• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penurunan Tegangan Terhadap Galat KWh-Meter Elektronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penurunan Tegangan Terhadap Galat KWh-Meter Elektronik"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGARUH PENURUNAN TEGANGAN

TERHADAP GALAT KWH-METER ELEKTRONIK

O L E H :

NIM. 050422011

KRISTIAN ANDI MARTALATA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Dalam rangka mengatasi krisis energi di Sumatera Utara, PT PLN

(Persero) Wilayah II Sumatera Utara menurunkan tegangan jaringan distribusi.

Akibatnya, alat ukur energi listrik di pelanggan bekerja di bawah tegangan

nominal. Tugas Akhir ini melaporkan pengaruh dari penurunan tegangan kerja

KWH-meter elektronik terhadap galat alat ukur tersebut. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa galat dari kWh-meter elektronik menurun sebesar 0.039 %

apabila tegangan diturunkan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pengurangan

pembayaran energi oleh konsumen atau menimbulkan kerugian bagi PT PLN.

Kerugian PT PLN tahun 2007 akibat penurunan tegangan tersebut diperkirakan

sebesar Rp 1.227.686.537,16.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan semestinya.

Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara. Dalam penyusunan penulisan Tugas Akhir ini, penulis memberi judul

“Pengaruh Penurunan Tegangan Terhadap Galat KWh-Meter Elektronik”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini

banyak terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi yang terkandung

di dalamnya. Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran

yang bersifat membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Baafai, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro,

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Rahmat Fauzi, ST. MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro,

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Bonggas L. Tobing, selaku Dosen Pembimbing, yang telah

banyak membantu saya di dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Suardi yang turut membantu saya dalam pengambilan data di PT

PLN (Persero) Cabang Medan.

6. PT PLN (Persero) Cabang Medan yang telah memberikan izin kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Buat saudara/i yang telah memberikan semangat kepada saya dalam

menyusun Tugas Akhir ini semoga Tuhan selalu menyertai mereka.

8. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa yang telah banyak memberikan bantuan

(4)

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, kepada semua pihak

yang telah banyak membantu penulis selama ini. Dan semoga Tugas Akhir ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Nopember 2009

Penulis

KRISTIAN ANDI MARTALATA

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 1

1.3. Batasan Lingkup Penelitian ... 1

1.4. Metodologi Penelitian ... 2

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK 2.1. Umum ... 3

2.2. Prinsip Kerja ... 4

2.3. Komponen Catu Daya ... 5

2.4. Komponen Tegangan ... 6

2.5. Komponen Arus ... 6

2.6. Komponen Pengali (Multiplier) ... 7

2.7. ADC (Analog to Digital Converter) ... 8

2.8. Mikroprosesor ... 9

2.9. Tampilan (Display) ... 10

BAB III GALAT DAN METODE PENGUKURAN GALAT 3.1. Galat ... 12

3.2. Galat Pada KWh-meter Elektronik ... 13

3.3. Pengukuran Galat ... 14

(6)

3.3.2. Metode Wattmeter Standar ... 16

3.3.3. Metode Perbandingan Waktu ... 17

BAB IV PENGUKURAN GALAT SAMPEL 4.1. Umum ... 20

4.2. Prinsip Alat Current Regulator ... 21

4.3. Prinsip Alat ukur Galat Elektronik ... 22

4.4. Metoda Pengukuran ... 23

4.5. Hasil Pengukuran ... 24

4.6. Galat Rata-rata ... 24

4.7. Hubungan Galat Vs Tegangan ... 29

4.8. Pengaruh Penurunan Tegangan Terhadap Rupiah ... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 38

5.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Diagram Blok KWh-meter Elektronik ………....…………. 4

Gambar 2.2 Rangkaian Penurun Tegangan Dan Penghasil Tegangan DC... 5

Gambar 2.3 Rangkaian Sensor Tegangan ………... 6

Gambar 2.4 Rangkaian Sensor Arus ………...…….………..….. 7

Gambar 2.5 Rangkaian Pengali (Multiplier) …...…….... 7

Gambar 2.6 Rangkaian Penyearah …...………..……….. 8

Gambar 2.7 Rangkaian ADC …...………..………. 8

Gambar 2.8 Kongfigurasi Pin Pada Mikroprosesor ...………..…….. 10

Gambar 2.9 Tampilan (Display) ………..…...…..…….. 10

Gambar 3.1 Sampling ADC …….……..………...…..…….. 14

Gambar 3.2 Rangkaian Setting Arus dan Tegangan ……….…. 15

Gambar 3.3 Rangkaian Pengukuran KWh-meter Standar ... 15

Gambar 3.4 Rangkaian Pengukuran KWh-meter Uji …... 16

Gambar 3.5 Rangkaian Pengukuran Galat Dengan Wattmeter Standar ... 17

Gambar 3.6 Rangkaian Pengukuran Galat Dengan Mengukur Waktu Kedipan …... 18

Gambar 4.1 Sampel KWh-meter Pengujian …... 20

Gambar 4.2 Current Regulator …... 21

Gambar 4.3 Rangkaian Penggeser Phasa …... 22

Gambar 4.4 Alat Pengukur Galat KWh-meter …... 23

Gambar 4.5 Rangkaian Pengukur …... 23

Gambar 4.6 Kurva galat VS Tegangan KWh-meter Smart Meter …... 29

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Spesifikasi Sampel Percobaan ..…………..……….… 20

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Galat Smart Meter .……….… 25

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Galat Actaris ...……….…. 26

Tabel 4.4 Nilai Galat Rata-rata untuk KWh-meter Produk Smart Meter ... 28

Tabel 4.5 Nilai Galat Rata-rata untuk KWh-meter Produk Actaris ... 28

Tabel 4.6 Data Energi Terjual Setiap Bulan Selama Tahun 2007

PT PLN (Persero) Cabang Medan ……….….…….…… 30

Tabel 4.7 Kenaikan Galat Akibat Penurunan Tegangan pada

kWh-meter Smart Meter …...……….…….…… 31

Tabel 4.8 Kenaikan Galat Akibat Penurunan Tegangan pada

(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Spesifikasi Alat Pengukur Galat

Lampiran II. Data Hasil Pengukuran

(10)

ABSTRAK

Dalam rangka mengatasi krisis energi di Sumatera Utara, PT PLN

(Persero) Wilayah II Sumatera Utara menurunkan tegangan jaringan distribusi.

Akibatnya, alat ukur energi listrik di pelanggan bekerja di bawah tegangan

nominal. Tugas Akhir ini melaporkan pengaruh dari penurunan tegangan kerja

KWH-meter elektronik terhadap galat alat ukur tersebut. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa galat dari kWh-meter elektronik menurun sebesar 0.039 %

apabila tegangan diturunkan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pengurangan

pembayaran energi oleh konsumen atau menimbulkan kerugian bagi PT PLN.

Kerugian PT PLN tahun 2007 akibat penurunan tegangan tersebut diperkirakan

sebesar Rp 1.227.686.537,16.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

KWH-meter elektronik merupakan alat ukur energi listrik bolak-balik

yang digunakan sebagai pengukur energi pada lingkungan perumahan,

perkantoran maupun industri. PT PLN (Persero) sudah menerapkan penggunaan

kWh-meter elektronik untuk menghindari galat saat pencatatan stand meter,

meminimalkan koreksi galat rekening dan mengurangi pencurian listrik.

Pengunaan kWh-meter elektronik diharapkan dapat meningkatkan pendapatan PT

PLN (Persero).

Tetapi kenyataannya di lapangan masih banyak kita jumpai kWh-meter

tidak bekerja pada tegangan nominalnya karena PT PLN (Persero) Wilayah II

Sumatera Utara menurunkan tegangan jaringan distribusi dalam rangka mengatasi

krisis energi di Sumatera Utara dan juga karena adanya rugi-rugi tegangan pada

distribusi. Oleh karena itu perlu diteliti pengaruh penurunan tegangan terhadap

galat kWh-meter elektronik.

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh

penurunan tegangan jaringan pada galat suatu kWh-meter elektronik.

Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai informasi bagi PT PLN

(Persero) maupun bagi konsumen untuk mengetahui berapa kerugian

masing-masing karena perubahan galat tersebut.

