DAFTAR PUSTAKA
Dipohusodo, Istimawan. (1994). Struktur Beton Bertulang. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anonim. 2002. SK SNI 03 – xxxx – 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Jakarta. Standar Nasional Indonesia.
McCormac,Jack C. 2004. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Nasution, Amrinsyah. 2009. Analisis dan Desain Struktur Beton Bertulan. Bandung: Penerbit ITB.
Laboratorium Beton, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. (2009). Panduan Praktikum Bahan Rekayasa. Medan.
Balaguru, Perumalsamy.;Antonio Nanni.;James Giancaspro. 2009. FRP Composites for Reinforced Concrete Structures. New York and London: Taylor & Francis Group.
Sianipar, Marolop Tua. 2009. Analisis Kolom Beton Bertulang yang Diperkuat CFRP. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nurjaman, Ahmad.; Faisal Kasanofa. 2007. Analisis Perkuatan Kolom Beton Bertulang dengan Menggunakan FRP. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Swamy, R.N. (1984). Concrete Technology and Design Volume 2 New Reinforced Concretes. Surrey University Press, London.
Ching C. C.; Issam E.; Hans G. Strength of Rectangular Concrete Columns Reinforced with Fiber-Reinforced Polymer Bars.ACI Structural Journal/May-June 2006. Elie H.; Khaled S. Stress-Strain Model for Fiber-Reinforced Polymer Jacketed Concrete
Columns.ACI Structural Journal/September-October 2006.
Chung S. L.; Gilbert A.; Donald J. Philippi. Analytical Model for Fiber Reinforced Polymer Jacketed Square Concrete Columns in Axial Compression. ACI Structural Journal/March-April 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Umum
Penelitian ini merupakan percobaan laboratorium dengan tujuan untuk
mendapatkan seuatu hasil kekuatan aksial maksimum dari kolom beton bertulang.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian kolom beton bertulang dengan
memberikan beban sentris terhadap sumbu kolom. Pembebanan dilakukan secara
bertahap dengan interval tertentu, setelah itu dilakukan pencatatan terhadap
kapasitas tekan kolom tersebut.
Benda uji yang direncanakan dianggap dapat mewakili keseluruhan
sampel. Dalam percobaan ini dibuat benda uji berupa 6 buah kolom beton
bertulang berpenampang bulat dan 6 buah kolom beton bertulang berpenampang
persegi. Dimana spesifikasi nya sebagai berikut :
Tabel 3.1 Variasi perlakuan Benda Uji
Variasi Perlakuan
Benda Uji
Kolom Beton Bertulang
Berpenampang Bulat
Kolom Beton Bertulang
Berpenampang Persegi
Tanpa Tulangan 2 buah 2 buah
Dengan Tulangan Longitudinal
dan Sengkang
2 buah 2 buah
Dengan Tulangan Longitudinal,
Sengkang dan CFRP
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental
yang dilakukan di :
1. Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas
Sumatera Utara meliputi :
a. Pemeriksaan Bahan Material pengujian
b. Pengerjaan pengecoran kolom pendek berbentuk bulat dan persegi
c. Pembuatan banda uji kolom pendek berbentuk bulat dan persegi
d. Perawatan benda uji sampai umur 28 hari
2. Laboratorium Bahan Rekayasa Strata 2 (S2) Teknik Sipil Universitas
Sumatera Utara
a. Pengujian kuat tekan dengan menggunakan mesin Hydraulic Jack
3.2 Perhitungan Benda Uji Kolom Beton Bertulang
3.2.1 Kolom Beton Bertulang Berpenampang Persegi
C1 = 0,85 f’ ( h-Ast)
C1 = 0,85 f’ (Ag-Ast)
C2 = fy.A1
C3 = fy.A2
P0 = C1+C2+C3
Direncanakan suatu kolom beton bertulang berpenampang persegi dengan
data sebagai berikut :
b = 13,3 cm
h = 13,3 cm
t = 50 cm
selimut beton = 2,5 cm
mutu beton K-225 (f‟c = 19,76 MPa)
mutu tulangan baja BJTP 24 (fy = 240 MPa)
q = 0,133 m x 0,133 m x 24 KN/m3 = 0,42 KN/m
Pada perencanaan awal telah ditentukan bahwa kolom bertulang
mempunyai dimensi : b = 13,3 cm
h = 13,3 cm
Ag = 13,3 cm x 13,3 cm = 176,89 cm2
Ag = 0,017689 m2
Pemilihan Tulangan Longitudinal
Penentuan nilai Pu
Pu = 1,4 D + 1,6 L
D = Ag x t x 2400 KN/m3
= 0,017689 m2 x 0,5 m x 2400 KN/m3 = 21,2 KN
Pu = 1,4 (21,2) + 1.6 (100)
Pu = 190 KN
Pu = Ø 0,8 {0,85f‟c(Ag – Ast) + Fy Ast }
Berdasarkan ACI pasal 10.3.5,sehubungan dangan perilaku beban normal,
lentur, dll, kekuatan elemen beton yang digunakan pada perencanaan (kuat
kolom pendek beton bertulang dengan pengikat sengkang digunakan faktor
reduksi Ø = 0,65 Jadi,
Pu = (0,65) (0,8) {0,85 x 19760(0,017689 – 4Ast) + Fy (4Ast) } 190 = (0,52) {(297,1 – 67184 Ast) + 960000 Ast}
190 = (0,52) {(297,1 + 892816 Ast} 190 = 166,376 + 499976,96 Ast
Ast = 4,725 x 10-5
s = 0,00687 m
s = 7 mm
Rasio Tulangan Longitudinal
Ast = 49 mm2 Ag = 17689 mm2
g = 0,011
g = 1,1 %
C1 = 0,85 f’ ( h-Ast)
C1 = 0,85 f’ (Ag-Ast)
C2 = fy.A1
C3 = fy.A2
P0 = C1+C2+C3
Direncanakan suatu kolom beton bertulang berpenampang bulat dengan
data sebagai berikut :
d = 15 cm
t = 50 cm
selimut beton = 2,5 cm
mutu beton K-225 (f‟c = 19,76 MPa)
mutu tulangan baja BJTP 24 (fy = 240 MPa)
q = 0,133 m x 0,133 m x 24 KN/m3 = 0,42 KN/m
Pada perencanaan awal telah ditentukan bahwa kolom bertulang
mempunyai dimensi : d = 15 cm
t = 50 cm
Ag = = =176,89 cm2
Ag = 0,017689 m2
Pemilihan Tulangan Longitudinal
Penentuan nilai Pu
D = Ag x t x 2400 KN/m3
= 0,017689 m2 x 0,5 m x 2400 KN/m3 = 21,2 KN
Pu = 1,4 (21,2) + 1.6 (100)
Pu = 190 KN
Pu = Ø 0,8 {0,85f‟c(Ag – Ast) + Fy Ast }
Untuk kolom pendek beton bertulang dengan pengikat sengkang
digunakan faktor reduksi Ø = 0,65
Jadi,
Pu = (0,65) (0,8) {0,85 x 19760(0,017689 – 4Ast) + Fy (4Ast) } 190 = (0,52) {(297,1 – 67184 Ast) + 960000 Ast}
190 = (0,52) {(297,1 + 892816 Ast} 190 = 166,376 + 499976,96 Ast
Ast = 4,725 x 10-5 s = 0,00687 m
s = 7 mm
Rasio Tulangan Longitudinal
Ast = 49 mm2
Ag = 17689 mm2
g = 0,011
g = 1,1 %
Syarat : 0,01 < g < 0,08
Jadi,
0,01 < 0,011 < 0,08 ... OK!!!
