• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH ALGHEINS KOTA MADIUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH ALGHEINS KOTA MADIUN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kondisi perekonomian Indonesia yang terpuruk akibat krisis yang tidak

kunjung selesai, berdampak pada timbulnya permasalahan baru dibidang

sosial, diantaranya semakin banyak jumlah anak jalanan yang ngamen di

perempatan-perempatan atau di rumah-rumah penduduk Kota Madiun.

Masalah anak jalanan dewasa ini menjadi perhatian yang serius dari banyak

kalangan, terutama pemerintah dan dunia Internasional. Perhatian ini

berkaitan erat dengan berbagai fenomena yang ada di masyarakat

menunjukkan kondisi yang semakin memprihatinkan. Kemiskinan

mengakibatkan banyak orang-orang tua meninggalkan anak-anaknya untuk

bekerja di luar kota atau tempat lain. Padahal, bagaimanapun juga setiap

orang tua harus bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik,

melindungi dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan,

bakat dan minatnya, sesuai yang diamanatkan dalam pasal 26 UU Nomor 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Namun pada kenyataannya, masih banyak anak-anak yang kurang

memperoleh perhatian dan pengawasan dari orang tuanya. Selain itu, banyak

anak yang hidup tanpa keluarga, mereka hidup dijalanan, tidur di stasiun,

pasar atau emperan toko. Anak-anak ini telah menanggung beban berat baik

fisik maupun mental pada usia dini. Hal ini menghambat mereka dalam

pendidikan dan pengembangan diri lainnya. Banyak cara anak-anak ini dalam

mencukupi hidup sekedar untuk membeli makan diantaranya adalah menjadi

pengamen, penjual koran, pedagang asongan, petugas parkir dan pengemis.

Pola perilaku yang ditampilkan anak jalanan bergantung pada

lamanya anak berada di jalanan. Semakin lama berada di jalanan semakin

terbentuklah pola perilaku tersebut dan semakin sulit mengubahnya. Ketika

anak-anak tersebut mengelompok, maka terbentuklah sub kultur yang

(2)

-2-

dengan sistem kultur masyarakat, tetapi dibutuhkan agar mereka tetap

bertahan hidup (Depsos RI-UNDP,1996). Anak jalanan dalam kehidupan

kesehariannya menghadapi masalah kehidupan seperti sebagai pencari

nafkah utama keluarga, tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya “ngelem” yaitu mengisap lem seperti Aibon supaya dirinya merasa berani, bisa berhayal dan lain-lain, sebagai obyek pelecehan seksual (Irwanto,1997:18).

Anak jalanan dipandang sebagai masalah yang bisa memberikan nuansa lingkungan perkotaan yang memiliki “wajah pembangunan yang tidak dapat diterima”. Keberadaan mereka dijadikan indikator kemelaratan perkotaan dan krisis nilai-nilai sosial. Childope-Asia (1993) menyatakan

bahwa fenomena anak jalanan merupakan indikator utama terhadap adanya

kemelaratan perkotaan dan krisis-krisis sosial yang menghadang

negara-negara di wilayah itu. Mereka mewakili “wajah pembangunan yang tidak dapat diterima” yang hak-hak dasarnya sebagai anak, kerap kali diabaikan oleh para orang tua, masyarakat dan penguasa. Sebagian masyarakat masih

menganggap bahwa anak jalanan merupakan sampah masyarakat,

pengganggu ketertiban, mengotori keindahan kota, anak liar yang tidak mau

diatur. Padahal mereka merupakan sumber daya manusia yang harus dan

perlu diperdayakan. Melihat, melindungi, merawat dan memperhatikan dalam

pengembangan dini anak merupakan intervensi yang akan datang

(Young, 1995:25).

Pendorong anak lari dan hidup di jalanan adalah penelantaran dari

keluarganya. Penelantaran sebagai dampak kemiskinan keluarganya yang

ditampilkan dalam bentuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan fisik dan

sosial. Dalam Pola Dasar Pembangunan Kesejahteraan Sosial anak terlantar

dikarenakan oleh suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya,

sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara

rohani, jasmani dan sosial.

