BIOLOGI
REPRODUKSI
DAN UPAYA
PEMIJAHAN
KEONG
MATA
LEMBU
Turbo
argyrostoma
Linnaeus,
1758
Oleh
Eddy Soekendarsi
SEKOLAH
PASCASARJANA
INSTITUT PERTANLAN BUGOR
EDDY SOEKENDARSI, Bi- Repduksi d m [!pya Pemijahan Keong
Mata
Lembu
Turbo
argyrosfom Linaeus, 1758. Dibawab bimbiogan:MOZES
R
TOELWERE, MUHAMMAD EIDMAN (Almarhum), BAMBANG PURWANTARA, EDWARD DANAKUSUMAH, dan LIENA.
SUTASURYA.
Suatu penelitian telah d&hkan tentang biologi reproduksi dan upaya pemijahm keong mata h b u Turbo argyrostomu Linnaeus, 1758 yang k r a d
Chi perairan Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Penelhian hlangsung dari
b u h Juni 2000 hingga Mei 2001, yang terdiri atas tiga bjh utama, yaitu: biologi reproduksi, bioekologi, dan teknobgi pemijahan keong mata lembu. Metodobgi a d s i s yang digunakan dalam penelitian
hi,
ada& analisis visuat(deskriptlf), morfometri, dan histologi serta metode analisis
statistik
uji Chi- M a t .Hasil kajian biologi reproduksi keong lllata lembu nawunjukkan bahwa
keong mata lembu addah dioeciow, keong jantan dan betina dapai d l i berdasarkan ciri-ciri morfobginya, yakni pada sepertiga bagian ujung atas apeks cangkangnya dengan bagian
kiri
bawah mulut cangkang, atau wama gonadnya.Sistem reproduksi keong jmtan berbedrt dengan keong ktina, yaitu pada keong jantm sahrran sperma h g s u n g rraenuju
ke
penis yang rudimenter,sedang
padakeong betina salufan telur mnyatu dengan usus besar tepat di daerah anus. Keong
mata lembu jantan kbih =pat m&mg gonad dr'baradingkan d e i g n keong betha,
nisbah k e e di
alam
setiap I d a n beragam dan pemijaban dapat terjd tiap bulan. Tingkah iaku ktiwin t e r j d pada pagi hcai dan k r h g s m g s e h m empatjam Perkembangan embrio setelah fertiksi in vitro, pada suhu ruangan ZTC, hanya mencapai tahapan menetas pada metlit
ke-
1 20.Hasil kajian bioekologi keong mata lembu, menunjukkan bahwa kodisi abiotik perairan habitat keong mata Iembu adalah kandungan oksiigen terIarut 3 - 5 ppm, pH 7 - 8, temperatur 23
-
26 O C , dinitas 32-
33 ppt. Sedangkan habitat keong mata kmbu ad& rataan terurnbu yang ditumbuhi t u m b h laut jenjs Sargassum spp. Wadah peqhpmm t e r b d untuk rnentmnsportasi keung matakmbu addah kotak pendingin yang di dalamnya diberi lapisan es h i a n bawah), koran (bagian tengah), clan k o m pembungkus keong.
Kekhsiilan rangsangan pemijahan keong mata lembu terjadi setelah
~~
aerasi kuat selama dehpan jam, p e d r i a n suhu rendah selama dua jam,dan
induk jantan yang dibuat luhang pada bagian apeks cmgkmgnya, namunhanya keong jantan yang memberi mpns sedang keong ktina tidak memijah.
Dengan dermkian, dapat disimpulkan bahwa kelamin keong mata lembu adalah terpk& keong jantan dm ktina mata lembu dapat dikdakau kdasarkan beberapa
ciri
mrfologi cangkmg serta warna godnya. Sistem reproduksi keongjantan d m ktina berbeda,
dan
keong jantan lebih cepat dewasa (matang gonad)ABSTRACT
EDDY SOEKENDARSI, Reproductive Bioiogy and Spawning Effort of The
S h e r Mouth Turban SnaU Tnrbo a ~ t w s t o m a Linnaeus, 17% Under the supervision of MOZES
R
TOELLHERE, MUHAMMAD EIDMAN (Ln Memoriam), BAMBANG PURWANTARA, EDWARD DANAKUSUMAH,and
LlEN
A, SUTASURYAA research on reproductive biology and spawning efirt
of
the silver mouthturban
snail Turbo argyrostoma Linnaeus, 1758 of the intertidal water of Ujung Genteng, S u k a b e West Java, had been conducted from June 2000 till May 2001.The
study consisted ofthree
aspects i. e. reproductive biology, bioecology, a dthe
s p a 4 technology of the silver mouth turban. Analysis methodologies rrsad in this research were visual d y s i s (descriptive), morphometric, and histo bgy. The Chi-square test was used to the data.The results of the reproductive biology study showed that
the
silver mouth tmbnsnails
have a dioecious ~x type. Male and f dsnails could be identified though some morphological c b t & i c s of the skII such as the cobr of theshell tip and the presence of an enlargement of the left-bottom side
of
the aperture or on the color ofthe
mature g o d . Malesnails
have a white-brown colored shelltip, have no enlargement on the M-bottom side of the aprture and the color of
the gonad is white (cream). Female snails have a green-brown colored shell tip, have an enlargement at the left-bottom side of the aperture and the color
of
the
gonad is green. Differences of the reproductive system are, tbe male turban snail have sperm duct which ends as a rudiment penis, while the female snail has an egg canal which fuse with the large intestine att
h
anus. Male snaiis sexually matured earlier than female snails. In nature, sex ratio varies each month andspawning occurs monthly. Snails mate in the morning and the duration is four
hours. Mer in v i ~ o f e t i o n and at 27'C, embryos hatched after 120 minutes but did not develop further.
Abiotic condition of the water environment of the turban
snails
are, dissolveoxygen content: 3-5 ppm; pH 7-8; temperature: 23-26OC; salinity: 32-33 ppt. Habitat of the turban mails is a fully-grown with Sargassum spp. reef flat. The
M ~ d t o t r a r r s p o r t I i v i n g ~ & i s ~ ~ a n i c e b o x W d h a layer of ice on the bottom, a layer of newspaper
in
the middle and a layer of snailswrapped with newspaper on the top.
Artificial spawning of the turban snails succeeded &er eight hours strong aeration, two hours low temperature treatment, or by making a hole on the tip
shell of the male snails, however only the males did respond to spawn but f h a l e snails did not spawn at alL
In conclusion, male and femle turban mad
has
a dioecious sex type, maleStrong &ion, heating, cooling, and a hole on the tip of the maIe
sheU
did notBIOLOGI
REPRODUKSI.
DAN UPAYA
PEMIJAHAN
KEONG
MATA
LEMBU
Turbo
argyrostoma
Linnaeus,
1758
EDDY
SOEKENDARSI
Disertasi sebagai salah
satu
syarat
untuk memperoleh gelar Doktor
pada Program Studi Biologi
Reproduksi
Sekolah
Pascasarjana Institut Pertmian Bogor
SEKOLAH
PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PB&..
Dr.
drh.Mows
R.
Toebere. M.Sc.Ketua
ProEDr.
H.
M.
Edmaa kl.Sc. (hl Dr. drh. h r h b q mt~& M.Sc.Anssou
AnssotaDr. Ir. Edward D a n a k u s d M.Sc.
Anggota
Dr.
~ & n A Sutaswa Anggota2. Ketua Program Studi
.&Tu
L . Y M.S.Penulis dilahirkan di Ksdiri pada tanggal 26 Mei 1956 dari pasangan
orang tua
H.
