• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waterfront dan Rest Area di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Waterfront dan Rest Area di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Waterfront dan Rest Area

di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru

Disusun Oleh :

Roza A melia

I 0204108

JURUSA N A RSITEKTUR FA KULTA S TEKNIK

UNIV ERSITA S SEBELA S M A RET

SURA KA RTA

2010

TUGA S A KHIR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk M encapai Gelar Sarjana Teknik A rsitektur

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Waterfront dan Rest Area di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru.

Tugas akhir ini disusun sebagai langkah terakhir penulis dalam menempuh pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Tugas ini dapat memberikan pelajaran tentang bagaimana merencanakan suatu Waterfront dan Rest Area di daerah tepian sungai.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Hardiyati, MT selaku ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik dan Pembimbing Akademik

2. Ir. Widharyatmo M.si selaku Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan, ilmu, dan saran kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir.

3. Ir. Ana Hardiana, MT selaku Dosen Pembimbing II atas segala bimbingan, ilmu, dan saran kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir.

4. Ir. Soedwiwahjono, MT selaku Dosen Penguji atas saran bagi penulis dalam perbaikan konsep tugas akhir.

5. Amin Sumadyo, ST, MT selaku Dosen Penguji atas saran bagi penulis dalam perbaikan konsep tugas akhir.

6. Seluruh dosen yang telah membantu dan memberikan ilmunya selama penulis belajar di Jurusan Arsitektur UNS

7. Bapak dan ibu pengajaran yang telah membantu administrasi, serta bapak perpustakaan yang telah membantu peminjaman buku.

(3)

commit to user

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir yang telah disusun masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun Sangat diharapkan.

Surakarta, maret 2010

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terimakasih sedalam-dalamnya untuk keluarga yang Sangat saya sayangi

(Papa Yoserizal, almh Mama, Uda, Abang, Kakak dll) di Pekanbaru

(5)

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL

LEM BAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR GAM BAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

I. 1 Pengertian Judul ... 1

I. 2 Latar Belakang ... 2

I. 3 Permasalahan dan Persoalan I. 3. 1 Permasalahan ... 7

I. 3. 2 Persoalan ... 7

I. 4 Tujuan dan Sasaran I. 4. 1 Tujuan ... 8

I. 4. 2 Sasaran ... 8

I. 5 Lingkup dan Batasan I. 5. 1 Lingkup Batasan ... 8

I. 5. 2 Batasan ... 8

I. 6 Metoda Pembahasan ... 9

I. 7 Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II TINJAUAN TEORI II. 1 Waterfront ... 12

II. 2 Rest Area ... 16

II. 3 Ekologi Arsitektur ... 18

II. 4 Rekreasi ... 19

II. 5 Studi Kasus ... 22

BAB III TINJAUAN KOTA PEKANBARU DAN W AERFRONT YANG DIRENCANAKAN III. 1 Kota Pekanbaru ... 27

III. 1. 1 Tinjauan Rencana Umum Tata Ruang Kota ... 31

III. 1. 2 Kondisi dan Peranan Sungai Siak Bagi Masyarakat ... 38

III. 1. 3 Karakteristik Bangunan Tradisional Melayu di Riau ... 42

III. 2 Waterfront dan Rest Area yang di Rencanakan ... 45

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV. 1. 2 Jenis dan Bentuk Kegiatan Rekreasi Terpilih ... 51

IV. 2 Analisa program Ruang IV. 2. 1 Analisa pengelompokan kegiatan dan kebutuhan ruang .... 52

IV. 2. 2 Analisa Pola Hubungan Ruang ... 57

IV. 2. 3 Analisa Penentuan Konsep Besaran Ruang ... 62

IV. 2. 4 Analisa Karakteristik Ruang ... 67

IV. 3 Analisa Pemilihan Site ... 69

IV. 4 Analisa Pengolahan Tapak IV. 4. 1 Pendekatan Pencapaian Ke Site ... 76

IV. 4. 2 Analisa Penzoningan ... 78

IV. 4. 3 Analisa Pembentukan Image/ Karakter Kawasan ... 83

IV.5 Analisa Sirkulasi IV. 5. 1 Pola Sirkulasi Kendaraan ... 86

IV. 5. 2 Pola Sirkulasi Pejalan Kaki ... 88

IV. 6 Analisa Pola tata Ruang lansekap IV. 6. 1 Analisa Vegetasi dan Perabot Tanaman (park Furniture) ... 90

IV. 6. 2 Analisa Perkerasan (Pavement) ... 95

IV. 7 Kajian Konservasi Lingkungan ... 97

IV. 8 Analisa Pola Tata Massa IV.8.1 Analisa Sistem Massa ... 105

IV.8.2 Analisa Bentuk Dasar Massa ... 107

IV.8.3 Analisa Organisasi dan Hubungan Antar Massa Bangunan . 109 IV.8.4 Analisa Orientasi Massa ... 110

IV. 9 Analisa Tampilan Bangunan ... 113

IV. 10 Analisa Struktur dan Bahan Bangunan IV. 10. 1 Super Struktur ... 121

IV. 10. 2 Sub Struktur Unit Bangunan ... 123

IV. 11 Analisa Sistem Utilitas IV. 11. 1 Jaringan Air Bersih ... 125

IV. 11. 2 Jaringan Air Kotor ... 126

IV. 11. 3 Jaringan listrik ... 128

IV. 11. 4 Jaringan Komunikasi ... 130

IV. 11. 5 Jaringan Penanggulangan Kebakaran ... 131

IV. 11. 6 Jaringan Penangkal Petir ... 131

IV. 11. 7 Jaringan Sampah ... 132

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KONSEP M AKRO V. 1 Konsep Lokasi Perencanaan ... 134

V. 2 Konsep Pengolahan Tapak V. 2. 1 Konsep Pengolahan Lingkungan ... 135

V. 2. 2 Konsep Pencapaian ke Lokasi ... 135

(7)

commit to user

V. 3 Konsep Sirkulasi

V. 3. 1 Pola Sirkulasi Kendaraan ... 136

V. 3. 2 Pola Sirkulasi Pejalan kaki ... 136

V. 4 Konsep Pola tata Ruang lansekap V. 4. 1 Konsep Vegetasi ... 137

V. 4. 2 Konsep Perabot Tanaman (park Furniture) ... 138

V. 4. 3 Konsep Perkerasan (Pavement) ... 138

V. 5 Konsep Konservasi Lingkungan ... 139

V. 6 Konsep Pola Tata Massa V.6.1 Konsep Sistem Massa ... 139

V.6.2 Konsep Bentuk Dasar Massa ... 139

V.6.3 Konsep Organisasi dan Hubungan Antar Massa Bangunan .. 139

V.6.4 Konsep Orientasi Massa ... 140

KONSEP M IKRO V. 7 Konsep Tata Ruang ... 141

V. 8 Konsep Tampilan Bangunan ... 144

V. 9 Konsep Struktur dan Bahan Bangunan V. 9. 1 Super Struktur ... 145

V. 9. 2 Sub Struktur ... 146

V. 10 Konsep Utilitas V. 10. 1 Jaringan Air Bersih ... 146

V. 10. 2 Jaringan air kotor ... 146

V. 10. 3 Jaringan Listrik ... 147

V. 10. 4 Jaringan Komunikasi ... 147

V. 10. 5 Jaringan Penanggulangan Kebakaran ... 148

V. 10. 6 Penangkal Petir ... 148

V. 11. 7 Jaringan Sampah ... 148

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

• Katalog Tanaman

• Transformasi Desain

• Gambar Kerja

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Waterfront Park Louisville Gambar 2.2 Waterfront Park Louisville Gambar 2.3 Waterfront Park Louisville Gambar 2.4 Bench Kuching Waterfront Gambar 2.5 Suasana Waterfront Malam Hari Gambar 2.6 Rest Area Km 19

Gambar 2.7 Salah Satu Sudut Food Court Rest Area Di Km 42 Gambar 2.8 Kantin Rest Area Km 19

Gambar 3.1 Peta Provinsi Riau

Gambar 3.2 Persebaran Tempat – Tempat Rekreasi Di Pekanbaru Gambar 3.3 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru

Gambar 3.4 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru

Gambar 3.5 Aliran Sungai Siak Kota Pekanbaru Dilihat Dari Atas

Gambar 3.6 Aliran Sungai Siak Kota Pekanbaru Dilihat Dari Jembatan Siak 1 Gambar 3.7 Kondisi Air Sungai Siak

Gambar 3.8 Rumah Melayu Pekanbaru Gambar 3.9 Rumah Dominan Kayu

Gambar 3.10 Rumah Tinggal di Pekanbaru

Gambar 3.11 Dinding Lidah Pian Dengan Ikat Pinggang Penutup Papan Lantai Gambar 3.12 Idrus Tintin

Gambar 3.13 Tangga Menghadap Ke Jalan Gambar 4.1 Peta Aliran Sungai Siak Gambar 4.2 Alternatif Site 1

(9)

commit to user

Gambar 4.9 Jalan Aspal Pada Site Gambar 4.10 Bantaran Sungai Gambar 4.11 Flora Pada Site Gambar 4.12 Pasar Bawah Gambar 4.13 Pelabuhan

