TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANGKATAN 2010 TENTANG PERANAN KONDOM TERHADAP PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS
Oleh: VINCENT 100100246
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANGKATAN 2010 TENTANG PERANAN KONDOM TERHADAP
PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
VINCENT
NIM : 100100246
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom
Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS
Nama : Vincent NIM : 100100246
Pembimbing Penguji I
dr. Kristina Nadeak, Sp.KKdr. Riri Andri Muzasti, M.Ked (PD), Sp.PD NIP. 196312281989032003 NIP. 197912242008122000
Penguji II
dr. Evita Mayasari, M.Kes
NIP. 197710182003122003
Medan, 3 Januari 2014 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH
ABSTRAK
Latar belakang : HIV adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi. HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia. Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.
Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran USU angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi
cross sectionalyang dilaksanakan pada Maret hingga Desember 2013 dengan sampelnya yaitu mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling yaitu metode
simple random sampling. Data yang diambil dari sampel berupa kuesioner tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010.
Hasil dan Kesimpulan : Dari 78 sampel hasil yang didapatkan yaitu mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik (89,7%), tingkat pengetahuan cukup (9,0%), tingkat pengetahuan kurang (1,3%), tingkat pengetahuan buruk (0%). Dari hasil penelitian didapatkan 78,2% mahasiswa memiliki sikap positif dan 21,8% mahasiswa memiliki sikap negatif.
ABSTRACT
Background :HIV is a virus that attacks the human immune system, a system which protects the body against infection. HIV / AIDS is one disease that currently gets the attention of the world community. One of the modes of transmission of HIV / AIDS is the presence of sexual intercourse with HIV / AIDS. Reduce the risk of transmission of HIV / AIDS one of which is the use of condoms during sexual intercourse.
Objective :This study aims to determine the level of knowledge and attitudes of medical students USU class of 2010 about the role of condoms to prevent the transmission of HIV / AIDS.
Methods : This study is a descriptive cross-sectional study design conducted in March and December 2013 with samples from USU medical school student class of 2010. This sampling is using probability sampling method which is simple random sampling method. Data taken from questionnaire on knowledge and attitudes medical USU class of 2010.
Results and Conclusions :Of the 78 samples obtained results that students with good knowledge (89.7%), the level of knowledge sufficient (9.0%), lack of knowledge level (1.3%), poor knowledge level (0%). From the results, 78.2% of students have a positive attitude and 21.8% of students have a negative attitude
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya tulis
ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan
di program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
sebesar-besarnyakepada pembimbing penulisan karya tulis ilmiah ini, dr. Kristina
Nadeak,Sp.KK karena tanpa adanya arahan, bimbingan, dan dukungan dari
pembimbing, karya tulis ilmiah ini tidak akan menjadi suatu karya tulis ilmiah
yang utuh.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang tua, saudara,
dan teman-teman yang selalu mendukung dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat memberikan pahala sebesar-besarnya
kepada seluruh orang yang telah menjadi bagian dari proses dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan tanggapan dari berbagai pihak guna
memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut pada masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi
kita semua dan di masa yang akan datang sekiranya dapat menjadi rujukan untuk
penulisan yang lebih baik lagi.
Medan, Desember 2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR SINGKATAN ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 HIV-AIDS ... 5
2.1.1 Definisi ... 5
2.1.2 Etiologi ... 5
2.1.3 Patogenesis ... 6
2.1.4 Tanda dan Gejala ... 6
2.1.6 Pencegahan Penularan HIV/AIDS ... 8
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 15
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22
5.1. DeskripsiLokasi Penelitian ... 22
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22
5.3.Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 22
5.3.1. Hasil Analisis Data ... 22
5.3.2. Pembahasan ... 24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
6.1. Kesimpulan ... 26
6.2. Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 28
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin 22
5.2 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan
responden 23
5.3 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan
berdasarkan karakteristik jenis kelamin 23
5.4 Distribusi frekuensi hasil uji sikap responden 24
5.5 Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
DAFTAR SINGKATAN
HIV Human Immunodeficiency Virus
AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome
UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV and AIDS
Ditjen PP & PL Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
DepKes Departemen Kesehatan
NAPZA Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif
IMS Infeksi Menular Seksual
FK Fakultas Kedokteran
USU Universitas Sumatera Utara
LAV Lymphadenopathy Associated Virus
DNA Deoxyribonucleic Acid
RNA Ribonucleic Acid
ARV Anti Retro Viral
HBV Hepatitis B Virus
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup
LAMPIRAN 2 Izin Penelitian
LAMPIRAN 3 Lampiran
LAMPIRAN 4 Lembar Penjelasan
LAMPIRAN 5 Lembar Persetujuan (Informed Consent)
LAMPIRAN 6 Kuesioner Penelitian
LAMPIRAN 7 Ethical Clearance
ABSTRAK
Latar belakang : HIV adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi. HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia. Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.
Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran USU angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi
cross sectionalyang dilaksanakan pada Maret hingga Desember 2013 dengan sampelnya yaitu mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling yaitu metode
simple random sampling. Data yang diambil dari sampel berupa kuesioner tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010.
Hasil dan Kesimpulan : Dari 78 sampel hasil yang didapatkan yaitu mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik (89,7%), tingkat pengetahuan cukup (9,0%), tingkat pengetahuan kurang (1,3%), tingkat pengetahuan buruk (0%). Dari hasil penelitian didapatkan 78,2% mahasiswa memiliki sikap positif dan 21,8% mahasiswa memiliki sikap negatif.
ABSTRACT
Background :HIV is a virus that attacks the human immune system, a system which protects the body against infection. HIV / AIDS is one disease that currently gets the attention of the world community. One of the modes of transmission of HIV / AIDS is the presence of sexual intercourse with HIV / AIDS. Reduce the risk of transmission of HIV / AIDS one of which is the use of condoms during sexual intercourse.