Desain sengkang
Direncanakan sengkang dengan d = 5,2 mm
Jarak sengkang tidak boleh lebih dari :
16 x diameter tulangan memanjang = 16 x 7 = 112 mm
48 x diameter sengkang = 48 x 5,2 = 250 mm
Karena aplikasi kolom yang digunakan adalah kolom pendek maka
diambil jarak sengkang =
Jadi, diambil jarak sengkang = 55 mm
3.3 Alat Uji yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian tekan beton bertulang ini adalah
hydraulic jack dan dial gauge dengan kapasitas tekan 200 ton. Pengujian
3.6 Pembuatan Benda Uji
Adapun prosedur yang diperlukan dalam pembuatan benda uji dibagi
menjadi empat tahapan, yaitu :
1. Perencanaan campuran beton
2. Persiapan alat dan bahan pembuatan benda uji
3. Pengecoran
4. Perwatan
3.6.1 Perencanaan Campuran Beton
3.6.1.1 Perencanaan Campuran Benda Uji Silinder
Dalam percobaam ini direncanakan mutu beton K-225, sehingga
perencanaan campuran (Mix Design) benda uji silinder adalah sebagai berikut :
Volume untuk 1 (satu) buah silinder beton, dengan diameter (d) = 15 cm dan
tinggi (h) = 30 cm:
Volume 1 buah silinder beton =
=
= 5303,571 cm3
= 0,0053036 m3
Secara umum dalam proses pengecoran beton akan terjadi hilangnya
beton, sehingga dilakukan penambahan agregat dengan tidak mengubah
3.6.1.2 Perencanaan Campuran Benda Uji Kolom Beton
Bertulang
1. Benda Uji Kolom Beton Bertulang Berpenampang Persegi
Direncanakan kolom beton bertulang berpenampang persegi dengan
dimensi sebagai berikut:
b = 13,3 cm
h = 13,3 cm
t = 50 cm
selimut beton = 2,5 cm
Volume 1 kolom = 13,3 x 13,3 x 50
= 8845 cm3
= 0,008845 m3
Volume 1 tulangan longitudinal = (¼ x 3,14 x 0,72) x (50 – (2x2,5))
= 17,31 cm3
Volume 4 tulangan longitudinal = 4 x 17,31
= 69,24 cm3
Volume 1 tulangan sengkang = ((¼ x 3,14 x 0,52) x ((13,3-5) x 4)
= 6,515 cm3
Volume 8 tulangan sengkang = 8 x 6,515
Volume adukan beton = Volume brutto kolom – (volume tulangan
longitudinal + Volume tulangan tengkang)
= 8845 – (69,24 + 52,12)
= 8723,65 cm3 = 0,00872365 m3
Pada umumnya dalam pengerjaan beton (pengecoran) akan terjadi
hilangnya beton, sehingga dilakukan penambahan agregat dengan tidak mengubah
perbandingan agregat yang sering disebut dengan Safety Factor (SF) = 1,3.
Maka, Volume adukan beton = 0,00872365 x 1,3 = 0,01134 m3
2. Benda Uji Kolom Beton Bertulang Berpenampang Bulat
Direncanakan kolom beton bertulang berpenampang bulat dengan dimensi
sebagai berikut:
d = 15 cm
t = 50 cm
selimut beton = 2,5 cm
Volume 1 kolom = ( 1/4 x 3,14 x 152 ) x 50
= 8845 cm3
Beton Normal Semen (Kg) Pasir (Kg) Kerikil (Kg) Air (Kg)
25,12 50,25 75,36 12,56
= 0,008845 m3
Volume 1 tulangan longitudinal = (¼ x 3,14 x 0,72) x (50 – (2x2,5))
= 17,31 cm3
Volume 4 tulangan longitudinal = 4 x 17,31
= 69,24 cm3
Volume 1 tulangan sengkang = ((¼ x 3,14 x 0,52) x ((13,3-5) x 4)
= 6,515 cm3
Volume 8 tulangan sengkang = 8 x 6,515
= 52,12 cm3
Volume adukan beton = Volume brutto kolom – (volume tulangan
longitudinal + Volume tulangan tengkang)
= 8845 – (69,24 + 52,12)
= 8723,65 cm3
= 0,00872365 m3
Pada umumnya dalam pengerjaan beton (pengecoran) akan terjadi
hilangnya beton, sehingga dilakukan penambahan agregat dengan tidak mengubah
perbandingan agregat yang sering disebut dengan Safety Factor (SF) = 1,3.
2. Hidupkan mesin pengaduk / molen sesuai dengan tenaga
penggeraknya.
3. Masukkan air secukupnya untuk membasahi permukaan dalam
mesin pengaduk / molen.
4. Masukkan pasir ke dalam mesin pengaduk / molen.
5. Masukkan semen ke dalam mesin pengaduk / molen.
6. Tambahkan sedikit air dengan tujuan mempermudah proses
pencampuran pasir dan semen.
7. Masukkan kerikil ke dalam mesin pengaduk / molen.
8. Masukkan sisa air yang telah dipersiakan ke dalam mesin pengaduk
/ molen.
9. Biarkan seluruh bahan tercampur selama 5 menit.
10.Tuangkan adukan secukupnya ke dalam alat uji slump untuk
memeriksa nilai slump campuran beton.
11.Setelah hasil uji slump telah memenuhi nilai yang telah ditentukan
sebelumnya, maka adukan dituang ke dalam cetakan silinder dan
kolom secara bertahap. Agar adukan bisa terisi secara penuh ke
dalam cetakan silinder dan kolom gunakan alat perojok atau
Cara a), b), c) dilakukan terhadap benda uji silinder / kubus, sedangkan
cara d), e), f) dilakukan untuk perawatan beton di lapangan kerja / proyek. Dan
dalam penelitian ini, cara c) dilakukan untuk perawatan benda uji silinder yang
dilakukan selama 28 hari dan cara f) dilakukan untuk perawatan benda uji balok
yang dilakukan selama 28 hari.
2. Perawatan Dipercepat (Acceleration Curing)
Perawatan ini bertujuan untuk menghasilkan beton yang memiliki kuat
tekan yang sesuai rencana dengan waktu perawatan yang relatif lebih cepat
daripada perawatan normal. Perawatan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:
a) Beton ditutup dengan lembaran isolasi (poly urethere sheet)
b) Beton disimpan dalam air panas bersuhu 55oC
c) Beton bertulang diber aliran listrik (electrical curing)
d) Perawatan dengan uap (steam curing)
3.6.5 Pekerjaan dan Pemasangan CFRP pada Kolom Beton
Bertulang
Sebelum dilakukan pemasangan material Carbon Fiber Wrap ini perlu
dikoreksi terlebih dahulu. Selain karena perlu dilakukannya koreksi terhadap
material komposit tersebut, juga perlu dilakukan peninjauan terhadap kebutuhan
pada waktu pemasangan seperti perlengkapan yang akan digunakan pada saat
proses pemasangan agar faktor keselamatan dan kenyamanan dapat terjamin.
Selain itu, kita juga harus mengetahui produk carbon wrap yang dihasilkan oleh
dan efesien yang sesuai dengan standar. Adapun karaktertistik bahan yang
digunakan :
Karakteristik Campuran bahan Perekat Epoxy Resin untuk melekatkan
Sika
Wrap ( Sikadur 330 ).
1. Warna : Abu – abu muda
2. Pot Life : 30 menit (35° C)
3. Konsistensi : Pasta
4. Berat Jenis : 1,31 kg/lt
Karakteristik bahan perekat epoxy resin yang telah mengeras untuk
melekatkan Sika Wrap ( Sikadur 330 ).
9. Kuat tekan
1 hari ~ 80 Mpa
28 hari ~ 100 Mpa
9. Kuat Tarik
28 hari ~ 30 Mpa
9. Kuat Lekat (Pull Off Test) 28 hari
Beton terhadap beton ~ 4 Mpa ( beton hancur )
9. Modulus Elastisitas Lentur ~ 3800 Mpa.
Karakteristik Sika Wrap ( Sika Wrap – 231 C )
1. Warna : Hitam
2. Bahan Dasar : Serat karbon dengan matrik epoxy
4. Lebar : 500 mm
5. Tebal : 0,127 mm
6. Berat per luas : 230 g/m2 ± 12 g/ m2
7. Kuat Tarik : 4900 Mpa
8. Elongasi hingga putus : 2,1 %
9. Modulus Elastisitas : 230.000 Mpa
Gambar 3.8 Bahan CFRP yang Digunakan
3.6.5.1 Pekerjaan Pada CFRP
Semua peralatan yang digunakan dalam pemasangan CFRP serta material
harus dijaga kebersihan dan perawatannya sehingga hasil yang diharapkan sesuai
dengan yang direncanakan.
Pengerjaan dan pengaplikasian untuk menggabungkan bahan CRFP ini
3.6.6 Pengujian Benda Uji
3.6.6.1 Pengujian Kuat Tekan Silinder
1.Benda Uji dikeluarkan dari bak perendam dan diletakkan di
tempat kering kemudian didiamkan selama 1 hari agar benda uji
telah benar-benar kering saat diuji.
2.Timbang berat benda uji
3.Benda uji diletakkan secara sentries atau tepat di tengah-tengah
alat penekan Compression Machine.
4.Mesin tekan dijalankan dengan penambahan beban secara konstan
melalui tuas pompa.
5.Lakukan pembebanan sampai jarum penunjuk skala beban tidak
naik lagi dan catatlah angka yang ditunjukkan jarum penunjuk.
