• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rancangan Wireless Local Area Network (WLAN) Di Kantor Badan Geologi Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Rancangan Wireless Local Area Network (WLAN) Di Kantor Badan Geologi Bandung"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and

Communication Technology) atau yang lebih dikenal dengan sebutan dunia IT

memang tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya jaringan. Dunia IT yang

sangat erat hubungannya dengan dunia elektronik, masih menggantungkan

hidupnya pada dunia komunikasi dengan menggunakan kabel. Namun, seiring

dengan kemajuan waktu dan teknologi, juga kebutuhan manusia akan mobilitas

dan fleksibilitas yang tinggi menuntut sesuatu yang lebih praktis. Dan teknologi

wireless memberikan jawaban untuk kebutuhan tersebut.

Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan dan

fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki cukup banyak kelebihan

dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi wireless sangat nyaman

untuk digunakan. Anda bisa mengakses Internet di posisi mana pun selama masih

berada dalam jangkauan wireless.

Kantor Badan Geologi Bandung selama sudah memiliki jaringan wireless

atau area hotspot. Sehingga pengunjung atau tamu di Kator Badan Bandung yang

membawa laptop dan ingin terkoneksi dengan Internet harus mencari port UTP

(2)

Tentu saja hal ini sangat tidak fleksibel dan mengganggu mobilitas mau

pun kenyamanan dari pengunjung tersebut. Maka untuk memberikan solusi dari

permasalahan ini dan sekaligus sebagai topik Praktek Kerja Lapangan, maka

penulis mencoba mengajukan perancangan “Analisis Wireless Local Area

Network di Pusa Kantor Badan Geologi Bandung”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam

merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana rancangan Wireless Local Area Network (WLAN) di area

Kantor Badan Geologi Bandung sebagai perluasan dari jaringan kabel

yang sudah ada?

2. Berapa titik area dari KPG Bandung yang akan mengimplementasikan

Wireless Local Area Network (WLAN) tersebut?

3. Bagaimana mengkonfigurasi access point yang digunakan pada Wireless

Local Area Network (WLAN) tersebut?

4. Bagaimana mengkonfigurasi perangkat client yang akan terkoneksi dengan

Wireless Local Area Network (WLAN) tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan.

1.3.1 Maksud

(3)

1. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan laporan

ini adalah menganalisis sebuah jaringan yang terdapat di Kantor Badan

Geologi Bandung.

1.3.2 Tujuan

1. Mengetahui rancang dan implementasi Wireless Local Area Network

(WLAN) di area Kantor Badan Geologi Bandung.

2. Mempelajari dan menganalisa jaringan komputer di Kantor Badan Geologi

Bandung, baik yang menggunakan kabel biasa atau pun Wireless Local Area

Network (WLAN) yang akan diimplementasikan.

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tersebut menjadi lebih terfokus maka diberi

batasan terhadap ruang lingkup permasalahan pada perancangan Wireless Local Area Network (WLAN) di Kantor Badan Geologi Bandung.

1.5 Metode Penelitian

Adapun Metode penelitian yang digunakan selama melakukan kerja

praktek,yaitu seperti berikut :

1. Observasi.

Melakukan pengamatan secara langsung ke Kantor Badan Geologi

Bandung untuk mendapatkan informasi dan gambaran secara langsung tentang

system yang berjalan.

2. Wawancara.

Melakukan tanya jawab secara detail tentang mengenai sistem Wireless

(4)

3. Studi Literatur.

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

materi-materi yang diperlukan dari berbagai jenis sumber kepustakaan

diantaranya buku, literatur, jurnal, dan berbagai sumber lainya termasuk

dokumen-dokumen dari perusahaan yang bersangkutan.).

1.6 Sistematika Penulisan

Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini penulis bagi dalam

beberapa bab yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PROFIL

KANTOR BADAN GEOLOGI BANDUNG

Dalam bab ini akan membahas materi tentang teori yang terkait dengan konsep

jaringan danperancangan WLAN, serta profil singkat dan struktur organisasi

Kantor Badan Geologi Bandung.

BABIII ANALISIS RANCANGAN WIRELESS LAN

Pada bab ini merupakan pembahasan proses dan implementasi dari rancangan

wireless LAN di Kantor Badan Geologi Bandung (KPG Bandung).

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari apa yang telah dibahas sebelumnya, dan juga saran dari

(5)

5

2.1 Profil Tempat Praktek Kerja

Pada pembahasan Profil Tempat Praktek Kerja ini membahas tentang

Kugas, Fungsi, Visi, Misi, Kebijakan, Alamat Kantor dan Kejarah terbentuknya

Kantor Geologi.

2.1.1 Profil Kantor Badan Geologi Bandung

1. Tugas

Melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang geologi.

