• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

iv Oleh :

ADELINA. S. SIMANGUNSONG Skripsi ini dibawah bimbingan:

Drs.Manap.Solihat, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya. Sehingga untuk dapat melihat seberapa besar pengaruhnya, peneliti mencoba untuk menganalisis dari daya tarik rasional, daya tarik emosional, daya tarik moral isi motto serve with heart, dan sejauhmana perhatian, pengertian serta penerimaan karyawan hotel terhadap isi motto serve with heart.

Tipe penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik analisa deskriptif. Data dikumpulkan melalui angket dan wawancara serta didukung oleh studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung per Juli 2010 dengan jumlah unit 210 orang, yang kemudian di peroleh jumlah sampel sebesar 68 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional stratified random sampling (teknik sampling berstrata proprosional). Teknik analisa data yang digunakan adalah penyeleksian data, klasifikasi data, coding book dan coding sheet, mentabulasikan data, analisa data dengan skala likert dan mengolah data menggunakan program SPSS 16.0.

Dari hasil pengolahan data penelitian, memperlihatkan bahwa daya tarik isi motto serve with heart oleh humas hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya diketahui hasil yang cukup baik, dengan nilai korelasi 0,573, hal ini merupakan pengaruh dari isi motto serve with heart yang dikemas dengan baik oleh komunikator dengan bahasa yang mudah dan dimengerti sehingga karyawan mengerti akan makna dari isi motto tersebut. Namun ada beberapa hal yang menunjukan bahwa daya tarik isi motto serve with heart terhadap sikap karyawan yang kurang baik apabila ditinjau dari manfaat, kegunaan isi motto, sehingga permasalahan perlu ditanggulangi untuk dapat meningkatkan semangat bagi karyawan dalam melakukan pekerjaan di hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

Jadi dapat disimpulkan berdasarkan daya tarik isi motto serve with heart, bahwa manfaat, kegunaan isi motto serve with heart ini belum maksimal terhadap sikap karyawannya. Sehingga seorang komunikator harus dapat lebih memahami, karekter karyawan (hal mana yang dapat dimengerti dan tidak dapat dimengerti) , sehingga dapat membentuk sikap yang positif dengan pesan yang telah diterima oleh seorang karyawan.

(2)

v Oleh :

ADELINA. S. SIMANGUNSONG This Essay guided under: Drs.Manap.Solihat, M.Si

This study aims to identify the contents fascination motto "Serve With Heart" by Public Relations Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung Against Employees Attitudes. So to be able to see how big the impact, the researchers tried to analyze the rational appeal, emotional appeal, the moral appeal of the contents of the motto of “serve with heart”, and the extent of attention, understanding and acceptance of the content of the motto of hotel employees “serve with heart”.

This type of research is quantitative, while the research method used is survey method with a descriptive analysis techniques. Data were collected through questionnaires and interviews and supported by literature study. The population in this study were all employees of Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung per July 2010 with total 210 units, which later acquired the number of samples is 68 people. The sampling technique used is proportional stratified random sampling (stratified sampling technique proprosional). Data analysis technique used is the selection of data, data classification, coding book and coding sheets, tabulating data, analyzing data with a Likert scale and process the data using SPSS 16.0.

From the data processing of research, shows that the attractiveness of the contents of the motto of serve with heart by PR Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung to the attitude of employees note the good result, with a correlation value of 0.573, it is the influence of the contents of serve with a motto which is packed with a good heart by a communicator with a language that is easy and understandable so that employees understand the meaning of the contents of the motto. But there are some things that

indicate that the attractiveness of the contents of the motto of “serve with heart” against

a poor employee attitude when viewed from the benefits, uses the contents of the motto, so that problems need to be tackled in order to increase the number of guests who will be staying at the Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung.

So it can be concluded based on the attractiveness of the contents of the motto of

“serve with heart”, that the benefits, uses the motto of serve with the content is not yet maximal heart attitude towards its employees. So the communicator must to understand, employee character or the something to able understand and not understand, so it can be to shape the positive of attitude with the message received on the employees.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan persaingan dunia bisnis diantara perusahaan-perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah sekarang ini semakin tinggi dan semakin ketat. Perusahaan-perusahaan tersebut secara umum mempunyai tujuan untuk mendapatkan profit dan disisi lain juga menyangkut keinginan untuk melakukan peningkatan pelayanan maupun perluasan usaha bisnis, hal ini dilakukan dengan mengarah pada tujuan yaitu pengembangan bisnis yang maju dan ketat. Dalam hal ini sesuatu yang tidak mudah bagi perusahaan-perusahaan ketika menghadapi persaingan seperti yang dikemukakan sebelumnya, maka setiap perusahaan harus dapat mempersiapkan diri dan mengembangkan komunikasi secara efektif, baik kepada pihak internal maupun eksternal.

(4)

karyawan dalam suatu perusahaan, sehingga dengan adanya komunikasi yang baik dan efektif maka sebuah perusahaan akan berkembang kearah yang lebih baik dan mencapai tujuan yang di inginkan.

Setiap perusahaan menginginkan seorang karyawan memiliki sikap yang baik, mau diajak untuk bekerjasama dengan cepat, sikap yang terarah , namun hal itu tidaklah gampang sebab setiap orang memiliki suatu sikap yang berbeda-beda, sehingga memerlukan suatu pembentukan sikap pada setiap karyawan dalam suatu perusahaan. Dimana proses pembentukan sikap di awali dengan penglihatan, pendengaran, dan fungsi alat indera lainnya dapat menimbulkan suatu attention atau perhatian, pengertian, atau pemahaman dari pemikiran seorang karyawan. Setelah itu komponen sikap akan menentukan seseorang karyawan dalam memberikan respon berupa tingkah laku.

Menurut Alex Tan, ada tiga komponen dalam pembentukan sikap yaitu :

1. Komponen kognisi

Komponen ini berhubungan dengan alasan tidak tahu menjadi tahu, dan bingung menjadi jelas

2. Komponen afeksi

Komponen ini berkaitan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek

3. Komponen behavioral

Komponen ini bersangkutan dengan niat, tekad, upaya usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan (Effendy,1986:66-67)

(5)

Menurut Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi yang menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung atau tidak menyenangkan, timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar sehingga sikap dapat dibentuk dan dapat dirubah. (Rakhmat,1993:223)

Sikap tidak dibawa dari lahir namun sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi, dan diubah. Sehingga sikap yang dimiliki seseorang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Sikap dapat dibentuk dari berberapa hal misalnya dari faktor lingkungan, orang tua, suatu masalah atau suatu objek yang dapat menarik perhatian seseorang. Begitu juga halnya dengan sikap karyawan yang dapat dibentuk kearah yang positip sesuai dengan keinginan perusahaan yaitu dengan stimulus yang diberikan. Agar sikap karyawan kearah yang lebih baik lagi sesuai dengan keinginan perusahaan maka setiap perusahaan melakukan beberapa pengembangan dan pelatihan-pelatihan yang tujuannya agar sikap karyawan dapat diubah menjadi lebih baik (positif) dalam melakukan suatu pekerjaan.

