• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha “Kedu Susu” di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha “Kedu Susu” di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA

KEDU SUSU

DI KABUPATEN TEMANGGUNG,

JAWA TENGAH

GRACETA PUTRA PRATAMA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha “Kedu Susu” di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015

Graceta Putra Pratama

(4)

ABSTRAK

GRACETA PUTRA PRATAMA. Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha “Kedu Susu” di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Dibimbing oleh Edward H. Siregar.

Pertumbuhan industri kecil yang semakin pesat di Kabupaten Temanggung menimbulkan persaingan antar usaha kecil di Temanggung. Kedu Susu sebagai salah satu usaha kecil yang bergerak di bidang kuliner merupakan usaha kecil yang tengah berkembang di Temanggung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat agar Kedu Susu dapat memenangi persaingan dan menjadi usaha yang lebih maju di masa depan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis faktor internal dan eksternal (IFE dan EFE), matriks IE, matriks SWOT, serta QSPM. Penelitian ini juga menggunakan kanvas model bisnis untuk merumuskan strategi bisnis Kedu Susu. Hasil penelitian ini menunjukkan jika strategi melakukan edukasi pasar tentang Kedu Susu konsep one stop educulinary-nya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki Kedu Susu menjadi strategi pemasaran yang peneliti rekomendasikan bagi Kedu Susu.

Kata kunci : kanvas model bisnis, persaingan usaha, QSPM, strategi pemasaran.

ABSTRACT

GRACETA PUTRA PRATAMA. Marketing Strategy Analysis on “Kedu Susu” Enterprise in Temanggung, Central Java. Supervised by Edward H. Siregar.

The growth of small industries, which grew rapidly in Temanggung cause competition among small enterprise in Temanggung. Kedu Susu as one of the small enterprise engaged in the culinary field is thriving small enterprise in Temanggung. This study was conducted to determine the right marketing strategy in order to win the competition and be more advanced enterprise in the future. Analytic tools used in this research is descriptive analysis, analysis of internal and external factors (IFE and EFE), IE matrix, SWOT matrix, and QSPM. This study also uses canvas business model to formulate business strategies Kedu Susu. The results of this study indicate if the strategy to educate the market about the concept of one stop educulinary through a variety of social media and creative promo owned by Kedu Susu be a marketing strategies that researchers recommend for Kedu Susu.

(5)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA

KEDU SUSU

DI KABUPATEN TEMANGGUNG,

JAWA TENGAH

GRACETA PUTRA PRATAMA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi: Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha "Kedu Susu" di Kabupaten

Nama NIM

Temanggung, Jawa Tengah : Graceta Putra Pratama

: H24110009

Disetujui oleh

Drs. Edward H. MM

Pembimbing

(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha Kedu Susu di Kabupaten Temanggug, Jawa Tengah. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Edward H. Siregar SE, MM. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan serta semangat sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada segenap jajaran dosen serta staf Tata Usaha Departemen Manajemen atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Selain itu, terima kasih penulis sampaikan kepada Mas Henry Herdiawan selaku owner Kedu Susu yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Kedu Susu. Terima kasih yang luar biasa besar penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, adik, keluarga, teman-teman seperjuangan Manajemen 48 serta Meylia Dewi Widowati yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungan selama ini.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini tidak hanya menjadi syarat memperoleh gelar sarjana tapi juga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis karya ilmiah yang lebih baik.

Bogor, Maret 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

METODE 4

Kerangka Pemikiran 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 5

Jenis dan Sumber Data 5

Metode Penarikan Sampel 6

Metode Pengolaha dan Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Gambaran Usaha Kedu Susu 9 Segmentation, Targeting dan Positioning (STP) 10 Bauran Pemasaran Kedu Susu 10 Tahap Masukan 11

Tahap Pencocokan 15

Tahap Pengambilan Keputusan 16

Implikasi Manajerial 17

SIMPULAN DAN SARAN 19 Simpulan 19 Saran 20 DAFTAR PUSTAKA 21 LAMPIRAN 23

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah unit industri kecil dan tenaga kerja di Kabupaten Temanggung

tahun 2012 1

2 Harga produk Kedu Susu 11

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 5

2 Kanvas model bisnis 9

3 Matriks SWOT 16

4 Kanvs model bisnis Kedu Susu 19

DAFTAR LAMPIRAN

1 Matriks EFE dan IFE 23

2 Perhitungan Attractive Score 24

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Temanggung terletak di Provinsi Jawa Tengah, diapit oleh Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Temanggung memiliki potensi yang besar di bidang pertanian. Produk pertanian yang menjadi unggulan Temanggung adalah tembakau dan kopi. Tidak mengherankan jika pertanian menjadi mata pencaharian utama mayoritas penduduk Temanggung. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung menunjukkan pada tahun 2012, 45,60% dari total penduduk Temanggung bekerja di bidang pertanian. Namun, kondisi pertanian yang fluktuatif seringkali menjadi permasalahan bagi berbagai pihak di kabupaten yang terkenal sebagai kota tembakau ini.

Untuk sedikit mengurangi ketergantungan penduduk terhadap bidang pertanian, mulai bermunculan industri kecil yang memberikan warna baru bagi perekonomian Temanggung. Seperti terlihat pada Tabel 1, jumlah unit industri kecil mengalami pertumbuhan tiap tahunnya, mulai dari tahun 2008 hingga tahun 2012, meskipun tingkat penyerapan terhadap tenaga kerja mengalami penurunan pada tahun 2012 jika dibandingkan tahun 2011.

Tabel 1 Jumlah unit industri kecil dan tenaga kerja di Kabupaten Temanggung tahun 2012.

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung

Pertumbuhan industri kecil yang semakin pesat di Kabupaten Temanggung memunculkan persaingan di antara usaha-usaha kecil yang ada. Berbagai usaha kecil berlomba untuk mendapatkan pangsa pasar terbesar dengan beragam strategi.

(12)

2 sering dihadapi usaha kecil adalah belum adanya strategi yang tepat dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan.

Oleh karena itu perlu dirancang strategi pemasaran yang tepat, sesuai dengan kondisi internal maupun eksternal KS, agar KS dapat mempertahankan bahkan meningkatkan penjualan dan menjadi usaha yang lebih maju di masa depan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bauran pemasaran yang diterapkan KS?

2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran KS?

3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan KS?

4. Apa strategi pemasaran yang paling tepat bagi KS, berdasarkan faktor internal dan eksternal yang ada?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis bauran pemasaran yang diterapkan KS.

2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi strategi pemasaran KS.

3. Menganalisis alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan KS.

4. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang paling tepat bagi KS berdasarkan faktor internal dan eksternal yang ada.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan rekomendasi alternatif strategi pemasaran kepada KS.

2. Menjadi sarana peneliti untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu manajemen yang berkaitan dengan strategi pemasaran.

3. Menjadi acuan bagi penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan strategi pemasaran.

Ruang Lingkup Penelitian

(13)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstong (2008), pemasaran adalah suatu proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap kembali nilai dari pelanggan. Kotler (2010) juga mengemukakan jika pemasaran telah bergerak dari pendekatan product-based dan consumer-based ke pendekatan holistik terhadap pelanggan dengan melihat pelanggan sebagai manusia yang multidimensi, values-driven dan sebagai mitra kolaborasi.

