PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR MOMEN
PUNTIR PADA MOTOR BAKAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
RAHMAD IKHTIAR
NIM : 120421010
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
viii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat yang
diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.Tugas Sarjana ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan untuk mencapai gelar sarjana
di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun yang
menjadi judul Tugas Sarjana ini yaitu “PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
PENGUKUR MOMEN PUNTIR PADA MOTOR BAKAR”
Dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini, penulis mendapat dukungan dari berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. M. Syahril Gultom,MT sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
2. Bapak Dr.Ing.Ir.Ikwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik USU.
3. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin USU.
4. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Sumadi dan Ibunda Nurliani Br Rambe, yang telah
memberikan dukungan doa, materi dan semangat yang sangat luar biasa.
5. Segenap kerabat keluarga yang telah memberikan semangat dan doanya kepada penulis
selama menyelesaikan pendidikan S-1.
6. Seluruh teman-teman penulis, baik teman satu angkatan 2012 juga teman- teman yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah menemani dan memberikan
masukan serta semangat kepada penulis
Penulis menyadari sepenuhnya Tugas Sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan dan
banyak kekurangannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya saran dari para
pembaca untuk memperbaiki dan melengkapi penulisan ini ke depannya, penulis berharap
semoga tulisan ini dapat berguna dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi para
ix
Medan, April 2015
Penulis,
x ABSTRAK
Performa suatu mesin motor bakar dapat dilihat dari besarnya nilai power
(tenaga/daya) dan torsinya, dimana nilai dari keduanya akan menentukan jenis dan kebutuhan
dari mesin tersebutdan masih terus menerus dikembangkan dan dilakukan penelitian. Untuk
mendapatkan atau mengukur besaran nilai Power dan Torque suatu mesin, digunakan alat
yang disebut dynamometer.
Dynamometer terdiri dari berbagai tipe salah satunya adalah rope brake yang di akan di
gunakan oleh penulis. Pada penelitian ini dilakukan pada mesin potong rumput Atomic
Power AP 399 dengan variasi beban dari alat pengukur momen puntir.
Dari hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan akan di bandingkan dengan
data spesifikasi yang dihasilkan dari mesin yang telah ditentukan untuk nantinya akan
dicocokan dan untuk melihat persentasi penyimpangannya.
Kata Kunci : Torsi, Dynamometer, Rope brake.
xi DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR SIMBOL ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Ruang Lingkup dan Batasan ... 2
1.3 Tujuan ... 2
1.4 Manfaat ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motor Bakar Bensin ... 5
2.2Prinsip Kerja Motor Bakar Bensin ... 6
2.3 Siklus Kerja Motor Bensin... 8
2.3.1 Siklus Udara Volume Konstan ... 8
2.4 Kontruksi Motor Bakar Bensin 2 Langkah ... 9
2.4.1 Komponen Mesin Bensin ... 10
2.5Torsi ... 13
2.6 Daya Poros ... 13
2.7 Poros ... 14
2.7.1 Macam – Macam Poros ... 16
2.8 Bantalan ... 16
2.9 Dinamometer... 17
2.9.1 Tipe Dinamometer ... 18
2.9.2 Prinsip Kerja Dinamometer ... 25
BAB III PERANCANGAN DAN METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Perencanaan Alat Pengukur Momen Puntir ... 26
3.2 Perencanaan Alat Ukur ... 27
xii
3.4 Perencanaan Spesifikasi Mesin untuk Pengujian Alat ... 31
3.5 Analisa Biaya ... 32
3.6 Metodology Pengujian ... 33
3.7 Tempat Pengujian ... 33
3.8 Metode Pengumpilan Data ... 34
3.9 Variabel Pengamatan ... 34
3.10 Persiapan Pengujian ... 34
3.11 Prosedur Pengujian ... 35
3.12 Diagram Perancangan dan Pembuatan ... 36
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat yang Di Perlukan ... 37
4.2Bahan – Bahan yang Di Perlukan ... 38
4.3 Proses Pembuatan ... 38
4.3.1 Pembuatan Rangka ... 39
4.3.2 Pembuatan Poros ... 41
4.3.3 Pembuatan Pulley ... 42
4.3.4 Penyangga Poros ... 42
4.3.5 Pembuatan Tali Rem ... 43
4.3.6 Finishing ... 43
4.4 Pengujian ... 44
4.4.1 Pengujian dan Perhitungan Torsi dan Daya Poros ... 44
4.4.2 Grafik Hubungan Antara Putaran Mesin Dengan Torsi ... 47
4.4.3 Grafik Hubungan Antara Putaran Mesin Dengan Daya ... 48
4.4.4 Grafik Hubungan Antara Putaran Mesin Dengan Selisih Beban Pengerman ... 49
4.4.5 Grafik Hubungan Antara Selisih Beban Pengerman Dengan Torsi. 50 4.4.6 Grafik Hubungan Antara Selisih Beban Pengerman Dengan Daya. 51 4.5 Validasi Pengujian ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55
xiii DAFTAR PUSTAKA
xiv DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah kompresi dan langkah hisap ... 7
Gambar 2.2 Langkah usaha dan buang ... 7
Gambar 2.3 Proses Kerja Mesin dua langkah Otto ... 8
Gambar 2.4 Diagram P-v dan T-s siklus Otto... 8
Gambar 2.5 Komponen Motor bensin 2 Langkah ... 10
Gambar 2.6 Blok Silinder ... 10
Gambar 2.7 Kepala Silinder ... 11
Gambar 2.8 Torak ... 12
Gambar 2.9 Poros Engkol ... 12
Gambar 2.10 Prinsip Kerja Dinamometer ... 17
Gambar 2.11 Dinamometer Listrik ... 19
Gambar 2.12 Dinamometer Prony Brake ... 20
Gambar 2.13 Dinamometer Rope Brake ... 20
Gambar 2.14 Dinamometer hidrolik ... 22
Gambar 2.15 Dinamometer udara ... 23
Gambar 3.1 Perencanaan Alat Pengukur Momen Torsi ... 26
Gambar 3.2 Rope Brake ... 27
Gambar 3.3 Timbangan Gantung ... 28
Gambar 3.4 Tali Rem ... 29
Gambar 3.5 Pulley ... 29
Gambar 3.6 Chuck Drill ... 29
Gambar 3.7 Thacometer... 30
xv
Gambar 3.9 Persiapan pengujian ... 34
Gambar 3.10 Prosedur pengujian ... 35
Gambar 3.11 Diagram alir perancangan dan pembuatan alat pengukur ... 36
Gambar 4.1 Alat Pengukur Momen Puntir tampak depan ... 38
Gambar 4.2 Alat Pengukur Momen Puntir tampak samping ... 39
Gambar 4.3 Alat Pengukur Momen Puntir instalasi tampak atas ... 39
Gambar 4.4 Pembuatan Rangka ... 40
Gambar 4.5 Pembuatan Poros ... 41
Gambar 4.6 Pembuatan Pulley ... 41
Gambar 4.7 Pembuatan Penyangga Poros ... 42
Gambar 4.8 Pembuatan Dimensi Tali rem ... 43
Gambar 4.9 Grafik Hubungan antara Putaran Mesin dengan Torsi ... 47
Gambar 4.10 Grafik Hubungan antara Putaran Mesin dengan Daya Poros ... 48
Gambar 4.11 Grafik Hubungan antara Putaran Mesin dengan Selisih Beban Pengereman ... 49
Gambar 4.12 Grafik Hubungan antara Selisih Beban Pengereman dengan Torsi .... 50
xvi DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Biaya pada bahan ... 32
Tabel 4.1 Data Alat yang Di Perlukan ... 37
Tabel 4.2 Data Bahan yang Di Perlukan ... 38
xvii DAFTAR SIMBOL
SIMBOL ARTI SATUAN
T Torsi N.m
P Daya kW
N Putaran mesin rpm
W WeightN
S Spring Balence Reading N
D Diameter of Wheel m
x ABSTRAK
Performa suatu mesin motor bakar dapat dilihat dari besarnya nilai power
(tenaga/daya) dan torsinya, dimana nilai dari keduanya akan menentukan jenis dan kebutuhan
dari mesin tersebutdan masih terus menerus dikembangkan dan dilakukan penelitian. Untuk
mendapatkan atau mengukur besaran nilai Power dan Torque suatu mesin, digunakan alat
yang disebut dynamometer.
