak vertebrata ,
menguraikan serin menjadi glisin dan senyawa N⁵ , N¹⁰ - metilen – tetra hidrofolat , dikatalis enzimserin hidroksi metil trans ferase , lalu katabolisme serin bergabung dengan katabolisme glisin .
• Hati tikus , mengubah serin menjadi piruvat melalui serin hidratase , yaitu protein piridoksal fosfat , lewat hilangnya air yang diikuti oleh kehilangan hidrolitik amonia .
Sistin reduktase mereduksi sistin menjadi
sistein :
• Manusia , ekskresikan 20 – 30 nmol sulfur per
hari , sebagian besar berbentuk sulfat anorganik .
• Mamalia , konversi menjadi sistein , dikatalis
enzim sistin reduktase , lalu katabolisme sistin bergabung dengan katabolisme sistein .
Konversi sistein menjadi piruvat , lewat 2
lintasan :
Lintasan oksidatif langsung ( sistein sulfinat ) , dikatalis enzim sistein dioksigenase , perlu
Fe⁺ dan NAD(P)H .
• Sistein sulfinat , transaminasi , menjadi β –
• Kemudian dikonversi menjadi piruvat dan sulfit , dikatalis enzim desulfinase , terjadi dalam keadaan tanpa adanya katalisi enzimatik .
Transaminasi inisial sistein memben – tuk
3 – merkapto piruvat ( tiol piruvat ) :
• Dikatalis enzim sistein transaminase yang
spesifik atau enzim glutamat atau aspartat transaminase , yang terdapat dalam hati dan ginjal mamalia .
• Reduksi 3 – merkapto piruvat oleh enzim L – laktat dehidrogenase , membentuk 3 – merkapto laktat ( dalam urin sebagai disulfida ) campuran dengan sistein , ekskresi ke urin pada penderita disulfiduria
• Alternatif lain , 3 – merkapto piruvat ,
mengalami desulfurasi , terbentuk piruvat dan
H2S .
• Defek asam amino yang mengandung sulfur ,
sistin uria ( sistin – lisin uria ) , sistinosis , homosistinuria .
Treonin aldolase memulai katabolis – me
treonin :
• Treonin dipecah menjadi asetaldehid dan
glisin oleh enzim treonin aldolase .
• Asetaldehid teroksidasi menjadi asetat , lalu
4 – hidroksi prolin membentuk piruvat dan
glioksilat :
• Enzim dehidrogenase mitokondria
mengoksidasi 4 – hidroksi – L – prolin menjadi L - ∆¹ - pirolin – 3 – hidroksi – 5 – karboksilat , yang berada dalam keseimbangan enzimatik dengan senyawa γ – hidroksi – L – glutamat – γ – semi aldehid .
• Semi aldehid itu teroksidasi menjadi eritro – γ – hidroksi – L – glutamat , transaminasi
menjadi α – keto – γ – hidroksi glutarat
• Lokasi defek metabolik pada keadaan hiper hidroksi prolin emia , merupakan trait autosomal resesif , terletak pada enzim 4 – hidroksi prolin dehidrogen ase .
• Kelainan ini ditandai oleh kadar 4 – hidroksi
prolin yang tinggi di dalam plasma .
• Gangguan pada katabolisme prolin , negatif , sebab enzim yang terkena hanya bekerja pada katabolisme hidroksi prolin .
• Keadaan itu tidak membawa akibat pada
metabolis me kolagen , dan seperti halnya hiper prolinemia , hiper hidroksi prolinemia ,
PEMBENTUKAN ASETIL – KoA
12 asam amino membentuk asetil – KoA :
• Semua asam amino yang membentuk piruvat
( alanin , sistein , sistin , glisin , hidroksi prolin , serin , treonin ) juga membentuk asetil – KoA lewat enzim piruvat dehidrogenase .
• Di samping itu , fenil alanin , tirosin , triptofan , lisin , leusin , membentuk asetil – KoA tanpa
• ( 1 ) . Transaminasi tirosin membentuk p – hidroksi fenil piruvat , dikatalis enzim tirosin – α – keto glutarat transaminase , enzim induksi hati manusia .
• ( 2 ) . P – hidroksi fenil piruvat membentuk homo gentisat . Reaksi yang tidak lazim ini meliputi hidroksilasi cincin dan migrasi rantai samping . Karena zat pereduksi askorbat , maka penderita skorbut , mengekskresikan produk metabolisme tirosin , yang teroksidasi tidak lengkap . Penderita alkaptonuria , mengekskresi – kan homogentisat .
• ( 3 ) . Homogentisat oksidase membuka cincin aromatik . Pemutusan oksidatif cincin benzena homogentisat yang dikatalis enzim homogentisat oksidase pada hati mamalia , membentuk maleil aseto asetat .
