KONSTRUKSI SKALA KREATIVITAS REMAJA BERDASARKAN
VIRTUES IN ACTION-INVENTORY OF STRENGTHS
(VIA - IS)
SKRIPSI
Oleh :
Amelia Namira
201210230311027
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KONSTRUKSI SKALA KREATIVITAS REMAJA BERDASARKAN
VIRTUES IN ACTION-INVENTORY OF STRENGTHS
(VIA – IS)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi
Oleh
Amelia Namira
201210230311027
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
i
Judul Skripsi : Konstruksi Skala Kreativitas Pada Remaja Berdasarkan Virtues In Action - Inventory Of Strengths (VIA – IS)
Nama Peserta : Amelia Namira
NIM : 201210230311027
Fakultas : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Waktu Penelitian : 16 Mei – 26 Mei 2016
Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 5 Agustus 2016
Dewan Penguji
Ketua Penguji : Dr. Latipun, M.Kes ( )
Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto, S.Psi., M.Si ( )
Anggota Penguji : 2. Zakarija Achmat, M.Si ( )
Anggota Penguji : 3. Muhammad Shohib, M.Si ( )
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Latipun, M.Kes Ari Firmanto, S.Psi., M.Si
Malang, 17 Agustus 2016
Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
ii
Nama : Amelia Namira
NIM : 201210230311027
Fakultas/Jurusan : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :
Konstruksi Skala Kreativitas Remaja Berdasarkan Virtues In Action – Inventory of Strengths
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak
bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Yang menyatakan
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya.
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Konstruksi Skala Kreativitas Remaja Berdasarkan Virtues In Action – Inventory Of Strengths”. Penulisan skripsi ini disusun dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Psikologi. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, doa, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang ditujukan kepada :
1. Bapak Dr. Latipun, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang senantiasa selalu sabar dalam membimbing, memberikan masukan dan nasihat serta waktunya selama proses penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Ari Firmanto, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing II yang senantiasa selalu sabar dalam membimbing, memberikan masukan dan nasihat serta waktunya selama proses penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali kelas Psikologi A 2012.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Psikologi, Asisten Laboratorium Psikologi dan Staf Tata Usaha Psikologi terimakasih atas didikan, bantuan dan bimbingannya selama ini.
5. Terima kasih kepada orang tua, Bapak Andy Wirawan dan Ibu Yunita Arnida serta Adik Dimas Agung Nugroho yang selalu mendoakan, memberikan semangat serta dukungannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Terima kasih kepada seluruh keluarga besar saya atas doa dan dukungannya yang telah diberikan.
7. Ical Abdul Rahman Nesar yang senantiasa memberikan doa, semangat serta hiburan di sela-sela waktu kesibukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat saya, Mutia Nadia, Nova Ariyanthi, Galuh Kikiany dan Weny Joana yang senantiasa memberikan bantuan, doa serta semangatnya.
9. Teman-teman satu bimbingan Pak Latipun dan Pak Ari; Rena, Elle, Sinta, Hana, Alin, Marini, Ity, Ayu, Bhimo, Arifin, Mumut, dan Nina yang senantiasa memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
10. SMAN 5 Mataram, kepada Bapak Kepala Sekolah, guru-guru beserta siswa-siswi SMAN 5 Mataram yang telah memberikan izin dan bersedia menjadi subjek penelitian.
iv
Malang, 17 Agustus 2016
v
Surat Pernyataan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vi
Daftar Gambar ... vii
Daftar Lampiran ... viii
ABSTRAK ... ix
PENDAHULUAN ... 1
Pengertian Kreativitas ... 4
Virtues In Action – Inventory of Strengths ... 4
Pengembangan Kreativitas... 5
Komponen dalam Kreativitas ... 5
Kondisi Internal Penunjang Kreativitas ... 6
Aspek Kreativitas ... 6
Pengembangan Instrumen ... 6
METODE PENELITIAN ... 8
Rancangan Penelitian ... 8
Subjek Penelitian ... 8
Instrumen Penelitian ... 8
Prosedur dan Analisa Data ... 9
HASIL PENELITIAN ... 11
DISKUSI... 16
SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 17
REFERENSI .. ... 18
vi
Tabel 2. Analisis item SKR ... 12
Tabel 3. Exploratory Factor Analysis (EFA) ... 13
viii
Lampiran Hasil Entry Data ... 22
Lampiran Hasil Analisa Faktor ... 32
Lampiran Hasil Uji Konkuren Validitas ... 49
Lampiran Blue Print ... 51
Lampiran Skala Penelitian ... 53
ix
Amelia Namira
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
ameliarara40@yahoo.com
Kreativitas pada remaja sangat erat hubungannya karena dalam diri remaja memiliki keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau berbeda dan mencoba hal-hal yang baru. Dengan kreativitas yang dimiliki, remaja dapat menghasilkan penemuan-penemuan baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Pengembangan dan validasi alat ukur penting guna mengidentifikasi kreativitas pada remaja tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan melakukan validitas instrument pada Skala Kreativitas Remaja (SKR) pada remaja. Penelitian ini dilakukan pada 300 partisipan dengan menggunakan teknik quota sampling pada siswa SMAN 5 Mataram di Kota Mataram. Hasil uji validitas isi diperoleh 34 item yang terbentuk, diuji dengan konsistensi internal diperoleh 19 item valid dengan nilai validitas 0,301 – 0,625 dan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,837. Hasil uji validitas konstrak mendapatkan nilai KMO analisa faktor eksploratori 0,708 dengan tingkat signifikansi (sig) sebesar 0,000. Pada hasil uji validitas konkuren diperoleh nilai korelasi r = 0,554 (> 0,50) dan signifikansi 0,000 (sig < 0,01).
Kata kunci : Konstruksi, Kreativitas remaja, Virtues In Action
Teenagers’ creativity are closely related because teenagers have desire to create something new or different and try new things. With creativity possessed, teens can generate new discoveries which could be beneficial for society. Development and validation of an important measuring tool to identify the creativity of youth itself. This study aims to develop and carry out the validity of the instrument at Youth Creativity Scale on teenagers. This study was conducted on 300 participants using quota sampling technique to the students of SMAN 5 Mataram at Mataram city. The resulf of validity test showed by 34 items which are formed, tested by internal consistency obtained 19 valid items with a validity value from 0.301 to 0.625 and the reliability value of 0.837. Construct validity test results showed by KMO exploratory factor analysis in the value of 0.708 with significance level (sig) of 0.000. In the concurrent validity of the test results, it showed the correlation of r = 0.554 (> 0.50) and the significance level of 0.000 (sig <0.01).
Remaja tidak terlepas dari kreativitas, karena dalam diri remaja itu sendiri penuh keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau berbeda dan memiliki keinginan untuk mencoba hal yang baru. Selain itu, remaja juga ingin menunjukkan hal yang berbeda dengan orang lain. Remaja memiliki potensi kreativitas yang besar maka dari itu perlunya mengaktualisasikan agar potensi yang dimiliki dapat terwujud. Remaja yang kreatif adalah remaja yang berani tampil berbeda dengan yang lain, menonjol dalam suatu hal dan bersifat inovatif.
Saat ini banyak remaja yang dapat menghasilkan penemuan-penemuan atau hal-hal baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Contohnya, pada SMK di Yogyakarta yang memiliki ekstrakulikuler robotica. Kemampuan siswa dalam merakit, memprogram dan menjalankan sebuah robot merupakan kemajuan yang dapat mengasah kemampuan siswa dalam penalaran dan kreativitas (Fellisa, 2012). Agar dapat mengembangkan kegiatan kreativitas anak, sebuah kerjasama antara Yayasan Perkembangan Kreativitas, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) telah membangun sebuah Pusat-pusat Pengembangan Kreativitas Anak yang bertempat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tujuan dari Pusat-pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini adalah sebagai wadah untuk meningkatkan kreativitas anak didik. Kegiatan-kegiatan yang dapat mereka lakukan adalah Kegiatan-kegiatan melukis, elektronika, daur ulang dan olah kata (Munandar, 1990).