(6)

Artinya ketika perusahaan akan menghadapi proses pengubahan atau terlibat dalam menciptakan suatu perubahan maka karyawan diposisikan sebagai pemain utama perusahaan.

Perusahaan menyadari berhasil tidaknya perusahaan tergantung pada faktor kerja sumber daya manusia. Sumber daya terpenting dalam organisasi adalah sumber daya manusia yaitu orang-orang memberikan tenaga, bakat dan kreaktivitas usaha mereka kepada organisasi dan perusahaan. Terlebih pada saat sekarang para karyawan dituntut harus bisa menyesuaikan kemampuan yang dimiliki dengan kemajuan teknologi yang semakin maju. Berbicara pengembangan kualitas karyawan tidak terlepas dari sumber daya manusia. Di zaman seperti ini sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Karena karyawan merupakan faktor penentu dalam mengoprasikan faktor-faktor produksi lainnya didalam perusahaan. Cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam rangka pembinaan terhadap karyawan adalah dengan melalui program pengembangan kualitas karyawan.

(7)

sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi, diubah serta kesediaan seseorang untuk bertindak sesuai dengan stimuli (rangsangan) yang diterimanya.

Suatu perusahaan menyadari pengembangan karyawan merupakan hal yang terpenting bagi kelangsungan suatu perusahaan atau organisasi. Latihan dan pengembangan mempunyai manfaat karier jangka panjang yang akan membantu kelangsungan tanggungjawab lebih besar diwaktu yang akan datang. Perusahaan yang ingin maju merubah karyawannya mempunyai mutu serta kinerja yang baik agar membuat mereka lebih produktif dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka. Program latihan dan pengembangan karyawan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi, serta memperbaiki kepuasaan kerja. Para karyawan yang memperluas kecakapannya serta kemampuan melalui program pengembangan kualitas karyawan akan memperoleh hasil dan mutu yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan dan tugasnya.

(8)

Untuk dapat tetap mempertahankan kualitas karyawannya maka hotel Savoy Homann Bidakara Bandung melakukan berbagai pelatihan, seminar dan kursus bagi para karyawan sesuai dengan bidang pekerjaannya, baik itu pelatihan operasional maupun managerial skill. Tujuannya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan karyawan mengenai pelayanan hotel yang baik sesuai dengan keinginan pengunjung, yaitu memberikan prioritas utama pada kepuasan pengunjung, diantaranya adalah kebersihan, kecepatan, ketepatan, keahlian karyawan, pemberian informasi yang lengkap dan akurat, etika sopan dalam melayani pengunjung, penyediaan lapangan parkir yang memadai, dan kondisi kenyamanan ruangan, juga agar karyawan selalu mengetahui informasi dan perkembangan terbaru tentang dunia pariwisata dan perhotelan.

Kegiatan pelatihan tersebut beragam bentuknya, ada yang dilakukan didalam internal manajemen, mengundang para pakar atau narasumber untuk memberikan materi pelatihan ke hotel Savoy Homann Bidakara ataupun juga mengirimkan karyawan untuk mengikuti pelatihan diluar hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

(9)

Menurut Cultip, Center & Brown (2000) sebagaimana dikutip oleh Soleh Soemirat bahwa:

“PR is the distcive management function which help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance and copertion between

on organization at it’s public. (PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai

publiknya”. (Cultip, Center & Brown dalam Soemirat, 2000 : 14).

Menurut Edward L.Bernay (1952) sebagaimana dikutip oleh Ruslan bahwa: Terdapat beberapa fungsi utama Humas, yaitu : memberikan penerangan kepada masyarakat, melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung, dan mengupayakan untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.(Edward L.Bernay dalam Ruslan 2007:18)

Dalam penjabaran definisi PR diatas, dapat diketahui bahwa PR memiliki peran penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan, dimana PR merupakan ujung tombak dari perusahaan. PR adalah mediator sebuah perusahaan dengan publiknya. Hakekat PR sebagai penciptaan umpan balik yang berakhir pada sebuah opini publik dan citra positif perusahaan.

(10)

dikatakan sebagai sebuah identitas atau ciri suatu perusahaan yang membedakan dengan perusahaan yang lainnya.

Pembentukan visi, misi dan tujuan perusahaan dibuat oleh seseorang atau beberapa pendiri perusahaan yang mempunyai filosofi tersendiri yang menjadi latarbelakang dalam mendirikan perusahaan tersebut. Setelah proses penentuan misi, visi dan tujuan perusahaan diciptakanlah sebuah motto yang merupakan rangkuman atau inti dari visi, misi dan tujuan perusahaan berupa kata yang menggambarkan visi, misi dan tujuan. Motto sendiri didefenisikan sebagai

“ kata “ atau seruan yang menggambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari

suatu organisasi. Motto sebagai implementasi dari visi, misi dan tujuan perusahaan harus dapat di aplikasikan oleh para karyawan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya berupa perilaku yang dapat mencerminkan dari perusahaan tersebut. Pencerminan perilaku tersebut harus diarahkan atau dibentuk oleh perusahaan sehingga para karyawan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan bekerja sehari-hari yang diharapkan menjadi sebuah kebiasaan atau budaya perusahaan.

(11)

mencerminkan ciri khas masyarakat kota Bandung tersebut. Begitu pula halnya dengan karyawan di hotel Savoy Homann Bidakara sebagai karyawan yang mayoritas adalah masyarakat kota Bandung. Adapun isi motto serve with heart sebagai berikut :

1. Berpenampilan rapih, bersih dan menarik 2. Smiling Face (murah senyum)

3. Selalu greeting (selalu menyapa dengan hangat) 4. Helful (selalu siap dan suka membantu)

5. Selalu berperilaku sopan 6. Berbicara santun dan ramah 7. Selalu dapat mengendalikan emosi 8. Jujur dan dapat dipercaya

9. Bertindak cepat, tepat dan tanggap 10. Selalu bersemangat

11. Memiliki “sense of belonging” 12. Memiliki “sense of responsibility

13. Selalu dapat memahami kebutuhan pelanggan (customer oriented) 14. Selalu peduli terhadap hal-hal yang dianggap kecil

15. Senantiasa menciptakan rasa aman bagi orang lain 16. Selalu mengucapkan “terimakasih”

17. Tidak “Tip Hunter”

(12)

dipahami, pengemasan isi pesan, warna tulisan, penyampaian isi pesan oleh komunikator dengan baik dan dikemas dengan membentuk suatu pin mungil dengan warna yang menarik, dengan demikian dapat menarik hati para karyawan untuk menerapkan isi motto tersebut dalam suatu pekerjaan sehingga dapat menimbulkan sikap yang baik terhadap isi motto tersebut.