Gambar 4.14 Pertokoan Sekitar Pasar Gambar 4.15 Pondok Jagungan Gambar 4.16 Potensi Sekitar Site Gambar 4.17 View From Site

Gambar 4.18 Akses Menuju Kawasan Gambar 4.19 Pencapaian Lokasi

Gambar 4.20 Analisa Penzoningan Berdasarkan Zona Kegiatan Utama

Gambar 4.21 Analisa Penzoningan Berdasarkan Zona Kegiatan Pelayanan Umum Gambar 4.22 Analisa Penzoningan Berdasarkan Zona Kegiatan Kepengelolaan

Gambar 4.23 Analisa Penzoningan Berdasarkan Zona Kegiatan Maintenance Dan Servis Gambar 4.24 Zoning Akhir

Gambar 4.25 Analisa Pembentukan Karakter Kawasan Gambar 4.26 Perencanaan Parkir Dan Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 4.27 Perencanaan Vegetasi Dan Furniture

Gambar 4.28 Paving Block Pedestrian Gambar 4.29 Batu Pecah

Gambar 4.30 Sistem Unpaved Road Gambar 4.31 Bantaran Sungai Saat Surut Gambar 4.32 Vegetasi Tepi Site

Gambar 4.33 Analisa Drainase Sekitar Site Gambar 4.34 Kondisi Air Yang Tercemar Gambar 4.35 Perencaan Tata Massa Pada Site Gambar 4.36 View Bangunan Pada Site Gambar 4.37 Atap Lipat Pandan Gambar 4.38 Atap Lipat Kajang

Gambar 4.39 Berbagai Bentuk Atap Rumah Melayu

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.41 Ornamen Atap Selembayung Gambar 4.42 Ornamen Lembah Bergayut

Gambar 4.43 Pintu Ukir Dengan Pegangan Pintu Berbentuk Keris Gambar 4.44 Motif Itik Pulang Petang

Gambar 4.45 Sketsa Ide Tampilan Gambar 4.46 Sketsa Ide Ornamen Gambar 5.1 Site Terpilih

Gambar 5.2 Konsep Pengolahan Lingkungan Gambar 5.3 Konsep Pencapaian Lokasi Gambar 5.4 Konsep Zoning Akhir

Gambar 5.5 Konsep Perencanaan Parkir dan Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 5.6 Konsep Perencanaan Vegetasi Dan Furniture

(11)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Wisataw an Berkunjung ke Provinsi Riau Melalui Pintu Masuk utama Tabel 3.1 Identifikasi Potensi Kota Pekanbaru

Tabel 3.2 Identifikasi masalah Kota Pekanbaru Tabel 4.1 Karakteristik Kelompok Umur Tabel 4.2 Karakteristik Pelaku Kegiatan Tabel 4.3 Pengelompokan Jenis Kegiatan

Tabel 4.4 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Rekreasi Tabel 4.5 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Interaksi

Tabel 4.6 Kebutuhan Ruang Kelompok Berdasarkan Tipe Cottage Tabel 4.7 Kebutuhan Ruang Kelompok Pengelola Cottage

Tabel 4.8 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Pelayanan Umum

Tabel 4.9 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Penyelamatan Dan Kesehatan Tabel 4.10 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Pengelolaan

Tabel 4.11 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Maintenance Dan Servis Tabel 4.12 Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Mekanikal-Elektrikal Tabel 4.13 Hubungan Ruang Mikro

Tabel 4.14 Peruangan Kelompok Rekreasi Air Tabel 4.15 Peruangan Rekreasi Darat

Tabel 4.16 Peruangan Rekreasi Budaya Tabel 4.17 Peruangan Kelompok Interaksi Tabel 4.18 Peruangan Berdasarkan Tipe Cottage Tabel 4.19 Peruangan Berdasarkan Pengelola Cottage Tabel 4.20 Peruangan Kelompok Pelayanan Umum

Tabel 4.21 Peruangan Kelompok Penyelamatan Kesehatan Tabel 4.22 Peruangan Kelompok Kepengelolaan

Tabel 4.23 Peruangan Kelompok Maintenance Dan Mekanikal Elektrikal Tabel 4.24 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Rekreasi

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.26 Perhitungan Besaran Berdasarkan Tipe Cottage Tabel 4.27 Besaran Ruang Pengelola Cottage

Tabel 4.28 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Pelayanan Umum

Tabel 4.29 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Penyelamatan Dan Kesehatan Tabel 4.30 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Pengelolaan

Tabel 4.31 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Maintenance Dan Mekanikal Elektrikal Tabel 4.32 Karakteristik Ruang

Tabel 4.33 Perbandingan Tiap Alternatif Site Berdasarkan Pada Kriteria Diatas Adalah Tabel 4.34 Alternatif Sirkulasi Kendaraan

Tabel 4.35 Alternatif Sirkulasi Pejalan Kaki

Tabel 4.36 Kriteria Pemilihan Vegetasi Pada Peruntukan Lahan Tabel 4.37 Karakteristik Vegetasi

Tabel 4.38 Karakteristik Perabot Taman (Park Furnitures)

Tabel 4.39 Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Hidup Berdasarkan Rtrw Table 4.40 Analisa Penentuan Sistem Massa

Table 4.41 Analisa Penentuan Penggabungan Dan Pemisahan Massa Table 4.42 Alternative Bentuk Dasar Massa

Tabel 4.43 Alternatif Tata Massa Bangunan

Tabel 4.44 Orientasi Bangunan Terrhadap View Dan Lintasan Matahari Tabel 4.45 Analisa Atap Pada Bangunan

Table 4.46 Alternative Sub Struktur

Table 4.47 Alternative Pengadaan Air Bersih

Tabel 4.48 Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Rekreasi

Tabel 5.2 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Interaksi Tabel 5.3 Perhitungan Besaran Berdasarkan Tipe Cottage Tabel 5.4 Besaran Ruang Pengelola Cottage

Tabel 5.5 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Pelayanan Umum

Tabel 5.6 Perhitungan Besaran Ruang Kegiatan Penyelamatan dan Kesehatan Tabel 5.7 Perhitungan Besaran RuangKegiatan Pengelolaan

(13)

commit to user

1

BA B I

PENDA HULUA N

I. 1 Pengertian Judul

W aterfront dan Rest A rea di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru

Waterfront :

Suatu daerah atau area yang terletak di dekat/ berbatasan dengan kaw asan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktifitas pada area pertemuan tersebut1.

Rest area :

Sebuah area istirahat, tempat berhenti, atau area layanan fasilitas umum, yang terletak di sebelah besar jalan ramai seperti jalan raya, jalan lintas cepat atau jalan bebas hambatan2

Kaw asan :

Daerah tertentu yang antara bagian-bagiannya terdapat hubungan tertentu1.

Sungai Siak :

Salah satu sungai yang berada di Provinsi Riau yang mempunyai arti penting sebagai prasarana perhubungan, yang melew ati Kota Pekanbaru3.

Pekanbaru :

Salah satu Daerah Tingkat II sekaligus ibukota dari Provinsi Riau3.

1

www.Petra.ac.id

2

http//Translate.google.co.id

3

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

W aterfront dan Rest A rea di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru, adalah :

Area peristirahatan atau area relaks yang dilengkapi dengan beberapa macam fasilitas utama dan penunjang yang berfungsi sebagai sarana penyegaran kembali atau sebagai sarana hiburan serta dapat mengembangkan potensi tepian sungai siak yang berada di Kota Pekanbaru sehingga menghasilkan lingkungan hidup yang lebih baik.

I. 2 Latar Belakang

W aterfront dijadikan sebagai tempat wisata

Pembangunan pariw isata merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik w isataw an, menyediakan semua prasarana dan sarana serta fasilitas yang diperlukan dalam melayani permintaan w isataw an. Pertumbuhan dan perkembangan pariw isata di Provinsi Riau dew asa ini mengindikasikan bahw a pariw isata telah menjadi sektor ekonomi utama tidak saja di Provinsi Riau juga bagi Indonesia.

Perkembangan kepariw isataan di Provinsi Riau menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah kunjungan w isataw an nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Riau dari tahun ketahun selalu menunjukkan peningkatan. Namun ini semua tergantung dengan kondisi di suatu daerah, semakin kondusif suatu daerah maka kemungkinan w isataw an untuk mengunjungi daerah tersebut akan semakin tinggi, namun sebaliknya jika kondisi daerah tidak kondusif maka w isataw an akan enggan untuk berkunjung ke daerah tersebut.

(15)

commit to user

3

Agar devisa sektor pariw isata lebih banyak diterima maka perlu diupayakan agar w isataw an yang datang lebih banyak dan lebih lama tinggal serta lebih banyak membelanjakan uangnya di negara tujuan, sehingga semakin banyak uang yang dibelanjakan dinegara tujuan, semakin banyak devisa yang akan diperoleh. Devisa ini secara langsung akan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Pengembangan w isata dengan sasaran w isataw an nusantara maupun mancanegara juga akan memacu lajunya pertumbuhan ekonomi daerah, karena pariw isata tidak berdiri sendiri. Pengembangan pariw isata akan membuka berbagai lapangan kerja dan mempercepat peredaran uang disuatu w ilayah. Mengingat Provinsi Riau yang berhadapan langsung dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapore memberikan peluang yang sangat menjanjikan untuk sektor pariw isata Riau di masa mendatang.