Strategi Pemasaran

Chandler dalam Solihin (2012) menyatakan bahwa strategi adalah penjelasan mengenai tujuan jangka panjang perusahaan dan bagaimana perusahaan melakukan tindakan serta mengalokasikan sumber daya untuk mencapi tujuan. Sedangkan Hunger dan Wheelen (2003) menyatakan jika implementasi strategi adalah sejumlah total aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis. Strtategi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008) diartikan sebagai logika pemasaran di mana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan.

Kartajaya dan Ridwansyah (2014) merumuskan strategi pemasaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi konsumen, yaitu satukan kata dengan perbuatan, tambahkan kejutan bagi pelanggan, ajari pelanggan untuk tumbuh, dan rawat pertemanan untuk berjualan.

Menurut Kartajaya dan Setiawan (2014) strategi pemasaran akan berhasil mencapai target yang diinginkan jika perusahaan dapat mengenali konsumen, menciptakan brand yang menarik sertea mampu membuat konsumen merasa penasaran, mendorong komitmen konsumen serta berkata dan berlaku jujur kepada konsumen. Watono dan Watono (2011) mengenalkan istilah brand soul yang diartikan sebagai sumber keunggulan produk dalam bersaing di pasar.

Blue Ocean Strategy

Kim dan Mauborgne (2005) menyatakan jika strategi samudra biru menciptakan pasar yang tidak dapat ditentang, membuat persaingan menjadi tidak relevan, menciptakan dan menangkap permintaan baru. Terdapat empat tindakan dalam samudra biru, yaitu mengurangi, menciptakan, meningkatkan serta menghapuskan.

Penelitian Terdahulu

(14)

4 Menggunakan Metode QSPM (Studi Kasus : CV Kajeye Food)”. Peneliti menggunakan alat analisis berupa matriks EFE-IFE, matrisk SWOT dan QSPM. Dari penelitian tersebut, diketahui jika terdapat sepuluh alternatif strategi dengan tiga prioritas strategi utama, yaitu melakukan inovasi produk, menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta melakukan kerjasama dengan pemasok buah. Nugaraha (2011) juga melakukan penelitian tentang strategi pemasaran dalam skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Keripik Tempe pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri”. Peneliti menggunakan alat analisis berupa matriks EFE-IFE, matriks SWOT dan QSPM. Peneliti memberikan rekomendasi strategi pemasaran berupa pemberian merk untuk media promosi produk ketika keripik dibawa ke luar daerah. Penelitian tentang strategi pemasaran juga dilakukan oleh Hidayatulloh (2011) dalam skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Objek Wisata Alam Talaga Remis di Taman Nasional Gunung Ciremai”. Alat analisis yang digunakan peneliti adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT serta QSPM. Strategi pemasaran yang direkomendasikan adalah mengoptimalkan fasilitas yang ada serta menjalankan capital building SDM secara rutin.

METODE

Kerangka Pemikiran Penelitian

Persaingan yang semakin ketat, membuat KS perlu membuat strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran disusun berdasarkan faktor eksternal dan internal yang dihadapai KS. Faktor lingkungan yang telah terindentifikasi kemudian dievaluasi dan disusun dalam matriks IE dan matriks SWOT. Selanjutnya dihasilkan alternatif strategi pemasaran yang akan dinilai menggunakan QSPM, untuk menghasilkan rekomendasi strategi pemasaran bagi KS. Alternatif strategi pemasaran yang dipilih akan dirumuskan menggunakan suatu pendekatan baru dalam membangun model bisnis, yaitu kanvas model bisnis (Osterwalder dan Pigneur 2012) untuk dapat memberikan implikasi manajerial.

(15)

5

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di KS yang berlokasi di Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai Februari 2015.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh lewat kueioner yang didapat dari wawancara pribadi atau pembicaraan tatap muka antara pewawancara dengan responden

Kedu Susu

Kompetisi semakin ketat

Nilai dan strategi pemasaran Kedu Susu

Analisis faktor eksternal dan internal

External factors evaluation Internal factors evaluation

Matriks IE dan Matriks SWOT

Alternatif strategi pemasaran QSPM

(16)

6 (Churchill 2002). Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan topik yang dibahas.

Metode Penarikan Sampel

Responden dalam penelitian ini dipilih secara sengaja untuk mendapatkan responden yang mengetahui kondisi KS serta responden yang memahami bidang pemasaran. Responden dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang terdiri dari dua orang pihak internal KS, satu orang akademisi, satu orang konsumen serta satu orang pelaku usaha sejenis.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data diawali dengan melakukan analisis deskriptif KS yang menjelaskan tentang profil usaha, bauran pemasaran serta segmentation, targeting dan positioning KS. Selanjutnya dilakukan analisis faktor internal dan faktor eksternal untuk mendapatkan input dalam penyusunan matriks IE dan matriks SWOT. Matriks SWOT yang telah disusun akan diolah menggunakan QSPM untuk mendapatkan rekomendasi terbaik.

Secara garis besar, proses penyusunan strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap masukan menggunakan external factors evaluation dan internal factors evaluation, tahap pencocokan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT dan tahap pengambilan keputusan menggunakan QSPM. Ditambahkan model baru dalam penyusunan strategi bisnis yaitu kanvas model bisnis.

Berikut ini adalah penjelasan dari metode-metode yang peneliti gunakan dalam penelititan ini :

External Factors Evaluation (EFE)

Analisis faktor eksternal dilakukan setelah faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang berpengaruh bagi sebuah usaha diidentifikasi. Tabel EFE digunakan untuk menampilkan hasil analisis terhadap faktor eksternal. Berikut adalah ilustrasi dari tabel EFE:

Faktor Bobot Peringkat Nilai Tertimbang

Peluang

Ancaman

Total 1,00

Sumber : David (2006).

Internal Factors Evaluation (IFE)

(17)

7

Faktor Bobot Peringkat Nilai Tertimbang

Kekuatan

Kelemahan

Total 1,00

Sumber : David (2006).

Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks IE menggunakan hasil yang didapat dari IFE dan EFE untuk mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan. Namun pada dasarnya 9 sel strategi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :

Pertama, berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi yang sesuai adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke depan, belakang dan horizontal).

Kedua, berada pada sel III, V atau VII dapat dikelola dengan strategi jaga dan pertahankan. Strategi yang tepat adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Ketiga, berada pada sel VI, VIII atau IX dapat menggunakan strategi tuai atau divestasi. Strategi yang dipakai pada kondisi ini adalah strategi divestasi atau memperkecil usaha yang dilakukan.

Berikut adalah ilustrasi matriks IE :

Total Nilai Tertimbang IFE

Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,00-1,99 Total Tinggi

Nilai 3,0-4,0 Tertimbang

EFE Menengah 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99

Sumber : David (2006).`

Matriks SWOT

Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil formulasi Internal Factors Evaluation (IFE) dan External Factors Evaluation (EFE). Matriks SWOT menghasilkan kombinasi antara faktor internal dan eksternal. Lebih jauh, matriks SWOT menghasilkan beberapa pilihan strategi (Solihin 2012). Penyusunan matriks SWOT adalah sebagai berikut :

I II III

IV V VI

(18)

8

Intermal Factors

External Factors

Strengths (S) Weaknessess (W)

Opportunities (O) Threats (T)

Sumber : Wheelen dan Hunger dalam Solihin (2012).