Objective :This study aims to determine the level of knowledge and attitudes of medical students USU class of 2010 about the role of condoms to prevent the transmission of HIV / AIDS.
Methods : This study is a descriptive cross-sectional study design conducted in March and December 2013 with samples from USU medical school student class of 2010. This sampling is using probability sampling method which is simple random sampling method. Data taken from questionnaire on knowledge and attitudes medical USU class of 2010.
Results and Conclusions :Of the 78 samples obtained results that students with good knowledge (89.7%), the level of knowledge sufficient (9.0%), lack of knowledge level (1.3%), poor knowledge level (0%). From the results, 78.2% of students have a positive attitude and 21.8% of students have a negative attitude
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
HIV (Human ImmunodeficiencyVirus) adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap
infeksi.Mendapatkan infeksi HIV akan menyebabkan orang tersebut menderita
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yang pada keadaan ini akan membuat orang mudah diserang oleh beberapa jenis penyakit (sindrom) yangtidak
mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat (Spritia, 2009).
HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian
masyarakat dunia.
Berdasarkanglobal report United Nations Programme on HIV/AIDS
(UNAIDS) , secara global34 juta orang hidup dengan HIV dan 1,7 juta orang meninggal dunia akibat AIDS sampai akhir tahun 2011. Diperkirakan 0,8% orang
dewasa usia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV meskipun beban
epidemik bervariasi di setiap negara dan wilayah. Kawasan Sub-Sahara Afrika
terkena dampak paling parah, dengan hampir 1 dari setiap 20 orang dewasa
(4,9%) yang hidup dengan HIV dan terhitung 69% dari orang yang hidup dengan
HIV di seluruh dunia. Meskipun prevalensi secara regional infeksi HIV di Afrika
sub-Sahara hampir 25 kali lebih tinggi dibandingkan di Asia, namun terdapat
hampir 5 juta orang hidup dengan HIV di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara
dan Asia Timur. Setelah kawasan Sub-Sahara Afrika, kawasan yang mendapat
dampak terburuk adalah Kawasan Karibia, Eropa Timur dan Asia Tengah dimana
terdapat 1% orang dewasa hidup dengan HIV pada tahun 2011.
Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai negara
dengan concentrated level epidemic. Artinya prevalensi HIV/AIDS di Indonesia sudah cukup tinggi pada tempat-tempat dan kelompok sub populasi tertentu,
dimana pada populasi yang berisiko tinggi menunjukkan tingkat infeksi di atas
21.511 kasus baru HIV dan 5.686 kasus AIDS. Secara kumulatif dari April 1987
sampai Desember 2012, telah tercatat sekitar 98.390 kasus HIV dan 45.499 kasus
AIDS dan terdapat sekitar 8.235 orang yang meninggal dunia. Dari kasus ini
proporsi terbesar yaitu sekitar 15.093 kasus dialami oleh golongan usia muda
yaitu 20-29 tahun. Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1.
Persentase faktor resiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada
heteroseksual (59,8%), penggunaan jarum suntik tidak steril (18,1%), transmisi
perinatal (2,7%) dan homo-biseksual (2,3%).
Berdasarkan data dari bulan Januari sampai Desember tahun 2012, di
Indonesia jumlah kasus baru HIV yang dilaporkan sebanyak 21.511 kasus.
Berdasarkan data yang ada saat ini dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi
peningkatan sebanyak 480 kasus (tahun 2011 : 21.031 kasus). Jumlah kasus AIDS
dilaporkan sebanyak 5.686 kasus, dibandingkan tahun 2011 terjadi penurunan
kasus AIDS sebanyak 1.318 kasus (tahun 2011 : 7004 kasus). Jumlah kasus yang
meninggal terdapat 1.146 kasus, dibandingkan tahun 2011 terjadi peningkatan
kasus sebanyak 125 kasus (tahun 2011 : 1021 kasus).
Jumlah kasus HIV di Sumatera Utara sampai tahun 2012 terdapat 6.364
kasus, jumlah kumulatif AIDS sampai tahun 2012 ada 515 kasus (Ditjen PP dan
Kemenkes RI, 2013). Di kota Medan dalam kurun waktu Januari 2006 sampai
Desember 2012 tercatat 3.410 kasus HIV/AIDS di Kota Medan, dimana faktor
tertinggi melalui kelompok heteroseksual mencapai 2.198 kasus, sedangkan faktor
kedua tertinggi dari pengguna NAPZA suntik (penasun) sebesar 958 kasus, ini
akan menyebabkan semakin rentannya penularan kepada kelompok resiko rendah,
seperti ibu rumah tangga dan bayi (Dinas Kesehatan kota Medan, 2012).
Kasus HIV/AIDS pada remaja di Indonesia setiap tahun pun perlu
mendapat perhatian. Ini dikarenakan proporsi kasus AIDS tertinggi dalam laporan
triwulan pertama tahun 2011 ada pada kelompok umur 20-29 tahun (47,2%),
dimana pada kelompok tersebut sebagian termasuk kelompok remaja (15-24
tahun).
Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi Menular
kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode pubertas dan diiringi dengan
perkembangan seksual.Remaja juga mengalami perubahan yang mencakup
perubahan fisik dan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan
perilaku.Kondisi ini menyebabkan remaja rentan terhadap masalah perilaku
beresiko dalam penularan HIV/AIDS (Soetjiningsih, 2004). Fakta menyebutkan
bahwa 15% remaja sudah melakukan hubungan seks di luar nikah/seks bebas dan
60% dari pekerja seks di Indonesia adalah remaja perempuan berusia 24 tahun
atau kurang (Saifuddin dkk, 2010).
Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks
dengan penderita HIV/AIDS. Penularan melalui hubungan seksual terhitung
75-85% dari hampir 28 juta orang yang terinfeksi HIV (Royce et al, 1997).Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah
penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.Pada penelitian Davis
dan Weller (1999) menyimpulkan penggunaan kondom secara konsisten dan
benar mempunyai kemampuan mencegah transmisi HIV sebesar 87%. Akan tetapi
pengetahuan tentang fungsi kondom sangat diperlukan agar seseorang mempunyai
kesadaran akan sikap untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan
seksual untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
Berdasarkan uraian diatas, saya ingin mengetahui sampai dimana tingkat
pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara
angkatan 2010 tentang pentingnya peranan kondom dalam mencegah penularan
HIV/AIDS.
1.2. Rumusan Masalah
Yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah karena
semakin tingginya kasus HIV/AIDS di dunia dan fakta bahwa remaja rentan
terhadap masalah perilaku beresiko dalam penularan HIV/AIDS serta pentingnya
kondom dalam mencegah penularan penyakit tersebut. Untuk itu perlu diketahui
tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran
Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap
pencegahan penularan HIV/AIDS.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran Universitas
Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap
pencegahan penularan HIV/AIDS.
b. Untuk mengetahui sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera
Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan
penularan HIV/AIDS.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
a. Menjadi masukan bagi masyarakat luas tentang peranan kondom terhadap
pencegahan penularan HIV/AIDS.
b. Menjadi masukan berupa pengetahuan tentang peranan kondom terhadap
pencegahan penularan HIV/AIDS pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
c. Menjadi pengalaman dan menambah wawasan peneliti untuk melakukan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HIV-AIDS 2.1.1. Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus), yaitu sejenis virus yang menyebabkan AIDS.HIV menyerang sel CD4 yaitu salah satu jenis sel darah putih
dalam tubuh.Dengan semakin sedikitnya sel CD4, kemampuan sistem kekebalan
yang melindungi tubuh dari infeksi juga semakin rendah (Spritia, 2009).
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak
oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah
terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang
bersifat oportunistik (Budimulja dan Daili, 2008).
2.1.2.Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Virus ini ditemukan oleh
Montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang
mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga
pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo (National Institute of Health, USA 1984) menemukan virus HTL-III (Human T Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil
pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO memberikan nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain
yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1
secara genetik maupun antigenik. HIV-2 dianggap kurang patogen dibandingkan
dengan HIV-1 (Duarsa, 2011).
HIV adalah retrovirus yang mampu mengkode enzim khusus, reverse
transcriptase, yang memungkinkan DNA ditranskripsikan dari RNA. Sehingga
(hospes) seperti limfosit helper CD4. DNA virus bergabung dengan gen limfosit
dan hal ini adalah dasar dari infeksi kronis HIV. Penggabungan gen virus HIV
pada sel inang ini merupakan rintangan berat untuk pengembangan antivirus
terhadap HIV. Bervariasinya gen HIV dan kegagalan manusia (sebagai hospes)
untuk mengeluarkan antibodi terhadap virus menyebabkan sulitnya
pengembangan vaksinasi yang efektif terhadap HIV (Murtiastutik, 2008).
2.1.3.Patogenesis
HIV masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah,
semen, dan sekret vagina.HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi
genetik RNA. Bilamana virus masuk ke dalam tubuh penderita (sel hospes), maka
RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcyptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes
dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus.
HIV cenderung menyerang sel-sel yang mempunyai antigen permukaan
CD4, terutama limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan
mempertahankan sistem kekebalan tubuh.Selain limfosit T4, virus juga dapat
menginfeksi sel monosit dan makrofag.Virus yang masuk ke dalam limfosit T4
kemudian mengadakan replikasi menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel
limfosit itu sendiri.
HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur replikasi maupun
pertumbuhan virus yang baru. Salah satu gen tersebut ialah tat yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikian hebatnya sehingga terjadi penghancuran
limfosit T4 secara besar-besaran yang akhirnya menyebabkan sistem kekebalan
tubuh menjadi lumpuh (Duarsa, 2011).
2.1.4. Tanda dan Gejala
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala
apapun, dapat terlihat sehat dari luar dan biasanya tidak mengetahui bahwa
Gejala awal infeksi HIV sama dengan gejala serangan penyakit yang
disebabkan oleh virus, seperti: demam tinggi, malaise, flu, radang tenggorokan,
sakit kepala, nyeri perut, pegal-pegal, sangat lelah dan terasa meriang. Setelah
beberapa hari sampai sekitar dua minggu kemudian gejalanya hilang dan masuk
ke fase laten (fase tenang disebut juga fase inkubasi). Beberapa tahun sampai
sepuluh tahun kemudian baru muncul tanda dan gejala sebagai penderita AIDS
(Miedzinski, 1992).
Tanda dan gejala AIDS yang utama diantaranya: diare kronis yang tidak
jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari 1 minggu, berat badan menurun
drastis, dan demam tinggi lebih dari 1 bulan. AIDS juga memiliki gejala tambahan
berupa infeksi yang tidak kunjung sembuh pada mulut dan kerongkongan;
kelainan kulit dan iritasi (gatal); pembesaran kelenjar getah bening di seluruh
tubuh seperti di bawah telinga, leher, ketiak, lipat paha; pucat dan lemah; gusi
sering berdarah; depresi; hilang daya ingat; dan berkeringat waktu malam hari
(National Institute of Health, 2009).
2.1.5. Penularan Infeksi HIV
Menurut Nettleman (2013), proses penularan HIV bisa terjadi dengan
beberapa cara :
1. Melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan seseorang yang
terinfeksi HIV.
2. Melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan cairan dari orang
yang terinfeksi HIV.
3. Penularan dari ibu yang menderita HIV ke anaknya sewaktu
kehamilan, persalinan, maupun menyusui.