• ( 4 ) . Isomerisasi Cis , Trans , membentuk Fumaril aseto asetat . Isomerisasi maleil aseto asetat yang dikatalis enzim maleil aseto asetat cis , trans isomerase , akan membentuk fumaril aseto asetat .
• ( 5 ) . Hidrolisis Fumaril aseto asetat , membentuk fumarat dan aseto asetat , dikatalis enzim fumaril aseto asetat hidrolase . Aseto asetat dapat membentuk asetil – KoA plus asetat lewat enzim β – keto tiolase .
Nitrogen pada Lisin tidak turut serta
dalam transaminasi :
• Mamalia , mengubah kerangka karbon yang
utuh dari L – lisin , menjadi α – amino adipat dan α – keto adipat , dengan senyawa antara sakaropin .
• Senyawa L – lisin dengan α – keto glutarat membentuk basa Schiff , lalu tereduksi menjadi sakaropin , lalu teroksidasi oleh
enzim dehidrogena se sekunder .
Penambahan air , membentuk L – glutamat dan L – α – amino adipat – γ – semi aldehid .
• Rekasi ini menyerupai pengeluaran gugus ε –
nitrogen pada lisin melalui transaminasi , tak terjadi pada jaringan mamalia .
Transaminasi α – aminoadipat menjadi α
ketoadipat :
• Reaksi ini mungkin diikuti oleh dekarboksilasi
oksidatif menjadi glutaril – KoA .
• Lisin bersifat ketogenik dan glukogenik
katabolit glutaril – KoA yang tepat dalam sistem tubuh mamalia masih belum diketahui .
Triptofan
oksigenase
memulai
katabolisme triptofan :
• Atom karbon pada rantai samping maupun
pada cincin aromatik asam amino triptofan , dapat terurai seluruhnya , menjadi senyawa antara amfibolik , melalui lintasan kinurenin – antranilat , yaitu lintasan yang penting untuk penguraian triptofan maupun untuk konversi triptofan menjadi nikotinamida .
• Enzim triptofan oksigenase ( triptofan pirolase ) mengkatalis reaksi pemutus – an cincin indol dengan penyatuan dua atom dari molekul oksigen , sehingga terbentuk
• Enzim oksigenase , suatu metalo protein besi porfirin , dapat diinduksi dalam hati oleh kortikosteroid adrenal dan triptofan . Enzim ini bentuknya laten , perlu pengaktifan .
• Triptofan juga menstabilkan enzim
oksigenase terhadap reaksi penguraian proteolitik . Triptofan oksigenase dihambat secara umpan balik oleh derivat asam nikotinat , termasuk NADPH .
• Penimbunan Xanturenat terjadi pada defisiensi vitamin B₆ , dikeskresi ke urina .
• Defisiensi vitamin B₆ mengakibatkan kegagalan partial untuk mengkataboli – sasi derivat kinurenin ini , membentuk senyawa xanturenat .
• Triptofan dapat menggantikan sepenuh – nya
vitamin B₆ dalam makanan pada binatang pengerat , anjing dan babi .
• Penyakit Hartnup , suatu trait autosomal
resesif , terjadi akibat defek pada
pengangkutan asam amino netral yang mencakup pula triptofan dalam usus dan ginjal . Gejalanya , asiduria asam amino
PEMBENTUKAN
SUKSINIL – KoA
• Metionin , Isoleusin , valin , dikataboli – sasi
menjadi Suksinil – KoA .
• 80 % kerangka karbon valin , 60 % metionin ,
50 % isoleusin , membentuk suksinil – KoA .
• Atom karbon karboksil , semua membentuk
CO2 .
• 2 atom karbon terminal dari isoleusin ,
membentuk asetil – KoA , gugus metil pada metionin dikeluar kan dalam bentuk metil .
Atom
karbon
Metionil
membentuk
Propionil – KoA :
• L – metionin pertama – tama mengalami
konden sasi dengan ATP , membentuk S – adenosil metionin , merupakan “metionin aktif” , gugus S – C / metil .
• Efek netto , konversi homosistein menjadi
homo serin , dan konversi serin menjadi sistein .
• Kedua reaksi juga terlibat dalam biosintesis sistein dan serin .
• Homoserin diubah menjadi α – ketobutirat
oleh enzim homoserin deaminase , lalu dikonversi menja di propionil – KoA ,
REAKSI KATABOLIK
ASAM AMINO RANTAI CABANG
• Valin , bersifat glikogenik
• Leusin , bersifat ketogenik
• Isoleusin , bersifat glikogenik & ketogenik
• Katabolisme asam amino rantai cabang ,
terjadi di hati , ginjal , otot , jantung serta jaringan adiposa .
• Asam amino masuk ke dalam sel melalui pengangkut pada membran sel .
