• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis respon pengunjung terhadap kualitas pelayanan toko total buah segar Bandung serta implikasi bauran pemasaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis respon pengunjung terhadap kualitas pelayanan toko total buah segar Bandung serta implikasi bauran pemasaran"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RESPON PENGUNJUNG TERHADAP

KUALITAS PELAYANAN TOKO TOTAL BUAH SEGAR

BANDUNG SERTA IMPLIKASI BAURAN PEMASARAN

Oleh:

TAUFIK NUGRAHA

A14103704

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Nobody doe’s it better

Makes me feel sad for the rest

No body doe’s it half as good as you

My friend you’re the best

But some how you found me

I tried to hide from your love light

Is keeping all my secrets safe tonight

And nobody doe’s it better (nobody doe’s it better, “Radio head”)

Emancipate yourself from mental slavery

None but ourselves can free our mind

I Have no fear for atomic energy

'Cause none of them can stop the time

How long can they steal our prophets

While we stand beside and look

Some say it's just a part of it

You got to ful fill the book...

Won't you help to sing

These songs of freedom

Redemption song (Redemption Song,”Bob Marley”)

Disini ku berdiri dan bermimpi

Di saat semua orang berlari

Ku terus disini dan terus bermimpi

Tak bisa kuhindari dan tak kusesali

Seribu mulut coba bangunkan ku

Seribu tatap mata menghakimi ku

Ku tak pernah peduli karena ini hidup ku

Semua tidak mengerti akan ini, bahkan diriku

Biar ini tetap menjadi kisah ku

Tentang ku dan segumpal asap di mulut ku

Damai...! (Ovx_grasspeace)

Kupersembahkan karya kecilku untuk

:

(3)

RINGKASAN

TAUFIK NUGRAHA. A14103704. ANALISIS RESPON PENGUNJUNG

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN TOKO TOTAL BUAH SEGAR BANDUNG

SERTA IMPLIKASI BAURAN PEMASARAN. (Dibawah bimbingan RITA

NURMALINA)

Peningkatan permintaan terhadap buah-buahan pada masa akan datang dan pertumbuhan pasar modern yang semakin tinggi saat ini mengakibatkan meningkatnya pesaingan dikalangan pelaku usaha ritail. Total Buah Segar Bandung sebagai perusahaan ritail yang menjual buah-buahan sebagai produk utamanya harus mampu bersaing agar dapat bertahan dan menang dalam keadaan ini, apalagi Toko Total Buah Segar Bandung harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan ritail yang berbeda jenis yang menjual berbagai macam produk yang bukan hanya menjual buah-buahan. Kondisi ini semakin berat dikarenakan Toko Total Buah Segar Bandung baru berdiri pada awal tahun 2006.

Sebagai sebuah wadah usaha yang berada di sebuah tempat yang baru, Total Buah Segar Bandung harus dapat mengetahui karakteristik konsumen di wilayah tersebut dan menganalisis tingkat kepuasan berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan yang akhirnya dapat berimplikasi pada strategi pemasaran yang dapat memuaskan kebutuhan konsumennya. Pemuasan kebutuhan dapat diawali dengan mengkaji bagaimana responden memproses keputusan mereka untuk berbelanja di Total Buah Segar Bandung. Proses ini dikaji dengan analisis statistika deskriptif, selanjutnya adalah menilai respon pengunjung sampel yakni sebanyak seratus responden melalui analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut kualitas pelayanan seperti Lokasi, Sifat dan kualitas keragaman, Harga, Personel penjualan, Pelayanan yang ditawarkan, Atribut fisik toko, Atmosfer toko, Iklan dan promosi dan Pelayanan sesudah transaksi.

Analisis yang digunakan untuk hal itu adalah Importance-performance

analysis (analisis kepentingan-kinerja). Setelah diketahui tingkat kepuasan

terhadap atribut yang sudah ada, maka pencarian dapat diperluas melalui pengukuran terhadap atribut-atribut yang belum tersedia tetapi dituntut untuk ada di Total Buah Segar Bandung. Pengukuran seberapa perlunya atribut-atribut baru untuk diadakan menggunakan analisis rangking dua arah Friedman untuk melihat adakah perbedaan nyata antara tiap atribut baru. Bila memang ada perbedaan keperluan antara tiap atribut yang perlu dibangun maka dilakukan uji

perbandingan berganda atau Multiple Comparison untuk melihat lebih jelas mana

saja yang memiliki perbedaan nyata dan atribut mana saja yang tidak memiliki perbedaan nyata.

(4)

buah yang lebih banyak. Konsumen paling banyak melakukan pembelian bersama keluarga yang kunjungannya terencana sepenuhnya, yang biasa dilakukan pada hari libur dan terkesan akan variasi buah yang ditawarkan oleh Toko Total Buah Segar Bandung. Hampir semua konsumen puas telah memutuskan melakukan pembelian di Toko Total Buah Segar Bandung dan mereka menyatakan akan kembali berkunjung ke Toko Total Buah Segar Bandung sebagai tujuan belanjanya.

Berdasarkan Important-Performance Analysis dimensi pelayanan harga

yang ditawarkan merupakan dimensi pelayanan yang berada di prioritas utama yang kinerjanya lebih rendah dari kepentingan konsumen. Dimensi pelayanan yang harus dipertahankan oleh Toko Total Buah Segar Bandung dalam pelaksanaanya adalah kesejukan ruangan, kebersihan toko, variasi dari jenis buah yang tersedia, kualitas buah, selalu tersedia mutu buah yang baik, respon pramuniaga dalam melayani konsumen, pembungkusan parsel, sikap pramuniaga, pengetahuan pramuniaga atas produk yang dijual, seragam pramuniaga dan tanggapan terhadap keluhan. Dimensi pelayanan seperti tata ruang dan dekorasi, tata letak produk, pemilihan warna ruangan, aroma ruangan, musik atau suara, akses transportasi umum, kemudahan akses dari daerah perumahan, jalan keluar/jalan masuk menuju lokasi konsumen menganggap dimensi itu kurang penting dan Toko Total Buah Segar Bandung juga melaksanakannya biasa saja. Variabel-variabel dimensi pelayanan yang pelaksanaannya di Toko Total Buah Segar Bandung terlalu berlebihan adalah display produk yang menarik, pencahayaan toko dan pesan antar.

Berdasarkan analisis kesenjangan (Gap) pelayanan Toko Total Buah Segar Bandung yang telah memberikan kepuasan tertinggi kepada konsumennya adalah sikap pramuniaga sementara itu dimensi pelayanan harga yang ditawarkan kinerjanya belum sesuai dengan harapan konsumen.

Menurut Analisis fasilitas tambahan memberikan hasil bahwa fasilitas-fasilitas yang perlu dikembangkan adalah memperbanyak jenis buah yang dijual seperti buah-buahan khas Indonesia dan lainnya, fasilitas diskon atau potongan harga, menjual lebih banyak sayuran (non organik), menyediakan atau menjual berbagai produk atau fasilitas untuk keperluan pembuatan parsel.

Berdasarkan hasil analisis maka alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Toko Total Buah Segar Bandung adalah strategi produk (menambah jenis atau variasi buah lokal yang persentasenya dibawah buah impor), strategi harga (melakukan potongan harga, mengurangi biaya operasional dan meninjau kembali daya beli masyarakat Bandung agar harga yang diterapkan sesuai dengan harapan konsumen), strategi tempat (mempermudah atau memperlancar akses masuk dan keluar menuju lokasi), strategi promosi (pemilihan media promosi yang efektif dan efisien), strategi

people (mempertahankan kinerja karyawan), strategi physical evidance

(mengurangi kinerja pencahayaan toko dan display produk yang dianggap

berlebihan oleh konsumen) dan strategi process (menjual fasilitas-fasilitas untuk

(5)

ANALISIS RESPON PENGUNJUNG TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN TOKO TOTAL BUAH SEGAR BANDUNG SERTA

IMPLIKASI BAURAN PEMASARAN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada

Fakultas Pertanian Institu Pertanian Bogor

Oleh:

Taufik Nugraha

A14103704

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(6)

Judul : Analisis Respon Pengunjung Terhadap Kualitas Pelayanan

Toko Total Buah Segar Bandung Serta Implikasi Bauran

Pemasaran

Program Studi : Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Pertanian

Nama : Taufik Nugraha

NRP : A. 14103704

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ir. Rita Nurmalina, MS NIP : 131 685 542

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP : 130 422 698

(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS RESPON PENGUNJUNG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

TOKO TOTAL BUAH SEGAR BANDUNG SERTA IMPLIKASI BAURAN

PEMASARAN” BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM

PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Febuari 2007

Taufik Nugraha

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandung pada tanggal 17 November 1982, anak kedua

dari empat bersaudara dari keluarga bapak Ir. Mulyana dan ibu Irawati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak Ariyandini pada

tahun 1988, lulus Sekolah Dasar Negeri Lengkong Besar 105 Bandung pada

tahun 1994, lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 28 Bandung

dan lulus pada tahun 1997, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Umum

Negeri 25 Bandung pada tahun 2000.