Ibu yang terinfeksi HIV juga menghasilkan air susu ibu (ASI) yang
mengandung virus HIV yang dapat menginfeksi bayi.
Ibu yang telah menderita HIV sebelum atau selama kehamilan
mempunyai resiko untuk menginfeksi bayi melalui pemberian ASI
mempunyai resiko untuk menginfeksi bayi melalui pemberian ASI
sekitar 29% (WHO, 2007).
4. Mendapat transfusi darah yang telah terkontaminasi HIV.
5. Melalui transplantasi organ atau jaringan dari penderita HIV.
HIV tidak dapat ditularkan melalui cairan tubuh lainnya seperti air liur, air
mata. HIV juga tidak dapat ditularkan hanya dengan berjabat tangan, pelukan,
ciuman di bibir, kontak sosial sehari-hari sewaktu kerja, di sekolah , atau
dimanapun, air atau udara misalnya bersin, batuk, berenang di kolam bersama
penderita HIV, barang-barang seperti handuk, pakaian, sabun dan serangga seperti
gigitan nyamuk atau serangga lainnya (PubMed Health, 2012).
2.1.6. Pencegahan Penularan HIV/AIDS
Pencegahan HIV/AIDS berdasarkan PubMed Health (2012) dapat dilakukan melalui upaya sebagai berikut:
1. Pencegahan dalam hubungan seksual dapat dilakukan dengan
mengadakan hubungan seksual dengan jumlah pasangan yang terbatas,
memilih pasangan seksual yang mempunyai risiko rendah terhadap
infeksi HIV, dan mempraktikkan seks yang aman yakni menggunakan
kondom secara tepat dan konsisten selama melakukan hubungan
seksual.
2. Pencegahan penularan melalui darah dapat dilakukan dengan
menghindari transfusi darah yang tidak jelas asalnya, sebaiknya
dilakukan skrining setiap donor darah yang akan menyumbangkan
darahnya dengan memeriksa darah tersebut terhadap antibodi HIV.
Selain itu, hindari pemakaian jarum bersama seperti jarum suntik,
tindik, tato atau alat lain yang dapat melukai kulit. Penggunaan alat
suntik dalam sistem pelayanan kesehatan juga perlu mendapatkan
pengawasan ketat agar setiap alat suntik dan alat lainnya yang
dipergunakan selalu dalam keadaan steril. Petugas kesehatan yang
seperti memakai pakaian pelindung, masker, dan kacamata. Semua
petugas kesehatan diharapkan berhati-hati dan waspada untuk
mencegah terjadinya kontak langsung dengan darah penderita.
3. Pencegahan penularan dari ibu ke anak dapat dilakukan dengan cara
antara lain sewaktu hamil dengan mengkonsumsi obat antiretroviral
(ARV), dan pada saat menyusui menghindari pemberian ASI yakni
dengan memberikan susu formula.
2.2. Kondom 2.2.1.Pengertian
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari
karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal,
yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu.
Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan
efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris
aktivitas seksual. Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar
ketebalan adalah 0,02 mm (Saifuddin dkk, 2010).
2.2.2.Sejarah
Ilustrasi yang tertua mengenai kondom ditemukan di Mesir sejak lebih dari
3000 tahun.Tetapi sangat sulit untuk mendapat gambaran bagaimana bentuk
kondom pada masa Mesir kuno tersebut.Kemungkinan mereka menggunakan
kondom ketika melakukan hubungan seksual ataupun alasan upacara
keagamaan.Beberapa waktu kemudian, orang Romawi membuat kondom dari
jaringan otot tentara korban peperangan.Kondom yang tertua ditemukan di istana
Dudley dekat Birmingham, England.Kondom yang terbuat dari ikan dan usus
hewan telah dijumpai sejak tahun 1640.Kemungkinan digunakan untuk mencegah
penularan penyakit seksual selama terjadi perang antara Oliver Cromwell dan
1844, ketika Charles Goodyear mematenkan pembuatan vulkanisasi dari
karet.Kondom tersebut hanya digunakan untuk satu kali pemakaian dan kondom
yang terbuat dari usus domba masih dapat dijumpai (Lubis, 2008).
2.2.3. Cara Kerja dan Manfaat
Menurut Saifuddin dkk (2010) cara kerja kondom adalah:
1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang
pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi wanita.
2. Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS) dari satu pasangan ke pasangan lain (khusus kondom yang
terbuat dari lateks dan vinil).
Menurut Glasier dan Gebbie (2012) manfaat dari kondom yaitu:
1. Efektif apabila digunakan secara benar dan konsisten.
2. Tersedia luas, murah, dan sering diberikan secara gratis. Tidak ada
persyaratan untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
3. Mudah digunakan dan tanpa disertai efek samping lokal atau sistemik.
4. Tingkat proteksi yang sangat tinggi terhadap IMS, termasuk infeksi
HIV. Pada uji in vitro, kondom lateks yang utuh tidak dapat ditembus
oleh organisme yang ditularkan melalui hubungan seks temasuk virus
(Feldblum, 1998).
5. Perlindungan terhadap karsinoma dan penyakit pramaligna serviks.
6. Peningkatan kemampuan seksual pada sebagian pasien dengan
ejakulasi dini.
2.2.4. Jenis Kondom
Menurut Glasier dan Gebbie (2012), tersedia beragam tipe kondom:
1. Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk
0,03-0,08 mm) dengan satu ujung yang polos atau berpentil dan tepi
bulat di ujungnya yang terbuka. Kondom dikemas secara individual,
digulung sampai ke tepi, dan disegel secara kedap udara dalam kertas
timah impermeabel. Apabila kemasan terbuka atau robek, maka
kondom di dalamnya cepat rusak (Free et al.,1996).
2. Selama bertahun-tahun, hanya tersedia satu ukuran tetapi sekarang
diketahui adanya kebutuhan kondom berukuran lebih besar dan lebih
kecil dan keduanya saat ini sudah tersedia.
3. Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, juga diperkenalkan
variasi yang berpelumas, mengandung spermisida, berwarna, memiliki
rasa, beraroma, dan bertekstur.
4. Tersedia kondom alergi, yang terbuat dari karet lateks dengan rendah
residu dan tidak dipralubrikasi, bagi mereka yang mengalami
hipersensitivitas.
5. Kondom yang lebih tebal dan melebihi Standar Inggris dipasarkan
terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk
memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi HIV.
6. Saat ini banyak tersedia kondom yang dibuat dari poliuretan (di Inggris
dijual dengan nama dagang Avanti). Kondom ini memiliki ketebalan
kira-kira sama dengan kondom lateks tetap lebih sedikit menyebabkan
konstriksi dan tidak dirusak oleh pelumas berbahan dasar minyak.
Pada studi yang membandingkan kondom plastik dengan kondom
lateks, sebagian besar pria pemakai lebih menyukai sensitivitas yang
diberikan oleh kondom poliuretan walaupun angka kebocoran klinis
random ini secara bermakna lebih tinggi daripada angka untuk kondom
lateks (Frezieres et al., 1998). Kondom jenis ini sangat cocok bagi orang yang alergi terhadap karet lateks tetapi secara bermakna lebih
mahal daripada kondom lateks.
7. Juga tersedia kondom yang terbuat dari usus domba (Fourex).
lebih baik dibandingkan kondom lateks tetapi efektivitasnya terhadap
IMS belum diketahui.
Menurut Lubis (2008), kondom lateks dirancang mempunyai permeabilitas
membran yang dapat menghambat lewatnya organism dalam berbagai ukuran
seperti spermatozoa dengan diameter 0,003mm (3000 nm) dan juga pathogen
penyakit seksual seperti N. gonorrhoeae (800nm), C trachomatis (200 nm), HIV
(125 nm) dan Hepatitis B (40 nm). Team FDA yaitu Carey dan kawan,
mengadakan penelitian dilaboratorium untuk mengetahui cairan tubuh yang dapat
melewati permeabilitas membran kondom lateks dengan menggunakan
fluorescing plastic mikro-spheres dengan diameter 110 nm, yang hampir sama
dengan ukuran virus HIV. Dari 89 kondom lateks yang diteliti, 29 kondom
mengalami kebocoran pada kondom, tetapi peneliti memperkirakan bahwa
penggunaan kondom dapat menurunkan risiko terpapar dengan HIV sebanyak
10.000 kali lipat.Carey menyimpulkan bahwa kondom lateks merupakan
perlindungan yang sangat dapat dipercaya terhadap HIV tetapi tidak seluruhnya
dapat menyingkirkan risiko tersebut.
2.3. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan
(mata).Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat
yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan
yaitu:
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis
adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau
memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atas objek tersebut.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2.4. Sikap
Menurut Notoatmodjo (2010), sikap adalah respons tertutup seseorang
emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak
baik, dan sebagainya).
Menurut Berkowitz (1972) dalam Azwar (2011) sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Sikap tersusun dari tiga komponen yakni komponen kognitif, afektif, dan
konatif (Azwar, 2011). Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen
afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap.Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap sesuatu.Komponen konatif atau perilaku dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
Inkonsistensi pada salah satu komponen ini akan menyebabkan ketidakselarasan
yang berdampak pada perubahan sikap seseorang (Azwar, 2011).
Sikap seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor dalam proses
pembentukannya. Azwar (2011) menyatakan bahwa ada beragam faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan,
orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan
BAB 3
Kerangka Konsep dan Definisi Operasional
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Definisi
Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui dan dimengerti oleh
mahasiswa tentang kondom dan HIV/AIDS, meliputi: pengertian kondom, cara
kerja kondom, manfaat kondom, pengertian HIV/AIDS, cara penularan
HIV/AIDS, serta peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.
Sikap adalah tanggapan atau respon mahasiswa terhadap hal – hal yang
berhubungan dengan peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.
3.2.2. Cara Ukur
Cara pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi dan
diuji reliabilitasnya. Kuesioner yang digunakan terdiri dari pertanyaan yang
berhubungan dengan pengetahuan dan pernyataan yang berhubungan dengan
Untuk kuesioner pengetahuan, pertanyaan kuesioner akan dijawab
responden dengan:
1. Pertanyaan positif dengan skor (2) benar, (1) salah, (0) tidak tahu.
2. Pertanyaan negatif dengan skor (2) salah, (1) benar, (0) tidak tahu.
Untuk kuesioner sikap, pernyataan kuesioner akan dijawab responden
dengan menggunakan skala Likert:
1. Pernyataan positif dengan skor (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,
(3) setuju, (4) sangat setuju
2. Pernyataan negatif dengan skor (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak
setuju, (4) sangat tidak setuju
3.2.3. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri daripertanyaan dan
pernyataan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan
program SPSS sebelum digunakan dalam penelitian ini.
3.2.4. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan yang diperoleh berupa total skor
penilaian dari kuesioner diakumulasikan dan dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:
1. Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari
nilai tertinggi.
2. Tingkat pengetahuan cukup, apabila jawaban responden benar antara 56%
- 75% dari nilai tertinggi.
3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila jawaban responden benar antara 40%
– 55% dari nilai tertinggi.
4. Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden <40% dari nilai
tertinggi.
Hasil pengukuran sikap dikategorikan berdasarkan nilai mean yang diperoleh:
1. Positif, jika nilai >50,01
3.2.5. Skala Pengukuran
Bab 4 Metode Penelitian
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat deskriptif,
yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010
mengenai peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.