Dynamometer terdiri dari berbagai tipe salah satunya adalah rope brake yang di akan di
gunakan oleh penulis. Pada penelitian ini dilakukan pada mesin potong rumput Atomic
Power AP 399 dengan variasi beban dari alat pengukur momen puntir.
Dari hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan akan di bandingkan dengan
data spesifikasi yang dihasilkan dari mesin yang telah ditentukan untuk nantinya akan
dicocokan dan untuk melihat persentasi penyimpangannya.
Kata Kunci : Torsi, Dynamometer, Rope brake.
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Torsi merupakan parameter yang menunjukkan unjuk kerja suatu mesin atau alat
penghasil energi, misalnya pada mesin mobil/motor. Alat yang sudah dikenal untuk
mengukur torsi dari mesin mobil / motor dinamometer.Alat tersebut digunakan untuk
mengukur torsi dan putaran poros yang dihasilkan oleh mesin yang diuji.
Dinamometer merupakan suatu mesin elektro-mekanik yang digunakan untuk
mengukur torsi dari tenaga yang diproduksi oleh suatu mesin kendaraan. Jenis dinamometer
terdiri dari berbagai tipe. Dinamometer yang di ganakan penulis adalah rope brake atau
dinamometer tali rem.
Dinamometer di klasifikasikan dalam beberapa jenis tergantung susunan mesinnya.
Menurut cara/ metode pengukurannya, dinamometer dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu Engine Dinamometer (ED) dan Chassis Dinamometer (CD). Metode pengukuran
dengan dinamometer tipe (ED), poros output mesin dihubungkan langsung dengan
dinamometer, sedangkan untuk tipe CD pengukuran daya dilakukan melalui roda penggerak
kendaraan. Mesin dihidupkan dalam waktu yang relatif singkat hingga mencapai kecepatan
putar maksimal lalu besar hasil pengukuran dapat dilihat melalui monitor atau panel analog
yang terdapat pada unit dinamometer. Dalam menghitung torsi pada mesin potong rumput
biasanya di gunakan dinamometer jenis prony brakedan rope brake.
Pengujian ini akan menguji dan menghitung torsi dari alat dinamometer tersebut secara
2 1.2. Ruang Lingkup dan Batasan
Ruang lingkup dan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Pengujian dan perhitungan alat pengukur momen torsi mengunakan mesin yang di
pakai penulis.
2. Batas daya mesin yang digunakan 1,8 kW
3. Batas putaran mesin yang digunakan 8000 rpm
4. Batas ukuran poros yang digunakan adalah 20 mm
1.3. Tujuan
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Untuk menghitung torsi dan daya pada mesin dengan alat pengukur momen puntir
pada motor bakar.
2. Untuk mengetahui kemampuan alat pengukur momen puntir pada motor bakar.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis sendiri menambah wawasan dan pengetahuan tentang dinamometer
dalam menghitung torsi.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa lain yang akan membahas hal yang
sama.
3. Membandingkan antara teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan. dengan yang
ada di lapangan.
4.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun sebagai berikut :
Bagian awal yang berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, halaman
persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.
Bagian kedua adalah merupakan bagian utama atau isi dari penulisan skripsi ini, yang
3
1. Bab I: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, ruang lingkup dan batasan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode pengumpulan data,
sistematika penulisan.
2. Bab II: Tinjauan Pustaka, berisikan dasar-dasar teori yang didasarkan dari hasil studi
literature yang berhubungan dengan judul skripsi. Teori-teori yang disajikan berupa
pengertian, teori-teori tersebut diambil dari berbagai sumber seperti buku bacaan,
survei lapangan dan dari internet bahan-bahan tersebut akan digabung menjadi
sebuah tulisan yang menjadi dasar teori dari judul skripsi yang memperkuat skripsi
tersebut dengan data-data yang ada.
3. Bab III: Perancangan dan Metodologi Pengujian
Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan metedologi pengujian alat
ukur momen puntir.
4. Bab IV: Pembuatan dan Pengujian
Pada bab ini akan diuraikan tentang pembuatan dan pengujian, hasil dari data-data
yang sudah didapatkan dilakukan perhitungan berdasarkan rumus-rumus untuk
mendapatkan data-data hasil dan dibandingkan dengan data dari mesin tersebut.
5. Bab V: Kesimpulan Dan Saran
Pada bab ini berisikan tentang intisari ataupun kesimpulan yang didapatkan dalam
proses penyusunan skripsi dan hasil yang didapatkan. Bab ini akan menguraikan
secara singkat hal-hal yang sangat penting tentang hasil yang diperoleh.
6. Daftar Pustaka berisikan literatur yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan
4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Motor Bakar Bensin
Motor bakarmerupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai
Dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik. Motor
bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang proses pembakarannya terjadi dalam
motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus sebagai fluida
kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara seperti tersebut disebut mesin pembakaran dalam.
Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi dengan proses pembakaran di luar disebut
mesin pembakaran luar. Motor bensin termasuk ke dalam jenis motor bakar torak. Proses
pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder (internal combustion engine). Motor
bakar bensin dilengkapi dengan busi dan karburator yang membedakannya dengan motor
diesel. Busi berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang telah dimampatkan
dengan jalan memberi loncatan api listrik diantara kedua elektrodanya. Karena itu motor
bensin dinamai dengan spark ignitions. Sedangkan karburator adalah tempat bercampurnya
udara dan bensin. Campuran tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan
oleh loncatan bunga api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi.
Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam,adapun klasifikasi motor
bakar yaitu berdasarkan sistem pembakaranny, sistem penyalaan, dan siklus termodinamika :
1. Berdasarkan Sistem Pembakarannya
a. Mesin pembakaran dalam.
Mesin pembakaran dalam atau sering disebut sebagai Internal Combustion
Engine (ICE), yaitu dimana proses pembakarannya berlangsung di dalam motor
bakar itu sendiri.
b. Mesin pembakaran luar
Mesin pembakaran luar atau sering disebut sebagai Eksternal Combustion Engine
5 2.2 Prinsip Kerja Motor Bensin
Motor bensin dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine) (simplenya biasanya disebut “motor bakar” saja). Prinsip kerja
motor bensin adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan
melalui proses reakasi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (bensin) dan oksidiser (udara) di
dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran dalam motor bensin terjadi dari campuran bahan
bakar dan udara dihisap kedalam silinder. Kemudiandikompresikan oleh torak saat bergerak
ke titik mati atas. Karena adanya proses pembakaran yang disebabkan oleh percikan bunga
api dari busi, maka akan menghasikan temperatur dan tekanan gas yang besar, yang
mendorong torak untuk berekspansi menuju titik mati bawah.
Dari gerak bolak balik (displacemet) torak dirubah menjadi gerak putar pada poros
engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan tenaga pada kendaraan.
Posisi tertinggi yang dicapai oleh torak didalam silinder disebut titik mati atas, dan posisi
paling terendah yang dicapai torak disebut titik mati bawah. Jarak bergeraknya torak antara
titik mati atas ke titik mati bawah disebut langkah torak (stroke).
Adapun langkah kerja motor bensin 2 tak adalah sebagai berikut :
1. Langkah kompresi dan langkah hisap
Pada langkah ini dalam motor 2 tak terjadi 2 aksi berbeda yang terjadi secara
bersamaan yaitu aksi kompresi yang terjadi pada ruang silinder atau pada bagian atas
dari piston dan aksi hisap yang terjadi pada ruang engkol atau pada bagian bawah
piston.Yang terjadi dalam langkah ini adalah :
a. Piston bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas).
b. Pada saat saluran pembiasan tertutup mulai dilakukan langkah kompresi pada ruang
silinder.
c. Pada saat saluran hisap membuka maka campuran udara dan bensin akan masuk ke
6
Gambar 2.1Langkah kompresi dan langkah hisap (:http://jerycazsanovaright.blogspot.com)
2. Langkah usaha dan buang
Dan pada langkah ini terjadi langkah usaha dan buang yang terjadi pada saat yang
tidak bersamaan, jadi langkah usaha dahulu barulah setelah saluran pembiasan dan
saluran buang terbuka terjadi langkah buang.Yang terjadi dalam langkah ini adalah :
a. Sebelum piston mencapai TMA (titik mati atas), busi akan memercikkan bunga api
listrik sehingga campuran udara dan bahan bakar akar terbakar dan menyebabkan
ledakan maka timbullah dayadorong terhadap piston, sehingga piston akan bergerak
dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah).
b. Sesaat setelah saluran hisap tertutup dan saluran bias serta saluran buang membuka
maka campuran udara dan bahan bakar yang berada di ruang engkol akan mendorong
gas sisa hasil pembakaran melalui saluran bias ke saluran.
