• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN IEKAD (INVENTORI EKSPLORASI KARIR ARAHAN DIRI) DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN IEKAD (INVENTORI EKSPLORASI KARIR ARAHAN DIRI) DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2013/2014"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN IEKAD (INVENTORI EKSPLORASI KARIR ARAHAN DIRI) DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

CITRA PASSA HARTADI

Permasalahan dalam penelitian ini adalah kesulitan memahami potensi diri dan rencana pilihan karirnya. Penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa memahami rencana karirnya dengan menggunakan IEKAD dalam bimbingan kelompok dan membandingkan tingkat pemahaman antara kelas IPA dan kelas IPS setelah diberi perlakuan.

Metode yang digunakan yaitu quasi eksperimen kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan randomisasi. Adapun desain yang digunakan adalah non randomized pre test-post test kontrol group. Subjek penelitian untuk kelas IPA sebanyak 31 siswa untuk kelompok eksperimen dan 31 siswa sebagai kelompok kontrol. Sedangkan untuk kelas IPS sebanyak 29 siswa untuk kelompok eksperimen dan 29 siswa utnuk kelompok kontrol.Teknik pengumpulan data menggunakan IEKAD dan skala pemahaman pilihan karir.

Hasil penelitian data dengan uji-t pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di kelas IPA menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (12,77 > 2,00) dan untuk kelas IPS menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (8,13 > 2,00) maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya pemahaman rencana pilihan karir dapat ditingkatkan dengan menggunakan IEKAD.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemahaman tentang rencana pilihan karir siswa dapat ditingkatkan menggunakan IEKAD dalam layanan bimbingan kelompok. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah (1) kepada guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa memahami hal-hal yang berkaitan dengan potensi diri, bakat, dan minat siswa dimasa yang akan datang serta dapat membantu siswa mengarahkan/memahami pilihan karir dengan menggunakan IEKAD. (2) kepada siswa hendaknya memilih jurusan yang sesuai dengan potensi dirinya agar dapat lebih memahami pilihan karir masa depannya. Sebelumnya siswa dapat mempelajari IEKAD. (3) kepada peneliti lain, IEKAD dalam bimbingan kelompok cocok untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman rencana pilihan karirnya.

(2)

PENGGUNAAN IEKAD (INVENTORI EKSPLORASI KARIR ARAHAN DIRI) DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1

TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

Citra Passa Hartadi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kotabumi, Lampung Utara tanggal 07 April 1989, buah kasih sayang dari Ayahanda Suhartadi dengan Ibunda Ida Aryani, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, Reiga Kencana Hartadi, Yeksi Wira Hartadi, dan Ramadhana Piscal Hartadi.

Jenjang akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Pulung Kencana tahun 2001, melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Tulang Bawang Tengah tahun 2004. Memasuki jenjang berikutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tumijajar dan menamatkannya tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan kembali kejenjang akademis dan diterima sebagai mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiwa Baru (SPMB).

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Alloh SWT atas terselesaikannya penulisan skripsi ini, yang ku persembahkan karya kecilku ini kepada

Papah dan Mamah ku yang tak kunjung lelah memberikan semangat serta tak terputus atas segala do a yang ikhlas dipanjatkan.

Terima kasih atas segala kasih sayang

(8)

MOTO

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

(Al-Insyirah : 6-8)

Kemajuan dimulai pada saat kita mau menerima kelemahan-kelemahan diri kita sendiri untuk diperbaiki.

(Jean Janiaer)

Keberhasilan hidup anda sepenuhnya ada dalam tanggung jawab anda. Janganlah lagi menunggu dibuat berhasil, dan jangan ijinkan orang lain

memperlambat keberhasilan anda.

Kehidupan ini adalah tanggung jawab anda. Maka keberhasilannya adalah keputusan penuh anda

(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirrabbil’aalamin

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha

Pemberi Rezeki atas rahmat dan hidayah-Nya serta izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penggunaan IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri) Dalam Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Membantu Siswa Memahami Rencana Pilihan Karir Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2013/2014”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang syafa’atnya selalu kita nanti-nantikan diyaumilakhirkelak.

Adapun maksud penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, dukungan, kerja sama dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung,

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung,

(10)

kesediaan, keikhlasan, kesabaran, motivasi, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

4. Bapak Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd. selaku Pembimbing Utama atas kesediaan, keikhlasan, kesabaran, motivasi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

5. Ibu Ratna Widiastuti,S.Psi.,M.A, Psi. selaku Pembimbing Pembantu atas kesediaan, keikhlasan, kesabaran, motivasi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

6. Bapak Drs. Syaifuddin Latief, M.Pd selaku Dosen Penguji Proposal Skripsi atas kesediaan, keikhlasan, kesabaran, motivasi, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

7. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling serta seluruh staf dan karyawan FKIP yang telah membimbing penulis selama menuntut ilmu di Universitas Lampung,

8. Bapak Drs. Pujiyanta, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Tumijajar, Wakil Kepala Sekolah, guru Bimbingan dan Konseling, Dewan Guru dan seluruh Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Tumijajar yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,

(11)

10. Adik-adikku tersayang Reiga Kencana Hartadi (Alenk), Yeksi Wira Hartadi (Pipit) dan Ramadhana Piscal hartadi (Dona) terima kasih atas do’a dan

motivasi yang diberikan dalam mencapai keberhasilanku,

11. Andi Kirom, terima kasih atas segala dukungan dalam segala hal selama ini, semoga kedepannya bisa menjadi yang terbaik,

12. Sahabat terbaikku Nikmah Ranti Maulidah (Inoy) dan Trialita Widianingrum (Tya) yang senantiasa tak pernah lelah untuk mengingatkan hal-hal baik dalam hidupku,

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku Bimbingan dan Konseling 2007 Aam, Ardian, Arom, Bety, Boyce, Bowo, Diah, Dian, Ema, Ewin, Linda, Ira, Irfan, Izni, Ote, Paul, Meity, Resti, Shufi, Siska, Sulis, Nadia, Widi, Wita, Wuri, Yunis terima kasih atas bantuan do’a dan motivasinya,

14. Teman-teman PLBK, terima kasih atas canda tawa kalian, kebersamaan itu membuat PLBK terasa begitu menyenangkan,

15. Semuanya yang pernah mengisi dan mewarnai hidupku, terima kasih atas kasih sayang, cinta, kebaikan dan dukungannya yang telah memberikan pelajaran untukku,

16. Seluruh keluarga dan kerabatku,

(12)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi sedikit harapan dan do’a semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua.

