Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
SKRIPSI
SISTEM PEMBANGKIT TENAGA
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM
GENERATOR (HRSG) DENGAN MEMANFAATKAN
GAS BUANG DARI SATU UNIT TURBIN
GAS DENGAN DAYA 117,5 MW
Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
JANUAR BARU SIDAURUK NIM. 04 0401 050
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat
untuk memenuhi syarat untuk memperoleh tugas sarjana di Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara.
Adapun sikripsi ini diambil dari bidang mata kuliah Sistem Pembangkit
Tenaga dengan judul “ Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
dengan Memanfaatkan Gas Buang dari Satu Unit Turbin Gas dengan Daya 117,5
MW ”, dengan data yang dikumpulkan dari PT. PLN Sumatera Bagian Utara.
Dalam menyelesaikan sikripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari dosen pembimbing bapak Ir. Mulfi Hazwi,M. SC. dan teman-
teman di Derpartemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara, baik berupa
saran dan nasehat serta ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda S. Sidauruk dan Ibunda P. Br. Sitorus
yang telah berjuang untuk membimbing dan memberi yang terbaik buat
penulis.
2. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, M. SC. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktu serta menyumbangkan ilmu dan nasehat
kepada penulis sepanjang mengerjakan tugas sarjana ini hingga selesai.
3. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku ketua Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak/ Ibu dosen di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.yang telah mendidik penulis sepanjang kuliah.
5. Bapak/ Ibu staf pegawai yang telah menolong penulis sepanjang kuliah di
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Kakak dan adik – adik saya; Hertika R. S, S. Th, Hadriani S, Yokhebet M
yang telah mendukung penulis.
7. Rekan- rekan mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
mendukung dan membantu penulis dalam perkuliahan dan pengerjaan
sikripsi ini.
8. B’Rendra, B’Herbet, juga kawan – kawan dari Parsadaan Mahasiswa
Samosir (PAMASA) yang telah mendukung penulis baik melalui doa dan
buah pikiran selama kuliah dan pengerjaan sikripsi ini.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
guna mendukung penyempurnaan tugas sarjana ini. Atas saran dan kritik yang
diberikan penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Februari 2009
Penulis,
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR NOTASI ... vi
DAFTAR GAMBAR... ix
BAB I. PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Penulisan ... 1
1.3. Batasan Masalah ... 2
1.4. Metode Penulisan ... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Pengertian Siklus Gabung ... 3
2.2. Siklus Turbin Gas ... 5
2.3. Heat Recovery Steam Generator ( HRSG) ... 9
2.3.1. Komponen Utama HRSG ... 9
2.3.2. Peralatan Bantu HRSG... 10
2.4. Alat Penukar Kalor ... 11
2.5. Proses Pembentukan Uap ... 13
BAB III. PERHITUNGAN TERMODINAMIKA. 3.1. Spesifikasi Teknis Perancangan ... 14
3.2. Analisa Termodinamika Turbin Gas ... 14
3.2.1. Kompresor ... 15
3.2.2. Turbin Gas ... 16
3.2.3. Proses Pada Ruang Bakar ... 18
3.2.4. Efisiensi Thermal ... 18
3.2.5. Generator ... 19
3.2.6. Laju Aliran Massa Udara Dengan Bahan Bakar ... 20
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
3.3.1. Perhitungan Uap ... 21
3.3.2. Kesetimbangan Energi ... 26
3.3.3. Superheater ... 27
3.3.4. Evaporator ... 28
3.3.5. Ekonomiser ... 28
3.3.6. Preheater ... 29
3.4. Spesifikasi HRSG Yang Direncanakan ... 29
3.5. Daya Yang Dibangkitkan HRSG ... 30
BAB IV. UKURAN- UKURAN UTAMA HRSG. 4.1. Perhitungan Parameter Pipa Superheater ... 32
4.1.1. Koefisien Perpindahan Panas Dalam Pipa ( hi) ... 35
4.1.2. Koefisien Perpindahan Panas Luar Pipa ( ho) ... 37
4.1.3. Pemilihan Pipa Superheater... 43
4.1.4. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh ... 46
4.1.5. Luas Bidang Pindahan Panas ... 46
4.2. Perhitungan Parameter Pipa Evaporator ... 47
4.2.1. Koefisien Perpindahan Panas Dalam Pipa ( hi) ... 50
4.2.2. Koefisien Perpindahan Panas Luar Pipa ( ho) ... 51
4.2.3. Pemilihan Pipa Evaporator ... 56
4.2.4. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh ... 59
4.2.5. Luas Bidang Pindahan Panas ... 59
4.3. Perhitungan Parameter Pipa Ekonomiser ... 60
4.3.1. Koefisien Perpindahan Panas Dalam Pipa ( hi) ... 62
4.3.2. Koefisien Perpindahan Panas Luar Pipa ( ho) ... 64
4.3.3. Pemilihan Pipa Ekonomiser ... 68
4.3.4. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh ... 71
4.3.5. Luas Bidang Pindahan Panas ... 71
4.4. Perhitungan Parameter Pipa Preheater ... 72
4.4.1. Koefisien Perpindahan Panas Dalam Pipa ( hi) ... 75
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
4.4.3. Pemilihan Pipa Preheater ... 81
4.4.4. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh ... 84
4.4.5. Luas Bidang Pindahan Panas ... 84
4.5. Perhitungan Penurunan Tekanan Pada Komponen Utama HRSG 85
4.6. Perhitungan luas penampang HRSG ...86
4.7. Cerobong HRSG...88
4.8. Efisiensi ...89
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.
5.1. Kesimpulan ... 90
5.2. Saran ... 93
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR NOTASI
Notasi Arti Satuan
A Luas Permukaan Perpindahan Panas. 2
m
Aa Luas Penampang Aliran. m 2
Ac Luas Penampang Pipa Bagian Dalam. m 2
AFR Perbandingan Udara Dan Bahan Bakar. -
Af Luas Permukaan Sirip. m 2
Ah Luas Total Permukaan Yang Menyerap Panas. m 2
Rw Tahanan Konduksi Pipa. 0C/W
Ai Luas Pipa Bagian Dalam. m 2
Ap Luas Permukaan Sirip Primer. m 2
p
C Kalor Jenis Pada Tekanan Konstan. J/kg. K
De Diameter Sirip. m
Di Diameter Dalam Pipa. m (inch)
Do Diameter Luar Pipa. m (inch)
Dh Diameter Hidrolik Pipa. m
DN Diameter Nominal. (inch)
h Enthalpi Jenis. kJ/kg
hi Koefisien Konveksi Bagian Dalam Pipa. W/m2.0C
ho Koefisien Konveksi Bagian Luar Pipa. W/m oC
k Konduktivitas Thermal. W/m oC
l Panjang Sirip. m
L Panjang Pipa. m
f
l Jarak Dua Buah Pipa. m
LMTD Beda Suhu Rata-Rata Logaritma. oC
LHV Nilai Kalor Bahan Bakar. kJ/kg
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
m
f Laju Aliran Massa Bahan Bakar. kg/sm g Laju Aliran Massa Gas Buang. kg/s
u
m Laju Aliran Massa Uap. kg/s
n Jumlah Pipa Dalam Satu Baris. -
N Jumlah Lintasan. -
Nf Jumlah Sirip Perbatang -
NG Daya Semu Turbin. kVA
Nu Bilangan Nusselt. -
P Tekanan. Bar
P Daya Nyata Generator. W
Pr Bilangan Prandtl. -
PT Daya Turbin. kW
PT Daya Yang Disuplai Turbin ke Generator. kW
Q Laju perpindahan Kalor. J/s
ECO
Q KalorYang Dihasilkan Ekonomiser. kW
EVA
Q KalorYang Dihasilkan Evaporator. kW
PRE
Q KalorYang Dihasilkan Preheater. kW