Sejak tahun 2000 penulis mengikuti pendidikan di Program Studi

Manajemen Agribisnis Program Diploma III Fakultas Pertanian Universitas

Padjadjaran dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis kembali

melanjutkan studi pada program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis proses keputusan kunjungan konsumen, respon konsumen

terhadap kualitas pelayanan dan fasilitas apa saja yang perlu ditambahkan yang

akhirnya akan berimplikasi pada strategi pemasaran apa yang perlu diterapkan.

Penulis dengan keterbatasannya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat

bagi pihak manajemen Toko Total Buah Segar Bandung dan umumnya bagi

dunia ilmu pengengetahuan serta pihak lain yang berkepentingan.

Bogor, Febuari 2007

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas dari

dukungan dan kerjasama berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Rita Nurmalina, MS yang selama ini telah membimbing penulisan skripsi

ini hingga selesai.

2. Ibu Popong dan Bapak Dwi Sadono selaku dosen penguji dan komdik dalam

sidang skripsi.

3. Seluruh pimpinan dan staf serta karyawan Toko Total Buah Segar Bandung

yang telah memberikan izin dan membantu dalam penulisan skripsi ini.

4. Kedua Orang Tuaku tercinta, kakakku Rainaldi dan kedua adikku tersayang

Riski dan Yolanda yang telah memberikan do’a dan kasih sayangnya serta

selalu memberikan dorongan moril dan material yang sangat berharga.

5. Seluruh konsumen Toko Total Buah Segar Bandung yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

6. Umar, Topan, Hab, Oto, Izul, Arif, Heru, Chika dan Dewa, Panjul, Andri Pale

Budi dan Apex yang telah memberikan dukungan dan warna kehidupan baru

di kota ini.

7. Yuanita, Ewa, Mus, Dedeh, Agripa dan teman sebimbingan lainnya yang

berjuang bersama dan bisa saling memberi informasi untuk perkembangan

skripsi.

8. Seluruh teman-teman dari D3 Unpad di ekstensi MAB IPB dan seluruh

mahasiswa/i Ekstensi IPB khususnya angkatan 10 yang tidak mungkin

semua ditulis.

9. Keluarga Besar Bpk Undang Fajar terimakasih atas do’a, dukungan dan

(11)

10. Semua keluarga besar PPRPG MOUNTABA tanpanya saya bukan apa-apa,

warga Mars Company semuanya nuhun jouw dan buat Mr JAH atas sesuatu

yang menimbulkan inspirasi.

11. Rina Mulyati terima kasih atas do’a, pengertian dan kasih sayangnya.

12. Abang, UU, Win, Codet, Eden, Deki, Gung’s, Upap, Isa, Galih, Brew, Bruno,

Ebet, Hani, Ia dan Iti kita akan selalu menjadi kawan, teman, sahabat

saudara selamanya ma’kasih dan spesial thank buat Mega Kusmawati atas

segalanya yang tak bisa dikatakan tapi hanya bisa dirasakan.

13. Kang Agus, Kang Herman dan warga Bafak terima kasih atas penerimaannya

yang bisa membuat penulis tetap tersenyum dan damai dalam tekanan

penulisan Skripsi ini.

Penulis sangat menyadari akan keterbatasan diri penulis semoga skripsi

ini bermanfaat bagi saya selaku penulis dan rekan-rekan mahasiswa lainnya.

Bogor, Febuari 2007

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR... i

DAFTAR TABEL... ii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Perumusan masalah... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pedagang Eceran ... 9

2.2. Keputusan Pemasar Pengecer... 11

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian... 13

2.4. Keputusan pemilihan toko ... 15

2.5. Karakteristik Pembeli ... 17

2.6. Penelitian Terdahulu... 17

III.KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 20

3.1.1. Model Prilaku Pengambilan Keputusan Konsumen... 20

3.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Menilai Kualitas Pelayanan Toko ... 23

3.1.3. Kepuasan Konsumen... 28

3.1.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja ... 28

3.1.5. Analisis Varian Rangking Dua Arah Friedman dan Uji Perbandingan Berganda (Multiple Comparison) untuk Uji Friedman ... 29

3.1.6. Bauran Pemasaran Jasa (7P)... 29

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 31

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 34

4.3. Metode Pengambilan Sample... 34

4.4. Metode Pengskalaan (Scaling Method)... 35

4.5. Metode Analisis Data... 36

4.5.1. Metode Statistika Deskriptif ... 36

4.5.2. Anilisis Kepentingan-Kinerja (importance-performance analysis) 36 4.5.3. Analisis Tingkat Pelaksanaan (Kinerja) dan Tingkat Harapan (Analisis Gap) ... 40

4.5.3. Dimensi Performance dan Indikatornya... 41

(14)

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Keadaan Umum... 45

5.2. Organisasi perusahaan ... 45

5.3. Sumber Daya Manusia ... 46

5.4. Strategi Pemasaran ... 47

5.4.1 Produk ... 47

5.4.2. Harga ... 48

5.4.3. Distribusi ... 48

5.4.4. Promosi ... 49

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN SERTA HASIL DAN PEMBAHASAN TAHAPAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN DI TOKO TOTAL BUAH SEGAR, BANDUNG 6.1. Karakteristik Responden ... 50

6.2. Tahapan Pengambilan Keputusan ... 53

6.2.1. Proses Pengenalan Kebutuhan Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 53

6.2.2. Proses Pencarian Informasi Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 55

6.2.3. Evaluasi Alternatif Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung dalam Proses Keputusan Pembelian ... 57

6.2.4. Proses Pembelian Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung... 59

6.2.5. Proses Hasil Keputusan Pembelian Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 62

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan (Importance-Performance analysis)... 65

7.2. kesenjangan (GAP) Kinerja Perusahaan dengan Harapan Konsumen 69 7.3. Analisis Fasilitas-Fasilitas Tambahan ... 74

VIII. STRATEGI PEMASARAN TOKO TOTAL BUAH SEGAR, BANDUNG 8.1. Strategi Produk... 78

8.2. Strategi Harga ... 79

8.3. Strategi Tempat ... 79

8.4. Strategi Promosi ... 80

8.5. People (Karyawan) ... 80

8.6. Physical evidence (Bukti Fisik) ... 81

8.7. Process (Aliran Jasa) ... 82

IX KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. kesimpulan ... 83

9.2. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA... 86

(15)
(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Perkembangan Pasar Modern (1997-2003) ... 5

2. Proses Pemilihan Toko... 16

3. Model Prilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya ... 20

4. Proses Pengambilan Keputusan ... 21

5. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional ... 33

6. Diagram Kartesius dengan Empat Kuadran Berbeda... 39

7. Struktur Organisasi Total Buah Segar ... 46

8. Diagram Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan ... 67

9. Grafik Kesenjangan (Gap) ... 70

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Kategori untuk Setiap Skala pada Skala Likert ... 36

2 Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) ... 37

3 Skor Tingkat Pelaksanaan (Kinerja) ... 38

4 Indikator Dimensi Performance Toko ... 41

5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Daerah Tempat Tinggal, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan dan Penghasilan per Bulan ... 50

6. Motivasi Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung .. dalam Berbelanja Buah-buahan ... 53

7. Manfaat yang Dicari Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung dengan Membeli Buah-buahan ... 54

8. Kepentingan Buah-buahan dalam Menu Makanan Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 55

9. Sumber Informasi Pertama yang Didapatkan Konsumen Tentang Toko Total Buah Segar... 56

10. Sumber Informasi yang Penting Bagi Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 56

11. Sumber Informasi yang Mempengaruhi Konsumen untuk ... Berkunjung Ke Toko Total Buah Segar, Bandung... 57

12. Pertimbangan Konsumen dalam Memutuskan untuk Berbelanja Buah-buahan di Toko Total Buah Segar, Bandung... 58

13. Alternatif Pilihan Toko Menurut Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 59

14. Keputusan Pembelian Konsumen Toko Toal Buah Segar, Bandung ... 60

15. Pengeluaran rata-rata Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung dalam Sekali Berbelanja ... 60

16. Rata-rata Kunjungan Pembelian Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 61

17. Proses Kunjungan, Waktu Kunjungan dan Jumlah Kunjungan Konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 61

(18)

18. Keunggulan Keputusan Pembelian di Toko

Total Buah Segar, Bandung ... 62

19. Kepuasan hasil keputusan Pembelian di Toko Total Buah Segar, Bandung ... 63

20. Tindakan Pasca Pembelian ke Toko Total Buah Segar, Bandung ... 63

21. Pemakaian Hasil Pascapembelian konsumen Toko Total Buah Segar, Bandung ... 64

22. Tingkat kinerja dan Tingkat Kepentingan ... 66

23. Tingkat kesesuaian dan Skor Kesenjangan (Gap) ... 72

24. Jumlah Rangking untuk Fasilitas-Fasilitas Tambahan ... 75

(19)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki

peranan penting bagi masyarakat terutama dalam memenuhi kecukupan pangan

dan gizi masa mendatang. Buah-buahan merupakan salah satu komponen

penting di dalam menu makanan seimbang. Hal ini disebabkan karena

buah-buahan merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang diperlukan untuk

kesehatan tubuh.