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. QSPM memiliki beberapa unsur, yaitu faktor kunci internal dan eksternal, bobot, serta alternatif strategi, seperti tampak pada tabel di bawah ini :

Alternatif

Faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2

Internal Eksternal

Sumber : David (2006)

Kanvas Model Bisnis

Kanvas model bisnis adalah cara baru untuk menggambarkan, mem- visualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis (Osterwalder dan Pigneur 2012) . Kanvas model bisnis menggambarkan 9 blok bangunan yang berpengaruh terhadap kesuksesan usaha, yaitu :

 Segmen pelanggan  Proposisi nilai  Saluran

 Hubungan pelanggan  Arus pendapatan  Sumber daya utama  Aktivitas kunci  Kemitraan utama  Struktur biaya

(19)

9

Gambar 2. Kanvas Model Bisinis. Sumber : Osterwalder dan Pigneur (2012)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kedu Susu

Sejarah dan Perkembangan Kedu Susu

KS merupakan UMKM di Temanggung, Jawa Tengah yang bergerak di bidang kuliner. KS berlokasi di Gang Carikan, Kedu. Usaha ini mulai dirintis tahun 1999 oleh Bapak Suryanto. Pada awalnya, beliau memelihara 6 ekor sapi perah di halaman belakang rumahnya. Susu segar yang dihasilkan sapi perah milik Bapak Suryanto dijual kepada pengecer-pengecer yang berasal dari sekitar Kedu. Susu sapi yang dijual Bapak Suryanto adalah susu sapi murni tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu, sehingga memiliki nilai jual yang rendah, di mana susu murni dijual dengan harga Rp 5 000 per liter

Menyadari rendahnya nilai jual susu yang dijual tanpa pengolahan, Henry Herdiawan, yang merupakan putra dari Bapak Suryanto, memiliki ide untuk menciptakan nilai lebih pada susu murni yang dihasilkan sapi milik Bapak Suryanto. Pada tahun 2012 berdirilah KS, sebuah usaha yang menawarkan susu sapi dalam beragam varian rasa. Dalam menjalankan usaha, Henry selaku owner dan bagian marketing dibantu oleh Bapak Suryanto yang mengontrol proses produksi dan istri Henry serta Umi yang mengurusi bagian dapur KS. Proses produksi susu dilakukan oleh 2 pegawai, sedangkan pelayanan terhadap konsumen dilakukan oleh 2 pegwai.

(20)

10 jauh dari jalan raya, sehingga terkadang membuat konsumen harus menggunakan Google Maps ataupun Waze untuk menemukan kedai Kedu Susu.

Setelah lebih dari dua tahun berdiri, omzet KS mencapai 6-8 juta rupiah per bulan. Saat ini KS telah banyak dikenal masyarakat. Hal ini tak lepas dari partisipasi Kedu Susu dalam beberapa event di Temanggung, salah satunya Pazaar Minggu. Promosi yang gencar di berbagai media sosial, seperti Facebook dan Twitter, membuat KS tidak hanya dikenal masyarakat Temanggung saja, namun juga dari luar Temanggung.

Nilai, Visi dan Misi Kedu Susu

KS belum memiliki visi dan misi secara tertulis, namun berdasarkan wawancara peneliti terhadap pihak internal, KS memiliki value yang menjadi dasar kegiatan usaha KS. Nilai tersebut adalah :

1. Menggali potensi lain Kecamatan Kedu agar tidak hanya dikenal sebagai sentra ayam cemani, namun juga sentra sapi perah.

2. Menciptakan produk yang dapat meningkatkan nilai jual susu sapi.

3. Menciptakan produk yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat dan bergizi.

Segmentation, Targeting dan Positioning (STP)

KS menetapkan segmentasi pasar berdasarkan kondisi demografis, di mana KS membuat segmen pasar berdasarkan usia dan profesi. Target pasar utama KS adalah konsumen usia sekolah (5-19 tahun) serta masyarakat yang telah berkeluarga. Konsumen keluarga biasanya datang secara bersama-bersama pada sore atau malam hari untuk menikmati sajian KS sambil meningkatkan kedekatan antar anggota keluarga. Sedangkan konsumen sekolah biasanya datang ke KS dalam rombongan kelas atau sekolah. Mereka tidak hanya menikmati hidangan di KS, namun juga dapat melihat kandang sapi dan proses pemerahan sapi. Itulah yang menjadi positioning KS. Lovelock (2012) menyatakan jika positioning harus menjauhkan pesaing, bukan menarik mereka. KS tidak hanya sekedar usaha yang menawarkan hidangan yang lezat dan berkualitas, namun juga memberikan edukasi kepada konsumennya.

Bauran Pemasaran Kedu Susu

Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong 2008). Bauran pemasaran KS, yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. Produk yang sesuai kondisi pasar, harga yang terjangkau, saluran distribusi yang tepat serta program promosi yang efektif, menjadi kombinasi yang dapat membawa kesuksesan dalam memasarkan suatu produk. Berikut adalah bauaran pemasaran KS :

1. Produk (Product)

(21)

11 Tersedia susu sapi tanpa rasa bagi konsumen yang ingin menikmati cita rasa original susu sapi. Selain itu, KS juga menyediakan makanan ringan, seperti jadah bakar, spaghetti, roti bakar aneka rasa, sosis bakar dan juga pisang bakar.

2. Harga (Price)

KS menawarkan produk dengan harga yang bervariasi. Harga produk KS dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Harga produk Kedu Susu

Produk Makanan Harga (Rp)

Jadah bakar aneka rasa 5 000 sampai 6 000

Spaghetti 9 000

Roti bakar aneka rasa 4 000 sampai 5 500

Sosis bakar 14 000

Pisang bakar aneka rasa 4 000 sampai 5 500

Susu sapi aneka rasa (200 ml) 6 000

Sumber : Data diolah

Harga yang ditetapkan KS disesuaikan dengan biaya total yang diperlukan. Selain itu, harga yang ditetapkan juga disesuaikan dengan daya beli konsumen agar produk Kedu Susu dapat dijangkau oleh konsumen.

3. Promosi (Promotion)

Dalam memasarkan produknya, KS mengandalkan berbagai media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Media sosial dipilih karena lebih hemat dari segi biaya, selain itu media sosial dapat menjangkau konsumen tanpa ada batasan waktu dan tempat. Selain menggunakan media sosial sebagai sarana mengenalkan produknya, KS juga pernah mengikuti event yang digelar di Temanggung, seperti Pazaar Minggu. Dengan mengikuti event yang menghadirkan banyak pengunjung, KS dapat melakukan edukasi pasar terhadap konsumen tentang produk KS. KS juga mengandalkan word of mouth untuk mempromosikan produknya.

4. Distribusi (Place)

Konsumen bisa mendapatkan produk KS dengan datang langsung ke kedai KS yang terletak di Gang Carikan, Kedu, Temanggung. Pemilik KS

(22)

12 kondisi yang tidak diinginkan dan dapat memberikan dampak negatif. Berikut ini adalah peluang dan ancaman yang dihadapi oleh KS :

Peluang

1. Perubahan gaya hidup masyarakat

Seiring perkembangan jaman, masyarakat mulai menyadari pentingnya mengonsumsi susu. Fenomena tersebut merupakan peluang yang dapat dioptimalkan oleh KS untuk mendongkrak nilai penjualannya. Selain itu, tren masyarakat perkotaan yang gemar berlibur ke daerah-daerah pedesaan membuat KS banyak dicari wisatawan atau perantau yang berkunjung ke Temanggung.

