SKRIPSI
PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU
OLEH
FREDY HUTASOIT 110502231
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Sampel penelitian ini adalah 77 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dengan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Dari hasil analisis koefisien determinan diperoleh nilai R Adjusted Square (R2) sebesar 0,401 hal ini berarti 40,10% variabel minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh variabel efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan sedangkan sisanya sebesar 50,90% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
EFFECT OF SELFEFFICACY AND KNOWLEDGE OF ENTREPRENEURS HIP TOWARD INTEREST ON ENTREPRENEURSHIP AMONG
MANAGEMENT STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS USU
This study aims to identify and analyze the influence of self-efficacy and interest in entrepreneurship entrepreneurial knowledge to the students of the Faculty of Economics and Business USU. The sample was 77 students of the Faculty of Economics and Business USU with purposive sampling method. Data analysis method used is descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The results showed that self efficacy and entrepreneurial knowledge together positive and significant impact on the entrepreneurship interest the students of the Faculty of Economics and Business USU. From the analysis of the determinant coefficient obtained value of Adjusted R Square (R2) of 0.401 this means 40.10% variable interest in entrepreneurship can be explained by the variable self-efficacy and knowledge of entrepreneurship while the remaining 50.90% can be explained by other variables not examined in this research.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpah rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri Dan Pengetahuan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU”. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Di dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang memberikan
dukungan baik secara moril dan material sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Dan kepada:
1. Bapak Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung,
M.Si selakuk Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar
5. Bapak Drs.Ami Dilham, M.si selaku Dosen Pembaca Penilai yang turut
memberi masukan dan arahan untuk menyempurnakan skripsi ini.
6. Kevin Aris Sembiring, SE, Kevin Sitorus, Agustino, SE, Defani Sembiring,
SE, yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
7. Tifany, SE, Kevin Clinton, Uli Syarir Ritonga, Boby Hutagalung, Norwin
Tanu, Arief Hendarto, Fauza Diandra, SE yang telah memotivasi penulis
dalam penyelesaian skripsi.
8. Seluruh sahabat-sahabat stambuk 2011 dan 2012 Program Studi S1
Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah membantu
dalam pengerjaan penelitian ini. Semoga doa yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan berkah dari Tuhan dan penelitian bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Januari 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Efikasi Diri ... 9
2.1.1 Pengertian Efikasi Diri ... 9
2.1.2 Sumber-Sumber Efikasi Diri ... 9
2.1.3 Komponen Efikasi Diri ... 11
2.2 Pengetahuan Kewirausahaan ... 13
2.2.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan... 14
2.2.2 Ciri-Ciri Wirausaha ... 14
2.2.3 Aspek-Aspek Kewirausahaan ... 16
2.2.4 Proses Kewirausahaan ... 17
2.2.5 Bidang-Bidang Kewirausahaan ... 18
2.3 Minat Berwirausaha ... 20
2.3.2 Faktor-Faktor Minat Berwirausaha ... 21
2.4 Penelitian Terdahulu ... 23
2.5 Kerangka Konseptual ... 24
2.6 Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 27
3.3 Batasan Operasional ... 27
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 28
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30
3.6 Populasi dan Sampel ... 31
3.6.1 Populasi ... 31
3.6.2 Sampel ... 31
3.7 Jenis Data ... 32
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33
3.9.1 Uji Validitas ... 34
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 35
3.10 Teknik Analisis Data ... 36
3.11 Uji Asumsi Klasik ... 37
3.11.1 Uji Normalitas ... 37
3.11.2 Uji Heteroskedastisitas ... 37
3.11.3 Uji Multikolinearitas... 38
3.12 Uji Hipotesis ... 38
3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 39
3.12.3 Uji Koefisien Determinan (R2) ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Bisinis USU ... 41
4.2 Analisis Deskriptif ... 41
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 41
4.2.1.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
4.2.1.2 Karakteristik Berdasarkan Minat Usaha ... 48
4.3 Analisis Deskriptif Variabel ... 49
4.3.1 Efikasi Diri ... 49
4.3.2 Pengetahuan Kewirausahaan ... 52
4.3.3 Minat Berwirausaha ... 54
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 57
4.4.1 Uji Normalitas ... 57
4.4.1.1 Uji Normalitas dengan Histrogram ... 57
4.4.1.2 Uji Normalitas denganNormal P-P Plot ... 58
4.4.1.3. Uji Normalitas dengan K-S Test ... 59
4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 60
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 61
4.5 Analisa Regresi Linear Berganda ... 61
4.5.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 63
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 64
4.5.3 Uji Signifikan Simultan (Uji t) ... 66
4.4 Pembahasan ... 68
4.4.1 Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha ... 68
4.4.3 Pengetahuan Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap
Minat Berwirausaha ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Saran... ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
ABSTRAK
PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Sampel penelitian ini adalah 77 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dengan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Dari hasil analisis koefisien determinan diperoleh nilai R Adjusted Square (R2) sebesar 0,401 hal ini berarti 40,10% variabel minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh variabel efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan sedangkan sisanya sebesar 50,90% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
EFFECT OF SELFEFFICACY AND KNOWLEDGE OF ENTREPRENEURS HIP TOWARD INTEREST ON ENTREPRENEURSHIP AMONG
MANAGEMENT STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS USU
This study aims to identify and analyze the influence of self-efficacy and interest in entrepreneurship entrepreneurial knowledge to the students of the Faculty of Economics and Business USU. The sample was 77 students of the Faculty of Economics and Business USU with purposive sampling method. Data analysis method used is descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The results showed that self efficacy and entrepreneurial knowledge together positive and significant impact on the entrepreneurship interest the students of the Faculty of Economics and Business USU. From the analysis of the determinant coefficient obtained value of Adjusted R Square (R2) of 0.401 this means 40.10% variable interest in entrepreneurship can be explained by the variable self-efficacy and knowledge of entrepreneurship while the remaining 50.90% can be explained by other variables not examined in this research.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,
sementara dengan semakin meningkatnya biaya hidup dengan tingkat penawaran
kerja yang tergolong minim berbanding terbalik pada tingkat permintaan jumlah
lulusan atau tenaga kerja baru. Di samping itu, perkembangan ekonomi yang
cepat, PHK, merger, dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari
krisis berkepanjangan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi
ribuan bahkan jutaan tenaga kerja. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di
Indonesia semakin meningkat.
TABEL 1.1
Laju pengangguran di Indonesia
No Indikator 2012 2013 2014
1 Jumlah Tenaga kerja terdidik yang sudah bekerja
113,010,000 112,760,000 114,630,000
2 Jumlah tenaga kerja terdidik yang belum bekerja
7,310,000 7,410,000 7,240,000
3 Persentase jumlah tenaga kerja terdidik yang belum bekerja
6.08% 6.17% 5.94%
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah persentase tenaga kerja terdidik
dengan yang bekerja cukup tinggi dari tahun 2012-2014, selama 3 tahun rata-rata
7.000.000 orang belum mendapatkan pekerjaan alias menganggur.
Untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut pemerintah telah
berusaha untuk mengurangi pengangguran dengan merekrut ribuan calon pegawai
negeri sipil (PNS), namun belum cukup untuk mensejahterakan masyarakat
Indonesia. Pemerintah memerlukan bantuan masyarakat dalam menyediakan
lapangan kerja sendiri, atau dengan kata lain mampu berwirausaha.
Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran yang paling tepat untuk
Indonesia adalah dengan kewirausahaan. Pilihan untuk berwirausaha dan
menciptakan lapangan pekerjaan berpeluang menghasilkan pendapatan yang lebih
besar daripada berkarir menjadi karyawan. Kewirausahaan menciptakan
pergerakan perekonomian pada sektor produksi, konsumsi, distribusi, serta pajak
yang dihasilkan dari kegiatan wirausaha dapat mendobrak perekonomian
Indonesia.
Tabel 1.2
Pertumbuhan Wirausahawan dan Pembukaan Lapangan Kerja di Indonesia
No Indikator 2012 2013 2014
1 Pertumbuhan Wirausahawan
0,24% 1,56% 1,87%
2 Pertumbuhan GDP (USD)
8.241.864 9.109.129 13.421.042
Sumber: www.bi.go.id (2015)
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan wirausaha di Indonesia dari
domestik kotor (GDP). Hal ini menunjukkan kenaikan pertumbuhan wirausaha
berhubungan positif dengan perekonomian di Indonesia
Pencari kerja (job seeker) merupakan salah satu penyebab tingginya angka pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan juga karena sistem
pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi saat ini lebih terfokus kepada
bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan
pekerjaan, bukan sebagai lulusan yang siap bekerja dengan menciptakan
pekerjaan.
Untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut pemerintah telah
berusaha untuk mengurangi pengangguran dengan merekrut ribuan calon pegawai
negeri sipil (PNS), namun belum cukup untuk mensejahterakan masyarakat
Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
pengangguran adalah kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan persoalan
penting di dalam perekonomian bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau
kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan
peranan dari kelompok wirausaha (Mahesa & Raharja, 2012).
Kewirausahaan muncul apabila seseorang individu mengembangkan
usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi,
aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan
penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2012). Wirausaha yaitu orang yang
memiliki kemampuan melihat serta menilai peluang-peluang bisnis. Misalnya
mengambil sebuah tindakan yang tepat guna untuk meraih kesuksesan. Untuk
menumbuhkembangkan jiwa dan minat berwirausaha serta meningkatkan
aktivitas kewirausahaan agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta
lapangan kerja daripada pencari kerja maka diperlukan suatu usaha nyata.
Berbagai kebijakan dan program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan
tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan.
Minat berwirausaha juga dipengaruhi oleh seberapa besar keyakinan
seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Keyakinan untuk menjadi wirausaha
dikenal dengan nama efikasi diri (self-efficacy). Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang termasuk minat berwirausaha (Luthans, 2008). Oleh karena itu, dalam membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri
(self-efficacy) terhadap kemampuannya agar usahanya dapat berhasil. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Robbins (2007) yang mengatakan bahwa efikasi diri
juga dikenal dengan teori kognitif sosial atau penalaran sosial yang merujuk pada
keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan suatu tugas.
Faktor pengetahuan kewirausahaan juga mempengaruhi minat seseorang
dalam berwirausaha. Pembekalan pengetahuan kewirausahaan sangat perlu
dilakukan untuk menumbuhkan minat wirausaha. Semakin tinggi pengetahuan
kewirausahaan seseorang maka wawasan mengenai kewirausahaan juga akan
meningkat. Seorang yang memiliki pengetahuan kewirausahaan akan mengetahui
setiap langkah yang akan dilakukan dan merencanakan setiap tindakan untuk
Faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat berwirausaha juga
dapat berasal dari perguruan tinggi itu sendiri. Perguruan tinggi membekali
pengetahuan tentang pembelajaran kewirausahaan dan dapat membuat mahasiswa
belajar lebih awal tentang wirausaha. Kewirausahaan bukan merupakan ilmu ajaib
yang mendatangkan uang dalam sekejap waktu, melainkan sebuah ilmu, seni, dan
keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan
dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi
puncak dalam karir (Hendro, 2012). Mahasiswa yang sudah memiliki pengetahuan
tentang mata pelajaran kewirausahaan pasti akan menentukan sikap untuk
memperoleh prestasi yang ditumbuhkan oleh keyakinan dalam dirinya. Keyakinan
diri atau efikasi diri yang positif merupakan faktor penentu keberhasilan yang
akan menciptakan kepuasan yang muncul bersamaan dengan adanya pengetahuan
yang sudah diserap.