Sebagai sumber zat gizi, buah-buahan berperan dalam mengatur

pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian sel-sel pada tubuh manusia.

Akhir-akhir ini peranan zat-zat gizi seperti vitamin, mineral dan serat pada buah

menjadi semakin penting dalam pencegahan dan pengobatan berbagai macam

penyakit (Agroindonesia, 2002).

Mengingat begitu pentingnya nilai buah-buahan bagi masyarakat, maka

masyarakat perlu mengkonsumsi buah dalam jumlah tertentu. Akan tetapi,

konsumsi masyarakat terhadap buah-buahan masih relatif kecil dibandingkan

yang dianjurkan FAO (Food Agricultural Organization). FAO menetapkan standar

konsumsi buah minimal 65,75 kilogram per tahun per orang. Tetapi konsumsi

rata-rata masyarakat Indonesia terhadap buah-buahan baru mencapai 40

kilogram per tahun (Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2001 dalam Syahrul, 2005)

Melalui upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Indonesia, yaitu peningkatan pendidikan dan pengetahuan, maka telah

meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya pemenuhan gizi yang baik

(20)

melakukan pencanangan gerakan peningkatan konsumsi buah dan sayur

nusantara oleh menteri Pertanian pada tanggal 27 Juni 20021.

Peningkatan taraf hidup dan pendidikan masyarakat saat ini telah

meningkatkan konsumsi pangan. Hal tersebut juga terjadi pada konsumsi

buah-buahan. Kecenderungan pola konsumsi hidup sehat di dalam masyarakat,

diantaranya dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak dan berkalori

tinggi. Meningkatnya keinginan masyarakat untuk hidup sehat tersebut, telah

mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi pangan yang bergizi

salah satunya adalah buah-buahan.

Untuk tahun-tahun yang akan datang diperkirakan terjadi peningkatan

permintaan buah pada priode 2000-2015, dengan laju peningkatan permintaaan

akan bertambah pada tahun-tahun berikutnya, sehingga perkiraan permintaan

buah pada tahun 2005 mencapai 10,375 juta ton, tahun 2010 diperkirakan

mencapai 14 juta ton, dan tahun 2015 diperkirakan mencapai 20 juta ton

(Departemen Pertanian, 1992 dalam Ngrangwesty, 2003).

Dilihat dari besarnya permintaan pasar pada tahun-tahun yang akan

datang merupakan suatu peluang bagi para pelaku bisnis di sektor agribisnis,

dari mulai petani, distibutor dan retail dalam memasarkan produk buah-buahan

sampai ke tangan masyarakat dengan mutu dan kualitas baik. Peluang bisnis

buah-buahan ini sangat menarik berbagai kalangan dari pelaku bisnis skala kecil

yang dikenal dengan pedagang pengecer tradisional sampai yang beskala besar

yang lebih dikenal dengan pasar modern seperti supermarket, minimarket,

hypermarket dan lainnya.

1
(21)

Pada Agustus 2004, sebuah survei yang dilakukan AC Nielsen

memperlihatkan bahwa meski jumlah pasar tradisonal di Indonesia mencapai 1,7

juta unit atau mengambil porsi 73 persen dari keseluruhan pasar yang ada,

namun laju pertumbuhan pasar modern ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan pasar tradisonal, yang tergolong ke dalam pasar modern ini adalah

hipermarket, supermarket, minimarket, dan departemen store. Pertumbuhan

pasar tradisional hanya mencapai 5 persen per tahun sedangkan pertumbuhan

pasar modern mencapai 16 persen. Secara lebih rinci disebutkan bahwa mini

market mempunyai pangsa pasar sebesar 5 persen dengan laju pertumbuhan

sebesar 15 persen. Pangsa pasar supermarket mencapai 17 persen dengan

tingkat pertumbuhan 7 persen. Adapun hipermarket, dengan pangsa pasar 5

persen laju pertumbuhaannya mampu melejit hingga 25 persen per tahun. Jadi

tingkat pertumbuhan pasar modern rata-rata adalah 16 persen setiap tahunnya

(Natawidjaja, 2005)

Kondisi persaingan yang semakin ketat ini mendorong para pelaku bisnis

untuk dapat bersaing dengan berbagai strategi pemasarannya. Pemenuhan

kepuasan konsumen merupakan hal yang utama agar para pelaku bisnis dapat

bersaing di dunia bisnis pengecer yang semakin ketat. Hal itu menuntut

standarisasi yang mengarah pada pemenuhan keinginan konsumen. Hal itu juga

dapat dilihat dari perubahan orientasi pemasaran dari orientasi produk ke

orientasi konsumen (pelanggan). Pemasaran merupakan hal yang penting dari

seluruh kegiatan perusahaan, keberhasilan perusahaan dalam menjalankan

suatu usaha tergantung pada sejauh mana perusahan mampu memasarkan

produknya sampai ke konsumen akhir.

Perubahan orientasi pemasaran tersebut mengharuskan perusahaan

untuk dapat memenuhi keinginan konsumen seperti sarana prasarana toko yang

(22)

konsumen yang baik pula. Maka dari itu pemahaman terhadap keinginan atau

respon konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh pelaku bisnis sangat

diperlukan, agar pelaku bisnis dapat mengetahui karakteristik konsumen dan

keinginan konsumen terhadap perusahaan yang akhirnya dapat menetukan

strategi pemasaran tepat.

1.2. Perumusan Masalah

Total Buah Segar merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang ritail khususnya buah-buahan segar. Untuk memperluas pemasarannya

Total Buah Segar membuka cabang baru, salah satunya terletak di Kotamadya

Bandung. Total Buah Segar Bandung yang mulai bergerak pada awal tahun

2006. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang ritail dan berada di sebuah

tempat yang baru, Total Buah Segar Bandung perlu mempelajari karakterisitk

konsumennya dikarenakan setiap daerah memiliki karakteristik konsumen yang

berbeda.

Penting bagi pihak pengelola perusahaan ritail untuk memperhatikan

kebutuhan konsumennya seperti lokasi toko yang strategis, harga yang

terjangkau, pelayanan yang baik, kenyamanan toko dan lain-lain. Hal ini

merupakan keunggulan kompetitif yang harus dimiliki oleh perusahaan ritail.

Apalagi Total Buah Segar merupakan perusahaan retail yang hanya menjadikan

buah-buahan sebagai produk utamanya dan produk sayuran serta minuman

kemasan sebagai produk tambahan, selain kualitas pelayanan toko, Toko Total

Buah Segar harus memiliki strategi pemasaran yang dapat dijadikan sebagai nilai

jual kepada konsumennya agar dapat bertahan dan menang dalam persaingan

antar perusahaan ritail yang sejenis maupun yang berbeda jenis, dimana strategi

pemasaran yang telah diterapkan di Toko Total Buah Segar Bandung saat ini

(23)

yellow pages, menjual 40 persen produk buah lokal dan 60 persen buah impor,

penjualan produk tambahan yang persentasenya 20 persen dari produk utama.

Pada saat sekarang ini, terjadi peningkatan pertumbuhan jumlah

perusahaan ritail yang berdiri. Menurut Data Riset Indonesia (2004) pertumbuhan

perusahaan ritail seperti super market, mini market, hyper market dan

perusahaan ritail lainnya mengalami penurunan pertumbuhan hingga 3 persen

pada tahun 1997-1998 pada saat krisis terjadi di Indonesia. Namun pada tahun

1999-2003 pertumbuhan perusahaan ritail di Indonesia meninggkat sebesar 27

persen. Peningkatan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu

sebesar 75 persen, pada gambar 1 disajikan gambar pertumbuhan perusahaan

ritail dari tahun 1997-2003

1200

1000

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Hypermarket Supermaket Minimarket

Gambar 1. Perkembangan Pasar Modern (1997-2003) Sumber : Data Riset Indonesia, 2004

Menurut kantor Bank Indonesia cabang Bandung pertumbuhan pasar

modern di Jawa Barat mencapai 60% dibanding pasar tradisional yang hanya

tumbuh 5% sejak tahun 2002. Selama kurun waktu 2002-2005 jumlah pasar

800

600

Numb

er

0f

store

400

200

(24)

modern di Jawa Barat mencapai 42 buah, sedangkan pasar tradisional hanya 29

buah. Untuk Kota Bandung saja pasar modern pada tahun 2005 bertambah

sebanyak 10 pasar modern2.