1.3. BATASAN LINGKUP PENELITIAN

KWh-meter dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Apabila dilihat dari

(12)

Jika dibedakan dari tegangan kerjanya maka kWh-meter 1 phasa terdiri dari dua

jenis, yaitu kWh-meter 100 V dan kWh-meter 220 V. Bila dilihat dari nama

produsen, kWh-meter elektronik yang digunakan PT PLN (Persero) terdiri dari

beberapa jenis antara lain : buatan PT Smart Meter Indonesia, ACTARIS, PT

Margan Sinta Cemerlang, PT SMC dan ITB, PT Indonesia Comnent Plus dan PT

Fuji Dharma Electric. Lingkup penelitian dibatasi hanya pada kWh-meter 1 phasa,

220 volt buatan PT Smart Meter dan Actaris.

I.4. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap sampel kWh-meter. Galat sampel diukur di

Laboratorium Kamar Tera PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara.

Pengukuran galat dilakukan dengan kondisi tegangan mulai dari nominal hingga

tegangan 170 volt dengan tingkat penurunan tegangan 5 volt. Pengukuran galat

dilakukan pada setiap tingkat tegangan pada empat kondisi arus beban dengan

(13)

BAB II

KWH-METER ELEKTRONIK

2.1. UMUM

Energi ialah besar daya terpakai oleh beban dikalikan dengan lamanya

pemakaian daya tersebut atau daya yang dikeluarkan oleh pembangkit energi

listrik dikalikan dengan lamanya pembangkit beroperasi mencatu daya tersebut.

Satuan besaran energi adalah wattjam atau kilo-wattjam. Energi listrik dinyatakan

dalam rumus :

W = V.I . cos Ø. t ...(2.1)

Di mana : W : Energi listrik (kWh )

V : Tegangan listrik (Volt)

I : Arus listrik (Ampere)

Cos Ø : Faktor daya

t : Waktu (jam)

Alat untuk mengukur besarnya energi dinamakan watt-jam-meter atau

kilowatt-jam-meter, namun lazim disebut Wh-meter atau kWh-meter (h dari kata

hour = jam). Alat ukur ini membutuhkan besaran tegangan, besaran arus dan

waktu.

KWh-meter elektronik termasuk dalam kWh-meter statik yang

menggunakan komponen elektronik sebagai pemroses utama. Komponen

elektronik mendeteksi tegangan dan arus sesaat dan diproses untuk menghasilkan

pulsa yang mempunyai frekuensi sebanding dengan energi yang diukur (kWh).

(14)

1. Bagian sensor tegangan dan arus

2. Bagian pengali

3. Bagian pemroses

4. Bagian tampilan / display

2.2. PRINSIP KERJA

Cara kerja kWh-meter elektronik secara umum terdiri dari 3 tahap, yaitu :

1. Mendeteksi tegangan dan arus sesaat.

2. Mengalikan kedua besaran tersebut (tegangan dan arus) untuk

memperoleh daya sesaat.

3. Mengintegrasikan/mengakumulasi hasil perkalian tegangan dan arus

pada butir 2 di atas.

Gambar 2.1 dapat menjelaskan secara umum prinsif kerja kWh-meter

elektronik. Komponen catu daya adalah rangkaian internal alat ukur kWh, yang

berfungsi sebagai sumber tegangan pada kWh-meter tersebut. Komponen V

adalah rangkaian internal alat ukur kWh, yang terdiri dari sensor tegangan.

Komponen I adalah rangkaian internal alat ukur kWh, yang terdiri dari sensor

arus.

Gambar 2.1. Diagram Blok KWh-meter Elektronik Load

Supply AC

Memory Indikator operasi Catu

Daya

Display

V

I

(15)

Komponen pengali adalah bagian alat ukur yang mengintegrasikan besaran

tegangan dan besaran arus. Komponen ADC adalah bagian alat ukur yang

merubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Komponen mikroprosesor adalah

suatu piranti pengolahan data. Komponen memori adalah suatu piranti yang

menyimpan informasi digital berupa bilangan-bilangan biner. Indikator operasi

adalah suatu piranti yang memberikan sinyal kasat mata, yang menunjukan bahwa

alat ukur sedang beroperasi. Sedangkan komponen display adalah piranti yang

menampilkan energi aktif yang terukur.

2.3. KOMPONEN CATU DAYA

Tegangan yang di butuhkan oleh peralatan elektronik adalah tegangan

rendah yaitu kurang atau sama dengan 24 volt DC. Sehingga diperlukan sebuah

alat yang dapat menurunkan tegangan dan disearahkan sehingga menghasilkan

tegangan DC sebesar 24 volt. Pada Gambar 2.2 ditunjukkan rangkaian penurun

tegangan dan penghasil tegangan DC. Penurun tegangan ini berupa autotrafo dan

penghasil tegangan DC berupa penyearah jembatan.

220 V AC

24 V DC

(16)

2.4. KOMPONEN TEGANGAN

Komponen tegangan adalah sensor tegangan yang berfungsi untuk

menentukan tegangan jala-jala listrik setiap saat. Hal ini diperlukan untuk

mengukur tegangan setiap saat.

Sensor tegangan ini berupa pembagi tegangan dan sebuah op-amp seperti

ditujukkan pada Gambar 2.3. Tegangan yang dihasilkan masih berupa sinyal

sinusoidal. Tegangan ini akan diteruskan ke input rangkaian pengali.

+

- 2k

10k

220 K

5 K

Gambar 2.3 Rangkaian Sensor Tegangan

2.5. KOMPONEN ARUS

Sensor arus berupa suatu CT (Current Transfomer) yang kontruksinya

seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4. Primer CT berupa sebatang kawat. Arus

beban dilewatkan melalui kawat ini. Inti CT berupa cincin solenoida sedangkan

kumparan sekunder berupa kawat email digulung pada cincin solenoida. Jika

primer dialiri arus maka pada kumparan sekunder diinduksikan arus yang

sebanding dengan arus primer. Arus yang mengalir ke kumparan sekunder akan

diteruskan ke input rangkaian pengali. Arus keluar dari sensor arus masih berupa

sinyal sinusoidal.

Sensor arus berfungsi untuk mendeteksi dan menghitung arus yag dipakai

oleh konsumen. Mendeteksi arus diperlukan untuk menghitung daya rata-rata

(17)

vcc

Arus keluaran 47k

47k

28k 10k

+ -20k

2k

10k

Gambar 2.4 Rangkaian Sensor Arus

2.6. KOMPONEN PENGALI (MULTIPLIER)

Rangkaian Multiplier terdiri dari dua input yaitu output dari sensor

tegangan dan output dari sensor arus dan menghasilkan satu output. Rangkaian

pengali dapat dilihat pada Gambar 2.5. Rangkaian ini berfungsi sebagai pengali

output dari sensor tegangan dan output dari sensor arus. Level tegangan keluaran

dari rangkaian pengali berkisar antara 0 – 5 V.

MC 1495 Rx Ry

2k1

5k

10k 10k

5k 5k

RL RL 10

0.01µF -12 V

+12 V

8 5 6 11

3 13 12 7

4 14

9 2

1

Ke ADC Sensor

tegangan Sensor arus

(18)

Keluaran dari rangkaian pengali diteruskan ke rangkaian penyearah seperti

yang ditunjukan pada Gambar 2.6. Sinyal output dari rangkaian pengali

disearahkan agar bagian negatif dari sinyal tersebut menjadi positif. Kemudian

diteruskan ke rangkaian Analog to Digital Converter (ADC).

Gambar 2.6 Rangkaian Penyearah

2.7. ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

Sebuah Analog to Digital Converter (biasanya disingkat ADC, A/D atau A

to D) adalah sebuah rangkaian elektronik yang berfungsi mengubah sinyal kontinu

(analog) menjadi keluaran diskrit/digital. Umumnya, sebuah ADC adalah sebuah

piranti elektronik yang mengubah sebuah tegangan menjadi sebuah bilangan

digital biner.

Gambar 2.7 Rangkaian ADC

+ -V+ D1 R V-R D2 Vi Vo DB0 DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 CS RD WR INTR CLK IN V CLK R VCC Vin (+) Vin (-) A GND V Ref/2 D GND

VCC = 5 V

10 K 10 K

10 µF

150 pF

11 12 13 14 15 16 17 18 5 3 2 1 20 19 4 6 7 8 9 10 Output 8 bit ke

(19)

Pada Gambar 2.7. memperlihatkan rangkaian ADC. ADC ini memerlukan

dua input analog yaitu Vin (+) dan Vin (-). Input analog ini merupakan output dari

rangkaian penyearah yang berkisar antara 0 – 5 V.