Dari data hasil pemeriksaan kekuatan tekan, benda uji harus memenuhi:
SD =√∑
Kekuatan tekan karakterisitik beton dengan 5% kemungkinan terjadi
adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat, ditentukan dengan rumus:
F‟c = Xrt – 1,64 SD
dimana : SD = Standard Deviasi
Xi = Kekuatan tekan beton dari masing-masing benda uji
Xrt = Kekuatan tekan beton rata-rata
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil perhitungan dan analisis data
yang didapatkan berdasarkan hasil percobaan laboratorium, dimana hasilnya akan
berkaitan dengan perkuatan kolom menggunakan CFRP dan analisis terhadap
parameter-parameter yang mempengaruhi efek kekangan yang diberikan oleh
CFRP tersebut.
Selain itu, dalam tugas akhir ini penulis juga bermaksud untuk
menampilkan perbandingan kuat tekan antara kolom tanpa perkuatan dengan
kolom yang diberi perkuatan baik pada kolom pendek berpenampang bulat
(circuar) maupun kolom pendek berpenampang persegi (rectangular).
4.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder
Pengujian kuat tekan silinder dilakukan dengan menggunakan alat
kompressor (Compressor machine) dengan kapasitas 50 ton. Pengujian kuat tekan
pada silinder dilakukan pada umur beton telah mencapai 28 hari. Berikut adalah
Tabel 4.1 Pengujian Kuat Tekan Beton
Nama Silinder Uji Tekan (kN) F'c (Mpa)
Beton Normal 1 540
19,76
Beton Normal 2 452
Beton Normal 3 401
4.2.1 Perhitungan Kuat Tekan Beton Normal Benda Uji Silinder
Beton Normal 1
F‟c 1 = 30,545454 N/mm2 30,545 N/mm2
Beton Normal 2
F‟c 2 = 25,585082 N/mm2 25,585 N/mm2
Beton Normal 3
F‟c 3 = 22,713287 N/mm2 22,713 N/mm2
F‟c rata-rata = 14,475333 N/mm2 26,281
N/mm2
Standard Deviasi
Sd = √
Maka,
F‟c = f‟c rata-rata – 1,645 Sd
= 26,281 – 1,645(3,962) = 19,763 N/mm2 = 19,76 Mpa
Dengan demikian,diperoleh kuat tekan beton normal sebesar
19,76 Mpa.
4.3 Hasil Perhitungan Kapasitas Beban Aksial Ultimate Kolom
Beton Bertulang
4.3.1 Perhitungan Kapasitas Beban Aksial Ultimate Kolom Beton
Bertulang Tanpa Tulangan dan Carbon Fiber
4.3.1.1 Kolom Berpenampang Bulat
Kolom pendek berpenampang bulat memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
- Diameter kolom : 150 mm
- Tinggi kolom : 500 mm
- Kuat Tekan (f‟c) : 19,76 Mpa
- Diameter tulangan longitudinal : -
- Diameter tulangan sengkang : -
- Luas Penampang (Ag) : 17689 mm2
- Luas tulangan longitudinal : -
Faktor reduksi yang digunakan untuk aksial tekan dengan atau tanpa
tulangan adalah sebesar 0,7 yang mengacu pada SNI 03-2847-2002.
Pu = Ø {0,8f‟c(Ag – Ast) + Fy Ast }
= (0,7) {0,8(19,76)(17689 – 0) + Fy (0) } = (0,56) {349534,64}
= 195.740 N = 195,74 KN = 19,574 Ton
4.3.1.2 Kolom Berpenampang Persegi
Kolom pendek berpenampang persegi memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
- Dimensi kolom : 133 x 133 mm
- Tinggi kolom : 500 mm
- Kuat Tekan (f‟c) : 19,76 Mpa
- Diameter tulangan longitudinal : -
- Diameter tulangan sengkang : -
- Luas Penampang (Ag) : 17689 mm2 - Luas tulangan longitudinal : -
Beban aksial yang bekerja pada kolom dapat ditentukan sebagai berikut :
Faktor reduksi yang digunakan untuk aksial tekan dengan atau tanpa
tulangan adalah sebesar 0,7 yang mengacu pada SNI 03-2847-2002.
Pu = Ø {0,8f‟c(Ag – Ast) + Fy Ast }
= 195.740 N = 195,74 KN = 19,574 Ton
4.3.2 Perhitungan Kapasitasb Beban Aksial Ultimate Kolom
Beton Bertulang Dengan Menggunakan Tulangan
4.3.2.1 Kolom Berpenampang Bulat
Kolom pendek berpenampang bulat memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
- Diameter kolom : 150 mm
- Tinggi kolom : 500 mm
- Kuat Tekan (f‟c) : 19,76 Mpa
- Diameter tulangan longitudinal : 7 mm
- Diameter tulangan sengkang : 5 mm
- Jumlah tulangan longitudinal : 4 buah
- Fy tulangan longitudinal : 240 Mpa
- Fyh tulangan sengkang : 240 Mpa
- Luas Penampang (Ag) : 17689 mm2
- Es : 2x105 Mpa
- Tebal selimut : 25 mm
Beban aksial yang bekerja pada kolom dapat ditentukan sebagai berikut :
Pn = 0,8 {0,85f‟c(Ag – Ast) + Fy Ast }
= 0,8 {294.520,21 + 36.926,4 } = 265.157,3 N
= 265,1573 KN = 26,51 Ton
Nilai kekuatan nominal harus dikalikan lagi dengan faktor reduksi untuk
elemen struktur tekan, sehingga kekuatan ultimate nya menjadi :
Pu = 0,8 x Pn (Untuk kolom dengan sengkang pengikat)
= 0,8 x 26,51
= 21,21 Ton
4.3.2.2 Kolom Berpenampang Persegi
Kolom pendek berpenampang bulat memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
- Dimensi kolom : 133 x 133 mm
- Tinggi kolom : 500 mm
- Kuat Tekan (f‟c) : 19,76 Mpa
- Diameter tulangan longitudinal : 7 mm
- Diameter tulangan sengkang : 5 mm
- Jumlah tulangan longitudinal : 4 buah
- Fy tulangan longitudinal : 240 Mpa
- Fyh tulangan sengkang : 240 Mpa
- Luas Penampang (Ag) : 17689 mm2
- Es : 2x105 Mpa
Beban aksial yang bekerja pada kolom dapat ditentukan sebagai berikut :
Pu = 0,8 {0,85f‟c(Ag – Ast) + Fy Ast }
= 0,8 {0,85(19,76)(17689 – 153,86) + (240) (153,86) } = 0,8 {294.520,21 + 36.926,4 }
= 265.157,3 N = 265,1573 KN = 26,51 Ton
Nilai kekuatan nominal harus dikalikan lagi dengan faktor reduksi untuk
elemen struktur tekan, sehingga kekuatan ultimate nya menjadi :
Pu = 0,8 x Pn (Untuk kolom dengan sengkang pengikat)
= 0,8 x 26,51
= 21,21 Ton
4.3.3 Perhitungan Kapasitas Beban Aksial Ultimate Kolom Beton
Bertulang Dengan Menggunakan Tulangan dan Carbon Fiber
4.3.3.1 Kolom Berpenampang Bulat
Kolom pendek berpenampang bulat memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
- Diameter kolom : 150 mm
- Tinggi kolom : 500 mm
- Kuat Tekan (f‟c) : 19,76 Mpa
- Jumlah lapisan fiber (nf) : 1 lapis
- Tebal Fiber (tf) : 0,127 mm
- Luas Penampang (Ast) : 153,86 mm2 - Luas Penampang (Ag) : 17689 mm2
- Es : 2,3x105 Mpa
- Elongasi hingga putus (
fu) : 0,021Rasio perkuatan kekangan fiber :
f =
=
= 0,0034
Regangan efektif dari kekangan fiber :
fc = 0,004 0,7 x 0,021 = 0,0147Tegangan Kekang :
fcp =
=
= 1,564 Mpa
Jadi kuat tekan kekangan beton :
F‟cc = f‟c
[
2,25 √-
2= 19,76
[
2,25√
–
-
1,25]
= 28,864 Mpa
Dengan demikian, kapasitas yang dapat dipikul kolom adalah :
Pn = 0,85
[
0,85 f‟cc Ψf (Ag - Ast) + Ast Fy]
= 0,85
[
0,85 x 28,864 x 0,95 (17689 – 153,86) + 153,86 x 240]
= 0,85 (408.703 + 36.926,4)
= 0,85 (445.629,4)
= 378.785 N
= 378,785 KN
= 37,8785 Ton
4.3.3.2 Kolom Berpenampang Persegi
Kolom pendek berpenampang persegi memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
- Dimensi kolom : 133 x 133 mm
