• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMAN KABUPATEN PRINGSEWU DALAM MENYUSUN PERANGKAT INSTRUMEN PENILAIAN PADA TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMAN KABUPATEN PRINGSEWU DALAM MENYUSUN PERANGKAT INSTRUMEN PENILAIAN PADA TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI KABUPATEN PRINGSEWU DALAM MENYUSUN PERANGKAT INSTRUMEN

PENILAIAN PADA TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

DENI VERDIANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMAN KABUPATEN PRINGSEWU DALAM MENYUSUN PERANGKAT INSTRUMEN

PENILAIAN PADA TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

DENI VERDIANTO

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap guru-guru biologi SMAN di Kabupaten Tanggamus didapatkan fakta bahwa semua guru telah menyusun instrumen penilaian hasil belajar. Dalam rangka mengetahui apakah instrumen penilaian hasil belajar yang telah disusun oleh guru sesuai atau tidak dengan kaidah pengembangan butir soal atau tidak maka dilakukanlah penelitian ini. Kaidah yang dimaksud adalah ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa.

(3)

iii

Deni Verdianto Hasil kajian menunjukan bahwa kemampuan guru biologi SMAN kabupaten pringsewu dalam merencanakan dan menyusun instrumen penilaian adalah tinggi, terbukti dari skor penilaian pada uji kualitatif dan uji kuantitatif. Akan tetapi kemampuan guru dalam aspek konstruksi butir soal masih rendah.

(4)
(5)
(6)
(7)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

F. Kerangka Pikir ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tujuan dan Fungsi Penilaian ... 7

B. Ciri-Ciri Penilaian Dalam Pendidikan ... 10

C. Prinsip dan Alat Penilaian ... 12

D. Kriteria Mutu Soal... 18

E. Pedoman Penulisan Soal-Soal Tes Objektif ... 21

F. Pedoman Penulisaan Sol Pilihan Jamak ... 25

G. Pedoman Penulisan Soal Uraian ... 25

III. METODE PENELITIAN ... 26

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

C. Desain Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian ... 27

E. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

(8)

B. Pembahasan ... 33

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Simpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN 1. Sebaran Butir Soal Guru ... 49

2. Biodata Guru ... 57

3. Penilaian Butir Soal ... 72

4. Tabulasi Angket ... 115

5. Tabulasi Penilaian Poduk Soal ... 119

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum operasional pedidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di indonesia. Pada dasarnya KTSP merupakan bagian tak terpisahkan dari Standar Isi (SI), namun pengembangannya diserahkan kepada guru dan sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada KTSP digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati ( BNSP, 2006: 23).

(10)

Penilaian oleh pendidik bertujuan untuk mengukur dan mengetahui keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi. Selain itu, penilaian berfungsi untuk memantau kemajuan, mendiagnosis kesulitan belajar, menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi dan

karakteristiknya serta untuk mengetahui penguasaan kemampuan prasyarat untuk suatu kegiatan pembelajaran (BNSP, 2006: 39).

Sesuai dengan tujuan dan fungsi penilaian, maka dibutuhkan suatu instrumen yang mampu mengukur dan mengetahui keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan menyatakan bahwa instrumen

penilaian yang baik memenuhi persyaratan : (a) substansi/ materi, yaitu merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yaitu memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang

digunakan, dan (c) bahasa, yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik

(Depdiknas, 2007: 144). Oleh karena itu, seorang guru ditutuntut untuk menguasai kemampuan merencanakan dan menyusun instrumen penilaian dengan baik, karena dari instrumen penilaian yang dibuat, guru dapat mengetahui kemampuan yang telah dikuasai oleh peserta didiknya.

(11)

3

hasil belajar. Kualitas instrumen penilaian hasil belajar berpengaruh langsung dalam keakuratan status pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu kedudukan instrumen penilaian hasil belajar sangat strategis dalam proses penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran (Depdiknas, 2007: 8).