Bandar Lampung, Desember 2014

(13)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Dan Masalah ...1

1. Latar Belakang Masalah ...1

2. Identifikasi Masalah ...8

3. Pembatasan Masalah ...8

4. Perumusan Masalah ...9

5. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ...9

1. Tujuan Penelitian ...9

2. Peranan Konselor Dalam Karir Siswa ...15

3. Pengertian Pilihan Jabatan atau Karir ...15

4. Pemahaman Rencana Karir ...18

B. IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) ...20

1. Klasifikasi-klasifikasi Jabatan ...21

(14)

1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ...31

2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ...33

3. Peranan Pemimpin Dan Kelompok Dan Anggota Kelompok ...34

4. Cara-Cara Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ...36

5. Tahap-Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ...37

6. Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ...40

7. Teknik-Teknik Dalam Bimbingan Kelompok ...41

D. Keterkaitan Penggunaan IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri) dalam Bimbingan Kelompok dengan Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa ...42

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ...44

B. Metode Penelitian ...44

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ...46

1. Populasi ...46

2. Sampel ...47

3. Teknik Sampeling ...48

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...49

1. Variabel Penelitian ...49

2. Definisi Operasionan Penelitian ...50

E. Teknik Pengumpulan Data ...50

1. IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) ...50

2. Skala Pemahaman Pilihan Karir (PPK) ...53

F. Uji Persyaratan Instrumen ...54

1. Validitas dan Reliabilitas IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) ...54

a. Validitas IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) ...55

b. Reliabilitas IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) ..55

2. Validitas Dan Reabilitas Pemahaman Pilihan Karir (PPK) ...56

a. Uji Validitas Pemahaman Pilihan Karir (PPK) ...56

b. Uji Reabilitas Pemahaman Pilihan Karir (PPK)...56

G. Teknik Analisis Data ...57

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Skala Pemahaman Pilihan Karir Siswa Sebelum (Pre-Test) dan Setelah (Post-Test) Diberi Perlakuan ...59

(15)

(Posttest) ...62

3. Perbandingan Pemahaman Pilihan Karir Menurut Jurusan ...66

B. Analisis Data Hasil Penelitian ...67

C. Tahap Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ...68

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...73

1. Pembahasan Hasil Penellitian tentang Pemahaman Pilihan Karir pada Jurusan IPA ...73

2. Pembahasan Hasil Penelitian tentang Pemahaman Pilihan Karir pada Jurusan IPS ...75

E. Data Perbedaan Pemahaman Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...77

F. Pembahasan Hasil Penelitian Bidang Pekerjaan yang Diminati Siswa ....79

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...85

B. Saran ...86

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Pemahaman Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA dan IPS

Sebelum Perlakuan(Pre Test)... 61 Tabel 1.1 Jurusan IPA ... 61 Tabel 1.2 Jurusan IPS ...61 Tabel 2. Skor Pemahaman Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA dan IPS Setelah

Perlakuan(Post Test) ... 64 Tabel 2.1 Jurusan IPA ...64 Tabel 2.2 Jurusan IPS ...64 Tabel 3. Rata-rata Pemahaman Preferensi Jabatan Siswa Sebelum(Pretest)

dan Setelah(Post Test)Menerima Perlakuan ... 65 Tabel 4. Sebaran Subjek Penelitian pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelas Asal ... 66 Tabel 5. Uji Perbedaan Pemahaman Pilihan Karir pada Siswa Jurusan IPA dan

IPS ... 77 Tabe 5.1 Jurusan IPA ...77 Tabel 5.2 Jurusan IPS ...77 Tabel 6. Sebaran Pilihan Bidang Pekerjaan Paling Disukai Responden

Berdasarkan Kategori RIASWK ...81 Tabel 6.1 Sebaran Pilihan Bidang Pekerjaan Paling Disukai Responden

Berdasarkan Kategori RIASWK untuk Kelas IPA ... 81 Tabel 6.2 Sebaran Pilihan Bidang Pekerjaan Paling Disukai Responden

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Skala Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa ... 90

Tabel Hasil Penskoran Uji Coba Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa ... 92

Tabel Rekapitulasi Data Validitas Instrumen ... 93

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling ... 94

Daftar t Table ...96

Tabel SkorPre TestPemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Eksperimen Jurusan IPA di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat .. ... 97

Tabel SkorPost TestPemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Eksperimen Jurusan IPA di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat .. ... 98

Tabel SkorPre TestPemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Kontrol Jurusan IPA di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat .. ... 99

Tabel SkorPost TestPemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Kontrol Jurusan IPA di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat ... 100

Tabel SkorPre TestPemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Eksperimen Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat .. ... 101

Tabel SkorPost TestPemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Eksperimen Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat .. ... 102

Tabel SkorPre TestPemahaman Pilihan Karir Siswa Kelompok Kontrol Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat ... 103

(18)

Tabel Skor Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok

Eksperimen Jurusan IPA ... 105

Tabel Skor Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok Kontrol Jurusan IPA ... 106

Tabel Skor Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok Eksperimen Jurusan IPS ... 107

Tabel Skor Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok Kontrol Jurusan IPS ... 108

Uji PerbedaanPost Test danPre TestPemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok Eksperimen Jurusan IPA ... 109

Uji PerbedaanPost Test danPre TestPemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Terhadap Klasifikasi Karirnya dalam Kelompok Kontrol Jurusan IPA ... 110

Uji Perbedaan Pre TestKelompok Eksperimen danPre TestKelompok Kontrol Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA Terhadap Klasifikasi Karirnya ... 111

Uji Perbedaan Post Test Kelompok Eksperimen danPost TestKelompok Kontrol Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Jurusan IPA Tehadap Klasifikasi Karirnya ... 112

Uji PerbedaanPost Test danPre TestPemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa dalam Kelompok Eksperimen Jurusan IPS ... 113

Uji PerbedaanPost Test danPre TestPemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Terhadap Klasifikasi Karirnya dalam Kelompok Kontrol Jurusan IPS .... 114

Uji Perbedaan Pre TestKelompok Eksperimen danPre TestKelompok Kontrol Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Jurusan IPS Terhadap Klasifikasi Karirnya ... 115

Uji Perbedaan Post Test Kelompok Eksperimen danPost TestKelompok Kontrol Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa Jurusan IPS Tehadap Klasifikasi Karirnya ... 116

Uji Normalitas ... 117

Uji Homogenitas ... 118

TABEL 1. UJI T-BERPASANGAN (PAIRED T-TEST) ... 120

(19)

Tabel 1.2 Uji T-Berpasangan Kelas IPA Eksperimen ...120

Tabel 1.3 Uji T-Berpasangan Kelas IPS Kontrol ... 121

Tabel 1.4 Uji T-Berpasangan Kelas IPS Ekperimen ... 121

PERBANDINGAN ANTARA KELAS IPA DAN IPS... 122

Surat Izin Penelitian ... 124

(20)

DAFTAR BAGAN

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dan Masalah 1. Latar Belakang

Perhatian khusus diberikan pada kualitas sumber daya manusia dalam era pembangunan dizaman ini. Sumber daya manusia ini harus dikembangkan untuk menjadi sarana pembangunan sebagai pemikir, perencana, penggerak, pelaksana, dan pendukung pembangunan. Pendidikan nasional ditugaskan untuk mengembangkan manusia Indonesia, bukan hanya sebagai tujuan dari pembangunan, tetapi sekaligus sebagai sarana yang memegang kunci sukses atau gagalnya pembangunan itu sendiri. Generasi muda yang sedang menjalani proses perkembangan dengan belajar di institusi pendidikan mempersiapkan diri untuk kelak berpartisipasi dalam usaha-usaha pembangunan sebagai tenaga kerja yang tidak bekerja asal kerja, tetapi memegang suatu jabatan yang bermakna bagi pembangunan dan sekaligus mengandung potensi untuk mengembangkan dan memperkaya dirinya sendiri.