Pendekatan yang dilakukan pada desain ini adalah cross sectional study (potong lintang).
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan sejak peneliti menentukan
judul, menulis proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan
Marethingga Desember 2013.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2010.
Populasi penelitian ini terdiri dari 393 orang.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel Penelitian diambil dengan metode probability sampling yaitu metode Simple Random Sampling. Di dalam penarikan sampel secara acak maka semua unsuryang ada di populasi akan mempunyai peluang yang sama untuk
terambil sebagai sampel untuk mewakili populasinya(Wahyuni,2007).
Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan perhitungan
n = �.�
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu
P = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel dapat dihitung sebagai
berikut:
n =besar sampel minimum
N = 393
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 77,33orang,
dibulatkan menjadi 78 orang.
Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
1. Kriteria inklusi
b. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar
persetujuan setelah penjelasan (informed consent). 2. Kriteria eksklusi
Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana
pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner yang dibagikan kepada
responden untuk diisi.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Medical Education Unit
(MEU) fakultas kedokteran USU, berupa jumlah mahasiswa fakultas kedokteran
USU angkatan 2010.
4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang
berhubungan dengan pengetahuan dan sikap mengenai peranan kondom terhadap
pencegahan HIV/AIDS. Kuesioner ini akan diuji validitas dan relibilitasnya
dengan menggunakan teknik Bivariate Pearson dan uji Cronbach Alpha dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).
Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas
kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 20 subjek.
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner tingkat pengetahuan ini
adalah valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,444 sampai 0,853 dan
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner tentang sikap ini adalah
valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,444 sampai 0,781 dan reliabel
dengan koefisien alfa Cronbach sebesar 0,749.
4.4.4. Metode Analisis Data
Data dari setiap responden dimasukkan kedalam komputer oleh peneliti.
Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan secara deskriptif dengan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Dr Mansur nomor 5 Medan.Pembagian
kuesioner dilaksanakan pada bulanNovember 2013.
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan
2010.Dari 393 mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 seluruhnya
yang menjadi responden, dengan perhitungan rumus didapatkan subjek penelitian
adalah 78mahasiswa.
Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai
berikut:
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin Frekuensi (n)
Tabel diatas menunjukkan jumlah perbandingan laki-laki dan perempuan
adalah sama besar, denganjumlah mahasiswa perempuan sebanyak 39 orang
(50,0%) dan laki-laki 39 orang (50,0%).
5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisis Data
Hasil uji terhadap tingkat pengetahuanmahasiswa fakultas kedokteran
USU angkatan 2010 yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan responden
Variabel Kategori Frekuensi
(n)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang
dikategorikan baik memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 70 orang
(89,7%), tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup sebanyak 7 orang (9,0%),
tingkat pengetahuan yang dikategorikan kurang sebanyak 1 orang (1,3%), dan
tidak ada orang (0%) pada keadaan dengan kategori tingkat pengetahuan buruk.
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran
USU berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik jenis kelamin
Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 70 mahasiswa yang tingkat
pengetahuannya baik, jumlah proporsinya adalah sama, yaitu 35 mahasiswa
(50,0%), merupakan perempuan dan 35 mahasiswa (50,0%), merupakan laki-laki.
Dari 7mahasiswa yang tingkat pengetahuannya cukup, proporsi terbesarnya, yaitu
pengetahuannya buruk, proporsinya yaitu 1 mahasiswa (100,0%), merupakan
laki-laki, dan tidak ada mahasiswa yang tingkat pengetahuannya buruk.
Hasil uji terhadap sikapmahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 yang
dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil uji sikap responden
Variabel Kategori Frekuensi
(n)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan positif
memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 61 orang (78,2%), dan sikap
yang dikategorikan negatif sebanyak 17 orang (21,8%).
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran
USU berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan karakteristik jenis kelamin
Jenis Kelamin Sikap
Positif Negatif Total
f % f %
Laki-laki 34 55,7 5 29,4 39
Perempuan 27 44,3 12 70,6 39
Total 61 100 17 100 78
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 61 mahasiswa yang sikapnya
positif, proporsi terbesarnya, yaitu 34 mahasiswa (55,7%), merupakan laki-laki.
Dari 17mahasiswa yang sikapnya negatif, proporsi terbesarnya yaitu 12mahasiswa
(70,6%), merupakan perempuan.
5.3.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah mahasiswa fakultas kedokteran
dalam pencegahan penularan HIV/AIDS adalah 89,7%. Hasil ini menunjukkan
bahwa mayoritas mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 memiliki
tingkat pengetahuan yang baik tentang peranan kondom dalam pencegahan
penularan HIV/AIDS.Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa mendapat informasi
dan edukasi yang adekuat tentang jenis dan fungsi kondom serta peranannya
dalam pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS.
Dari hasil penelitian ini pula didapatkan jumlah mahasiswa fakultas
kedokteran USUangkatan 2010 yang memiliki sikap positif tentang peranan
kondom dalam pencegahan penularan HIV/AIDS adalah 78,2%. Hasil ini
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan
2010 memiliki sikap yang positif tentang peranan kondom dalam pencegahan
penularan HIV/AIDS.Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang peranan kondom dalam pencegahan penularan
HIV/AIDS.Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) ada 3 faktor
yang mempengaruhi sikap atau perilaku individu maupun kelompok, salah
satunya adalah pengetahuan yang tergolong sebagai faktor yang mempermudah
(Presdisposing factor). Pengetahuan juga merupakan domain koginitif yang sangat penting dalam terbentuknya sikap atau tindakan seseorang. Apabila
penerimaan perilaku baru didasari pengetahuan maka akan bersifat langgeng,
sebaliknya jika perilaku tidak didasari oleh pengetahuan maka tidak akan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulan
yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 89,7% (70 orang) mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan
2010 dikategorikan tingkat pengetahuan baik, 9,0% (7 orang)
dikategorikan tingkat pengetahuan cukup, 1,3% (1 orang) dikategorikan
tingkat pengetahuan kurang, dan tidak ada mahasiswa yang dikategorikan
tingkat pengetahuan buruk.
2. Tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin 50,0% mahasiswa yang
tingkat pengetahuannya baik merupakan perempuan (35 mahasiswa),
57,1% mahasiswa yang tingkat pengetahuannya cukup merupakan
perempuan (4 mahasiswa), 100,0% mahasiswa yang tingkat
pengetahuannya kurang merupakan laki-laki (1 siswa), dan tidak ada
mahasiswa yang tingkat pengetahuannya buruk.
3. Sebanyak 78,2% (61 orang) mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan
2010 dikategorikan memiliki sikap positif dan 21,8% (17 orang)
mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 dikategorikan
memiliki sikap negatif.
4. Sikap berdasarkan jenis kelamin 55,7% mahasiswa yang memiliki sikap
positif merupakan laki-laki (34 mahasiswa), 70,6% mahasiswa yang
memiliki sikap negatif merupakan perempuan (12 mahasiswa).
6.2 Saran
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi subjek penelitian
Mahasiswa harus mampu untuk mengetahui peranan kondom dalam
2. Bagi fakultas
Pemberian konseling sangat diperlukan untuk memberi wawasan terhadap
mahasiswa tentang fungsi dan peranan kondom dalam pencegahan
penularan HIV/AIDS.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Jika peneliti lain akan melakukan penelitian yang sama maka penelitian ini
dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan
memperluas variabel-variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S., 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. 2nd ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 3-22.
Budimulja, U. dan Dalil, S.F., 2008.Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Dalam: A. Djuanda, M. Hamzah & S. Aisah (eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th
Dinkes Kota Medan, 2013. Kasus HIV/AIDS di Medan. Available
from:
ed. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 427-432.
Davis, K.R. and Weller, S.C., 1999. The Effectiveness of Condoms in Reducing
Heterosexual Transmission of HIV.Family Planning Perspectives, 31(6): 272-279.
21stApril 2013]
Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2013.Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Availablefrom: http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf[Accessed 21stApril 2013]
Duarsa, N.W., 2011. Infeksi HIV dan AIDS. Dalam: S.F.Daili, W.I.B.Makes, F.Zubier (eds). Infeksi Menular Seksual. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 146-158.
Glasier, A. dan Gebbie, A., 2012. Metode Barier.Dalam: Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. 4th
Lubis, R.D., 2008. Penggunaan Kondom. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available
fro
[Accessed 8th May 2013]
Miedzinski, L.J., 1992. Early Clinical Signs and Symptoms of HIV Infection. Can Fam Physician, 38: 1401-1410.
Murtiastutik, D., 2008. AIDS. Dalam: Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. 2nd
National Institute of Health, 2009. HIV/AIDS Symptoms. Available fro
ed.
Surabaya: Airlangga University Press, 211-220.
th
Nettleman, M., 2013. HIV/AIDS Transmission. Available
from
May 2013]
Notoatmodjo, S. 2010. Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam: Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 43-64.
PubMed Health, 2012. AIDS. Available
fro 27th
May 2013]
Royce, R.A., Sena, A., Cates, J..W. and Cohen, M.S., 1997. Sexual Transmission
of HIV. The New England Journal of Medicine, 336: 1072-1078.
Saifuddin, A.B., Affandi, B., Baharuddin, M.,dan Soekir, S., (eds), 2010. Metode
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2011.Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed. Jakarta: Sagung Seto, 348-382.
Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. 2nd
Spiritia, 2009. Dasar HIV dan AIDS. Available
from:
ed.
Jakarta: Sagung Seto.
th
UNAIDS, 2012. Global Report:UNAIDS report on the global AIDS epidemic. Available
United Nations Development Programme Indonesia, 2013. HIV/AIDS Programme. Available from:
April 2013]
th
WHO, 2007. HIV Transmission Through Breastfeeding. Available fro
April 2013]
Wahyuni, A.S., 2007. Metode Penarikan Sampel dan Besar Sampel. Dalam:
Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 108-122.
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Vincent
Tempat/ Tanggal lahir : Medan/ 09Juni 1992
Agama : Buddha
Alamat : Jl.Asia No.66 Medan
Riwayat Pendidikan : 1. TK Sutomo 1 Medan 1996
2. SD Sutomo 1 Medan 1998
3. SMP Sutomo 1 Medan 2004
4. SMA Sutomo 1 Medan 2007
5. Fakultas Kedokteran USU 2010
Lampiran 4
LEMBAR PENJELASAN
Dengan hormat,
Saya, Vincent, adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara angkatan 2010. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian
dengan judul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom Terhadap
Pencegahan Penularan HIV/AIDS”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community Research Programme.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang
peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS. Untuk keperluan
tersebut, saya memohon kesediaan saudara untuk menjadi partisipan dalam
penelitian ini. Selanjutnya, saya memohon kesediaan saudara untuk mengisi
kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika saudara bersedia, silahkan
menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawan saudara.
Identitas pribadi saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua
informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat
hal yang kurang dimengerti, saudara dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini,
saya mengucapkan terima kasih.
Medan 2013
Peneliti,
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. Telepon/HP :
telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai
penelitian ini yang berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan
Kondom Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS”. Oleh karena itu saya
menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Demikianlah, persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
Medan, 2013
HormatSaya,
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
Bagian I : Kuesioner yang berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan.
Berilah tanda checklist () pada kolom jawaban yang anda pilih
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak
Tahu 1 Apakah kondom merupakan suatu selubung
yang dibuat dari karet/lateks tipis yang
berbentuk silinder?
2 HIV adalah virus yang mengganggu sistem
kekebalan dalam tubuh manusia yang dapat
menular
3 Menurut anda, apakah mungkin terjadi
seseorang yang menderita HIV/AIDS tidak
menunjukkan gejala?
4 Menurut anda apakah HIV/AIDS dapat
disembuhkan?
5 HIV/AIDS tidak dapat menular melalui cairan
sperma/vagina pada saat berhubungan seksual
6 HIV/AIDS dapat menular jika menggunakan
handuk, pakaian, sabun penderita HIV
7 Kondom menghalangi masuknya cairan dari
alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita
8 Kondom dapat secara efektif mencegah
penularan infeksi menular seksual.
9 Kondom dapat secara efektif mencegah
penularan infeksi HIV/AIDS
10 Menurut anda, apakah kondom mengurangi
kemampuan seksual seseorang?
kenikmatan berkurang sewaktu berhubungan
intim)
Bagian II : Kuesioner Sikap.
Berilah tanda checklist () pada kolom jawaban yang anda pilih
No PERNYATAAN Sangat
Setuju
1 Pemakaian kondom dapat mencegah
penularan HIV/AIDS melalui
hubungan seksual
2 Melegalkan pemakaian kondom sama
dengan menghalalkan seks bebas
3 Penyuluhan kondom penting untuk
dilakukan
4 Mempromosikan kondom sama
dengan mempromosikan seks bebas
Afeksi (Perasaan)
5 Saya tidak suka dengan program
promosi kondom
6 Saya tidak suka ditetapkannya
kawasan 100% wajib kondom
7 Saya tidak suka melihat iklan kondom
di TV
8 Saya mendukung promosi kondom
yang dilakukan dengan cara peer education (pendidikan oleh teman sebaya)
memakai dan tata cara melepas
kondom
10 Saya mendukung penyuluhan kondom
yang digunakan dengan alat peraga
11 Saya tidak suka promosi kondom
dengan cara pembagian kondom
secara gratis
12 Saya merasa dilecehkan jika diberikan
kondom secara gratis
13 Saya tidak mendukung Peraturan
Daerah yang menganjurkan
pemakaian kondom dalam
berhubungan seksual
14 Saya tidak mendukung didirikannya
ATM kondom
15 Saya tidak suka kondom di jual bebas
di pasar
16 Saya tidak suka membicarakan
kondom di depan umum
17 Saya tidak suka melihat atribut-atribut
promosi kondom (poster, leaflet) di
kampus
Konasi (Kecenderungan bertindak)
18 Saya menganjurkan pemakaian
kondom bagi penjajan seks dan
penggunanya
19 Seandainya saya mengetahui teman
saya terlibat dalam hubungan seksual
yang berisiko, saya bersedia untuk
kondom kepadanya, walaupun saya
tidak terlalu dekat dengan teman saya
tersebut
20 Seandainya saya mengetahui sahabat
saya terlibat dalam hubungan seksual
yang berisiko, saya bersedia untuk
melakukan penyuluhan tentang
kondom kepada sahabat saya tersebut
21 Seandainya saya mengetahui saudara
(adik/kakak) saya terlibat dalam
hubungan seksual yang berisiko, saya
bersedia untuk melakukan penyuluhan
tentang kondom kepada saudara saya
tersebut
22 Jika saya terlibat dalam hubungan seks
yang berisiko, saya akan mengenakan
kondom/ menganjurkan pasangan saya
untuk memakai kondom
23 Saya bersedia untuk bergabung dalam
program promosi kondom seandainya
ada institusi yang mengajak saya
untuk bergabung dalam program
tersebut
24 Saya akan mencari kesempatan untuk
bergabung secara aktif dalam program
Lampiran 8
VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER
TINGKAT PENGETAHUAN
Nomor Pertanyaan
Total Pearson
Correlation Status
Alpha
Cronbach Status
1 0,759 Valid 0,815 Reliabel
2 0,651 Valid 0,815 Reliabel
3 0,587 Valid 0,815 Reliabel
4 0,531 Valid 0,815 Reliabel
5 0,694 Valid 0,815 Reliabel
6 0,645 Valid 0,815 Reliabel
7 0,444 Valid 0,815 Reliabel
8 0,853 Valid 0,815 Reliabel
9 0,783 Valid 0,815 Reliabel
10 0,694 Valid 0,815 Reliabel
38 Tio Prima perempuan 15 cukup
71 Anasthasia Nagtalia perempuan 22 baik
jnskelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
jnskelamin * interpretasi Crosstabulation
DATA INDUK SIKAP
22 Kanagavali perempuan 45 positif
23 Reenosha Bijen perempuan 49 positif
24 Mahadian laki-laki 51 positif
25 Abdullah Lubis laki-laki 68 positif
26 Nabilah perempuan 41 positif
27 Gina Kristina perempuan 37 positif
28 Putri Nahrisyah perempuan 42 positif
29 Keshia Khalida perempuan 58 positif
30 Dina Maulida perempuan 40 positif
31 Asri perempuan 42 positif
32 Jananee perempuan 38 positif
33 Wianlie Cendana perempuan 38 positif
34 Nurul Hikmah perempuan 46 positif
35 Boy Clinton laki-laki 43 positif
36 Yohana Candra perempuan 41 positif
38 Tio Prima perempuan 42 positif
39 Sylvia Cahyadi perempuan 58 positif
40 Batara laki-laki 47 positif
55 Selvambigai perempuan 32 negatif
56 Nanda Ladita perempuan 36 negatif
71 Anasthasia Nagtalia perempuan 43 positif
jnskelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
positif 61 78.2 78.2 78.2
negatif 17 21.8 21.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
jnskelamin * interpretasi Crosstabulation
interpretasi Total
% within interpretasi 100.0% 100.0% 100.0%