Munandar (2002), menjelaskan ada beberapa hal yang membuat kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri indvidu, yaitu: (1) Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya dan perwujudan diri adalah kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. (2) Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan dalam penyelesaian terhadap suatu masalah. (3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya dapat bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan, tetapi memberikan kepuasan yang berlebih bagi indvidu. (4) Kreativitas dapat juga meningkatkan kualitas hidup individu.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mumford dan Gustafson (1998), menjelaskan perilaku kreatif ditentukan oleh interaksi yang kompleks antar ciri-ciri individual. Sehingga kreativitas muncul menjadi konseptual terbaik yang melibatkan beberapa elemen, yaitu: (a) proses yang mendasari kapasitas individual untuk membangkitkan ide-ide baru atau pemahaman, (b) karakteristik yang memfasilitasi proses operasi tiap individu, (c) karakteristik memfasilitasi penerjemahan dari ide-ide ke suatu tindakan, (d) ciri kondisi situasi keinginan individu untuk terlibat dalam perilaku kreatif, dan (e) ciri dari evaluasi pengaruh situasi sebuah usaha produktif individu.
dihadapi. Dengan adanya kreativitas, seseorang akan lebih aktif untuk mengatasi masalahnya dan memiliki keinginan untuk mempelajari hal baru dalam menyelesaikan masalah. Segala tindakan individu yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru disebut sebagai tindakan kreatif.
Kreativitas dapat bermanfaat bagi individu. Menjadi individu yang kreatif dapat memberi kenikmatan sendiri bagi individu dan dapat membangkitkan semangat daripada menjalani hidup dalam rutinitas yang monoton. Secara singkat, kreativitas yang ada didalam diri individu dapat membuat individu tersebut terasa lebih hidup. Kreativitas dapat juga diartikan sebagai kemampuan yang individu untuk membuat kombinasi baru sesuai dengan data, informasi atau unsur-unsur yang sudah ada (Sahrunanca & Astorini, 2013).
Kreativitas yang luar biasa muncul pada masa muda dan kreativitas yang dimiliki remaja pada umumnya berbeda-beda. Sahlan & Maswan (1988), menjelaskan bahwa kekuatan mental manusia akan berkembang hingga usia 60 tahun dan akan menurun secara bertahap hingga usia 80 tahun. Kekuatan tersebut sama baiknya dengan kemampuan manusia sejak 30 tahun. Kreativitas remaja perlu dikembangkan sejak dini. Beruntunglah para remaja karena pada masa muda, kreativitas akan dapat berkembang dengan baik. Namun, kreativitas dapat berkembang dengan baik tidak terlepas dari adanya kemauan atau usaha keras dari remaja itu sendiri. Usaha keras yang dilakukan akan membentuk kebiasaan berupa peningkatan kreativitas dengan lebih baik.
Selain itu kreativitas juga muncul ketika individu mampu merespon suatu masalah dengan baik atau memiliki kemampuan untuk bertahan dan kemampuan mengatasi kesulitan yang dihadapi serta didukung oleh kecerdasan yang cukup tinggi, maka individu dapat dikatakan memiliki kreativitas atau semangat berkreasi dalam dirinya. Karena pada umumnya kreativitas merupakan suatu kombinasi antara pengetahuan dari berbagai hal, misalnya pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide-ide yang bermanfaat dengan cara baru dan lebih baik serta mampu merealisasikannya. Kreativitas merupakan suatu titik temu yang khas antara tiga atribut psikologis yaitu inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian yang secara bersamaaan membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif (Setyabudi, 2011).
Kreativitas merupakan perwujudan diri individu yang termasuk dalam kebutuhan pokok manusia, sehingga ketika kreativitas terwujud akan memberikan rasa kepuasan terhadap diri sendiri dan memberikan rasa keberhasilan. Kreativitas mampu meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga manusia mampu mencapai kesejahteraan fisik dan mental. Kreativitas muncul pada tahap perekembangan manusia, mulai dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga lanjut usia.
Saat ini ada beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur kreativitas, seperti (1) Creativity Personality Scale (CPS) yang diciptakan oleh Kaufman dan Baer. Alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana kreativitas umum yang dimiliki mahasiswa dan kreativitas mahasiswa di bidang yang berbeda-beda seperti, ilmu pengetahuan, seni, matematika, pemecahan masalah pribadi, kerajinan, menulis dan mengelola hubungan interpersonal (Kaufman & Baer, 2004). (2) Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT) yang diciptakan oleh Torrance. TTCT ini digunakan untuk mengukur kreativitas individu yang mengacu pada ketiga aspek yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. TTCT terdiri dari tes berbentuk verbal dan vigural (Kim, 2006).
Kedua alat ukur diatas lebih didasarkan atas kondisi dan budaya barat, dimana kondisi dan budayanya berbeda dengan yang ada di Indonesia. Alat ukur tersebut belum tentu bisa digunakan di Indonesia karena memiliki perbedaan bahasa dan budayanya. Sehingga diperlukannya pengembangan alat ukur agar dapat disesuaikan dengan budaya Indonesia dan digunakan dalam bahasa Indonesia karena pada saat ini alat ukur kreativitas di Indonesia masih jarang ditemui. Kebanyakan alat ukur kreativitas tersebut berasal dari luar negeri dan di Indonesia hanya menggunakan adaptasi dari alat ukur tersebut yang telah di terjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Fitriani (2012), mengungkapkan bahwa alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti luar negeri, belum tentu bisa langsung digunakan di Indonesia. Alat ukur yang dikembangkan tersebut tidak terlepas dari bias budaya, baik dari segi bahasa, atribusi, pelaksanaan, interpretasi, nilai dan sebagainya. Misalnya, alat-alat tes psikologi yang dikembangkan oleh peneliti dari Amerika Eropa, meskipun sudah diadaptasikan ke dalam bahasa dan budaya Indonesia masih sangat mungkin memunculkan stimulus maupun standar norma dan interpretasi alat psikotes yang kurang kompatibel diterapkan dalam pengukuran kemampuan maupun kepribadian individu dari budaya non-western.
Sehingga perlu dikembangkannya sebuah alat ukur yang dapat disesuaikan dengan budaya yang ada di Indonesia. Untuk dapat mengidentifikasi kreativitas, diperlukannya sebuah alat ukur yang dapat mengungkap kreativitas agar dapat memperoleh hasil validitas dan reliabel dari variabel yang diteliti. Alat ukur yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2014). Alat ukur tersebut diharapkan bisa lebih objektif dalam mengukur kreativitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat tes kreativitas berdasarkan dengan kondisi dan budaya Indonesia. Instrumen yang dikembangkan nantinya akan dibandingkan dengan instrumen yang terkait agar dapat mengetahui tingkat kevalidannya. Instrumen SKR (Skala Kreativitas Remaja) diuji keabsahannya dengan melakukan uji korelasi dengan instrumen
Pengertian Kreativitas
Menurut Peterson dan Seligman, (2004), kreativitas memiliki dua komponen penting yang dimiliki, yaitu pertama orang kreatif menghasilkan ide-ide atau tingkah laku yang memiliki keaslian (originalitas). Individu yang memiliki kreativitas mampu menghasilkan ide-ide atau produk yang baru, menakjubkan, dan unik atau tidak biasa. Komponen yang kedua, kreativitas tidak hanya menghasilkan ide-ide atau tingkah laku yang memiliki keaslian (originalitas), tetapi juga adaptif. Agar menjadi individu yang adaptif, individu harus memberikan kontribusi yang positif pada kehidupan orang lain atau masyarakat.