(22)

2

pendidikan memiliki kewajiban untuk memenuhi tuntutan bidang pekerjaan tersebut melalui pemberian bekal keterampilan, wawasan, dan bimbingan yang berkaitan dengan dunia kerja (Winkel:1999).

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang bersifat formal, nonformal, maupun informal, dengan berbagai jenjang, mulai pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi.

(23)

3

minat pada pekerjaan. Remaja juga memiliki tugas perkembangan yang harus dilalui diusia remaja, salah satunya adalah memilih serta mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan.

Ketika berada diusia remaja individu mulai merumuskan ide mengenai pekerjaan yang sesuai dan mulai mengembangkan konsepsi diri mengenai pekerjaan yang berimplikasi terhadap keputusan tentang pilihan studi lanjutan. Remaja mulai mengenal dan menerima hal-hal yang diperlukan untuk membuat keputusan karir dan memperoleh keputusan lain yang relevan. Remaja mulai menyadari minat dan bakatnya dan bagaimana bakat dan minat itu nantinya berhubungan dengan kesempatan kerja. Remaja juga mulai mampu mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan yang ada sehubungan dengan bakat dan minat ini serta mengikuti pelatihan untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat dan minat mereka agar lebih optimal saat bekerja nanti. Memiliki perencanaan untuk pemilihan karirnya dan mempersiapkan diri dalam masa transisi dari sekolah ke dunia kerja sangatlah penting dan dapat dikembangkan sedini mungkin. Sayangnya kebanyakan peserta didik tidak memiliki persiapan dan perencanaan sebelum memutuskan pilihan karir mana yang diinginkan.

(24)

4

Semakin terdapat kecocokan antara diri dan tuntutan tugas, jabatan atau pekerjaan yang dilakukan, semakin dekat kecenderungan seseorang akan berhasil dan menemukan kepuasan dalam tugasnya (Dahlan, 2010:2).

Keputusan karier bagi masa depan akan terwujud apabila mereka mampu menyesuaikan diri antara potensi-potensi yang dimilikinya dengan kesempatan yang tersedia (Sukardi:1989).

Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan bimbingan karir yang berkelanjutan.

Hal ini, menurut Crites dalam Dahlan (2010:2) disebabkan karena (1) individu mempunyai banyak potensi dan membuat banyak pilihan tetapi ia tidak dapat memilih satu sebagai tujuannya, (2) individu tidak dapat mengambil keputusan, ia tidak bisa memilih satu pun dari alternatif-alternatif yang mungkin baginya, dan (3) individu yang tidak berminat, ia telah memilih satu pekerjaan tetapi ia bimbang akan pilihannya itu karena tidak didukung oleh pola minat yang memadai. Maka dari itu diperlukannya sebuah perencanaan karier yang matang bagi setiap siswa sebagai sebuah antisipasi atau jalan untuk pemilihan karier yang sesuai.

(25)

5

mungkin dapat membantu tugas-tugas tertentu dari guru pembimbing. Dengan kata lain, pelayanan bimbingan karir dengan menggunakan IEKAD akan menyediakan informasi karir dengan segera, mudah, dan melibatkan diri siswa dalam mengidentifikasikan potensi dirinya.

(26)

6

dalam waktu yang relatif singkat konseli telah mendapatkan bantuan yang efektif untuk menemukan pilihan jabatan yang mantap. (Dahlan, 2010;19).

(27)

7

pelayanan bimbingan harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia.

Prayitno (2003;90) menjelaskan bahwa:

Bimbingan dan Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu dengan cara tatap muka agar seseorang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk manusia yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa keada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Indonesia yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang bermartabat dan bercakap serta berilmu ini dapat dikembangkan melalui kegiatan sekolah yaitu kegiatan kokurikuler, intrakurikuler dan ekstrakurikuler, disamping itu bimbingan konseling juga ikut andil didalamnya, yakni membimbing siswa sesuai dengan tahap perkembangan dan tuntutan lingkungan yang positif.

(28)

8

karir siswa dapat dilakukan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.

Dari uraian diatas peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang “Penggunaan IEKAD (Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri) Dalam Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Memahami Rencana Pilihan Karir Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tumijajar T.A 2013/2014”.

2. Identifikasi Masalah

1. Terdapat siswa yang belum bisa memahami arah kecenderungan potensi dirinya

2. Terdapat siswa bingung memilih jurusan diperguruan tinggi, sehingga akhirnya mengikuti teman dalam memilih jurusan yang tentunya berpengaruh terhadap pilihan karir mereka

3. Terdapat siswa yang bingung akan melanjutkan kemana setelah lulus sekolah nanti (bekerja atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi)

4. Terdapat siswa yang memilih jurusan/karir karena orangtuanya 5. Terdapat siswa yang belum bisa mengidentifikasi karirnya 6. Banyak siswa yang belum memiliki informasi karir.

3. Pembatasan Masalah

(29)

9

4. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pemahaman rencana pilihan karir siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan IEKAD dalam bimbingan kelompok?

2. Apakah ada perbedaan pemahaman rencana pilihan karir antara jurusan IPA dan IPS?

5. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Sesuai dengan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan yang ingin dicapai dan diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk membantu siswa memahami rencana karirnya dengan menggunakan IEKAD dalam bimbingan kelompok.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini secara umum terbagi menjadi 2 yaitu: a. Kegunaan secara teoritis,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidang bimbingan dan konseling, khususnya dalam membantu siswa memahami rencana pilihan karirnya melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok.

b. Kegunaan secara praktis,

(30)

10

2. Dapat menambah pengetahuan guru pembimbing dalam melaksanakan bimbingan kelompok di sekolah terkait dengan mengarahkan karir siswa-siswa,

3. Dapat dijadikan bahan masukan guru pembimbing dalam memberikan layanan yang tepat terhadap siswa-siswa yang perlu mendapatkan pengarahan dalam menentukan karirnya. 3. Ruang Lingkup Penelitian

a. Ruang lingkup objek penelitian adalah penggunaan IEKAD dalam layanan bimbingan kelompok dalam memahami rencana pilihan karir siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2013/2014

b. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumijajar

c. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Tumijajar d. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun ajaran 2013/2014. B. Kerangka Pikir

(31)

11

tentang karir tersebut, dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk memahami pilihan karir yang dapat dibahas didalam kelompok.

Dengan demikian, selain dapat membuahkan hubungan yang baik diantara anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, juga dapat mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang diinginkan dapat diungkapkan didalam kelompok. Hal tersebut didukung dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Gadza (Prayitno 1994:309) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional dan sosial.

Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat terlihat pada gambar dibawah ini, yang menyatakan siswa belum dapat memahami rencana pilihan karir yang kemudian akan diberikan perlakuan yaitu IEKAD dalam layanan bimbingan kelompok, dan diharapkan dapat memahami rencana pilihan karirnya.

Bagan 1. Kerangka Pikir penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas dapat terlihat bahwa awalnya siswa belum dapat memahami rencana pilihan karirnya karena berbagai alasan. Sehingga, perlu dilakukan perlakuan melalui IEKAD dalam layanan

(32)

12

bimbingan kelompok. Hal ini dikarenakan siswa masih dalam tahap perkembangan kepribadian dan sosial, dalam perkembangan sosial siswa lebih memilliki kepercayaan pada teman sebayanya. Selain itu pula layanan bimbingan kelompok dapat membantu remaja dalam menjalankan salah satu tugas perkembangannya, yaitu mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan memahami rencana pilihan karir mereka baik secara individual atau kelompok.