Tabel 1.1

Jumlah W isatawan yang Berkunjung ke Provinsi Riau M elalui Pintu M asuk Utama

No. PINTU M A SUK TA HUN

2003 2004 2005 2006

1. 2. 3.

Dumai Pekanbaru Lain-lain

49.661 7.756 2.212

44.975 12.392 1.905

35.669 12.881 6.174

15.855 18.735 5.169

J U M L A H 59.629 59.272 54.724 39.759

Sumber : Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menjadikan Sungai Siak sebagai simbol kota dengan menyediakan tempat rekreasi, belanja, hiburan, olahraga.

Adapun latar belakang w aterfront berlokasi di Pekanbaru yaitu 1. Kota Pekanbaru sebagai pusat pertumbuhan baru.

Fungsi utamanya adalah sebagai pusat distribusi dan layanan, pusat untuk segala bisnis di Riau.

2. Pekanbaru sebagai kota penghubung dan memiliki akses yang baik. Akses yang baik dengan daerah pedalaman, lintas trans-sumatra bagian timur, lintas trans-sumatra bagian tengah, bagian timur laut jalan Sumatra, pelabuhan sungai internasional, palabuhan udara internasional Pekanbaru.

3. Lokasi Pekanbaru yang strategis

berada ditengah pulau Sumatra dan lebih mudah untuk mencapai Singapura dan Batam.

4. Pusat aktifitas dan permintaan

dari masalah komersial, perbelanjaan, hiburan, rekreasi, olahraga dan penyaluran hobi.

5. Potensi Sungai Siak rekreasi dan bisnis.

Rest A rea di tepian Sungai

(17)

commit to user

5

merupakan tempat relaks sejenak setelah lelah beraktifitas ataupun merupakan tempat berinteraksi sesama teman dan keluarga.

Rest Area yang ada saat ini kebanyakan berada di jalan tol terutama pada kota-kota besar di Pulau Jaw a sedangkan di Pulau Sumatra sampai saat ini belum terdapat sebuah jalan tol termasuk di Kota Pekanbaru. Hotel yang merupakan tempat peristirahatan di Kota Pekanbaru juga sudah sangat banyak, tetapi tempat peristirahatan atau hotel yang ada di tepian Sungai Siak belum ada. Pengunjung yang datang dari luar Kota Pekanbaru untuk berw isata, bisnis, dagang, dan transit juga sangat ramai. Pengunjung yang datang selama beberapa hari tentu membutuhkan tempat istirahat atau menginap. Jarak antar kabupaten atau kota yang jauh juga memungkinkan pengunjung untuk menginap beberapa hari sambil memulihkan kembali tenaga untuk kembali ke daerahnya. Tidak hanya itu, Rest Area yang ada di tepian sungai juga diharapkan mampu mew adahi pengunjung dari transportasi darat maupun air yang ingin beristirahat sejenak.

Dengan adanya pengunjung yang datang dari luar kota Pekanbaru, Waterfront dan Rest Area dapat berfungsi sebagai tempat istirahat melepas kepenatan dan berekreasi.

Ramah Lingkungan

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

menjaga lingkungan tidak harus dimulai oleh sesuatu yang besar dan sulit. Lingkungan terkecil dapat menjadi sarana partisipasi dalam melindungi bumi ini dari kerusakan yang lebih parah lagi. Detail-detail bangunan dipikirkan dengan seksama agar seminimal mungkin menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, tanpa mengorbankan kenyamanan penghuni.

Potensi alam seperti sinar matahari dan curah hujan yang tinggi tidak disia-siakan. Lahan yang tersedia pun dimaksimalkan untuk penghijauan. Pengolahan limbah dan pemanfaatan bahan bangunan bekas menjadi cerita tersendiri. Semua ide itu dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa biaya tinggi.

Kebutuhan akan bangunan dan lahan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pembangunan marak diberbagai lokasi, sayangnya sebagian besar pembangunan tidak diimbangi dengan kesadaran untuk memelihara lingkungan, sehingga bencana sering timbul akibat rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Membuat bangunan yang ramah lingkungan bukanlah sesuatu yang sulit ataupun mahal. Dengan pengetahuan dan sedikit kreatifitas siapapun mampu mew ujudkan bangunan yang ramah lingkungan. Modal yang paling penting adalah kesadaran akan lingkungan dan kemauan diri sendiri.

(19)

commit to user

7

Siak dalam upaya pemanfatan ruang yang efisien dan efektif perlu untuk menjaga keseimbangan ekosistem DAS dan untuk mengatasi permasalahan yang ada (banjir, pencemaran sungai, pembuangan limbah dll).

Perencanaan Waterfront dan Rest Area dibuat dengan minimalisasi energi serta memanfaatkan atau mengoptimalkan energi alam serta kondisi eksisting yang telah ada dan pengelolaan limbah dengan baik agar limbahnya tidak menambah pencemaran Sungai Siak.

I. 3 Permasalahan dan Persoalan

I. 3. 1 Permasalahan

Bagaimana mew ujudkan perencanaan dan perancangan Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru dengan mempertimbangkan ekologi arsitektur setempat.

I. 3. 2 Persoalan

• Bagaimana menentukan lokasi yang berada disepanjang Sungai Siak yang berpotensi untuk dijadikan Waterfront dan Rest Area.

• Bagaimana menentukan kegiatan yang diw adahi pada Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak pada lokasi terpilih.

• Bagaimana mengolah tata masa dan ruang untuk mew adahi kegiatan Waterfront dan Rest Area.

• Bagaimana mengolah tampilan bangunan yang serasi dengan citra Kota Pekanbaru yang mempertimbangkan lingkungan.

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

I. 4 Tujuan dan Sasaran

I. 4. 1 Tujuan

Mew ujudkan konsep perencanaan dan perancangan Waterfront dan rest area di Kaw asan Sungai Siak Pekanbaru dengan mempertimbangkan ekologi arsitektur setempat.

I. 4. 2 Sasaran

• Menyusun konsep penentuan lokasi dan site.

• Menyusun konsep kegiatan yang akan diw adahi pada Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak pada lokasi terpilih.

• Menyusun konsep pengolahan tata massa bangunan dan fasilitas untuk mew adahi kegiatan Waterfront dan Rest Area.

• Menyusun konsep penampilan bangunan tradisional melayu Pekanbaru yang mempertimbangkan lingkungan.

• Menyusun konsep pemilihan struktur, sistem utilitas dan material bangunan yang mempertimbangkan lingkungan.

I. 5 Lingkup dan Batasan

1. 5. 1 Lingkup Pembahasan

• Pembahasan pada aspek-aspek Waterfront dan Rest Area.

• Pembahasan pada lokasi, pengolahan site dan bentuk bangunan di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru.

• Pembahasan dilakukan berdasarkan pada analisa data dari literatur,

survey dan w aw ancara yang berhubungan dengan Waterfront dan

Rest Area di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru.

1. 5. 2 Batasan

(21)

commit to user

9

kaw asan Sungai Siak Pekanbaru sebagai sarana rekreasi dan tempat istirahat.

I. 6 M etoda Pembahasan

Pengumpulan Data

Mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui :

1) Studi literatur, dengan mencari sumber-sumber data tertulis, hasil survey, teori-teori maupun hasil pengamatan mengenai Waterfront dan Rest Area.

2) Studi observasi, dengan melakukan pengamatan secara langsung. • A nalisis

Menganalisa yang berhubungan dengan Waterfront dan Rest Area yang diperoleh melalui studi literature, studi observasi, untuk melihat permasalahan yang timbul dan dapat dirumuskan persoalan dalam perancangan.

Sintesis

Merupakan hasil dari analisa untuk mendapat kesimpulan tentang pemecahan masalah secara menyeluruh dan terpadu untuk mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan Waterfront dan Rest Area.

I. 7 Sistematika Pembahasan

Bab I :Berisi pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Bab III :Berisi tinjauan mengenai Kota Pekanbaru, RTRW Pekanbaru ,Sungai Siak sebagai lokasi Waterfront dan Rest Area yang direncanakan serta ide gagasan perencanaan dan perancangan Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak Pekanbaru.

Bab IV :Berisi analisa kegiatan Waterfront dan Rest Area, karakteristik dan pelaku kegiatan, bentuk kegiatan rekreasi air dan darat, tata ruang berdasarkan pola hubungan ruang dan besaran ruang, pengolahan tapak, sirkulasi, pola tata ruang lansekap, pola tata massa, tampilan bangunan,struktur, bahan bangunan dan utilitas.

(23)

commit to user

11

W aterfront dan Rest A rea di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru

Latar belakang adalah

• Potensi site sebagai tempat wisata

• Menciptakan Rest area yang berada dilingkungan

• Minimalisasi energi, memanfaatkan atau mengoptimalkan energi alam serta kondisi eksisting yang telah ada dan pengelolaan limbah dengan baik agar limbahnya tidak mengganggu sungai.