Dengan adanya daya tarik dari isi motto Serve With Heart di hotel Savoy Homann Bidakara Bandung dapat membentuk sikap karyawannya kearah yang positip dalam melakukan suatu pekerjaan, hal itu disebabkan karena isi motto tersebut menjadi acuan dalam suatu aturan bagi karyawannya. Dimana setiap karyawan dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggan harus

menggunakan cara yang sesuai dengan isi dari motto “Serve With Heart” salah satu diantaranya bersikap selalu menyapa dengan hangat, bertindak cepat dan tanggap, serta murah senyum terhadap setiap pelanggannya maupun pengunjung dari hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, karena jika karyawan tidak melaksanakan salah satu isi dari motto tersebut maka karyawan akan mendapatkan sanksi berupa teguran, nasihat dan surat peringatan artinya bahwa saat karyawan direkrut oleh hotel Savoy Homann Bidakara ada suatu perjanjian kerjasama bersama antara kedua belah pihak.

Sehingga motto “Serve With Heart” merupakan salah satu aturan yang telah

ditetapkan terhadap seluruh karyawan hotel Savoy Homann Bidakara Bandung dalam memberikan pelayanan kepada setiap pelanggannya. Yang mana pada saat pin terpasang di dada sebelah kiri karyawan pada saat itu segala pikiran, sikap dan

(13)

Oleh karena itu pembentukan sikap karyawan tercipta dari adanya isi motto tersebut melalui pelatihan-pelatihan, yaitu bagaimana cara menyambut tamu dan melayani tamu dengan setulus hati sehingga pelanggan akan merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

Dari latar belakang di atas maka peneliti menyimpulkan rumusan masalah yaitu: “Sejauhmana Daya Tarik Isi Motto “Serve With Heart” Oleh Humas

Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari rumusan masalah yang masih luas dan bersifat umum, agar penelitian mempunyai alur pikir yang terarah maka disusun identifikasi sebagai berikut : 1. Sejauhmana daya tarik rasional isi motto “Serve With Heart” oleh Humas

Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya ?

2. Sejauhmana daya tarik emosional isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya ?

3. Sejauhmana daya tarik moral isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya ?

4. Sejauhmana daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap perhatian karyawannya ?

5. Sejauhmana daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap pengertian karyawannya ?

(14)

7. Sejauhmana daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, dan menjelaskan fenomena yang terjadi dengan teknik yang tepat dalam menjawab hasil penelitian yang diperoleh melalui pengukuran tentang sejauhmana Daya Tarik Isi Motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui daya tarik rasional isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.

2. Untuk mengetahui daya tarik emosional isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.

(15)

4. Untuk mengetahui daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap perhatian karyawannya.

5. Untuk mengetahui daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap pengertian karyawannya.

6. Untuk mengetahui daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap penerimaan karyawannya.

7. Untuk mengetahui daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

(16)

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan teori komunikasi dan model komunikasi yang telah dipelajari untuk mencoba menganalisa fakta, gejala dan peristiwa yang terjadi kemudian ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, selain itu penelitian ini juga diharapkan menambah wawasan pengetahuan peneliti dalam bidang komunikasi terutama mengenai sikap karyawan terhadap isi motto Serve With Heart

b. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur dan acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai sikap karyawan terhadap isi motto Serve With Heart.

c. Bagi Perusahaan

(17)

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Dalam kerangka teoritis ini, peneliti akan berusaha membahas masalah pokok skripsi. Bahan tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan konsep dan teori yang ada hubungannya untuk membantu menjawab pokok masalah. Didalam sebuah perusahaan, praktisi Humas/PR selalu berhubungan dengan publik perusahaannya melalui komunikasi dua arah (timbal balik) yang menjalin hubungan tersebut, baik komunikasi antara pimpinan dengan karyawan, maupun dari karyawan untuk karyawan lainnya. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara perusahaan dengan publiknya, maka hubungan baik pun akan tercipta. Seorang praktisi Humas/PR harus dapat mengemas setiap pesan komunikasi yang baik, rapi dan terencana yaitu dengan melalui berbagai cara atau strategi telah diciptakan untuk menjaga hubungan komunikasi tersebut.

Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy yang ditulis dalam kamus

komunikasi di jelaskan, “Daya Tarik adalah kekuatan atau penampilan

komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia terima dari media komunikasi”. (Effendy,1989:18)

(18)

pesan tersebut harus jelas dan lengkap supaya para pembaca nyaman. Dalam hal ini isi pesan memiliki daya tarik tertentu.

Menurut Kotler dalam Sindoro, daya tarik isi pesan meliputi : 1. Daya tarik rasional

Daya tarik berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri audiens. Daya tarik ini menunjukan manfaat atau kegunaan dari isi pesan tersebut.

2. Daya tarik Emosional

Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosional negatif atau positif yang dapat memotivasi audiens.

3. Daya tarik moral

Daya tarik moral diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan tepat, sehingga sering digunakan untuk mendorong seseorang mendukung masalah-masalah sosial (Sindoro,1998:81). Sebagaimana yang telah di jabarkan diatas fungsi utama adanya PR/Humas yaitu untuk memberikan penerangan, mengubah sikap serta berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya menuju kearah yang positif.