(3)

mengembangkan perilaku yang bisa diterima dalam keluarga dan masyarakat pada umumnya. Orang tua dari keluarga miskin pada umumnya tidak mampu melaksanakan peran tersebut sepenuhnya sebagai orang tua. Kondisi tersebut mengakibatkan rusaknya keberfungsian sosial keluarga yang akhirnya menyebabkan anak turun ke jalan.

Selain produk penelantaran dari keluarga, anak jalanan juga

merupakan dampak urbanisasi. Keadaan seperti itu terjadi karena para

pendatang desa ke kota rendah pendidikannya dan kurang mempunyai

ketrampilan, apa saja asal bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Disamping itu ada daya tarik kota bagi mereka merupakan kecenderungan

masa depan. Migrasi ke kota tentu mempunyai tujuan ekonomi yaitu mencari

pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik. Perkembangan ekonomi yang

mendua (dualisme) dimana sektor modern (industri) yang dikembangkan

kurang mendukung pengembangan sektor kondisional, salah satu

pengaruhnya adalah melanggarnya pola hubungan tradisional seperti

melanggar pola hubungan patner-clien dan ikatan sosial antara petani kaya

dan petani gurem. Pola hidup penduduk mulai bergeser. Pola hidup konsumtif

menunjukkan gejala meningkat. Sedangkan upah di sektor pertanian relatif

tidak berubah. Agaknya keadaan ini mendorong sebagian penduduk desa

terutama golongan usia muda memalingkan perhatianke daerah perkotaan. Di

tupang daya tarik upah tinggi, kesempatan kerja yang luas di kota, kehidupan

kota yang menggiurkan, kemajuan transportasi, komunikasi telah menarik

mereka. Diantara mereka ada yang mengumpulkan barang bekas,

mengumpulkan pembungkus rokok, mengemis dan pekerjaan lainnya.

Kehidupan kaum miskin tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan kota

modern dimanapun di dunia. Mereka mempunyai peranan sosial maupun

ekonomis yang lekat dengan kehidupan kota maupun kosmopolitan.

(4)

-4-

sebagian besar masyarakat kota lebih mudah hidupnya dan sebagian besar sektor ekonomi menjadi lebih dinamis.

Upaya yang mengangkat keberadaan golongan masyarakat ini dari

sudut pandang Yayasan Algeins yang mempunyai perhatian dan kepedulian

pada anak jalanan ditindaklanjuti dengan didirikannya rumah singgah untuk

anak jalanan, dapat dilihat usaha ini dengan dilaksanakannya studi yang

meliputi need assessment, profil aspek psikologi, antropologi, program

kebijakan dan tata kota, dan pendirian rumah singgah ini hasil dari need

assessment terhadap anak jalanan yang dilakukan Yayasan Algheins.

B. PERUMUSAN MASALAH

Masalah anak jalanan pada saat ini menjadi perhatian kalangan baik

dari kalangan masyarakat, pemerintah maupun para intelektual. Keadaan

anak jalanan yang semakin meningkat jumlahnya dikhawatirkan mereka

menjadi generasi yang tertinggal dari budaya dan nilai masyarakat, dari

fenomena yang terjadi saat ini mereka selalu menampilkan pola-pola perilaku

sendiri yang banyak berbeda dengan pola perilaku masyarakat pada

umumnya. Masalah anak jalanan merupakan masalah sosial yang perlu

mendapatkan penanganan secara professional dengan dukungan metode

pelayanan yang efektif. Dalam menangani permasalahan sosial tersebut,

Yayasan Algheins menyediakan rumah singgah sebagai wahananya. Selama

ini rumah singgah dipandang sebagai wahana yang efektif bagi anak jalanan

pada saat ini.

Dari pernyataan tersebut diatas maka timbul pertanyaan penelitian

sebagai berikut : “Bagaimana program dan trategi pemberdayaan terhadap anak jalanan yang didampingi Rumah Singgah Yayasan Algheins.

Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana program pemberdayaan anak jalanan di Rumah Singgah

Algheins.

2. Bagaimana strategi pemberdayaan anak jalanan di Rumah Singgah

(5)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian disini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisa

tentang :

1. Karakteristik Anak Jalanan.

2. Program Pemberdayaan.

3. Strategi Pemberdayaan yang ada di rumah singgah Algheins Madiun.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Akademis

a. Memberi sumbangan pengetahuan tentang karakteristik anak jalanan.

b. Memberi model penanganan anak jalanan yang sesuai dengan situasi

dan kondisi kehidupan mereka.