Permasalahan :

Bagaimana mew ujudkan perencanaan dan

perancangan Waterfront dan Rest Area dengan mempertimbangan siak yang berpotensi dijadikan Rest Area dan Waterfront

• Bagaimana

menentukan kegiatan yang diwadahi pada Waterfront dan Rest Area di kaw asan Sungai Siak pada lokasi terpilih.

• Bagaimana mengolah tata masa dan ruang untuk mewadahi kegiatan Waterfront dan Rest Area

• Bagaimana mengolah bangunan yang serasi dengan citra Kota Pekanbaru

• Bagaimana

menentukan struktur, utilitas dan material.

Tinjauan teori : • Waterfront (pengertian, jenis, kriteria, aspek dan elemen perancangan)

• Rest area

(ketentuan istirahat, fasilitas)

• Ekologi Arsitektur

• Rekreasi

(pengertian, sejarah, jenis, prinsip perancangan)

• Studi banding (louisville

kentucky,rest area jalan tol)

Tinjauan data : • Kota Pekanbaru

- Tinjauan Rencana umum tata ruang kota 2007-2026. - Karakteristik

bangunan

tradisional melayu Pekanbaru

• Waterfront dan rest area yang

direncanakan

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12 BA B II

TINJA UA N TEORI

II. 1 W aterfront

Pengertian W aterfront

Pengertian Waterfront dalam bahasa Indonesia secara harfiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols,2003). Sedangkan, urban waterfront mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat wilayah perairan, misalnya lokasi di area pelabuhan besar di kota metropolitan (Wrenn,1983 dalam http:/ / ww w.petra.ac.id). Dari kedua pengertian tersebut maka definisi waterfront adalah suatu daerah atau area yang terletak di dekat/ berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktifitas pada area pertemuan tersebut.

Jenis-jenis W aterfront

Berdasarkan jenis, waterfront dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : Konservasi

adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat.

Pembangunan kembali (redevelopment)

(25)

commit to user

13

Pengembangan (development)

Development adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai.

Berdasarkan fungsinya, Waterfront dibedakan menjadi 4 jenis (Breen,1996 dalam http:/ / www.petra.ac.id), yaitu:

Mixed-Used Waterfront

Adalah waterfront yang merupakan kombinasi dari perumahan, perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan atau tempat kebudayaan. Recreational Waterfront

Adalah semua kawasan waterfront yang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman, arena bermain, tempat pemancingan dan fasilitas untuk kapal pesiar.

Residential Waterfront

Adalah perumahan, apartemen, dan resort yang dibangun dipinggir perairan.

Working Waterfront

Adalah tempat-tempat penangkapan ikan komersial, reparasi kapal pesiar, industri berat dan fungsi-fungsi pelabuhan.

Kriteria W aterfront

Kriteria umum dari penataan dan pendesainan Waterfront adalah (Prabudiantoro,1997 dalam http:/ / www.petra.ac.id) :

Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau, sungai, dan sebagainya)

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri atau pelabuahn.

Dominan dengan pemandangan dan orientasi kearah perairan. Pembangunannya dilakukan kearah vertikal-horizontal.

A spek Perencanaan W aterfront

Dalam perencanaan Waterfront ada 3 aspek yang dominan yaitu : Aspek arsitektural

Aspek arsitektural berkaitan dengan pembentukan citra (image) dari kawasan waterfront dan bagaimana menciptakan kawasan waterfront yang memenuhi nilai-nilai estetika.

Aspek keteknikan

Aspek keteknikan berkaitan terutama dalam perencanaan struktur dan teknologi konstruksi yang dapat mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan rancangan waterfront, seperti stabilisasi perairan, banjir, korosi, erosi, kondisi alam setempat, dan sebagainya.

Aspek sosial budaya

Aspek social budaya bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan waterfront tersebut.

Elemen-elemen Perencanaan W aterfront

Perencanaan Waterfront meliputi proses pembentukan zona, pengaturan zona-zona fungsi, akses transportasi/ sirkulasi, pengolahan ruang publiK, tatanan massa bangunan, dan pengolahan limbah (sanitasi).

(27)

commit to user

15

Awalnya berkembang dari daerah perairan yaitu dengan dibangunnya beberapa sarana yang menunjang fungsi utama dari area waterfront.

Ketika area waterfront mulai ramai dikunjungi dan ditempati orang maka terjadilah perluasan lokasi dan penyebaran kearah daratan.

Pertambahan penduduk yang mendorong munculnya beberapa sarana penunjang lainnya, seperti dermaga kecil, jalur sirkulasi tambahan, dan sebaginya.

Seiring pertambahan penduduk dan aktifitas yang semakin banyak maka dibuatkanlah beberapa saluran untuk tetap mempertahankan ikatan visual dankarakter pada area waterfront dan membuat pemisah buatan yang memisahkan secara jelas fungsi-fungsi yang ada pada site.

Pola susunan massa dan ruang pada zona yang berada di area Waterfront harus mengacu dan berorientasi kearah perairan. Apabila hal ini tidak diterapkan maka area tersebut akan kehilangan ciri khas dan karakternya sebagai area Waterfront. Zona-zona yang ada di area Waterfront tercipta karena area Waterfront merupakan suatu area yang menjadi tempat bertemu dan berintegrasi beberapa fungsi kegiatan menjadi satu. Pada umumnya, zona yang berada langsung berbatasan dengan daerah perairan utama yang mempunyai fungsi-fungsi kegiatan utama yang bersifat publik sehingga dapat diakses dari segala arah oleh semua orang. Setelah zona utama terbentuk barulah kemudian disekitarnya dibangun zona-zona ruang yang lebih kecil yang berisi fungsi-fungsi penunjang kawasan utama tersebut atau berisi daerah permukiman penduduk.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kedua sirkulasi tersebut mempunyai jumlah dan luas yang sama besarnya. Selain itu, penataan sirkulasi pada area Waterfront dikatakan baik apabila jaringan jalannya berpola lurus dan sejajar dengan sisi perairannya. Penataan ini memudahkan semua orang untuk menikmati view kearah perairan. Sedangkan penataan sirkulasi darat yang tidak berdekatan dengan area perairan mengakibatkan salah orientasi dan hilangnya citra dari Waterfront itu sendiri.

Ruang-ruang pada suatu area waterfront terbentuk sesuai dengan bentuk dan morfologi dari kawasannya. Pola morfologi yang umum pada area waterfront adalah linear, radial, kosentrik dan brach. Pola linear biasanya menyebar dan memanjang sepanjang garis tepi air seperti pantai dan sungai. Pola radial adalah pola susunan ruang dan massanya mengelilingi suatu wilayah perairan seperti danau dan teluk. Pola kosentrik merupakan pengembangan dari bentuk radial yang menyebar secara linear kearah belakang dari pusat radial. Pola branch terbentuk jika ada anak-anak sungai dan kanal-kanal.

II. 2 Rest A rea

Sebuah area istirahat, tempat berhenti, atau area layanan fasilitas umum, yang terletak di sebelah besar jalan ramai seperti jalan raya atau jalan lintas cepat, atau jalan bebas hambatan. Para supir dan penumpang dapat beristirahat, makan, atau mengisi bensin tanpa meninggalkan ke sekunder jalan.

(29)

commit to user

17

Tempat istirahat atau dikenal secara lebih luas sebagai Rest Area adalah tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan, kejenuhan, ataupun ke toilet selama dalam perjalanan jarak jauh. Tempat istirahat ini banyak ditemukan di jalan tol ataupun dijalan nasional dimana para pengemudi jarak jauh beristirahat.

Standar perawatan dan fasilitas istirahat masing-masing daerah berbeda-beda. Pada umumnya memiliki tempat parkir yang dialokasikan untuk bus, traktor-truk trailer (besar rigs) dan rekreasi kendaraan. Pemerintah juga banyak mengalokasikan rest area terletak di tempat sepiatau jauh dari keramain yaitu jauh dari tempat makan, pom bensin, dan fasilitas umum lainnya. Sehingga Banyak tempat istirahat yang jauh dari keramian memiliki reputasi yang kurang aman dari kejahatan, terutama pada malam hari serta fasilitas umum yang kurang memadai.

Ketentuan Istirahat

Dalam peraturan perundangan (undang-undang no.14 tahun 1992) mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ada ketentuan yang menyebutkan bahwa setiap mengemudikan kendaraan selama 4 jam harus istirahat selama sekurang-kurangnya setengah jam, untuk melepaskan kelelahan, tidur sejenak untuk minum kopi, makan ataupun ke kamar kecil/ toilet.

Fasilitas Tempat Istirahat

Fasilitas ditempat istirahat bervariasi menurut besar kecilnya tempat atau besar kecilnya lalu lintas yang dilewati tempat istirahat seperti (www.wikipedia.com):

• Toilet

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

• Musola/ Mesjid • Kantin/ cafe/ restoran • SPBU/ Pomp bensin • Tempat perbelanjaan

II. 3 Ekologi A rsitektur

Pengertian Ekologi A rsitektur

Ekologi arsitektur merupakan pembangunan secara holistis (berhubungan dengan sistem keseluruhan), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya atau pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya.