2. Fungsi

Fungsi dari Kantor Badan adalah untuk perumusan kebijakan di dalam

bidang geologi dan merencanakan suatu program penelitian dan pelayanan,

adapun juga pembinaan dalam melaksanakan suatu penelitian dan pelayanan,

Kantor Badan Geologi Bandung juga melakukan survei di bidang sumber daya

geologi, vulkanologi dan mitigas bencana geologi beserta lingkungan geologinya,

setelah itu melakukan penyajian dari hasil survei

3. Visi

Visi Kantor Badan Geologi Bandung adalah untuk perlindungan dan

(6)

4. Misi

Misi Kantor Badan Geologi Bandung adalah mempromosikan Geologi

untuk kepentingan perencanaan dan penataan suatu wilayah, kemudian

mengungkap potensi geo-resources (sumber daya geologi): migas, panas bumi,

batubara, mineral dan air tanah serta potensi geologi lainnya. Setelah itu

memberikan informasi tersebut untuk kepentingan perlindungan manusia dan

ekonomi

5. Kebijakan

Menjadikan geologi sebagai basis perencanaan wilayah, memberikan

perlindungan pada manusia dan harta benda dari bencana geologi serta

mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan informasi

sumber daya geologi

6. Alamat Kontak

Badan Geologi Jl. Diponegoro No.57 Bandung 40122 Telp. 022-7203205

(7)

2.1.2 Sejarah Instansi

SEJARAH KELEMBAGAAN GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TAHUN 1850 – 2006

Table 2. 1 Sejarah Terbentuknya Kantor Badan Geologi Bandung.

TAHUN PEMERINTAHAN/

KEMENTERIAN

LEMBAGA UNIT- UNIT INSTANSI

1850 - 1922 Pemerintah Penjajahan Belanda

Dients van het Mijnwezen Mijnwezen

1922 - 1942 Pemerintah Penjajahan Belanda

Dients van den Mijnbow 1. Opsporingdienst (Dinas Penyelidikan Geologi) 1942 - 1945 Pemerintah Penjajahan

Jepang

(8)

1947 - 1949 Kementerian Perekonomian Kementerian Muda

1949 - 1950 Republik Indonesia Serikat (RIS)

1950 - 1952 Kementerian Perekonomian Jawatan Pertambangan RI Pusat Jawatan Pertambangan dan Jawatan Tambang dan Geologi 1952 - 1956 Kementerian Perekonomian Jawatan Pertambangan RI

dipecah menjadi: 1. Jawatan

Pertambangan 2. Jawatan Geologi

Jawatan Geologi

1956 - 1957 Kementerian Perekonomian Jawatan Geologi diubah menjadi Pusat Jawatan Geologi

Pusat Jawatan Geologi

1957 - 1959 Kementerian Perekonomian dipecah menjadi: diubah menjadi Jawatan Geologi

(9)

1959 - 1963 Kementerian Perindustrian

1963 - 1966 Depperdatam Jawatan Geologi diubah menjadi Direktorat Geologi

1966 - 1974 Depperdatam dipecah menjadi:

5. Bagian Laboratorium dan Dokumentasi

1974 - 1978 Departemen Pertambangan diubah menjadi Departemen Pertambangan dan Energi (Deptamben)

Organisasi Direktorat Geologi tidak mengalami perubahan

Organisasi Direktorat Geologi tidak mengalami perubahan

(10)

3. Pusbang Teknologi Mineral

4. Puslitbang Geologi 5. Direktorat Sumber Daya

Mineral

6. Direktorat Geologi Tata Lingkungan

7. Direktorat Vulkanologi

1984 - 1992 Deptamben Reorganisasi Deptamben dan pembentukan:

3. Direktorat Sumber Daya Mineral

4. Direktorat Geologi Tata Lingkungan

5. Direktorat Vulkanologi

1992 - 2001 Deptamben diubah menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM)

Ditjen Geologi diubah menjadi Ditjen Geologi dan

3. Direktorat Sumber Daya Mineral

4. Direktorat Geologi Tata Lingkungan

5. Direktorat Vulkanologi

2001 - 2005 DESDM Reorganisasi DESDM dengan penggabungan Ditjen Pertambangan Umum ke Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral, serta pembentukan Badan Litbang ESDM dan Badan Diklat 3. Direktorat Teknik Mineral

dan Batubara

4. Direktorat Tata Lingkungan Geologi & Kawasan Pertambangan 5. Direktorat Vulkanologi

(11)

ESDM Geologi 5. Puslitbangtek Energi dan

Ketenagalistrikan

DESDM Reorganisasi DESDM dengan

(12)

2.2.3 Logo Instansi

Gambar 2. 1 Logo Instansi Kantor Badan Geologi Bandung.

2.2.4 Badan Hukum Instansi

Badan Hukum Instansi ini adalah badan hukum pemerintah.

2.2.5 Struktur Organisasi

(13)

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Jaringan

Merupakan jaringan antar komputer yang menghubungkan satu komputer

dengan jaringan lainnya. untuk menyusun jaringan ini, diperlukan perencanaan

dari jaringan yang dibangun yang disebut dengan topologi. scope jaringan itu

sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu LAN, WAN, dan MAN. Perangkat yang

dibutuhkan untuk mendukung jaringan diantaranya card jaringan[1]

2.2.2 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer,

software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk

mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:

1. Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori,

harddisk.

2. Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting.

3. Akses informasi: contohnya web browsing.

Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model

komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi

kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang terpisah-pisah akan tetapi

saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti ini disebut

jaringan komputer (computer network).[2]

Sebuah jaringan komputer paling sedikit terdiri dari dua komputer yang

(14)

dapat saling berbagi resource dan saling berkomunikasi. Semua network berbasis

pada konsep pembagian (sharing).

Jaringan komputer muncul dari adanya kebutuhan untuk berbagi data di

antara para pengguna. Sekelompok komputer dan device lain yang saling

terhubung membentuk sebuah network, sedangkan konsep dari komputer-

komputer yang saling berbagi resource dikenal dengan istilah networking.

Komputer-komputer yang termasuk ke dalam sebuah jaringan dapat saling berbagi

seperti : data, printer, mesin fax, dan lain-lain.

2.2.3 Klasifikasi Jaringan Komputer

Klasifikasi jaringan komputer dibagi atas tiga jenis, yaitu Local Area

Network(LAN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network

(WAN). Hal yang membedakan jenis jaringan ini hanyalah jangkauan area atau

lokasi jaringan tersebut.

2.2.3.1 Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam

sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN

seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer- komputer pribadi dan

workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai

sumberdaya bersama (misalnya printer dan scanner) dan saling bertukar

(15)

2.2.3.2 Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN

yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama

dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya

berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi

(swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat

berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

2.2.3.3 Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis

yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari

kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program

(aplikasi) pemakai.

Gambar 2. 3 Internetworking (WAN, MAN, LAN)

Namun secara umum, dan pada praktisnya saat ini kita mengenal ada dua

(16)

dari network sharing itu adalah Internet yang mendunia, karena pada intinya

Internet itu sendiri adalah serangkaian komputer (ribuan bahkan jutaan komputer)

yang saling terhubung satu sama lain. Berevolusi dan berkembang dari waktu ke

waktu, sehingga membentuk satu jaringan kompleks seperti yang kita rasakan

sekarang ini.

2.2.4 Sejarah Internet

Jaringan komputer mulai dibangun pada kisaran tahun 1960an dan 1970an,

dimana mulai banyak penelitian tentang paket-switching,collision-detection pada

jaringan lokal, hirarki jaringan dan teknik komunikasi lainnya.

Semakin banyak yang mengembangkan jaringan, tapi hal ini

mengakibatkan semakin banyak perbedaan dan membuat jaringan harus berdiri

sendiri tidak bisa dihubungkan antar tipe jaringan yang berbeda. Sehingga untuk

menggabungkan jaringan dari grup yang berbeda tidak bisa terjadi. Terjadi banyak

perbedaan dari interface, aplikasi dan protokol.

Situasi perbedaan ini mulai di teliti pada tahun 1970 an oleh group peneliti

Amerika dari Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Mereka

meneliti tentang internet working, selain itu ada organisasi lain yang juga

bergabung seperti ITU-T (dengan nama CCITT) dan ISO (International Standards

Organization). Tujuan dari penelitian tersebut membuat suatu protokol, sehingga

aplikasi yang berbeda dapat berjalan walaupun pada sistem yang berbeda.

Group resmi yang meneliti disebut ARPANET network research group,

dimana telah melakukan meeting pada oktober 1971. Kemudian DARPA

(17)

TCP/IP, sekitar tahun 1978. Implementasi awal internet pada tahun 1980, dimana

ARPANET menggunakan TCP/IP. Pada tahun 1983, DARPA memutuskan agar

semua komputer terkoneksi ke ARPANET menggunakan TCP/IP.

DARPA mengontak Bolt, Beranek, and Newman (BBN) untuk

membangun TCP/IP untuk Berkeley UNIX di University of California di

Berkeley, untuk mendistribusikan kode sumber bersama dengan sistem operasi

Berkeley Software Development (4.2BSD), pada tahun 1983. Mulai saat itu,

TCP/IP menjadi terkenal di seluruh universitas dan badan penelitian dan menjadi

protokol standar untuk komunikasi.[3]

2.2.4.1 ARPANET

Suatu badan penelitian yang dibentuk oleh DARPA, dan merupakan

“grand-daddy of packet switching”. ARPANET merupakan awal dari internet.

ARPANET menggunakan komunikasi 56 Kbps tetapi karena perkembangan

akhirnya tidak mampu mengatasi trafik jaringan yang berkembang tersebut.

2.2.4.2 NFSNET

NSFNET, National Science Foundation (NSF)Network. Terdiri dari 3

bagian internet working di Amerika, yaitu :

1. Backbone, jaringan yang terbentuk dari jaringan tingkat menengah

(mid-level) dan jaringan superkomputer.

2. Jaringan tingkat menengah (mid-level) terdiri dari regional, berbasis disiplin

dan jaringan konsorsium superkomputer.

3. Jaringan kampus, akademik maupun komersial yang terhubung ke jaringan

(18)

2.2.5 Wireless Local Area Network (WLAN)

Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau WLAN)

adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai

media transmisi data. Wireless LAN sering di sebut sebagai jaringan nirkabel atau

jaringan wireless.

Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya

peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control,cordless

phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk

menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah

digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya

mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

Gambar 2. 4 Pemanfaatan WLAN pada Smal Office Home Office (SOHO).

2.2.6 Sejarah Wireless Local Area Network (WLAN)

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam

merancang WLAN dengan teknologi IR (infrared), perusahaan lain seperti

(19)

perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi

standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan.

Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commision (FCC) menetapkan

pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-

2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga

pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada

tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik

spread spectrum pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR

dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat

spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang

sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan

transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps.

Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru

bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai

adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet

tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan

standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan

peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya

interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang

menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.

Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang

(20)

kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang

dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau

penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek

dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a.

Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang

mendukung kedua standar tersebut.

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat

menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode

802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis

maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat

saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu

jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.

Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan

teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah

MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru.

MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan

“Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput

keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus

MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas

sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access

Point MIMO dapat menjangkau berbagai peralatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut

ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya

(21)

dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas

mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan

kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

2.2.7 Mode Jaringan Wireless WLAN

Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan

LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk

berhubungan dengan jaringan, node pada WLAN menggunakan channel frekuensi

yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device.

Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang

dapat digunakan : infrastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah

komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN

atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara

masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan

kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan

yang lain dengan jaringan berkabel.

2.2.7.1 Mode Ad-Hoc

Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena

pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling

berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver wireless untuk

berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada gambar 2.3.

Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi

dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah

(22)

Gambar 2. 5 Mode Jaringan Ad-Hoc.

2.2.7.2 Mode Infrastruktur

Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau

berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan

mode infrastruktur (gambar 2.6).

Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani

komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data

pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan

pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.

(23)

2.2.8 Komponen-Komponen Wireless LAN

` Ada empat komponen utama dalam WLAN, yaitu :

1. Access Point

Merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user)

ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik

sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi

radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau

disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi

sinyal frekuensi radio.

Gambar 2. 7 Access Point.

2. Wireless LAN Interface

Merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang

dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer

Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port

(24)

Gambar 2. 8 Wireless LAN Card.

3. Mobile/Desktop PC

Merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya

sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless

adapter melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB

(Universal Serial Bus).

4. Antena external (optional)

Digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit

sendiri olehuser. Contoh : antena kaleng.

(25)

Secara relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa

sampai ratusan pengguna secara bersamaan. Beberapa vendor hanya 20

merekomendasikan belasan sampai sekitar 40-an pengguna untuk satu Access

Point. Meskipun secara teorinya perangkat ini bisa menampung banyak client,

namun akan terjadi kinerja yang menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan

kekuatan sistem operasi Access Point.

Komponen logic dari Access Point adalah ESSID (Extended Service Set

Identification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Pengguna harus

mengkoneksikan wireless adapter ke Access Point dengan ESSID tertentu supaya

transfer data bisa terjadi. ESSID menjadiautentifikasi standar dalam komunikasi

wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat kunci

autentifikasi tertentu untuk proses autentifikasi dari client ke Access Point.

Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi

Wireless Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam

setiap PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke

sinyal Radio Frequency (RF), dan men-decrypt kembali data dari sinyal RF.

2.2.9 Medium Udara

Udara memiliki beberapa fungsi, seperti mengirim suara, memampukan

perjalanan udara, dan mempertahankan hidup. Udara juga dapat berfungsi sebagai

medium perambatan sinyal komunikasi wireless yang merupakan inti dari

jaringanwireless. Udara merupakan saluran yang memungkinkan terjadinya aliran

komunikasi antara perangkat komputer dan infrastruktur wireless. Komunikasi

(26)

Anda bergerak menjauh, semakin sulit Anda mendengar suara satu sama lain,

apalagi jika ada suara bising.

Sinyal informasi wireless juga merambat melalui udara, tetapi sinyal

tersebut memiliki keistimewaan tertentu yang memampukan perambatan dengan

jarak yang relatif jauh. Sinyal informasi wireless tidak dapat didengar oleh

manusia sehingga sinyal tersebut harus diperkuat ke level yang lebih tinggi tanpa

merusak pendengaran manusia. Bagaimanapun, kualitas transmisi tergantung

pada kuat atau lemahnya sinyal di udara maupun jarak sinyal sendiri.

Hujan, salju, kabut, dan asap merupakan contoh-contoh unsur yang

mengganggu perambatan sinyal komunikasi wireless. Buktinya, hujan yang terlalu

lebat dapat mengurangi jangkauan sinyal sampai 50 persen. Hambatan lainnya,

seperti pohon dan gedung dapat memengaruhi perambatan dan performa jaringan

wireless. Masalah tersebut sangat penting jika kita hendak merencanakan

pemasangan wireless MAN atau WAN.

Table 2. 2 Jenis-jenis Material yang mempengaruhi Sinyal.