2. Praktis :

a. Memberi gambaran mengenai kehidupan anak jalanan untuk menjadi

bahan perhatian bagi pemerhati masalah kesejahteraan khususnya

anak jalanan.

b. Memberi sumbangan bagi perbaikan dan pengembangan program

kesejahteraan anak, khususnya anak jalanan.

c. Menemukan model penanganan anak jalanan yang sesuai dengan

kebutuhan dan kehidupan mereka.

d. Bagi pengembangan lembaga rumah singgah Algheins

E. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian

(6)

-6-

bergerak dari pengumpulan data dan berakhir pada pembentukan teori yang menerangkan data. Penelitian kualitatif adalah suatu kepentingan dalam memahami bagaimana pengalaman hidup lainnya, dalam mengartikan arti mengembangkan teori-teori baru.

2. Jenis Penelitian

Menurut Iskandar dan Nitimihardjo (1990:121) yang dimaksud

penelitian deskriptif bahwa :

“Penelitian deskriptif yang dilakukan dalam pekerjaan sosial bertujuan untuk mengumpulkan pengetahuan tentang kelompok klien, sikap berbagai kelompok konsumen dan kelompok utama yang pentingserta operasi badan-badan sosial. Penelitian ini memberikan sumbangan penting untuk memahami orang-orang, masalah-masalah mereka serta cara-cara lembaga kesejahteraan melaksanakan fungsinya”.

Penelitian mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak

melakukan pengujian hipotesa. Jenis penelitian ini diambil karena

penelitian hanya ingin memberikan gambaran lima kasus masalah anak

jalanan. Penelitian tidak ingin menguji hipotesa ataupun mencari hubungan

sebab akibat. Penelitian deskripstif. Menurut Breght (1990:34) penelitian

deskriptif adalah :

“Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi suatu uraian dalam bentuk gambaran gejala tertentu dalam masyarakat. Tujuan

dari tipe penelitian ini adalah untuk melukiskan realitas sosial yang komplek sedemikian rupa, sehingga relevansi sosiologis tercapai”.

3. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah Alghains yang berlokasi di

Jl. Banjarwaru No. 24 b Madiun.

4. Teknik pemilihan informan

Penetapan informan diambil secara purposive, dimana informan

diambil secara sengaja oleh peneliti. Setiap informanmewakili

bagian-bagian program pada Rumah Singgah Algheins. Informan terdiri dari, anak

(7)

Tentang penetapan informan berdasarkan informasi yang ingin dicapai

dapat dilihat pada table berikut :

Penetapan Informan Berdasarkan Informasi Yang Dicapai

Informasi Yang Ingin Dicapai Informan Informan Pencatatan sejumlah anak ng

masuk dan menjadi binaan,

Program yang sudah dijalankan di rumah singgah, analisis terhadap program yang sudah dijalankan dan pengembangan model penanganan anak jalanan

Pekerja Sosial 4

Alasan anak turun ke jalan, kegiatan anak di jalan, manfaat program-program rumah singgah dan program yang diinginkan oleh anak jalanan

program yang pernah diterima dan program yang diinginkan

Orang Tua Anak

Jalanan 4

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab

permasalahan penelitian ini. Bila dilihat dari sumbernya, teknik

pengumpulan data terbagi atas dua bagian, yaitu :

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari para responden

pada waktu penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh

melalui wawancara dan observasi. Wawancara, yaitu penulis

menggunakan pedoman pertanyaan (interview guide) dalam

mengumpulkan data dengan memakai daftar pertanyaan yang akan

(8)

-8-

maksud mengadakan wawancara, antara lain mengkonstruksikan

mengenai orang (anak jalanan, pekerja sosial dan orang tua anak

terlantar), kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan lain-lain. Dalam hal ini pewawancara menanyakan

serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu persatu

diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan

demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel

dengan keterangan lengkap dan mendalam. Informasi yang digali dari

wawancara yaitu, karakteristik anak jalanan, strategi penanganan dan

program pemberdayaan anak jalanan.

