PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Jabotabek)
Oleh: Yunifa Fujiastuti
(104082002745)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Daftar Riwayat Hidup I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Yunifa Fujiastuti
2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 24 Mei 1985 3. Tinggal di : Ciputat
4. Alamat : Jl. Sedap malam Rt 008/08 No. 16 Pisangan Ciputat, Tangerang.
5. Telepon : 74706816
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN Legoso
2. SMP : SLTP Negeri 2 Ciputat
3. SMA : SMA Negeri 1 Ciputat
4. S1 : UIN Syarif Hidatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. SD : Pramuka
2. SMP : PMR dan Paskibra
3. SMA : Rohis
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Umar Ismail, SH
2. Tempat & Tgl. Lahir : 15 Oktober 1963
3. Alamat : Jl. Sedap malam Rt 008/08 No. 16 Pisangan Ciputat, Tangerang
4. Telepon : 74706816
5. Ibu : St. Aminah
6. Tempat & Tgl. Lahir : 31 Desember 1956
7. Alamat : Jl. Sedap malam Rt 008/08 No. 16 Pisangan Ciputat, Tangerang
8. Telepon : 74706816
PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Jabotabek)
by:
Yunifa Fujiastuti NIM: 104082002745
Abstract
The purpose of this research is to examine empirically the influence interaction of management accounting information system and Information technology in course of management performance. Management accounting give information that use to help manager in make a better decided. With application of information technology, management accounting system can prepare information accordance with necessary of management
In this research it is hypothesized that as interaction of management accounting information system and Information technology is influential in course of management performance. Sample is selected using convenience samplingdesign. Respondens in this research is 32 manager in manufacturing firm in Jabotabek. The statistic method are used in this examine the hypothesize are absolute difference. The result of this research is interaction of management accounting information system and Information technology have significant influential in course of management performance.
PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Jabotabek)
Oleh:
Yunifa Fujiastuti NIM: 104082002745
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dengan teknologi informasi terhadap kinerja manajerial. Akuntansi manajemen memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Dengan aplikasi teknologi informasi, sistem akuntansi manajemen dapat menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan manajemen.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah interaksi antara sistem akuntansi manajemen dengan teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja manajerial. Pengambilan sampel dengan metode convenience sampling. Responden dalam penelitian ini 32 manajer dari berbagai departemen pada perusahaan manufaktur di Jabotabek. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis model selisih mutlak . Hasil dari penelitian ini adalah interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufakri di Jabotabek) tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian dari syarat-syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Sayrifhidayatullah, Jakarta. Penulis menyadari bawa masih banyak kekurangan
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan semangat dan
bantuan kepada penulis.
2. Ibu Dr. Wiwik Utami, SE, Ak, MSi dan Ibu Yessi Fitri, SE,Ak, MSi selku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi selama ini.
3. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
turut memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan
skripsi ini kepada semua pihak yang berkepentingan dengan harapan skripsi ini
dapat bermanfaat.
Jakarta, 15 September 2008
Yunifa Fujiastuti
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup………...………..iv
Abstract………...v
Abstrak………vi
Kata Pengantar………...vii
Daftar Tabel...xi
Daftar Gambar...xii
Daftar Lampiran………xiii
Bab. I. Pendahuluan...1
A. Latar Belakang Penelitian………..1
B. Perumusan Masalah………...6
C. Tujuan dan Manfaat………...6
Bab. II. Tinjauan Pustaka……….7
A. Kerangka Teoritis………...7
1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen...7
2. Teknologi Informasi...14
3. Kinerja Manajerial...19
4. Interaksi antara Sistem informasi akuntansi Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kinerja Manajerial...23
B. Model Penelitian...26
Bab. III. Metodologi Penelitian...27
A. Ruang Lingkup Penelitian...27
B. Teknik Pengumpulan Sampel...27
C. Teknik Pengumpulan Data...27
D. Metode Analisis Data...27
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya...31
Bab. IV. Penemuan dan Pembahasan...33
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...33
1. Perusahaan manufaktur...33
2. Karakteristik responden...33
B. Penemuan dan Pembahasan...36
1. Statistik Deskriptif...36
2. Uji Kualitas Data ...37
3. Uji Validitas data ...37
4. Uji Reliabilitas data...40
5. Uji Asumsi Klasik...40
a. Uji Multikolonieritas...40
b. Uji Heteroskedastisitas...42
c. Uji Normalitas...43
4. Uji Hipotesis...44
a. Uji Koefisien Determinasi...44
b. Uji Signifikansi Simultan...45
Bab. V. Kesimpulan dan Implikasi...49
A. Kesimpulan...49
B. Implikasi...50
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
2.1 Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat TI...19
4.1 Gambar Distribusi Kuesioner...34
4.2 Data Satistik Responden...34
4.3 Statistik Deskriptif...37
4.4 Hasil Uji Validitas...38
4.5 Hasil Uji Validitas...39
4.6 Hasil uji Reabilitas...40
4.7 Uji Multikolonierita...41
4.8. Uji Multikolonieritas...41
4.9 Uji Koefisien Determinasi (R2)...44
4.10 Uji F...45
[image:9.595.99.506.149.558.2]DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen...7
4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin...35
4.2. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja saat ini...35
4.3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan...36
4.6. Uji Heteroskedastisitas...42
4.7. Uji Normalitas...43
4.8. Uji Normalitas...44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Hasil Pengisian Kuesioner
Lampiran 3 Hasil uji validitas
Lampiran 4 Hasil uji reabilitas
Lampiran 5 Hasil uji multikolinearitas
Lampiran 6 Hasil uji heterokedastisitas
Lampiran 7 Hasil uji normalitas
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan
untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar dapat
unggul dalam persaingan. Oleh karena itu, manajemen perlu memiliki
kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasi
masalah, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan
tepat. Manajer juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta
mengendalikan organisasi sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Kunci keberhasilan perusahaan adalah penciptaan dan penguasaan informasi
secara tepat dan akurat. Beberapa ahli manajemen menekankan bahwa
perusahaan yang menguasai informasi memiliki keunggulan kompetitif dalam
lingkungan makro bisnis (Anonim, 2008).
Dalam organisasi perusahaan, perusahaan jasa membutuhkan informasi
untuk mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi serta
membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Informasi bernilai
potensial karena informasi memberikan kontribusi langsung terhadap berbagai
alternatif tindakan yang bisa dijadikan pertimbangan di dalam perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan adanya informasi juga
eksternal dan informasi berfungsi pula dalam mengidentifikasikan aktivitas
yang relevan.
