• Tidak ada hasil yang ditemukan

proposal Qrevici

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "proposal Qrevici"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENGEMBALIAN DAN RISIKO INVESTASI ANTARA PASAR MODAL DAN PASAR VALAS

(Study Kasus di Pasar Keuangan Indonesia Periode 2005-2007)

Oleh: TUTIK EFITYA

03610238

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENGEMBALIAN DAN RISIKO INVESTASI ANTARA PASAR MODAL DAN PASAR VALAS

(Study Kasus di Pasar Keuangan Indonesia Periode 2005-2007)

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian di Indonesia sempat terpuruk ketika badai moneter menghantam beberapa tahun silam. Tingkat kerusakan akibat krisis moneter, bukan terjadi di sektor riil saja namun juga melanda bagian-bagian yang paling sensitif dari seluruh bagan industri ekonomi seperti pasar modal dan pasar valas.

Pasar keuangan Indonesia awal tahun 2007 diawali dengan antusiasme yang tinggi, terutama didorong oleh ekonomi makro yang stabil, Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa efek Jakarta dan Kurs rupiah yang relative stabil, sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia terus menurun. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terus meningkat hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah bursa di level 2.016,33 di bulan april tahun 2007.

Aliran dana investor asing terlihat cukup kuat mendorong Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun ini. Seiring dengan tekanan inflasi yang terus melemah hingga hanya mencapai 6,6 persen pada akhir 2006 juga memungkinkan tingkat bunga patokan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk terus turun hingga mencapai 9 persen. Dengan mempertahankan di posisi 9 persen kemungkinan Bank Indonesia ingin menjaga ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.

(3)

Menigkatnya nilai tukar rupiah RP 9.100/USD dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus naik sampai berada di level 2.016. mencerminkan keadaan modal di dalam negeri sedang stabil. Dalam pembangunan ekonomi, modal mempunyai peran penting dalam proses pertumbuhan yaitu diperlukan untuk menigkatkan daya serap perekonomian. Semakin tinggi modal yang tersedia, maka semakin tinggi pula kemampuan perekonomian tersebut untuk menyarap tenaga kerja. Untuk menghimpun dana atau modal di suatu negara tidak lepas dari peran penting dari para investor.

Investor merupakan pihak yang memiliki modal untuk diinvestasikan baik berupa penanaman modal pada asset riil maupun pada asset sekuritas, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi yang dilakukan oleh seorang investor dapat berupa financial asset maupun real asset. Investasi pada financial asset dapat dilakukan di pasar modal dan pasar uang, sedangkan investasi pada real asset dapat berupa mesin, modal kerja, gedung dan sebagainya.

Salah satu sarana berinvestasi di pasar uang adalah pasar modal merupakan lembaga sumber pendanaan di luar sektor perbankan. Sekuritas yang di perdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham adalah bukti kepemilikan atau tanda penyertaan seseorang/badan atas suatu perusahaan tertentu. (Dianata Eka Putra, 2003: 19). Banyaknya investor yang bersedia menanamkan modalnya pada sekuritas dan perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas setelah go publik merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan berjalannya transaksi jual beli saham di pasar modal. Tujuan para investor menanamkan dananya pada sekuritas (saham) adalah untuk mendapatkan pengembalian (return). Hasil tersebut tentunya di harapkan lebih besar dari pada tingkat bunga yang di berikan oleh perbankan.

(4)

perdagangan saham dan future, namun bisa dilakukan setiap saat melalui telpon atau jaringan elektronik lain. Dengan 24 jam sehari (5 hari seminggu), perdagangan valas dilakukan setiap harinya dari Sidney, lalu kemudian bergerak keseluruh pusat keuangan dunia di Tokyo, London, dan New York.

Valuta asing (foreign exchange) juga menjadi alternatif yang populer karena pengembalian nilai investasi yang telah di tanam, serta profit yang akan di peroleh bisa melebihi rata-rataperdagangan pada umumnya. (sumber: www. wikipedia. valutaasing. co.id). akibat pergerakan yang cepat, maka valuta asing juga berisiko tinggi apabila investor tidak mempunyai pengetahuan dan informasi yang cukup tentang pasar valas. Mata uang yang diperdagangkan dalam transaksi valas adalah semua mata uang dunia dan mata uang tersebut memiliki daya jual tinggi diantaranya Dollar Amerika (USD), Euro (EUR), Yen Jepang (JPY), Poundsterling Inggris (GBP), Dollar Austaralia (AUD), Franc Swiss (CHF), dan Dollar Canada (CAD).