Oleh karena itu, Total Buah Segar Bandung harus mampu memberikan

pelayanan yang lebih baik dan berbeda untuk kepuasan konsumen, sehingga

mampu bersaing dengan perusahaan ritail lain dengan mutu dan pelayanan yang

sejenis dengan apa yang ditawarkan oleh Total Buah Segar seperti Istana Buah,

Fruit’s n’ Fresh, Dick’s dan perusahaan ritail lainnya yang potensial untuk

menjadi pesaing seperti Hero supermarket, Griya Pasar Swalayan, Carrefour,

Superindo, Hypermarket, Matahari, Giant dan lainnya agar dapat meningkatkan

dan mempertahankan pangsa pasar yang telah dicapainnya. Berdasarkan

keadaan tersebut, maka diperlukan suatu penelitian yang menganalisis

mengenai perilaku konsumen terhadap kualitas pelayanan toko itu sendiri yang

berimplikasi pada strategi pemasaran di Total Buah Segar Bandung.

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini

dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik responden dan tahapan proses keputusan

kunjungan ke Total Buah Segar Bandung?

2. Bagaimana tanggapan responden terhadap kualitas pelayanan di Total Buah

Segar Bandung yang tercemin dari analisis kepuasan?

3. Fasilitas apa saja yang perlu ditambahkan pada Total Buah Segar Bandung

untuk dapat meningkatkan kepuasan konsumen?

4. Bagaimana rekomendasi strategi pemasaran bagi Total Buah Segar

Bandung?

2
(25)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi karakteristik responden dan mengkaji tahapan proses

keputusan kunjungan ke Total Buah Segar Bandung.

2. Menganalisis tanggapan responden (konsumen) terhadap atribut-atribut

Total Buah Segar Bandung melalui analisis kepuasan.

3. Menganalisis fasilitas-fasilitas apa saja yang perlu ditambahkan pada total

Buah Segar Bandung.

4. Memberikan rekomendasi strategi pemasaran bagi Total Buah Segar

Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak manajemen Total Buah

Segar Bandung sebagai alat pendukung pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan pengembangan usaha selain itu hasil dari penelitian ini

juga dapat menjadi masukan dan tambahan informasi bagi berbagai pihak seperti

mahasiswa.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Hanya dibatasi pada penelitian tentang Total Buah Segar, Kotamadya

Bandung.

2. Responden dibatasi pada usia 17 tahun ke atas karena diasumsikan telah

mengerti prosedur tanya jawab dalam kuestioner dan telah memiliki

(26)

3. Responden merupakan pengunjung yang telah mengunjungi Total Buah

Segar Bandung lebih dari dua kali dan telah menikmati semua fasilitas dan

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pedagang Eceran

Pedagang eceran mengandung dua arti pedagang eceran yang berupa

toko atau pedagang eceran yang bukan toko. Menurut Engel Et. Al (1995)

pedagang eceran sebenarnya mencakup semua penjualan kepada konsumen

untuk mereka pakai. Menurut Lucas (1994) memberikan pengertian pedagang

eceran (retailing) adalah “Retailing is all activities involved in marketing of goods

and services directly to consumers”. Pengertian tersebut menyatakan bahwa

pedagang eceran atau retailing merupakan segala kegiatan penjualan barang

dengan atau jasa-jasa secara langsung kepada konsumen.

Menurut Kotler (2002) usaha eceran (retailing) meliputi aktivitas yang

melibatkan penjualan barang jasa langsung kepada konsumen, yang olehnya

digunakan untuk kepentingan pribadi dan bisnis. Menurut Kotler (2002),

jenis-jenis pengecer utama adalah:

a. Toko khusus

Lini produk yang sempit dengan ragam pilihan yang dalam, sepeti toko

pakaian, toko alat-alat olah raga, toko meubel, toko bunga, toko buah dan

toko buku,

b. Toko serba ada

Beberapa lini produk biasanya pakaian, perlengkapan rumahtangga, dan

barang kebutuhan rumahtangga dan setiap lini tersebut beroperasi sebagai

departemen tersendiri yang dikelola oleh pembeli spesialisasi atau pedagang

(28)

c. Pasar swalayan

Operasi yang relatif besar, berbiaya rendah, bermarjin rendah, bervolume

tinggi, yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti

makanan, pencucian dan produk perawatan rumah.

d. Toko kenyamanan (convenience)

Toko yang relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman, memiliki jam buka

yang panjang selama tujuh hari dalam seminggu, serta menjual lini produk

bahan pangan yang terbatas dan memiliki tingkat perputaran yang tinggi.

e. Toko diskon

Menjual barang-barang yang standar dengan harga lebih murah karena

mengambil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih

tinggi.

f. Pengecer potongan harga

Membeli dengan harga yang lebih rendah daripada harga pedagang besar

dan menetapkan harga untuk konsumen lebih rendah daripada harga eceran:

sering merupakan barang sisa, berlebih dan tidak reguler.

Menurut Kotler (2002), berdasarkan tingkat pelayanannya toko dibedakan

menjadi 4 jenis:

a. Swalayan (self-servis)

Swalayan merupakan dasar dari semua operasi dasar. Banyak pelanggan

yang bersedia melakukan sendiri poses menemukan, membandingkan dan

memilih guna menghemat uang.

b. Swapilih (self selection)

Para pelanggan mencari barang sendiri walaupun mereka dapat meminta

bantuan. Para pelanggan menyelesaikan transaksi mereka setelah

(29)

c. Pelayanan terbatas (limeted servis)

Pengecer menjual lebih banyak barang shopping, dan pelanggan

memerlukan lebih banyak informasi serta bantuan. Toko-toko itu juga

menawarkan jasa seperti kredit dan hak pengambilan barang.

d. Pelayanan penuh (full servis)

Pramuniaga siap membantu dalam tiap tahap dari proses menemukan,

membandingkan dan memilih. Pelanggan yang suka dilayani memilih toko itu.

2.2. Keputusan Pemasar Pengecer

Para pengecer sekarang ini berusaha untuk menemukan strategi

pemasaran baru untuk menarik dan mempertahankan konsumen. Pada masa

lalu pengecer mempertahankan pelanggan dengan memiliki barang khusus,

dengan menawarkan pelayanan lebih banyak atau lebih dari pesaing dan dengan

menawarkan kartu kredit. Sekarang pelanggan menjadi semakin pintar dan lebih

sensitif terhadap harga karena itulah maka banyak pengecer sekarang berpikir

ulang akan strateginya pemasarannya.

Kotler (2002) menyebutkan keputusan pemasaran yang dihadapi oleh

pengecer adalah dalam bidang pasar sasaran, pemilihan produk dan jasa, harga,

pomosi dan tempat.

a. Keputusan pasar sasaran

Kebanyakan keputusan penting sebuah pengecer berkaitan dengan pasar

sasaran. Banyak pengecer tidak mempunyai pasar sasaran yang jelas, atau

mereka mencoba memuaskan terlalu banyak pasar sasaran sehingga

menjadi tidak memuasakan sama sekali. Para pengecer harus melakukan

riset pemasaran secara berkala untuk menjamin mereka menjangkau dan

(30)

b. Keputusan pemilihan produk dan jasa pelayanan

Para pengecer harus memutuskan tiga variabel “produk” utama yang

membantu posisi tokonya terhadap pasar sasaran, yaitu pilihan produk,

bauran jasa pelayanan dan suasana toko. Pilihan produk pengecer harus

sesuai dengan harapan berbelanja dari pasar sasaran. Dimensi pilihan

produk lainnya adalah kualitas barang-barang. Pelanggan tertarik tidak hanya

dalam jangkauan pilihan tetapi dalam kualitas produknya.

Para pengecer harus memutuskan tentang bauran jasa pelayanan untuk

ditawarkan kepada pelanggan. Bauran jasa pelayanan itu merupakan salah

satu kunci untuk membedakan suatu toko dengan toko lainnya.

