• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2010 TENTANG PERANAN KONDOM TERHADAP PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS

Oleh: VINCENT 100100246

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2010 TENTANG PERANAN KONDOM TERHADAP

PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

VINCENT

NIM : 100100246

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom

Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Nama : Vincent NIM : 100100246

Pembimbing Penguji I

dr. Kristina Nadeak, Sp.KKdr. Riri Andri Muzasti, M.Ked (PD), Sp.PD NIP. 196312281989032003 NIP. 197912242008122000

Penguji II

dr. Evita Mayasari, M.Kes

NIP. 197710182003122003

Medan, 3 Januari 2014 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH

(4)

ABSTRAK

Latar belakang : HIV adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi. HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia. Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.

Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran USU angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi

cross sectionalyang dilaksanakan pada Maret hingga Desember 2013 dengan sampelnya yaitu mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling yaitu metode

simple random sampling. Data yang diambil dari sampel berupa kuesioner tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010.

Hasil dan Kesimpulan : Dari 78 sampel hasil yang didapatkan yaitu mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik (89,7%), tingkat pengetahuan cukup (9,0%), tingkat pengetahuan kurang (1,3%), tingkat pengetahuan buruk (0%). Dari hasil penelitian didapatkan 78,2% mahasiswa memiliki sikap positif dan 21,8% mahasiswa memiliki sikap negatif.

(5)

ABSTRACT

Background :HIV is a virus that attacks the human immune system, a system which protects the body against infection. HIV / AIDS is one disease that currently gets the attention of the world community. One of the modes of transmission of HIV / AIDS is the presence of sexual intercourse with HIV / AIDS. Reduce the risk of transmission of HIV / AIDS one of which is the use of condoms during sexual intercourse.

Objective :This study aims to determine the level of knowledge and attitudes of medical students USU class of 2010 about the role of condoms to prevent the transmission of HIV / AIDS.

Methods : This study is a descriptive cross-sectional study design conducted in March and December 2013 with samples from USU medical school student class of 2010. This sampling is using probability sampling method which is simple random sampling method. Data taken from questionnaire on knowledge and attitudes medical USU class of 2010.

Results and Conclusions :Of the 78 samples obtained results that students with good knowledge (89.7%), the level of knowledge sufficient (9.0%), lack of knowledge level (1.3%), poor knowledge level (0%). From the results, 78.2% of students have a positive attitude and 21.8% of students have a negative attitude

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis

dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya tulis

ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan

di program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

sebesar-besarnyakepada pembimbing penulisan karya tulis ilmiah ini, dr. Kristina

Nadeak,Sp.KK karena tanpa adanya arahan, bimbingan, dan dukungan dari

pembimbing, karya tulis ilmiah ini tidak akan menjadi suatu karya tulis ilmiah

yang utuh.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang tua, saudara,

dan teman-teman yang selalu mendukung dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat memberikan pahala sebesar-besarnya

kepada seluruh orang yang telah menjadi bagian dari proses dalam penulisan

karya tulis ilmiah ini

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum

sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan saran dan tanggapan dari berbagai pihak guna

memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut pada masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi

kita semua dan di masa yang akan datang sekiranya dapat menjadi rujukan untuk

penulisan yang lebih baik lagi.

Medan, Desember 2013

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 HIV-AIDS ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Etiologi ... 5

2.1.3 Patogenesis ... 6

2.1.4 Tanda dan Gejala ... 6

(8)

2.1.6 Pencegahan Penularan HIV/AIDS ... 8

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 15

(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1. DeskripsiLokasi Penelitian ... 22

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.3.Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 22

5.3.1. Hasil Analisis Data ... 22

5.3.2. Pembahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1. Kesimpulan ... 26

6.2. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin 22

5.2 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan

responden 23

5.3 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan

berdasarkan karakteristik jenis kelamin 23

5.4 Distribusi frekuensi hasil uji sikap responden 24

5.5 Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(12)

DAFTAR SINGKATAN

HIV Human Immunodeficiency Virus

AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome

UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV and AIDS

Ditjen PP & PL Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan

DepKes Departemen Kesehatan

NAPZA Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif

IMS Infeksi Menular Seksual

FK Fakultas Kedokteran

USU Universitas Sumatera Utara

LAV Lymphadenopathy Associated Virus

DNA Deoxyribonucleic Acid

RNA Ribonucleic Acid

ARV Anti Retro Viral

HBV Hepatitis B Virus

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Izin Penelitian

LAMPIRAN 3 Lampiran

LAMPIRAN 4 Lembar Penjelasan

LAMPIRAN 5 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

LAMPIRAN 6 Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN 7 Ethical Clearance

(14)
(15)

ABSTRAK

Latar belakang : HIV adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi. HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia. Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.

Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran USU angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi

cross sectionalyang dilaksanakan pada Maret hingga Desember 2013 dengan sampelnya yaitu mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling yaitu metode

simple random sampling. Data yang diambil dari sampel berupa kuesioner tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010.

Hasil dan Kesimpulan : Dari 78 sampel hasil yang didapatkan yaitu mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik (89,7%), tingkat pengetahuan cukup (9,0%), tingkat pengetahuan kurang (1,3%), tingkat pengetahuan buruk (0%). Dari hasil penelitian didapatkan 78,2% mahasiswa memiliki sikap positif dan 21,8% mahasiswa memiliki sikap negatif.

(16)

ABSTRACT

Background :HIV is a virus that attacks the human immune system, a system which protects the body against infection. HIV / AIDS is one disease that currently gets the attention of the world community. One of the modes of transmission of HIV / AIDS is the presence of sexual intercourse with HIV / AIDS. Reduce the risk of transmission of HIV / AIDS one of which is the use of condoms during sexual intercourse.

Objective :This study aims to determine the level of knowledge and attitudes of medical students USU class of 2010 about the role of condoms to prevent the transmission of HIV / AIDS.