Input dari rangkaian penyearah akan diubah kedalam bentuk bilangan

biner sebanyak 8 bit. Output 8 bit ini akan diteruskan ke mikroprosesor.

2.8. MIKROPROSESOR

Mikroprosesor, dikenal dengan sebutan Central Processing Unit (CPU)

artinya unit pengolahan pusat. Mikroprosesor adalah pusat dari proses perhitungan

dan pengolahan data yang terbuat dari sebuah lempengan yang disebut “chip”.

Chip sering disebut juga dengan “Integrated Circuit (IC)”, bentuknya kecil,

terbuat dari lempengan silikon dan bisa terdiri dari 10 juta transistor.

Mikroprosesor berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pelbagai

pengolahan data. Pekerjaan pengolahan data diantaranya: mencatat, melihat,

membaca, membandingkan, menghitung, mengingat, mengurutkan maupun

membandingkan.

Dalam bekerja, fungsi dari Mikroprosesor terbagi menjadi :

Internal Memory, berfungsi untuk menyimpan data dan program.

ALU (Arithmatic Logical Unit), untuk melaksanakan perbagai macam perhitungan.

Control Unit, bertugas untuk mengatur seluruh operasi.

Mikroprosesor juga memiliki unit antarmuka masukan/keluaran yang

menghubungkan sistem mikroprosesor ke piranti eksternal. piranti itu adalah I/O

yang bersifat dua arah. Artinya menyediakan sambungan ke dan dari sistem

mikroprosesor dengan piranti-piranti lain.

Gambar 2.8 menunjukkan kaki atau pin pada mikroprosesor. Pin D0-D7

(20)

Gambar 2.8 Konfigurasi Pin Pada Mikroprosesor

Dari peralatan peripheral tersebut akan di teruskan ke sebuah piranti.

Piranti itu adalah driver display yang digunakan pada bagian tampilan kWh-meter

elektronik.

2.9. TAMPILAN (DISPLAY)

Hasil akhir dari seluruh proses Kwh-meter elektronik adalah display atau

tampilan. Tampilan inilah yang menunjukkan hasil pengukuran. KWh-meter

elektronik mempunyai dua jenis tampilan yaitu tampilan anaolg dan tampilan

digital atau liquid crytal display.

(a) (b)

Gambar 2.9 Jenis Tampilan KWh-meter Elektronik

(21)

Tampilan analog seperti Gambar 2.9.a menggunakan motor stepper untuk

mengerakkan single rate drum-register. Pada Gambar 2.9.b adalah tampilan

(22)

BAB III

GALAT DAN METODA PENGUKURAN GALAT

3.1. GALAT

Galat dapat disebut juga error atau kesalahan, kesalahan yang dimaksud di

sini adalah kesalahan dalam proses pengambilan data. Galat adalah

keanekaragaman (variabilitas) yang disebabkan oleh ketidakmampuan materi

percobaan atau obyek percobaan untuk berperilaku sama dalam percobaan

tersebut. Galat atau error dapat pula didefinisikan sebagai selisih dari nilai atau

hasil yang kita harapkan terjadi (expected value) dengan observasi atau kenyataan

yang terjadi di lapangan. Galat dapat berfungsi untuk menunjukkan efisiensi dari

satu jenis percobaan atau penelitian ke penelitan yang lain. Secara normal kita

menginginkan galat yang bernilai kecil bahkan tidak terjadi galat. namun

ketiadaan galat juga dapat menyebabkan pertanyaan dalam penelitian kita.

Terpenting dari galat ini adalah galat harus terjadi secara alami sehingga dapat

mengGambarkan obyek penelitian yang sesungguhnya. Cara yang paling efektif

untuk menimbulkan kealamian galat adalah dengan menghomogenkan pelakuan

terhadap obyek.

Jenis galat secara teoritis ada dua jenis, yaitu galat sistematis dan galat

acak (random error). Galat sistematis adalah galat yang disebabkan oleh pengaruh

pengukuran yang bias, yang terjadi secara teratur atau konstan. Misalkan pada alat

ukur, alat hitung, alat timbang, dan lain sebagainya. Intinya galat ditimbulkan dari

alat dan proses yang berlangsung secara konstan. Galat acak (random error)

adalah galat yang timbul dari proses pengukuran namun terjadinya tidak konstan

(23)

3.2. GALAT PADA KWH-METER ELEKTRONIK

SAMPLING RATE

Sinyal analog merupakan sinyal kontinyu dan perlu diubahnya menjadi

sebuah sinyal digital. Untuk itu perlu untuk menentukan saat/waktu dimana

sebuah nilai digital yang baru diambil dari sebuah sinyal analog. Saat dari

pengambilan nilai baru ini disebut dengan sampling rate atau frekuensi sampling

dari converter. Karena secara praktis ADC tidak dapat membuat sebuah

pengkonversian yang terus menerus, nilai masukan harus ditahan tetap selama

waktu tertentu yaitu pada saat converter melakukan sebuah pengkonversian (atau

disebut waktu konversi). Sebuah rangkaian masukan yang disebut rangkaian

sample and hold melakukan tugasnya ( kebanyakan menggunakan kapasitor untuk

menyimpan tegangan analog pada masukan dan menggunakan sebuah sakelar

elektrik atau gerbang untuk memutuskan kapasitor dari masukan). Kebanyakan

rangkaian ADC sudah terintegrasi dengan subsistem sample and hold secara

internal.

Masukan analog ADC biasanya berupa sinyal kontinyu yang memiliki

kemungkinan nilai tak terhingga banyaknya, sedangkan keluaran digital

merupakan fungsi diskrit dengan kemungkinan nilai yang dibatasi jumlahnya oleh

resolusi converter. Oleh karena dalam pengubahan bentuk analog ke bentuk

digital, sinyal analog berbeda nilai dengan sinyal keluaran yang diakibatkan

adanya ditorsi, diubah dengan kode digital yang sama atau seragam pada

keluarannya. Sehingga beberapa nilai tegangan analog dihilangkan. Untuk lebih

(24)

Gambar 3.1 Sampling ADC

3.3. PENGUKURAN GALAT

Ada tiga cara untuk menentukan galat kWh-meter. Cara pertama adalah

membandingkan kWh-meter yang diuji dengan kWh-meter standar. Cara kedua

adalah membandingkan hasil ukur kWh-meter dengan energi yang dihitung

berdasarkan data Watt-meter standar. Cara Ketiga membandingkan waktu yang

dibutuhkan untuk menghasilkan suatu energi tertentu dengan waktu menurut

perhitungan.

3.3.1 METODE KWH-METER STANDAR

Dalam hal ini kWh-meter uji dan kWh-meter standar dibuat beroperasi

pada pembebanan yang identik dan dalam periode waktu yang sama. Percobaan

ini menggunakan sebuah autotrafo, sebuah voltmeter, sebuah amperemeter,

sebuah tahanan geser, sebuah saklar dan sebuah alat ukur waktu.

Setting arus dan tegangan dilakukan dengan merangkai peralatan-peralatan

seperti Gambar 3.2 berikut ini.

- nilai analog

• nilai digital

( galat

t

100

001 011

010

000

(

( (

( (

( (

(

(25)

Autotrafo Vin

Tahanan Geser v

A

S

Gambar 3.2 Rangkaian Setting Arus dan Tegangan

Setelah rangkaian percobaan di atas telah dirangkai, maka saklar S dapat

di-on-kan. Autotrafo diatur hingga voltmeter menunjukkan tegangan 220 V. Lalu

tahanan geser diatur hingga amperemeter menunjukkan arus 5 A. Saklar S dibuka

dan posisi lengan tahanan geser tidak diubah.

Tanpa merubah posisi autotrafo dan tahanan geser, pasanglah kWh-meter

standar seperti Gambar 3.3 di bawah ini.

Autotrafo Vin

kWh-meter standar

Tahanan Geser v

A

S

Gambar 3.3 Rangkaian Pengukuran KWh-meter Standar

Saklar S ditutup untuk mengaktifkan kWh-meter. Setelah 1 jam, saklar S

dilepas dan dicatat hasil pengukuran. Lalu Pasang kWh-meter uji tanpa merubah

(26)

Autotrafo Vin

kWh-meter Uji

v

A

S

Tahanan Geser

Gambar 3.4 Rangkaian Pengukuran KWh-meter Uji.

