Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
SKRIPSI
KETEL UAP
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) KAPASITAS 209 TON UAP / JAM DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG DARI LIMA UNIT
TURBIN GAS
Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh:
PARLINDUNGAN SIMANJUNTAK NIM. 050421 008
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaanNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.
Adapun tugas sarjana ini diambil dari bidang Ketel Uap dengan judul “Perancangan Heat
Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap/Jam dengan Memanfaatkan Gas Buang
dari Lima Unit Turbin Gas.
Dalam menyelesaikan tugas sarjana ini, penulis banyak sekali mendapat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik berupa saran dan nasehat maupun dukungan dalam bentuk moril
dan materil. Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibunda tercinta Teh Yuk Lian atas kasih sayang dan bimbingan yang diberikan kepada penulis
dan juga mengenang Ayahanda T. Simanjuntak yang telah berjuang tanpa kenal lelah guna
memberikan yang terbaik buat penulis,
2. Bapak Ir. Isril Amir, sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu serta
menyumbangkan ilmu dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
3. Bapak DR. Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri sebagai Ketua Departemen Teknik Mesin
FT-USU.
4. Bapak/Ibu dosen yang telah mendidik penulis selama kuliah di Departemen Teknik Mesin.
5. Bapak/Ibu staff pegawai Departemen Teknik Mesin.
6. Rekan-rekan mahasiswa di Teknik mesin, khususnya Ekstension stambuk 2005 yang telah
banyak mendukung dan membantu penulis selama perkuliahan maupun dalam penyelesaian
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih perlu disempurnakan, untuk itu penulis
mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna perbaikan tugas sarjana ini
selanjutnya. Terimakasih.
Medan, Oktober 2009
Penulis,
Parlindungan Simanjuntak
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR NOTASI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Penulisan ... 1
1.3. Batasan Masalah ... 2
1.4. Metode Penulisan ... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Siklus Gabung ... 3
2.1.1. Pemilihan Jenis Sistem Gabung ... 4
2.2. Siklus Turbin Gas ... 5
2.3. Heat Recovery Steam Generator ... 8
2.3.1. Komponen Utama HRSG ... 9
2.3.2. Peralatan Bantu HRSG ... 11
2.4. Alat Penukar Kalor ... 11
2.5. Proses Pembentukan Uap ... 13
2.6. Turbin Uap ... 15
BAB III : PERHITUNGAN TERMODINAMIKA 3.1. Spesifikasi Teknis Perancangan ... 16
3.2. Analisa Termodinamika Turbin Gas ... 17
3.2.1. Kompresor ... 18
3.2.2. Turbin Gas ... 20
3.2.3. Proses pada Ruang Bakar ... 22
3.2.4. Generator ... 23
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
3.3. Parameter Dasar Perencanaan ... 28
3.3.1. Perhitungan Uap ... 28
3.3.2. Kesetimbangan Energi ... 33
3.3.3. Superheater ... 34
3.3.4. Evaporator ... 35
3.3.5. Ekonomiser ... 35
3.3.6. Preheater ... 36
3.4. Spesifikasi HRSG yang Direncanakan ... 36
3.5. Daya yang Dibangkitkan HRSG ... 37
BAB IV : UKURAN – UKURAN UTAMA 4.1. Perhitungan Parameter Pipa Superheater ... 38
4.1.1. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( hi ) ... 41
4.1.2. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( ho ) ... 43
4.1.3. Pemilihan Pipa Superheater ... 50
4.1.4. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) ... 53
4.1.5. Luas Bidang Pindahan panas ... 53
4.2. Perhitungan Parameter Pipa Evaporator ... 54
4.2.1. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( hi ) ... 57
4.2.2. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( ho ) ... 59
4.2.3. Pemilihan Pipa Evaporator ... 64
4.2.4. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) ... 66
4.2.5. Luas Bidang Pindahan Panas ... 67
4.3. Perhitungan Parameter Pipa Ekonomiser ... 68
4.3.1. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( hi ) ... 70
4.3.2. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( ho ) ... 72
4.3.3. Pemilihan Pipa Ekonomiser ... 77
4.3.4. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) ... 79
4.3.5. Luas Bidang Pindahan Panas ... 80
4.4. Perhitungan Parameter Pipa Kondensat Preheater ... 81
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
4.4.2. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( ho ) ... 85
4.4.3. Pemilihan Jenis Pipa ... 90
4.4.4. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) ... 93
4.4.5. Luas Bidang Pindahan Panas ... 93
4.5. Effisiensi HRSG ... 94
BAB IV : KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 95
5.2. Saran ... 97
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
DAFTAR NOTASI
Notasi Arti Satuan
A Luas permukaan perpindahan panas m2
Ac Luas penampang bagian dalam m2
Af Luas permukaan sirip m2
Ap Luas permukaan sirip primer m2
Ah Luas total permukaan yang menyerap panas m2
Aa Luas penampang aliran m2
Di Diameter dalam pipa m
Do Diameter luar pipa m
Dh Diameter hub m
h Entalphi kJ/kg
hi Koefisien konveksi bagian dalam pipa W/m2oC
ho Koefisien konveksi bagian luar pipa W/m2oC
k Konduktivitas thermal W/m2oC
1 Panjang sirip m
L Panjang pipa m
mg Laju aliran massa gas buang kg/s
mu Laju aliran massa uap kg/s
n Jumlah pipa dalam satu baris
N Jumlah lintasan
Nu Bilangan Nusselt
Nf Jumlah sirip per batang pipa
p Tekanan bar
P Daya nyata W
PG Daya semu turbin VA
PT nett Daya yang disuplai turbin ke generator W
Pr Bilangan Prandtl
Q Laju perpindahan panas kJ/s
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
QEVA Laju perpindahan panas yang diserap evaporator kJ/s
QECO Laju perpindahan panas yang diserap ekonomiser kJ/s
QEVA Laju perpindahan panas yang diserap evaporator kJ/s
QECO Laju perpindahan panas yang diserap ekonomiser kJ/s
QPRE Laju perpindahan panas yang diserap preheater kJ/s
QSH Laju perpindahan panas yang diserap superheater kJ/s
Re Bilangan Reynold
re Jari-jari luar pipa bersirip m
ro Jari-jari luar pipa m
S Tegangan tarik ijin Psia
SL Jarak longitudinal dua buah pipa m
ST Jarak tranversal dua buah pipa m
t Tebal pipa m
T Temperatur oC
Tg Temperatur gas buang oC
Tmin Beda suhu minimum oC
Tmax Beda suhu maximum
o
C
U Koefisien perpindahan panas total W/m2 oC
V Kecepatan m/s
Vmax Kecepatan maximum m/s
f Effisiensi sirip
O Effektifitas sirip
HRSG Effisiensi HRSG %
µ Viskositas dinamik fluida kg/m.s
Massa jenis fluida kg/ m3
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Nama Gambar Halaman
2.1. Pembangkit Daya Siklus Gabungan 4
2.2 Siklus Turbin Gas Terbuka 5
2.3. Diagram T - s 5
2.4. Diagram P – V 6
2.5. Skema Siklus Gabung 10
2.6. Penukar Kalor Pipa Ganda 11
2.7. Distribusi Temperatur pada Alat Penukar Kalor 12
2.8. Distribusi Temperatur pada Evaporator 13
2.9. Instalasi Siklus Gabung 14
2.10. Diagram T - s 14
3.1. Diagram Alir Turbin Gas 17
3.2. Diagram T – s 18
3.3. Daya pada Generator 24
3.4. Profil Diagram Temperatur Gas Buang dan Uap 29
3.5. Diagram T – s yang direncanakan 31
3.6. Diagram Analisa Kesetimbangan Energi 33
3.7. Siklus Gabung yang Direncanakan 37
4.1. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada Superheater 39
4.2. Sketsa Rancangan Pipa-pipa Superheater 41
4.3. Susunan pipa Selang-Seling Superheater 43
4.4. Penampang Pipa Bersirip 46
4.5. Profil Luas Penampang Area Superheater 48
4.6. Grafik Effisiensi Sirip 51
4.7. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada Evaporator 55
4.8. Evaporator yang direncanakan 57
4.9. Susunan pipa Selang – Seling Evaporator 59
4.10. Grafik Effisiensi Sirip 65
4.11. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada Ekonomiser 68
4.12. Susunan pipa Selang – Seling Ekonomiser 72
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
4.14 Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada Preheater 81
4.15 Susunan pipa Selang – Seling Preheater 85
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat, sementara persediaan energi yang
ada terbatas. Daerah Sumatera Utara pada khususnya yang saat ini mengalami kekurangan energi
listrik, membutuhkan pembangkit energi listrik tambahan guna menutupi kekurangan energi
listrik tersebut.
Pembangunan pembangkit-pembangkit listrik yang baru merupakan salah satu solusi guna
mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini alternative lain dapat ditempuh dengan cara
meningkatkan efesiensi suatu mesin sehingga dapat menghasilkan daya dengan pemakaian bahan
bakar yang relatif lebih sedikit.
Dalam kaitannya dengan hal diatas, pada tugas sarjana ini direncanakan pemanfaatan gas
buang dari lima unit turbin gas dengan daya masing-masing unit turbin gas tersebut adalah 14,466
MW, 14,466 MW,20,1 MW,20,1 MW dan 21,35 MW dengan menggunakan HRSG ( Heat
Recovery steam Generator ).
Turbin gas dengan efesiensi dibawah ini 33 % menggunakan gas hasil pembakaran di
ruang pembakaran sebagai fluida kerja. Sesudah diekspansikan didalam turbin gas untuk
menghasilkan daya, gas asap meninggalkan turbin gas pada tekanan atmosfer, tetapi pada suhu
tinggi, yaitu biasanya diatas 500oC. Energi panas yang terkandung dalam gas asap ini tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung, tetapi masih dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk
menghasilkan uap. Pada tekanan dan suhu yang cukup tinggi uap dapat digunakan sebagai fluida
kerja pada siklus uap.
Dengan pemanfaatan sebagian energi terbuang dari turbin gas dan mengkorversikannya
menjadi kerja ( turbin uap ) dengan menggunakan HRSG yang dikenal dengan siklus gabungan
dapat meningkatkan efesiensi termis.
1.2. Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan ini adalah merencanakan satu unit HRSG (Heat Recovery
Steam Generator) memanfaatkan gas buang dari 5 (lima) unit gas turbin. HRSG yang
direncanakan, adalah HRSG dengan system satu tekanan (Single Pressure), tanpa menggunakan
bahan bakar tambahan (non supplementary firing) yang menghasilkan uap panas lanjut
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Penulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui performansi dari HRSG yang direncanakan
serta menentukan dimensi komponen-komponen utama HRSG yang direncanakan.
1.3. Batasan Masalah
Dalam tugas ini dirancang sebuah HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ) yang
memanfaatkangas buang dari turbin gas dengan daya masing-masing 14,466 MW, 14,466 MW,
20,1 MW, 20,1 MW dan 21,35 MW, dimana uapnya mensuplai uap panas lanjut untuk sebuah
turbin uap.
Adapun pembahasan meliputi :
1. Perhitungan Termodinamika.
2. Perhitungan daya yang dihasilkan turbin uap.
3. Perhitungan ukuran utama HRSG.
4. Gambar Penampang HRSG.
1.4. Metode Penulisan
Tugas sarjana ini terdiri dari lima bab yang masing - masing membahas topik yang saling
berhubungan sesuai dengan alur rancangan.
Bab I : Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan dan
tujuan penulisan.
Bab II : Berisi tentang tinjauan pustaka, mengenai konsep perancangan PLTGU, pemilihan
jenis sistem PLTGU, teori tentang HRSG, teori tentang proses pembentukan uap,
turbin uap.
Bab III : Berisi tentang pembahasan analisa termodinamika turbin gas , dan uap yang
dihasilkan HRSG.
Bab IV : Membahas mengenai ukuran – ukuran utama HRSG dan penentuan materialnya.
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Siklus Gabung
Siklus gabung adalah siklus yang memanfaatkan gas buang dari turbin gas ( PLTG ) untuk
memanaskan air dalam ketel, dalam hal ini disebut HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ),
dimana uap yang dihasilkan HRSG tersebut digunakan untuk memutar turbin uap yang akan
menggerakkan generator listrik.
Gas buang dari turbin gas keluar pada suhu diatas 500oC. Disebabkan tekanan rendah,
suhu tinggi ( entalpi tinggi ), gas buang ini tidak dapat dimanfaatkan secara langsung menjadi
fluida kerja. Regenerator dapat digunakan untuk memanfaatkan gas terbuang ini dengan cara
memanaskan gas keluar dari kompresor sebelum masuk ke ruang bakar. Namun regenerator
memiliki beberapa kelemahan.
Beberapa halangan penggunaan regenerator :
1. Regenerator mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan antara outlet kompresor dan inlet ruang bakar yang menyebabkan naiknya kerja kompresor karena untuk tekanan inlet
turbin yang tertentu, tekanan outlet kompresor harus lebih tinggi.
2. Regenerator menimbulkan naiknya tekanan keluar turbin yang menyebakan turunnya
kerja turbin.
3. Regenerator sulit untuk melayani debit aliran yang tinggi.
Untuk menghindarkan hal-hal diatas maka untuk pemanfaatan panas terbuang dari turbin
gas digunakan ketel uap dalam hal ini HRSG. Hal ini jelas dapat dipahami, dimana gas buang dari
turbin gas masih mengandung energi yang relative tinggi, yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi bagi siklus uap. Oleh karena itu, kedua siklus dapat saling melengkapi secara
termodinamika, dengan demikian dapat digabungkan menjadi satu siklus gabungan terdiri dari
turbin gas dan turbin uap yang masing-masing menggerakkan generator listrik secara terpisah.
Gambar 2.1. berikut menampilkan skema pembangkit daya dengan menggunakan HRSG
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Gambar 2.1 Pembangkit Daya Siklus Gabungan
Pembangkit daya seperti gambar 2.1 diatas, disamping menghasilkan efisiensi yang tinggi
dan keluaran daya yang lebih besar, siklus gabung bersifat fleksibel, mudah dinyalakan dengan
beban tak penuh, cocok untuk operasi beban dasar dan mempunyai efisiensi yang tinggi dalam
daerah beban yang luas. Kelemahannya berkaitan dengan kerumitannya, karena pada dasarnya
instalasi ini menggabungkan dua teknologi didalam satu kompleks pembangkit daya.
Pada siklus gabung sederhana, turbin gas terdiri dari kompressor udara, ruang bakar,
turbin gas. Dipadukan dengan mengirim gas buang turbin gas ke HRSG sebagai pembangkit uap.
Pembangkit uap (satu tekanan) terdiri dari turbin uap, kondensor, pompa kondensat, tangki air
umpan. HRSG terdiri dari kondensat preheater, ekonomiser, drum, evaporator dan superheater.
Gas keluar dari HRSG menuju cerobong. Dalam hal ini turbin gas dan turbin uap, keduanya
menggunakan generator listrik masing-masing.
2.1.1. PEMILIHAN JENIS SISTEM SIKLUS GABUNG
Dilihat dari sistem HRSG, siklus gabung dibagi atas :
1. Sistem satu tekanan ( Single Pressure System).
2. Sistem banyak tekanan ( Multi Pressure System ).
Sedangkan bila dilihat dari input panasnya, dikenal :
1. Tanpa pembakaran tambahan ( Non Supplementary firing ).
2. Dengan pembakaran tambahan ( Supplementary firing ). Keterangan :
P = Pompa
HRSG = Heat Recovery Steam Generator TU = Turbin Uap
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Semua sistem tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing, missal :
multy pressure system effesiensinya lebih tinggi dari single pressure system, namun lebih rumit.
Sedangkan supplementary firing dapat menghasilkan output yang lebih tinggi dari non firing,
namun lebih boros.
2.2. Siklus Turbin Gas
Turbin gas bekerja dengan siklus Brayton. Siklus ideal ini terdiri dari dua proses isobar
yang terjadi diruang bakar dan proses pembuangan gas bekas, serta dua proses isentropik yang
terjadi pada kompressor dan ekspansi gas pada turbin.
Gambar 2.2. Siklus Turbin Gas Terbuka
T(oC)
3 Keterangan :
: Garis Teoritis
4’ : Garis Aktual 2’
2
4
1
s (kJ/kg.oC)
Gambar 2.3. Diagram T-s Siklus Brayton
KOMPRESOR
4
GAS BUANG
1
TURBIN GAS ~
2
3
KOMPRESSOR
GENERATOR BAHAN BAKAR
RUANG BAKAR
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
P
2 3
1 4
v
Gambar 2.4. Diagram P – v
Jalannya proses dapat diterangkan sebagai berikut (Lit.7 hal 510) :
• 1-2 : Merupakan proses kompresi isentropik dalam kompressor, Kondisi 1 adalah udara atmosfer, sedangkan temperatur udara
hasil kompresi T2 dapat diketahui dari hubungan :
T2 = T1.rp y
y 1−
………. (2.1)
Dimana :
rp = rasio tekanan P2/P1
= perbandingan panas spesifik pada tekanan konstan dan panas spesifik pada volume konstan, untuk udara, = 1,4
• 2-3 : Proses penambahan panas pada tekanan konstan dalam ruang bakar, panas yang ditambahkan pada ruang bakar adalah :
Qin = Cp ( T3-T2 ) …………. (2.2).
• 3-4 : Proses ekspansi isentropik dalam turbin, temperatur gas keluaran T4 dihitung dengan hubungan :
T4 = T3
y y 1
p
r 1
−
………. (2.3)
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
konstan besarnya kalor yang dilepas dihitung dengan rumus :
Qout = Cp ( T4 - T1 ) ………(2.4)
= h4 - h1
Kerja netto turbin ( Wnet )
Kerja netto turbin merupakan kerja berguna yang dihasilkan turbin setelah kerja
ekspansi dikurangi dengan kerja kompresi. Besar kerja netto turbin adalah :
Wnet = WT – WK
= ( h3 – h4 ) - ( h2 – h1 )... (Lit.12 hal 295)
Daya netto turbin
Daya netto turbin merupakan daya keluran turbin ( daya yang dibutuhkan
generator ) setelah memperhatikan kerugian-kerugian, maka daya netto
turbin adalah :
Pnet = mg.WT mg.WK
. .
− ... (Lit.6 hal 768)
Perbandingan kompresi optimum dicari untuk menghasilkan efisiensi termal yang
maksimum atau kerja netto yang maksimum. Perbandingan kompresi optimum dapat
diketahui dengan menggunakan rumus (Lit.6 hal 768) :
rp max =
−
−
+ 1 1 1
1
1 3
1 3
R K
T T
T T
η η
………(2.5)
Perbandingan kompresi untuk menghasilkan kerja netto maksimum, maka besarnya
kompresi optimum adalah (Lit.6 hal 768) :
rp opt =
) 1 ( 2
1
1
3 −
y
K T
T T
η
η ………..…(2.6)
ketidakidealan yang terjadi menyebabkan adanya tekanan jatuh pada ruang bakar dan
tekanan keluar turbin lebih besar dari tekanan atmosfer. Dengan kata lain, rasio tekanan
melintas kompressor akan lebih besar daripada rasio tekanan melintas turbin. ( rpK > rpT
). ... (Lit.6 hal 768)
Kedua rasio tekanan optimum, yaitu untuk daya dan efesiensi tidak sama, sehingga
dalam perancangan perlu dicari komprominya.
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Kalor Spesifik adalah selisih antara kalor yang dimasukkan dengan kalor yang keluar,
secara matematis dapat dituliskan :
qeff = qin - qout
= ( h3 – h2 ) - ( h4 – h1 ) ... (Lit.6 hal 768)
Kerja Spesifik Siklus Bersih ( Wnet ).
Kerja Spesifik siklus bersih adalah selisih kerja yang dihasilkan turbin
dengan kerja yang dibutuhkan kompresor tiap kg gas, yang secara matematis
dapat dituliskan :
Wnet = WT – WK
= ( h3 – h4' ) - ( h2'– h1 )
= ( h3 – h2’ ) - ( h4’ – h1 ) ... (Lit.6 hal 767)
Efisiensi Siklus
Merupakan perbandingan antara jumlah kalor yang efektif dengan kalor yang
dimasukkan ke sistem yaitu :
sik =
in net
q W
= ( h3 – h2' ) - (h4' – h1 ) / ( h3 – h2' )
= 1-
−− 2
3 1 4
' '
h h
h h
... (Lit.12 hal 295)
2.3. Heat Recovery Steam Regenerator ( HRSG )
HRSG pada umumnya terdiri dari beberapa seri seksi-seksi superheater,
Evaporator, ekonomiser dan ditambah dengan kondensat preheater.
2.3.1. Komponen Utama HRSG
Komponen utama HRSG terdiri dari beberapa buah alat penukar kalor, yang
berhubungan satu sama lain, komponen tersebut adalah :
1. Kondensat Preheater
Merupakan tempat pemanasan awal kondensat sebelum masuk ke tangki air umpan, agar
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Preheater menempati posisi begian atas sekali daripada posisi pipa-pipa pemanas yang
ada dan diikuti oleh pipa-pipa lainnya.
2. Ekonomiser
Adalah alat penukar kalor yang menaikkan suhu air yang keluar dari tangki air umpan
yang tekanannya paling tinggi sampai suhu jenuh. Disini pemanasan dilakukan oleh gas
yang keluar dari pemanas lanjut dan pipa penguap. Ekonomiser ini ada yang
menggunakan pipa biasa dan pipa yang bersirip.
3. Evaporator
Air dari drum uap melalui ekonomiser ke evaporator. Pada evaporator dengan adanya
pipa penguap akan terjadi pembentukan uap, dimana media pemanasan dilakukan oleh
gas yang keluar dari pemanas lanjut (superheater). Adapun jenis evaporator yang umum
digunakan, seperti :
Evaporator bersirkulasi bebas (alami) dan evaporator sirkulasi paksa.
4. Superheater
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mengubah uap jenuh pada evaporator menjadi
uap kering. Gas dari buangan turbin gas mula-mula dilewatkan pada superheater untuk
memanaskan uap pada pipa-pipa superheater. Selanjutnya uap dari superheater ini akan
langsung diteruskan ke turbin uap. Selain komponen-komponen utama diatas, HRSG
juga dilengkapi dengan peralatan
Bantu yang fungsinya juga sangat menunjang kinerja HRSG, seperti drum uap HRSG
dan cerobong ( stack ).
2.3.2. Peralatan Bantu HRSG
Selain komponen-komponen utama diatas HRSG juga dilengkapi dengan peralatan bantu
yang fungsinya juga sangat menunjang kinerja HRSG. Adapun perlatan tersebut adalah :
o Drum HRSG
Tempat penampungan air dari ekonomiser yang kemudian disirkulasikan menuju
evaporator dan menampung kembali uap yang dihasilkan dari evaporator tersebut.
o Cerobong ( Stack )
Cerobong pada HRSG terdiri dari horizontal difuser, diverter dan silencer.
o Cerobong tambahan ( Bypass Stack )
Cerobong yang digunakan pada saat HRSG tidak beroperasi (Siklus terbuka) sehingga gas
buang dari turbin gas keluar melalui cerobong ini sedangkan damper menutupi laluan gas
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
2.4. Alat Penukar Kalor
Alat penukar kalor ( heat exchanger ) adalah sebuah pesawat tempat terjadinya
perpindahan panas dari fluida yang temperaturnya tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah
atau sebaliknya. Jenis penukar kalor yang banyak digunakan antara lain penukar kalor pipa ganda,
shell and tube dan lain-lain.
Gambar 2.6. Penukar kalor Pipa Ganda
Kalor yang dilepas fluida panas sebesar :
qh = . ( 1 2) .
h h h
h C t t
m −
Kalor yang dilepas fluida dingin sebesar :
qc = . ( 1 2) .
c c c
c C t t
m −
Dimana kalor yang dilepas fluida panas sama dengan kalor yang diterima fluida dingin. Subskrip h dan c masing-masing menandakan fluida panas dan dingin.
Qg = m ..cdT
.
Dimana c = panas spesifik
Distribusi temperatur yang terjadi selama perpindahan panas berlangsung dapat dilihat pada
gambar 2.7.
Fluida panas
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
ToC ToC
( a ) ( b )
Gambar 2.7. Distribusi Temperatur pada Alat Penukar Kalor
a. Perpindahan panas dengan arah arus searah.
b. Perpindahan panas dengan arah berlawanan arah.
Laju pindahan panas dapat dinyatakan dengan beda temperatur rata-rata logaritmik LMTD :
Q = U . A . ( LMTD )
Dimana :
Q : Laju perpindahan panas (J/s)
U : Koef. Perpindahan panas menyeluruh ( W/m2oC )
A : Luas permukaan penukar kalor (m2 )
LMTD : Beda temperatur logaritmik rata-rata ( oC )
LMTD =
(
)
) /(
) (
) (
2 2 1 1
2 2 1 1
c h c h
c h c h
t t t t In
t t t t
−
− − −
−
Pada proses penguapan evaporasi dan pengembunan ( kondensasi ) salah satu fluida tidak
mengalami perubahan suhu, walaupun perpindahan panas telah berlangsung diantara kedua fluida.
Hal ini disebabkan kalor yang diterima dan yang dilepas oleh fluida (kalor laten) tidak digunakan
untuk menaikkan temperatur tetapi digunakan untuk mengubah fase fluida. Th1
Tc1
Th2
Tc2
Th1
Tc2
L (m)
Th2
Tc1
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Distribusi temperatur evaporasi dapat dilihat pada gambar 2.8.
ToC ToC
( a ) ( b )
Gambar 2.8. Distribusi Temperatur pada Proses Evaporasi
a. Distribusi temperatur aliran sejajar.
b. Distribusi temperatur aliran silang.
Maka beda suhu rata-rata logaritmik adalah :
LMTD =
(
)
) /(
) (
) (
2 2 1 1
2 2 1 1
c h c h
c h c h
t t t t In
t t t t
−
− − −
−
2.5. Proses Pembentukan Uap
Gas buang dari siklus gas masuk ke HRSG untuk mengubah air menjadi uap kering yang
akan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin uap hingga dapat memutar beban dalam hal ini
generator listrik. Proses pembentukan uap, dimulai dari pemanasan air kondensat hingga
pembentukan uap kering, seluruhnya memanfaatkan kandungan kalor dari gas buang tersebut. Th1
Tc1
Th2
Tc2
Th1
Tc2
L (m)
Th2
Tc1
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Gambar 2.8. Instalasi Siklus Gabung
b 4
3
2
1
5
6 8
9 10
11
7 1
2
3 4 6
7
8 5 12
11
9 10
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
2.6. Turbin Uap
Beberapa parameter desain yang penting berkaitan dengan turbin uap adalah tekanan uap
masuk turbin. Mengambil tekanan uap masuk lebih tinggi akan menguntungkan, karena ukuran
sudu-sudu akan menjadi lebih kecil, namun tekanan yang terlalu tinggi akan menyebabkan
efisiensi menurun.
Parameter lain yang penting dari turbin uap adalah tekanan kondensor, dalam hal ini
tekanan turbin uap dan kondensor akan disesuaikan dengan HRSGnya.
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
BAB III
PERHITUNGAN TERMODINAMIKA
3.1. SPESIFIKASI TEKNIS PERANCANGAN
Parameter rancangan mengenai turbin gas pada perencanaan ini mengacu dari hasil data
survey yang dilakukan di PT. PLN (Persero) sector Belawan PLTG Paya Pasir.
Adapun spesifikasi tugas rancangan masing-masing unit turbin gas yang direncanakan adalah : Unit I dan Unit II :
• Daya maksimum turbin gas : 14.466 kW
• Bahan Bakar : HSD (High Speed Diesel)
• Putaran Turbin : 4830 rpm
• Tipe turbin : Aksial
• Perbandingan tekanan pada kompressor : 7
• Temperatur masuk compressor : 30oC
• Tekanan barometer : 1,013 bar
• Effisiensi isentropik kompressor aksial : 0,86 (buku manual)
• Effisiensi isentropic turbin gas : 0,9 (buku manual)
Unit III dan Unit IV :
• Daya maksimum turbin gas : 20.100 kW
• Bahan Bakar : HSD (High Speed Diesel)
• Putaran Turbin : 5100 rpm
• Tipe turbin : Aksial
• Perbandingan tekanan pada kompressor : 7,15
• Temperatur masuk compressor : 30oC
• Tekanan barometer : 1,013 bar
• Effisiensi isentropik kompressor aksial : 0,86 (buku manual)
• Effisiensi isentropic turbin gas : 0,90 (buku manual)
Unit V :
• Daya maksimum turbin gas : 21.350 kW
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
• Putaran Turbin : 5100 rpm
• Tipe turbin : Aksial
• Perbandingan tekanan pada kompressor : 7,15
• Temperatur masuk compressor : 30oC
• Tekanan barometer : 1,013 bar
• Effisiensi isentropik kompressor aksial : 0,86 (buku manual)
• Effisiensi isentropic turbin gas : 0,90 (buku manual)
3.2. ANALISA TERMODINAMIKA TURBIN GAS
Siklus turbin gas yang digunakan adalah siklus Brayton sederhana tanpa reheating dan
[image:30.595.81.493.283.583.2]heat exchanger seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3.1. Diagram Alir Turbin Gas
4
GAS BUANG
1
KOMPRESSOR GENERATOR
TURBIN GAS
~
2
3 RUANG BAKAR
BAHAN BAKAR
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
T(oC)
3
2' 4'
2 4
1
[image:31.595.104.449.106.392.2]
s ( kJ / kg.K )
Gambar 2.3. Diagram T-s
Sistem turbin gas dianalisa dengan menganalisis titik-titik pada gambar, analisa ini
didukung dengan menentukan beberapa harga yang ditentukan dengan mengacu pada effesiensi
yang ada.
3.2.1. Kompresor
Unit I dan Unit II
• Keadaan pada titik 1, dimana : T1 = 30oC
= 30 + 273,15
= 303,15 K
P1 = 1,013 bar
Dari tabel udara diperoleh :
h1 = 304,06 kJ/kg
• Keadaan pada titik 2, dimana : rpK = 7 (data dari survei )
P2 = P1 . rpK
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
P2 = 7,091 bar
T2 = T1 ( rpK ) y
y 1−
T2 = 303,15 ( 7 ) 1,4
1 4 ,
1 −
= 530,538 K
Sehingga harga h2 dapat diperoleh dari tabel udara ( lampiran III ) yakni sebesar 535,482
kJ/kg.
• Maka dapat dihitung kerja spesifik kompressor ( WK )
WK akt =
K
h h
η 1
2 −
=
86 , 0
/ 06 , 304 482
,
535 kJ − kJ kg
= 269,095 kJ / kg
• Kondisi aktual perencanaan ini ( 2' ) h2' = WK akt + h1
h2' = 269,095 kJ/kg + 304,06 kJ/kg
h2' = 573,155 kJ/kg
dari tabel udara dapat diperoleh :
T2' = 293,62 oC
Unit III, unit IV dan unit V Keadaan titik 1
Perhitungan termodinamika untuk titik 1 sama untuk semua unit turbin gas, karena suhu
udara masuk kompressor pada semua unit sama, yakni sebesar 30oC. Keadaan titik 2, dimana :
rpK = 7,15
P2 = 1,013 x 7,15
P2 = 7,243 bar
WK akt =
(
)
86 , 0
/ 06 , 304 834 ,
538 − kJ kg
= 272,99 kJ/kg
h2' = 272,99 kJ/kg + 304,06 kJ/kg
= 577,05 kJ/kg
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
3.2.2 Turbin Gas
Analisa termodinamika pada turbin gas dalam hal ini dimaksudkan untuk menentukan
temperatur keluar turbin. Berbagai pertimbangan mettalurgi membatasi temperatur pemasukan
turbin bekerja pada sekitar 970oC (1243 K ) sampai dengan 1080 oC (1353 K ), walaupun ada
beberapa turbin gas dengan pendinginan sudu yang dapat beroperasi sampai temperatur 1350oC
(1623 K ). Hal ini untuk menghindari kerusakan sudu akibat kelebihan temperatur.
Dari hasil survei (ruang kontrol) pada PT. PLN (Persero) sektor Belawan PLTG Paya
Pasir didapat bahwa temperatur gas buang turbin gas untuk unit I dan II adalah sebesar 575 oC dan
untuk unit III, unit IV dan unit IV adalah 513 oC. Adanya kerugian tekanan dalam ruang bakar
akan mempengaruhi unjuk kerjaturbin saat beroperasi.
Dari (literatur 4 hal 37) diketahui bahwa perbandingan antara tekanan keluar turbin
dengan udara atmosfer pada instalasi turbin gas siklus terbuka adalah 1,1 ÷ 1,2. Dalam
perhitungan termodinamika ini diasumsikan 1,1. Unit I dan Unit II
• Temperatur gas actual keluar turbin (T '4)
T '4 = 575 + 273,15
T '4 = 848,15 K
• Perbandingan antara tekanan keluar turbin dengan tekanan udara atmosfer pada instalasi turbin gas siklus terbuka diasumsikan 1,1, maka :
P4 = P1 . ( 1,1 )
= 1,013 . ( 1,1 )
P4 = 1,1143 bar
• Diperkirakan terjadi penurunan tekanan sebesar 0,02 pada ruang bakar (lit.3 hal.200) : P3 = P2 . ( 1 - Prb )
= 7,091 bar . ( 1 – 0,02 )
P3 = 6,95 bar
• Sehingga diperoleh harga rasio tekanan pada turbin :
rpT =
4 3
p p
rpT = 6,236
1143 , 1
95 , 6
=
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
T3 =
− − − y y r P P T 1 3 4 3 1 1 η
………( lit.3 hal 201 )
T3 =
− − − 3492 , 1 1 3492 , 1 95 , 6 1143 , 1 1 9 , 0 1 15 , 848 = 1,3492 T3 = 1284,297 K
Dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
h3 = 1385,056 kJ/kg
dan pada T4 = 848,15 K diperoleh
h4 = 876,235 kJ/kg
• Jadi diperoleh WT akt sebesar :
WT akt = h3 – h4
= 1281,244 kJ/kg – 807,842 kJ/kg
WT akt = 473,403 kJ/kg
Unit III, unit IV dan unit V
• Temperatur gas aktual keluar turbin ( T '4 )
T '4 = 513 + 273,15
T '4 = 786,15 K
• Perbandingan antara tekanan keluar turbin dengan tekanan udara atmosfer pada instalasi turbin gas siklus terbuka untuk unit semua unit sama sehingga :
P4 = 1,1143 bar
• Dengan perkiraan terjadinya penurunan tekanan sebesar 0,02 pada ruang bakar : P3 = 7,243 ( 1 – 0,02 )
P3 = 7,098 bar
• Harga rasio tekanan pada turbin untuk semua unit sama, karena harga P3 dan P4 untuk
semua unit sama .
R PT = 6,37
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
T3 =
− − − 3553 , 1 1 3553 , 1 098 , 7 1143 , 1 1 9 , 0 1 15 , 786 = 1,355 T3 = 1202,245 K
Dari tabel udara diperoleh :
h3 = 1281, 244 kJ/kg
dan pada T '4 = 786,15 K diperoleh :
h '4 = 807,842kJ/kg
• Jadi diperoleh WT akt sebesar :
WT akt = h3 – h4
= 1281,244 kJ/kg – 807,842 kJ/kg
WT akt = 473,403 kJ/kg
3.2.3. Proses Pada Ruang Bakar.
Analisa termodinamika pada ruang bakar ini dipergunakan untuk menentukan
perbandingan bahan bakar dengan udara actual ( FAR ) akt.
Perhitungan proses pada ruang bakar, diasumsikan effisiensi ruang bakar ( rb ) adalah 0,98 dan
kondisi masuk ruang bakar dianggap sama dengan kondisi keluar kompresor, maka panas yang
disuplai adalah :
Unit I dan Unit II
• q rb = h3 – h2
= 1385,056 kJ/kg – 573,155 kJ/kg
= 811, 9 kJ/kg
Dari data survei diperoleh LHV bahan bakar gas adalah 42.900 kJ/kg, maka perbandingan
bahan bakar terhadap udara adalah :
q rb = LHV . ( FAR ) akt . rb
( FAR ) akt =
rb rb LHV q η = 98 , 0 . 42900 9 , 811
kg b.bakar / kg udara
( FAR ) akt = 0,0193 kg b.bakar / kg udara
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
• q rb = h3 – h2
= ( 1281,245 – 577045 )kJ / kg
= 704,2 kJ / kg
Dari data survei diperoleh LHV bahan bakar gas adalah 42.900 kJ / kg,
maka perbandingan bahan bakar terhadap udara adalah :
q rb = LHV . ( FAR ) akt . rb
( FAR ) akt =
rb rb
LHV q
η
=
98 , 0 . 42900
2 , 704
kg b.bakar / kg udara
( FAR ) akt = 0,01675 kg b.bakar / kg udara
Jadi perbandingan udara dengan bahan bakar adalah sebesar :
( AFR ) akt = 59,702 kg udara / kg b.bakar
3.2.4. Generator
Didalam suatu proses perubahan arus bolak balik ada 2 unsur yang terlibat pada proses
konversi dasar, yaitu :
1. Daya nyata ( V I cos ) diukur dengan Watt, besaran inilah yang terlihat pada proses
konversi dasar.
2. Daya reaktif ( V I cos ), tidak mempengaruhi proses konversi daya, tetapi suatu
[image:36.595.109.381.521.685.2]kebutuhan yang harus dilayani.
Gambar dibawah ini menunjukkan daya yang bekerja pada generator AC
Gambar 3.3. Daya Pada Generator
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Daya yang dibutuhkan generator adalah daya semu PG ( Volt Ampere ) dan daya
keluaran adalah P ( daya nyata ).
P = PG . cos
PG =
ϕ
cos
P
= 85 , 0 14466
PG = 17018,824 kVA
Maka daya yang harus disuplai turbin ke generator adalah PT Nett :
PT Nett =
TR G
G
P
η η
Dimana :
G = effesiensi generator ( direncanakan 0,98 )
tr = effesiensi transmisi = 1
Transmisi yang digunakan untuk menyatukan poros turbin gas
dengan poros generator adalah kopling tetap jenis kopling flens,
diasumsikan tidak ada kehilangan kerja antara poros generator
dengan poros turbin gas.
Maka :
PT net =
98 , 0
824 , 17018
PT net = 17366,147 kW
Unit III dan unit IV
Daya yang harus disuplai turbin ke generator adalah PT net :
PT Nett =
1 . 98 , 0 25125
PT Nett = 25637,755 kW
3.2.6 Laju Aliran Massa Udara Dengan Bahan Bakar.
Unit I dan unit II
Dengan diperolehnya harga PT Nett = 17366,147 kW, maka untuk menghitung laju aliran
massa udara dan bahan bakar dihitung dengan menggunakan prinsip kesetimbangan energi daya
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
PT Nett = mgWT ma.WK
. . − = K T a f Tnett W W m m P − + . .. / 1 · · Dimana : a f m m . .
/ = ( FAR ) akt
= 0,0193 kg b.bakar / kg udara
Sehingga diperoleh :
a m . = kg kJ kJ s kg kW / 09 , 269 / 82 , 508 . / ) 0193 , 0 1 ( 147 , 17366 − +
= 69,589 kg / s
f
m
.
= ma
.
. ( FAR ) akt
= 69,589 kg/s . 0,0193
= 1,344 kg/s
g
m
.
= ma
.
+ mf
.
= 70,933 kg/s
Jadi laju aliran gas untuk unit I dan II adalah sebesar 2 x 70,933 kg/s = 141,866 kg/s.
Unit III dan unit IV
Dengan diperolehnya harga PT net = 25637,755 kW, maka untuk menghitung laju aliran
massa udara dan bahan bakar dihitung dengan menggunakan prinsip kesetimbangan energi daya
instalasi. a f m m . .
/ = ( FAR )akt =0,01675 kg b.bakar / kg udara
Maka diperoleh :
a m . = kg kJ kg kJ s kg kW / 99 , 273 / 42 , 473 . / ) 01675 , 0 1 ( 755 , 25637 − +
= 123,058 kg / s
f
m
.
= ma
.
. ( FAR )akt
= 123,058 kg / s . 0,01675 kg b.bakar / kg udara
= 2,061 kg / s
g
m
.
= ma
.
+ mf
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
= (123,058 + 2,061) kg / s
= 125,119 kg / s
Jadi laju aliran gas untuk unit III dan unit IV adalah sebesar 2 x 125,119 kg/s =
250,238 kg/s.
Unit V
Dengan diperolehnya harga PT net = 27232,653 kW, maka untuk menghitung laju aliran
massa udara dn bahan bakar dihitung dengan menggunakan prinsip kesetimbangan energi daya
instalasi. a f m m . .
/ = ( FAR )akt = 0,01675 kg b.bakar / kg udara
Maka diperoleh: ma . = kg kj kg kJ s kg kW / 99 , 272 / 4 , 473 . / ) 01675 , 0 1 ( 653 , 27232 − +
= 130,711 kg / s
mf
.
= ma
.
. ( FAR )akt
= 130,711 kg / s . 0,01675 kg b.bakar / kg udara
= 2,189 kg / s
mg
.
= ma
.
+ mf
.
= ( 130,711 + 2,189 ) kg / s
mg
.
= 132,9 kg / s
Jadi laju aliran gas untuk unit V adalah sebesar 132,9 kg / s.
Total laju aliran gas dari kelima unit tersebut dapat diperoleh dengan menjumlahkan laju
aliran gasnya yakni m g1 + m g2 + m g3 + m g4 + m g5 = 70,933kg/ s
+ 70,933 kg/s + 125,119 kg/s +125,119 kg/s + 132,9 kg/s = 525 kg/s.
Secara analisa termodinamika, maka daya untuk masing-masing instalasi
komponen-komponen untuk setiap unit adalah sebagai berikut : Unit I dan Unit II
1 Daya kompresor
PK = ma
.
. Wk
= 69,589 kg/s . 269,095 kJ/kg
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
1 Daya Turbin
PT = mg
.
. WT
= 70,933 kg/s . 508,821 kJ/kg
= 36092,29 kW
1 Panas yang disuplai ruang bakar
QRB = mg
.
. qRB
= 70,933 kg/s . 811,9 kJ/kg
= 57590,677 kW Unit III dan Unit IV
1. Daya kompresor
PK = 123,058 kg/s . 272,99 kJ/kg
= 33594,064 kW
2. Daya Turbin
PT = 132,9 kg/s . 473,40281 kJ/kg
= 62915,38813 kW
3. Panas yang disuplai ruang bakar
QRB = 132,9 kg/s . 704,191 kJ/kg
= 93587,23 kW
3.3. Parameter Dasar Perencanaan
Dalam perencanaan pemanfaatan gas buang dari turbin gas ini direncanakan menggunakan
satu jenis tingkat tekanan. Parameter temperatur dan tekanan uap yang akan dihasilkan harus
sesuai dengan kondisi gas buang turbin gas yang ada dan penentuan turbin uap yang digunakan.
Perhitungan Uap
Temperatur uap yang akan dihasilkan harus sesuai dengan temperatur gas buang.
Perbedaan temperatur yang terkecil antara 2 aliran gas dengan uap, yang biasa disebut dengan titik
penyempitan ( pinch point ) a-x dan b-y ( gambar 3-4 ) minimum 20oC. Pada perancangan ini,
diambil pinch point sebesar 35 oC.
Gas buang x
T
em
pe
ra
tur
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
[image:41.595.66.446.324.556.2]Laju Pindahan Panas (Q) MW
Gambar 3.4. Profil Diagram Temperatur Gas Buang dan Uap
Dengan menggabungkan gas buang dari turbin gas kelima unit tersebut maka suhu
rata-rata diperoleh dengan hukum kesetimbangan energi :
Qdilepas = Qditerima
II g
m 1, .
. cPI,II
(
TI,II −Trata−rata)
= mgIII,IV,V.
. cpIII,IV,V
(
Trata−rata −TIII,IV,V)
Dari tabel udara, diperoleh :
cPI ,II = 1,1098 kJ/(kg.K)
cPIII,IV,V = 1,096 kJ/(kg.K)
141,866 · ( 575 – Trata-rata ) = 383,1388 · 1,096 · ( Trata-rata – 513 )
Trata-rata =
244 , 577
959 , 305887
= 529,91oC
Temperatur gas buang yang masuk ke superheater diperkirakan akan mengalami
penurunan sebesar 2 % karena adanya kerugian yang terjadi pada saluran dari turbin gas ke
superheater. Maka temperatur gas buang masuk superheater ( diperkirakan ) :
T = 529,91oC x 0,98
= 519,31 oC
Sesuai dengan hal diatas temperatur uap yang dihasilkan HRSG (Superheater) dengan pinchpoint
35 oC, adalah :
Tuap yang dihasilkan HRSG = 519,31oC - 35 oC
= 484,31 oC
Evaporator Air / Uap Superheater
Ekonomiser
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Dengan memperhitungkan adanya kehilangan panas sepanjang penyaluran uap dari HRSG hingga
masuk turbin uap sebesar ( 0,97 ÷ 0,98 ), maka temperature uap masuk turbin adalah :
Tmasuk turbin uap = ( 0,97 ÷ 0,98 ) 484,31 oC
= 470oC
Turbin uap yang digunakan adalah turbin uap dengan kondensasi, dimana hasil ekspansi
turbin uap yang akan dikondensasikan pada kondensor. Besarnya tekanan uap hasil ekspansi
masuk kondensor adalah dibawah tekanan atmosfer, yaitu berkisar pada ( 0,04 ÷ 0,1 ) bar. Dalam
hal ini, media pendingin yang akan digunakan adalah air dengan suhu 30 oC. Temperatur uap hasil
ekspansi turbin masuk kondensor direncanakan diatas 40 oC ( dari tabel dengan tekanan 7,5 kPa,
Tsat = 40,29oC ). Parameter yang lain mengenai turbin uap, yaitu derajat kebasahan yang dapat
diterima sehubungan dengan terjadinya erosi pada sudu, adalah sekitar 12%, yang artinya kualitas
uap masuk kondensor ( keluar turbin ) sebesar 88%, dengan mempertimbangkan keamanan sudu
turbin pada perencanaan ini kualitas uap masuk kondensor diambil 90%.
Dari data diatas : Tmasuk turbin = 470 oC
Pmasuk kondensor = 0,075 bar
X ( kualitas uap ) = 90 %
T = 85 %
maka dari diagram Mollier didapat Pmax (tekanan masuk turbin) sebesar 35,714 bar.
Dengan mempertimbangkan adanya penurunan tekanan sepanjang penyaluran uap mulai
dari HRSG hingga masuk turbin sebesar 5 %, maka dalam perencanaan ini tekanan HRSG, yaitu :
PHRSG = 100 / 95 x 35,714 bar
= 37,594 bar
Sehingga dalam perancangan ini diperoleh :
1. Temperatur gas masuk superheater = 519,31 oC
2. Uap yang dihasilkan HRSG
a. Temperatur = 484,31 oC
b. Tekanan = 37,594 oC
3. Kondisi uap masuk turbin
a. Temperatur = 470 oC
b. Tekanan = 35,714 oC
4. Kondisi uap hasil expansi turbin masuk kondensor
a. Temperatur = 40,29 oC
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
T ( oC )
0.075 bar X = 0,9
s ( kJ / kg.K )
Gambar 3.5. Diagram T-s Yang Direncanakan
• Keadaan titik 1 : P1 = 0,075 bar
h1 = 168,79 kJ/kg
v1 = 0,001008 m3 /kg • Keadaan titik 2 :
WP = v1 . ( P2 – P1 )
= 0,001008 m3 /kg . ( 398,3 – 7,5 ) kPa
= 0,394 kJ/kg
h2 = WP + h1
= 0,394 kJ/kg + 168,79 kJ/kg
= 169,184 kJ/kg
• Keadaan titik 3 : P3 = 3,983 bar
h3 = 604,045 kJ/kg
v3 = 0,001084 m3 /kg • Keadaan titik 4 :
WP = v3 . ( P4 – P3 )
= 0,001084 m3 /kg . ( 3759,4 – 398,3 ) kPa
= 0,3643 kJ/kg
h4 = WP + h3
1 2
3 4
5 6
7
8 35,714 bar
3.983 bar
37,594 bar
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
= 3,643 kJ/kg + 604,045 kJ/kg
= 607,688 kJ/kg
• Keadaan titik 5 :
P5 = 37,594 bar
h5 = hf = 1069,236 kJ/kg • Keadaan titik 6 :
P6 = 37,594 bar
h6 = hg = 2802,36 kJ/kg • Keadaan titik 7 :
T7 = 484,31oC
P7 = 37,594 bar
h7 = 3412,11 kJ/kg • Keadaan titik 8 :
P8 = 35,714Mpa
T8 = 470 oC
h8 = 3381,77 kJ/kg • Keadaan titik 9a :
P9a = 0,075 bar
X ( kualitas uap ) = 0,9
h9a = 2334,19 kJ/kg • Keadaan titik 9s :
P9s = 0,075 bar
Dari diagram Mollier diperoleh :
h9s = 2149,32 kJ/kg
3.3.2. Kesetimbangan Energi
Laju aliran massa uap dapat diperoleh dari hukum kesetimbangan kalor, dimana :
Qgas = Quap
mu ( h7 - h5 ) = mg ( hb - ha )
` ToC
7 a
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Gambar 3.6. Diagram Analisa Kesetimbangan Energi
Dimana : a - b = aliran gas
a - 5 = pinch point antara suhu masuk evaporator dengan suhu gas.
b - 7 = pinch point antara suhu masuk superheater dengan suhu gas.
5 – 7 = aliran uap
• Kondisi titik a :
Ta = T5 + 30oC
= ( 246,646 + 30 )oC = 276,646 oC
Ta = 276,646 oC
ha = 555,507 kJ/kg • Kondisi titik b :
Tb = 519,31oC
hb = 814,78 kJ/kg
jadi laju aliran massa uap dapat diperoleh sebesar :
u
m
.
= mg
.
(hb - ha ) / (h7 - h6 )
=
kJkg kg kJ s
kg
) 24 , 1069 11 , 3412 (
/ ) 51 , 555 776 , 814 ( / 525
− −
u
m
.
= 58,098 kg/s
Jadi laju aliran massa uap yang dihasilkan adalah sebesar 58,098 kg/s. 5
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
3.3.3 Superheater
Uap panas lanjut yang dihasilkan superheater, yaitu pada tekanan 37,594 bar dan
temperatur 484,31oC. Maka kalor yang diserap pada superheater adalah :
Quap = mu
.
· (h7 - h6 )
= 58,098 kg/s · ( 3412,11 kJ/kg – 2802,36 kJ/kg )
= 35425,45 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan (Qgas ) gas buang adalah sebesar 35425,45
kW.
Qgas = mg
.
(hin - hout )
35425,45 kW = 525 kg/s ( 814,776 kJ/kg - hout )
hout = 747,3 kJ/kg
dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
Tout = 457,435 oC
Maka temperatur gas buang keluar superheater adalah 457,435 oC dan gas buang akan masuk ke
evaporator.
3.3.4 Evaporator
Pada tekanan 37,594 bar, dari tabel sifat uap jenuh diperoleh temperatur air mendidih
pada 246,646 oC. Air akan mengalami penguapan pada evaporator. Besarnya kalor yang
dibutuhkan untuk menguapkan air adalah :
Quap = mu
.
· (h6 - h5 )
= 58,098 kg/s · ( 2802,36 kJ/kg – 1069,236 kJ/kg )
= 100692,27 kW
Jadi, jumlah kalor yang harus disediakan gas buang (Qgas ), adalah sebesar 100692,27 kW.
Qgas = mu
.
· (hin – hout )
100692,27 kW = 525 kg/s . (747,3 kJ/kg - hout
hout = 555,51 kJ/kg
dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
Tout = 276,65 oC
Maka temperatur gas buang keluar evaporator adalah 276,65 oC dan gas buang akan masuk
ekonomiser.
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Air masuk ke ekonomiser dari tangki air umpan yang dipompakan hingga tekanan
37,594 bar, dengan temperatur143,47 oC yang akan dipanaskan hingga mencapai air jenuh dengan
suhu 246,646 oC. Kalor yang dibutuhkan yaitu :
Quap = mu
.
· (h5 – h4 )
= 58,098 kg/s · ( 1069,236 kJ/kg – 607,688 kJ/kg )
= 26815,328 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan ( Qgas ) gas buang adalah sebesar 26815,328
kW.
Qgas = mg
.
· (hin – hout )
26815,328kW = 525kg/s . ( 555,51 kJ/kg - hout)
hout = 504,43 kJ/kg
dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
Tout = 227,3 oC
Maka temperatur gas buang keluar ekonomiser adalah 227,3 oC dan gas buang akan masuk
kondensat preheater.
3.3.6. Preheater
Air masuk kondensat preheater merupakan air kondensat yang dipompakan hingga
tekanan 3,983 bar dengan suhu 40,29 oC, dipanaskan hingga keadaan jenuh
( tangki air umpan ) dengan suhu 143,47 oC.
Quap = mu
.
· (h3 – h2 )
= 58,098 kg/s . ( 604,05 kJ/kg – 169,184 kJ/kg )
= 25264,83 kW
Dengan demikian junlah kalor yang harus disediakan (Qgas) gas buang adalah sebesar 25264,83
kW.
Qgas = mg
.
· (hin – hout )
25264,83 kW = 525 kg/s . ( 504,43 kJ/kg - hout )
hout = 456,31 kJ/kg
dari tabel udara ( lampiran 3 ) diperoleh :
Tout = 180,4 oC
Maka temperatur gas buang keluar preheater adalah 180,4 oC dan gas buang akan menuju
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
3.4. Spesifikasi HRSG yang direncanakan
Dari perhitungan dan beberapa penentuan yang menjadi pertimbangan dalam
perancangan diambil spesifikasi, yaitu :
1. Jenis HRSG yang direncanakan adalah HRSG pipa air sirkulasi alami.
2. Sumber panas pada HRSG berasal dari panas gas buang dari lima unit turbin gas, dimana
gas buang dari kelima unit turbin gas tersebut digabung ( dialirkan ) kedalam HRSG
secara bersamaan.
a. Temperatur gas masuk superheater = 519,31oC
b. Laju aliran massa gas buang masuk HRSG = 525 kg/s
3. Uap yang dihasilkan HRSG
a. Temperatur = 484,31oC
b. Tekanan = 37,594 bar
c. Laju aliran massa uap = 58,098 kg/s
4. Temperatur di tiap titik komponen HRSG :
• Temperatur gas buang masuk superheater = 519,31oC
• Temperatur gas buang masuk evaporator = 457,435oC
• Temperatur gas buang masuk ekonomiser = 276,65oC
• Temperatur gas buang masuk preheater = 227,3oC
• Temperatur gas buang keluar preheater dan masuk cerobong = 180,4oC
3.5. Daya yang dibangkitkan HRSG
Berdasarkan uap yang dihasilkan HRSG, maka daya yang dihasilkan turbin uap
tersebut adalah :
PT = T . mu
.
( h8 - h9s )
= 0,85.58,098 kg/s (3381,77 kJ/kg – 2149,32 kJ/kg )
= 60862,88 kW
= 60,86 MW
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
BAB IV
UKURAN -UKURAN UTAMA
4.1. Perhitungan Parameter Pipa Superheater
Superheater adalah pipa-pipa pemanas yang berfungsi untuk memanaskan uap yang
berasal dari drum uap menjadi uap panas lanjut. Superheater ini terletak pada bagian bawah sekali
dari susunan komponen alat penukar kalor yang ada pada HRSG ( Heat Recovery Steam
Generator ).
Sistem perpindahan panasnya adalah system konveksi berlawanan arah. Dimana uap
mengalir dari atas ke bawah sementara gas buang mengalir dari bawah ke atas. Pada system
perpindahan panas konveksi berlawanan arah luas perpindahan panas yang dibutuhkan akan lebih
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
temperatur yang sama besarnya harga beda suhu rata-rata logaritma ( LMTD ) pada sistem
konveksi arus berlawanan arah adalah lebih besar daripada konveksi searah.
Besarnya luas permukaan perpindahan panas yang dibutuhkan diperoleh dari
persamaan berikut :
A =
) .(LMTD
U Q
……… (Lit. 9 hal 490 )
Dimana :
A = Luas permukaan perpindahan kalor ( m2 )
Q = Besar perpindahan kalor ( J/s )
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh ( W/m2 oC )
LMTD = Beda suhu rata-rata logaritma ( oC )
Besarnya harga LMTD system perpindahan panas pada superheater ini adalah seperti
ditunjukkan pada gambar berikut :
T oC
Tg2
Tg1 T7
T6
519,311oC
484,31oC
457,435oC
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Gambar 4.1. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada Superheater
Dimana sebelumnya telah diperoleh :
T6 = Temperatur uap masuk superheater = 246,646 o
C
T7 = Temperatur uap keluar superheater = 484,31 o
C
Tg1 = Temperatur gas buang masuk superheater = 519,31 o
C
Tg2 = Temperatur gas buang keluar superheater = 457,435 o C Dimana : LMTD = 1 2 1 2 T T In T T ∆ ∆−∆ ∆
……….. (Lit 8 hal 510 )
dimana :
T1 = Th in - Tc out
= 519,31 oC
= 35 oC
T2 = Th, out - Tc, in
= 457,435oC -246,646 oC
= 210,787 oC
Maka harga diperoleh LMTD :
LMTD =
C C In C C 0 0 0 0 35 787 , 210 35 787 , 210 −
LMTD = 97,91 oC
Besarnya harga koefisien perpindahan perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :
U 1 = h c A A h1 1
+Ah . RW +
0 0.
1
h
η ……… (Lit.8 hal 505 )
dimana :
hi = Koefisien konveksi dalam pipa ( W/m2 oC )
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
menyerap kalor
Ah . RW = Tahanan konduksi pipa superheater (m2 oC/W )
ho = Koefisien konveksi gas buang ( W/m2 oC )
O = Efektivitas sirip bagian luar.
Pipa superheater dalam hal ini direncanakan menggunakan pipa baja dengan diameter kecil.
Diambil ukuran pipa dari ukuran standart pipa untuk baja schedule 40 dengan diameter nominal (
DN ) 1½” ( lampiran ukuran-ukuran pipa )bertujuan agar pembentukan uap dapat berlangsung lebih
cepat.
Maka diambil ukuran-ukuran pipa sebagai berikut :
Do : Diameter luar = 1,9 in = 0,048 m
Di : Diameter dalam = 1,61 in = 0,0409 m
t : Tebal pipa = 0,145 in = 0,003683 m
untuk menentukan banyaknya jumlah pipa yang dibutuhkan sesuai dengan laju aliran uap dan
diameter pipa yang direncanakan, maka diambil suatu batasan sebagai berikut :
Panjang pipa aktif yang berhubungan dengan pipa-pipa = 7 m (dengan memperhitungkan standart panjang pipa yang ada)
Jarak antara dua buah pipa = Do = 0,048 m
Panjang pipa perbatang = 14,64 m
Penentuan panjang pipa berdasarkan pemilihan dari panjang pipa yang sering digunakan dengan
panjang 4,88 m ( lit. 5 hal 142 )
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
Gambar 4.2 Sketsa Rancangan Pipa-pipa Superheater
Sehingga jumlah pipa-pipa superheater yang dibutuhkan adalah :
n = 096 , 0
7 + 1
4.1.1 Koefisien Perpindahan panas di Dalam Pipa ( hi )
Koefisien perpindahan panas dalam pipa ( hi ) seharusnya ditentukan pada temperature
film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur uap rata-rata superheater ( uT =
365,48 oC ) pada tekanan 37,594 bar. Dari tabel sifat-sifat air pada berbagai tekanan dan
temperatur, ( Lampiran 12 ) setelah diinterpolasi diperoleh data-data sebagai berikut :
= 3,236 . 10−4kg/m.s
k = 0,6767 W/m2oC
= 1/v = 13,57 kg/m3
Pr = 2,0105
Cp = 4,2086 kJ/kg.K
Kecepatan aliran uap pada superheater dihitung sebagai berikut :
Vu =
1 .
. .
A n
V mu
……… (Lit 3 hal 339 )
dimana :
Parlindungan Simanjuntak : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Kapasitas 209 Ton Uap / Jam Dengan Memanfaatkan Gas Buang Dari Lima Unit Turbin Gas, 2010.
u
m
.
= laju aliran uap = 58,098 kg/s
n = jumlah pipa superheater = 74 batang
v = Volume jenis uap, dihitung atas dasaer volume jenis uap
rata-rata pada superheater dengan tekanan 37,594 bar.
v =
2
7
6 v
v +
; dimana : v6 = 0,053287971 m3/kg
v7 = 0,090431878 m3/kg
v =
2 090431878 , 0 05328791 , 0 +
= 0,072 m3/kg
Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar :
Vu = 2
) 0409 , 0 ( 4 / . 74 072 , 0 . 0986 , 58 π
= 42,955 m/s
Diperoleh kecepatan uap dalam pipa sebesar 42,955 m/s masih dalam batas kecepatan uap
maksimum yang diijinkan untuk uap saturasi ya