Methods : This study is a descriptive cross-sectional study design conducted in March and December 2013 with samples from USU medical school student class of 2010. This sampling is using probability sampling method which is simple random sampling method. Data taken from questionnaire on knowledge and attitudes medical USU class of 2010.

Results and Conclusions :Of the 78 samples obtained results that students with good knowledge (89.7%), the level of knowledge sufficient (9.0%), lack of knowledge level (1.3%), poor knowledge level (0%). From the results, 78.2% of students have a positive attitude and 21.8% of students have a negative attitude

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

HIV (Human ImmunodeficiencyVirus) adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap

infeksi.Mendapatkan infeksi HIV akan menyebabkan orang tersebut menderita

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yang pada keadaan ini akan membuat orang mudah diserang oleh beberapa jenis penyakit (sindrom) yangtidak

mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat (Spritia, 2009).

HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian

masyarakat dunia.

Berdasarkanglobal report United Nations Programme on HIV/AIDS

(UNAIDS) , secara global34 juta orang hidup dengan HIV dan 1,7 juta orang meninggal dunia akibat AIDS sampai akhir tahun 2011. Diperkirakan 0,8% orang

dewasa usia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV meskipun beban

epidemik bervariasi di setiap negara dan wilayah. Kawasan Sub-Sahara Afrika

terkena dampak paling parah, dengan hampir 1 dari setiap 20 orang dewasa

(4,9%) yang hidup dengan HIV dan terhitung 69% dari orang yang hidup dengan

HIV di seluruh dunia. Meskipun prevalensi secara regional infeksi HIV di Afrika

sub-Sahara hampir 25 kali lebih tinggi dibandingkan di Asia, namun terdapat

hampir 5 juta orang hidup dengan HIV di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara

dan Asia Timur. Setelah kawasan Sub-Sahara Afrika, kawasan yang mendapat

dampak terburuk adalah Kawasan Karibia, Eropa Timur dan Asia Tengah dimana

terdapat 1% orang dewasa hidup dengan HIV pada tahun 2011.

Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai negara

dengan concentrated level epidemic. Artinya prevalensi HIV/AIDS di Indonesia sudah cukup tinggi pada tempat-tempat dan kelompok sub populasi tertentu,

dimana pada populasi yang berisiko tinggi menunjukkan tingkat infeksi di atas

(18)

21.511 kasus baru HIV dan 5.686 kasus AIDS. Secara kumulatif dari April 1987

sampai Desember 2012, telah tercatat sekitar 98.390 kasus HIV dan 45.499 kasus

AIDS dan terdapat sekitar 8.235 orang yang meninggal dunia. Dari kasus ini

proporsi terbesar yaitu sekitar 15.093 kasus dialami oleh golongan usia muda

yaitu 20-29 tahun. Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1.

Persentase faktor resiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada

heteroseksual (59,8%), penggunaan jarum suntik tidak steril (18,1%), transmisi

perinatal (2,7%) dan homo-biseksual (2,3%).

Berdasarkan data dari bulan Januari sampai Desember tahun 2012, di

Indonesia jumlah kasus baru HIV yang dilaporkan sebanyak 21.511 kasus.

Berdasarkan data yang ada saat ini dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi

peningkatan sebanyak 480 kasus (tahun 2011 : 21.031 kasus). Jumlah kasus AIDS

dilaporkan sebanyak 5.686 kasus, dibandingkan tahun 2011 terjadi penurunan

kasus AIDS sebanyak 1.318 kasus (tahun 2011 : 7004 kasus). Jumlah kasus yang

meninggal terdapat 1.146 kasus, dibandingkan tahun 2011 terjadi peningkatan

kasus sebanyak 125 kasus (tahun 2011 : 1021 kasus).

Jumlah kasus HIV di Sumatera Utara sampai tahun 2012 terdapat 6.364

kasus, jumlah kumulatif AIDS sampai tahun 2012 ada 515 kasus (Ditjen PP dan

Kemenkes RI, 2013). Di kota Medan dalam kurun waktu Januari 2006 sampai

Desember 2012 tercatat 3.410 kasus HIV/AIDS di Kota Medan, dimana faktor

tertinggi melalui kelompok heteroseksual mencapai 2.198 kasus, sedangkan faktor

kedua tertinggi dari pengguna NAPZA suntik (penasun) sebesar 958 kasus, ini

akan menyebabkan semakin rentannya penularan kepada kelompok resiko rendah,

seperti ibu rumah tangga dan bayi (Dinas Kesehatan kota Medan, 2012).

Kasus HIV/AIDS pada remaja di Indonesia setiap tahun pun perlu

mendapat perhatian. Ini dikarenakan proporsi kasus AIDS tertinggi dalam laporan

triwulan pertama tahun 2011 ada pada kelompok umur 20-29 tahun (47,2%),

dimana pada kelompok tersebut sebagian termasuk kelompok remaja (15-24

tahun).

Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi Menular

(19)

kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode pubertas dan diiringi dengan

perkembangan seksual.Remaja juga mengalami perubahan yang mencakup

perubahan fisik dan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan

perilaku.Kondisi ini menyebabkan remaja rentan terhadap masalah perilaku

beresiko dalam penularan HIV/AIDS (Soetjiningsih, 2004). Fakta menyebutkan

bahwa 15% remaja sudah melakukan hubungan seks di luar nikah/seks bebas dan

60% dari pekerja seks di Indonesia adalah remaja perempuan berusia 24 tahun

atau kurang (Saifuddin dkk, 2010).

Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks

dengan penderita HIV/AIDS. Penularan melalui hubungan seksual terhitung

75-85% dari hampir 28 juta orang yang terinfeksi HIV (Royce et al, 1997).Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah

penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.Pada penelitian Davis

dan Weller (1999) menyimpulkan penggunaan kondom secara konsisten dan

benar mempunyai kemampuan mencegah transmisi HIV sebesar 87%. Akan tetapi

pengetahuan tentang fungsi kondom sangat diperlukan agar seseorang mempunyai

kesadaran akan sikap untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan

seksual untuk mencegah penularan HIV/AIDS.