Penggunaan pasar modal dan pasar valas sebagai pembanding, karena keduanya mempunyai hubungan erat, karena keduanya merupakan sarana dalam berinvestasi oleh para investor. Apalagi ketika terjadi depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika, maka Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berfluktuasi. Alasan pasar modal menggunakan saham merupakan pilihan investasi terbaik dibanding dengan instrumen lain yang diperdagangkan, dan dalam pasar valas sering menggunakan dollar Amerika sebagai patokan dalam melaksanakan transaksi, karena dollar merupakan mata uang yang mudah diperdagangkan. Sumbernya mana

(5)

memperoleh tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya atau dengan risiko yang rendah dapat memperoleh tingkat pengembalian tertentu sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai “ Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan Pasar Valas (Study Kasus pada di Pasar Keuangan Indonesia Periode 2006-2007)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan tersebut, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan antara tingkat pengembalian dan risiko investasi di pasar modal dan di pasar valas

2. Apakah rata-rata tingkat pengembalian pada investasi di pasar modal lebih besar atau lebih kecil di bandingkan di pasar valas

3. Apakah rata-rata tingkat risiko pada investasi di pasar modal lebih besar atau lebih kecil di bandingkan di pasar valas

C. Batasaan MasalahPenelitian

Dalam penelitian ini agar pembahasan permasalahan dapat terfokusakan maka dibatasi sebagai berikut:

a. Indikator pasar modal Indonesia adalah pengembalian yang diharapkan dan risiko Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

b. Indikator pasar valas Indonesia adalah pengembalian yang diharapkan dan risiko kurs RP/USD

c. Data yang digunakan adalah data harian dengan periode tahun yang digunakan adalah antara tahun 2005-2007

d. Ukuran risiko yang digunakan adalah deviasi standarini nanti masuk analaisis / atao definisi operasional variable

e. Batasan ini yang mengarahkan kita dalam mengalisis nya D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

(6)

a. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara tingkat pengembaliann dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas

b. Untuk mengetahui di antara pasar modal dan pasar valas, pasar manakah yang rata-rata tingkat pengembaliannya lebih besar

c. Untuk mengetahui di antara pasar modal dan pasar valas, pasar manakah yang rata-rata risikonya lebih besar

2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi investor dalam berinvesatasi di pasar modal maupun di pasar valas

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh pemegang saham untuk berinvestasi di pasar modal maupun di pasar valas

c. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang pasar modal dan pasar valas

E. Landaasan Teori Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh Latifa Kusumawati (2005) dengan judul “Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi antara Pasar Modal dan Pasar Valuta Asing periode 2001-2005”.

(7)

manakah yang rata-rata risiko lebih besar. Variable yang digunakan adalah

Rm, E(Rm), Rm, dan Rv dimana variable-variabel tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian dan tingkat risiko.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengembalian investasi pasar modal E(Rm) adalah 0,4262%. Sedangkan pengembalian di pasar valas adalah E(Rv) 0,1357%. Untuk tingkat risiko investasi di pasar

modal adalah Rm 3.2256%. Sedangkan tingkat risiko investasi di pasar valas adalah Rv 2.1652%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Latifa Kusumawati, berinvestasi di pasar modal ternyata lebih menguntungkan dibandingkan berinvestasi di pasar valas, tetapi juga menanggung konsekuensi risiko yang tinggi pula sedangkan investor yang menginvestasikan dananya di pasar valas akan cenderung memperoleh return dan risiko yang lebih rendah.

2. Tinjauan Teori a. Investasi

Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang. Untuk maksud itu uang ditanam dalam obyek yang memberikan hasil. Jumlah pokok tetap ada, disamping itu yang didapat sebagai hasilpun ada, disebut bunga atau dividen. Mengadakan investasi mengandung risiko. Pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Karena itulah perlu dipahami proses investasi yaitu dimulai dari perumusan kebijakan investasinya sampai dengan evaluasi kinerja investasi tersebut.

(8)

a) Menentukan Kebijakan Investasi yaitu, pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan dengan baik dalam keuntungan dan risiko.

b) Analisis Sekuritas yaitu, melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini yaitu, analisis teknikan dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang. Sedangkan analisis fundamental berupaya mengindentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap analisis yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.

c) Pembentukan portofolio yaitu identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.

d) Melakukan revisi portofolio yaitu, pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak optimal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

(9)

Investasi dapat diklasifikasikan menurut berbagai macam cara: (Warsono, 2001:02)

a) Berdasarkan jangka waktu perputaran dananya, investasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

1. Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang perputaran dananya kurang dari atau sama dengan satu tahun. Bentuk investasi jangka pendek ini, misalnya investasi pada modal kerja ataupun investasi pada sekuritas jangka pendek, seperti deposito.