Saklar S ditutup untuk mengaktifkan kwh meter yang diuji. Setelah 1 jam,

saklar S dibuka dan dicatat hasil pengukuran kWh-meter yang diuji. Dengan

membandingkan kedua hasil pengukuran di atas maka didapat galat dari

kWh-meter uji. Cara membandingkannya adalah dengan menggunakan persamaan

berikut:

x

100

%

W

W

W

g

stndr stndr uji





=

…...……….(3.1)

Di mana : g = galat kWh-meter (%)

Wuji = energi yang terbaca pada kWh-meter uji (kWh)

Wstndr = energi yang terbaca pada kWh-meter standar (kWh)

3.3.2 METODE WATTMETER-STANDAR

Metode ini adalah mengoperasikan kWh-meter yang akan diuji bersama

(27)

Tahanan Geser

Autotrafo Vin

kWh-meter Uji

v

A S

Watt-meter Standar

Gambar 3.5 Rangkaian Pengukuran Galat Dengan Watt-meter Standar

Penunjukkan kwh-meter direset menjadi nol. Saklar S ditutup dan dicatat

penunjukan daya pada watt-meter standar (Pstndr). Setelah waktu tertentu (T1)

saklar dibuka dan dicatat penunjukkan energi yang tercatat pada kWh-meter uji.

Energi menurut data pada watt-meter standar :

Wstndr = Pstndr X T1 …...……….(3.2)

Maka,

x

100

%

W

W

W

g

stndr stndr uji





=

3.3.3 METODE PERBANDINGAN WAKTU

Alat ukur elektronik dilengkapi dengan lampu indikator impuls. Lampu

indikator impuls berkedip 2000 kali per kwh. Dalam pengukuran dibuat seperti

(28)

Tahanan Geser

Autotrafo Vin

kWh-meter Uji

v

A S

Watt-meter Standar

Gambar 3.6 Rangkaian Pengukuran Galat Dengan Mengukur Waktu Kedipan

Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Autotrafo 1 buah

2. Tahanan geser 1 buah

3. Wattmeter 1 buah

4. Voltmeter 1 buah

5. Amperemeter 1 buah

6. Saklar S 1 buah

7. Alat ukur waktu 1 buah

Saklar S ditutup dan dicatat penunjukannya pada Watt-meter standar

(Pstndr). Pada suatu kedipan tertentu stopwatch di jalankan dan pada kedipan ke-n

tertentu stopwatch distop. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk n kedipan (ts).

waktu kedipan kWh-meter dihitung dengan rumus di bawah ini :

P C n P

x C

n tu

.

1000 . 3600 .

1000 3600

=

= ……….(3.3)

Di mana : n = jumlah kedipan (impuls)

C = konstanta kWh-meter (imp/kWh)

P = daya yang mengalir (kW)

(29)

Maka galat dalam persen dapat dinyatakan dengan :

%

100

1 x

t

t

g

s u





 −

=

………(3.4)

Di mana : g = galat kWh-meter (%)

ts = waktu yang ditunjukkan stop watch (detik)

tu = waktu yang dibutuhkan alat ukur untuk membentuk n kedipan (t)

Perlu diingat bahwa kecepatan reaksi pengamat dalam menggunakan alat

ukur waktu, ketajaman menghitung jumlah kedipan dan ketelitian alat ukur waktu

sendiri sangat menentukan ketelitian pengukuran.

Galat pada alat ukur umumnya dinyatakan dalam klas ketelitian yang

dinyatakan dengan klas 0.1; 0.5 ; 1,0 ;2,0 dst. Alat ukur dinyatakan mempunyai

(30)

BAB IV

PENGUKURAN GALAT SAMPEL

4.1. UMUM

Pengukuran dilakukan Laboratorium Kamar Tera PT PLN (Persero)

Wilayah II Sumatera Utara. Pengujian menggunakan 10 sampel yang terdiri

produksi PT SMART METER INDONESIA dan PT ACTARIS masing-masing 5

buah kWh-meter. Semua sampel ini adalah kWh-meter 1 fasa yang masih baru.

[image:30.595.107.536.335.488.2]

Adapun spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Spesifikasi Sampel Percobaan

PT SMART METER

INDONESIA ACTARIS

Te ga n gan n om in a l 220 220

Fr e k w e nsi ( H z ) 50 50

Ar us ln ( m a x ) ( A) 5( 20) 5( 20)

k on st an t a m e t e r

( im p/ k W h ) 1600 2000

Je n is Fasa t unggal 2 k awat Fasa t unggal 2 k awat

in de k s k e la s m e t er 1 1

Pada Gambar 4.1 diperlihatkan kWh-meter yang menjadi objek penelitian.

KWh-meter yang dipilih untuk menjadi sampel penelitian adalah kWh-KWh-meter elektronik

1 fasa.

(a) KWh-meter Smart Meter (b) KWh-meter Actaris

[image:30.595.363.518.582.699.2]
(31)

Untuk melihat pengaruh penurunan tegangan terhadap galat kWh-meter

elektronik 1 fasa, maka dalam penelitian ini dibuat tegangan pengujian menurun

dengan interval 5 volt dimulai dari tegangan nominal 220 V. KWh-meter

ditempatkan pada meja tera yang telah tersedia. Suatu sensor kedipan impuls

diletakkan tepat dilampu indikator kWh-meter sehingga sensor kedipan

impuls-nya berkedip. Fungsi dari sensor ini adalah menghitung jumlah kedipan

kWh-meter elektronik.

Dari hasil pengukuran yang diperoleh maka dapat diGambarkan hubungan

antara galat dan tegangan. Bab ini akan memperlihatkan hubungan galat terhadap

penurunan tegangan serta hubungan antara perubahan dalam rupiah terhadap

penurunan tegangan kerja kWh-meter.

4.2. PRINSIP ALAT CURRENT REGULATOR

Current regulator adalah alat yang dapat mengatur tegangan, arus dan

pergesaran phasa. Current regulator yang dipakai dalam penelitian ini adalah

produk Actaris dengan tipe GP 3050/3. Alat ini dapat mengatur tegangan satu

phasa mulai dari 0-320 V dan mengatur arus mulai dari 0-10 A. Alat ini dapat

dilihat pada Gambar 4.2. Spesifikasi dari alat alat ini dapat dilihat pada Lampiran

[image:31.595.229.396.529.654.2]

I.

(32)

Selain dapat mengatur tegangan dan arus, alat ini juga dapat mengatur

pergesaran phasa. Gambar 4.3 memperlihatkan rangkaian penggeser phasa pada

[image:32.595.238.401.171.299.2]

alat ini.

Gambar 4.3 Rangkaian Penggeser Phasa

4.3. PRINSIP ALAT PENGUKUR GALAT ELEKTRONIK

Jenis dari alat pengukur galat yang dipakai dalam penelitian ini adalah

produk Actaris dengan tipe SM 3050. Ada dua bagian utama dalam alat ini,

pengukur energi yang dicatat kWh-meter dan pengukur energi yang dikonsumsi

beban. Jumlah kedipan yang disensor oleh alat pengukur galat ini dikonversikan

menjadi besaran energi. Pengukur energi yang dicatat kWh-meter dilakukan

dengan memasang suatu sensor yang mencatat jumlah kedipan kWh-meter untuk

suatu energi tertentu. Jumlah kedipan dikonversi menjadi besaran energi dengan

suatu konstanta yang tergantung kepada peralatan kWh-meter. Energi yang

diperoleh melalui hasil konversi dikurangkan dengan energi yang dikonsumsi

beban. Hasil pengurangan ini kemudian dibandingkan dengan besar energi yang

dikonsumsi beban yang hasilnya adalah nilai galat ukur dari kWh-meter.

Spesifikasi dari alat pengukur galat ini dapat dilihat pada Lampiran I. Alat

pengukur galat ini memiliki ketelitian dalam mengukur galat sebesar 0,05 %.

Adapun Gambar dari alat ini dapat diperhatikan pada Gambar 4.4.

Vin

R

C

Penggeser Fasa R1

R2 R1 R2=

(33)

Gambar 4.4 Alat Pengukur Galat KWh-meter

4.4. METODE PENGUKURAN

Dalam penelitian ini, alat pengukur galat diatur untuk mengukur galat

pada 5 kedipan impuls meter. Suatu alarm akan berbunyi, jika kedipan

kWh-meter berkedip 5 kali. Saat alarm berbunyi, maka suatu nilai galat muncul di layar

alat pengukur galat.