Nama Bahan Hambatan Contoh

Kayu Kecil Ruangan dengan partisi

kayu atau triplek

Bahan-bahan sintetis Kecil Partisi dengan baik

Asbes Kecil Langit-langit

Air Sedang Akuarium

Tembok bata Sedang Dingding

Keramik Tinggi Lantai keramik, tembok

yang dilapisi keramik Bahan-bahan yang

memantul

Sangat tinggi Cermin

(27)

Pada jaringan wireless, medium udara dibutuhkan untuk mendukung

perambatan gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang lain. Jenis-

jenis sinyal tersebut telah digunakan lebih dari 100 tahun, tetapi tetap saja menjadi

hal yang masih misterius dan sulit dipahami bagi sebagian besar ahli komputer.

2.2.10 Topologi

Sedangkan berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat

dibedakan atas:

1. Topologi bus

Gambar 2.10 Topologi Bus.

Pada Topologi Bus, kedua unjung jaringan harus diakhiri dengan sebuah

terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya. Jaringan

hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel BNC. Komputer

yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan mentap

Ethernetnya sepanjang kabel. Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum.

(28)

mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan ke dua

simpul lainnya, kecuali mesin di salah satu ujung kabel, yang masing-masing

hanya terhubung ke satu simpul lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada

sistem client/server, dimana salah satu mesin pada jaringan tersebut difungsikan

sebagai File Server, yang berarti bahwa mesin tersebut dikhususkan hanya untuk

pendistribusian data dan biasanya tidak digunakan untuk pemrosesan informasi.

Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7

komputer. Kesulitan yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya

tabrakan data karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu

node putus maka akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.[4]

Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau

penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu

workstation lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di

sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.

Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa

penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-Connector

(dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat

jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama

dari penggunaan kabel Coaxial adalah sulit untuk mengukur apakah kabel Coaxial

yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak

sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card) yang

(29)

kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan

dengan basis fiber optic (yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk

menghubungkan dengan client atau node.).[3]

2. Topologi bintang (topologi star)

Gambar 2.11 Topologi Bintang.

Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa

konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan

bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.[5]

(30)

Gambar 2.12 Topologi Ring.

Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang

masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk

jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat

terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi

kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan

arah jarum jam secara bersamaan.[6]

4. Topologi mesh

(31)

Topologi jala atau Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar

perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat

lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap

perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated

links).

Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, topologi mesh biasanya

diimplementasikan pada komputer-komputer utama dimana masing-masing

komputer utama tersebut membentuk jaringan tersendiri dengan topologi yang

berbeda (hybrid network).[7]

5. Topologi pohon

Gambar 2.14 Topologi Pohon.

Topologi Jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga sebagai

topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi

antar sentral denganhirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah

(32)

semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan

komputer .[8]

Berdasarkan distribusi sumber informasi/data, jaringan komputer dapat

dibedakan atas :

1. Jaringan terpusat

Jaringan ini terdiri dari komputer klient dan server yang mana komputer

klient yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data

yang berasal dari satu komputer server

2. Jaringan terdistribusi

Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat

beberapa komputer server yang saling berhubungan dengan klient membentuk

sistem jaringan tertentu.

2.2.11 Radio Frequency (RF)

2.2.11.1 Memahamai Sinyal RF

Sinyal RF merupakan gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh

sistem komunikasi untuk mengirim informasi melalui udara dari satu titik ke titik

lain. Sinyal RF telah digunakan selama beberapa tahun. Sinyal tersebut

memberikan cara untuk mengirimkan musik pada radio FM dan video pada

televisi. Pada kenyataannya, sinyal RF juga merupakan sarana umum untuk

(33)

2.2.11.2 Sifat-sifat Sinyal RF

Sinyal RF merambat di antara antena pemancar pengirim dan penerima.

Seperti yang diilustrasikan Gambar 2.10, sinyal yang dipasok pada antena

memiliki amplitudo, frekuensi, dan interval. Sifat-sifat tersebut berubah-ubah

setiap saat untuk merepresentasikan informasi.

Amplitudo mengindikasikan kekuatan sinyal. Ukuran untuk amplitudo

biasanya berupa energi yang dianalogikan dengan jumlah usaha yang digunakan

seseorang pada waktu mengendarai sepeda untuk mencapai jarak tertentu. Energi,

dalam konteks sinyal elektromagnetik. menggambarkan jumlah energi yang

diperlukan untuk mendorong sinyal pada jarak tertentu. Saat energi meningkat,

jaraknya pun juga bertambah.

Gambar 2. 15 Amplitudo, Frekuensi, dan Interval merupakan.

Saat sinyal radio merambat melalui udara, sinyal tersebut kehilangan

amplitudo. Jika jarak antara pengirim dan penerima bertambah, amplitudo sinyal

menurun secara eksponensial. Pada lingkungan yang terbuka, di mana tidak ada

rintangan, sinyal RF mengalamai apa yang disebut para engineer sebagai

free-space loss yang merupakan bentuk dari pelemahan. Kondisi tersebut

(34)

sinyal merambat semakin jauh dari antena. Oleh karena itu, sinyal harus memiliki

cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima sesuai

yang dibutuhkan receiver. Kemampuan receiver dalam menerima sinyal

tergantung pada kehadiran sinyal-sinyal RF lain yang berada di dekatnya.

