PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET SHARE, EARNINGS
DAN NET CASH FLOW TERHADAP RETURN SAHAM
(STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS CONSUMMER GOODS DI BURSA EFEK INDONESIA 2004 – 2007)
TESIS
Oleh
AKMAL HIDAYAT 087017001/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET SHARE, EARNINGS
DAN NET CASH FLOW TERHADAP RETURN SAHAM
(STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS CONSUMMER GOODS DI BURSA EFEK INDONESIA 2004 – 2007)
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
AKMAL HIDAYAT
087017001/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET
SHARE, EARNINGS DAN NET CASH FLOW
TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS CONSUMMER GOODS DI BURSA EFEK INDONESIA 2004 – 2007)
Nama Mahasiswa : Akmal Hidayat Nomor Pokok : 087017001 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Erlina, SE,M.Si,Ph.D,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa, B,M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal : 31 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Erlina, SE,M.Si,Ph.D,Ak
Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak 2. Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak
ABSTRAK
Dalam suatu lingkungan bisnis yang kompetitif, mengetahui kinerja keuangan perusahaan adalah merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi, sehingga diperlukan tata cara pengukuran yang tepat sehingga mampu memberikan penilaian yang cukup akurat agar investor dan kreditor tidak tersesat. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh investor dapat melihat apakah perusahaan mampu membayarkan return saham, karena return adalah tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh economic value added, earning, market share, earnings dan net cash flow terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,
Data penelitian diambil selama empat periode, yaitu antara tahun 2004-2007 dengan jumlah sampel 31 dari perusahaan-perusahaan manufaktur jenis consumer goods, sehingga jumlah sampel observasi dalam penelitian ini sebanyak 4 tahun observasi x 31 sampel = 124 sample observasi. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk melihat seberapa besar kontribusi masing-masing variable bebas dalam mempengaruhi return saham dengan menggunakan alat uji SPSS versi 16.0. selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggukanan uji ANOVA atau F Test atau Uji Simultan dan Uji t atau Uji Parsial pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun hipotesis penelitian ini adalah economic value added, market share, earnings dan net cash flow mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham baik secara simultan maupun secara parsial.
Berdasarkan Uji ANOVA atau F Test atau Uji Simultan, dapat disimpulkan bahwa variabel economic value added, merket share, earnings dan net cash flow secara simultan mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Sementara dalam Uji t atau Uji Parsial menunjukkan bahwa variabel market share dan earnings yang mempunyai pengaruh positif terhadap return saham, sedangkan economic value added dan net cash flow tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham.
ABSTRACT
In the competitive of bussiness environment, performance financial company one of the important matter to determining decision investment. We need procedure correct measurement, So that accurate enough for investor or creditor to being lost. The Result of analisys, Investor know that company can payout return on stock, because return same with gains expected company. Thereby this research analysis influence economic value added, earning, market share, and net cash flow to return on stock listed in BEJ.
Data of research during four period, between 2004-2007, Total of sampling are company of registered manufacture consumer goods so that total observation 31 sample X 4 years observation = 124 observation. Kind of research multiple regression linier with SPSS versi 16 to know how far contribution independent variabel influence of return on stock and hypotesis doing with ANOVA / F test
( Simultan ),and t test ( Partially ) at 95 % level of confidence. Hypotesis of this research is EVA, Earning, Market share and Net cash flow are influence significant or return on stock by simultan or partially.
The research show that by simultan indicated that Economic value added, Market share, Earning, and net cash flow significant positive influence of return on stock and Partially show that variabel Market share and Earning significant positive on return on stock but EVA & Net cash flow not influence on return on stock.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
“ Pengaruh Economic Value Added, Market Share, Earnings dan Net Cash Flow
terhadap Return Saham ( Studi pada Perusahaan Manufaktur jenis Consumer Goods
di Bursa Efek Indonesia 2004 – 2007 )”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, 31 Agustus 2009 Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Hanya semata-mata karena Rahmat dan Karunia-Nya
Tesis ini dapat diselesaikan.
Syukur yang tak terhingga kepada Allah Swt, yang telah memberikan kekuatan
lahir dan bathin hingga terselesaikannya tesis ini. Ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,Sp.A.(K), Selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan
secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA, Ak selaku Ketua Program Studi
Akuntansi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan sekaligus
Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran dalam
penulisan tesis ini.
4. Ibu Erlina, SE,M.Si,Ph.D,Ak selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
mengarahkan dan membimbing sehingga penulisan tesis ini selesai dibuat
oleh penulis.
5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak selaku Anggota Komisi
Pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing sehingga penulisan
6. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM,Ak selaku Komisi Pembanding yang
telah memberikan masukan dan saran dalam sehingga penulisan tesis ini
selesai dibuat oleh penulis.
7. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si,Ak selaku Komisi Pembanding yang
telah memberikan masukan dan saran sehingga penulisan tesis ini selesai
dibuat oleh penulis.
8. Rekan–Rekan Bagian Administrasi di Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, Bang Ary, Kak Dory, Kak Yusna, Bang Dedi, Kak Juli, dan
rekan rekan lainnya terima kasih buat kebaikannya, bantuannya, serta
perhatiannya selama penulis menyelesaikan Pendidikan Magister di Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
9. Ilham Hidayah Napitupulu, Ikhsan Abdullah dan Endang Kurniati selaku
sahabat yang telah banyak membantu dalam penulisan tesis ini.
10.Rekan-rekan Angkatan XIII dan XIV, Suasana yang kita bangun selama masa
pendidikan kelak menjadi bagian dari sejarah mengiringi perjalanan menuju
cita-cita yang masih tertinggal, Amin...
11.Rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang berhadir
pada saat Kolokium dan Seminar Hasil.
12.Bapak Nasrul I. Harahap selaku Atasan yang telah banyak memberikan
dukungan kepada penulis hingga terselesaikannya pendidikan ini serta
Kepada anak-anakku : Ferdian Pratama Hidayat yang pada tanggal
16 Oktober 2009 nanti akan berusia 7 tahun, Fazila Alya Hidayat akan berusia
4 tahun di tanggal 04 Pebruari 2010. separuh semangatku ada didalam tawamu,
tangismu, manjamu dan kepolosanmu yang selalu mendampingi dalam perjalanan
hidupku. Tanpa kalian semua akan semakin sulit bagi papa untuk bertahan dalam
menghadapi dinamika kehidupan ini. Apa yang telah dilakukan jadikanlah
momentum untuk diambil hikmahnya sebagai rangkaian sejarah dari perjalanan
panjang seorang insan dalam menempuh apa yang dicita-citakan.
Untuk mama dari anak-anakku, ibarat mengukir diatas batu kita bersama
menjalani kehidupan ini. Dengan penuh kesabaran akhirnya pengorbanan kita
wujudkan dengan hasil dan teriakan I have a dream benar-benar dapat terwujud
menjadi kenyataan.
Untuk kedua orangtuaku H. Rasyidin dan Hj. Rismawaty, kehadiran santuhan
kasih dan sayangmu mampu mengasah kepekaanku betapa tak ternilai segala yang
telah kudapatkan sejak dari buaian sampai saat ini dan yang kuyakini hingga hari ini
bahwa, baktiku masih belum cukup bahkan tak akan pernah cukup untuk mengganti
semua yang telah Papa dan Ibu berikan. Semoga Allah Swt selalu memberikan yang
terbaik mereka, Amiin...
