• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA3) dan Pupuk NPK pada Penyambungan Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA3) dan Pupuk NPK pada Penyambungan Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

MANGGA (Mangifera indica L.)

SKRIPSI

Oleh :

RONIAWAN SINAGA

050301036/BDP-AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

2

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH ASAM GIBERELAT

(GA

3

) DAN PUPUK NPK PADA PENYAMBUNGAN TANAMAN

MANGGA (Mangifera indica L.)

SKRIPSI

Oleh :

RONIAWAN SINAGA

050301036/BDP-AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH ASAM GIBERELAT

(GA

3

) DAN PUPUK NPK PADA PENYAMBUNGAN TANAMAN

MANGGA (Mangifera indica L.)

SKRIPSI

Oleh :

RONIAWAN SINAGA

050301036/BDP-AGRONOMI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(4)

4

Judul Skripsi : Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA

3

) dan

Pupuk NPK pada Penyambungan Tanaman Mangga

(Mangifera indica L.)

Nama : Roniawan Sinaga

NIM

: 050301036

Departemen : Budidaya Pertanian

Program Studi : Agronomi

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP

Ir. Meiriani, MP

Ketua

Anggota

Mengetahui,

Prof. Edison Purba, Ph.D

Ketua Departemen Budidaya Pertanian

(5)

ABSTRAK

RONIAWAN SINAGA: Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA

3

) dan

Pupuk NPK pada Penyambungan Tanaman Mangga (Mangifera indica L.),

dibimbing oleh Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP dan Ir. Meiriani, MP.

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Balai Benih Induk (BBI)

Hortikultura Jl. A H Nasution No. 8, Medan dengan ketinggian ± 27 m dpl pada Juli -

Oktober 2009 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2

faktor yaitu zat pengatur tumbuh asam giberelat (GA

3

) (0, 25, 50, 75 ppm/tanaman)

dan pupuk NPK (0, 500, 1000, 1500 ppm/tanaman).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian GA

3

nyata mempercepat

waktu keluarnya tunas, waktu keluarnya daun dan juga nyata meningkatkan jumlah

tanaman yang bertunas 6-12 Minggu Setelah Sambung (MSS), jumlah daun 8-12

MSS, panjang tunas 12 MSS, diameter tunas 12,14 MSS, dan persentase keberhasilan

penyambungan. Pemberian pupuk NPK nyata meningkatkan waktu keluarnya tunas,

waktu keluarnya daun dan juga nyata meningkatkan jumlah tanaman yang bertunas

6-12 MSS, jumlah daun 8 MSS, diameter tunas 6-12 MSS. Interaksi antara kedua faktor

tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter.

(6)

6

ABSTRACT

RONIAWAN SINAGA: Influence of giberelic acid (GA3) and NPK fertilizer on grafting of mango crop, supervised by Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP dan Ir. Meiriani, MP.

Research had been conducted at research field of Balai Benih Induk Hortikultura on Jl. A H Nasution no. 8, Medan (± 27 m asl.) in july - october 2009 using factorial randomized block design with two factors, i.e. giberelic acid (GA3) (0, 25, 50, 75 ppm per plant) and NPK fertilizer (0, 500, 1000, 1500 ppm per plant).

The Result showed that giberelic acid (GA3) significantly quicken the appearance of sprout, the appearance of leaves, significantly increase number of marsplant 6-12 week after grafting (WAG), number of leaves 8-12 WAG, sprout length 12 WAG, sprout diameter 12,14 WAG and presentage of succes grafting. NPK fertilizer significantly quicken the appearance of sprout, the appearance of leaves, significantly increase number of marsplant 6-12 WAG, number of leaves 8 WAG, sprout diameter 12 WAG. The interaction between that two factors not significantly increase to all parameters.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sarimatondang pada tanggal 8 Oktober 1986 dari Ayah J. Sinaga dan Ibu R. Br. Damanik. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sidamanik, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun dan Tahun 2005 masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus di Majelis Mahasiswa Fakultas (MMF), di Himpunan Mahasiswa Departemen Budidaya Pertanian (HIMADITA), Selain itu penulis juga aktif sebagai Wakil Ketua Organisasi dan Komunikasi di GMKI komisariat FP-USU.

(8)

8

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA3) dan Pupuk NPK pada Penyambungan Tanaman

Mangga (Mangifera indica L.)".

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP dan Ibu Ir. Meiriani, MP selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitan, sampai pada ujian akhir. Khusus untuk Bapak Amrizal, SP dan seluruh Staff pegawai di Kebun Percobaan Balai Benih Induk Hortikultura Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara, penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuannya selama penulis melaksanakan dan mengumpulkan data penelitian.

(9)

teman yang ada di Marakas 12 (Indra, Nikson, Oka, Delfer, Berry, Nova), Segenap teman-teman civitas GMKI komisariat FP-USU yang telah membantu baik pikiran, tenaga dari awal penelitian sampai selesainya skripsi ini.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Februari 2010

(10)

10

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Iklim... 5

Tanah... 5

Perbanyakan Tanaman Secara Sambungan ... 6

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA3) ... 9

Pupuk NPK (15-15-15) ... 10

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Metode Penelitian ... 13

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lokasi Penelitian ... 16

Pembuatan Sungkup ... 16

Penyediaan Batang Bawah ... 16

Penyediaan Batang Atas ... 16

Pelaksanaan Penyambungan... 17

Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh GA3 ... 17

Pengikatan Sambungan ... 18

Penyungkupan Sambungan ... 18

Pembukaan Sungkup ... 18

Aplikasi Pupuk NPK (15-15-15) ... 18

Pembukaan Tali Pengikat ... 18

(11)

Penyiraman... 19

Penyiangan ... 19

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 19

Pengamatan Parameter ... 19

Persentase Keberhasilan Penyambungan (%) ... 19

Waktu Keluarnya Tunas (hari) ... 19

Waktu Keluarnya Daun (hari) ... 19

Jumlah Tanaman Yang Bertunas ... 20

Jumlah Daun (helai)... 20

Panjang Tunas (cm) ... 20

Diameter Tunas (mm) ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 21

Pembahasan ... 36

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 42

Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(12)

12

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Waktu keluarnya tunas (HSS) pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15) ... 22

2. Waktu keluarnya daun (HSS) pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15) ... .

... 24 3. Jumlah tanaman yang bertunas pada penyambungan tanaman mangga umur 6-14

MSS dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK

(15-15-15) ... ... 27 4. Jumlah daun pada penyambungan tanaman mangga umur 8-14 MSS dengan

pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15) ... ..

... 29 5. Panjang tunas pada penyambungan tanaman mangga umur 12 dan 14 MSS dengan

pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15) ... ..

... 30 6. Diameter tunas pada penyambungan tanaman mangga umur 12 dan 14 MSS dengan

pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15) ... ..

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Hubungan waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 ...

... 23 2. Hubungan waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan

pemberian berbagai dosis NPK ... ... 23 3. Hubungan waktu keluarnya daun pada penyambungan tanaman mangga

dengan pemberian berbagai dosis GA3 ...

... 25 4. Hubungan waktu keluarnya daun pada penyambungan tanaman mangga

dengan pemberian berbagai dosis pupuk NPK ... ... 26 5. Hubungan panjang tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan

pemberian berbagai dosis GA3 pada umur 12 MSS ...

... 31 6. Hubungan diameter tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan

pemberian berbagai dosis GA3 pada umur 12 dan 14 MSS ...

... 34 7. Hubungan diameter tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan

(14)

14

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Data persentase keberhasilan penyambungan (%) ... ... 46 2. Data waktu keluarnya tunas (HSS)...

... 47 3. Daftar sidik ragam waktu keluarnya tunas ...

... 47 4. Data waktu keluarnya daun (HSS) ...

... 48 5. Daftar sidik ragam waktu keluarnya tunas ...

... 48 6. Data jumlah tanaman yang bertunas 6 MSS ...

...49 7. Daftar sidik ragam jumlah tanaman yang bertunas 6 MSS ...

(15)

8. Data jumlah tanaman yang bertunas 8 MSS ... ... 50 9. Daftar sidik ragam jumlah tanaman yang bertunas 8 MSS ...

... 50 10. Data jumlah tanaman yang bertunas 10 MSS ...

... 51 11. Daftar sidik ragam jumlah tanaman yang bertunas 10 MSS ...

... 51 12. Data jumlah tanaman yang bertunas 12 MSS ...

... 52 13. Daftar sidik ragam jumlah tanaman yang bertunas 12 MSS ...

... 52 14. Data jumlah tanaman yang bertunas 14 MSS ...

... 53 15. Daftar sidik ragam jumlah tanaman yang bertunas 14 MSS ...

... 53 16. Data jumlah daun 8 MSS (helai) ...