- Tinggi kolom : 500 mm
- Kuat Tekan (f‟c) : 19,76 Mpa
- Jumlah lapisan fiber (nf) : 1 lapis
- Tebal Fiber (tf) : 0,127 mm
- Mutu tulangan baja (Fy) : 240 Mpa
- Es : 2,3x105 Mpa
- Elongasi hingga putus (
fu) : 0,021Rasio perkuatan kekangan fiber :
f =
=
= 0,0034
Regangan efektif dari kekangan fiber :
fc = 0,004 0,7 x 0,021 = 0,0147Tegangan Kekang :
fcp =
=
= 1,564 Mpa
Jadi kuat tekan kekangan beton :
F‟cc = f‟c
[
2,25 √-
2
-
1,25]
= 19,76
[
2,25√
–
= 28,864 Mpa
Dengan demikian, kapasitas yang dapat dipikul kolom adalah :
Pn = 0,85
[
0,85 f‟cc Ψf (Ag - Ast) + Ast Fy]
= 0,85
[
0,85 x 28,864 x 0,95 (17689 – 153,86) + 153,86 x 240]
= 0,85 (408.703 + 36.926,4)
= 0,85 (445.629,4)
= 378.785 N
= 378,785 KN
= 37,8785 Ton
4.4 Analisis Pengaruh Kekangan Terhadap Kuat Tekan Kolom
4.4.1 Kekangan Terhadap Kolom Berpenampang Bulat
Spesifikasi kolom yang digunakan sebagai benda uji adalah sebagai
berikut :
- Diameter kolom : 150 mm
- Tinggi kolom : 500 mm
- Kuat Tekan (f‟c) : 19,76 Mpa
- Diameter tulangan longitudinal : 7 mm
- Diameter tulangan sengkang : 5 mm
- Jumlah tulangan longitudinal : 4 buah
- Fy tulangan longitudinal : 240 Mpa
- Fyh tulangan sengkang : 240 Mpa
- Luas Penampang (Ag) : 17689 mm2
- Regangan Beton Tak Terkekang : 0,003
- Tebal selimut : 25 mm
- Jarak tulangan transversal : 55 mm
Sedangkan spesifikasi fiber yang digunakan adalah :
- Tebal lapisan fiber (tf) : 0,127 mm
- Modulus elastisitas fiber (Ef) : 2,3 x 105
- Regangan Fiber : 0,004
- Kuat tarik lentur : 3800 Mpa
Perhitungan kuat tekan beton akibat kekangan tulangan f’cc
F‟cc = f‟c + 8,2
Dimana :
Asp =
=
19,625 mm2Sehingga :
F‟cc =19,76 + 8,2
=
22,686 MpaPerhitungan kuat tekan beton akibat kekangan fiber F’cc :
Menurut Mander dkk (1988)
F‟cc = f‟c
[
2,25 √-
2
-
1,25]
Dimana :
Fcp = = 1,564
Sehingga :
F‟cc = 19,76
[
2,25√
–
-
1,25]
= 28,864 Mpa
Beton Tak Terkekang
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan penampang kolom segi
empat ekivalen yang didapatkan dari transformasi kolom bulat.
Berikut adalah spesifikasi penampang yang digunakan dalam perhitungan :
- Diameter kolom (D) : 150 mm
- Luas penampang (Ag) : 17689 mm2
- Luas tul longitudinal (Ast) : 153,86 mm2 Dengan demikian penampang ekuivalennya menjadi :
- Tebal penampang segi empat (h) : 0,8 x D = 120 mm
- Lebar penampang segi empat (b) :
=
147,41 mmDalam penggambaran diagram interaksi kolom dibutuhkan empat titik
acuan yaitu : titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, titik
Titik Po (aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0)
Untuk diagram interaksi yang memperhitungkan kekuatan tekan dari
CFRP, maka beton, baja tulangan, dan CFRP ikut menyumbangkan
kekuatan tekan.
Po = 0,85 x f‟c (Ag - Ast) + Fyt x Ast
Po = 0,85 x (19,76) (17689 – 153,86) + 240 (153,86)
Po = 331.446,61 N
Pn max = 281729,62 N
Titik Po (aksial tarik maksimum, dimana Mn = 0)
Kekuatan tarik beton dapat diabaikan karena kuat tariknya hanya sekitar
1/10 dari kuat tekannya.
Ts = Fyt x Ast
Ts = 240 x 153,86
Ts = 36.924,6 N
Titik Balanced (Mnbalanced ; Pnbalanced)
Regangan maksimum serat terluar dari beton tak terkekang (beton) adalah
0,003, sementara baja tulangan luar telah mengalami leleh sehingga
regangannya menjadi 0,002, sedangkan beton tak terkekang tulangan
transversal regangan ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Tinggi efektif (d) = h – c – (0,5 x d1) = 120 – 25 – (0,5 x 7)
= 91,5 mm
d‟ = 150-120 = 30 mm
=
Cb = 54,9 mm
Penetuan regangan baja :
=
(
)
=
(
)
(0,003) = 0,0014
=
Tidak ada
=
0,002Penentuan tegangan baja
= Es x
=
280 Mpa
= Es x
=
Tidak ada= Es x
=
400 MpaPerhitungan gaya-gaya pada kolom
Cc = 0,85fc.b.β1cb
= 0,85 x 19,76 x 91,5 x 0,85 x 54,9
= 71.716,36 N
Cs1 = As1 (fs1– 0,85fc)
= 76,93 (280 – 0,85 x 19,76)
= 20.248,283 N
Ts = As.fs
= 30.772 N
Pnb = Cc + Cs1– Ts
= 71.716,36 + 20.248,283 – 30.772
= 61.192,643 N
M = Cc
(
)
+
Cs1(
)
+
Ts(
)
=71.716,36
(
)
+
20.248,28(
)
+
30.772
(
150)
= 2,63 x 106 + 1,073 x 106 + 2,77 x 106
= 6,473 x 106 Nmm
Penambahan titik dengan variasi garis netral (c) akan membuat diagram
interaksi menjadi lebih lengkap, maka seluruh titik yang diperlukan dalam
Tabel 4.2 Diagram Interaksi Kolom Bulat (Beton Tak terkekang)
Titik c (mm) Pn (N) Mn(Nmm) Keterangan
1 - 281729.62 0 Beton leleh
2 91.5 118487.3776 6868801.37
3 75 93603.85122 6924317.573
4 60 69393.41772 6628244.26
5 54.9 60587.29151 6440215.023 balanced
6 45 42105.78422 5919247.77
7 30 7125.15072 4552690.703
8 27.6076 0 4229697.058
9 15 -58627.48278 1305386.059
10 12.190538 -83572.89049 0 Baja leleh
Grafik 4.1 Diagram Interaksi Kolom Bulat (Beton Tak Terkekang) -150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000
0 2000000 4000000 6000000 8000000
P
n (
N
)
Mn (Nmm)
Diagram Interaksi Kolom Bulat
(Beton Tak terkekang)
Beton Terkekang Tulangan Transversal
Dari perhitungan sebelumnya dapat dilihat bahwa dengan adanya
kekangan transversal kuat tekan beton mengalami peningkatan sebesar 14,8 %
(dari 19,763 Mpa menjadi 22,686 Mpa). Pada kolom yang mengalami kekangan
akibat tulangan transversal regangan beton maksimum pada daerah serat terluar
ditentukan sebagai berikut :
= 0,004 +
= 0,004 +
= 0,00435
Dimana :
s =
=
0,012Perhitungan dilakukan dengan menggunakan penampang kolom segi empat
ekivalen yang didapatkan dari transformasi kolom bulat.
Berikut adalah spesifikasi penampang yang digunakan dalam perhitungan :
- Diameter kolom (D) : 150 mm
- Luas penampang (Ag) : 17689 mm2
- Luas tul longitudinal (Ast) : 153,86 mm2 Dengan demikian penampang ekuivalennya menjadi :
- Tebal penampang segi empat (h) : 0,8 x D = 120 mm
Dalam penggambaran diagram interaksi kolom dibutuhkan empat titik
acuan yaitu : titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, titik
balanced, dan titik lentur murni.
Titik Po (aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0)
Untuk diagram interaksi yang memperhitungkan kekuatan tekan dari
CFRP, maka beton, baja tulangan, dan CFRP ikut menyumbangkan
kekuatan tekan.
Po = 0,85 x f‟c (Ag - Ast) + Fyt x Ast
Po = 0,85 x (22,686) (17689 – 153,86) + 240 (153,86)
Po = 375.058,26 N
Pn max = 318.799,52 N
Titik Po (aksial tarik maksimum, dimana = 0)
Kekuatan tarik beton dapat diabaikan karena kuat tariknya hanya sekitar
1/10 dari kuat tekannya. Namun, nilai kuat tarik sengkang ikut
diperhitungkan.