• Setelah terjadi transaminasi yang reversibel ,
asam α – keto yang di hasilkan , memasuki mitokondria dan mengalami dekarbok silasi oksidatif , terbentuk tioester α – ketoasil – KoA , dikatabolisasi pada lintasan yang
Satu enzim melakukan transaminasi pada
tiga asam amino yang bercabang :
• Transaminasi tiga asam amino yang bercabang
( valin , leusin , isoleusin ) dikatalis oleh enzim transaminase tunggal .
• Karena reaksi ini reversibel , asam α – keto
yang bersesuaian , dapat menggantikan asam amino yang ada dalam makanan .
•
Dekarboksilasi oksidatif Asam α – keto
• Kompleks multienzim mitokondria , yaitu enzim dehidrogenase asam α – keto rantai cabang , mengkatalis reaksi dekarboksilasi oksidatif asam α – keto yang berasal dari leusin , isoleusin , valin .
• Struktur dan pengaturan enzim
dehidrogenase ini sangat mirip dengan enzim piruvat dehidrogenase .
• Sub unitnya berupa , dekarboksilase asam α –
keto , transasilase , dihidro lipoil
dehidrogenase .
• Kompleks kehilangan aktivitasnya , bila
terfosforilasi oleh ATP serta protein kinase , dan diaktifkan kembali oleh enzim fosfatase
fosfo protein yang tidak bergantung Ca++ .
Dehidrogenasi tioester Asil – KoA yang
bercabang , merupakan reaksi yang
analog dengan reaksi pada katabolisme
Asam Lemak .
• Reaksi 3 analog dengan dehidrogenasi
tioester asil – KoA dalam katabolisme asam lemak .
• Bukti tak langsung menunjukkan sedikitnya ada 2 enzim yang terlibat . Dalam keadaan asidemia iso valerat , konsumsi makanan yang kaya protein , terjadi kenaikkan kadar isovalerat darah . Isovalarat , produk deasilasi
•
3 reaksi spesifik bagi katabolisme leusin
:
– Reaksi 4L – Reaksi 5L – Reaksi 6L 172•
4 reaksi spesifik bagi katabolisme valin
: – Reaksi 4L – Reaksi 5L – Reaksi 6L – Reaksi 7L – Reaksi 8L•
3 reaksi spesifik bagi katabolisme
isoleusin :
– Reaksi 4L
– Reaksi 5L
RANGKUMAN
• Kalau asam amino terdapat melebihi
kebutuhan metabolik , kerangka karbonnya akan dikatabolisasi menjadi senyawa antara amfibolik untuk digunakan sebagai sumber energi atau sebagai substrat bagi biosintesis karbohidrat dan lemak .
• Pengeluaran nitrogen α – amino melalui transami nasi , paling sering berupa reaksi inisial katabolisme asam amino .
• Reaksi berikutnya , akan mengeluarkan setiap
nitrogen tambahan dan membangun kembali ke rangka hidrokarbon yang tersisa untuk konversi menjadi senyawa antara amfibolik seperti :
• Oksaloasetat , α – ketoglutarat , piruvat , asetil – KoA , sebagai contoh :
• Deaminasi asparagin membentuk aspartat
yang menjadi oksaloasetat .
• Glutamin dan glutamat membentuk α –
• Hiper prolinemia , prolin menjadi α – ketoglutarat .
• Reaksi inisial katabolisme arginin dikatalis
enzim arginase , suatu enzim pada sintesis urea .
• Transaminasi δ – nitrogen pada ornitin ,
membentuk glutamat – γ – semialdehid , katabolisme arginin akan bergabung dengan katabolisme histidin
Enam asam amino membentuk piruvat :
• Glisin , penyakitnya glisinuria dan
hiperoksaluria primer .
• Transaminasi alanin , membentuk piruvat
secara langsung .
• Setelah reduksi sistin menjadi sistein , dua kelom pok reaksi katabolik akan mengubah sistein menjadi piruvat .
• Sistein , penyakitnya sistin – lisin uria ,
• Katabolisme treonin dan glisin bergabung , setelah enzim treonin aldolase memecah treonin menjadi glisin dan asetaldehida .
• Oksidadi asetaldehid , membentuk asetat dan
• Hidroksi prolin emia , berkaitan dengan gangguan kemampuan untuk menguraikan 4 – hidroksi prolin menjadi piruvat dan glioksilat .
• Duabelas asam amino membentuk asetil –
KoA .
• Setelah terjadi transaminasi , kerangka karbon
tirosin diuraikan menjadi fumarat dan aseto asetat lewat suatu rangkaian reaksi yang panjang .
• Tirosin , penyakitnya tirosinosis , sindrom Richner – Hanhart , tirosinemia neonatus dan alkaptonuria .
• Hidroksilasi fenil alanin , membentuk tirosin .
• Fenilalanin , penyakitnya fenil keton uria ( PKU