C. HIPOTESIS

Setelah peneliti mendalami permasalahan penelitian dan telah merumuskan masalah tersebut melalui kerangka pikir maka diperlukannya suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji hal inilah yang disebut dengan hipotesis.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis 1 :

Ha : Terdapat peningkatan pemahaman rencana pilihan karir siswa yang signifikan setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok menggunakanIEKAD.

(33)

13

Hipotesis 2 :

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman rencana pilihan karir pada siswa jurusan IPA dan IPS setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok menggunakan IEKAD.

(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karir

1. Pengertian Karir

Karir merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang petugas/pekerja dalam satu unit kerja atau satuan organisasi. Jabatan itu biasanya dibebankan oleh seorang pejabat yang lebih tinggi/atasan. (Thantawy; 2005)

Dalam Klasifikasi Jabatan Indonesia, jabatan diartikan sebagai sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu dengan yang lain, yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuannya yang sama pula meski tersebar di berbagai tempat.

(35)

15

2. Peranan Konselor dalam Karir Siswa

Sebagai seorang guru, konselor akan terlibat secara langsung dalam proses belajar-mengajar pada bidang karier yang berkaitan dengan kursus-kursus mini untuk para siswa atau berperan sebagai pelatih in-service yang mengajar di ruang kelas, baik sebagai guru maupun sebagai pelatih bertujuan untuk membantu individu siswa memperluas dalam mempertimbangkan potensi-potensi jabatan (Zunker dalam Sukardi, 1989:37).

Sedangkan Marinhu (1992:28) mengemukakan bahwa: (1) konselor adalah seorang aktivis yang memegang peranan developmental, yaitu mempersiapkan pengalaman-pengalaman dimana orang-orang dapat menguasasi perilaku-perilaku yang sesuai bagi perkembangan karier yang efektif, dan bukan hanya peranan remedial dalam menghadapi anak-anak muda yang mengalami pilihan; dan (2) para konselor diharapkan memahami perkembangan karier, sanggup membantu para pendidik merealisasikan implikasi-implikasi perkembangan karier bagi modifikasi-modifikasi kurikulum, dan menciptakan kesempatan-kesempatan belajar yang relevan dengan rentang bakat manusia yang luas, serta juga diharapkan bahwa para konselor akan bekerja sama dengan pihak-pihak lain dalam penempatan siswa-siswa dalam kesempatan-kesempatan mendidikan okupasional dalam masyarakat.

3. Pengertian Rencana Jabatan atau Karir

(36)

16

orang berhasil mengembangkan karir yang dipilihnya. Keputusan tentang jenis pekerjaan yang diinginkan tentu saja bersangkut-paut dengan pendidikan yang harus dijalani untuk mempersiapkan diri dalam pekerjaan yang dimaksudkan itu. Sebaliknya, keputusan tentang pendidikan yang akan diikuti mempunyai implikasi langsung terhadap pekerjaan individu yang bersangkutan setelah menamatkan pendidikan tersebut, sepanjang pendidikan yang dimaksudkan itu memang merupakan persiapan bagi pekerjaan tertentu.

Holland (dalam Sukardi, 1984: 72) dalam teorinya menganggap bahwa suatu pilihan pekerjaan merupakan hasil dari interaksi antara factor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggapa memiliki peranan penting.

Tiedman (dalam Sukardi, 1984: 89), dalam teorinya mengemukakan bahwa keputusan untuk memilih pekerjaan, jabatan atau karir tertentu merupakan suatu rentan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil individu pada tahap-tahap kehidupannya dimasa lampau.

(37)

17

dimatangkan. Perkembangan kerja diidentikkan dengan perkembangan diri (self-development) dengan tujuan yang ingin dicapai, ialah untuk mengadakan pilihan, memasuki pekerjaan dan kemajuan dalam pendidikan dan pekerjaan yang ditempuh.

Teori Holland (dalam Manrihu,1988:69) tentang seleksi vokasionalnya merupakan perkawinan dua aliran pandangan dalam psikologi vokasional. Konsep pertama adalah elaborasi hipotesis bahwa pilihan-pilihan karir merupakan suatu pemancaran kepribadian dan suatu upaya mengimplementasikan gaya-gaya prilaku pribadi dalam konteks kehidupan kerja seseorang. Konsepsi kedua adalah bahwa orang-orang memproyeksikan pandangan-pandangan tentang dirinya dan dunia kerja kepada judul-judul okupasional(occupational tittle).

(38)

18

4. Pemahaman Rencana Karir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan dan karir-karir yang memuaskan dapat membawa efek-efek yang bermanfaat terhadap kesehatan pekerja, dan karena itu meningkatkan kesehatan. Selanjutnya, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa tidak bekerja (menganggur) dapat membawa akibat-akibat negatif bagi kesehatan (Vondracek, Lerner, dan Schulenberg dalam Marinhu, 1992:47). Seseorang cenderung memperoleh keberhasilan dalam pekerjaannya apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang diinginkannya dan dapat memenuhi kebutuhannya. Suatu pekerjaan tidak dapat menimbulkan

“stress” apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang diinginkannya

dan dapat memenuhi kebutuhan, sehingga ia memperoleh kepuasan dalam pekerjaan itu. Oleh karena itulah sebelum seseorang menentukan suatu pekerjaan bagi dirinya, ia harus mengetahui terlebih dahulu tentang bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya serta kepribadiannya. (Kartono, 1985:11).

Hoppocks (dalam Kartono, 1985:9-11) mengemukakan agar seseorang mempunyai pilihan yang tepat terhadap pekerjaannya maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pekerjaan yang dipilih hendaknya sesuai dengan kebutuhan (needs) b. Pekerjaan yang dipilih adalah pekerjaan yang diyakini sebagai

paling abik untuk memenuhi kebutuhannya

(39)

19

d. Pekerjaan tertentu akan dipilih seseorang, bila untuk pertama kali dia menyadari, bahwa pekerjaan tersebut dapat menolongnya dalam memenuhi kebutuhannya

e. Pemilihan pekerjaan tersebut akan tepat bila memang memungkinkan terpenuhi kebutuhannya. Hal ini tergantung pada: pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan tentang pemilihan pekerjaan, dan kemampuan berfikir yang jelas

f. Informasi tentang diri sendiri mempengaruhi pilihan pekerjaan, dengan demikian seseorang mengetahui apa yang ia inginkan dan pekerjaan yang tepat dengan potensi dirinya

g. Informasi tentang jenis pekerjaan mempengaruhi pemilihan pekerjaan seseorang

h. Kepuasan dalam pekerjaan tergantung pada tercapai atau tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang dan derajat kepuasan tersebut tergantung pada pemikiran antara apa yang diinginkan

i. Kepuasan tersebut mungkin akibat atau hasil dari terpenuhinya kebutuhan sekarang ini atau akan terpenuhinya kebutuhan dimasa yang akan datang

j. Pilihan pekerjaan dapat berubah bila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhannya.

(40)

20

1) Pilihan karirnya ajeg, baik dilihat dari segi waktu, bidang, tingkat, dan rumpun pekerjaan

2) Pilihan karirnnya realistic, sesuai dengan kesempatan yang ada, minat, kepribadian, dan kelas sosialnya

3) Memiliki kompetensi yang memadai untuk melakukan pilihan karir 4) Memiliki sikap, yaitu perasaan, reaksi subyektif dan disposisi yang diperlukan untuk membuat suatu pilihan kerja dan memasuki dunia kerja

Jadi, memahami rencana karir sangatlah penting agar individu dapat mempersiapkan diri dalam menyambut lingkungan pekerjaannya dikemudian hari supaya tidak ada lagi keraguan atau persaan yang mengganggu ketika ia sudah memulai karir. Pemahaman karir pun dapat diukur dengan skala pemahaman karir, sehingga dapat memudahkan individu untuk mengetahui sudah mantapkah diri ini untuk merencanakan atau memilih jabatan/karir sesuai bakat dan minatnya.

B. IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri)

IEKAD merupakan lembaran kerja konseli yang berisi sejumlah pernyataan tentang preferensi kegiatan, preferensi jabatan, prestasi akademis, dan estimasi diri serta arahan setiap tahapan kegiatan yang harus dijalani konseli dalam proses konseling karir untuk memantapkan pilihan karirnya (Dahlan,2010:14).

(41)

21

Selain berbagai keunggulan dalam hal keeftifan penggunaannya, IEKAD juga mempunyai beberapa keunggulan dari segi praktis, khususnya darri segi ekonomis dan efesiensi waktu. Dari ekonomi diakui bahwa biaya yang diperlukan dalam penyelenggaraan layanan konseling karir menggunakan model hasil pengembangan ini relatif murah apabila dibandingkan dengan pelayanan bantuan melalui pengetesan psikologis, lebih-lebih jika memakai jasa pihak lain. Dari segi waktu diketahui bahwa model konseling karir yang sedang dikembangkan ini adalah sederhana dan mudah dilakukan serta dapat diterapkan kepada banyak konseli dalam waktu yang bersamaan khususnya pada tahap eksplorasi karir. Hasil assesmen diri dan lingkungan segera dapat dietahui oleh konseli. Dengan demikian kebutuhan waktu yang harus disediakan oleh konseli untuk sampai kepada tujuan konseling yang dikehendakinya relative singkat. Hasil pengamatan selama proses bimbingan berlangsung tercatat bahwa total waktu yang diperlukan oleh setiap siswa (secara rerata) untuk mengerjakan tugas-tugas yang harus dijalaninya sekitar 150-180 menit. Dengan kata lain, dalam waktu yang relatif singkat konseli telah mendapatkan bantuan yang efektif untuk menemukan pilihan jabatan yang mantap (Dahlan,2010;19).

Adapun beberapa klasifikasi jabatan yang dapat dijadikan pilihan adalah: 1. Klasifikasi-Klasifikasi Jabatan

(42)

22

klasifikasi jabatan yang sesuai dengan kepribadian yang dimiliki individu.

a. Klasifikasi Realistik

Ciri-ciri orang yang memiliki tipe realistik adalah memiliki sikap dan perilaku yang agresif, kuat secara jasmani, tidak sosial, memiliki kecakapan dan koordinasi gerak (motorik) yang baik, kurang memiliki kemampuan verbal dan keterampilan hubungan antar pribadi. Lebih menyenangi hal yang bersifat kongkrit daripada masalah yang abstrak, menanggapi dirinya sebagai orang yang agresif dan memiliki nilai ekonomi dan politik dan konvensional, emosi yang mantap (kestabilan emosi). Materialistik, rendah diri, menganggap dirinya baik dalam kemampuan mekanikal dan atletik dan tidak cakap dalam keterampilan-keterampilan sosial, menilai tinggi benda-benda nyata dan praktis.

Pekerjaan yang sangat cocok untuk orang yang bertipe realistik adalah :

Pedagang dan Pekerja Terlatih

(43)

23

Layanan (Tamtama dan Perwira), Ahli Teknik (Ahli Mesin, Listrik, Sipil).

Pengajar Perguruan Tinggi

Teknik Mesin dan Fisika, Pertanian, Pertambangan, Peternakan Lainnya-lainnya

Juru gambar, Juru ukur, Pengamat Cuaca, Detektif, Pemadam Kebakaran, Teknisi Laboratorium (bukan ahli medis atau tester) b. Klasifikasi Investigatif

Ciri-ciri orang yang memiliki tipe Investigatif adalah memiliki preferensi untuk aktifitas-aktifitas yang memerlukan observasional, simbolik, sistematik, dan kreatif terhadap fenomena fisik, bioligis dan kultural dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif, sosial, berorientasi pada tugas, intraseptif, tidak sosial, lebih menyukai antar lebih dahulu daripada bertindak langsung terhadap pemecahan masalah, cenderung analitis, rasional, berdiri sendiri, radikal, abstrak, terpusat pada pikiran sendiri, introvert, pengertian, kritis, memiliki rasa ingin tahu yang besar, cerdas, kurang memiliki kemampuan memimpin orang disekitarnya, berorientasi yang imajinatif, agresif, keras hati, mandiri, dan bersifat fleksibel.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe intelektual adalah : Ahli Biologi dan Fisika

(44)

24

Ahli Ilmu Pengetahuan yang berkaitan dengan :

Ahli (Antropologi, Arkeologi, Arsitek, Desainer, Programer Komputer, Dokter Gigi, Psikologi Eksperimental, Penemu (pencipta), Matematika (bidang bisnis atau industri), Filosof, Teknisi Penelitian Ilmu Pengetahuan, Statistik, Dokter Hewan.

Pengarang Sains

Pengarang Artikel Ilmiah, Editor Jurnal Ilmiah,Pengarang Fiksi Ilmiah

Pengajar Perguruan Tinggi

(Ilmu-ilmu Biologi dan Fisika, Psikologi Eksperimental Matematika, Filsafat, Paramedis, Program dan Desain Komputer, Astrofisika) c. Klasifikasi Artistik

Ciri-ciri yang dimiliki tipe Artistik adalah bersifat tidak sosial, kreatif, imajinatif, ambigus, emosional, implusif, bersifat kewanitaan, peka terhadap perasaan, submissive (patuh), introspektif, deprestif, rendah diri, berdiri sendiri (individual), radikal, tidak stabil, naif, percaya diri, fleksibel, bebas, tidak konvensional, terbuka dalam mengekspresikan emosinya, apa adanya, bersifat ekspresif dan biasanya orang-orang yang bertipe ini senang mengekspresikan diri mereka secara artistik atau seni.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe ini adalah Seniman Kreatif

(45)

25

dan Perancang dekorasi ruang dan iklan), Artis (sandiwara, drama film dan Tv), Musikus (pengubah, pencipta, pengarang, penyanyi). Pengajar Perguruan Tinggi

Pengajar Bahasa Inggris, Drama, Sandiwara, Seni, Musik, Kewartawanan, Kemampuan berbicara.

Lain-lainnya

Kritis Seni dan Musik, Dealer alat-alat seni, Kartunis Pelawak, Ahli Bahasa, Penerjemah.

d. Klasifikasi Sosial

Ciri-ciri yang bertipe sosial adalah bersifat sosial, bertanggung jawab, bersifat kewanitaan, kemanusiaan, keagamaan, membutuhkan perhatian, dapat bekerja sama dengan baik, persuasif, bijaksana, memiliki kecakapan verbal dan hubungan antar pribadi, menghindari dari jenis pekerjaan sistematis, ramah tamah, suka bergaul, tidak ilmiah, berpikir tepat guna, Psychological-minded implusif, penerimaan diri sendiri, dapat dipercaya, agresif, pandai mengontrol diri, konservatisme, praktis, ekspresif (perasa), pemahaman diri, tekun, dan biasanya orang yang bertipe ini memiliki suatu citra diri yang positif.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe ini adalah : Pekerjaan Keagamaan

Ahli Agama

(46)

26

Pengajar SD, konselor, Terapis (Konselor Jabatan dan Perkawinan, Terapis, Psikiatri dan Ahli Psikologi Klinis), Pengajar Sekolah Menengah (dengan mata pelajaran jasmani), Ahli Kenakalan Remaja, Dokter Medis (semua spesialis termasuk dokter ahli mata, ahli mata dan kacamata non medis).

Pengajar Perguruan Tinggi

Teologi, Paramedis, Ekonomi Rumah Tangga dan Gizi, Pendidikan Sosiologi, Psikolog (kecuali eksperimental), Ilmu Perawat, Terapi Kemampuan Berbicara.

Lain-lainnya

Perdamaian Perselisihan Kerja, Pewawancara Pencari Pekerjaan, Hakim, Ahli Psikologi, Petugas Kesehatan Masyarakat.

e. Klasifikasi Wirausaha

Ciri-ciri orang yang memiliki tipe Wirausaha adalah memiliki kecakapan verbal (lisan), bersifat sosial, persuasif, implusif, ekstrovert, percaya diri, keagresifan lisan, suka bergaul, ramah, berani mengambil risiko, tidak ilmiah, emosi stabil, tidak intelektual, biasanya menginginkan status yang tinggi, berpikir praktis, pandai berkomunikasi, kongkret, ambisius, dominasi, optimisme, sosiabilitas, mudah menyesuaikan diri, memiliki jiwa pemimpin. Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe ini adalah: Tenaga Penjualan

(47)

27

Manajer Usaha Perdagangan dan Pemilik Usaha Perdagangan Kontraktor, Importir, Spekulator, Investasi, Usaha Keuangan, Penerbit (Surat Kabar, Buku-buku), Promotor Olah Raga, Konsultan Biro Perjalanan.

Manajer dan Pengawasan

Eksekutif Perusahaan dan manajer (bukan sekretaris-bendaharawan), Manajer Penjualan, Tenaga Penjualan, Pengawas Produksi dan Ahli (Bukan Mesin-mesin), Direktur (Penelitian dan Pengembangan Laboratorium), Advokat (Pengacara, Penasehat atau swasta tetapi bukan Hakim).

Pengajar Perguruan Tinggi

Administrasi Niaga dan Manajemen, Hubungan Internasional (Program Pelayanan Asing), Ilmu Pemerintahan dan Politik, Hukum dan Sejarah.

Lain-lainya:

Politikus, Direktur Radio (TV, Penyiar, Produser), Dekan Fakultas, Diplomat, Petugas Kedutaan Asing, Manajer Personalia, Hubungan Perburuan (berhubungan dengan industri).

f. Klasifikasi Konvensional

(48)

28

efisien secara intelektual, stabil, penerimaan terhadap diri sendiri, ilmiah, tekun dan menilai diri sendiri rendah sebagai pemimpin tetapi tinggi dalam tanggung jawab.

Pekerjaan yang cocok untuk orang yang bertipe Konvensional adalah:

Petugas Keuangan

Akuntan (Akuntan Publik yang berijazah, Aktuaris, Auditor, Pemegang Buku), Pegawai Bank, Pengkaji Anggaran Belanja, Analisis Keuangan, Kasir, Petugas atau Ahli Perpajakan, Pemeriksa Kredit, Analisis Kurs, Sekretaris- Bendahara Perusahaan.

Pegawai Kantor

Juru Tata Usaha (Kantor Pos, Daftar Gaji, Pengiriman dan Penerimaan), Operator Peralatan IBM, Kepala Kantor (Manajer), Sekretaris dan Asisten (Administrasi Eksekutif), Manajer Perdagangan.

Pengajar Perguruan Tinggi

Akunting, Perbankan, Bisnis (tidak termasuk administrasi dan manajemen), Perdagangan dan Keuangan Ekonomi.

Lain-lainnya

(49)

29

Klasifikasi–klasifikasi pekerjaan ini merupakan konsep-konsep sentral dalam teori Holland. Individu –individu berpikir, mempersepsi dan berbuat menurut salah satu dari keenam tipe yang dominan. Dalam kenyataannya, tidak ada individu yang murni satu tipe tetapi menunjukkan taraf tertentu untuk masing-masing dengan kata lain, memiliki suatu profil yang merupakan pola kepribadiannya.

Jelas, bahwa tidak mungkin seseorang semata-mata tergolong pada salah satu dari tipe-tipe kepribadian seperti yang telah digambarkan. Karena itu, sistem pemberian kode digunakan untuk menunjuk tipe-tipe primer dan sekunder seseorang. Kode-kode ini dinyatakan dalam tiga kombinasi huruf-setiap huruf berhubungan dengan huruf pertama salah satu dari ke enam tipe itu.

Holland juga menambah empat asumsi tentang tipe-tipe kepribadian seseorang dan lingkungannya. Asumsi-asumsi ini adalah konsisten, deferensiasi, kongruensi dan kalkulus. Untuk menerangkan asumsi-asumsi ini, digunakan model hexagonal Holland yang digunakan untuk untuk menerangkan saling berhubungan antara ke enam tipe kepribadian dan lingkungan kerjanya.

a. Konsistensi

(50)

30

Konsistensi adalah tingkat hubungan antara tipe-tipe kepribadian atau antara model-model lingkungan. Taraf-taraf konsistensi atau hubungan di asumsikan mempengaruhi preferensi vokasional.

b. Differensiasi

Beberapa orang atau lingkungan lebih dibatasi secara jelas daripada yang lainnya. Misalnya, seseorang mungkin sangat menyerupai suatu tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan tipe-tipe lainnya atau suatu lingkungan mungkin sebagian besar di dominasi oleh suatu tipe tunggal. Sebaliknya, orang yang menyerupai banyak tipe atau suatu lingkungan yang bercirikan kira-kira yang sama dengan ke enam tipe tersebut tidak terdiferensiasi atau kurang terdefinisikan. Taraf dimana seseorang atau suatu lingkungan terdefinisikan dengan baik adalah taraf diferensiasinya.

c. Kongruensi

(51)

31

d. Kalkulus

Kesamaan antara kepribadian dengan lingkungan dapat di sesuaikan dengan model hexagonal, yang aman antara jarak antara tipe kepribadian dengan lingkungannya adalah keseimbangan pada setiap teori kesamaan antar keduanya. Gambar grafik hexagonal merupakan perwakilan dari tingkat konsistensi (antara individu dengan lingkungannya). Hal ini menjelaskan tentang dasr teori yang dapat di guankan konselor dalam membantu kliennya.

C. Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Terbentuknya suatu kelompok dalam kehidupan merupakan wujud dari hakekat manusia, khususnya dalam dimensi kehidupan sosialnya. Kelompok pada dasarnya didukung serta dibentuk melalui kumpulan sejumlah orang, yang kemudian kumpulan tersebut menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu sehingga dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok. Kelompok yang baik yaitu apabila kelompok itu diwarnai dengan semangat yang tinggi, kerja sama, serta

Prayitno menurut Gadza (Prayitno:1999) ‘bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat’. Gadza juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok

(52)

32

layanan yang diberikan kepada beberapa individu dengan prosedur kelompok untuk memberikan informasi untuk keperluan anggota keluarga.

Sedangkan menurut Winkel (1991:543) “Bimbingan Kelompok

mengupayakan perubahan dalam sikap dan perilaku secara tidak langsung, melalui penyajian informasi yang menekankan pengolahan kognitif oleh para peserta sehingga mereka dapat menerapkan

sendiri”. Dengan adanya kegiatan bimbingan kelompok, diharapkan

akan terjadi suatu pengolahan kognitif tentang informasi yang diberikan kepada anggota kelompok, sehingga akan terjadi suatu perubahan dalam sikap dan tingkah lakunya secara tidak langsung.

(53)

33

Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada sejumlah individu dengan menggunakan prosedur kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok dalam rangka membahas topik-topik tertentu atau memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi anggota kelompok sehingga akan terjadi suatu perubahan sikap dan perilaku pada anggota kelompok.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa ahli, adalah sebagai berikut:

Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (1995:178) adalah:

a. Mampu berbicara dengan orang banyak,

b. Mampu mengeluarkan ide, pendapat, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak,

c. Belajar menghargai pendapat orang lain,

d. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya,

e. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif),

f. Dapat bertenggang rasa, g. Menjadi akrab satu sama lain,

(54)

34

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. (Sukardi, 2002:48).

Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapai, memberi dan menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.

3. Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok

Dinamika kelompok yang tercipta dalam proses bimbingan kelompok menggambarkan hidupnya suatu kegiatan kelompok. Hangatnya susasana atau kakunya komunikasi yang terjadi juga tergantung pada peranan pemimpin kelompok. Oleh karena itu pemimpin kelompok memiliki peranan penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok.

Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:35-36) bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:

(55)

35

Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakannya maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri. b. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang

berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yanng dialami itu.

c. Jika kelompok itu tampaknya menjurus ke arah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.

d. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.

e. Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas”kegiatan kelompok, pemegang aturan

permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi didalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota kelompok ia/mereka itu menderita karenanya. f. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok dengan segenap isi dan

kejadian-kejadian yang timbul didalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

(56)

36

tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok adalah:

a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar nggota kelompok.

b. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.

c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.

d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.

e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif serta dalam seluruh kegiatan kelompok.

f. Mampu berkomunikasi secara terbuka. g. Berusaha membantu anggota lain.

h. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.

i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

4. Cara-cara Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

(57)

37

pendapat, ide, sikap, saran, serta perasaan yang dirasakannya pada saat itu.

b. Mendengarkan dengan baik bila anggota kelompok berbicara, yaitu setiap salah satu anggota kelompok menyampaikan tanggapan, maka anggota kelompok lainnya memperhatikannya, karena dengan memperhatikannya maka akan mudah untuk saling menanggapi pendapat lain, sehingga akan menumbuhkan dinamika kelompok didalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut.

c. Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok dalam bimbingan kelompok, yaitu dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dibuat semacam kesepakatan antara pemimpin kelompok dengan para anggota kelompok, sehingga diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan oleh kedua belah pihak.

d. Mengadakan evaluasi setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir. Evaluasi dalam hal ini dilakukan pemimpin kelompok setiap berakhirnya pertemuan dan evaluasi secara keseluruhan setiap pertemuan kelompok.

5. Tahap-tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

(58)

38

a. Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pengenalan diri atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umunya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya bimbingan kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati.

b.Tahap Peralihan

Sebelum melangkah lebih lanjut ketahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Dalam hal ini pemimpin kelompok mampu menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. Tahap kedua merupakan “jembatan”antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal

(59)

39

kelompok telah siap melaksanakan tahap bimbingan kelompok selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok.

Di sini prinsiptut wuri handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.

d.Tahap Pengakhiran

(60)

40

1). Penyampaian pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok 2). Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok

3). Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota kelompok

4). Pembahasan kegiatan lanjutan 5). Penutup

6. Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok

Penilaian atau evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan oleh anggota berguna. Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulils, baik melalui essai, daftar cek, meupun daftar isisan sederhana (Prayitno, 1995:81). Setiap pertemuan, pada akhir kegiatan pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, minat dan sikapnya tentang sesuatu yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses). Selain itu anggota kelompok juga diminta untuk mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga dan sesuatu yang kurang disenangi selama kegiatan berlangsung.

Penilaian dan evaluasi dan hasil dari kegiatan layanan bimbingan kelompok ini bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”,

(61)

41

bimbingan kelompok lebih bersifat “dalam proses”, hal ini dapat

dilakukan melalui:

a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung,

b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas, c. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan

perolehan anggota sebagai hasil keikutsertaan mereka,

d. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang kemungkinan kegiatan lanjutan,

e. Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana penyelanggaraan layanan.

7. Teknik-teknik Dalam Bimbingan Kelompok

Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:78) bahwa teknik-teknik dalam bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik-teknik yang digunakan dalam konseling perorangan. Hal tersebut memang demikian karena pada dasarnya tujuan dan proses pengembangan pribadi melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling perorangan adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada proses interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok pada bimbingan kelompok. Teknik dalam bimbingan kelompok menggunakan teknik umum atau disebut juga “tiga M”, yaitu

(62)

42

D. Keterkaitan Penggunaan IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri) dalam Bimbingan Kelompok dengan Pemahaman Rencana Pilihan Karir Siswa

Bimbingan konseling memberikan sebuah layanan dalam membantu klien dalam mengarahkan kariernya yaitu penggunaan layanan bimbingan kelompok. Mengarahkan karier bisa dibantu dengan menganalisis serta memahami berbagai keunggulan serta kelemahan yang ada dalam dirinya, pribadi serta sistem nilai klien.

Penelitian ini menggunakan layanan bimbingan kelompok, dengan dilakukannya bimbingan kelompok siswa yang masih dalam masa perkembangan dapat lebih mengembangkan perkembangan sosialnya dalam mengarahkan kariernya. Karena dalam bimbingan kelompok siswa akan lebih luas mengemukakan permasalahannya yang berkaitan dengan pengarahan kariernya kepada teman sebayanya.

Untuk itu keterkaitan antara bimbingan kelompok dengan pemahaman karir yaitu dengan pelaksanaan pelayanan bimbingan kelompok hendaknya dapat membantu siswa dalam mengarahkan kariernya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Gadza (dalam Prayitno:1999) bahwa

“bimbingan kelompok siswa dapat saling bertukar informasi yang bersifat

personal, vokasional dan sosial”.