Minat wirausaha menjadi sesuatu hal yang perlu dikembangkan dalam diri
setiap orang untuk mengurangi tingkat pengangguran. Minat wirausaha yang
tinggi dalam diri seseorang akan mendorongnya untuk menjadi wirausahawan,
yang kelak mendorong terciptanya lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat
pengangguran.
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu (Winkel, 2012). Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik studi, kerja dan
perhatian terhadap bidang tertentu. Seorang wirausaha tidak akan cepat puas akan
hasil yang dicapai akan tetapi selalu mencari cara dan kombinasi baru serta
produksi baru sehingga tercapai perluasan usahanya. Hal ini berarti individu yang
mempunyai minat berwirausaha harus memiliki sikap bertanggung jawab dengan
memperhitungkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Minat berwirausaha akan
menarik individu terhadap suatu usaha dimana usaha tersebut dirasakan dapat
memberikan sesuatu yang berguna, bermanfaat dan sangat penting bagi kehidupan
dirinya sehingga menimbulkan suatu dorongan atau keinginan untuk
mendapatkannya.
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara
membekali mahasiswa dengan pengetahuan kewirausahaan, melalui mata kuliah
kewirausahaan. Tujuan diberikannya pendidikan kewirausahaan di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara
adalah agar mahasiswa memahami garis besar fungsi seorang wirausahawan
dalam proses pembangunan suatu negara, sehingga dapat menciptakan
kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Melalui mata kuliah ini, diharapkan dapat membentuk pemikiran (mindset) kewirausahaan dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Manajemen Universitas Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap
Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah efikasi diri dan pengetahuan
kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut :
Menganalisis pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan
terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
mahasiswa Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan pengetahuan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi
penulis khususnya dalam bidang manajemen usaha kecil serta
memberikan suatu pembelajaran yang lebih mengenai efikasi diri dan
3. Bagi Pihak Lain
Memberikan wawasan bagi pihak lain, terutama mahasiswa, bahwa
efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan dapat meningkatkan minat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Efikasi diri 2.1.1. Pengertian Efikasi diri
Dalam teori kognitif sosial, faktor-faktor internal atau personal
salah satu yang terpenting adalah keyakinan diri atau efikasi diri saling
mempengaruhi dan dipengaruhi hingga peserta didik melanjutkan
kejenjang pendidikan yang selanjutnya sesuai dengan pilihannya dan
harapannya sukses dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus. Jess
Greogory (2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk
mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk
kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan
sekitarnya. Menurut Ormrod (2008) self-efficacy adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku
tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Laura (2012)
self-efficacy merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan.
self-efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self-efficacy juga sangat mempengaruhi pola piker, reaksi emosional dalam membuat keputusan. Bandura (1997) mengatakan
mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap
perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri
merupakan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya
mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien sehingga
merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang
diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku.
2.1.2. Sumber-sumber Efikasi diri
Menurut Greogory (2010), self-efficacy (efikasi diri) diperoleh, ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat
sumber pengalaman menguasai sesuatu, pengalaman vikarius, persuasi
social, kondisi fisik dan emosional. Dengan setiap metode, informasi
mengenai diri sendiri dan lingkungan akan diproses secara kognitif dan
bersama-sama dengan kumpulan pengalaman sebelumnya, akan mengubah
persepsi mengenai efikasi diri. Menurut Bandura (1997) empat sumber
efikasi diri, antara lain:
1) Pengalaman menguasai sesuatu (Master experience)
Pengalaman menguasai sesuatu adalah sumber informasi yang
paling berpengaruh dalam efikasi diri. Ini merupakan pengalaman
langsung kita sehingga kesuksesan akan menaikkan efikasi atau keyakinan
dan kegagalan akan menurunkan efikasi atau keyakinan.
Pengalaman vikarius merupakan pengalaman dari orang lain yang
memberi contoh penyelesaian. Efikasi diri akan meningkat pada saat kita
mengamati pencapaian orang lain yang mempunyai kompetensi yang sama
atau seimbang, namun akan berkurang pada saat kita melihat teman kita
gagal.
3) Persuasi social (Social Persuasion)
Persuasi social disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja.
Persuasi sendiri dapat membuat siswa menyerahkan usaha, mengupayakan
strategi-strategi baru, atau berusaha cukup keras untuk mencapai
kesuksesan.
4) Kondisi fisik dan emosional (Arousai)
Kondisi fisik dan emosional maksudnya tingkat Arousai
mempengaruhi efikasi diri, tergantung pada Arousai itu diinterpretasikan pada saat siswa menghadapi tugas tertentu, apakah siswa merasa cemas
dan khawatir (menurunkan efikasi) atau passion (bergairah) menaikkan efikasi.
Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan
berkempangnya self efficacy dapat diupayakan untuk meningkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.
2.1.3. Komponen Efikasi diri
Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam peformansi yang secara lebih jelas
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kekuatan keyakinan (Strength)
Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu
akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun
mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang. Sebaliknya
pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah
digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.
2. Tingkat kesulitan tugas (Magnitude)
Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan
perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat
kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat
dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas
kemampuannya.
3. Generalitas (Generality)
Generalitas (Generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu
dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya. Tergantung pada pemahaman
kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang
Jadi perbedaan efisiasi diri (Self-efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu merasa yakin terhadap
kemampuannya. Dari ketiga komponen dalam self efficacy tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat untuk berwirausaha.
2.2. Teori Pengetahuan Kewirausahaan 2.2.1. Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Kamus Meriam Webster, pengetahuan (knowledge) adalah : “information, understanding, or skill that obtain from experience or education”
yang artinya, informasi ataupun pemahaman yang diperoleh dari pengalaman
sseseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan merujuk
kepada sesuatu yang diketahui, kepandaian yang diperoleh. Notoadmodjo (2007)
menjelaskan pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan yang terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Wirausaha atau wiraswasta menurut Priyono dan Soerata (2005) berasal dari kata “wira” yang berarti utama, gagah, luhur, berani atau pejuang; kata “swa” berarti sendiri; dan kata “sta” berarti berdiri. Dari asal katanya “swasta” berarti
berdiri di atas kaki sendiri atau berdiri di atas kemampuan sendiri. Salim dan
Salim (dalam kamus bahasa Indonesia, 2002), wirausaha didefinisikan sebagai
cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang
mengenai kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat
memunculkan gagasan wirausaha dan memiliki kemampuan untuk mengenali
kebutuhan konsumen.
2.2.2. Ciri-Ciri Wirausaha
Menurut Pearce (dalam Winardi, 2003), ada sejumlah ciri-ciri seorang
wirausahawan, yaitu :
1. Komitmen dan determinasi yang tiada batas
Para wirausahawan bersedia untuk menginvestasikan waktu mereka untuk
pekerjaan, mentolerir standar kehidupan yang lebih rendah, dan bahkan
mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga.
2. Dorongan atau rangsangan yang kuat untuk mencapai prestasi
Para wirausahawan dirangsang oleh kebutuhan untuk melampaui hasil-hasil yang
telah dicapai mereka pada masa lampau.
3. Orientasi ke arah peluang-peluang serta tujuan-tujuan
Para wirausahawan cenderung memusatkan perhatian mereka kepada
peluang-peluang, kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi atau problem-problem yang
4. Lokus pengendalian internal (locus of control internal)
Para wirausahawan sangat yakin akan diri mereka sendiri. Mereka
beranggapan bahwa merekalah yang mengendalikan nasib usaha mereka.
5. Toleransi terhadap ambiguitas
Para wirausahawan dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi secara
tidak menentu, seperti pelanggan yang silih berganti, pendapatan dan
pengeluaran yang tidak tetap, kemunduran atau kemajuan perusahaan.
6. Terampil dalam memperhitungkan resiko
Para wirausahawan mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem
yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan
apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan; mereka menciptakan
cara-cara untuk berbagi resiko dengan para rekanan mereka. Mereka berhati-hati
dalam melaksanakan operasi perusahaan mereka.
7. Kebutuhan akan status dan kekuasaan kurang dirasakan
Kekuasaan memang diraih oleh seorang wirausahawan yan berhasil, tetapi
mereka lebih memusatkan perhatian mereka pada peluang-peluang, para
pelanggan, pasar dan persaingan.
8. Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah
Para wirausahawan berusaha untuk memecahkan masalah yang menyangkut
keberhasilan mereka. Mereka tidak terintimidasi oleh situasi-situasi sulit.
Mereka dapat bersifat desisif (berani mengambil keputusan) dan mereka dapat
menunjukkan kesabara apabila perspektif jangka panjang dianggap tepat.
Para wirausahawan secara aktif mencari umpan balik atau informasi yang
memungkinkan mereka untuk mempercepat kemajuan serta efektivitas mereka.
Secara instinktif mereka membina hubungan dengan orang-orang untuk
mendapatkan pelajaran atau pengaruh yang bermanfaat dari mereka.
2.2.3. Aspek-Aspek Kewirausahaan
Drucker (dalam Ifham, 2012) menjelaskan beberapa aspek wirausaha,
yaitu :
1. Mampu menginderakan peluang usaha, yakni kemampuan melihat dan
memanfaatkan peluang untuk mengadakan langkah-langkah perubahan
menuju masa depan yang lebih baik.
2. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri sendiri
dan lingkungannya, yakni berkeyakinan bahwa usaha yang dikelolanya akan
berhasil.
3. Berperilaku pemimpin yaitu mampu mengarahkan, menggerakkan orang lain,
dan bertanggung jawab untuk meningkatkan usaha.
4. Memiliki inisiatif, kreatif dan inovatif, yaitu mempunyai prakarsa untuk
menciptakan produk atau metode baru yang lebih baik dalam hal mutu atau
jumlahnya, agar mampu bersaing.
5. Mampu bekerja keras, yaitu bekerja secara penuh energik, tekun dan tabah
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tanpa mengenal putus asa.
6. Berpandangan luas dengan visi ke depan yang baik yaitu berorientasi pada
masa depan dan dapat memperkirakan hal-hal yang dapat terjadi sehingga
7. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan yaitu suka pada tantangan dan
berani mengambil resiko walau dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu.
Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang matang.Tanggap pada
saran dan kritik, yaitu peduli dan peka terhadap kritik sebagai dorongan untuk
berbuat lebih baik.
2.2.4. Proses Kewirausahaan
Proses wirausaha tidaklah sesederhana dan semudah yang digambarkan
dalam definisi. Tantangan terbesar adalah pada tahap memulai wirausaha tersebut.
Tahap ini dimulai dengan mendirikan usaha dan menjaga keberlangsungan
hidupnya pada tiga tahun pertama (Banfe, dalam Ifham 2012). Pada masa ini
semua yang indah-indah yang melekat dalam gambaran wirausaha yang sukses
belum lagi diraih. Proses pendirian dituntut kepercayaan diri yang tinggi dan
determinasi yang kuat. Tekanan psikologis yang datang pada tahap ini juga sangat
besar. Semua itu membutuhkan kematangan pribadi pada diri wirausahawan agar
mampu melewati saat-saat krisis ini dengan baik (Hidayat, dalam Ifham, 2012).
Proses wirausaha selanjutnya tidak kalah beratnya.
Tantangan persaingan dan perubahan yang terjadi di masyarakat senantiasa
menghantui kelancaran usaha. Menurut Hidayat (dalam Ifham, 2012), hal itu
menciptakan berbagai tekanan psikologis yang berat, terus menuntut wiausahawan
untuk mampu menghadapinya dengan baik. Kemampuan dalam membangun
jaringan, berkomunikasi dan meyakinkan orang lain, kecermatan dalam membaca
peluang usaha adalah kapasitas-kapasitas yang dibutuhkan oleh seorang
Motivasi berprestasi yang tinggi dan determinasi diri yang disertai
kemampuan komunikasi dan kemampuan interpersonal lainnya serta kemampuan
manajerial sangat memegang peranan pada tahap ini. Tahap ini terasa lebih mudah
karena wirausahawan mulai mendapatkan masukan dari masyarakat yang
menggunakan jasa atau produknya. Masukan ini berupa uang dan penerimaan
masyarakat yang memadai. Semakin besar masukan yang diperoleh, semakin
besar kecenderungan untuk mengelola dan mengembangkan dan melembagakan
usahanya.
2.2.5. Bidang-Bidang Kewirausahaan
Banyak orang menyangka bahwa kewirausahaan adalah hanya di dalam
bidang usaha ekonomi saja. Akibatnya apabila mereka mendengar istilah
kewirausahaan, maka bayangan mereka tertuju kepada soal-soal produksi, jasa
dan niaga serta moneter. Sesungguhnya, kewirausahaan itu terdapat pada
bermacam-macam bidang (Soemanto, 1984), yaitu :
1. Kewirausahaan dalam bidang usaha ekonomi
Untuk mencapai keberhasilan dalam aktivitas ekonomi memerlukan
kualitas pribadi yang kuat untuk berusaha. Para pengusaha perlu memiliki sikap
dan kemauan yang kuat untuk bekerja demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi
pribadi dan masyarakat, memiliki semangat berpetualang dengan berani
berspekulasi dan menghadapi persaingan, serta mampu mendayagunakan setiap
Kegiatan wirausaha di bidang usaha ekonomi bergerak dan bernaung
dalam lembaga-lembaga ekonomi yang berupa perusahaan atau perseroan yang
bergerak dalam bidang-bidang produksi dan jasa.
2. Kewirausahaan dalam bidang karir dan jabatan
Bidang karir dan jabatan ini berupa pegawai negeri dan swasta. Dalam
karir mereka juga dilanda dengan persaingan. Faktor yang menentukan dalam
pengembangan karir mereka adalah prestasi kerja. Untuk mencapai itu maka
orang tersebut harus memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu kepribadian yang kuat,
sikap mental dan pribadi yang dinamis.
3. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan
Untuk memajukan semua aspek kehidupan maka pendidikan merupakan
kebutuhan setiap orang. Kenyataan yang ada bahwa pelajar dan mahasiswa kurang
berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar mereka; dalam meningkatkan
prestasi belajar bersikap tergantung, kurang percaya diri dan pesimis. Salah satu
akibatnya, mereka terpaksa melihat catatan kecil sewaktu ujian. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa banyak pelajar dan mahasiswa belum memiliki ciri-ciri
kepribadian manusia wirausaha. Adapun inti kewirausahaan di bidang pendidikan
adalah terletak dalam hal belajar mandiri yang dilandasi oleh sikap mental
wirausaha.
4. Multi bidang kewirausahaan
Suatu bayangan yang ideal ialah adanya kondisi, dimana masing-masing
orang dapat bergerak dan berkembang dalam satu bidang atau jenis kegiatan
stabilitas segala aspek kehidupan manusia. Namun fakta di dalam kenyataan
ternyata tidak demikian. Kehidupan manusia dihadapkan pada berbagai
permasalahan dalam segala aspek kehidupan. Untuk menghadapi hal tersebut,
manusia harus mengembangka diri melalui berbagai bidang kewirausahaan.
Sebagai contoh seorang pengusaha harus berwirausaha dalam bidang usaha
ekonomi, pendidikan, dan karir. Hal ini terpaksa dilakukan untuk menyesuaikan
diri dalam kehidupan yang penuh tantangan dan permasalahan (Soemanto, 1984).
2.3. Teori Minat Berwirausaha 2.3.1. Pengertian Minat Berwirausaha
Santoso (2003) menyatakan bahwa minat berwirausaha adalah gejala
psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu
dengan perasaan senang, karena membawa manfaat bagi dirinya maupun orang
lain. Jadi dapat dikatakan bahwa minat berwirausaha adalah keinginan,
ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja
keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya,
tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan,
percaya diri, kreatif, dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan
keterampilanuntuk memenuhi kebutuhan.
Minat berwirausaha muncul disebabkan oleh berbagai faktor.Menurut para
ahli faktor munculnya minat berwirausaha berasal dari faktor internal atau faktor
dari dalam diri sendiri dan faktor ekternal atau faktor dari luar diri. Faktor
pengetahuan kewirausahaan merupakan salah satu faktor ekternal yang
2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Menurut Hantoro (2006) minat seseorang terhadap suatu objek diawali
dari perhatian seseorang terhadap objek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal
yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh
kembangkan pada diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti :
1. Faktor Intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan
dari dalam diri individu itu sendiri.
a. Pendapatan
Penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang.
Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh
pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha.
a. Harga Diri
Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang,
karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas,
menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain.
b. Perasaan Senang
Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang,
baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya
dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan senang
2. Faktor Ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena
pengaruh rangsangan dari luar.
a. Lingkungan Keluarga
Kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan
anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan
pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Minat berwirausaha
akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap
minat tersebut, karena sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Lingkungan Masyarakat
Merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik di kawasan
tempat tinggalnya maupun dikawasan lain. Misalnya seseorang yang
tinggal didaerah yang terdapat usaha jasa elektronika atau sering bergaul
dengan pengusaha elektronika yang berhasil akan menimbulkan minat
berwirausaha bidang elektronika.
c. Peluang
Merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa
yang dinginkannya atau menjadi harapannya.
d. Pendidikan dan pengetahuan
Di dapat selama masa kuliah dan merupakan modal dasar yang digunakan
untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di
2.4. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitan Alat
Analisa Hasil
1
Hendra Wijayanto (2014)
Pengaruh Efikasi Diri dan Lingkungan terhadap Niat Berwirausaha Mahasiswa
(Studi pada
Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara) Independen : efikasi diri dan lingkungan Dependen : minat berwirausaha Regresi Linear Berganda Efikasi diri dan lingkungan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa. 2 Suci Wulandari (2012) Pengaruh
Efikasi Diri
terhadap minat berwirausaha
pada siswa
kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya
Independen : efikasi diri Dependen : minat
berwirausaha Regresi
Linear Berganda Efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya.
3 Aprilianty, E. (2012) Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha
Siswa Smk
Muhammadiyah Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah
Independen : kepribadian wirausaha, pengetahuan wirausaha, dan lingkungan Dependen : minat berwirausaha Regresi Linear Berganda Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh sebesar 13,7% terhadap variabel minat berwirausaha 4 Rahmania, M., dan Efendi, M. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan,
Industry, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Pemasar Smkn
Bisnis Dan
Manajemen Kota Padang
industri, dan motivasi berprestasi Dependen : minat berwirausaha minat berwirausaha siswa kelas XII
Sumber : Wijayanto (2014), Wulandari (2012), Aprilianty, E. (2012), Rahmania, M., dan Efendi, M. (2012).
2.5. Kerangka Konseptual
Efikasi diri memiliki peran terhadap minat berwirausaha mahasiswa,
semakin tinggi rasa percaya diri mahasiswa dan kematangan mentalnya maka
semakin tinggi perannya untuk membangkitkan minat berwirausaha mahasiswa.
Greogory (2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk
mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol
terhadap manfaaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang untuk
menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif,
sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat di manfaatkan dengan
baik maka akan mendapatkan keuntungan yang besar (Ifham, 2012).
Minat berwirausaha muncul apabila seorang berani mengembangkan
usaha-usaha dan ide-ide barunya. Menurut Hantoro (2005) minat seseorang
terhadap suatu objek diawali dari perhatian seseorang terhadap objek tersebut.
minat perlu ditumbuh kembangkan pada diri setiap mahasiswa. Adapun hal yang
dapat mempengaruhi minat berwirausaha adalah efikasi diri dan pengetahuan
kewirausahaan.
Wijayanto (2014) menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap
minat seseorang berwirausaha. Selain efikasi diri, faktor lingkungan juga
berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Penelitian Wijayanto didukung oleh
Wulandari (2012) yang menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap
minat berwirausaha.
Selain efikasi diri, pengetahuan wirausaha juga mempengaruhi minat
wirausaha. Rahmania dan Efendi (2012) melakukan penelitian yang menguji
variabel pengetahuan kewirausahaan, praktek kerja industri, dan motivasi
berprestasi terhadap minat berwirausaha. Ketiga variabel tersebut menunjukkan
pengaruh yang positif terhadap minat berwirausaha.
Dari rincian di atas, faktor efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan
dalam diri seseorang akan mempengaruhi minat berwirausahanya. Jika efikasi diri
tinggi dan ditunjang oleh pengetahuan kewirusahaan yang tinggi juga, maka minat
Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka konseptual dapat dilihat
[image:37.595.110.460.200.315.2]sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber : Wijayanto (2014), Wulandari (2012), Aprilianty, E. (2012), Rahmania, M., dan Efendi, M. (2012).
2.6. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2012) , “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Dari kerangka konseptual diatas, maka hipotesa yang diajukan dalam
penelitian ini ialah efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan berpengaruh
signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Efikasi Diri (X1)
Pengetahuan Kewirausahaan
(X2)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2012) merupakan “penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha pada Mahasiswa prodi manajemen fakultas Ekonomi dan
Bisnis USU tahun 2012.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 2015. Waktu
penelitian ini mulai dari bulan November hingga Desember 2015.
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen (X) terdiri dari: Efiikasi Diri (X1), Pengetahuan kewirausahaan (X2).
3.4. Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu:
1. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain. Adapun yang menjadi variabel independen dari penelitian ini
adalah:
a) Efikasi diri (X1) yaitu rasa percaya diri atau keyakinan diri yang
dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan
menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat.
b) Pengetahuan Kewirausahaan (X2) yaitu segala sesuatu yang diketahui
seseorang mengenai kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun
inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha serta
menciptakan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah Minat Berwirausaha (Y) yaitu
keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang
dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa merasa takut dengan resiko yang
akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif, dan inovatif
serta mempunyai kemampuan dan keterampilan wirausaha.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran
Efikasi diri
(X1)
rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat
1.Keyakinan berpikir kreatif dan inovatif
2.Keyakinan bekerja sama dengan orang lain 3. Keyakinan membangun tim kerja 4. Keyakinan menghdapi resiko 5. Keyakinan menghadapi perubahan 6.Keyakinan mampu bertahan dalam situasi sulit Likert Pengetahuan Kewirausahaan (X2)
segala sesuatu yang diketahui seseorang mengenai
kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha serta menciptakan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik. 1. Pengetahuan bisnis 2. Pengetahuan manajemen 3. Memahami business plan 4. Mampu menganalisa kebutuhan dan peluang-peluang menciptakan usaha baru
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan
skala Likert. Tujuannya untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang akan
diukur, dijabarkan menjadi indicator variable dan dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap
pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan. Dalam
melakukan penelitian terhadap variable-variabel yang akan diuji, pada setiap
jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2012). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk sebagai berikut:
Minat Berwirausaha (Y)
keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2012)
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera
Utara Program studi Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis tahun
2012 yang berjumlah 337 orang.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah suatu populasi yang diambil dari sebagian objek penelitian.
Apabila populasi lebih dari 100, maka jumlah sampel dapat diambil dengan
menggunakan rumus slovin (Umar 2008) sebagai berikut: n =
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi
e = Taraf kesalahan (10%) Maka jumlah diperoleh adalah:
n =
Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Adapun Kriteria dalam memilih sampel penelitian adalah : 1. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas
Sumatera Utara Stambuk 2012.
2. Telah mengambil mata kuliah Kewirausahaan dan lulus mata kuliah
tersebut.
3. Mahasiswa yang mempunyai minat berwirausaha.
3.7 Jenis Data
Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di
lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara kepada responden yang
dilakukan pada penelitian awal sampai selesai.
2. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku,
jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner (angket) adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan
daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti untuk
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan
internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang di luar sampel, yang
dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara program studi manajemen.
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan
butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan (kuesioner) dalam mendefenisikan suatu
variabel. Menurut Nugroho (2005) kriteria dalam menentukan validitas suatu
kuesioner adalah sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid
Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Pada uji coba (try out), kuesioner yang berisi 20 pernyataan yang menyangkut tentang pengaruh efikasi diri, pengetahuan kewirausahaan, dan minat
berwirausaha. Dua puluh pernyataan ini dirincikan menjadi 8 pernyataan untuk
kuesioner efikasi diri, 6 pernyataan untuk kuesioner pengetahuan kewirausahaan,
dan 6 pernyataan unutk kuesioner minat berwirausaha, dengan ketentuan korelasi
item total skor >0,3 ( Azwar, 2010 ). Hasil uji coba validitas dapat dilihat pada
Tabel 3.3
Validitas Tiap Butir Pernyataan
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
VAR00001 309.667 17.185 .680
VAR00002 310.000 17.254 .638
VAR00003 309.167 17.535 .606
VAR00004 310.333 15.762 .815
VAR00005 310.000 15.559 .847
VAR00006 310.333 15.626 .812
VAR00007 309.833 15.813 .826
VAR00008 309.833 16.932 .700
VAR00009 222.333 7.911 .353
VAR00010 220.833 7.366 .743
VAR00011 222.500 7.343 .493
VAR00012 222.500 6.428 .744
VAR00013 222.000 6.908 .681
VAR00014 223.167 6.084 .807
VAR00015 214.333 8.894 .773
VAR00016 214.333 8.724 .823
VAR00017 215.333 9.677 .510
VAR00018 215.000 8.661 .774
VAR00019 218.833 8.918 .518
VAR00020 218.833 8.783 .441
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena nilai
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas merupakan ukuran kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji
realibilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap butir pertanyaan untuk
lebih dari satu variabel. Menurut Nugroho (2005: 72) realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.60.
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Reliabilitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.923 8
Sumber : Hasil Penelitian Uji Reliabilitas Kuesioner Efikasi Diri , 2015 (Data Diolah)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.844 8
Sumber : Hasil Penelitian Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Kewirausahaan, 2015 (Data Diolah)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.837 8
Berdasarkan Tabel 3.4 Reliable Statistics, Cronbach’s Alpha
berturut-turut adalah 0,923, 0,844, dan 0,837. Hal ini menunjukan bahwa semua keusioner
penelitian reliable dan dapat dijadikan sebagai instrument penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 sehingga instrument yang
dalam penelitian tersebut dapat dinyatakan telah reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument dalam penelitian.
3.10. Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan
regresi linier berganda (multiple regression analysis), dengan persamaan sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y = Minat Berwirausaha X1 = Efikasi Diri
X2 = Pengetahuan Kewirausahaan
b1, b2 = Koefisien regresi
a = Koefisien konstanta
e = error ( kesalahan penggangu)
3.11. Uji Asumsi Klasik 3.11.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian
residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak
dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina,
2012).
3.11.2 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Apabila suatu model regresi terdapat kesamaan varian dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastitas atau tidak heterokedastitas.
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji
scatterplot. Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Hipotesis yang diajukan:
H0 : Model regresi tidak ada heteroskedastisitas.
HA : Model regresi terdapat heteroskedastisitas.
3.11.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi,
terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2008). Ketentuan
Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1.
Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari
0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas.
Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar
variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.
3.12 Uji Hipotesis
3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji signifikan simultan yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan
hipotesis awal tentang pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan (X1,
X2) sebagai variabel bebas terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel
terikat.
H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < Ftablepada α = 5%
3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji signifikan parsial yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis
awal tentang pengaruh efikasi diri (X1), pengetahuan kewirausahaan (X2) sebagai
variabel bebas terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.
H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika thitung < ttablepada α = 5%
H0 ditolak jika thitung > ttablepada α = 5% 3.12.3 Koefisien Determinan (R2)
Signifikan variabel diperoleh dengan mencari koefisien determinan (R2). Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinan
digunakan untuk mengukur besarnya variabel bebas yang diteliti yaitu pengaruh
efikasi diri (X1), pengetahuan kewirausahaan (X2), terhadap variabel terikat yaitu
minat berwirausaha (Y). Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai 1, jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati nilai 1 (satu), maka hubungan variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin
kecil atau mendekati nilai 0 (nol), maka hubungan variabel bebas (X1, X2)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Fakultas Ekonomi USU pertama kali didirikan oleh Yayasan USU
berlokasi di Kutaraja (sekarang Kota Banda Aceh) pada tahun 1959. Berhubung
Fakultas Ekonomi USU yang berkedudukan di Banda Aceh menjadi bagian dari
Universitas Syiah Kuala, pada tahun 1961 USU membuka kembali Fakultas
Ekonomi di Medan. Penetapan dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Tinggi RI No. 64/1961 tanggal 24 November 1961 yang berlaku surut
terhitung mulai 1 Oktober 1961. Berdasarkan surat keputusan tersebut, tanggal 24
November diperingati sebagai hari lahir atau Dies Natalis Fakultas Ekonomi USU.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis beralamat di Jl. Prof. T. M. Hanafiah,
Kampus USU, Medan 20155. Pada tahun 2014 Fakultas Ekonomi berganti nama
menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Fakultas ini memiliki visi menjadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dikenal unggul dan mampu memenuhi
kebutuhan pasar dalam persaingan global.
Misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini adalah:
1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang
ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang berorientasi pasar.
2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar dengan pemberdayaan dan
3. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan
pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber
pendanaan fakultas dalam status PT BHMN.
4. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku
pelanggan (customer) dan stakeholders lainnya.
5. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah
serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan
internasional.
Jurusan/Program Studi yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
1. Program D3 : Keuangan, Akuntansi, Kesekretariatan.
2. Program S1 : Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Manajemen.
3. Program S2 : Ilmu Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan.
4. Program S3 : Ilmu Manajemen, Ilmu Akuntansi, Ilmu Ekonomi
Pembangunan.
4.2 Analisis Deskriptif
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah
pernyataan seluruhnya adalah 8 butir untuk variabel X1, 6 butir untuk variabel
X2, dan 6 butir untuk variabel Y. Jadi total seluruh pernyataan adalah 20 butir.
Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden
berisikan pernyataan mengenai Pengaruh Efikasi diri (X1), Pengetahuan
penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
USU tahun 2012.
4.2.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU tahun 2012. Hal-hal yang dianalisis dari
responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari nama, NIM, jenis
kelamin, tinggal dengan orang tua, pekerjaan orang tua, nilai mata kuliah
kewirausahaan dan apakah sedang berwirausaha saat ini.
[image:53.595.173.496.418.537.2]4.2.1.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kategori Jumlah
Nominal %
1 Pria 32 40,78
2 Wanita 45 59,21
Total 77
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha yang Diminati
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha yang Diminati
No Kategori Jumlah
Nominal %
1 Distributor Online 23 29,87
2 Food & Beverage 30 38,96
3 Importir 14 18,19
4 Lain-Lain 10 12,98
Total 77
Minat Usaha terbesar yang ingin dijalankan oleh responden adalah jenis usaha Food & Beverage dengan persentasi 38,96 % diikuti Distributir Online
29,87 % diikuti Importir 18,19 % dan lain-lain dengan persentasi 12,98 %.
4.3.1 Deskriptif Variabel
Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian
pengaruh efikasi diri, pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan
keluarga pada mahasiswa prodi manajemen fakultas ekonomi dan
bisnis USU tahun 2012, dengan distribusi jawaban responden sebagai
4.3.2.1 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Efikasi diri (X1)
Tabel 4.3
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pengaruh Efikasi diri
Item
Pernyataan
STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total
F % F % F % F % F % F %
1 6 7.79% 28 36.36% 15 19.48% 17 22.08% 11 14.29% 77 100%
2 8 10.39% 14 18.18% 17 22.08% 19 24.68% 19 24.68% 77 100%
3 5 6.49% 17 22.08% 14 18.18% 23 29.87% 18 23.38% 77 100%
4 3 3.90% 20 25.97% 19 24.68% 22 28.57% 13 16.88% 77 100%
5 2 2.60% 15 19.48% 21 27.27% 23 29.87% 16 20.78% 77 100%
6 2 2.60% 17 22.08% 21 27.27% 15 19.48% 22 28.57% 77 100%
7 6 7.79% 17 22.08% 17 22.08% 29 37.66% 8 10.39% 77 100%
8 11 14.29% 13 16.88% 18 23.38% 22 28.57% 13 16.88% 77 100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
1