• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA LENA TAK PULANG KARYA MURAM BATUBARA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Lena Tak Pulang Karya Muram Batubara Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMK Negeri 9 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA LENA TAK PULANG KARYA MURAM BATUBARA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Lena Tak Pulang Karya Muram Batubara Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMK Negeri 9 Surakarta."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA LENA TAK PULANG KARYA MURAM BATUBARA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN

AJAR DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Diajukan Oleh: UMI HANIFIAH

A310120247

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang peraah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan orang 1ain, kecuali secara tedulis diacu daiam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, naka akar

saya peltanggungjawabkan sepanuhlya.

Srllakafta, 3 November 2016 Peuulis

UmiII:rnifiah

4.31 01202.17

(5)

1

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA LENA TAK PULANG

KARYA MURAM BATUBARA DAN IMPLEMNTASINYA SEBAGAI

BAHAN AJAR DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA

Umi Hanifiah dan Drs. Adyana Sunanda, M. Pd.

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan struktur pembangun, (2) mendiskripsikan kritik sosial yang terdapat di dalam naskah drama Lena Tak Pulang karya Muram Batubara, (3) memaparkan implementasi hasil penelitian dari naskah drama sebagai bahan ajar di SMA. Objek kajian dalam penelitian ini adalah kritik sosial. Data yang dibutuhkan berupa dialog-dialog yang terdapat dalam naskah drama Lena Tak Pulang. Sumber data diperoleh dari naskah drama dan referensi lain yang mendukung dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka dan simak catat. Teknik keabsahan data berupa teknik trianggulasi teori. Teknik analisis data menggunakan metode dialektik. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat tiga hasil penelitian, yakni (1) struktur yang membangun naskah drama Lena Tak Pulang meliputi tema hubungan keluarga, tokoh yaitu Lena, Pak Lena, Bu Lena, Tamu 1, dan Tamu 2; Alurnya maju, latar tempat berada di rumah Lena, latar waktu pada sore hari dengan durasi tiga hari, (2) kritik sosial dalam naskah drama meliputi kritik sosial terhadap moral dan etika; pengetahuan, logika atau nalar, dan hedonisme, dan (3) hasil penelitian ini relefan dengan pembelajaran sastra di kelas XI semester genap sesuai dengan KD 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks film/ drama, baik secara lisan maupun tulisan, dan 4.1 Menginterpretasi teks film/ drama,

untuk kurikulum 2013.

Kata kunci: naskah drama Lena Tak Pulang, kritik sosial.

Abstract

(6)

2

dialectic method. Based on the analysis, there were three result of the research, which were: (1) the structure that build the drama script of Lena Tak Pulang drama were the theme is about family, the actor and actress were Lena, Pak Lena, Bu Lena, Tamu 1, and Tamu 2; the plot was progressive, the place was Lena’s porch, the time was in the evening and the duration was three days. (2) the social criticism of the drama script were social critique about moral and ethics; knowledge, logic and intellectuality, and hedonism; and (3) the result of the research was suitable with the literature learning in the XI grade semester 2. It was suitable to KD 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks film/ drama, baik secara lisan maupun tulisan, dan 4.1 Menginterpretasi isi teks film/drama,

for curriculum 2013.

Keywords: drama script Lena Tak Pulang, social criticism.

1. Pendahuluan

Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang dituangkan dalam bentuk bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Setiap karya juga memiliki ciri khas masing-masing. Selain itu, karya sastra diciptakan dengan mengedepankan keindahan, karena keindahan dapat menambah kualitas karya sastra itu sendiri.

Sosiologi berasal dari kata socio atau society yang bermakna masyarakat dan

logi atau logos yang artinya ilmu (Saraswati, 2003:2). Ratna (2003:43) berpendapat bahwa tidak ada karya sastra yang sama sekali terlepas dari kehidupan sosial. Pradopo (2002:22-23) menyatakan bahwa sosiologi sastra berprinsip bahwa karya sastra (kesusastraan) merupakan refleksi masyarakat pada zaman karya sastra (kesusastraan) itu ditulis, yaitu masyarakat yang melingkupi penulis tidak dapat lepas darinya.