q rb Kalor pada Ruang Bakar kJ/kg
SH
Q Kalor Yang Dihasilkan Superheater. kW
Re Bilangan Reynold. -
re Jari-Jari Luar Pipa Bersirip. m
ri Jari-Jari Dalam Pipa. m
ro Jari-Jari Luar Pipa. m
rp Rasio Tekanan. -
rpk Perbandingan Tekanan Pada Kompresor. -
S Tegangan Tarik Izin. N/m2
SD Jarak Diagonal. m
SL Jarak Longitudindal dua Buah Pipa. m
ST Jarak Tranversal Dua Buah Pipa. m
t Tebal Pipa. m (inch)
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Ta Teperatur Gas Buang Masuk Evaporator. oC
Tb Teperatur Gas Buang Masuk Superheater. oC
Tg Temperatur Gas Buang. oC
∆T2 Beda Suhu Maksimum. oC
∆T1 Beda Suhu Minimum. oC
U Koefisien Perpindahan Panas Total. W/m2 oC
v Volume Jenis Fluida. m3/kg
Vg Kecepatan Gas. m/s
V g maks Kecepatan Gas Maksimum Rangkuman Pipa. m/s
Vu Kecepatan Uap. m/s
WK akt Kerja Kompresor Aktual. kJ/kg
WP Kerja Pompa kJ/kg
WT akt Kerja Turbin Aktual. kJ/kg
X Kualitas Uap. -
f
η Efisiensi Sirip. %
G Efisiensi Generator. %
HRSG Efisiensi HRSG. %
o Efektifitas Sirip. -
th Efisiensi Thermal. %
rb Efisiensi Ruang Bakar. %
T Efisiensi Turbin. %
tr Efisiensi Transmisi. %
µ Viskositas Dinamik Fluida. kg/m.s
ρ Massa Jenis Fluida. kg/m3
γ Perbandingan Kalor Spesifik. -
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar Nama Gambar
Halaman
2.1. Pembangkit Daya Siklus Gabungan. 4
2.2. Siklus Turbin Gas Terbuka. 5
2.3. Diagram T- s. 6
2.4. Diagram P- V. 6
2.5. Penukar Kalor Pipa Ganda. 10
2.6. Distribusi Temperatur Pada Alat Penukar Kalor. 11
2.7. Distribusi Temperatur Pada Evaporasi. 12
2.8. Instalasi Siklus Gabung 13
3.1. Diagram Alir Turbin Gas. 14
3.2. Diagram T- s. 15
3.3. Segi Tiga Daya Pada Generator. 19
3.4. Profil Diagram Temperatur Gas Buang dan Uap. 22
3.5. Diagram T- s yang Direncanakan. 24
3.6. Diagram Analisa Kesetimbangan Energi. 26
3.7. Siklus Gabungan yang Direncanakan. 30
4.1. Sket Aliran Uap dan Gas Pada Superheater. 32
4.2. Sketsa Rancangan Pipa- Pipa Superheater. 34
4.3. Susunan Pipa Selang - Seling. 36
4.4. Penampang Pipa Bersirip. 39
4.5. Profil Luas Penampang Area Superheater. 40
4.6. Grafik Efisiensi Sirip. 42
4.7. Sket Aliran Uap dan Gas Buang Pada Evaporator. 46
4.8. Sketsa Rancangan Pipa- Pipa Evaporator. 48
4.9. Susunan Pipa Selang- Seling. 50
4.10. Grafik Efisiensi Sirip. 56
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
4.12. Susunan Pipa Selang- Seling Ekonomiser. 63
4.13. Grafik Efisiensi Sirip. 68
4.14. Sket Aliran Uap dan Gas Buang Pada Preheater. 72
4.15. Susunan Pipa Selang-Seling Preheater. 76
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sepanjang sejarah manusia, kemajuan terbesar dalam kehidupan manusia
adalah meningkatnya kebutuhan energi, akan tetapi persediaan energi fosil
semakin menipis.
Energi alternatif seperti surya, geothermal, nuklir merupakan energi
andalan di masa yang akan datang. Tetapi dalam perjalannya, energi altrnatif sulit
untuk diterapkan karena membutuhkan biaya yang besar. Dalam hal ini alternatif
lain dapat ditempuh dengan cara meningkatkan efisiensi suatu mesin sehingga
dapat menghasilkan daya dengan pemakaian bahan bakar yang relatif lebih
sedikit.
Dalam kaitannya dengan hal diatas, pada skripsi ini direncanakan
pemamfaatan gas buang dari satu unit turbin gas dengan daya 117,5 MW dengan
menggunakan HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ).
Turbin gas dengan efisiensi dibawah 33 % menggunakan gas hasil
pembakaran di ruang pembakaran sebagai fluida kerja. Sesudah diekspansikan
didalam turbin gas untuk menghasilkan daya, gas asap meninggalkan turbin gas
pada tekanan atmosfer, tetapi pada suhu tinggi, yaitu biasanya diatas 500oC (Lit. 3
hal 510). Energi panas yang terkandung dalam gas asap ini tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung, tetapi masih dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi untuk menghasilkan uap, pada tekanan dan suhu yang cukup tinggi uap
dapat digunakan sebagai fluida kerja pada siklus uap.
Dengan pemanfaatan sebagian energi terbuang dari turbin gas dan
mengkorversikan menjadi kerja ( turbin uap ) dengan menggunakan HRSG yang
dikenal dengan siklus gabungan dapat meningkatkan efisiensi termis.
1.2.Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan ini adalah untuk merencanakan satu unit
HRSG, dimana uap yang dihasilkan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Tujuan khusus penulisan ini adalah untuk mengetahui performansi dari
HRSG secara teoritis serta menentukan dimensi komponen-komponen utama dari
HRSG tersebut.
1.3.Batasan Masalah
Dalam tugas ini dirancang sebuah HRSG ( Heat Recovery Steam
Generator ) yang memanfaatkan gas buang dari turbin gas dengan daya 117,5
MW , dimana uapnya mensuplai uap panas lanjut untuk sebuah turbin uap.
Adapun pembahasan meliputi :
1. Perhitungan Termodinamika / Neraca kalor dan pemanas tambahan.
2. Perhitungan daya yang dihasilkan HRSG.
3. Perhitungan ukuran utama HRSG yaitu ukuran – ukuran pipa dan
bahan Preheater, Ekonomiser, Evaporator, Superheater.
4. Gambar penampang HRSG.
1.4 Metodologi Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah sebagai
berikut :
a. Survey lapangan, yakni berupa peninjauan langsung ke lokasi tempat unit
pembangkit itu berada.
b. Studi literatur, yakni berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku, dan
tulisan-tulisan yang terkait.
c. Diskusi, yakni berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing, dosen
pembanding yang nanti akan ditunjuk oleh pihak Departemen Teknik
Mesin – FT USU mengenai kekurangan-kekurangan didalam tulisan tugas
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Siklus Gabung
Siklus gabung adalah suatu siklus yang memanfaatkan gas buang dari
turbin gas ( PLTG ) untuk memanaskan air dalam ketel, dalam hal ini disebut
HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ), dan uap yang dihasilkan HRSG
tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin uap.
Gas buang dari turbin gas keluar pada tekanan dan suhu diatas 500oC.
Disebabkan tekanan rendah, suhu tinggi ( entalpi tinggi ) ini, gas buang tidak
dapat dimanfaatkan menjadi fluida kerja. Regenerator dapat digunakan untuk
memanfaatkan gas terbuang ini dengan cara memanaskan gas keluar dari
kompressor sebelum masuk ke ruang bakar.
Beberapa halangan penggunaan regenerator :
1. Regenerator mengakibatkan penurunan tekanan antara outlet kompressor
dan inlet ruang bakar yang menyebabkan naiknya kerja kompressor karena
untuk tekanan inlet turbin yang tertentu. Outlet kompressor tekanannya
harus lebih tinggi.
2. Regenerator menimbulkan naiknya tekanan keluar ( back pressure ) turbin
yang menyebabkan turunnya kerja turbin.