Berdasarkan hal tersebut maka seorang guru biologi perlu mempunyai pengetahuan mengenai perencanaan dan penyusunan instrumen penilaian yang baik dan benar. Beranjak dari pandangan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh manakah kemampuan gru bologi di dalam merenanakan dan menyusun instrumen penilaian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah kemampuan guru biologi SMA N di Kabupaten

Pringsewu dalam menyusun perangkat instrumen penilaian”. Rincian masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kemampuan guru dalam merencanakan instrumen penilaian?

2. Bagaimana kemampuan guru dalam menyusun instumen penilaian? C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kemampuan guru dalam merencanakan perangkat penilaian.

(12)

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian bermanfaat antara lain : 1. Bagi guru :

a) memberikan gambaran mengenai kemampuan guru SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu dalam penyusunan perangkat penilaian. b) Memberikan hasil evaluasi terhadap hasil penyusunan perangkat

penilaian yang telah ada sebagai bahan refleksi untuk penyusunan selanjutnya.

c) Memberikan acuan penyusunan perangkat penilaian yang benar. 2. Bagi peneliti dan mahasiswa pada umumnya memberikan acuan yang

benar mengenai penyusunan perangkat penilaian yang benar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian kali ini adalah:

1. Perangkat Penilaian (Assesment) yang akan dievaluasi adalah perangkat penilaian yang dibuat Guru mata pelajaran Biologi SMA Negeri tahun ajaran 2011/2012 semester ganjil di Kabupaten Pringsewu.

2. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan Guru dalam menyusun Perangkat Penilaian Biologi SMA tahun ajaran 2011/2012 semster ganjil berdasarkan Standar yang berlaku.

(13)

5

b) Kemampuan guru menyusun penilaian diukur secara kualitatif dan kuantitatif melalui :

i) Analisis butir soal ii) Analisis kuantitatif

3. Subyek penelitian adalah Guru Biologi SMA Negeri.

F. Kerangka Pikir

Guru yang berkualitas ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya: individu guru, pendidikan preservice, pengalaman mengajar, dan pengembangan profesi. Pendidikan preservice guru menentukan tingkat profesional seorang guru. Karena tidak semua guru dihasilkan dalam pendidikan preservice yang berkualifikasi baik, sehingga guru harus tumbuh dan berkembang baik secara pribadi dan profesi (Suhertian, 1984: 36-37). Untuk melihat tingkat kemampuan profesional guru ada 2

perspektif, yaitu pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan terhadap materi bahan ajar, mengelola proses

(14)
[image:14.595.111.509.180.444.2]

membantu satu sama lainnya dalam batas-batas yang mereka bisa buat. (Sudarwan, 2002: 30 – 53).

Gambar 1. Persfektif guru profesional

Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 bab XI pasal 39 tertuang bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga kemampuan guru sebagai agen penilai dituntut baik karena guru telah memiliki kualifikasi minimum sebagai seorang pendidik. Kemampuan menilai dari seorang guru harus dibarengi dengan kemampuan membuat instrumen penilaian yang baik sebagai alat ukur evaluasi.

Pengembagan profesi Individu guru Pendidikan preservice

Pengalaman mengajar

Kompetensi guru profesional

Menyusun instrumen penilaian

(15)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Kegiatan evalusasi memerlukan penggunaan informasi yang diperoleh melalui pengkuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-keputusan pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan sistem nilai yang ada pada si pembuat keputusan (Sumadi suryabrata, 1983: 33).

A. Tujuan dan Fungsi Penilaian

Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan dan fungsi penilaian ada beberapa hal (Arikunto, 2008: 10) :

1. Penilaian berfungsi selektif

(16)

tingkat berikutnya; 3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa; 4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

2. Penilaian berfungsi diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, muka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan mudah dicari cara untuk mengatasi.

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana serang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian.

4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, saran, dan sistem administrasi.

(17)

9

1. Fungsi evaluasi bagi guru, adalah untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik, untuk menentukan kelulusan peserta didik, untuk

memperbaiki proses belajar mengajar, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam cara belajar mengajar.