Dalam karya sastra, misalnya naskah drama, sejak pertumbuhannya boleh dikatakan, isi dari karya sastra banyak mengandung pesan atau kritik sosial terhadap masyarakat. Kritik sosial muncul karena adanya masalah sosial. Misalnya, kurang terjaminnya kesehatan masyarakat, kurang terjaminnya kehidupan ekonomi masyarakat, kewibawaan pemimpin, dan lain-lain

(7)

3

keluarga. Penyampaiannya melalui teks dalam bentuk naskah drama yang berjudul Lena Tak Pulang karya Muram Batubara.

Menurut Ratna (2011:91) secara definitif strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur, yaitu struktur itu sendiri, dengan mekanisme antar hubunganya, di satu pihak antar hubungan unsur yang satu dengan unsur lainya, di pihak yang lain hubungan antara unsur dengan totalitasnya. Analisis struktural dalam naskah drama Lena Tak Pulang adalah unsur-unsur yang membangun dalam naskah tersebut, yaitu tema, amanat, penokohan, alur, latar, dan amanat.

Implementasi hasil penelitian pada pembelajaran sastra di SMA adalah peneliti menganalisis secara struktural. Selain itu peneliti mencoba menjabarkan

kritik sosial yang terkandung di dalam naskah drama Lena Tak Pulang karya Muram Batubara.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Penelitian tersebut, data yang diambil berupa deskripsi. Secara khusus, studi kasus tunggal juga bisa dibedakan adanya jenis penelitian yang sifatnya terpancang, dan tidak terpancang. Penelitian terpancang digunakan karena penelitian sudah menentukan variabel yang fokus utamanya sebelum peneliti terjun ke lapangan studinya. Studi kasus tunggal adalah penelitian yang hanya dilakukan pada satu sasaran (satu subjek). Jadi, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kasus tunggal dengan jenis penelitian yang sifatnya terpancang. Sedangkan subjek dalam penelitian adalah naskah drama Lena Tak Pulang karya Muram Batubara.

Sumber data dalam penelitian ini berupa naskah drama Lena Tak Pulang

(8)

4

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Didasarkan pada analisis yang telah dilakukan peneliti, hasil penelitian naskah drama Lena Tak Pulang karya Muram Batubara adalah sebagai berikut.

3.1 Struktur Pembangun

Strukturalisme adalah semua doktrin atau metode dengan suatu tahap abstraksi tertentu, yang menganggap objek studinya bukan hanya sekedar sekumpulan unsur yang terpisah-pisah, melainkan suatu gabungan unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain, sehingga tergantung pada yang lain dan hanya dapat di definisikan dalam dan oleh hubungan perpadanan dan pertentangan dengan unsur-unsur lainnya dalam suatu keseluruhan (Piaget dalam Al Ma’ruf, 2010: 20). Berikut ini adalah unsur-unsur pembangun dari naskah Lena Tak Pulang karya Muram Batubara:

3.1.1 Tema

Menurut Nurgiyantoro (2013: 115) tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah karya sastra. Tema dalam penelitian ini adalah disorganisasi dalam keluarga, atau bisa dikatakan kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua. Tema tersebut nampak pada penggalan dialog di bawah ini.

Pak Lena : Pulang juga rupanya kau Lena

Lena : Lapar (Berjalan menuju dapur, keluar lagi sambil membawa piring makanan, dan makan di meja makan). (hlm.7)

Dari penggalan dialog di atas, jawaban Lena menunjukkan bahwa hubungan antara ayah dan anak kurang berjalan dengan baik.

3.1.2 Penokohan

Pembagian jenis tokoh tersebut digambarkan pada penggalan dialog berikut ini.

3.1.2.1Tokoh Protagonis: Lena

Pak Lena : Sudah selesai makannya? Bu Lena : Enak kan? Pasti kenyang.

Lena : (Menghindar dan berjalan menuju kamar

tidur) Mau tidur. (hlm.8)

Dari penggalan dialog di atas menggambarkan sikap tak acuh Lena dalam menjawab pertanyaan dari kedua orangtuanya.

(9)

5

Bu Lena : Berarti tahun ini kita pulang ke rumah orang tua mu lagi?

Pak Lena : Jelas! (hlm.2)

Dialog itu menjelaskan bahwa Pak Lena adalah orang yang kukuh pada pendirian, ingin menang sendiri, tidak mau mengalah, dan keras kepala. Dia sama sekali tidak peduli dengan rayuan istrinya, yang sudah memohon agar tahun ini pulang ke rumah orang tua istrinya.

3.1.2.3Tokoh Tritagonis: Bu Lena

Bu Lena: Lena sudah pulang Pak?

Pak Lena: Belum.

Bu Lena: Bagaimana ini? Sudah tiga hari is tidak juga pulang.

Pak Lena: Nanti juga pulang. (hlm.1)

Dari dialog di atas, tergambar bahwa Bu Lena mulai mengkhawatirkan kepergian Lena yang sudah beberapa hari tidak pulang.

3.1.2.4Tokoh Peran Pembantu: Tamu 1 dan Tamu 2

Tamu 1 : Tidak om. Tidak, Tante. Lena tidak pernah

meminjam uang. (hlm.11)

Kalimat itu diucapkan oleh Tamu 1, ketika Bu Lena dan Pak Lena bertanya kepada Lena mengenai pinjaman yang dilakukan oleh Lena. Tetapi,

Tamu 1 berusaha mengelak, karena menurutnya itu hanya urusan pribadi yang tidak perlu melibatkan orang tua.

Tamu 2 : Kamu lari dari rumah Len? Kenapa tidak

bilang padaku, Len. Aku, ahh...

Tamu 1 : Kenapa, kamu mau membantunya lari kan! (hlm.11-12)

Dari pernyataan Tamu 2 di atas, dapat ditebak kalau dia mau membantu lari Lena. Dia hanya mementingkan perasaannya sendiri, yang ingin bersama

Lena.

3.1.3 Alur/plot

Menurut Tasrif (dalam Nurgiyantoro, 2013:209) membedakan tahapan alur/plot menjadi lima bagian. Kelima tahapan itu diantaranya sebagai berikut.

3.1.3.1Tahap Situation

(10)

6

MASUK RUMAH. PAK LENA DUDUK MEMANDANG TV.

BU LENA KELUAR DARI KAMAR MANDI. (hlm.1)

Kutipan di atas menggambarkan penyituasian rumah Pak Lena dan Bu Lena yang terlihat megah, karena memiliki fasilitas yang cukup besar. Disitu Pak Lena sedang bersantai menonton tv, dan Bu Lena baru keluar dari kamar mandi.

3.1.3.2Tahap generating circumstances

TAMU 2 PERGI, BU LENA MASUK

Pak Lena : Anakmu membawa lari uang temannya.

Bu Lena : Bagaimana bisa? (hlm.4-5)

Dialog tersebut menggambarkan konflik muncul lagi, setelah Pak Lena bilang kepada Bu Lena bahwa anaknya mencuri sesuatu dari temannya. Pak Lena mengira bahwa Lena telah mencuri uang, padahal kenyataannya tidak seperti itu.

3.1.3.3Tahap rising action

Bu Lena : Tampaknya kita memang tidak bertanggung jawab.

Pak Lena : Kok bisa?

Bu Lena : Lihatlah sendiri! Apa yang kita lakukan pada

anak kita? Empat hari, bayangkan empat hari anak kita tidak pulang, tidak ada usaha kita untuk mencarinya.

Pak Lena : Menunggu juga mencari.

Bu Lena : Menunggu itu pasrah (hlm.5)

Dialog di atas menggambarkan perdebatan Pak dan Bu Lena karena Bu Lena kesal terhadap sikap Pak Lena, yang terlihat santai-santai saja, padahal anak perempuannya sudah tidak pulang selama empat hari. Bu Lena mengaku bahwa dirinya bukan sosok ibu yang bertanggung jawab. Tetapi Pak Lena masih saja menyanggah perkataan Bu Lena.

3.1.3.4Tahap climax

Bu Lena : Berarti uang kamu? Berapa? Tamu 1 : Tidak, Tante.

Lena : Hey! Jangan bohong kamu. Aku pinjam uang kamu

beberapa hari yang lalu sebagai bekal lari dari rumah. Dan, bukankah kamu datang kemari untuk menagihnya?

Bu Lena : Bekal lari?

Pak Lena : Lari dari mana, Nak?

Lena : Lihat! Lihatlah orang tuaku ini kawan-kawan. Aku

(11)

7

semua baik-baik saja. Aku benci. (marah mendekati menangis).

(hlm.11)

Dialog di atas menggambarkan, marah, kesal, sedih, semuanya bercampur jadi satu. Bahkan ketika seorang anak tidak bisa menyampaikan protesnya melalui

ucapan, dan hanya bisa melalui tindakan (pergi dari rumah), orang tuanya sama sekali tidak peduli dengan tindakan tersebut. Akhirnya Lena marah dan meluapkan semua amarahnya di depan kawan-kawannya.

3.1.3.5Tahap denouement

Bu Lena : (Menangis) Maaf ya, Nak. Mungkin selama ini

kami tidak memperhatikan kamu, semuanya selalu dihitung dengan uang. Rumah ini rumah kamu, rumah yang kami bebaskan untukmu, kami tidak ingin mengekang, kami rasa itu yang baik.

Pak Lena : Membebaskan kamu bukan berarti tidak

perhatian. Dulu kami dikekang orang tua kami dan kami tidak

suka, maka kami ingin kamu tidak seperti kami. (hlm.12)

Dialog di atas adalah ucapan penyesalan dari kedua orang tua Lena. Yang menandakan berakhirnya dari sebuah cerita.

Berdasarkan kategori urutan waktu, dapat disimpulkan bahwa naskah drama Lena Tak Pulang karya Muram Batubara menggunakan alur maju atau progresif.

3.1.4 Latar

Menurut Satoto (2012:55) latar dalam lakon tidak sama dengan panggung. Akan tetapi, panggung merupakan perwujudan (visualisasi) dari setting. Setting

mencakup dua aspek penting yaitu: (a). aspek ruang, (b). aspek waktu, disamping itu dua aspek tersebut, ada satu aspek lagi yang perlu dipertimbangkan, yaitu (c).

aspek suasana. Penjabaran dari beberapa aspek tersebut adalah sebagai berikut (aspek suasana).

Aspek Suasana

Aspek suasana dalam naskah drama Lena Tak Pulang dibagi menjadi kesal, sedih, dan haru. Berikut adalah kutipan dialog yang menggambarkan kejadian tersebut.

(12)

8

Lena : (Bingung) Lena tidak mencuri apa-apa. Hey(Menunjuk Tamu II) kamu jangan sembarangan menuduh aku pencuri ya! Sampai datang ke rumah lagi! (hlm.10)

Dialog di atas merupakan bentuk kekesalan kepada orang tuanya, yang tidak mempercayai anaknya.

3.1.5 Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Berikut amanat yang terdapat dalam naskah drama Lena Tak Pulang.

Bu Lena : Kita salah mendidiknya…

Pak Lena : Sebenarnya kita bermaksud baik, tapi salah juga…

Bu Lena : Kita harus bagaimana? Membebaskannya salah,

mengekangnya juga bisa salah… (hlm.12)

Dialog di atas menunjukkan penyesalan dari kedua orang tua Lena. Akhirnya mereka sadar akan kesalahannya. Inti amanatnya, jadilah orang tua yang lebih bijak dalam mendidik anak-anak. Dan untuk anak yang mengalami kejadian tersebut, jangan merasa kecil hati, selesaikan masalah dengan kekeluargaan.

3.2 Kritik Sosial Naskah Drama Lena Tak Pulang karya Muram Batubara

Menurut Horkhrimen (dalam Anwar, 2012:47) kritik sosial dilatarbelakangi persoalan moral dan etika, antropologi, pengetahuan, sejarah, logika dan nalar, ekonomi dan produk si, hedonisme, budaya, seni dan sastra. Dalam naskah drama Lena Tak Pulang karya Muram Batubara, terdapat beberapa kritik, diantaranya sebagai berikut.

3.2.1 Moral dan Etika

Potongan dialog di bawah ini juga mengkritikmengenai moral dan etika. Dialog di bawah ini menjelaskan bahwa seorang teman seharusnya mengingatkan temannya ketika temannya ingin melakukan hal-hal yang negatif, bukan sebaliknya. Tidak seperti Teman II yang seolah-olah justru ingin membantu Lena kabur dari rumah.

Tamu II : Kamu lari dari rumah? Kenapa tidak bilang padaku, Len. Aku, ah…

(13)

9

3.2.2 Pengetahuan

Permasalah yang dikrititk adalah permasalahan pengetahuan. Pada dialog di bawah ini Muram batu mengkritik mengenai pengetahuan Pak Lena mengenai dunia politik. Menurut pengetahuan tokoh Pak Lena tanggapan wakil rakyat itu hanyalah sebuah opini yang belum tepat kebenarannya.

Tamu II : Tapi itukan acara berita, Om.

Pak Lena : Memang, beritanya, wakil rakyat sedang memberikan opini. (Lena Tak Pulang, halaman 3)

3.2.3 Logika dan Nalar

Dialog ini merupakan bentuk protes seorang anak terhadap orang tuanya. Dan menjelaskan bahwa orang tua harusnya lebih memahami keadaan anaknya.

Dan orang tua harusnya juga tahu apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari anaknya.

Lena : Diam kalian! Kalian (memandang orang tua) lihatlah anak kalian ini! Apakah kalian hafal setiap tahi

lalatnya? Apa kalian tahu yang diinginkannya? Pandang aku

melalui mataku jangan pandang aku dengan mata kalian! (Lena Tak Pulang, halaman 12)

3.2.4 Hedonisme

Pak Lena : Sudah kamu jangan bicara dulu. Berapa Lena? Lena : (Bingung) Lena tidak mencuri apa-apa. Hey (Menunjuk Tamu II) kamu jangan sembarangan menuduh aku pencuri ya! Sampai datang ke rumah lagi!

Bu Lena : Sabar Nak, tenang. Katakan saja jumlahnya, biar kita ganti. Jangan takut kami marah. Sungguh kami tidak akan marah.(Lena Tak Pulang, halaman 10)

Pada penggalan dialog di atas, Tamu II tidak menuduh Lena mencuri, Tamu II hanya ingin menjelaskan tentang perasaannya kepada Lena, tetapi kalimat Tamu II justru disalah artikan oleh kedua orang tua Lena. Orang tua Lena masih menganggap semuanya berhubungan dengan uang.

3.3 Implementasi Hasil Penilaian

Widodo dan Jasmadi (dalam Lestari, 2013:1) menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,

(14)

10

Menurut Rahmanto (2004:27-33) tiga aspek yang tidak boleh dilupakan dalam pemilihan bahan ajar, antara lain:

3.3.1 Ditinjau dari Sudut Bahasa

Penelitian ini sesuai apabila diterapkan sebagai bahan ajar di SMK, karena bahasa yang digunakan di dalam naskah sudah sesuai, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tidak mengandung sarkas.

3.3.2 Ditinjau dari Segi Kematangan Jiwa (Psikologi)

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar di SMK, karena sesuai dengan tahap perkembangan psikologi anak pada usia 16-18 tahun dan tidak menggunakan kata-kata yang sarkas.

3.3.3 Ditinjau dari Sudut Latar Belakang Budaya

Penelitian ini sesuai apabila diterapkan sebagai bahan ajar di SMK, karena dari naskah ini peserta didik mudah tertarik pada jalan ceritanya yang menggambarkan tentang kehidupan anak SMA yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua, sehingga dapat diambil pesan yang ada di dalamnya, yaitu jangan lari ketika menghadapi suatu masalah.

Naskah drama Lena Tak Pulang karya Muram Batubara dapat diimplementasikan sebagai calon bahan ajar di SMKN 9 Surakarta dengan tinjauan sosiologi sastra. Bahan ajar akan disajikan dengan memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik dari naskah drama. Bahan ajar sesuai dengan silabus dan RPP untuk jenjang sekolah SMA kelas XI semester genap kurikulum 2013 dengan kompetensi dasar 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks film/ drama, baik secara lisan maupun tulisan dan 4.1 Menginterpretasi teks film/drama baik secara lisan maupun tulisan.

Bahan ajar yang akan diberikan adalah memahami dan mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik pada naskah drama. Dengan sebelumnya melakukan pembacaan naskah secara bergantian. Kemudian melakukan identifikasi pada naskah drama.

3.4 Kutipan dan Acuan

Lahbabi (2015) dalam penelitian yang berjudul “Science Fiction and Social

(15)

11

Life”. Penelitian tersebut menjelaskan tentang novel fiksi yang berjudul The Elixir of Life yang menggambarkan keadaan Moroko yang jatuh dalam kekacauan akibat pengenalan ramuan abadi. Mungkin, miskinnya kepercayaan yang menyebabkan kekacauan hebat di moroko. Persamaan dengan penelitian ini, dalam jurnal tersebut sama sama mengkaji kritik sosial, tetapi sumber data penelitian ini menggunakan naskah drama sedangkan penelitian tersebut menggunakan novel The Elixir of Life karya Muḥammad Aziz Lahbabi.

Rani (2009) dalam penelitian yang berjudul “Between eroticism and social criticism: The Literarines of Shannon Ahmad’s Terdedah (1965)”. Penelitian tersebut menjelaskan tentang kritik sosial mengenai novel terdedah karya

Shahnon Ahmad’s yang isinya tentang karya sastra yang memanipulasi seksualitas untuk menarik minat pembaca. Persamaan dengan penelitian ini, dalam jurnal tersebut sama sama mengkaji kritik sosial, tetapi sumber data penelitian ini menggunakan naskah drama sedangkan penelitian tersebut menggunakan novel Terdedah karya Shahnon Ahmad’s.

Suwija (2012) meneliti dengan judul “Wacana Kritik Sosial Wayang Cenk Blonk, Joblar, dan Sidia”. Pada penelitian tersebut dijelaskan tentang Wayang Cenk Blonk, Joblar, dan Sidia yang termasuk pertunjukan wayang kulit Bali kreasi baru dan diminati oleh masyarakat belakangan ini cukup banyak mengkomunikasikan wacana-wacana kritik sosial. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah objek kajian sama-sama menggunakan aspek sosial. Sedangkan perbedaannya adalah subjek dari penelitian yang terdahulu adalah wacana pada pertunjukan wayang kulit Bali kreasi baru. Dan pada penelitian yang sekarang adalah dialog pada naskah drama Lena Tak Pulang

karya Muram Batubara.

4. Penutup

Penelitian yang dilakukan di atas berjudul Kritik Sosial Dalam Naskah Drama

Lena Tak Pulang Karya Muram Batubara dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar di SMKN 9 Surakarta, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

(16)

12

terdiri dari kritik sosial terhadap moral dan etika, kritik sosial terhadap pengetahuan, kritik sosial terhadap logika dan nalar, dan kritik sosial terhadap hedonisme. Ketiga, impementasi sebagai bahan ajar diterapkan pada siswa SMA kelas XI semester genap dalam kompetensi inti 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks film/ drama, baik secara lisan maupun tulisan dan 4.1 Menginterpretasi teks film/drama baik secara lisan maupun tulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2002. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2010. Dimensi Sosial Keagamaan Dalam Fiksi Indonesia Modern. Solo: Smart Media.

Anwar, Ahyar. 2012. Teori Sosial Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Lahbabi, Muhammad Aziz. 2015. “The Elixir of Life.”

42(1): 42-55.

Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akademi Permata.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Racmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Media.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra Pegangan Guru Pengajar Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rani, Moh. Zariat Abdul. 2009. “Between eroticism and social criticism: The Literarines of Shannon Ahmad’s Terdedah (1965)”. Journal of wacana 11(1): 159-172.

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_________. 2010. Metedologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(17)

13

Satoto, Soediro. 2012. Analisis Drama dan Teater. Yogyakarta. Penerbit Ombak.

Riadi, Muchlisin. 2012. Pengertian dan Masalah Kritik Sosial.

Suwija, I Nyoman. 2012. Bentuk Kemasan Wacana Kritik Sosial Pertunjukan Wayang Kulit Cenk Blonk Lakon Diah Gagar Mayang.

pada 20 Maret 2016.

________. (2006).

Referensi

Dokumen terkait

Tokoh yang terdapat dalam naskah drama Kidung Pinggir Lurung, yaitu tokoh utama Mbok Karto, tokoh bulat (Tarman), tokoh sederhana (Sumitri), dan yang lain

Tokoh yang terdapat dalam naskah drama Kidung Pinggir Lurung, yaitu tokoh utama Mbok Karto, tokoh bulat (Tarman), tokoh sederhana (Sumitri), dan yang lain

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat tiga hasil penelitian, yakni (1) struktur yang membangun novel Orang-orang Pulau meliputi tokoh yaitu Darso dan

Cakapan dalam drama Ayahku Pulang menggunakan dialog dengan gaya ping pong; (2) Aspek kepribadian tokoh utama dalam drama Ayahku Pulang pribadi yang egois, pribadi yang keras

Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, objek penelitian ini adalah kritik sosial dalam naskah drama monolog Surat Kepada Setan karya Putu Wijaya,

Selain itu, terdapat juga analisis struktural naskah drama monolog Surat Kepada Setan karya Putu Wijaya, bentuk kritik sosial yang ditemukan dalam naskah drama monolog tersebut,

Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, objek penelitian ini adalah kritik sosial dalam naskah drama monolog Surat Kepada Setan karya Putu Wijaya,

Dari analisis struktural mengenai alur, tokoh, latar, tema, dan amanat terlihat bahwa naskah drama teror ini mengandung konsep- konsep sosiologis di dalamnya yang secara garis besar