James J. Gallagher (dalam Rachmawati & Kurniati, 2010) berpendapat, kreativitas adalah proses pemikiran yang dilakukan oleh individu yang menghasilkan ide atau penemuan yang baru atau menggabungkan kedua komponen tersebut sehingga menjadi melekat pada diri individu tersebut. Sehingga kreativitas dapat disimpulkan sebagai kemampuan yang dimiliki indvidu dalam kelancaran berpikir sehingga dapat menghasilkan banyak ide atau gagasan yang bersifat original (keaslian) agar dapat memandang atau memecahkan masalah serta dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan orang lain.
Virtues In-Action Inventory of Strengths
Psikologi positif merupakan istilah umum untuk teori dan tentang apa yang membuat hidup terasa paling layak. Kekuatan karakter atau character strengths didefinisikan sebagai sifat-sifat positif yang tercermin dalam pikiran, perasaan, dan perilaku (Park, Peterson & Seligman, 2004).
Character Strengths dikemukakan pertama kali oleh Peterson dan Seligman. Mereka berpendapat bahwa character strengths merupakan karakter baik yang ada di dalam diri individu yang ditampilkan melalui pikiran, perasaan dan tingkah laku.
Park, Peterson dan Seligman (2004), menerangkan beberapa rincian pemikiran yang menjelaskan tentang kekuatan karakter sebagai berikut :
1. Kekuatan karakter merupakan sebuah kecondongan untuk bertindak, berkeinginan, dan merasakan yang melibatkan penilaian dan mengarah ke keunggulan manusia yang mudah dikenali atau contoh dari perkembangan manusia.
2. Kekuatan karakter yaitu karakter baik yang terdiri dari kumpulan sifat-sifat positif.
3. Kekuatan karakter bukanlah mekanisme yang terpisah dengan efek otomatis pada perilaku; namun, aktivitas kebaikan yang melibatkan memilih kebajikan untuk dirinya sendiri dan rencana hidupnya, yang berarti bahwa orang dapat merefleksikan kekuatan karakter mereka sendiri dan berbicara tentang mereka kepada orang lain.
4. Kekuatan karakter dapat dibedakan dari individu yang terkait perbedaan seperti bakat dan kemampuan.
5. Kekuatan karakter terdiri dari 24 karakter yang berbeda.
Karakter baik yang ada di dalam diri manusia disebut sebagai virtues, yaitu karakter utama dalam
character strengths yang bersifat universal. Dalam character strengths terdapat enam jenis kebaikan (virtues) (Peterson & Seligman, 2004) yang terdiri sebagai berikut: (a) Wisdom and Knowledge yang terdiri dari, creativity (kreativitas), curiosity (keingintahuan), open-mindedness
(b) Courage (keberanian) terdiri dari, bravery (keberanian), persistence (ketekunan), integrity
(integritas), dan vitality (vitalitas); (c) Humanity (kemanusiaan), terdiri dari love (cinta), kindness
(kebaikan) dan social intelligence (kecerdasan sosial); (d) Justice (keadilan) terdiri dari,
citizenship (keanggotaan dalam kelompok), fairness (keadilan), dan leadership (kepemimpinan); (e) Temperance (kesederhanaan) terdiri dari forgiveness and mercy (memaafkan), humility and modesty (kerendahan hati), prudence (kebijaksanaan), dan self-regulation (regulasi diri); (f)
Transcendence (Transendensi) terdiri dari, appreciation of beauty (apresiasi terhadap keindahan dan kesempurnaan), gratitude (bersyukur), hope (harapan), humor (humor) dan spirituality
(spiritualitas). Pada penelitian ini menjelaskan pada aspek kearifan dan pengetahuan yang difokuskan pada sikap kreativitas remaja.
Pengembangan Kreativitas
Pengembangan kreativitas pada diri individu dapat dilakukan pada melalui pendekatan 4P (Sujiono & Sujiono, 2010), yaitu: (1) Person (pribadi), tindakan kreatif muncul dari keunikan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan; (2) Process (proses), langkah-langkah proses kreatif dimulai dari tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi; (3) Press (dorongan), berupa dorongan internal dan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis; (4) Product
(produk), yang ditandai dengan orisinalitas, kebaruan, kebermaknaan, dan teramati (observable). Berkaitan dengan pendekatan tersebut, bahwa pribadi yang kreatif melibatkan diri dalam proses kreatif dan dukungan dari lingkungan yang dapat menghasilkan produk kreatif.
Remaja yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, memiliki kegemaran dan menyukai aktivitas yang kreatif. Remaja yang kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani untuk mengambil resiko daripada remaja-remaja pada umumnya, artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka sangat berarti, penting dan disukai, mereka tidak akan menghiraukan kritik dan ejekan orang lain. Mereka tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin pendapatnya tersebut tidak disetujui oleh orang lain. Orang yang kreatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa mencapai tujuannya (Munandar, 2002).
Clark Moustakis (dalam Rachmawati & Kurniati, 2010) berpendapat, kreativitas berhubungan dengan pengalaman mengungkapkan sesuatu dan mengembangkan identitas seseorang dalam bentuk utuh dalam hubungannya antar diri sendiri, lingkungan dan orang lain. Individu yang kreatif adalah yang akan senantiasa mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan mudah. Individu yang kreatif akan meningkatkan kemampuannya untuk mengembangkan pemikiran yang baru dan mampu menghasilkan suatu pekerjaan yang baik.
Komponen dalam Kreativitas
ke pemikiran utama. Maslow dan Rogers (dalam Sujiono & Sujiono, 2010) berpendapat, kreativitas merupakan aspek yang memiliki keterkaitan dengan aktualisasi diri. Orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya merupakan orang yang kreatif, orang yang peduli terhadap proses daripada klimaks keberhasilan dan bangga terhadap kesuksesan yang dicapai.
Kondisi Internal Penunjang Kreativitas
Rogers (dalam Munandar, 1988) menjelaskan ada beberapa kondisi internal yang dapat menunjang pertumbuhan kreativitas, sebagai berikut: (a) terbuka terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar ataupun dari dalam; (b) penilaian produk yang dihasilkannya ditentukan oleh diri sendiri dan terbuka terhadap pendapat orang lain tentang produk yang dihasilkan; (c) memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi dengan konsep-konsep, unsur-unsur dan sebagainya. Sehingga individu mampu untuk membentuk kombinasi-kombinasi baru dari yang sebelumnya.
Aspek-aspek Kreativitas
Parnes (dalam Rachmawati & Kurniati, 2010) menyebutkan aspek-aspek kreativitas sebagai berikut: (1) Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan memberikan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah; (2) Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide untuk memecahkan masalah; (3) Originality (keaslian), yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide hasil dari pemikiran sendiri; (4) Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan individu untuk memperluas idenya; (5) Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan dalam menangkap tanggapan masalah terhadap situasi.
Pengembangan Instrumen
Instrumen Virtues In Action – Inventory of Strengths (VIA – IS) merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kekuatan karakter pada orang dewasa yang terdiri dari 24 karakter (Toner, Haslam, Robinson & Williams, 2012). Salah satu karakternya adalah karakter kreativitas, yang terdiri dari 10 item. Selanjutnya dilakukan pengembangan dari 10 item VIA – IS tersebut sebagai modifikasi dan menambahkan item baru yang sesuai dengan konteks remaja yang berada di kota Mataram.
reliabilitas, dan (15) perakitan kembali butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan instrumen.
Dalam mengembangkan alat ukur, hal yang perlu diperhatikan adalah validitas dan reliabilitas. Validitas isi digunakan untuk memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yang memadai dan mewakili yang mengungkap konsep. Dalam hal ini, instrumen yang dikonstruksikan berupa aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan teori tertentu. Untuk menguji validitas isi, dapat digunakan dari pendapat para ahli (judgement experts). Para ahli diminta pendapatnya terhadap instrumen yang dikembangkan (Sugiyono, 2011).
Validitas isi merupakan sekumpulan item yang memadai dan mewakili yang mengungkap konsep. Validitas isi dilakukan untuk mengetahui apakah item yang dikembangkan sudah sesuai dan relevan dengan tujuan studi (Hendryadi, 2014). Validitas konstruk merujuk kesesuaian antara hasil pengukuran dengan konsep (konstruk) teoretis tentang variabel yang diteliti. Agar memperoleh validitas konstruk dilakukan dengan analisa faktor yaitu exploratory factor analysis
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini menggunakan penelitian non – eksperimental dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu untuk melakukan pengembangan alat ukur pada instrumen SKR pada aspek kreativitas, serta mengetahui nilai validitas, reliabilitas dan kualitas dari item yang khususnya mengukur kreativitas remaja. Menggunakan metode pengembangan model pengembangan teoritik berdasarkan dengan teknis uji validitas isi (content validity), uji validitas konstrak (construct validity), serta validitas berdasarkan kriteria ( criterion-related validity) dengan metode validitas konkuren (concurrent validity) (Azwar, 2011), membandingkan SKR dengan instrumen pembanding yang setara yaitu VIA – IS.
Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan penelitian di SMAN 5 Mataram di Kota Mataram. Dengan jumlah partisipan sebanyak 330, untuk tahap pertama yaitu try out 30 partisipan di kota Malang dan tahap kedua yaitu penyebaran kembali 300 partisipan di kota Mataram. Adapun karakteristik partisipan yaitu remaja berusia 14 – 18 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang merupakan siswa-siswi kelas X-XII SMA.
Teknik pengambilan data menggunakan kuota sampling yaitu menentukan sampel sesuai dengan karakteristik partisipan yang telah ditentukan. Kuota sampling ini digunakan untuk menentukan poupulasi serta menetapkan jumlah yang kemudian sampel diambil secara acak yang sudah menjadi patokan dalam penelitian.
Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan sendiri dengan item yang sesuai dengan kajian ilmiah dan dari berbagai literatur yang membahas kreativitas remaja, yaitu SKR (Skala Kreativitas Remaja). Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 19 item yang telah diuji dengan konsistensi internal. Instrumen ini dibuat menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban yakni “sangat sesuai”, “sesuai”, “tidak sesuai”, dan “sangat tidak sesuai”. Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada pilihan jawaban yang diberi centang. Skor yang diberikan mulai dari angka 4 hingga angka 1.
Prosedur Penelitian dan Analisa Data
Gambar 1. Bagan Prosedur Penelitian
Prosedur awal penelitian ini adalah menyusun konsep konstruk variabel. Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah mencari kajian pustaka atau instrument dari buku atau jurnal yang berhubungan dengan variabel yang telah ditentukan yaitu kreativitas. Setelah mendapatkan instrument, dilanjutkan dengan membuat definisi operasional sesuai dengan referensi yang di dapatkan. Prosedur kedua adalah menentukan model instrumen atau skala. Model instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu “sangat sesuai”, “sesuai”, “tidak sesuai”, dan “sangat tidak sesuai”.
Prosedur ketiga adalah merakit pernyataan item seperti aspek atau faktor dan sebaran item. Dalam prosedur ini hal yang dilakukan sebelumnya adalah mengetahui makna dari variabel yang akan diukur. Selanjutnya, mengembangkan dan membuat item baru sebanyak 34 item dengan melakukan diskusi dengan dosen pembimbing. Dalam penelitian ini menggunakan 5 aspek, yaitu
fluency, flexibility, originalitas, elaboration, dan sensitivity.
Prosedur keempat adalah try out pertama (uji keterbacaan item). Pada prosedur ini langkah pertama adalah melakukan penilaian item kepada pakar ahli (judgement experts). Setelah melakukan penilaian item, dilanjutkan dengan melakukan try out pertama dengan menyebarkan skala yang digabungkan dengan instrumen pembanding yaitu VIA – IS (Virtues In Action – Inventory of Strengths) pada 30 partisipan siswa-siswi SMA di Kota Malang.
Prosedur kelima adalah merakit item kembali (menyusun susunan baru item), dengan melakukan uji konsistensi internal yaitu melihat nilai konsistensi internal (internal consistency) item yang
baru lalu mereduksi item yang tidak valid. Hal ini diketahui dengan melihat hasil dari nilai
Corrected Item- Total Correlation≥ 0,30. Jika ada item yang tidak valid (Corrected Item- Total≤
0,30), maka harus dilakukan reduksi item. Kemudian item yang sudah valid dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefesien Alpha dengan menggunakan
Reliability Analysis, dilihat nilai Cronbach’s Alpha> 0,70 sehingga reliabilitasnya dinyatakan tinggi.
Prosedur keenam adalah try out kedua dengan melakukan penyebaran kembali skala kepada 300 partisipan siswa-siswi SMA di Kota Mataram. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas seperti try out pertama dengan menggunakan Reliability Analysis, dilihat nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 sehingga reliabilitasnya dinyatakan tinggi. Kemudian pada uji validitas konstruk dilakukan dengan teknik analisa faktor jenis Exploratory Factor Analysis (EFA) dengan melihat nilai
Kaiser- Mayer- Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) yang menjadi indikator untuk kesesuaian analisa faktor dengan nilai minimal 0,50 dan selanjutnya melihat hasil Anti Image Correlation agar dapat mengetahui item yang dikembangkan tersebut mampu membentuk faktor dengan nilai ≥ 0,50. Setelah itu dilanjutkan dengan analisis keterbentukan item dengan suatu faktor dengan melihat Rotated Component Matrix Varimax yang tertinggi agar mengetahui banyak faktor yang terbentuk.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 300 partisipan di SMAN 5 Mataram dengan usia 14-18 tahun diperoleh karakteristik partisipan sebagai berikut :
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik Frekuensi
Berdasarkan hasil tabel 1, dari 300 partisipan SMAN 5 Mataram berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki berjumlah 138 orang dan perempuan berjumlah 162 orang, dengan rentan usia 14 – 16 tahun sebanyak 177 orang dan rentan usia 17 – 18 tahun sebanyak 123 orang.
Penentuan Validitas Isi (Content Validity)
Uji validitas ini membentuk pernyataan sesuai dengan aspek-aspek dalam kreativitas. Berdasarkan pengembangan dari hasil penelitian serta kajian terkait kreativitas, maka terbentuklah 19 item pernyataan pada instrument pembanding (SKR) yang mengukur aspek kreativitas remaja :
1. Saya senang menyelesaikan tugas dengan cara sendiri daripada mengikuti cara yang ada di buku.
2. Dalam kelompok, saya berperan sangat aktif dalam memberikan pendapat. 3. Saya memiliki banyak solusi untuk menyelesaikan masalah.
4. Saya senang berfikir yang berbeda dengan orang lain untuk melakukan sesuatu. 5. Walaupun sulit, saya memilih jalan keluar yang terbaik.
6. Cara berfikir saya berbeda dengan orang lain.
7. Saya menanyakan pelajaran yang belum saya pahami kepada guru.
8. Saya mengandalkan orang lain untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang saya hadapi.
9. Saya adalah orang yang pasif (orang yang tidak aktif). 10.Kebanyakan ide yang saya miliki berbeda dengan orang lain. 11.Saya menghindari pekerjaan yang sulit dikerjakan.
12.Saya mampu mengembangkan ide yang diutarakan oleh teman. 13.Saya suka mengikuti hal-hal yang orang lain lakukan.
14.Banyak bertanya membuat saya seperti orang bodoh.