Berdasarkan uraian diatas, saya ingin mengetahui sampai dimana tingkat

pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara

angkatan 2010 tentang pentingnya peranan kondom dalam mencegah penularan

HIV/AIDS.

1.2. Rumusan Masalah

Yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah karena

semakin tingginya kasus HIV/AIDS di dunia dan fakta bahwa remaja rentan

terhadap masalah perilaku beresiko dalam penularan HIV/AIDS serta pentingnya

kondom dalam mencegah penularan penyakit tersebut. Untuk itu perlu diketahui

tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara

(20)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran

Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap

pencegahan penularan HIV/AIDS.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran Universitas

Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap

pencegahan penularan HIV/AIDS.

b. Untuk mengetahui sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera

Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan

penularan HIV/AIDS.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Menjadi masukan bagi masyarakat luas tentang peranan kondom terhadap

pencegahan penularan HIV/AIDS.

b. Menjadi masukan berupa pengetahuan tentang peranan kondom terhadap

pencegahan penularan HIV/AIDS pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

c. Menjadi pengalaman dan menambah wawasan peneliti untuk melakukan

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HIV-AIDS 2.1.1. Definisi

HIV (Human Immunodeficiency Virus), yaitu sejenis virus yang menyebabkan AIDS.HIV menyerang sel CD4 yaitu salah satu jenis sel darah putih

dalam tubuh.Dengan semakin sedikitnya sel CD4, kemampuan sistem kekebalan

yang melindungi tubuh dari infeksi juga semakin rendah (Spritia, 2009).

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak

oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah

terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang

bersifat oportunistik (Budimulja dan Daili, 2008).

2.1.2.Etiologi

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Virus ini ditemukan oleh

Montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang

mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga

pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo (National Institute of Health, USA 1984) menemukan virus HTL-III (Human T Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil

pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO memberikan nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain

yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1

secara genetik maupun antigenik. HIV-2 dianggap kurang patogen dibandingkan

dengan HIV-1 (Duarsa, 2011).

HIV adalah retrovirus yang mampu mengkode enzim khusus, reverse

transcriptase, yang memungkinkan DNA ditranskripsikan dari RNA. Sehingga

(22)

(hospes) seperti limfosit helper CD4. DNA virus bergabung dengan gen limfosit

dan hal ini adalah dasar dari infeksi kronis HIV. Penggabungan gen virus HIV

pada sel inang ini merupakan rintangan berat untuk pengembangan antivirus

terhadap HIV. Bervariasinya gen HIV dan kegagalan manusia (sebagai hospes)

untuk mengeluarkan antibodi terhadap virus menyebabkan sulitnya

pengembangan vaksinasi yang efektif terhadap HIV (Murtiastutik, 2008).

2.1.3.Patogenesis

HIV masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah,

semen, dan sekret vagina.HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi

genetik RNA. Bilamana virus masuk ke dalam tubuh penderita (sel hospes), maka

RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcyptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes

dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus.

HIV cenderung menyerang sel-sel yang mempunyai antigen permukaan

CD4, terutama limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan

mempertahankan sistem kekebalan tubuh.Selain limfosit T4, virus juga dapat

menginfeksi sel monosit dan makrofag.Virus yang masuk ke dalam limfosit T4

kemudian mengadakan replikasi menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel

limfosit itu sendiri.

HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur replikasi maupun

pertumbuhan virus yang baru. Salah satu gen tersebut ialah tat yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikian hebatnya sehingga terjadi penghancuran

limfosit T4 secara besar-besaran yang akhirnya menyebabkan sistem kekebalan

tubuh menjadi lumpuh (Duarsa, 2011).

2.1.4. Tanda dan Gejala

Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala

apapun, dapat terlihat sehat dari luar dan biasanya tidak mengetahui bahwa

(23)

Gejala awal infeksi HIV sama dengan gejala serangan penyakit yang

disebabkan oleh virus, seperti: demam tinggi, malaise, flu, radang tenggorokan,

sakit kepala, nyeri perut, pegal-pegal, sangat lelah dan terasa meriang. Setelah

beberapa hari sampai sekitar dua minggu kemudian gejalanya hilang dan masuk

ke fase laten (fase tenang disebut juga fase inkubasi). Beberapa tahun sampai

sepuluh tahun kemudian baru muncul tanda dan gejala sebagai penderita AIDS

(Miedzinski, 1992).

Tanda dan gejala AIDS yang utama diantaranya: diare kronis yang tidak

jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari 1 minggu, berat badan menurun

drastis, dan demam tinggi lebih dari 1 bulan. AIDS juga memiliki gejala tambahan

berupa infeksi yang tidak kunjung sembuh pada mulut dan kerongkongan;

kelainan kulit dan iritasi (gatal); pembesaran kelenjar getah bening di seluruh

tubuh seperti di bawah telinga, leher, ketiak, lipat paha; pucat dan lemah; gusi

sering berdarah; depresi; hilang daya ingat; dan berkeringat waktu malam hari

(National Institute of Health, 2009).

2.1.5. Penularan Infeksi HIV

Menurut Nettleman (2013), proses penularan HIV bisa terjadi dengan

beberapa cara :

1. Melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan seseorang yang

terinfeksi HIV.

2. Melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan cairan dari orang

yang terinfeksi HIV.

3. Penularan dari ibu yang menderita HIV ke anaknya sewaktu

kehamilan, persalinan, maupun menyusui.

Ibu yang terinfeksi HIV juga menghasilkan air susu ibu (ASI) yang

mengandung virus HIV yang dapat menginfeksi bayi.

Ibu yang telah menderita HIV sebelum atau selama kehamilan

mempunyai resiko untuk menginfeksi bayi melalui pemberian ASI

(24)

mempunyai resiko untuk menginfeksi bayi melalui pemberian ASI

sekitar 29% (WHO, 2007).