Untuk satu tingkat tegangan, arus pengujian dibuat bervariasi dengan suatu

alat Current Regulator. Pengukuran awal dilakukan pada tegangan nominal 220 V

dan pada arus 5 A. Current Regulator dan alat pengukur galat dirangkai dalam

suatu rangkaian percobaan seperti ditunjukkan pada Gambar 4.5.

1 3 4 6

Current Regulator

Alat Pengukur

Galat

[image:33.595.243.419.84.207.2]

kWh- meter

Gambar 4.5 Rangkaian Pengukuran

Adapun peralatan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah :

1. Current Regulator Actaris GP 3050 1 set

2. Alat pengukur galat Actaris SM 3050 1 set

(34)

Current Regulator dihidupkan, kemudian alat pengukur galat diatur

berdasarkan impul/kWh dari kWh-meter yang diuji dan jumlah impuls dibuat 5

kedipan. Setelah beberapa saat, diperiksalah layar penunjuk tegangan dan arus

pada Current Regulator dan alat pengukur galat. Besar tegangan dan arus yang

ditunjukkan kedua alat ini harus sama. Setelah 5 kedipan maka alarm akan

berbunyi. Pada layar alat pengukur galat akan muncul nilai galat yang terukur.

Nilai galat tersebut dicatat pada Tabel seperti yang ditunjukkan pada Lampiran I.

Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan untuk nilai tegangan dan arus

yang berikutnya.

Kemudian masih pada kondisi kWh-meter tetap berkedip, arus pengujian

diturunkan menjadi 3,75 A dengan cara menekan tombol angka pada Current

Regulator. Prosedur yang sama seperti pada arus percobaan 5 A dilakukan lagi

pada tingkat arus 3,75 A. Setelah dilakukan pencatatan galat, arus pengujian

diatur lagi menjadi 2,5 A. Begitu juga prosedur yang sama dilakukan lagi pada

besar arus 2,5 A. Selanjutnya arus pengujian diturunkan lagi menjadi 1,25 A.

Setelah nilai galat untuk besar tegangan nominal 220 V dicatat, besar arus

pengujian diatur menjadi 5 A kembali. Kemudian hal yang sama seperti pengujian

tersebut dilanjutkan untuk tegangan 215 V. Pengujian tersebut dilanjutkan lagi

untuk besar tegangan yang lebih rendah dengan penurunan 5 V sampai mencapai

tegangan 170 V.

4.5. HASIL PENGUKURAN

Semua data hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk Tabel. Data hasil

pengukuran dapat dilihat pada Lampiran II.

4.6. GALAT RATA-RATA

Dari data pengukuran pada Lampiran II dihitung nilai galat rata-rata tiga

data pengukuran galat untuk setiap tingkat tegangan dan arus pengujian. Pada

Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 ditunjukkan hasil nilai galat rata-rata dari 5 sampel

(35)
[image:35.595.131.493.116.750.2]

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Galat Smart Meter

Tegangan

Sampel

Galat (%)

100%In = 5 75%In = 3,75 50%In = 2,5 25%In =1,25

(volt) A A A A

220 1 0,26 0,27 0,29 0,35

2 0,24 0,26 0,29 0,39

3 0,25 0,27 0,29 0,39

4 0,25 0,27 0,3 0,4

5 0,23 0,26 0,29 0,38

215 1 0,23 0,26 0,28 0,35

2 0,23 0,25 0,28 0,37

3 0,24 0,25 0,28 0,37

4 0,24 0,28 0,29 0,39

5 0,21 0,25 0,27 0,37

210 1 0,22 0,25 0,28 0,35

2 0,22 0,25 0,27 0,36

3 0,23 0,25 0,27 0,36

4 0,23 0,27 0,28 0,37

5 0,2 0,24 0,26 0,36

205 1 0,21 0,25 0,27 0,3

2 0,21 0,24 0,27 0,35

3 0,22 0,24 0,26 0,35

4 0,22 0,26 0,27 0,36

5 0,19 0,24 0,25 0,36

200 1 0,2 0,24 0,26 0,25

2 0,2 0,24 0,25 0,32

3 0,21 0,24 0,25 0,34

4 0,21 0,25 0,26 0,35

5 0,19 0,23 0,24 0,35

195 1 0,2 0,23 0,25 0,26

2 0,2 0,23 0,26 0,3

3 0,2 0,22 0,24 0,32

4 0,2 0,24 0,25 0,34

5 0,18 0,22 0,23 0,34

190 1 0,2 0,22 0,23 0,28

2 0,19 0,22 0,24 0,29

3 0,2 0,23 0,24 0,3

4 0,19 0,24 0,25 0,32

5 0,17 0,21 0,23 0,33

185 1 0,19 0,22 0,26 0,29

(36)

2 0,19 0,22 0,24 0,28

3 0,19 0,22 0,23 0,29

4 0,18 0,23 0,24 0,31

5 0,16 0,2 0,22 0,33

180 1 0,19 0,25 0,29 0,3

2 0,18 0,21 0,25 0,27

3 0,18 0,21 0,22 0,28

4 0,17 0,21 0,24 0,29

5 0,14 0,19 0,21 0,32

175 1 0,18 0,2 0,28 0,28

2 0,17 0,2 0,24 0,28

3 0,17 0,2 0,22 0,28

4 0,16 0,2 0,23 0,28

5 0,13 0,17 0,22 0,3

170 1 0,17 0,2 0,27 0,26

2 0,17 0,2 0,27 0,27

3 0,16 0,19 0,23 0,27

4 0,15 0,19 0,22 0,27

[image:36.595.127.496.83.386.2]

5 0,11 0,15 0,19 0,28

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Galat Actaris

Tegangan

Sampel

Galat (%)

100%In = 5 75%In = 3,75 50%In = 2,5 25%In =1,25

(volt) A A A A

220 1 0,18 0,11 0,05 0,08

2 0,18 0,13 0,1 0,13

3 0,18 0,13 0,09 0,08

4 0,17 0,17 0,16 0,1

5 0,18 0,13 0,1 0,09

215 1 0,19 0,09 0,03 0,09

2 0,18 0,11 0,07 0,12

3 0,17 0,14 0,11 0,09

4 0,19 0,16 0,13 0,09

5 0,19 0,12 0,08 0,1

210 1 0,2 0,09 0,02 0,1

2 0,18 0,1 0,05 0,11

3 0,17 0,15 0,13 0,12

4 0,2 0,14 0,1 0,09

5 0,2 0,12 0,06 0,1

205 1 0,17 0,08 0,03 0,09

(37)

2 0,16 0,09 0,05 0,07

3 0,18 0,14 0,1 0,12

4 0,18 0,12 0,07 0,08

5 0,17 0,1 0,05 0,11

200 1 0,15 0,09 0,05 0,07

2 0,15 0,09 0,05 0,05

3 0,19 0,12 0,06 0,12

4 0,16 0,1 0,05 0,08

5 0,15 0,09 0,05 0,12

195 1 0,19 0,12 0,06 0,08

2 0,14 0,08 0,06 0,07

3 0,19 0,11 0,05 0,1

4 0,15 0,11 0,06 0,09

5 0,15 0,1 0,07 0,1

190 1 0,24 0,14 0,06 0,09

2 0,14 0,08 0,06 0,11

3 0,18 0,1 0,05 0,09

4 0,15 0,12 0,09 0,1

5 0,16 0,12 0,09 0,09

185 1 0,12 0,11 0,04 0,11

2 0,15 0,09 0,05 0,1

3 0,17 0,09 0,03 0,11

4 0,16 0,13 0,1 0,09

5 0,15 0,11 0,07 0,09

180 1 0,17 0,08 0,02 0,12

2 0,16 0,1 0,05 0,08

3 0,17 0,08 0,02 0,12

4 0,17 0,14 0,11 0,08

5 0,15 0,09 0,04 0,08

175 1 0,15 0,07 0,02 0,09

2 0,15 0,11 0,07 0,07

3 0,16 0,09 0,03 0,1

4 0,16 0,13 0,1 0,07

5 0,14 0,08 0,03 0,07

170 1 0,14 0,07 0,02 0,06

2 0,14 0,12 0,1 0,07

3 0,16 0,1 0,05 0,07

4 0,14 0,11 0,08 0,07

(38)

Dari hasil pengukuran galat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 dihitung nilai

galat rata-rata kelima sampel untuk masing-masing produk. Hasilnya

[image:38.595.153.472.188.417.2]

ditunjukkan pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.