(63)

43

dalam mengarahkan kariernya. Hal tersebut didukung dengan pengertian bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (1995:178), yaitu:

“Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan

memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapai, pemberian saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta

yang bersangkuan sendiri dan untuk peserta lainnya”.

Kegiatan layanan bimbingan kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok dapat melatih siswa dalam hubungan sosial, selain itu pula siswa juga dapat berlatih dalam mengeluarkan atau mengungkapkan pendapatnya, maupun dalam hal-hal lainnya.

(64)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di SMA Negeri 1 Tumijajar yang berlokasi di Kelurahan Daya Murni, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tahun ajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat berpengaruh besar terhadap kualitas hasil penelitian. Semakin tepat suatu metode penelitian maka akan semakin berhasil penelitian yang dilaksanakan. Agar dapat menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus terampil dan tepat dalam memilih metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu atau percobaan(quasi - eksperimental research).

(65)

45

Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002:3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang bisa mengganggu.

Dengan kata lain, suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan pada individu untuk diketahui akibat perlakuan peneliti terhadap perilaku individu yang diamati. Manipulasi atau perlakuan yang dilakukan berupa tindakan tertentu kepada kelompok dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Jadi proses pengukuran dilakukan pada tahap sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan.

Dalam penelitian ini manipulasi dilakukan dengan layanan bimbingan kelompok dan pengaruhnya dilihat setelah kegiatan bimbingan kelompok, sedangkan pengukurannya dilakukan sebelum dan sesudah bimbingan kelompok, yaitu peneliti membandingkan antara hasilpre testdanpost test yang telah diberikan kepada kelompok eksperimen.

(66)

46

layanan bimbingan kelompok diberikan dan pengukuran kedua dilakukan setelah layanan bimbingan kelompok diberikan kepada subyek penelitian.

Pelaksanaan eksperimen desain ini dilakukan dengan memberikan perlakuan X terhadap subyek (Sugiyono, 2010:110). Sebelum diberikan perlakuan subyek diberikan pretes (O1), dan setelah diberi perlakuan diberi postest (O2). Hasil kedua tes tersebut dibandingkan untuk menguji apakah perlakuan memberi pengaruh pada prilaku klien.

Sebelum perlakuan Treatment Setelah perlakuan

Bagan 2.Pretest-postest control group design Keterangan :

O1 : Subyek belum memahami rencana pilihan karirnya

X : Perlakuan menggunakan IEKAD dalam bimbingan kelompok

O2 : Subyek sudah memahami rencana pilihan karirnya

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Nazi (1988:325) populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan”. Sementara Arikunto (2002:108) menyatakan “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

(KE) O1 X O2

(67)

47

Data populasi penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut : Jumlah Siswa pada Kelas IPA

a. Kelas X IPA 1 : 25 siswa b. Kelas X IPA 2 : 36 siswa c. Kelas X IPA 3 : 37 siswa d. Kelas X IPA 4 : 38 siswa e. Kelas X IPA 5 : 38 siswa Jumlah Siswa pada Kelas IPS

a. Kelas X IPS 1 : 25 siswa b. Kelas X IPS 2 : 33 siswa c. Kelas X IPS 3 : 33 siswa d. Kelas X IPS 4 : 31 siswa e. Kelas X IPS 5 : 26 siswa 2. Sampel

Proses pengumpulan data peneliti menetapkan sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi, dimana jumlah sampel ini dianggap mewakili keseluruhan populasi. Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa : “ Jika populasi lebih dari 100, maka sampel diambil

10% sampai 20%. Sedangkan jika kurang dari 100, maka diambil keseluruhan total populasi”. (Arikunto, 2002:10). Sedangkan teknik sampling dengan

(68)

48

n =

. ²

dimana n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d² = Presesi yang ditetapkan

Berdasarkan rumusan tersebut dapat diperoleh jumlah sampel (n) di Kelas IPA dan IPS pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Pada Kelas IPA:

n =

. ²

=

. , ²

=

( )( , )

=

,

=

62,5

Jadi berdasarkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 63 responden. - Pada Kelas IPS :

n =

. ²

=

. , ²

=

( )( , )

=

,

=

58,6

Jadi berdasarkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 58 responden. 3. Teknik Sampling

(69)

49

IPA sebanyak 31 orang kelompok eksperimen dan 31 orang kelompok kontrol, sedangkan di kelas IPS sebanyak 29 orang dikelompok ekpserimen dan 29 orang di kelompok kontrol. Kemudian keempat kelompok tersebut sama-sama diukur tiga kali dalam 1 x 40 menit pertemuan dengan inventori pemahaman rencana pilihan karir (pre-test), sedangkan perlakuan hanya diberikan kepada kelompok eksperimen. Selanjutnya kedua kelompok diukur kembali dengan menggunakan alat yang sama yaitu inventori pemahaman rencana pilihan karir (post-test).

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian.

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independen)dan variabel terikat (dependen).Variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah IEKAD dalam layanan bimbingan kelompok (X).

(70)

50

2. Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Inventori ini merupakan lembaran kerja konseli dan dapat juga berfungsi sebagai media yang sekaligus investasi dalam bimbingan kelompok (X). Adapun indikator - indikatonya adalah sebagai berikut: 1. Pengadministrasian diri

2. Penyekoran diri

3. Menafsirkan diri terhadap potensi-potensi diri

b. Siswa memahami pilihan karirnya adalah siswa yang memahami pilihan atau kecenderungan karir/jabatan/pekerjaan yang sesuai dengan potensi diri berdasarkan kemiripan dengan tipe kepribadiannya (Y). Adapun indikator-indikator yang dapat diukur adalah sebagai berikut :

1. Kategori minat jabatan Realistik 2. Kategori minat jabatan Investigatif 3. Kategori minat jabatan Artistik 4. Kategori minat jabatan Sosial 5. Kategori minat jabatan Wirausaha 6. Kategori minat jabatan Konvensional E. Teknik Pengumpulan Data

1. IEKAD (Inventori Eksplorasi Karir Arahan Diri)

(71)

51

Preferensi Okupasi, Estimasi Diri, dan Kecenderungan Prestasi Akademis. Semua pernyataan dari empat sub skala tersebut dikategorikan kedalam enam tipe kepribadian jabatan: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensional (RIASWK).

Definisi operasional penelitian dalam penelitian ini adalah

IEKAD ini akan dipakai sebagai alat dalam memberikan perlakuan peneliti (pelayanan bimbingan pemahaman minat jabatan). Dengan demikian inventori ini merupakan daftar sifat-sifat, sikap, minat, atau kemampuan yang digunakan untuk mengukur karakteristik kepribadian atau ketrampilan. Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau penilaian yang berupa suatu daftar statemen. Dari daftar tersebut subjek atau individu yang dinilai dan diminta untuk memilih mana-mana statemen yang cocok dengan dirinya diisi dengan tanda cek atau tanda-tanda lain yang diterapkan. Sedangkan statemen yang tidak sesuai dengan dirinya tidak diisi apa-apa.

Referensi

Dokumen terkait