17.Saya dapat langsung memunculkan ide ketika dihadapkan dengan masalah. 18.Saya segera menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
19.Saya dengan mudah memberikan pendapat saat diminta diberikan pendapat.
Konsistensi Internal (Internal Consistency)
Berdasarkan hasil uji Reliability Analysis dari pengambilan data tahap 1 pada 30 partisipan di Kota Malang, diperoleh 19 item valid. Tabel 2 menunjukkan hasil analisis reliabilitas tahap pertama dengan indeks d > 0,30 (Corrected Item – Total Corrected > 0,30) dan diperoleh nilai reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,837 dengan indeks validitas 0,301 – 0,625.
Tabel 2. Analisis Item SKR
Pernyataan I-T
P1 Saya senang menyelesaikan tugas dengan cara sendiri daripada mengikuti cara yang ada di buku.
.375
P2 Dalam kelompok, saya berperan sangat aktif dalam memberikan pendapat. .474 P3 Saya memiliki banyak solusi untuk menyelesaikan masalah. .625 P4 Saya senang berfikir yang berbeda dengan orang lain untuk melakukan
sesuatu.
.520
P5 Walaupun sulit, saya memilih jalan keluar yang terbaik. .373
P6 Cara berfikir saya berbeda dengan orang lain. .440
P7 Saya menanyakan pelajaran yang belum saya pahami kepada guru. .316 P8 Saya mengandalkan orang lain untuk membantu menyelesaikan masalah
yang sedang saya hadapi.
.466
P9 Saya adalah orang yang pasif (orang yang tidak aktif). .366 P10 Kebanyakan ide yang saya miliki berbeda dengan orang lain. .528 P11 Saya menghindari pekerjaan yang sulit dikerjakan. .507 P12 Saya mampu mengembangkan ide yang diutarakan oleh teman. .301 P13 Saya suka mengikuti hal-hal yang orang lain lakukan. .353 P14 Banyak bertanya membuat saya seperti orang bodoh. .338 P15 Saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk membantu teman. .382 P16 Saya senang bereksperimen ketika melakukan suatu hal. .525 P17 Saya dapat langsung memunculkan ide ketika dihadapkan dengan masalah. .503 P18 Saya segera menyelesaikan tugas yang telah diberikan. .396 P19 Saya dengan mudah memberikan pendapat saat diminta diberikan pendapat. .450
I-T : Corrected Item – Total Corrected
Validitas Konstruk (Construct Validity)
Tabel 3.Exploratory Factor Analysis (EFA) daripada mengikuti cara yang ada di buku.
.610a .427
P2 Dalam kelompok, saya berperan sangat aktif dalam memberikan pendapat.
.756a .502
P3 Saya memiliki banyak solusi untuk menyelesaikan masalah. .790a .663 P4 Saya senang berfikir yang berbeda dengan orang lain untuk
melakukan sesuatu.
.720a .564
P5 Walaupun sulit, saya memilih jalan keluar yang terbaik. .858a .543 P6 Cara berfikir saya berbeda dengan orang lain. .748a .593 P7 Saya menanyakan pelajaran yang belum saya pahami
P9 Saya adalah orang yang pasif (orang yang tidak aktif). .635a .537 P10 Kebanyakan ide yang saya miliki berbeda dengan orang
lain.
.725a .506
P11 Saya menghindari pekerjaan yang sulit dikerjakan. .693a .630 P12 Saya mampu mengembangkan ide yang diutarakan oleh
teman.
.732a .554
P13 Saya suka mengikuti hal-hal yang orang lain lakukan. .537a .556 P14 Banyak bertanya membuat saya seperti orang bodoh. .610a .646 P15 Saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk membantu
teman.
.675a .655
P16 Saya senang bereksperimen ketika melakukan suatu hal. .802a .379 P17 Saya dapat langsung memunculkan ide ketika dihadapkan
dengan masalah.
.767a .507
P18 Saya segera menyelesaikan tugas yang telah diberikan. .561a .644 P19 Saya dengan mudah memberikan pendapat saat diminta
diberikan pendapat.
.798a .612
Catatan : (a) Measures of Sampling Adequacy (MSA)
Tabel 4.Confirmatory Factor Analysis (CFA)
P3 Saya memiliki banyak solusi untuk menyelesaikan masalah.
P6 Cara berfikir saya berbeda dengan orang lain. .748a .593 P10 Kebanyakan ide yang saya miliki berbeda dengan
orang lain.
.725 a .506
P12 Saya mampu mengembangkan ide yang diutarakan oleh teman.
.732 a .554
P16 Saya senang bereksperimen ketika melakukan suatu hal.
P9 Saya adalah orang yang pasif (orang yang tidak aktif). .635a .537 P11 Saya menghindari pekerjaan yang sulit dikerjakan. .693 a .630 P14 Banyak bertanya membuat saya seperti orang bodoh. .610 a .646 P15 Saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk
P18 Saya segera menyelesaikan tugas yang telah diberikan. .561 a .644 P8
P13
Saya mengandalkan orang lain untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang saya hadapi.
Saya suka mengikuti hal-hal yang orang lain lakukan.
.544 a
P1 Saya senang menyelesaikan tugas dengan cara sendiri daripada mengikuti cara yang ada di buku.
.610 a .427 Faktor 5
Sensitivity Catatan : (a) Measures of Sampling Adequacy (MSA)
Dalam tahap terakhir pengujian CFA adalah penilaian bagaimana sumbangan faktor dalam mendukung variabel. Berdasarkan hasil konstruk yang dibuat diperoleh 5 faktor yang memiliki sumbangan yang berbeda-beda yaitu faktor 1 sebesar 0,659, faktor 2 sebesar 0,324, faktor 3 sebesar 0,655, faktor 4 sebesar 0,089 dan faktor 5 sebesar 0,644.
Validitas Berdasarkan Kriteria (Criterion-Related Validity)
DISKUSI
Penelitian ini menggunakan tiga prosedur validitas yaitu uji validitas isi, uji validitas konstruk dan uji validitas berdasarkan kriteria untuk mengetahui apakah instrumen SKR mampu mengukur kreativitas. Sesuai dengan pernyataan yang dijelaskan oleh Westen dan Rosenthal (2003), untuk menilai keabsahan pengukuran digunakan beberapa serangkai metode yaitu (a) validitas isi, yang mengacu pada sejauh mana pengukuran itu memadai sampel isi dari domain yang merupakan konstruk, (b) validitas kriteria, yang mengacu pada sejauh mana ukuran secara empiris terkait dengan variabel kriteria yang relevan, yang dapat dinilai baik pada saat yang sama (concurrent validity), dan (c) validitas konstruk, istilah ini menyeluruh dan sebagian besar dilihat untuk mencakup semua bentuk validitas, yang mengacu pada sejauh mana suatu ukuran konstruk memadai untuk dinilai.
Validitas isi (content validity) digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang dikembangkan sudah sesuai dengan variabel yang akan diukur. Dalam melakukan validitas isi, hendaknya item-item alat ukur tersebut dilakukan uji kelayakannya kepada para ahli di bidangnya. Dilanjutkan dengan konsistensi internal (internal consistency) untuk mengetahui item yang valid dan tidak valid dengan melihat hasil dari nilai Corrected Item- Total Correlation ≥
0,30. Hasil uji validitas item berkisar antara 0,301 – 0,625 dengan nilai reliabilitas sebesar 0,837. Novitasari dan Lisdiana (2015), menjelaskan bahwa instrumen dapat dikatakan valid apabila memiliki koefisien validitas > 0,3 dan reliabel jika memiliki koefisien ≥ 0,7.
Selanjutnya untuk validitas konstruk menggunakan dua teknik analisa faktor yaitu jenis
Exploratory Factor Analysis (EFA) dan Component Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan metode Principal Component Analyze (PCA) untuk berapa banyak faktor yang terbentuk dari item tersebut. Menurut Muca, Puka dan Bani (2013), analisa faktor adalah metode statistik multivariat yang tujuan utamanya adalah mereduksi data dan meringkasnya. Metode analisa faktor berkaitan dengan korelasi antara sejumlah besar variabel kuantitatif.
Pada hasil uji analisa faktor EFA menunjukkan bahwa 19 item SKL membentuk 7 faktor, hal tersebut tidak sesuai dengan estimasi yang dibuat yaitu sebanyak 5 faktor. Namun, pada faktor keenam dan ketujuh, tidak ada satupun item yang termasuk dalam kedua faktor tersebut. Selanjutnya dilakukan uji CFA dengan menggunakan metode Principal Component Analyze
(PCA) untuk melihat berapa banyak faktor yang terbentuk dari item-item tersebut. Hasil dari metode PCA membentuk 5 aspek yaitu pertama, aspek fluency pada item nomor 2, 3,4, 5, 6, 10, 12, 16, 17, dan 19. Kedua, aspek flexibility pada item nomor 9, 11, 14, dan 15. Ketiga, aspek
originalitas pada item nomor 7 dan 18. Keempat, aspek elaboration pada item nomor 8 dan 13. Kelima, aspek sensitivity pada item nomor 1.
validitas konkuren untuk menguji kesesuaian fungsi skala yang sudah di validasi dengan instrumen lain yang relevan dan teruji psikometrinya. Korelasi Pearson product moment
menggunakan formula koefesien yang memperoleh hasil lebih kecil dari 0,5 (Afradipta,2014).
Hasil dari uji korelasi antara SKR dan VIA memiliki arah yang positif karena memperoleh nilai kisaran 0,00 – 1,000 (r = 0,554) dan memiliki hubungan yang sedang dengan koefesien korelasi positif (interval 0,40 – 0,599). Sehingga dapat dikatakan bahwa antara SKR yang mengukur kreativitas remaja dan VIA – IS memiliki arah positif. Ini menunjukkan bahwa antara VIA – IS dengan SKR memiliki arah hubungan yang positif, dimana instrumen VIA – IS dan SKR sama-sama dapat mengukur kreativitas pada remaja.
Hasil dari penelitian ini bahwa instrumen Skala Kreativitas Remaja (SKR) telah memenuhi syarat yang mampu untuk mengukur kreativitas remaja karena telah melakukan tahap uji validitas dan reliabilitas dengan berbagai teknik dan metode. Tetapi dalam melakukan pengembangan SKR masih memiliki beberapa kelemahan karena partisipan yang digunakan dalam penelitian ini belum dapat mewakili seluruh remaja di Indonesia, dalam penelitian ini partisipan yang digunakan hanya remaja yang berada di Kota Mataram saja.
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Hasil penelitian instrumentasi yang telah disebar pada 300 partisipan menunjukkan bahwa SKR untuk mengukur kreativitas remaja dapat dikatakan layak dan baku dengan hasil validitas item berkisar 0,301 – 0,625 dan hasil uji reliabilitas dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,837 sehingga dinyatakan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi. Hasil uji dari analisa faktor EFA mendapatkan hasil KMO sebesar 0,708 dengan signifikansi 0,000 dan hasil uji analisa faktor CFA dengan metode Principal Component Analyze (PCA), terbagi menjadi 5 aspek yaitu fluency, flexibility, originalitas, elaboration, dan sensitivity. Pada hasil uji korelasi antara SKR dan VIA – IS memiliki arah hubungan yang positif dengan tingkat hubungan yang sedang. Dapat disimpulkan bahwa Skala Kreativitas Remaja (SKR) dapat digunakan sebagai alat ukur yang dapat mengukur kreativitas remaja.
REFERENSI
Afradipta, D. (2014). Pengembangan dan validasi instrumen untuk screening masalah anak dan remaja (ISMAR) dalam mengukur problem keluarga. Skrpisi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Fellisa, J. (2012). Pengaruh motivasi mengikuti ekstrakulikuler robotika terhadap kemampuan penalaran dan kreativitas siswa di SMK N 3 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Fitriani, W. (2012). Bias budaya dalam tes psikologi ditinjau dari aspek testee dan alternatif solusinya, Ta’dib, 15(2), 189 – 197.
Hendryadi. (2013). Content validity (validitas isi), Teorionline Personal Paper, 1, 1 – 4.
Kaufman, J. C. & Baer, J. (2004), Sure, I’m Creative—But Not In Mathematics!: Self-Reported Creativity In Diverse Domains, 22, 143-146.
Kim, K.H. (2006), Can we trust creativity tests? A review of the Torrance tests of creative thinking (TTCT), Creativity Research Journal 2006, 18(1), 3–14.
Matondang, Z. (2009). Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian. Jurnal Tabularasa Pps Unimed, 6(1), 87 – 97.
Muca, M., Puka, L & Bani, K. (2013). Principal components and the maximum likelihood methods as tools to analyze large data with a psychological testing example.
European Scientific Journal, 9(20), 176 – 183.
Mumford, M.D & Gustafson, S.B. (1988). Creativity syndrome: integration, application, and innovation. Psychological Bulletin, 103(1), 27 – 43.
Munandar, U. (1987). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Jakarta: Gramedia.
Munandar, U. (1988). Kreativitas sepanjang masa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Munandar, U. (1990). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Jakarta: Gramedia. Munandar, U.(2002). Kreativitas dan keberbakatan strategi mewujudkan potensi kreatif dan
bakat. Jakarta: Gramedia.
Novitasari & Lisdiana. (2015). Pengembangan instrumen penilaian ranah afektif dan psikomotorik pada mata kuliah praktikum struktur tubuh hewan. Unnes Journal of Biology Education, 4 (1), 97-10.
Park, N., Peterson, C & Seligman, M. E. P. (2004). Strengths of character and well-being.
Journal of Social and Clinical Psychology, 23(5), 603 – 619.
Rachmawati, Y &Kurniati, E. (2010). Strategi pengembangan kreativitas pada anak. Jakarta: Kencana.
Sahlan, S & Maswan. (1988). Multi dimensi sumber kreativitas manusia. Bandung: Sinar Baru.
Sahrunanca, R & Astorini, D. (2013). Hubungan antara kepercayaan diri dengan kreativitas kelompok belajar “sekolah kami” di Bekasi. Psycho Idea, 1, 48 – 54.
Setyabudi, I. (2011). Hubungan antara adversiti dan inteligensi dengan kreativitas. Jurnal Psikologi, 9(1), 1 – 6.
Stenberg, R. J. (2006), The nature of creativity. Creativity Research Journal, 18(1), 87 – 95.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y.N & Sujiono, B. (2010). Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak. Jakarta: Indeks.
Toner, E., Haslam, N., Robinson, J. & Williams, P. (2012). Character strengths and wellbeing in adolescence: Structure and correlates of the Values in Action Inventory of Strengths for Children. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2016, dari
http://education.unimelb.edu.au/__data/assets/pdf_file/0004/1236388/Character_Stre ngths_Geelong_GrammarS2011_Toner_etal.pdf
Utami, A.B & Pratitis, N.T. (2013), Peran kreativitas dalam membentuk strategi coping mahasiswa ditinjau dari tipe kepribadian dan gaya belajar. Jurnal Psikologi Indonesia, 2(3), 232 – 247.
Widodo, P.B. (2006). Reliabilitas dan validitas konstruk skala konsep diri untuk mahasiswa Indonesia. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3(1), 1 – 8.
Instrumen Kreativitas Remaja
AP XI 17 L 4 4 5 3 4 4 3 4 3 3 37 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 54 SANDY FEBRIYAN TRI S. XI 18 L 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 33 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 4 2 2 3 3 55
M. SHOLEHUDDIN XI 17 L 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 33 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 53
FEBRIYANI ZULIANTI XI 17 P 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 26 3 2 3 3 3 3 4 1 3 3 1 2 3 3 4 3 3 2 3 52
MOH. GALANG MAHRUF XI 16 L 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 35 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 55
RILO AJI RISWANA XI 17 L 4 5 1 5 4 3 5 3 5 4 39 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 60
INDAH RIZQIANA A. XI 17 P 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
MUHAMMAD RIPAAN XI 16 L 4 3 3 3 3 2 2 5 4 3 32 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 52
EMHA ISLAHUL ARDHONI XI 16 L 4 5 3 2 5 1 3 4 5 3 35 3 3 2 1 4 2 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 3 3 3 58
ISLAHUL AMAL XI 17 L 4 5 4 2 2 2 4 5 2 2 32 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 59
SRI WAHYUNI XI 17 P 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 54
UTAMI RAHAYU XI 16 P 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 56
FADHILA YUNITA SARI XI 16 P 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 64
ZIAN ANGEL P.A.F XI 17 P 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 31 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 56
NINI ASRI R. XI 17 P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 49
LALU RIDHO HUZAIRON XI 17 L 3 4 4 3 4 2 3 5 4 2 34 3 2 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 4 1 4 3 4 3 56
BAIQ NOVITA KARISMA XI 17 P 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 28 2 4 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 49
SITI MAULIDATUNNI'MAH XI 17 P 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 32 2 3 2 2 3 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 3 2 4 3 57
Exploratory Factor Analysis (EFA)
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .708
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 885.201
Df 171
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B10 -.110 .008 -.022 -.019 -.112 -.234 -.006 .006 .007 .716 .073 -.100 -.019 .035 -.042 .002 -.033 .125 .007 B11 -.007 -.087 -.041 .042 -.025 -.033 .019 -.175 -.129 .073 .778 .044 -.058 -.081 -.074 -.025 .065 .000 -.097 B12 .072 -.091 -.079 -.139 .022 .056 .085 -.061 .113 -.100 .044 .719 .013 -.058 .019 -.107 -.091 -.095 -.112 B13 .133 .048 .050 -.085 .004 .004 .024 -.199 .088 -.019 -.058 .013 .845 -.083 -.039 .109 -.028 -.022 -.022 B14 .069 .061 -.015 .033 -.037 .002 -.174 .035 -.028 .035 -.081 -.058 -.083 .727 -.248 -.016 .086 -.020 .005 B15 .014 -.071 -.033 -.020 -.059 .046 .069 -.071 -.164 -.042 -.074 .019 -.039 -.248 .695 -.043 .030 .011 -.076 B16 -.004 .025 -.024 -.038 -.056 -.033 .011 .016 -.052 .002 -.025 -.107 .109 -.016 -.043 .885 -.066 -.069 .018 B17 -.019 -.009 -.077 .077 -.076 -.061 .036 -.027 -.067 -.033 .065 -.091 -.028 .086 .030 -.066 .762 -.029 -.182 B18 -.163 -.069 .049 .053 -.040 -.099 -.251 -.052 .039 .125 .000 -.095 -.022 -.020 .011 -.069 -.029 .763 -.027 B19 -.051 .001 -.079 .011 -.053 -.105 -.054 .090 -.005 .007 -.097 -.112 -.022 .005 -.076 .018 -.182 -.027 .709 B1 .610a -.112 -.026 -.161 .052 .068 -.021 -.137 .049 -.143 -.009 .093 .159 .089 .019 -.004 -.025 -.205 -.067
Communalities
Initial Extraction
B1 1.000 .656
B2 1.000 .580
B3 1.000 .647
B4 1.000 .587
B5 1.000 .440
B6 1.000 .597
B7 1.000 .688
B8 1.000 .690
B9 1.000 .611
B10 1.000 .601
B11 1.000 .528
B12 1.000 .578
B13 1.000 .699
B14 1.000 .674
B15 1.000 .595
B16 1.000 .320
B17 1.000 .650
B18 1.000 .701
B19 1.000 .495
Total
1 3.319 17.470 17.470 3.319 17.470 17.470
2 2.100 11.053 28.523 2.100 11.053 28.523
3 1.461 7.690 36.214 1.461 7.690 36.214
4 1.235 6.500 42.714 1.235 6.500 42.714
5 1.157 6.088 48.801 1.157 6.088 48.801
6 1.047 5.513 54.314 1.047 5.513 54.314
7 1.016 5.349 59.663 1.016 5.349 59.663
1 2 3 4 5 6 7
B1 .324 -.137 .376 .293 .427 .339 -.088
B2 .502 .057 .201 -.161 .299 -.076 -.405
B3 .663 -.055 .061 -.183 -.037 .014 -.407
B4 .564 -.099 -.148 .093 -.160 .367 -.260
B5 .543 .062 -.214 -.092 -.076 .127 .255
B6 .593 -.152 -.202 .178 -.101 .237 .289
B7 .141 .243 .638 .078 -.374 .199 .128
B8 .010 .437 -.162 .598 .338 -.028 -.009
B9 .093 .537 -.060 -.296 .350 .159 .274
B10 .506 -.253 -.351 .093 -.053 .343 .167
B11 .164 .630 -.052 .051 .295 -.064 -.087
B12 .554 -.154 -.043 .071 -.168 -.367 -.279
B13 -.062 .338 -.371 .556 -.307 -.162 -.119
B14 .074 .646 .057 -.162 -.467 .051 -.039
B15 .267 .655 -.179 -.234 -.016 .049 -.067
B16 .379 .024 .097 -.230 .047 -.148 .300
B17 .507 -.184 -.068 .047 .149 -.481 .314
B18 .289 .134 .644 .359 -.089 -.107 .194
B19 .612 .048 .027 -.028 -.054 -.320 .104
Extraction Method: Principal Component Analys is .
a. 7 components extracted.