4. Mendapat transfusi darah yang telah terkontaminasi HIV.

5. Melalui transplantasi organ atau jaringan dari penderita HIV.

HIV tidak dapat ditularkan melalui cairan tubuh lainnya seperti air liur, air

mata. HIV juga tidak dapat ditularkan hanya dengan berjabat tangan, pelukan,

ciuman di bibir, kontak sosial sehari-hari sewaktu kerja, di sekolah , atau

dimanapun, air atau udara misalnya bersin, batuk, berenang di kolam bersama

penderita HIV, barang-barang seperti handuk, pakaian, sabun dan serangga seperti

gigitan nyamuk atau serangga lainnya (PubMed Health, 2012).

2.1.6. Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Pencegahan HIV/AIDS berdasarkan PubMed Health (2012) dapat dilakukan melalui upaya sebagai berikut:

1. Pencegahan dalam hubungan seksual dapat dilakukan dengan

mengadakan hubungan seksual dengan jumlah pasangan yang terbatas,

memilih pasangan seksual yang mempunyai risiko rendah terhadap

infeksi HIV, dan mempraktikkan seks yang aman yakni menggunakan

kondom secara tepat dan konsisten selama melakukan hubungan

seksual.

2. Pencegahan penularan melalui darah dapat dilakukan dengan

menghindari transfusi darah yang tidak jelas asalnya, sebaiknya

dilakukan skrining setiap donor darah yang akan menyumbangkan

darahnya dengan memeriksa darah tersebut terhadap antibodi HIV.

Selain itu, hindari pemakaian jarum bersama seperti jarum suntik,

tindik, tato atau alat lain yang dapat melukai kulit. Penggunaan alat

suntik dalam sistem pelayanan kesehatan juga perlu mendapatkan

pengawasan ketat agar setiap alat suntik dan alat lainnya yang

dipergunakan selalu dalam keadaan steril. Petugas kesehatan yang

(25)

seperti memakai pakaian pelindung, masker, dan kacamata. Semua

petugas kesehatan diharapkan berhati-hati dan waspada untuk

mencegah terjadinya kontak langsung dengan darah penderita.

3. Pencegahan penularan dari ibu ke anak dapat dilakukan dengan cara

antara lain sewaktu hamil dengan mengkonsumsi obat antiretroviral

(ARV), dan pada saat menyusui menghindari pemberian ASI yakni

dengan memberikan susu formula.

2.2. Kondom 2.2.1.Pengertian

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai

bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi

hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari

karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal,

yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu.

Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan

efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris

aktivitas seksual. Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar

ketebalan adalah 0,02 mm (Saifuddin dkk, 2010).

2.2.2.Sejarah

Ilustrasi yang tertua mengenai kondom ditemukan di Mesir sejak lebih dari

3000 tahun.Tetapi sangat sulit untuk mendapat gambaran bagaimana bentuk

kondom pada masa Mesir kuno tersebut.Kemungkinan mereka menggunakan

kondom ketika melakukan hubungan seksual ataupun alasan upacara

keagamaan.Beberapa waktu kemudian, orang Romawi membuat kondom dari

jaringan otot tentara korban peperangan.Kondom yang tertua ditemukan di istana

Dudley dekat Birmingham, England.Kondom yang terbuat dari ikan dan usus

hewan telah dijumpai sejak tahun 1640.Kemungkinan digunakan untuk mencegah

penularan penyakit seksual selama terjadi perang antara Oliver Cromwell dan

(26)

1844, ketika Charles Goodyear mematenkan pembuatan vulkanisasi dari

karet.Kondom tersebut hanya digunakan untuk satu kali pemakaian dan kondom

yang terbuat dari usus domba masih dapat dijumpai (Lubis, 2008).

2.2.3. Cara Kerja dan Manfaat

Menurut Saifuddin dkk (2010) cara kerja kondom adalah:

1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur

dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang

pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran

reproduksi wanita.

2. Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan

HIV/AIDS) dari satu pasangan ke pasangan lain (khusus kondom yang

terbuat dari lateks dan vinil).

Menurut Glasier dan Gebbie (2012) manfaat dari kondom yaitu:

1. Efektif apabila digunakan secara benar dan konsisten.

2. Tersedia luas, murah, dan sering diberikan secara gratis. Tidak ada

persyaratan untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan.

3. Mudah digunakan dan tanpa disertai efek samping lokal atau sistemik.

4. Tingkat proteksi yang sangat tinggi terhadap IMS, termasuk infeksi

HIV. Pada uji in vitro, kondom lateks yang utuh tidak dapat ditembus

oleh organisme yang ditularkan melalui hubungan seks temasuk virus

(Feldblum, 1998).

5. Perlindungan terhadap karsinoma dan penyakit pramaligna serviks.

6. Peningkatan kemampuan seksual pada sebagian pasien dengan

ejakulasi dini.

2.2.4. Jenis Kondom

Menurut Glasier dan Gebbie (2012), tersedia beragam tipe kondom:

1. Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk

(27)

0,03-0,08 mm) dengan satu ujung yang polos atau berpentil dan tepi

bulat di ujungnya yang terbuka. Kondom dikemas secara individual,

digulung sampai ke tepi, dan disegel secara kedap udara dalam kertas

timah impermeabel. Apabila kemasan terbuka atau robek, maka

kondom di dalamnya cepat rusak (Free et al.,1996).

2. Selama bertahun-tahun, hanya tersedia satu ukuran tetapi sekarang

diketahui adanya kebutuhan kondom berukuran lebih besar dan lebih

kecil dan keduanya saat ini sudah tersedia.

3. Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, juga diperkenalkan

variasi yang berpelumas, mengandung spermisida, berwarna, memiliki

rasa, beraroma, dan bertekstur.

4. Tersedia kondom alergi, yang terbuat dari karet lateks dengan rendah

residu dan tidak dipralubrikasi, bagi mereka yang mengalami

hipersensitivitas.

5. Kondom yang lebih tebal dan melebihi Standar Inggris dipasarkan

terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk

memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi HIV.