7
Gambar 2.3 Proses Kerja Mesin dua langkah Ott
2.3 Siklus Kerja Motor Bensin 2.3.1Siklus Udara Volume Konstan
Siklus ideal volume kostan ini adalah siklus untuk mesin otto. Siklus volume konstan
sering disebut dengan siklus ledakan ( explostion cycle) karena secara teoritis proses
pembakaran terjadi sangat cepat dan menyebabkan peningkatan tekanan yang tiba-tiba.
Penyalaan untuk proses pembakaran dibantu dengan loncatan bunga api. Nikolaus August
Otto menggunakan siklus ini untuk membuat mesin sehingga siklus ini sering disebut dengan
siklus otto.
8
Adapun urutan prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Proses 0 – 1 (Proses pemasukan): Menghisap udara pada tekanan konstan, katup
masuk terbuka dan katup buang tertutup. Campuran bahan bakar dan udara masuk
kedalam silinder melalui lubang katup masuk.
2. Proses 1 – 2 (Compression Isentropic) : Semua katup tertutup. diasumsikan bahwa
proses ini berlangsung secara isentrofis (reversible adiabatic). Piston bergerak dari
TMB ke TMA. Temperature di titik 2 lebih besar dari pada temperature di titik 1.k
melakukan atau dikenai kerja sehingga W=0. Kalor dimasukka ke sistem.
3. Proses 2 – 3 (Proses Pembakaran) : Proses penambahan kolor pada volume konstan,
temperatur, tekanan dan entropy meningkat.
4. Proses 3 – 4 (Ekspansi Isentropic) : Kerja ekspansi dari titik 3 ke titik 4 dari siklus
otto juga merupakan proses isentropic. Piston bergerak dari TMA ke TMB,
temperatur dan tekanan menurun.
5. Proses 4 -1 (Proses Pembuangan) : Setelah torak mencapai TMB sejumlah kalor
dikeluarkan dari dalam silinder sehingga temperatur fluida kerja akan turun. Proses
ini berlangsung pada volume konstan.
2.4 Konstruksi Motor Bakar Bensin 2 langkah
Mesin bensin terdiri dari mesin itu sendiri dan berbagai macam alat bantu lainnya.
Sedang mesin itu sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu bak engkol (crank case) , blok
silinder, kepala silinder, piston, ring piston, batang piston, poros engkol, mekanisme katup.
Dan sistem pelumas yaitu pompa pelumas, bak engkol, filter oli. Sistem pendingin yaitu
pendinginan udara: kisi pendingin, kipas pendingin, pendinginan air radiator, tutup radiator,
9
Gambar 2.5 Komponen Motor bensin 2 Langkah (
2.4.1 Komponen Mesin Bensin 1. Blok Silinder
Blok silinder merupakan inti dari pada mesin, yang terbuat dari besi tuang.
Belakangan ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan aluminium. Seperti kita
ketahui, bahwa aluminium ringan dan meradiasikan panas yang lebih efisien dibandingkan
dengan besi tuang. Blok silinder dilengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk
memberikan kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas. Blok siilinder terdiri
dari beberapa lubang tabung silinder, yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak naik -
turun. Silinder - silinder ditutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin oleh gasket
kepala silinder yang letaknya antara blok silinder dan kepala silinder.
10
2. Kepala Silinder
Kepala silinder (cylinder head) ditempatkan dibagian atas blok silinder. Pada
bagian bawah kepala silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala silinder harus
tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja. Oleh sebeb itu
umunya kepala silinder dibuat dari besi tuang. Akhir-akhir ini banyak mesin yang kepala
silindernya dibuat dari paduan aluminium.kepala silinder yang terbuat dari paduan aluminium
memiliki kemampuan pendingin lebih besar di banding mentel pendingin yang diaiiri air
pendingin yang datang dari blok silinder untuk mendinginkan katup-katup dari busi.
Gambar 2.7 Kepala Silinder(:http:// www.lambretta.com)
3. Torak
Torak bergerak turun-naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap,
pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama torak menerima tekanan pembakaran dan
meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol memalui batang torak (connecting rod).
Terus - menerus menerima temperatur dan tekanan dan tinggi sehingga harus tahan saat
mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu yang lama. Pada umunya torak
di buat dari paduan aluminium, selain itu lebih ringan,radiasi panasnya juga lebih efisien di
11
Gambar 2.8Torak(:http:// www.bikemanperformance.com)
4. Poros Engkol
Tenaga (torque) yang di gunakan untuk menggerakan roda kendaraan di hasilkan
oleh gerakan torak dan diubah yang menjadi gerak putarran pada poros engkol. Poros engkol
menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar pada kecepatan tinggi.
Dengan alasan tersebut poros engkol umumnya dibuat dari baja carbon dengan tingkatan
serta mempunyai daya tahan yang tinggi konstruksi poros engkol.crank journal ditopang oleh
batang poros engkol (crank shaft bearing) pada crank case dan poros engkol berputar pada
journal. Masing - masing journal mempunyai crank arm dan crank pin letaknya dibagian
ujung armnya. Crank pin di pasang pada crank shaft tidak satu garis (offset) dengan
porosnya. Counter balance weight di pasang seperti pada gambar untuk menjamin
keseimbangan putaran yang di timbulkan lubang oli untuk menyalurkan oli pada crank
journal, bantalan batang torak, pena torak dan lain - lain.
12 2.5 Torsi
Torsi (T) adalah ukuran kemampuan engine untuk menghasilkan kerja. Dan didalam
keadaan sehari – hari torsi digunakan untuk akselerasi kendaraan untuk mendapatkan
kecepatan tinggi. Torsi berkemampuan untuk menggerakkan poros engkol/ poros mesin
motor bakar dari kondisi diam hingga berjalan. Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat
diukur dengan menggunakan dynamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Oleh
karenasifat dynamometer yang bertindak seolah – olah seperti sebuah rem dalam sebuah
mesin. Mekanisme pengereman yang digunakan dalam instalasi pengujian terdiri atas pulley
yang terpasang pada poros yang berhubungan terhadap mesin, pocket balance, belt, baut
gantungan.
Apabila pengereman bekerja, belt yang terpasang pada pulley akan
menahan putaran mesin yang diteruskan terhadap poros, sehingga akan terjadi
perubahan terhadap mesin, memberikan keseimbangan gaya momen.
�
= (
� − �
)
� �
�+�2
�
...(R.S. Khurmi,:765)Dimana :
T = Torsi (Nm)
W = Beban tetap pada pengereman (N)
S = Perubahan beban (N)
D = Diameter puli (m)
d = Diameter tali rem (m)
2.6 Daya Poros
Daya poros (Ps) yang disebut juga dengan daya rem adalah ukuran dari daya mesin
13
hidraulik, turbocharger, dan komponen terkait lainnya. Istilah brake atau rem mengacu pada
beban yang diaplikasikan pada mesin dan menahannya pada RPM tertentu.Selama pengujian,
output torsi dan kecepatan putar diukur untuk menentukan daya rem. Tenaga kuda pada
awalnya diukur menggunakan metode ini, diawali oleh James Watt lalu oleh De Prony
dengan Prony brake. Sekarang, penggunaan dynamometer lebih umum dari pada Prony brake.
Meski sebenarnya daya yang didapatkan pada roda dan sumber beban. Daya rem memberikan
gambaran daya mesin yang sebenarnya sebelum kehilangan daya melalui gearbox, alternator,
dan sebagainya (wikipedia.org).