Kegagalan akuntansi keuangan dalam menyajikan informasi yang
berguna untuk memprediksi kondisi perusahaan menyebabkan kebutuhan akan
informasi akuntansi manajemen menjadi suatu yang tidak dapat dihindari,
karena sistem akuntansi manajemen dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan disetiap fungsi manajemen.
Akuntansi manajemen memberikan informasi yang dapat digunakan untuk
membantu para pekerja, manajer, dan eksekutif dalam membuat keputusan
yang lebih baik (Atkinson, 1995 dalam Rulfah, Fauziah, Fuadi, 2005).
Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem formal yang dirancang
untuk menyediakan informasi bagi manajer (Simons 1987; Bowens dan
Abernethy, 2000 dalam Laksamana dan Muslichah, 2002). Perencanaan
sistem akuntansi manajemen yang merupakan bagian dari sistem pengendalian
organisasi perlu mendapat perhatian, sehingga dapat diharapkan akan
memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem
pengendalian manajemen. Sistem akuntansi manajemen dapat membantu
manajer dalam pengendalian akitivitas dan pengurangan ketidakpastian
sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan pencapaian tujuan (Gordon
dan Miller 1976; Kaplan 1984; Anthony et al. 1998; Atkinson et al. 1995
dalam Laksamana dan Muslichah, 2002).
Secara tradisional, rancangan sistem akuntansi manajemen berorientasi
Dengan meningkatnya tugas pemecahan masalah yang dihadapi oleh
manajemen, maka rancangan sistem akuntansi manajemen tidak hanya
berorientasi pada data finansial saja tetapi berorientasi pada data yang bersifat
eksternal dan nonfinansial (Mia dan Chenhall, 1994 dalam Laksamana dan
Muslichah, 2002).
Dengan aplikasi teknologi informasi, sistem akuntansi manajemen
dapat menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan manajemen. Teknologi
informasi meningkatkan kecepatan penyampaian informasi kepada konsumen
dan memudahkan pengumpulan informasi tentang data konsumen dan pasar.
Tyson (1996) seperti yang dikutip oleh Davis dan Albright (2000) dalam
Laksamana dan Muslichah (2002), berpendapat bahwa teknologi informasi
dapat mempengaruhi informasi yang disajikan oleh sistem akuntansi
manajemen.
Selain itu teknologi informasi juga memiliki fungsi penting lainnya,
yaitu fungsi automating, dimana ia membuat sejumlah cara kerja dan cara
hidup menjadi lebih otomatis. Tidak hanya itu, teknologi informasi juga
mempunyai fungsi informating. Membuat informasi berjalan cepat dan akurat.
Bahkan bisa menyatukan dunia ke dalam sebuah sistem informasi. Pesatnya
perkembangan di bidang teknologi informasi saat ini merupakan dampak dari
semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan informasi itu sendiri.
Dekatnya hubungan antara informasi dan teknologi jaringan komunikasi telah
menghasilkan dunia maya yang amat luas yang biasa disebut dengan teknologi
oleh semua orang dalam bentuk jaringan-jaringan komputer yang disebut
jaringan internet. Sebagai media penyedia informasi internet juga merupakan
sarana kegiatan komunitas komersial terbesar dan terpesat pertumbuhannya.
Sistem jaringan memungkinkan setiap orang dapat mengetahui dan
mengirimkan informasi secara cepat dan menghilangkan batas-batas teritorial
suatu wilayah negara. Kepentingan yang ada bukan lagi sebatas kepentingan
suatu bangsa semata, melainkan juga kepentingan regional bahkan
internasional.
Perkembangan teknologi informasi yang terjadi pada hampir setiap
negara sudah merupakan ciri global yang mengakibatkan hilangnya
batas-batas negara. Hal tersebut menunjukan adanya pergeseran paradigma dimana
jaringan informasi merupakan infrastruktur bagi perkembangan suatu negara.
Setiap negara harus menghadapi kenyataan bahwa informasi dunia saat ini
dibangun berdasarkan suatu jaringan yang ditawarkaan oleh kemajuan bidang
teknologi. Salah satu cara berpikir yang produktif adalah mendirikan usaha
untuk menyediakan suatu infrastruktur informasi yang baik di dalam negeri,
yang kemudian dihubungkan dengan jaringan informasi global.
Ketersediaan komputer personal (PC) yang didukung oleh berbagai
macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiannya memungkinkan
manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih
banyak laporan. Disamping itu, penggunaan teknologi informasi, yang
menggabungkan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi dapat
luas. Ini dimungkinkan karena dengan menggunakan jaringan, informasi yang
berhubungan dengan lingkungan eksternal (misal: pemerintah, pesaing) dan
internal (dari berbagai departemen) dapat diperoleh dengan mudah dan cepat.
Teknologi komputer, dengan berbagai macam perangkat lunak,
memungkinkan sistem akuntansi manajemen untuk menyajikan berbagai
format, baik itu format yang mengacu pada model keputusan formal maupun
penggabungan informasi fungsional dan temporal. Ini dapat dilakukan karena
adanya database yang memungkinkan data lama dan baru selalu tersedia
untuk kepentingan manajemen. Tersedianya teknologi informasi yang dapat
mempengaruhi karakteristik sistem akuntansi manajemen, memungkinkan
manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial.
Penelitian ini ingin menguji pengaruh sistem informasi akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial dengan teknologi informasi sebagai
variabel moderating. Topik ini menarik karena penelitian tentang sistem
akuntansi manajemen yang terkait dengan teknologi informasi masih sedikit.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Justriana (2007).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian
sebelumnya menguji pengaruh moderasi desentralisasi dan percieved
environment uncertainty terhadap hubungan karakteristik sistem akuntansi
manajemen dengan kinerja manajerial. Pada penelitian kali ini peneliti
uncertainty karena sudah banyak penelitian yang menggunakan variabel
tersebut. Variabel tersebut diganti dengan variabel teknologi informasi.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengetahui apakah interaksi
antara sistem informasi akuntansi manajemen dan teknologi informasi akan
memepengaruhi kinerja manajerial. Sehingga penulis melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap
Kinerja Manajerial dengan Teknologi Informasi sebagai Variabel
Moderating.”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas yang menjadi masalah dalam peneitian ini
adalah apakah interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dan
teknologi informasi akan memepengaruhi kinerja manajerial.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris apakah interaksi antara sistem informasi akuntansi
manajemen dan teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja manajerial.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi
yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan berbagai proses
yang diperlukan untuk memenuhi tujuan manajemen (Hansen dan Mowen,
2006; 4). Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terkait oleh suatu
kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan atau proses bahkan
keluaran. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen
diilustrasikan pada gambar 2.1.
Pengumpulan Laporan
khusus
Pengukuran Harga pokok
produk
Penyimpanan Biaya
pelanggan
Analisis Anggaran
Pengelolaan Laporan
kinerja
Komunikasi
personal
[image:18.595.99.511.90.738.2]Economic Event
Gambar 2.1.
Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen Sumber: Hansen dan Mowen, 2006; 4
masukan proses
pengguna
Sistem akuntansi manajemen (SAM) adalah suatu mekanisme
pengawasan organisasi yang dapat memudahkan pengawasan dengan cara
membuat laporan dan menciptakan tindakan-tindakan yang nyata terhadap
penilaian kinerja dari setiap komponen-komponen dalam organisasi (Chia,
1995 dalam Ritonga dan Zainudin, 2002). Simons (1997), Bouwens dan
Sbernethy (2000) dalam Evi (2004) menyatakan bahwa SAM adalah sistem
formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. SAM
merupakan suatu kontrol organisasi serta merupakan sistem yang efektif
didalam menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi
konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai aktivitas yang bisa
dilakukan (Hong, 1996 dalam Evi, 2004).
Menurut Atkinson (1995) dalam Evi (2000) SAM adalah sistem
informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial,
memprosesnya, menyimpannya, dan melaporkannya kepada pengguna.
Salah satu produk yang dihasilkan oleh SAM adalah informasi akuntansi
manajemen seperti pengeluaran yang terjadi dalam departemen operasional,
perhitungan biaya produksi, jasa, dan aktivitas.
Sistem akuntansi manajemen menpunyai tiga tujuan umum
(Hansen dan Mowen, 2006; 4), yaitu:
1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga
pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
3. Menyedikan informasi untuk pengambilan keputusan.
Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah
koordinasi berbagai segmen dalam sub–sub organisasi. Karakteristik SAM
yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang
menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai
pengaruh keputusan pada operasi seluruh subunit organisasi. Chenhall dan
Narayan (1984) dalam Ekawati (2003) menemukan bukti empiris
mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para
manajer yaitu:
1. Broadscope
Gordon dan Narayan (1984) dalam Nazarudin dan Fajry (2005)
menyatakan informasi SAM yang bersifat broadscope (lingkup luas)
mewakili dimensi fokus (eksternal dan internal), kuantifikasi (finansial
dan non finansial), dan horizon waktu. Dalam melaksanakan tugasnya
manajer membutuhkan informasi dari berbagai sumber yang sifatnya
luas (Robbins 1994:8, dalam Juniarti dan Evelyne, 2003). Karena itu
manajer membutuhkan informasi yang memiliki karakteristik
broadscope yaitu informasi yang memiliki cakupan yang luas dan
lengkap (completeness) yang biasanya meliputi aspek ekonomi seperti
Gross National Product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu
industri, atau mungkin juga bersifat nonekonomi seperti faktor
demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan
2003). Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran nonmoneter
terhadap karakteristik lingkungan eksternal (Gordon dan Miller, 1976
dalam Laksamana dan Muslichah, 2002). Disamping itu, lingkup SAM
yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya
peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas
(Laksamana dan Muslichah, 2002).
2. Timeliness
Timeliness (ketepatan waktu) yang dikonsepkan dalam
penelitian ini mempunyai dua subdimensi yaitu frekuensi pelaporan
dan kecepatan membuat laporan. Frekuensi diartikan dengan seberapa
sering informasi disediakan untuk para manajer, sedangkan kecepatan
diartikan sebagai tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi
dengan tersedianya informasi (Ritongga dan Zainudin, 2002).
Timeliness menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi
mengenai suatu kejadian (Echols, 1996:593 dalam Juniarti dan
Evelyne, 2003). Informasi dikatakan tepat waktu apabila informasi
tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan
manajer (Bordnar, 1995:399 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003).
Chia (1995) dalam Laksamana dan Muslichah (2002)
menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu
antara permintaan dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang
adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering
dilaporkan secara sistematis.
Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat
terhadap suatu peristiwa dipengaruhi oleh timeliness dari SAM.
Muslichah (2002) dalam Ekawati (2003) berpendapat bahwa informasi
yang timeliness akan meningkatkan fasilitas sistem akuntansi
manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk
memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah
dibuat. Informasi yang tepat waktu akan membantu manajer dalam
pengambilan keputusan (Chusing, 1994:16 dalam Juniarti dan
Evelyne, 2003).
3. Aggregation
Aggregation informasi merupakan ringkasan informasi
menurut fungsi, periode waktu, dan model keputusan (Ritonga dan
Zainudin, 2002). Agregasi menunjukkan proses pengurangan volume
data. Agregasi diperlukan agar dapat mengurangi atau menghemat
biaya dalam penyediaan informasi akuntansi (Ekawati, 2003).
Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi tetap
mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi
itu sendiri (Bordnar, 1995; Alwi, 2001 dalam Juniarti dan Evelyne,
2003). Informasi yang teragregasi dengan tepat akan memberikan
masukan penting dalam proses pengambilan keputusan karena waktu
dibandingkan dengan informasi yang tidak terorganisir atau informasi
yang masih mentah (Nazaruddin, 1998). SAM memberikan informasi
dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan
dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan
periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban
atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai
format yang konsisten dengan model keputusan formal seperti analisis
cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan
linear programming untuk penerapan anggaran, analisis
biaya-volume-laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan
terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi
fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya,
departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan
secara khusus untuk model keputusan formal.
4. Integration
Informasi integrasi adalah informasi yang mencerminkan adanya
koordinasi antara segmen yang satu dengan segmen yang lain
(Prasetyo, 2002). Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan
saling keterkaitan antara bagian satu dan bagian lain (Nazaruddin,
1998). Informasi integrasi mencakup aspek seperti ketentuan target
atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antara subunit satu
dengan subunit lainnya akan tercerminkan dalam informasi integrasi
Menurut Gordon (2001) dalam Ekawati (2003) informasi
integrasi bermanfaat bagi manajer untuk melakukan pengambilan
keputusan yang mungkin akan berpengaruh pada bagian lainnya. Oleh
karena itu, informasi integrasi akan berperan dalam mengkordinasikan
kebijakan dalam perusahaan agar terjadi keselarasan dalam mencapai
tujuan utama perusahaan. Adanya informasi integrasi akan
mengakibatkan para manajer untuk mempertimbangkan unsur integrasi
didalam melakukan evaluasi kinerja (Ansari, 1979 dalam Justriana,
2007). Informasi yang teragregasi akan berfungsi sebagai masukan
yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, karena lebih
sedikit waktu yang diperlukan untuk mengevaluasinya, sehingga
meningkatkan efisiensi kerja manajemen (Chia, 1995 dalam Juniarti
dan Evelyne, 2003). Informasi yang terintegrasi berperan sebagai
koordinator dalam mengendalikan pengambilan keputusan yang
beraneka ragam (Chia, 1995 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003).