6. Saat ini banyak tersedia kondom yang dibuat dari poliuretan (di Inggris

dijual dengan nama dagang Avanti). Kondom ini memiliki ketebalan

kira-kira sama dengan kondom lateks tetap lebih sedikit menyebabkan

konstriksi dan tidak dirusak oleh pelumas berbahan dasar minyak.

Pada studi yang membandingkan kondom plastik dengan kondom

lateks, sebagian besar pria pemakai lebih menyukai sensitivitas yang

diberikan oleh kondom poliuretan walaupun angka kebocoran klinis

random ini secara bermakna lebih tinggi daripada angka untuk kondom

lateks (Frezieres et al., 1998). Kondom jenis ini sangat cocok bagi orang yang alergi terhadap karet lateks tetapi secara bermakna lebih

mahal daripada kondom lateks.

7. Juga tersedia kondom yang terbuat dari usus domba (Fourex).

(28)

lebih baik dibandingkan kondom lateks tetapi efektivitasnya terhadap

IMS belum diketahui.

Menurut Lubis (2008), kondom lateks dirancang mempunyai permeabilitas

membran yang dapat menghambat lewatnya organism dalam berbagai ukuran

seperti spermatozoa dengan diameter 0,003mm (3000 nm) dan juga pathogen

penyakit seksual seperti N. gonorrhoeae (800nm), C trachomatis (200 nm), HIV

(125 nm) dan Hepatitis B (40 nm). Team FDA yaitu Carey dan kawan,

mengadakan penelitian dilaboratorium untuk mengetahui cairan tubuh yang dapat

melewati permeabilitas membran kondom lateks dengan menggunakan

fluorescing plastic mikro-spheres dengan diameter 110 nm, yang hampir sama

dengan ukuran virus HIV. Dari 89 kondom lateks yang diteliti, 29 kondom

mengalami kebocoran pada kondom, tetapi peneliti memperkirakan bahwa

penggunaan kondom dapat menurunkan risiko terpapar dengan HIV sebanyak

10.000 kali lipat.Carey menyimpulkan bahwa kondom lateks merupakan

perlindungan yang sangat dapat dipercaya terhadap HIV tetapi tidak seluruhnya

dapat menyingkirkan risiko tersebut.

2.3. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan

(mata).Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan

yaitu:

1. Tahu (know)

(29)

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis

adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau

memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2.4. Sikap

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap adalah respons tertutup seseorang

(30)

emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak

baik, dan sebagainya).

Menurut Berkowitz (1972) dalam Azwar (2011) sikap seseorang terhadap

suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Sikap tersusun dari tiga komponen yakni komponen kognitif, afektif, dan

konatif (Azwar, 2011). Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang

mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen

afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek

sikap.Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki

terhadap sesuatu.Komponen konatif atau perilaku dalam struktur sikap

menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada

dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

Inkonsistensi pada salah satu komponen ini akan menyebabkan ketidakselarasan

yang berdampak pada perubahan sikap seseorang (Azwar, 2011).

Sikap seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor dalam proses

pembentukannya. Azwar (2011) menyatakan bahwa ada beragam faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan,

orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan

(31)

BAB 3

Kerangka Konsep dan Definisi Operasional

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Definisi

Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui dan dimengerti oleh

mahasiswa tentang kondom dan HIV/AIDS, meliputi: pengertian kondom, cara

kerja kondom, manfaat kondom, pengertian HIV/AIDS, cara penularan

HIV/AIDS, serta peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.

Sikap adalah tanggapan atau respon mahasiswa terhadap hal – hal yang

berhubungan dengan peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.

3.2.2. Cara Ukur

Cara pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi dan

diuji reliabilitasnya. Kuesioner yang digunakan terdiri dari pertanyaan yang

berhubungan dengan pengetahuan dan pernyataan yang berhubungan dengan

(32)

Untuk kuesioner pengetahuan, pertanyaan kuesioner akan dijawab

responden dengan:

1. Pertanyaan positif dengan skor (2) benar, (1) salah, (0) tidak tahu.

2. Pertanyaan negatif dengan skor (2) salah, (1) benar, (0) tidak tahu.

Untuk kuesioner sikap, pernyataan kuesioner akan dijawab responden

dengan menggunakan skala Likert:

1. Pernyataan positif dengan skor (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,

(3) setuju, (4) sangat setuju

2. Pernyataan negatif dengan skor (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak

setuju, (4) sangat tidak setuju

3.2.3. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri daripertanyaan dan

pernyataan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan

program SPSS sebelum digunakan dalam penelitian ini.

3.2.4. Hasil Pengukuran

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan yang diperoleh berupa total skor

penilaian dari kuesioner diakumulasikan dan dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari

nilai tertinggi.

2. Tingkat pengetahuan cukup, apabila jawaban responden benar antara 56%

- 75% dari nilai tertinggi.

3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila jawaban responden benar antara 40%

– 55% dari nilai tertinggi.

4. Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden <40% dari nilai

tertinggi.

Hasil pengukuran sikap dikategorikan berdasarkan nilai mean yang diperoleh:

1. Positif, jika nilai >50,01

(33)

3.2.5. Skala Pengukuran

(34)

Bab 4 Metode Penelitian

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat deskriptif,

yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010

mengenai peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

Pendekatan yang dilakukan pada desain ini adalah cross sectional study (potong lintang).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara. Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan sejak peneliti menentukan

judul, menulis proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan

Marethingga Desember 2013.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2010.

Populasi penelitian ini terdiri dari 393 orang.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel Penelitian diambil dengan metode probability sampling yaitu metode Simple Random Sampling. Di dalam penarikan sampel secara acak maka semua unsuryang ada di populasi akan mempunyai peluang yang sama untuk

terambil sebagai sampel untuk mewakili populasinya(Wahyuni,2007).

Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan perhitungan

(35)

n = �.�

Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu

P = harga proporsi di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel dapat dihitung sebagai

berikut:

n =besar sampel minimum

N = 393

Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 77,33orang,

dibulatkan menjadi 78 orang.

Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

1. Kriteria inklusi

(36)

b. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar

persetujuan setelah penjelasan (informed consent). 2. Kriteria eksklusi

Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana

pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner yang dibagikan kepada

responden untuk diisi.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Medical Education Unit

(MEU) fakultas kedokteran USU, berupa jumlah mahasiswa fakultas kedokteran

USU angkatan 2010.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang

berhubungan dengan pengetahuan dan sikap mengenai peranan kondom terhadap

pencegahan HIV/AIDS. Kuesioner ini akan diuji validitas dan relibilitasnya

dengan menggunakan teknik Bivariate Pearson dan uji Cronbach Alpha dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakteristik yang

hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas

kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 20 subjek.

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner tingkat pengetahuan ini

adalah valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,444 sampai 0,853 dan

(37)

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner tentang sikap ini adalah

valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,444 sampai 0,781 dan reliabel

dengan koefisien alfa Cronbach sebesar 0,749.

4.4.4. Metode Analisis Data

Data dari setiap responden dimasukkan kedalam komputer oleh peneliti.

Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan secara deskriptif dengan

(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Dr Mansur nomor 5 Medan.Pembagian

kuesioner dilaksanakan pada bulanNovember 2013.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan

2010.Dari 393 mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 seluruhnya

yang menjadi responden, dengan perhitungan rumus didapatkan subjek penelitian

adalah 78mahasiswa.

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai

berikut:

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Jenis Kelamin Frekuensi (n)

Tabel diatas menunjukkan jumlah perbandingan laki-laki dan perempuan

adalah sama besar, denganjumlah mahasiswa perempuan sebanyak 39 orang

(50,0%) dan laki-laki 39 orang (50,0%).

5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap tingkat pengetahuanmahasiswa fakultas kedokteran

USU angkatan 2010 yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat

(39)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan responden

Variabel Kategori Frekuensi

(n)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang

dikategorikan baik memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 70 orang

(89,7%), tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup sebanyak 7 orang (9,0%),

tingkat pengetahuan yang dikategorikan kurang sebanyak 1 orang (1,3%), dan

tidak ada orang (0%) pada keadaan dengan kategori tingkat pengetahuan buruk.

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran

USU berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik jenis kelamin

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 70 mahasiswa yang tingkat

pengetahuannya baik, jumlah proporsinya adalah sama, yaitu 35 mahasiswa

(50,0%), merupakan perempuan dan 35 mahasiswa (50,0%), merupakan laki-laki.

Dari 7mahasiswa yang tingkat pengetahuannya cukup, proporsi terbesarnya, yaitu

(40)

pengetahuannya buruk, proporsinya yaitu 1 mahasiswa (100,0%), merupakan

laki-laki, dan tidak ada mahasiswa yang tingkat pengetahuannya buruk.

Hasil uji terhadap sikapmahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 yang

dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil uji sikap responden

Variabel Kategori Frekuensi

(n)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan positif

memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 61 orang (78,2%), dan sikap

yang dikategorikan negatif sebanyak 17 orang (21,8%).

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran

USU berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan karakteristik jenis kelamin

Jenis Kelamin Sikap

Positif Negatif Total

f % f %

Laki-laki 34 55,7 5 29,4 39

Perempuan 27 44,3 12 70,6 39

Total 61 100 17 100 78

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 61 mahasiswa yang sikapnya

positif, proporsi terbesarnya, yaitu 34 mahasiswa (55,7%), merupakan laki-laki.

Dari 17mahasiswa yang sikapnya negatif, proporsi terbesarnya yaitu 12mahasiswa

(70,6%), merupakan perempuan.

5.3.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah mahasiswa fakultas kedokteran

(41)

dalam pencegahan penularan HIV/AIDS adalah 89,7%. Hasil ini menunjukkan

bahwa mayoritas mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 memiliki

tingkat pengetahuan yang baik tentang peranan kondom dalam pencegahan

penularan HIV/AIDS.Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa mendapat informasi

dan edukasi yang adekuat tentang jenis dan fungsi kondom serta peranannya

dalam pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS.

Dari hasil penelitian ini pula didapatkan jumlah mahasiswa fakultas

kedokteran USUangkatan 2010 yang memiliki sikap positif tentang peranan

kondom dalam pencegahan penularan HIV/AIDS adalah 78,2%. Hasil ini

menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan

2010 memiliki sikap yang positif tentang peranan kondom dalam pencegahan

penularan HIV/AIDS.Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa memiliki tingkat

pengetahuan yang baik tentang peranan kondom dalam pencegahan penularan

HIV/AIDS.Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) ada 3 faktor

yang mempengaruhi sikap atau perilaku individu maupun kelompok, salah

satunya adalah pengetahuan yang tergolong sebagai faktor yang mempermudah

(Presdisposing factor). Pengetahuan juga merupakan domain koginitif yang sangat penting dalam terbentuknya sikap atau tindakan seseorang. Apabila

penerimaan perilaku baru didasari pengetahuan maka akan bersifat langgeng,

sebaliknya jika perilaku tidak didasari oleh pengetahuan maka tidak akan

(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulan

yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 89,7% (70 orang) mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan

2010 dikategorikan tingkat pengetahuan baik, 9,0% (7 orang)

dikategorikan tingkat pengetahuan cukup, 1,3% (1 orang) dikategorikan

tingkat pengetahuan kurang, dan tidak ada mahasiswa yang dikategorikan

tingkat pengetahuan buruk.

2. Tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin 50,0% mahasiswa yang

tingkat pengetahuannya baik merupakan perempuan (35 mahasiswa),

57,1% mahasiswa yang tingkat pengetahuannya cukup merupakan

perempuan (4 mahasiswa), 100,0% mahasiswa yang tingkat

pengetahuannya kurang merupakan laki-laki (1 siswa), dan tidak ada

mahasiswa yang tingkat pengetahuannya buruk.

3. Sebanyak 78,2% (61 orang) mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan

2010 dikategorikan memiliki sikap positif dan 21,8% (17 orang)

mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 dikategorikan

memiliki sikap negatif.

4. Sikap berdasarkan jenis kelamin 55,7% mahasiswa yang memiliki sikap

positif merupakan laki-laki (34 mahasiswa), 70,6% mahasiswa yang

memiliki sikap negatif merupakan perempuan (12 mahasiswa).

6.2 Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi subjek penelitian

Mahasiswa harus mampu untuk mengetahui peranan kondom dalam

(43)

2. Bagi fakultas

Pemberian konseling sangat diperlukan untuk memberi wawasan terhadap

mahasiswa tentang fungsi dan peranan kondom dalam pencegahan

penularan HIV/AIDS.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Jika peneliti lain akan melakukan penelitian yang sama maka penelitian ini

dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan

memperluas variabel-variabel lainnya.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. 2nd ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 3-22.

Budimulja, U. dan Dalil, S.F., 2008.Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Dalam: A. Djuanda, M. Hamzah & S. Aisah (eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th

Dinkes Kota Medan, 2013. Kasus HIV/AIDS di Medan. Available

from:

ed. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 427-432.

Davis, K.R. and Weller, S.C., 1999. The Effectiveness of Condoms in Reducing

Heterosexual Transmission of HIV.Family Planning Perspectives, 31(6): 272-279.

21stApril 2013]

Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2013.Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Availablefrom: http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf‎[Accessed 21stApril 2013]

Duarsa, N.W., 2011. Infeksi HIV dan AIDS. Dalam: S.F.Daili, W.I.B.Makes, F.Zubier (eds). Infeksi Menular Seksual. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 146-158.

Glasier, A. dan Gebbie, A., 2012. Metode Barier.Dalam: Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. 4th

Lubis, R.D., 2008. Penggunaan Kondom. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available

(45)

fro

[Accessed 8th May 2013]

Miedzinski, L.J., 1992. Early Clinical Signs and Symptoms of HIV Infection. Can Fam Physician, 38: 1401-1410.

Murtiastutik, D., 2008. AIDS. Dalam: Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. 2nd

National Institute of Health, 2009. HIV/AIDS Symptoms. Available fro

ed.

Surabaya: Airlangga University Press, 211-220.

th

Nettleman, M., 2013. HIV/AIDS Transmission. Available

from

May 2013]

Notoatmodjo, S. 2010. Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam: Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 43-64.

PubMed Health, 2012. AIDS. Available

fro 27th

May 2013]

Royce, R.A., Sena, A., Cates, J..W. and Cohen, M.S., 1997. Sexual Transmission

of HIV. The New England Journal of Medicine, 336: 1072-1078.

Saifuddin, A.B., Affandi, B., Baharuddin, M.,dan Soekir, S., (eds), 2010. Metode

(46)

Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2011.Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed. Jakarta: Sagung Seto, 348-382.

Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. 2nd

Spiritia, 2009. Dasar HIV dan AIDS. Available

from:

ed.

Jakarta: Sagung Seto.

th

UNAIDS, 2012. Global Report:UNAIDS report on the global AIDS epidemic. Available

United Nations Development Programme Indonesia, 2013. HIV/AIDS Programme. Available from:

April 2013]

th

WHO, 2007. HIV Transmission Through Breastfeeding. Available fro

April 2013]

Wahyuni, A.S., 2007. Metode Penarikan Sampel dan Besar Sampel. Dalam:

Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 108-122.

(47)
(48)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vincent

Tempat/ Tanggal lahir : Medan/ 09Juni 1992

Agama : Buddha

Alamat : Jl.Asia No.66 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Sutomo 1 Medan 1996

2. SD Sutomo 1 Medan 1998

3. SMP Sutomo 1 Medan 2004

4. SMA Sutomo 1 Medan 2007

5. Fakultas Kedokteran USU 2010

(49)
(50)
(51)

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat,

Saya, Vincent, adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara angkatan 2010. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian

dengan judul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom Terhadap

Pencegahan Penularan HIV/AIDS”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu

kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community Research Programme.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan

sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang

peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS. Untuk keperluan

tersebut, saya memohon kesediaan saudara untuk menjadi partisipan dalam

penelitian ini. Selanjutnya, saya memohon kesediaan saudara untuk mengisi

kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika saudara bersedia, silahkan

menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawan saudara.

Identitas pribadi saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua

informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat

hal yang kurang dimengerti, saudara dapat bertanya langsung kepada peneliti.

Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini,

saya mengucapkan terima kasih.

Medan 2013

Peneliti,

(52)

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No. Telepon/HP :

telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai

penelitian ini yang berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan

Kondom Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS”. Oleh karena itu saya

menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikianlah, persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa

ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2013

HormatSaya,

(53)

Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN

Bagian I : Kuesioner yang berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan.

Berilah tanda checklist () pada kolom jawaban yang anda pilih

No Pertanyaan Ya Tidak Tidak

Tahu 1 Apakah kondom merupakan suatu selubung

yang dibuat dari karet/lateks tipis yang

berbentuk silinder?

2 HIV adalah virus yang mengganggu sistem

kekebalan dalam tubuh manusia yang dapat

menular

3 Menurut anda, apakah mungkin terjadi

seseorang yang menderita HIV/AIDS tidak

menunjukkan gejala?

4 Menurut anda apakah HIV/AIDS dapat

disembuhkan?

5 HIV/AIDS tidak dapat menular melalui cairan

sperma/vagina pada saat berhubungan seksual

6 HIV/AIDS dapat menular jika menggunakan

handuk, pakaian, sabun penderita HIV

7 Kondom menghalangi masuknya cairan dari

alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita

8 Kondom dapat secara efektif mencegah

penularan infeksi menular seksual.

9 Kondom dapat secara efektif mencegah

penularan infeksi HIV/AIDS

10 Menurut anda, apakah kondom mengurangi

kemampuan seksual seseorang?

(54)

kenikmatan berkurang sewaktu berhubungan

intim)

Bagian II : Kuesioner Sikap.

Berilah tanda checklist () pada kolom jawaban yang anda pilih

No PERNYATAAN Sangat

Setuju

1 Pemakaian kondom dapat mencegah

penularan HIV/AIDS melalui

hubungan seksual

2 Melegalkan pemakaian kondom sama

dengan menghalalkan seks bebas

3 Penyuluhan kondom penting untuk

dilakukan

4 Mempromosikan kondom sama

dengan mempromosikan seks bebas

Afeksi (Perasaan)

5 Saya tidak suka dengan program

promosi kondom

6 Saya tidak suka ditetapkannya

kawasan 100% wajib kondom

7 Saya tidak suka melihat iklan kondom

di TV

8 Saya mendukung promosi kondom

yang dilakukan dengan cara peer education (pendidikan oleh teman sebaya)

(55)

memakai dan tata cara melepas

kondom

10 Saya mendukung penyuluhan kondom

yang digunakan dengan alat peraga

11 Saya tidak suka promosi kondom

dengan cara pembagian kondom

secara gratis

12 Saya merasa dilecehkan jika diberikan

kondom secara gratis

13 Saya tidak mendukung Peraturan

Daerah yang menganjurkan

pemakaian kondom dalam

berhubungan seksual

14 Saya tidak mendukung didirikannya

ATM kondom

15 Saya tidak suka kondom di jual bebas

di pasar

16 Saya tidak suka membicarakan

kondom di depan umum

17 Saya tidak suka melihat atribut-atribut

promosi kondom (poster, leaflet) di

kampus

Konasi (Kecenderungan bertindak)

18 Saya menganjurkan pemakaian

kondom bagi penjajan seks dan

penggunanya

19 Seandainya saya mengetahui teman

saya terlibat dalam hubungan seksual

yang berisiko, saya bersedia untuk

(56)

kondom kepadanya, walaupun saya

tidak terlalu dekat dengan teman saya

tersebut

20 Seandainya saya mengetahui sahabat

saya terlibat dalam hubungan seksual

yang berisiko, saya bersedia untuk

melakukan penyuluhan tentang

kondom kepada sahabat saya tersebut

21 Seandainya saya mengetahui saudara

(adik/kakak) saya terlibat dalam

hubungan seksual yang berisiko, saya

bersedia untuk melakukan penyuluhan

tentang kondom kepada saudara saya

tersebut

22 Jika saya terlibat dalam hubungan seks

yang berisiko, saya akan mengenakan

kondom/ menganjurkan pasangan saya

untuk memakai kondom

23 Saya bersedia untuk bergabung dalam

program promosi kondom seandainya

ada institusi yang mengajak saya

untuk bergabung dalam program

tersebut

24 Saya akan mencari kesempatan untuk

bergabung secara aktif dalam program

(57)
(58)

Lampiran 8

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN

Nomor Pertanyaan

Total Pearson

Correlation Status

Alpha

Cronbach Status

1 0,759 Valid 0,815 Reliabel

2 0,651 Valid 0,815 Reliabel

3 0,587 Valid 0,815 Reliabel

4 0,531 Valid 0,815 Reliabel

5 0,694 Valid 0,815 Reliabel

6 0,645 Valid 0,815 Reliabel

7 0,444 Valid 0,815 Reliabel

8 0,853 Valid 0,815 Reliabel

9 0,783 Valid 0,815 Reliabel

10 0,694 Valid 0,815 Reliabel

(59)
(60)
(61)

38 Tio Prima perempuan 15 cukup

71 Anasthasia Nagtalia perempuan 22 baik

(62)

jnskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

jnskelamin * interpretasi Crosstabulation

(63)

DATA INDUK SIKAP

22 Kanagavali perempuan 45 positif

23 Reenosha Bijen perempuan 49 positif

24 Mahadian laki-laki 51 positif

25 Abdullah Lubis laki-laki 68 positif

26 Nabilah perempuan 41 positif

27 Gina Kristina perempuan 37 positif

28 Putri Nahrisyah perempuan 42 positif

29 Keshia Khalida perempuan 58 positif

30 Dina Maulida perempuan 40 positif

31 Asri perempuan 42 positif

32 Jananee perempuan 38 positif

33 Wianlie Cendana perempuan 38 positif

34 Nurul Hikmah perempuan 46 positif

35 Boy Clinton laki-laki 43 positif

36 Yohana Candra perempuan 41 positif

(64)

38 Tio Prima perempuan 42 positif

39 Sylvia Cahyadi perempuan 58 positif

40 Batara laki-laki 47 positif

55 Selvambigai perempuan 32 negatif

56 Nanda Ladita perempuan 36 negatif

71 Anasthasia Nagtalia perempuan 43 positif

(65)

jnskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

positif 61 78.2 78.2 78.2

negatif 17 21.8 21.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

jnskelamin * interpretasi Crosstabulation

interpretasi Total

% within interpretasi 100.0% 100.0% 100.0%

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil uji sikap responden

Referensi

Dokumen terkait

NIM NAMA MAHASISWA J/K NO.. NIM NAMA MAHASISWA

[r]

Samples used in this research are commodity export companies listed in The Industry and Trade Provincial Office o f West Sumatera.. Data used fo r this research

Masalah ini dapat di atasi dengan membuat alat sistem digital, sehingga dengan demikian pada saat pengukuran tidak perlu menunggu, cukup berdiri lalu berjalan ketempat

The aim of this study was to determine the effect of bisphos- phonate risedronate with gelatin hydrogel as a carrier to the ratio of osteoclast and osteoblast

Subyek penelitian menggunakan 9 wanita hamil dan program latihan senam yophytta ini dilaksanakan selama 1 bulan, subyek penelitian akan mendapat pre test dan post test,

Dari faktor orang tua yang menyebabkan perilaku remaja merokok, berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa penyebab remaja merokok yang tertinggi pertama adalah

Kekerasan verbal yang dialami anak akan berdampak secara holistik yaitu dampak psikis yang dirasakan oleh korban antara lain berkeringat, jantung berdetak