Soepardom(dm)
danHj.
Soesliyana sebagai an& keenam dari&lapan b u d a r a .
Jenjang pedidikan dimu)ai dari Sekolab Dasar yang diselesaikan pada
tahun 1969 di
SD
Pangudi Luhur Surakarta, Sekolsh Menengah Pertama di SMP Katolik Bintang h u t Surdarb pada tahtlfl 1972,dan
Sekolah Meaengah Atas diS M A
Katolik Santa Maria Bandung pada tahun 1 975.Jenjang pendidha dhjutkan
ke
Pergunran Tinggi, yaitu pada tahun1979 p u b s ditcrkm di Illstitut Teknologi Bandung p h Jurusan Biobgi,
tahun 1985. Selanjutnya pa& tahun 1990 penulis rnendapat kesempatan melanjutkan studi pada program studi Marine Sciences, Institute of Biological
Sciences, h u s U r k r d e t , Demrrark. S e b studi di Demrrark permtis k t @ memperdahm bid- Phycology, khususnya taksonomi rnakroalga, clan g e k
Master of Science diperoleh pada bulan Septemkr 1 992. Pada tahun 1 998 penulis mendapat kesempatan melanjutkan studi di Program Daktor pada Program Studi
Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dm Ilmu Pengetolhuan Alam, Universitas Ehanuddir~ Makassar sejak
tahun
1988. Beberap mata pehjaran yang diasuhnya antara lain Biologi Dasar,Laut. S e h &if
di
Umversitss H m u m p u l i s telah mehkxhubeberapa
penelitian tenrtamadalam
bidag Taksonomi / Ekobgi nunput hut dan moluska.Pent&, juga aktif m n g h t i b e b r a s e h nasional dan internasional. &€map had pmfititian tersebrrt t e h d i p u b l i k i k m pa&
hew
j m dnasiod maupun internasional. Sejak tahuu 1993 penulis menjadi anggota Tropical Marine Mollusc Programme
(TMMP)
yang disponsori oleh DANlDA pemerintah Denmark, dan&if
mengikuti workshopdan
seminarPertama-tama penulis mengucapkan dan memanjatkan puji syukur ke
Mirat Altoh
SWT
atas rahmat, hidayah dm iaayahya yang d i i h kepadaPenelitian yang bertema "Biohgi Reproduksi Dan Upaya Pemijahan Keong Mala
Lembu
Trabo
-stoma Linnaeus, 1758" dilakukan s e b h m gM h
17Bogor;
dan
L8bmtohnMini
Smtarjati, Bogor.mencakup dua b a g i pekejaan, yaitu pekerjaan lapangan
dan
pekerjaanuntuk
dilakukan
m a m a t a n m o r f o ~ o ~ ~ t o m i tutpuh dm organ dahm dantingkah
Mu,
pola &an, tingkah laku perlawinandan
pemijahm keong mawlmh. Bagian dari basil p e n e b inisudah ada yang d i p u b b h n , diantaranya
Sex ratio, length-width and weight relationship of the silver-mouth turban
Trwlkr
-HMLh&,
1758padzt HI&&
h b h e Biologid Wer Special Publication 25(1): 85-86 (2001).Pada k q a t a n ini penulis rnenghatmkan terima kasih dm penghargam
Toelkre, MSc., s b a g a i ketua komisi pembimb'hg, Bapak Prof.
Dr.
H. Muhammad Eadman, MSc. (Almarhum), BapakDr.
drh Bambang Pwwmtm&MSc., Bapak Dr. Ir. Edward Danakusumah, MSc.,
dan
IbuDr.
Lien A. Sutasurya masing-masing sehgeri anggota komisi pembimbi rang telah banyak memberikan arahan, saran, dorongan dan bantuan s e b penyusunan disertasihi,
m aDr.
Ir. Etty Rimy,MS
sebagai pnguji luar komisi dari hgkmgan IPB dan Dr. Ir. SuprionoEko
W.
sebagai penguji luar komisi dari BaiitkdutDepartemen Kehutan Perilcanan.
Ucagao terima kasih juga penutis sampaikan kepada Rektor Uaiversitas Hasmuddin Makmzw, Dekm F & u b Matamtika dan
I
h
Pengetahan A h Universi&s Hasanddin Makassar, DDireur Sekolah P-ana clan Ketua Program Studi Bhbgi Reproduksi SPs IPB atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pasasujana di IPB. KepadaDirektorat Jendral P e n d i d h Tinggi, Departemen Pendidikan Nasiorml, DANIDA (Denmark) Prof. Dr. Jargen HyUeberg, dan
BIC
(Bogor International Club) BogorDm. Hj.
Hdimah Kadarsan, M.Sc., pen& ucapkan terimakasih
sampel
di
lapangan serta penyediaan hili&s tempat tinsgal serta laboratoriummini di lapangan, Penulis tidak lupa juga mengucapkan terima kasih k e p h Dr. Ir, Isdradjad Setiobudiandi, MSc., dan Ir
Yon
Vietner, Msi. atas hilhlaboratorium Biologi Laut MSP IPB
dan
diskusinya serta adik-adik sajam perikanan IPB Ir. Entang, Ir.M.
R k d , Ir. Agus Ramli, Tr. Ipung, dan Nanangymg telah membantu &dam pengambih, pgpmatan dm pengolahan data. Penulis ucapkan terirna
kasih
kepada rekan-rekan mahasism maupun lulusm Program Studi Biologi Reproduksi IPB yaituDr.
Agung Pramana, MSi dm Dr. Zr.H.
F r e h Yuliaada, MSc. Pada kesempatanini juga
pen& ucapkan terima kasih kep& rekan-rekandi
ITB ymg telah m m h t u dalarn p e n e l mrnakalah serta pembuatan preparat histologi yaitu Drs. Erwin, M.T. dan D ~ L . Merry
M.
Mar& M.Si., serta semua p W yang tidak &pat disebut satupemk
Akhirnya penulis uapkaa t h kasih yang tak t d h g g a kepada istri tercinta yang telah mendampiii dengm sabar
dan
memkdcan dorongm dm pengertian yang tidak henti-hentinya selama penulis m l a k h masa studi, putra- putri kami y m g tersayang yang senantiasa mendodmakan
kesuksesan
ayahdmya. Ucapan yang s m a juga penulis ucapkan atas kasih sa- orangtua / mertua penulis serta sah--saudara yang tidak dapat d i b u t satu persatu.
Bogor, Apd 2004
Sistern reproduksi keong jantan.
.
. . .
. . .
. .
.
. . .
. . .
.
. . . .
. --.
. . .
. . .
..
Sistem reproduksi keong betha..
. .
. . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . .
. . . .
. -.
....
Histologi gonad keong j a m . .
. .
.
. . .
. . .
. .
.
. .
. .
. . .
. . .
. . .
. . .
. .
.
-
..
S-toma keong mata lembu..
.
. .
.
. . .
.
. . . .
. . .
. . .
. . .
. . . .
. .
..
. .
..
Hiologi gonad keong betina.
. . .
.
. . .
:
. . .
. . . .
. . .
,. . .
-.
.
. . . .
.
.
.
.
. . .
Sel Telur keong mats lembu,.
. . . .
. . .
. .
.
. . . .
. . .
. . .
. . . .
. . . .
. .
. . .
-.
. . .
. . .
Sel Telur muda..
.
. . . .
. . .
. .
. .
. . .
. .
.
.
. . .
. . . .
. .
. .
. . . .
. . -.
.
. . -. .
-.
.
. . .
..-.
.
N i
k e k total spesimen jantan dan betha keong matalembu
Turbo
a r v s t o m adi
pemiranUjung
Geateng.... ... ....