2. Fungsi evaluasi bagi peserta didik, adalah untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar, untuk memperbaiki cara belajar, dan untuk

menumbuhkan motivasi dalam belajar.

3. Fungsi evaluasi bagi sekolah, adalah untuk mengukur mutu hasil

pendidikan, untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, untuk mengadakan perbaikan kurikulum, dan untuk membuat keputusan kepada peserta didik.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1997: 252) ada beberapa jenis evaluasi, yaitu :

1. Evaluasi formatif, merupakan evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran tertentu. Penilaian dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner, atau cara lain yang sesuai. Penilaian ini dilakukan pada akhir setiap satuan pelajaran. 2. Evaluasi subsumatif, merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah

beberapa satuan pelajaran diselesaikan dan dilakukan pada perempat atau tengah semester.

3. Evaluasi sumatif, adalah penilaian yang dilakuakan setiap akhir

(18)

atau cara lain yang sesuai dengan menilai ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

4. Evaluasi kokurikuler, merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang telah ditentukan dalam struktur program, berupa penugasan-penugasan atau pekerjaan rumah yang menjadi pasangan kegiatan intrakurikuler. Penilaian ini dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan setiap tugas yang diberikan dan macam kegiatannya antara lain berupa kliping, lembaran jawaban soal, laporan praktikum, karangan, atau ringkasan dari buku.

Kegiatan ekstrakurikuler, merupakan kegiatan di luar jam pelajaran, yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah.

B. Ciri-Ciri Penilaian dalam Pendidikan

Untuk dapat menentukan siswa mana yang lebih pandai dari yang lain, maka bukan kepandaiannya yang diukur. Kita dapat mengukur kepandaian melalui gejala yang tampak atau memancar dari kepandaiannya. Salah satu contoh adalah anak yang pandai biasanya dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.

(19)

11

kelemahannya atas perilaku yang diinginkan; 2) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan ( Mulyasa, 2006: 244).

Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, antara lain sebagai berikut (Arikunto, 2008: 11):

1) Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Dalam contoh ini, akan mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal. Obyek pengukuran dan penilaian dalam pendidikan adalah peserta didik, tidak dilihat dari sosok fisiknya, melainkan aspek psikologinya, seperti sikap, minat, bakat, intelegensia, dan hasil belajar. Aspek-aspek tersebut tidak bisa diukur secara langsung. Sebagai contoh untuk mengukur kepandaian peserta didik yang dapat dilakukan hanyalah

mengukur hasil belajar dengan jalan menjawab atau mengerjakan soal-soal tes. Jawaban terhadap soal tes tersebut yang dipakai untuk

menggambarkan kepandaian peserta didik.

2) Penggunaan ukuran kuantitatif. Karena penilaian selalu dimulai dari pengukuran, maka hasil pengukuran akan menggunakan satuan satuan secara kuantitatif. Penggunaan satuan kuantitatif ini untuk mendapatkan hasil pengukuran yang obyektif dan pasti setelah itu dapat diolah dan ditafsirkan kedalam satuan kualitatif.

(20)

pengukuran tidak tetap akan berakibat hasil evaluasi tidak memiliki keajegan, prediksinya menjadi rendah.

4) Bersifat relatif. Artinya hasil penilaian itu kendatipun sudah menggunakan satuan yang tetap, hasilnya tidak akan samad dari waktu kewaktu. Sebab hasil penilaian tidak semata-mata ditentukan oleh alat ukur yang valid, namun juga dipengaruhi oleh keadaan obyek yang selalu berkembang, serta keadaan lingkungan yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan tersebut, apalagi dalam evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara langsung 5) Tidak mungkin terhindar dari kesalahan. Kesalahan tersebut dapat

diakibatkan alat ukur yang kurang valid, atau sikap subyektif penilai, maupun kesalahan dalam perhitungan, keadaan fisik atau psikis siswa yang dinilai, serta situasi tempat pelaksanaan penilaian itu dilakukan.