2. Investasi jangka panjang, yaitu investasi yang perputaran dananya lebih dari satu tahun. Bentuk investasi jangka panjang ini, misalnya investasi pada aktiva tetap dan surat berharga jangka panjang seperti saham dan obligasi.

b) Berdasarkan pihak yang mengadakan investasi di kelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

1. Investasi Swasta, yaitu investasi yang dilakukan individu maupun institusional swasta. Tujuan invesatsi ini, biasanya lebih bersifat profit oriented.

2. Investasi Pemerintah, yaitu investasi yang dilakukan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah tujuan investasi pemerintah ini, biasanya bersifat sosial oriented. c) Berdasarkan bentuk asetnya investasi dapat diklasifikasikan

menjadi dua macam, yaitu:

1. Investasi pada aset riil, yaitu investasi yang dilakukan pada aset-aset nyata, seperti investasi pada gedung, mesin, modal kerja dan sebagainya.

2. Investasi pada aset sekuritas, yaitu investasi yang dilakukan pada surat berharga, seperti investasi pada saham, obligasi, sertifikat deposito dan sebagainya.

(10)

Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47). Tingkat pengembalian yang minus berarti investasi tersebut mengalami kerugian, sedangkan tingkat pengembalian positif berarti mengalami keuntungan. Suatu pengamatan, dilakukan jika harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menunjukkan tingkat keuntungan suatu saham tampaknya berkolerasi dengan perubahan pasar. Perubahan pasar dapat dinyatakan sebagai tingkat indeks pasar atau indeks harga saham gabungan.

Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEJ misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Jika digunakan IHSG, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar: (Jogiyanto, 2000:204)

Rm = Tingkat pengembalian pasar modal

IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode yang

Bersangkutan

IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya

(11)

standar yang mengukur standar absolut penyimpangan nilai yang hasil pengembalian, semakin besar risiko investasi, untuk menghitung risiko menggunakan deviasi standar yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rm = Deviasi standar pasar modal Rmt = Tingkat pengembalian pasar modal

E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal n = Banyaknya periode pengamatan.

b. Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi di Pasar Valas

Valuta asing (valas) Foreign exchange (Forex) atau Foreign currency diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral. (Hady, 2001:15). Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional di sebut ard currency, yaitu mata uang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.

Ada tinga prinsip pokok dalam bursa valas adalah: (Hady, 2001:16)

(12)

b. Kurs jual selalu lebih tinggi dari pada kurs beli atau sebaliknya kurs beli lebih rendah kurs jual.

c. Kurs jual atau beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan kurs beli atau jual mata uang (valas) lawannya.

Tingkat pengembalian pasar valas dapat diperoleh dari kurs penjualan, dikurangi kurs pembelian dibagi dengan kurs pembelian, yang dapat dihitung dengan rumus sebagia berikut: (Kuncoro, 2001: 128).

Rv =

b b o

Kurs Kurs Kurs

x 100

Keterangan:

Rv = Tingkat pengembalian pasar valuta asing Po = Kurs jual

Pb = Kurs beli 3. Kerangka Pikir

Gambar : 1

Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan Pasar V alas

4. Hipotesis

Pasar modal Investasi Pasar valas

Tingkat pengembalian

IHSG Kurs

Risiko Investasi

Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan

(13)

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan antara tingkat pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas

2. Rata-rata tingkat pengembalian pada pasar modal lebih besar dari pada rata-rata tingkat pengembalian di pasar

3. Rata-rata tingkat risiko pada pasar modal lebih besar dari pada rata-rata tingkat risiko di pasar valas

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini merupakan study kasus, dalam arti kesimpulan dan implikasinya hanya dapat diterapkan di Indonesia dan obyek penelitian periode Mei 2005 sampai Mei 2007.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penellitian ini adalah dokumenter dengan sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain. Data sekunder meliputi:

1. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama tahun 2005 – 2007

2. Data nilai kurs USD yang merupakan nilai tengah antara kurs beli dan kurs jual selama tahun 2005 – 2007

3. Definisi Operasional Variabel

1. Pengembalian pasar adalah total keuntungan/kerugianyang dialami pemilik modal/investor dalam satu periode tertentu yang dinyatakan sebagai suatu tarrif persentase.

a. Tingkat pengembalian investasi saham di pasar modal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Jogiyanto, 2000:204)

(14)

Rm = Tingkat pengembalian pasar modal

IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode yang

Bersangkutan

IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode

sebelumnya

b. Tingkat pengembalian investasi valas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Kuncoro, 2001:128)

Rv = Tingkat pengembalian pasar valuta asing Po = Kurs jual

Pb = Kurs beli

2. Risiko pasar adalah kemungkinan adanya kerugian/variabilitas pendapatan dihubungkan dengan aktiva tertentu.

a. Risiko investasi di pasar modal dengan mnggunakan deviasi standar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Husnan, 2001:53)

E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal n = Banyaknya periode pengamatan.