.
Histologi bgkn ten@ gonad keong jantan
. .
.
. . . .
. . .
. . .
.
. . .
.
Histologi bolgian tengah g o d keong j a w
.
. .
.
.
. . .
. . .
. . .
...
Telur keong mata lembu dikeljhgi oleh sperrna
(bmtik
hitam).
. . .
. . .
. . .
.
. . .
. . .
. . .
.
. . .
. . . .
.
. . . .
. . .
. . .
.
. . . .
.
. . .
.
. . . .
K
-
kehgsungan hidup dm mortalitas keong rnata lembu selama s e h g waktu 1 0 jam pejalauanUjung
Genteng sampai Bogor..
. . .
.
. .
. . .
. . .
. . .
. . .
. .
. . .
.
.
.
. .
. . .
. .
..
Peng- kelangsuugau hidup keong mata lembu dalam
...
_.....
**...*..**.****..*..*.**.*Latar Belakang
Indonesia, dengan 1 7.504 pulau-pula-
ymg
terletak di daerah tropis dan di antara dua samudera, sangat ksya akm aneh mgam sumberdaya byatiantam lain brbagai jenis siput dan kerang.. Banyak ekspedisi yang telah
diadakan
unhk mengungkap fbra dan fitma, teruterma di daerah Wallace, ymg mempakan daerah perawlan dmi benm Asia
dan
benu AustraliaMohka
an
sahh
satu suderdaya hayati hut yang potensial di&
Indonesia. Beberapajenis
hewan h imerniki nilai
ekonornis yang tinggid m
dapat d k d m h nbaik
nRpinmwa rnaupun caqkmgnya (2995) menemukancangkang
dari 59 jenis moluska (95%) gastropoda di SulawesiSeIatan yang mempunyai
nihi
komersial. Menurut Krhmurthy (I997), bahwalebih dari 30 jenis moluska dari India ca@angnya digunakan untuk cendera mata
(sowair). PernanfUatan moiuska yang kbih besar terdapat di
Thailand,
yaitu sekitar 225 jenis, didominasi oleh gastropoda (1 74 jenis) diperdagangkandi
p a r (diiemukan di pasar souvenir dan pasar daghg) (Bussarawit, 1995).P d t a n keong sebagai bahan makanan tehh d i k e d sejak iama. Keong iapar-kenyang atau ahlone, HuZiotis sp., adalah sejenis keong yang hidup
p d a habitat terumbu h a n g , dagingnya merupakm makanan mwah
di
restoran-restoran terkemuka. Disamping it4 penduduk di pesisir pantai mengkonsumsi berbagai jenis keong yang bisa didqatkan
di
daerahnya, misalnya keong mtaatau barn.
Jenis
keong-keong hut lain adalah keong macan yang =ring dij-di p a w lokd yang juga merupakm komoditi ekspor yaitu Babylonia ~ p . ,
Haliothis spp., Nafica tigrim, Sh.ombus canmiurn, S~ombtrs luhuanm,
dan
Strombarr urceus. Selain daging, cangkang keong juga memp- nilai ekonomis
tinggi. Cangkang keong dijual sebagai wuvenir dan hunby-crap serta s e h a i
M i a n iradustri. Untuk kepentingan industri, umumnya
cangkang
dibuat untuk perhiawn, W i g hju, kandungan kapw untuk makanan ternakdoul
b h mmmbahan
pmbuatan
cat.Pemanhtan surnkdaya moluska terus mnhgkat clan sumhnya hanya h s a l dari hsil tangkapan dari alam sedang ppulasi moluska telolb
menunjukkan penurunan. Nmw, sistem dm teknologi p e m b e h keong msh Mum hayak berkembang, sedangkan usaha budidaya hewamhewan Gastropods belum banyak dilrtkukan tenrtama di Indonesia. Sehaliknya dari ski lain kberapa
jenis Gastmpoda laut meqmyai nilai ekonomis yrrng tinggi, d m diantaranya sudah merupakan komditi ekspor seperti ahlorme, keong m c q keong batu
ha,
keong gonggong Strombus spp. dan kmng lola Pemanhtan keong selamaini,
yang hanya k m a 1 dari hasi pangkapm di slam, akan menyehabkm p o p h i keong menurun
d m
lamhat lam akan punah K e m a b n hgkungmpesisir
d m hut akibat aktifitas pemhangunm, manusia ikut membatasi habitat moluskadi
pemhm IndonesiaKelas Gastropods merupakm mlah satu anggota terbesar dari
ke hut
dalam
Siput Gastmpoda terdiri atas tiga kelompok besar (subkelas), yaitu:Prosobrmchia, Pulmonata dan Opistobranchk Kelompok Prosobrmchia menlpkan keiompok terbesar dmi Gastropod$ dan terdiri atas tiga ordo, yaitu:
Archaeogastropoda, Mesogastropoda
d m
NeogastropodaKeong mata lembu,
Turbo
argwostorna, &lab salah saiu anggota ordoArchaeogstmpoda yaag rnempuyai d a i ekonomis h i peduduk lokd Sejenis
keong dari genus yang sarna yaih
kemg
batulaga mempunyai nilai ekonomis y a n g ~ u k u p t i u g g i ~ c a n g k a n g n y a , n a m u n k e o n g b a t d a g a p a d a ~ i n i & sulit didapat sehingga keung t m b u t t d dahmdaftar
hewan yangddhdungi (S.K. Menteri Kehutanrmn
No.
12 tahun 1987).Penelitian tentang biologi reproduksi dari fjamiIi Turbinidae sampai saat
ini
telah banyak dilakukan, khtmmya darijenis keong
batulaga Turbomarmoraius q e r t i yang telah dhkukm oleh Dwiono dan Setyono (1999); Murakoshi et al., (1 993); dm Yamguchi (1 993). Peneliti-penelitian tersebut pada umumnp berupa penggalan dari beberapa pemlitian yang
bilol dikumpdkan
terkadang tidak dqmt manhrikan g a m h yang jelas. Sedaugkm penelitian mengenai Turbo arvostoma belum dilakukan terutama aspek biologireproduksinya serta teblogi pemijahamya yang sangat berguna untuk &pat
dWcukan budidaya p d a keong ini.
Kemngka Pemikkn
Seperti halnya keong -a, Turbo marmoratus, kmng mata lembu,
Turbo argyrostoma, merupakan salah satu mdxrdaya hayati hut yang potensial
untuk kepentingan konsu~llsi .oasional memang mas& rehtif rendah karena kIum
medmdaya Di Indonesia, keong mta lembu hidup di pemkm pesisir tertentu,
y&u perairan pantai selatan Pulau Jawa, sedangkan di peraitan pantai utara Pulau
Jawa belurn
ada
i n f o m i tentang diiemukamyakeong jenis ini
Eksploitasi berle- d m pencemaran lingkungan yang terus rnenerus dikhawatirkanakan
menyebaMcan penuruaan populasi keong di alam
T e M pemijahm dan penyediaan benih
-kan
dapat mengatasi keterbatasan populasi di alam dan &pat m q m c q a t waktu produksi Namundemikian m i h terdapat b e h p a kendala ddm m
e
-
teknik tersebut. Kendala dan p a m a d d m tersebut antam lain: (1) Belum diketahui tipe alatkelarrdn
dan
tipe seksualitasnya serta siklus repduksiaya, (2) Belum diketahuiW e r ljngkungan yang berpengaruh terhadap pematangan gonad, (3) Teknik
mnipulasi pmijahan
dm fertilisasi
juga belum diketahui. Hasil penelitianini
d i k a n dapat menjawab dan mmcxhkan permasalahan tersebut sehhggateknoiogi pemijahan yang memadai dapt diketahui
dan
diterapkan untukbudidaya keong mata lembu.