C. Prinsip dan Alat Penilaian 1) Prinsip Penilaian

(21)

13

pembelajaran; 5) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang

berkepentingan; 6) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; 8) beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; 9) akuntabel, berarti penilaian dapat

dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

2) Alat (Instrumen) penilaian

Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat biasa disebut juga dengan istilah “Instrumen”. Dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan

instrumen evaluasi (Arikunto, 2008: 26). Dengan pengertian tersebut maka alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluas dengan hasil evaluasi seperti keadaan yang dievaluasi.

(22)

atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

1. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatan/menampilkan/ mendemonstrasikan keterampilan.

Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah.

Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses

(23)

15

pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang

menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester genap.

(24)

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional, dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

2. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

(25)

17

4. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik . Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit.

5. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan,dan hasil.

6. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.

(26)

8. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.

9. Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur.

Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.

Karena pembelajaran pada KTSP meliputi kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, maka penilaianpun harus dilaksanakan seperti itu.

D. Kriteria Mutu Soal

Beberapa tokoh evaluasi, yaitu Sumadi Suryabrata (1987); Dalai S. Naga (1992); Suharsismi Arikunto (1993); dan Saifuddin Azwar (1996), telah menetapkan suatu kiteria mutu soal yang satu dengan lainnya relatif sama, yaitu:

1) Tingkat kesukaran

(27)

19

P=

dengan:

P adalah indeks kesukaran,

B adalah banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar, dan Jx adalah jumlah seluruh siswa peserta tes.

[image:27.595.142.450.284.381.2]

Dengan indeks kiteria

Tabel 1. Indeks kriteria tingkat kesukaran butir soal

Indeks Klasifikasi

0,000-0,099 Sangat sukar

0,100-0,299 Sukar

0,300-0,700 Sedang

0,701-0,900 Mudah

0,901-1,000 Sangat mudah

2) Daya beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah(Arikunto, 1999 : 211). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan:

dengan DP merupakan Indeks daya pembeda, B A adalah banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar, B B adalah

(28)
[image:28.595.144.434.112.188.2]

Tabel 2. Indeks kriteria daya beda butir soal

Indeks Klasifikasi

D ≤ 0,199 Sangat rendah

0,200- 0,299 Rendah

0,300-0,399 Sedang

D ≥0,400 Tinggi

3) Proporsi jawaban

Untuk mengetahui berlaku tidaknya pengecoh jawaban maka dilakukan tes proporsi jawaban (distraktor). Proporsi jawaban dijabarkan dalam indeks berikut ini :

Tabel 3. Indeks kriteria proporsi jawaban butir soal

Indeks Klasifikasi

0,000-0,010 Kurang

0,011-0,050 Cukup

0,051-1,000 Baik

4) Reliabilitas soal

Reliabilitas disebut juga kehandalan, keajegan. Menurut Ngalim Purwanto, suatu alat tes dikatakan handal jika alat tersebut teliti, konsisten, stabil, dan dapat dipercaya kebenarannya. Sedangkan Suharsimi Arikunto

menyebutkan bahwa suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Kata “tetap” disini

[image:28.595.145.436.350.414.2]
(29)

21

[image:29.595.142.434.138.202.2]

Indeks kriteri reliabilitas soal adalah sebagai berikut : Tabel 4. Indeks kriteria reliabilitas soal.

Indeks Klasifikasi

0,000-0,400 Rendah

0,401-0,700 Sedang

0,701-1,000 Tinggi

E. Pedoman Penulisan Soal-Soal Tes Objektif

Menyusun tes obyektif yang baik bukanlah pekerjaan yang mudah, yang dapat dilakukan secara sembarangan. Pekerjaan ini memerluan kemampuan dan ketrampilan profeisonal, kesungguhan, dan daya kreasi. Disamping itu latihan dan pengalaman pada umumnya mempunyai pengaruh yang sangat

mendukung. Akan tetapi pengetahuan mengenai hal-hal teknis dalam

penulisan soal serta latihan menulis soal dengan menggunakan rambu-rambu yang telah diakui baik oleh para ahli tentulah meningkatkan kemampuan tersebut (Sumadi Suryabrata,1997: 2).