Untuk kedua mertuaku H. Sis Hardono dan Hj. Tri Waty, yang telah
memberikan dukungan dan semangat lahir bathin dalam pelaksanaan sekolah pasca
sarjana ini dan telah mendidik istriku dengan baik dan bijaksana hingga menjadi istri
yang bisa melihat segala sesuatu dengan kesederhanaan, karena kadangkala ditengah
Meski penulisan tesis ini telah diupayakan dengan sebaik-baiknya agar
terhindar dari kesalahan dan diharapkan dapat menjangkau kesempurnaan, namun
penulis menyadari bahwa tesis ini perlu dikritisi lagi. Semoga tesis ini dapat
bermanfaat dan dapat dijadikan penambah khazanah kajian bidang akuntansi.
Medan,
Penulis
RIWAYAT HIDUP Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name : AKMAL HIDAYAT
Alamat / Address : Komp. Menteng Indah Blok. VI G No. 15
Medan
Nomor Telepon / Phone : 081 2 6405055 / 77069090
E-mail : akmal_1009@yahoo.co.id
Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki
Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 10 September 1976
Warga Negara / Nationality : Indonesia
Agama / Religion : Islam
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
Educational and Professional Qualification
Pendidikan Formal / Formal Education :
Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Stts
1981 - 1987 SD Karya Bhakti Medan
1988 - 1990 SMP Negeri 14 Medan
1991 - 1994 SMA Iskandar Muda B. Aceh Fisika
1998 - 2001 Universitas Dharmawangsa - Medan Akuntansi S1
Riwayat Pengalaman Kerja
Summary of Working Experience
1. Tahun : 1996 - 1997
Instansi / Perusahaan : PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Posisi : Supervisor Computer Network
2. Tahun : 1997 - 1999
Instansi / Perusahaan : PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
DivisiPembangunan Sumatera Area.
Posisi : Supervisor Computer Network
3. Tahun : 1999 s/d Sekarang
Instansi/Perusahaan : KOPINSPEK PT. Sucofindo Cab Medan, Tbk
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang Penelitian ……….. 1
BAB IV METODE PENELITIAN………... 31
4.1. Jenis Penelitian ……… 31
4.2. Lokasi Penelitian ………..……… 31
4.3. Populasi dan Sampel ………... 32
4.4. Metode Pengumpulan Data ……… 33
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel………… 34
4.6. Metode Analisis Data ………. 36
5.1.1. Statistik Deskriptif ... 42
5.1.2. Uji Asumsi Klasik.. ……… 43
5.1.2.1. Uji Normalitas Data ...………...… 44
5.1.2.2. Uji Multikolonieritas ...……… 45
5.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... ……… 46
5.1.2.4. Uji Autokorelasi ...………... 47
5.1.3. Koefisien Determinasi ... 48
5.1.4. Uji ANOVA atau F Test atau Uji Simultan ... 48
5.1.5. Uji t atau Uji Parsial ... 49
5.2. Pembahasan hasil Penelitian ………. 50
5.2.1. Pembahasan Uji F test atau Uji Simultan ... 50
5.2.2. Pembahasan Uji t atau Uji Parsial ... 51
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 26
4.1 Pengambilan Sampel Berdasarkan Purposive Sampling ... 32
4.2 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel... 35
5.1 Statistik Deskriptif... 42
5.2 Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov ... 45
5.3 Uji Multikolinieritas... 46
5.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ... 46
5.5 Uji Autokorelasi .... ... 47
5.6 Koefisien Determinasi... ... 48
5.7 Uji F atau Uji Simultan ... 49
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Konsep ... 27
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
I. Data, Hasil Pengaruh Eva, Market Share, Earnings dan
Net Cash Flow Terhadap Return Saham ………..………….. 62
II. Descriptive Statistics ………... 65
III. Uji Asumsi Klasik ………. 66
IV. Uji F atau Uji Simultan ……….. 68
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Dalam suatu lingkungan bisnis yang kompetitif, mengetahui kinerja keuangan
perusahaan adalah merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan
keputusan untuk berinvestasi, sehingga diperlukan tata cara pengukuran yang tepat
sehingga mampu memberikan penilaian yang cukup akurat agar investor dan kreditor
tidak tersesat. Analisis kinerja keuangan biasanya dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis pengaruh-pengaruh terhadap pasar perusahaan dan menentukan return
saham.
Ada dua hal yang kerap menjadi perhatian investor dalam memutuskan
pilihan investasinya, yaitu adanya return dan risiko. Umumnya risiko selalu terdapat
pada setiap alternatif berinvestasi, akan tetapi besar kecilnya risiko tersebut
tergantung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat
risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti
obligasi. Pasar modal tidak dapat memberikan jaminan kepada investor untuk
memperoleh return saham dengan pasti. Hal ini dikarenakan harga saham yang terus
berubah-ubah sepanjang waktu, sehingga para investor saham tidak dapat
mengharapkan segala sesuatu yang sama dimasa yang akan datang sebagaimana saat
transaksi baru dilakukan. Investor adalah pihak yang selalu dihadapkan pada faktor
return saham yang tinggi menyebabkan para investor tetap berinvestasi di pasar
modal.
Para investor membutuhkan suatu metode pengukuran kinerja keuangan yang
sesuai dengan kondisi nyata. Adapun tujuannya adalah untuk mendorong
aktivitas-aktivitas perusahaan yang cenderung mampu menambah nilai (value added activities)
dan manghapuskan aktivitas-aktivitas perusahaan yang justru merusak nilai
(non-value added activities). Nilai tambah ekonomis (economic (non-value added/EVA) sangat
relevan, dikarenakan EVA dapat mengukur prestasi manajemen berdasarkan besar
kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama suatu periode tertentu. EVA juga dapat
digunakan sebagai pedoman dalam hal goal setting, capital budgetting, performance
assesment dan incentive compensation suatu perusahaan (Utomo,1999).
EVA merupakan suatu pendekatan baru dalam pengukuran kinerja yang telah
dikembangkan di Amerika Serikat pada sekitar tahun 1990-an. EVA pertama sekali
diperkenalkan oleh Stewart dan Stern, yaitu para Financial Analyst dari Stern-Stewart
Consulting Firm di New York. Yang menyatakan bahwa EVA adalah sebagai suatu
alat bantu untuk mengukur profitabilitas kinerja operasi perusahaan secara nyata yang
selama ini kebanyakan menggunakan analisa rasio keuangan. Sehingga sejak saat itu,
lebih dari 300 perusahaan besar di dunia mengadopsi konsep EVA.
Pada dasarnya EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan
biaya modal yang diinvestasikan (Tunggal, 2008). Metode ini menciptakan suatu
perusahaan, dan satu hal yang terpenting adalah untuk meningkatkan profit bagi
shareholders (Gadjah Mada Internasional Journal of Business, 199).
Young dan O’Byrne (2001), menjelaskan bahwa EVA merupakan laba
ekonomis yang menegaskan hubungannya terhadap kekayaan pemegang saham, suatu
kondisi akhir yang membutuhkan dari indikator berdasarkan nilai yaitu
memaksimalkan kelebihan return saham. Brigham dan Houston (2004) menguraikan
bahwa EVA menyajikan suatu ukuran yang baik mengenai sampai sejauh mana
perusahaan telah memberikan tambahan pada nilai pemegang saham. Oleh karena itu,
jika manajer berfokus pada EVA, hal ini akan dapat membantu memastikan bahwa
manajer telah menjalankan operasi secara konsisten dengan tujuan untuk
memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Studi yang dilakukan Lehn dan Makhija (1997) menunjukkan bahwa dari lima
indikator yang digunakan dalam kaitannya dengan return saham, EVA mempunyai
korelasi yang paling tinggi. Garvey dan Milbourn (2000) mengungkapkan bahwa
perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi konsep EVA, memang memiliki EVA
yang berkorelasi dengan Return saham dibandingkan perusahaan-perusahaan yang
tidak sanggup mengadopsi konsep EVA. Penelitian De Medeiros (2005) juga
menunjukkan bahwa EVA mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan return
saham. Hasil berbeda ditunjukkan oleh Biddle, et al. (1997), Ismail (2006), serta
Kyriazis dan Anastassis (2007), dimana dari hasil pengujiannya ternyata EVA tidak
Di Indonesia, penelitian EVA dalam kaitannya dengan return saham
diantaranya dilakukan oleh Pradhono (2004), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dewanto
(2005), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EVA mempunyai hubungan positif
dengan imbal hasil saham, tetapi secara statistik pengaruhnya tidak signifikan.
Waluyo (2005), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EVA mempunyai hubungan
yang nyata dengan tingkat pengembalian saham. Sementara itu, Mundaryatiningsih
(2006) menemukan bahwa EVA ternyata mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham. Sebelum munculnya EVA, indikator yang digunakan untuk
menilai kineja operasi suatu perusahaan antara lain adalah : earnings dan net cash
flow.
Menurut Damodaran (1999), untuk mengukur return dari sebuah investasi,
dapat digunakan earnings dan cash flow. Earnings adalah pendapatan yang diperoleh
perusahaan sehubungan dengan kegiatan usaha yang dijalankan. Earnings merupakan
faktor yang sering kali dipertimbangkan oleh investor dalam menentukan saham
perusahaan mana yang menjadi pilihan investasinya. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa earnings mempunyai pengaruh terhadap besarnya yang diterima
pemegang saham. Studi yang dilakukan Biddle, et al. (1997), Pradhono (2004), Ismail
(2006) serta Kyriazis dan Anastassis (2007) menunjukkan bahwa earnings
merupakan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap return saham. Hasil yang
berbeda ditunjukkan Mundaryatiningsih (2006), di mana ia menemukan bahwa
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan return dari sebuah
investasi adalah jumlah arus kas perusahaan. Jumlah arus kas perusahaan menghitung
selisih antara arus kas masuk (cash in flow) dengan arus kas keluar (cash out flow)
selama satu tahun. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas. Informasi arus kas juga meningkatkan daya banding
pelaporan kinerja operasi perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh
penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan kejadian yang
sama. Dalam hal ini, arus kas bersih merupakan indikator penting untuk mengukur
sejauh mana perusahaan dapat melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan serta membayar dividen, studi yang dilakukan oleh Pradhono (2004)
menunjukkan bahwa dari empat indikator yang digunakan untuk mengukur return
saham yang diterima pemegang saham, arus kas bersih merupakan indikator yang
paling dominan. Biddle, et al. (1997) tidak berhasil menemukan hubungan yang nyata
antara cash flow operation dengan return saham. Lebih lanjut, Dewanto (2005)
menjelaskan bahwa cash flow operation mempunyai hubungan yang positif dengan
return saham, tetapi secara statistik pengaruhnya tidak signifikan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah : Apakah Economic Value Added, Market Share, Earnings dan
secara parsial pada perusahaan manufaktur jenis consumer goods pada Bursa Efek
Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian yang telah ditentukan, maka tujuan
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added, Market
Share, Earnings dan Net Cash Flow terhadap Return Saham baik secara simultan
maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur jenis consumer goods di Bursa
Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
sebagai sarana menambah wawasan intelektual akademis, mulai dari dasar
teori hingga penerapannya.
2. Bagi Investor
Sebagai bahan masukan dalam sebuah pengambilan keputusan investasi guna
menentukan perusahaan yang dapat memberikan tingkat pengembalian
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan masukan bagi peneliti agar dapat dijadikan sebagai studi
komparatif bagi peneliti yang mendalami masalah ini dimasa yang akan
datang.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari Tesis Pradhono (2004),hasil penelitian
yang dilakukan sebagaimana terlihat pada daftar penelitian terdahulu. Adapun
perbedaan antara penelitian ini dengan peneliti terdahulu adalah sebagai berikut :
a. Variabel independen penelitian dibedakan. Peneliti terdahulu melakukan
penelitian dengan menggunakan variabel independen EVA, Residual
Income, Earnings, dan Cash Operation. Dalam penelitian ini digunakan
variabel independen EVA, Earnings, Market Share dan Net Cash Flow.
b. Tahun pengamatan yang dilakukan penelitian terdahulu adalah tahun 2000
sampai dengan 2002. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Konsep Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari
transaksi keuangan selama selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan yang
lengkap terdiri dari komponen-komponen, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keungan. Laporan
keuangan mempunyai tujuan sebagai alat informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
(SAK, 2007).
Laporan keuangan sebuah perusahaan sangat banyak yang berkepentingan
atas informasi yang disajikan, salah satunya adalah investor. Sebagaimana yang
diterangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007) :
“Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan membayar dividen.”
Dari kutipan ini dapat dikatakan bahwa investor itu menginginkan tingkat
2.1.2. Economic Value Added (EVA)
EVA telah dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stern Stewart & Company, yaitu
sebuah perusahaan konsultan manajemen terkemuka. Dikatakan EVA merupakan
suatu tolak ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai (value based). EVA
menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA
mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila
perusahaan memperoleh keuntungan diatas biaya modal (cost of capital) tahunan.
Secara sistematis, EVA dihitung dari laba operasi setelah pajak (net operating
profit after tax = NOPAT) dikurang dengan aliran kas yang dibutuhkan untuk
mengganti dana para investor dan kreditor atas resiko usaha dari modal yang
ditanamkan (capital Charges), yaitu sebagai berikut :
EVA = NOPAT – Capital Charges
Sedangkan besaran capital charges didasarkan pada biaya modal rata-rata
tertimbang (weighed average cost of capital = WACC) dikalikan dengan aktiva yang
diinvestasikan dalam aktifitas operasi yang berkelanjutan (invested capital), yaitu
sebagai berikut :
Capital Charges = WACC x Invested Capital
Dimana, WACC adalah jumlah dari masing-masing komponen modal, baik
yang berasal dari pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (cost of
debt), maupun yang berasal dari setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan
WACC = (Ke x We) + (Kd x Wd)
Dimana, Ke adalah biaya ekuitas (cost of equity) dan Kd adalah biaya hutang
(cost of debt), sedangkan We adalah persentase ekuitas dalam struktur modal, dan We
adalah persentase hutang dalam struktur modal.
Biaya ekuitas (cost of equity) merupakan tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh para investor atas risiko yang ditanggung untuk kepemilikan
perusahaan. Biaya ekuitas (Ke) dapat dihitung dengan menggunakan capital asset
princing model (CPAM) sebagai berikut :
E (Ri) = Rf + Rp
Dimana, E (Ri) adalah tingkat pendapatan yang diharapkan oleh pasar atas
sekuritas i (expected return), Rf adalah tingkat pendapatan bebas risiko (risk free of
return), dan Rp adalah premi resiko (risk premium).
Besarnya premi risiko itu sendiri ditentukan oleh koefisien beta (β) dari
masing-masing perusahaan yang dihitung dari index harga sahamnya dan index harga
saham gabungan, dikalikan dengan selisih antara tingkat pendapatan yang diharapkan
yang diperoleh dari portofolio pasar secara keseluruhan (Rm) dengan tingkat
pendapatan bebas risiko (Rf). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rp = b x (Rm - Rf)
Biaya hutang (cost of debt) merupakan tingkat bunga yang harus dibayarkan
lain (kreditur) yang dikenakan bunga. Adapun rumus yang digunakan untuk
menghitung biaya hutang sebelum pajak adalah :
Kd = Interest / Principal
Di mana, interest adalah jumlah bunga yang dibayarkan perusahaan,
sedangkan principal adalah jumlah pinjaman perusahaan. Oleh karena bunga bersifat
mengurangi pajak (tax deductable), maka pembiayaan hutang memberikan
perlindungan pajak (tax shield) bagi perusahaan. Sehingga biaya hutang (Kd)
dikonversikan sebagai biaya hutang setelah pajak (cost of debt after tax), dan
rumusnya menjadi :
Kdt = Kd x (1 – t )
Setelah menentukan nilai dari biaya ekuitas (Ke) dan biaya hutang (Kd), maka
rumus biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) menjadi :
WACC = (Ke x We) + ([Kd(1-t)] x Wd)
Selanjutnya, Invested capital dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh
komponen hutang dan modal perusahaan, sehingga Invested capital dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Invested Capital = Liabilities + Shareholders Equity
Dimana liabilities adalah jumlah seluruh hutang perusahaan, baik yang
berasal dari pinjaman investor jangka pendek maupun pinjaman jangka panjang.
Sedangkan shareholders equity adalah jumlah seluruh modal perusahaan, baik yang
Dari hasil perhitungan EVA, jika EVA bernilai positif (EVA>0) maka hal ini
menunjukkan bahwa tingkat return yang dihasilkan perusahaan melebihi biaya
modal atau tingkat pengembalian yang dituntut oleh investor. Dengan kata lain,
perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal. Sebaliknya jika EVA
bernilai negatif (EVA<0) maka hal ini menunjukkan bahwa nilai
perusahaanberkurang akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari
pada yang dituntut investor. Dengan begitu harapan investor menjadi tidak terpenuhi.
Dan jika EVA sama dengan nol (EVA=0) berarti secara ekonomis perusahaan dalam
keadaan impas, artinya seluruh laba yang diperoleh digunakan untuk membayar
kewajiban kepada para penyedia dana.
Menurut McDaniel, et al. (2000) yang menyatakan ada tiga hal utama yang
membedakan EVA dengan pengukuran keuangan lainnya, yaitu EVA tidak dibatasi
oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum; EVA dapat mendukung setiap keputusan
sebuah perusahaan, baik investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit
bisnis; EVA dapat digunakan oleh bagian-bagian dan personil lain di dalam
perusahaan sebagai alat untuk mengkonunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja
keuangan.
Higgins (1998) menjelaskan bahwa keunggulan EVA sebagai pengukur
kinerja terletak pada kemampuannya untuk menyatukan tiga fungsi penting
manajemen yaitu capital budgeting, performance appraisal dan incentive
kinerja unit bisnis dapat diukur dengan EVA dan incentive compensation tergantung
pada unit EVA relatif terhadap target yang tepat.
Tetapi sebagai pengukuran kinerja, EVA juga mempunyai beberapa
keterbatasan, antara lain :
a. Mirza (1997) menyatakan bahwa EVA terlalu bertumpu pada keyakinan
bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam
mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham
tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.
b. De Villiers (1997) mengindikasikan bagaimana inflasi akan
mengakibatkan distorsi pada EVA dan menunjukkan bahwa EVA tidak
dapat digunakan selama periode inflasi untuk mengestimasi profitabilitas
aktual.
c. Wood (2000) mengisyaratkan bahwa penggunaan EVA mungkin akan
meningkatkan auditing fees dan bisa menimbulkan potential litigation
costs.
d. Kaplan dan Norton (2001) menjelaskan bahwa tanpa balanced scorecard,
strategi value based dapat menurunkan biaya dan meningkatkan intensitas
aktiva, yaitu strategi pertumbuhan pendapatan jangka panjang melalui
investasi pelanggan, inovasi, perbaikan proses, teknologi dan kemampuan
karyawan.
Salah satu masalah utama persoalan terbatas adalah adanya konflik
problem. Dalam hal ini, Irala (2005) mempelajari apakah EVA terlihat sebagai
alternatif yang lebih baik dari pada pengukuran kinerja tradisional seperti EPS, ROSE
dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana kompensasi berdasarkan
EVA akan mendorong manajer menggunakan aset-aset perusahaan secara lebih
produktif, dan EVA seharusnya membantu mengurangi perbedaan kepentingan antara
manajer dan pemegang saham.
Selanjutnya, hasil penelitian tersebut memperkuat studi yang dihasilkan
Costigan dan Lovata (2002). Dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang
mempunyai agency conflicts yang tinggi seharusnya lebih dipengaruhi untuk
menggunakan sistem evaluasi kinerja EVA. Lebih lanjut dikatakan bahwa
perusahaan-perusahaan yang mengadopsi EVA memperlihatkan persentase
kepemilikan institusional yang tinggi dan persentase kepemilikan ilegal yang rendah
dari pada perusahaan-perusahaan yang tidak mengadopsi EVA.
Studi yang dilakukan Ferguson et, al. (2005) bertujuan untuk menyelidiki
apakah perusahaan-perusahaan yang mengadopsi EVA disebabkan kinerja saham
yang lemah serta apakah penggunaan EVA menuntun kinerja saham menjadi lebih
baik. Hasil studinya menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup bukti untuk
menyimpulkan bahwa kinerja saham yang buruk menyebabkan
perusahaan-perusahaan harus mengadopsi EVA atau penggunaan EVA akan memperbaiki kinerja
2.1.3. Market Share
Market share merupakan pengaruh indikator pasar uang terhadap indikator
pasar saham yang pada umumnya dilakukan tanpa melihat pada kondisi pasar saham
tersebut. Oleh karena itu penelitian ingin melihat apakah pengaruh tersebut juga
dipengaruhi oleh kondisi pasar saham, yaitu pada saat bullish atau bearish yang
mempengaruhi return saham.
Penelitian mengenai pengaruh kandungan informasi terhadap harga saham
pertama kali dilakukan oleh Ball dan Brown (1968). Penelitian tersebut menguji
apakah pengumuman laba (earnings announcement) mempunyai hubungan positif
dengan harga saham. Hasilnya menunjukkan adanya abnormal return positif akibat
pengumuman. Sejalan dengan penelitian tersebut, Beaver (1968) menemukan bukti
bahwa pengumuman laba mempunyai kandungan informasi yang mempengaruhi
reaksi investor yang tercermin pada perubahan harga dan volume saham perusahaan
bersangkutan.
Bamber (1986) yang meneliti pengaruh kandungan informasi pengumuman
laba tahunan juga menyimpulkan adanya reaksi pasar yang positif, yang tercermin
dari harga dan volume saham yang diperdagangkan meningkatkan setelah
pengumuman laba tersebut. Beza (1997) membuktikan bahwa perusahaan yang
mengumumkan laba tahunannya secara signifikan akan mengalami peningkatan
volume perdagangan dibanding sebelum pengumuman laba tersebut. Choi (2002)
return perusahaan yang melakukan publikasi tersebut. Hal ini mengindikasikan
bahwa pasar merespon secara positif pengumuman tersebut.
2.1.4. Earnings
Earnings dihasilkan melalui proses akuntansi dan disajikan dalam laporan
laba rugi. Menurut APB Statement (Harahap, 2007) mengartikan laba (rugi) sebagai
”kelebihan (defisit) penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi”.
Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang
diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Keuntungan perlembar saham biasannya
merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang merupakan
angka dasar yang diperlukan dalam menentukan harga saham, Earnings pershare atau
laba perlembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai
ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT.
EPS = EAT/Jumlah lembar Saham.
Analisa rasio tidak hanya berguna untuk pihak intern perusahaan, tetapi juga
untuk pihak luar. Bagi pihak intern (perusahaan) analisa rasio keuangan akan
memberikan sebuah informasi bermanfaat mengenai kelemahan dan kekuatan
perusahaan dibidang finansial, sehingga perusahaan dapat menggunakannya untuk
mengatasi masalah kelemahan dan memaksimalkan kekuatan. Sedangkan bagi calon
investor analisa rasio keuangan akan membantu dalam melakukan pengambilan
dan bagi calon kreditur, analisa laporan keuangan akan membantu dalam
pengambilan keputusan kredit secara tepat (layak atau tidak untuk melakukan kredit
kepada perusahaan).
Analisa laporan keuangan sangat bermanfaat bagi managemen perusahaan
untuk melakukan perencanaan dan evaluasi terhadap prestasi atau kinerja perusahaan
yang telah dicapai. Bagi kreditur, analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk
memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi, yang berkaitan dengan jaminan
kontinuitas pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. Analisis rasio
keuangan juga bermanfaat bagi investor untuk mengevaluasi nilai saham perusahaan
dan sebagai jaminan atas keamanan dana investasi yang telah ditanamkannya pada
perusahaan (Munawir, 2000).
2.1.5. Net Cash Flow
Tujuan manajer dari suatu perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham
perusahaan, dimana nilai ini didasarkan atas aliran laba dan arus kas yang akan
diperoleh perusahaan dimasa depan. Kemampuan relatif arus kas dalam menyajikan
informasi yang relevan dengan penelitian merupakan fokus utama dalam banyak
penelitian.Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
sumber dan penggunaan dana bagi suatu perusahaan.
disebut arus kas positif, jika terjadi keadaan yang sebaliknya disebut arus kas negatif.
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal
adalah mengestimasi arus kas, pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih
tahunan setelah proyek dijalankan sehingga kesalahan peramalan juga dapat terjadi.
Dari sudut pandang penganggaran modal, waktu arus kas adalah penting, karena uang
yang diterima saat ini adalah lebih bernilai dari pada uang yang diterima di masa
datang. Oleh karena itu meskipun laba bersih akuntansi berguna untuk beberapa hal,
namun perhitungan laba bersih didasarkan pada laba konsep yang mengabaikan
waktu pada saat kas masuk dan keluar, maka sebagai ganti fokus terhadap laba bersih
akuntansi, analis harus berkonsentrasi pada pengidentifikasian arus kas tertentu yang
berkaitan dengan proyek investasi.
Laporan arus kas menyoroti aktifitas utama yang mempengaruhi arus kas,
baik secara langsung maupun tidak langsung dan pada akhirnya berpengaruh terhadap
saldo kas secara keseluruhan. Menurut Niswonger et.al. (2002) laporan arus kas
adalah biasa untuk melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran arus kas)
dalam tiga bagian yaitu : (1) kegiatan operasi, (2) kegiatan investasi dan, (3) kegiatan
keuangan. Laporan arus kas digunakan untuk mengecek dan melengkapi laporan laba
rugi tapi bukan sebagai pengganti laporan laba rugi. Laporan arus kas lebih berfokus
pada pengukuran keuangan dari pada ukuran profit dan biasanya lebih cocok
perusahaan. Dalam hal ini tidak mengidentifikasikan laporan mana yang lebih
unggul, tapi penggunaannya tergantung pada apa yang hendak diukur.
Nilai setiap aktiva suatu perusahaan , termasuk saham, tergantung pada arus
kas yang dihasilkan oleh aktiva tersebut, oleh karena itu manajer harus
memaksimalkan arus kas yang tersedia bagi investor dalam jangka panjang. Arus kas
dari kegiatan keuangan melaporkan transaksi kas yang mengaitkan investasi kas oleh
pemilik, dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik. Ketika kita mempelajari
laporan keuangan maka fokus kita adalah pada arus kas bersih..
Menurut Brigham dan Houston (2001) arus kas bersih adalah kas aktual yang
dihasilkan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu. Arus kas bersih berbeda dari
laba akuntansi, karena beberapa laba dan beban yang dicerminkan dalam laba
akuntansi mungkin tidak diterima dan dibayarkan melalui kas dalam suatu priode
akuntansi. Penyusutan adalah pos non kas yang terbesar, sehingga arus kas bersih
seringkali dinyatakan sebagai laba bersih ditambah penyusutan. Investor akan lebih
tertarik pada proyeksi arus kas bersih dibandingkan laba yang dilaporkan, karena kas
inilah yang dibayarkan sebagai dividen atau diinvestasikan kembali untuk menunjang
pertumbahan.
Arus kas bersih (net cash flow) yang positif akan menyebabkan saldo kas
yang lebih tinggi di bank, sementara hal-hal lainnya dianggap konstan. Pada saat
menginterprestasikan laporan arus kas, sangat perlu untuk mencermati kas yang
tersedia dari aktifitas operasi. Angka ini menunjukkan sejauh mana kesuksesan
dipandang perlu untuk dapat membedakan antara arus kas operasi dan arus kas bersih.
Perbedaan yang paling penting adalah bahwa arus kas operasi didefenisikan sebagai
perbedaan antara laba dan beban operasi kas, hanya mencerminkan hasil normal dari
operasi yang terjadi, sedangkan arus kas bersih mencerminkan baik keputusan operasi
maupun pembiayaan.
Menurut Garrison et.al (2007) arus kas bersih dapat dijabarkan dalam bentuk laba bersih, dividen, dan perubahan akun neraca. Arus kas bersih untuk priode tertentu dapat ditentukan dengan memulainya dari laba bersih, kemudian mengurangkan perubahan aktiva nonkas, menambahkan perubahan kewajiban, mengurangkan dengan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, dan terakhir menambahkan dengan perubahan modal saham.
Seorang analis harus memberikan perhatian lebih terhadap kas bersih yang
tersedia dari aktifitas operasi, karena hal itu akan menjadi ukuran bagaimana
kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan kas secara terus-menerus. Ketika
dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan, laba dan aliran kas,
investor dan kreditur harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus
perhatian telah mampu secara baik menggambarkan kondisi ekonomi serta prospek
perusahaan untuk dapat bertambah di masa depan.
Menurut Wild et.al.(2005) rasio kecukupan arus kas (cash flow adequacy
ratio) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menutup pengeluaran modal,
investasi dalam persediaan dan dividen tunai. Penganggaran modal meliputi investasi,
suatu perusahaan harus mengalokasikan dana sekarang untuk menerima imbal hasil
Net Cash Flow melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi (operating activities), aktivitas investasi
(investing activities) dan aktivitas pendanaan (financing activities). Informasi arus kas
berguna untuk menilai kinerja perusahaan dalam menghasilkan kas. Informasi ini
juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan,
karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan kejadian yang sama. Dalam hal ini, jumlah arus kas bersih
merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus
kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar deviden serta melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendanaan dari luar.
2.1.6. Return Saham
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas
investasi yang dilakukannya. Dalam hal ini tujuan dari corporate finance adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan berarti
memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan pemegang saham sangat
dinilai dari return yang diterima pemegang saham atas investasi yang telah dilakukan
di dalam perusahaan. Return yang diterima pemegang saham dapat berupa
penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode
Pada dasarnya, return terdiri dari return realisasi (realized return) dan return
ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang terjadi. return
realisasi penting karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan dan dihitung berdasarkan data historis. Sedangkan return ekspektasi
adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu mengenai
kaitan antara beberapa indikator pengukuran kinerja dengan return saham adalah
sebagai berikut :
Penelitian Biddle, et al. (1997) bertujuan untuk mengkaji pernyataan bahwa
economic value added mempunyai hubungan yang lebih nyata dengan return saham
dan firm values dibandingkan dengan residual income, earnings dan cash flow
operation. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi komponen unik
economic value added mana yang mempunyai hubungan nyata dengan return.
Penelitian mengambil obyek perusahaan-perusahaan yang tercantum dalam daftar
Stern Steward & Company. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata earnings
memiliki hubungan yang lebih nyata dengan return saham dibandingkan dengan
economic value added, residual income dan cash flow operation. Disamping itu, tidak
ada komponen unik economic value added yang mempunyai hubungan nyata
Peneliti Lehn dan Makhija (1997) bertujuan untuk mempelajari hubungan
antara lima indikator pengukuran kinerja keuangan dengan return saham. Kelima
indikator tersebut adalah economic value added (EVA), market value added (MVA),
return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan return on sales (ROS). Penelitian
mengambil obyek perusahaan-perusahaan publik di Amerika. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa indikator EVA memiliki korelasi yang lebih tinggi terhadap
return saham dibanding dengan MVA, ROA, ROE dan ROS.
Penelitian Garvey dan Milbourn (2000) lebih menekankan pada situasi seperti
apa EVA dapat mengalahkan earnings dan mengapa demikian. Penelitian ini hanya
menggunakan indikator EVA dan earnings dalam kaitannya dengan return saham.
Penelitian ini juga membedakan apakah perusahaan telah mengadopsi EVA atau
tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang telah
mengadopsi EVA memang memiliki EVA yang berkorelasi lebih tinggin dengan
return saham dibandingkan dengan earnings.
Penelitian Pradhono (2004) bertujuan untuk menganalisis pengaruh EVA,
residual income. earnings dan arus kas operasi terhadap return saham, serta untuk
mengetahui indikator mana yang mempunyai pengaruh dominan. Peneliti mengambil
obyek perusahaan-perusahaan manufaktur yang tergolong dalam industri consumers
goods di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel arus kas
operasi mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham. Selain itu, variabel
Penelitian De Medeiros (2005) bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
economic vakue added dengan return saham. penelitian ini hanya menggunakan
indikator EVA sebagai variable bebas. Penelitian mengambil obyek
perusahaan-perusahaan publik di Brazil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EVA mempunyai
hubungan yang positif dan signifikan dengan return saham yang menghasilkan model
alternatif.
Penelitian Dewanto (2005) bertujuan untuk menganalisis secara parsial dan
simultan pengaruh economic value added (EVA), market value added (MVA),
residual income dan cash flow operation (CFO) terhadap imbal hasil saham.
penelitian ini mengambil obyek perusahaan-perusahaan pada sektor pertambangan di
Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel EVA, MVA,
residual income dan Cash Flow Operation menpunyai hubungan yang positif dengan
imbal hasil saham, namun secara statistik pengaruhnya tidak signifikan.
Peneliti Waluyo (2005) bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on
assets (ROA) dan economic value added (EVA) terhadap tingkat pengembalian
saham, baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini mengambil obyek
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata ROA dan EVA baik secara parsial
maupun secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pengambalian saham.
Penelitian Ismail (2006) bertujuan untuk mengkajinpernyataan bahwa
menjelaskan return saham bila dibanding dengan residual income, net income dan
net operating profit after tax (NOPAT). peneliti mengambil obyek pada
perusahaan-perusahaan publik di inggris, hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator NOPAT
dan net income mempunyai huubungan yang lebih nyata dibanding dengan EVA dan
residual income dalam menjelaskan return saham.
Penelitian Mundaryatiningsih (2006) bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kinerja keuangan dengan menggunakan indikator accounting earnings, return on
investment (ROI), economic value added (EVA) dan market value added (MVA)
terhadap kapitalisasi pasar perusahaan dan return saham. peneliti mengambil obyek
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa EVA mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham. sedangkan MVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham.
Penelitian Kyriazis dan Anastassis (2007) bertujuan untuk menyelidiki
kekuatan penjelasan dari model EVA berkenaan dengan return saham dan firm
market value, dibandingkan dengan indikator variabel akuntansi seperti net income
dan operating income. Penelitian mengambil obyek perusahaan-perusahaan publik di
Yunani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang dihasilkan net incomei
dan operating income lebih mempunyai nilai relevan dibandingkan dengan EVA.
Selain itu, EVA tidak menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan MVA
Tabel 2.1. : Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti
& Tahun
Judul Penelitian Variabel
penelitian
Hasil Penelitian
Biddle, Bowen dan wallace (1997)
Does EVA Beat Earnings ? Evidence on Associations with stock return and firm values.
EVA, Residual Income, Earnings dan CFO terhadap return saham
EVA,MVA, Residual Income, dan CFO mempunyai hubungan positif dengan imbal hasil saham, namun secara statistik pengaruhnya tidak signifikan.
Waluyo, (2005) Pengaruh return on assets (ROA) dan Economic Value Added (EVA) terhadap tingkat pengembalian saham.
ROA, EVA terhadap tingkat pengembalian saham
ROA dan EVA baik secara parsial maupun simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Is Economic value added more associated with stock return than accounting earnings ? the UK Evidence.
Analisis Pengaruh Kinerja keuangan perusahaan terhadap kapitalisasi pasar dan return saham perusahaan publik di bursa efek jakarta.
The Validity of the economic value added approach : An Empirical Application.
EVA, Residual Income, NOPAT, Net Income with Stock return.
Accounting earnings,
NOPAT dan Net Income mempunyai hubungan yang lebih nyata dengan stock return bila dibandingkan dengan EVA dan residual income.
Eva mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, MVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Net Income dan Operating Income lebih mempunyai nilai relevan dibandingkan dengan model EVA
Pradhono (2004) Pengaruh EVA, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return Saham.
EVA, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi dan Return Saham
- Eva tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. - Residual Income tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham.
- Earnings mempunyai pengaruh nyata terhadap Return yang diterima oleh pemegang saham.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel economic value added,
market share, earnings dan net cash flow terhadap return saham, maka penulis
menyusun kerangka konseptual sebagai berikut ;
Economic Value Added
(X1)
Net Cash Flow
(X4)
Market Share
(X2)
Return Saham (Y) Earnings
(X3)
Gambar 3.1. : Kerangka Konseptual
Deskripsi Kerangka Konsep :
Dalam penelitian ini memiliki 4 (empat) variabel independen dan satu
variabel dependen. Variabel independen terdiri dari EVA (X1), Market Share (X2),
Kerangka konseptual ini menunjukkan hubungan dari variabel independen dengan
variabel dependen.
Pengujian untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap vriabel
dependen dilakukan secara serentak dengan menggunakan Ordinary Last Square, dari
pengujian ini juga akan dapat dilihat atau diketahui hubungan secara parsial antara
independen dengan dependen, dengan demikian hubungan yang akan diperoleh dari
pengujian itu sebagai berikut :
a. Hubungan antara EVA terhadap Return Saham
EVA merupakan suatu pendekatan dalam pengukuran kinerja untuk mengukur
profitabilitas kinerja operasi perusahaan secara nyata, dimana dasarnya EVA
adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal yang
diinvestasikan. Adanya analisis dengan menggunakan EVA, maka investor akan
merasa yakin bahwa dana yang diinvestasikannya akan menjadi aman dan dapat
bertambah dengan imbalan yang lebih baik, imbalan yang diharapkan invsetor
(Return Saham) disini adalah Dividen. Dengan adanya analisis dengan
menggunakan EVA maka akan berdampak lebih baik terhadap Return Saham,
sebagaimana mana dikatakan bahwa EVA merupakan laba yang tersisa, untuk itu
semakin tinggi nilai EVA maka akan dapat mempengaruhi return yang diterima
oleh investor.
b. Hubungan antara Market Share terhadap Return Saham.
Dalam analisis yang dilakukan investor salah satu indikatornya adalah Market
diperjualbelikan di bursa, maka akan semakin tinggi ketertarikan seorang investor
untuk membeli saham perusahaan tersebut. Investor selalu beranggapan bahwa
semakin tinggi tingkat perputaran saham suatu perusahaan yang ada di pasaran,
maka akan tercermin bahwa perusahaan itu mempunyai kemampuan dalam
memberikan imbalan terhadap investor. Ketertarikan investor memburu saham
suatu perusahaan, berarti mencerminkan pula betapa baiknya kinerja perusahaan.
c. Hubungan Earnings terhadap Return Saham.
Earnings merupakan hal yang sangat vital menjadi alat analisis seorang investor,
dimana seorang investor yang pemula akan mau membeli saham atau berinvestasi
ke suatu perusahaan dikarenakan perusahaan itu mempunyai laba, jika sebuah
perusahaan itu tidak mempunyai laba maka ketertarikan seorang investor terhadap
perusahaan itu juga akan berkurang. Investor selalu beranggapan bahwa setiap
perusahaan yang mempunyai laba maka akan mampu untuk memberikan imbalan
yang baik terhadap seorang investor, sehingga return yang diharapkan oleh
seorang investor mampu terwujud. Earnings atau laba yang dimiliki perusahaan
selalu akan dilihat berapa sebenarnya jumlah laba perusahaan bila dibagikan
dengan jumlah saham perusahaan yang lagi beredar, untuk itu laba per lembar
saham sangat dibutuhkan oleh investor, agar investor merasa yakin dan
mengetahui berapa sebenarnya nilai yang dimilikinya atas saham dari sebuah
perusahaan. Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan nilai laba per lembar
d. Hubungan Net Cash Flow terhadap Return Saham.
Kas merupakan alat yang sangat likuid di dalam perusahaan yang mudah untuk
dipindah-pindahkan. Untuk analisis investasi yang dilakukan oleh investor, arus
kas suatu perusahaan sangat diperhatikan, karena investor selalu beranggapan
bahwa kelebihan uang yang ada diperusahaan akan mampu melakukan
pembayaran terhadap return saham yang dibeli oleh seorang investor. Dengan
demikian arus kas bersih yang merupakan cerminan tingkat kesehatan perusahaan
akan membuat suatu keyakinan pada pemegang saham atau dengan kata lain
bahwa arus kas perusahaan sangat mempunyai pengaruh terhadap ketertarikan
seorang investor untuk membeli saham suatu perusahaan. Jika arus kas bersih dari
suatu perusahaan baik, maka akan menambah keyakinan para investor untuk
menanamkan modalnya di suatu perusahaan.
3.2. Hipotesis Penelitian
Dari penjelasan yang digambarkan pada kerangka konseptual dapat ditarik
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : EVA, Market Share, Earnings dan Net
Cash Flow berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham baik secara
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
skala dengan rasio. Data rasio adalah data yang bersifat angka dalam arti
sesungguhnya dan dapat dioperasikan secara matematika serta menggambarkan nilai
absolut. Jenis data penelitian ini adalah kuantitatip, dengan berdasarkan data sekunder
berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, penelitian
ini dilakukan berdasarkan hubungan kausal yang bersifat sebab akibat, jadi ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel
yang dipengaruhi) itu sendiri. Untuk melihat hubungan itu, maka digunakan alat uji
OLS (Ordinary Least Squares).
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur jenis consumer goods
pada Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2007 yang diperoleh melalui website resmi
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur jenis consumer
goods yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia 2004-2007
sebanyak 35 Perusahaan. Pemilihan sampel sebanyak 31 perusahaan dilakukan
berdasarkan purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah sampel yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Sampel diambil berdasarkan purposive sampling dari data pengamatan yang
tersedia di Indonesia Capital Market Directory pada tahun 2004-2007.
2. Sampel yang diambil merupakan perusahaan manufaktur jenis consumer
goods yang tercatat dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun
2004-2007.
Sesuai dengan kedua kriteria diatas, maka jumlah sampel yang digunakan
dalam kriteia ini adalah sebanyak 31 perusahaan manufaktur jenis consumer goods
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2007.
Tabel 4.1. : Pengambilan Sampel Berdasarkan Purposive Sampling
No. Distribusi Sampel Total
1. Perusahaan Manufaktur jenis consumers goods yang terdaftar 35
di Bursa Efek Indonesia dari 2004-2007
2. Sampel yang diteliti 35
3. Perusahaan yang tidak memiliki laporan tahunan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember (1)
4. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama empat tahun
berturut-turut , yaitu dari tahun 2004-2007 (3)
Angka tahun amatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 tahun
berturut–turut dari tahun 2004 – 2007, sehingga jumlah sampel observasi dalam
penelitian ini sebanyak 4 tahun observasi x 31 sampel = 124 sample observasi.
Alasan penggunaan sampel ini adalah agar penelitian ini dapat menjadi acuan
yang baik dalam memprediksi rate of return dan didalam perusahaan jenis consumer
goods terdapat jenis jenis perusahaan yang berbeda seperti perusahaan farmasi,
perusahaan industi rokok dan lainnya sehingga peneliti dapat mengetahui jenis
Perusahaan Industri mana yang memiliki tingkat rate of return yang tinggi.
Dalam penelitian ini variable yang digunakan terdiri dari 4 variable
independent yaitu : Economic Value Added, Market Share, Earnings dan Net Cash
Flow, sedangkan variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rate
of Return (return saham)
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian ini merupakan data sekunder yaitu gabungan Time Series dan
Cross Sectional (pooled data), yaitu berupa data keuangan dan saham perusahaan
serta informasi lainnya, yang diperoleh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id). Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dengan tipe
panel data.
Rancangan Model teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan teknik analisis regresi linier berganda. Untuk ketepatan
dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistika yaitu program SPSS
tingkat signifikan pada confidence level 95% dgn 0,05.
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini, definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah
sebagai berikut :
1. Return saham adalah return atas investasi yang telah dilakukan oleh investor
terhadap perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Return yang diharapkan
oleh seorang investor berupa dividen, dimana dividen yang dimaksud adalah
dividen kas. Nilai dividen kas ini akan diketahui dari laporan arus kas perusahaan
dibagian pendanaan.
2. Economic Value Added adalah laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT)
selama satu tahun buku dan akan dikurangi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh modal (capital charge) yang didasarkan atas WACC dan
dikalikan dengan Invested capital.
3. Market share adalah kondisi saham di pasaran dalam tahun pengamatan yang
dilakukan. Untuk memperoleh data yang akan diuji, akan digunakan harga saham
yang beredar di pasar pada saat tutup buku di akhir tahun pengamatan (31
Desember).
4. Earnings adalah laba bersih sebelum pos-pos luar biasa (earnings before
extraordinary item) selama tahun pengamatan yang berakhir pada tanggal 31
5. Net Cash flow yaitu selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan
setara kas yang berasal dari aktivitas selama tahun pengamatan, sebagaimana
tercantum dalam laporan arus kas perusahaan yang berakhir 31 Desember.
Tabel 4.2. : Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Nama
Merupakan konsep penilaian kinerja perusahaan dengan mengurangi laba operasi setelah pajak dengan biaya modal.
Kemampuan perusahaan untuk Mencapai tigkat penjualan yang dicapai.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.
Merupakan aliran kas yang akan digunakan untuk menutupi investasi. NCF biasannya diterima setiap tahun selama usia investasi dan berupa aliran kas bersih.
Merupakan tingkat pengembalian saham atas investasi yg dilakukan
EVA = NOPAT - C* x Capital
Harga Saham Tutup Tahun
EPS = Earning After tax Jlh Lbr Saham
4.6. Metode Analisis Data
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah
regresi linier berganda atau OLS (Ordinary Least Squares) dengan menggunakan
bantuan pogram komputer SPSS (Statistical Package Social Science). Formula untuk
menghitungnya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Keterangan Model :
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien Regresi
X1 = Economic Value Added
X2 = Market Share
X3 = Earnings
X4 = Net Cash Flow
e = error
Untuk memperoleh hasil regresi yang baik diperlukan metode analisis data
sebelum melakukan uji Hipotesis. Adapun metode analisis yang digunakan adalah :
4.6.1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan suatu analisis data yang
akurat, suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian yang dilakukan atas dasar penelitian
secara keseluruhan pada variabel independen yang terdiri dari Economic Value
Added, Market Share, Earnings dan Net Cash Flow dan variabel dependen Return
Saham, adapun jenis pengujian sebagai berikut :
4.6.1.1. Uji Normalitas Data
Uji ini bertujuan untuk menguji data yang berdistribusi normal akan
digunakan alat uji normalitas. Alat uji normalitas yang biasa digunakan adalah alat
analisis dengan grafik dan analisis statistik, analisis grafik digunakan dua model,
yaitu model diagram batang atau histogram dan yang kedua adalah diagram diagonal,
sementara analisis statistik yang digunakan biasanya adalah Kolmogorov-Smirnov
(Ghozali, 2007). Data yang normal menurut analisis dengan menggunakan histogram
dimana gambar grafik histogram masih berada pada garis lengkung dan tidak terjadi
kecondongan grafik ke kiri atau ke kanan, dengan pengertian bahwa garis lengkung
itu masih berada pada sisi yang sama dari titik nol, yang apabila dipotong secara
vertikal kurva normal pada titik nol, maka kedua belahan itu akan menjadi
pencerminan satu sama lain. Sedangkan data yang normal menurut analisis statistik
dengan Kolmogorov-Smirnov adalah nilai signifikansi dari hasil uji harus lebih besar
dari nilai signifikan yang telah ditentukan, dimana nilai signifikan yang ditentukan
adalah 0,05. Pengujian Normalitas Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
4.6.1.2.Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adannya korelasi antar variable bebas (Ghozali, 2007). Pada model yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variable bebas, nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya Multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0,10
atau sama dengan Variance Inflation Factor (VIF) > 10.
4.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada data yang menyimpang terlalu
jauh (outlier). Ada tidaknya heterokedastisitas dilihat dari nilai signifikansi masing
masing variable independen (Ghozali, 2007). Dalam pengujian ini ada beberapa cara
yang digunakan, yaitu Grafik Plot, Uji Park, Uji Glejser dan Uji White. Uji
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser, jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi Heteroskedastisitas, oleh karena itu harus dilakukan cara bagaimana
sehingga variabel independen tidak terjadi siginifikan terhadap variabel dependen.
4.6.1.4. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1 (Ghozali, 2007). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lain, hal ini sering ditemukan pada time series.
untuk melihat data terjadi autokorelasi atau tidak menggunakan uji Durbin Watson
(D-W), sebagaimana yang dikatakan oleh Santoso (2001) bahwa secara umum bisa
diambil patokan :
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative.
Ghozali (2007) juga mengemukakan kriteria dalam penentuan autokorelasi sebagai
berikut :
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada korelasi negatif
Tdk ada korelasi negatif
Tdk ada autokorelasi Positif
atau negatif
Dengan demikian untuk memastikan bahwa model tidak terjadi autokorelasi
dengan menggunakan du < d < 4 – du .
4.6.2. Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan uji Fisher (Uji F) untuk melihat secara simultan semua variabel