Manfaat informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer
dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan
berdampak pada bagian/unit yang lain.
Salah satu peran utama informasi akuntansi manajemen adalah
menyedikan informasi yang memudahkan proses pengambilan keputusan
(Angraini, 2003). Informasi akuntansi manajemen sebagai salah satu
produk sistem akuntansi manajemen berperan dalam membantu
tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan (Nazaruddin,
1998). Mia dan Clark (1999) dalam Faisal (2007) menyatakan bahwa
penggunaan informasi sistem akuntansi manajemen dapat membantu
manajer dan organisasi untuk mengadopsi dan mengimplementasikan
rencana-rencana mereka dalam merespon untuk lingkungan persaingan.
2. Teknologi Informasi
Istilah teknologi informasi sendiri pada dasarnya merupakan
gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi dapat
diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan
(Arifiyadi, 2008). Sedangkan pengertian informasi menurut Oxfoord
English Dictionary adalah that of which one is apprised or told:
intelligence, news (Arifiyadi, 2008). Kamus lain menyatakan bahwa
informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui (Arifiyadi, 2008). Namun
ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan
(Arifiyadi, 2008). Selain itu istilah tekmologi informasi juga memiliki arti
yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU (Pasal 1 angka 1) teknologi
informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu
(Arifiyadi, 2008). Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks,
Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya
informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap
dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi (Arifiyadi, 2008).
Secara umum, teknologi Informasi dapat diartikan sebagai teknologi yang
digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan
informasi (Arifiyadi, 2008). Definisi ini menganggap bahwa teknologi
informasi tergantung pada kombinasi komputasi dan teknologi telekomunikasi
berbasis mikroeletronik. Istilah teknologi informasi yang sekarang lazim
digunakan orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi
komputer, komunikasi, dan otomatisasi kantor, yang telah bercampur menjadi
satu sehingga sulit untuk memisahkannya (Indriantoro, 1996 dalam Prasetyo,
2002).
Teknologi informasi adalah bidang yang bersentuhan erat
dengan kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu penerapannya
dalam rangka penyelesaian masalah (problem solving) sering kali bersifat
komprehensif, melibatkan berbagai aspek teknologi. Bahkan dalam dunia
nyata, penerapan teknologi informasi sering kali bersentuhan dengan
aspek-aspek non-teknologi, seperti sosial, psikologis, atau organisasional.
Situasi ini mensyaratkan para profesional teknologi informasi untuk
memiliki pengetahuan yang solid dan wawasan yang komprehensif.
memberikan pengetahuan tentang fondasi konseptual yang kuat dan
sekaligus kemampuan untuk berpikir secara integral (Anonim, 2008).
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan
(Anonim, 2008). Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk
mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer
dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi
telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara
global (Anonim, 2008).
Salah satu ciri khusus dari bidang ilmu teknologi informasi
adalah fokus perhatian bidang ilmu tersebut yang lebih bersifat aplikatif.
Bidang ilmu teknologi informasi lebih mengarah pada pengelolaan data
dan informasi dalam sebuah enterprise (perusahaan atau organisasi kerja
lainnya), dengan pemanfaatan teknologi komputer dan komunikasi data
serta lebih menekankan pada teknik pemanfaatan perangkat-perangkat
yang ada untuk meningkatkan produktifitas kerja (Anonim, 2008). Dalam
perkembangannya sejalan dengan paradigma ekonomi baru, maka
teknologi informasi menjadi senjata yang handal dalam meningkatkan
Taret (2000:2) dalam Maddeppungeng (2005) teknologi pada
umumnya terdiri atas tiga komponen yaitu hardware (perangkat keras),
software (perangkat lunak) dan brainware (sumber daya manusia).
Fletcher (1995) seperti yang dikutip Dharmesta (1998) dalam Sandra
(2006) mengemukakan bahwa teknologi mempunyai tiga aspek yaitu
komputerisasi, mikroelektronik dan telekomunikasi yang semuanya
dikombinasikan untuk menyediakan berbagai barang dan jasa.
Teknologi informasi merupakan perpaduan teknologi komputer dan
telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras,
perangkat lunak, database, teknologi jaringan dan peralatan
telekomunikasi lainnya (Wan Wan, 2005). Bilamana teknologi informasi
secara efektif terintegrasi dalam perusahaan maka hal berikut dapat terjadi
(Heng Li, 2000 dalam Maddeppungeng 2005):
1. Koordinasi team-work dapat ditingkatkan
2. Transaksi antar perusahaan dapat dibuat lebih cepat dan lebih efisien.
3. Aliansi dengan sub-kontraktor dan supplier dapat ditingkatkan melalui
jaringan elektronik.
Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai persiapan,
pengumpulan, pemindahan, pencarian, penyimpanan, akses presentasi dan
pengolahan data menjadi informasi dalam semua bentuk
(Maddeppungeng, 2005). Menurut Haag dan Cummings (1998) dalam
digunakan orang dalam bekerja dengan informasi dan mendukung
informasi dan kebutuhan pemrosesan informasi dari suatu organisasi.
Menurut Haag dan Ken (1996) seperti yang dikutip Kadir (2003:2)
dalam Maddeppungeng (2005) yang dimaksud dengan teknologi informasi
adalah seperangkat alat yang membantu manusia bekerja dengan informasi
dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi.
Callon (1996) seperti yang dikutip Dharmesta (1998) dalam Sandra (2006)
menyatakan bahwa teknologi informasi merupakan sesuatu yang
digunakan untuk menciptakan sistem informasi termasuk didalamnya
adalah komputer, arsip piringan (disk file), modem, dan sebagainya, yang
semua itu merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan
[image:29.595.97.516.225.536.2]untuk mengimplementasikan sistem yang berbasis komputer.
Tabel 2.1. menyajikan lima kategori tugas pemrosesan informasi
yang mencakup menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan,
dan mengomunikasikan (Haag dan Cummings, 1998 dalam Laksamana
dan Muslichah, 2002). Tiap tugas pemrosesan informasi tersebut dapat
digunakan secara individu, atau dapat juga digabungkan untuk
menciptakan suatu sistem yang menangani semua tugas (Laksamana dan
Tabel 2.1.
Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat TI Tugas pemrosesan
informasi
Keterangan Alat TI
Menangkap informasi Memperoleh informasi ada titik asalnya
Teknologi input, misalnya: Mouse, Keyboard, Bar code reader
Menyampaikan informasi
Menyajikan informasi dalam bentuk yang paling berguna
Teknologi output,
misalnya: Screen, Printer, Speaker Menciptakan informasi Memproses informasi untuk memperoleh informasi baru Teknologi software, misalnya: Word processing,
Payroll, Expert system Menyimpan
informasi
Menyimpan informasi untuk penggunaan waktu yang akan datang
Teknologi penyimpanan, misalnya: Hard disk, CD Rom,Tape
Mengkomunikasikan informasi
Menyampaikan informasi ke orang lain atau ke lokasi lain
Teknologi telekomunikasi, misalnya: Modem, Satellite
Sumber: Laksamana dan Muslichah, 2003
Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh
keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja
perusahaan termasuk kinerja individu yang bersangkutan (Sandra, 2006).
Menurut Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jin (2003) kinerja yang
dicapai berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas didukung
oleh teknologi informasi.
3. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien
manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1992
baik maka perusahaan optimis akan dapat mencapai tingkat keberhasilan
yang dikehendaki oleh perusahaan. Dengan demikian kelangsungan hidup
perusahaan terjamin. Namun bila kinerja perusahaan buruk maka
perusahaan pesimis untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang
dikehendaki oleh perusahaan.
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan
manajerial. Kinerja personel meliputi delapan demensi yaitu (Narsa dan
Yuniawati, 2003):
2. Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan,
kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja,
penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.
3. Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan
informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil,
menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan.
4. Pengkordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar
informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk
mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain,
dan hubungan dengan manajer lain.
5. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal,
kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian
catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk.
6. Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk mengarahkan,
menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas
pekerjaan dan menangani bawahan.
7. Pengaturan staff (staffing), yaitu kemampuan untuk mempertahankan
angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih
pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.
8. Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan
atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi
pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar menawar secara
kelompok dan
9. Perwakilan (representatif), yaitu kemampuan dalam menghadiri
pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan
perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan,
pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum
perusahaan.
Evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh manajer beragam
tergantung pada budaya yang dikembangkan masing-masing perusahaan
(Ivancevich, 1999:187 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Berikut ini
beberapa ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen,
berdasarkan perspektif nonkeuangan (Juniati dan Evelyne, 2003):
1. Kemampuan manajer untuk membuat perencanaan (Schermerhorn,
1999:138 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Perencanaan yang baik
dapat meningkatkan fokus dan fleksibilitas manajer dalam
dua hal penting dalam lingkungan persaingan yang tinggi dan
dinamis. Kemampuan manajer dalam membuat perencanaan dapat
menjadi salah satu indikator untuk mengukur kinerja manajer
(Nazaruddin, 1998 dalam Juniati dan Evelyne, 2003).
2. Kemampuan untuk mencapai target. Kinerja manajer dapat diukur
dari kemampuan mereka untuk mencapai apa yang telah
direncanakan (Mulyadi, 2001:302 dalam Juniati dan Evelyne, 2003).
Target harus cukup spesifik, melibatkan partisipan, realistik dan
menantang serta memiliki rentang waktu yang jelas (Hess, 1996:83
dalam Juniati dan Evelyne, 2003).
3. Kiprah manajer di luar perusahaan. Intensitas manajer dalam
mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar
menunjukkan kepercayaan perusahaan kepada manajer tersebut.
Kepercayaan ini dapat timbul karena beberapa hal, salah satunya
adalah kinerja yang baik dari manajer. Wagner (1995:50) dalam
Juniati dan Evelyne (2003) juga mengungkapkan bahwa peranan
manajer dalam mewakili perusahaan menunjukkan tingkat
kinerjanya.
Mahoney et al (1965) dalam Justriana (2007) mendefinisiskan
kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada
dalam teori manajemen klasik, yaitu seberapa jauh manajer mampu
investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pemilihan staff, negosiasi, dan
perwakilan
4. Interaksi antara Sistem akuntansi Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kinerja Manajerial
Chia (1955) dalam Juniati dan Evelyne (2003) dalam salah satu
penelitiannya mengungkapkan bahwa karaktersitik informasi yang berupa
aggregation, broadscope, integration dan timeliness mampu
meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang memiliki informasi dengan
karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang
lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini khususnya
lebih nampak pada organisasi-organisasi yang terdesentralisasi (Chia,
1995 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Sebelumnya, Gul dan Chia (1994)
dalam Juniati dan Evelyne (2003) menyimpulkan bahwa ketersediaan
karakteristik broadscope dan agregasi atas informasi berkaitan erat dengan
kinerja manajemen. Dengan kata lain, bahwa keberadaan kedua
karakteristik ini mampu meningkatkan kinerja manajemen. Mia dan
Chenhall (1994) dalam Juniati dan Evelyne (2003) meskipun hanya
meneliti karakteristik broadscope dari informasi, namun mereka berhasil
membuktikan bahwa karakteristik ini berpengaruh terhadap kinerja
manajemen.
Bukti-bukti bahwa karakteristik informasi berhubungan dengan
pernah dilakukan oleh AICPA & Lawrence S. Maisel mengenai
pengukuran kinerja menyatakan, sebanyak 77% responden menyetujui
bahwa karakteristik informasi yang berkualitas penting dalam
meningkatkan kinerja manajerial (Maisel and AICPA 2001:28 dalam
Juniati dan Evelyne, 2003). Selanjutnya, Nazaruddin (1998) yang menguji
mengenai pengaruh antara desentralisasi dan karakteristik informasi
terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat keandalan
karakteristik informasi (broadscope, timeliness, agregasi dan integrasi)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Namun
besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada derajat desentralisasi.
Pada organisasi-organisasi yang memiliki derajat desentralisasi yang
tinggi maka kebutuhan akan karakteristik informasi sangat berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
Teknologi komputer merupakan salah satu teknologi informasi (TI)
yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena
dengan sistem informasi berbasis komputer informasi dapat disajikan tepat
waktu dan akurat. Seperti dinyatakan oleh Hansen dan Mowen (1997)
dalam Laksamana dan Muslichah (2002) dengan penggunaan komputer
sejumlah besar informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan
kepada manajer dengan segera. Apa yang terjadi diberbagai bagian dapat
diketahui dalam sekejap. Ini memungkinkan manajemen dapat mengambil
keputusan secara lebih cepat. TI juga dapat digunakan untuk integrasi
dalam Laksamana dan Muslicah, 2002), TI dapat membantu perusahaan
dalam memperoleh informasi yang kompetitif (Mc Leod, 1995) dalam
Laksamana dan Muslicah (2002).