Menurut Sumadi (1997), menyebutkan pedoman-pedoman mengenai penulisan Soal-Soal Tes Obyektif :

1) Pedoman Umum

1. Nyatakan soal sejelas mungkin

Hanya kata-kata diluar soal tes yang dibaca orang dengan sangat kritis untuk mendapatkan kejelasan maknanya. Masalah kejelasan-kekaburan merupakan masalah yang akut dalam soal-soal tes obyektif, karena setiap soal biasanyamerupakan unit yang terisolasi.

(30)

Kekurang jelasan dalam suatu soal kerapkali bersumber pada kekurang cermatan dalam memilih kata-kata. Kata-kata yang umum, seperti pemerintah, efektif, kerja keras, dan yang sejesnisnya seringkali tidak mempunyai arti yang tepat.

3. Hindarkan pengaturan kata-kata yang kompleks atau janggal

Struktur kalimat hendaknya sesederhana mungkin. Seringkali kalimat yang kompleks dapat disederhanankan dengan cara memecahnya menjadi dua kalimat. Berguna sekali kalau si penulis soal bertanya kepada diri sendiri apakah sebenarnya inti soal yang akan ditulisnya itu.

4. Masukan keterangan yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan pemilihan jawaban

Seringkali keterangan itu ada dibenak pennulis soal, tetapi tidak diterjemahkannya secara eksplist kedalam soal. Penulis soal itu lupa bahwa individu yang berbeda darinya memerlukan keterangan itu dinyatakan secara eksplisit.

5. Hindarkan memasukan kata-kata yang tidak berfingsi

Suatu kata atau frase tidak berfungsi kalau kata atau frase itu tidak memberikan kontribusi kepada pemilihan jawaban. Seringkai kata-kata atau frase yang tidak relevanitu mudah sekali dimasukan dalam

(31)

23

Misalnya, “Dilihat dari kacamata kelestarian lingkungan hidup,

pertumbuhan penduduk indonesia cukup memprihtinkan. Misalkan penduduk indonesia pada tahun 1962 98 juta; karena pertumbuhan yang cepat, tahun 1963 telh menjadi 100 juta. Kalau presentasi pertumbuhan penduduk dinggap tetap maka banyaknya kematian pada tahun 1964 adalah antara?

Kalimat pertama pada contoh soal diatas sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada keputusan pemilihan jawaban. Untuk dapat menjawab soal diatas rang tidak memerlukan informasi mengenai kaitan antara pertumbuhan penduduk dengan kelesarian lingkungan hidup. Yang diperlukan hanyalah komputasi presentasi. Soal diatas dapat dibuat lebih jelas dengan menghilngkan klimat pengantar itu dan mengubah rumusan kalimatnya, misalnya:

“Jika penduduk Indonesia pada tahun1962 dan 1963 berturt-turut adalah

98 juta dan 100 juta, dan jika presentasi pertumbuhan penduduk dianggap tetap, maka banyaknya kematian pada tahun 1964 adalah antara?

6. Rumuskan soal setepat mungkin

Ketidak tepatan seringkali terjadi karena tidak disengaja. Unsur ini walaupun tidak mempengaruhi pemiliha jawaban yang benar atau

(32)

7. Hindarkan isyarat kearah jawaban benar yang tidak perlu.

Isyarat tidak relevan mungkin membuat soal menjadi lebih mudah atau bahkan mengubah sama sekali dasar diskriminasinya. Apabila semua pengambil tes mengenal isyarat itu dan mereka menjawab dengan benar maka soal itu lalu tidak memiliki daya diskriminasi. Apabila hanya mereka yang pandai yang dapat menangkap isyarat itu dan yang kurang pandai tidak mengenalnya maka soal itu tidak amat terganggu. Namun pada umumnya sejumlah pengambil tes yang sebenarnya tidak tahu mana jawaban yang benar mengenal isyarat itu, dan karenanya lalu dapat memilih jawaban yang benar. Dalam hal ini maka soal itu lalu menjadi lemah. Isyarat tak relevan itu dapat bermacam macam. Salah satu contohnya adalah:

 Organel pencernaan pada Paramecium adalah... a. vakuola makanan

b. mitokondria c. inti sel d. badan golgi Jawaban A

Batang tubuh soal diatas dengan jelas memberi isyarat bahwa organel tersebut berhubungan dengan “makanan”.