... 54 17. Daftar sidik ragam jumlah daun 8 MSS ...

... 54 18. Data jumlah daun 10 MSS (helai) ...

(16)

16

19. Daftar sidik ragam jumlah daun 10 MSS ... ... 55 20. Data jumlah daun 12 MSS (helai) ...

... 56 21. Daftar sidik ragam jumlah daun 12 MSS ...

... 56 22. Data jumlah daun 14 MSS (helai) ...

... 57 23. Daftar sidik ragam jumlah daun 14 MSS ...

... 57 24. Data panjang tunas 12 MSS (cm) ...

... 58 25. Daftar sidik ragam panjang tunas 12 MSS...

... 58 26. Data panjang tunas 14 MSS (cm) ...

... 59 27. Daftar sidik ragam panjang tunas 14 MSS...

... 59 28. Data diameter tunas 12 MSS (mm) ...

... 60 29. Daftar sidik ragam diameter tunas 14 MSS ...

(17)

30. Data diameter tunas 12 MSS (mm) ... ... 61 31. Daftar sidik ragam diameter tunas 14 MSS ...

... 61 32. Deskripsi mangga kelong ...

... 62 33. Deskripsi mangga kuweni ...

... 62 34. Bagan percobaan ...

... 66 35. Ukuran plot percobaan ...

... 67 36. Jadwal kegiatan penelitian ...

... 68 37. Lampiran rangkuman hasil penelitian ...

... 69 38. Foto lahan penelitian ...

... 70 39. Foto mahasiswa dan ibu dosen pembimbing di lahan penelitian ...

... 70 40. Foto bibit kuweni (batang bawah) ...

(18)

18

41. Foto mangga Kelong (batang atas) ... ... 71 42. Foto sungkup ...

... 71 43. Foto batang bawah dipotong secara membujur ...

... 72 44. Foto batang bawah dipotong secara melintang ...

... 72 45. Foto batang atas (entres) dipotong bagian kiri dan kanan ...

... 72 46. Foto batang bawah dan entress siap disatukan ...

... 73 47. Foto entres disatukan dengan batang bawah ...

... 73 48. Foto bidang sambungan disemprot dengan asam giberelat ...

... 73 49. Foto pengikatan bidang sambungan ...

... 74 50. Foto mangga dalam sungkup ...

... 74 51. Foto hasil penelitian...

(19)

ABSTRAK

RONIAWAN SINAGA: Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA

3

) dan

Pupuk NPK pada Penyambungan Tanaman Mangga (Mangifera indica L.),

dibimbing oleh Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP dan Ir. Meiriani, MP.

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Balai Benih Induk (BBI)

Hortikultura Jl. A H Nasution No. 8, Medan dengan ketinggian ± 27 m dpl pada Juli -

Oktober 2009 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2

faktor yaitu zat pengatur tumbuh asam giberelat (GA

3

) (0, 25, 50, 75 ppm/tanaman)

dan pupuk NPK (0, 500, 1000, 1500 ppm/tanaman).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian GA

3

nyata mempercepat

waktu keluarnya tunas, waktu keluarnya daun dan juga nyata meningkatkan jumlah

tanaman yang bertunas 6-12 Minggu Setelah Sambung (MSS), jumlah daun 8-12

MSS, panjang tunas 12 MSS, diameter tunas 12,14 MSS, dan persentase keberhasilan

penyambungan. Pemberian pupuk NPK nyata meningkatkan waktu keluarnya tunas,

waktu keluarnya daun dan juga nyata meningkatkan jumlah tanaman yang bertunas

6-12 MSS, jumlah daun 8 MSS, diameter tunas 6-12 MSS. Interaksi antara kedua faktor

tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter.

(20)

6

ABSTRACT

RONIAWAN SINAGA: Influence of giberelic acid (GA3) and NPK fertilizer on grafting of mango crop, supervised by Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP dan Ir. Meiriani, MP.

Research had been conducted at research field of Balai Benih Induk Hortikultura on Jl. A H Nasution no. 8, Medan (± 27 m asl.) in july - october 2009 using factorial randomized block design with two factors, i.e. giberelic acid (GA3) (0, 25, 50, 75 ppm per plant) and NPK fertilizer (0, 500, 1000, 1500 ppm per plant).

The Result showed that giberelic acid (GA3) significantly quicken the appearance of sprout, the appearance of leaves, significantly increase number of marsplant 6-12 week after grafting (WAG), number of leaves 8-12 WAG, sprout length 12 WAG, sprout diameter 12,14 WAG and presentage of succes grafting. NPK fertilizer significantly quicken the appearance of sprout, the appearance of leaves, significantly increase number of marsplant 6-12 WAG, number of leaves 8 WAG, sprout diameter 12 WAG. The interaction between that two factors not significantly increase to all parameters.

(21)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mangga merupakan salah satu buah-buahan yang telah banyak dikenal di Indonesia. Tanaman mangga sebenarnya asalnya dari luar negeri, yakni dari India. Tapi buah ini sudah sangat terkenal di Indonesia bahkan juga di Asia, Eropa, dan Amerika, karena rasanya yang lezat, aroma yang harum, warna yang bagus dan nilai gizinya yang tinggi. Pemeliharaan tanaman mangga itu mungkin sama tuanya dengan peradapan India (Pracaya, 1989).

Bagian tanaman mangga yang berguna dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama bagi kesehatan adalah getah, kulit batang, buah muda dan buah masak. Buah mangga masak selain dikonsumsi segar dapat diolah menjadi makanan atau minuman seperti sale, dodol, sari buah mangga. Mengkonsumsi buah mangga masak memberikan energi pada tubuh, menambah nafsu makan, membantu pencernaan dan menyembuhkan sembelit (Rukmana, 1997).

Umumnya pertanaman mangga di Indonesia dalam bentuk kebun rakyat yang dikelola secara subsisten sehingga penerapan teknologi budidaya belum dilakukan secara baik dan benar. Namun di beberapa tempat di wilayah sentra produksi, terdapat beberapa kebun yang dikelola dengan menggunakan teknologi budidaya modern. Pengelola perkebunan tersebut adalah perusahaan swasta yang telah berorientasi komersial. Luas perkebunan mangga modern tersebut dapat mencapai 1,5% dari luas total areal produksi nasional

(22)

20

melakukan penyambungan. Penyambungan dilakukan baik dengan grafting maupun budding. Pada penyambungan yang biasa dilakukan adalah menggabungkan sifat unggul yang terdapat pada batang atas dengan sifat unggul yang terdapat pada batang bawah. Tujuannya adalah untuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat-sifat yang lebih unggul

dibandingkan tanaman asalnya

Keberhasilan penyambungan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa diantaranya adalah hubungan kekerabatan antara batang atas dan batang bawah, spesies tanaman, cara penyambungan, faktor lingkungan dan serangan hama serta penyakit. Ketidakcocokan pada penyambungan dapat bersifat lokal, yaitu terjadi pada bagian yang disambung. Biasanya hal ini dapat diatasi dengan cara interstock (penggunaan batang sisipan yang mempunyai daya gabung yang baik dengan batang atas dan batang bawah). Ketidakcocokan lain yaitu yang bersifat translokasi, yaitu dapat berupa ketidakmampuan zat-zat untuk melintasi bagian penyambungan atau adanya aliran zat yang bersifat toksin dari salah satu bagian tanaman terhadap bagian lainnya

Zat pengatur tumbuh mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanpa zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan. Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Sedangkan yang dimaksud dengan giberelin adalah senyawa yang mengandung gibban skeleton, menstimulasi pembelahan sel (cell division), pemanjangan sel atau keduanya (Abidin, 1983).

(23)

tanaman adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Ketiga unsur ini dikenal sebagai unsur hara makro yang esensial. Disebut esensial karena unsur tersebut sangat dibutuhkan dan tidak dapat digantikan oleh yang lain (Untung, 2008).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK pada

penyambungan tanaman mangga (Mangifera indica L.) Tujuan Penelitian

Untuk menguji pengaruh zat pengatur tumbuh asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK

pada penyambungan tanaman mangga (Mangifera indica L.) Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan pengaruh yang nyata pada penyambungan tanaman mangga akibat perbedaan dosis zat pengatur tumbuh asam giberelat (GA3) dan dosis pupuk NPK serta

interaksi kedua faktor tersebut.

Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(24)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang tumbuh lurus kebawah (AAK, 1991).

Pohon mangga mempunyai batang tegak, bercabang agak kuat, daun lebat dan membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval, atau memanjang. Pohon mangga yang berasal dari biji pada umumnya tegak, kuat dan tinggi, sedang yang berasal dari sambungan atau tempel lebih pendek dan cabangnya membentang (Pracaya, 1997).