Frekuensi menyatakan beberapa kali sinyal berulang setiap detiknya.

Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz) yang merupakan jumlah siklus yang muncul

setiap detik. Sebagai contoh, LAN nirkabel 802.11 beroperasi pada frekuensi 2,4

GHz yang berarti mencakup 2.400.000.000 siklus per detik. Interval berkaitan

dengan seberapa jauh suatu sinyal tetap konstan pada titik acuan.

2.2.11.3 Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF

Jika dibandingkan dengan sinyal cahaya, sinyal RF memiliki karakteristik

yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 2. 3 Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF.

Kelebihan Sinyal RF Kelemahan

Menjangkau jarak yang relatif jauh. Garis pandangnya dapat mencapai 20 mil.

Dengan jangkauan Mbps, throughput-nya lebih rendah

Dapat dioperasikan dalam kondisi kabur dan berkabut, kecuali hujan deras yang dapat menyebabkan kinerjanya menjadi lemah

Sinyal RF mudah terganggu oleh sistem berbasis RF eksternal lain

Operasi bebas lisensi (hanya untuk sistem berbasi 802.11)

Perambatan radio melalui sebuah fasilitas lebih rentan

Kelebihan tersebut mengefektifkan penggunaan sinyal RF pada aplikasi

jaringan nirkabel. Sebagian besar standar jaringan nirkabel, seperti 802.11 dan

(35)

35

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Rancangan WLAN di Kantor Badan Geologi Bandung

Rancangan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan Kantor Badan

Geologi sesuai dengan keperluan Kantor Badan Geologi, maka penempatan

access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan Wireless LAN.

Lokasi dari penempatan access point tersebut adalah, pada gedung D yang

hanya dilokasi atau daerah gedung tersebut.

3.2 Topologi WLAN di Kantor Badan Geologi Bandung

Dari hasil rancangan yang telah dilakukan, maka topologi jaringan WLAN

di Kantor Badan Geologi dapat dilihat pada gambar 3.1. Dapat dijelaskan bahwa

topologi yang dipakai di Gedung D ini memakai topologi campuran, bisa

diperhatikan pada gambar 3.1 setiap lantai mempunyai satu Access point,dan

dibagi menjadi empat bagian setiap lantainya, pada gedung D ini mempunyai

empat lantai. Dari Landdesk menghubungkan ke hub, kemudian hub membagi

(36)

Wireless

Jaringan komputer yang berada di lingkungan Kantor Badan Geologi telah

menggunakan DHCP Server untuk pengaturan ip address kepada client-nya.

Sehingga konfigurasi ip address menjadi lebih dinamis. Range ip address yang

digunakan adalah 10.101.102.0 – 10.101.102.24. Namun untuk keperluan tertentu

ada beberapa ip address yang digunakan secara static atau secara automatis,

termasuk untuk access point yang digunakan untuk perancangan WLAN ini.

3.4 Sistem Keamana WLAN

System keamana pada WLAN, tidak sembarangan dan langsung

(37)

bisa mengakses ke wireless dan juga ada batasannya pengguna. Apabila

menginginkan akses ke internet harus meminta kepada server password dan ip

address-nya di simpan, jadi yang bisa menggunakan akses ini hanya orang yang

sudah tersimpan ip address-nya dan mempunyai password. Ketika sudah terakses

ke internet tidak bisa sembarangan untuk membuka situs, karna telah di protect

terlebih dahulu

3.5 Access Point Linksys WAP54G

Dalam perancangan WLAN di Kantor Badan Geologi ini menggunakan

access point Linksys WAP54G dengan berbagai pertimbangan dan kebutuhan.

3.5.1 Pengenalan Access Point Linksys WAP54G

Berikut ini adalah gambaran secara umum dan keterangan dari access

point Linksys WAP54G yang digunakan untuk perancangan WLAN di Kantor Badan Geologi

1. PANEL DEPAN

Pada panel depan terdapat beberapa LED yang mengindikasikan aktivitas dan

status dari access point.

Gambar 3. 2 Bagian depan.

(38)

Jingga/Putih. Logo Cisco Adalah tombol Secure Easy Setup access point

yang akan menyala bila access point dihidupkan. Logo Cisco berwarna jingga bila

fitur Secure Easy Setup tidak digunakan, dan akan berwarna putih bila sedang

digunakan. Tombol logo cisco juga dapat digunakan untuk mereset SSID dan

WPA-PS K key dengan cara menekannya selama 10 detik.

b. Power

Merah.LED Power akan menyala bila access point dihidupkan (powered on).

c. Act

Hijau.LED Act akan menyala untuk mengindikasikan bahwa wireless siap

digunakan. Dan akan berkedip bila ada transfer data (transmit atau receive).

d. Link

Jingga.LED Link akan menyala bila berhasil terhubung ke jaringan LAN.

Dan akan berkedip bila ada transfer data yang melalui jaringan LAN.

2. PANEL BELAKANG

Port Ethernet network, power, dan tombol reset terletak di panel belakang

access point.

(39)

a. LAN Port

Port ethernet network yang menghubungkan ke perangkat jaringan LAN

seperti switch atau router.

b. Reset Button

Dengan menekan tombol reset ini selama 10 detik, maka seluruh konfigurasi

access point akan terhapus dan kembali kedefault.

c. Power Port

Port Power menghubungkan access point ke adaptor.

3.5.2 Menghubungkan Access Point ke Jaringan LAN

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum mengkonfigurasi access point

adalah menghubungkan access point tersebut ke jaringan LAN yang ada. Berikut

adalah langkah-langkahnya:

1. Hubungkan ujung kabel ethernet network ke switch atau router dan ujung

yang satunya lagi ke port LAN yang ada di belakang access point.

(40)

2. Hubungkan power adapter ke port power access point.

Gambar 3. 5 Menghubungkan power adapter.

Jika access point sudah menyala dan terhubung ke dalam jaringan LAN maka

access point telah siap untuk dikonfigurasi.

3.6 Konfigurasi Access Point Menggunakan Setup Wizard

Untuk mengkonfigurasi access point bisa menggunakan komputer yang

terhubung dalam satu jaringan LAN yang sama dengan access point tersebut. Cara

termudah adalah dengan menggunakan Setup Wizard yang terdapat pada CD.

Setup bawaan dari produk tersebut. Langkah-langkah cara mengkonfigurasi

access point dijelaskan sebagai berikut:

1. Masukkan CD setup. Setelah itu akan muncul Welcome Screen Setup

Wizard. Untuk memulai konfigurasi tekan tombol Click Here to Start atau tombol

(41)

Gambar 3. 6 Wellcome server.

2. Pastikan jika ujung kabel ethernet network telah terhubung ke switch atau

router pada jaringan LAN. Setelah itu tekan next.

Gambar 3. 7 Menghubungkan ke Jaringan LAN.

3. Pastikan juga jika ujung kabel ethernet network yang satu lagi telah

(42)

Gambar 3. 8 Menghubungkan ke port LAN.

4. Lalu pastikan bahwa access point telah dihidupkan dengan

menghubungkan kabel power adapter yang tersedia. Lalu tekan next

Gambar 3. 9 Menghubungkan Power Adapter Access Point.

Periksa status access point dengan melihat lampu indikator yang terdapat pada

panel depan access point. Bila LED indicator Power, Actdan Link sudah menyala

(43)

Gambar 3. 10 Melihat Status Access Point.

5. Setelah itu sistem akan mendeteksi access point yang terpasang pada

jaringan, dan menampilkan nama dari access point tersebut di kolom sebelah kiri.

Bila ada lebih dari satu access point yang terpasang pada jaringan silakan pilih

access point yang akan dikonfigurasi, kemudian tekan next.

Gambar 3. 11 Memilih Access Point yang Akan Dikonfigurasi.

Masukkan password yang diminta. Secara default, password-nya adalah ‘admin’.

(44)

Gambar 3. 12 Tampilan Password.

6. Selanjutnya akan terlihat tampilan konfigurasi dasar secara default. Isikan

Device Name, ubah password supaya aman, dan masukkan IP address. Bila telah

diisi, lalu tekan next.

Gambar 3. 13 Tampilan Konfigurasi Dasar.

7. Berikut adalah tampilan konfigurasi yang penulis lakukan untukaccess

(45)

Gambar 3. 14 Tampilan Konfigurasi Dasar Untuk Access Point.

Setelah itu akan tampil pengaturan konfigurasi wireless.

Gambar 3. 15 Tampilan Pengaturan Konfigurasi Wireless.

1. Masukkan konfigurasi untuk SSID, Channel, dan Network Mode untuk

(46)

Gambar 3. 16 Konfigurasi SSID, Channel, dan Network Mode pada Access Point.

2. Atur konfigurasi keamanan yang akan digunakan pada access point yang

terpasang. Disini penulis men-disable pengaturan keamanannya. Jika telah dipilih

kemudian tekan next.

(47)

3. Setelah konfigurasi selesai dilakukan, maka akan tampil layar konfirmasi

yang akan menanyakan apakah konfigurasi tersebut akan disimpan. Bila sudah

yakin silakan tekanYes.

Gambar 3. 18 Tampilan Konfirmasi Pengaturan.

4. Lalu akan terlihat proses penyimpanan konfigurasi baru.

Gambar 3. 19 Proses Penyimpanan Konfigurasi.

5. Selanjutnya layar Congratulations akan tampil yang menandakan bahwa

(48)
(49)

49

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan laporan PKL ini penulis memberikan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF)

atau infrared (IR) untuk melakukan komunikasi antar perangkat jaringan

komputer.

2. Titik area wireless memiliki empat titik di Gedung D dan Kelebihan utama

dari jaringan wireless adalah mobilitas dan terbebasnya perangkat dari

kerumitan bentangan kabel atau lebih fleksibel.

3. Dalam pengkonfigurasi access point dengan cara jaringan Wi-Fi yang ada

di lanptop bisa langsung terkoneksi dan sudah terdaftar.

4. Ketika akan mengkoneksikan dengan jaringan Wireless Local Area

Network (WLAN) di area Gedung tersebut hanya dengan password agar

bisa terkoneksi.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang dilakukan selama PKL,

(50)

1. Pastikan untuk melakukan observasi lapangan (survey site) dan

mengumpulkan data-data yang ada agar dapat mendesain jaringan dengan

tepat.

2. Usahakan tidak lebih dari 40 (empat puluh) client yang terhubung dalam

satu access point demi alasan untuk performa yang maksimal.

3. Dalam satu network, sebaiknya menggunakan produk access point dari

vendor yang sama. Karena akan membutuhkan waktu untuk membiasakan

melakukan setup dari setiap produk yang berbeda.

4. Ubah konfigurasi default access point seperti SSID, ip address, dan

password bawaan dari vendor supaya keamanan akses terhadap wi-fi

tersebut lebih baik.

5. Bila diperlukan, aktifkan fitur security pada access point untuk

(51)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Universitas Komputer Indonesia

ALI SAMBAS

10107359

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(52)

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer (diakses pada tanggal 20 Desember 2010)

[2]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Jaringan”

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan (diakses pada tanggal 20 Desember 2010)

[3]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Sejarah Internet”

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_internet (diakses pada tanggal 20 Desember

2010)

[4]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Bus”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Bus (diakses pada tanggal 25 Desember

2010)

[5]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Star”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Star (diakses pada tanggal 25 Desember

2010)

[6]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Ring”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Ring (diakses pada tanggal 25 Desember

2010)

[7]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Mesh”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Mesh (diakses pada tanggal 25 Desember

2010)

[8]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Pohon”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Pohon (diakses pada tanggal 25 Desember

(53)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 17 Januari 19989

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Mahasiswa

Tinggi, Berat : 168 cm, 55 kg

Agama : Islam

Alamat Rumah : Komplek Bina Karya II Blok E2.no 20 RT 07/RW

18

No HP : 08562212544

Email : [email protected]

Hobi : Bemain bola, Memasak, Menggambar dsb.

PENDIDIKAN

» Formal

1995 – 2001 : SDN Sukahaji 1, Bandung

2001 - 2004 : SMPN 1 Cileunyi, Bandung

2004 – 2007 : SMAN 1 Cileunyi, Bandung

2007 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia

Pengalaman Organisasi

2006 : Ketua Peguruan Silat Tadjimalela SMAN 1 Cileunyi Bandung

(54)
(55)

i

Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan laporan hasil kerja praktek di KANTOR

BADAN GEOLOGI BANDUNG.

Laporan Kerja Praktek ini ditujukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Kerja

Praktek program studi Strata I pada jurusan Teknik Informatika Universitas

Komputer Indonesia dengan beban dua sks. Tidaklah mungkin laporan ini

terselesaikan tanpa dukungan dan doa dari keluarga dan teman-teman.

Saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

berjasa atas terselesaikannya laporan ini, terutama kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran baik dalam

pelaksanaan Kerja Praktek maupun dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek,

Alhamdulillah.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, Msc selaku dekan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia..

3. Ibu Mira Kania Sabariah S.T, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

6. Seluruh Staf dan pegawai Badan Geologi Bandung.

7. Seluruh keluarga kami terutama Orangtua.

(56)

ii hasil kerja praktek ini dapat lebih baik.

Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya

selaku penulis.

Bandung, Januari 2011

Gambar

Table 2. 1 Sejarah Terbentuknya Kantor Badan Geologi Bandung.
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi.
Gambar 2. 7 Access Point.
Gambar 2. 8 Wireless LAN Card.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul : “ Analisa Quality of Service (QoS) Voice over Internet Protocol (VoIP) pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Local Area Network (WLAN) ” telah diuji dan disahkan

Wireless Local Area Network sebenar- nya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan

Dari hasil analisis perancangan firewall pada jaringan WLAN SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman dengan metode sechedule task pembatasan akses game online PUBG dan

Hal tersebut disebabkan simulator Radio Mobile memperhitungkan hambatan akibat kontur tanah lokasi sistem WLAN sedangkan analisis secara teoritis hanya menggunakan

Hasil dari penelitian ini adalah jaringan Wi-Fi di Fakultas Teknik UPY menggunakan keamanan bersifat open pada setiap perangkatnya, artinya adalah semua user yang akan mengakses

internal yang menghubungkan ke proxy server dan NFS server. Selain itu Switch internal ini juga dihubungkan ke beberapa client atau pengguna internet lainnya.. 4.1.2 Hardware

Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu jaringan komputer bersifat lokal yang sering digunakan pada saat ini, salah satu nya pada gedung Sekolah Tinggi Seni Rupa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk diperolehnya nilai kualitas sinyal dan cakupan area yang ditransmisikan oleh perangkat WLAN di Jurusan Elektronika Fakultas Teknik Universitas