3. Regenerator sulit untuk melayani debit aliran yang tinggi.
Untuk menghindarkan hal-hal diatas maka untuk pemanfaatan panas
terbuang dari turbin gas digunakan ketel dalam hal ini HRSG. Hal ini jelas dapat
dipahami, dimana gas buang dari turbin gas relatif masih mengandung energi
yang relatif tinggi, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi siklus
uap. Oleh karena itu, kedua siklus dapat saling melengkapi secara termodinamika,
dengan demikian dapat digabungkan menjadi satu siklus gabungan terdiri dari
turbin gas dan turbin uap yang masing-masing menggerakkan generator secara
terpisah.
Gambar 2.1. berikut menampilkan skema pembangkit daya dengan
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Keterangan :
P = Pompa
HRSG = Heat Recovery Steam Generator
TU = Turbin Uap
C = Condensor
K = Kompresor
RB = Ruang Bakar
TG = Turbin Gas
K TG
RB
HRSG
TU
C P
6
7
8 9
1 2
3
4
Gambar 2.1 Pembangkit daya siklus gabungan
Pembangkit daya seperti gambar 2.1 diatas, disamping menghasilkan
efisiensi yang tinggi dan keluaran daya yang lebih besar, siklus gabung besifat
luwes, mudah dinyalakan dengan beban tak penuh, cocok untuk operasi beban
dasar dan turbin bersiklus dan mempunyai efisiensi yang tinggi dalam daerah
beban yang luas. Kelemahannya berkaitan dengan keruwetannya, karena pada
dasarnya instalasi ini menggabungkan dua teknologi di dalam satu kompleks
pembangkit daya.
Dengan menggunakan daur kombinasi gas dapat diperoleh dua keuntungan
utama yaitu: dapat menambah daya listrik dan dapat menghemat biaya bahan
bakar. Penambahan daya listrik tanpa menambah bahan bakar juga berarti akan
menaikkan efisiensi termal sistem dan dapat dinaikkan dari sekitar 24 % menjadi
sekitar 42 %. Besarnya peningkatan efisiensi ini tergantung dari temperatur air
pendingin yang digunakan pada PLTU dan besarnya temperatur gas buang PLTG.
Makin dingin temperatur air pendingin dan semakin tinggi temperatur gas
buangnya maka peningkatan efisiensinya juga semakin besar.
Alasan lain pemilihan PLTGU adalah waktu konstruksi yang cepat
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
2
TURBIN GAS KOMPRESOR
RUANG BAKAR
GENERATOR
SIKLUS GAS
4 BAHAN BAKAR
1
3
waktu singkat dapat dibangun PLTGU secara bertahap. Tahap pertama dibangun
PLTG untuk memenuhi lonjakan permintaan, sedangkan HRSG beserta PLTU
dibangun dan dioperasikan kemudian bila permintaan tenaga listrik sudah
meningkat. PLTGU dapat dioperasikan sebagai pembangkit untuk beban puncak
maupun untuk beban dasar. Sebagai pembangkit untuk beban dasar yang perlu
diperhatikan adalah kontinuitas air pendingin, sedangkan sebagai pembangkit
untuk beban pencak perlu dipertimbangkan waktu start-up dari PLTGU. PLTG
mempunyai waktu start-up yang cepat sedangkan untuk PLTU mempunyai waktu
start-up yang lambat bila dalam kondisi cold start-up. Sehingga untuk melayani
beban puncak perlu beroperasi secara warm start-up.
Dalam tugas sarjana perancangan ini, dipilih siklus gabungan dengan
regenerasi karena siklus ini lebih efisien digunakan dibandingkan dengan siklus
gabungan lainnya dalam menghasilkan daya listrik dengan mempergunakan
masing-masing satu turbin gas dan turbin uap. Disamping itu juga, adanya
pemanasan air umpan atau regenerasi akan lebih mengefektifkan kerja HRSG.
Pada siklus gabung sederhana, turbin gas terdiri dari kompressor udara,
ruang bakar, turbin gas. Dipadukan dengan mengirim gas buang turbin gas ke
HRSG sebagai pembangkit uap. Pembangkit uap ( satu tekanan ) terdiri dari
turbin uap, kondensor, pompa kondensat, tangki air umpan. HRSG terdiri dari
kondensat preheater, ekonomiser, drum, evaporator dan superheater. Gas keluar
dari HRSG menuju cerobong. Dalam hal ini turbin gas dan turbin uap, keduanya
menggunakan generator listrik masing-masing.
2.2. Siklus Turbin Gas
Turbin gas bekerja dengan siklus Brayton. Siklus ideal ini terdiri dari dua
proses isobar yang terjadi di ruang bakar dan proses pembuangan gas bekas, serta
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.2. Siklus Gas Terbuka
1 2
3
4 T
s
Gambar 2.3. Siklus Bryton
1
2 3
4
V P
Gambar 2.4. Diagram P-V Turbin Gas
Jalannya proses dapat diterangkan sebagai berikut (Lit. 3 hal 510):
• 1-2 : Merupakan proses kompressi isentropik dalam kompressor, kondisi 1 adalah udara atmosfer, sedangkan temperatur udara
hasil kompressi T2 dapat diketahui dari hubungan
T2 = T1. γ
γ−1
p
r
Dimana : rp = rasio tekanan P2 / P1
= perbandingan panas spesifik pada tekanan konstan
dan panas spesifik pada volume konstan, untuk udara
= 1,4.
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
bakar, panas yang ditambahkan pada ruang bakar adalah :
Qin = Cp ( T3 – T2 )
• 3-4 : Proses ekspansi isentropik dalam turbin, temperatur gas keluar T4 dihitung dengan hubungan :
T4 = T3
γ γ 1
1
−
p
r
• 4-1 : Merupakan proses pelepasan kalor ke lingkungan pada tekanan konstan besarnya kalor yang dilepas dihitung dengan rumus :
Qout = Cp ( T4 – T1 )
Kerja netto turbin ( Wnet )
Kerja netto turbin merupakan kerja berguna yang dihasilkan turbin setelah
kerja ekspansi dikurangi dengan kerja kompresi. Besar kerja netto turbin
adalah :
Wnet = WT – WK
= ( h3 – h4 ) – ( h2 – h1 )………(Lit. 2 hal 295)
Daya netto turbin
Daya netto turbin merupakan daya keluaran turbin ( daya yang dibutuhkan
generator ) setelah memperhatikan kerugian-kerugian, maka daya netto
turbin adalah :
Pnet =m g.WT – m g.WK ……….…(Lit. 10 hal 768)
Perbandingan kompresi optimum dicari untuk menghasilkan efisiensi termal yang maksimum atau kerja netto yang maksimum. Perbandingan
kompresi optimum dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
rp max =
−
−
+ 1 1 1
1 1 3
1 . 3
T K T
T T T
η η
………(Lit. 10 hal 768)
Perbandingan kompresi untuk menghasilkan kerja netto maksimum, maka
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
rp opt =
( )1 2
1
1 3 −
γ
η η
T T
K
T ………… ……….(Lit. 10 hal 768)
ketidakidealan yang terjadi menyebabkan adanya tekanan jatuh pada ruang
bakar dan tekanan keluar turbin lebih besar dari tekanan atmosfer. Dengan
kata lain, rasio tekanan melintas kompresor akan lebih besar daripada rasio
tekanan melintas turbin. ( rpK > rpT ).
Kedua rasio tekanan optimum, yaitu untuk daya dan efisiensi tidak sama,
sehingga dalam perancangan perlu dicari komprominya.
Kalor Spesifik.
Kalor spesifik adalah selisih antara kalor yang dimasukkan dengan kalor
yang keluar, secara matematis dapat dituliskan :
qeff = qin - qout
= ( h3 – h2 ) – ( h4 – h1 ) ……..……..(Lit. 10 hal 767)
Kerja Spesifik Siklus Bersih ( Wnet ).
Kerja spesifk siklus bersih adalah selisih kerja yagn dihasilkan turbin
dengan kerja yang dibutuhkan kompressor tiap kg gas, yang secara
matematis dapat dtuliskan :
Wnet = WT – WK
= ( h3 – h4l ) – ( h2l – h1 )
= (h3 – h2l ) – ( h4l – h1 ) …………..(Lit. 2 hal 295)
Efisiensi Siklus
Merupakan perbandingan antara jumlah kalor yang efektif dengan kalor
yang dimasukkan ke sistem yaitu :
ηsik =
in net
q W
………(Lit. 3 hal 510)
= (h3 – h2l ) – ( h4l – h1 ) / (h3 – h2l )
= 1 -
−− 1
2 3
1 1 4
h h
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
2.3. Heat Recovery Steam Regenerator ( HRSG )
HRSG pada umumnya terdiri dari beberapa seri seksi-seksi superheater,
evaporator, ekonomiser, dan ditambah dengan condensate preheater.
2.3.1. Komponen Utama HRSG
Komponen utama HRSG terdiri dari beberapa buah alat penukar kalor,
yang berhubungan satu sama lain, komponen tersebut adalah :
1. Condensate preheater
Merupakan tempat pemanasan awal air umpan dari HPH2 sebelum masuk
ke FWT HRSG agar air umpan yang akan didihkan mengalami kenaikan
suhu. Umumnya condensate preheater menempati posisi bagian atas
sekali daripada posisi pipa pemanas yang ada dan diikuti oleh
pipa-pipa lainnya.
2. Ekonomiser
Adalah alat penukar kalor yang menaikkan suhu air yang keluar dari FWT
HRSG yang tekanannya paling tinggi sampai ke suhu jenuh. Disini
pemanasan dilakukan oleh gas yang keluar dari pemanas lanjut dan pipa
penguap. Ekonomiser ini ada yang menggunakan pipa biasa dan pipa yang
bersirip.
3. Evaporator
Air dari tangki melalui ekonomiser ke evaporator. Pada evaporator
dengan adanya pipa penguap akan terjadi pembentukan uap, dimana media
pemanasan dilakukan oleh gas yang keluar dari pemanas lanjut
(superheater). Adapun jenis evaporator yang umum digunakan, seperti :
evaporator bersirkulasi bebas (alami) dan evaporator sirkulasi paksa.
4. Superheater
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mengubah uap jenuh pada
evaporator menjadi uap kering. Gas dari buangan turbin gas mula-mula
dilewatkan pada superheater untuk memanaskan uap pada pipa-pipa
superheater. Selanjutnya uap dari superheater ini akan langsung
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
KONDENSOR
P1 TURBIN UAP
GENERATOR
GENERATOR
TURBIN GAS KOMPRESOR
RUANG BAKAR
UDARA ATMOSFER
SUP
SIKLUS UAP
SIKLUS GAS
GAS BUANG
B
A
H
A
N
B
A
K
A
R
EVA EKO CPR
FWT
P2
H
R
S
G
SD
Keterangan :
LPH = Low pressure heater
HPH = High pressure heater
P = Pompa air umpan
SUP = Superheater
EVA = Evaporator
EKO = Ekonomiser
CPR = Condenstate preheater
FWT = Feed water tank
SD = Steam drum
HRSG juga dilengkapi dengan peralatan bantu yang fungsinya juga sangat
menunjang kinerja HRSG, seperti drum uap HRSG dan cerobong (stack).
Gambar 2.8. Instalasi siklus gabung
Berikut ini adalah gambar diagram T-s dari instalasi siklus gabungan diatas.
Gambar 2.9. Diagram T-s Instalasi Siklus Gabungan
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.5. Penukar Kalor Pipa Ganda
Selain komponen-komponen utama diatas HRSG juga dilengkapi dengan
peralatan bantu yang fungsinya juga sangat menunjang kinerja HRSG. Adapun
peralatan tersebut adalah :
o Drum HRSG
Tempat penampungan air dari ekonomiser yang kemudian disirkulasikan
menuju evaporator dan menampung kembali uap yang dihasilkan dari
evaporator tersebut.
o Cerobong (Stack)
Cerobong pada HRSG terdiri dari horizontal difuser, diverteer dan
silencer.
2.4. Alat Penukar Kalor
Alat penukar kalor (heat exchanger) adalah sebuah pesawat tempat
terjadinya perpindahan panas dari fluida yang temperaturnya tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah atau sebaliknya. Jenis penukar kalor yang banyak digunakan
antara lain penukar kalor pipa ganda, shell and tube dan lain-lain.
Kalor yang dilepas fluida panas sebesar : qh =mh. Ch ( t h1 – t h2 )
Kalor yang diterima fluida dingin sebesar : qc =mc. Cc ( t c1 – t c2 )
Dimana kalor yang dilepas fluida panas sama dengan kaor yang diterima fluida dingin.
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Qg = m . c . dT
Dimana c = panas spesifik
Distribusi temperatur yang terjadi selama perpindahan panas berlangsung dapat
dilihat pada gambar 2.6.
ToC ToC
Th1 Th1
Th2 Tc2 Th2
Tc2
Tc1
Tc1
L (m) L (m)
( a ) ( b )
Gambar 2.6. Distribusi temperatur pada alat penukar kalor
a.Perpindahan panas dengan arah arus searah.
b.Perpindahan panas dengan arah berlaanan arah.
Laju pindahan panas dapat dinyatakan dengan beda temperatur rata-rata
logaritmik LMTD :
Q = U . A . ( LMTD )
Dimana :
Q : Laju perpindahan panas ( J/s )
U : Koef. Perpindahan panas menyeluruh ( W/m2 oC )
A : Luas permukaan penukar kalor ( m2 )
LMTD : Beda temperatur logaritmik rata-rata ( oC ).
LMTD =
(
) (
)
(
) (
)
`/
ln 1 1 2 2
2 2 1 1
c h c h
c h c h
t t t t
t t t t
− − − − −
Pada proses penguapan evaporasi dan pengembunan (kondensasi) salah
satu fluida tidak mengalami perubahan suhu, walaupun perpindahan panas telah
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
yang dilepas oleh fluida (kalor laten) tidak digunakan untuk menaikkan
temperatur tetapi digunakan untuk mengubah fase fluida. Distribusi temperatur
evaporasi dapat dilihat pada gambar 2.7.
ToC ToC
Th1 Th1
Th2 Th2
Tc1 Tc2 Tc1 Tc2
L ( m ) L ( m )
( a ) ( b )
Gambar 2.7. Distribusi temperatur pada proses evaporasi
a. Distribusi temperatur aliran sejajar.
b. Distribusi temperatur aliran silang.
Maka beda suhu rata-rata logaritmik adalah :
LMTD =
(
) (
)
(
) (
)
`/
ln 1 1 2 2
2 2 1 1
c h c h
c h c h
t t t t
t t t t
− − − − −
2.5. Proses Pembentukan Uap.
Gas buangan dari siklus gas masuk ke HRSG untuk mengubah air umpan
menjadi uap kering yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin uap
hingga dapat memutar beban dalam hal ini generator listrik. Setelah melalui
beberapa tingkatan sudu turbin sebagian uap diekstraksikan ke pemanas awal
tekanan tinggi dan pemanas tekanan rendah, sedangkan sisanya masuk ke
kondensor dan dikondensasikan di kondensor, selanjutnya air dari kondensor
dipompakan kembali ke HRSG melalui pemanas air tekanan tinggi, dari HRSG ini
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009 2
TURBIN GAS KOMPRESOR
RUANG BAKAR
GENERATOR
BAHAN BAKAR
1
3
HRSG
Air
4
Beberapa parameter desain yang penting berkaitan dengan turbin uap
adalah tekanan uap masuk turbin. Mengambil tekanan uap masuk lebih tinggi
akan menguntungkan, karena ukuran sudu-sudu akan menjadi lebih kecil, namun
tekanan yang terlalu tinggi efisiensi akan menurun. Parameter lain yang penting
dari turbin uap adalah tekanan kondensor, dalam hal ini turbin uap dan kondensor
akan disesuaikan dengan HRSGnya
BAB III
PERHITUNGAN TERMODINAMIKA
3.1. SPESIFIKASI TEKNIS PERANCANGAN
Parameter rancangan mengenai HRSG pada perencanaan ini mengacu dari
hasil data survey yang dilakukan di PT. PLN ( Persero ) unit bisnis pembangkitan
dan penyaluran Sumatera Bagian Utara Sektor Belawan.