Menurut Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi

(19)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof.Dr Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Dan Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

1. Perhatian 2. Pengertian

3. Penerimaan (Effendy,2003:256)

Untuk memperjelas judul penelitian ini, maka peneliti menggunakan kerangka pemikiran yang berhubungan dengan salah satu teori komunikasi yaitu teori S-O-R seperti yang terlihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1.1 Teori S-O-R

(Sumber : Effendy 2003:256)

Dari rumusan diatas dapat kita ketahui bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan kepada organisme (komunikan) mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan yang

Stimulus

Organisme

- Perhatian

- Pengertian

- penerimaan

(20)

mengerti sehingga kemampuan komunikator inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah untuk mengubah suatu sikap”. Sehingga dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Terdapat 3 elemen penting dalam dalam teori diatas yaitu:

1. S : Stimulus

2. O : Organisme dalam hal ini pihak pertama

3. R : Respon, akibat atau pengaruh terjadi, diterima pihak menerima (Effendy,2003:254)

(21)

apabila stimulus (pesan) yang diberikan oleh komunikator diterima secara baik.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Daya tarik isi pesan sebagai variabel X dan Sikap sebagai variabel Y. Sebagai konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel X yang meliputi tiga indikator yaitu daya tarik rasional, daya tarik emosional dan daya tarik moral sedangkan variabel Y yang meliputi tiga indikator yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan.

Daya tarik isi pesan terdiri dari daya tarik rasional, daya tarik emosional, dan daya tarik moral yang apabila diaplikasikan ke dalam penelitian sehingga konsep dalam model ini dapat dioperasionalisasikan menjadi variabel-variabel penelitian dimana yang menjadi indikatornya adalah daya tarik rasional yang diukur dengan manfaat isi motto serta kegunaan isi motto. Selanjutnya adalah daya tarik emosional yang diukur dengan perasaan negatif dan positif dari dalam diri karyawan tentang isi motto maupun memotivasi karyawan dari isi motto. Daya tarik moral dioperasionalisasikan menjadi perasaan yang mampu menilai yang benar (tepat) dan yang salah terhadap isi motto dan mendukung isi motto tersebut.

(22)

Selanjutnya adalah pengertian yang diukur dengan pengetahuan karyawan tentang isi motto, mampu menggambarkan isi motto dan mampu mendefinisikan isi motto tersebut. Dan penerimaan diukur dengan menghargai isi motto, pemahaman karyawan tentang isi motto dan melakukan isi motto.

Kepribadian seseorang terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan sosial yang sangat besar, hal ini disebabkan karena manusia tidak pernah lepas berhubungan dengan orang lain serta berbagai situasi yang harus dihadapinya untuk melihat kepribadian seseorang. Meskipun kita dapat melihat bagaimana sikap seseorang karena sikap menunjukkan keadaan mental pribadi seseorang, namun sangatlah sulit untuk dapat mengetahui dan mengamati sikap.

(23)

Jika dikaitkan dengan masalah peneliti, maka dapat dijelaskan pada gambar pengaplikasian sebagai berikut :

Gambar 1.2 Aplikasi Teori S-O-R

Sumber : Analisa peneliti, 2010

Proses tersebut menggambarkan perubahan sikap dan perilaku yang tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Proses perubahan sikap yang terjadi pada individu dapat diuraikan sebagai berikut.

Stimulus seorang karyawan terhadap isi moto serve with heart)

(Mau menerima isi motto serve with heart dan memiliki kesediaan untuk mengubah sikap)

Respon

(24)

Serve with heart merupakan dari isi motto di hotel Savoy Homann Bidakara Bandung. Isi motto serve with heart ini adalah stimulus (pesan) yang disampaikan oleh komunikator (pemimpin-pemimpin hotel) kepada komunikan (karyawan hotel) dapat diterima maupun ditolak. Hal ini terjadi apabila tidak adanya kekuatan dan aktualitas dari isi pesan tersebut sehingga karyawan hotel tidak memahami apa makna, tujuan dan daya tarik dari isi motto tersebut. Maka dalam hal ini diperlukan pengemasan isi motto yaitu dikemas ke dalam sebuah bentuk pin mungil yang harus digunakan oleh setiap karyawan saat bekerja, pemasangan isi motto di setiap ruangan karyawan, pengemasan warna tulisan isi motto, bentuk tulisan, menggunakan bahasa yang mudah untuk di pahami oleh karyawan dan teknik cara penyampaian pesan yang dapat menarik perhatian karyawan, hal tersebut bertujuan untuk dapat menarik perhatian karyawan untuk mendengar bakhan menerapkannya.

(25)

dalam banyak hal misalnya dalam ruang lingkup kerja, keluarga bahkan diluar pekerjaan) pemimpin hotelpun selalu mengingatkan atau menekankan kembali tentang isi motto kepada karyawan agar tetap melekat pada pemikiran setiap karyawan dimana dengan adanya komuniksi interpersonal ini dalam menyampaikan isi motto tersebut pemimpin hotel dapat langsung mengetahui respon karyawan serta menjalin keakraban dan kedekatan satu dengan yang lainnya, sehingga pada tahap perhatian ini ada suatu respon dari karyawan terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut.

Sehingga dengan adanya perhatian dari diri karyawan terhadap isi motto serve with heart menimbulkan suatu pengertian tentang tujuan dan makna dari isi motto tersebut, dan selanjutnya akan menghasilkan suatu penerimaan dalam diri karyawan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan isi motto tersebut. Meski dari respon setiap diri karyawan menimbulkan sikap yang positif (diterima) dan sikap yang negatif (ditolak) tentang isi dari motto serve with heart untuk menerapkan atau tidak menerapkan secara keseluruhan dari isi motto serve with heart.

(26)

sikap yang dapat mengubahnya dan tergantung pada kualitas isi pesan yang di sampaikan oleh Humas melalui motto serve with heart.

1.6 Operasionalisasi Variabel

Setiap penelitian dibutuhkan adanya variabel-variabel yang masih berbentuk konsep abstrak agar dapat suatu bentuk yang lebih nyata. Proses tersebut dinamakan operasionalisasi variabel dari penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Daya tarik rasional - Manfaat isi motto - Kegunaan isi motto Daya tarik emosional

- Perasaan negatif dari isi motto - Perasaan Positif dari isi motto - Memotivasi karyawan dari isi

motto

Daya tarik moral - Mampu menilai benar atau salah dari isi motto

- Mendengarkan isi motto - Mengetahui isi motto - Membaca isi motto Pengertian

- pengetahuan karyawan terhadap isi motto

- Mampu mendefinisikan isi motto - Menggambarkan isi motto

Peneriman

(27)

1.7 Hipotesis

Bertolak dari identifikasi masalah maka dapat dijelaskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Ada pengaruh antara daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap Karyawannya

Ho : Tidak ada pengaruh antara daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Humann Bidakara Bandung terhadap sikap Karyawannya.

1.8 Populasi dan Sampel 1.8.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas maupun karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiono, 2003:72).

