• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

OLEH

FREDY HUTASOIT 110502231

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Sampel penelitian ini adalah 77 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dengan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Dari hasil analisis koefisien determinan diperoleh nilai R Adjusted Square (R2) sebesar 0,401 hal ini berarti 40,10% variabel minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh variabel efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan sedangkan sisanya sebesar 50,90% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

EFFECT OF SELFEFFICACY AND KNOWLEDGE OF ENTREPRENEURS HIP TOWARD INTEREST ON ENTREPRENEURSHIP AMONG

MANAGEMENT STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS USU

This study aims to identify and analyze the influence of self-efficacy and interest in entrepreneurship entrepreneurial knowledge to the students of the Faculty of Economics and Business USU. The sample was 77 students of the Faculty of Economics and Business USU with purposive sampling method. Data analysis method used is descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The results showed that self efficacy and entrepreneurial knowledge together positive and significant impact on the entrepreneurship interest the students of the Faculty of Economics and Business USU. From the analysis of the determinant coefficient obtained value of Adjusted R Square (R2) of 0.401 this means 40.10% variable interest in entrepreneurship can be explained by the variable self-efficacy and knowledge of entrepreneurship while the remaining 50.90% can be explained by other variables not examined in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpah rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri Dan Pengetahuan

Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU”. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Di dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang memberikan

dukungan baik secara moril dan material sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Dan kepada:

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung,

M.Si selakuk Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar

(5)

5. Bapak Drs.Ami Dilham, M.si selaku Dosen Pembaca Penilai yang turut

memberi masukan dan arahan untuk menyempurnakan skripsi ini.

6. Kevin Aris Sembiring, SE, Kevin Sitorus, Agustino, SE, Defani Sembiring,

SE, yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

7. Tifany, SE, Kevin Clinton, Uli Syarir Ritonga, Boby Hutagalung, Norwin

Tanu, Arief Hendarto, Fauza Diandra, SE yang telah memotivasi penulis

dalam penyelesaian skripsi.

8. Seluruh sahabat-sahabat stambuk 2011 dan 2012 Program Studi S1

Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah membantu

dalam pengerjaan penelitian ini. Semoga doa yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan berkah dari Tuhan dan penelitian bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Januari 2015

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Efikasi Diri ... 9

2.1.1 Pengertian Efikasi Diri ... 9

2.1.2 Sumber-Sumber Efikasi Diri ... 9

2.1.3 Komponen Efikasi Diri ... 11

2.2 Pengetahuan Kewirausahaan ... 13

2.2.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan... 14

2.2.2 Ciri-Ciri Wirausaha ... 14

2.2.3 Aspek-Aspek Kewirausahaan ... 16

2.2.4 Proses Kewirausahaan ... 17

2.2.5 Bidang-Bidang Kewirausahaan ... 18

2.3 Minat Berwirausaha ... 20

(7)

2.3.2 Faktor-Faktor Minat Berwirausaha ... 21

2.4 Penelitian Terdahulu ... 23

2.5 Kerangka Konseptual ... 24

2.6 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 27

3.3 Batasan Operasional ... 27

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 28

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6 Populasi dan Sampel ... 31

3.6.1 Populasi ... 31

3.6.2 Sampel ... 31

3.7 Jenis Data ... 32

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.9.1 Uji Validitas ... 34

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 36

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 37

3.11.1 Uji Normalitas ... 37

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas ... 37

3.11.3 Uji Multikolinearitas... 38

3.12 Uji Hipotesis ... 38

3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 39

(8)

3.12.3 Uji Koefisien Determinan (R2) ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Bisinis USU ... 41

4.2 Analisis Deskriptif ... 41

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 41

4.2.1.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.2.1.2 Karakteristik Berdasarkan Minat Usaha ... 48

4.3 Analisis Deskriptif Variabel ... 49

4.3.1 Efikasi Diri ... 49

4.3.2 Pengetahuan Kewirausahaan ... 52

4.3.3 Minat Berwirausaha ... 54

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 57

4.4.1 Uji Normalitas ... 57

4.4.1.1 Uji Normalitas dengan Histrogram ... 57

4.4.1.2 Uji Normalitas denganNormal P-P Plot ... 58

4.4.1.3. Uji Normalitas dengan K-S Test ... 59

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 60

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.5 Analisa Regresi Linear Berganda ... 61

4.5.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 63

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 64

4.5.3 Uji Signifikan Simultan (Uji t) ... 66

4.4 Pembahasan ... 68

4.4.1 Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha ... 68

(9)

4.4.3 Pengetahuan Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap

Minat Berwirausaha ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran... ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(10)

ABSTRAK

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Sampel penelitian ini adalah 77 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dengan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Dari hasil analisis koefisien determinan diperoleh nilai R Adjusted Square (R2) sebesar 0,401 hal ini berarti 40,10% variabel minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh variabel efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan sedangkan sisanya sebesar 50,90% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(11)

ABSTRACT

EFFECT OF SELFEFFICACY AND KNOWLEDGE OF ENTREPRENEURS HIP TOWARD INTEREST ON ENTREPRENEURSHIP AMONG

MANAGEMENT STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS USU

This study aims to identify and analyze the influence of self-efficacy and interest in entrepreneurship entrepreneurial knowledge to the students of the Faculty of Economics and Business USU. The sample was 77 students of the Faculty of Economics and Business USU with purposive sampling method. Data analysis method used is descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The results showed that self efficacy and entrepreneurial knowledge together positive and significant impact on the entrepreneurship interest the students of the Faculty of Economics and Business USU. From the analysis of the determinant coefficient obtained value of Adjusted R Square (R2) of 0.401 this means 40.10% variable interest in entrepreneurship can be explained by the variable self-efficacy and knowledge of entrepreneurship while the remaining 50.90% can be explained by other variables not examined in this research.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

sementara dengan semakin meningkatnya biaya hidup dengan tingkat penawaran

kerja yang tergolong minim berbanding terbalik pada tingkat permintaan jumlah

lulusan atau tenaga kerja baru. Di samping itu, perkembangan ekonomi yang

cepat, PHK, merger, dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari

krisis berkepanjangan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi

ribuan bahkan jutaan tenaga kerja. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

Indonesia semakin meningkat.

TABEL 1.1

Laju pengangguran di Indonesia

No Indikator 2012 2013 2014

1 Jumlah Tenaga kerja terdidik yang sudah bekerja

113,010,000 112,760,000 114,630,000

2 Jumlah tenaga kerja terdidik yang belum bekerja

7,310,000 7,410,000 7,240,000

3 Persentase jumlah tenaga kerja terdidik yang belum bekerja

6.08% 6.17% 5.94%

(13)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah persentase tenaga kerja terdidik

dengan yang bekerja cukup tinggi dari tahun 2012-2014, selama 3 tahun rata-rata

7.000.000 orang belum mendapatkan pekerjaan alias menganggur.

Untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut pemerintah telah

berusaha untuk mengurangi pengangguran dengan merekrut ribuan calon pegawai

negeri sipil (PNS), namun belum cukup untuk mensejahterakan masyarakat

Indonesia. Pemerintah memerlukan bantuan masyarakat dalam menyediakan

lapangan kerja sendiri, atau dengan kata lain mampu berwirausaha.

Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran yang paling tepat untuk

Indonesia adalah dengan kewirausahaan. Pilihan untuk berwirausaha dan

menciptakan lapangan pekerjaan berpeluang menghasilkan pendapatan yang lebih

besar daripada berkarir menjadi karyawan. Kewirausahaan menciptakan

pergerakan perekonomian pada sektor produksi, konsumsi, distribusi, serta pajak

yang dihasilkan dari kegiatan wirausaha dapat mendobrak perekonomian

Indonesia.

Tabel 1.2

Pertumbuhan Wirausahawan dan Pembukaan Lapangan Kerja di Indonesia

No Indikator 2012 2013 2014

1 Pertumbuhan Wirausahawan

0,24% 1,56% 1,87%

2 Pertumbuhan GDP (USD)

8.241.864 9.109.129 13.421.042

Sumber: www.bi.go.id (2015)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan wirausaha di Indonesia dari

(14)

domestik kotor (GDP). Hal ini menunjukkan kenaikan pertumbuhan wirausaha

berhubungan positif dengan perekonomian di Indonesia

Pencari kerja (job seeker) merupakan salah satu penyebab tingginya angka pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan juga karena sistem

pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi saat ini lebih terfokus kepada

bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan

pekerjaan, bukan sebagai lulusan yang siap bekerja dengan menciptakan

pekerjaan.

Untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut pemerintah telah

berusaha untuk mengurangi pengangguran dengan merekrut ribuan calon pegawai

negeri sipil (PNS), namun belum cukup untuk mensejahterakan masyarakat

Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah

pengangguran adalah kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan persoalan

penting di dalam perekonomian bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau

kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan

peranan dari kelompok wirausaha (Mahesa & Raharja, 2012).

Kewirausahaan muncul apabila seseorang individu mengembangkan

usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi,

aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan

penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2012). Wirausaha yaitu orang yang

memiliki kemampuan melihat serta menilai peluang-peluang bisnis. Misalnya

(15)

mengambil sebuah tindakan yang tepat guna untuk meraih kesuksesan. Untuk

menumbuhkembangkan jiwa dan minat berwirausaha serta meningkatkan

aktivitas kewirausahaan agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta

lapangan kerja daripada pencari kerja maka diperlukan suatu usaha nyata.

Berbagai kebijakan dan program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan

tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan.

Minat berwirausaha juga dipengaruhi oleh seberapa besar keyakinan

seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Keyakinan untuk menjadi wirausaha

dikenal dengan nama efikasi diri (self-efficacy). Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang termasuk minat berwirausaha (Luthans, 2008). Oleh karena itu, dalam membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri

(self-efficacy) terhadap kemampuannya agar usahanya dapat berhasil. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Robbins (2007) yang mengatakan bahwa efikasi diri

juga dikenal dengan teori kognitif sosial atau penalaran sosial yang merujuk pada

keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan suatu tugas.

Faktor pengetahuan kewirausahaan juga mempengaruhi minat seseorang

dalam berwirausaha. Pembekalan pengetahuan kewirausahaan sangat perlu

dilakukan untuk menumbuhkan minat wirausaha. Semakin tinggi pengetahuan

kewirausahaan seseorang maka wawasan mengenai kewirausahaan juga akan

meningkat. Seorang yang memiliki pengetahuan kewirausahaan akan mengetahui

setiap langkah yang akan dilakukan dan merencanakan setiap tindakan untuk

(16)

Faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat berwirausaha juga

dapat berasal dari perguruan tinggi itu sendiri. Perguruan tinggi membekali

pengetahuan tentang pembelajaran kewirausahaan dan dapat membuat mahasiswa

belajar lebih awal tentang wirausaha. Kewirausahaan bukan merupakan ilmu ajaib

yang mendatangkan uang dalam sekejap waktu, melainkan sebuah ilmu, seni, dan

keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan

dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi

puncak dalam karir (Hendro, 2012). Mahasiswa yang sudah memiliki pengetahuan

tentang mata pelajaran kewirausahaan pasti akan menentukan sikap untuk

memperoleh prestasi yang ditumbuhkan oleh keyakinan dalam dirinya. Keyakinan

diri atau efikasi diri yang positif merupakan faktor penentu keberhasilan yang

akan menciptakan kepuasan yang muncul bersamaan dengan adanya pengetahuan

yang sudah diserap.

Minat wirausaha menjadi sesuatu hal yang perlu dikembangkan dalam diri

setiap orang untuk mengurangi tingkat pengangguran. Minat wirausaha yang

tinggi dalam diri seseorang akan mendorongnya untuk menjadi wirausahawan,

yang kelak mendorong terciptanya lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat

pengangguran.

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk

merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu (Winkel, 2012). Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik studi, kerja dan

(17)

perhatian terhadap bidang tertentu. Seorang wirausaha tidak akan cepat puas akan

hasil yang dicapai akan tetapi selalu mencari cara dan kombinasi baru serta

produksi baru sehingga tercapai perluasan usahanya. Hal ini berarti individu yang

mempunyai minat berwirausaha harus memiliki sikap bertanggung jawab dengan

memperhitungkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Minat berwirausaha akan

menarik individu terhadap suatu usaha dimana usaha tersebut dirasakan dapat

memberikan sesuatu yang berguna, bermanfaat dan sangat penting bagi kehidupan

dirinya sehingga menimbulkan suatu dorongan atau keinginan untuk

mendapatkannya.

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara

membekali mahasiswa dengan pengetahuan kewirausahaan, melalui mata kuliah

kewirausahaan. Tujuan diberikannya pendidikan kewirausahaan di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara

adalah agar mahasiswa memahami garis besar fungsi seorang wirausahawan

dalam proses pembangunan suatu negara, sehingga dapat menciptakan

kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Melalui mata kuliah ini, diharapkan dapat membentuk pemikiran (mindset) kewirausahaan dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap

Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas

(18)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah efikasi diri dan pengetahuan

kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan

sebagai berikut :

Menganalisis pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan

terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi

mahasiswa Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan pengetahuan

kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi

penulis khususnya dalam bidang manajemen usaha kecil serta

memberikan suatu pembelajaran yang lebih mengenai efikasi diri dan

(19)

3. Bagi Pihak Lain

Memberikan wawasan bagi pihak lain, terutama mahasiswa, bahwa

efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan dapat meningkatkan minat

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Efikasi diri 2.1.1. Pengertian Efikasi diri

Dalam teori kognitif sosial, faktor-faktor internal atau personal

salah satu yang terpenting adalah keyakinan diri atau efikasi diri saling

mempengaruhi dan dipengaruhi hingga peserta didik melanjutkan

kejenjang pendidikan yang selanjutnya sesuai dengan pilihannya dan

harapannya sukses dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus. Jess

Greogory (2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk

mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk

kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan

sekitarnya. Menurut Ormrod (2008) self-efficacy adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku

tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Laura (2012)

self-efficacy merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan.

self-efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self-efficacy juga sangat mempengaruhi pola piker, reaksi emosional dalam membuat keputusan. Bandura (1997) mengatakan

(21)

mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap

perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri

merupakan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya

mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien sehingga

merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang

diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku.

2.1.2. Sumber-sumber Efikasi diri

Menurut Greogory (2010), self-efficacy (efikasi diri) diperoleh, ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat

sumber pengalaman menguasai sesuatu, pengalaman vikarius, persuasi

social, kondisi fisik dan emosional. Dengan setiap metode, informasi

mengenai diri sendiri dan lingkungan akan diproses secara kognitif dan

bersama-sama dengan kumpulan pengalaman sebelumnya, akan mengubah

persepsi mengenai efikasi diri. Menurut Bandura (1997) empat sumber

efikasi diri, antara lain:

1) Pengalaman menguasai sesuatu (Master experience)

Pengalaman menguasai sesuatu adalah sumber informasi yang

paling berpengaruh dalam efikasi diri. Ini merupakan pengalaman

langsung kita sehingga kesuksesan akan menaikkan efikasi atau keyakinan

dan kegagalan akan menurunkan efikasi atau keyakinan.

(22)

Pengalaman vikarius merupakan pengalaman dari orang lain yang

memberi contoh penyelesaian. Efikasi diri akan meningkat pada saat kita

mengamati pencapaian orang lain yang mempunyai kompetensi yang sama

atau seimbang, namun akan berkurang pada saat kita melihat teman kita

gagal.

3) Persuasi social (Social Persuasion)

Persuasi social disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja.

Persuasi sendiri dapat membuat siswa menyerahkan usaha, mengupayakan

strategi-strategi baru, atau berusaha cukup keras untuk mencapai

kesuksesan.

4) Kondisi fisik dan emosional (Arousai)

Kondisi fisik dan emosional maksudnya tingkat Arousai

mempengaruhi efikasi diri, tergantung pada Arousai itu diinterpretasikan pada saat siswa menghadapi tugas tertentu, apakah siswa merasa cemas

dan khawatir (menurunkan efikasi) atau passion (bergairah) menaikkan efikasi.

Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan

berkempangnya self efficacy dapat diupayakan untuk meningkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

2.1.3. Komponen Efikasi diri

(23)

Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam peformansi yang secara lebih jelas

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kekuatan keyakinan (Strength)

Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu

akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun

mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang. Sebaliknya

pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah

digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

2. Tingkat kesulitan tugas (Magnitude)

Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan

perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat

kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat

dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas

kemampuannya.

3. Generalitas (Generality)

Generalitas (Generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu

dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya. Tergantung pada pemahaman

kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang

(24)

Jadi perbedaan efisiasi diri (Self-efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu merasa yakin terhadap

kemampuannya. Dari ketiga komponen dalam self efficacy tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat untuk berwirausaha.