Untuk menghitung daya poros digunakan persamaan:
1. Daya Poros
�
= (
� − �
)
� �
�+� 2�
�
2���
60 � 1000 ...(R.S. Khurmi,:765)
Dimana :
W = Beban tetap pada pengereman (N)
S = Perubahan beban (N)
D = Diameter puli (m)
d = Diameter tali rem (m)
N = Putaran (rpm)
2.7Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu mesin dan hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersam-sama dengan putaran. Poros adalah untuk
menopang bagian mesin yang diam, berayun atau berputar, tetapi tidak menderita momen
putar dan dengan demikian tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Poros
14
tegangan puntir dan tekuk. Menurut arah memanjangnya (longitudinal) maka dibedakan
poros yang bengkok (poros engkol) terhadap poros lurus biasa, sebagai poros pejal atau poros
berlubang, keseluruhannya rata atau dibuat mengecil.
1. Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung
yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros
dukung yang berputar, yaitu poros roda keran berputar gerobak.
Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a) Kekuatan poros
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapatkan beban tarik atau
tekan, seperti poros baling-baling kapal atau turbin. Kelelahan tumbukan atau
pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau
bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus
direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.
b) Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan dan
defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan ketidaktelitian
(pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda
gigi).
c) Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran
tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu,
maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih
15
d) Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila
terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang
terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama.
2.7.1 Macam – Macam Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:
1. Poros transmisi
Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara, bukan tujuan. Jadi,
poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke
elemen mesin yang lain. Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan
dibengkokkan. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.
2. Spindle
Poros tranmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros
ini adalah deformasinya yang harus kecil, dan bentuk serta ukuranya harus teliti.
3. Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntir, bahkan kadang-kadang
tidak boleh berputar. Contohnya seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang.
2.8Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros, seghingga putaran gerakan
bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan lama. Posisi bantalan harus
kuat, hal ini agar elemen mesin dan poros bekerja dengan baik.
Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi dua hal
16
1. Bantalan luncur, dimana terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan lapisan pelumas.
2. Bantalan gelinding, dimana terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti rol atau jarum.
Berdasarkan arah beban terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi tiga hal berikut :
a) Bantalan radial, dimana arah beban yang ditumpu bantalan tegak lurus dengan
poros.
b) Bantalan aksial, dimana arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c) Bantalan gelinding khusus, dimana bantalan ini menumpu beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros
2.9Dinamometer
Dinamometer, adalah suatu mesin suatu mesin elektro-mekanik yang digunakan untuk
mengukur torsi (torque) dan kecepatan putaran (rpm) dari tenaga yang diproduksi oleh suatu
mesin, motor atau penggerak berputar lain. Dinamometer dapat juga digunakan untuk
menentukan tenaga dan torsi yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu mesin.
17
Keterangan :
r : Jari-jari rotor (m)
W : Beban pengimbang (Kg)
f : Gaya kopel (N)
Prinsip kerjanya adalah : Rotor A diputarkan oleh sumber daya motor yang diuji,
dengan stator dalam keadaan setimbang. Bila dalam keadaan diam maka ditambahkan sebuah
beban pengimbang W yang dipasangkan pada lengan C dan diengselkan pada stator B.
Karena gesekan yang timbul, maka gaya yang terjadi di dalam stator diukur dengan
timbangan D dan penunjukannya merupakan beban atau muatan dinamometer. Dalam satu
poros, keliling rotor bergerak sepanjang 2.π.r melawan gaya kopel f. Jadi tiap putaran adalah :
2.π.r.f
Momen luar yang dihasilkan dari pembacaan D dan lengan L harus setimbang dengan
momen putar yaitu r x f , maka r x f = D x L. Jika motor berputar dengan n putaran tiap menit
, maka kerja per menit harus sama dengan 2.π.D.L.n , harga ini merupakan suatu daya, karena menurut definisi daya dibatasi oleh waktu, kecepatan putar dan kerja yang terjadi.
2.9.1 Tipe Dinamometer
1. Dinamometer Penggerak
Dinamometer ini berfungsi sebagai pengukur daya input suatu alat dan
sekaligus mengeluarkan daya untuk alat tersebut. Dinamometer ini dibuat dalam
bentuk motor-generator. Prinsip kerjanya adalah bila dinamometer memutarkan suatu
alat, maka momen yang diukur akan mempengaruhi dinamometer berputar ke arah
yang berlawanan dengan arah putarannya sendiri. Dinamometer ini bisa sebagai
18
Gambar 2.11 Dinamometer Listrik
2. Dinamometer Absorpsi
Sesuai dengan namanya dinamometer ini menyerap daya yang diukur kemudian
disebarkan kesekelilingnya dalam bentuk panas karenanya dinamometer ini secara
khusus bermanfaat untuk pengukuran tenaga atau daya, torsi yang dikembangkan oleh
sumber-sumber tenaga seperti motor bakar, motor listrik dan sebagainya.
Dinamometer ini dibagi menjadi empat macam yaitu :
3. Dinamometer mekanis :
Pada dinamometer ini penyerapan daya dilaksanakan dengan memberikan
gesekan mekanis sehingga timbul panas. Panas ini dipindahkan kesekeliling dan
kadang-kadang juga didinginkan oleh fluida pendingin yang lain , misalkan air.
Yang termasuk dalam bentuk ini ialah :
a) Rem jepit atau prony brake dengan bahan kayu
Penyerapan daya dilakukan dengan jalan mengatur gesekan yang terjadi
antara balok-balok kayu dengan rotor, dimana pengaturannya dilaksanakan
dengan memutar baut pengatur. Rem ini terdiri dari balok-balok kayu yang
dipasang antara rotor dan sabuk baja, sedang rotor bekerja pada poros dari
suatu motor yang tenaganya akan diuji. Tipe rem jepit ini biasanya digunakan
untuk pengukuran daya yang tidak terlalu besar dengan putaran poros
19
Gambar 2.12Dinamometer Prony Brake
b) Rem tali atau rope brake
Cara kerja dari rem ini hampir sama dengan rem jepit, hanya rem ini terdiri
dari tali disekeliling roda. Bahan tali biasanya kulit, ujung tali yang satu
dikaitkan pada suatu spring balance dan ujung satunya lagi diberi beban,
penyerapan daya dilakukan oleh tali karena gesekan dengan roda. Rem tali
sangat sederhana dan mudah dibuat, tetapi hanya bisa bekerja pada putaran
rendah dengan kapasitas penyerapan daya kecil.
20 4. Dinamometer hidrolik atau dinamometer air
Adalah menggunakan fluida cair untuk mengubah daya mekanis menjadi
energi panas. Fluida yang digunakan biasanya air sehnigga dinamometer ini sering
disebut dinamometer air. Ada dua macam dinamometer air yaitu:
a) Dinamomater air tipe gesekan fluida
Pada dasarnya dinamometer ini terdiri dari sebuah rotor atau elemen
putar dengan kedua belah permukaannya rata,berputar dalam sebuah
casing serta casing tersebut diisi dengan air, selanjutnya air fluidanya
disirkulasi secara kontinu. Akibat sirkulasi tersebut terjadi pergesekan
pada bagian fluidanya.
Kapasitas dinamometer jenis ini tergantung pada 2 faktor yaitu
kecepatan putaran poros dan tinggi pemukaan air. Penyerapan dayanya
mendekati mendekati fungsi pangkat tiga dari kecepatan putaran poros
atau rotor. Penyerapan pada kecepatan tertentu bisa dilakukan dengan
pengaturan tinggi permukaan air pada atau dalam casing. Jumlah air yang
bersikulasi harus cukup banyak agar tidak sampai terjadi uap dibagian
manapun dari alat, karena dengan timbulnya uap tersebut akan
mengakibatkan hilangnya beban sesaat ataupun tidak.
b) Dinamometer air tipe agitasi (semburan)
Dinamometer ini terdiri dari sebuah poros yang memegang sebuah
rotor dan berputar di dalam casing yang tidak bisa dimasuki air. Disetiap
permukaan rotor terdapat sejumlah baling-baling radial yang dipasang
pada poros rotor. Ruangan antara baling-baling ini membentuk
poket-poket setengan elip, juga pada permukaan casing dilengkapi dengan
baling-baling seperti pada rotor. Bila rotor digerakkan, air disemburkan
keluar oleh tenaga sentripugal. Air yang disemburkan itu ditahan oleh
poket-poket casing dan poket-poket casing berfungsi untuk
mengembalikan air ke rotor, sehingga air itu terus bolak-balik antara poket
21
terus terjadi berulang-ulang. Akibat proses turbulensi maka akan terjadi
panas, tetapi panas ini dapat dihilangkan dengan jalan mengatur luapan air
yang terus menerus mengisi bagian belakang poket-poket casing dengan
sebuah pipa karet yang flexible, selanjutnya air tidak boleh melebihi 60 ºC.