Pengamatan dimaksud untuk mengamati gejala-gejala yang muncul

dalam kehidupan sehari-hari di Rumah Singgah Algheins. Informasi

yang diperoleh dari pengamatan antara lain kondisi Rumah Singgah

Algheins, reaksi anak jalanan terhadap program yang di jalankan dan

proses jalannya program.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber

informasi tidak langsung, seperti perpustakaan, pusat pengolahan

data, pusat penelitian, departemen dan sebagainya. Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah data yang

diperoleh dari studi kepustakaan guna mendapatkan gambaran

program penanganan anak jalanan. Data sekunder yang diperoleh

antara lain informasi mengenai konsep-konsep anak jalanan yang

digunakan Rumah Singgah Algheins dan hasil penelitian-penelitian

yang dilakukan di Rumah Singgah Algheins sebelumnya.

6. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya disajikan secara diskriptif yaitu

dengan mendiskripsikan temuan-temuan yang diperoleh dari lapangan dan

di sertai teori yang dipergunakan pada kerangka pikir.

Data yang diperoleh dari lapangan selanjutnya disajikan secara

(9)

cuplikan hasil wawancara. Dalam menganalisis data, menggunakan

tahapan-tahapan yang sistimatis supaya dapat dengan mudah dipahami

oleh pembaca. Tahapan tersebut adalah : reduksi data, pengorganisasian

data dan interprestasi.

Reduksi data adalah mengidentifikasi berdasarkan aspek-aspek

yang diteliti. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini antara lain :

karakteristik anak jalanan, strategi pemberdayaan dan program anak

jalanan di Rumah Singgah Algheins. Karakteristik anak jalanan misalnya,

latar belakang anak, mata pencaharian (anak dan orang tua), tingkat

pendidikan (anak dan orang tua), dan penghasilan orang tua. Strategi yang

dipakai Rumah Singgah Algheins adalah street based, community based,

dan center based. Sedangkan program yang di jalankan antara lain

program bimbingan anak dan beasiswa, pelatihan ketrampilan,

penambahan penghasilan orang tua, bimbingan keluarga, pendidikan

jalanan dan keluarga pengganti.

Data yang diperoleh, selanjutnya diorganisir sesuai dengan kerangka

pikir yang digunakan. Data yang terorganisir tersebut adalah karakteristik

anak jalanan, program dan strategi pemberdayaan-pemberdayaan di

rumah singgah Algheins. Data yang telah terorganisir dikembangkan

dengan teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian.

Teori-teori yang digunakan antara lain anak jalanan, pemberdayaan dan rumah

(10)

TESIS

PROGRAM DAN STRATEGI

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN

DI RUMAH SINGGAH ALGHEINS

KOTA MADIUN

NAMA

: AGUS TITIEK WAHYUTI

NIM

: 09250082

PROGRAM

: MAGISTER SOSIOLOGI

DIAJUKAN GUNA MEMENUHI SEBAGAI SYARAT

GUNA MEMPEROLEH GELAR M

si

(11)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan pada tanggal : _________________________________

Pembimbing Utama

Drs. SUGENG PUJI LEKSONO, Msi

Pembimbing Pendamping

(12)

iii

T E S I S

PROGRAM DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN

DI RUMAH SINGGAH ALGHEINS KOTA MADIUN

Dipersiapkan dan disusun oleh :

AGUS TITIEK WAHYUTI

NIM : 09250082

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal :

30 Juli 2011

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Drs. Sugeng Pujileksono, M.Si ---

Sekretaris : R. Afri Handoko, M.Si ---

Penguji I : Dra. Tutik Sulistyawati, M.Si ---

(13)

MOTTO :

Hidup berarti perjuangan, selalu ada rintangan-rintangan dan

saingan-saingan maka setiap sukses harus diperjuangkan.

(14)

v

Kupersembahkan kepada :

1. Hery Sucahyono suami

tercinta.

2. Anak ku Wahyu Imam

Pratama.

3. Teman-teman dimana

penulis mengabdi.

(15)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena

dengan Kuasa dan Ridho-Nya memberikan kekuatan serta ketabahannya

kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis dengan judul :

“ PROGRAM DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH ALGHEINS KOTA MADIUN “.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tersusunnya tulisan ini tidak

terlepas dari bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Sugeng Puji Leksono, Msi, selaku pembimbing utama,

yang dengan ketelitiannya telah membimbing penulis untuk

menyelesaian penulis tesis ini.

2. Bapak Drs. R. Afri Handoko, Msi selaku pembimbing pendamping

yang dengan sabar memberikan arahan-arahan agar tesis dapat

segera diselesaikan tepat waktu.

3. Bapak Kharisudin Spd, selaku pengelola Rumah Singgah Algheins

dan semua pekerja-pekerja sosial yang dengan sabar

mendampingi penulis baik di rumah singgah ataupun di

tempat-tempat pelatihan.

4. Suami dan Anak ku Wahyu Iman Pratama yang saat ini harus

selalu kontrol dokter karena menderita sakit.

5. Sahabatku Bambang AS. S Sos yang merupakan teman diskusi

dan terimakasih atas masukannya tentang masalah-masalah anak

jalanan di Kota Madiun.

6. Segenap teman-teman yang mendukung dan memberikan doa

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya,

(16)

vii

Halaman Persembahan ……… v

Kata Pengantar ……… vi

Daftar Isi ……… vii

Daftar Lampiran……… x

Daftar Pustaka……… xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Perumusan Masalah ……… 8

C. Tujuan Penelitian ……… 9

D. Manfaat Penelitian ………. 9

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian ……… 10

2. Jenis Penelitian ……….. 10

3. Lokasi Penelitian ……….. 11

4. Tehnik Pemilihan Informan ……….. 11

5. Tehnik Pengumpulan Data ……… 12

6. Tehnik Analisis Data ……… 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu ……….. 15

B. Tinjauan Teoritis ……….... 17

1. Konsep Tentang Anak Jalanan ……….… 17

2. Katagori Anak Jalanan……….. 17

(17)

2.2. Children of the street ………. 17

2.3. Children from families of the street.…….. 18

3. Pengertian Rumah Singgah (Open House)……. 18

4. Tujuan Pendirian Rumah Singgah.. ………….. 18

4.1. Tujuan Umum ……… 18

4.2. Tujuan Khusus ……….. 18

5. Fungsi Rumah Singgah ………. 18

6. Pengertian Pemberdayaan……….. 21

BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian ……….. 26

2. Lokasi Penelitian ……… 26

3. Populasi dan Sampel Penelitian………. 26

4. Tehnik Pengumpulan Data ……….. 27

5. Difinisi Operasional ………. 28

6. Metode Analisis Data ……… 30

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Rumah Singgah Algheins …….. 33

2. Pelayanan dan Kegiatan di Rumah Singgah ……… 34

2.1. Penjangkauan ……… 34

2.2. Identifikasi dan Pengajian Masalah …………. 34

3. Rehabilitasi Sosial ……… 35

4. Resosialisasi Anak Jalanan ……….. 36

5. Pemberdayaan Anak Jalanan ……… 36

6. Pemberdayaan Orang Tua Anak Jalanam ………… 38

7. Terminasi ……… 39

8. Program dan Strategi Pemberdayaan bagi Anak Jalanan ……….. 40

8.1. Program Rehabilitasi Sosial ………. 43

8.2. Pelaksanaan Bimbingan Sosial ………... 45

(18)

ix

8.4. Pemberian Bantuan ……… 47

8.5. Bidang Bimbingan Belajar ……… 49

8.6. Bidang Tingkah Laku/Mental ……….. 50

8.7. Bidang Kesadaran untuk menabung ………. 51

1. Bidang Pendidikan ……… 52

2. Bidang Latihan Ketrampilan ………. 55

3. Bidang Pembinaan Usaha ………. 56

4. Bidang Pembinaan Mental ……… 57

5. Bidang Kesadaran untuk menabung ………. 57

BAB V PEMBAHASAN Program dan Strategi Pemberdayaan Anak Jalanan ……….. 59

- Keberadaan Responden berdasarkan usia ………. 59

- Keadaan responden berdasarkan tingkat pendidikan…. 61 - Pekerjaan yang ditekuni responden ……… 62

- Keadaan pendidikan pengurus rumah singgah Algheins 63 - Program Rumah Singgah dan Strategi Pemberdayaan Anak Jalanan ………. 64

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan ……….. 69

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

(20)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Asyari, Imam. 2000. Patologi Sosial. Surabaya : Usaha Nasional

Blau, Peter M dan Mashall W. Meyer, 1987, Birokrasi dalam Masyarakat Modern, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia.

Hurlock, Elizabeth B, 1979. Personality Development. New Delhi : Tata Mc. Graw Hill Publishing Company Ltd.

Fakih, Mansour, 1999, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Gerungan. 1996, Psikologi Sosial. Penerbit. Bandung.

Hurlock, Elizabeth B, 1979. Personality Development. New Delhi : Tata Mc. Graw Hill Publishing Company Ltd.

Irwanto, Mohammad Farid, dan Jeffry Anwar. 1998. Ringkasan Analisa Situasi Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus. PKPM Atma Jaya. Departemen Sosial, UNICEF. Jakarta.

Iskandar, Jusman. 1995. Strategi Dasar Membangun Kekuatan Masyarakat.

Bandung : Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Johnson, Paul Doyle.1988. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Diterjemahkan

oleh Robert M.Z. Lawang. Jakarta : Penerbit PT Gramedia. Joni dan Z Tanamas,1999, Aspek Hukum Perlindungan Anak.

Kerlinger, F. N. 1971. Foundation of Behavioral Research, 2th Ed, New York : Mac Millan.

Kartono, K. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. Linton, Ralph. 1984. The Study of Man. Bandung : Yam Mars.

Lawang. Robert M. Z. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Diterjemahkan dari Johnson, Paul Doyle. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.

Moenir. 1988. Kepemimpinan Kerja Peranan, Teknik dan Keberhasilannya.

Bina Aksara. Jakarta

Muhidin, Syarif. 1997. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Bandung.

(21)

Meleong, LJ. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Wirosarjono (ed) Pengembangan Swadaya Nasional. LP3ES. Jakarta.

Rogers, E.M. 1969. The Modernization Among Peasant. NewYork : Holt Rinehart and Winston, Inc.

Ritzer, George, dan Douglas J. Godman. 2004. Teori Sociology Modern.

Diterjemahkan oleh Tribuwono B. S. Jakarta : Kencana.

Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta. Jakarta : Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta Bekerjasama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

Sukanto, Soejono. 1991. Beberapa Permasalahan di Jalan Raya. Dalam Masyarakat dan Kebudayaan : Kumpulan Karangan untuk Prof Dr. Selo Soemardjan. Jakarta : Djambatan.

Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Aministrasi. Bandung : Penerbit Alfabeta. Svalastoga, Kaare. 1989. Diferensiasi Sosial. Jakarta : Bina Aksara.

Sallahuddin, Odi. 2000. Anak Jalanan Perempuan. Semarang : Yayasan Setara. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Tjahjorini, Sri. 2001. Persepsi Anak Jalanan terhadap Bimbingan Sosial melalui Rumah Singgah di Kotamadya Bandung. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tesis).

Tim Penyusun 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Vembriarto, S. T. 1981. Pathologi Sosial. Yayasan Pendidikan Paramita.

Vredenbregt, Jacob. 1978. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat.

Jakarfta : Penerbit PT Gramedia.

(22)

xiii

Kerjasama Departemen Sosial dengan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia. 1999. Modul TOT Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Rumah Singgah. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh data mengenai pembinaan kesadaran beragama pada kehidupan anak jalanan yang dilakukan di Rumah Singgah Anak Kurnia baik,

Bagaimana wujud rancangan Rumah Singgah Anak Jalanan di Yogyakarta yang mengekspresikan kreativitas dan nilai kehidupan sosial yang guyub melalui pengolahan tata ruang dan tata

Bagan4.12 Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Anak Jalanan Pada Pembinaan Tahap I...IV-20 Bagan 4.13 Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Anak Jalanan Pada Pembinaan Tahap II...IV-20 Bagan

Berangkat dari tipologi yang telah disebutkan, selanjutnya muncul karakteristik atau sifat-sifat yang menonjol dari anak jalanan, diantaranya adalah (1) pakaian yang

[r]

1. Bentuk pemberdayaan anak jalanan usia sekolah di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta ialah Konseling anak dan keluarga, Kesenian, Pendidikan, Pelatihan Keterampilan,

Kesimpulan Penilitian yang dilakukan tentang peran rumah singgah dalam penanganganan anak jalanan di Kota Tanjungpinang, peneliti menyimpulkan bahwa anak anak jalanan penjual koran

Salah satunya ekses dari hingar binger kehidupan pasar adalah munculnya kelompok anak marjinal yang tidak dapat mengakses pendidikan formal secara baik, tidak mendapatkan gizi yang