Ts = Fyt x Ast
Ts = 240 x 153,86 + 240 x 157
Ts = 74.640,6 N
Titik Balanced (Mnbalanced ; Pnbalanced)
Regangan maksimum serat terluar dari beton terkekang tulangan
transversal (beton) adalah 0,00435, sementara baja tulangan luar telah
terkekang tulangan transversal regangan ditentukan dengan cara sebagai
berikut :
Tinggi efektif (d) = h – c – (0,5 x d1)
= 120 – 25 – (0,5 x 7)
= 91,5 mm
d‟ = 150-120 = 30 mm
Dengan menggunakan persamaan segitiga didapatkan :
=
Cb = 62,7 mm
Penetuan regangan baja :
=
(
)
=
(
)
(0,00435) = 0,00227
=
Tidak ada
=
0,002Penentuan tegangan baja
= Es x
=
453,73 Mpa
= Es x
=
Tidak ada= Es x
=
400 MpaPerhitungan gaya-gaya pada kolom
= 0,85 x 22,686 x 91,5 x 0,85 x 62,7
= 94.034 N
Cs1 = As1 (fs1– 0,85fc)
= 76,93 (453,73 – 0,85 x 22,686)
= 33.422 N
Ts = As.fs
= 30.772 N
Sehingga :
Pnb = Cc + Cs1– Ts
= 94.034 + 33.422– 30.772
= 96.684N
M = Cc
(
)
+
Cs1(
)
+
Ts(
)
=94.034
(
)
+
33.422(
)
+
30.772
(
150)
= 3,136x 106 + 1,771 x 106 + 2,77 x 106
= 7,677 x 106 Nmm
Penambahan titik dengan variasi garis netral (c) akan membuat diagram
interaksi menjadi lebih lengkap, maka seluruh titik yang diperlukan dalam
Tabel 4.3 Diagram Interaksi Kolom Bulat (Beton Terkekang Tul. Transversal)
Titik c (mm) Pn (N) Mn(Nmm) Keterangan
1 - 318799.52 0 Beton leleh
2 91.5 149956.1778 7972263.599
3 75 120382.7438 7982723.196
4 62.7 96684.05082 7677119.79 balanced
5 60 91193.68727 7568946.581
6 45 57542.69073 6631861.278
7 30 12736.84419 4816743.057
8 26.81255 0 4223652.25
9 15 -76688.40235 349970.7673
10 14.380155 -83387.86052 0 Baja leleh
Grafik 4.2 Diagram Interaksi Kolom Bulat (Beton Terkekang Tul.Transversal) -150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000
-2000000 0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000
P
n
(
N)
Mn (Nmm)
Diagram Interaksi Kolom Bulat (Beton Terkekang Tul. Transversal)
Beton Terkekang Tulangan Transversal dan CFRP (tarik)
Dari perhitungan sebelumnya yang diusulkan oleh Mander dkk (1998)
akibat pengaruh kekangan CFRP dapat dilihat bahwa adanya peningkaran kuat
tekan sebesar 46 % (dari 19,763 Mpa menjadi 28,864 Mpa). Pada kolom yang
mengalami kekangan akibat tulangan transversal dan CFRP regangan beton
maksimum pada daerah serat terluar ditentukan sebagai berikut :
= 0,004 +
= 0,004 +
= 0,00847
Dimana :
ss =
=
0,0034= Tegangan tarik ultimate jacket dari CFRP
= Regangan ultimate jacke dari CFRP
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan penampang kolom segi
empat ekivalen yang didapatkan dari transformasi kolom bulat.
Berikut adalah spesifikasi penampang yang digunakan dalam perhitungan :
- Diameter kolom (D) : 150 mm
- Luas penampang (Ag) : 17689 mm2 - Luas tul longitudinal (Ast) : 153,86 mm2
- Tebal penampang segi empat (h) : 0,8 x D = 120 mm
- Lebar penampang segi empat (b) :
=
147,41 mmDalam penggambaran diagram interaksi kolom dibutuhkan empat titik
acuan yaitu : titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, titik
balanced, dan titik lentur murni.
Titik Po (aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0)
Untuk diagram interaksi yang memperhitungkan kekuatan tekan dari
CFRP, maka beton, baja tulangan, dan CFRP ikut menyumbangkan
kekuatan tekan.
Po = 0,85 x f‟c (Ag - Ast) + Fyt x Ast
Po = 0,85 x (28,864) (17689 – 153,86) + 240 (153,86)
Po = 467.140,54 N
Pn max = 397.069,46N
Titik Po (aksial tarik maksimum, dimana Mn = 0)
Kekuatan tarik beton dapat diabaikan karena kuat tariknya hanya sekitar
1/10 dari kuat tekannya. Namun, nilai kuat tarik CFRP harus
diperhitungkan pada kolom terkekang CFRP, karena kemampuannya
menahan tarik yang sangat tinggi.
Ts = Fyt x Ast
Ts = 240 x 153,86 + 240 x 157 + (2 x3,14x7,5x 0,127 x 3800)
Titik Balanced (Mnbalanced ; Pnbalanced)
Regangan maksimum serat terluar dari beton terkekang tulangan
transversal dan CFRP adalah 0,00847, sementara baja tulangan luar telah
mengalami leleh sehingga regangannya menjadi 0,004, sedangkan beton
terkekang tulangan transversal dan CFRP regangan ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
Tinggi efektif (d) = h – c – (0,5 x d1)
= 120 – 25 – (0,5 x 7)
= 91,5 mm
d‟ = 150-120 = 30 mm
Dengan menggunakan persamaan segitiga didapatkan :
=
Cb = 62,15 mm
Penetuan regangan baja tarik oleh CFRP :
=
(
)
=
(
)
(0,00847) = 0,00438
=
Tidak ada
=
0,004Penentuan tegangan baja tarik oleh CFRP
= Es x
=
1007,4 Mpa= Es x
=
920 MpaPerhitungan gaya-gaya pada kolom
Cc = 0,85fc.b.β1cb
= 0,85 x 28,864x 91,5 x 0,85 x 62,15
= 118.592,33N
Cs1 = As1 (fs1– 0,85fc)
= 76,93 (1007,4 – 0,85 x 28,864)
= 75.611,85 N
Ts = As.fs + (2 x 3,14 x 7,5 x 4900)
= 70.775,6 + 29.910,33= 100.085,93 N
Sehingga :
Pnb = Cc + Cs1– Ts
= 118.592,33N + 75.611,85 – 70.775,6
=123.455,197 N
M = Cc
(
)
+
Cs1(
)
+
Ts(
)
=118.592,33( )+ 75.611,85 ( )
+
70.775,6(150 )
= 3,985x 106 + 4,007 x 106 + 6,368 x 106
= 1,436 x 107 Nmm
Penambahan titik dengan variasi garis netral (c) akan membuat diagram
interaksi menjadi lebih lengkap, maka seluruh titik yang diperlukan dalam
Tabel 4.4 Diagram Interaksi Kolom Bulat Tarik
(Beton Terkekang Tul.Transversal & CFRP)
Titik c (mm) Pn (N) Mn(Nmm) Keterangan
1 - 397069,46 0 Beton leleh
2 91.5 202664.382 15294664.05
3 75 160369.5904 15060582.57
4 62.15 123455.1977 14361714.47 balanced
5 60 116760.4127 14191151.79
6 45 63160.07947 12427253.6
7 32.3576 0 9704019.069
8 30 -15418.14259 8974591.132
9 15.121266 -191272.7826 0 Baja leleh
-300000 -200000 -100000 0 100000 200000 300000 400000
0 5000000 10000000 15000000 20000000
Pn
(
N
)
Nmm
Diagram Interaksi Kolom Bulat Tarik
(Beton Terkekang Tul.Transversal & CFRP)
Diagram Interaksi Kolom Bulat Tarik (Beton
Terkekang Tul.Transversal & CFRP)
[image:57.595.113.548.261.686.2] Beton Terkekang Tulangan Transversal dan CFRP (tarik dan tekan)
Beton yang terkekang oleh CFRP pada area tarik dan tekan ditentukan
sebagai berikut :
= 0,004 +
= 0,004 +
= 0,00847
Dimana :
ss =
=
0,0034= Tegangan tarik ultimate jacket dari CFRP
= Regangan ultimate jacket dari CFRP
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan penampang kolom segi
empat ekivalen yang didapatkan dari transformasi kolom bulat.
Berikut adalah spesifikasi penampang yang digunakan dalam perhitungan :
- Diameter kolom (D) : 150 mm
- Luas penampang (Ag) : 17689 mm2
- Luas tul longitudinal (Ast) : 153,86 mm2 Dengan demikian penampang ekuivalennya menjadi :
- Tebal penampang segi empat (h) : 0,8 x D = 120 mm
Dalam penggambaran diagram interaksi kolom dibutuhkan empat titik
acuan yaitu : titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, titik
balanced, dan titik lentur murni.
Titik Po (aksial tekan maksimum dari beton dan CFRP, dimana Mn = 0)
Untuk diagram interaksi yang memperhitungkan kekuatan tekan dari
CFRP, maka beton, baja tulangan, dan CFRP ikut menyumbangkan
kekuatan tekan.
Po = 0,85 x f‟c (Ag - Ast) + Fyt x Ast
Po = 0,85 x (28,864+4) (17689 – 153,86) + 240 (153,86)
Po = 526.760,015 N
Pn max = 447.746,012 N
Titik Po (aksial tarik maksimum, dimana = 0)
Kekuatan tarik beton dapat diabaikan karena kuat tariknya hanya sekitar
1/10 dari kuat tekannya. Namun, nilai kuat tarik CFRP harus
diperhitungkan pada kolom terkekang CFRP, karena kemampuannya
menahan tarik yang sangat tinggi.
Ts = Fyt x Ast
Ts = (240+30) x 153,86+ 240 x 157 + (2 x3,14x7,5x 0,127 x
3800)
Ts = 41.542,2 + 37680 + 22.730,46
Titik Balanced (Mnbalanced ; Pnbalanced)
Regangan maksimum serat terluar dari beton terkekang tulangan
transversal dan CFRP adalah 0,00847, sementara baja tulangan luar telah
mengalami leleh sehingga regangannya menjadi 0,004, sedangkan beton
terkekang tulangan transversal dan CFRP regangan ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
Tinggi efektif (d) = h – c – (0,5 x d1)
= 120 – 25 – (0,5 x 7)
= 91,5 mm
d‟ = 150-120 = 30 mm
Dengan menggunakan persamaan segitiga didapatkan :
=
Cb = 62,15 mm
Penetuan regangan baja tarik oleh CFRP :
=
(
)
=
(
)
(0,00847) = 0,00438
=
Tidak ada
=
0,004Penentuan tegangan baja tarik oleh CFRP
= Es x
=
1007,4 Mpa= Es x
=
920 MpaPerhitungan gaya-gaya pada kolom
Cc = 0,85fc.b.β1cb
= 0,85 x (28,864+4)x 91,5 x 0,85 x 62,15
= 135.026,963N
Cs1 = As1 (fs1– 0,85fc)
= 76,93 (1007,4 – 0,85 x (28,864+4))
= 75.350,288 N
Ts = As.fs
= 70.775,6
Sehingga :
Pnb = Cc + Cs1– Ts
= 135.026,963+ 75.350,288 – 70.775,6
=139.601,651 N
M = Cc
(
)
+
Cs1(
)
+
Ts(
)
=135.026,963 ( )+ 75.350,29 ( )
+
70.775,6(150 )
= 4,537 x 106 + 3,993 x 106 + 6,368 x 106
= 1,49 x 107 Nmm
Penambahan titik dengan variasi garis netral (c) akan membuat diagram
interaksi menjadi lebih lengkap, maka seluruh titik yang diperlukan dalam
Tabel 4.5 Diagram Interaksi Kolom Bulat Tarik dan Tekan
(Beton Terkekang Tul.Transversal & CFRP)
Titik c (mm) Pn (N) Mn(Nmm) Keterangan
1 - 447.746,012 0 Beton leleh
2 91.5 226598.6225 15791635.14
3 75 179940.6534 15604512.36
4 62.15 139628.271 14899829.45 balanced
5 60 132364.9507 14724669.45
6 45 74798.09247 12899785.94
7 31.10822 0.035855292 9700462.778
8 30 -7746.654592 9335564.959
9 15 -190202.957 60522.1853
10 14.94807 -191357.0664 0.631554603 Baja leleh
-300000 -200000 -100000 0 100000 200000 300000 400000 500000
-5000000 0 5000000 10000000 15000000 20000000
Pn
(
N
)
Mn (Nmm)
Diagram Interaksi Kolom Bulat Tarik dan Tekan (Beton Terkekang Tul.Transversal & CFRP)
[image:62.595.113.519.282.726.2] Tegangan dan Regangan Kolom Bulat Terkekang CFRP
Dari perhitungan sebelumnya didapatkan bahwa nilai tegangan dan
[image:63.595.124.501.223.443.2]regangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Tegangan dan Regangan Kolom
Keterangan Tegangan (Mpa) Regangan (Mpa)
F‟cc 28,864 -
F‟cp 22,686 -
F‟cu 19,763 -
‟
cc - 0,00847
‟
cp - 0,003
‟
cu - 0,004354.4.2 Kekangan Terhadap Kolom Berpenampang Persegi
Spesifikasi kolom yang digunakan mempunyai dimensi 133 x 133 x 500
mm, dengan data sebagai berikut :
- Kuat Tekan (f‟c) : 19,76 Mpa
- Diameter tulangan longitudinal (d1) : 7 mm - Diameter tulangan sengkang (dt) : 5 mm - Jumlah tulangan longitudinal : 4 buah
- Fy tulangan longitudinal : 240 Mpa
- Luas Penampang (Ag) : 17689 mm2
- Es : 2x105 Mpa
- Regangan Beton Tak Terkekang : 0,003
- Tebal selimut (c) : 25 mm
- Jarak tulangan transversal : 55 mm
Sedangkan spesifikasi fiber yang digunakan adalah :
- Tebal lapisan fiber (tf) : 0,127 mm
- Modulus elastisitas fiber (Ef) : 2,3 x 105
- Regangan Fiber : 0,004
- Kuat tarik : 4900 Mpa
- Elongasi hingga putus : 2,1 %
- Berat jenis fiber : 1,31 g/cm3
Perhitungan kuat tekan pada kolom berpenampang persegi akibat
kekangan dilakukan pada arah X dan Y. Karena kolom memiliki dimensi sisi yang
sama maka perhitungan arah X = Perhitungan arah Y, yaitu sebagai berikut :
Ukuran yang ditinjau :
b = 133 mm
h = 133 mm
Perhitungan kuat tekan beton akibat kekangan tulangan
Perhitungan kuat tekan beton akibat kekangan tulangan f‟cc (Menurut
f‟cc = kc f‟c
ke =
=
( ∑ )( )( )
ke =
( ∑ √ )
ke =
= 0,351
Kemudian tentukan kekangan lateral maksimum dan minimum,
Flsx = sx.ke.fyh
Flsy = sy.ke.fyh
Dimana :
sx =
=
=
0,00355sy =
=
=
0,00355Jadi :
Flsx = 0,351 x 0,00355 x 240 = 0,3 Flsy = 0,351 x 0,00355 x 240 = 0,3
Karena :
kc = 1 . 2
1 = 1,25
(
1,8 √ - 1,6 -1)
= 1,25 (1,905 – 0,0243 – 1)
2 = [ 1,4 - 0,6 ( )2– 0,8 ] √
+ 1
2 = 1
Jadi :
kc = 1,1 x 1 = 1,1
Sehingga :
F‟cc = kc f‟c
= 1,1 x 19,76
= 21,736 Mpa
F‟cu =
=
= 26,188 Mpa
Perhitungan kuat tekan beton akibat kekangan CFRP
Perhitungan kuat tekan beton akibat kekangan CFRP (Menurut Retrespol
dan Ben De Vino, 1988) adalah sebagai berikut :
f‟cc = kci . kce . f‟c
Nilai kci merupakan kekangan internal tulangan yang didapatkan dari
perhitungan sebelumnya, yaitu kci = 1,1
kce = 1e . 2e
Kekangan internal dari tulangan dan kekangan eksternal dari CFRp dapat
fix = fisx + fijx Dimana :
fijx = jx . kcj . fj
fijy = jy . kcj . fj
Dengan,
jx = 2 = 0,00191
jy = 2 = 0,00191
kcj =
Dimana :
Acj =
(
tx.ty –∑)
– As= ( 133x133 – ((2 x 2296,3)+(4 x 1148,167)) – 153,86)
= 8349,872
Accj = tx.ty – As
= 133x133 – 153,86
= 17535,14
Jadi
kcj =
= 0,476
Kemudian tentukan kekangan eksternal CFRP (kce)
Kce = 1e . 2e
1 = 1,25
(
1,8 √ - 1,6 -1)
= 1,25 (2,78 – 0,28 – 1)
= 1,875
2 = [ 1,4
- 0,6 ( ) 2–
0,8 ] √ + 1
= 1
Jadi :
Kce = 1,875
Sehingga :
F‟cc = 1,1 x 1,875 x 19,76 = 40,755Mpa
F‟cu =
= 49,1 Mpa
Beton Tak Terkekang
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan penampang kolom segi
empat ekivalen yang didapatkan dari transformasi kolom bulat.