Suasana toko merupakan elemen ketiga dalam produknya, setiap toko

mempunyai rancangan fisik yang membuat konsumen sukar atau mudah

untuk bergerak di dalamnya. Setiap toko mempunyai “citra rasa”, toko harus

memiliki suasana yang direncanakan yang sesuai dengan pasar sasaran dan

menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Selain itu, pasar swalayan

telah menemukan bahwa perbedaan tempo musik ikut mempengaruhi waktu

kunjung rata-rata dan pengeluaran rata-rata di toko itu.

c. Keputusan harga

Harga pengecer merupakan faktor penempatan posisi utama dan harus

diputuskan berkaitan dengan sasaran, bauran pilihan produk dan jasa dan

kompetisi. Banyak pengecer berada pada harga mark-up yang tinggi dengan

volume penjualan yang rendah (toko spesial) atau mark-up rendah dengan

volume penjualan yang tinggi (toko umum dan toko diskon).

Pengecer juga harus memperhatikan taktik penurunan harga. Banyak

pengecer akan menempatkan harga rendah untuk sejumlah barang guna

(31)

besar-besaran pada kejadian-kejadian tertentu. Disamping itu pengecer juga akan

merancanakan penurunan harga barang-barang yang penjualannya lambat.

d. Keputusan promosi

Pengecer harus menggunakan alat-alat promosi yang mendukung dan

menekankan kembali penempatan citranya.

e. Keputusan tempat

Pengecer dibiasakan untuk mengatakan bahwa tiga kunci untuk sukse dalam

usaha eceran adalah “lokasi, lokasi, lokasi”. Pengecer dapat menggunakan

berbagai metode untuk memperkirakan lokasi, termasuk memperhitungkan

mengenai lalu-lintas pembeli, survei kebiasaan berbelanja konsumen,

menganalisis lokasi bersaing dan lain-lain.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian.

Menurut Kotler (2002), faktor pembelian konsumen dipengaruhi oleh

faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.

a. Faktor budaya

Terdiri dari budaya, sub-budaya dan kelas sosial

• Budaya: merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar

• Sub-budaya: masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih

kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi

anggota-anggotanya.

• Kelas sosial: pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial.

Statafikasi lebih ditemukan dalam bentuk kelas sosial.

b. Faktor sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

(32)

• Kelompok acuan: seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang.

• Keluarga: keluarga merupakan organisasi pembeli konsumen yang paling

penting dalam masyarakat, anggota keluarga merupakan kelompok acuan

primer yang paling berpengaruh.

• Peran dan status sosial: Seseorang berpartisipasi kedalam kelompok

sepanjang hidupnya keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan orang itu di

masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status.

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang,

masing-masing peran menghasilkan status.

c. Faktor pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut meliput usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

• Usia dan tahap siklus hidup: Orang membeli barang dan jasa yang berbeda

sepanjang hidupnya.

• Pekerjaan dan lingkungan ekonomi: pekerjaan seseorang juga

mempengaruhi pola konsumsinya.

• Gaya hidup: Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial dan

pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.

• Kepribadian dan konsep diri: masing-masing orang memiliki kepribadian

yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembelianya.

d. Pilihan pembelian

Seseorang dipengaruh oleh empat faktor psikologis utama seperti motivasi,

(33)

• Motivasi: seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

• Persepsi: seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak.

• Pembelajaran: saat orang bertindak, mereka bertambah pengetahuannya.

• Keyakinan dan sikap: melalui bertindak dan belajar orang mendapatkan

keyakinan dan sikap keduanya kemudian mempengaruhi perilaku

pembelian mereka.

2.4. Keputusan Pemilihan Toko

Memilih toko adalah proses interaksi antara starategi pemasaran

pengecer dan karakteristik individual dan situsional dari pembeli. Karakteristik

individual (seperti gaya hidup) menyebabkan pandangan umum tentang aktivitas

yang terlibat dalam perilaku belanja dan pencarian. Para pengecer

mempengaruhi aktivitas ini dengan strategi iklan dan promosi. Karakteristik

pembeli juga mempengaruhi citra toko. Citra toko pada gilirannya mempengaruhi

pilihan toko dan produk akhir atau pembelian merek.

Menurut Engel (1995), terdapat tiga karakteristik keputusan konsumen

dalam pemenuhan kebutuhannya, yaitu pertama pilihan pembelian yang terdiri

dari apa, kapan, dimana, bagaimana konsumen akan melakukan kegiatan

pembelian. Kedua adalah pilihan konsumsi, yaitu kapan dan bagaimana

mengkonsumsi barang yang telah dibeli dan dikonsumsi itu akan sekali dipakai

kemudian dibuang, didaur ulang atau dipasarkan kembali.

Proses pengambilan keputusan dimana pembelian akan dilakukan berada

pada tahap ketiga, yaitu evaluasi alternatif pra pembelian, dimana konsumen

akan membandingkan berbagai alternatif tempat pembelian yang akan dilakukan.

(34)

pembelian akan dilakukan tergantung pengetahuan tentang pembeliaan yang

dimiliki.

Proses pemilihan toko spesifik merupakan suatu fungsi dari karakteristik

toko. Karakteristik konsumen akan membentuk kriteria evaluasi yang diinginkan

pada suatu toko, sedangkan karakteristik toko diperoleh dari atribut atau ciri yang

dimiliki oleh suatu toko. Konsumen dalam setiap segmen pasar membentuk citra

bagi toko-toko yang berbeda yang didasarkan pada persepsi mereka akan

atribut-atribut toko yang mereka anggap penting. Proses pemilihan toko dapat

digambarkan seperti disajikan pada gambar 2:

Kriteria evaluasi

Karakteristik toko

Proses perbandingan

[image:34.595.111.511.335.475.2]

Toko pilihan

Toko tidak dipilih

Gambar 2. Proses Pemilihan Toko Sumber: Engel, 1995

Dalam proses pemilihan toko, konsumen membandingkan karakteristik

toko dengan kriteria evaluasi dari konsumen inti. Apabila kriteria evaluasi dan

karakteristik suatu toko banyak bersesuaian, maka konsumen akan memilih toko

tersebut. Hal ini berlaku sebaliknya bila banyak ketidaksesuaian antara kriteria

evaluasi yang diajukan konsumen dengan karakteristik yang ditawarkan.

Pemilihan toko merupakan fungsi yang terdiri dari variabel kriteria evaluasi,

variabel karakteristik atau atribut toko, variabel proses perbandingan dan variabel

(35)

2.5. Karakteristik Pembeli

Pemilihan toko dipengaruhi oleh karakteristik pembeli jadi, beberapa toko

mempunyai pelanggan dengan profil yang berbeda. Menurut Engel (1995), ada

dua faktor yang berguna dalam menggambarkan profil berbelanja, yaitu:

a. Profil Demografi

Para pengecer akan berhasil jika mereka mempunyai pangsa pasar tertentu.

Jika pihak toko mengetahui profil pelanggan inti mereka dengan variabel

demografi seperti usia, penghasilan dan tempat tinggal maka akan dapat

memaksimumkan daya tarik melalui produk dan bauran pelayanannya. Selain

variabel demografi di atas variabel status sosial seperti penghasilan,

pendidikan dan pekerjaan juga penting.

b. Profil Psikografi

Psikografi memungkinkan pengecer mengetahui karakteristik pembeli

berdasarkan gaya hidup yaitu aktivitas, minat dan opini kelompok pembeli.

2.6. Penelitian Terdahulu

Avonte (2002) menggunakan Importance-Performance Analysis yang

penelitiannya dapat diketahui bahwa pelayanan dari toko yang telah memberikan

kepuasan tertinggi kepada konsumen adalah Mutu Barang Agribisnis sedangkan

urutan tertinggi dari pelayanan dimana kepuasan konsumen belum tercapai

adalah Iklan yang menarik. Sedangkan fasilitas-fasilitas yang perlu diperhatikan

adalah sarana parkir yang memadai, harga yang ditawarkan, kecepatan

transaksi, tanggapan terhadap keluhan, pengetahuan pramuniaga terhadap

barang yang akan dijual dan keramahan dan kesopanan para pramuniaga.

Baehaqie (2003) menggunakan analisis Thurstone dan Improtance

Performance Analysis untuk mengetahui analisis tingkat kepentingan dan

(36)

menjadi prioritas yang utama untuk diperhatikan oleh pengelola jika tidak ingin

ditinggalkan oleh pengunjung. Atribut-atribut tersebut adalah kenyamanan,

kebersihan, objek ataua trasaksi yang ditawarkan, fasilitas penunjang lainnya

kendaraan kereta keliling dan informasi mengenai Taman Buah Mekarsari. Selain

itu diperoleh juga atribut yang menjadi kekuatan perusahan untuk dipertahankan

kinerjanya. Atribut tersebut adalah keamanan dan koleksi tanaman Taman Buah

Mekarsari. Pengelola juga harus memikirkan untuk mengurangi penggunaan

sumber daya berlebihan di beberapa atribut perusahaan seperti kawasan danau

Cipicung, Areal Parkir, aksesbilitas manfaat dan harga tiket.