Tabel 4.4 Nilai Galat Rata-rata untuk KWh-meter Produk Smart Meter

Tegangan

Galat (%)

100%In = 5 75%In = 3,75 50%In = 2,5 50%In = 2,5

A A A A

220 0,25 0,27 0,3 0,38

215 0,23 0,26 0,3 0,37

210 0,22 0,25 0,3 0,36

205 0,21 0,25 0,3 0,34

200 0,20 0,24 0,3 0,32

195 0,20 0,23 0,2 0,31

190 0,19 0,22 0,2 0,30

185 0,18 0,22 0,2 0,30

180 0,17 0,21 0,2 0,29

175 0,16 0,19 0,2 0,28

170 0,15 0,19 0,2 0,27

Tabel 4.5 Nilai Galat Rata-rata untuk KWh-meter Produk Actaris

Tegangan

Galat (%)

100%In = 5 75%In = 3,75 50%In = 2,5 50%In = 2,5

A A A A

220 0,18 0,13 0,10 0,10

215 018 0,12 0,08 0,10

210 0,19 0,12 0,07 0,10

205 0,17 0,11 0,06 0,09

200 0,16 0,10 0,05 0,09

195 0,16 0,10 0,06 0,09

190 0,17 0,11 0,07 0,10

185 0,15 0,11 0,06 0,10

180 0,16 0,10 0,05 0,10

175 0,15 0,10 0,05 0,08

[image:38.595.154.472.475.707.2]
(39)

4.7. HUBUNGAN GALAT VS TEGANGAN

Dari Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 diGambarkan kurva hubungan antara galat

dan tegangan pada arus kerja 5 A, 3,75 A, 2,5 A dan 1,25 A. Kurva tersebut

[image:39.595.127.490.187.417.2]

ditunjukkan pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.

Gambar 4.6 Kurva Galat VS Tegangan KWh-meter Smart Meter

[image:39.595.123.494.492.689.2]
(40)

Dari kurva galat vs tegangan pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 diperoleh

pada arus kerja yang sama, semakin rendah tegangan maka galat dari kWh-meter

semakin rendah.

4.8. PENGARUH PENURUNAN TEGANGAN TERHADAP RUPIAH

Penurunan tegangan kerja kWh-meter di wilayah distribusi PT PLN

(Persero) cabang Medan, tidak merugikan konsumen dalam hal pembayaran

energi listrik. Untuk melihat seberapa besar pembayaran enegi listrik oleh

konsumen, maka diambil contoh penjualan energi listrik pada tahun 2007. Pada

tahun 2007 terlihat data energi listrik yang terjual dan rupiah penjualan dari PT

PLN (Persero) cabang Medan seperti ditunjukan pada Tabel 4.6. Data

selengkapnya dari data pengusahaan PT PLN (Persero) cabang Medan dapat

[image:40.595.173.452.478.675.2]

dilihat pada Lampiran III.

Tabel 4.6 Data Energi Terjual Setiap Bulan Selama Tahun 2007 PT PLN

(Persero) Cabang Medan

No. Bulan Energi terjual

(kWh) Rupiah 1 Jan 187.763.456 121.668.222.600

2 Feb 187.941.914 122.930.094.315

3 Mar 205.728.172 131.192.239.705

4 Apr 201.304.029 128.175.686.785

5 Mei 208.454.254 131.583.668.129

6 Jun 205.594.460 129.463.071.917

7 Jul 182.609.215 114.302.183.535

8 Ags 191.410.924 122.765.619.370

9 Sep 205.684.296 130.618.586.237

10 Okt 200.948.528 129.459.274.720

11 Nov 211.001.412 133.494.211.560

12 Des 217.288.689 137.971.696.445

(41)

Untuk mengetahui nilai galat akibat penurunan tegangan pada berbagai

besar arus kerja kWh-meter, maka dari Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 dibuat Tabel 4.7

[image:41.595.150.472.229.442.2]

dan Tabel 4.8 yang menyatakan galat rata-rata untuk tiap tingkat tegangan.

Tabel 4.7 Galat Akibat Penurunan Tegangan pada kWh-meter

Smart Meter

No.

V Galat rata-rata

(volt) ( % )

1 220 0,30

2 215 0,28

3 210 0,28

4 205 0,27

5 200 0,25

6 195 0,25

7 190 0,24

8 185 0,23

9 180 0,23

10 175 0,22

11 170 0,21

12 GALAT RATA-RATA DI BAWAH TEGANGAN 220 V (%) = 0,246 13 TOTAL ENERGI YANG DITAGIH (RUPIAH) =1.533.624.555.318

Tabel 4.8 Galat Akibat Penurunan Tegangan pada kWh-meter Actaris

No.

V Galat rata-rata

(volt) ( % )

1 220 0,13

2 215 0,12

3 210 0,12

4 205 0,11

5 200 0,10

6 195 0,10

7 190 0,11

8 185 0,10

9 180 0,10

10 175 0,09

11 170 0,09

[image:41.595.151.473.520.729.2]
(42)

Dari Tabel tersebut dapat dihitung galat rata-rata di bawah tegangan 220

V, yaitu 0,246 % untuk kWh-meter Smart Meter Indonesia, dan 0,106 % untuk

kWh-meter Actaris. Dari kedua galat rata-rata tersebut, maka didapat penurunan

galat kWh-meter akibat penurunan tegangan kerja sebesar 0,039%. Jika

dimisalkan galat pada tegangan 220 V adalah g1 %, rupiah energi yang ditagih

kepada konsumen adalah E1, maka rupiah energi aktual yang terpakai konsumen

adalah EA :

... (4.1)

Di mana : g1 : Galat pada tegangan 220 V (%)

E1 : Rupiah energi yang ditagih kepada konsumen pada

tegangan 220 V

EA1 : Rupiah energi aktual (yang dipakai konsumen)

Jika galat pada tegangan di bawah 220 V dimisalkan g2 %, maka rupiah energi

yang ditagih ke konsumen adalah :

... (4.2)

Di mana : g2 : Galat pada tegangan di bawah 220 V (%)

E2 : Rupiah energi yang ditagih kepada konsumen pada

tegangan di bawah 220 V

EA2 : Rupiah energi aktual (yang dipakai konsumen pada

tegangan di bawah 220 V)

Dengan demikian besar rupiah energi aktual yang terpakai konsumen adalah:

%

1 1

1 1

g E EA

+

= ... (4.3)

dan

2 2 2

2 EA g %EA

E = +

1 1 1

1 EA g %EA

(43)

% 1 2 2 2 g E EA +

= ... (4.4)

atau

... (4.5)

Selisih rupiah energi antara energi yang dibayar dan rupiah energi aktual adalah :

... (4.6)

... (4.7)

Di mana : ∆E1 : Selisih rupiah energi antara energi yang dibayar dan rupiah

energi aktual pada tegangan 220 V

∆E2 : Selisih rupiah energi antara energi yang dibayar dan rupiah energi aktual pada tegangan di bawah 220 V

Perubahan rupiah energi yang ditagih ke konsumen adalah :

1 2 E E E=∆ −∆

∆ ... (4.8)

Perubahan rupiah energi dalam persen E1 adalah :

% 100 % 1 1 2 x E E E E ∆−∆ ∆ =

... (4.9)

Di mana : ∆E% : Persentase perubahan rupiah energi yang ditagih kepada

konsumen

Berikutnya dihitung perubahan rupiah energi akibat penurunan tegangan

kerja berdasarkan data pengusahaan dari PT PLN (Persero) cabang Medan pada

tahun 2007. Seandainya semua kWh-meter yang digunakan di kota Medan adalah

terdiri dari kWh-meter Smart Meter Indonesia dan kWh-meter Actaris, maka 2

2 2 E EA

E = −

1 1 1 E EA

E = −

(44)

perubahan rupiah yang dibayarkan konsumen untuk masing-masing merek

kWh-meter adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Rupiah Energi Menggunakan KWh-Meter Smart Meter

Dengan menggunakan persamaan 4.3, dihitung besar rupiah energi aktual

selama tahun 2007 di kota Medan yakni :

Dengan menggunakan persamaan 4.6 dihitung besar rupiah energi dalam

yang ditagih oleh PLN apabila tegangan tidak turun, yaitu :

E1 = Rp 4.587.112.328,97

Dengan merata-ratakan penurunan tegangan di bawah tegangan 220V

yaitu 192,5 dan galat rata-ratanya sebasar 0,246 %, maka dihitung besar rupiah

energi aktual dibawah tegangan 220V selama tahun 2007 di kota Medan

menggunakan persamaan 4.5, yaitu :

% 1 1 1 1 g E EA + = % 3 . 0 1 555.318 1.533.624. 1 + = A E 442.989,03 1.529.037. Rp 1 = A E 1 1 1 E EA

E = −

∆ 442.989,03 1.529.037. 555.318 1.533.624.