Berikut adalah spesifikasi penampang yang digunakan dalam perhitungan :
- Dimensi kolom (D) : 133 x 133 mm
- Luas penampang (Ag) : 17689 mm2
Dengan demikian penampang ekuivalennya menjadi :
- Tebal penampang segi empat (h) : 0,8 x 133 = 106,4 mm
- Lebar penampang segi empat (b) :
=
166,25 mmDalam penggambaran diagram interaksi kolom dibutuhkan empat titik
acuan yaitu : titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, titik
balanced, dan titik lentur murni.
Titik Po (aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0)
Untuk diagram interaksi yang memperhitungkan kekuatan tekan dari
CFRP, maka beton, baja tulangan, dan CFRP ikut menyumbangkan
kekuatan tekan.
Po = 0,85 x f‟c (Ag - Ast) + Fyt x Ast
Po = 0,85 x (19,76) (17689 – 153,86) + 240 (153,86)
Po = 331.446,61 N
Pn max = 281729,62 N
Titik Po (aksial tarik maksimum, dimana = 0)
Kekuatan tarik beton dapat diabaikan karena kuat tariknya hanya sekitar
1/10 dari kuat tekannya.
Ts = Fyt x Ast
Ts = 240 x 153,86
Titik Balanced (Mnbalanced ; Pnbalanced)
Regangan maksimum serat terluar dari beton tak terkekang (beton) adalah
0,003, sementara baja tulangan luar telah mengalami leleh sehingga
regangannya menjadi 0,002, sedangkan beton tak terkekang tulangan
transversal regangan ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Tinggi efektif (d) = h – c – (0,5 x d1) = 106,4 – 25 – (0,5 x 7)
= 77,9 mm
d‟ = 133-106,4 = 26,6 mm
Dengan menggunakan persamaan segitiga didapatkan :
=
Cb = 46,74 mm
Penetuan regangan baja :
=
(
)
=
(
)
(0,003) = 0,0013
=
Tidak ada
=
0,002Penentuan tegangan baja
= Es x
=
260 Mpa
= Es x
=
Tidak adaPerhitungan gaya-gaya pada kolom
Cc = 0,85fc.b.β1cb
= 0,85 x 19,76 x 77,9 x 0,85 x 46,74
= 51.981,76 N
Cs1 = As1 (fs1– 0,85fc)
= 76,93 (260 – 0,85 x 19,76)
= 18.709,7 N
Ts = As.fs
= 30.772 N
Sehingga :
Pnb = Cc + Cs1– Ts
= 51.981,76+ 18.709,7 – 30.772
= 39.919,443 N
M = Cc
(
)
+
Cs1(
)
+
Ts(
)
=51.981,76
(
)
+
18.709,7(
)
+
30.772
(
133)
= 1,733 x 106 + 0,864 x 106 + 2,455 x 106 = 5,052 x 106 Nmm
Penambahan titik dengan variasi garis netral (c) akan membuat diagram
interaksi menjadi lebih lengkap, maka seluruh titik yang diperlukan dalam
-150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000
0 2000000 4000000 6000000 8000000
P
n
(
N)
Mn (Nmm)
Diagram Interaksi Kolom Persegi (Beton Tak
terkekang)
[image:72.595.113.520.112.329.2]Diagram Interaksi Tabel 4.7 Diagram Interaksi Kolom Persegi (Beton Tak terkekang)
Titik c (mm) Pn (N) Mn(Nmm) Keterangan
1 - 281729.62 0 Beton leleh
2 77.9 84968.87763 5540977.931
3 75 81134.21522 5550823.235
4 60 60359.33212 5431389.819
5 46.74 39806.86056 5047629.641 balanced
6 45 36855.99835 4973203.841
7 30 6531.53792 3987183.67
8 27.489 0 3734130.609
9 15 -51077.42918 1527921.151
10 11.0675 -84535.11021 0 Baja leleh
[image:72.595.114.515.377.647.2] Beton Terkekang Tulangan Transversal
Dari perhitungan sebelumnya dapat dilihat bahwa dengan adanya
kekangan transversal kuat tekan beton mengalami peningkatan sebesar 10 % (dari
19,763 Mpa menjadi 21,736 Mpa). Pada kolom yang mengalami kekangan akibat
tulangan transversal regangan beton maksimum pada daerah serat terluar
ditentukan sebagai berikut :
= 0,004 +
= 0,004 +
= 0,00441
Dimana :
s =
=
0,0134Perhitungan dilakukan dengan menggunakan penampang kolom segi empat
ekivalen yang didapatkan dari transformasi kolom bulat.
Berikut adalah spesifikasi penampang yang digunakan dalam perhitungan :
- Dimensi kolom (D) : 133 x 133 mm
- Luas penampang (Ag) : 17689 mm2
- Luas tul longitudinal (Ast) : 153,86 mm2 Dengan demikian penampang ekuivalennya menjadi :
- Tebal penampang segi empat (h) : 0,8 x D = 106,4 mm
Dalam penggambaran diagram interaksi kolom dibutuhkan empat titik
acuan yaitu : titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, titik
balanced, dan titik lentur murni.
Titik Po (aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0)
Untuk diagram interaksi yang memperhitungkan kekuatan tekan dari
CFRP, maka beton, baja tulangan, dan CFRP ikut menyumbangkan
kekuatan tekan.
Po = 0,85 x f‟c (Ag - Ast) + Fyt x Ast
Po = 0,85 x (21,736) (17689 – 153,86) + 240 (153,86)
Po = 360.898,63 N
Pn max = 306.763,8 N
Titik Po (aksial tarik maksimum, dimana = 0)
Kekuatan tarik beton dapat diabaikan karena kuat tariknya hanya sekitar
1/10 dari kuat tekannya. Namun, nilai kuat tarik akibat sengkang, ikut
diperhitungkan.
Ts = Fyt x Ast
Ts = 240 x 153,86 + 240 x 157
Ts = 74.640,6 N
Titik Balanced (Mnbalanced ; Pnbalanced)
Regangan maksimum serat terluar dari beton terkekang tulangan
mengalami leleh sehingga regangannya menjadi 0,002, sedangkan beton
terkekang tulangan transversal regangan ditentukan dengan cara sebagai
berikut :
Tinggi efektif (d) = h – c – (0,5 x d1) = 106,4 – 25 – (0,5 x 7)
= 77,9 mm
d‟ = 133-106,4 = 26,6 mm
Dengan menggunakan persamaan segitiga didapatkan :
=
Cb = 53,39 mm
Penetuan regangan baja :
=
(
)
=
(
)
(0,00441) = 0,00213
=
Tidak ada
=
0,002Penentuan tegangan baja
= Es x
=
426 Mpa
= Es x
=
Tidak ada= Es x
=
400 MpaPerhitungan gaya-gaya pada kolom
= 0,85 x 21,736 x 77.9 x 0,85 x 53.39
= 65.315,29 N
Cs1 = As1 (fs1– 0,85fc)
= 76,93 (426 – 0,85 x 21,736)
= 31.350,85 N
Ts = As.fs
= 30.772 N
Sehingga :
Pnb = Cc + Cs1– Ts
= 65.315,29 + 31.350,85– 30.772
= 65.894,14N
M = Cc
(
)
+
Cs1(
)
+
Ts(
)
=65.315,29
(
)
+
31.350,85(
)
+
30.772
(
133)
= 1,992x 106 + 1,448 x 106 + 2,455 x 106
= 5,896 x 106 Nmm
Penambahan titik dengan variasi garis netral (c) akan membuat diagram interaksi
menjadi lebih lengkap, maka seluruh titik yang diperlukan dalam pembuatan
-150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000
0 2000000 4000000 6000000 8000000
P
n
(
N)
Mn (Nmm)
Diagram Interaksi Kolom Persegi (Beton Terkekang Tul.