2.2. Teori Pengetahuan Kewirausahaan 2.2.1. Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Kamus Meriam Webster, pengetahuan (knowledge) adalah : “information, understanding, or skill that obtain from experience or education

yang artinya, informasi ataupun pemahaman yang diperoleh dari pengalaman

sseseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan merujuk

kepada sesuatu yang diketahui, kepandaian yang diperoleh. Notoadmodjo (2007)

menjelaskan pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan yang terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Wirausaha atau wiraswasta menurut Priyono dan Soerata (2005) berasal dari kata “wira” yang berarti utama, gagah, luhur, berani atau pejuang; kata “swa” berarti sendiri; dan kata “sta” berarti berdiri. Dari asal katanya “swasta” berarti

berdiri di atas kaki sendiri atau berdiri di atas kemampuan sendiri. Salim dan

Salim (dalam kamus bahasa Indonesia, 2002), wirausaha didefinisikan sebagai

(25)

cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang

mengenai kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat

memunculkan gagasan wirausaha dan memiliki kemampuan untuk mengenali

kebutuhan konsumen.

2.2.2. Ciri-Ciri Wirausaha

Menurut Pearce (dalam Winardi, 2003), ada sejumlah ciri-ciri seorang

wirausahawan, yaitu :

1. Komitmen dan determinasi yang tiada batas

Para wirausahawan bersedia untuk menginvestasikan waktu mereka untuk

pekerjaan, mentolerir standar kehidupan yang lebih rendah, dan bahkan

mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga.

2. Dorongan atau rangsangan yang kuat untuk mencapai prestasi

Para wirausahawan dirangsang oleh kebutuhan untuk melampaui hasil-hasil yang

telah dicapai mereka pada masa lampau.

3. Orientasi ke arah peluang-peluang serta tujuan-tujuan

Para wirausahawan cenderung memusatkan perhatian mereka kepada

peluang-peluang, kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi atau problem-problem yang

(26)

4. Lokus pengendalian internal (locus of control internal)

Para wirausahawan sangat yakin akan diri mereka sendiri. Mereka

beranggapan bahwa merekalah yang mengendalikan nasib usaha mereka.

5. Toleransi terhadap ambiguitas

Para wirausahawan dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi secara

tidak menentu, seperti pelanggan yang silih berganti, pendapatan dan

pengeluaran yang tidak tetap, kemunduran atau kemajuan perusahaan.

6. Terampil dalam memperhitungkan resiko

Para wirausahawan mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem

yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan

apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan; mereka menciptakan

cara-cara untuk berbagi resiko dengan para rekanan mereka. Mereka berhati-hati

dalam melaksanakan operasi perusahaan mereka.

7. Kebutuhan akan status dan kekuasaan kurang dirasakan

Kekuasaan memang diraih oleh seorang wirausahawan yan berhasil, tetapi

mereka lebih memusatkan perhatian mereka pada peluang-peluang, para

pelanggan, pasar dan persaingan.

8. Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah

Para wirausahawan berusaha untuk memecahkan masalah yang menyangkut

keberhasilan mereka. Mereka tidak terintimidasi oleh situasi-situasi sulit.

Mereka dapat bersifat desisif (berani mengambil keputusan) dan mereka dapat

menunjukkan kesabara apabila perspektif jangka panjang dianggap tepat.

(27)

Para wirausahawan secara aktif mencari umpan balik atau informasi yang

memungkinkan mereka untuk mempercepat kemajuan serta efektivitas mereka.

Secara instinktif mereka membina hubungan dengan orang-orang untuk

mendapatkan pelajaran atau pengaruh yang bermanfaat dari mereka.

2.2.3. Aspek-Aspek Kewirausahaan

Drucker (dalam Ifham, 2012) menjelaskan beberapa aspek wirausaha,

yaitu :

1. Mampu menginderakan peluang usaha, yakni kemampuan melihat dan

memanfaatkan peluang untuk mengadakan langkah-langkah perubahan

menuju masa depan yang lebih baik.

2. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri sendiri

dan lingkungannya, yakni berkeyakinan bahwa usaha yang dikelolanya akan

berhasil.

3. Berperilaku pemimpin yaitu mampu mengarahkan, menggerakkan orang lain,

dan bertanggung jawab untuk meningkatkan usaha.

4. Memiliki inisiatif, kreatif dan inovatif, yaitu mempunyai prakarsa untuk

menciptakan produk atau metode baru yang lebih baik dalam hal mutu atau

jumlahnya, agar mampu bersaing.

5. Mampu bekerja keras, yaitu bekerja secara penuh energik, tekun dan tabah

melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tanpa mengenal putus asa.

6. Berpandangan luas dengan visi ke depan yang baik yaitu berorientasi pada

masa depan dan dapat memperkirakan hal-hal yang dapat terjadi sehingga

(28)

7. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan yaitu suka pada tantangan dan

berani mengambil resiko walau dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu.

Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang matang.Tanggap pada

saran dan kritik, yaitu peduli dan peka terhadap kritik sebagai dorongan untuk

berbuat lebih baik.

2.2.4. Proses Kewirausahaan

Proses wirausaha tidaklah sesederhana dan semudah yang digambarkan

dalam definisi. Tantangan terbesar adalah pada tahap memulai wirausaha tersebut.

Tahap ini dimulai dengan mendirikan usaha dan menjaga keberlangsungan

hidupnya pada tiga tahun pertama (Banfe, dalam Ifham 2012). Pada masa ini

semua yang indah-indah yang melekat dalam gambaran wirausaha yang sukses

belum lagi diraih. Proses pendirian dituntut kepercayaan diri yang tinggi dan

determinasi yang kuat. Tekanan psikologis yang datang pada tahap ini juga sangat

besar. Semua itu membutuhkan kematangan pribadi pada diri wirausahawan agar

mampu melewati saat-saat krisis ini dengan baik (Hidayat, dalam Ifham, 2012).

Proses wirausaha selanjutnya tidak kalah beratnya.

Tantangan persaingan dan perubahan yang terjadi di masyarakat senantiasa

menghantui kelancaran usaha. Menurut Hidayat (dalam Ifham, 2012), hal itu

menciptakan berbagai tekanan psikologis yang berat, terus menuntut wiausahawan

untuk mampu menghadapinya dengan baik. Kemampuan dalam membangun

jaringan, berkomunikasi dan meyakinkan orang lain, kecermatan dalam membaca

peluang usaha adalah kapasitas-kapasitas yang dibutuhkan oleh seorang

(29)

Motivasi berprestasi yang tinggi dan determinasi diri yang disertai

kemampuan komunikasi dan kemampuan interpersonal lainnya serta kemampuan

manajerial sangat memegang peranan pada tahap ini. Tahap ini terasa lebih mudah

karena wirausahawan mulai mendapatkan masukan dari masyarakat yang

menggunakan jasa atau produknya. Masukan ini berupa uang dan penerimaan

masyarakat yang memadai. Semakin besar masukan yang diperoleh, semakin

besar kecenderungan untuk mengelola dan mengembangkan dan melembagakan

usahanya.

2.2.5. Bidang-Bidang Kewirausahaan

Banyak orang menyangka bahwa kewirausahaan adalah hanya di dalam

bidang usaha ekonomi saja. Akibatnya apabila mereka mendengar istilah

kewirausahaan, maka bayangan mereka tertuju kepada soal-soal produksi, jasa

dan niaga serta moneter. Sesungguhnya, kewirausahaan itu terdapat pada

bermacam-macam bidang (Soemanto, 1984), yaitu :

1. Kewirausahaan dalam bidang usaha ekonomi

Untuk mencapai keberhasilan dalam aktivitas ekonomi memerlukan

kualitas pribadi yang kuat untuk berusaha. Para pengusaha perlu memiliki sikap

dan kemauan yang kuat untuk bekerja demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi

pribadi dan masyarakat, memiliki semangat berpetualang dengan berani

berspekulasi dan menghadapi persaingan, serta mampu mendayagunakan setiap

(30)

Kegiatan wirausaha di bidang usaha ekonomi bergerak dan bernaung

dalam lembaga-lembaga ekonomi yang berupa perusahaan atau perseroan yang

bergerak dalam bidang-bidang produksi dan jasa.

2. Kewirausahaan dalam bidang karir dan jabatan

Bidang karir dan jabatan ini berupa pegawai negeri dan swasta. Dalam

karir mereka juga dilanda dengan persaingan. Faktor yang menentukan dalam

pengembangan karir mereka adalah prestasi kerja. Untuk mencapai itu maka

orang tersebut harus memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu kepribadian yang kuat,

sikap mental dan pribadi yang dinamis.

3. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan

Untuk memajukan semua aspek kehidupan maka pendidikan merupakan

kebutuhan setiap orang. Kenyataan yang ada bahwa pelajar dan mahasiswa kurang

berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar mereka; dalam meningkatkan

prestasi belajar bersikap tergantung, kurang percaya diri dan pesimis. Salah satu

akibatnya, mereka terpaksa melihat catatan kecil sewaktu ujian. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa banyak pelajar dan mahasiswa belum memiliki ciri-ciri

kepribadian manusia wirausaha. Adapun inti kewirausahaan di bidang pendidikan

adalah terletak dalam hal belajar mandiri yang dilandasi oleh sikap mental

wirausaha.

4. Multi bidang kewirausahaan

Suatu bayangan yang ideal ialah adanya kondisi, dimana masing-masing

orang dapat bergerak dan berkembang dalam satu bidang atau jenis kegiatan

(31)

stabilitas segala aspek kehidupan manusia. Namun fakta di dalam kenyataan

ternyata tidak demikian. Kehidupan manusia dihadapkan pada berbagai

permasalahan dalam segala aspek kehidupan. Untuk menghadapi hal tersebut,

manusia harus mengembangka diri melalui berbagai bidang kewirausahaan.

Sebagai contoh seorang pengusaha harus berwirausaha dalam bidang usaha

ekonomi, pendidikan, dan karir. Hal ini terpaksa dilakukan untuk menyesuaikan

diri dalam kehidupan yang penuh tantangan dan permasalahan (Soemanto, 1984).

2.3. Teori Minat Berwirausaha 2.3.1. Pengertian Minat Berwirausaha

Santoso (2003) menyatakan bahwa minat berwirausaha adalah gejala

psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu

dengan perasaan senang, karena membawa manfaat bagi dirinya maupun orang

lain. Jadi dapat dikatakan bahwa minat berwirausaha adalah keinginan,

ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja

keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya,

tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan,

percaya diri, kreatif, dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan

keterampilanuntuk memenuhi kebutuhan.

Minat berwirausaha muncul disebabkan oleh berbagai faktor.Menurut para

ahli faktor munculnya minat berwirausaha berasal dari faktor internal atau faktor

dari dalam diri sendiri dan faktor ekternal atau faktor dari luar diri. Faktor

pengetahuan kewirausahaan merupakan salah satu faktor ekternal yang

(32)

2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Menurut Hantoro (2006) minat seseorang terhadap suatu objek diawali

dari perhatian seseorang terhadap objek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal

yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh

kembangkan pada diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak lahir,

melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti :

1. Faktor Intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan

dari dalam diri individu itu sendiri.

a. Pendapatan

Penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang.

Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh

pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha.

a. Harga Diri

Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang,

karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas,

menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain.

b. Perasaan Senang

Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang,

baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya

dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan senang

(33)

2. Faktor Ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena

pengaruh rangsangan dari luar.

a. Lingkungan Keluarga

Kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan

anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan

pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Minat berwirausaha

akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap

minat tersebut, karena sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling

mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Lingkungan Masyarakat

Merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik di kawasan

tempat tinggalnya maupun dikawasan lain. Misalnya seseorang yang

tinggal didaerah yang terdapat usaha jasa elektronika atau sering bergaul

dengan pengusaha elektronika yang berhasil akan menimbulkan minat

berwirausaha bidang elektronika.

c. Peluang

Merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa

yang dinginkannya atau menjadi harapannya.

d. Pendidikan dan pengetahuan

Di dapat selama masa kuliah dan merupakan modal dasar yang digunakan

untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di

(34)

2.4. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitan Alat

Analisa Hasil

1

Hendra Wijayanto (2014)

Pengaruh Efikasi Diri dan Lingkungan terhadap Niat Berwirausaha Mahasiswa

(Studi pada

Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara) Independen : efikasi diri dan lingkungan Dependen : minat berwirausaha Regresi Linear Berganda Efikasi diri dan lingkungan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa. 2 Suci Wulandari (2012) Pengaruh

Efikasi Diri

terhadap minat berwirausaha

pada siswa

kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya

Independen : efikasi diri Dependen : minat

berwirausaha Regresi

Linear Berganda Efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya.

3 Aprilianty, E. (2012) Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha

Siswa Smk

Muhammadiyah Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah

Independen : kepribadian wirausaha, pengetahuan wirausaha, dan lingkungan Dependen : minat berwirausaha Regresi Linear Berganda Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh sebesar 13,7% terhadap variabel minat berwirausaha 4 Rahmania, M., dan Efendi, M. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan,

(35)

Industry, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Pemasar Smkn

Bisnis Dan

Manajemen Kota Padang

industri, dan motivasi berprestasi Dependen : minat berwirausaha minat berwirausaha siswa kelas XII

Sumber : Wijayanto (2014), Wulandari (2012), Aprilianty, E. (2012), Rahmania, M., dan Efendi, M. (2012).

2.5. Kerangka Konseptual

Efikasi diri memiliki peran terhadap minat berwirausaha mahasiswa,

semakin tinggi rasa percaya diri mahasiswa dan kematangan mentalnya maka

semakin tinggi perannya untuk membangkitkan minat berwirausaha mahasiswa.

Greogory (2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk

mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol

terhadap manfaaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya.

Pengetahuan kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang untuk

menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif,

sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat di manfaatkan dengan

baik maka akan mendapatkan keuntungan yang besar (Ifham, 2012).

Minat berwirausaha muncul apabila seorang berani mengembangkan

usaha-usaha dan ide-ide barunya. Menurut Hantoro (2005) minat seseorang

terhadap suatu objek diawali dari perhatian seseorang terhadap objek tersebut.

(36)

minat perlu ditumbuh kembangkan pada diri setiap mahasiswa. Adapun hal yang

dapat mempengaruhi minat berwirausaha adalah efikasi diri dan pengetahuan

kewirausahaan.

Wijayanto (2014) menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap

minat seseorang berwirausaha. Selain efikasi diri, faktor lingkungan juga

berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Penelitian Wijayanto didukung oleh

Wulandari (2012) yang menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap

minat berwirausaha.

Selain efikasi diri, pengetahuan wirausaha juga mempengaruhi minat

wirausaha. Rahmania dan Efendi (2012) melakukan penelitian yang menguji

variabel pengetahuan kewirausahaan, praktek kerja industri, dan motivasi

berprestasi terhadap minat berwirausaha. Ketiga variabel tersebut menunjukkan

pengaruh yang positif terhadap minat berwirausaha.

Dari rincian di atas, faktor efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan

dalam diri seseorang akan mempengaruhi minat berwirausahanya. Jika efikasi diri

tinggi dan ditunjang oleh pengetahuan kewirusahaan yang tinggi juga, maka minat

(37)

Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka konseptual dapat dilihat

[image:37.595.110.460.200.315.2]

sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber : Wijayanto (2014), Wulandari (2012), Aprilianty, E. (2012), Rahmania, M., dan Efendi, M. (2012).

2.6. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012) , “hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian

biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Dari kerangka konseptual diatas, maka hipotesa yang diajukan dalam

penelitian ini ialah efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan berpengaruh

signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Efikasi Diri (X1)

Pengetahuan Kewirausahaan

(X2)

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2012) merupakan “penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap

minat berwirausaha pada Mahasiswa prodi manajemen fakultas Ekonomi dan

Bisnis USU tahun 2012.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 2015. Waktu

penelitian ini mulai dari bulan November hingga Desember 2015.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen (X) terdiri dari: Efiikasi Diri (X1), Pengetahuan kewirausahaan (X2).

(39)

3.4. Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu:

1. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain. Adapun yang menjadi variabel independen dari penelitian ini

adalah:

a) Efikasi diri (X1) yaitu rasa percaya diri atau keyakinan diri yang

dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan

menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat.

b) Pengetahuan Kewirausahaan (X2) yaitu segala sesuatu yang diketahui

seseorang mengenai kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun

inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha serta

menciptakan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Variabel terikat dari penelitian ini adalah Minat Berwirausaha (Y) yaitu

keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang

dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha

memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa merasa takut dengan resiko yang

akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif, dan inovatif

serta mempunyai kemampuan dan keterampilan wirausaha.

(40)
[image:40.595.111.529.169.750.2]

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran

Efikasi diri

(X1)

rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat

1.Keyakinan berpikir kreatif dan inovatif

2.Keyakinan bekerja sama dengan orang lain 3. Keyakinan membangun tim kerja 4. Keyakinan menghdapi resiko 5. Keyakinan menghadapi perubahan 6.Keyakinan mampu bertahan dalam situasi sulit Likert Pengetahuan Kewirausahaan (X2)

segala sesuatu yang diketahui seseorang mengenai

kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha serta menciptakan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik. 1. Pengetahuan bisnis 2. Pengetahuan manajemen 3. Memahami business plan 4. Mampu menganalisa kebutuhan dan peluang-peluang menciptakan usaha baru

(41)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan

skala Likert. Tujuannya untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang akan

diukur, dijabarkan menjadi indicator variable dan dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap

pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan. Dalam

melakukan penelitian terhadap variable-variabel yang akan diuji, pada setiap

jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2012). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk sebagai berikut:

Minat Berwirausaha (Y)

keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi

(42)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2012)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera

Utara Program studi Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis tahun

2012 yang berjumlah 337 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu populasi yang diambil dari sebagian objek penelitian.

Apabila populasi lebih dari 100, maka jumlah sampel dapat diambil dengan

menggunakan rumus slovin (Umar 2008) sebagai berikut: n =

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan (10%) Maka jumlah diperoleh adalah:

n =

(43)

Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Adapun Kriteria dalam memilih sampel penelitian adalah : 1. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas

Sumatera Utara Stambuk 2012.

2. Telah mengambil mata kuliah Kewirausahaan dan lulus mata kuliah

tersebut.

3. Mahasiswa yang mempunyai minat berwirausaha.

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di

lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara kepada responden yang

dilakukan pada penelitian awal sampai selesai.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku,

jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner (angket) adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan

daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti untuk

(44)

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan

internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang di luar sampel, yang

dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara program studi manajemen.

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan

butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan (kuesioner) dalam mendefenisikan suatu

variabel. Menurut Nugroho (2005) kriteria dalam menentukan validitas suatu

kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Pada uji coba (try out), kuesioner yang berisi 20 pernyataan yang menyangkut tentang pengaruh efikasi diri, pengetahuan kewirausahaan, dan minat

berwirausaha. Dua puluh pernyataan ini dirincikan menjadi 8 pernyataan untuk

kuesioner efikasi diri, 6 pernyataan untuk kuesioner pengetahuan kewirausahaan,

dan 6 pernyataan unutk kuesioner minat berwirausaha, dengan ketentuan korelasi

item total skor >0,3 ( Azwar, 2010 ). Hasil uji coba validitas dapat dilihat pada

(45)
[image:45.595.160.462.127.678.2]

Tabel 3.3

Validitas Tiap Butir Pernyataan

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

VAR00001 309.667 17.185 .680

VAR00002 310.000 17.254 .638

VAR00003 309.167 17.535 .606

VAR00004 310.333 15.762 .815

VAR00005 310.000 15.559 .847

VAR00006 310.333 15.626 .812

VAR00007 309.833 15.813 .826

VAR00008 309.833 16.932 .700

VAR00009 222.333 7.911 .353

VAR00010 220.833 7.366 .743

VAR00011 222.500 7.343 .493

VAR00012 222.500 6.428 .744

VAR00013 222.000 6.908 .681

VAR00014 223.167 6.084 .807

VAR00015 214.333 8.894 .773

VAR00016 214.333 8.724 .823

VAR00017 215.333 9.677 .510

VAR00018 215.000 8.661 .774

VAR00019 218.833 8.918 .518

VAR00020 218.833 8.783 .441

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena nilai

(46)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji realibilitas merupakan ukuran kestabilan dan konsistensi responden

dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang

merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji

realibilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap butir pertanyaan untuk

lebih dari satu variabel. Menurut Nugroho (2005: 72) realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.60.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Reliabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.923 8

Sumber : Hasil Penelitian Uji Reliabilitas Kuesioner Efikasi Diri , 2015 (Data Diolah)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.844 8

Sumber : Hasil Penelitian Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Kewirausahaan, 2015 (Data Diolah)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.837 8

(47)

Berdasarkan Tabel 3.4 Reliable Statistics, Cronbach’s Alpha

berturut-turut adalah 0,923, 0,844, dan 0,837. Hal ini menunjukan bahwa semua keusioner

penelitian reliable dan dapat dijadikan sebagai instrument penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 sehingga instrument yang

dalam penelitian tersebut dapat dinyatakan telah reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument dalam penelitian.

3.10. Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan

regresi linier berganda (multiple regression analysis), dengan persamaan sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Minat Berwirausaha X1 = Efikasi Diri

X2 = Pengetahuan Kewirausahaan

b1, b2 = Koefisien regresi

a = Koefisien konstanta

e = error ( kesalahan penggangu)

3.11. Uji Asumsi Klasik 3.11.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian

(48)

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak

dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina,

2012).

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Apabila suatu model regresi terdapat kesamaan varian dari

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut

homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homokedastitas atau tidak heterokedastitas.

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji

scatterplot. Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu

X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Hipotesis yang diajukan:

H0 : Model regresi tidak ada heteroskedastisitas.

HA : Model regresi terdapat heteroskedastisitas.

3.11.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi,

terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2008). Ketentuan

(49)

Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1.

Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari

0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas.

Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar

variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan

hipotesis awal tentang pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan (X1,

X2) sebagai variabel bebas terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel

terikat.

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftablepada α = 5%

(50)

3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji signifikan parsial yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis

awal tentang pengaruh efikasi diri (X1), pengetahuan kewirausahaan (X2) sebagai

variabel bebas terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttablepada α = 5%

H0 ditolak jika thitung > ttablepada α = 5% 3.12.3 Koefisien Determinan (R2)

Signifikan variabel diperoleh dengan mencari koefisien determinan (R2). Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel

bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinan

digunakan untuk mengukur besarnya variabel bebas yang diteliti yaitu pengaruh

efikasi diri (X1), pengetahuan kewirausahaan (X2), terhadap variabel terikat yaitu

minat berwirausaha (Y). Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai 1, jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati nilai 1 (satu), maka hubungan variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin

kecil atau mendekati nilai 0 (nol), maka hubungan variabel bebas (X1, X2)

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Fakultas Ekonomi USU pertama kali didirikan oleh Yayasan USU

berlokasi di Kutaraja (sekarang Kota Banda Aceh) pada tahun 1959. Berhubung

Fakultas Ekonomi USU yang berkedudukan di Banda Aceh menjadi bagian dari

Universitas Syiah Kuala, pada tahun 1961 USU membuka kembali Fakultas

Ekonomi di Medan. Penetapan dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri

Pendidikan Tinggi RI No. 64/1961 tanggal 24 November 1961 yang berlaku surut

terhitung mulai 1 Oktober 1961. Berdasarkan surat keputusan tersebut, tanggal 24

November diperingati sebagai hari lahir atau Dies Natalis Fakultas Ekonomi USU.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis beralamat di Jl. Prof. T. M. Hanafiah,

Kampus USU, Medan 20155. Pada tahun 2014 Fakultas Ekonomi berganti nama

menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Fakultas ini memiliki visi menjadi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dikenal unggul dan mampu memenuhi

kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini adalah:

1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang

ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang berorientasi pasar.

2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar dengan pemberdayaan dan

(52)

3. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan

pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber

pendanaan fakultas dalam status PT BHMN.

4. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku

pelanggan (customer) dan stakeholders lainnya.

5. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah

serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan

internasional.

Jurusan/Program Studi yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Program D3 : Keuangan, Akuntansi, Kesekretariatan.

2. Program S1 : Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Manajemen.

3. Program S2 : Ilmu Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan.

4. Program S3 : Ilmu Manajemen, Ilmu Akuntansi, Ilmu Ekonomi

Pembangunan.

4.2 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah

pernyataan seluruhnya adalah 8 butir untuk variabel X1, 6 butir untuk variabel

X2, dan 6 butir untuk variabel Y. Jadi total seluruh pernyataan adalah 20 butir.

Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden

berisikan pernyataan mengenai Pengaruh Efikasi diri (X1), Pengetahuan

(53)

penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

USU tahun 2012.

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU tahun 2012. Hal-hal yang dianalisis dari

responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari nama, NIM, jenis

kelamin, tinggal dengan orang tua, pekerjaan orang tua, nilai mata kuliah

kewirausahaan dan apakah sedang berwirausaha saat ini.

[image:53.595.173.496.418.537.2]

4.2.1.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kategori Jumlah

Nominal %

1 Pria 32 40,78

2 Wanita 45 59,21

Total 77

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

(54)
[image:54.595.168.497.190.364.2]

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha yang Diminati

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha yang Diminati

No Kategori Jumlah

Nominal %

1 Distributor Online 23 29,87

2 Food & Beverage 30 38,96

3 Importir 14 18,19

4 Lain-Lain 10 12,98

Total 77

Minat Usaha terbesar yang ingin dijalankan oleh responden adalah jenis usaha Food & Beverage dengan persentasi 38,96 % diikuti Distributir Online

29,87 % diikuti Importir 18,19 % dan lain-lain dengan persentasi 12,98 %.

4.3.1 Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian

pengaruh efikasi diri, pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan

keluarga pada mahasiswa prodi manajemen fakultas ekonomi dan

bisnis USU tahun 2012, dengan distribusi jawaban responden sebagai

(55)
[image:55.595.61.565.187.493.2]

4.3.2.1 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Efikasi diri (X1)

Tabel 4.3

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pengaruh Efikasi diri

Item

Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 6 7.79% 28 36.36% 15 19.48% 17 22.08% 11 14.29% 77 100%

2 8 10.39% 14 18.18% 17 22.08% 19 24.68% 19 24.68% 77 100%

3 5 6.49% 17 22.08% 14 18.18% 23 29.87% 18 23.38% 77 100%

4 3 3.90% 20 25.97% 19 24.68% 22 28.57% 13 16.88% 77 100%

5 2 2.60% 15 19.48% 21 27.27% 23 29.87% 16 20.78% 77 100%

6 2 2.60% 17 22.08% 21 27.27% 15 19.48% 22 28.57% 77 100%

7 6 7.79% 17 22.08% 17 22.08% 29 37.66% 8 10.39% 77 100%

8 11 14.29% 13 16.88% 18 23.38% 22 28.57% 13 16.88% 77 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)

1

Gambar

TABEL 1.1 Laju pengangguran di Indonesia
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan wirausaha di Indonesia dari
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Angkasa Pura I (Persero) Aviation Security Officer, Airport Rescue &amp; Fire Fighting Officer, Serta Airport Operation Officer Tahun 2017, mengumumkan nama-nama

Penulis melihat bahwa banyak mahasiswa yang merasa kesulitan dalam menerima mata kuliah graf dan algoritma khususnya pewarnaan graf yang diterimanya dalam pembelajaran di dalam

RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PELATIHAN PENYUSUNAN RPP DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK GURU IPA-BIOLOGI SMK. DI KABUPATEN

PENGUMUIqAN PEIIYEDIA

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

Panitia Pengadaan Langsung

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan