• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.5. Net Cash Flow

Tujuan manajer dari suatu perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan, dimana nilai ini didasarkan atas aliran laba dan arus kas yang akan diperoleh perusahaan dimasa depan. Kemampuan relatif arus kas dalam menyajikan informasi yang relevan dengan penelitian merupakan fokus utama dalam banyak penelitian.Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana bagi suatu perusahaan.

Menurut Ismaya (2005) arus kas (cash flow) adalah perputaran keuangan perusahaan/bank baik pengeluaran dan pemasukan uang tunai yang diperlukan untuk kepentingan operasi atas dasar arus harian, mingguan, atau jangka waktu lain, jika uang tunai yang masuk lebih banyak dari pada yang keluar

disebut arus kas positif, jika terjadi keadaan yang sebaliknya disebut arus kas negatif.

Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasi arus kas, pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih tahunan setelah proyek dijalankan sehingga kesalahan peramalan juga dapat terjadi. Dari sudut pandang penganggaran modal, waktu arus kas adalah penting, karena uang yang diterima saat ini adalah lebih bernilai dari pada uang yang diterima di masa datang. Oleh karena itu meskipun laba bersih akuntansi berguna untuk beberapa hal, namun perhitungan laba bersih didasarkan pada laba konsep yang mengabaikan waktu pada saat kas masuk dan keluar, maka sebagai ganti fokus terhadap laba bersih akuntansi, analis harus berkonsentrasi pada pengidentifikasian arus kas tertentu yang berkaitan dengan proyek investasi.

Laporan arus kas menyoroti aktifitas utama yang mempengaruhi arus kas, baik secara langsung maupun tidak langsung dan pada akhirnya berpengaruh terhadap saldo kas secara keseluruhan. Menurut Niswonger et.al. (2002) laporan arus kas adalah biasa untuk melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran arus kas) dalam tiga bagian yaitu : (1) kegiatan operasi, (2) kegiatan investasi dan, (3) kegiatan keuangan. Laporan arus kas digunakan untuk mengecek dan melengkapi laporan laba rugi tapi bukan sebagai pengganti laporan laba rugi. Laporan arus kas lebih berfokus pada pengukuran keuangan dari pada ukuran profit dan biasanya lebih cocok digunakan untuk mengevaluasi dan memproyeksikan likuiditas dan solvabilitas

perusahaan. Dalam hal ini tidak mengidentifikasikan laporan mana yang lebih unggul, tapi penggunaannya tergantung pada apa yang hendak diukur.

Nilai setiap aktiva suatu perusahaan , termasuk saham, tergantung pada arus kas yang dihasilkan oleh aktiva tersebut, oleh karena itu manajer harus memaksimalkan arus kas yang tersedia bagi investor dalam jangka panjang. Arus kas dari kegiatan keuangan melaporkan transaksi kas yang mengaitkan investasi kas oleh pemilik, dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik. Ketika kita mempelajari laporan keuangan maka fokus kita adalah pada arus kas bersih..

Menurut Brigham dan Houston (2001) arus kas bersih adalah kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu. Arus kas bersih berbeda dari laba akuntansi, karena beberapa laba dan beban yang dicerminkan dalam laba akuntansi mungkin tidak diterima dan dibayarkan melalui kas dalam suatu priode akuntansi. Penyusutan adalah pos non kas yang terbesar, sehingga arus kas bersih seringkali dinyatakan sebagai laba bersih ditambah penyusutan. Investor akan lebih tertarik pada proyeksi arus kas bersih dibandingkan laba yang dilaporkan, karena kas inilah yang dibayarkan sebagai dividen atau diinvestasikan kembali untuk menunjang pertumbahan.

Arus kas bersih (net cash flow) yang positif akan menyebabkan saldo kas yang lebih tinggi di bank, sementara hal-hal lainnya dianggap konstan. Pada saat menginterprestasikan laporan arus kas, sangat perlu untuk mencermati kas yang tersedia dari aktifitas operasi. Angka ini menunjukkan sejauh mana kesuksesan perusahaan untuk menghasilkan kas secara terus – menerus. Investor dan manajer

dipandang perlu untuk dapat membedakan antara arus kas operasi dan arus kas bersih. Perbedaan yang paling penting adalah bahwa arus kas operasi didefenisikan sebagai perbedaan antara laba dan beban operasi kas, hanya mencerminkan hasil normal dari operasi yang terjadi, sedangkan arus kas bersih mencerminkan baik keputusan operasi maupun pembiayaan.

Menurut Garrison et.al (2007) arus kas bersih dapat dijabarkan dalam bentuk laba bersih, dividen, dan perubahan akun neraca. Arus kas bersih untuk priode tertentu dapat ditentukan dengan memulainya dari laba bersih, kemudian mengurangkan perubahan aktiva nonkas, menambahkan perubahan kewajiban, mengurangkan dengan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, dan terakhir menambahkan dengan perubahan modal saham.

Seorang analis harus memberikan perhatian lebih terhadap kas bersih yang tersedia dari aktifitas operasi, karena hal itu akan menjadi ukuran bagaimana kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan kas secara terus-menerus. Ketika dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan, laba dan aliran kas, investor dan kreditur harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian telah mampu secara baik menggambarkan kondisi ekonomi serta prospek perusahaan untuk dapat bertambah di masa depan.

Menurut Wild et.al.(2005) rasio kecukupan arus kas (cash flow adequacy ratio) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menutup pengeluaran modal, investasi dalam persediaan dan dividen tunai. Penganggaran modal meliputi investasi, suatu perusahaan harus mengalokasikan dana sekarang untuk menerima imbal hasil dimasa datang dalam bentuk tambahan kas masuk atau pengurangan kas keluar.

Net Cash Flow melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi (operating activities), aktivitas investasi (investing activities) dan aktivitas pendanaan (financing activities). Informasi arus kas berguna untuk menilai kinerja perusahaan dalam menghasilkan kas. Informasi ini juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan kejadian yang sama. Dalam hal ini, jumlah arus kas bersih merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden serta melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Dokumen terkait