The Influence of Total Asset Turnover And Debt Equity Ratio Toward Return On EquityAt Mining Sector Listed In Indonesia Stock Exchange
Period 2009 - 2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
AGUS FIRMANSYAH 21109075
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ix LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.3 Rumusan Masalah ... 9
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.5 Kegunaan Penelitian... 10
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Keuangan ... 13
2.1.1.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 13
x
2.1.3 Rasio Leverage ... 19
2.1.3.1 Debt Equity Ratio ... 20
2.1.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Debt Equity Ratio ... 20
2.1.3.3 Rumus Debt Equity Ratio ... 21
2.1.4 Rasio Profitabilitas ... 22
2.1.4.1 Return On Equity ... 22
2.1.4.2 Kegunaan Return On Equity ... 23
2.1.4.3 Rumus Return On Equity ... 23
2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 24
2.2 Kerangka Pemikiran ... 25
2.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap ROE ... 26
2.2.2 Pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap ROE ... 28
2.3 Hipotesis ... 29
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 31
3.2 Metode Penelitian... 31
3.2.1 Desain Penelitian ... 32
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 35
3.4 Sumber Data ... 37
3.5 Teknik Penentuan Data ... 38
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.7 Rancangan Analisi dan Pengujian Hipotesis ... 41
3.7.1 Rancangan Analisis ... 41
xi
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 53
4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 59
4.1.1.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 59
4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 62
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 63
4.1.2.1 Perkembangan Perputaran Total Aktiva ... 63
4.1.2.2 Perkembangan Debt Equity Ratio ... 67
4.1.2.3 Perkembangan Return on Equity ... 71
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 75
4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 75
4.1.3.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 81
4.1.3.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva – ROE... 83
4.1.3.2.2 Pengaruh Debt Equity Ratio – ROE ... 86
4.2 Pembahasan ... 89
4.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap ROE ... 89
4.2.2 Pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap ROE ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 93
5.2 Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 99
vi
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan,
kemampuan, dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Rasio Hutang Atas
Modal Terhadap Pengembalian Modal Sendiri Pada Sektor Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berusaha untuk
menanggulanginya. kritik dan saran sangat membangun penulis harapkan agar
skripsi ini lebih baik lagi.
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam
penelitian ini. Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mandapat
bimbingan, pengarahan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan
hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Umi
Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk
vii
Komputer Indonesia
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE.,M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
4. Ibu Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak., selaku Dosen Wali Ak-2 Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Seluruh Staf Dosen Pengajar Universitas Komputer Indonesia yang telah
membekali Penulis dengan pengetahuan
6. Staf Kesekretariatan Program Studi Akuntansi terima kasih banyak untuk
pelayanan dan informasinya
7. Kedua orangtuaku yang selalu memberikan doa dengan penuh kasih
sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti
mendorong dan selalu memberi semangat Penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini
8. Kedua adikku yang telah memberikan doa, dorongan, dan semangat untuk
dapat menyelesaikan skripsi ini
9. Kawan-kawan seperjuangan, Faizal, Reddy, Rizki, Aziz, Afil, Shinta,
Jesica, Ria, Elsa, dan Melinda yang selalu memberikan semangat, bantuan,
viii
sebutkan satu persatu
Akhir kata semoga amal baik yang telah diberikan kepada Penulis mendapat
imbalannya yang setimpal dari Allah SWT dan Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, Juli 2013
Penulis,
95
Arfan Ikhsan. (2009). Pengantar Praktis Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Arfan Ikhsan. & I.B. Teddy, Prianthara. (2009). Akuntansi Untuk Manajer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arif Singapurwoko dan Muhammad, Shalahuddin Mustofa El-Wahid. (2011). The Impact of Financial Leverage to Profitability Study of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, (32), 136-148
Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit GPFE
Chairul Maroom. (2002). Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Yogyakarta: Andi
Charles T.Horngren., Walter T.Harrisonn Jr., Michael A. Robinson., Thomas H.Secokusumo. (1998). Akuntansi di Indonesia Buku Dua. Jakarta : Salemba Empat
D.M.N.S.W. Dissanayake. (2012). The Determinants Of Return On Equity: Evidense From Srilankan Microfianance Institutions. Researchers World - Journal of Arts, Science & Commerce, 26-35
Darsono dan Ashari. (2010). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Andi.
David Halomoan Manurung. & Nurseffi Dwi Wahyuni. (2012). Produktivitas Aset Tujuh Emiten Batu Bara Turun diakses pada 22 Februari 2013 dari http://old.indonesiafinancetoday.com/read/29528/Produktivitas-Aset-Tujuh-Emiten-Batu-Bara-Turun
Dedi Kusmayadi. (2009). Pengaruh Total Asset Turnover dan Equity Multiflier Terhadap Return On Equity. Jurnal Magister Manajemen, 1(2), 25-36
Donald E Kieso., Jerry J Weygandt., Terry D Warfield., (2007). Akuntansi Intermediate Jilid 1. Penerbit Erlangga
Eugene F. Brigham and Joel F Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Eugene F. Brigham and Joel F Houston.(2009). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
Eugene F.Brigham dan Joel F. Houston. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
Fitria Andayani. (2012) 2013, Kinerja Sektor Tambang Indonesia Masih Tertekan.
Diakses pada 15 Februari 2013 dari
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/12/12/10/metfqg-2013-kinerja-sektor-tambang-indonesia-masih-tertekan
Gujarati Damodar N. (2008). Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.
Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Husein Umar. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
James C. Van Horne. ,dan Jhon M.Wachowicz,Jr. (1997). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat.