2. Populasi penduduk Temanggung

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan pada tahun 2013 penduduk Temanggung berjumlah 739 873 jiwa, dengan 24% di antaranya berada pada usia sekolah (5-19 tahun). Jumlah yang besar tersebut dapat menjadi pendorong KS untuk memasarkan produk serta meningkatkan nilai penjualannya.

3. Perkembangan teknologi

Teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu, baik teknologi produksi maupun teknologi informasi. Teknologi yang semakin maju akan menguntungkan KS yang saat ini masih menggunakan teknologi produksi sederhana tanpa peralatan modern. Teknologi yang digunakan secara tepat akan menekan biaya yang diperlukan, sehingga dapat menciptakan keunggulan dalam segi biaya.

4. Peningkatan daya beli masyarakat

Peningkatan upah minimun kabupaten (UMK) Temanggung dari tahun ke tahun akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan daya beli masyarakat. UMK Temanggung pada tahun 2014 sebesar Rp 1 050 000 naik 11,7% dari UMK Temanggung tahun 2013 sebesar 940 000, dan kemungkinan akan naik menjadi Rp 1 178 000 pada tahun 2015. Geliat perekonomian Temanggung yang mulai meningkat akan menjadi peluang bagi KS untuk dapat meningkatkan skala usahanya.

5. Banyak event yang digelar di Temanggung

Sebagai daerah yang sedang berkembang, banyak event yang digelar di Temanggung, baik event yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun komunitas di Temanggung. Keikutsertaan KS pada berbagai event dapat meningkatkan atensi masyarakat terhadap KS.

Ancaman

1. Munculnya pesaing

Tidak dapat dipungkiri jika pesaing adalah ancaman bagi kelangsungan suatu usaha. Munculnya usaha yang menawarkan produk sejenis serta produk susu dalam kemasan yang diproduksi oleh perusahaan besar menjadi pesaing KS dalam mendapatkan pangsa pasar.

2. Fluktuasi harga bahan baku pendukung

(23)

13 Harga kebutuhan pokok yang terus meningkat akan mengurangi proporsi pendapatan masyarakat untuk membeli produk KS. Sebagai contoh, ketika harga BBM naik, masyarakat akan mengalokasikan pendapatannya lebih besar untuk membeli BBM.

4. Kurangnya dukungan pemerintah

Kurangnya dukungan pemerintah, baik daerah maupun pusat, terhadap KS dapat memberikan pengaruh buruk terhadap KS. Kurangnya dukungan, baik dalam hal pelatihan, pendampingan maupun pinjaman modal, membuat KS harus benar-benar mandiri.

5. Munculnya penyakit pada sapi

Sapi sebagai penghasil bahan baku utama KS sangat rawan terserang penyakit. Penyakit pada sapi, seperti penyakit kuku dan mulut sapi, akan memengaruhi kinerja sapi dalam menghasilkan susu.

Indentifikasi Faktor Internal

Identifikasi faktor internal akan menunjukkan kekuatan dan kelemahan KS. Faktor internal menjadi kekuatan jika faktor tersebut mampu memberikan keunggulan kompetitif. Sedangakn faktor internal menjadi kelemahan jika faktor tersebut tidak dapat dtangani dan dikelola dengan baik oleh KS. Berikut ini adalah faktor internal yang terdapat pada KS :

Kekuatan

1.Memiliki produk yang bervariasi

Susu aneka rasa menjadi daya tarik utama KS. Beragam rasa yang ditawarkan membuat produk KS dapat dinikmati oleh konsumen dengan selera yang berbeda-beda. Selain itu, produk yang bervariasi dapat memperlambat bahkan mengatasi kejenuhan yang dialami konsumen.

2.Cita rasa produk yang khas

Susu sapi segar yang dikombinasikan dengan perasa alami dan berkualitas membuat produk KS memiliki cita rasa yang berbeda, baik dengan susu produksi perusahaan besar atau susu dari sesama usaha kecil.

3.Konsep one stop educulinary

Selain menawarkan minuman dan makanan, KS juga memberikan kesempatan kepada konsumen untuk “bermain” ke kandang sapi perah sekaligus melihat proses pemerahan susu sapi secara langsung. Kelebihan ini menjadi nilai lebih yang tidak dimiliki dan sulit untuk ditiru oleh usaha sejenis.

4.Lokasi booth yang mudah dijangkau

KS biasanya membuka booth di event yang mendatangkan banyak pengunjung. Ketika ada event mingguan, seperti Pazaar Minggu, KS turut berpartisipasi sehingga konsumen mudah mendapatkan produk KS.

5.Ketersediaan bahan baku

(24)

14 6.Pemanfaatan teknologi untuk keperluan promosi

Teknologi yang terus berkembang tidak akan berarti jika KS tidak dapat memanfaatkannya. Dengan aktif di dunia maya lewat Facebook, Twitter ataupun website, KS mengoptimalkan perkembangan teknologi menjadi suatu kekuatan dalam bidang pemasaran dan promosi.

Kelemahan

1. Jumlah karyawan yang terbatas

Kegiatan operasional KS dijalankan oleh 8 orang. Ketika penjualan sepi, jumlah tersebut cukup untuk menjalankan kegiatan KS. Namun ketika penjualan meningkat, pegawai yang ada kewalahan dalam melayani konsumen sehingga terkadang pelayanan terhadap konsumen menjadi lambat.

2. Terbatasnya modal usaha

Sebagai usaha yang dirintis secara kecil-kecilan, modal usaha yang dimiliki KS juga terbatas. Modal usaha yang terbatas membuat KS kurang leluasa dalam melakukan ekspansi bisnis.

3. Belum terdapat standar operasional prosedur (SOP)

Kegiatan operasional KS belum terstruktur dengan rapi. “apa yang dilakukan?”, “siapa yang melakukan?”, “kapan dilakukan?” dan “bagaimana cara melakukan?”, menjadi pertanyaan yang belum dapat dijawab secara pasti karena belum adanya SOP yang dapat berpengaruh terhadap kualitas produk dan pelayanan KS.

4. Manajemen belum profesional

Seperti kebanyakan usaha kecil, manajemen KS belum sepenuhnya profesional. Manajemen KS cenderung dilakukan secara tradisional. Pembagian job desc yang belum jelas, pengadaan bahan baku tambahan yang belum teratur, serta kondisi keuangan yang belum ditata menjadi kelemahan yang dapat menghambat kinerja KS.

5. Lokasi kedai kurang strategis

Meskipun lokasi kedai yang masuk ke perkampungan menjadi suatu kelebihan karena menawarkan suasana pedesaan, di sisi lain lokasi tersebut menjadi satu kelemahan karena konsumen akan kesulitan mengakses kedai KS.

External Factors Evaluation

(25)

15

Internal Factors Evaluation

Analisis faktor internal KS menunjukkan jika konsep one stop educulinary yang diusung KS menjadi kekuatan utama dengan skor 0,384. Sedangkan kelemahan terbesar adalah lokasi kafe yang kurang strategis yang mendapat skor 0,153. Perhitungan IFE secara keseluruhan menghasilkan skor 2,622 yang berarti bahwa KS memiliki posisi internal yang kuat. Skor faktor kekuatan (1,972) yang lebih besar dari skor faktor kelemahan (0,650) dapat diartikan jika KS dapat mengoptimalkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang ada.