Tujuan Penelitien
Berdasarkan perurnusan masalah y m g ada, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Merrgkaji biologi repduksi keong mata lembu. 2. Mengkaji bioekologi keong mata lernbu.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini d k a p h d a p t m e e h biologi reproduksi h teknologi pemijahan keong mah lanbu Turbo ~ o s t o m a sehingga dapt
digunakan uutuk mngemhgbiakkan keong nmta
lembu
denganhrtsil
yangoptimal. I n f o m i
dasar
tentang biilogi Gastmpoda mum dm biologi reproduksiup secara khusus dapat membuka wawasan ilmu pmgetahuanG a s t r o w khususnp dm moluska umumnya. Hal ini dapat menjadi salah satu acum
untuk
m ~ r d a l a mdan
merangsang penelitian-pwelitian biota moluskaAmtomi mum kwng ordo Archogastropoda mempunyai gambaran seperti berikut (Gambar 2): di kepala terdapat sepasang tentakel, sepasang
pedunczrla ocular, sepasang bintik mata yang terdapat pada bgim kepala d m
sebuah muIut ymg kecil, pendek dm tid& &if digerakkan. Di bagian ujung dan
bagian bawah muIutnya terdapat celah, memberikan penamgakm adanya dua
bibr lateral. Di antam rongga mulutnya terdapat banyak gigi-gigi radula,
[image:24.612.30.602.15.765.2]mempakan salah satu ciri dari semm Gastropoda yang mempunyai kmmpuan makan memarut (scraping) seperti pada keong loh (Yonge, 1 928)
.
Gambar 2. Anatomi kwng Gastropoda ordo Archaeogastropoda (Sumber: Schrrster, 2003 yang domodaasi).
mudab,
urn-
k r w m m CUkIat dm organ tembrrt menempati q m i g a h b h y a , clan terletak di sebelah anterior dari jantung (Gambar 3).Dari
penampPlkan lump, beberapEt anggota kwilg ordo A r c h a e o w &ST&
dlbedakan
antara hewan jantan dan betina Salah satu metodayang
paw~ l m t u k ~ j a n t a n h ~ y a h d e n g a n ~ ~
apeks cangkmgnya
kemudirmn
diamati gonrmdnya; ha1ini banyak
dilakukan pada keongbla,
Tmhur nilatim, mtmg kelamin atau mendekati matang k e W(Moorehouse, 1933;
Rm,
1937; Heslinga, 1981; Hahn, 1989). Pada hewan jantm,gonadnya benvarna put& hhgga putih-sum, @a yang betina
gonadnya berwarna hijm sunpi hijau tua. Pada hewan yang belum matang gonad
SUM dedtikan dengm mta telanjang antara hewan &tan dan betbmya. Siklus
hidup Gastropods sering ditentukan mnumt &tifitas perkemhangan dan
masa
hidup periode dewasa. Keong rnata kmbu sebagian k a r nzssa hidupnya beradadi dasar perairan, y&u pada iim dewasa sebagai bentos. Fase larva u m m y a
sebagai plankton hingga menemukan substrat yang cocok untuk -tap. Siklus hidup demikian mnurut Barnes e? al. (1988) dinamakan sMus hidup tipe pelago-
Relompok annual adalah hewan yang melakukan aktivitas reproduksi setiap tahun
pada satu genemi sedangkan perennial mempunyai kemampuan bereproduksi lebih dari satu tahun d m merighasilkan lebih satu generasi sepanjang hidupnya,
atau hanya sekali reproduksi sepanjang hidupnya, ymg dilahkan pada tingkatan
mtlr bervariasi yaitu satu a k u beberapa tahun (Bwnes e l al., 1988).
"k
oositspermatozoa
[image:27.612.30.596.25.757.2]keong dewasa Keong muda
Gambar 4. SikIus hidup Gashopoda. (Sumber: Barnes et a!., 1988 yang
dimodfiasi).
Biologi Reproduksi
Tipe reproduksi hewan invertebrata terdiri atas dua jenis, yaitu: reproduksi seksual d m aseksual. Dketahui bahwa lebih dari 99 % hewan invertebrata
melakukan reproduksi seksual dalam hidupnya (Barnes, et al., 1988). Tipe seksual keong, dapat dikeIoqmkkan rnenjadi dua macam, yaitu: (1) Gonochorism atau
relatif sederhma, hanya terdiri atas betmap organ kekmk yang dilmgkqi oleh
kelenjar seperti keleyar hypobrahid
dm
kelenjar pencernaan yang menempelm
g o dFertilisasi
pada
keong diietahui ada dua cara, yaitu fertiksi internaldan
f e r t h s i e k s t d . Pada
fertilisasi
intend, pembuahsn se1 tehn oleh spernra te jadi didalam
tubuh betinanya, d m g k a n padafertilissxsi
eksternal, p e m b m h sel tehriOM
sperma terjadi di lum tubuh (didalam). Sebagian besar keong Archaeogastmpoda add& dioeciousdan
me* fertibsi e k s t e d denganm
m
garnet m a t a g melahi sahrran. "renal" sebehh karran ke d a h n nrang mteI y m g sehjutnya dilepaskanke
alam (Fretter, 1984).Sistem reproduksi hewan jmtan dan
betina
pada Archaeogastropoda hmpiir sum (Gambar 51, terdiriatas
satu gonad dengan saluran g o d yangmenuju
ke
bgbn kanan ginjal. Garnet dilepaskanke
dalam
ginjal dan sehjutnya ke luar melalui l u h g renal sebelah k a n a Pada kberapakeong
Archaeogastropoda betha (Gibblrla, Callimoma, Pleurotommia, Monodonta) h i a n distal duran gkjd sebehh ban dimoddikasikm menjadi bagiankelenjar yang menghasilkan h p h iendir untuk telur pada waktu musim
Gmbar 5 . Sistem reproduksi ordo Archaeogastropoda: (A) Jmtan Calliostoma. (B) Betina Gihbtcla, (B) Retina Cdlios~oma, (C) Betina 7'heodoxus.
r k ghjal kanan, rko: bukaan ginjal kanan, td: saturan testis, te: testis, ag: kelenjar albumen, bcp: bursa copuIatory, cp: keIenjax kapsul, od:
oviduk, ov: ovarium, rcs: receptaculum semi-is, rk: ginjal kanan, rko:
b u k m ginjal k m q (Sumber : Webber, 1 977, yang dimodifikasi).
Spermatogenesis
Secara umum kelompok keong Prosobranchia jantan, menghasilkan spermatozoa normal (eupyrcne) yang rnelakukan fertilisasi. Namun demikian, pada beberapa jenis diketahui menghailkan spermatozoa abnormal (oi'ygopyre~le,
apyrene). Spermatozoa abnornal
ini mempunyai kandungan
kromatin y a p tidak teraturdan
tidak meldcukm fertltisasi (Webber, 1977). Spermatogenesis dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: (1) Proses sampai akhix meiosis dm (2)spermiogenesis sama pa& semua anggota Gastropods (Archaeugastropoda; Mesogastropoda, clan Neogastropoda) (Webber, 1977).
a) Tahapan spermatogenesis yang terdiri atas pmkntukan spermatogonia, spermatosit I,
dan
spermatosit 11.(1) Spmafogon~a: Spermatogonia ummmya merupakan sel-sel kecil dengan
diarneter 5 pm Dalam beberapa b u s , ~nisahya pada jenis Conus
m c d i t c ~ ~ , spermatogonianya tidak rraemjiiki m e m h sel tetapi membentuk ~y~cytiutvt dengan sets1 nutritif, Spemtogonia m e m w
diri
seam
mitosis.
Krornatm paljng dikit terdapatdatam
dua bentuk yaitusebagai jalinan r&er dan gumplan-gumplan tidak teratur. Sebagiian
besar spermatogonia mengdung satu rmkleohrs k x r , kecuab' p d a M w a tarentinus ditemukan dua nukleolus.
(2) Spmotusit
I: Tahapan awd dari pembentukan spermatosit I dicirikandengan adanya peningkatan volume sitopkma. Nukleus atau
nukleolus
hanya sedikit b b a h . Bentuk patumbuhan s i t o p h terhenti, nukleus m e n j d jernih dan nukblus hilang. Kromosom mulai terbentuk d mm e m h inti h g , dm
~~
maturasi I (reduksi) muhi terjadi.(3) Spermtosit II: Pada tahap ini nukleus terbentuk kembali, krornatin tersebar
dan spermatosit memasuki periode istirahat, yang bermiasi tergantung
pada jenis dan jumlah sperrmtowa yang mettang di folikel. Tahap spemJatosit II b d h k setelah pmWaham mttmsi kedua (mitosis),
kemudian
nukleus terkntuk kembali dan kromatin tersebardan
mask
ke
b) Spermiogenesis (pemhhdan spematid dan sperm atom^.). Spenniogenesis pada keong Archawgastropoda berbeda dengm yang terjadi pada keong
Mesogrlstropoda dan Neogastropoda ( W e b b , 1977).
Spermiogenesis pa& Archaegastropoda addah sebagai berikut:
(1) Bagian Kepala: Krontatin nukleus @emk ke tepi dan s u m d a d tersmg
tampak di tengak Nukleus mernanjang dan suatu kana1 terbentuk di
tengah.
Filamen
intranuklear menempel pada sentrio1 b a g h depan (Gambar 6). Badan Goigidi
daiam
sitoplasm dari spemtid, dengan d i i t mod- memkmhk h s o m Setelah kepda s p m mmemsnjang clan meyadi mampat, residu protoplasm dilepaskan dari kepala spermatid.
(2) Bagim tenguh: S e b spermiogenesis, mitokondri rnekbw
dan
u m m p membentuk empat Wtan pada ujung posterior spermatid, yang kemudian melebur rnembentuk cincin mengitai flagel pada bagian ujung
posterior nukleus.
( 3 ) Bagim ekor: Flagel tumbuh ke lux dari sentriol posterior melaiui massa rnitokondrk Flagel dilapiii
oleh
lapisan tipis pro toplasma.Berbagai bentuk spermatozoa Archeogastropoda tampak pada Gambar 7.
Oogenesis
&go&
d h m g w
dari
epitefium nutfah (germinal epithelium), yangmembelah
semra mitosis dan rnemiliki sebuah nukleus bulat besar yang hampirp e r k e m h ~ a n msit &MY perubahan pra-meiosis nukleus, perhmbuhan sitoplasma dan meiosis atau p e m b e W mturasi (Webber, 1 977).
Pwubahan pra-meiosis
mlkleus:
Pembenhrkan
oosit, terjadidalam
lima
tahapan nukleus (Webber, 1977),M u :
1. T h p 1 ( f k oogonh): Disini tampak kromtin berupa untaian tebd yang
panjang
dm nukleolus
bedman kecil namun homogen.2. Tahap II: Kromatin tersebar di seluruh nukleus, nukleolus rrmembesar munun tetap homogen.
3. Tahap 111:' Nukleus dan nukleolus mernbesar dan kronmtin menjadi tidak
tamp& dengan jek.
4, Taharp
IV:
AwaI proses vitellogenesis dalam sitoplasma; nukleolus mihtampak jehs rmmn tidak homogen.
5 . T d q V: Nukleus tamp& jernih dm bergerak menuju ke pemukaan oosit. NukJeus m e m b dan krada dalam kntuk gelembung nutfah (germinal
vesicle /
GV).
Padatabapan
ini
nukleolus menghihg dan tahapan ini berakhirTaham perbanyakan sito~lasma:
Nukleus m e m k s e h oogenesis, d m i k h pula massa sitophnanya bertambab. Rash nukleuslsitoplasma ti& berada
dalam
keadaan
Iconstan.Gambar 6 . Tahapsn spermatogenesis Gambar7. S p a m a t o z o a ~ @ . Trochus turbinus. (A) (A) Emarginula crassa, (B)
S m % @Dl Tahap Patella vulgata,
(C)
Acmaea1
- (El SpermatOZaa testudinalis,
(D)
Gibbuh(Webber, 1977). cineraka, (F) Calliostotm militare
(Webber, 1977).
Gambar 8. Tahapanmp=ispda G a m h 9. m b u s i sel-d folikd path Momhnta lineara (Fre&r dan p r k d m g w -it -1lm-h
Graham, 1%2 dahm WeBber, perspim. (A) Penyerapan
1977). S ~ ~ I I saat W m i t sedang
kkembang, (8) Penyerap inti sel folikel saat p e r k u n h p ~ mit
PembeIahaa m a t d
Proses terjadinya pembelahan maturasi pada kelompok Prosobramhia sangat
jarang
d h p r k a n . Penelitkt yang cukup lengkap telah d i l a k holeh
Conklin(1 902) &lam Web& (1 977)
,
yang meneliti pada beberapa jenis keong Busyconcarica, B. canuliculatum, Crepidulu fornicufa, C. convexu, C. adunca
dm
Urosalpim. Pada jenis-jenis keong tersebut, pembelahan maturasi I terjadi sgera setelerh spenna masuk ke dahm sel telur. Sentrosom tampak clan krhubungan wangelendong pusat. Butiran hornatin m b e s a r dan membentuk kromosorn Selaput nukleus yang menyelirnuti g e r m i d vesicle mulai menghiIang. Keping
m t d k e muhi terbentuk dm replikasi kromosom berlangsung. Selanjutnya badan
polar pertama akan memklrth beberap kali. Tidak ada waktu istirahat antara
Pernk- dan kedua. Selama tahapan a n a h ,
tafiapan
p e m b e h rnaturasi kedua, kromo som-kromo som membulat dan bersat u menjadi sstu vesikuh. Setelah d i k e M a n , badan polar
k d u a
tidak memkM (Webber, 1977).Perkembangan L a w s
Golongan keong kelas Gastropods dari subkelas Prombmmhia mempunyai dua macam larva yang hidup
be&
di
dahm p d n q yaitu: trokofbr(hochopkare) merupakaa larva yang bam menetas dari telw, dan kemudian
dilanjutkan dengan larva veliger. Namun demikim, pa& jenis kelompok
Arckgastropoda tertentu, dijumpai hanya trokofor saja dalam siklus hidupnya
P r o s o ~ h i a (Archegasmporla, M e s o ~ p o d a dm Neog-poda)
@-
dan
Brusca, 1990).Trokofbr merupakan tdqm a d mempunyai hgk-- qical tuft, ssilia prototrock, stomodeurn/ blus~opore. Trokohr dilepaskan
ke
dan
k e m q kbas, sehjutnya dapat berkembang menjadi veliger atau
langflmg
ke himpanjuvenil
(Brusca dan Brusca, 1990).Pa&
Patella sp. (Webber, 1977), trokofbr berkembang dalam W u 24 jam setelah a d pembetahan denganukuran
diameter 180 prndan
berenangbebas
di perairan dengan rnenggunakansilia prototruch dm berbgsung s e h 24-36
jam.
Pertumbdm trokofbr jenis kedua,be&-
daiam
kapsul telur,dan
M
i
berg& di dalam kapsul padabari ke-empat.
Pada
hi ke-lima trokofor krkernhng menjadi veliger danm e w
ke
Imdari
kapml pradahari
ke-tujuh Selanjutnyalarvet
veliger berenangk h
diaLun.
Larva veliger m e n l p a b hhapn lanjutan
dari
larva
trokofor. Veligerumumnya mempunyai rnasa plankton& yang lebih p a n j q daripada trokofor dan m e m h fitophkton
sscara
akiif Ipkmktot'rophic), Pads Archasogastropoda, perkembangan veliger terjadi pada saatfise
planktonik yang berenang bebasdi
perairan, d m g k a n pada Mesogztstropoda dan Neogastropoda, perkemhangan. veliger (terms& proses torsi) se;bagian atrtu seluruh sMusnya dapat terjadi di dalam k a p d telur. Larva veliger yang telah berkembang memperlihatkan
hadirnya organ dewasa seperti cangkang dan
kaki
yang dilengkapi dengano w u r n . Peranan operkuium Ilnalah sebagai peliradung tubuh yang lunak
dari
I 9 d a p t berfungsi mtuk berputar sehingga membantu d d m makaa
Larva
veliger yang berenang bebas di perairan bebas kukwan lebih besardan
sangat berkembang dibandingkan !am veliger yang berkembang d a b kapsul (Webber,1977).
Masa
hidup larva veliger pada Archaeogastropoda rehtif pendekdibandingkan p& Mesogastropoda
dan
Neogastmpda. Croft (1955) dalamWebber (1977) menyatakan bahwa pada keong Patella
dan
Haliotis, tahapanwliger bedchk setelah 3,s
-
4,O hari Sedangkan Robert (1902) &lam Webber (1 977) men- hahwa tahapan veliger pda Cantbidus berlangsung seiama 124 jam. Fretter (1967) dalam Webber (1977), yang meneliti pa& keong Nassarius, menyatalcan bahwa masa hidup larva veliger yang planktotruphicanRIrih
duaminggu
hhgga dua bulafi. Sedangkan menurut Thorson (1 946) masa vsliger Lirrorina Zittorea adalah satu huh. Namun demikian, diketahui bahwapengukwan secara tepat masa veliger relatif sulit karena larva tersebut bersifat phktonik dm berenang bebas di
dalam
air.Pernnan Faktor Lingtrungan terhadap Aktifitas Reprodubi
G k
dan
Kanatani (1984) dalam Giese et al. (1987) menduga bahwa bekrapa War lingkungan dapat mempen.gadi aktifitas reproduksi Gastropods,m M y a suhu, cahaya, dinitas, pasang sunrt, periods
bulan
pumama, pubahan arus, komposisikknia
peraican, dm beberapa Wtor y m g ti& diketahuiq w a
kimia
di perairan dapat mempdcm stressor lmgi~~
air. Pada ,&an, korrdisi stres sangat nmrpmgaruhi produksi h o m n
dalam
kelejsr rtdrenal atau keIenjar interrenal (adrenal cortex) dan kehjar h i p o k yaug ~lanjutnyah mwnpet.lgaruhi a k t w repmduksi dan tb&h Iaku. Falctor pendorong
(stimulator) kiologi, perkembangan atau h g l n q a n
dapat
maupakan &torMATEM
DAN
METODE PENELLTIAN
Lokasi dan Waktu Benelitian
Penelitian ini terdii atas penelitian lapangan clan periezitian laboratorium Penelitiitn di lapangan
Spesimen keong mata Iembu Turbo a r ~ r o s t o m a diambi dari perairan Ujwrg Genteng, Teluk Pelabthan Ratu, Sukabumi, J a w Barat. Ujmg Genteng
terlctak di Selatan Pulau Jawa rncnghadap Samudera Hindia dengan posisi 7 0 2 7'08"
-
7?2 1 '50" Lintang Sejatan d m 106'23'40''-
1 0694'1 0" Rujur Timm [image:38.612.32.601.14.768.2](Gambar 10). Pasang surut di perairan Ujung Genteng berkisar antara satu hingga dua meter yang te jadi pada saat bulan November hingga Maret.
Penelitian di lnboratorium
Labratorium Mini. Lokasii di Ujung Genteng,
Desa
KeIapa Condong, Sukabumi, Jawa Sarat, untuk p e n g w kondisi hgkungan habitat keongnra& lembu, pengukuran mrfometrik spesitnen dan pengamatan pola
tingkah
laku p e r k a d di alam Waktu pengamatan, Juni 2000 hingga O k t o k 200 1. Laboratorium Biologi hut, Jurusan Menejenm Sumhdaya
Perikanan
(MSP), F a k W Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB. Di Labratoriumini
diIakxkan pemehram keong, pengamatern pla tingkah laku kawin,-tan sediaan histologi, dan pengolahan data, d d a h a n a b dari Juni
2000
b g g a Jdi2003.
hboratorium Biologi Perkembangan dm Genetika (PG) - PPAU
Ilmu
Hayati dm Laboratorium Biologi Perkembangan, ITB. Pernbuatan sediaan histologiyang d k h m k a n pada
bulan
Juni hingga Agustus 2002, pengamtan amtomi, morfologi, dm histologi pada buian Mei 2003 hingga Agustus 2003. Laboratarium Instalasi Penelith dan Pengkajian Teknologi Pertanian Bojonegara Serang, Banten, pengarnatan perkembangan tehrr, pengarmtan pemijahan aIamiah d m buatan pada h l a n Agustus 2003.Materi
Penelitian
Bahan dam Perahtan
Keong yang
d g u d m
dalam penelitianini
adaM jmis keong mata kmbudari
Kelas Gastropods, Filum Mo- yang berasal p e b Ujmg Genterg,2. Kajian bioekologi dengan tujuan mmpelajari habitat kmng rnata lembu di
alam
serta mempelajari wadah penyimpanan transportasi yang terbak3. hjian tehlogi pmijahan d q p tujuan m h j a r i k h p a teM pemijaban dengan skala labratorium
1. Biohai Rmroduksi
Spesinmen &ambid seam
a d
dari perairanUjung
Genteng yangsehjutnya df'bozwa
ke:
-
laboratorlum mini di U j q Genteng untuk d i t u n g jumlah spesimen yangdidapat tiap pengarnbilan spes* b r a t o r i m Biologi Laut MSP -
FPIK
IPBuntuk pembuatan d i a a n histologis dan analisis spesimen;
-
labomtoriumPG
- PPAU I h u Hayati ITB untuk pembuatan sediaan histologis;-
laboratorium Biologi Perk.emhngan Departemen Biologi ITB u t u k pengamatanmorfbbgi dan anatomi organ repmduksi gonad dm &ern reproduksi.
Kegiatan pengamatan dan pengambilan spesimen d i u k a n tiap bulan selama satu tahun, khususnya untuk pembuatan sediaan histoIogis, dengan jmdah individu pada setiap pengamb'i spesimen hagam
Tahap kegiatan yang dilakukan
adalah
sebagai krikut:(1) Pengamatan morfologi keong jantan dan betina
U k m keong spesimen untuk membedakan keong jantan dan betina drgtlnakan keong dengan
k h
mlgkang antam 20-
60 mm, dan jumMspesimen $0
individu.
Morfologi keong jantan dan betha h t i denganatas, kbih h j u t bagian u j q atas (apeks) cangkang ymg h i p dipecah
untuk rnelihat wama gonad keong jantan dan bet&
(2) Pengamatan anatomi organ reproduksi keong jantan dan betha
Jumlah spesimen y m g digunakan addah tiger individu untuk masing-masing
keong
jantan dan betina dengan *an diameter antara 40 - 50 mm PeneWmdilakukan
dengan cara mengelwkan h e m dari cangkangnya agarorgan bagian cialam terlihat
m
k e h m h a n . Selanjutnya organ-organ reprodhi diurai dengan mengikuti d u r a n tempat keluamya spermatozoauntuk
keongjantan
dan
sel tehrr untuk keong betha hinggake
&ian manteldimana
terdapat anus yang terletak di h i a n atas kepalakeong.
Selanjutnyadianalisis
kedudukan masing-masing organMu
dibuat fotodari
kesehmhanorgan pada sistem reproduksi
(3) Pengamatan histologi gonad keong janhn dan betina
Gonad keong yang dibuat sediaan histologis d i i a t dari gonad jantan dan b e t h dengan ukwm cangkang antara 40 - 50 c m
P r e p a d sediaan histologis (Setijanto, 1 998) adalah sebagai berikut :
a) %hmh gonad difiksasi dahm larutan Both (asam p h t 15
bagian; fo& lima bagian,
asam
cuka pekat satu bagii) selama24 jam (bib penanganm
mmrlukan
waktu yang lama, malcalangkah
selanjutnya dilakukan p e d s m dengan alkohol 70%,dan
di simpan dalam&oh01
700h). Untuk pengerjaan selanjutnyzl,Gamhar 12. Contoh materi gonad keong mata Iembu y m g digunakan untuk sediaan histologi (kotak merak).
b) Dehidrasi, dengan menggmakan aIkoho170%, 80%,96%, 100% c) Penjernjhan atau "cIearhg" dengan xylol
d) Infihrasi dengan parafin (titik leleh 58'C)
e) P e m a m a n atau "embedding", psmbuatm blok parah f) Penyayatan dengan mikrotorn, dengm ketebalan 1 0 yrn
g) Pelekatan pada gelas obyek
h) Pewmaan dengan hematoksilin eosin
(4) Pmganmtan morFoFagi sgerma dan te1ur keong mata lernbu
Morfblogi sperma dm t e h keong mata lembu diamati dengan jalan
rnembedah gonad keong jantan dart betina, kemudian sperma dan oosit diamati
di
bawah mikroslcop dm mikroskop h e kontras. Sehjutnya spermatozoa d m sel teIur keong difoto, Jumlah spesimen keong mata lembu untuk pengamatan tahapan ini masing-masing 10 hdividu d u k keong jantan dm betina dengan ukuran antara 40 - 50m m
( 5 ) Pmgmtanlpenentuan waktu pertma kaIi keong mata lembu matang gonad
13) k a p a keong mata Iernbu tersebut dapat dibedakan antma keong jantan dm betina. Metode untulc melihat kapan keong matang gonad, maka diamhil spsirnen dari ukuran terkecil hingga tesbesar ulcuran lebar cangkmg (dengan
m e n g g u n a h jmgka sorong ) dicatat sehingga didagatkan kisman ukuran Iebar cangkangnya. Kemudian cangkangnya dipecah dm diamati warna
gonadraya Jumlah spesimen pada pengamatan perlama kali matang gonad keong disesuaikan dengan jumIah spesimen yang dapat ditangkap dengan
berbagai ukuran.
1
Lebark/--
cangkangGmbar 13. P e q d m a n lebar cmgkmg (m) pada keoq mata lembu.
( 6 ) Pengmtan nisbah keIamin keong jantan d m betina di alam
antara keong jantan dan betina. Has8 pengamatan sehjutnya &am- dalam h t u k histogram batmg &ham
(7)
Adisis histologis gonad keung jantandan
betina tiapb
h
Bertujuan untuk mengamati kodisi g o d sesuai dengau hmkterkitik
pemijahan keong mata Iembu y m g rpmijah tiap bulan. Koleksi spesimen
d h h h ~ tiga sampai dua hari sebelum saat buIan pen& dan pada saat
perairan sunit. Jumbh spesimen
dm
cara pembuatan sediaan histologis gonad keong jantan dan betima ( h t no. 3) masing-masing tiga individu setiapbuhmya dengan dcwm keung berkisar a&a 40 - 50 mm. (8) Pengamatan pola tingkah
IeJru
kawinBertujum untuk mempelajari pIatingkah laku keong rnata lernbu jantan
dao
betina s e h melakukan p r o s p e r k a h
ddam
s W laboratorium yaitu didalam
akuarium yang krisi air laut s e h y a k 60 liter dengan salinitas 33ppt. Mula-mula, kondisi air hut di dalam akuarium dibuat stabil terlebih dahulu dan diaerasi secara term menerus. Pergantian air dilakukan setiap hari,
s e w 30% dari volume air laut dalam akuarium,
dan
untuk keseluruhanair
ddam
&miurndilihkan
set& 14 hari s e k d . Selain diaerasi, Emtuk mempehaiki kualitas air laut didaIam
akuarium, dilakukan sirkulasi air hut untuk mbersihkeul air laut dari kotoran-kotoran (sisa metabolisme dari keong dmsisa
pemberian makanan yang terdiiidari
cacahan tumbuhan air Sargussum spp.dan
h u t yang menempeldi
dinding kaca akwrium yaitu dari jenis Enteromorpha sp. Sebelum keong rnata lembu di t e m p a h dahmdi
cangkangnya
dengm menggunakan sikat. Jumlah spesimen yangdigunalran
ddam
tiap &um adahhlima
jantan delnh
betina denganulrrwrn
l e h
mgkang antam 40 - 50 mm. Pengarnatan kmng dilakukan setiapdua
jam atau 30 menit(bila
ada
tanda-tanda akan kawin) mulai sore hari, saat cahaya mdai gelap (p&t saat keong mata Iembu rnelakukan kegiatannya) -a pagi hari saat cahaya mulai terang kembrtli. Has2 prig- h p a gambm-gambar hasil pemtretan, selanjuinya dianalisis secant kuantitatif. P e r c o hini dilakukan
pada saat tiga sampd dua hari sebelum bulan purnama p u h .(9) Pe-m sel telur keong mata lembu &elah p e m b w h hitlgga menetas (hatching)
Bertujuan
untuk
mempehjaritahapao
perkembangan telur keong matalembu
yaag tehh dibuahi oleh spermasecara
in v i m , sebingga didapat waktutahapan
pernklahm telur sejak dibuahi oleh sperma hmgga menetas rnenjadi larva trokhofor. Induk b e t h dan jantan keong mata Iembu, masing-masingtiga individu dengan lebar cangkang antara 40 - 50
mm,
cangkangnya dl'bersihkan dmi kotom-kotoran yang menempel pada cangkang. Keong- keong yang dig& untuk pengmtanini
diambil dari ternpat h y a enam hinggah
hari seklum bulan pumama dengan harapan U w a gonadkeong tersebut d e k a t i matang penuh. Selanjutnya cangkang bag' m atas -
dipecahkan
dengan rtlenggunakan mil, sehingga gonad @tan yangbwwama
putih krem dm gonad betina yang berwarna hijau tua terlihatsted, kemudian dengan pipet hisap cairern yang kehlar
dari
gonad dbnbildm
diteteskan kedalarn
cawan petri yang berg air hut, sehjutnya denganmmggudm mkoskop t & b t kem&mgan ~1 t e h dan s p m a yang dipat. Pencampuran sel telur dan sperma d i i setelah diietshui Wwa
kedua
macam garnet tersebut telah mencapai kematangan untuktransportasi spesimen yang cocok untuk -tan jarak jauh. Kegiatan yang
dilakukan
Ildaah setmgai berikut:(I) Mengukur dan mengamati kodii perairan
in
situ keong ma& kmbu. Metodepengambilan h t a kondisi hgkmgan meficakrrp beberapa aspek abiotik dan
biotik
seperti yang t e m t u m d d m Tabel 1. Pengambilan data dilakukan tigaksrli
selama
satu tahun dan hashya diadisis secara deskriptxTabel 1. Aspek lingkungan yang diarnati, metoddalat yang d i i dan tempat pengamatan
No.
Parameterpengamatan Abiotik Metodelalat 1 2 3 4 5 Tempat
Oksigen Ippt)
pH
Suhu(OC) Salinitas Substrat Biotik WdfTitrasi pH meterTermomter Refiddometer Visual
6
in sim in situ
in situ
in situ
in situ Tumbuhanair
, 7 ,Hewanair , Visual Tn-situ
[image:47.612.123.510.561.729.2](2) Tranportasi dan wadah p n y h p m n keong. S p e s k keong mata h b u
jantan dan betina daiam berbagai damn
dan
k b g a i j w h h diangkut dengan(a) Ember tertutup (15 liter) dengan alas p e n a h tumbuhan
air
SargassumSPP.
(b) E m k tertutup (1 5 liter) tanpa alas penahan tumbuhan air Sargassum spp.
(c) Kotak pendingin (icebox) ukuran 1 5 liter dengan lapisan bagian
bawah
csyang ditempatkan ddam kantong plastik agar suhu ruangan tetap dingin -
lapisan
kedua potongan pelepah pisaog dan dam pisang dengan t'ebal antam 30-
50nnn -
lapisan
atas keong matalembu
tanpa pembungkus.(d) Kotak pendingin (icebox) damn 15 liter dengan cara sebagai ~ u t ' : lapism bagian b m d h'beri es yang
dhnptkan
didalam
kantong pmikagar suhu ruangan tetap din& sebjutnya & i r i lapisan k o m dengan
ketebdan antam 5
-
10 mm; keong mata lembu d3'bungkus denganpotongan kertas koran kering (atas) (Personal kornunikair, Edward
Danakus&).
Perjdman dari Ujung Geateng hhgga s q i
di
Bogor (1 80km)
mmalukan3.
Telraik
m l a h a n..
Kajian beberapa teknik p e m i ~ yang berkaitan dengan
usaha
pengembangan pemi- xxara b~a&n. Induk keong yangalcan
menjadihewan
penelitian dmgan ukuran lebar
cangkang
herb 40-
50 mm diambil dari alarn dan d i i s a s i terkbih dahulu.Jumtah
spesimen keong jantan dan betina yang dig& pada penelitianini
masing-masing 5 individu. Pengambilan spesirnen dilakukan pa& saat tiga atau dua hari menjelang bulan purnama penuh atau duasampai tiga
M
sesudahnyabila
kondisi c w dm hut ti& mernungkinkanuntuk pengambiliin spesimen.
Digunakan 3 metode untuk mmmgsmg p e m i j k
(a) Pemberian aemi kuat (Dwiono et al., 1997). Induk kmng jantan dan betina ditcmptkm dalam e h r (50 Iiter) yang Mi air laut hingga selumh
c a n g h g
keong
t e r e k sehjutnya diaerasi (Air Pump AC-4000, 12 watt,12 Umin) cukup kuat selama &lapan jam Keong kemudian dipindahkan
ke
dalam
aharium pemeliharaan untuk diamati (b) Temperatur(i) Pehkmn pemannsan. Induk keong mata lembu jantan dan ktina
(tick& beretda
dalrun
air)
dkkdahkan
p d a shr/panas rnataharilangsung (pukul 14.00; suhu antara 28 - 29 "C) selama satu atau dua
jam Selsnjutnya kwng mata lembu dimasukkan k e d ke
d
h
akwrium p e m e h a a n untukdiamati.
(ii)Periakuan pendinginan. Induk keong rnata lembu jantan
dan
ktinaantara 5
-
6% selama 4 jam &tau 6 jam. Selanjutnya keong-keongjantan @obson d m
tee,
1996; Dubson, 1997). Pembuatan lubang @acangkang
digudcan
pub mtuk mernldakan keong mata lembu jantan dan betina atas dasar wama g o d . Cangkang keong dibersihkan dari kotoranyang menempel pads cmgkangnya, kemudian dibuat lubang dengan mmggudm bor (& bor 5 mm) atau dengan menggunakan gergaji k s i dan
diusahakan
agar ti& rryerusak jaringan g o d yang terletakdi kwah
cmgkang (Gambar 13). D i t e ~ jendela adaM antatw 5 - 10
mm
dandibuat
dibuat lubang jendela, keong mata lemh jan- ditempatkan
dalam
daariumpm~liharaan
yang tern Mi keongMi
kemudianddakukan
M I L
DAN
PEMBAHASAN
dua jenis keong mata lembu yang menurut penduduk sete- k e d u a d q
ditxamakan
keong mata b. Namun d e d c h , dari basil h h t i f i h i berdasark. ciri-ciri yang dinyahkan Abbot dan Boss (1 989), temyata bahwakedua
keong mata lembu yang k d a di pemkm Ujtmg Genteng tersebut berbadasatu sama b y a clan kedua jenis kmng ini mernpunyai perbedaan yang c h p
jek
bila
c W a t
daricangkang
mupun operkulumnya (Tabel 2dan
G h14). Kedua jenis keong mata lembu tersebut m d i habhatyang
sama yaitudi daeriah tubi yang me* &sung
Ire
arah dahqpya ombak danmenyukai mtaan terumbu k m i g rsrng ditumbuhi tumbuhan hut jenis Sargussum
~ p p . Kedua jenis keong mata lembu tersebut &if pada saat menjelang matahari terknam hingga saat matahari terbit.
Pada
saat tidak aktif; kedua jenis keongakan memudar sehhgga yang
tampak
hanya warm m y a saja, yaitu:berwarna setrip put& dan coklat, Untuk mengatasi
ini
keong terlebi U u l uhams dhkhmtisasikan sehingga warna pada
cangkang
akan munculkembali.
Dari hasii pengmtan didapat bahwa proses aklimatisasi sebahyaberlangstmg 12 hingga 24 jam, tergantung dari
kondisi
dan
lingkungan baru keong. Sebknya keong terlebih dahulu dibersihkan c-ya(menggunakan sikat), dari ganggang hijau yang menempel atau dari
pengapwan, yaw h a d dari hasiI ekskresi hewan lain seperti teritip atau
bm~keZ yang mungkin menempel pada cangkang keong sehhgga
menimbulkan warn puth pada ujung apeks cangkang keong rnaia lernbu
jantan. Selain
hal
tersebut di atas, ukuran can* (umur keong) juga menentukrtn munclltnya warna tersebut. Dari hasid penelitian ini didapatbahwa ukuran lebar
cangkang
40 hingga 60 mm, keong jantandan
ktina dapatdl'bedEtkan
dengan mudah, sedangkan pada lebar cangkangkurang
dari 40 mm perbedaan warnanyst belum tmpak dengan j e h . Hal inimemperlihatkan bahwa keong mata lembu yang &wan lebar cangkangnya
kuraag dari 40 nnn belum dewasa, maka warna cangkangnya belum dapat di'bedakan, walaupun b e r k k a n warna g o d n y a keong jantan dm betina flldsh dapt & W