Muatan pada mesin bisa diubah dengan atau memundurkan pintu geser
yang terletak antara rotor dan poket casing, jadi memungkinkan casing
bekerja secara aktif dalam formasi pusaran air yang menyerap tenaga.
Pergerakan pintu geser diatur dengan sebuah hand wheel yang terletak
pada bagian luar casing. Poros rotor pada casing bergerak atau berputar di
dalam bearing juga dilengkapi dengan penekan anti air (water seal),
sedang casing ditumpu pada trunion bearing yang berbentuk bola besar
(self lining) dan juga pada casing dilekatkan sebuah lengan torsi yang
dihubungkan dengan sebuah spring balance. Kedudukan spring balance
jarumnya harus menunjuk nol (berarti dinamometer dalam keadaan
setimbang) pada waktu berhrnti dan pada waktu air mengalir masuk casing
tetapi masih belum bekerja
Gambar 2.14 Dinamometer hidrol
5. Dinamometer udara
Untuk menyerap daya yang diukur, dinamometer ini menggunakan udara
22
dengan sebuah rotor berupa kipas yang berputar. Pengaturan bebannya dengan
merubah radius kipas, ukuran atau sudut kipas. Dengan memasang mesin pada
bantalan ayun, maka reaksi mesin yang timbul karena gesekan yang terjadi antara
rotor dengan udara akan terbaca pada skala.
Gambar 2.15 Dinamometer udar
6. Dinamometer listrik
Pada dasarnya pengereman yang terjadi pada dinamometer listrik akibat
pemotongan medan magnet oleh pergerakan bahan konduktor. Ada 2 tipe
dinamometer listrik yaitu :
a) Dinamometer arus Eddy
Dinamometer ini terdiri dari suatu rotor yang digerakkan oleh suatu motor
yang tenaganya akan diukur dan berputar dalam medan magnet. Kekuatan
medan magnetnya dikontrol dengan merubah arus sepanjang susunan
kumparan yang ditempatkan pada kedua sisi dari rotor. Rotor ini bertindak
sebagai konduktor yang memotong medan magnet. Karena pemotongan
medan magnet itu maka terjadi arus dan arus ini diinduksikan dalam rotor
23 b) Dinamometer ayunan listrik atau generator
Pada prinsipnya bidang gerak dinamometer ini diputarkan secara terpisah
baik dengan mengutamakan pipa-pipa saluran utama atau buttery yang
mempertahankan suatu tegangan yang konstan. Seluruh mesin ditumpu
dengan ball bearing, casing menahan sebuah lengan torsi untuk menjadikan
seimbang torsi mesin. Torsi mesin disebarkan pada casing oleh daya tarik
medan magnet yang dihasilkan ketika jangkar sedang berputar dan
mengeluarkan tenaga listriknya pada aliran sebelah luar dinamometer. Tenaga
mesin yang diserap akan membangkitkan tenaga listrik di dalam rangkaian
jangkar. Dinamometer dipasang pada bantalan ayun dan mengukur momen
yang ditimbulkan karena kecenderungan casing berputar.
7. Dinamometer Transmisi
Dinamometer transmisi digunakan untuk mengukur daya yang sulit dilaksanakan
dengan cara biasa, pemasangannya bisa dilakukan dengan cara meletakkan pada bagian
mesin atau diantara dua buah mesin dan daya yang diukur adalah daya setempat dan
biasanya daya ini dimanfaatkan sebagai energi mekanis atau energi listrik. Salah satu
contoh dari dinamometer transmisi ialah tipe strain gage. Pengukurannya berdasarkan
tegangan kawat dan perubahan pada tegangan kawat akan merubah tahanan listrik.
Dengan pemasangan elemen ukur, maka untuk tiap pasang elemen ukur yang satu
akan mengalami kompresi murni sedangkan elemen yang lainnya mengalami tarikan
murni. Pada tiap pasang elemen ini akan terjadi perubahan tahanan listrik karena
lengkungan yang mungkin terjadi pada poros, sehingga yang diukur adalah puntiran
24 2.9.2 Prinsip Operasi Daya Dinamometer
Tindakan sebuah dinamometer menyerap sebagai beban yang digerakkan oleh
penggerak utama yang sedang diuji. Dinamometer harus mampu beroperasi pada kecepatan
dan beban apapun untuk setiap tingkat torsi yang dibutuhkan. Daya yang diserap oleh
dinamometer diubah menjadi panas dan panas umumnya terdisipasi ke udara atau ditransfer
25
BAB III
PERANCANGAN DAN METODOLOGI PENGUJIAN
3.1 Perencanaan Alat Pengukur Momen Puntir
Pembuatan alat pengukur torsi dapat dilihat pada gambar di bawah ini, tersusun dari
keseluruhan komponen utama dan komponen pendukung dengan tujuan untuk memudahkan
dalam pengoperasian dan pemindahan. Model yang direncanakan dapat dilihat pada gambar
[image:44.595.136.459.293.548.2]3.1 di bawah ini.
Gambar 3. 1. Perencanaan Alat Pengukur Torsi
Keterangan gambar:
1. Rangka
2. Chuck Drill
3. Pulley 3”
4. Tali rem
5. Pengatur Ketinggian Chak drill 6. Timbangan gantung
26
Dimana model instalasi yang direncanakan diatas dibuat berdasarkan beberapa
pertimbangan antara lain :
1. Dimensi mesin
2. Dimensi alat ukur
3. Dimensi ruang tempat uji, dimana lebar dan tinggi model instalasi yang direncanakan
disesuaikan sepraktis mungkin agar bisa di bawah - bawah.
3.2 Perencanaan Alat Ukur
Alat ukur yang di rencanakan pada perencanaan ini adalah Rope brake dan merupakan
jenis dynamometer mekanis, Rope brake pada dynamometer ini penyerapan daya
dilaksanakan dengan memberikan gesekan mekanis dengan tali pada sekeliling roda
(pulley). Pengaturan beban dilakukan dengan memutar baut pengatur. Keuntungan dari
rope brake adalah konstruksi sangat sederhana, murah, dan mudah untuk dibuat serta
sangat baik unutk putaran rendah. Bahan tali biasanya terbuat dari kulit atau tali yang
terbuat dari bahan khusus tidak seperti tali pada ummnya. Pada ujung tali dikaitkan
[image:45.595.233.396.458.648.2]timbangan gantungyang berfungsi unutk membaca beban yang diberikan.
Gambar 3.2. Rope Brake
Alat dan bahan yang digunakan pada perancangan rope brake pada perancangan alat
pengukur momen puntir pada motor bakar bensin diantaranya adalah : r
Spring Balance
Pulley
27
a. Timbangan Gantung
Timbangan gantung berfungsi sebagai alat pembacaan beban pengereman. Skala
pembacaan beban yang dipilih adalah 0 – 40 kg. Gambar 3.4. memperlihatkan model dari
[image:46.595.213.383.205.357.2]timbangan Gantung.
Gambar 3.3. Timbangan Gantung
Spesifikasi Alat Uji :
- Kapasitas 40 Kg
- Ketelitian 10 gr (0,10 )..3 digit => 1,1 kg = 1,10
- Power: 2 baterai
- Ukuran: 19,2 x 7 x 2,5 Cm
- Power akan OFF otomatis beberapa detik jika tidak digunakan
- Terdapat lampu display
- Menggunakan 3 jenis ukuran: lb,OZ & KG
b. Tali (rope)
Tali rem berfungsi sebagai media yang memberikan gesekan pada silinder gesek
28
Gambar 3.4. Tali rem
c. Pulley
Pulley berdiameter 103 mm bahan untuk Pulley yang dipilih terbuat dari bahan
besi, mempunyai ketahan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang
kecil dan sebagai penghantar yang baik untuk panas.
Gambar 3.5 Pulley
d. Chuck Drill
Chuck Drill berfungsi sebagai pengikat poros dengan variasi ukuran tertentu,
[image:47.595.218.380.641.733.2]dengan ukuran maksimum Ø20mm.