Jerry J.Weygandt., Donald E.Kieso., Paul D.Kimmel. (2008). Accounting Principles Pengantar Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Joel G. Siegel, Jae K. Shim. (2005). Kamus Istilah Akuntansi, Jakarta : Elex Meida Komputindo
Jopie Jusuf. (2008). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers
Kuswadi. (2005). Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Lia, Ria, Dan Bani. (2012). Taktik Grup Bakrie Lunasi Utang Lewat Utang Obligasi Brau Sepi Peminat. Diakses pada 21 Februari 2013 dari http://www.neraca.co.id/index.php/harian/article/22477/Taktik.Grup.Bakrie.Lu nasi.Utang.Lewat.Utang
Mulyadi. (2006). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Yogyakarta: STIE YKPN.
Novan Dwi Putranto & Rahmawati. (2012). Rasio Utang Berau Tertinggi di Antara Emiten Batu Bara. Diakses pada 21 Februari 2013 dari
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/37741/Rasio-Utang-Berau-Tertinggi-di-Antara-Emiten-Batu-Bara
Robert Ang (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian Capital Market) : Mediasoft Indonesia, First Edition.
Robert Pius Pardede., Triandi., Egi Febriani. (2006). Analisis Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Equity Multiplier Dengan Metode Common Size Terhadap Upaya Meningkatkan Kemampulabaan Studi Kasus Pada PT (Persero) Angkasa Pura II. Jurnal Ilmiah Ranggagading. 6 (2)
Singgih Santoso. (2008). SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.
Soemarso. (2002). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Sofyan Syafri Harahap. (2009). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 3, Yogyakarta : AMP YKPN
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D (7th ed). Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto S.K. (2009). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Tio Sukanto. (2012). (Kinerja Emiten Pertambangan) AEI: Harga Komoditas Turun Pengaruhi Laba Emiten. Diakses pada 19 Februari 2013 dari http://m.inilah.com/read/detail/1890294/aeiharga-komoditas-turun-pengaruhi-laba-emiten.
Tony Wijaya. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Umi Narimawati, Sri Dewi A., & Lina I. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.
Yulia Fitri, (2008). Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage, dan Rasio Intensitas Modal terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ichsan Gorontalo, 3(1)
Zoe Ventoura, Financial Indices And Profitability: An Empirical Investigation. International Business & Economic Research Journal, 1 (6)
www.bapenas.com
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Akuntansi menjadi peran penting dalam menjalankan ekonomi, keputusan
yang diambil oleh para individu, pemerintah, dan badan usaha lain seringkali
ditentukan oleh penggunanya berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki.
Tujuan utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses
pencatatan, pelaporan dan penginterprestasian data-data ekonomi yang digunakan
sebagai pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus
memiliki karakter seperti akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap hal ini lebih
dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit
bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan bersaing. (Arfan Ikhsan dan I.B.
Teddy Prianthara 2009:3).
Data akuntansi digunakan untuk memahami penyebab suatu perusahaan
memiliki kinerja seperti sekarang dan meramalkan arah yang akan dituju. Laporan
keuangan digunakan oleh manajer untuk memperbaiki kinerja dengan
mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan selama ini menggunakan analisis
rasio-rasio keuangan. (Brigham dan Houston 2010:132)
Rasio digunakan untuk membantu sebuah entitas bisnis dalam
mengevaluasi hasil keuangan dan ekonomi dari orientasi laba operasi sepanjang
periode akuntansi. Pada umumnya terdapat tiga kelompok luas dari pengguna
potensial dan kreditor saat ini, serta kepemilikan organisasi (Arfan Ikhsan dan I.B.
Teddy Prianthara, 2009:96)
Rasio yang mengukur profitabilitas memainkan peranan yang besar dalam
pengambilan keputusan. Rasio-rasio ini dilaporkan dalam laporan keuangan
tahunan perusahaan. Pengukuran profitabilitas yang sering digunakan adalah
return on equity. Rasio ini menunjukkan hubungan antara laba bersih dan
investasi pemegang saham biasa dalam perusahaan. (Charles T.Horngren dkk,
1998:914).
Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang
tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan return on equity menunjukkan
tingkat yang mereka peroleh. Rasio-rasio lainnya memberikan informasi tentang
seberapa baik aset perusahaan seperti persediaan, piutang usaha, aset tetap yang
dikelola, dan bagaimana perusahaan mendapatkan dana. Semua faktor ini
mempengaruhi return on equity dan manajemen menggunakan rasio lainnya,
terutama untuk membantu menyusun rencana yang dapat memperbaiki rata-rata
return on equity dalam jangka panjang. (Brigham dan Houston, 2010:133)
Semakin tinggi laba perusahaan setelah pajak maka akan semakin tinggi
return on equity, besarnya laba perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aktivitas penjualannya yang
tercermin melalui net profit margin dan aktivitas penjualan perusahaan dengan
memanfaatkan total assetnya yang tercermin melalui rasio perputaran total aktiva.