Beberapa point ekologi arsitektur

Holistis : berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai satu kesatuan yang lebih penting daripada sekedar kumpulan bagian.

Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dlam pembangunan)

Pembangunan sebagai proses, dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang status

Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua belah pihak.

M aterial ramah lingkungan

Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan: 1. menggunakan bahan baku, energi dan air seminimal mungkin.

2. semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan trasportasi, semakin kecil pula limbah yang dihasilkan.

(31)

commit to user

19

4. bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang).

5. menggunakan bahan bangunan harus dihindari penggunaan bahan yang berbahaya (logam berat, chlor)

6. bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.

7. bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.

Peka terhadap iklim

Pengaruh iklim pada bangunan. Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditepatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letal gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang. Ruang sekitar bangunan sebaiknya dilengkapi pohon peneduh tanpa mengganggu gerak udara.

Perlu dipersiapkan saluran dan peresapan air hujan dari atap dan halaman yang diperkeras. Meskipun demikian, harus menyisakan minimal 30% lahan bangunan terbuka untuk penghijauan dan tanaman.

II. 4 Rekreasi

Pengertian Rekreasi

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah terpenuhi. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran.

Definisi yang lebih tepat lagi dari rekreasi adalah "kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi." Meyer, Brightbill, dan Sessoms memberikan sembilan ciri-ciri dasar dari rekreasi, yaitu:

1. rekreasi merupakan kegiatan; 2. bentuknya bisa beraneka ragam; 3. rekreasi ditentukan oleh motivasi; 4. rekreasi dilakukan secara rutin; 5. rekreasi benar-benar sukarela;

6. rekreasi dilakukan secara universal dan diperlukan; 7. rekreasi adalah serius dan berguna;

8. rekreasi itu fleksibel;

9. rekreasi merupakan hasil sampingan.

Sejarah Rekreasi

(33)

commit to user

21

perkembangan transportasi memberikan waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk bersenang-senang dan berekreasi. Usaha wisata menjadi tujuan utama ekonomi. Sebagai akibat dalam nilai seni dan budaya, hubungan antara rekreasi dengan program-program pendidikan dan tujuan-tujuan spiritual menjadi beberapa elemen dasar pada perhatian yang berkembang tentang rekreasi.

Jenis-Jenis Rekreasi

Rekreasi sangat beragam, sama seperti orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya. Berikut ini beberapa kategori umum dengan kegiatan spesifik yang dapat digunakan dalam berekreasi :

1. Rekreasi sosial

a. permainan di dalam ruangan b. permainan di luar ruangan

c. makan bersama (perjamuan, makanan pencuci mulut/ makanan kecil, piknik, makanan seadanya, makan malam)

2. Rekreasi di luar ruangan

a. kegiatan di alam (jalan-jalan) b. olah raga

3. Rekreasi budaya dan kreatif a. Drama (cerita drama,)

b. bercerita (cerita lucu, cerita horor, cerita sesuai waktu, cerita sekuler) c. literatur (puisi)

d. audiovisual (film, TV, Video)

e. seni dan kerajinan (membuat gambar, kerajinan dari barang bekas, menempel, melukis, kerajinan dari kertas, dll.)

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

h. belajar (museum)

Prinsip Dasar Perencanaan Fasilitas Rekreasi

Untuk merencanakan fasilitas rekreasi ada enam prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. SIA PA

Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini, bagaimana karakter mereka, kebutuhan mereka, minat mereka, dan kemampuannya.

b. A PA

Apa saja bentuk aktivitas, apa temanya, apa tujuan utama dari rekreasi tersebut.

c. M ENGA PA

Menjelaskan dengan spesifik makna kegiatan tersebut, menjelaskan sejelas-jelasnya tujuan dan manfaat dari setiap kegiatan dalam rekreasi.

d. KA PA N

Bulannya, harinya, tahunnya, atau waktu yang digunakan dalam rekreasi. e. DIM A NA

Lokasinya dan kemudahan untuk menemukan lokasi tersebut. f. BA GA IM A NA

Garis besar acara, rencana, pelaksanaan program, metode yang digunakan, bahan-bahan, rencana waktu, dan kebutuhan akan manajemen.

II. 5 Studi Kasus

II. 5. 1 W aterfront

Louisville W aterfront Park Louisville, Kentucky

Louisville didirikan oleh George Rogers Clark pada tahun 1778, dan sejak 1811, Kota Louisville

Gambar 2.1 Waterfront Park Louisville (Sumber http : / /

(35)

commit to user

23

menggunakan sungai tersebut untuk area perdagangan, pariwisata dan rekreasi. Louisville adalah kota pertama di Kentucky yang mengadopsi penetapan wilayah dan perencanaan perluasan untuk mengontrol dan membentuk perkembangan kota. Disaat yang tepat, sebuah proyek diperlukan – Tahap I,II,III pada taman tepi pantai adalah membawa pantai Louisville menuju

masa depan dan menempatkan Lousiville dalam perkembangan jaman.

Taman Tepi pantai di Louisville adalah proyek pelestarian dan pengembangan yang telah menuju

pada tahap ke dua. Perkembangan proyek tepi pantai itu dimulai sejak 1986, dari pengamatan

perkembangan bibir sungai sepanjang Sungai Ohio di Louisville, Kenucky. Tahap ke tiga ini memadukan ketepatan design, construksi, kegiatan dan pemeliharaan taman-nya. Bukan proyek kecil, dimana tahap pertama sudah mencapai kira-kira 22.5 hektar.

Taman ini dibuka pada 4 july 99, sejak itu telah diselenggarakan lebih dari ratusan acara dan telah diikuti oleh lebih dari satu juta pengunjung. Design taman telah dikenal baik

didalam maupun di luar negeri dan telah memenangkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk didalamnya adalah “ American Society of Landscape Architects” . Sebuah lapangan besar akan selalu menjadi tempat penyelenggaraan hari kemerdekaan 4 july.

Gambar 2.2 Waterfront Park Louisville (Sumber http : / /

louisville-waterfront-park.visit-louisville.com)

Gambar 2.3 Waterfront Park Louisville (Sumber http : / /

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tahap ke dua pada taman tepi pantai akan ditambahkan luas taman sekitar 14 hektar , termasuk didalamnya adalah tambahan area bermain anak yang lebih luas dilengkapi dengan permainan air, pedestrian yang menghubungkan Southern Indiana melewati 4 jembatan kereta tua, sebuah kafe kecil sebuah fasilitas dayung untuk sekolah dan komunitas dayung serta sebuah amphiteater. Dikontrak juga disebutkan adanya penambahan area piknik dan area rumput/ lapangan , hutan kecil dan jalan setapak. Tahap 2 dijadwalkan selesai pada musim semi 03.

Yang menjadi point interest dari tahap ke dua adalah 4 jembatan besar yang dapat dilihat dari taman. setiap harinya, Taman sering dikunjungi oleh anak-anak dan keluarga seperti di area bermain, jogging track, area piknik dan kelompok belajar juga ikut terlibat sebagai pengguna taman yang indah di sepanjang sungai ini. Proyek Taman tepi pantai ini adalah tempat dan langkah menuju masa depan di Louisville diantara kota-kota berkembang lainnya.

Kuching W aterfront

Lokasi : Sepanjang Jalan Tunku Abdul Rahman di pusat kota Kuching Selatan.

Dibuka pada 1993, ia dianggap sebagai salah satu contoh terbaik

dari perkotaan regenerasi dan rehabilitasi proyek di Asia.Proyek ini

juga dianggap menguntungkan ke kota karena efektif mempercantik lansekap. Terdapat beberapa tempat wisata yang akan dinikmati dari Waterfront. Di berbagai jetties di sepanjang jalan, dapat menyaksikan keunikan sampans (perahu kayu, juga dikenal sebagai tambangs) persimpangan lebar dari sungai ke sisi lain. Selain itu, Anda bisa melihat banyak tempat makan, kebanyakan dari mereka

(37)

commit to user

25

hanya dibuka pada malam hari, dengan kapal uap Sarawak belanja bazaar kebanyakan menjual kerajinan (tikar

Sarawak), dua multi level gazebos yang bisa

dilihat dari kota serta Waterfront sendiri, dan di seberang sungai adalah Astana (tempat kediaman resmi Yang D ipertuan

Negeri yaitu: kepala negara bagian

Sarawak) serta Fort Margherita, yang awet muda kubu kolonia.

II. 5. 2 Rest A rea

Rest A rea Di Km 19 Dan Km 42 Ruas Tol Cikampek

- Fungsi rest area pada tol sebagai tempat peristirahatan.

- Fasilitas : kantin atau restaurant, SPBU, toilet, mushola, ATM, mini market, factory outlet (FO), bengkel dan lain sebagainya.

Rest area yang ada di sekitar tol umumnya relative sama, bedanya hanya dari sisi penataan dan jenis restaurant atau kedai makan yang ada. Kehadiran rest area multi fasilitas tentu sangat memudahkan pengguna jalan tol. Hanya saja ada satu hal yang disayangkan, keberadaan rest area sebelumnya yang hanya memiliki fasilitas minimal menjadi kian sepi. Beberapa diantaranya bahkan tutup.