Adapun spesifikasi data-data yang diperoleh dari hasil survey yang digunakan
dalam perencanaan HRSG adalah:
• Daya maksimum turbin gas : 117,5 MW (117.500 kW)
• Bahan baker : HSD (High Speed Diesel)
• Temperatur tangki air umpan : 161,2 oC
• Perbandingan tekanan pada kompresor : 9,47
• Temperatur masuk kompresor : 30 oC
• Tekanan barometer : 1,013 bar
• Tipe turbin : Aksial
• Temperatur masuk turbin gas : 970 oC
• Temperatur keluar turbin gas : 527 oC
3.2. ANALISA TERMODINAMIKA TURBIN GAS
Siklus turbin gas yang digunakan adalah siklus brayton sederhana tanpa
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009 1 2
3
4 T
s
1
2'
4'
s
o
C
( kJ / kg.K ) ( )
Gambar 3.1. Diagram Alir Turbin Gas
Gambar 3.2. Diagram T – s
Sistem turbin gas dianalisa dengan menganalisis pada titik pada gambar,
analisa ini didukung dengan menentukan beberapa harga yang ditentukan dengan
mengacu pada effisiensi yang ada.
3.2.1. Kompresor
Perhitungan termodinamika pada Kompresor
• Keadaan pada titik 1, dimana : T1 = 30 0 C
= 30 + 273,15 = 303,15 K
P1 = 1,013 bar
Dari tabel udara diperoleh :
h1 = 304,06 kJ/kg
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
rpk = 9,47 ( data dari survey )
P2 = P1 . rpk ……….(Lit. 3 hal 472)
= 1,013 bar . 9,47
P2 = 9,593 bar
T2 = T1 ( rpk ) γ
γ−1
T2 = 303,15 ( 9,47 ) 1,4
1 4 , 1 −
= 576,25 K
Sehingga harga h2 dapat diperoleh dari tabel udara ( lampiran III ) yakni
sebesar 579,77 kJ/kg.
• Maka dapat dihitung kerja spesifik kompresor ( WK )
WK akt =
K
h h
η 1
2 −
………….(Lit. 3 hal 476)
=
85 , 0
/ 36 , 303 /
77 ,
579 kJ kg− kJ kg
= 325,188 kJ/ kg
• Kondisi aktual perencanaan ini ( 2' ) h2' = WK akt + h1
h2' = 325,188 kJ/kg + 303,36 kJ/kg
h2' = 628,55 kJ/kg
dari tabel udara dapat diperoleh :
T2' = 620,086 K
3.2.2. Turbin Gas
Analisa termodinamika pada turbin gas dalam hal ini dimaksudkan untuk
menentukan temperatur keluar turbin. Berbagai pertimbangan metallurgi
membatasi temperatur pemasukan turbin bekerja pada sekitar 970oC (1243 K)
sampai dengan 1080oC (1353 K), walaupun ada beberapa turbin gas dengan
pendinginan sudu yang dapat beroperasi sampai temperatur 1350oC (1623 K) (Lit.
10 hal 765). Hal ini untuk menghindari kerusakan sudu akibat kelebihan
temperatur.
Dari hasil survey pada PT. PLN (Persero) sektor Belawan PLTGU
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
o
C. Adanya kerugian tekanan dalam ruang bakar akan mempengaruhi unjuk kerja
turbin saat beroperasi.
Menurut Richard Harman (Lit. 6 hal 37) diketahui bahwa perbandingan
antara tekanan keluar turbin dengan udara atmosfer pada instalasi turbin gas siklus
terbuka adalah 1,1 ÷ 1,2. Dalam perhitungan termodinamika ini diasumsikan 1,1
dengan alasan tekanan gas buang yang akan dihasilkan lebih besar dari tekanan
atmosfer.
Perhitungan termodinamika pada Turbin Gas
• Temperatur gas aktual keluar turbin (T' 4)
T'
4= 527 + 273,15
T'
4= 800,15 K, diperoleh 822,115
' 4 =
h kJ/kg
• Perbandingan antara tekanan keluar turbin dengan tekanan udara atmosfer pada instalasi turbin gas siklus terbuka diasumsikan 1,1, maka :
P4 = P1 ( 1,1 )
= 1,013 ( 1,1 )
P4 = 1,1143 bar
• Diperkirakan faktor penurunan tekanan sebesar 0,03 pada ruang bakar [14]:
P3 = P2 ( 1 – Prb )
= 9,593 bar ( 1 – 0,03 )
P3 = 9,305 bar
• Sehingga diperoleh harga rasio tekanan pada turbin :
rpT =
4 3 P P
rpT =
1143 . 1
305 , 9
= 8,351
• Kondisi pada titik 3 4) :
T3 =
− −
−
γ γ η
1
3 4 3
1 1
P P T
T
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
T3 =
− −
−
3507 , 1
1 3507 , 1
305 , 9
1143 , 1 1 9 , 0 1
15 , 833
= 1,3507
T3 = 1292,371 K
Dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
h3 = 1386,92 kJ/kg.
• Jadi diperoleh WT akt sebesar :
WT akt = h3 - h'4
= 1386,92 kJ/kg - 822,115 kJ/kg
WT akt = 564,805 kJ / kg
3.2.3. Proses Pada Ruang Bakar.
Analisa termodinamika pada ruang bakar ini dipergunakan untuk
menentukan perbandingan bahan bakar dengan udara aktual (FAR)akt. Perhitungan
proses pada ruang bakar, diasumsikan effisiensi ruang bakar ( rb) adalah 0,98 dan
kondisi masuk ruang bakar dianggap sama dengan kondisi keluar kompresor,
maka panas yang disuplai adalah :
Perhitungan termodinamika pada Ruang Bakar
q rb = h3 – h'2
= 1386,92 kJ/kg – 628,55 kJ/kg
= 758,37 kJ/kg
Dari data survey diperoleh LHV bahan bakar gas adalah 45.700 kJ/kg,
maka perbandingan bahan bakar terhadap udara adalah :
q rb = LHV . ( FAR )akt . rb
( FAR )akt =
rb rb
LHV q
η
.
=
98 , 0 . 45700
37 , 758
kg b.bakar / kg udara
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Daya Nyata ( kW )
D
aya
R
eakt
if
(
kV
A
R
)
Daya S
em
u ( kVA
)
f
Jadi perbandingan udara dengan bahan bakar adalah sebesar :
( AFR )akt = 59,056 udara / kg b.bakar
3.2.4. Effisiensi Thermal
th = x100%
q W W
rb K akt
T − akt
th = 100%
37 , 758
188 , 325 805 , 564
x −
th = 31,59 %
3.2.5. Generator
Didalam suatu proses perubahan arus bolak-balik ada 2 unsur yang
terlibat pada proses konversi dasar, yaitu :
1. Daya nyata ( V I cos ) diukur dengan Watt, besaran inilah yang terlihat
pada proses konversi dasar.
2. Daya reaktif ( V I sin ), tidak mempengaruhi proses konversi daya,
[image:30.595.126.510.317.595.2]tetapi suatu kebutuhan yang harus dilayani.
Gambar dibawah ini menunjukkan daya yang bekerja pada generator AC
Gambar 3.3. Daya pada Generator
Daya yang dibutuhkan generator adalah daya buta PG (Volt Ampere) dan
daya keluaran adalah P ( daya nyata ).
P = PG . cos
PG =
ϕ
cos
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
=
80 , 0
5 , 117 MW
PG = 145,875 MVA
Maka daya yang harus disuplai turbin ke generator adalah PT Nett :
PT Nett =
tr G
G
P η η
Dimana :
G = effisiensi generator ( direncanakan 0,98 )
tr = effisiensi transmisi = 1
transmisi yang digunakan untuk menyatukan poros turbin gas
dengan poros generator adalah kopling tetap jenis kopling
flens, diasumsikan tidak ada kehilangan kerja antara poros
generator dengan poros turbin gas.