1= −

E 442.989,03 1.529.037. 220 5 , 192 2

2  ×

(45)

Dengan menggunakan persamaan 4.2 dihitung besar rupiah energi dalam

yang ditagih oleh PLN apabila tegangan turun, yaitu :

Selisih rupiah energi antara energi yang dibayar dan rupiah energi aktual

pada tegangan dibawah 220V dengan menggunakan persamaan 4.7 adalah :

E2 = Rp 2.879.846.459,03

Jadi perubahan rupiah energi yang ditagih ke konsumen adalah:

1 2 E E E=∆ −∆

=

E - Rp 1.707.265.869,94

Atau persentase perubahan rupiah pembayaran energi listrik dalam tahun 2007 di

kota Medan adalah :

% 100 % 1 1 2 x E E E E ∆−∆ ∆ = ∆

2. Perubahan Rupiah Energi Menggunakan KWh-Meter Actaris 2

2 2 E EA

E = −

∆ 292.288,48 1.170.669. 138.747,51 1.173.549.

2 = −

E

2 2 2

2 EA g %EA

E = +

48 , 288 . 292 . 669 . 170 . 1 % 246 , 0 48 , 288 . 292 . 669 . 170 . 1

2 = + ⋅

(46)

Dengan menggunakan persamaan 4.3, dihitung besar rupiah energi aktual

selama tahun 2007 di kota Medan yakni :

Dengan menggunakan persamaan 4.6 dihitung besar rupiah energi dalam

yang ditagih oleh PLN apabila tegangan tidak turun, yaitu :

E1 = Rp 1.991.123.461,41

Dengan merata-ratakan penurunan tegangan di bawah tegangan 220V

yaitu 192,5 dan galat rata-ratanya sebasar 0,106 %, maka dihitung besar rupiah

energi aktual dibawah tegangan 220V selama tahun 2007 di kota Medan

menggunakan persamaan 4.5, yaitu :

Dengan menggunakan persamaan 4.2 dihitung besar rupiah energi dalam

yang ditagih oleh PLN apabila tegangan turun, yaitu :

2 2 2

2 EA g %EA

E = +

% 1 1 1 1 g E EA + = % 0.13 1 555,318 1,533,624, 1 + = A E 431.856,59 1.153.633. Rp 1 = A E 1 1 1 E EA

E = −

∆ 431.856,59 1.531.633. 555.318,00 1.533.624.

1= −

E 431.856,59 1.531.633. 220 192,5 2

2  ×

     = A E 846.265,20 1.172.656. Rp 2 = A E 846.265,20 1.172.656. 0,106% 846.265,20 1.172.656.

2 = + ⋅

(47)

Selisih rupiah energi antara energi yang dibayar dan rupiah energi aktual

pada tegangan dibawah 220V dengan menggunakan persamaan 4.7 adalah :

E2 = Rp 1.243.0.16257,04

Jadi perubahan rupiah energi yang ditagih ke konsumen adalah:

1 2 E E E=∆ −∆

=

E - Rp 748.107.204,37

Atau persentase perubahan rupiah pembayaran energi listrik dalam tahun 2007 di

kota Medan adalah :

% 100 % 1 1 2 x E E E E ∆−∆ ∆ = ∆

Hasil negatif menunjukkan berkurangnya biaya yang dibayar oleh

konsumen akibat penurunan tegangan dengan mengunakan kWh-meter elektronik.

nilai rata-rata dari berkurangnya rupiah energi yang ditagih ke konsumen dari

kedua hasil perhitungan di atas adalah Rp 1.227.686.537,16. Serta nilai persentasi

berkurangnya rupiah akibat penurunan tegangan pada tahun 2007 di wilayah kota

Medan adalah 37,395%. 2 2 2 E EA

E = −

∆ 846.265,20 1.172.656. 862.522,24 1.173.899.

2 = −

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Semakin rendah tegangan kerja kWh-meter, maka galat baca kWh-meter

tersebut akan semakin rendah.

2. Penurunan galat akibat penurunan tegangan kerja kWh-meter rata-rata

0,039 %.

3. Jika arus semakin rendah maka galat semakin tinggi.

4. Karena penurunan tegangan, PT PLN rugi sebesar Rp 1.227.686.537,16

atau 37,395% ditahun 2007.

5.2. SARAN

Setelah diketahui akibat dari penurunan tegangan kerja kWh-meter

elektronik, maka sebaiknya PT PLN (Persero) Cabang Medan tidak perlu

(49)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pitowarno, Endra, Mikroprosesor dan Interfacing, Penerbit Andi,

Yogyakarta, 2005.

2. Sapiie, Soedjana, Pengukuran dan alat ukur listrik, Pradnya Paramita,

Jakarta, 2005.

3. Sj, Masykur, Pengukuran Listrik, USU, Medan, 2005.

4. SPLN 60-3, Prosedur Uji Instrument Ukur Energi Listrik, PLN, Jakarta,

1992.

5. Theraja B.L., Electrical Technology, S. CHAND, New Delhi, 2002.

6. Wijaya W.N., Ir., Teknik Digital, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2006.

(50)
(51)

LAMPIRAN I

HASIL PENGUKURAN

Hasil pengukuran kWh-meter produksi Smart Meter

1. Serial No. : CK 010700022819

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

230 0.25 0.26 0.27 0.43

225 0.25 0.27 0.28 0.39

220 0.26 0.27 0.29 0.35

215 0.23 0.26 0.28 0.35

210 0.22 0.25 0.28 0.35

205 0.21 0.25 0.27 0.3

200 0.2 0.24 0.26 0.25

195 0.2 0.23 0.25 0.26

190 0.2 0.22 0.23 0.28

185 0.19 0.22 0.26 0.29

180 0.19 0.25 0.29 0.3

175 0.18 0.2 0.28 0.28

170 0.17 0.2 0.27 0.26

2. Serial No. : CK 010700022820

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

230 0.26 0.27 0.29 0.41

225 0.25 0.27 0.28 0.4

220 0.24 0.26 0.29 0.39

215 0.23 0.25 0.28 0.37

210 0.22 0.25 0.27 0.36

205 0.21 0.24 0.27 0.35

200 0.2 0.24 0.25 0.32

195 0.2 0.23 0.26 0.3

190 0.19 0.22 0.24 0.29

185 0.19 0.22 0.24 0.28

180 0.18 0.21 0.25 0.27

175 0.17 0.2 0.24 0.28

(52)

3. Serial No. : CK 010700022829

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

230 0.25 0.28 0.35 0.44

225 0.26 0.27 0.29 0.4

220 0.25 0.27 0.29 0.39

215 0.24 0.25 0.28 0.37

210 0.23 0.25 0.27 0.36

205 0.22 0.24 0.26 0.35

200 0.21 0.24 0.25 0.34

195 0.2 0.22 0.24 0.32

190 0.2 0.23 0.24 0.3

185 0.19 0.22 0.23 0.29

180 0.18 0.21 0.22 0.28

175 0.17 0.2 0.22 0.28

170 0.16 0.19 0.23 0.27

4. Serial No. : CK 010700022835

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

230 0.24 0.26 0.28 0.46

225 0.24 0.26 0.29 0.44

220 0.25 0.27 0.3 0.4

215 0.24 0.28 0.29 0.39

210 0.23 0.27 0.28 0.37

205 0.22 0.26 0.27 0.36

200 0.21 0.25 0.26 0.35

195 0.2 0.24 0.25 0.34

190 0.19 0.24 0.25 0.32

185 0.18 0.23 0.24 0.31

180 0.17 0.21 0.24 0.29

175 0.16 0.2 0.23 0.28

(53)