Component Matrixa
Confirmatory Faktor Analysis (CFA)
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .708
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 885.201
Df 171
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B10 -.110 .008 -.022 -.019 -.112 -.234 -.006 .006 .007 .716 .073 -.100 -.019 .035 -.042 .002 -.033 .125 .007 B11 -.007 -.087 -.041 .042 -.025 -.033 .019 -.175 -.129 .073 .778 .044 -.058 -.081 -.074 -.025 .065 .000 -.097 B12 .072 -.091 -.079 -.139 .022 .056 .085 -.061 .113 -.100 .044 .719 .013 -.058 .019 -.107 -.091 -.095 -.112 B13 .133 .048 .050 -.085 .004 .004 .024 -.199 .088 -.019 -.058 .013 .845 -.083 -.039 .109 -.028 -.022 -.022 B14 .069 .061 -.015 .033 -.037 .002 -.174 .035 -.028 .035 -.081 -.058 -.083 .727 -.248 -.016 .086 -.020 .005 B15 .014 -.071 -.033 -.020 -.059 .046 .069 -.071 -.164 -.042 -.074 .019 -.039 -.248 .695 -.043 .030 .011 -.076 B16 -.004 .025 -.024 -.038 -.056 -.033 .011 .016 -.052 .002 -.025 -.107 .109 -.016 -.043 .885 -.066 -.069 .018 B17 -.019 -.009 -.077 .077 -.076 -.061 .036 -.027 -.067 -.033 .065 -.091 -.028 .086 .030 -.066 .762 -.029 -.182 B18 -.163 -.069 .049 .053 -.040 -.099 -.251 -.052 .039 .125 .000 -.095 -.022 -.020 .011 -.069 -.029 .763 -.027 B19 -.051 .001 -.079 .011 -.053 -.105 -.054 .090 -.005 .007 -.097 -.112 -.022 .005 -.076 .018 -.182 -.027 .709 B1 .610a -.112 -.026 -.161 .052 .068 -.021 -.137 .049 -.143 -.009 .093 .159 .089 .019 -.004 -.025 -.205 -.067
a. Measures of Sam pling Adequacy(MSA)
Communalities
Initial Extraction
B1 1.000 .533
B2 1.000 .411
B3 1.000 .481
B4 1.000 .385
B5 1.000 .359
B6 1.000 .457
B7 1.000 .632
B8 1.000 .689
B9 1.000 .510
B10 1.000 .455
B11 1.000 .516
B12 1.000 .366
B13 1.000 .658
B14 1.000 .670
B15 1.000 .588
B16 1.000 .208
B17 1.000 .320
B18 1.000 .652
B19 1.000 .381
Total Variance Explained
Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 3.319 17.470 17.470 3.319 17.470 17.470 3.057 16.090 16.090
2 2.100 11.053 28.523 2.100 11.053 28.523 1.956 10.292 26.382
3 1.461 7.690 36.214 1.461 7.690 36.214 1.524 8.019 34.401
4 1.235 6.500 42.714 1.235 6.500 42.714 1.393 7.331 41.731
5 1.157 6.088 48.801 1.157 6.088 48.801 1.343 7.070 48.801
6 1.047 5.513 54.314
7 1.016 5.349 59.663
8 .962 5.065 64.729
9 .804 4.233 68.962
10 .781 4.113 73.075
11 .730 3.840 76.915
12 .704 3.705 80.620
13 .643 3.386 84.006
14 .629 3.313 87.319
15 .569 2.993 90.311
16 .531 2.797 93.109
17 .485 2.550 95.659
18 .449 2.361 98.019
19 .376 1.981 100.000
Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5
B1 .324 -.137 .376 .293 .427
B2 .502 .057 .201 -.161 .299
B3 .663 -.055 .061 -.183 -.037
B4 .564 -.099 -.148 .093 -.160
B5 .543 .062 -.214 -.092 -.076
B6 .593 -.152 -.202 .178 -.101
B7 .141 .243 .638 .078 -.374
B8 .010 .437 -.162 .598 .338
B9 .093 .537 -.060 -.296 .350
B10 .506 -.253 -.351 .093 -.053
B11 .164 .630 -.052 .051 .295
B12 .554 -.154 -.043 .071 -.168
B13 -.062 .338 -.371 .556 -.307
B14 .074 .646 .057 -.162 -.467
B15 .267 .655 -.179 -.234 -.016
B16 .379 .024 .097 -.230 .047
B17 .507 -.184 -.068 .047 .149
B18 .289 .134 .644 .359 -.089
B19 .612 .048 .027 -.028 -.054
Communalities
Initial Extraction
B1 1.000 .533
B2 1.000 .411
B3 1.000 .481
B4 1.000 .385
B5 1.000 .359
B6 1.000 .457
B7 1.000 .632
B8 1.000 .689
B9 1.000 .510
B10 1.000 .455
B11 1.000 .516
B12 1.000 .366
B13 1.000 .658
B14 1.000 .670
B15 1.000 .588
B16 1.000 .208
B17 1.000 .320
B18 1.000 .652
B19 1.000 .381
Total
1 3.319 17.470 17.470 3.319 17.470 17.470 3.057 16.090 16.090
2 2.100 11.053 28.523 2.100 11.053 28.523 1.956 10.292 26.382
3 1.461 7.690 36.214 1.461 7.690 36.214 1.524 8.019 34.401
4 1.235 6.500 42.714 1.235 6.500 42.714 1.393 7.331 41.731
5 1.157 6.088 48.801 1.157 6.088 48.801 1.343 7.070 48.801
6 1.047 5.513 54.314
Extraction Method: Principal Component Analys is .
Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5
B1 .324 -.137 .376 .293 .427
B2 .502 .057 .201 -.161 .299
B3 .663 -.055 .061 -.183 -.037
B4 .564 -.099 -.148 .093 -.160
B5 .543 .062 -.214 -.092 -.076
B6 .593 -.152 -.202 .178 -.101
B7 .141 .243 .638 .078 -.374
B8 .010 .437 -.162 .598 .338
B9 .093 .537 -.060 -.296 .350
B10 .506 -.253 -.351 .093 -.053
B11 .164 .630 -.052 .051 .295
B12 .554 -.154 -.043 .071 -.168
B13 -.062 .338 -.371 .556 -.307
B14 .074 .646 .057 -.162 -.467
B15 .267 .655 -.179 -.234 -.016
B16 .379 .024 .097 -.230 .047
B17 .507 -.184 -.068 .047 .149
B18 .289 .134 .644 .359 -.089
B19 .612 .048 .027 -.028 -.054
Component Transformation Matrix
Component 1 2 3 4 5
1 .924 .229 .195 -.132 .194
2 -.175 .847 .297 .320 -.246
3 -.274 -.093 .805 -.388 .344
4 .057 -.271 .225 .845 .398
5 -.190 .384 -.419 -.125 .791
Anti-image Matrices
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .508
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 59.226
df 10
Component Matrixa
Component 1
f_1 .659
f_2 .324
f_3 .655
f_4 .089
f_5 .644
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Correlation
Correlations
TOTAL_VIA TOTAL_KREAT IVITAS
TOTAL_VIA
Pearson Correlation 1 .554**
Sig. (2-tailed) .000
N 300 300
TOTAL_KREATIVITAS
Pearson Correlation .554** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 300 300
Blue Print Aspek Skala Kreativitas Remaja (SKR)
Aspek Item Favorable Item Unfavorable Jumlah
Fluency 2 8, 9, 11 4
Flexibility 3, 5, 12 15 4
Originalitas 1, 4, 6, 10 13 5
Elaboration 7, 16 14 3
Sensitivity 17, 18, 19 3
Skala Kreativitas Remaja (SKR)
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya senang menyelesaikan tugas dengan cara sendiri daripada mengikuti cara yang ada di buku.
2 Dalam kelompok, saya berperan sangat aktif dalam memberikan pendapat.
3 Saya memiliki banyak solusi untuk menyelesaikan masalah.
4 Saya senang berfikir yang berbeda dengan orang lain untuk melakukan sesuatu.
5 Walaupun sulit, saya memilih jalan keluar yang terbaik.
6 Cara berfikir saya berbeda dengan orang lain.
7 Saya menanyakan pelajaran yang belum saya
11 Saya menghindari pekerjaan yang sulit dikerjakan.
12 Saya mampu mengembangkan ide yang diutarakan oleh teman.
13 Saya suka mengikuti hal-hal yang orang lain lakukan.
14 Banyak bertanya membuat saya seperti orang bodoh.
15 Saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk membantu teman.
Skala Virtues In Action – Inventory of Strength (VIA – IS)
No. Pernyataan S SS R TS STS
1. Dapat menghasilkan ide-ide yang baru dan berbeda adalah salah satu dari kelebihan saya
2. Ketika seseorang menyuruh saya untuk melakukan sesuatu, saya akan berfikir dengan cara lain untuk menyelesaikannya.
3. Saya senang berfikir secara berbeda dengan orang lain untuk melakukan sesuatu.
4. Teman-teman saya berkata bahwa saya memiliki banyak ide yang baru dan berbeda.
5. Saya sering menggunakan cara baru untuk melakukan suatu pekerjaan.
6. Saya adalah seorang pemikir yang orisinil (yang berbeda dengan orang lain).
7. Dalam sebulan ini saya telah menemukan solusi unik untuk menyelesaikan masalah saya.
8. Saya memiliki keinginan yang kuat untuk
melakukan sesuatu yang unik yang saya temukan sendiri pada tahun depan ini.
9. Saya memiliki kemampuan untuk membuat orang merasa tertarik.