Ngarangwesty (2003) menggunakan Importance-performance analysis

yang penelitiannya dapat diketahui bahwa dimensi Performance dari toko yang

telah memberikan kepuasan tertinggi kepada konsumen adalah seragam

pramuniaga sedangkan urutan tertinggi dari dimensi Performance diman

kepuasan konsumen belum tercapai adalah frekuensi adanya potongan harga.

Berdasarkan hasil analisis gap (kesenjangan), empat dimensi yang paling besar

kesenjanganya adalah kualitas buah baik, frekuensi potongan harga, besarnya

potongan harga dan selalu tersedia mutu buah yang baik sementara itu dimensi

seragam pramuniaga, tata letak produk, pembayaran menggunakan kartu kredi

atau debit, pesan antar, pembungkusan parcel, musik atau suara, fasilitas

keanggotaan (Membership), jumlah pramuniaga yang melayani dan pemilihan

warna ruangan merupakan dimensi Performance dari Toko Fruits N’ Fresh yang

telah memenuhi harapan konsumen.

Penilitian lainnya yang meneliti tentang respon pengunjung adalah

penelitian yang dilakukan oleh Agatha (2005) menggunakan analisis

Importance-performance analysis dan uji Friedman dan Multiple comparison yang

menghasilkan analisis tingkat kepentingan dan kepuasan dengan menggunakan

(37)

diperbaiki kinerjanya oleh Rumah Strawberry yaitu kesigapan karyawan melayani

pengunjung, kecepatan karyawan menangani transaksi, luas area parkir, sarana

toilet dan kemudahan mencapai lokasi. Sedangkan atribut-atribut yang harus

dipertahankan oleh pengelola adalah kebersihan, kenyaman, kualitas buah

strawberry, keramahan dan kesopanan karyawan, kualitas serta pemeliharaan

berbagai alat dan fasilitas, dan failitas restoran. Analisis fasilitas-fasilitas

tambahan yang di uji dengan Analisis Dua Arah Friedman dan diteruskan dengan

Uji Perbandingan Berganda menyimpulkan bahwa fasilitas tambahan yang

diperlukan oleh responden adalah pembayaan dengan kartu kredit atau kartu

debit kredit, Playground fasilitas bermain anak-anak, penjualan berbagai jenis

makanan berbahan baku strawberry, humas atau PR sebagai contact person dan

kios souvenir atau merchandise Rumah Strawberry.

(38)

III.KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Model Prilaku Pengambilan Keputusan Konsumen

Variasi-variasi dalam pengambilan keputusan oleh konsumen ditentukan

oleh tiga determinan yaitu: (1) Pengaruh lingkungan, (2) Perbedaan individu, dan

(3) Proses psikologi. Pada akhirnya, pengambilan keputusan keputusan

konsumen ini berdampak pada jenis dan bentuk bauran pemasaran yang dipilih

oleh pemasar. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3.

Pengaruh lingkungan

Budaya Kelas sosial Pengaruh pribadi

[image:38.595.84.509.330.664.2]

Keluarga Situasi

Gambar 3. Model Prilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Sumber: Engel.Et. Al, 1995

Proses keputusan

Pengenalan kebuutuhan Pencarian informasi

Evaluasi alternatif Pembelian

Hasil Perbedaan

individu

Sumber daya konsumen Motivasi

dan keterlibatan Pengetahuan Sikap

kepribadian, gaya hidup dan demografi

Proses psikologi

Pengolahan informasi Pembelajaran

(39)

Sementara itu ada lima tahap proses keputusan pembelian konsumen,

hal ini dijelaskan pada gambar 3.

Pengenalan

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

[image:39.595.115.512.162.242.2]

Pembelian Hasil

Gambar 4. Proses Pengambilan Keputusan Sumber: Kotler, 2002

Engel. Et. Al (1995) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

1. Pengenalan kebutuhan. Didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan

antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk

mengaktifkan proses keputusan. Pada hakikatnya pengenalan kebutuhan

bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada antara keadaan

aktual (yaitu situasi konsumen sekarang) dengan keadaan yang diinginkan

(yaitu situasi yang konsumen inginkan). Ketika ketidaksesuaian ini melebihi

tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali.

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi kemungkinan diaktifkannya suatu

kebutuhan tertentu, yaitu keadaan yang berubah, pemerolehan produk,

konsumsi produk dan perbedaan individu.

2. Pencarian informasi, adalah aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang

tersimpan dalam ingatan (pencarian internal) atau pemerolehan informasi

dari lingkungan (pencarian eksternal). Pencarian internal merupakan

peneropongan ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan

keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang. Ketika pencarian

internal tidak memadai, konsumen mungkin memutuskan untuk

(40)

terjadi bervariasi antar konsumen dan bergantung pada sekumpulan

karakteristik situasi, pasar dan konsumen.

3. Evaluasi alternatif, merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan

dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Keputusan

yang diambil pada awalnya mengenai alternatif mana yang harus

dipertimbangkan dan kriteria evaluasi (yaitu atribut) apa yang digunakan

dalam menilai alternatif-alternatif. Kinerja relatif dari alternati-alternatif yang

dipertimbangkan sepanjang kriteria evaluasi pada akhirnya harus dinilai.

Penentuan alternatif bergantung pada faktor-faktor situasi sekaligus individu.

Begitu juga kriteria evalusi yang ditentukan oleh pengeruh situasi, kesamaan

alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan konsumen.

Untuk pengukuran kriteria evaluasi sasaran pengukuran yang penting adalah

(1) Mengindentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan (2) Memperkirakan

saliensi (kepentingan) relatif dari masing-masing kriteria. Untuk menilai

kinerja alternatif-alternatif pilihan, konsumen dapat melakukan cara

pengisolasian dan pemakaian isyarat. Unsur terakhir dari proses evaluasi

alternatif adalah akidah keputusan menggambarkan starategi yang

digunakan konsumen untuk menyeleksi alternatif-alternatif pilihan.

4. Pembelian, yaitu keputusan membeli alternatif produk yang telah dievaluasi

dan dipilih sebelumnya. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan

yaitu: (1) Niat dan (2) Pengaruh lingkungan dan perbedaan individu. Niat

pembelian dirujuk menjadi dua jenis yaitu pembelian yang terencana

sepenuhmya dan pembelian berdasarkan implus

5. Hasil merupakan akibat dari konsumsi produk yang telah dibeli dan dapat

(41)

3.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Menilai Kualitas Pelayanan Toko

Konsumen dalam menilai kualitas pelayanan suatu toko, dapat

melakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam

proses pemilihan toko. Untuk menilai faktor-faktor tersebut, diperlukan atribut

untuk mengambil keputusan pemilihan, yakni dimensi kualitas pelayanan.

Keputusan tentang penilaian kualitas pelayanan suatu toko bervariasi

menurut pangsa pasar dan kelas produknya, dimensi kualitas yang mencolok

yang termasuk dalam faktor-faktor tersebut menurut Engel. Et. Al (1995) adalah:

1. Lokasi

Strategi lokasi pengecer adalah salah satu faktor yang paling penting.

Lokasi suatu toko harus mudah dicapai oleh para konsumen baik yang

menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Selain itu, toko

harus mudah dilihat dan tidak tersembunyi. Juga perlu diperhatikan sarana

parkir bagi konsumen yang menggunakan kendaraan sendiri. Meskipun suatu

toko terletak pada suatu lokasi yang strategis, namun akan mengalami

kegagalan juga jika jalan menuju toko tersebut sempit atau sering macet.

Terlebih lagi jika sarana parkirnya tidak memadai.

2. Sifat dan Kualitas Keragaman

Kedalaman, luas dan kualitas keragaman barang merupakan faktor dalam

pemilihan suatu toko. Dengan adanya keragaman dan kualitas barang yang

baik akan membuat konsumen merasa puas dan dapat memilih barang

sesuai dengan yang diinginkan. Kualitas keragaman dari produk yang dijual

pada suatu toko dapat didasarkan pada klasifikasi dasar, penggunanaan

akhir atau gaya hidup. Kualitas keragaman produk berdasarkan gaya hidup

akan mengarah pada bentuk toko barang spesial yang umumnya bergerak

(42)

klasifikasi dasar akan mengarah pada bentuk toko serba ada, bentuk pasar

swalayan atau warehouse.

