• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS INFUSA DAUN PARE (Momordica charanthia L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Anopheles sp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS INFUSA DAUN PARE (Momordica charanthia L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Anopheles sp"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Daerah tropis merupakan daerah yang sangat ideal untuk kehidupan nyamuk

Anopheles sp. yang bertindak sebagai vektor Filariasis (Wucheria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori) dan Malaria (Soebaktiningsih, 2008). Filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Walaupun penyakit tersebut tidak mematikan tetapi akan menyebabkan cacat serta menurunnya produktivitas penderitanya, keluarganya maupun masyarakat, dan dan merupakan beban sosial (Sudomo, 2002). Filariasis atau yang popular disebut penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk salah satunya adalah Anopheles sp. (Kamarudin, 2007).

Jumlah kasus kronis filariasis secara kumulatif sebanyak 11.699 kasus di 378 kabupaten atau kota, pada tahun 2008. Berdasarkan hasil pemetaan didapat prevalensi filariasis di Indonesia 19% (40 juta) dari seluruh populasi 220 juta. Mereka menjadi sumber penularan bagi 125 juta penduduk yang tinggal di 316 kabupaten/kota endemis tersebut (Christine, 2009). Desa Gondanglegi Kulon yang terletak di wilayah kabupaten Malang merupakan salah satu desa dengan kasus filariasis tertinggi di Jawa Timur dengan ditemukannya 24 penderita filariasis (Huda, 2002).

Sedangkan malaria adalah penyakit infeksi akut kronis yang disebabkan oleh

Plasmodium, penyebarannya didunia sangat luas meliputi lebih dari 100 negara yang beriklim tropis dan sub-tropis. Malaria masih merupakan masalah kesehatan utama negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia (Paraswati, 2010).

(2)

2

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih tergolong beresiko malaria serta mengalami kejadian luar biasa (KLB). Hampir separuh populasi penduduk Indonesia sebanyak lebih dari 90 juta orang tinggal di daerah endemik malaria. Ini bisa dilihat dari jumlah penderita malaria pada dua tahun terakhir, pada tahun 2006 terdapat sekitar dua juta kasus malaria klinis, sedangkan tahun 2007 menjadi 1,7 juta kasus. Jumlah penderita positif malaria (hasil pemeriksaan mikroskop) tahun 2006 sekitar 350 ribu kesakitan dan tahun 2007 sekitar 311 ribu kesakitan (Lukman, 2009). Di Kabupaten Malang terdapat 4 daerah endemis yang selau ada kasus malaria yaitu di daerah Donomulyo, Bantur, Sumbermanjing Wetan, dan Gedangan (Paraswati, 2010). Masalah mortalitas malaria berat dan morbiditas kaitan erat dengan timbulnya resistensi terhadap berbagai macam obat (Harijanto, 2000).

Pengendalian nyamuk yang familiar saat ini adalah pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida sintetis seperti racun organofosphat yang bekerjanya lebih efektif dan hasilnya cepat terlihat bila dibandingkan dengan insektisida alternatif yaitu menggunakan bahan alami. Namun 99,9% bahan kimia (insektisida) yang disemprotkan memiliki efek merusak okosistem dan kesehatan masyarakat antara lain mengakibatkan iritasi kulit, bersifat karsinogenik, merusak sel liver (hepatotoksik), merusak system saraf dan sistem reproduksi serta adanya resiko resistensi nyamuk terhadap insektisida kimia (Philbrick, 2004).

Untuk mengurangi dampak yang diakibatkan penggunaan insektisida sintetis maka insektisida alami akan digunakan sebagai pilihan alternatif. Senyawa yang terkandung dalam insektisida alami diharapkan lebih selektif dalam daya rusaknya, cepat bekerja dan mudah terdegradasi, serta mempunyai dampak negatif yang kecil terhadap lingkungan (Paraswati, 2010).

(3)

3

belum diketahui kadar toksisitasnya, sehingga perlu diteliti lebih lanjut (Agus, 2008).

Salah satu tanaman yang telah banyak dikenal dan digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia adalah pare (Momordica charantia L.) (Departemen Teknologi Pertanian DKI Jakarta, 2009). Pare (Momordica charantia L.) mudah sekali ditemukan dan didapatkan hampir di seluruh Indonesia. Masyarakat Indonesia telah sejak lama menggunakan buah pare sebagai hidangan sehari-hari dan juga telah lama dipercaya dan digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Hal inilah yang mengundang banyak penelitian mengenai buah pare mulai dari kandungan kimia yang ada didalamnya sampai manfaat atau khasiat yang dapat diperoleh dari buah pare sendiri (DepKes RI, 2007 ; Subahar, 2005).

Kandungan kimia yang terdapat di dalam daun pare (Momordica charantia L.) adalah momordisin, momordin, saponin, flavonoid, asam resinat, resin, vitamin A dan C (Sudarsono dkk., 2002). Flavonoid berfungsi sebagai bahan aktif dalam pembuatan insektisida nabati (Matthews dkk, 2000) dan saponin berfungsi menghambat serangga untuk memproduksi dan melepas hormon-hormon dalam proses metamorfosis (Samsudin, 2008). Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) yang mengandung saponin, flavonoid, dan steroid efektif sebagai larvasida Aedes aegypty, Anopheles stephensi, dan Culex quinquefasciatus (Singh dkk, 2006).

Berdasarkan data dan informasi di atas belum ada penelitian tentang efek insektisida infusa daun pare (Momordica charantia L.) terhadap larva

(4)

4

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah infusa daun pare (Momordica charanrtia L.) mempunyai aktifitas sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Anopheles sp.?

2. Apakah dalam uji skrining terdapat kandungan kimia yang menunjukkan aktifitas yang berpotensi sebagai larvasida?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui aktifitas infusa daun pare (Momordica charantia L.) terhadap kematian larva nyamuk Anopheles sp.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menentukan harga LC50 infusa daun pare (Momordica charantia L.) terhadap kematian larva Anopheles sp.

2. Menentukan skrining fitokimia dari infusa daun pare (Momordica charantia L.).

1.4Hipotesa Penelitian

Infusa daun pare (Momordica charantia L.) mempunyai aktivitas larvasida terhadap larva Anopheles sp.

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Akademik

(5)

5

1.5.2 Bagi Masyarakat

(6)

SKRIPSI

DIAH HERLINA

EFEKTIVITAS INFUSA DAUN PARE

(

Momordica charanthia

L.) TERHADAP

KEMATIAN

LARVA NYAMUK

Anopheles sp.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)

ii

Lembar Pengesahan

EFEKTIFITAS INFUSA DAUN PARE

(

Momordica charantia

L.) TERHADAP KEMATIAN

LARVA NYAMUK

Anopheles sp.

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2011

Oleh

DIAH HERLINA NIM : 07040067

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(8)

iii

Lembar Pengujian

EFEKTIFITAS INFUSA DAUN PARE

(

Momordica charantia

L.) TERHADAP KEMATIAN

LARVA NYAMUK

Anopheles sp.

SKRIPSI

Telah di uji dan dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal 28 Juli 2011

Oleh

DIAH HERLINA NIM : 07040067

Tim Penguji

Penguji I

Drs. Achmad Inoni, Apt No. MAA: 004001

Penguji II

Prof. Dr. Sukardiman, Apt.,MS. NIP: 196301091988101001

Penguji III

Ahmad Shobrun Jamil, S. Si, MP NIP: 113. 0907. 0469

Penguji IV

(9)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektifitas Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Anopheles sp.”

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Achmad Inoni, Apt. selaku Pembimbing I atas kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing dan memberikan saran sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

2. Prof. Dr. Sukardiman, Apt., MS. selaku Pembimbing II atas bimbingan, dukungan, saran, dan ketelitiannya yang telah diberikan dalam penusunan skripsi ini sehingga karya tulis akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si, MP. selaku dosen Penguji I berkenan

meluangkan waktu untuk menguji, membimbing dan mengoreksi serta memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skipsi ini. 4. Siti Rofida, S.Si., Apt. selaku dosen penguji II berkenan meluangkan

waktu untuk menguji, membimbing dan mengoreksi serta memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skipsi ini.

5. Tri Lestari H., M.Kep., Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan. 6. Hidajah Rachmawati., S.Si., Apt., SpFRS. selaku ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 7. Dra. Lilik Yusetyani., Apt., SpFRS. Selaku kepala laboratorium farmasi. 8. Para Dosen Pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah dengan sabar dan penuh semangat dalam memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.

(10)

v

10.Ibunda Indah Muthmainnah (Alm) dan Ayahanda Mujiono (Alm) yang tercinta yang selalu mendukung dengan limpahan doa dan kasih sayang. Doa ku yang tiada henti : Ya Allah bahagiakan mereka seperti mereka membahagiakanku waktu masih kecil.

11.Kakak Nuning Farida dan Vinaza Intannia, serta adek Dinar Wijayanti dan Wahyu Seindra tercinta yang selalu mengisi keramaian saat bersama. 12.Motivator setiaku Arul makasih banyak atas semua doa, dukungan,

nasehat, kasih sayang yang tiada henti. Makasih dah mau menampung ceritaku, amarahku, tangisku, kegembiraanku, dan kesedihanku. Terima kasih segalanya buatku.

13.Teman seperjuangan sekaligus sahabatku Lia Purnawati, terima kasih atas segala bentuk kerjasamanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Sahabat-sahabatku Sarri, Nenek (Vitri), Ucik, Budhe (Rafinda Amalia), Anita Sintia, Fina, Lisarah, Cessa, Fariza, Kartika, Rosalia, dan Mbak Dian, atas dukungannya yang selalu memberi semangat yang tiada henti. 15.Teman-teman angkatan 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

makasih atas dukungannya.

16.Mbak Budi Yuliati, Puji Astutik, dan teman kecilku Diah Ayu Kurniatun Nikmah atas dukungannya.

17.Teman-teman kos Ters.Bend.Wonogiri 32 Vina, Mega, Nela, Rika, Reti, Vidya, Mbak Yaning, Mbak Laila dan Mbak Vira atas dukungannya. 18.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan serta mendoakan

demi terselesaikannya skripsi ini.

Dengan kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengaharap saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 28 Juli 2011

(11)

vi

RINGKASAN

Daerah tropis merupakan daerah yang sangat ideal untuk kehidupan nyamuk Anopheles sp. yang bertindak sebagai vektor Filariasis (Wucheria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori) dan Malaria. Berbagai cara dilakukan untuk membunuh larva baik secara fisik, kimiawi, biologi dan bahan alami sebagai larvasida. Insektisida kimia yang selama ini digunakan menyebabkan kerusakan lingkungn dan mengganggu kesehatan serta telah terjadi resistensi nyamuk terhadap kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan insektisida alternatif yang lebih aman lingkungan, salah satunya dari daun pare (Momordica charantia L.)

Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) yang mengandung saponin dan flavonoid efektif sebagai larvasida Aedes aegypty, Anopheles stephensi, dan Culex quinquefasciatus.

Berdasarkan data dan informasi di atas belum ada penelitian tentang efek insektisida infusa daun pare (Momordica charantia L.) terhadap larva

Anopheles sp.. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat beberapa konsentrasi infusa daun pare (Momordica charantia L.), kemudian diberi 25 ekor larva Anopheles sp. stadium 3 dan 4 pada masing-masing konsentrasi, pengamatan dilakukan setelah 24 jam kemudian dihitung berapa ekor larva yang mati dan dibandingkan dengan kelompok kontrol (larva dalam aquades 0%). Dalam penelitian ini dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil uji larvasida ini dapat diketahui dari jumlah kematian larva Anopheles sp.. Metode ini dilakukan dengan menentukan besarnya LC50 selama 24 jam dengan menggunakan Probit Analysis.

Dari hasil uji larvasida infusa daun pare (Momordica charantia L.) didapatkan harga LC50 dengan harga 4,374 %. Hal ini menunjukkan bahwa infusa daun pare (Momordica charantia L.) mempunyai aktivitas larvasida. Dari hasil skrining fitokimia, diketahui bahwa infusa daun pare (Momordica charantia L.) mengandung suatu senyawa golongan flavonoid, saponin dan steroid/triterpenoid.

(12)

vii

ABSTRAK

Daun pare (Momordica charantia L.) adalah salah satu tanaman obat di Indonesia yang telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Hal ini perlu didukung oleh informasi ilmiah tentang khasiat dan efek samping yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktifitas infusa daun pare (Momordica charantia L.) terhadap kematian larva nyamuk Anopheles sp. dan untuk mengetahui golongan kandungan kimia dari infusa daun pare (Momordica charantia L.). Salah satu metode dalam pembuatan infusa adalah dengan berdasarkan Farmakope Indonesia. Yaitu konsentrasi awal dalam pembuatannya dibuat 10% dari jumlah larutan yang akan dibuat. Hasil uji larvasida ini dapat diketahui dari jumlah kematian larva Anopheles sp.. Metode ini dilakukan dengan menentukan besarnya LC50 selama 24 jam dengan menggunakan Probit Analysis. Dari infusa daun pare (Momordica charantia L.) yang telah diuji mempunyai harga LC50 4,374 %. Hal ini menunjukkan bahwa infusa daun pare (Momordica charantia L.) mempunyai aktivitas larvasida. Dari hasil skrining fitokimia, diketahui bahwa infusa daun pare (Momordica charantia

L.) mengandung suatu senyawa golongan flavonoid, saponin dan steroid/triterpenoid. Infusa daun pare (Momordica charantia L.) mempunyai aktivitas larvasida dengan harga LC50 4,374 %. Dan senyawa golongan kandungan kimia yang terkandung dalam infusa daun pare (Momordica charantia

L.) adalah senyawa golongan flavonoid, saponin dan steroid/triterpenoid.

(13)

viii

ABSTRACT

Pare leaf (Momordica charantia L.) is one of traditional medicinal plants to cure various kinds of disease. Scientific study is necessary to investigate its use and side effects. The study aimed at investigating the infusion effectiveness of pare leaf (Momordica charantia L.) on the death of Anopheles sp. and chemical compounds in pare leaf (Momordica charantia L.) infusion. Infusion was made based on Farmakope Indonesia; that the first concentration must be 10% from total solutions. Larvicide test showed the number of dead Anopheles sp. larva.

Probit Analysis was conducted to determine value LC50 in 24 hours. The tested pare leaf (Momordica charantia L.) infusion had value LC50 4,37 %. It was proven that pare leaf (Momordica charantia L.) infusion performed larvicidal activity. From the phyto-chemical screening result, it was proven that pare leaf (Momordica charantia L.) infusion contained flavonoid, saponin, and steroid/triterpenoid compounds. Pare leaf (Momordica charantia L.) infusion was proven to perform larvicidal activity with LC50 4,374 %. Chemical compounds in Pare leaf (Momordica charantia L.) infusion were flavonoid, saponin, and steroid/triterpenoid.

(14)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Hipotesa Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.5.1 Bagi Akademik ... 4

1.5.2 Bagi Masyarakat ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Tanaman Pare (Momordica charantia L.) ... 6

2.1.1 Tanaman Pare (Momordica charantia L.) ... 6

2.1.2 Taksonomi ... 6

(15)

x

2.1.4 Nama Daerah ... 8

2.1.5 Kandungan Kimia ... 8

2.4.5.1 Saponin ... 9

2.4.5.2 Flavonoid ... 10

2.2 Manfaat ... 11

2.3 Tinjauan Tentang Anopheles sp ... 12

2.3.1 Taksonomi ... 12

2.3.2 Morfologi ... 12

2.3.2.1 Stadium Telur ... 12

2.3.2.2 Stadium Larva ... 13

2.3.2.3 Stadium Pupa ... 14

2.3.3 Siklus Hidup Anopheles sp ... 14

2.3.4 Mekanisme Pengaturan Pertumbuhan Larva Anopheles sp ... 15

2.3.5 Pengendalian Populasi Larva Anopheles sp ... 16

2.3.6 Tempat Perindukan ... 19

2.3.7 Kepentingan Medis ... 19

2.4 Tinjauan Tentang Malaria... 19

2.4.1 Siklus Hidup Plasmodium ... 20

2.4.2 Gejala Klinis ... 20

2.4.3 Diagnosa Malaria ... 22

2.4.4 Pencegahan Malaria ... 22

2.4.5 Pengobatan Malaria ... 23

2.5 Tinjauan Tentang Filariasis ... 24

2.5.1 Siklus Hidup Filariasis ... 24

2.5.2 Gejala Klinis ... 25

2.5.3 Diagnosa Filariasis ... 25

2.5.4 Pencegahan Filariasis ... 26

(16)

xi BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep ... 27

3.2 Uraian Kerangka Konsep ... 27

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian ... 29

4.1.1 Bahan Tambahan ... 29

4.1.2 Bahan Kimia dan Bahan Lain ... 29

4.2 Alat-alat Penelitian ... 30

4.3 Variabel Penelitian... 30

4.3.1 Variabel Bebas ... 30

4.3.2 Variabel Terikat ... 30

4.4 Definisi Operasional ... 30

4.5 Rancangan Penelitian... 31

4.5.1 Penyiapan Bahan ... 31

4.5.2 Praskrining Aktivitas Antilarvasida ... 31

4.5.2.1Pembuatan Infusa Bahan ... 31

4.5.2.2Uji Praskrining Antilarvasida ... 31

4.5.3 Skrining Zat Kandungan dalam Infusa yang Aktif ... 32

4.5.3.1Skrining Flavonoid ... 32

4.5.3.2Skrining glikosida Saponin ... 33

4.5.3.3Skrining Steroid dan Triterpen ... 33

4.5.3.4Skrining Sesqueterpen bentuk Keton ... 34

4.5.3.5Skrining Alkaloid ... 35

4.5.3.6Skrining Tanin dan Senyawa Polifenol ... 36

4.5.3.7Skrining Glikosida Jantung ... 36

4.5.3.8Skrining Senyawa Golongan Antrakinon ... 37

(17)

xii BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) ... 41

5.2 Pembuatan Larutan Uji Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) ... 41

5.3 Hasil Uji Aktivitas Larvasida dari Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) ... 42

5.4 Penentuan Harga LC50 Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Larva Nyamuk Anopheles sp. dengan Probit Analysis ... 44

5.5 Skrining Kandungan Kimia Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) ... 45

5.6 Hasil KLT Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) ... 46

BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan ... 48

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 51

7.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(18)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanaman pare (Momordica charantia L.) ... 7

2.2 Struktur kimia saponin... 9

2.3 Struktur kimia flavonoid ... 10

2.4 Stadium telur Anopheles sp. ... 12

2.5 Stadium larva Anopheles sp. ... 13

2.6 Stadium pupa Anopheles sp. ... 14

2.7 Siklus hidup nyamuk Anopheles sp. ... 14

2.8 Siklus hidup Plasmodium ... 20

2.9 Siklus hidup malaria ... 20

2.10 Siklus hidup cacing Filaria ... 24

3.1 Bagan kerangka konsep ... 27

4.1 Bagan alir penelitian ... 39

4.2 Bagan alir perlakuan ... 40

5.1 Hasil KLT Flavonoid Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) ... 46

(19)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

VI.1 Data yang diperlukan untuk mencari harga LC50 (Lethal Concentration 50) masing-masing bahan yang

diuji menggunakan Probit Analysis ... 38 V.1 Pembuatan larutan uji infusa daun pare (Momordica

charantia L.) ... 42 V.2 Hasil uji aktivitas larvasida infusa daun pare (Momordica

charantia L.) ... 42 V.3 Hasil penentuan harga persen LC50 infusa daun pare

(Momordica charantia L.) terhadap Anopheles sp. dengan

Menggunakan Probit Analysis ... 44 V.4 Hasil skrining kandungan kimia infusa daun pare (Momordica

(20)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 57

2. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... 58

3. Hasil Determinasi Tanaman ... 59

4. Pembuatan Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) ... 60

5. Hasil Praskrining Larvasida ... 61

6. Hasil Skrining Tanaman ... 62

7. Hasil Uji Mikroskopis ... 65

(21)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Agus, D., 2008. Khasiat Tanaman Obat Indonesia. http://www.depkes.litbang. co.id. Diakses tanggal 10 November 2010.

Applebaum, S.W. dan Birk, Y., 1978. Saponin In : Herbivore their in interaction with secondary plant metabolite. Ed.: Rosenthal G.A & Janzen. D.A. Academic press. New York. London. p.553-558.

Atmowidi, 2003. Mengapa Ditemukan Anomali Keragaman pada Serangga?. http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/atmowidi.htm, Diakses tanggal 16 November 2010.

Cahyadi, Robby., 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica Charantia L.) Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Christine, 2009. Kasus Filariasis di Indonesia. http://www.filariasis.com/html. Di akses tanggal 16 September 2010.

Danielson, E.J., 1996. The Use of Natural Insectiside and Implication of Their Use in Integrated Pest Management Program for The Colorado Potato Beetle, Lepinotarsa decemlinata (Coleoptera : Chyrsomelidae).

http://www.colostate.edu/depts/Entomology/cours/en570/papers_1996/dan ielson.html. Diakses tanggal 17 November 2010.

Departemen Teknologi Pertanian DKI Jakarta, 2009. Tanaman Pare. http://www. pustakadeptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf. Diakses tanggal 10 November 2010.

DepKes RI, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.

(22)

xvii

DepKes RI, 2008. Peringatan Hari Malaria Sedunia. Pusat Komunikasi Publik: Setjen Depkes RI. http://www.depkes.go.id/index.php. Diakses tanggal 21 November 2010.

Dinata, Arda., 2009. Institut Miqra Indonesia: Atasi Jentik DBD dengan kulit jengkol. http://miqraindonesia.com/2007/07/atasi-jentik-nyamul-dbd-deng an-kulit-jengkol. Diakses tanggal 10 November 2010.

Effendi, Rustam., 2008. Mosquito Biology. http://cdc.gov/malaria/images/graphs/ malaria_LifeCycle.gif. Diakses tanggal 29 November 2010.

Fadilah, S.S., 2005. Pedoman Promosi Kesehatan Dalam Eliminasi Filariasis. http://72.14.235.123/search?q=cache:Filariasis.doc+filariasis+di+Indonesi a&hl=id&ct=clnk&cd=7&gl=id. Diakses tanggal 17 Nonember 2010.

Flahey, Barry., 2000. Mosquito Life Cycle. http://www.culex.ca/mos_cycle.htm. Diakses tanggal 3 Desember 2010.

Floore, T., 2007. Mosquito. http://kaweahoaks.com/html/mosqiuto.pdf. Diakses tanggal 18 Nobember 2010.

Gandahusada, S., Ilahude, H.D., Pribadi, W., 2000. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Hadi, U.K. dan Saviana, S., 2000. Ektoparasit: Pengendalian, Diagnosis dan Pengendaliannya. Bogor: Laboratorium Entomologi Bagian Parasitologi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan ITB.

Harijanto, P, N, Dr, SpPD., 2000. MALARIA : Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinik, & Penanganan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Hoffmann, K.H dan Lorens, M.W., 1998. Recent Advantages in Hormones in Insect Pest Control. Phytoparasitica Magazine. http://www.phyto parasitica.pdf, Diakses tanggal 16 Oktober 2010.

Huda, Akhmad Hasan., 2002. Studi Komunitas Nyamuk Tersangka Vektor Filariasis Di Derah Endemis Desa Gondanglegi Kulon Malang Jawa Timur.

(23)

xviii

Ishaaya, I., 1986. Nutritional and allelochemic insect plant interaction retting to digestion And food intake. Miller. Ed.: Miller, J.R.& Miller, T.A. Insect plant interaction. Singer-verlag. New York. London. p.639-642. Kamarudin, 2007. Filariasis. Jakarta : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.

Sulianti Saroso. http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg32.com. Diakses tanggal 20 November 2010.

Krestina, D.A.N., 1995. Daya Larvasida Getah Opatah Tulang Euphorbia tirucalli L Terhadap Larva Nyamuk Aedes Aegypti, Ae.fatigans. Surabaya : FMIPA Universitas Airlangga Surabaya.

Lukman, Hakim., 2009. Prevalence of clinical Malaria and Positive Plasmodium Parasite Based on Mass blood. West South East Maluku. www.archievedaryicles.com. Diakses tanggal 18 November 2010.

Mansjoer, Arif dkk., 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Matthews, C.K., Holde, V., Hern, K.G.A., 2000. Electron Transport, Oxydative Phosphorylation and Oxygen Metabolysm in Biochemistry, Third Edition. San Fransisco: Addison-Wesley Publishing Company. p: 534.

Maturbongs, T., 2008. Perkuat Riset Untuk Atasi Malaria : Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro. http://www.lpmk.org/net. Diakses tanggal 17 Juni 2010.

Nio, Kam Oey., 1989. Zat-Zat toksik yang secara alamiah ada pada bahan makanan nabati: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI Jakarta. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/58_10_ZatZatToksikAlami ah.pdf/58_10_ZatZatToksikAlamiah.html. Diakses pada tanggal 26 November 2010.

Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

(24)

xix

Philbrick, 2004. Safe & Effective Mosquito Management Strategies. American Mosquito Control Association. Washington DC. http://www.beyondpesti cides.org/mosquito/document/WNVFact_26_04html. Diakses tanggal 19 November 2010.

Pikiran Rakyat, 2003. Cegah Demam Berdarah dan Chikungunya. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak /0303/23/1001.htm. Diakses tanggal 22 November 2010.

Pioneer Enterprise, 2000. Worlwide Research on Neem. http://www.pioneer herbs.com/worldwide.html. Diakses pada tanggal 15 September 2009.

Rahardja, Kirana, Drs., dan Tjay, Tan Hoan, Drs., 2002. Obat-Obat Penting. Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi kelima. Cetakan kedua. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Samsudin, Ir., 2008. Azadirachtin Metabolit Sekunder dari Tanaman Mimba Sebagai Bahan Insektisida Botani. http://www.pertaniansehat.or.id/ce tak.php?id=73. Diakses 28 November 2010.

Samsuhidayat, Sri, Sugiati., Jhonny, Ria, Hutapea., 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia ( I ). Jakarta: Balitbangkes Depkes RI.

Service, M.W., 1993. Medical Insects and Arachnids. London: Chapman and Hill.

Singh, R.K., Dhiman, R.C., Mittal, P.K., 2006. Mosquito larvicidal properties of Momordica charantia Linn (Family: Cucurbitaceae). J. Vect. Borne. Dis. 43: 88-91. http://www.ias.ac.in/currsci/dec252001/11529.pdf. Diakses tanggal 18 November 2010.

Soebaktiningsih, 2008. Toksisitas Industri. http://hiperkes.wordpress.com/page. Diakses tanggal 20 November 2010).

Soedarto, 1990. Entomologi Kedokteran. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

(25)

xx

Sudarsono dan Sokronegoro, 2001. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

Sudomo, M., 2008. Lymphatic Filariasis in Indonesia : ITB Central Library. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jkpkbppk-gdl-grey-2001-m-496-lymphatic&q=Health. Diakses tanggal 16 November 2009.

Suparjo, 2008. Saponin: Peran dan Pengaruhnya bagi Ternak dan Manusia. http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/saponin.pdf. Diakses tanggal 28 November 2010.

Tim editor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002. Parasitilogi Kedokteran Edisi Ketiga, cetakan ketiga. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.

Widianingrum, Adhietya., 2008. Filariasis. http://72.14.235.132/search?q=cache :mK-Ass6r_6MJ:fkuii.org/tikidownload_wiki_attachmen.pphp%3D999%2 6page%3DAdhietya%2520Widyaningrum+filariasis&hl=id&ct=clnk&cd= 5&gl=id. Diakses tanggal 16 Desember 2008.

WHO, 1970. Insectiside Resistance and Vector Control. Seventeenth . Geneva : Report of the WHO Expert Committee Insectisides.

Virdi, J., Sivakami, S., Shahani, S., et al., 2003. Antihyperglycemic effects of three extracts from Momordica charantia. J Ethnopharmacol; 88(1): p.107-111.

Wikipedia. 2008. Anopheles. http://en.wikipedia.org/wiki/Anopheles. Diakses tanggal 20 November 2010).

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian, KSP "Kopdit Mekar Sai" telah mencapai 2,3 ( Repeatable but Intuitive ), yang berarti bahwa mekanisme tata kelola teknologi informasi

PROGRAM PASCASARJANA (S2) MANAJEMEN PENDIDIKAN SEM GASAL T.A 2016/2017..

Marketing Public Relations menggunakan Three Ways Strategy (Push, Pull, Pass) yaitu karena strategi ini mencakup bagian Marketing Public Relations yang digunakan oleh

Persepsi masyarakat terhadap produk perbankan syariah sangat berpengaruh dengan kemajuan dan berkembangnya bank syariah di lingkungan masyarakat khususnya terhadap kelompok

Dosen pembimbing sekaligus pembimbing akademik program studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, ibu Sulastri, S.Kp., M.Kes

Peninggalan arkeologis dari Zaman Batu Pertengahan (messolithikum) yang disebut sebagai kjokkenmoddinger atau secara harafiah diterjemahkan sebagai sampah dapur,

that the interpreter listens to a speaker, but just “ Sight interpretation is interpretation of a written text received by the translator, usually without any time for preparation.‖

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelelahan para penjahit dan mengetahui lokasi keluhan muskuloskeletal yang paling sering terjadi pada para penjahit,