Gambar 2.8 kantin rest area km 19 (Sumber http : / / indrakh.wordpress.com) Gambar 2.7 Salah satu sudut food

court rest area di km 42 (Sumber http : / / indrakh.wordpress.com)

Gambar 2.5 suasana waterfront malam hari (Sumber http : / / borneonitez.com)

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dari contoh-contoh studi kasus diatas, hal-hal yang bisa diterapkan dalam Perencanakan Waterfront dan Rest Area di kawasan Sungai Siak dengan penekanan Arsitektur Hijau adalah :

• Orientasi kegiatan utama waterfront pada studi kasus yaitu kearah sungai begitu juga view waterfront di kawasan Sungai Siak.

• Pada umumnya fasilitas yang dibangun pada waterfront yaitu : jogging track, area piknik, taman, jual souvenir, playground, pedestrian, rekreasi air, cafe/ pujasera, dan fasilitas dayung (sampan). Beberapa fasilitas tersebut bisa diterapkan pada waterfront yang direncanakan pada kawasan Sungai Siak.

• Rest area merupakan tempat area istirahat sejenak sedangkan pada rest area yang direncanakan merupakan tempat istirahat sejenak maupun untuk menginap.

• Fasilitas rest area pada umumnya yaitu : kantin atau restaurant, toilet, mushola, ATM, mini market, factory outlet (FO), dan lain sebagainya. Fasilitas tersebut dapat diterapkan pada Rest Area di Kawasan Sungai Siak untuk mengurangi kebosanan para pengunjung yang lelah

(39)

commit to user

27

BA B III

TINJA UA N KOTA PEKA NBA RU

DA N KA W A SA N SUNGA I SIA K

III. 1 Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru adalah salah satu Daerah Tingkat II sekaligus merupakan

ibukota dari Provinsi Riau. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai dan Pelabuhan Laut Sungai Duku dan Bandara Sultan Syarif Kasim II.

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Wilayah Kota Pekanbaru dengan luas wilayah 632,26 km2 memiliki batas-batas

sebagai berikut :

Utara : Kabupaten Bengkalis

Selatan : Kabupaten Kampar

Barat : Kabupaten kampar

Timur : Kabupaten Bengkalis • Persebaran Penduduk

Setiap tahunnya jumlah penduduk Kota Pekanbaru terus bertambah. Dari data yang tercatat misalnya pada 1 tahun berkisar sejumlah 47.608 jiwa atau sebesar 8,95%. Jumlah sedemikian menunjukkan bahwa sebenarnya sebagian besar dari pertambahan penduduk yang terjadi bukan hanya disebabkan pertambahan alami, melainkan karena migrasi.

Kondisi Perekonomian Daerah

(41)

commit to user

29

Menurut data statistik Indonesia, Pekanbaru berpenduduk sekitar 717 ribu jiwa. Walau bagaimanapun, PDRB-nya adalah yang tertinggi kedua di Pulau Sumatera. Padahal secara populasi Pekanbaru hanya berada di peringkat kelima di Sumatera (setelah Medan, Palembang, Padang, dan Bandarlampung).

Banyak pihak mempercayai, perkembangan Pekanbaru yang sedemikian pesat, dikarenakan perkembangan sektor properti, konsumsi, dan perbankan. Hal ini dapat dibuktikan dengan pembangunan mal-mal baru seperti Mal Pekanbaru (2003), Mal Ciputra Seraya (2004), dan Mal SKA (2005). Belum lagi dengan maraknya dibangun hotel-hotel baru seperti Hotel Grand Jatra (bintang 4) pada tahun 2003, Hotel Ibis (bintang 3) pada tahun 2004, Hotel Grand Elite (sebelumnya Quality)(bintang 4) pada tahun 2006, Hotel Aston (bintang 3) pada tahun 2007 dan lain-lain.

Catatan lain yang paling mengesankan dari Pekanbaru adalah predikat kota besar terbersih versi ADIPURA 2007. Bukan itu saja, bahkan Jalan Jendral Sudirman pun dianugrahi sebagai Jalan Protokol Terbersih untuk kategori kota besar. Pasar Bawah pun dianugrahi sebagai pasar tradisional terbersih untuk kategori kota besar.

(42)

30

Danau Buatan Lembah Sari

Taman Kaca Mayang

MTQ XVII

Kolam Pancing Alam Mayang

Balai Adat Riau

Pasar Bawah Plaza Senapelan Plaza Citra Plaza Sukaramai

Mall Ciputra Seraya Mall Pekanbaru Mall SKA Museum Sang Nila Utama

Gambar 3.2 Persebaran tempat – tempat rekreasi di Pekanbaru (sumber : RUTRK Pekanbaru 2007-2026)

Dekranasda Riau

(43)

commit to user

31

Topografi

Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian rata-rata 5 meter di atas permukaan air laut, hanya daerah-daerah tertentu yang letaknya lebih tinggi dari ketinggian rata-rata. Topografi di Kota Pekanbaru berdasarkan kelas kelerengan dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu

0 % - 2 % : merupakan wilayah yang datar 2 % - 15 % : landai sampai berombak

15 % - 40 % : berombak sampai bergelombang di atas 40 % : bergelombang sampai berbukit

Secara umum kondisi wilayah Kota Pekanbaru merupakan dataran rendah dengan kemiringan lereng 0 persen - 2 persen. Beberapa wilayah di bagian Utara dan Timur memiliki morfologi bergelombang dengan kemiringan di atas 40 persen.

Klimatologi

Kota Pekanbaru pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 31,6 °C - 33,7 °C dan suhu minimum berkisar antara 22,1 °C - 23,3 °C. Kelembaban maksimum antara 94% - 96%, kelembaban minimum antara 59 persen - 69 persen (BPS Kota Pekanabru, 2003).

III. 1. 1 Tinjauan Rencana Umum Tata Ruang Kota

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel. 3.1

Identifikasi Potensi Kota Pekanbaru

No A spek Potensi

1 Fisik Memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan antara 0 – 2% yang berarti sangat layak dalam pengembangan perkotaan

Jenis tanah berupa alluvial endapan tanah liat dan asosiasi alluvial dengan pasir, mendukung bangunan ringan hingga sedang. Tanah jenis podsolik dan organosol memiliki kemampuan meloloskan air “ sedang – sangat cepat” , umumnya masih memiliki kemampuan mengendalikan genangan

Keberadaan Sungai Siak yang multifungsi untuk kepentingan sumber air baku bagi PDA M Tirta Siak, drainase primer, dan sebagai media transportasi sungai.

Terdapat beberapa potensi pertambangan antara lain : Kaolin, di daerah Kecamatan Sail Desa Kampung Jawa, perkiraan cadangan sebesar 12.000.000 m3, Tanah Urugan, di Kecamatan Tampan di Jalan Arengka, perkiraan cadangan sebesar 8.000.000 m3, Pasir Kuarsa, di Kecamatan Bukit Raya, perkiraan total cadangan sebesar 625.000 m3, Gas Alam, di Kecamatan Tenaya Raya dengan kapasitas 30 MMSCD.

2 Sosial Budaya

Besarnya potensi sumber daya manusia perlu dikelola secara baik agar dapat menjadi subjek pembangunan yang handal

Jumlah penduduk usia produktif (15 – 59 th) sebagai potensi kependudukan sebesar 463.795 jiwa atau menempati jumlah 67,23 % dari keseluruhan penduduk Kota Pekanbaru

A rah kebijakan untuk menciptakan Kota Pekanbaru sebagai kota perdagangan dan kota industri yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk Kota Pekanbaru

IPM Kota Pekanbaru pada tahun 2004 berada pada angka 75,6 yang merupakan angka tertinggi di Propinsi Riau dan di atas angka Propinsi Riau sebesar 72,2. Hal ini menunjukkan Kota Pekanbaru masih lebih baik dengan kabupaten lain di Propinsi Riau dalam pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakatnya.

(45)

commit to user

33

Pekanbaru

3 Ekonomi PDRB Kota Pekanbaru sebesar Rp. 1.810.578,66 (dalam jutaan) atau Rp. 362.115,73 (dalam jutaan) per tahunnya dengan tingkat pertumbuhan rata – rata selama 5 tahun (2000 – 2004) tersebut sebesar 9,59%

Terdapat trend peningkatan pembangunan ekonomi Kota Pekanbaru dimana sektor tersier (LAG, Bangunan/ Konstruksi, PHR, Pengangkutan & Komunikasi) sangat dominan besaran dan perkembangannya.

Kesejahteraan Masyarakat Kota Pekanbaru (dengan indikator Pendapatan Per Kapita) terus meningkat, bersama dengan Kabupaten Kuantan Singingi, Kota Pekanbaru termasuk daerah termaju di Propinsi Riau

Keuangan IPM Kota Pekanbaru lebih tinggi daripada IPM Riau, walapun terjadi penurunan semasa krisis, saat ini mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Jenis komoditas ekspor masih didominasi oleh komoditas pertambangan dan perkebunan, dengan negara tujuan ekspor Kota Pekanbaru tersebar mulai Asia Timur, Asia Tenggara, dan Eropa (Tujuan Utama : Cina)

4 Tata Ruang

Pada tahun 2006 lahan non terbangun sebesar 75,39% yang juga merupakan lahan cadangan bagi pengembangan Kota Pekanbaru pada masa yang akan datang

Berkembangnya Kota Pekanbaru ke arah pinggiran/ luar pusat kota akan terbentuk pusat pelayanan baru atau semakin memantapkan fungsi dan peranan pusat pelayanan yang telah ada sebelumnya

Telah tersedia nya sarana dan prasarana bagi penduduk dalam melaksanakan aktivitas hidupnya yang lokasinya tersebar di setiap kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru Sistem transportasi yang telah berkembang sarana maupun prasarananya

Bentuk arsitektural kawasan yang mengandung unsur Melayu khususnya pada bangunan – bangunan pemerintahan dan tentunya akan menjadi ciri khas Kota Pekanbaru terhadap kota – kota lainnya di Indonesia

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Selain potensi tersebut di atas, teridentifikasi pula adanya masalah yang dapat menghambat upaya pengembangan Kota Pekanbaru. Adapun masalah yang ada di Kota Pekanbaru seperti yang dijabarkan berikut ini.

Tabel. 3.2

Identifikasi masalah Kota Pekanbaru

No A spek M asalah

1 Fisik Lahan-lahan kemiringan hingga 40% merupakan daerah budidaya terbatas sehingga setiap pembangunan fisik dilakukan dengan pertimbangan urgensi kegiatan yang akan dikembangkan. Disamping beresiko terhadap kemungkinan gerakan tanah, pembangunan pada kawasan ini pun memiliki cost yang cukup tinggi

Jenis tanah organosol pasir berlempung mudah tercuci atau tergerus aliran air (tererosi). Hal ini disebabkan, kandungan pasir yang tinggi akan mempermudah partikel tanah mudah lepas. Upaya menahan kerusakan lahan pada jenis tanah ini perlu dilakukan dengan penutupan vegetasi di atasnya

Terdapat beberapa daerah yang rawan terhadap goncangan gempa karena dilewati atau berdekatan dengan sumber gempa. Berdasarkan standar MMI (Modified Marcally Intensity), tingkat goncangan gempa yang bisa terasa di wilayah Kota Pekanbaru berkisar antara skala IV sampai V

2 Kependudukan Pertumbuhan jumlah penduduk kota tidak sebanding dengan pertumbuhan industrialisasi mengakibatkan kesempatan kerja terbatas dan berakibat bertambahnya pengangguran di perkotaan yang akhirnya menjadi beban kota.

Penyediaan lapangan pekerjaan dan fasilitas pelayanan publik sebagai daya dukung penduduk hendaknya direncanakan.

(47)

commit to user

35

Angka kemiskinan di Kota Pekanbaru sebesar 76.841 jiwa (Data rujukan dari Dinas Sosial, Pekanbaru Dalam Angka, tahun 2004). Angka kemiskinan ini akan lebih besar lagi jika rumah tidak layak huni masing-masing memiliki 3 jiwa, yang berarti sebesar 107.250 jiwa masuk dalam katagori miskin.

3 Ekonomi Sebagian besar penduduk masih berada di bawah rata-rata dalam hal Kualitas SDM.

Pengembangan sarana dan prasarana penunjang diharapkan dapat menjadi penggerak utama untuk mengembangkan sektor perekonomian daerah secara optimal

4 Tata Ruang Kondisi tanah yang berbukit, bergambut dan sukarnya mendapatkan air tanah di daerah Utara menyebabkan lambatnya perkembangan.

Kondisi topografi yang relatif datar pada daerah Selatan dan Barat menyebabkan daerah ini menjadi “ target” tujuan penduduk dalam perkembangan kota dengan penyediaan perumahan – perumahan baru oleh developer maupun individu.

Perkembangan kota terkonsentrasi di pusat kota dan sepanjang jalan utama dengan tipe bangunan yang hampir sama membuat Kota Pekanbaru menjadi kurang menarik dan terkesan monoton.

M asih kurangnya ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru sehingga terkesan kurang mampu dalam mengimbangi kondisi iklim/suhu Pekanbaru yang begitu panas

Drainase yang ada pada saat ini belum menunjukkan kinerja optimal dimana masih terdapat beberapa titik genangan air, sehingga drainase yang telah ada perlu dikondisikan lebih lanjut

Strategi Pengembangan Struktur Ruang W ilayah Kota

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

wilayah sesuai dengan yang diinginkan, maka strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut :

Pemantapan struktur kota

Struktur kota yang akan dikembangkan diarahkan pada pemantapan struktur yang sudah ditetapkan dalam RUTRK Kota Pekanbaru 1991-2015. Pemantapan struktur tersebut dilakukan dengan penambahan dan penyempurnaan fungsi masing-masing Wilayah Pengembangan (WP) sesuai dengan kecenderungan yang terjadi dan arahan serta proyeksi perkembangan yang diharapkan.

Arahan fungsi masing-masing WP adalah sebagai berikut :

W P-I – Pusat Kota dengan fungsi utama :

a) Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa Kepadatan Tinggi;

b) Pusat Kegiatan Jasa Perkantoran Lokal, Regional dan Internasional: c) Pusat Kegiatan Pemerintahan Provinsi;

d) Permukiman Kepadatan Tinggi; W P-II dengan fungsi utama :

a) Pusat Kegiatan Olahraga; b) Pendidikan;

c) Permukiman;

d) Pusat Kegiatan Industri Kecil; e) Perdagangan;

f) Kawasan Lindung

W P-III dengan fungsi utama :

a) Kawasan Lindung ; b) Permukiman;

c) Pusat Kegiatan Pariwisata; d) Industri;

e) Pergudangan.

Gambar 3.3 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru

(49)

commit to user

37

W P-IV dengan fungsi utama :

a) Permukiman;

b) Pusat Kegiatan Industri; c) Pendidikan;

d) Pusat Kegiatan Pergudangan; e) Perdagangan;

f) Pusat Kegiatan Pemerintahan; g) Rekreasi.

W P-V dengan fungsi utama :

a) Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi; b) Permukiman;

c) Pusat Kegiatan Industri Kecil; d) Perkantoran;

e) Pemerintahan; f) Perdagangan.

Pengembangan kawasan strategis kota

kawasan Strategis Kota adalah w ilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/ lingkungan.

Untuk mendorong dan mengarahkan perkembangan struktur ruang wilayah Kota Pekanbaru perlu ditetapkan dan diprioritaskan pengembangan beberapa Kawasan Strategis Kota, yaitu :

a) Kawasan W ater Front City Sepanjang Sungai Siak termasuk Kawasan

M andiri Payung Sekaki

Gambar 3.4 Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pengembangan kawasan memiliki pengaruh penting dalam optimalisasi

Sungai Siak sebagai jalur transportasi sungai, sumber air baku untuk

pengolahan air bersih, dan badan penerima drainase kota.

Pengembangan kawasan akan mendorong perkembangan sektor

pariwisata, perdagangan dan jasa, permukiman perkotaan dan rekreasi.

b) Kawasan Industri Tenayan seluas 2.000 Ha c) Kawasan Danau Buatan Limbungan

d) Kawasan Bandar Raya Payung Sekaki seluas 150 Ha

e) Kawasan Lindung di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir

Kawasan hijau rekreasi

Suatu kawasan rekreasi idealnya memenuhi krietria sebagai berikut :

a. Memiliki potensi alam atau artifisial (buatan) yang spesifik dan mampu memberikan daya-tarik bagi wisatawan.

b. Memiliki aksesibilitas yang baik terhadap kawasan sekitarnya.

c. Tidak berdampingan dengan kawasan-kawasan yang berpotensi mengurangi kenyamanan seperti kawasan industri, kawasan terminal, dan lain-lain.

d. Dilengkapi dengan fasilitas dan prasarana pendukung seperti ruang terbuka hijau, taman, alat transportasi lokal, tempat bermain, dan lain-lain.

III. 1. 2 Kondisi dan Peranan Sungai Siak Bagi M asyarakat

(51)

commit to user

39

Di masa silam, kota ini hanya berupa dusun kecil bernama Payung Sekaki yang terletak di pinggiran Sungai Siak. Dusun sederhana itu kemudian dikenal juga dengan sebutan Dusun Senapelan. Desa ini berkembang pesat, terlebih setelah lokasi pasar (pekan) lama pindah ke seberang pada 23 Juni 1784. Terciptalah pasar baru yang identik dengan sebutan "Pekan Baru", nama yang hingga kini dipakai untuk menyebut Kota Pekanbaru.

Sungai ini juga punya peran penting

sebagai jalur perdagangan antarpulau dan ke luar negeri, terutama Malaysia dan Singapura. Letak kota strategis, berada di simpul segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura, dan di jalur lalu lintas angkutan lintas timur Sumatera.