3. Harga

Harga merupakan faktor yang penting bagi konsumen yang hendak

berbelanja di suatu toko. Pentingnya harga tergantung pada sifat pembeli,

beberapa palanggan lebih menyukai faktor-faktor lain, seperti kemudahan,

meskipun harganya relatif lebih tinggi.

Harga adalah variabel penuh resiko untuk dijadikan dasar dalam

mengembangkan progam pemasaran, tetapi beberapa pengecer berkerja

baik dengan harga sebagai salah satu daya tarik mereka. Penetapan harga

suatu barang harus disesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan. Selain

harga yang ditetapkan, pihak toko juga perlu memberikan potongan harga

untuk barang-barang yang kurang laku atau kurang dikenal masyarakat. Hal

ini akan menarik perhatian konsumen akan produk tersebut.

4. Iklan dan Promosi

Iklan dan promosi merupakan variabel yang penting. Keefektifannya

bervariasi menurut kategori produk karena beberapa produk dan jasa

memiliki sifat yang lebih menarik dibandingkan dengan yang lain. Iklan yang

disampaikan kepada konsumen harus menarik, dapat mudah dimengerti arti

iklan tersebut dan dapat dipercaya oleh konsumen. Hal ini dapat mendorong

konsumen untuk berkunjung bahkan melakukan transaksi pembelian di toko

tersebut.

5. Personel Penjualan

Wiraniaga yang mempunyai banyak pengetahuan dan serta dapat

membantu konsumenya merupakan suatu pertimbangan penting bagi

konsumen dalam memilih suatu toko. Disamping itu, penampilan wiraniaga

(43)

seragam, sebaiknya seragam harus bersih dan rapi serta warna seragam

harus sesuai dengan suasana toko.

6. Pelayanan yang Diberikan

Fasilitas toko yang lengkap, kemudahan pengambilan barang,

penyerahan barang, pembayaran cara kartu kredit serta kecepatan transaksi

pembelian merupakan pertimbangan-pertimbangan yang mempengaruhi citra

toko. Konsumen yang berbelanja di suatu toko tidak hanya membutuhkan

barang yang ditawarkan oleh toko tersebut tetapi juga butuh beberapa

fasilitas yang sangat membantu dalam meningkatkan kenyamanan

berbelanja. Contohnya ada fasilitas pengantar barang. Bila semua fasilitas

yang dibutuhkan konsumen yang berbelanja di toko tersebut telah bersedia

maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat.

7. Atribut Fisik Toko

Atribut-atribut fisik toko didalamnya termasuk antara lain lay out, dan

dekorasi toko serta display barang. Faktor-faktor tersebut dapat

mempengaruhi konsumen dalam melakukan pemilihan suatu toko karena jika

toko tersebut memiliki dekorasi ruangan yang rapi dan indah serta display

barang yang menarik akan dapat menciptakan suatu kenyamanan dalam

berbelanja.

8. Atmosfer toko

Variabel penting lainnya dalam pemilihan toko adalah atmosfer (suasana)

toko. Arti penting atmosfer toko dinyatakan dengan istilah atmosferik toko,

perancangan atas secara sadar atas ruang untuk menciptakan efek tertentu

(44)

• Kebersihan Toko

Toko yang bersih akan menimbulkan citra yang baik. Kebersihan

sebuah toko dapat dinilai dari keadaan luar toko, dalam toko, toilet serta

kebersihan di tangga, eskalator atau bahkan di dalam lift.

• Penerangan Toko

Penerangan toko mempunyai peran penting bagi konsumen dalam

pemilihan suatu toko. Lampu yang terang dapat dapat memberikan kesan

bersih, ruangan yang luas serta menimbulkan gairah bagi konsumen untuk

memasuki toko tersebut melakukan transaksi pembelian. Tanpa adanya

penerangan yang tepat, maka semua usaha akan sia-sia untuk mencapai

suasana yang diinginkan oleh konsumen.

• Kesejukan Ruangan Toko

Temperatur ruangan dalam sebuah toko seringkali mempunyai

pengaruh yang cukup besar terhadap lamanya waktu yang digunakan oleh

konsumen untuk berada dalam toko tersebut. Ruangan yang sejuk dapat

menimbulkan kesan santai dan menyenangkan.

• Warna Ruangan

Setiap warna menimbulkan kesan tertentu. Warna yang gelap akan

menimbulkan kesan kotor dan tidak menyenangkan. Sebaliknya warna

cerah atau lembut akan memberikan kesan bersih, menyenangkan serta

menarik perhatian konsumen.

• Suara atau Bunyi

Penggunaan suara (misalnya penggunaan musik) dapat bermanfaat

bagi pengecer dalam dua hal. Musik yang lembut, tidak terlalu keras, dapat

(45)

berbelanja. Sedangkan suara yang keras akan membuat konsumen

merasa bosan dan tergesa-gesa untuk keluar dari toko tersebut.

• Aroma Ruangan

Aroma ruangan yang harum akan membuat konsumen merasa nyaman

dalam berbelanja. Hal ini akan mempengaruhi konsumen dalam memilih

toko yang memiliki keharuman ruangan yang menyegarkan suasana.

9. Pelayanan dan Kepuasan Sesudah Transaksi

Pelanggan menginginkan pelayanan dan kepuasan setelah melakukan

pembelian. Semakin banyak pengecer dan perusahaan jasa memberikan

kartu komentar dan formulir umpan balik lainnya untuk memastikan bahwa

pelanggan dipuaskan.

Menurut Rangkuti (2002), ada sepuluh kriteria umum atau standar yang

menentukan kualitas suatu jasa, yaitu: Reliability (Keandalan), Responsiveness

(Ketanggapan), Competence (Kemampuan), Access (Mudah diperoleh),

Courtesy (Keramahan), Communication (Komunikasi) Credibility (Dapat

dipercaya), Security (Keamanan), Understanding atau Knowing the costumer

(Memahami pelanggan) dan Tengible (Bukti kasat mata). Sepuluh dimensi

tersebut dapat disederhanakan menjadi lima dimensi, yaitu:

1. Responsiveness (Ketanggapan), yaitu kemampuan untuk membantu

pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik.

2. Realibility (Keandalan), yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Empaty (Empati), yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian secara

individual kepada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan, serta mudah

dihubungi.

4. Assurance (Jaminan), yaitu pengetahuan, kesopanan petugas serta sifatnya

(46)

5. Tengible (Bukti langsung), meliputi fasilitas fisik, penanggapan karyawan dan

sarana kumunikasi.

3.1.3. Kepuasan Konsumen

Setiap orang melakukan pembelian dengan harapan tertentu mengenai

apa yang akan dilakukan oleh produk atau jasa yang bersangkutan ketika akan

digunakan dan kepuasan merupakan hasil yang diharapkan. Definisi kepuasan

dalam Engel. Et. Al (1995) adalah: “kepuasan adalah suatu evaluasi pasca

konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi

yang diharapkan”. Pernyataan tersebut menjelaskan beberapa bahwa

faktor-faktor yang dinilai konsumen terhadap pelaksanaan pelayanan suatu toko harus

sesuai atau bahkan melebihi dari tingkat kepentingan-harapan konsumen.

Konsumen akan melakukan pembelian dengan harapan semua yang diinginkan

telah dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya.

Selanjutnya Kotler (2002) menyatakan bahwa salah satu cara untuk

menempatkan sebuah perusahan supaya lebih unggul dari pesaingnya adalah

dengan memberikan pelayanan yang lebih bermutu dari pesaingnya. Kuncinya

adalah memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan oleh konsumen mengenai

kualitas pelayanan tadi. Konsumen cenderung akan memilih toko yang

menawarkan pelayanan yang sesuai dengan harapan dan keinginannya.

3.1.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja

Analisis importance-performance merupakan salah satu alat analisis

untuk mengukur kepuasan pelanggan. Dengan analisis ini suatu perusahaan

dapat mengetahui tingkat kepentingan menurut persepsi diukur dalam kaitannya

dengan yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk

(47)

Dengan menggunakan konsep ini diharapkan perusahaan dapat

menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel tersebut

dimata konsumen. Selanjutnya, perusahaan dapat mengaitkan pentingnya

variabel ini dengan kenyataannya yang dirasakan oleh pelanggan. Setelah

mengetahui tingkat kepentingan dan kenyataan yang dirasakan oleh konsumen,

perusahaan dapat menerapkan strategi agar performance perusahaan sesuai

apa yang diharapkan oleh konsumen.

3.1.5. Analisis Varian Rangking Dua Arah Friedman dan Uji Perbandingan Berganda (Multiple Comparison) untuk Uji Friedman

Analisis dua arah friedman digunakan untuk melihat perbedaan signifikan

antara fasilitas-fasilitas tambahan yang dibutuhkan oleh konsumen Buah Total

Segar berdasarkan tingkat keperluannya (urgency). Apabila dalam analisis

memang terdapat perbedaan rangking yang berarti perbedaan keperluan pada

setiap atribut. Maka analisis ini dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda

atau multipel comparison untuk uji friedman.

3.1.6. Bauran Pemasaran (7P)

Bauran pemasaran jasa adalah tahap kegiatan yang harus dilalui suatu

jasa atau pelayanan sebelum sampai ketangan konsumen . Bauran pemasaran

jasa terdiri dari tujuh komponen yang terbagi menjadi produk (product), harga

(price), tempat (place), dan promosi (promotion) yang dikenal dengan 4P

menurut Kotler (2002) yang dimaksud dengan 4P yaitu:

1. Produk (product)

Adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, untuk dibeli, digunakan, dikonsumsi, dan dapat memenuhi suatu

(48)

2. Harga (price)

Adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki atau menggunakan jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan

penjual oleh proses tawar-menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk harga

yang sama untuk semua pembeli.

3. Tempat (place)

Merupakan sekelompok organisasi yang saling tergantung keterlibatannya

pada proses yang memungkinkan suatu jasa tersedia bagi pengguna atau

konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.

4. Promosi (promotion)

Merupakan suatu cara mengkonsumsikan jasa pada masyarakat agar dikenal

yang akhirnya dikonsumsi.

Tiga komponen tambahan agar 4P terbentuk menjadi 7P (Yazid dalam Agatha,

2005) adalah: (Yazid dalam Agatha, 2005)

5. Orang (people)

Adalah semua orang yang memainkan peran pada waktu riil jasa (selama

proses konsumsi jasa berlangsung). Termasuk dalam elemen ini adalah

personel perusahaan, konsumen, dan konsumen lainnya dalam lingkungan

jasa.

6. Bukti fisik ( physical evidence)

Adalah lingkungan dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan

konsumen berinteraksi, serta setiap komponen tengible yang memfasilitasi

penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

7. proses (process)

Yaitu semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas dengan mana

(49)

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki

peranan penting bagi masyarakat terutama dalam memenuhi kecukupan pangan

dan gizi masa datang. Buah-buahan merupakan salah satu komponen penting di

dalam menu makanan seimbang. Hal ini disebabkan karena buah-buahan

merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang diperlukan untuk kesehatan

tubuh.

Adanya peningkatan taraf hidup masyarakat telah meningkatkan selera

konsumsi. Hal tersebut juga terjadi pada konsumsi buah-buahan.

Kecenderungan pola konsumsi hidup sehat di dalam masyarakat, diantaranya

dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi.

Meningkatnya keinginan masyarakat untuk hidup sehat tersebut, telah

mendorong masyarakat untuk maningkatkan konsumsi buah-buahan, sebagai

bagian dari pola makanan yang berdasarkan pada prinsip back to nature. Prinsip

terebut memiliki arti agar sedapat mungkin memanfaatkan bahan-bahan segar

alami dalam kehidupan sehari-hari (Rusnas Buah, 2002).

Perubahan preferensi konsumen terhadap buah-buahan berpengaruh

terhadap permintaan buah-buahan akan semakin meningkat. Total Buah Segar

yang merupakan toko khusus yang menjual buah-buahan mencoba membaca

peluang untuk mendapat keuntungan.

Peningkatan permintaan terhadap buah-buahan dan pertumbuhan pasar

modern yang semakin tinggi saat ini mengakibatkan meningkatnya pesaingan

dikalangan pelaku usaha ini, maka untuk dapat bersaing dan bertahan Total

Buah Segar mencoba memperluas pasarnya dengan membuka cabang-cabang

baru. Salah satu cabang Total Buah Segar terletak di Kotamadya Bandung.

Sebagai sebuah wadah usaha yang berada di sebuah tempat yang baru,

(50)

tersebut untuk dapat memuaskan kebutuhannya. Pemuasan kebutuhan dapat

diawali dengan mengkaji bagaimana responden memproses keputusan mereka

untuk berbelanja di Total Buah Segar. Proses ini dikaji dengan analisis statistika

deskriptif. Selanjutnya adalah menilai respon pengunjung sampel melalui analisis

tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh Total Buah

Segar. Alat analisis yang digunakan untuk hal itu adalah Importance-performance

analysis (analisis kepentingan-kinerja). Setelah diketahui tingkat kepuasan

terhadap atribut yang sudah ada, maka pencarian dapat diperluas melalui

pengukuran terhadap atribut-atribut yang belum tersedia tetapi dituntut untuk ada

di Total Buah Segar. Pengukuran seberapa perlunya atribut-atribut baru untuk

diadakan menggunakan analisis rangking dua arah Friedman untuk melihat

adakah perbedaan nyata antara tiap atribut baru. Bila memang ada perbedaan

keperluan antara tiap atribut yang perlu dibangun maka dilakukan uji

perbandingan berganda atau Multiple Comparison untuk melihat lebih jelas mana

saja yang memiliki perbedaan nyata dan atribut mana saja yang tidak memiliki

perbedaan nyata.

Setelah elemen-elemen dianalisis dan terjawab, maka terakhir adalah

menentukan kebijakan pengembangan yang harus diambil oleh manajemen Total

Buah Segar dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan

(51)

Preperensi konsumen terhadap buah-buahan berubah telah meningkatkan

permintaan buah

Peningkatan pertumbuhan pasar

modern

Total Buah Segar Bandung Konsumen

Kualitas pelayanan

• Lokasi

• Sifat dan kualitas keragaman

• Harga

• Personel penjualan

• Pelayanan yang ditawarkan

• Atribut fisik toko

• Atmosfer toko

• Iklan dan promosi

• Pelayanan sesudah transaksi

Tahapan proses pengambilan

keputusan (analisis deskriptif)

Fasilitas yang perlu dikembangkan (Uji friedman dan

multiple comparison) Tingkat kepuasan

pengunjung ( Importance-performance

analysis)

Persaingan

[image:51.595.72.520.99.710.2]

Rekomendasi Bauran Pemasaran

(52)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Toko khusus buah-buahan Total Buah Segar, yaitu

di jalan Tirtayasa no.22, Kota Bandung. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

sengaja didasarkan kenyataan bahwa Total Buah Segar adalah Toko khusus

buah-buahan yang baru membuka cabangnya di kota Bandung tepatnya pada

bulan Januari 2006. Penelitian dilokasi dilaksanakan mulai bulan Desember 2006

sampai dengan Januari 2007.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Sumber data primer yang diperoleh melalui

penyebaran kuestioner kepada pengunjung supermarket khusus buah-buahan

Total Buah Segar, wawancara dengan pihak manajemen dan pengamatan

langsung di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan pusat

statistik, internet, perpustakaan pusat IPB dan perpustakaan pertanian IPB.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan melalui metode convenience

sampling dengan pendekatan non-probability sampling, yaitu ketika responden

yang dijadikan sample sedang berada pada lokasi penelitian. Penentuan jumlah

responden ditentukan demgan rumus Slovin. Contoh minimal berdasarkan

populasi yang telah diketahui jumlahnya, maka dapat dilakukan dengan

(53)

2

.

1 Ne

N n

+ =

dengan : n = jumlah contoh minimal

N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan yang diingin

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Pasar Modern (1997-2003)
Gambar 2. Proses Pemilihan Toko
Gambar 3. Model Prilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Sumber: Engel.Et
Gambar 4. Proses Pengambilan Keputusan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengawali pembejaran tentang operasi hitung campuran yang melibatkan bilangan cacah dan pecahan, guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi

Students take all papers of the Cambridge International A Level course in the same examination series, usually at the end of the second year of study.. Students take

Kesulitan dalam pendefinisian kualitas adalah mentranslate atau mengubah kebutuhan yang akan datang dari user atau pengguna kedalam suatu karakteristik yang

[r]

Kelompok Kerja Pekerjaan Konstruksi Bagian Layanan Pengadaan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menyatakan Pelelangan Gagal karena tidak ada peserta yang

Motivasi eksternal merupakan daya dorong clari luar diri seseorang siswa, berliubungan dengan kegiatan belajamya sendiri, baik positif maupun negatif.Contoh

4 Selain itu, untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa, guru harus mempunyai strategi dalam mengajar agar dalam proses.. pembelajaran dapat berjalan dengan baik

Kebijaksanaan Pendidikan Tinggi Ilmu dan Profesi Administrasi dalam Kaitan dengan Kebutuhan Pembangunan.. Tulisan Pada Pembangunan Administrasi di