29
e. Tachometer
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur putaran poros mesin.
Gambar 3.7.Tachometer
Spesifikasi Alat Uji :
- Display data: 5 digits, 16mm LCD
- Measuring range: 2.5 ~ 99 999 r / min
- Resolution: 0.1RMP (2.5 ~ 999.9), 1RMP (10000RMP above)
- Accuracy: (0.05% +1)
- Sampling time: 0.5 second(more than 120 RPM / S)
- Effective detecting distance: 50mm ~ 250mm
- Operating Current: Max 50mA
- Accuracy: 10 10-6 (0 ~ 50 )
- Power: 4 1.5V)
- Size: 21.56.53.8cm
30 3.3 Perencanaan Kompenen Pendukung
Komponen pendukung yang direncanakan pada instalasi ini adalah sebagai berikut :
1. Propil L ukuran 2 mm x 35mm x 35 mm untuk rangka kontruksi
2. Plat strip 4mm untuk rangka kontruksi
3. Baja nako 8mm untuk rangka kontruksi
4. Poros ST 45Ø 8mm untuk porosChuck Drill dan puley
5. Lahar 608Rs
6. Baut M10 untuk merekatkan timbangan gantung
7. BautM8untuk merekatkan pulley
8. Clamp f untuk di rekatkan pada alat pengukur pada saat pengujian
3.4 Perencanaan Spesifikasi Mesin untuk Pengujian Alat
Merek : Atomic Power AP 399
Tipe mesin : 2 langkah, berpendingin udara
Jumlah silinder : 1 (satu) silinder
Daya maksimum : 1.18 kW / 7000 rpm
Torsi maksimum : 1.6 Nm / 6000 rpm
Isi selinder : 32.8 cc
Karburator : Float type
Bahan bakar : Bensin
Kapasitas tangki : 1.2 Liter
31
Gambar 3.8 Mesin Potong Rumput Atomic Power AP 399
Alasan memilih tipe mesin di atas adalah :
1. Harga ekonomis
2. Mudah diperoleh dipasaran
3. Kemudahan instalasi
3.5Analisa Biaya
Dalam pembuatan alat pengukur momen torsi ini membutuhkan bahan – bahan dan
peralatan mesin sehingga menimbulkan biaya, dalam analisa biaya dapat diketahui berapa
jumlah biaya yang akan di keluarkan yaitu :
dibawah ini akan di jelaskan lebih lanjut mengenai biaya yang akan di keluarkan. Adapun
bahan yang akan di beli yaitu dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Data Biaya pada bahan
No. Nama Bagian Spesipikasi Unit Harga
(Rp) 1 Mesin Potong Rumput Atomic Power AP 399 1 Unit 800.000
2 Rangka Kontruksi Profil L 2 mm x 35 mm x 35
mm x 6000 mm
1 Pcs 175.000
32
1000 mm
4 Rangka Kontruksi Baja Nako 8 mm x 8 mm x
1000 mm
1 Pcs 35.000
5 Poros ST 45 Ø18 mm x 1000 mm 1 Pcs 120.000
6 Pulley 4,05 inchi 1 Pcs 125.000
7 lahar 608RS 2 Pcs 50.000
8 Chuck Drill Ø20 mm 1 Pcs 125.000
9 Timbangan Gantung Digital 40 kg 2 Pcs 250.000
10 Baut dan mur M10 2 Pcs 5000
11 Baut dan mur M8 4 Pcs 8000
12 Tali rem Standart 1 Pcs 15.000
13 Clamp F Standart 2 Pcs 120.000
14 Cat Pilox Standart 1 Pcs 20.000
15 Kawat Las RB-26 1 kotak 210.000
16 Batu Gerinda Standart 2 Pcs 10.000
17 Mata Bor Standart 2 Pcs 30.000
18 Tool KIt Standart 1 kotak 50.000
19 Bahan bakar Bensin 2 Liter 15.000
20 Oli 2T Oli 2T 1 Pcs 20.000
Jumlah Total Rp 2203.000
3.6Metodology Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada alat pengukur
torsi. Parameter utama yang diamati yaitu : laju putaran torsi maksimum dan daya
maksimum pada mesin yang akan di uji.
3.7Tempat Pengujian
Tempat pelaksanaan pengujian adalah Gedung S2 Universitas Sumatra Utara (USU)
33 3.8Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran
dan pembacaan pada timbangan gantung dan tachometer.
3.9Variabel Pengamatan.
Dalam pengujian ini variabel yang akan diamati adalah :
1. Beban pengereman (m).
2. Putaran poros (N).
3.10 Persiapan Pengujian
1. Persiapan mesin dan bahan bakar pada pengujian.
2. Pemeriksaan alat ukur seperti tachometer, dan timbangan gantung berfungsi
dengan baik.
3. Pemeriksaan kembali instalasi alat pengujian sehingga siap untuk dipergunakan.
4. Pulleydipastikan dalam keadaan bebas (tanpa beban pengereman).
5. Memastikan poros mesin telah terkunci kencang dengan chuck drill
6. Memastikan benda kerja telah terkunci kuat dengan clamp f
7. Menyiapkan lembar data pengujian untuk mencatat data hasil pengujian.
34 3.11 Prosedur Pengujian
1. Menghidupkan Mesin
2. Menetapkan Beban pada salah satu timbangan gantung (dead weight)
3. Menekan gas pada mesin secara perlahan hingga posisi maksimum
4. Menaikan beban pada timbangan satunya (Spring Balence Reading)
5. Menempelkan Tachometer pada poros
6. Kemudian mencatat secara serentak :
a. Kecepatan putaran (rpm);
b. Beban pengereman (kg)
7. Menaikan beban lebih tinggi pada timbangan tadi (Spring Balence Reading)
[image:53.595.90.531.370.622.2]8. Lakukan no.7 berulang hingga poros pada mesin akan sulit berputar.
Gambar 3.10 Prosedur pengujian
35
Gambar 3.11 Diagram alir perancangan dan pembuatan alat pengukur
BAB IV
MulaiStudi literatur (mempelajari cara kerja alat pengukur torsi ) dan survei lapangan (melihat model pengujian )
Perancangan dan pembuatan 1. Perancangan model 2. Pemilihan bahan
3. Persiapan alat, bahan dan komponen pendukung 4. Proses pembuatan
5. Pemasangan Komponen
Selesai
Pengujian alat pengukur momen puntir
Perumusan Masalah dan menetapkan Tujuan
Data
36
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
4.1 Alat yang Di Perlukan
Untuk mempermudah dalam proses pembuatan maka terlebih dahulu harus diperlukan
alat – alat yang dibutuhkan. Tabel 4.1 menunjukkan alat – alat yang dibutuhkan dalam proses
[image:55.595.101.499.283.675.2]pembuatan.
Tabel 4. 1. Data Alat yang Di Perlukan
Nama Alat Kegunaan
Mesin bubut Digunakan pada saat membuat poros, lubang,
meratakan permukaan bahan
Mesin las Digunakan untuk menyambung besi atau plat pada
saat membuat rangka
Gerinda Memotong dan meratakan permukaan bahan
Bor tangan Membuat lubang pada bahan
Kikir Digunakan untuk meratakan permukaan bahan
Jangka sorong Mengukur diameter dan kedalaman lubang
Meteran Mengukur panjang atau lebar
Penitik Memberi tanda (titik atau garis) pada bahan
Tool kit Memasang dan membuka baut dan mur
Siku Mengukur tegak lurus tiang dan sambungan
Tap Menggetap lubang pada puley
Cat pilox Untuk mengecet rangka
Kawat las Untuk bahan pada mesin las agar dapat di gunakan
Batu Gerinda Untuk bahan pada gerinda agar dapat di gunakan
Mata bor Untuk bahan pada mesin bor agar dapat di gunakan
37
Bahan – bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sedapat mungkin disesuaikan
[image:56.595.72.523.186.423.2]dengan data – data perancangan.
Tabel 4. 2. Data Bahan yang Di Perlukan
Nama Alat Kegunaan Jumlah
Profil L 2 x 35 x 35 x 6000 mm Membuat Rangka 1 Pcs
Plat Strip 4 x 45 x 1000 mm Membuat Rangka 1 Pcs
Baja Nako 8 x 8 x 1000 mm Membuat Rangka 1 Pcs
Poros ST 45 Ø18 x 1000 mm Membuat Poros 1 Pcs
Pully 4,05 inchi Membuat alat pengukur 1 Pcs
Timbangan Gantung Digital Membuat alat pengukur 2 Pcs
Chuck DrillØ 20 mm Tempat pengikat Poros 1 Pcs Lahar 608RS Bantalan Poros 2 Pcs
Baut dan mur Pengikat 4 Pcs
Tali rem Menghubungkan 2 timbangan 1 Pcs
4.3 Proses Pembuatan
[image:56.595.211.398.490.705.2]38
[image:57.595.212.401.76.286.2]Gambar 4.2. Alat Pengukur Momen Puntir tampak samping
Gambar 4.3Alat Pengukur Momen Puntir tampak atas
4.3.1 Pembuatan Rangka
Rangka penempatan alat ukur nantinya terdiri dari beberapa rangkaian bentuk
sederhana yang akan di satukan dengan pengelasan., rangkaian - rangkaian dapat
di bentuk sesuai dengan gambar dari bahan profil L 2 mm x 35 mm x 35 mm
39
40 4.3.2 Pembuatan Poros
Gambar 4.5. PembuatanPoros
Poros dengan panjang 112 mm terbuat dari besi ST45 berdiameter 20 mm
yang dilakukan proses pembubutan bertingkat yaitu menjadi 20 mm dan 8mm di
mana paros ini nantinya di tempatkan padaChuck Drill dan pulley.
4.3.3 Pembubutan Pulley
Pulley dengan diameter 103 mm di bubutan untuk memberikan lubang di
tengah pulley dengan ukuran 8 mm dan pada bagian depan pulley untuk tempat
baut pengikat pulley dengan poros yaitu 10 mm.
41 4.3.4 Penyangga Poros
Gambar 4.7. Pembuatan Penyangga Poros
Penyangga poros terbuat dari baja Nako 8 mm dan lahar 608RS yang di
satukan dengan pengelasan dimana baja nako di potong dengan ukuran 118 mm x 8
42
Penyangga poros yang kedua terbuat dari plat Strip 4 mm x 45 mm x 125 mm
di buat sesuai dengan gambar di atas penyangga poros ini diletakkan pada bagian
belakang poros nantinya.
4.3.5 Pembuatan Tali Rem
Gambar 4.8 Pembuatan Tali rem
Tali rem ukuran 3 mm di buat dengan ukuran panjang seperti dengan gambar
yang ada diatas kemudian diikat pada kedua ujung tali dengan besi pengikat.
Setelah itu rangkaian yang telah di buat di pasang dan di rangkai satu persatu
sesuai gambar yang direncanakan tersebut.
4.3.6 Finishing
Agar keseluran bagian dari alat pengujian tampak menarik maka dilakukan
proses finishing. Prose finishing terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1. Meratakan bagian – bagian rangka dari kerak hasil pengelasan dengan
43
2. Mendempul bagian rangka yang tidak rata atau terdapat cacat seperti bekas
goresan benda lain.
3. Meratakan permukaan yang didempul dengan menggunakan kertas pasir.
4. Setelah permukaan rangka seluruhnya rata, maka selanjutnya dilakukan
pengecatan dengan menggunakan cat pilox.
4.4 Pengujian
Dalam pengujian ini akan dibahas unjuk kerja alat pengukur torsi terhadap mesin motor
bakar yang di uji. Dimana pengujian dan perhitungan meliputi:
1. Torsi
2. Daya Poros
Analisa dilakukan terhadap unjuk kerja alat pengukur torsi dilakukan dengan
pengereman terhadap poros. Dimana beban yang di berikan berbeda-beda.
4.4.1 Pengujian dan Perhitungan Torsi dan Daya Poros
Data yang diperoleh dari hasil pengujian pada alat pengujian torsi adalah beban
pengereman (Newton), putaran poros (N), dimana diameter pulley 10.3cm dan diameter pada
tali rem yaitu 3mm.
Dengan menggunakan data yang diperoleh tersebut akan dilakukan perhitungan
terhadap parameter unjuk kerja alat pengukur torsi, antara lain : torsi dan daya poros, Disini
perhitungan dilakukan hanya pada satu kondisi pengujian saja, dan hasil – hasil pengujian
lainnya disajikan dalam bentuk tabel.
2. Torsi
�
= (
� − �
)
� �
�+�44
Dimana :
T = Torsi (Nm)
W = Beban tetap pada pengereman (N)
S = Perubahan beban (N)
D = Diameter puli (m)
d = Diameter tali rem (m)
�= (38,22−9,31)� �(0,103 + 0,003)
2 �
= 1,53 Nm
3. Daya Poros
�
= (
� − �
)
� �
�+� 2�
�
2���
60 � 1000 ...(R.S. Khurmi,:765)
Dimana :
W = Beban tetap pada pengereman (N)
S = Perubahan beban (N)
D = Diameter puli (m)
d = Diameter tali rem (m)
45
�= (38,22−9,31)� �(0,103 + 0,003)
2 � �
2 � 3.14 � 6902 60 � 1000
= 1,10 kW
Data hasil pengujian dan hasil perhitungan terhadap parameter unjuk kerja alat
pengukur torsi, pada kondisi beban pengereman dan putaran poros yang berbeda disajikan
[image:64.595.83.513.314.588.2]dalam beberapa tabel dibawah ini.
Tabel 4.3Data hasil Pengujian dan Perhitungan Torsi pada Rope Brake
No.
Putaran
Beban Pada Rope Brake
Torsi Power Dead Weight Spring Balence Reading
W - S
N W S T P
[rpm] [N] [N] [N] [Nm] [Kw]
1. 6902 38,22 9,31 28,91 1,53 1,10
2. 6038 38,22 11,76 26,46 1,4 0,88
3. 4876 38,22 15,68 22,54 1,2 0,61
4. 3875 38,22 20,58 17,64 0,93 0,37
5. 2757 38,22 26,46 11,76 0,62 0,17
6. 1482 38,22 30,38 7,84 0,41 0,06
46 4.4.2 Grafik Hubungan Antara Putaran Mesin Dengan Torsi
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian yang dilihat pada tabel 4.3 Hubungan
[image:65.595.116.482.182.509.2]antara puraran dengan torsi didapat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.9. Grafik Hubungan antara Putaran Mesin dengan Torsi
Dari gambar 4.9diatas memperlihatkan bahwa torsi dan putaran yang diperoleh dari
perhitungan dan pengujian pengujian terhadap mesin potong rumput Atomic Power AP 399
dari tabel dapat dilihat bahwa torsi tertinggi yaitu 1,53 Nm dan terendah 0,2 Nm sedangkan
pada putaran tertinggi yaitu 6902 rpm dan terendah 540 rpm. Jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa semakin tinggi torsi yang diberikan maka semakin tinggi pula putaran yg diperoleh. 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
47 4.4.3 Grafik Hubungan Antara Putaran Mesin Dengan Daya
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian yang dilihat pada tabel 4.3 Hubungan
[image:66.595.115.481.183.498.2]antara puraran dengan torsi didapat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.10. Grafik Hubungan antara Putaran Mesin dengan Daya Poros
Dari gambar 4.10 diatas memperlihatkan bahwa daya poros dan putaran yang
diperoleh dari perhitungan dan pengujian pengujian terhadap mesin potong rumput Atomic
Power AP 399dari tabel dapat dilihat bahwa daya tertinggi yaitu 1,10 kW dan terendah 0,01
kW sedangkan pada putaran tertinggi yaitu 6902 rpm dan terendah 540 rpm . Jadi dapat
diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi daya poros yang diberikan maka semakin tinggi
pula putaran yg diperoleh. 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
48 4.4.4 Grafik Hubungan Antara Putaran Dengan Selisih dari Beban Pengereman
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian yang dilihat pada tabel 4.3 Hubungan
[image:67.595.114.478.191.526.2]antara puraran dengan torsi didapat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.11. Grafik Hubungan antara Putaran Mesin dengan Selisih Beban Pengereman
Dari gambar 4.11diatas memperlihatkan bahwa selisih daribeban pengereman dan
putaran yang diperoleh dari perhitungan dan pengujian pengujian terhadap mesin potong
rumput Atomic Power AP 399dari tabel dapat dilihat bahwa selisih beban pengereman
tertinggi yaitu 28,91 N dan terendah 3,92 Nsedangkan pada putaran tertinggi yaitu 6902 rpm
dan terendah 540 rpm . Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi selisih beban
pengereman yang diberikan maka semakin tinggi pula putaran yg diperoleh. 0 5 10 15 20 25 30 35
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
49 4.4.5 Grafik Hubungan Antara Selisih dari Beban Pengereman Dengan Torsi
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian yang dilihat pada tabel 4.3 Hubungan
[image:68.595.111.487.165.459.2]antara puraran dengan torsi didapat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.12. Grafik Hubungan antara SelisihBeban Pengereman dengan Torsi
Dari gambar 4.12 diatas memperlihatkan bahwa selisih daribeban pengereman dan
putaran yang diperoleh dari perhitungan dan pengujian pengujian terhadapmesin potong
rumput Atomic Power AP 399dari tabel dapat dilihat bahwa selisih beban pengereman
tertinggi yaitu 28,91 N dan terendah 3,92 Nsedangkan pada torsi tertinggi yaitu 1,53 Nm
terendah 0,2 Nm. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi selisih beban
pengereman yang diberikan maka semakin tinggi pula torsi yg diperoleh. 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8
0 5 10 15 20 25 30 35
T o rs i (k W )
50 4.4.6 Grafik Hubungan Antara Selisih dari Beban Pengereman Dengan Daya
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian yang dilihat pada tabel 4.3 Hubungan
[image:69.595.116.479.190.541.2]antara puraran dengan torsi didapat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.13. Grafik Hubungan antara SelisihBeban Pengereman dengan Daya
Dari gambar 4.13 diatas memperlihatkan bahwa selisih daribeban pengereman dan
daya yang diperoleh dari perhitungan dan pengujian pengujian terhadap mesin potong rumput
Atomic Power AP 399dari tabel dapat dilihat bahwa selisih beban pengereman tertinggi yaitu
28,91 N dan terendah 3,92 Nsedangkan pada daya tertinggi yaitu 1,10 kW dan terendah 0,01
kW. Jdi dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi selisih beban pengereman yang
diberikan maka semakin tinggi pula daya yg diperoleh. 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
0 5 10 15 20 25 30 35
D a y a ( k W )
51 4.5 Validasi Pengujian
- Menggunakan Rumus
�
= (
� − �
)
� �
�+�2
�
...(R.S. Khurmi,:765)Dimana :
T = Torsi (Nm)
W = Beban tetap pada pengereman (N)
S = Perubahan beban (N)
D = Diameter puli (m)
d = Diameter tali rem (m)
dimana :
W = 38,22N
S = Tidak tetap selam pengujian,9,31N ( Beban awal)
D = 0,103 m
d = 0,003m
Maka,
�= (38,22−9,31)� �(0,103 + 0,003)
2 �
= 1,53 Nm
52
Daya Poros
�
= (
� − �
)
� �
�+� 2�
�
2���
60 � 1000 ...(R.S. Khurmi,:765)
Dimana :
W = Beban tetap pada pengereman (N)
S = Perubahan beban (N)
D = Diameter puli (m)
d = Diameter tali rem (m)
N = Putaran (rpm)
Sehingga daya poros adalah:
�= (38,22−9,31)� �(0,103 + 0,003)
2 � �
2 � 3.14 � 6902 60 � 1000
= 1,10 kW
Kemudian pengujian dilakukan sesuai dengan prosedur sehingga akan di dapat
variasi pada torsi dan juga daya mesin dan disesuaikan dengan data pada spek mesin
sehigga di dapat.
Data hasil pengujian :
Daya tertinggi : 1,10 kWpada putaran 6902 rpm
53
Sedangkan data pada mesin :
Daya maksimum : 1.18 kW pada putaran 7000 rpm
Torsi maksimum : 1.6 Nm pada putaran 6000 rpm
Maka dapat dilihat terjadi penyimpangan sehingga dapat di hitung dengan:
Data pada mesin :
- Daya maksimum : 1.18 kW
- Torsi maksimum : 1.6 Nm
Data hasil pengujian :
- Daya tertinggi : 1,10 kW
- Torsi tertinggi yaitu : 1,53 Nm
Maka persentasenya adalah :
Data mesin − Data Hasil Pengujian
Data mesin x 100 %
- Persentase penyimpangan torsi : - Persentase penyimpangan daya :
1.6 Nm - 1,53 Nm = 0.07 1,18 – 1,10 = 0.08
0,07
1,6
x
100 %=
4,3 % 0,081,18
x
100 % = 6,7 %Maka dengan menyesuaikan data pengujian dengan data spesifikasi yang ada pada
mesin dapat dilihat terjadi sedikit penyimpangan, maka pengukuran alat pengujian belum
benar – benar valid. kerana tidak sesuai dengan data dari pabrik oleh kerana itu perlu di
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan analisisa data pengujian unjuk torsi motor bakar merk Atomic
Power AP 399 secara eksperimental dengan menggunakan bahan bakar diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan dan pengujian data di dapat :
a. Torsi : 1,53 Nm
b. Daya poros : 1,10 kW
c. Putaran mesin : 6902 rpm
2. Torsi yang diperoleh untuk melakukan pengujian terhadap mesin potong rumput
Atomic Power AP 399 . Dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi daya maka
semakin besar pula torsi yg diperoleh.
3. Terjadi penyimpangan data, sehingga alat masih perlu di kembangkan.
5.2. Saran
Dari hasil penyesuaian data terjadi sedikit penyimpangan pada hasil pengujian dengan
data spesipikasi mesin, sehingga alat masih perlu untuk dikembangkan untuk
memperolehhasil yang lebih akurat. Agar mesin lebih valid maka saran dari saya adalah :
Menyatukan mesin dan alat pengukur agar timbangan gantung dan rmp dapat
55 DAFTAR PUSTAKA
1. Arismunandar, Wiranto. “Penggerak Mula: Motor Bakar Torak”, Edisi Kelima. Institut
Teknologi Bandung, Bandung 2002.
2. Haryono, G. 1997. Uraian Praktis Mengenal Motor Bakar. Penerbit Aneka Ilmu
Semarang
3. Khurmi, R.S. dan J.K. Gupta. 2006. Theory of Machines. New Delhi : Eurasia Publishing
House .
56
LAMPIRAN 1
1.1 Data Biaya pada bahan
No. Nama Bagian Spesipikasi Unit Harga
(Rp) 1 Mesin Potong Rumput Atomic Power AP 399 1 Unit 800.000
2 Rangka Kontruksi Profil L 2 mm x 35 mm x 35
mm x 6000 mm
1 Pcs 175.000
3 Rangka Kontruksi Plat Strip 4 mm x 45 mm x
1000 mm
1 Pcs 20.000
4 Rangka Kontruksi Baja Nako 8 mm x 8 mm x
1000 mm
1 Pcs 35.000
5 Poros ST 45 Ø18 mm x 1000 mm 1 Pcs 120.000
6 Pulley 4,05 inchi 1 Pcs 125.000
7 lahar 608RS 2 Pcs 50.000
8 Chuck Drill Ø20 mm 1 Pcs 125.000
9 Timbangan Gantung Digital 40 kg 2 Pcs 250.000
10 Baut dan mur M10 2 Pcs 5000
11 Baut dan mur M8 4 Pcs 8000
12 Tali rem Standart 1 Pcs 15.000
13 Clamp F Standart 2 Pcs 120.000
14 Cat Pilox Standart 1 Pcs 20.000
15 Kawat Las RB-26 1 kotak 210.000
16 Batu Gerinda Standart 2 Pcs 10.000
17 Mata Bor Standart 2 Pcs 30.000
18 Tool KIt Standart 1 kotak 50.000
19 Bahan bakar Bensin 2 Liter 15.000
20 Oli 2T Oli 2T 1 Pcs 20.000
57
Tabel 1.2 Data Persiapan Alat
Nama Alat Kegunaan
Mesin bubut Digunakan pada saat membuat poros, lubang,
meratakan permukaan bahan
Mesin las Digunakan untuk menyambung besi atau plat pada
saat membuat rangka
Gerinda Memotong dan meratakan permukaan bahan
Bor tanga