Teknologi informasi (TI) dapat menyajikan informasi dalam
bentuk yang berguna serta dapat digunakan untuk mengirim informasi ke
orang lain atau ke lokasi lain (Haag dan Cummings, 1998 dalam
Laksamana dan Muslicah, 2002). TI mengintegrasikan data dari berbagai
bagian dan mempercepat penyajian data yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan. Christiansen dan Mouritsen (1995) dalam
Laksamana dan Muslicah (2002) menyatakan bahwa TI merupakan
tantangan bagi akuntan manajemen. Pertama TI digunakan untuk
mekanisasi tugas–tugas departemen akuntansi, seperti pelaporan,
pengumpulan data. TI dalam bentuk yang berbeda diintegrasikan ke dalam
peralatan produksi, dimana data yang dihasilkan akan disimpan secara
otomatis, ini tentu saja akan mempercepat laporan–laporan yang berkaitan
dengan produksi. Kedua, TI saat ini memungkinkan untuk menyediakan
database yang lebih kompleks, sehingga informasi non keuangan dapat
tersedia, misalnya informasi yang berkaitan dengan produk, konsumen,
proses produksi. Informasi ini memudahkan para manajer dalam
memonitor dan menganalisa operasi mereka. Ketiga, TI memungkinkan
dibuatnya rencana yang disuaikan dengan situasi. Simulasi dan skenario
bagaimana jika (what if) yang dapat disajikan oleh TI dapat menyediakan
ini memungkinkan para manajer membuat model mereka sendiri secara
cepat, dan dapat secara mudah dimodifikasi, tanpa harus berkonsultasi
dengan spesialis komputer.
B. Model Penelitian
Model penelitian sebagai dasar untuk mengajukan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pemikiran di atas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini yaitu:
Ha: Interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dengan
teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja manajerial. Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen
Kinerja Manajerial
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh antara sistem
akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan teknologi informasi
sebagai variabel moderating.
B. Metode Pengumpulan Sampel
Penelitian ini mengambil objek perusahaan manufaktur yang terdapat
di wilayah Jabodetabek tahun 2007. Pengambilan sampel dengan metode
convenience sampling dengan kriteria responden yaitu manajer semua lini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan
melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dikirimkan
kepada para manajer di perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah
Jabodetabek.
D. Metode Analisis Data
Untuk melakukan uji kualitas data primer ini peneliti melakukan uji
1. Uji validitas
Uji validitas yaitu pengujian untuk menyatakan valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner
tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Untuk mengujinya digunakan pearson correlation,
apabila koefisien pearson yang diperoleh tidak signifikan pada level
signifikan 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid.
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu pengujian yang bertujuan untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstanta. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Cara mengukur uji ini
adalah dengan memakai uji statistik cronbach alpha, suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih
besar dari 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Gozali, 2005; 42).
Metode analisis data melalui deskriptif mengenai karakteristik
responden digunakan tabel frekuensi absolut yang menunjukkan angka
rata-rata, kisaran, teoritis, kisaran sesungguhnya, dan standar deviasi.
Selain itu penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik
diantaranya:
1. Uji normalitas
Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat
data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
2. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang
tidak ada multikolinearitas adalah yang mempunyai besaran korelasi
antara variabel bebas lebih kecil dari angka 10 dan mempunyai tolerance
lebih besar daro 0,1 atau 10%. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi korelasi antara variabel bebasnya (Gozali, 2005: 92).
3. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heteroskedastisitas adalah
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y(Ghozali, 2005: 105).
4. Uji hipotesis
Frucot dan Shearon (1991) mengajukan model regresi untuk menguji
pengaruh moderasi yaitu dengan model selisih mutlak dari variabel
independen dengan rumus persamaan regresi (Ghozali, 2005; 153):
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3|X1-X2|
Xi = merupakan nilai standardized score [(Xi-X)/σX]
|X1-X2| = merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut
perbedaan antara X1 dan X2
Menurut Frucot dan Shearon (1991) interaksi seperti ini lebih
disukai oleh karena ekspektasi sebelumnya berubungan dengan kombinasi
antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Teknik analisis data untuk
menguji pengaruh moderasi dalam penelitian ini adalah model selisih
mutlak dari variabel independen dengan rumus persamaan regresi:
Y = a + b1Xsiam + b2 Xti + b3 |Xsiam-Xti| + e
Dimana:
Y = kinerja manajerial
a = konstanta
XSIAM = sistem informasi akuntansi manajemen
XTI = teknologi informasi
b1-3 = koefisien regresi
e = Error
Dimana nilai Xsiam dan Xti adala standardized. Setelah nilai
Xsiam dan Xti diubah menjadi standardized, langkah berikutnya adalah
membuat regresi baru dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1Zsiam + b2 Zti + b3 AbsX1_X2 + e
Dimana:
Y = kinerja manajerial
ZSIAM = standardize sistem informasi akuntansi manajemen
ZTI = standardize teknologi informasi
b1-3 = koefisien regresi
e = Error
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Pada bagian ini akan diuraikan masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan
dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi
yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan berbagai proses
yang diperlukan untuk memenuhi tujuan manajemen (Hansen dan Mowen,
2006; 4). Chenhall dan Narayan (1984) dalam Ekawati (2003) menemukan
bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut
persepsi para manajerial yaitu: broadscope, timeliness, aggregation, dan
intergration. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang
dikembangkan oleh Chenhall dan Moris (1986), yang terdiri dari 19 item
pertanyaan. Pengukuran variabel SAM ini dilakukan menggunakan skala
kategori 5 pilihan yaitu (1) tidak tersedia, (2) kurang tersedia, (3)
tersedia, (4) cukup tersedia, (5) sangat tersedia.
Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan
teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti
perangkat keras, perangkat database, teknologi jaringan, dan peralatan
telekomunikasi lainnya (Wan Wan, 2005). Instrumen yang digunakan
adalah instrumen yang dikembangkan oleh Haag dan Cummings (1998),
yang terdiri dari 10 item pertanyaan. Pengukuran variabel teknologi
informasi ini dilakukan menggunakan skala kategori 5 pilihan yaitu (1)
sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju.
3. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien
manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1992
dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Variabel kinerja diukur mengunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) yang terdiri dari 9
item pertanyaan. Pengukuran variabel kinerja manajerial ini dilakukan
menggunakan dengan skala kategori yang dimodifikasi menjadi 5 pilihan
yaitu: (1) tidak pernah (2) jarang, , (3) kadang-kadang, (4) sering, (5)
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
C. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Perusahaan manufaktur
Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan
proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan
manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya
menghasilkan suatu produk. Karakteristik utama kegiatan industri
manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui
suatu proses pabrikasi. Oleh karena itu, aktivitas perusahaan yang
tergolong dalam kelompok industri manufaktur sekurang-kurangnya
mempunyai tiga kegiatan utama yaitu:
1. Kegiatan untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku.
2. Kegiatan pengolahan/pabrikasi/perakitan atas bahan baku menjadi
barang jadi.