Mangga berdaun tunggal, tanpa anak daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi antara 1,25-12,50 cm. Panjang daun 8-40 cm, Lebar 2-12,5 cm. Jumlah tulang daun 18-30 buah. Aturan letak daun pada batang (phillotaxy) biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung letaknya sangat berdekatan sehingga tampak seperti dalam lingkaran (Pracaya, 2004).

(25)

3,5-4 bulan. Jumlah bunga yang menjadi buah dari setiap tandan 1-3 buah (Simatupang, dkk, 2009).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman mangga dapat ditanam di dataran rendah sampai menengah dengan ketinggian 0-600 m di atas permukaan laut, rata-rata curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun, dan kecepatan angin tidak terlalu cepat. Mangga yang ditanam di dataran rendah dan menengah dapat menghasilkan buah yang lebih banyak dan lebih bermutu dari pada dataran tinggi (Ulifa, 2007).

Temperatur optimum untuk pertumbuhan tanaman mangga adalah 24-270, pada temperatur ini pertumbuhannya menjadi baik dan hasilnya bagus, Pada temperatur maksimum 42-440 C, tanaman masih dapat hidup, tetapi produksi tidak seperti yang diharapkan (Pracaya, 1997).

Pertumbuhan pohon mangga juga dapat terpengaruh oleh angin. Daerah yang mempunyai banyak angin kencang mengakibatkan penguapan air dari tanah lebih cepat, sehingga air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan optimum pohon mangga menjadi berkurang. Selain itu angin kencang juga dapat menyebabkan tanaman tumbang (Martulis, 1994).

Tanah

(26)

24

Mangga Kelong sesuai tumbuh di Lempung berpasir atau tanah lempung dan tidak bercadas, dengan pH 5,5-6,0 dengan topografi yang datar dan landai. Pada lahan yang terlalu miring tidak baik untuk bertanam mangga Kelong, oleh karena pada musim kemarau tanaman akan mudah kekeringan dan pada waktu musim penghujan akan terjadi erosi dan pada lahan cekung pada saat musim hujan akan terjadi genangan air yang berlebihan yang sukar untuk mengeringkannya. Oleh karena itu dianjurkan pemakaian lahan yang miring sebaiknya dibuat teras-teras sebelum penanaman dilakukan (Simatupang, dkk, 2009).

Perbanyakan Tanaman Secara Sambungan

Penyambungan tanaman adalah proses penggabungan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa, sehingga tercapai persenyawaan. Dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru (Widianto, 1994).

Bibit sambungan diperoleh dengan menggabungkan dua tanaman menjadi satu. Cara yang dilakukan merupakan kombinasi antara perbanyakan secara generatif dan vegetatif, karena untuk memperoleh bibit sambungan ini kita harus menyediakan batang bawah yang diperoleh secara generatif yaitu dengan menyemaikan biji terlebih dahulu. Batang tersebut disebut dengan batang bawah, Sedang batang yang disambungkan disebut batang atas atau entres (Saptarini, 2006).

Teknik penyambungan ini bisa kita terapkan untuk beberapa keperluan, yaitu membuat tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak dan juga untuk membantu pertumbuhan tanaman (Widianto, 1994).

(27)

itu, teknik perbanyakan ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai jual suatu tanaman (Agromedia, 2009).

Keunggulan teknik ini adalah tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang kuat dan lebat serta menghasilkan buah yang serupa dengan pohon induknya sehingga sangat cocok diterapkan pada tanaman buah-buahan. Namun, teknik perbanyakan secara generatif-vegetatif juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu hanya dapat dilakukan pada tanaman-tanaman berkayu, memerlukan biaya yang cukup besar karena memerlukan banyak bibit biji dan sekaligus pohon induk untuk batang atasnya, serta membutuhkan keterampilan teknis yang baik untuk melakukannya agar tingkat keberhasilannya tinggi (Agromedia, 2009).

Syarat batang bawah yang digunakan adalah mempunyai pertumbuhan yang kekar, sehat, tahan terhadap penyakit akar, serta mempunyai sistem perakaran yang baik dan kuat (Pracaya 1997).

Keadaan serta sifat batang atas yang baik yang dimiliki oleh mangga Kelong sebagai batang atas (entres) antara lain :

1. Daya hasil/produksi 300-400 buah/pohon/tahun (umur tanaman 10-15 tahun)

2. Umur mulai berbuah 2,5-3,0 tahun

3. Warna daging buah matang kuning keemasan 4. Serat daging buah halus

(28)

26

Dalam pelaksanaannya yang harus diperhatikan adalah penyambungan harus cermat dan tepat, sehingga lapisan kambium pada kedua batang yang telah disayat harus langsung menempel satu dengan yang lain

Selama proses penyambungan, penyiraman terus dilakukan, untuk menjaga supaya tidak terjadi kekeringan dan untuk mempercepat proses terjadinya penyatuan diantara kedua pohon tersebut (Martulis, 1994).

Menurut Rukmana (1997) syarat keberhasilan penyambungan adalah : 1. Kecocokan (kompatibilitas) batang bawah dan batang atas (entres) 2. Cabang entres tumbuh kekar dan tidak mengalami etiolase.

3. Lapisan kambium batang bawah dan batang atas harus bersentuhan (bertautan) sempurna.

4. Waktu yang tepat.

Berhasil tidaknya sambungan pada tanaman mangga sudah dapat dilihat pada 3 minggu setelah penyambungan. Jika tetap berwarna hijau berarti penyambungan berhasil, tetapi bila penyambungannya coklat atau hitam, atau menjamur, berarti sambungan tersebut gagal (AAK, 1991).

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA3)

(29)

rendah pengaruhnya tak akan ada. Sebaliknya kalau berlebih, pertumbuhan tanaman justru terhambat atau bahkan mati sama sekali (Untung, 2008).

Kelompok zat pengatur tumbuh Giberelin terdiri atas kira-kira 60 macam senyawa, GA3 merupakan yang paling banyak jumpai didalam tanaman. Asam giberelat tidak tahan

panas. Secara umum, peranan asam giberelat didalam tanaman adalah menginduksi pemanjangan ruas. Senyawa giberelin digunakan dalam media kultur untuk meningkatkan pemanjangan pucuk-pucuk yang sangat kecil dan merangsang pembentukan embrio dari kalus (Zulkarnain, 2009).

Giberelin juga mempunyai peran dalam mendukung perpanjangan sel, aktifitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein disamping ini giberelin juga mempunyai pengaruh pada aktifitas kambium, aktifitas sel dan pertumbuhan. (Abidin, 1983)

Penentuan zat pengatur tumbuh yang akan digunakan memerlukan pengetahuan tentang cara menghitung dosisnya. Hal ini sangat penting karena apabila perhitungannya keliru dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan jaringan. Zat pengatur tumbuh dengan dosis yang terlalu tinggi justru akan menghambat pertumbuhan kalus (Daisy dan Ari, 1994).

(30)

28

bagian tanaman, asam giberelat juga mampu meningkatkan besar daun beberapa jenis tumbuhan (Heddy, 1983).

Giberelin dapat memanjangkan tunas dan cabang tanaman juga mempunyai daya untuk mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif tumbuh-tumbuhan (Rismunandar, 1999).

Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar, peranan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang (Dahab and Salem, 1987).

Pupuk NPK (15-15-15)

(31)

Pada masa vegetatif tanaman buah semusim sedang membentuk tubuhnya agar menjadi tanaman yang sehat dan kuat sehingga ia menyerap nutrien atau makanan sebanyak-banyaknya. Pertumbuhan ukuran lingkar batang, panjang dan jumlah tunas batang baru berlangsung dengan cepat. Dalam masa pertumbuhan tanaman buah, sepeti juga pada manusia dan hewan, membutuhkan protein untuk membangun tubuhnya. Protein diambil dari unsur nitrogen. Contoh pupuk yang banyak dibutuhkan untuk masa vegetatif adalah urea, NPK (15-15-15), pupuk kandang dan humus (Prihmantoro, 1997).

Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau tiga unsur hara primer. Pupuk majemuk diciptakan dengan tujuan untuk memudahkan petani atau hobiis mendapatkan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Masing-masing pupuk tersebut memiliki fase dan kegunaan yang berbeda, Pupuk majemuk dipakai pada semua fase pertumbuhan tanaman. Adapun kelebihan dari pupuk majemuk adalah tersedianya kandungan hara cukup tinggi dan mudah diserap oleh tanaman (Agromedia, 2007).

Fungsi pupuk majemuk seimbang seperti pupuk NPK (15-15-15) dapat mempercepat perkembangan bibit dan dapat digunakan sebagai pupuk pada awal penanaman (Novizan, 2005)

Jika faktor utama A dan B kedua-duanya berpengaruh nyata, sedangkan interaksinya berpengaruh tidak nyata, maka hasil rekomendasi hasil percobaan adalah menyarankan agar faktor A dan B diterapkan secara terpisah atau salah satu saja. Hasil ini menunjukkan bahwa fungsi faktor asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK sama saja atau bersifat antagonis

(32)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara Jl. A H Nasution No. 8 Medan. Lokasi penelitian berada pada ketinggian + 27 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Oktober 2009.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit kuweni sebagai batang bawah, batang atas (entres) yaitu tanaman mangga varietas Kelong (Logmay), Big Grow (mengandung asam giberelat/GA3 20%), Pupuk NPK (15-15-15), Deltametrin 25 g/l,

Mankozeb 80 %, alkohol.

Alat yang digunakan adalah pisau okulasi, selang, gunting, tali plastik, cangkul, gembor, jangka sorong, meteran, handsprayer, plastic transparan, karton label, kalkulator.

Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak

Kelompok (RAK) Faktorial, dengan 2 faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA

3

) (G) dengan 4 taraf yaitu :

G

0

= 0 ppm/tanaman

G

1

= 25 ppm/tanaman

G

2

= 50 ppm/tanaman

G

3

= 75 ppm/tanaman

(33)

P

1

= 500 ppm/tanaman

P

2

= 1000 ppm/tanaman

P

3

= 1500 ppm/tanaman

Dengan demikian penelitian terdiri dari 16 kombinasi perlakuan yaitu ;

G

0

P

0

G

1

P

0

G

2

P

0

G

3

P

0

G

0

P

1

G

1

P

1

G

2

P

1

G

3

P

1

G

0

P

2

G

1

P

2

G

2

P

2

G

3

P

2

G

0

P

3

G

1

P

3

G

2

P

3

G

3

P

3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah kombinasi : 16 kombinasi

Jumlah plot : 48 plot

(34)

32 Model linier yang digunakan dengan sidik ragam linear Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial sebagai berikut :

ijk

jk

k

j

i

Yijk

=

µ

+

τ

+

α

+

β

+

(

αβ

)

+

ε

Dimana :

Yijk

= hasil pengamatan pada unit percobaan dalam blok ke-i dengan perlakuan Zat Pengatur Tumbuh GA3 taraf ke-j dan pupuk NPK

taraf ke-k

µ

= nilai tengah perlakuan

i

τ

= efek dari blok ke-i

j

α

= efek dari perlakuan Zat Pengatur Tumbuh GA3 taraf ke-j

k

β

= efek dari perlakuan Pupuk NPK taraf ke-k

jk

)

(

αβ

= efek interaksi Zat Pengatur Tumbuh GA3 taraf ke-j dan

Pupuk NPK taraf ke-k pada blok ke-i

ijk

ε

= efek galat yang disebabkan faktor Zat Pengatur Tumbuh GA3 taraf ke-j dan faktor Pupuk NPK ke-k pada blok ke-i

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rataan yaitu uji Duncan dengan taraf 5%.

(35)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Appara (naungan yang terbuat dari atap plastik) dengan panjang 12 x 8 m. Appara tersebut dipilih karena dapat mengurangi intensitas cahaya matahari dan dekat dengan sumber air. Areal diukur sesuai keperluan kemudian permukaannya dikikis rata, sehingga polibag dapat berdiri tegak.

Pembuatan Sungkup

Sungkup terbuat dari besi dengan ukuran panjang 4 m lebar 1,2 m dan tinggi 1 m dimana sungkup dibuat berbentuk setengah lingkaran dan bagian atas ditutup dengan plastik transparan.

Penyediaan Batang Bawah

Batang bawah (kuweni) yang digunakan berasal dari bibit semai berumur 8 bulan. Batang bawah ditanam pada polibag berukuran panjang 16 cm dan lebar 14 cm berisi media tanah hitam dan kompos dengan perbandingan 1: 1. Bibit dipilih berdasarkan besar dan pertumbuhan yang seragam dengan diameter batang 0,7-1,0 cm. Jumlah batang bawah yang disediakan sebanyak 240 batang.

Penyediaan Batang Atas

(36)

34

Pelaksanaan Penyambungan

Penyambungan dilaksanakan pada pagi hari, angin tidak bertiup kencang dan tidak berada dibawah sinar matahari langsung.

Penyambungan dilakukan dengan memotong bagian calon batang bawah secara melintang setinggi 20 – 25 cm dari pangkal akar. Setelah itu permukaan batang bawah tadi dipotong lagi secara membujur (kearah bawah) sedalam 3 cm. Calon batang atas panjangnya 10 – 15 cm dari titik tumbuh. Batang atas yang telah disediakan kemudian dipotong bagian pangkalnya secara menyerong pada kedua belah sisinya. Pengirisan harus sampai kebagian kayunya. Bentuk irisan ini bila diperhatikan akan berbentuk mata kapak yang tumpul. Kemudian entres ini dimasukkan kecelah batang bawah yang telah di belah tadi.

Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh GA3

Pemberian zat pengatur tumbuh GA3 dilakukan setelah selesai penyambungan antara

batang bawah dan batang atas dengan dosis G0 = 0 ppm/tanaman, G1 = 25 ppm/tanaman, G2 = 50

ppm/tanaman, dan G3 = 75 ppm/tanaman. Aplikasi zat pengatur tumbuh GA3 dilakukan pada

batang yang disambung dengan cara disemprotkan 10 ml pada setiap perlakuan dengan menggunakan handsprayer. Dimana diaplikasikan hanya sekali yaitu pada saat penyambungan.

Pengikatan Sambungan

Setelah mengaplikasikan zat pengatur tumbuh pada bidang sambungan langsung diikat dengan tali plastik.

(37)

Setelah penyambungan selesai dan aplikasi zat pengatur tumbuh telah dilakukan, maka masing-masing tanaman yang disambung dimasukkan dalam sungkup yang telah disediakan.

Pembukaan Sungkup

Untuk memeriksa keadaan penyambungan, maka 3 minggu setelah sambung (MSS) sungkup dapat dibuka sedikit demi sedikit untuk beradaptasi dengan lingkungan luar.

Aplikasi Pupuk NPK (15-15-15)

Pemupukan pada semua perlakuan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK (15-15-15) dengan dosis P0 = 0 ppm/tanaman, P1 = 500 ppm/tanaman, P2 = 1000 ppm/tanaman, P3 =

1500 ppm/tanaman. Aplikasi pupuk NPK dilakukan dengan cara disiram disekitar perakaran tanaman dimana pemupukan dilakukan 5 MSS.

Pembukaan Tali Pengikat

Pelepasan ikatan pada sambungan dilakukan bila tanaman benar-benar kuat. Hal ini dapat ditandai dengan membengkaknya tepi bagian bawah tali pengikat pada batang bawah. Tali pengikat dibuka 8 MSS.

Pemeliharaan Bibit Sambungan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan sekali 2 hari yaitu pada sore hari dengan menggunakan

(38)

36

Penyiangan

Penyiangan dilakukan sekali 2 hari dengan membersihkan gulma pada polibag

yang dilakukan secara manual.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan satu kali dalam seminggu.

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Deltametrin 25 g/l dengan

konsentrasi 2,5 cc/liter air. Sedangkan untuk penyakit digunakan fungisida Mankozeb 80

% dengan dosis 2g/liter air.

Parameter yang diamati

Persentase Keberhasilan Penyambungan (%)

Dihitung berdasarkan jumlah sambungan yang hidup setelah pembukaan sungkup dibandingkan dengan jumlah tanaman yang disambung.

Waktu Keluarnya Tunas (hari)

Waktu keluarnya tunas diukur pada setiap tanaman yang mata tunasnya telah menunjukkan pertumbuhan yaitu memiliki panjang lebih besar dari 1 cm dari pangkal keluarnya tunas. Penghitungan waktu keluarnya tunas dimulai sejak 6 Minggu Setelah Sambung (MSS).

Waktu Keluarnya Daun (hari)

Pengamatan dilakukan dengan menghitung daun yang telah membuka sempurna. Pengukuran dimulai sejak 6 MSS.

(39)

Penghitungan jumlah tanaman yang bertunas dilakukan dengan menghitung seluruh tunas yang tumbuh dari mata tunas dengan ukuran panjang tunas lebih besar 1 cm dari pangkal keluarnya tunas. Penghitungan jumlah tanaman yang bertunas dilakukan sejak 6-14 MSS dengan interval 2 minggu sekali.

Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna pada tunas. Pengukuran dilakukan pada umur 8-14 MSS dengan interval 2 minggu sekali. Panjang Tunas (cm)

Panjang tunas diukur mulai pangkal keluarnya tunas sampai titik tumbuh yang terakhir. Pengukuran dilakukan pada umur 12 MSS dan 14 MSS.

Diameter Tunas (mm)

(40)

38

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Persentase Keberhasilan Penyambungan (%)

Data pengamatan persentase keberhasilan penyambungan tanaman mangga umur 1-3 MSS menunjukkan pada perlakuan G0 persentase keberhasilan penyambungan adalah 87%, pada

G1 persentase keberhasilan penyambungan adalah 85%, pada G2 persentase keberhasilan

penyambungan adalah 92%, serta pada G3 persentase keberhasilan penyambungan yaitu 98%.

Dapat dilihat pada Lampiran 1. Waktu Keluarnya Tunas (hari)

Data pengamatan dan analisis sidik ragam waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3 yang menunjukkan pemberian GA3 dan

pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap waktu keluarnya tunas sedangkan interaksi kedua perlakuaan berpengaruh tidak nyata.

(41)
[image:41.612.87.507.117.241.2]

Tabel 1. Waktu keluarnya tunas (HSS) pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15)

Dosis asam giberelat

(ppm)

Dosis pupuk NPK (ppm)

Rataan P0 = 0 P1 = 500 P2 = 1000 P3 =1500

G0 = 0 89.0 79.0 73.0 62.0 75.8 a

G1 = 25 57.0 48.3 45.3 50.3 50.3 b

G2 = 50 52.7 43.7 43.3 43.7 45.8 b

G3 = 75 49.3 47.3 43.0 43.0 45.7 b

Rataan 62.0 a 54.6 b 51.2 b 49.8 b 54.4

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Tabel 1 menunjukkan pada pemberian asam giberelat waktu keluarnya tunas tercepat pada penyambungan tanaman mangga diperoleh pada pemberian GA3 sebanyak 75 ppm (G3)

yaitu 45.7 hari yang berbeda tidak nyata dengan G2 dan G1 tetapi berbeda nyata dengan G0.

Tabel 1 juga menunjukkan pada pemberian pupuk NPK waktu keluarnya tunas tercepat pada penyambungan tanaman mangga diperoleh pada pemberian pupuk NPK sebanyak 1500 ppm (P3) yaitu 49.8 hari yang berbeda tidak nyata dengan P2 dan P1 tetapi berbeda nyata dengan

P0.

Hubungan waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 dan pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

(42)
[image:42.612.86.494.81.298.2]

40

[image:42.612.87.503.355.575.2]

Gambar 1. Hubungan waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3.

Gambar 2. Hubungan waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis pupuk NPK.

Gambar 1 menunjukan bahwa hubungan waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 adalah berbentuk kuadratik negatif,

(43)

Gambar 2 dapat dilihat bahwa hubungan waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis pupuk NPK berbentuk linear negatif, dimana pemberian pupuk NPK hingga 1500 ppm masih mempercepat waktu keluarnya tunas.

Waktu Keluarnya Daun (hari)

Data pengamatan dan analisis sidik ragam waktu keluarnya daun pada penyambungan tanaman mangga dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5 yang menunjukkan pemberian GA3 dan

pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap waktu keluarnya daun sedangkan interaksi kedua perlakuaan berpengaruh tidak nyata.

[image:43.612.85.505.384.506.2]

Data waktu keluarnya daun pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 dan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Waktu keluarnya daun (HSS) pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15)

Dosis asam giberelat

(ppm)

Dosis pupuk NPK (ppm)

Rataan P0 = 0 P1 = 500 P2 = 1000 P3 =1500

G0 = 0 92.7 85.3 78.0 66.7 80.7 a

G1 = 25 63.7 54.7 51.3 54.0 55.9 b

G2 = 50 57.7 49.7 49.3 48.0 51.2 bc

G3 = 75 54.3 49.7 46.7 49.3 50.0 c

Rataan 67.1 a 59.8 b 56.3 bc 54.5 c 59.4

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Tabel 2 menunjukkan pada pemberian asam giberelat waktu keluarnya daun tercepat pada penyambungan tanaman mangga diperoleh pada pemberian GA3 sebanyak 75 ppm (G3)

yaitu 50.0 hari yang berbeda tidak nyata dengan G2 tetapi berbeda nyata dengan G1 dan G0.

(44)

42

ppm (P3) yaitu 54.5 hari yang berbeda tidak nyata dengan P2 tetapi berbeda nyata dengan P1 dan

P0.

[image:44.612.87.504.486.705.2]

Hubungan waktu keluarnya daun pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 dan pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

(45)

Gambar 4. Hubungan waktu keluarnya daun pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis pupuk NPK.

Gambar 3 menunjukkan bahwa hubungan waktu keluarnya daun dengan pemberian GA3

adalah berbentuk kuadratik negatif, dimana waktu tercepat diperoleh pada pemberian GA3

sebanyak 58.2 ppm yaitu 48 hari

Gambar 4 dapat dilihat bahwa hubungan waktu keluarnya daun pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian pupuk NPK adalah berbentuk linear negatif, dimana pemberian pupuk NPK hingga 1500 ppm masih mempercepat waktu keluarnya daun.

Jumlah Tanaman Yang Bertunas

Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah tanaman yang bertunas pada penyambungan tanaman mangga dapat dilihat pada Lampiran 6-15 yang menunjukkan pada pemberian GA3 dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah tanaman yang bertunas 6-12

MSS dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tanaman yang bertunas 14 MSS sedangkan interaksi kedua perlakuaan berpengaruh tidak nyata.

[image:45.612.85.504.548.704.2]

Data Persentase jumlah tanaman yang bertunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 dan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Persentase Jumlah tanaman yang bertunas pada penyambungan tanaman mangga umur 6-14 MSS dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK

(15-15-15) Dosis asam giberelat

(ppm)

Jumlah tanaman yang bertunas

6 MSS 8 MSS 10 MSS 12 MSS 14 MSS

Asam giberelat (ppm)

G0 = 0 14.0 a 22.3 a 41.6 a 55.6 a 83.3

G1 = 25 30.6 b 64.0 b 77.6 ab 80.6 a 86.0

G2 = 50 41.6 b 72.3 c 80.6 b 86.0 a 86.0

G3 = 75 47.3 c 89.0 d 94.3 c 94.3 b 97.3

Pupuk NPK (ppm)

(46)

44

[image:46.612.87.506.87.128.2]

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Tabel 3 menunjukkan persentase jumlah tanaman yang bertunas pada penyambungan tanaman mangga umur 12 MSS cenderung terbanyak pada pemberian G3 = 75 ppm yaitu 94.3

yang berbeda nyata dengan G2, G1 serta G0. Sedangkan pada umur 14 MSS jumlah tanaman yang

terbanyak bertunas pada penyambungan tanaman mangga adalah pada pemberian G3 = 75 ppm

yaitu 97.3 yang berbeda tidak nyata dengan G2, G1 serta G0.

Tabel 3 juga menunjukkan persentase jumlah tanaman yang bertunas pada penyambungan tanaman mangga umur 12 MSS cenderung terbanyak pada pemberian P3 = 1500

ppm yaitu 89.0 yang berbeda nyata dengan G2, G1 serta G0. Sedangkan pada umur 14 MSS jumlah

tanaman yang terbanyak bertunas pada penyambungan tanaman mangga adalah pada pemberian P2 = 1000 ppm yaitu 94.3 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3, P1 serta P0.

Jumlah Daun (helai)

Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah daun pada penyambungan tanaman mangga umur 8-14 MSS dapat dilihat pada Lampiran 16-21 yang menunjukkan pemberian GA3

berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 8-12 MSS tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun 14 MSS, Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 8 MSS tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun 10-14 MSS sedangkan interaksi kedua perlakuaan berpengaruh tidak nyata.

Data jumlah daun pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 dan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 4.

P1 = 500 33.3 b 61.3 b 75.0 a 77.6 a 89.0

P2 = 1000 47.3 bc 69.6 c 75.0 a 86.0 a 94.3

(47)
[image:47.612.87.500.117.315.2]

Tabel 4. Jumlah daun pada penyambungan tanaman mangga umur 8-14 MSS dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15)

Dosis asam giberelat (ppm)

Jumlah Daun (helai)

8 MSS 10 MSS 12 MSS 14 MSS

Asam giberelat (ppm)

G0 = 0 0.94 a 2.69 a 3.55 a 5.97

G1 = 25 3.35 a 5.42 a 5.36 b 7.25

G2 = 50 2.52 b 4.49 a 5.20 bc 6.80

G3 = 75 3.69 c 6.03 b 6.25 c 7.05

Pupuk NPK (ppm)

P0 = 0 1.27 a 3.72 4.25 5.16

P1 = 500 3.27 a 4.68 5.00 7.28

P2 = 1000 2.66 b 4.14 4.83 6.83

P3 = 1500 3.30 c 6.08 6.28 6.80

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Tabel 4 menunjukkan jumlah daun pada penyambungan tanaman mangga umur 12 MSS cenderung terbanyak pada pemberian G3 = 75 ppm yaitu 6.25 helai yang berbeda tidak nyata

dengan G2 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G1 serta G0. Sedangkan pada umur 14 MSS

jumlah daun yang terbanyak pada penyambungan tanaman mangga adalah pada pemberian G1 =

25 ppm yaitu 7.25 helai yang berbeda tidak nyata dengan G3, G2 serta G0.

Tabel 4 juga menunjukkan jumlah daun pada penyambungan tanaman mangga umur 12 MSS cenderung terbanyak pada pemberian P3 = 1500 ppm yaitu 6.28 helai yang berbeda tidak

nyata dengan P2, P1 serta P0. Sedangkan pada umur 14 MSS jumlah tanaman yang terbanyak

bertunas pada penyambungan tanaman mangga adalah pada pemberian P1 = 500 ppm yaitu 7.28

helai yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3, P2 serta P0.

Panjang Tunas (cm)

(48)

46

GA3 berpengaruh nyata terhadap panjang tunas umur 12 MSS dan berpengaruh tidak nyata

terhadap panjang tunas 14 MSS, Pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tunas umur 12 dan 14 MSS sedangkan interaksi kedua perlakuaan berpengaruh tidak nyata.

Data panjang tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 dan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Panjang tunas pada penyambungan tanaman mangga umur 12 dan 14 MSS dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15)

Dosis asam giberelat

(ppm) Panjang Tunas (cm)

12 MSS 14 MSS

Asam Giberelat (ppm)

G0 = 0 3.69 b 5.49

G1 = 25 6.56 a 8.27

G2 = 50 6.70 a 7.45

G3 = 75 6.73 a 7.13

Pupuk NPK (ppm)

P0 = 0 4.77 5.73

P1 = 500 5.57 7.05

P2 = 1000 6.30 7.42

P3 = 1500 7.03 8.13

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Tabel 5 menunjukkan pada penyambungan tanaman mangga umur 12 MSS panjang tunas terpanjang diperoleh pada pemberian G3 = 75 ppm yaitu 6.73 cm yang berbeda tidak nyata

dengan perlakuan G2 dan G1 tetapi berbeda nyata dengan G0. Sedangkan pada umur 14 MSS,

panjang tunas terpanjang pada penyambungan tanaman mangga diperoleh pada G1 = 25 ppm

[image:48.612.84.503.285.491.2]
(49)

Tabel 5 juga menunjukkan panjang tunas terpanjang pada penyambungan tanaman mangga umur 12 MSS diperoleh pada pemberian P3 = 1500 ppm yaitu 7.03 cm yang berbeda tidak

nyata dengan perlakuan P2, P1 serta P0. Sedangkan pada umur 14 MSS, panjang tunas terpanjang

pada penyambungan tanaman mangga diperoleh pada P3 = 1500 ppm yaitu 8.13 cm yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan P2, P1 serta P0.

Hubungan panjang tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 pada umur 12 MSS.

Ŷ12 = 0.043x + 4.431 r = 0.870

2.0 4.0 6.0 8.0 10.0

0 25 50 75

P a n ja n g T u n a s ( c m )

[image:49.612.104.452.298.454.2]

Asam Giberelat (GA3) (ppm)

Gambar 5. Hubungan panjang tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 pada umur 12 MSS.

Gambar 5 dapat dilihat bahwa hubungan panjang tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian GA3 adalah berbentuk linear positif, dimana hingga pemberian GA3

sebanyak 75 ppm masih meningkatkan panjang tunas. Diameter Tunas (mm)

(50)

48

berpengaruh nyata terhadap diameter tunas 12 MSS dan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tunas 14 MSS sedangkan interaksi kedua perlakuaan berpengaruh tidak nyata.

Data diameter tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Diameter tunas pada penyambungan tanaman mangga umur 12 dan 14 MSS dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15)

Dosis asam giberelat

(ppm) Diameter Tunas (mm)

12 MSS 14 MSS

Asam Giberelat (ppm)

G0 = 0 0.21 c 0.28 b

G1 = 25 0.34 b 0.39 b

G2 = 50 0.41 a 0.43 ab

G3 = 75 0.43 a 0.46 a

Pupuk NPK (ppm)

P0 = 0 0.29 c 0.34

P1 = 500 0.34 b 0.38

P2 = 1000 0.36 ab 0.41

P3 = 1500 0.41 a 0.44

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Tabel 6 menunjukkan pada penyambungan tanaman mangga umur 12 MSS diameter tunas terbesar diperoleh pada G3 = 75 ppm yaitu 0.43 mm yang berbeda tidak nyata dengan

perlakuan G2 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G1 dan G0. Sedangkan pada 14 MSS,

diameter tunas terbesar diperoleh pada G3 = 75 ppm yaitu 0.46 mm yang berbeda tidak nyata

dengan G2 tetapi berbeda nyata dengan G1 dan G0.

Tabel 6 juga menunjukkan diameter tunas terbesar pada penyambungan tanaman mangga umur 12 MSS terdapat pada perlakuan P3 = 1500 ppm yaitu 0.41 mm yang berbeda

[image:50.612.83.501.227.428.2]
(51)

MSS, diameter tunas terbesar cenderung diperoleh pada P3 = 1500 ppm yaitu 0.44 mm yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Hubungan diameter tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian GA3

dan pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.

Ŷ12 = 0.0029x + 0.238

r = 0.948

Ŷ 14 = 0.0023x + 0.303

r = 0.951

0.00 0.20 0.40 0.60

0 25 50 75

Asam Giberelat (GA3) (ppm)

[image:51.612.101.499.217.379.2]

D ia m e te r T u n a s ( m m ) 12 MSS 14 MSS

Gambar 6. Hubungan diameter tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3 pada umur 12 dan 14 MSS

Ŷ12 = 0.000006x + 0.293 r = 0.987

0.00 0.20 0.40 0.60

0 500 1000 1500

Pupuk NPK (15-15-15) (ppm)

D ia m e te r T u n a s ( m m ) 12 MSS

[image:51.612.107.493.478.627.2]
(52)

50

Gambar 6 menunjukkan bahwa hubungan diameter tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian GA3 hingga 75 ppm masih meningkatkan diameter tunas.

(53)

Pembahasan

Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA3) Pada Penyambungan Tanaman Mangga

(Mangifera Indica L.)

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga umur 1-3 MSS dengan pemberian asam giberelat G3 = 75 ppm persentase

keberhasilan penyambungan tanaman mangga paling besar yaitu 98 % dan pemberian asam giberelat G1 = 25 ppm persentase keberhasilan penyambungan tanaman mangga yaitu 85 %

sedangkan tanpa pemberian asam giberelat G0 = 0 ppm persentase keberhasilan penyambungan

tanaman mangga yaitu 87 %. Hal ini disebabkan karena pada penyambungan tanaman mangga yaitu batang atas dan batang bawah yang disatukan mengalami pelukaan sehingga dengan pemberian asam giberelat maka tanaman akan berusaha menutupi luka dengan pembentukan kallus. Sehingga sel-sel dibawah luka akan membesar dan mengisi ruang-ruang yang diantara kedua bagian yang disambung. Akan tetapi dosis asam giberelat perlu diperhatikan mengingat dosis yang digunakan mempengaruhi keberhasilan penyambungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Abidin (1983) yang menyatakan bahwa zat pengatur tumbuh (asam giberelat) mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanpa zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan. Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Demikian juga pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian asam giberelat G3 = 75 ppm waktu keluarnya tunas tercepat

pada umur 45.7 hari dan terlama pada perlakuan G0 = 0 ppm yaitu 75.8 hari. Hal ini disebabkan

(54)

52

disatukan sehingga terbentuklah jaringan-jaringan disekitar bidang penyambungan. Apabila jaringan-jaringan tanaman terbentuk dan organ tanaman dapat bekerja dengan baik maka akan mempercepat pertumbuhan tanaman yang disambung sehingga dapat berkembang dan bertunas. Hal ini didukung dengan pernyataan Abidin (1983) yang menyatakan bahwa giberelin mempunyai peran dalam mendukung perpanjangan sel, aktifitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein, Giberelin juga mempunyai pengaruh pada aktifitas kambium, aktifitas sel dan pertumbuhan.