perputaran total aktiva yang tinggi akan menandakan semakin efisien penggunaan
memberikan kesempatan pada perusahaan dalam menggunakan aktiva yang lebih
efisien. Secara umum, semakin tinggi perputaran total aktiva suatu perusahaan,
maka semakin efisien perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya. Selain itu,
tingginya perputaran total aktiva akan mengurangi pinjaman perusahaan kepada
pihak lain, dengan perputaran yang tinggi ini maka biaya-biaya yang tidak perlu
(biaya bunga pinjaman) akan dapat dikurangi. Pengurangan biaya-biaya yang
tidak perlu inilah yang juga akan meningkatkan laba operasional perusahaan. Dari
uraian tersebut maka meningkatnya tingkat perputaran total aktiva akan
memungkinkan peningkatan perolehan laba operasional. (Dedi Kusmayadi, 2009)
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas
yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar daripada
perusahaan dengan penjualan tidak stabil. (Agus Sartono 2008: 248)
Pada dasarnya secara teoritis, nilai suatu perusahaan dapat ditingkatkan
dengan penggunaan utang. Keuntungan dari penggunaan utang adalah bunga yang
dibayarkan dapat mengurangi pajak yang dibayarkan dan dengan demikian
menurunkan biaya efektif dari utang. (Brigham dan Houston, 2006:5)
Perusahaan dengan tingkat peminjaman hutang yang lebih kecil
mempunyai kemungkinan mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga yang lebih
besar (Charles T. Horngren dkk, 1998:913). Untuk menilai batasan yang
digunakan perusahaan dalam meminjam uang, dapat digunakan debt equity ratio.
Dengan debt equity ratio yang tinggi perusahaan akan menanggung risiko
kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan utuk memperoleh laba yang
pertumbuhan laba, berarti memberikan efek keuntungan bagi perusahaan.
(Kuswadi, 2005).
Dikutip dari bappenas.go.id, Sektor pertambangan memegang peranan
penting dalam perekonomian Indonesia, terutama sebagai sumber penerimaan
negara untuk pembiayaan pembangunan nasional serta peranannya sebagai
pendukung utama konsumsi energi nasional.
Dikutip dari republika.co.id, Komite Ekonomi Nasional (KEN)
memproyeksikan kinerja sektor pertambangan di Indonesia tahun depan masih
akan tertekan. Hal ini seiring dengan harga komoditas pertambangan di pasar
internasional yang tengah menurun. Menurut ketua Komite Ekonomi Nasional
Chairul Tandjung, turunnya harga komoditas pertambangan disebabkan
permintaan terhadap komoditas ini yang diperkirakan masih akan melemah seiring
dengan lesunya kondisi perekonomian global. (Fitria Andayani)
Dikutip dari inilah.com, Ketua umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)
Airlangga Hartarto menilai, menurunnya harga komoditas tambang
mengakibatkan laba perusahaan atau emiten pertambangan ikut turun. Hal ini
memang dianggap normal, dimana ketika harga komoditasnya turun,
maka profitnya juga akan menurun. (Tio Sukanto)
menurut pengamat obligasi PT Penilai Harga Efek Indonesia, Fakhrul Aufa, penyerapan obligasi yang dilakukan oleh BRAU selaku pemain sektor pertambangan tampaknya akan terkoreksi dengan melihat kondisi sektor komoditas yang mengalami penurunan. Terlebih sampai dengan pertengahan tahun depan, sektor tersebut diperkirakan masih akan melemah. Dengan kondisi produk yang tidak cukup baik tersebut, secara otomatis tentu akan berpengaruh terhadapprofitdan cashflowperusahaan. ( Lia, Ria, dan Bani )
Dikutip dari Indonesiafinancetoday.com, obligasi dan utang jangka panjang beberapa emiten sektor pertambangan berdampak pada peningkatan rasio utang perusahaan. Dimana perusahaan menggunakan dana obligasi tersebut untuk
membayar tagihan utang, pembayaran akuisisi, serta membiayai proyek dan pengadaan sejumlah aset. (Novan Dwi Putranto & Rahmawati)
Dikutip dari Indonesiafinancetoday.com, Penambahan aset tetap, seperti
kapal tunda dan kapal tongkang, alat-alat berat maupun kendaraan berdampak
pada peningkatan produktivitas aktiva PT. Harum Energy. Sementara itu
produktivitas aktiva yang diukur oleh rasio perputaran aktiva PT Garda Tujuh
Buana meningkat seiring dengan tambang perusahaan yang mulai berproduksi
setelah semester I 2011. Namun Fuganto Widjaja, Direktur Utama Golden Energy
Mines, sebagai salah satu emiten pertambangan yang menargetkan peningkatan
penjualan yang dipicu dari kenaikan produksi perusahaan mengatakan, kenaikan
volume penjualan yang hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu itu tidak
serta merta membuat pendapatan perusahaan pada tahun ini akan naik dua kali
rendah dibandingkan harga jual tahun lalu. (David Halomoan Manurung &
Nurseffi Dwi Wahyuni)
Tingkat pengembalian ekuitas perusahaan setiap tahunnya cenderung
berfluktuatif, begitupun dengan beberapa perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 1.1 menggambarkan perubahan debt
equity ratio yang diikuti oleh perubahan return on equity pada perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2011.
Tabel 1.1
Perubahan Debt Equity Ratio dan Return on Equity Pada Beberapa Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2009 – 2011
No Perusahaan
Debt Equity Ratio Return on Equity
2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 BUMI 433.94 434.39 526.33 14.07 20.17 18.28
2 CTTH 204.42 165.90 187.20 26.81 17.03 1.21
3 ELSA 119.57 88.98 130.46 24.41 3.26 (1.58)
4 INCO 28.22 30.38 36.86 10.78 26.04 18.87
5 MEDC 187.90 179.58 202.50 2.71 10.82 10.43
6 PKPK 155.53 142.88 148.75 11.42 4.21 (1.54)
7 SUGI 1.46 3.38 15.91 (6.24) 5.74 (0.02)
8 TINS 41.56 39.92 42.89 9.15 22.42 19.51
Sumber : www.idx.co.id
Dari data diatas dapat terlihat bahwa tingkat debt equity ratio PT. PT.
PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), PT. PT Sugih Energy Tbk (SUGI), dan PT Timah Tbk (TINS) pada tahun 2011 mengalami peningkatan, namun berbanding terbalik dengan hasil return on equity kedelapan emiten ini yang justru mengalami penurunan. Dengan debt equity ratio yang tinggi, maka aliran modal yang diterima perusahaan pun tinggi sehingga perusahaan akan memanfaatkan
aliran modal tersebut untuk menunjang produktivitas perusahaan. Dengan hasil
produksi yang meningkat, maka perusahaan pun akan mendapatkan return on
equity yang tinggi pula.
Beberapa perusahaan sektor pertambangan mengalami kenaikan tingkat
debt equity ratio namun tidak diikuti kenaikan return on equity di tahun 2011. Hal
ini dapat disebabkan oleh tingkat obligasi yang tinggi guna meningkatkan kinerja
perusahaan, namun perusahaan belum dapat memanfaatkan aliran modal yang
tinggi tersebut dalam menunjang produktivitas perusahaan, sehingga perusahaan
masih belum dapat meningkatkan return on equity sesuai dengan yang
diharapakan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Bringham dan Houston (2010) bahwa penggunaan utang akan mengungkit (leverage) atau
memperbesar pengembalian atas ekuitas atau return on equity.
Debt equity ratio meningkat, namun return on equity mengalami
penurunan, seharusnya apabila debt equity ratio naik maka return on equity pun
meningkat. ketika return on equity mengalami penurunan menandakan bahwa
kinerja yang kurang baik dalam pencapaian laba perusahaan. Tetapi perusahaan
masih dapat meningkatkan return on equity dengan cara memaksimalkan
perputaran total aktiva, dimana return on equity perusahaan akan meningkat
seiring dengan peningkatan pada rasio perputaran total aktiva sebagaimana yang
dinyatakan oleh Bringham dan Houston (2001) yang mengungkapkan bahwa
tingkat return on equity dipengaruhi oleh rasio perputaran total aktiva.
Berdasarkan gambaran latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai Pengaruh Perputaran Total Aktiva Dan Rasio Hutang Atas Modal Terhadap Pengembalian Modal Sendiri Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah penelitian ini
adalah :
1. Tingkat debt equity ratio PT. PT. Bumi Resources Tbk (BUMI), PT
Citatah Tbk (CTTH), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), PT. Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Perdana Karya
Perkasa Tbk (PKPK), PT. PT Sugih Energy Tbk (SUGI), dan PT Timah Tbk (TINS) pada tahun 2011 mengalami peningkatan, namun berbanding terbalik dengan hasil return on equity kedelapan emiten ini yang justru mengalami penurunan. Sektor pertambangan menerbitkan tingkat obligasi yang tinggi guna meningkatkan kinerja perusahaan, namun perusahaan
belum dapat memanfaatkan aliran modal yang tinggi tersebut dalam
menunjang produktivitas perusahaan, sehingga hanya meningkatkan debt
equity ratio perusahaan namun masih belum dapat meningkatkan return
2. Ketika return on equity mengalami penurunan menandakan bahwa kinerja
yang kurang baik dalam pencapaian laba perusahaan, tetapi perusahaan
diperkirakan dapat meningkatkan return on equity dengan cara
memaksimalkan produktivitas aset dalam menghasilkan penjualan yang
terlihat dari rasio perputaran total aktiva. Namun hasil yang menunjukkan
bahwa return on equity perusahaan tengah mengalami penurunan
menandakan bahwa kurang efisennya produktivitas aset perusahaan dalam
menghasilkan penjualan, sehingga berdampak pada penurunan tingkat laba
perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari bertambahnya asset perusahaan
berupa penambahan kapal tunda dan kapal tongkang, alat-alat berat
maupun kendaraan yang belum dapat menunjang laba perusahaan
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva terhadap return on equity
pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011
2. Seberapa besar pengaruh debt equity ratio terhadap return on equity pada
Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap return on equity
pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2009-2011.
1.4.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris mengenai :
1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh perputaran total aktiva terhadap
return on equity pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di
BEI Periode 2009-2011
2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh debt equity ratio terhadap return
on equity pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI
Periode 2009-2011
1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberi masukan mengenai perputaran total aktiva dan
debt equity ratio serta pengaruhnya terhadap return on equity pada Sektor
Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di masa yang akan
2. Bagi Investor
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia berdasarkan perputaran total aktiva dan debt equity ratio.
1.5.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman dalam hal
akuntansi mengenai perputaran total aktiva, debt equity ratio dan return on
equity.
2. Bagi Akademika
Sebagai bagian pemenuhan dan referensi atau bahan rujukan untuk
menambah ilmu pengetahuan maupun untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut mengenai perputaran total aktiva, debt equity ratio dan return on
equity.
1.6 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian
Data diperoleh dengan mengambil data sekunder yang didapat melalui
situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan Pusat Informasi Pasar
1.6.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2012
sampai dengan Juli 2013.
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
N
O Kegiatan
2012 2013
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1
Persiapan Judul Persiapan Teori Pengajuan Judul Mencari Perusahaan
2
Penulisan UP Bimbingsn UP
Seminar UP Revisi UP
3 Pengumpulan UP 4 Pengolahan Data
5
13
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Keuangan
Menurut Jerry J. Weygandt (2008:395) menyatakan rasio adalah:
“Hubungan antara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematika antara satu kualitas dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk presentase, tingkat, atau proporsi sederhana.”
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:297) Rasio keuangan adalah :
“Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, kas dan total asset, harga pokok produksi dan total penjualan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah hubungan
diantara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan dan dinyatakan dalam bentuk presentase, tingkat, atau
proporsi sederhana.
2.1.1.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Brigham dan Houston (2010:134) rasio-rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Rasio likuiditas atau liquidity ratio
a. Rasio Lancar atau Current Ratio
Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.
b. Rasio Cepat atau Quick Ratio
Rasio ini dihitung dengan mengurangi persediaan dengan aset lancar, kemudian membagi sisanya dengan kewajiban lancar.
2. Rasio Manajemen Aset atau Asset Management Ratio
Rasio-rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengatur aset perusahaannya. Ukuran rasio manajemen aset terdiri dari :
a. Rasio Perputaran Persediaan atau Inventory Turnover Ratio
Rasio ini dihitung dari membagi penjualan dan persediaan. Rasio ini mennjukkan berapa kali pos persediaan berputar sepanjang tahun.
b. Rasio Perputaran Aset Tetap atau Fixed Asset Turnover Ratio
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan pabrik dan peralatannya. Rasio ini adalah rasio penjualan terhadap aset tetap bersih perusahaan.
c. Rasio Perputaran Total Aset atau Total Assets Turnover Ratio
Rasio ini mengukur perputaran seluruh aset perusahaan dan dihitung dengan membagi penjualan dengan total aset.
3. Rasio Manajemen Hutang atau Leverage Ratio
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang. Ukuran rasio manajemen hutang terdiri dari :
a. Rasio Total Hutang terhadap Total Asset atau Debt Ratio
b. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga atau Time Interest Earned
Suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga tahunan.
4. Rasio Profitabilitas atau profitability ratio
Sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset dan hutang pada hasil operasi. Ukuran rasio profitabilitas terdiri dari :
a. Rasio Margin Laba atas Penjualan atau Profit Margin on Sales
Rasio ini mengukur laba bersih penjualan, dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan.
b. Rasio Pengembalian atas Total Aset atau return on Asset
Rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset.
c. Rasio Pengembalian Ekuitas Biasa atau Return on Equity
Rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.
5. Rasio Nilai Pasar atau Valuation ratio
Sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Ukuran rasio nilai pasar terdiri dari :
a. Rasio Harga/Laba atau Price/Earnings Ratio
Rasio yang menunjukkan jumlah yang dibayarkan investor untuk setiap laba berjalan
b. Rasio Harga/Arus kas atau Price/Cash Flow Ratio
Rasio yang menunjukkan jumlah yang akan dibayarkan investor untuk setiap arus kas perusahaan
c. Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku atau Market/Book Ratio
2.1.1.2 Keunggulan Analisis Rasio
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:298) analisis rasio memiliki
keunggulan seperti :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model produksi (z-score)
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik (time series)
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan produksi di masa yang akan datang.
2.1.2 Rasio Aktivitas
Menurut Donald.E.Kieso et all (2007:222) menyatakan bahwa :
“Rasio aktvitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan aktiva yang dimiliki.”
Sedangkan Menurut Sutrisno (2000 : 327) menyatakan :
“Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio aktivitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aktiva
yang dimiliki dan sumber dananya.
Dalam mengukur rasio aktivitas dapat menggunakan beberapa rasio, salah
2.1.2.1 Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009: 309) menyatakan bahwa:
“Perputaran total aktiva adalah rasio yang mengukur volume penjualan
dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan
penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.”
Sedangkan Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty (2004:75) menyatakan :
“Perputaran total aktiva adalah rasio yang mengukur seberapa banyak
penjualan yang bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran total aktiva adalah rasio yang menunjukkan perputaran aktiva sebuah perusahaan yang diukur melalui
volume penjualan, dimana semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin baik pula
penjualan perusahaan tersebut.
2.1.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perputaran Total Aktiva
Perputaran total aktiva digunakan untuk mengukur seberapa efektifnya
pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Sehingga jika perputaran total
aktiva perusahaan tinggi maka akan semakin efektif perusahaan dalam mengelola
aktivanya. Beberapa faktor yang mempengaruhi perputaran total aktiva yaitu :
a. Penjualan
Menurut Chairul Maroom (2002:28) menyatakan:
“Penjualan artinya penjualan barang dagang sebagai usaha pokok yang
b. Total Aktiva
Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (2005: 31) menyatakan:
“Aktiva merupakan sumber ekonomi yang diharapkan memberi manfaat dalam usaha. Sebuah aktiva mempunyai tiga sifat yang sangat penting yaitu, kemungkinan mendapat manfaat ekonomi di masa yang akan datang, pengawasan oleh kesatuan, hasil dari kejadian atau transkasi sebelumnya.“
Aktiva terbagi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap
Menurut Soemarso (2003 :245) menyatakan bahwa aktiva lancar adalah :
“Kas dan aktiva – aktiva lain yang dapat di tukarkan menjadi uang kas dan
dapat di jual dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan.”
Menurut Mulyadi (2006: 591) menyatakan bahwa aktiva tetap adalah :
“Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut aktiva tetap berwujud.”
2.1.2.3 Rumus Perputaran Total Aktiva
Menurut Arfan Ikhsan dan I.B Teddy Prianthara, (2009:109) untuk
mengetahui besarnya rasio perputaran total aktiva maka digunakan rumus sebagai
berikut :
Perputaran Total Aktiva = Penjualan x 100 % Total Aktiva
Penjualan yang dimaksud dalam rumus perhitungan di atas adalah
penjualan bersih perusahaan dalam satu periode akuntansi yang dilihat dari
perusahaan, yaitu hasil penjumlahan aktiva lancar dan aktiva tetap dalam satu
periode akuntansi
2.1.3 Rasio Leverage
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008;306) rasio leverage adalah :
“Rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap
modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).”
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009: 154) menyatakan :
“Rasio leverage adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh
mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan
dalam struktur modal perusahaan.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage adalah Rasio yang
menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset
dimana perusahaan menggunakan utang dalam struktur permodalannya.
Menurut Kasmir (2010: 153) tujuan perusahaan dengan menggunakan
leverage yaitu:
1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor)
2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga)
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal
4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang
5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang
Dalam mengukur rasio leverage dapat menggunakan beberapa rasio, salah
satu diantaranya adalah rasio utang atas modal (debt equity ratio/DER).
2.1.3.1 Rasio Utang Atas Modal (Debt Equity Ratio)
Menurut James C.Van Horne (2005:209) menyatakan definisi debt equity
ratio adalah sebagai berikut :
“Rasio utang dengan ekuitas menunjukan sejauh mana pendanaan dari
utang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas.”
Sedangkan menurut Darsono dan Ashari, (2010,54-55) :
“Debt equity ratio masuk di dalam rasio Leverage atau Solvabilitas, rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini juga disebut dengan rasio pengungkit (Leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa debt equity ratio adalah rasio utang
dengan ekuitas menunjukan sejauh mana pendanaan dari utang yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika
perusahaan tersebut dilikuidasi.
2.1.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Debt Equity Ratio
Debt equity ratio merupakan rasio utang dengan ekuitas yang menunjukan
sejauh mana pendanaan dari utang dan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Beberapa faktor yang
a. Hutang
Menurut Arfan Ikhsan (2009:2) menyatakan :
“Hutang adalah Pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain, baik sudah maupun belum jatuh tempo yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang.”
b. Ekuitas
Menurut Arfan Ikhsan (2009:3) Ekuitas adalah :
“Tingkat residual dalam aktiva dari suatu entitas yang tinggal setelah pengurangan kewajiban-kewajiban. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas adalah tingkat kepemilikan.”
2.1.3.3 Rumus Debt Equity Ratio
Menurut Arfan Ikhsan dan I.B Teddy Prianthara, (2009:105) untuk
mengetahui besarnya debt equity ratio utang atas modal maka digunakan rumus
sebagai berikut :
Debt Equity Ratio = Total Hutang x 100 % Total Modal
Arfan Ikhsan dan I.B Teddy Prianthara menambahkan:
2.1.4 Rasio Profitabilitas
Menurut Sutrisno (2007;254) menyatakan :
“Profitabilitas adalah rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar
tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan.”
Menurut Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa :
“Profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio keuntungan
untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh
perusahaan selama periode tertentu.
Dalam mengukur profitabilitas dapat menggunakan beberapa rasio, salah
satu diantaranya adalah return on equity (ROE).
2.1.4.1 Pengembalian Modal Sendiri (Return on Equity)
Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (2005: 378) ROE adalah :
“Statistik yang mencerminkan keuntungan pemilik usaha. Ini sama dengan
laba bersih dibagi dengan rata-rata modal pemilik.”
Sedangkan menurut Jopie Jusuf (2008:71) menyatakan bahwa :
“Return on equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur berapa besar
pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal
yang dia setorkan untuk bisnis tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa return on equity yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
dinyatakan sebagai suatu persentase dan diperoleh atas investasi dalam saham
biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.
2.1.4.2 Kegunaan Pengembalian Modal Sendiri (ROE)
Nilai dari return on equity ini dijadikan sebagai ukuran tingkat efektivitas
suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas
(investasi modal dalam bentuk saham pada perusahaan) yang dimiliki perusahaan.
Jika nilai ROE naik atau tinggi, maka hal tersebut dijadikan sebagai indikasi
bahwa perusahaan dapat memanfaatkan investasi yang ada dengan baik dan
mampu menghasilkan keuntungan. Hal ini membuat investor tertarik untuk
membeli saham, sehingga harga saham akan meningkat. Rasio yang paling
penting adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity), yang merupakan laba
bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham.
Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi
atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang
mereka peroleh (Brigham & Houston, 2010: 133).
2.1.4.3 Rumus Pengembalian Modal Sendiri (ROE)
Menurut Brigham dan Houston (2010:149) return on equity dapat dihitung
dengan rumus :
Laba bersih yang dimaksud dalam rumus perhitungan di atas adalah laba
bersih perusahaan dalam satu periode akuntansi yang dilihat dari neraca
perusahaan. Dan ekuitas biasa adalah seluruh total modal perusahaan, yaitu hasil
penjumlahan modal sendiri dan modal saham yang ada di perusahaan.
2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Pengarang Judul Hasil Persamaan Perbedaan Sumber
4. D.M.N.S.W.
5 Zoe Ventoura Financial Indices And Profitability:
6. Yulia Fitri Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio
Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah kelangsungan dari usaha yang
dijalaninya. Untuk kelangsungan usahanya tersebut, perusahaan diharuskan untuk
mencapai keuntungan dari hasil usahanya yang diharapkan terus meningkat dari
setiap tahunnya. Perusahaan dapat memanfaatkan aset perusahaan untuk
meningkatkan profitabilitas. Aset yang bertambah diharapkan akan dapat
menunjang produktivitas perusahaan salah satunya dalam hal penjualan. Dengan
yang efisien akan tergambar dalam rasio perputaran total aktiva, hal ini jelas akan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan yang tercermin
dan peningkatan return on equity menggambarkan bahwa perusahaan tersebut
mampu menjalankan usahanya dengan baik, selain itu dengan tingkat laba yang
meningkat juga menggambarkan bahwa manajemen perusahaan mampu
memanfaatkan sumber daya perusahaan dalam menghasilkan produktivitas.
Profitabilitas yang meningkat juga akan menjadi nilai lebih bagi
perusahaan dimata kreditur. Dengan profitabilitas yang terus meningkat kreditur
akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan, dengan
begitu perusahaan akan mendapatkan aliran modal yang tinggi dari hasil pinjaman
para kreditur (debt equity ratio). Suatu keuntungan dimana perusahaan yang
mendapat kepercayaan lebih dari para kreditur yang tercermin dalam tingkat debt
equity ratio yang tinggi, dimana dengan aliran modal yang tinggi maka
perusahaan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan angka produksi yang
tentunya akan meningkatkan pula keuntungan yang didapat.
2.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva terhadap Return On Equity
Laba menjadi nilai penting yang harus dicapai oleh suatu perusahaan.
Peningkatan laba setiap tahunnya sangat diharapkan oleh perusahaan. Laba yang
dihasilkan perusahaan pada satu periode dapat terlihat dalam laporan keuangan.
Semakin tinggi laba perusahaan setelah pajak maka akan semakin tinggi
return on equity, besarnya laba perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aktivitas penjualannya yang
memanfaatkan total asetnya yang tercermin melalui rasio perputaran total aktiva.
perputaran total aktiva yang tinggi akan menandakan semakin efisien
penggunakaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjulaan. semakin
tinggi perputaran total aktiva suatu perusahaan semakin efisien perusahaan
menggunakan aktiva-aktivanya. Maka meningkatnya tingkat perputaran
perputaran total aktiva akan memungkinkan peningkatan perolehan laba
operasional. (Dedi Kusmayadi, 2009)
Perputaran total aktiva yang merupakan salah satu rasio aktivitas
menunjukkan sebarapa jauh produktivitas aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Menurut Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa :
“Tingkat Return on Equity yang meningkat karena dipengaruhi oleh Total
Asset Turonver.”
Menurut Robert Ang (1997) mengungkapkan bahwa :
“Sangat dimungkinkan bahwa hubungan antara Total Assets Turnover dengan ROE adalah positif. Semakin besar perputaran total aktiva akan semakin baik karena berarti semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan.”
Sedangkan menurut Arif Singapurwoko dan Muhammad Shalahuddin
Mustofa El-Wahid menyatakan bahwa :
“Total asset turnover on the other hand, is found to have significant affect
to Return on equity.”
Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa perputaran total aktiva mempunyai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran total aktiva berpengaruh
terhadap return on equity, artinya ketika perputaran total aktiva sebuah
perusahaan naik maka return on equity pun akan ikut meningkat.
2.2.2 Pengaruh Debt Equity Ratio terhadap Return On Equity
Pengaruh debt equity ratio terhadap return on equity diungkapkan oleh
Bringham dan Houston (2010) yang menyatakan bahwa :
“Penggunaan utang akan mengungkit (leverage) atau memperbesar
pengembalian atas ekuitas atau return on equity. Semakin tinggi debt equity ratio menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini sangat memungkinkan meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga besar. Dengan demikian pengaruh antara debt equity ratio dengan return on equity adalah positif, hal tersebut didukung oleh pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan terakhir.”
Selain itu D.M.N.S.W. Dissanayake menyatakan bahwa :
“Debt to equity ratios are statistically significant predictor variables in
determining return on equity.”
Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa Debt to equity ratios secara statistik
merupakan variable yang signifikan dalam menentukan return on equity.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa debt equity ratio berpengaruh terhadap
return on equity, artinya ketika debt equity ratio sebuah perusahaan naik maka
Brigham & Houston (2001)
Brigham & Houston (2010)
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011: 64) hipotesis adalah sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan semnetara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.”
Total Asset Turnover
1. Penjualan 2. Total Asset
Arfan Ikhsan dan I.B Teddy
Prianthara (2009:109)
Debt Equity Ratio
1. Total Hutang 2. Total Ekuitas
Arfan Ikhsan dan I.B Teddy
Return on Equity
1. Laba Bersih 2. Total Ekuitas
Brigham dan Houston
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
1. Perputaran total aktiva berpengaruh signifikan terhadap return on equity
pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2011
2. Debt equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return on equity pada
sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
31
3.1 Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2005: 303) mengemukakan bahwa:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yan menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek penelitian yang
akan diteliti oleh penulis adalah perputaran total aktiva, debt equity ratio dan
return on equity pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI
tahun 2009-2011.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Umi Narimawati (2010: 29) mengemukakan bahwa:
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2011: 199) metode deskriptif adalah:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui
kondisi perputaran total aktiva, debt equity ratio dan return on equity Perusahaan
Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2011.
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati
(2010:29) menyatakan bahwa:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Dalam penelitian ini, metode verifikatif digunakan untuk menilai seberapa
besar pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap return on
equity Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2011.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah
statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan regresi berganda
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan sistematis. (Umi Narimawati,2010: 30)
Desain penelitian menurut Moh.Nazir (2009: 84) adalah :
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010: 30) adalah:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian
Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi difokuskan pada faktor
penentu return on equity. Dengan demikian dapat ditetapkan judul
pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap Return
on Equity pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun
2009-2011.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi
Dalam penelitian ini permasalahan yang berhasil diidentifikasi antara
lain adalah adanya perputaran total aktiva dan debt equity ratio kurang
efisien merupakan penyebab perolehan return on equity yang cenderung
menurun.
3. Menetapkan rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut, seberapa besar pengaruh
perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap return on equity
pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI.
4. Menetapkan tujuan penlitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis seberapa
return on equity pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun
2009-2011.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan teori
berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Penulis menetapkan
hipotesis dalam penelitian ini terdapat pengaruh perputaran total aktiva
dan debt equity ratio terhadap return on equity pada Sektor
Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan
Dalam penelitian ini konsep perputaran total aktiva mengacu kepeda
pendapat Sofyan Syafri Harahap (2009: 309), debt equity ratio adalah
konsep Darsono dan Ashari, (2010:54-55), selanjutnya return on equity
mengacu kepada pendapat Jopie Jusuf (2008:71).
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan
keuangan, teknik penentuan sampelnya dengan menggunakan teknik
sampling purposive, teknik pengumpulan datanya di dapat dari
dokumentasi dan studi kepustakaan.
8. Melakukan analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif.
Berdasarkan tahapan diatas, maka tabel desain penelitian penulis adalah :
T-1 Verificative Verificative Survey
Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI
Cross Sectional
T-2 Verificative Verificative Survey
Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI
Cross Sectional
Sumber: Umi Narimawati dkk (2010)
Dari tabel diatas, penelitian penulis dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis pengaruh signifikan
perputaran total aktiva terhadap return on equity dengan cara melakukan
pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit
analisis yaitu Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI
2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis pengaruh signifikan
debt equity ratio terhadap return on equity dengan cara melakukan
pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit
analisis yaitu Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Penjelasan variabel
“Sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian
ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi
variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat
bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel Independen (X)
Pengertian variabel independen menurut Sugiyono (2011: 64) yaitu:
“Variabel independen (bebas) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).”
Karena itu yang menjadi variabel independen atau variabel bebas pada
penelitian ini adalah perputaran total aktiva dan debt equity ratio.
2. Variabel Dependen (Y)
Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono (2011: 64)yaitu:
“Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Karena itu yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat pada
Adapun tabel operasionalisasi sesuai dengan kedua variabel tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Perputaran
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tentang pengaruh
sekunder. Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009: 137) adalah Sumber
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data
Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka sumber data dalam penelitian
ini adalah sumber data sekunder berupa laporan keuangan Perusahaan Sektor
Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009 - 2011 yang diperoleh melalui
situs resmi BEI yang beralamatkan www.idx.co.id dan Pusat Informasi Pasar
Modal yang beralamat di Jl. Veteran No. 10 Bandung.
3.5 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih
dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel. (Umi Narimawati,2010: 37)
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2010: 37) populasi adalah:
“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi
yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan
laporan keuangan tahun 2009-2011 yaitu sebanyak 37 perusahaan dengan 3 tahun
penelitian sehingga jumlah populasi adalah 111 laporan keuangan.
2. Sampel
Menurut Umi Narimawati (2010: 38) sampel adalah:
“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampling purposive.
Menurut Sugiyono (2011: 126) pengertian sampling purposive adalah:
“Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Dengan demikian pertimbangan pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukakan dengan cara menganalisis setiap laporan keuangan populasi
penelitian sesuai dengan pertimbangan berikut, dimana apabila laporan keuangan
tersebut sesuai dengan semua dasar pertimbangan, maka itulah yang akan
dijadikan sampel penelitian. Berikut adalah pertimbangan-pertimbnagan dalam
penentuan sampel penelitian :
a. Data yang diambil merupakan laporan keuangan Sektor Pertambangan
tahun 2009-2011.
b. Data yang diambil adalah laporan keuangan sektor pertambangan yang
dipublikasikan dan telah diaudit.
c. Data yang diambil adalah laporan keuangan perusahaan sektor
pertambangan yang mengalami penurunan dan peningkatan laba.
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan yang Dijadikan Sampel
No Kode Nama Perusahaan
1 BIPI PT. Benakat Petroleum Energy Tbk 2 BUMI PT. Bumi Resources Tbk
3 CTTH PT. Citatah Tbk 4 DEWA PT. Darma Henwa Tbk 5 ELSA PT. Elnusa Tbk
6 INCO PT. International Nickel Indonesia Tbk 7 MEDC PT. Medco Energi International Tbk 8 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa
9 SUGI PT Sugih Energy Tbk 10 ANTM PT. Aneka Tambang Tbk 11 ARII PT. Atlas Resources Tbk 12 TINS PT. Timah Tbk
Dari pertimbangan diatas, maka penulis menentukan sampel yang akan
diambil adalah 12 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dengan laporan
keuangan 3 tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Sehingga sampel yang ada
sebanyak 36 sampel.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research),
dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang
menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. (Umi
Narimawati, 2010: 39)
Berhubung data yang penulis gunakan adalah jenis data sekunder, maka
1. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
terdapat pada perusahaan. (Umi Narimawati, 2010: 40). Dokumentasi yang
dilakukan berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, umumnya
tentang laporan keuangan Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar
di BEI pada tahun 2009 - 2011.
2. Studi Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha memperoleh data yang
bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh.
Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain
yang berhubungan dengan penelitian.
3.8 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupaun orang lain. (Umi Narimawati,2010: 41)
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
a. Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono (2009:14) analisis kualitatif adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan
dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan perkembangan dari
masing-masing varibel (perputaran total aktiva, debt equity ratio dan Return
on equity).
b. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2009: 31)analisis kuantitatif adalah sebagai berikut:
“Metode analisis kuantitatif dapat diartikan sebagai metode analisis yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik. Penyajian analisis data dapat berupa tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang akan dilakukan dalam