3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.
2. Karakteristik responden
Data penelitian ini dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner
dengan cara mendatangi perusahaan secara langsung dan meyerahkan
kuesioner kepada pihak manajemen perusahaan untuk kemudian
kuesioner dan diambil kembali setelah 3-4 minggu kemudian. Dari 65
kuesioner yang dikirimkan, hanya 32 kuesioner atau 49% dari total
[image:45.595.96.511.142.567.2]kuesioner yang dikirim yang berhasil diambil kembali.
Tabel 4.1.
Gambar Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase
Kuesioner yang dikirim 65 100%
Kuesioner yang dikembalikan 32 49%
Kuesioner yang tidak dikembalikan 33 51%
Sumber: Data diolah
Responden yang digunakan dalam penelitian ini mengambil objek
perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Jabotabek.
Tabel 4.2.
Data Statistik Responden
jumlah persentase
Jenis kelamin pria 19 59%
wanita 13 41%
Lama bekerja saat ini 0-1 1 3%
1-2 4 13%
2-3 9 28%
>3 18 56%
Pendidikan S1 31 97%
S2 1 3%
S3 0 0%
Sumber: Data diolah
Berikut adalah rincian dari karakteristik responden yang
diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
pria 59% wanita
41% pria
[image:46.595.96.508.106.610.2]wanita
Gambar. 4.1.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Sumber: Data diolah
Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini
terdiri dari 19 orang responden pria atau 59% dan 13 orang responden
wanita atau 41% dari 32 jumlah keseluruhan responden.
karakteristik responden berdasarkan lama bekerja saat ini
0-1 3%
1-2 13%
2-3 28% >3
56%
0-1 1-2 2-3 >3
Gambar. 4.2.
Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja saat ini Sumber: Data diolah
Berdasarkan lama bekerja saat ini, responden dalam penelitian ini
terdiri dari 1 orang responden yang bekerja antara 0-1 tahun atau 3%, 4
responden yang bekerja antara 2-3 tahun atau 28% dan 18 orang responden
yang bekerja diatas 3 tahun atau 56% dari 32 jumlah keseluruhan
responden.
karakteristik responden berdasarkan pendidikan
S1 97% S2 3%
S3 0%
S1
S2
[image:47.595.104.508.141.511.2]S3
Gambar. 4.3.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Sumber: Data diolah
Berdasarkan tingkat pendidikan, responden dalam penelitian
ini terdiri dari 31 orang responden merupakan S1 atau 97%, dan 1 orang
responden merupakan S2 atau 3% dari 32 jumlah keseluruhan responden.
D. Penemuan dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2005:19). Statistik deskriptif dalam penelitian ini
Tabel 4.3. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
SIAM 32 44 83 65.16 8.655
TI 32 30 47 42.78 3.713
KM 32 21 35 29.44 3.809
Valid N
(listwise) 32
[image:48.595.93.515.139.535.2]Sumber: Data diolah
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa variabel sistem informasi
akuntansi manajemen, minimum jawaban responden sebesar 44 dan
maksimum sebesar 83, dengan rata-rata total jawaban sebesar 65,16
dengan standar deviasi sebesar 8,655. Pada variabel teknologi informasi
minimum jawaban responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 47
dengan rata-rata total jawaban sebesar 42,78 dengan standar deviasi
sebesar 3,713. Pada variabel kinerja manajerial, minimum jawaban
responden sebesar 21 dan maksimum sebesar35, dengan rata-rata total
jawaban sebesar 29,44 dengan standar deviasi sebesar 3,809.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas data
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
dikatakan valid. Tabel 4.4 akan menunjukkan hasil uji validitas 32
[image:49.595.98.498.158.757.2]sampel responden.
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas
pertanyaan Sig. Pearson correlation Keterangan
Siam1 .000 .915(**) Valid
Siam2 .000 .735(**) Valid
Siam3 .003 .502(**) Valid
Siam4 .007 .467(**) Valid
Siam5 .020 .409(*) Valid
Siam6 .000 .585(**) Valid
Siam7 .001 .539(**) Valid
Siam8 .002 .518(**) Valid
Siam9 .003 .512(**) Valid
Siam10 .024 .398(*) Valid
Siam11 .231 .218 Tidak valid
Siam12 .001 .559(**) Valid
Siam13 .012 .440(*) Valid
Siam14 .000 718(**) Valid
Siam15 .030 .384(*) Valid
Siam16 .001 .558(**) Valid
Siam17 .014 .431(*) Valid
Siam18 .000 .672(**) Valid
Siam19 .012 .437(*) Valid
Siam20 .047 .353(*) Valid
Siam21 .000 .595(**) Valid
Siam22 .186 .240 Tidak valid
Siam23 .282 .196 Tidak valid
Siam24 .002 .992 Tidak valid
Ti1 .006 .475(**) Valid
Ti2 .000 .654(**) Valid
Ti3 .000 .601(**) Valid
Ti4 .000 .639(**) Valid
Ti5 .000 .739(**) Valid
Ti6 .001 .550(**) Valid
Ti7 .000 .602(**) Valid
Ti8 .013 .435(*) Valid
Ti9 .000 604(**) Valid
Ti10 .000 .709(**) Valid
Km1 .000 .695(**) Valid
Km2 .032 .380(*) Valid
Km3 .003 .506(**) Valid
Km5 .000 .769(**) Valid
Km6 .001 .540(**) Valid
Km7 .002 .528(**) Valid
Km8 .004 .491(**) Valid
[image:50.595.98.515.105.756.2]Sumber: Data diolah
Tabel 4.4 menunjukkan pertanyaan-pertanyaan dari tiap-tiap
variabel yang valid dan tidak valid. Seperti terlihat semua pertanyaan
dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikan dibawa 0,05 kecuali
pertanyaan siam11, siam22, siam23, dan siam24 yang dinyatakan tidak
valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus
dikeluarkan dan tidak disertakan dalam pengujian selanjutnya.
Pengujian kembali berdasarkan pertanyaan siam11, siam22,
[image:50.595.157.463.112.237.2]siam23, dan siam24 yang sudah dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Pertanyaan Sig. Pearson correlation Keterangan Siam1 .000 915(**) Valid Siam2 .000 .756(**) Valid Siam3 .004 .492(**) Valid
Siam4 .011 445(*) Valid
Siam5 .014 429(*) Valid
Siam6 .001 569(**) Valid Siam7 .001 546(**) Valid Siam8 .004 .495(**) Valid Siam9 .002 529(**) Valid
Siam10 .012 .437(*) Valid
Siam12 .002 531(**) Valid
Siam13 .018 415(*) Valid
Siam14 .000 714(**) Valid
Siam15 .021 .405(*) Valid
Siam16 .002 .537(**) Valid
Siam17 .012 .440(*) Valid
Siam18 .000 .693(**) Valid
Siam20 .027 391(*) Valid
Siam21 .000 .600(**) Valid
Sumber: Data diolah
b. Uji Reliabilitas data
Pengujian ini menggunakan uji statistic Cronbach Alpha (α).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005). Tabel
[image:51.595.97.510.115.597.2]berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas 32 sampel responden.
Tabel 4.6 Hasil uji Reabilitas
variabel Cronbach Alpha
Sistem informasi akuntansi manajemen 0,8658
Teknologi informasi 0,7910
Kinerja manajerial 0,6657
Sumber: Data diolah
Tabel diatas menunjukkan hasil uji yang reliabel karena nilai alpha
masing-masing pertanyaan diatas 0,60.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Berikut adalah tabel output
Tabel. 4.7. Uji Multikolonieritas
Coefficient Correlations(a)
Model ABSX1_X2 Zscore(SIAM) Zscore(TI)
1 Correlations ABSX1_X2 1.000 .376 .414
Zscore(SIAM) .376 1.000 -.018
Zscore(TI) .414 -.018 1.000
Covariances ABSX1_X2 .821 .211 .237
Zscore(SIAM) .211 .384 -.007
Zscore(TI) .237 -.007 .398
a Dependent Variable: KM Sumber: Data diolah
Dari tampilan output SPSS terlihat bahwa variabel ABSX1_X2
yang merupakan nilai absolut dari perbedaan antara variabel
standardize sistem informasi akuntansi manajemen dengan standardize
teknologi informasi mempunyai korelasi cukup tinggi dengan varibel
standardize teknologi informasi dengan tingkat korelasi sebesar 0,414
(41,4%). Oleh karena itu, korelasi ini masih dibawah 95%, maka dapat
[image:52.595.97.532.157.698.2]dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius.
Tabel. 4.8. Uji Multikolonieritas
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 27.085 1.058 25.589 .000
Zscore(SIAM) 1.162 .620 .305 1.875 .071 .822 1.216
Zscore(TI) 2.365 .631 .621 3.750 .001 .793 1.260
ABSX1_X2 2.362 .906 .466 2.606 .015 .681 1.468
Dari tampilan output SPSS terlihat bahwa hasil perhitungan
nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan
hal yang sama tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut
adalah gambar output SPSS untuk uji heteroskedastisitas.
Scatterplot
Dependent Variable: KM
Regression Standardized Predicted Value
[image:53.595.96.513.175.712.2]Dari tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun di
bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model
regresi layak dipakai.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya. Berikut adalah gambar output SPSS
untuk uji normalitas.
Regression Standardized Residual
2.50 2.00 1.50 1.00 .50 0.00 -.50 -1.00 -1.50 -2.00 -2.50 Histogram
Dependent Variable: KM
F re q u e n c y 12 10 8 6 4 2 0
Std. Dev = .95
Mean = 0.00
[image:54.595.97.513.169.734.2]N = 32.00
Dari tampilan output SPSS grafik histogram terlihat bahwa grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Normal P-P Plot of Regression Stand
Dependent Variable: KM
Observed Cum Prob
[image:55.595.97.511.173.734.2]1.00 .75 .50 .25 0.00 E x pect e d C u m P rob 1.00 .75 .50 .25 0.00 Gambar. 4.8. Uji Normalitas Sumber: Data diolah
Dari tampilan output SPSS grafik normal plot terlihat bahwa data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .625(a) .391 .326 3.128
Tabel di atas menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,391, hal
ini berarti 39,1% variabilitas kinerja manajerial yang dapat dijelaskan
oleh variasi variabel Zsiam, Zti dan Absx1_x2. Sedangkan sisanya
(100%-39,1%=60,9%) dijelaskan ole sebab-sebab lain.secara
konseptual, variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja manajerial
selain sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem
pengukuran kinerja dan sistem penghargaan (Narsa dan Yuniawati,
2007), motivasi (Rownell dan Mc Innes, 1986 dalam Andreani, 2003),
dan partisipasi anggaran (Rahayu, 1999)
[image:56.595.98.515.158.567.2]b. Uji Signifikansi Simultan
Tabel. 4.10 Uji F
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Regressio
n 175.890 3 58.630 5.992 .003(a)
Residual 273.985 28 9.785
1
Total 449.875 31
a Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore(SIAM), Zscore(TI) b Dependent Variable: KM
Sumber: Data diolah
Uji anova atau uji F menghasilkan nilai F hitung sebesar 5,992
dengan tingkat signifikansi 0,003. Karena probabilitas signifikansi dibawah
0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk meprediksi kinerja
manajerial atau dapat dikatakan bahwa variabel Zsiam, Zti dan Absx1_x2
c. Uji Signifikansi parameter individual
Tabel. 4.11 Uji t
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 27.085 1.058 25.589 .000
Zscore(SIAM) 1.162 .620 .305 1.875 .071
Zscore(TI) 2.365 .631 .621 3.750 .001
ABSX1_X2 2.362 .906 .466 2.606 .015
a Dependent Variable: KM Sumber: Data diolah
Ketiga variabel independen yang dimasukkan dalam regresi,
variabel Zisam memberikan nilai koefisien parameter 1,162 dengan tingkat
signifikansi 0,071, sehingga dapat disimpulkan sistem informasi akuntansi
manajemen secara individual tidak berpengaruh teradap kinerja manajerial.
Variabel Zti memberikan nilai koefisien parameter 2,365 dengan tingkat
signifikansi 0,001, sehingga dapat disimpulkan teknologi informasi secara
individual berpengaruh teradap kinerja manajerial. Variabel Absx1_x2
mempunyai koefisisen parameter 2,362 dengan tingkat signifikansi 0,015.
Karena variabel Absx1_x2 menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,05
dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan variabel
moderating.
Hasil analisis diatas dapat diambil kesimpulan semakin tinggi
aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kemampuan suatu
sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan. Teknologi informasi yang merupakan perpaduan
manajer untuk memperoleh tidak hanya informasi internal, tetapi juga
informasi eksternal, non keuangan, dan berorientasi yang akan datang.
Dengan demikian, semakin meningkatnya penerapan teknologi informasi
semakin meningkat pula ketersediaan informasi sistem akuntansi
manajemen. Ini akan memberikan semakin banyak alternatif solusi yang
dapat dipertimbangkan oleh manajer dalam pengambilan keputusan
sehingga kinerja manajerial dapat ditingkatkan. Jika kita amati
perkembangan teknologi informasi dewasa ini, teknologi informasi
menunjukkan perkembangan yang demikian cepat, antara lain: Electronic
data interchange