Karakteristik Sungai Siak Sebagai Orientasi Penataan

Sungai Siak memiliki karakteristik khusus, yakni dipengaruhi oleh pasang surut air sungai dan laut di Selat Malaka secara bergantian tiap enam jam sekali. Sungai Siak (300 Km) dengan kedalamam 8 – 12 m.

Sempadan Sungai

Pasal 8 yang berisi tentang Penetapan garis sempadan sungai di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria:

1. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari

Gambar 3.5 Aliran Sungai Siak Kota Pekanbaru tampak atas

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tepi sungai pada waktu ditetapkan.

2. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

3. Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Gambaran Umum Daerah A liran Sungai (Das) Siak

Sungai Siak merupakan sungai terdalam diindonesia, dengan kedalaman sekitar 8-12 meter,sungai ini sangat padat dilayari kapal-kapal besar, kargo, tanker maupun speedboat. Sungai sepanjang 300 kilometer itu kondisinya kini terancam bukan hanya hilangnya habitat alami sungai berupa bermacam ikan khas riau akibat menurunnya kualitas air, tetapi juga runtuhnya tebing sungai karena abrasi.

Seluruh daerah aliran sungai (das) Siak berada di Provinsi Riau, melewati empat

wilayah administrasi kabupaten dan satu wilayah administrasi kota yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru. Abrasi terjadi karena di sepanjang bibir selalu runtuh karena tidak ada lagi tanaman. kejadian banjir di Provinsi Riau akibat meluapnya Sungai Siak dan anak-anak sungainya juga merupakan indikator adanya perubahan ekosistem pada das tersebut.

Gambar 3.6 Aliran Sungai Siak Kota Pekanbaru dari jembatan Siak 1

(53)

commit to user

41

Gambar 3.7 Kondisi air Sungai Siak (sumber : dok.pribadi )

Perubahan ekosistem tersebut disebabkan oleh wilayah dalam das Siak merupakan daerah yang potensial berkembang bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. perkembangan penduduk dan ekonomi yang mendorong berkembangnya kawasan budidaya dan permukiman berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan ekosistem Sungai Siak.

Kebanyakan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai menggantungkan hidup mereka di sungai. Mencari ikan dan juga memanfaatkan air yang mengaliri sungai untuk

kebutuhan mereka sehari-hari. Baik untuk mandi maupun mencuci. Namun, beberapa tahun belakangan ini berbagai permasalahan terjadi. Satu di antaranya menurunkan kualitas air sungai akibat pencemaran yang disinyalir akibat pencemaran limbah industri dan juga limbah rumah tangga.

Kondisi Banjir di Sungai Siak

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Gambar 3.8 Rumah Melayu Pekanbaru (sumber : rumah melayu)

Solusi terbaik adalah relokasi pemukiman yang melanggar aturan garis sepadan sungai. Karena secara kontur daerah tersebut berada di wilayah rendah dan merupakan daerah aliran sungai (DAS). Jika program Waterfront City akan direalisasikan daerah tersebut diharapkan mampu menjadi daerah yang berwawasan lingkungan.

III. 1. 3 Karakteristik Bangunan Tradisional M elayu

Bangunan tradisional yang disebut juga ” Seni Bina” melayu, terutama untuk rumah, pada hakekatnya amatlah diutamakan dalam kehidupan orang melayu. Rumah baiknya tetap juga menjadi lambang kesempurnaan hidup. Beberapa ungkapan tradisional melayu menyebutkan rumah sebagai ” cahaya hidup dibumi, tempat beradat

berketurunan, tempat berlabuh kaum kerabat, tempat singgah dagang lalu, hutang orang tua kepada anaknya” .

Lambang-lambang yang berkaitan dengan bangunan tradisional melayu bukan saja terdapat pada bagian-bagian bangunan itu tapi juga dalam bentuk berbagai upacara, bahan bangunan dan nama-namanya serta letak bangunan itu.

(55)

commit to user

43

Gambar 3.9 Rumah dominan kayu (sumber : rumah melayu)

Gambar 3.10 rumah tinggal di Pekanbaru (sumber : rumah melayu)

Gambar 3.11 dinding lidah pian dengan ikat pinggang penutup papan lantai

(sumber : rumah melayu) Sedangkan lambang-lambang yang

dikandungnya nyaris tidak lagi dikenal oleh masyarkat.

Musyawarah, upacara dan kegotong-royongan dalam pelaksanaan mendirikan bangunan, sudah sangat diabaikan. Tempat untuk bangunan itu pun tidak lagi dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat.

Bentuk dan ukuran memakai gaya arsitektur masa kini. Bahan bangunan yang menurut tradisi harus dipilih secara tertentu kini tergantung dari bahan yang terdapat dipasaran. Begitu pula dengan ragam hias dan lain sebagainya.

Di kampung-kampung, tempat sisa-sisa bangunan tradisional masih banyak terdapat, pemiliknya atau orang tua-tua di situ tidak banyak lagi yang mengetahui makna lambang-lambangnya. Kalaupun masih ada para tukang yang masih dapat membuat bangunan yang berpola tradisional, mereka kurang mengetahui tentang arti yang dikandung

(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 3.12 Idrus Tintin (sumber : rumah melayu)

Gambar 3.13 tangga menghadap ke jalan

(sumber : rumah melayu) Rumah M elayu di Pekanbaru

Dilihat dari rumah-rumah lama yang masih ada di Pekanbaru, terutama masih dijumpai di daerah Kampung Bandar dapatlah terlihat bentuk dan gaya artistik (seni bina) tradisional rumah Pekanbaru. Rumah-rumah tersebut berada disepanjang

pinggiran Sungai Jantan (Sungai Siak). Kendati telah mengalami perbaikan (renovasi) karena

faktor alam, namun bentu asli dari rumah-rumah tersebut tidaklah mengalami perubahan baik dilihat dari ukuran rumah maupun bentuk rumah yang masih dipertahankan, tak terkecuali bentuk atap dan ornamen.

Secara umum tipologi bentuk bangunan rumahnya adalah panggung atau berkolong dan memiliki tiang-tiang tinggi.

Hal ini sesuai dengan adat setempat serta kebiasaan yang sudah turun temurun, dengan tinggi tiang penyangga sekitar dua sampai dua setengah meter. Beratap limas (kendati ada beberapa rumah lama dengan atap biasa) dengan bentuk lurus persegi panjang (umumnya 12 m) disekat dengan menggunakan telo. Ruang-ruang yang telah

(57)

commit to user

45

Dibeberapa rumah juga ditemukan bentuk lain dengan adanya loteng yang berjendela dan rangka bangunan yang sangat unik.

Dilihat dari rumah-rumah yang tersisa yang berada di sekitar Kampung Bandar dan Kampung Bukit, secara umum banyak dijumpai rumah-rumah yang menggunakan atap limas.

Dengan demikian jika ditelusuri ke berbagai sudut dan pinggiran Kota Pekanbaru masih akan kita jumpai rumah-rumah tua yang masih memiliki arsitektur Melayu, yang sesungguhnya merupakan bagian dari perjalanan Kota Pekanbaru hingga menjadi kota besar seperti saat ini.

III. 2 W aterfront dan Rest A rea yang di Rencanakan

penjelasan proses pendekatan konsep perancangan perencanaan Waterfront dan Rest Area di Kawasan Sungai Siak Pekanbaru dari data-data dan informasi yang diperoleh dari literature dan lapangan adalah sebagai berikut :

III. 2. 1 Perencanaan Kawasan Sungai Siak

a. Fungsi

Penataan kawasan sungai siak yang di rencanakan mempunyai fungsi sebagai berikut :

•Menciptakan wadah yang mampu menampung segala kegiatan yang ada pada kawasan Sungai Siak sehingga pengunjung dapat menikmati serta melepas kepenatan dengan adanya fasilitas rekreasi.

•Menjadikan tempat rekreasi baru baik bagi penduduk setempat maupun pengunjung dari luar kota pekanbaru.

Gambar

Gambar 2.1 Waterfront Park Louisville
Gambar 2.2 Waterfront Park Louisville
Gambar 2.4 bench kuching waterfront
Gambar 2.5 suasana waterfront malam hari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Walaubagaimanapun terdapat juga segelintir masyarakat mereka yang telah berjaya untuk membangunkan ekonomi mereka dalam penghasilan seni ukiran ini dan seharusnya pihak-pihak

Apakah Bakteri Asam Laktat yang berhasil diisolasi bersifat resisten terhadap antifungi flukonazol yang umum dipakai dalam terapi kandidias sehingga dapat digunakan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan serat tangkai lada sebanyak 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% pada campuran beton mampu meningkatkan: (1)kuat tekan beton,

Kointegrasi dapat dikatakan sebagai peningkatan hubungan jangka panjang, sehingga dengan menguatnya hubungan ini, maka pasar saham yang diuji akan menuju ke arah yang sama pada

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggambarkan pelaksanaan perkawinan adat suku sabu (kenoto) di Mangili

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan didapat simpulan bahwa Kreativitas iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli mobil Mitsubishi Xpander di

Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis

c) Hukumanan tindak pidana korupsi adalah ta’zir , yaitu disesuaikan dengan keputusan hakim. Hukumanan berupa ta’zir ini bisa lebih berat mengingat korupsi membawa