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian asam giberelat G3 = 75 ppm waktu keluarnya daun tercepat

pada umur 50.0 hari sedangkan tanpa pemberian asam giberelat G0 = 0 ppm waktu keluarnya

daun yaitu 80.7 hari. Demikian juga pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian asam giberelat G3 = 75 ppm jumlah tanaman yang bertunas 6- 12 MSS terbanyak 94.3 sedangkan

tanpa pemberian asam giberelat G0 = 0 ppm yaitu 55.6. Hasil analisis data secara statistik juga

menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian asam giberelat G3 = 75 ppm jumlah daun 8-12 MSS terbanyak 6.25 helai sedangkan tanpa pemberian asam

giberelat G0 = 0 ppm jumlah daun yaitu 3.55 helai. Hal ini diduga karena asam giberelat dapat

(55)

memanjangkan tunas dan cabang tanaman juga mempunyai daya untuk mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif tumbuh-tumbuhan.

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian asam giberelat G3 = 75 ppm panjang tunas 12 MSS tertinggi

7.23 cm sedangkan tanpa pemberian asam giberelat G0 = 0 ppm panjang tunas yaitu 3.69 cm.

Hasil analisis data secara statistik juga menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian asam giberelat G3 = 75 ppm diameter tunas 12-14 MSS terbesar 0.46

mm sedangkan tanpa pemberian asam giberelat G0 = 0 ppm panjang tunas yaitu 0.28 mm. Hal ini

diduga karena asam giberelat dapat membantu perkembangan tunas-tunas untuk dapat tumbuh tegak dan memanjang seiring pertumbuhan umur tanaman serta dapat membantu proses pembelahan sel tanaman yang kemudian akan meningkatkan proses pembesaran batang pada tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Zulkarnain (2009) yang menyatakan bahwa peranan asam giberelat didalam tanaman adalah menginduksi pemanjangan ruas. Senyawa giberelin digunakan untuk meningkatkan pemanjangan pucuk-pucuk yang sangat kecil. Hal ini didukung dengan pernyataan Dahab, dkk (1987) yang menyatakan bahwa selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar, peranan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.

Pengaruh Pupuk NPK (15-15-15) Pada Penyambungan Tanaman Mangga (Mangifera Indica L.)

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian pupuk NPK P3 = 1500 ppm waktu keluarnya tunas tercepat

(56)

54

analisis data secara statistik juga menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian pupuk NPK P3 = 1500 ppm waktu keluarnya daun tercepat pada umur 54.5

hari sedangkan tanpa pemberian pupuk NPK P0 = 0 ppm waktu keluarnya daun yaitu 67.1 hari.

Hal ini disebabkan karena tanaman yang disambung memerlukan unsur hara yang diperoleh dari pemberian pupuk NPK yang memiliki unsur hara yang cukup dan mudah diserap oleh tanaman sehingga sumber energi bagi tanaman dapat disuplai untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Agromedia (2007) yang menyatakan bahwa pada masa pertumbuhan tanaman muda memerlukan nutrisi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan vegetatifnya, baik batang, cabang, maupun daun. Pada masa vegetatif, tanaman sedang membentuk tubuhnya agar menjadi tanaman yang sehat dan kuat. Karena itu tanaman membutuhkan protein untuk membangun tubuhnya. Mengingat protein diambil dari unsur nitrogen pada masa vegetatifnya. Pemberian pupuk yang mengandung unsur nitrogen akan memberikan kesuburan pertumbuhan bagi daun-daun tanaman. Hal ini sesuai didukung Novizan (2005) yang menyatakan bahwa fungsi pupuk majemuk seimbang seperti pupuk NPK (15-15-15) dapat mempercepat perkembangan bibit dan dapat digunakan sebagai pupuk pada awal penanaman.

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian pupuk NPK P3 = 1500 ppm jumlah tanaman yang bertunas

6-12 MSS terbanyak 89.0 sedangkan tanpa pemberian pupuk NPK P0 = 0 ppm yaitu 64.0.

Demikian juga pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian pupuk NPK P3 = 1500

ppm jumlah daun 8 MSS terbanyak 3.30 helai sedangkan tanpa pemberian pupuk NPK P0 = 0 ppm

jumlah daun yaitu 1.27 helai. Hasil analisis data secara statistik juga menunjukkan bahwa pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian pupuk NPK P3 = 1500 ppm diameter tunas

(57)

yaitu 0.29 mm. Hal ini disebabkan karena pupuk NPK mampu memacu pertumbuhan tanaman pada masa vegetatifnya. Pupuk NPK merupakan sumber nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dan dapat diserap oleh tanaman dengan cepat dan pupuk tersebut dapat digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Didalam pupuk NPK terdapat unsur N yang berperan sebagai sumber protein bagi tumbuhan yaitu untuk pembentukan daun pada tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Prihmantoro (1997) yang menyatakan bahwa pupuk NPK diperlukan pada masa vegetatif dimana tanaman buah sedang membentuk tubuhnya agar menjadi tanaman yang sehat dan kuat sehingga ia menyerap nutrien atau makanan sebanyak-banyaknya. Pertumbuhan ukuran lingkar batang, panjang dan jumlah tunas batang baru berlangsung dengan cepat. Dalam masa pertumbuhan tanaman buah, sepeti juga pada manusia dan hewan, membutuhkan protein untuk membangun tubuhnya. Protein diambil dari unsur nitrogen.

Pengaruh Interaksi Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelat (GA3) dan Pupuk NPK (15-15-15) Pada

Penyambungan Tanaman Mangga (Mangifera Indica L.)

Darihasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa interaksi pemberian GA3 dan

(58)

56

fungsi faktor GA3 dan pupuk NPK sama saja atau bersifat antagonis (saling menekan pengaruh

(59)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian asam giberelat meningkatkan persentase keberhasilan penyambungan umur 1-3 MSS hingga 12,6 %, mempercepat waktu keluarnya tunas hingga 40 %, waktu keluarnya daun hingga 38 % dibanding tanpa pemberian asam giberelat serta meningkatkan jumlah tanaman yang bertunas 6-12 MSS hingga 69 %, meningkatkan jumlah daun 8-12 MSS hingga 76 %, panjang tunas 12 MSS hingga 96 %, serta diameter tunas 12-14 MSS hingga 64 % lebih besar dibandingkan tanpa pemberian asam giberelat.

2. Pemberian pupuk NPK hingga 1500 ppm mempercepat waktu keluarnya tunas 20 %, waktu keluarnya daun hingga 19 % dibanding tanpa pemberian asam giberelat serta meningkatkan jumlah tanaman yang bertunas 6-12 MSS hingga 39 %, meningkatkan jumlah daun 8 MSS hingga 2 %, serta diameter tunas 12 MSS hingga 41 % lebih besar dibandingkan perlakuan tanpa pemberian pupuk.

3. Interaksi pemberian asam giberelat dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter.

Saran

(60)

58

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1991. Budidaya Tanaman Mangga. Kanisius. Yogyakarta. Abidin, Z, 1983, Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung.

Agromedia, 2007. Petunjuk Pemupukan. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Agromedia, 2009. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Dahab, A.M.A., R.S. Eldahb and M.A. Salem. 1987. Effect of gibberellic acid on growth, flowering,

and constituents of C. frustescens. Acta Hort. 205 : 129 – 135

Daisy, P, S dan Ari, W, 1994. Teknik Kultur Jaringan. Penerbit Kanusius. Jakarta.

Gomez,A.K.dan A.A.Gomez, 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian.

Diterjemahkan oleh Justika Baharsyah. UI-Press. Jakarta.

Hanafiah, K, A, 2000. Rancangan Percobaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Heddy, S, 1983. Hormon Tumbuhan. Rajawali. Jakarta.

Hidayat, S, 2007. Deskripsi Tanaman kueni, Pemerintah Kabupaten Barito Kuala. Kec. Anjir Muara.

Produksi

Mangga. Diakses tanggal 9 Juni 2009.

9 Juni 2009.

indonesia.html.

Produksi Mangga. Diakses tanggal 9 Juni 2009.

Martulis, 1994. Berkebun Mangga. Karya Anda. Surabaya.

Novizan, 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. Agromediapustaka. Jakarta Pracaya, 1989. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta.

, 1997. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta. , 2004. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta.

(61)

Rukmana, R. 1997. Mangga. Kanisius. Yogyakarta.

Rismunandar, 1999. Hormon Tanaman dan Ternak.Penebar Swadaya. Jakarta.

Saptarini, N, E, 2006. Membuat Tanaman Cepat Berbuah, Penebar Swadaya, Jakarta.

Simatupang, A, dkk, 2009. UPT Balai Penelitian dan Sertifikasi Benih IV Dinas

Pertanian Propinsi Sumatera Utara. Medan.

Ulifa, A, 2007. Budidaya, Pengolahan, Pemasaran Mangga. Dinamika Media. Jakarta.

Untung, O, 2008. Agar Tanaman Buah Berbuah Diluar Musim. Penebar Swadaya. Jakarta. Widianto, R, 1994. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya, Jakarta.

(62)

60

Lampiran 1.Persentase keberhasilan penyambungan (%) (1-3 MSS)

PERLAKUAN BLOK RATAAN

I II III

G0 = 0 90 % 85 % 85 % 87 %

G1 = 25 85 % 85 % 85 % 85 %

G2 = 50 95 % 90 % 90 % 92 %

(63)

Lampiran 2. Data waktu keluarnya tunas (HSS)

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

G0P0 95 92 80 267 89.0

G0P1 89 61 87 237 79.0

G0P2 61 80 78 219 73.0

G0P3 61 67 58 186 62.0

G1P0 53 58 60 171 57.0

G1P1 42 50 53 145 48.3

G1P2 42 42 52 136 45.3

G1P3 51 47 53 151 50.3

G2P0 57 51 50 158 52.7

G2P1 42 45 44 131 43.7

G2P2 42 46 42 130 43.3

G2P3 44 42 45 131 43.7

G3P0 52 47 49 148 49.3

G3P1 50 42 50 142 47.3

G3P2 42 45 42 129 43.0

G3P3 45 42 42 129 43.0

TOTAL 868 857 885 2610 870.0 Lampiran 3. Daftar sidik ragam waktu keluarnya tunas

SUMBER db JK KT Fhit F.05

BLOK 2 24.88 12.44 0.33 tn 3.32

PERLAKUAN 15 9119.25 607.95 15.98 * 2.01

G 3 7472.42 2490.81 65.48 * 2.92

G Linear 1 5377.07 5377.07 141.36 * 4.17

G Kuadratik 1 1925.33 1925.33 50.62 * 4.17

G Kubik 1 170.02 170.02 4.47 * 4.17

P 3 1078.42 359.47 9.45 * 2.92

P Linear 1 968.02 968.02 25.45 * 4.17

P Kuadratik 1 108.00 108.00 2.84 tn 4.17

P Kubik 1 2.40 2.40 0.06 tn 4.17

G X P 9 568.42 63.16 1.66 tn 2.21

GALAT 30 1141.13 38.04

TOTAL 47 10285.25

KK =11.34%

(64)

62

Lampiran 4. Data waktu keluarnya daun (HSS)

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

G0P0 98 96 84 278 92.7

G0P1 96 67 93 256 85.3

G0P2 66 84 84 234 78.0

G0P3 66 71 63 200 66.7

G1P0 58 66 67 191 63.7

G1P1 50 58 56 164 54.7

G1P2 49 50 55 154 51.3

G1P3 56 49 57 162 54.0

G2P0 60 57 56 173 57.7

G2P1 49 50 50 149 49.7

G2P2 49 50 49 148 49.3

G2P3 50 45 49 144 48.0

G3P0 57 52 54 163 54.3

G3P1 52 45 52 149 49.7

G3P2 45 50 45 140 46.7

G3P3 50 49 49 148 49.3

TOTAL 951 939 963 2853 951.0 Lampiran 5. Daftar sidik ragam waktu keluarnya daun

SUMBER db JK KT Fhit F.05

BLOK 2 18 9.00 0.25 tn 3.32

PERLAKUAN 15 9077.15 605.14 16.77 * 2.01

G 3 7446.56 2482.19 68.78 * 2.92

G Linear 1 5616.34 5616.34 155.62 * 4.17

G Kuadratik 1 1668.52 1668.52 46.23 * 4.17

G Kubik 1 161.70 161.70 4.48 * 4.17

P 3 1111.56 370.52 10.27 * 2.92

P Linear 1 1020.94 1020.94 28.29 * 4.17

P Kuadratik 1 88.02 88.02 2.44 tn 4.17

P Kubik 1 2.60 2.60 0.07 tn 4.17

G X P 9 519.02 57.67 1.60 tn 2.21

GALAT 30 1082.67 36.09

TOTAL 47 10177.87

KK=10.11%

(65)

Lampiran 6. Data persentase jumlah tanaman yang bertunas 6 MSS

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

G0P0 0 0 0 0 0.00

G0P1 0 1 0 1 0.33

G0P2 1 0 1 2 0.67

G0P3 1 1 0 2 0.67

G1P0 1 0 0 1 0.33

G1P1 2 1 0 3 1.00

G1P2 2 2 1 5 1.67

G1P3 1 1 0 2 0.67

G2P0 1 1 0 2 0.67

G2P1 2 1 1 4 1.33

G2P2 2 1 2 5 1.67

G2P3 1 2 1 4 1.33

G3P0 1 1 1 3 1.00

G3P1 1 2 1 4 1.33

G3P2 2 1 2 5 1.67

G3P3 1 2 2 5 1.67

TOTAL 19 17 12 48 Lampiran 7. daftar sidik ragam jumlah tanaman yang bertunas

SUMBER Db JK KT FHIT F.05

BLOK 2 1.63 0.81 2.70 tn 3.32

PERLAKUAN 15 13.33 0.89 2.95 * 2.01

G 3 7.00 2.33 7.74 * 2.92

G Linear 1 6.67 6.67 22.12 * 4.17

G Kuadratik 1 0.33 0.33 1.11 tn 4.17

G Kubik 1 0.00 0.00 0.00 tn 4.17

P 3 5.17 1.72 5.71 * 2.92

P Linear 1 2.82 2.82 9.35 * 4.17

P Kuadratik 1 2.08 2.08 6.91 * 4.17

P Kubik 1 0.27 0.27 0.88 tn 4.17

GXP 9 1.17 0.13 0.43 tn 2.21

GALAT 30 9.04 0.30

TOTAL 47 24

KK = 54.90%

(66)

64

Lampiran 8. Data persentase jumlah tanaman yang bertunas 8 MSS

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

G0P0 0 0 0 0 0.00

G0P1 1 1 0 2 0.67

G0P2 1 0 1 2 0.67

G0P3 1 1 2 4 1.33

G1P0 2 1 1 4 1.33

G1P1 2 2 2 6 2.00

G1P2 2 2 2 6 2.00

G1P3 2 3 2 7 2.33

G2P0 2 1 1 4 1.33

G2P1 2 2 2 6 2.00

G2P2 3 2 3 8 2.67

G2P3 3 3 2 8 2.67

G3P0 2 2 2 6 2.00

G3P1 2 3 3 8 2.67

G3P2 3 3 3 9 3.00

G3P3 3 3 3 9 3.00

TOTAL 31 29 29 89 29.67

Lampiran 9. Daftar sidik ragam jumlah tanaman yang bertunas

SUMBER db JK KT Fhit F.05

BLOK 2 0.17 0.09 0.44 tn 3.32

PERLAKUAN 15 35.98 2.40 12.34 * 2.01

G 3 26.06 8.69 44.70 * 2.92

G Linear 1 23.44 23.44 120.60 * 4.17

G Kuadratik 1 1.69 1.69 8.68 * 4.17

G Kub

Gambar

Tabel 1. Waktu keluarnya tunas (HSS) pada penyambungan tanaman mangga dengan  pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15)
Gambar 1. Hubungan waktu keluarnya tunas pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3
Tabel 2. Waktu keluarnya daun (HSS) pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis asam giberelat (GA3) dan pupuk NPK (15-15-15)
Gambar 3. Hubungan waktu keluarnya daun pada penyambungan tanaman mangga dengan pemberian berbagai dosis GA3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode yang bisa digunakan adalah Profile Matching, yaitu sistem pendukung keputusan yang dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria calon lokasi

mencapai budaya perubahan, maka akan lebih baik mengaitkan evaluasi kinerja dengan imbalan kerja (rewards) dalam pelaksanaan pengembangan SDM (Adie E. Tujuan pengembangan

Entitas yang terdapat pada tempat pasar ikan di Kabupaten Sidoarjo adalah Petani Ikan (produsen ikan), BORG, pedagang basah (pedagang yang membeli ikan di BORG dan

Bagaimanapun, Gambar 9 tetap dapat digunakan sebagai acuan dalam menganalisis pengaruh penambahan barium karbonat pada arang bakau untuk media padat pada proses karburising padat

Masalah penelitian Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Jamaah di Mesjid Raya Nurul Iman Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. Yaitu: yang selalu menjadi masalah adalah

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di SMK Unggulan NU Mojoagung Jombang. Jenis penelitian ini

Orang-orang yang termasuk dalam tingkat aktivitas sedang merupakan orang-orang yang memiliki pekerjaan yang tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga, namun energi

POLMED, instansi/lembaga pemerintah, swasta maupun asing, yayasan, perorangan, dan lembaga lainnya, yang sifatnya tidak mengikat atau mengikat, ditujukan bagi