F. Pedoman Penulisan Soal Pilihan Jamak

(33)

25

Pedoman Penulisan Soal Bentuk Pilihan Jamak a. Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas

b. Pokok soal tidak memberi petunjuk pada kunci jawaban c. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda d. Panjang pilihan jawaban sama

e. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan semua jawaban benar/salah

f. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan dan kronologisnya.

g. Jika stem dirumuskan dalam bentuk kalimat tidak selesai, maka akhir kalimat harus diikuti dengan 4 tanda titik dan awal dari setip option harus dimulai dengan huruf kecil tanpa diberi titik pada akhir setiap option. h. Jika stem dalam bentuk kalimat tanya maka akhir stem diikuti dengan

tanda tanya dan awal option diawali dengan huruf besar sedangkan pada option diberi tanda titik.

G. Pedoman Penulisan Soal Bentuk Uraian

Berikut adalah pedoman penulisan soal bentuk uraian (Suryabrata, 1997: 5) a. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal

c. Ada pedoman penskoran

d. Jika menggunakan tabel, gambar, grafik disajikan dengan jelas e. Menggunakan pertanyaan yang arah jawabannya jelas

(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 di semua SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu.

B. Populasi dan Subjek

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu tahun ajaran 2011/2012. Untuk menentukan subjek penelitian, digunakan teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan subjek dimana semua anggota populasi digunakan sebagai subjek. Berdasarkan teknik sampling tersebut, maka semua guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu pada periode semester ganjil tahun pelajaran

2011/2012 diambil sebagai subjek penelitian. Akhirnya jumlah keseluruhan subjek guru yang diambil adalah 15 orang, dari SMAN 1 Pringsewu 2 guru biologi, SMAN 2 Pringsewu 2 guru biologi, SMAN 1 Banyumas 1 guru biologi, SMAN 1 Sukoharjo 3 guru biologi, SMAN Gading Rejo 2 guru biologi, SMAN Pagelaran 2 guru biologi, SMAN Ambarawa 2 guru biologi, dan SMAN Adiluwih 1 guru biologi

(35)

27

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif sederhana, karena penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang ditujukan untuk mengambil informasi langsung yang ada dilapangan tentang

kemampuan Guru mata pelajaran Biologi dalam menyusun perangkat penilaian berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Kemudian memberikan deskripsi kenyataan tersebut secara tersendiri tanpa dikaitkan atau

dihubungkan dengan kenyataan yang lain.

D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan subjek penelitian, yaitu guru mata pelajaran biologi yang memiliki persyaratan sebagai guru mata pelajaran.

b. Mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dalam

penelitian yaitu : angket mengenai kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian dan Panduan dokumentasi. Panduan dokumentasi berupa garis-garis besar atau kategori yang dicari datanya.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengumpulkan perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh guru. Pengumpulan data perangkat pembelajaran diperoleh dari masing-masing guru mata pelajaran biologi.

(36)

c. Mencermati, mengkaji, dan memberikan skor terhadap perangkat penilaian yang telah disusun oleh guru mata pelajaran biologi menggunakan panduan dokumentasi.

d. Melakukan uji butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal, daya beda, proporsi jawaban, dan reliabilitas.

e. Mendeskripsikan kemampuan guru biologi dalam mengembangkan perangkat penilaian dengan kriteria: Tinggi, Sedang, Rendah, Kurang berdasarkan analaisis data dari panduan dokumentasi yang didukung informasi dari angket.

E. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kuantitatif yakni skor terhadap perangkat pembelajaran dalam bentuk perangkat pembelajaran satu semester menggunakan pedoman dokumentasi dan angket kemampuan guru. 2. Teknik Pengumpulan Data

Data di ambil dengan menggunakan angket dan panduan dokumentasi. a. Angket

(37)

29

b. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi berupa serangkaian pertanyaan yang berisikan aspek penilaian standar dari perangkat penilaian yang telah

dikembangkan,diisi dengan memberikan tanda ceklis (√) atau (-) pada setiap item kriteria yang bermakna diberikan skor 1 atau 0.

F. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif penelitian menggunakan angket kemampuan guru dan penilaian butir soal dianalisis dengan menggunakan analaisis statistik

deskriptif. Persentasi kemampuan guru dalam menyusun perangkat penilaian dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut

% kemampuan =

× 100%

Menurut Arikunto (2010: 368), untuk menafsirkan persentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut :

(38)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Guru biologi SMAN Kabupaten Pringsewu memiliki kemampuan

merencanakan instrumen penilaian dengan kategori “tinggi”. 2. Guru biologi SMAN Kabupaten Pringsewu memiliki kemampuan

menyusun instrumen penilaian dengan kategori “tinggi”. Akan tetapi

berdasarkan hasil uji tes kemampuan guru dihasilkan data sebagai berikut : a. guru biologi SMAN Kabupaten Pringsewu memiliki kemampuan

“sedang” pada aspek penyusunan materi.

b. guru biologi SMAN Kabupaten Pringsewu memiliki kemampuan

“rendah” pada aspek konstruksi butir soal.

(39)

46

B. Saran

Bedasarkan kesimpulan maka penulis menyarankan :

1. Semua guru yang masih memiliki kemampuan aspek kontruksi butir soal yang rendah, hendaknya memperbaiki dan memperdalam lagi kemampuan yang dimiliki.

2. Bagi pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan kemampuan yang dimiliki setiap guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan kemajuan hasil belajar siswa.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2008. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta __________. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta __________. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta

BNSP. 2006. Standar Penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan. BNSP. Jakarta

BNSP. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BNSP. Jakarta

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Depdiknas. Jakarta. _________.2007. Peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Depdiknas. Jakarta Djamarrah, SB. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Rinekacipta. Jakarta Hastriadi. 2012. Aturan Penggunaan Tanda Titik-Titik Pada Soal Pilihan Ganda

Yang Benar Sesuai Kaidah. ( online).

(http://smpnsatap8konsel.blogspot.com/aturan-penggunaan-tanda-titik-titik pada-soal-pilihan.htm?m=1, diakses tanggal 28 januari 2014.)

Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumiaksara. Jakarta

Nurholis. 2013. Daya Beda. (online).

(http://home-edukasi.blogspot.com/2013/06/daya-beda.html?m=1, diakses tanggal 11 februari 2014 10.30 am)

Sudarwan.2002. Inovasi Pendidikan. Bhinneka. Jakarta

(41)

48

Gambar

Gambar 1. Persfektif guru profesional
Tabel 1. Indeks kriteria tingkat kesukaran butir soal
Tabel 3. Indeks kriteria proporsi jawaban butir soal
Tabel 4. Indeks kriteria reliabilitas soal.

Referensi

Dokumen terkait

adalah kemampuan memori yang diperoleh dari pengalaman belajar atau pelajaran sebelumnya. Setiap siswa memiliki kemampuan memori yang berbeda-beda sehingga dapat

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, mutu pendidikan ditentukan oleh sejauh mana tercapainya upaya pendidikan yang diukur dari tujuan

Dari penyusunan instrumen tes kemampuan analisis grafik materi Gerak untuk SMP kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/2012 dihasilkan seperangkat soal yang

Pemahaman yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur dengan memberikan tes kepada siswa sehingga

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Secara dimensi kompetensi pedagogik guru yang diukur dari Pelaksanaan Pembelajaran yang memiliki skor sebesar 1322 berada pada kategori baik, pra pembelajaran yang

Dari penyusunan instrumen tes kemampuan analisis grafik materi Gerak untuk SMP kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/2012 dihasilkan seperangkat soal yang

Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan saran yang dapat diberikan adalah diharapkan adanya kerja sama antara guru biologi dengan pihak sekolah dalam