5. Serial No. : 1688475

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

230 0.21 0.24 0.26 0.39

225 0.22 0.26 0.27 0.37

220 0.23 0.26 0.29 0.38

215 0.21 0.25 0.27 0.37

210 0.2 0.24 0.26 0.36

205 0.19 0.24 0.25 0.36

200 0.19 0.23 0.24 0.35

195 0.18 0.22 0.23 0.34

190 0.17 0.21 0.23 0.33

185 0.16 0.2 0.22 0.33

180 0.14 0.19 0.21 0.32

175 0.13 0.17 0.22 0.3

170 0.11 0.15 0.19 0.28

Hasil pengukuran kWh-meter produksi Actaris

1. Serial No. : 08001

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

(54)

2. Serial No. : 08002

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

230 0.2 0.16 0.12 0.09 225 0.19 0.14 0.11 0.12 220 0.18 0.13 0.1 0.13 215 0.18 0.11 0.07 0.12 210 0.18 0.1 0.05 0.11 205 0.16 0.09 0.05 0.07 200 0.15 0.09 0.05 0.05 195 0.14 0.08 0.06 0.07 190 0.14 0.08 0.06 0.11 185 0.15 0.09 0.05 0.1 180 0.16 0.1 0.05 0.08 175 0.15 0.11 0.07 0.07 170 0.14 0.12 0.1 0.07

3. Serial No. : 08003

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

(55)

4. Serial No. : 08011

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

230 0.18 0.17 0.15 0.11 225 0.17 0.17 0.16 0.1 220 0.17 0.17 0.16 0.1 215 0.19 0.16 0.13 0.09 210 0.2 0.14 0.1 0.09 205 0.18 0.12 0.07 0.08 200 0.16 0.1 0.05 0.08 195 0.15 0.11 0.06 0.09 190 0.15 0.12 0.09 0.1 185 0.16 0.13 0.1 0.09 180 0.17 0.14 0.11 0.08 175 0.16 0.13 0.1 0.07 170 0.14 0.11 0.08 0.07

5. Serial No. : 08015

Tegangan Galat (%)

100%In 75%In 50%In 25%In

(56)

LAMPIRAN II

DATA PENGUSAHAAN PT. PLN ( PERSERO) CABANG MEDAN TAHUN 2007

NO URAIAN SATUAN JAN FEB MAR

1 Energi Terima Kwh

215,303,720 207,923,240 233,308,079

Kumulatif Kwh

215,303,720 423,226,960 656,535,039

2 Energi Kirim Kwh

71,791.00 60,621 77,910

Kumulatif Kwh

71,791.00 132,412 210,322

Kwh PSSD Kwh

20,006 20,006 20,006

Kumulatif Kwh

20,006 152,418 362,740

3 Energi Siap Jual Kwh

215,211,923

207,842,613

233,210,163

Kumulatif Kwh

215,211,923 423,054,536 656,264,699

4 Energi Jual Kwh

187,763,456 187,941,914 205,728,172

Kumulatif Kwh

187,763,456 375,705,370 581,433,542

5 Losses Kwh

27,448,467 19,900,699 27,481,991

Kumulatif Kwh

27,448,467 47,349,166 74,831,157

Bulanan %

12.75

9.57

11.78

Kumulatif %

12.75

11.19

11.40

6 Jumlah Pelanggan Plg

428,756 430,674 431,762

Delta Pelanggan Plg

14,724 1,918 1,088

7 Daya Tersambung VA

1,080,572,817 1,084,829,317 1,088,217,917

Delta VA VA

62,941,345 4,256,500 3,388,600

8 Rupiah Penjualan Rp.

121,668,222,600 122,930,094,315 131,192,239,705

9 Rp / Kwh

Rata-rata Rp/Kwh

647.99 654 638

10 SAIDI J/P/T

0.2661

0.2658

0.0500

11 SAIFI K/P/T

0.0198

0.2210

(57)

Sambungan Lampiran II

APR MEI JUN JUL AGUST

223,079,654 234,205,431 214,519,174 202,135,934 219,605,439

879,614,693 1,113,820,124 1,328,339,298 1,530,475,232 1,750,080,671

68,869 72,122 58,632 67,586 56,788

279,191 351,313 409,945 477,531 534,319

20,006 20,006 20,006 20,006 20,006

641,931 993,244 1,013,250 1,033,256 1,053,262

222,990,779 234,113,303 214,440,536 202,048,342 219,528,645

879,255,478 1,113,368,781 1,327,809,317 1,529,857,659 1,749,386,304

201,304,029 208,454,254 205,594,460 182,609,215 191,410,924

782,737,571 991,191,825 1,196,786,285 1,379,395,500 1,570,806,424

21,686,750 25,659,049 8,846,076 19,439,127 28,117,721

96,517,907 122,176,956 131,023,032 150,462,159 178,579,880

9.72 10.96 4.12 9.62 12.80 10.97 10.95 9.84 9.81 10.20

432,547 433,276 433,993 434,989 435,382

785 729 717 996 393

1,089,130,817 1,091,672,017 1,085,463,267 1,088,002,517 1,088,899,517

912,900 2,541,200 -6,208,750 2,539,250 897,000

128,175,686,785 131,583,668,129 129,463,071,917 114,302,183,535 122,765,619,370

637 631 630 626 641

(58)

Sambungan Lampiran II

SEP OKT NOP DES KUM

231,514,411 227,104,726 232,790,658 245,518,112 2,687,008,578

1,981,595,082 2,208,699,808 2,441,490,466 2,687,008,578

76,774 63,622 69,464 74,600 818,779

611,093 674,715 744,179 818,779

20,006 20,006 20,006 20,006 240,072

1,073,268 1,093,274 1,113,280 1,133,286

231,417,631 227,021,098 232,701,188

245,423,506 2,685,949,727

1,980,803,935 2,207,825,033 2,440,526,221 2,685,949,727

205,684,296 200,948,528 211,001,412 217,288,689 2,405,729,349

1,776,490,720 1,977,439,248 2,188,440,660 2,405,729,349

25,733,335 26,072,570 21,699,776 28,134,817 280,220,378

204,313,215 230,385,785 252,085,561 280,220,378

11.12 11.48 9.32 11.46 10.31 10.43 10.33 10.43 10.43

460,193 460,955 462,371 463,273 463,273

24,811 762 1,416 902 49,241

1,126,742,767 1,128,947,417 1,132,559,817 1,134,056,817 1,134,056,817

37,843,250 2,204,650 3,612,400 1,497,000 116,425,345

130,618,586,237 129,459,274,720 133,494,211,560 137,971,696,445 1,533,624,555,318

635 644 633 635 637

0.0073 0.0044 0.1030 0.1057 0.9290 0.0310 0.0288 0.1044 0.1072 0.7364

CATATAN : Transfe price Rp/Kwh = 1200,88

SAIDI / SAIFI Tidak termasuk Gangguan Akibat KITLUR Losses Kwh Terima - dengan Kwh Jual N + 1

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 2.1. Diagram Blok KWh-meter Elektronik
Gambar 2.2 Rangkaian Penurun Tegangan dan Penghasil Tegangan DC
Gambar 2.3 Rangkaian Sensor Tegangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian, monitoring dan pengisian token pulsa pada KWH meter telah berhasil dilakukan, dimana sisa pulsa yang ada pada KWH meter dapat di kontrol

Jika pada KWH meter tipe sebelumnya (ZMC405C) unit komunikasinya mengandalkan RS232 ataupun RS485, maka KWH meter ini mempersilahkan pengguna untuk memilih

Dengan data penggantian kWh meter yang diambil pada bulan Maret dimana kWh meter tersebut macet atau buram selama 1 bulan dan pemakaian kwh meter yang dilihat adalah 2 bulan

Jika pada KWH meter tipe sebelumnya (ZMC405C) unit komunikasinya mengandalkan RS232 ataupun RS485, maka KWH meter ini mempersilahkan pengguna untuk memilih

Dari hasil proses analisis jalur diketahui bahwa iklan media luar ruang “gratis ganti KWH meter lama dengan KWH meter prabayar” berpengaruh terhadap keputusan

Nilai perhitungan error kWh meter prabayar pada tegangan 220V tanpa menggunakan grounding sebesar 3,99%, menggunakan grounding sebesar 1,31% dan menggunakan grounding disambung ke

Akan tetapi pada kenyataannya KWH meter yang ditera selama "n" putaran juga memerlukan waktu "t" detik, maka besarnya kesalahan dari alat ukur yang dapat ditera dapat ditentukan dengan

Sampel Penelitian I Dari hasil pengukuran kWh meter pada sampel I yang disajikan oleh tabel 4, maka didapatkan perhitungan untuk mencari persentase kesalahan pembacaan yang