Tahap Pencocokan

Matriks Internal-Eksternal

Hasil analisis faktor eksternal dan internal menggunakan matriks EFE dan IFE yang menghasilkan skor 2,520 dan 2,622, KS menempati sel V pada matriks IE yang menunjukkan bahwa KS berada pada posisi jaga dan pertahankan. Strategi yang cocok adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi merupakan strategi yang dilakukan untuk memperluas pangsa pasar melalui berbagai kegiatan pemasaran agar penjualan produk dapat meningkat. Sedangkan strategi pengembangan produk dilakukan melalui perbaikan atau penambahan varian produk.

Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah cara yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk menyusun alternatif strategi dengan mencocokkan peluang dan ancaman yang dihadapai suatu organisasi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi. Terdapat empat bagian alternatif strategi dalam matriks SWOT, yaitu bagian yang mencocokkan kekuatan dengan peluang (SO), kekuatan dengan ancaman (ST), kelemahan dengan peluang (WO) serta kelemahan dengan ancaman (WT).

(26)

16

Gambar 3. Matriks SWOT

Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap menentukan strategi terbaik yang dapat dilakukan KS dari sekian alternatif strategi yang dihasilkan pada

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S)

1.Beragam variasi produk (S1) 2. Melakukan inovasi rasa

dan varian produk (S1-S5-O3)

3. Melakukan edukasi pasar tentang konsep one stop banyak sebagai sarana melakukan promo, mengenalkan produk serta meningkatkan keuntungan (W2-W5-O3-O5)

2. Pemanfaatan teknologi dalam proses produksi untuk menghemat biaya (W1-O3) baku yang dapat diproduk-si sendiri agar dapat me-nekan biaya secara kese-luruhan, sehingga dapat menghasilkan produk yang terjangkau (S5-T1-T2-T3)

(27)

17 matriks SWOT. Untuk menentukan strategi pemasaran terbaik bagi Kedu Susu digunakan Quatitive Strategic Planning Matric (QSPM). Terdapat sepuluh strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT, namun tidak semua strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT harus dievaluasi dalam QSPM. Penilaian strategi harus menggunakan penilaian intuitif yang bagus untuk memilih strategi yang akan dimasukan dalam QSPM (David,2006).

Sepuluh strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dikerucutkan menjadi empat strategi yang akan dinilai menggunakan QSPM. Keempat strategi tersebut dipilih karena strategi tersebut dianggap paling sesuai untuk diterapkan oleh KS berdasarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal KS. Strategi-strategi tersebut adalah :

1. melakukan edukasi pasar tentang KS serta konsep one stop educulinary-nya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki KS (SA)

2. memanfaatkan beragam event yang dapat mengundang masa dalam jumlah banyak sebagai sarana melakukan promo, mengenalkan produk serta meningkatkan keuntungan (SB)

3. mengoptimalkan bahan baku yang dapat diproduksi sendiri agar dapat menekan biaya secara keseluruhan, sehingga dapat menghasilkan produk yang terjangkau (SC)

4. merancang standar operasional prosedur (SOP), mulai dari proses produki hingga proses penghantaran produk kepada konsumen, agar nilai yang KS tawarkan kepada konsumen dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen (SD).

Berdasarkan perhitungan menggunakan QSPM, nilai (total attractiveness score) tertinggi didapat strategi (SA) dengan nilai sebesar 5,911. Posisi kedua ditempati strategi (SB) dengan skor 5,611. Posisi ketiga dan keempat berturut-turut ditempati strategi (SD) dan strategi (SC) dengan nilai 4,912 dan 4,532.

Terpilihnya strategi SA sebagai strategi dengan nilai tertinggi dianggap tepat, karena strategi tersebut sesuai dengan salah satu stratgi yang harus dikembangkan KS berdasarkan matriks IE, yaitu strategi penetrasi pasar. Melakukan edukasi pasar melalui berbagai media akan meningkatkan awareness konsumen terhadap KS, yang akan berimplikasi pada peningkatan penjualan dan pangsa pasar KS.

Implikasi Manajerial

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penerapan strategi pemasaran KS dirumuskan dalam kanvas model bisnis di bawah ini.

Kanvas Model Bisnis

Kanvas model bisnis terdiri dari sembilan blok bangunan yang digunakan untuk mengembangkan model bisnis, termasuk strategi pemasaran, sekaligus menjadi rekomendasi peneliti kepada KS agar dapat diaplikasikan di KS. Kanvas model bisnis KS adalah sebagai berikut:

1. Segmentasi Pelanggan (Customer Segments)

(28)

18

2. Proposisi Nilai (Value Propositions)

Kaplan (2013) menyatakan jika proposisi penjualan yang khas merupakan kualitas yang membuat barang atau jasa yang ditawarkan lebih unggul dibanding pesaing. Kedu Susu tidak hanya menawarkan produk makanan dan minuman saja, namun juga menawarkan pengalaman menikmati sajian di lingkungan pedesaan. Kedu Susu juga memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melihat kandang sapi sekaligus proses pemerahan susu sapi, sehingga nilai yang diberikan Kedu Susu kepada pelanggan tidak hanya dalam bentuk sajian kuliner namun juga dalam bentuk edukasi kepada pelanggan, sekaligus memberikan pengalaman berbeda dalam menikmati susu sapi. Nilai ini-lah yang menjadi keunggulan KS dibanding pesaing, sehingga pesaing akan sulit untuk menyaingi dan merebut pangsa pasar Kedu Susu.

3. Saluran (Channels)

Internet menyediakan peluang bagi pemasar dan konsumen untuk interaksi dan individualisasi yang jauh lebih besar (Kotler dan Keller 2009). KS memanfaatkan Facebook dan Twitter untuk menjalin komunikasi dua arah dengan konsumennya. Media sosial dianggap efektif dan efisien untuk melakukan edukasi pasar tentang Kedu Susu karena media sosial tidak terbatas pada tempat dan waktu tertentu. Dalam melakukan penjualan, KS masih mengandalkan kafe dan booth. Kedepannya, pengembangan website dapat menjadi saluran untuk lebih mengedukasi konsumennya.

4. Hubungan Pelanggan (Customer Relationships)

Sejauh ini hubungan yang dijalin KS dengan pelanggan masih sebatas hubungan penjual dan pembeli. Perlu dibangun hubungan yang lebih dekat antara KS dan konsumennya, agar KS memiliki konsumen yang loyal, karena menurut Lovelock (2013), pelanggan menjadi lebih menguntungkan ketika mereka makin lama menggunakan produk . Pride dan Ferrel (1993) menyatakan jika memelihara hubungan positif dengan pembeli adalah salah satu sasaran penting bagi penjual. KS dapat membangun komunitas atau membuat member card bagi konsumen akan meningkatkan hubungan antara konsumen dengan KS.

5. Aliran Pendapatan (Revenue Streams)

Pendapatan yang diterima KS berasal dari penjualan susu sapi aneka rasa serta berbagai jenis makanan ringan, seperti roti bakar dan pisang bakar. Menciptakan produk baru dapat menjadi pilihan Kedu Susu untuk meningkatkan aliran pendapatannya. Youghurt, kefir ataupun merchandise merupakan produk-produk yang dapat prosepektif untuk dikembangkan.

6. Sumber Daya Kunci (Key Resource)

(29)

19

7. Aktivitas Kunci (Key Activities)

Proses produksi dan pengembangan produk manjadi aktivitas yang harus diperhatikan karena aktivitas ini akan menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Aktvitas pemasaran juga menjadi aktivitas penting bagi KS, karena produk berkualitas tidak akan diserap oleh pasar jika tidak dipasarkan dengan baik.

8. Kemitraan Utama (Key Partnership)

Menjalin kerjasama dengan supplier bahan baku pendukung akan memudahkan proses produksi KS. Selain itu, kerjasama dengan instansi pemerintah serta lembaga pendidikan juga menjadi kerjasama yang akan menguntungkan, mengingat target pasar KS adalah anak usia sekolah dan masyarakat yang telah berkeluarga.

9. Struktur Biaya (Cost Structure)

Biaya yang dikeluarkan KS untuk menjalankan usahanya terdiri dari biaya produksi, promosi, pengadaan peralatan dan sumber daya manusua. Kontrol yang ketat terhadap biaya-biaya yang ada sangat diperlukan agar tidak terjadi pembengkakan biaya yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha KS. Santoso (2011) menyatakan sekitar 25% - 50% biaya dapat dihemat dengan cara meninjau kembali komponen yang dibutuhkan, mengolan kembali bahan sisa, menggunakan sistem barter, menjadikan konsumen sebagai co-producer, menetapkan harga yang pasti dan wajar, berkomunikasi via internet serta berpromosi via telepon genggam.

(30)

20

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

- Produk utama yang ditawarkan KS adalah susu sapi yang tersedia dalam aneka rasa serta beragam makanan ringan. Harga yang ditawarkan untuk produk KS berkisar antara Rp 4 000 hingga Rp 14 000. Promosi dilakukan dengan mengikuti berbagai event serta menggunakan berbagai media sosial. Konsumen dapat memperoleh produk KS dengan datang langsung ke kedai atau booth KS.

- Faktor eksternal yang menjadi peluang KS adalah perubahan gaya hidup masyarakat, populasi penduduk Temanggung, perkembangan teknologi, peningkatan daya beli masyarakat serta banyak event yang digelar di Temanggung. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah munculnya pesaing, fluktuasi harga bahan baku pendukung, peningkatan harga kebutuhan pokok, kurangnya dukungan pemerintah dan munculnya penyakit pada sapi. Faktor internal yang menjadi kekuatan adalah beragam variasi produk, cita rasa produk yang khas, konsep one stop educulinary, lokasi booth yang mudah dijangkau, ketersediaan bahan baku dan pemanfaatan teknologi untuk promosi. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelamahan adalah jumlah karyawan terbatas, terbatasnya modal usaha, belum terdapat SOP, manajemen belum profesional dan lokasi kafe kurang strategis.

- Terdapat sepupuh alternatif strategi yang didapat melalui matriks SWOT, namun hanya empat strategi yang menurut peneliti paling tepat diterapkan di KS, yaitu melakukan edukasi pasar tentang KS serta konsep one stop educulinary-nya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki KS; memanfaatkan beragam event yang dapat mengundang masa dalam jumlah banyak sebagai sarana melakukan promo, mengenalkan produk serta meningkatkan keuntungan; mengoptimalkan bahan baku yang dapat diproduksi sendiri agar dapat menekan biaya secara keseluruhan, sehingga dapat menghasilkan produk yang terjangkau; dan merancang standar operasional prosedur (SOP), mulai dari proses produki hingga proses penghantaran produk kepada konsumen, agar nilai yang KS tawarkan kepada konsumen dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.

- Alternatif strategi yang terpilih berdasarkan matriks QSPM adalah strategi melakukan edukasi pasar tentang KS serta konsep one stop educulinary-nya melalui berbagai media sosial dan media promo kreatif yang dimiliki KS (S3).

Saran

(31)

21 1. KS lebih meningkatkan hubungan dengan pelanggan, agar KS memiliki basis konsumen yang kuat. Selain itu, promosi yang lebih gencar dengan berbagai cara yang kreatif, misal dengan memberikan kalender atau jam dinding ikonik KS ke sekolah-sekolah, akan lebih mendekatkan KS kepada segmen pasar yang ditargetkan.

2. Untuk penelitian berikutnya, peneliti berharap adanya peneliti yang menggunakan kanvas model bisnis secara lebih mendalam untuk menyusun strategi bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. 2013. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, 2008-2012. Temanggung.

[BPS] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. 2013. Temanggung Dalam Angka 2013. Temanggung.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung. 2013. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 2013. Temanggung.

Churchill GA. 2002. Dasar-Dasar Riset Pemasaran Jilid 1. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

David FR. 2006. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep edisi 10. Jakarta (ID) : Penerbit Salemba Empat.

Hidayatulloh YN. 2011. Strategi Pemasaran Objek Wisata Alam Talaga Remis di Taman Nasional Gunung Ciremai. [internet]. [diunduh 2014 Okt 29]. Tersedia pada : http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49867.

Hunger JD dan Wheelen TL. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta (ID) : Penerbit Andi.

Kaplan S. 2013. Be The Elephant Membangun Bisnis yang Lebih Besar dan Lebih Baik. Jakarta (ID) : Elex Media Komputindo.

Kartajaya H dan Ridwansyah A. 2014. WOW Selling “Salespeople Are The Real Marketeers”. Jakarta (ID) : Kompas Gramedia.

Kartajaya H dan Setiawan I. 2014. WOW Marketing. Jakarta (ID) : Kompas Gramedia.

Kotler P dan Amstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Keduabelas Jilid 1. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

Kim W dan Mauborgne R. 2005. Blue Ocean Strategy How to Create Uncontested Market Space and Make the Competition Irrelevant. Boston (US) : Harvard Business School Press.

Kotler P dan Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.

Kotler P, Kartajaya H, Setiawan I. 2010. Marketing 3.0. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

(32)

22 Lovelock C, Wirtz J, Mussry J. 2012. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi Perspektif Indonesia Jilid 1 Edisi Ketujuh. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

Lovelock C, Wirtz J, Mussry J. 2013. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi Perspektif Indonesia Jilid 2 Edisi Ketujuh. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

Nugraha AS. 2011. Strategi Pemasaran Keripik Tempe pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. [internet]. [diunduh 2014 Okt 29]. Tersedia pada : http://eprints.uns.ac.id/9749/1/189002411201 109461.unlocked.pdf

Osterwalder A dan Pigneur Y. 2012. Business Model Generation. Jakarta (ID) : Elex Media Komputindo.

Pramesti N, Santoso I, Silalahi R L R. 2014. Perencanaan Strategi Pemasaran Produk So Kreesh Menggunakan Metode QSPM (Studi Kasus : CV Kajeye

Food)”. [internet]. [diunduh 2014 Okt 29]. Tersedia pada :

http://skripsitip.staff.ub.ac.id/files/2014/09/Ninggar-Pramesti.pdf

Pride W dan Ferrel O. 1995. Pemasaran Teori & Praktek Sehari-hari Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta (ID) : Binarupa Aksara.

Solihin I. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

Santoso I. 2011. Marketing Is Bullshit. Jakarta (ID) : Elex Media Komputindo. Watono AA dan Watono MC. 2011. IMC Integrated Marketing Communication

(33)

23

LAMPIRAN

Lampiran 1 Matriks EFE dan IFE

Matriks IFE

R1 R2 R3 R4 R5 RATAAN R1 R2 R3 R4 R5 RATAAN A 0,105 0,105 0,108 0,142 0,100 0,112 3 3 3 3 4 3,200 0,358 B 0,077 0,091 0,104 0,047 0,109 0,086 4 3 4 4 4 3,800 0,325 C 0,127 0,123 0,108 0,066 0,109 0,107 4 4 4 3 3 3,600 0,384 D 0,082 0,077 0,072 0,075 0,073 0,076 3 3 4 3 4 3,400 0,258 E 0,095 0,127 0,122 0,085 0,091 0,104 3 4 3 4 4 3,600 0,375 F 0,100 0,064 0,081 0,066 0,068 0,076 4 3 4 3 4 3,600 0,273 G 0,059 0,059 0,077 0,123 0,082 0,080 2 1 2 1 1 1,400 0,112 H 0,064 0,082 0,104 0,113 0,086 0,090 2 2 2 1 1 1,600 0,144 I 0,105 0,100 0,068 0,104 0,082 0,092 1 1 1 1 2 1,200 0,110 J 0,123 0,095 0,072 0,094 0,086 0,094 2 1 1 1 2 1,400 0,132 K 0,064 0,077 0,086 0,085 0,114 0,085 2 2 2 1 2 1,800 0,153 TOTAL 2,622

BOBOT RATING

SIMBOL SKOR

MATRIKS EFE

R1 R2 R3 R4 R5 RATAAN R1 R2 R3 R4 R5 RATAAN M 0,137 0,089 0,094 0,106 0,117 0,108 4 3,000 4,000 3,000 3 3,400 0,369 N 0,093 0,083 0,089 0,061 0,094 0,084 3 3,000 4,000 4,000 3 3,400 0,286 O 0,104 0,133 0,089 0,072 0,094 0,099 4 4,000 3,000 3,000 3 3,400 0,335 P 0,120 0,117 0,122 0,100 0,106 0,113 4 4,000 4,000 4,000 3 3,800 0,429 Q 0,071 0,094 0,111 0,050 0,083 0,082 3 3,000 4,000 3,000 4 3,400 0,279 R 0,104 0,078 0,117 0,139 0,106 0,109 1 2,000 1,000 2,000 2 1,600 0,174 S 0,109 0,128 0,117 0,106 0,083 0,109 2 1,000 1,000 2,000 2 1,600 0,174 T 0,104 0,117 0,106 0,133 0,089 0,110 1 1,000 2,000 2,000 2 1,600 0,175 U 0,098 0,056 0,072 0,117 0,128 0,094 2 2,000 2,000 2,000 2 2,000 0,188 V 0,060 0,106 0,083 0,117 0,100 0,093 1 1,000 2,000 1,000 1 1,200 0,112 TOTAL 2,520 SIMBOL

BOBOT RATING

(34)

24

Lampiran 2 Perhitungan Attractive Score

Penentuan Attractive Score Strategi melakukan edukasi pasar tentang KS

R1 R2 R3 R4 R5

KEKUATAN

A Beragam variasi pro 3 3 4 4 3 3,4

B Cita rasa produk yan 4 4 3 4 3 3,6

c Konsep one stop edu 4 4 4 4 3 3,8

D Lokasi booth yang m 3 3 3 3 4 3,2

E Ketersediaan bahan 3 3 2 4 2 2,8

F Pemanfaatan perke 4 4 4 4 4 4

KELEMAHAN 0

G Jumlah karyawan terba 3 2 1 1 2 1,8

H Terbatasnya modal 3 4 4 3 3 3,4

I Belum terdapat stan 1 2 1 1 1 1,2

J Manajemen usaha b 1 3 1 3 3 2,2

K Lokasi kafe sulit diakse 4 4 4 3 3 3,6

PELUANG 0

M Perubahan gaya hid 3 4 4 3 3 3,4

N Populasi penduduk 3 3 4 3 4 3,4

O Perkembangan tekn 4 4 4 3 4 3,8

P Peningkatan daya b 4 3 4 4 4 3,8

Q Banyak event yang d 3 3 3 4 4 3,4

ANCAMAN 0

R Munculnya pesaing 3 3 4 2 4 3,2

S Fluktuasi harga bah 1 1 3 2 3 2

T Peninkatan harga ke 1 2 1 2 2 1,6

U Dukungan pemerint 4 3 3 3 3 3,2

V Munculnya penyaki 2 1 1 1 2 1,4

RATAAN AS SIMBOL FAKTOR KUNCI

(35)

25

Lanjutan Lampiran 2

Penentuan Attractive Score Strategi memanfaatkan beragam event yang dapat mengundang masa

R1 R2 R3 R4 R5

KEKUATAN

A Beragam variasi pro 4 4 3 4 4 3,8

B Cita rasa produk yan 3 3 3 4 4 3,4

c Konsep one stop edu 1 2 3 4 4 2,8

D Lokasi booth yang m 4 4 4 4 3 3,8

E Ketersediaan bahan 1 2 1 4 3 2,2

F Pemanfaatan perke 4 4 4 4 3 3,8

KELEMAHAN 0

G Jumlah karyawan terba 4 3 3 1 2 2,6

H Terbatasnya modal 1 2 3 1 3 2

I Belum terdapat stan 2 1 2 1 3 1,8

J Manajemen usaha b 2 1 2 1 3 1,8

K Lokasi kafe sulit diakse 3 3 3 1 4 2,8

PELUANG 0

M Perubahan gaya hid 4 3 3 4 4 3,6

N Populasi penduduk 4 4 3 4 3 3,6

O Perkembangan tekn 3 1 2 4 3 2,6

P Peningkatan daya b 3 4 3 4 3 3,4

Q Banyak event yang d 4 4 4 4 3 3,8

ANCAMAN 0

R Munculnya pesaing 4 4 3 2 3 3,2

S Fluktuasi harga bah 2 2 2 2 1 1,8

T Peninkatan harga ke 2 1 2 2 1 1,6

U Dukungan pemerint 3 4 4 4 2 3,4

V Munculnya penyaki 1 2 2 1 2 1,6

SIMBOL FAKTOR KUNCI

ATTRACTIVE SCORE (AS)

(36)

26

Lanjutan Lampiran 2

Penentuan Attractive Score Strategi mengoptimalkan bahan baku

R1 R2 R3 R4 R5

KEKUATAN

A Beragam variasi pro 1 1 2 3 2 1,8

B Cita rasa produk yan 2 1 2 3 2 2

c Konsep one stop edu 3 1 1 4 1 2

D Lokasi booth yang m 2 1 1 3 1 1,6

E Ketersediaan bahan 4 2 4 4 4 3,6

F Pemanfaatan perke 2 2 1 4 2 2,2

KELEMAHAN 0

G Jumlah karyawan terba 1 1 2 1 3 1,6

H Terbatasnya modal 2 1 2 1 4 2

I Belum terdapat stan 3 3 3 3 3 3

J Manajemen usaha b 3 2 3 3 1 2,4

K Lokasi kafe sulit diakse 1 2 2 1 2 1,6

PELUANG 0

M Perubahan gaya hid 1 1 2 2 2 1,6

N Populasi penduduk 1 2 1 2 1 1,4

O Perkembangan tekn 1 2 3 4 1 2,2

P Peningkatan daya b 1 2 1 4 1 1,8

Q Banyak event yang d 1 2 1 4 2 2

ANCAMAN 0

R Munculnya pesaing 2 1 1 2 2 1,6

S Fluktuasi harga bah 4 4 4 2 4 3,6

T Peninkatan harga ke 4 4 4 2 4 3,6

U Dukungan pemerint 2 1 1 3 4 2,2

V Munculnya penyaki 4 4 3 1 4 3,2

SIMBOL FAKTOR KUNCI

ATTRACTIVE SCORE (AS)

(37)

27

Lanjutan Lampiran 2

Penentuan Attractive Score Strategi merancang standar operasional prosedur (SOP)

R1 R2 R3 R4 R5

KEKUATAN

A Beragam variasi pro 2 2 1 3 1 1,8

B Cita rasa produk yan 1 2 1 3 1 1,6

c Konsep one stop edu 2 3 2 4 2 2,6

D Lokasi booth yang m 1 2 2 4 2 2,2

E Ketersediaan bahan 2 1 3 4 1 2,2

F Pemanfaatan perke 1 1 2 4 1 1,8

KELEMAHAN 0

G Jumlah karyawan terba 2 4 4 2 4 3,2

H Terbatasnya modal 4 3 1 2 1 2,2

I Belum terdapat stan 4 4 4 3 4 3,8

J Manajemen usaha b 4 4 4 3 4 3,8

K Lokasi kafe sulit diakse 1 1 1 3 1 1,4

PELUANG 0

M Perubahan gaya hid 2 4 4 2 1 2,6

N Populasi penduduk 2 3 1 2 2 2

O Perkembangan tekn 2 4 4 3 2 3

P Peningkatan daya b 2 4 4 3 2 3

Q Banyak event yang d 2 1 1 3 1 1,6

ANCAMAN 0

R Munculnya pesaing 1 2 2 4 1 2

S Fluktuasi harga bah 3 3 1 3 2 2,4

T Peninkatan harga ke 3 3 3 2 3 2,8

U Dukungan pemerint 1 2 2 4 1 2

V Munculnya penyaki 3 3 4 3 3 3,2

SIMBOL FAKTOR KUNCI

ATTRACTIVE SCORE (AS)

(38)

28

Lampiran 3 Perhitungan QSPM

HASIL QSPM

AS WAS AS WAS AS WAS AS WAS

KEKUATAN

A Beragam variasi pro 0,112 3,4 0,380 3,8 0,425 1,8 0,201 1,8 0,201

B Cita rasa produk yan 0,086 3,6 0,308 3,4 0,291 2,0 0,171 1,6 0,137

c Konsep one stop edu 0,107 3,8 0,405 2,8 0,299 2,0 0,213 2,6 0,277

D Lokasi booth yang m 0,076 3,2 0,243 3,8 0,288 1,6 0,121 2,2 0,167

E Ketersediaan bahan 0,104 2,8 0,291 2,2 0,229 3,6 0,375 2,2 0,229

F Pemanfaatan perke 0,076 4,0 0,303 3,8 0,288 2,2 0,167 1,8 0,136

KELEMAHAN 0,0 0,000 0,0 0,0 0,0

G Jumlah karyawan terba 0,080 1,8 0,144 2,6 0,208 1,6 0,128 3,2 0,255

H Terbatasnya modal 0,090 3,4 0,305 2,0 0,179 2,0 0,179 2,2 0,197

I Belum terdapat stan 0,092 1,2 0,110 1,8 0,165 3,0 0,275 3,8 0,348

J Manajemen usaha b 0,094 2,2 0,207 1,8 0,170 2,4 0,226 3,8 0,358

K Lokasi kafe sulit diakse 0,085 3,6 0,306 2,8 0,238 1,6 0,136 1,4 0,119

PELUANG 0,0 0,000 0,0 0,0 0,0

M Perubahan gaya hid 0,108 3,4 0,369 3,6 0,390 1,6 0,173 2,6 0,282

N Populasi penduduk 0,084 3,4 0,286 3,6 0,303 1,4 0,118 2,0 0,168

O Perkembangan tekn 0,099 3,8 0,374 2,6 0,256 2,2 0,217 3,0 0,296

P Peningkatan daya b 0,113 3,8 0,429 3,4 0,384 1,8 0,203 3,0 0,339

Q Banyak event yang d 0,082 3,4 0,279 3,8 0,312 2,0 0,164 1,6 0,131

ANCAMAN 0,0 0,000 0,0 0,0 0,0

R Munculnya pesaing 0,109 3,2 0,347 3,2 0,347 1,6 0,174 2,0 0,217

S Fluktuasi harga bah 0,109 2,0 0,217 1,8 0,195 3,6 0,391 2,4 0,260

T Peninkatan harga ke 0,110 1,6 0,175 1,6 0,175 3,6 0,395 2,8 0,307

U Dukungan pemerint 0,094 3,2 0,301 3,4 0,320 2,2 0,207 2,0 0,188

V Munculnya penyaki 0,093 1,4 0,130 1,6 0,149 3,2 0,298 3,2 0,298

TOTAL 5,911 5,611 4,532 4,912

SIMBOL FAKTOR KUNCI BOBOT

ALTERNATIF STRATEGI

(39)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Temanggung pada tanggal 30 Januari 1993 dari pasangan Arijanto dan Ermasari Setyowati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis lulus dari SD N 1 Jampiroso pada tahun 2005, dari SMP N 2 Temanggung pada tahun 2008, serta dari SMA N 1 Temanggung pada tahun 2011. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 2. Kanvas Model Bisinis.
Gambar 3. Matriks SWOT
Gambar 4. Kanvas model bisnis Kedu Susu

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat perjalanan pulang kembali ke Seoul mobil taksi Man-seob diberhentikan oleh dua tentara, dan Man-seob mengatakan bahwa ia membawa pelanggannya yang seorang

Berdasarkan analisis data maka peneliti menyimpulkan bahwasannya ada pengaruh antara status ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang

Tokoh lainnya adalah Saint Simon, Piere Proudon, Charles Fourier, Karl Marx.Seorang yang dikenal sebagai Bapak Sosialisme adalah Karl Marx dalam tulisannya Das

Namun Penelitian yang dilakukan oleh Sopian (2014) menunjukkan bahwa masa perikatan audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dan ia beranggapan bahwa

Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 telah memberikan hak pilih bagi penggugat, apakah ia akan menggabungkan gugatan perceraiannya dengan

Hasil wawancara pasien umum tidak beranggapan jarak antar ruang labolatorium dan radiologi dengan ruang poliklinik berjauhan karena masih dalam area rumah sakit hasil

belajar agar dapat mencapai hasil yang optimal. Bagi Kepala SD Negeri 3 Rejoagung Kedungwaru Tulungagung. Untuk perkembangan kualitas sekolah secara

Berdasarkan Tabel 3 diketahui terdapat tiga faktor dalam ruangan laboratorium komputer RPL yang menurut siswa dikategorikan tidak nyaman, yaitu kondisi temperatur,