(28)

Tabel 1.2

Data Jumlah Karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung

N = 210

Sumber : Arsip Dept Personalia Hotel Savoy Homann

1.8.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiono,2003:73). “Jika tingkatan” diperhatikan

dalam suatu populasi maka terdapat beberapa hal utama yang harus diketahui yaitu berupa banyaknya strata yang ada selanjutnya setiap strata harus diwakili dalam sampel penyelidikan dan subjek yang ditugaskan dalam tiap-tiap sampel dari setiap-tiap strata suatu populasi tersebut serta harus dicerminkan juga dalam masing-masing strata suatu sampel sahingga dapat dipandang sebagai wakil yang terbaik bagi populasi.

Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik sampling berstrata proprosional (proportional stratified random sampling). Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak

No Uraian Populasi

1 Front Office 19

2 Operator 4

3 Business Center 4

4 House Keeping 45

5 F&B (Food&Beverage),Service 35

6 Kitchen 27

7 Accounting 25

8 Security 14

9 Personalia 10

10 Artist & Guests Relation Officer 5

11 Engineering 13

12 Sales & Marketing 9

(29)

homogen dan berstrata secara proprosional (Sugiyono,2003:60), arti dari tidak homogen disini yaitu dilihat dari lapisan dari setiap bidang dalam suatu pekerjaan dalam departemen hotel Savoy Homann Bidakara Bandung. Besarnya jumlah sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Yamane yang dikutip oleh Rahmat, yaitu sebagai berikut :

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = nilai presisi / tingkat kesalahan ditetapkan 10%

( sumber : Rakhmat,2001:81)

Jika dimasukkan ke dalam rumus dengan tingkat kesalahan/presisi 10% (0,1), maka menjadi :

n = 210 210x(0,1)2+1

n = 210

3,1

n = 67,7 n = 68

Maka jumlah sampel yang diperoleh pada penelitian ini, sebesar 68 orang responden.

(30)

Dalam penyebaran angket yang dilakukan peneliti terhadap responden dilakukan dengan cara diundi terlebih dahulu berdasarkan jumlah dari setiap bidang dalam populasi karyawan kemudian nama yang muncul menjadi sampel selanjutnya dalam memberikan angket untuk diisi sendiri oleh responden.

Karena menggunakan Sampling Berstrata Proposional, maka jumlah sampel ditiap bidang pekerjaan menjadi berbeda, yaitu dengan merumuskan sebagai berikut :

dimana n : jumlah seluruh anggota sampel

Pk : jumlah anggota populasi yang terdapat dalam kelompok ke-k P : jumlah populasi seluruhnya

Nk : anggota sampel dalam kelompok ke-k (Singarimbun,1990:89) Sehingga hasil dari jumlah sampel dengan menggunakan Sampling Berstrata Proposional dapat dilihat pada tabel 1.3 halaman 29.

(31)

Tabel 1.3

Jumlah Sampel Dari Setiap Bidang Pekerjaan Di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung

n = 68

5 FB (Food&Beverage),Service 35 35/210x68 =11

6 Kitchen 27 27/210x68 =9

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis deskriptif.

Menurut Sugiono tipe penelitian kuantitatif: “Digunakan dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada waktu tertentu sehingga melalui metode ini akan diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena tertentu secara komprehensif dan integral. Dengan demikian pengulangan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam rangka mendapatkan konsistensi atau reliabilitas data penelitian dalam membuktikan penelitian yang

(32)

Metode survey analisis deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan peristiwa yang telah atau sedang terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut, Winarno Surrachmand mengatakan “penyelidik deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang terdapat pada masalah sekarang yang mencakup berbagai teknik diantaranya adalah penyelidik

yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan”

(Surracmand,1982:13)

Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku

3. Membuat perbandingan atau evaluasi

4. Menentukan apa yang dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat,2005:25).

Melalui metode survey dengan analisis deskriptif ini, peneliti bermaksud untuk mengukur sejauhmana pengaruh daya tarik isi motto Serve With Heart oleh Humas Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.

1.10 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kuisioner /Angket

(33)

kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respon) tetulis seperlunya”. (Kartono,1988:200). Pada penelitian ini kusioner diberikan kepada karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

2. Wawancara

Merupakan salah satu bentuk pengumpulan data dengan tanya jawab kepada bagian Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung. Menurut Kartono

bahwa “wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab secara lisan, dimana dua

orang atau lebih yang berhadapan secara fisik”. (Kartono, 1986:171). Pada penelitian ini wawancara ditujukan pada Kepala Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

3. Studi Kepustakaan

Adalah suatu cara teknik pengumpulan data dengan menggunakan buku atau referensi sebagai penunjang penelitian, dan dengan melengkapi atau mencari data-data yang dibutuhkan dari literatur, referensi, makalah, internet, dan yang lainnya. Sehingga peneliti memperoleh data-data yang tertulis melalui telaah bacaan yang ada kaitannya dengan masalah peneliti.

4. Internet Searching

Merupakan sebagai salah satu hasil kemajuan dunia teknologi, kini sudah menjadi pusat data dan informasi yang penting dalam rangka melakukan riset,

(34)

1.11 Teknik Analisa Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian, maka selanjutnya dilakukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penyeleksian data yaitu pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data

2. Klasifikasi data yaitu mengelompokkan data serta melakukan pengelompokan berdasarkan jenisnya

3. Melakukan uji validitas dan reabilitas pada kusioner yang telah disebar untuk pertama ke sebanyak responden. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reabilitas menunjukan akan adanya konsistensi dan stabilitas antar pertanyaan di dalam kusioner, dengan kata lain reabilitas ini untuk menguji keterkaitan antara pertanyaan yang satu dengan pertanyaan yang lain dalam kusioner.

4. Kemudian data dimasukkan kedalam cooding book (buku koding) dan cooding sheet (lembaran koding)

5. Selanjutnya mentabulasikan data yaitu menyajikan data dalam sebuah tabel sesuai dengan tujuan analisis data

(35)

data kuantitatif, dengan cara pemberian skor atas pilihan yang diberikan oleh setiap responden. Pemberian skor dimaksudkan untuk memindahkan data kualitatif yang berupa jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket kedalam nilai-nilai kuantitatif.

Dalam menentukan skor, peneliti menggunakan skala likert, dengan masing-masing pernyataan responden diberi nilai sebagai berikut : sangat setuju = 5, setuju = 4, cukup setuju = 3, kurang setuju= 2, sangat tidak setuju = 1.

Dalam pengolahan data, maka peneliti menggunakan uji statistik dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 16. Adapun uji statistik yang peneliti gunakan yaitu menggunakan rumus Rank Spearman.

Sedangkan untuk menganalisa pengaruh koefisien determinan (KD) antara variabel x dan y digunakan rumus :

Keterangan : KD = koefisien determinan

r = besarnya korelasi (Kriyantono, 2006:191)

untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t yaitu :

keterangan : r = besarnya korelasi

(36)

n = besarnya sampel

1.12 Model Penelitian

Dari uraian diatas, maka model penelitan yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Gambar 1.3 Model Penelitian

(Sumber : analisa peneliti 2010)

Pada gambar model diatas terlihat bahwa variabel X yaitu daya tarik isi motto serve with heart mempengaruhi variabel Y yaitu sikap karyawan. Dengan demikian indikator variabel X (daya tarik rasional, daya tarik emosional dan daya tarik moral) secara tidak langsung mempengaruhi tingkat perhatian, tingkat pengertian dan tingkat penerimaan dari setiap dalam diri karyawan hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, sehingga pada akhirnya mempengaruhi sikap karyawan melalui isi pesan dalam motto serve with heart dalam melakukan suatu pekerjaan.

Variabel X : Daya Tarik Indikatornya :

- Daya tarik rasional - Daya tarik Emosional - Daya tarik moral

Variabel Y : Sikap Indikatornya :

(37)

1.13 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1.13.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung yang terletak di jalan Asia Afrika No.112 Bandung 40261 Tlp.022-4232244 Fax : 022-4236187 Email : savoy@bdg.centrinanet.id

1.13.2 Waktu Penelitian

(38)
(39)

1.14 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini peneliti menampilkan sistematika penelitian yang terdiri dari 1 Bab yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, kegunaan peneliti, kerangka pemikiran (kerangka teoritis, kerangka konseptual), hipotesis, operasionalisasi variabel, metode penelitian, tehnik pengumpulan data, populasi dan sampel, analisis data, lokasi dan waktu, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

(40)

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Pada BAB ini menjelaskan tentang sejarah Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, visi dan misi, logo, isi dari motto, struktur organisasi, job description, sarana dan prasarana.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada BAB ini peneliti menguji validitas dan reliabilitas angket serta menguraikan hasil penelitian berdasarkan angket data yang terkumpul, yang meliputi analisa deskriptif identitas responden dan analisis deskriptif hasil penelitian serta melakukan pengolahan dan melaporkan data hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Tentang Komunikasi

Manusia sebagai mahluk sosial, dalam menjalankan kehidupannya akan saling berhubungan atau saling berinteraksi serta saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, yang tujuannya untuk mendapatkan suatu kerjasama. Dalam artian bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian, ia membutuhkan orang lain, baik demi kelangsungan hidupnya, keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya. Alat untuk melaksanakan hubungan tersebut adalah komunikasi.

Begitu pentingnya komunikasi bagi kehidupan manusia, karena sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dapat berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, serta memenuhi psikologis kita seperti sukses dan kebahagian.

(42)

komunikasi yang menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.

Beberapa pakar telah mendefinisikan komunikasi seperti yang dikutip oleh Sendjaja dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, antara lain :

Berelson dan Steiner mendefinisikan bahwa komunikasi adalah

“Proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain”. (Berelson dan Steiner dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Laswell memberikan definisi bahwa “Komunikasi pada dasarnya

merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?, mengatakan apa?, kepada siapa?, dan dengan akibat atau hasil apa atau who, say what, in which channel, to whom, and with what effect. (Laswell dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Gode mendefinisikan bahwa komunikasi adalah “Suatu proses

(43)

Barlund mendefinisikan bahwa “Komunikasi timbul didorong oleh

kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak

secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego”. (Barlund dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Ruesch memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah suatu

proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam

kehidupan”. (Ruesch dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Weaver mendefinisikan bahwa “Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran

orang lainnya”. (Weaver dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Carl I. Hovland memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah

upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”. (Hovland dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Wursanto dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Ilmu

Organisasi, memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah suatu proses

penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk

(44)

2.1.2 Proses Komunikasi

Sendjaja dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi”, menyebutkan bahwa proses komunikasi terdiri dari dua cara yaitu :

1. Proses cara primer, adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang pada orang lain dengan menggunakan simbol sebagai media. Lambang media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya, yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

2. Proses secara sekunder, adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau saran media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Sendjaja,2004.113)

2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi

Menurut Onong Effendy dalam buku yang berjudul “ Dinamika

Komunikasi”, unsur-unsur komunikasi adalah :

1. Komunikator (sumber) yaitu orang yang menyampaikan pesan 2. Pesan yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang

3. Komunikan yaitu orang yang menerima pesan

(45)

5. Efek yaitu dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy, 2004:6)

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah : 1. Perubahan sikap, yaitu komunikan dapat merubah sikap,

setelah dilakukan suatu proses komunikasi

2. Perubahan pendapat, yaitu perubahan pendapat dapat terjadi dalam suatu komunikasi yang tengah dan sudah berlangsung dan itu tergantung bagaimana komunikator menyampaikannya. 3. Perubahan perilaku, yaitu perubahan perilaku dapat terjadi

bilamana dalam suatu proses komunikasi apa yang dikemukakan komunikator sesuai dengan yang disampakainnya dan ini tergantung dari kredibiltas komunikator itu sendiri 4. Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam tatanan

masyarakat itu sendiri sesuai dengan lingkungan ketika berlangsungnya komunikasi. (Effendy,2003:55)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafiea adalah mengandung hal-hal sebagai berikut :

a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti

(46)

mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara/penyampai pesan (komunikator)

b. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan hanya berkomunikasi dengan kemauannya sendiri

c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.

d. Menggerarakan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. (Cangara,2002:22)

2.1.5 Fungsi Komunikasi

Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul,

“Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi”, fungsi komunikasi adalah : 1. Menginformasikan (To Inform)

2. Mendidik (To Educate) 3. Menghibur (To Entertain)

(47)

2.1.6 Hambatan Komunikasi

Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul

“Dinamika Organisasi”, faktor-faktor penghambatan komunikasi adalah:

1. Hambatan sosio-psikologi 2. Hambatan semantik

3. Hambatan mekanis. (Effendy, 2004:11)

Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator bila ingin komunikasinya sukses, yaitu sebagai berikut:

1. Gangguan 2. Kepentingan 3. Motivasi terpendam

4. Prasangka. (Effendy, 2003:45)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi

2.2.1 Pengertian Tentang Komunikasi Organisasi

(48)

(membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkordinasi). Jadi, secara harfiah organisasi itu berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Diantara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga menamakannya sarana, dan lain-lain.

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, yang bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi sering sekali melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalangan juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur orginasasi yakni komunikasi kebawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat juga termasuk gosip.

Komunikasi organisasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang

berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar”, yaitu :

(49)

Pengertian komunikasi organisasi menurut Wiryanto dalam buku

yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi”, yaitu:

“Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal.

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. (Wiryanto,2004:54)

Sedangkan menurut S. Djuarsa Sendjaja dalam buku yang berjudul

“Teori Komunikasi”, komunikasi organisasi : “Merupakan satu kumpulan

atau sistem individual yang melalui satu hierakhi jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan”. (Sendjaja, 1994:132).

Menurut Goldhaber yang dikutip oleh S. Djuarsa Sendjaja dalam

buku yang berjudul “Teori Komunikasi”, pengertian komunikasi

organisasi adalah “Arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat

hubungannya saling bergantung satu sama lain”.(Sendjaja, 1994:133)

(50)

2.2.2 Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam suatu organisasi tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yakni: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif.

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

2. Fungsi regular

(51)

bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif

(52)

2.2.3 Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan komunikasi organisasinya, memahami kehidupan organisasi, dan menemukan bagaimana kehidupan terwujud lewat komunikasi. Tekanannya adalah pada bagaimana suatu organisasi di konstruksikan dan dipelihara lewat proses komunikasi.

Menurut R. Wayne. Pace dan Don F.Faules dalam bukunya

“Komunikasi Organisasi” tujuan utama komunikasi organisasi yaitu memperbaiki organisasi ditafsirkan sebagai memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen, serta memperoleh hasil yang diinginkan.

2.3 Tinjauan Umum Tentang Humas 2.3.1 Pengertian Humas

(53)

sumber informasi terpecaya kian terasa pada era globalisasi dan “banjir

informasi” seperti saat ini.

Humas yang merupakan terjemahan bebas dari istilah public relations atau PR, kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya.

PR/Humas pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi PR/Humas adalah two way communication (komunikasi dua arah/timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan PR/Humas, sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR/Humas (Rahmadi,1994:7).

Rachmadi menyebutkan PR/Humas adalah salah satu bidang Ilmu Komunikasi praktis, yaitu penerapan Ilmu Komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen.

Menurut Howard Bonham, PR/Humas adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi/perussahaan.

Menurut defenisi kamus terbitan Institute of public relations (IPR), yakni sebuah lembaga Humas termuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan

(54)

secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan

segenap khalayaknya”.

Pada pertemuan asosiasi-asosiasi Humas seluruh dunia di Mexico City Agustus 1978, ditetapkan defenisi Humas sebagai berikut : Humas adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum.

2.3.2 Fungsi Humas

Menurut Edward L.Bernay, dalam bukunya Publik Relations (1952, Univerity of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama PR/Humas, yaitu :

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung

(55)

Kemudian, berdasarkan ciri khas kegiatan Humas/PR tersebut, menurut pakar Humas Internaisonal, Cultip dan Centre, and Canfield (1982) fungsi publik relations dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Menunjang aktivitas utama manjemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manejemen lembaga/organisasi).

b. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalyak sasaran.

c. Mengindentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.

d. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

4. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. ( Cultip dan Centre, and Canfield dalam Ruslan 2007:19)

2.3.3 Proses Perencanaan Program Kerja Humas

(56)

image), kemauan baik (good will), saling menghargai (mutual appreciation), saling timbul pengertian (mutual understanding), toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak.

Perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian hingga pengevaluasian suatu program kerja Humas/PR melalui berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh Humas/PR. Kegiatan Humas/PR tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah atau hanya kerja sambilan, tetapi harus dikelolah secara professional dan serius serta penuh konsentrasi, karena berkaitan dengan kemampuan Humas/PR dalam manajemen teknis dan sebagai keterampilan manejerial, agar dapat mencapai tujuan atau sasaran sebagaimana yang direncanakan.

Aktivitas praktisi Humas/PR dilapangan mencakup sebagai konseptor (conceptor), penasihat (counselor), komunikator (communicator) dan penilaian (evaluator) yang handal. Oleh karena itu, menjadi sangat penting apabila pejabat Humas/PRO dituntut untuk memiliki kemampuan memecahkan berbagai macam masalah yang dihadapinya dalam organisasi.

(57)

a. Penelitian dan mendengarkan (research – listening)

Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksaan-kebijaksanaan suatu organisasi

b. Perencanaan dan mengambil keputusan (planning-decision)

Dalam tahap ini, sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan yang berkepentingan mulai diberikan.

c. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (communication-action)

Dalam tahap ini, informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya. d. Mengevaluasi

Pada tahapan ini, pihak Humas/PR mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas Humas/PR yang telah dilaksnakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan. (Scott M.Cultip & allen H.Center dalam Ruslan 2007:22)

(58)

dalam 4 tahapan tersebut tergambar “plan your work, and work your plan

rencanakan kerja anda, dan kerjakanlah rencana anda.

2.3.4 Tujuan Humas

Didalam menunaikan tujuan dari Humas/PR ini, terlebih dibagi pengertian tujuan Humas/PR tersebut berdasarkan kegiatannya. Diketahui secara teoritis, adapun pembagian kegiatan Humas/PR tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tujuan berdasarkan kegiatan internal Humas/PR b. Tujuan berdasarkan kegiatan eksternal Humas/PR

Tujuan Humas/PR berdasarkan kegiatan internalnya, dalam hal ini dapat mencakup kepada beberapa hal yaitu:

a. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijakan perusahaan yang sedang dijalankan

b. Mengadakan suatu analisis dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik

(59)

d. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff bagi perusahaan kegiatan yang bersifat internal, Humas/PR dalam perusahaan tersebut (Djaja,1985:17)

Sedangkan tujuan dari Humas/PR berdasarkan bentuk kegiatan eksternalnya, yang dimaksudkan adalah untuk mendapatkan dukungan dari publik. Pengertian dukungan publik disini dibatasi pada pengertian :

- Memperluas langganan atau pemasaran

- Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang berguna bagi publik dalam arti luas

- Mencari dan mengembangkan

- Memperbaiki perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna mendapatkan opini publik yang positip. (Djaja,1985:20)

Oleh karena itu seorang pimpinan perusahaan perlu lebih memperhatikan melalui Humas/PR departemen untuk memikirkan sesuatu langkah dalam mendayagunakan tujuan dari kegiatan eksternal Humas/PR itu. Secara paratis tujuan Humas/PR itu harus dapat menyelenggarakan tujuan dari kegiatan eksternal itu harus dapat menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana mempunyai sifat informasi dan persuasif, guna memperoleh dukungan dari publik disesuaikan dengan yang diinginkan oleh komunikator.

(60)

pengertian yang jelas terhadap pesan komunikasi yang disampaikan itu menimbulkan perbedaan pendapat pada diri publik ketika menerima pesan komunikasi itu.

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhitungkan oleh Humas/PR departmen dalam menyampaikan informasi mengenai suatu gagasan, ide-ide, ataupun bersifat memperkenalkan suatu barang maka pesan komunikasinya mempertimbangkan sebagai berikut :

- Pesan komunikasi harus disampaikan secara jujur, objektif dan harus direncanakan sehingga mencakup unsur ketelitian.

- Penyelenggara kegiatan dari eksternal itu harus teknik komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication), maksudnya seorang Humas/PR itu tidak saja terbatas hanya cukup dan terlatih terhadap penerimmaan informasi yang datang dari publik sebagai efek komunikasi.

(61)

2.3.5 Kegiatan Humas

Tugas Humas/PR pada dasarnya menghubungkan publik-publik yang berkepentingan dalam perusahaan serta menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya baik publik internal maupun publik eksternal melalui suatu proses timbal balik. Seorang Humas/PR harus mampu menjalin hubungan baik dengan publik internal maupun eksternal. Maka dari itu, kegiatan Humas/PR meliputi kegiatan internal (Internal Public Relations) dan Eksternal (Eksternal Public Relations).

- Internal Humas

Internal Humas/PR merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan dengan publik yang ada di dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan antara pimpinan dengan karyawan itu sendiri, sehingga muncul semangat kerja.

Hal ini dapat di lakukan dengan komunikasi yang berkesinambungan hasil yang dicapai adalah disiplin kerja yang baik, motivasi kerja tinggi, produktivitas kerja seperti apa yang di harapkan oleh perusahaan, sehingga terciptanya sense of belonging dari karyawan terhadap perusahaan.

(62)

- Eksternal Humas

Eksternal Humas/PR merupakan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luar atau kegiatan yang ditujukan kepada publik yang berada di luar perusahaan itu. Informasi yang di berikan harus jujur berdasarkan fakta dan harus benar-benar teliti sehingga kepercayaan dari publik eksternal kepada perusahaan akan terpelihara dengan baik.

Bentuk kegiatan Eksternal Humas/PR di antaranya adalah sebagai berikut : a. Press Relations, bertujuan mengatur dan membina hubungan baik dengan

pers.

b. Government Relations, bertujuan mengatur dan memelihara hubungan baik dengan pemerintah yang berhubunggan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan.

c. Community Relations, bertujuan mangatur dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat setempat, yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

d. Supplier Relations, bertujuan mengatur dan memelihara hubungan baik dengan para pemasok agar segala kebutuhan perusahaan dapat di terima dengan baik.

e. Customer Relations, bertujuan mengatur dan memelihara hubungan baik dengan para pelanggan.

(63)

pihak yang berada di luar perusahaan sehingga dapat menciptakan suatu opini publik dan citra yang positif bagi perusahaan itu sendiri.

Bagian Eksternal Humas/PR dari suatu perusahaan dalam memberikan suatu Informasi haruslah jujur berdasarkan fakta serta benar-benar teliti sehingga kepercayaan dari publik eksternal kepada perusahaan akan terpelihara dengan baik.

2.4 Tinjauan Umum Tentang Motto

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, yang dikarang oleh J.S,Badudu disebutkan bahwa motto adalah “kata yang digunakan sebagai semboyan,

pedoman, atau prinsip yang menunjukan pendirian atau tujuan”.

Motto adalah “kata atau seruan yang mengambarkan motivasi, semangat,

dan tujuan dari suatu organisasi”.(Wikepedia,2007)

Diarru dalam artikelnya yang berjudul “Logo dan Motto Perusahaan”

memberikan defenisi bahwa motto adalah “suatu tujuan jangka panjang yang akan

dicapai berdasarkan operasional Perusahaan”. (Diarru,2008)

Motto sering disamakan dengan slogan atau kredo, seperti yang diungkapkan oleh Poerwanto dalam bukunya yang berjudul Budaya Perusahaan,

(64)

sebagai suatu hal yang dapat mengikat secara psikologi maupun sosiologi.(Poerwanto,2008:62)

Slogan adalah “ perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan

mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu”(Dita,2008)

Kredo adalah “pandangan sebuah perusahaan yang hanya

dikomunikasikan secara internal perusahaan saja yang berfungsi untuk

menyemangati, atau menumbuhkan spirit bekerja para karyawan”.(Fahima,2008)

“Motto, slogan atau kredo sebaiknya menggunakan kata-kata sederhana dan mengandung pesan secara strategis menyampaikan visi dan nilai-nilai perusahaan (Poerwanto,2008:64)

2.4.1 Tinjauan Isi Motto Serve With Heart

Pada saat pin terpasang di dada sebelah kiri kita pada saat itu pikiran,

(65)

Adapun makna dari isi dari motto serve with heart dalam hotel Savoy Homann Bidakara tersebut dalam menghadapi suatu persaingan di bidang jasa dan pariwisata, sehingga dibutuhkan suatu kebersamaan yang kompak, solid, dan konsisten antara pemimpin dengan seluruh karyawan, maupun karyawan dengan karyawan lainnya, dengan demikian dapat mempertahankan citra yang positip bagi seluruh masyarakat khususnya dalam meningkatkan jumlah tamu atau pelanggan yang akan menginap dihotel Savoy Homann Bidakara baik dari Nasional maupun Internasional.

2.5 Tinjauan Tentang Daya Tarik

Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy yang ditulis dalam kamus

komunikasi di jelaskan, “Daya Tarik adalah kekuatan atau penampilan

komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk

mengungkapkan kembali pesan yang ia terima dari media komunikasi”.

(Effendy,1989:18)

Menurut Moh.As’ad dalam bukunya “Psikologi Industri” mengemukakan

bahwa, “ daya tarik adalah sikap yang membuat orang yang senang akan objek

situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan

kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu”, (As’ad,1992:89).

Gambar

Tabel 1.3 Jumlah Sampel Dari Setiap Bidang Pekerjaan
Gambar 1.3 Model Penelitian
Gambar 3.2
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait