• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING (EMDR) UNTUK PENANGANAN GANGGUAN POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING (EMDR) UNTUK PENANGANAN GANGGUAN POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(2)

2 sebuah periode mengalami kembali (flashback) serta menghindari percakapan yang berhubungan dengan peristiwa traumatis yang mereka alami. Mereka inilah yang kemudian mengembangkan suatu gangguan yang disebut dengan gangguan PTSD (Posttraumatic Stres Disorder).

Gangguan PTSD (Posttraumatic Stres Disorder) termasuk salah satu jenis gangguan yang termasuk dalam gangguan kecemasan. Setiap individu yang mengalami peristiwa traumatik akan mengalami stres, dan hal ini merupakan reaksi yang wajar. Terdapat beberapa individu- diperkirakan prevalensinya sekitar 1-3 % dari populasi umum (Kaplan, Sadock, & Grebb, 1994) yang menampilkan respon yang ekstrem dan mengalami gangguan yang serius dalam berbagai fungsi kehidupannya akibat peristiwa tersebut. Mereka inilah yang mungkin mengalami gangguan PTSD (Posttraumatic Stres Disorder). PTSD didefinisikan sebagai sekelompok simtom yang muncul setelah individu mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatik (peristiwa yang berada diluar batas pengalaman individu) yang melibatkan kematian atau ancaman kematian, atau luka yang sangat parah, atau ancaman terhadap integritas diri maupun orang lain, peristiwa tersebut haruslah menimbulkan ketakutan atau kengerian yang intens, atau menimbulkan perasaan tidak berdaya (Davidson & Neale, 2001). Seseorang yang mengalami gangguan PTSD akan mengalami beberapa indikasi yakni meningkatnya kecemasan, penghindaran stimuli yang diasosiasikan dengan trauma dan tumpulnya respon emosional.(DSM-IV)

(3)

3 muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah adanya pemaparan terhadap peristiwa traumatis. (Zlotnick dkk., 2001, dalam Nevid dkk, 2003)

Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan informasi bahwa berdasarkan hasil survey dari Universitas Indonesia (UI) yang dibiayai oleh WHO terhadap anak-anak yang berada di Aceh pasca tsunami menunjukkan bahwa sebanyak 20-25% diantaranya mengalami gangguan PTSD dan membutuhkan pertolongan dari tenaga ahli atau psikolog (http://www.scribd.com/doc/35390013/ptsd)

Berdasarkan hasil penelitian, trauma bisa dialami 1 sampai dengan 3% dari jumlah populasi umum, atau akan dialami 5% sampai dengan 75% dari semua orang hidup. Data yang diperoleh dari pusat krisis terpadu (PKT) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama 2 tahun ini menangani sekitar 1000 kasus trauma. Sebanyak 30% kasus terjadi pada anak-anak dan 80% merupakan kasus akibat kekerasan dalam rumah tangga (Http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual =high&name=/jiunkpe/s1/jdkv/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-42404089-11267-trauma-chapter2.pdf

(4)

4 aspek penting dari kejadian tersebut. Korban-korban PTSD biasanya menampilkan perilaku yang mudah kaget dan menjadi cepat marah, bahkan tidak sedikit dari mereka yang merasa bahwa kehidupan mereka menjadi pendek dan tidak memiliki harapan akan masa depan. (Barlow,2006)

Berdasarkan penjelasan diatas maka seseorang yang mengalami gangguan PTSD dalam kehidupan sehari-harinya akan menjadi terganggu dan mereka membutuhkan penanganan atau intervensi yang akan membantu mereka untuk mengatasi traumanya dan mengurangi simtom-simtom trauma yang mereka rasakan.

Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang dikembangkan untuk mengatasi berbagai pengalaman hidup yang kurang menyenangkan dan mengganggu. EMDR menggunakan pendekatan terstruktur untuk menghadapi aspek masa lalu, masa sekarang, dan masa depan akibat memori yang mengganggu. Pendekatan ini dikembangkan oleh Francine Shapiro untuk memecahkan permasalahan timbulnya trauma yang berhubungan dengan gangguan yang merupakan dampak dari terbukanya pengalaman traumatis atau menekan, seperti perkosaan, perang militer dan penganiayaan. Hal ini telah diaplikasikan terhadap mereka yang bertahan hidup dari berbagai pengalaman traumatis dari berbagai rentang usia. Terapis EMDR secara konsisten melaporkan bahwa EMDR mengurangi imej, pemikiran, dan perasaan negatif sembari meningkatkan imej, pemikiran, dan perasaan positif.

(5)
(6)

6 memberikan pemisahan dari rasa sakit untuk memori yang menekan selama pemrosesan terjadi.

Shapiro menjelaskan efektivitas EMDR. Seperti halnya tulang akan sembuh secara alamiah bila diletakkan pada posisinya, demikian juga disosiasi memori akan sembuh secara alamiah bila pemrosesan sudah dilakukan. EMDR membantu orang untuk berkonfrontasi – bukan mengabaikan – memori yang mengganggu (Schiraldi, 2000)

Terapi EMDR memiliki beberapa stimulasi bilateral yang digunakan, antara lain eye movement (pergerakan mata), tapping, butterfly hug dan dentingan suara. Stimulasi bilateral yang digunakan pada pelaksanaannya akan menyesuaikan dengan kondisi klien yang dihadapi, karena pada pelaksanaannya terdapat beberapa orang yang tidak dapat menggunakan gerakan mata dalam EMDR. Beberapa memiliki cedera mata, buta, atau hanya merasa terlalu tidak nyaman secara fisik. Seiring berjalannya waktu peneliti EMDR menemukan bahwa bentuk-bentuk stimulasi bilateral juga bekerja sama baiknya dengan gerakan mata untuk memperoleh dampak dari terapi.

(7)

7 terapiutik yang sangat kuat terhadap beberapa pasien penderita PTSD.(Schiraldi, 2000)

Efektifitas EMDR dalam prakteknya sudah menunjukkan beberapa bukti dalam menangani beberapa kasus seperti penanganan terhadap wanita muda yang mengalami trauma, 60 wanita berusia antara 16 hingga 25 secara acak mengikuti dua sesi EMDR atau kontrol mendengarkan aktif (Active Listening – AL). Dampak interaksi ANOVA faktorial dan dampak utama sederhana untuk pengukuran hasil (Beck Depression Inventory, State-Trait Anxiety Inventory, Penn Inventory for Posttraumatic Stress Disorder, Impact

of Event Scale, Tennessee Self-Concept Scale) mengindikasikan adanya peningkatan yang signifikan untuk kedua kelompok dan perubahan pra-pasca yang lebih besar untuk partisipan yang dirawat menggunakan EMDR. Ukuran dampak pra-pasca untuk kelompok EMDR memiliki rata-rata 1.56 dibandingkan dengan 0.65 untuk kelompok AL (Active listening) (Scheck dkk, 1998).

Selain itu telah dilakukan 14 percobaan klinis terkontrol tambahan yang meneliti manfaat EMDR terhadap masyarakat sipil penderita PTSD (lihat Chemtob et al., 2000; Maxfield & Hyer, 2002; Perkins & Rouanzoin, 2002; Shapiro, 2001, 2002). Partisipan adalah korban perkosaan, kekerasan fisik, penyiksaan masa kanak-kanak, bencana alam, kecelakaan, dan trauma lain. Studi secara umum melaporkan pengurangan dalam diagnosis PTSD terhadap 60-90% setelah tiga hingga delapan sesi (Rothbaum, 1997).

(8)

8 2004, berdasarkan data yang telah diterima bahwa 33% dari jumlah wanita yang berada di aceh menderita gangguan PTSD dan laki-laki hanya 21% dari mereka yang terdiagnosa menderita PTSD, setelah mereka diberi terapi EMDR, dilakukan pengukuran pre dan post menggunakan HTQ (Harvard Trauma Questionnaire), para penderita PTSD mengalami penurunan skor dari 2.57 hingga 1.14.(Bumke & Sodeman, 2010)

Penelitian yang dilakukan 43 pasien rawat jalan yang telah didiagnosis mengalami gangguan panic berdasarkan DSM 4, dimana mereka menerima 6 sesi EMDR .Perlakuan yang sama diberikan dan dilakukan pengukuran posttest setelah terapi diberikan, hasil menunjukkan bahwa EMDR memberikan hasil yang lebih besar 2 dari 5 hasil utama bagi mereka yang menggunakan pergerakan mata atau bilateral stimulation yang lainnya dibandingkan mereka yang tidak menggunakan pergerakan mata atau bilateral stimulation yang lainnya (feske & Goldstein, 1997)

Penelitian yang lain dilakukan kepada 66 peserta, 32 diantaranya didiagnosis dengan gangguan PTSD. Setelah diberi terapi EMDR dilakukan follow up 15 bulan kemudian. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa mereka mengalami 84% dalam diagnosis PTSD dan 68% pengurangan gejala PTSD yang mereka rasakan. (Wilson & Becker 1997)

(9)
(10)

10 Berdasarkan bukti-bukti dari percobaan penelitian terkontrol acak yang direview oleh sebagian besar ilmuwan, review terbaru dilaksanakan oleh Cochrane yang menyatakan bahwa EMDR merupakan kategori tertinggi dari efektivitas perawatan PTSD dan bahwa tuntunan garis besar International Society of Stress Studies telah meletakkan EMDR sebagai suatu perawatan yang terbukti untuk PTSD pada orang dewasa. Status ini terefleksi dari sejumlah tuntunan internasional dimana EMDR merupakan perawatan yang direkomendasikan untuk trauma.

Berbagai bukti telah menunjukkan bahwa EMDR telah berhasil mengatasai berbagai permasalahan psikologis seperti gangguan PTSD, reaksi kesedihan yang diabaikan selama trauma, gangguan mental yang dapat dilacak pada kejadian mengganggu dimasa lalu (misalnya depresi yang berhubungan dengan trauma), perokok dan rendahnya harga diri serta permasalahan-permasalahan psikologis yang lain

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti ingin mengetahui apakah terapi EMDR mampu mengurangi simtom-simtom pada penderita yang mengalami gangguan PTSD

B. Rumusan Masalah

(11)

11 C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) pada penderita yang mengalami gangguan PTSD (Posttraumatic Stres Disorder)

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Memberikan sumbangan informasi ilmiah bagi ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis mengenai terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing).

2. Praktis

(12)

PENERAPAN EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND

REPROCESSING (EMDR) UNTUK PENANGANAN

GANGGUAN POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD).

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Profesi Psikologi

OLEH :

AZIZAH ABDULLAH S 08820018

MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(13)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING (EMDR) UNTUK PENANGANAN GANGGUAN

POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD).

Telah disetujui untuk dipertahankan

Dihadapan tim penguji Program Magister Psikologi Klinis Menyetujui:

Pembimbing Utama:

Dra.Djudiah.,M.Si. Psi

Pembimbing Pendamping

(14)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING (EMDR) UNTUK PENANGANAN GANGGUAN

POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD).

Disusun Oleh:

Azizah Abdullah S

NIM: 08820018

Tim penguji:

Ketua penguji Sekretaris:

Dr. Diah Karmiyati,Psi Dra. Djudiah.,M.Si, Psi

Anggota Penguji Anggota Penguji:

Dr. Hamidah,Psi M.SalisYuniardi.,M.si,Psi

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Profesi Psikologi tanggal, 24 April 2012

(15)

iv LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Azizah Abdullah S

NIM : 08820018

Program Studi : Magister Profesi Psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa: 1. Tesis dengan judul ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestnya.

Malang,

Yang menyatakan

(16)

v KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “PENERAPAN EYE MOVEMENT

DESENSITIZATION AND REPROCESSING (EMDR) UNTUK PENANGANAN

GANGGUAN POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD)”. Sebagai tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang

Selama proses penulisan hingga terselesaikannya tesis ini, peneliti mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa tambahan ilmu pengetahuan maupun motivasi dan dukungan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Latipun, M. Kes selaku Direktur Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si. Psi selaku Ketua Program Magister Psikologi yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada mahasiswanya terutama dalam proses menyelesaikan tesis.

3. Ibu Dr. Hamidah,Psi selaku dosen penguji, terimakasih atas segala masukan dalam menyelesaikan tesis ini

4. Ibu Dra.Djudiah.,M.Si. Psi selaku dosen pembimbing utama yang senantiasa meluangkan waktunya dengan sabar untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.

5. M. Salis Yuniardi., M.Psi selaku dosen pembimbing II yang juga telah meluangkan waktunya dengan sabar untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.

6. Subyek penelitian yang bersedia meluangkan waktunya untuk peneliti, terimakasih atas kerjasamanya.

(17)

vi 8. Keluargaku, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun spirituil, terimakasih untuk cinta dan ketulusan kalian yang telah penulis terima selama ini

9. Rekan-rekan profesi Psikologi 2008, khususnya sahabat-sahabatku henny, awa, oni, sonya terimakasih karena telah membuat kehidupan penulis menjadi lebih berwarna

10. Ratna Puspitasari, S.Psi dan segenap petugas Tata Usaha Pasca Sarjana UMM yang selalu sabar memberikan pelayanannya kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

11. Terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuannya dalam bentuk apapun, semoga kebaikan kalian mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

Selama proses penulisan tesis ini peneliti menyadari banyak kekurangan didalamnya, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi sempurnanya karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi para pembaca.

Malang, 24 April 2012 Penulis,

(18)

vii A. Gangguan PTSD (Posttraumatic Stres Disorder) ... 12

1. Pengertian Gangguan PTSD ... 12

2. Kriteria Gangguan PTSD Berdasarkan DSM-IV ... 12

3. Perspektif Teori Gangguan PTSD ... 17

a. Perspektif Psikologis ... 17

1) Pendekatan Kognitif ... 17

2) Pendekatan Perilaku... 18

3) Pendekatan Psikoanalisis ... 19

4) Pendekatan Biopsikososial ... 20

b. Perspektif Biologis ... 21

(19)

viii

3. Tahapan-tahapan EMDR ... 30

C. EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) untuk Gangguan PTSD (Posttraumatic Stres Disorder) ... 33

1. Self Report melalui Identifikasi Gejala PTSD ... 40

2. Self Report melalui HTQ ... 41

D.Tahap Terapi ... 41

E. Tahap Assesmen Pasca Terapi ... 44

F. Follow Up50 ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A.Assesmen Awal ... 45

B.Hasil Pasca Terapi ... 59

C.Tindak Lanjut (Follow Up) ... 54

D.Rangkuman Hasil Intervensi ... 57

(20)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Hasil Assesmen Pra Terapi ... 51

Tabel 2. Tabel Hasil Pra Terapi ... 52

Tabel 3. Tabel Hasil Pasca Terapi ... 53

Tabel 4. Tabel Hasil Follow Up ... 56

Tabel 5. Tabel Gambaran Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Tahap Pra Terapi, Pasca Terapi, dan Follow Up ... 57

(21)

x DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Grafik Gambaran Pengurangan Simtom yang Terjadi Pada S Pada Tahap Sebelum Terapi, Saat Terapi, Sesudah Terapi dan Follow Up ... 59 Grafik 2. Grafik Gambaran Pengurangan Skor Berdasarkan Harvard

(22)

xi DAFTAR BAGAN

(23)

xii DAFTAR PUSTAKA

American Psychriatric AssociationPA.(2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorder. Washington, DC:APA

Davidson, G.C & Neale, K. (2006). Psikologi abnormal, edisi kesembilan. Jakarta:Penerbit PT Raja grafindo persada.

Kaplan, I.H., Sadock, J.B., Grebb, A.J. (1991) Sinopsis psikiatri, edisi kedua.Jakarta:Penerbit BinarupaAksara

Nevid, J.S., Rathus, S.A., Green B. (2003). Psikologi Abnormal. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Schiraldi. (2000). The Posttraumatic Stress Disorder. Los Angeles:Lowell house. Scheck. M.M, Schaeffer. A.J, Gillette. C., (1998). Brief Psychological Intervention with Traumatized Young Women:The Efficacy of Eye Movement Desensitization and Reprocessing Journal of Traumatic Stress, Vol. 11, No. 1, 1998

Http://en.wikipedia.org./ Eye Movement Desensitization and Reprocessing diakses pada tanggal 5 Februari 2011

Durand, M.V & Barlow, H.D. (2006). Psikologi Abnormal. Edisi 4. Yogyakarta:Pustaka pelajar.

Raboni. R.M, Tufik. S, Suchecki. D., (2006) Treatment of PTSD by Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) Improves Sleep Quality, Quality of Life, and Perseption of Stress.

Kazdin, A.E. (1998).Research design in clinical psychology. Washington DC: America Psychological Association

Kazdin, A.E (1980). Behavior Modification in applied settings. Revised edition. USA: The Dorsey Press

(24)

xiii Moleong. L.J .(2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya

Suryabrata. S. (2002). Metodologi penelitian. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada

Rahayu, T. Ardani T.A. (2004). Observasi dan Wawancara. Bayu Media Publishing:Jawa Timur

Kerlinger. F .(2003). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM Press Http://Mastarmudi.Blogspot.Com/2010/07/Pengertian-Observasi.Html diakses

pada tanggal 5 Februari 2011

Shapiro, F. (2002). EMDRas an Integrative Psychotherapy Approach. Washington, DC. American Psycological Association

Kalat, J.W.(2007) Biopsikologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Halgin, P.R. Whitbourne, S. K. (2009). Psikologi Abnormal Jakarta: Salemba Humanika.

Maxfield L., (2002). Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR): information Processing in the treatment of trauma, Retrieved Januari 15, 2011 from http://www.interscience wiley.com

Latipun .(2004) Psikologi Eksperimen. Edisi 2. Malang. UMM Press

Cozby. (2009). Methods in Behavioral Research. Edisi ke 9. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Mulyana .(2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

http://stpresskit.files.wordpress.com/2008/01/what-is-resource-tapping.pdf

Gambar

Tabel 1.  Tabel Hasil Assesmen Pra Terapi ......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Federal International Finance (FIFGROUP) Cabang Binjai untuk dapat mempertahankan nilai-nilai positif yang terkandung pada pengelolaan stres kerja dan konflik kerja

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai mekanisme dan pola penyelesaian yang telah dilakukan oleh Danamon Simpan Pinjam Solusi

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda dengan sampel sebanyak 86 orang yang merupakan penduduk di Kecamatan yang memiliki lahan padi

- Bahwa, oleh karena beras Pengadaan Dalam Negeri (ADA DN) Tahun 2013 sudah mulai masuk ke dalam Gudang Bulog Baru (GBB) Singakerta II dan Gudang mulai penuh, tanpa pernah

Revenue Pendapatan dalam operasional dan pemeliharaan Stasiun Palmerah yang diperoleh badan usaha atas pengusahaan bisnis non core bersumber dari pendapatan retail mix dan pendapatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan fase dari koral menjadi CHAp yang dapat dilihat dari identifikasi pola difraksi sinar-X khas dari hidroksiapatit dengan

Hal ini berarti variabel sales promotion, personal selling, dan visual merchandising memiliki pengaruh kontribusi sebesar 21,8% terhadap perilaku impulse buying konsumen

GHQJDQ VSHNWUXP OXDV 3HUDZDWDQ RUWKRGRQWLF WHUPDVXN IL[HG RUWKRGRQWLF RUWKR FHNDW GHZDVD LQL VHULQJ GLJXQDNDQ VHLULQJ PHQLQJNDWQ\D SHQJHWDKXDQ PDV\DUDNDW *LQJLYLWLV DGDODK