(15)

Keterangan:

Rv = Deviasi standar pasar valas

Rv = Tingkat pengembalian pasar valas

E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar valas n = Banyaknya periode pengamatan

4. Teknik Analisis Data

Analisis diskriptif kuantitatif membandingkan investasi di pasar. modal dan pasar valas dengan menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi saham di pasar

Rm = Tingkat pengembalian pasar modal

IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode yang

Bersangkutan

IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelum

2. Untuk mengetahui tingkat pengembalian diharapkan di pasar modal dapat dihitung dengan rumus: (Warsono, 2001:174)

E(Rm) =

E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pada pasar modal n = Banyaknya periode

(16)

Keterangan:

Rm = Deviasi standar pasar modal Rm = Tingkat pengembalian pasar modal

E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal n = Banyaknya periode pengamatan.

4. Untuk mengetahui nilai kurs tengah

X =

5. Untuk mengetahui tingkat pengambalian investasi valas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Kuncoro, 2001:128)

Rv =

Rv = Tingkat pengembalian pasar valuta asing Po = Kurs jual

Pb = Kurs beli

6. Untuk mengetahui tingkat pengembalian diharapkan dipasar valas dapat dihitung dengan rumus: (Warsono, 2001:174)

E(Rv) =

E(Rv) = Tingkat pengembalian rata-rata pada pasar valas n = Banyaknya periode

(17)

Keterangan:

Rv = Deviasi standar pasar valas Rv = Tingkat pengembalian pasar valas

E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar valas n = Banyaknya periode pengamatan.

8. Uji hipotesis

Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda dua rata-rata. Alasan penggunaan uji beda dua rata-rata karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan antara tingkat pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas. Adapun teknik pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu: Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat

pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat

pengembalian dsn risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas.

2 Dalam pengambilan keputusan untuk hasil uji hipotesis harus didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

a. Ho ditolak, Ha diterima apabila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel

Artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengembalian dan risiko antara pasar modal dan pasar valas. b. Ho diterima, Ha ditolak apabila t hitung < t tabel dan –t tabel <

t hitung

(18)

3. Jika t hitung > t tabel, menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengembalian dan risiko investasi antara pasar modal dan pasar valas, maka hipotesis pertama diterima.

4. Jika E(Rm) > E (Rv), menyatakan bahwa tingkat pengembalian rata-rata pada pasar modal lebih besar dari pada tingkat

pengembalian rata-rata pada pasar valas, maka hipotesis kedua diterima.

5. Jika Rm > Rv, menyatakan bahwa tingkat risiko investasi pada pasar modal lebih besar dari pada tingkat risiko investasi pada pasar valas, maka hipotesis ketiga diterima.

Ok silahkan direvisi selanjut di konsulatasi dengan dosen yang lain selanjutnya dirseminarkan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Eka Putra, Dianata. 2003. Berburu Uang di Pasar Valas. Effhar. Semarang.

Hady, Hamdy. 2001. Valas untuk manajer. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Hidayat, Taufik. 2005. Learn to Earn Trading Valas Via Internet. Andi. Yogyakarta.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. UPP – AMP YKPN. Yogyakarta.

Latifa Kusumawati, 2005. Perbandingan Tingkat Pengembaliandan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan Pasar Valas Periode 2001-2005. Skripsi pada FE UMM. Tidak dipublikasikan.

Jogiyanto. 2006. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta.

(20)

Hady, Hamdy. 2001. Valas untuk manajer. Ghalia Indonesia. Jakarta

Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. UPP – AMP YKPN. Yogyakarta.

Jogiyanto. 2006. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta.

Gambar

Gambar : 1Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi Antara

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

Data dari post-test juga diperoleh dari lembar observasi dan lembar tes pilihan ganda yang dilakukan sesuai dengan video yang digunakan setiap kali pemberian

Ketidakbermaknaan korelasi tingkat gejala adiksi internet dengan aktivitas yang dilakukan jika tidak tersedia dana, dapat dijelaskan karena sebagian besar

Semasa pemain daripada pasukan lawan yang dibenarkan berada dalam kawasan itu membuat hantaran percuma, bola tidak boleh dibaling melebihi kawasan gelanggang

Sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan kebijakan nasional tersebut seyogianya berupa suatu

dilakukan dengan tujuan untuk Mengetahui secara langsung apa saja yang melatarbelakangi anak perempuan sehingga mereka terjerat dalam perdagangan anak, mengkaji

Berhubung dengan faktor keterlibatan seseorang individu dengan kerja-kerja kesukarelawanan, hasil kajian yang dijalankan oleh Nichols &amp; King (1999) mendapati bahawa

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia