• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsumsi Pangan, Bioavailibilitas Zat Besi dan Status Anemia Siswi di Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsumsi Pangan, Bioavailibilitas Zat Besi dan Status Anemia Siswi di Kabupaten Bogor"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan antara Bioavailabilitas intake Zat Besi dengan Status Anemia Remaja di Yogyakarta dan Padang adalah benar

Kesimpulan : Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi protein dan zat besi dengan kadar hemoglobin pada Wanita Usia Subur (WUS) di

Hal ini disebabkan karena besi adalah salah satu komponen pembentukan hemoglobin yang paling utama, jika konsumsi makanan sumber besi tidak cukup atau kurang maka akan

Tidak terdapat hubungan yang bermakna anatara pola konsumsi pangan sumber zat besi heme, pola konsumsi pangan sumber zat besi nonheme, pola konsumsi pengan sumber

Cokelat merupakan pangan penghambat yang paling banyak dikonsumsi oleh siswi anemia dengan rata-rata konsumsi sebesar 6,6 ± 4,8 gram dan pada siswi non anemia pangan

Ada hubungan yang bermakna antara frekuensi konsumsi pangan sumber zat besi dan asam folat dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Tawaeli. Maka

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan antara Bioavailabilitas intake Zat Besi dengan Status Anemia Remaja di Yogyakarta dan Padang adalah benar karya

8 Laksmi 2021 besi Fe dengan kadar hemoglobin remaja putri di SMAN 1 Gianjar protein dan zat besi Fe dangan kadar hemoglobin remaja putri Tingkat konsumsi protein, zat besi