Transversal)
[image:77.595.112.518.113.325.2]Diagram Interaksi Kolom Bulat (Beton Terkekang Tul. Transversal)
Tabel 4.8 Diagram Interaksi Kolom Persegi (Beton Terkekang Tul. Transversal)
Titik c (mm) Pn (N) Mn(Nmm) Keterangan
1 - 306763.8 0 Beton leleh
2 77.9 107789.7561 6369116.896
3 75 103346.1363 6369529.036
4 60 78979.47473 6168192.075
5 53.39 67168.82504 5955625.84 balanced
6 45 50601.99072 5547587.16
7 30 12197.45051 4229764.294
8 26.508 0 3738936.275
9 15 -66315.3145 824973.4876
10 13.2451 -84404.52343 0 Baja leleh
[image:77.595.109.523.117.633.2] Beton Terkekang Tulangan Transversal dan CFRP (tarik)
Dari perhitungan sebelumnya yang diusulkan oleh Mander dkk (1998)
akibat pengaruh kekangan CFRP dapat dilihat bahwa adanya peningkaran kuat
tekan dari 19,763 Mpa menjadi 40,755 Mpa. Pada kolom yang mengalami
kekangan akibat tulangan transversal dan CFRP regangan beton maksimum pada
daerah serat terluar ditentukan sebagai berikut :
= 0,004 +
= 0,004 +
= 0,00754
Dimana :
ss =
=
0,0038= Tegangan tarik ultimate jacket dari CFRP
= Regangan ultimate jacke dari CFRP
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan penampang kolom segi
empat ekivalen yang didapatkan dari transformasi kolom bulat.
Berikut adalah spesifikasi penampang yang digunakan dalam perhitungan :
- Dimensi kolom (D) : 133 x 133 mm
- Luas penampang (Ag) : 17689 mm2 - Luas tul longitudinal (Ast) : 153,86 mm2 Dengan demikian penampang ekuivalennya menjadi :
- Lebar penampang segi empat (b) :
=
166,25 mmDalam penggambaran diagram interaksi kolom dibutuhkan empat titik
acuan yaitu : titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, titik
balanced, dan titik lentur murni.
Titik Po (aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0)
Untuk diagram interaksi yang memperhitungkan kekuatan tekan dari
CFRP, maka beton, baja tulangan, dan CFRP ikut menyumbangkan
kekuatan tekan.
Po = 0,85 x f‟c (Ag - Ast) + Fyt x Ast
Po = 0,85 x (40,755) (17689 – 153,86) + 240 (153,86)
Po = 644.374,33 N
Pn max = 547.718,18 N
Titik Po (aksial tarik maksimum, dimana = 0)
Kekuatan tarik beton dapat diabaikan karena kuat tariknya hanya sekitar
1/10 dari kuat tekannya. Namun, nilai kuat tarik CFRP harus
diperhitungkan pada kolom terkekang CFRP, karena kemampuannya
menahan tarik yang sangat tinggi.
Ts = Fyt x Ast
Ts = 240 x 153,86 + 240 x 157 + (2 x3,14x7,5x 0,127 x 3800)
Titik Balanced (Mnbalanced ; Pnbalanced)
Regangan maksimum serat terluar dari beton terkekang tulangan
transversal dan CFRP adalah 0,00754, sementara baja tulangan luar telah
mengalami leleh sehingga regangannya menjadi 0,004, sedangkan beton
terkekang tulangan transversal dan CFRP regangan ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
Tinggi efektif (d) = h – c – (0,5 x d1)
= 106,4 – 25 – (0,5 x 7)
= 77,9 mm
d‟ = 133-106,4 = 26,6 mm
Dengan menggunakan persamaan segitiga didapatkan :
=
Cb = 50,9 mm
Penetuan regangan baja tarik oleh CFRP :
=
(
)
=
(
)
(0,00754) = 0,0036
=
Tidak ada
=
0,004Penentuan tegangan baja tarik oleh CFRP
= Es x
=
828 Mpa= Es x
=
920 MpaPerhitungan gaya-gaya pada kolom
Cc = 0,85fc.b.β1cb
= 0,85 x 40,755x 77,9 x 0,85 x 50,9
= 116.754,6 N
Cs1 = As1 (fs1– 0,85fc)
= 76,93 (828 – 0,85 x 40,755)
= 61.026,8 N
Ts = As.fs
= 70.775,6
Sehingga :
Pnb = Cc + Cs1– Ts
= 116.754,6 N + 61.026,8 – 70.775,6
=107.006 N
M = Cc
(
)
+
Cs1(
)
+
Ts(
)
=116.754,6( )+61.026,8( )
+
70.775,6(133 )
= 3,686x 106 + 2,82 x 106 + 6,368 x 106 = 1,215 x 107 Nmm
Penambahan titik dengan variasi garis netral (c) akan membuat diagram
interaksi menjadi lebih lengkap, maka seluruh titik yang diperlukan dalam
-300000 -200000 -100000 0 100000 200000 300000 400000 500000 600000
0 5000000 10000000 15000000
P
n
(
N)
Mn (Nmm)
Diagram Interaksi Kolom Bulat Tarik (Beton
Terkekang Tul.Transversal & CFRP)
[image:82.595.110.520.139.357.2]Diagram Interaksi Kolom Bulat Tarik (Beton Terkekang Tul.Transversal & CFRP)
Tabel 4.9 Diagram Interaksi Kolom Persegi Tarik
(Beton Terkekang Tul.Transversal & CFRP)
Titik c (mm) Pn (N) Mn(Nmm) Keterangan
1 - 547718.18 0 Beton leleh
2 77.9 193103.3879 13174023.67
3 75 184689.8854 13171021.2
4 60 138453.6354 12768161.7
5 50.9 107005.7899 12152981.46 balanced
6 45 84331.2535 11562272.99
7 30 10493.54181 9006846.132
8 28.3762 0 8588367.752
9 15 -142205.489 2369336.416
10 12.547907 -194062.9874 0 Baja leleh
Grafik 4.7 Diagram Interksi Kolom Persegi Tarik
[image:82.595.111.517.404.675.2] Beton Terkekang Tulangan Transversal dan CFRP (tarik dan tekan)
Dari perhitungan sebelumnya yang diusulkan oleh Mander dkk (1998)
akibat pengaruh kekangan CFRP dapat dilihat bahwa adanya peningkaran kuat
tekan dari 19,763 Mpa menjadi 40,755 Mpa. Pada kolom yang mengalami
kekangan akibat tulangan transversal dan CFRP regangan beton maksimum pada
daerah serat terluar ditentukan sebagai berikut :
= 0,004 +
= 0,004 +
= 0,00754
Dimana :
ss =
=
0,0038= Tegangan tarik ultimate jacket dari CFRP
= Regangan ultimate jacke dari CFRP
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan penampang kolom segi
empat ekivalen yang didapatkan dari transformasi kolom bulat.
Berikut adalah spesifikasi penampang yang digunakan dalam perhitungan :
- Dimensi kolom (D) : 133 x 133 mm
- Luas penampang (Ag) : 17689 mm2 - Luas tul longitudinal (Ast) : 153,86 mm2 Dengan demikian penampang ekuivalennya menjadi :
- Lebar penampang segi empat (b) :
=
166,25 mmDalam penggambaran diagram interaksi kolom dibutuhkan empat titik
acuan yaitu : titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, titik
balanced, dan titik lentur murni.
Titik Po (aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0)
Untuk diagram interaksi yang memperhitungkan kekuatan tekan dari
CFRP, maka beton, baja tulangan, dan CFRP ikut menyumbangkan
kekuatan tekan.
Po = 0,85 x f‟c (Ag - Ast) + Fyt x Ast
Po = 0,85 x (40,755 + 4) (17689 – 153,86) + 240 (153,86)
Po = 703.993,81 N
Pn max = 598.394,74 N
Titik Po (aksial tarik maksimum, dimana = 0)
Kekuatan tarik beton dapat diabaikan karena kuat tariknya hanya sekitar
1/10 dari kuat tekannya. Namun, nilai kuat tarik CFRP harus
diperhitungkan pada kolom terkekang CFRP, karena kemampuannya
menahan tarik yang sangat tinggi.
Ts = Fyt x Ast
Ts = (240+30) x 153,86+ 240 x 157 + (2 x3,14x7,5x 0,127 x
3800)
Ts = 41.542,2 + 37680 + 22.730,46
Titik Balanced (Mnbalanced ; Pnbalanced)
Regangan maksimum serat terluar dari beton terkekang tulangan
transversal dan CFRP adalah 0,00754, sementara baja tulangan luar telah
mengalami leleh sehingga regangannya menjadi 0,004, sedangkan beton
terkekang tulangan transversal dan CFRP regangan ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
Tinggi efektif (d) = h – c – (0,5 x d1)
= 106,4 – 25 – (0,5 x 7)
= 77,9 mm
d‟ = 133-106,4 = 26,6 mm
Dengan menggunakan persamaan segitiga didapatkan :
=
Cb = 50,9 mm
Penetuan regangan baja tarik oleh CFRP :
=
(
)
=
(
)
(0,00754) = 0,0036