Maka :
PT net =
1 . 80 , 0 . 92 , 0
875 ,
145 MW
PT net = 199,56 MW
3.2.6. Laju Aliran Massa Udara Dengan Bahan Bakar.
Dengan diperolehnya harga PT net = 199,56 MW, maka untuk menghitung laju aliran massa udara dan bahan bakar dihitung dengan
menggunakan prinsip kesetimbangan energi daya instalasi.
PT net = m g WT - m a . WK
m a =
(
)
K T a f
T
W W m m
P
nett
−
+ / .
1
Dimana perbandingan laju aliran bahan bakar dengan laju aliran udara adalah:
m f / m a = ( FAR )akt
= 0,016933 kg b.bakar / kg udara
Sehingga diperoleh :
m a =
(
)
kg s kJ kg kJ kgkW
/ 188 , 325 /
805 , 564 . / 016933 ,
0 1
199560
− +
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
m
f = m a . ( FAR )akt= 800,86 kg / s . 0,016933
= 13,561 kg / s
m g = m a +
m
f= 800,86 kg / s + 13,561 kg / s
= 814,42 kg / s
Secara analisa termodinamika, maka daya untuk masing-masing instalasi
komponen-komponen untuk setiap unit adalah sebagai berikut :
1. Daya Kompresor
PK = ma.WK
= 800,86 kg/s . 325,188 kJ/kg
= 260430,06 kW
= 260,43006 MW
2. Daya Turbin
PT = mg. WT
= 814,42 kg/s . 564,805 kJ/kg
= 459988,5 kW
= 459,9885 MW
3. Panas yang disuplai ruang bakar
QRB = mg. qrb
= 814,42 kg/s . 758,37 kJ/kg
= 617631,7 kW
= 617,6317 MW
3.3. Parameter Dasar Perencanaan
Dalam perencanaan pemanfaatan gas buang dari turbin gas ini
direncanakan menggunakan satu jenis tingkat tekanan. Parameter temperatur dan
tekanan uap yang akan dihasilkan harus sesuai dengan kondisi gas buang turbin
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Laju Pindahan Panas ( MW )
o
T
em
per
at
ur
C
Gas buang a
b y x
Evaporator Superheater
Ekonomiser
Kondensat Preheater Air / Uap
3.3.1. Perhitungan Uap
Temperatur uap yang akan dihasilkan harus sesuai dengan temperatur
gas buang. Perbedaan temperatur yang terkecil antara 2 aliran gas dengan uap,
yang biasa disebut dengan titik penyempitan ( pinch point ) a-x dan b-y ( gambar
3 – 4 ) minimum 20oC (Lit. 10 hal 113). Pada perancangan ini diambil titik
[image:33.595.127.481.254.526.2]penyempitannya ( pinch point ) sebesar 25 oC.
Gambar 3-4. Profil Diagram Temperatur Gas Buang dan Uap
Temperaatur gas buang sebesar 527 oC masuk ke superheater
diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 2% karena adanya kerugian
yang terjadi pada saluran dari turbin gas ke superheater. Maka temperatur gas
buang masuk superheater ( diperkirakan ) :
T = 527 oC x 0,98
= 516,64 oC
Sesuai dengan hal diatas temperatur uap yang dihasilkan HRSG (Superheater)
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Tuap yang dihasilkan HRSG = 516,64 oC – 25 oC
= 491,46 oC
Dengan memperhitungkan adanya kehilangan panas sepanjang penyaluran uap
dari HRSG hingga masuk turbin uap sebesar (0,97 ÷ 0,98 ), maka temperatur uap
masuk turbin adalah :
Tmasuk turbin uap = 0,98 . 491,46 oC
= 481,63 oC
= 480 oC (diambil)
Turbin uap yang digunakan adalah turbin uap dengan kondensasi,
dimana hasil ekspansi turbin uap akan dikondensasikan pada kondensor. Besarnya
tekanan uap hasil ekspansi masuk kondensor menurut (Lit. 4 hal 75) adalah
dibawah tekanan atmosfer, yaitu berkisar pada (0,04 ÷ 0,1) bar. Dalam hal ini,
media pendingin yang akan digunakan adalah air dengan suhu ±30 oC.
Temperatur uap hasil ekspansi turbin masuk kondensor direncanakan diatas 40 oC
( dari tabel dengan tekanan 10kPa, Tsat = 45,759 oC). Parameter yang lain
mengenai turbin uap menurut (Lit. 10 hal 47), yaitu derajat kebasahan yang dapat
diterima sehubungan dengan terjadinya erosi pada sudu, adalah sekitar 12%, yang
artinya kualitas uap masuk kondensor (keluar turbin) sebesar 88%, dengan
mempertimbangkan keamanan sudu turbin pada perencanaan ini kualitas uap
masuk kondensor diambil 83%.
Dari data diatas : Tmasuk turbin = 480 oC
Pmasuk kondensor = 0,1 bar
X ( kualitas uap ) = 83 % (kondisi ideal).
T = 85 %
maka dari diagram Mollier didapat Pmax (tekanan masuk turbin) sebesar 56,2 bar.
Dengan mempertimbangkan adanya penurunan tekanan sepanjang
penyaluran uap mulai dari HRSG hingga masuk turbin sebesar 5 %, maka dalam
perencanaan ini tekanan HRSG, yaitu :
PHRSG = 100 / 95 x 56,2 bar
= 59,16 bar
Sehingga dalam perancangan ini diperoleh :
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
2. Uap yang dihasilkan HRSG
a. Temperatur = 491,46 oC
b. Tekanan = 59,16 bar
3. Kondisi uap masuk turbin
a. Temperatur = 480 oC
b. Tekanan = 56,2 bar
4. Kondisi uap hasil ekspansi turbin masuk kondensor
a. Temperatur = 45,81 oC
b. Tekanan = 0,1 bar
5
7
T( C )o
s ( kJ / kg.K ) 1
2 3 4
6
8
9a 9 0.1 bar
59,16 bar
[image:35.595.128.493.70.563.2]X=0,83 56,2 bar
Gambar 3.5. Diagram T-s yang direncanakan
• Keadaan titik 1 : P1 = 0,1 bar
h1 = 191,83 kJ/kg
v1 = 0,0010102 m3/kg
• Keadaan titik 2 : Wp = v1 . ( P2 – P1 )
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
= 0,634 kJ/kg
h2 = Wp + h1
= 0,634 kJ/kg + 191,83 kJ/kg
= 192,464 kJ/kg
• Keadaan titik 3 : P3 = 6,376 bar
h3 = 680,87 kJ/kg
v3 = 0,0011033 m3/kg
• Keadaan titik 4 : Wp = v3 . ( P4 – P3 )
= 0,0011033 m3/kg . ( 5916 – 637,6 ) kPa
= 5,029 kJ/kg
h4 = Wp + h3
= 5,029 kJ/kg + 680,87 kJ/kg
= 685,899 kJ/kg
• Keadaan titik 5 : P5 = 59,16 bar
h5 = hf = 1165,82 kJ/kg
• Keadaan titik 6 : P6 = 59,16 bar
h6 = hg = 2785,14 kJ/kg
• Keadaan titik 7 : T7 = 491,46 oC
P7 = 59,16 bar
h7 = 3402,64 kJ/kg
• Keadaan titik 8 : P8 = 56,2 bar
T8 = 480 oC
h8 = 3378,87 kJ/kg
• Keadaan titik 9(kondisi ideal) :
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
hf = 191,83 kJ/kg dan hfg = 2392,8 kJ/kg
X ( kualitas uap ) = 0,83
Maka : h9 =hf +x.hfg
h9 =(191,83+0,83.2392,8)kJ/kg =2177,854kJ/kg
• Keadaan titik 9a (kondisi aktual) : P9 = 0,1 bar dan ηT =0,85
9 9
h h
h h
g a g T
− − =
η
Maka : h9a =h8−
[
ηT(
h8−h9)
]
h9a = 3378,87 – [ 0,85(3378,87 – 2177,854) ]
= 2358,0064 kJ/kg
Maka :
(
)
kg kJ
kg kJ h
h h x
fg f a
/ 8 , 2392
/ 83 , 191 0064 , 2358
9 −
= − =
= 0,905 = 90,5 00
3.3.2. Kesetimbangan Energi :
Laju aliran massa uap dapat diperoleh dari hukum kesetimbangan kalor, dimana :
Quap = Qgas
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
b
a
5
7 ` T( C )o
[image:38.595.175.492.80.313.2]s ( kJ / kg.K )
Gambar 3.6. Diagram Analisa Kesetimbangan Energi
Dimana :
a-b = aliran gas buang
5-7 = aliran uap
a-5 = pinch point antara suhu masuk evaporator dan suhu gas buang.
b-7 = pinch point antara suhu masuk superheater dan suhu gas buang.
• Kondisi titik a : Ta = T5 + 25 oC
T5 = 274,66 oC, diperoleh dari tabel sifat uap jenuh pada tekanan
59,16 bar
Ta = (274,66 + 25) oC = 299,66 oC
ha = 578,53 kJ / kg
• Kondisi titik b : Tb = 516,46 oC
hb = 810,56 kJ / kg
jadi laju aliran massa uap dapat diperoleh sebesar :
u
m = mg( hb – ha ) / ( h7 – h6 )
=
kg kJ
kg kJ s
kg
/ ) 82 , 1165 64
, 3402 (
/ ) 53 , 518 56 , 810 ( / 11 , 647
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
u
m = 67,126 kg / s
Jadi laju aliran massa uap yang dihasilkan adalah sebesar 67,126 kg / s.
3.3.3. Superheater
Uap panas lanjut yang dihasilkan superheater, yaitu pada tekanan 59,16
bar dan temperatur 491,46 oC. Maka kalor yang diserap pada superheater adalah :
Quap = mu.(h7−h6)
= 67,126 kg/s.(3402,64 kJ/kg – 2785,14 kJ/kg )
= 41450,305 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan ( Qgas ) gas buang adalah
sebesar 41450,305 kW.
Qgas = mg(hin−hout)
41450,305 kW = 647,11 kg/s ( 810,56 kJ/kg – hout )
hout = 746,51 kJ/kg
dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
Tout = 457,67 oC
Maka temperatur gas buang keluar superheater adalah 457,67 oC dan gas buang
akan masuk ke evaporator.
3.3.4. Evaporator
Pada tekanan 59,16 bar, dari tabel sifat uap jenuh diperoleh temperatur
air mendidih pada 274,66 oC. Air akan mengalami penguapan pada evaporator.
Besarnya kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan air adalah :
Quap = mu.(h6−h5)
= 67,126 kg/s . (2785,14 kJ/kg – 1165,82 kJ/kg ) = 108698,4743 kW
Jadi, jumlah kalor yang harus disediakan gas buang ( Qgas ), adalah sebesar
108698,4743 kW.
Qgas = mg(hin−hout)
108698,4743 kW = 647,11 kg/s . ( 746,51 kJ/kg – hout )
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
Tout = 299,67 oC
Maka temperatur gas buang keluar evaporator adalah 299,67 oC dan gas buang
akan masuk ekonomiser.
3.3.5. Ekonomiser
Air masuk ke ekonomiser dari tangki air umpan yang dipompakan
hingga tekanan 59,16 bar, dengan temperatur 161,2 oC yang akan dipanaskan
hingga mencapai air jenuh dengan suhu 274,66 oC. Kalor yang dibutuhkan yaitu :
Quap = mu.(h5−h4)
= 67,126 kg/s . (1165,82 kJ/kg – 685,899 kJ/kg )
= 32215,177 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan ( Qgas ) gas buang adalah
sebesar 32215,177 kW.
Qgas = mg(hin−hout)
32215,177 kW = 647,11 kg/s . (578,54 kJ/kg – hout )
hout = 528,757 kJ/kg
dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
Tout = 251,804 oC
Maka temperatur gas buang keluar ekonomiser adalah 251,804 dan gas buang
akan masuk kondensat preheater.
3.3.6. Preheater
Air masuk kondensat preheater merupakan air kondensat yang
dipompakan hingga tekanan 6,376 bar dengan suhu 45,81 oC, dipanaskan hingga
keadaan jenuh ( tangki air umpan ) dengan suhu 161,2 oC.
Quap = mu.(h3−h2)
= 647,126 kg/s . ( 680,87 kJ/kg – 192,464 kJ/kg )
= 32784,741 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan ( Qgas ) gas buang adalah
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
Qgas = mg(hin−hout)
32784,741 kW = 647,11 kg/s . ( 528,76 kJ/kg – hout )
hout = 478,097 kJ/kg
dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
Tout = 202,56 oC
Maka temperatur gas buang keluar preheater adalah 202,56 oC dan gas buang
akan menuju cerobong.
3.4. Spesifikasi HRSG yang direncanakan
Dari perhitungan dan beberapa penentuan yang menjadi pertimbangan
dalam rancangan diambil spesifikasi,yaitu :
1. Jenis HRSG yang direncanakan adalah HRSG pipa air sirkulasi alami.
2. Sumber panas pada HRSG berasal dari panas gas buang dari satu unit
turbin gas.
a. Temperatur gas masuk superheater = 516,46 oC
b. Laju aliran massa gas buang masuk HRSG = 647,11 kg / s
3. Uap yang dihasilkan HRSG :
a. Temperatur = 491,46 oC
b. Tekanan = 59,16 bar
c. Laju aliran massa uap = 67,126 kg / s
4. Temperatur di tiap titik komponen HRSG :
• Temperatur gas buang masuk superheater = 516,46 oC
• Temperatur gas buang masuk evaporator = 457,67 oC
• Temperatur gas buang masuk ekonomiser = 299,67 oC
• Temperatur gas buang masuk preheater = 251,804 oC
• Temperatur gas buang keluar preheater = 202,56 oC
3.5. Daya yang dibangkitkan HRSG
Berdasarkan uap yang dihasilkan HRSG, maka daya yang dihasilkan
turbin uap tersebut adalah :
PT = ηT.mu( h8 – h9 )
Januar Baru Sidauruk : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Satu Unit Turbin Gas Dengan Daya 117,5 MW, 2009.
USU Repository © 2009
= 58247,52 kW
= 58,24752 MW
P1 TURBIN UAP
GENERATOR
GENERATOR TURBIN GAS
KOMPRESOR
RUANG BAKAR
UDARA ATMOSFER
SH
SIKLUS UAP
SIKLUS GAS
GAS BUANG
BAHAN BAKAR
EVA EKO CPR
FWT
P2
HRSG
SD
Keterangan :
LPH HPH P SH EVA EKO CPR FWT SD
527 o C
516,46 C o
457,67 o C
299,67 oC
251,81 C o
[image:43.595.147.596.106.580.2]202,56 oC o
BAB IV
UKURAN-UKURAN UTAMA
4.1. Perhitungan Parameter Pipa HP Superheater
Superheater adalah pipa-pipa pemanas yang berfungsi untuk
memanaskan uap yang berasal dari drum uap menjadi uap panas lanjut.
Superheater ini terletak pada bagian bawah sekali daripada susunan komponen
alat penukar kalor yang ada pada HRSG.
Sistem perpindahan panasnya adalah sistem konveksi berlawanan arah.
Dimana uap mengalir dari atas ke bawah sementara gas buang mengalir dari
bawah ke atas. Pada sistem perpindahan panas konveksi berlawan arah luas
perpindahan panas yang dibutuhkan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan
sistem konveksi satu arah, karena untuk kondisi kapasitas dan temperatur yang
sama besarnya harga beda suhu rata-rata logaritma ( LMTD ) pada sistem
konveksi arus berlawanan arah adalah lebih besar daripada konveksi searah.
Besarnya luas permukaan perpindahan panas yang dibutuhkan diperoleh
dari persamaan berikut :
A =
) .(LMTD
U Q
………..(Lit. 7 hal 490)
Dimana :
A = Luas permukaan perpindahan kalor ( m2 )
Q = Besar perpindahan kalor ( J/s )
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh ( W/m2 oC )
LMTD = Beda suhu rata-rata logaritma ( oC )
Besarnya harga LMTD sistem perpindahan panas pada superheater ini
274,66 oC 491,36 oC
516,46 oC
457,67 oC T Co
Tg1 Tg2
[image:45.595.167.476.84.254.2]T7 T6
Gambar 4.1. Sket aliran uap dan gas buang pada superheater
Dimana sebelumnya telah diperoleh :
T7 = Temperatur uap masuk superheater = 274,66 0C
T8 = Temperatur uap keluar superheater = 491,46 0C
Tg1 = Temperatur gas buang masuk superheater = 516,46 0C
Tg2 = Temperatur gas buang keluar superheater = 457,67 0C
Dimana :
min max
min max
ln
T T
T T
LMTD
∆ ∆−∆ ∆
= ………..(Lit. 8 hal 510)
dimana :
∆Tmax = Tg1 – T8
= 516,46 0C – 491,36 0C
= 25,1 oC
∆Tmin = Tg2 – T7
= 457,67 0C – 274,66 0C
= 183,01 0C
Maka diperoleh harga LMTD :
LMTD =
C C
C C
0 0
0 0
1 , 25
01 , 183 ln
1 , 25 01
,
183 −
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
0 0.
1 .
1 1
h R
A
A A h
U h w
h c i
η + +
= ……….(Lit. 8 hal 505)
dimana :
hi = Koefisien konveksi dalam pipa ( W/m2 0C )
Ac/Ah = Perbandingan luasan pipa bagian dalam dengan luasan pipa yang
menyerap kalor
Ah.Rw = Tahanan konduksi pipa HP Superheater ( m2 0C/W )
ho = Koefisien konveksi gas buang ( W/ m2 oC )
0
η = Efektivitas sirip bagian luar.
Pipa superheater dalam hal ini direncanakan menggunakan pipa baja
dengan diameter kecil. Diambil ukuran pipa dari ukuran standart pipa untuk baja
schedule 40 dengan diameter nominal ( DN ) 1 ½, bertujuan agar pembentukan
uap dapat berlangsung lebih cepat.
Maka diambil ukuran- ukuran pipa sebagai berikut :
Di : Diameter dalam = 1,9 in = 0,048 m
Do : Diameter luar = 1,61 in = 0,040894 m
t : Tebal pipa = 0,145 in = 0,003683 m
untuk menentukan banyaknya jumlah pipa yang dibutuhkan sesuai dengan
kapasitas uap dan diameter pipa yang direncanakan, maka diambil suatu batasan
sebagai berikut :
Panjang pipa uap aktif yang berhubungan dengan pipa – pipa = 7 m (dengan memperhitungkan standart panjang pipa yang ada )
Jarak antara dua buah pipa = 2 . Do = 0,084 m
Panjang pipa perbatang = 14,64 m
Penentuan panjang pipa berdasarkan pemilihan dari panjang pipa yang sering
digunakan dengan panjang 4,88 m (Lit. 11 hal 142).
Gambar 4.2 Sketsa rancangan pipa – pipa superheater.
Sehingga jumlah pipa – pipa superheater yang dibutuhkan adalah :
1 096 , 0
7
+ =
n
= 74 batang dalam satu baris
4.1.1. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( hi )
Koefisien pindahan panas dalam pipa ( hi ) seharusnya ditentukan pada
temperatur film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur uap
rata – rata superheater ( Tu=410,75 oC ) pada tekanan 88,8842 bar. Dari tabel
sifat- sifat air pada berbagai tekanan dan temperatur, (Lampiran 11) setelah
diinterpolasi diperoleh data – data sebagai berikut :
µ = 2,4538 . 10-5 kg/ m.s k = 0,05991 W/m 0C
ρ = 1/v = 21,41 kg/m3 Pr = 1,08167
Cp = 2,6326 J/kg.K
Kecepatan aliran uap pada superheater dihitung sebagai berikut :
i u u
A n m V
. .
. ρ
= …………..…………..(Lit. 12 hal 339)
dimana:
Vu = Kecepatan aliran uap dalam pipa ( m/s )
u
n = Jumlah pipa superheater = 74 batang
v = Volume jenis uap, dihitung atas dasar volume jenis uap rata- rata
pada superheater dengan tekanan 59,16 bar.
; 2
7 6 v v
v = + dimana : v6 = 0,033028 m /3 kg
056869 ,
0
7 =
v m /3 kg
2
056869 ,
0 033028 ,
0 +
=
v
= 0,0449 m /3 kg
Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar :
(
)
20409 , 0 4 / 74
056869 ,
0 . 126 , 67
π =
u
V
= 31,016 m/s
Diperoleh kecepatan uap dalam pipa sebesar 31,016 m/s masih dalam batas
kecepatan uap maksimum yang diijinkan untuk uap kenyang yaitu sebesar 50
m/s.(lit. MJ. Djokostyardjo “ Pembahasan lebih lanjut tentang ketel uap ‘1990, hal
186)
Besarnya koefisien pindahan panas dianalisa berdasarkan harga bilangan
Reynold:
R = e
µ ρ.V .u Di
……….(Lit. 1 hal 234)
Dimana : ρ = Massa jenis uap pada superheater
(
3)
/ m
kg
µ = Viskositas dinamik uap ( kg/m.s )
D = Diameter dalam (m) i
Maka :
µ ρ u i e
D V
R = . .
R = e 5
10 . 4538 , 2
0409 , 0 . 016 , 31 . 41 , 21
−
= 1106844,474
Aliran yang terjadi adalah turbulen ( Re >2300 ), maka hi dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :
i u i
D k N
Bilangan Nussselt dapat dihitung dengan : 4
, 0 8 , 0
. 023 ,
0 e r
u R P
N = ………(Lit. 7 hal 252)
= 0,023 . ( 1106844,474 ) 0,8 . ( 1,08167 ) 0,4
= 1624,18
Dengan :
κ = 0,05991 W/m oC Di = 0,0409 m
Maka :
0409 , 0
05991 , 0 . 18 , 1624
=
i
h
hi = 2379,09 W/m2 oC
4.1.2 Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa ( ho )
[image:49.595.113.492.72.684.2]Susunan pipa yang dirancang adalah susunan selang – seling. Seperti pada
[image:49.595.143.424.82.333.2]gambar dibawah ini.
Gambar 4.3 Susunan pipa selang – seling
Dimana : ST = Jarak transversal ( transverse pitch ) ( m )
SL = Jarak longitudinal ( longitudinal pitch ) ( m )
SD = Jarak diagonal ( m )
A1 = Jarak antara 2 buah pipa secara transversal ( m )
A2 = Jarak antara 2 buah pipa secara diagonal ( m )
Direncanakan ST = SL = 2. Do = 0,096 m
Dalam perencanaan ini susunan pipa direncanakan selang – seling. Untuk
gas buang. Sipat – sipat gas buang seharusnya dievaluasi pada temperatur film,
dapat juga dievaluasi pada temperatur rata – rata ( pendekatan ) gas buang, yaitu :
2 67 , 457 46 , 516 + = g T
= 487,065 oC = 760,215 oK
Dari tabel sipat – sipat udara ( lampiran 11 ) diperoleh :
κ = 0,05564 W/m 0K
µ = 3,510 .10-5 kg/ m.s ρ = 0,4647 kg/m3
Pr = 0,6866 Cp = 1,0881 J/kg. K
Maka dapat dihitung kecepatan gas maksimum ( V g maks ) pada rangkuman
pipa, dimana dari gambar dibawah ini, maka kecepatan maksimum dapat
terjadi pada A1 dan A2 ( gambar 4.3 )
<