Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NIM : 104046101620
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Sarjana) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Syawwal 1432 H 21 September 2011 M
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Sarjana) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Syawwal 1432 H 21 September 2011 M
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segenap rahmat dan kasih
sayang-Nya lah skripsi ini tersusun dan penulis dapat menyelesaikan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammmad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan umatnya. Semoga kelak, taatnya kita kepada ajaran dan
tuntunan beliau, menjadi wasilah bagi kita dalam mendapatkan syafaat beliau kelak.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya
kepada pihak yang telah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan skripsi ini, yaitu:
1. Ayahanda (Alm) Maman Alamsyah Martaprawira dan Ibunda tercinta Suniarsih
Sukarta, , atas kasih sayang dan pengorbanan yang ayah bunda
curahkan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan studi. Juga
kepada segenap keluarga besar Maman Alamsyah Martaprawira,
semoga Allah senantiasa mengukuhkan ukhuwwah antara kita
semua.
2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Euis Amalia, M.Ag., dan Mu’min Rouf, M.A., Ketua dan Sekretaris
4. Bapak Dr. Syahrul A'dham, M.Ag dan Ibu Dwi Nuraini Ihsan, SE, MM.,
sebagai pembimbing skripsi ini.
5. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama, juga Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Pimpinan dan Pegawai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Saleh Artha, Tambun
Selatan – Bekasi.
7. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA., Pengasuh Pesantren Luhur Ilmu Hadis
Darus-Sunnah Jakarta.
8. Segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.
9. Rekan-rekan Perbankan Syariah B Angkatan 2004, sahabat-sahabat Pesantren
Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah, rekan Dhia Acapella Nasyid,
rekan-rekan guru MI YAPINK I Tambun Selatan – Bekasi, rekan-rekan-rekan-rekan Ikatan Remaja
Masjid Al-Muttaqien Tambun, dan segenap sahabat yang senantiasa memotivasi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Hanya Allah SWT yang dapat memberikan balasan kebaikan, dan kepada Allah
SWT pula, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 22 Syawwal 1432 H 21 September 2011 M
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Penilaian Kinerja Bank yang dalam hal ini diwakili oleh beberapa Rasio CAMELS yaitu KAP, BOPO, CAR, dan FDR terhadap Profitabilitas Perbankan (ROA).
Populasi yang menjadi obyek dalam penelitian ini Laporan Keuangan BPRS Saleh Artha Tambun Bekasi periode tahun 2005-2009. Jumlah sample yang digunakan adalah 20 periode triwulanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan uji hipotesis yaitu uji t dan uji F. Sebelum menggunakan analisis regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Dari hasil uji hipotesis secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa KAP, BOPO, CAR, dan FDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas BPRS Saleh Artha dengan tingkat signifikansi 0,028. Sedangkan berdasarkan uji T diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap (ROA), adapun untuk dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
(CAR),dan ! " (FDR) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap (ROA). Nilai Adjusted R Square
sebesar 0,360, artinya hanya 36% kemampuan variabel independen KAP, BOPO, CAR, dan FDR dapat menjelaskan ROA. dan sisanya 64% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini.
halaman
... i
... ii
... iii
... iv
... v
... vii
... viii
... xi
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Review Kajian Terdahulu ... 9
E. Hipotesis ... 10
F. Kerangka Konsep ... 11
G. Sistematika Penulisan ... 13
A. Penilaian Kinerja Bank ... 15
1. Aspek Permodalan ( ) ... 17
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif ( ' ) ... 19
3. Aspek Manajemen (( ! ) ... 26
4. Aspek Rentabilitas (* !) ... 27
5. Aspek Likuiditas +, ) ... 30
6. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar ... 31
A. Metode Penelitian ... 33
B. Jenis Penelitian ... 33
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 33
D. Variabel Penelitian ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Teknik Pengolahan Data ... 35
G. Teknik Analisa Data ... 35
H. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 41
B. Analisis Deskriptif Variabel ... 44
1. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ... 44
2. Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) 46 3. (CAR) ... 47
4. ! " (FDR) ... 49
5. (ROA) ... 50
C. Uji Asumsi Klasik ... 52
1. Uji Normalitas Data ... 52
2. Uji Heteroskesdastisitas... 55
3. Uji Autokorelasi ... 57
4. Uji Multikolinieritas ... 58
D. Uji Hipotesis ... 58
1. Uji F (ANOVA) ... 58
2. Uji T (t-test) ... 59
E. Uji Koefisien Determinasi ... 62
F. Uji Koefisien Regresi ... 63
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
... 67
# #$#%
01. Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu ... 9
02. Tabel 4.1. Perkembangan Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ... 46
03. Tabel 4.2. Deskriptif Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ... 48
04. Tabel 4.3. Perkembangan Nilai (ROA) ... 49
05. Tabel 4.4. Deskriptif (ROA) ... 50
06. Tabel 4.5. Perkembangan Nilai Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) ... 52
07. Tabel 4.6. Deskriptif Nilai Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) ... 53
08. Tabel 4.7. Perkembangan Nilai Rasio - % ( ! (NPM) ... 55
09. Tabel 4.8. Deskriptif Nilai Rasio - % ( ! (NPM) ... 56
10. Tabel 4.9. Hasil Uji Autokorelasi ... 62
11. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 63
12. Tabel 4.11 Hasil Uji F (ANOVA) ... 64
13. Tabel 4.12 Hasil Uji T ... 65
14. Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 67
15. Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Regresi ... 68
16. Gambar 1.1 Skema Kerangka Konsep ... 13
18. Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Nilai (ROA) ... 50
19. Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Nilai Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) ... 53
20. Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Nilai Rasio - % ( ! (NPM)... 56
21. Gambar 4.5 Kurva P-P Plot KAP ... 57
22. Gambar 4.6 Kurva P-P Plot ROA ... 58
23. Gambar 4.7 Kurva P-P Plot BOPO ... 59
24. Gambar 4.8 Kurva P-P Plot NPM ... 59
25. Gambar 4.9 Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61
26. Gambar 4.10 Kurva Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ha ... 65
27. Gambar 4.11 Kurva Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ha ... 66
& #'#( #)#%*
Bank syariah di Indonesia sudah muncul sejak tahun 1992, namun
perkembangan yang sangat pesat baru terjadi sejak tahun 1999 sejak adanya
undang-undang perbankan baru yang mulai menerapkan dual banking sistem di
Indonesia. Sampai Februari 2009 jumlah bank umum syariah sudah ada 5,
sedangkan bank konvensional yang membuka unit usaha syariah sudah ada 12
dan BPD sebanyak 16 bank. Peningkatan jumlah yang sangat besar ini diikuti
jumlah jaringan kantor cabang dan kantor kas bank syariah di seluruh Indonesia
yang mencapai 749 kantor. 1
Dasar pemikiran pengembangan bank syariah adalah memberikan pelayanan
jasa perbankan kepada sebagian masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilayani
oleh perbankan yang sudah ada karena bank-bank tersebut menggunakan system
bunga.2 Sasaran pengembangan perbankan syariah difokuskan kepada
pertumbuhan perbankan syariah, sehingga tidak mengherankan pertumbuhan
perbankan syariah mencapai 81%. Saat ini Sasaran pengembangan difokuskan
untuk memperkuat struktur industri perbankan. Salah satu sasaran yang harus
1
.& /0 1 diakses tanggal 15 Oktober 2009 2
dicapai adalah meningkatkan fungsi intermediasi, efisiensi, dan daya saing
industri perbankan syariah Indonesia. 3
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia pada saat ini menurut
Karnaen A. Perwataatmadja dan Henri Tandjung menjelaskan bahwa
perkembangan bank syariah di Indonesia mengikuti tiga tahapan; yaitu tahap
perkenalan ( ), tahap pengakuan + ! ), dan terakhir tahap
pemurnian ( ).4 Di mana dalam tiap-tiap tahap tersebut ada ciri yang
menandakan masing-masing tahapan.
Kini, masyarakat sudah mulai cermat mencari bank syariah mana yang
memiliki prospek lebih cerah antara yang satu dengan yang lain, melalui
kinerjanya. Kinerja perbankan sangat terkait erat dengan profitabilitas.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan
perbankan, tentunya kita perlu mengetahui kondisi aktifitas yang dijalankan bank
yang selalu berubah. Gambaran kondisi ini tertuang dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan
setiap perusahaan dalam bidang jasa maupun manufaktur, yang dapat
mencerminkan kondisi perusahaan itu. Oleh karenanya, perlu dilakukan penilaian
kinerja keuangan.
Penilaian kinerja merupakan hal yang esensial bagi sebuah organisasi
haruslah mencerminkan peningkatan dari satu periode ke periode berikutnya.
3
.& /0 1 diakses tanggal 15 Oktober 2009 4
Kinerja perusahaan adalah tingkat prestasi (karya) atau hasil yang dicapai
kadang-kadang digunakan untuk dicapainya suatu hasil yang positif.
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio
keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran rasio keuangan ini sangatlah
bergantung kepada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam
menyusun laporan keuangan perusahaan sehingga seringkali kinerja perusahaan
terlihat baik dan meningkat, padahal sebenarnya kinerja tidak mengalami
peningkatan atau bahkan menurun.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki kemampuan
mengelola kesempatan untuk investasi dengan kemampuan memberikan tingkat
pengembalian di atas tingkat pengembalian minimum yang diharapkan.
Sementara pembelian nilai tambah merupakan (biaya
kesempatan) yang hilang dari investor atas dananya. Biaya kesempatan itu timbul
karena ketika investor memilih melakukan investasi atas dananya di suatu
perusahaan, maka investor tersebut akan kehilangan kesempatan untuk
menggunakan dananya tersebut untuk keperluan konsumsinya saat ini atau
kehilangan kesempatan menanamkan dananya di perusahaan lain yang mungkin
perusahaan lain tersebut dapat memberikan hasil lebih dibandingkan dengan
perusahaan menanamkan modalnya saat ini.
Dalam manajemen perusahaan banyak terdapat metode yang bisa digunakan
untuk mengevaluasi dan menilai investasi. Pada dasarnya, metode penilaian
Untuk mengukur return dari investasi, dapat digunakan ! !
dan arus kas. Informasi arus kas juga berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas
operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi peminjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Selain itu,
pengukuran kinerja juga dapat dilakukan dengan metode yang telah umum
digunakan seperti analisis rasio.
Dalam PBI nomor 9/1/PBI/2001, sistem penilaian tingkat kesehatan bank
umum berdasarkan prinsip syariah, dirumuskan metode dimana di dalamnya
terdapat berbagai macam rasio yaitu , , ! !
dan 3 / / yang disingkat CAMELS.
Profitabilitas pada bank juga memiliki hubungan erat dengan kualitas aktiva
produktif. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan !
karena penempatan dana bank pada beberapa pos dimaksudkan untuk mencapai
tingkat penghasilan yang diharapkan.5 Dengan demikian, profitabilitas bank juga
diduga kuat dipengaruhi oleh kualitas aktiva produktif, yang dalam metode
CAMELS diproksikan dengan rasio yang terdiri dari Kualitas Aktiva
Produktif.
5
Profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan atau lembaga keuangan
dalam menghasilkan laba. Jika kinerja keuangan perusahaan atau suatu lembaga
keuangan dalam menghasilkan laba meningkat, maka hal ini akan menunjukan
daya tarik bagi pihak ketiga ataupun investor untuk bergabung dan berpartisipasi
di dalamnya.
Penilaian profitabilitas pada suatu lembaga keuangan diukur dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang disebut dengan rasio profitabilitas.
Rasio-rasio ini dilmaksudkan untuk mengukur efisiensi pengunaan aktiva
perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan, yang terkait dengan
hasil yang telah diperoleh.). Salah satunya dengan menggunakan
, yaitu Rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba
bersih sebelum pajak ( ) ditinjau dari total asetnya.
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Saleh Artha, Tambun Selatan
Bekasi yang sejak hadir tahun 1993 telah mengusung konsep BPR dengan sistem
bagi hasil, senantiasa mengalami peningkatan dalam angka yang dipublikasikan
setiap tiga bulan. Bahkan dalam pencapaian dana pihak ketiga per maret 2008,
untuk produk Tasaka “Tabungan Saleh Artha Berjangka” tercapai angka hingga
Rp 800 juta, jauh di atas target akhir tahun sebesar Rp 500 juta. Hanya pada
triwulan pertama, BPRS Saleh Artha berhasil menembus angka 160 persen dari
target akhir tahun yang direncanakan.6
6
Dari data laporan keuangan yang dipublikasikan, BPRS Syariah Saleh Artha
terlihat mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Sebagai bank pembiayaan
rakyat syariah yang sudah berdiri cukup lama dan terlihat mengalami
pertumbuhan, maka perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai kinerja
BPRS Saleh Artha Tambun Selatan Bekasi dan faktor apa saja yang
mempengaruhi profitabilitasnya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian
lebih lanjut dalam sebuah skripsi dengan judul: + &
, & $-#'#.#% /#% (0$0.#% #.# #
1. Pembatasan Masalah
Berawal dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dalam skripsi
ini, penulis menggunakan metode CAMELS sebagai aspek penilaiannya.
Namun karena fokus penelitian ini adalah pada sisi profitabilitas, maka hanya
beberapa rasio terkait yang penulis gunakan sebagai alat untuk melakukan
penelitian mengenai penilaian kinerja bank. Beberapa rasio keuangan yang
dimaksud adalah rasio KAP, BOPO, dan CAR, dan FDR. Adapun untuk
menilai profitabilitas bank, dalam skripisi ini hanya akan didasarkan pada
nilai (ROA) saja. Selain itu, penelitian ini hanya akan
menggunakan data laporan keuangan triwulan BPRS Saleh Artha sejak tahun
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting untuk
menentukan ke mana suatu penelitian diarahkan. Demikian pula dalam skripsi
ini, maka perlu dirumuskan permasalahan yang nantinya akan diurai dalam
bab-bab selanjutnya.
Telah dijelaskan dalam latar belakang penulisan, bahwa untuk
melakukan penilaian kinerja bank syariah terhadap profitabilitas dapat
menggunakan beberapa rasio yang terdapat dalam metode CAMELS.
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka pembahasan yang
akan dilakukan telah dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut.
a. Bagaimana kinerja BPRS Saleh Artha pada tahun 2005-2009 dengan
menggunakan rasio KAP, BOPO, CAR, dan FDR?
b. Bagaimana pengaruh antara kinerja BPRS Saleh Artha terhadap
profitabilitas (ROA)?
1& 020#% /#% #%3##' % 4'4#%
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Menganalisis kinerja BPRS Saleh Artha dengan menggunakan beberapa
rasio CAMELS yaitu KAP, BOPO, CAR, dan FDR.
b. Mengetahui pengaruh antara kinerja BPRS Saleh Artha terhadap
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis
Untuk mengetahui lebih jauh tentang kinerja BPRS Saleh Artha melalui
beberapa rasio CAMELS serta untuk menerapkan ilmu yang telah
diperoleh selama masa perkuliahan ke dalam praktek yang sebenarnya.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
kinerja perusahaan, sehingga dapat dijadikan alat ukur dan dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan penulisan rencana atau kebijakan
masa yang akan datang agar hasil yang akan didapatkan pada masa
mendatang bias lebih baik dari tahun sebelumnya.
c. Bagi Investor
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi kepada para
investor agar dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan untuk
melakukan investasi.
d. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran
pengetahuan dan dapat dijadikan informasi tentang kinerja suatu
& 54 6 #24#% (/# 0 0
Tinjauan pustaka merupakan inspirasi penulis melakukan penelitian pada
bidang ini. Atau, dengan kata lain penelitian ini berawal dari penelitian
sebelumnya. Adapun tinjauan pustaka yang penulis telah kaji adalah:
7 / %'4'#. % 4'4#% .4 % 4'4#% (- /##%
1 Ø % 4'4
Fitriani Prastyaningtyas /C2A3308005/ Skripsi/ Universitas Diponegoro Semarang/ 2007 Ø 0/0 Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi
pada Bank Umum
Go Publik yang
Listed di Bursa Efek
Jakarta)
Ø 020#%
Menganalisis variabel CAR,
NPL, BOPO, LDR, NIM, dan
pangsa pasar kredit dapat
mempengaruhi profitabilitas
perbankan
Ø 7)#.4 8 % 4'4#%
Bank yang listed di Bursa Efek
Jakarta
Ø '7/ 8 % 4'4#%
• Jenis penelitian deskriptif
kuantitatif
• Analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda
Ø #.4 8 % 4'4#%
Pada bank umum go public
BOPO dan NPL berpengaruh
signifikan negative, sedangkan
CAR, LDR, NIM, dan pangsa
pasar kredit berpengaruh
signifikan positif.
Perbedaan dengan
penelitian ini adalah tujuan
dari penelitian di mana
dengan variabel yang
berbeda maka tujuan juga
berbeda. Adapun lokasi dan
jumlah populasi dan
sampel juga berbeda
dengan tahun yang berbeda
pula. Profitabilitas dalam
penelitian ini adalah ROA.
2 Ø % 4'4
Syahru Syarif
/C4A0304194/
Universitas
Ø 020#%
Menganalisis variabel CAR,
NPL, BOPO, LDR, dan ROA,
terhadap NIM
Perbedaan dengan
penelitian ini adalah tujuan
dari penelitian di mana
Diponegoro Semarang/ Tesis/ 2006 Ø 0/0 Analisis Pengaruh Rasio-Rasio CAMELS Terhadap Profitabilitas
Ø 7)#.4 8 % 4'4#%
Bank yang listed di Bursa Efek
Jakarta
Ø '7/ 8 % 4'4#%
• Jenis penelitian deskriptif kuantitatif
• Analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda
Ø #.4 8 % 4'4#%
Variabel CAR, NPL, BOPO,
LDR, dan ROA, berpengaruh
sebesar 46,2% terhadap NIM
.
berbeda maka tujuan juga
berbeda. Adapun lokasi dan
jumlah populasi dan
sampel juga berbeda
dengan tahun yang berbeda
pula. Profitabilitas dalam
penelitian ini adalah ROA,
sedangkan dalam tesis
Syahru profitabilitas diukur
dengan NIM.
Ø % 4'4
Hilman Fatoni/ 104046101618/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ Skripsi/ 2011 Ø 0/0 Penilaian Kinerja Bank Syariah Dengan Menggunakan
Metode *
5 (EVA)
Ø 020#%
Membahas penilaian kinerja
bank syariah melalui metode
EVA, yaitu biaya operasi
( ! ) dan biaya
modal ( )
Ø 7)#.4 8 % 4'4#%
Bank Syariah Mega Indonesia
(BSMI)
Ø '7/ 8 % 4'4#%
• Jenis penelitian deskriptif
• Analisis yang digunakan
adalah perhitungan NOPAT,
WACC, dan EVA
Ø #.4 8 % 4'4#%
Nilai EVA yang dihasilkan
dapat dipengaruhi oleh
factor-faktor eksternal yang di luar
kendali manajemen.
Perbedaan dengan
penelitian ini adalah tujuan
dari penelitian di mana
dengan variabel yang
berbeda maka tujuan juga
berbeda. Adapun lokasi dan
jumlah populasi dan
sampel juga berbeda
dengan tahun yang berbeda
pula. Fokus penelitian
penulis adalah
penghitungan rasio
& 487' .4.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesisnya adalah:
Secara simultan:
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara KAP, BOPO, CAR, dan FDR
dengan ROA.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara KAP, BOPO, CAR, dan FDR dengan
ROA.
Secara parsial:
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara KAP dengan ROA.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara KAP dengan ROA
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara BOPO dengan ROA.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara BOPO dengan ROA
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara CAR dengan ROA.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara CAR dengan ROA
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara FDR dengan ROA.
& (#%*)# 7%. 8
BPRS Saleh Artha
Laporan Keuangan
Rasio Profitabilitas Rasio CAMELS
1. KAP 2. BOPO 3. CAR 4. FDR
ROA
Analisis Regresi Linier Berganda
Normalitas Multikolinearitas Autokorelasi Heteroskedastisitas
Uji F Simultan Uji T Parsial Koefisien
Determinasi
Interpretasi
& 4.' $#'4)# %0 4.#%
Dalam skiripsi ini penulis menyusun lima bab uraian, di mana dalam
tiap-tiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut:
%/# 0 0#%
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, kajian pustaka, hipotesis, kerangka pemikiran, dan
sistematika penulisan.
#24#% 7(4'4.
Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang digunakan yaitu
penilaian kinerja bank dan profitabilitas.
'7/7 7*4 % 4'4#%
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode yang
digunakan dalam melakukan penelitian, yang terdiri dari
metode penelitian, jenis penelitian, jenis data dan sumber data,
variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data, dan teknik analisis data, lokasi dan waktu
penelitian..
#.4 #% $-# #.#%
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang Gambaran
Perusahaan, hasil perkembangan rasio KAP, ROA, BOPO dan
uji hipotesis, hasil uji koefisien determinasi, hasil uji koefisien
regresi dan interpretasi data.
%0'08
Dalam bab ini penulis menyimpulkan kesimpulan dari semua
pembahasan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta
saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan
& %4 #4#% 4% (2# #%)
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan secara keseluruhan selama
periode tertentu, yang dibandingkan dengan segala kemungkinan, standar hasil
kerja, target, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh diri sendiri,
maupun pihak lain, yang telah disepakati bersama. Dengan demikian perlu
dilakukan analisis penilaian kinerja dengan mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhinya. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program
pengembangan secara optimum. Dan pada gilirannya, akan mencerminkan derajat
kompetisi suatu perusahaan. 7
Kinerja perbankan di Indonesia selalu mengalami pasang surut. Arah
kebijakan perbankan cenderung bersifat sentralistis dengan regulasi dan
pengarahan yang ketat. Di dalam praktiknya, walaupun telah diatur dan diawasi
dengan regulasi yang ketat, beberapa bank masih kurang berhati-hati sehingga
merugikan deposan, investor, dan stakeholder lainnya. Hal ini dikarenakan
kecenderungan kredit atau pembiayaan macet ( ! . !)
yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian secara umum.
Untuk itu, dibuatlah suatu peraturan dalam rangka menjaga agar industri
perbankan yang beroperasi di Indonesia mengacu pada prinsip
7
/ !. Dalam hal ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan No.
9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum yang
menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank
secara triwulan.
Dalam PBI nomor 9/1/PBI/2001, sistem penilaian tingkat kesehatan bank
umum berdasarkan prinsip syariah, dirumuskan metode dimana di dalamnya
terdapat berbagai macam rasio yaitu , , ! !
dan 3 / / yang disingkat CAMELS. Peraturan
tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja
suatu bank melalui penilaian faktor , / , 4 ,
, / , dan 3 / .8
Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian
kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur 4 ! yang
didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta
pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian
nasional.
Penilaian faktor-faktor komponen dilakukan dengan sistem kredit +
)yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai 100.9 Hasil kuantifikatif dari
komponen-komponen tersebut dinilai lebih lanjut dengan memperhatikan
8
Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 Pasal 3 h. 5 9
informasi dan aspek-aspek lain yang secara material berpengaruh terhadap
kondisi dan perkembangan masing-masing faktor. Tingkat kesehatan bank
digolongkan dalam empat kategori yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat dan
tidak sehat.
Sebagai pengawas bank, Bank Indonesia juga menilai bank
dengan memperhatikan enam indikator yang disebut CAMELS. Penilaian sistem
CAMELS ini mengukur apakah manajemen bank telah melaksanakan sistem
perbankan dengan asas-asas yang sehat. Enam indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
& .8 ) ($7/# #%
Modal merupakan salah satu faktor penting bagi bank dalam rangka
pengembangan usaha dan menampung risiko kemungkinan kerugian.
Permodalan yang cukup adalah berkaitan dengan penyediaan modal sendiri
yang yang diperlukan yang mungkin timbul dari penanaman dalam aktiva
produktif yang mengandung risiko serta membagi penanaman dalam benda
tetap dan investasi.
Besarnya permodalan dipengaruhi atas kemampuan dan kepatuhan suatu
bank terhadap KPMM (Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum) yang saat
ini berlaku sebesar 8%.10
Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sesuai yang dengan
10
yang diatur dalam SK DIR BI No. 26/20/KEP/DIR tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
26/20/BPPP tentang Kewajiban Modal Minimum BPR masing-masing
tanggal 29 Mei 1993 . Ketentuan rasio antara modal dan ATMR biasa disebut
(CAR) atau Rasio Kecukupan Modal merupakan
analisis solvabilitas untuk mendukung kegiatan bank secara efisien dan
mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan serta
apakah kekayaan bank semakin bertambah atau semakin berkurang. Analisis
ini juga berguna untuk menunjukkan kemampuan BPR dalam memenuhi
segala kewajiban finansialnya baik berupa utang jangka pendek maupun utang
jangka panjang.
Pembobotan bagi komponen ini ditetapkan sebesar 30% dari
keseluruhan penilaian faktor CAMEL. Penilaian pendekatan kuantitatif dan
kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen:
a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
terhadap ketentuan yang berlaku.
b. Komposisi permodalan.
c. Trend ke depan/ proyeksi KPMM.
d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank.
e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha.
g. Akses kepada sumber permodalan.
h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan
bank.
& .8 ) 0# 4'#. )'45# (7/0)'43 .. '. 90# 4':
Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah
maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk
pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal,
penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi
rekening administratif, Sertifikat 6 Bank Indonesia serta bentuk
penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu11.
Menurut Muhammad dalam bukunya Manajemen Dana Bank Syariah,
aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, , surat
berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal
sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif
serta sertifikat Bank Indonesia12.
a. Komponen Aktiva Produktif
Jika disusun lebih rinci, maka komponen aktiva produktif pada bank
syariah adalah sebagai berikut:
11
Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/9/PBI/2007, h.2 12
1) Pembiayaan, yaitu penyediaan dana atau tagihan/piutang yang dapat
dipersamakan dengan itu, berupa:
a) Transaksi investasi dalam akad ( dan/atau ( /
b) Transaksi sewa dalam akad 74 atau sewa dengan opsi
perpindahan hak milik dalam akad 74 ( 8 /
c) Transaksi jual beli dalam akad ( 0 dan 7
d) Transaksi pinjam meminjam dalam akad ' ; dan
e) Transaksi multijasa dengan menggunakan akad 74 atau
# berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dengan nasabah pembiayaan yang mewajibkan nasabah
pembiayaan untuk melunasi hutang/kewajibannya dan/atau
menyelesaikan investasi ( dan/atau ( / dan
hasil pengelolaannya sesuai dengan akad. 13
2) Surat Berharga Syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan
prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan/atau
pasar modal antara lain obligsasi syariah, sertifikat reksadana syariah
dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.14
3) Penempatan adalah penanaman dana bank pada bank lainnya dan/atau
Bank Perkreditan Rakyat Syariah antara lain dalam bentuk giro
dan/atau tabungan ( dan/atau 6 , deposito berjangka
13
Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/9/PBI/2007, h.3 14
dan/atau tabungan ( , pembiayaan yang diberikan, dan/atau
bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.15
4) Penyertaan Modal adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham
pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis
transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank
memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di
bidang keuangan syariah.16
5) Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal bank dalam
perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau
piutang + ) sebagai mana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku, atau jenis transaksi tertentu yang
berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan
nasabah.17
6) Transaksi Rekening Administratif adalah komitmen dan kontinjensi
+ ) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank
garansi, akseptasi/endosemen, 7 3 , (L/C) yang
masih berjalan, akseptasi wesel impor atas dasr L/C berjangka,
L/C dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.18
15
7 h.5 16
7 h.5 17
7 h.5 18
7) Sertifikat 6 Bank Indonesia (SWBI) adalah sertifikat yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dan berjangka
pendek dengan akad 6 . 19
b. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif
Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset dilakukan dengan melakukan
penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut20:
1) Kualitas aktiva produktif bank, merupakan rasio utama
2) Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan
rasio penunjang
3) Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan rasio
penunjang
4) Kemampuan bank dalam menanganai/mengembalikan aset yang telah
dihapuskanbukukan, merupakan rasio penunjang
5) Besarnya pembiayaan !, merupakan rasio penunjang
6) Tingkat kecukupan agunan, merupakan rasio pengamatan
7) Proyeksi/perkembangan kualitas aset produktif, merupakan rasio
pengamatan
8) Perkembangan/tren aktiva produktif bermasalah yang direstrukturisasi,
merupakan rasio pengamatan.
Penilaian rasio kualitas aktiva produktif (KAP), yaitu sebagai berikut :
19
7 h.5 20
Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, 0 % 8 !/ # & /
Rasio ini digunakan untuk mengukur kualitas aktiva produktif bank
syariah. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kualitas
aktiva produktif bank syariah21.
Aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) adalah aktiva
produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak
memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya
ditetapkan sebagai berikut:
• 25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus
(DPK)
• 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar (KL)
• 75% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan (D)
• 100% dari aktiva produktif yang dogolongkan Macet (M)
Peringkat 1 : KAP > 0,99%
Peringkat 2 : 0,96% < KAP < 0,99%
Peringkat 3 : 0,93% < KAP < 0,96%
Peringkat 4 : 0,90% < KAP < 0,93%
Peringkat 5 : KAP < 0,90%
21
7 h.13
KAP = 1 - APYD (DPK,KL,D,M) x 100%
c. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Dalam melakukan kegiatan penanaman dana, bank yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mempunyai risiko kerugian
atas kegagalan penanaman dananya. Untuk menjaga agar bank yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mampu dan siap
menanggung risiko kerugian penanaman dana tersebut dan untuk menjaga
kelangsungan usahanya maka bank yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah wajib membentuk penyisihan penghapusan
aktiva produktif.
Penyisihan penghapusan aktiva yang selanjutnya disebut PPA adalah
cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan
kualitas aktiva. Cadangan umum pada Bank Umum Syariah minimal
sebesar 1% dari seluruh aktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak
termasuk Sertifikat 6 Bank Indonesia (SWBI) dan Surat Utang
Pemerintah (SUP). Besarnya cadangan khusus yang dibentuk ditetapkan
sama dengan sebagaimana yang dipersyaratkan bagi bank umum.
Sementar itu untuk cadangan khusus piutang 74 yang digolongkan
dalam perhatian khusus, kurang lancar dan macet ditetapkan
sekurang-kurangnya sebesar 50% dari masing-masing kewajiban pembentukan
PPAP22.
22
Dalam pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif, agunan
memegang paranan yang penting sebagai unsur pengurang dari risiko
kegagalan pengembalian penanaman dana + / 9 ) Untuk
memperoleh nilai wajar, agunan harus dinilai secara periodik oleh penilai
independen. Dengan mempertimbangkan keunikan dan keanekaragaman
dari produk bank yang melakukan kegiatan usaha berdasrkan prinsip
syariah dan dalam rangka mewujudkan tatacara penyisihan penghapusan
aktiva produktif yang berdasarkan kepada prinsip kehati-hatian, maka
perlu diterbitkan Peraturan Bank Indonesia tentang penyisihan
penghapusan aktiva produktif bagi bank syariah, yaitu PBI
No.9/9/PBI/200723.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia bahwa betiap bulannya wajib
melaporkan kualitas aktiva produktifnya, dan harus membentuk cadangan
dana pada penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). PPAP adalah
cadangan dana yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki
debet berdasarkan penggolongan aktiva produktif sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Bank Indonesia yang berlaku24. Penentuan PPAP yang
diklasifikasikan terdiri dari 5 (lima) kategori, yaitu; lancar + ), dalam
perhatian khusus (DPK) ( ), kurang lancar + ),
diragukan+ ) dan macet + ).
23
Penjelasan Atas PBI No. 9/9/PBI/2007 24
Taswan, / % / 8 / " 5 (Yogyakarta: UPP YKPN,
Cadangan dana pada PPAP terdiri dari cadangan umum dan cadangan
khusus yang telah ditentukan sebesar persentase tertentu oleh Bank
Indonesia, dan PPAP ini wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia setiap
bulannya.
& .8 ) #%#2 $ %
Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup dua komponen, yaitu
manajemen umum dan manajemen risiko.25 Juga kepatuhan Bank atau UUS
terhadap ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia maupun
pihak lain, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk edukasi pada
masyarakat, pelaksanaan fungsi sosial.26
& .8 ) %'#-4 4'#.
Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan dengan
melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut27:
a. - ! ! (NOM), merupakan rasio utama,
b. (ROA), merupakan rasio penunjang,
c. Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO)/(BOPO), merupakan rasio
penunjang,
25
Muhammmad ( 4 " & / 0 h. 169.
26
Peraturan Bank Indonesia PBI No. 9/1/PBI/2007 h. 6. 27
Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DpbS,2007, 0 % # & / 2
d. Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan, merupakan rasio
penunjang,
e. Diversifikasi pendapatan, merupakan rasio penunjang,
f. Proyeksi pendapatan bersih operasional utama (PPBO), merupakan rasio
penunjang,
g. - ! ! merupakan rasio penunjang,
h. (ROE), merupakan rasio pengamatan,
i. Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar keuangan,
merupakan rasio pengamatan,
j. Disparitas imbal jasa tertinggi dengan terendah, merupakan rasio
pengamatan,
k. Pelaksanakan fungsi edukasi, merupakan rasio pengamatan,
l. Pelaksanaan fungsi sosial, merupakan rasio pengamatan,
m. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan /bagi hasil yang
diberikan oleh bank syariah, merupakan rasio pengamatan,
n. Rasio bagi hasil dana investasi, merupakan rasio pengamatan,
o. Penyaluran dana yang di - dibandingkan dengan biaya operasional,
Menurut Juminang, rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank28. Rasio
yang digunakan adalah:
1. NOM +- ( ! ), rasio ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba29. Formulanya
adalah: 100% x Produktif Aktiva rata -Rata Utama l Operasiona Biaya Utama l Operasiona Pendapatan M O N =
Peringkat 1 : NOM > 3%
Peringkat 2 : 2% < NOM < 3%
Peringkat 3 : 1,5% < NOM < 2%
Peringkat 4 : 1% < NOM < 1,5%
Peringkat 5 : NOM < 1%
2. ROA + ), rasio ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan manajemen bank dalam menghasilkan laba. Semakin kecil
rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam
hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau menekan
biaya30. Formulanya adalah:
100% x Pajak Sebelum Laba A O R 8 − = 28
Juminang, , # ! (Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2006) h.243
29
Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, 0 % 8 !/ # & /
2 & / % 0 , h.21
30
Peringkat 1 : ROA > 1,5%
Peringkat 2 : 1,25% < ROA <1,5%
Peringkat 3 : 0,5% < ROA < 1,25%
Peringkat 4 : 0% < ROA < 0,5%
Peringkat 5 : ROA < 0%
3. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) merupakan
rasio efisiensi biaya yang sering dipakai oleh bank dalam penilaian
kesehatan bank. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO) adalah rasio yang mengukur seberapa besar suatu
perusahaan/suatu bank mampu mngendalikan biaya-biaya yang terdapat
dalam bank tersebut untuk menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain,
rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional
bank syariah31. Formulanya adalah:
x 100%
l Operasiona Pendapatan
l Operasiona Biaya
BOPO =
Peringkat 1 : BOPO < 83%
Peringkat 2 : 83% < BOPO <85%
Peringkat 3 : 85% < BOPO < 87%
Peringkat 4 : 87% < BOPO < 89%
Peringkat 5 : BOPO > 89%
31
;& .8 ) 4)04/4'#.
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:
a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva liquid
kurang dari 1 bulan.
b. : .
c. , " (LDR).
d. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang.
e. Ketergantungan pada dana antara bank dan deposan inti.
f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas ( , ( ! /
ALMA)
g. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar
modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya.
h. Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK).
<& %.4'454'#. ' ( #/#8 (4.4)7 8#.#( %.4'454': '7 #() ' 4.)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap
resiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen:
a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku
bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi
b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar
dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse
movement) nilai tukar
c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
& (734'#-4 4'#.
Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan
keputusan. Rasio profitabilitas merupakan penjelasan mengenai efektivitas
manajemen suatu perusahaan32, dimana dalam perbankan profitabilitas menjadi
rasio penggambaran tingkat keuntungan yang diperoleh bank atas operasionalnya.
(ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank. Rasio ini
menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan.33
ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan profit atas aktiva. Rasio ini mengukur operasional manajemen
perusahaan atau bank. Analisis ROA dalam analisis keuangan mempunyai arti
yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat
menyeluruh (komprehensif). Analisis ROA ini sudah merupakan teknik analisis
yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan dan untuk dapat mengukur kemampuan
32
J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, ( 4 # ! (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992) edisi kedelapan, h. 232
33
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasi perusahaan atau bank dalam menghasilkan
keuntungan.34
100% x Pajak Sebelum Laba
A O R
8 =
34
& '7/ % 4'4#%
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis
kuantitatif, di mana penulis menjelaskan secara sistematik, aktual dan akurat
mengenai fakta dan karakteristik yang terjadi berdasarkan penelitian yang
dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Saleh Artha, khususnya
mengenai rasio KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai rasio rasio
KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA data akan dikumpulkan, dianalisis dan
diterapkan dengan teori yang ada dengan menggunakan alat analisis regresi
berganda dan kemudian akan diambil suatu kesimpulan.
& %4. % 4'4#%
Jenis penelitian ini adalah observasi di kantor PT. BPRS Saleh Artha
Tambun Selatan Bekasi dan merupakan penelitian pustaka dengan meneliti
laporan keuangan triwulan bank yang diterbitkan antara tahun 2005 sampai
dengan 2009.
1& %4. #'# /#% 0$- ( #'#
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
dari pihak PT. BPRS Saleh Artha berupa laporan yang diterbitkan secara berkala.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh bukan
pengolahnya, dalam hal iniadalah sumber-sumber bacaan seperti buku-buku
referensi, jurnal, bahan bacaan yang diperoleh dari internet, dan lain sebagainya.
& #(4#- % 4'4#%
1. Variabel X (Variabel Independen atau Variabel Bebas)
Merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab
variabel lainnya. Variabel X dalam penelitian ini adalah Kualitas Aktiva
Produktif (KAP), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), (CAR) dan ! "
(FDR)
2. Variabel Y (Variabel Dependen atau Variabel Terikat)
Merupakan suatu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh
variabel lainnya. Variabel Y dalam penelitian ini adalah rasio
(ROA).
Paradigma Penelitian:
& )%4) %*0$80 #% #'#
Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, maka data yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini diambil dari Laporan Keuangan Publikasi, yaitu KAP
BOPO CAR
laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan, yang terdiri dari,
neraca, laporan laba rugi, laporan kualitas aktiva produktif, laporan perubahan
modal, laporan perhitungan rasio keuangan. Data yang ada dipilih berdasarkan
rasio yang diperlukan saja yang mendukung penelitian ini.
& )%4) %*7 # #% #'#
1. Tabulasi
Proses penghitungan data yang terbilang di dalam masing-masing tabel.
Dengan tabulasi data akan tampak dan bersifat rangkuman, sehingga mudah
untuk diolah selanjutnya.
Data yang ada dipilih berdasarkan rasio yang diperlukan saja, yaitu
KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA yang direkapitulasi ke dalam lima
kelompok tabel, dan masing-masing tabel terdiri dari 20 data.
2. Verifikasi
Verifikasi adalah pemeriksaan benar tidaknya hasil yang telah
didapatkan dengan cara penyelidikan dari sumber-sumber kesalahan (bias)
yang mungkin ada dalam penelitian dan evaluasi tentang tingkap
akseptabilitas hasil, baik atas dasar teoritis ataupun empiris.
& )%4) %# 4.4. #'#
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal.
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat
dideteksi dengan melihat . Jika data (titik)
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data (titik)
menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.35
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamata yang lain tetap, hal tersebut dinamakan homokesdastisitas. Dan
jika varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.36
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
model regresi, maka dapat dilihat pada pola 0 model tersebut.
Dengan ketentuan sebagai berikut:
• Titik-titik (data) menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0.
35
Singgih Santoso,& / , 0%00 0 / % /,(Jakarta:PT. Elex Media Komputindo,2000), h.214
36
• Titik-titik (data) tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
• Penyebaran titik-titik (data) tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
• Penyebaran titik-titik (data) sebaiknya tidak berpola.37
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dengan ketentuan
sebagai berikut:
• Angka D-W diantara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi.
• Angka D-W dibawah -2, maka terjadi autokorelasi positif.
• Angka D-W diatas +2, maka terjadi autokorelasi negatif38.
d. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi
37
Bhuono Agung Nugroho, 0 ! ; ( ( 0 / % " !
( !! / 0%00 (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005), h.63 38
korelasi, maka terdapat multikolonieritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.39
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas pada model
regresi, dapat dilihat beberapa hal, diantaranya:
• Jika nilai 5 7 (VIF) tidak lebih dari 10, maka
model regresi bebas dari multikolonieritas.
• Nilai 8 tidak kurang dari 0,1, maka model regresi bebas dari
multikolonieritas.40
2. Uji Hipotesis
a. Uji simultan dengan F-Test (Anova)
Uji simultan dengan F-Test bertujuan untuk mengetahui pengaruh
secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen.
Jika 3 (pada kolom signifikan) lebih kecil dari 3 !
yang ditentukan, atau f hitung (pada kolom f) lebih besar dari f table,
maka dapat dikatakan adanya pengaruh yang signifikan.41
b. Uji parsial dengan T-test
Uji parsial dengan T-test bertujuan untuk mengetahui seberapa
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individu
(parsial) terhadap variabel dependen. Nilai uji T-test dapat dilihat dari
39
7 h.203 40
Nugruho, 0 ! ; ( ( 0 / % " ! ( !! / 0%00
h.58 41
3 (pada kolom signifikan) pada masing-masing variabel independen,
jika 3 lebih kecil dari 3 ! yang ditentukan, atau
t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t table, maka dapat dikatakan
adanya pengaruh yang signifikan.42
3. Uji koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam
output SPSS, koefisien determanisi terletak pada tabel ( 0 dan
tertulis 0 Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya
menggunakan 0 yang sudah disesuaikan atau tertulis 4
0 karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang
digunakan dalam penelitian. Nilai 0 yang baik jika di atas 0,5 karena
nilai 0 berkisar antara 0 sampai dengan 1.43
4. Uji koefisien regresi
Bentuk persamaan regresi linear berganda tersebut adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4
Dimana:
Y = NPM
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
42
7 h.54 43
X1 = KAP
X2 = BOPO
X3 = CAR
X4 = FDR
Untuk menguji tingkat signifikan koefisien regresi didasarkan pada nilai
3 sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Menentukan Ho dan Ha
Secara simultan:
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara KAP, BOPO, CAR dan
FDR dengan ROA.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara KAP, BOPO, CAR dan FDR
dengan ROA.
Secara parsial:
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara KAP dengan ROA
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara KAP dengan ROA
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh BOPO dengan ROA.
.Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh BOPO dengan ROA.
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh CAR dengan ROA
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh CAR dengan ROA.
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh FDR dengan ROA
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh FDR dengan ROA.
Tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5% atau α = 0,05.
c. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho.
Jika 3 > 0,05, Ho diterima.
Jika 3 < 0,05, Ho ditolak.
& 7)#.4 /#% =#)'0 % 4'4#%
Penelitian ini dilakuahkan di PT. BPRS Saleh Artha, yang beralamat di
Jalan Sultan Hasanuddin No. 60 Tambun Selatan-Bekasi. Pemilihan lokasi karena
sudah bertahan 19 tahun lebih dengan nasabah menengah ke bawah dan dekat
dengan rumah tinggal penulis untuk memudahkan penelitian dari segi waktu,
tenaga, biaya, dan jarak. Waktu penelitian dilakukan pada rentang waktu April
& #$-#(#% $0$ (0.# ##%
1. Sejarah Berdirinya BPRS Saleh Artha
Pembangunan BPRS Saleh Artha berangkat dari keprihatinan seorang
ulama dan aktifis muslim, Dr. Sebki Abdul Kadir, terhadap menjamurnya
praktek-praktek ribawi yang semakin mengikis moral umat Islam. Kemirisan
hatinya melihat kondisi umat kerap kali dituangkan dalam setiap ceramahnya
di berbagai tempat. Kegundahan hatinya akan nasib umat yang kian terpuruk
ditepisnya dengan merealisasikan lembaga ekonomi umat.
Keinginan yang kuat dalam memajukan ekonomi umat tersebut pada
akhirnya dapat terwujud dengan berdirinya Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
Saleh Artha.
Seiring dengan dikeluarkannya kebijakan Bank Indonesia tentang
operasional bank berlandaskan prinsip Syariah, maka pada tanggal 4 Juni
1993 berdirilah Bank Syariah Saleh Artha di Kabupaten Bekasi.
Perjalanan panjang Bank Syariah Saleh Artha menjadi suatu kekuatan
manajemen dalam memandang masa depan umat dengan menjalankan konsep
2. Visi dan Misi
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Saleh Artha memiliki visi
( 4 / / & / dengan penjabaran sebagai berikut:
1. Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat Bekasi
2. Menjadi bank syariah yang dikenal secara luas, baik di Kabupaten maupun
di Kotamadya Bekasi
Sedangkan misi dari BPRS Saleh Artha adalah:
1. Menjadi institusi perekat dan mediasi sistem ekonomi
2. Mengembangkan sumber daya yang profesional
3. Memperkokoh usaha-usaha masyarakat bekasi
4. Memberikan keuntungan yang maksimum
5. Peduli terhadap lingkungan masyarakat Bekasi
3. Produk dan Jasa BPRS Syariah Saleh Artha
a. Penghimpunan Dana
Simpanan pihak ketiga yang akan diproduktifkan secara syariah oleh
BPRS Saleh Artha di mana nasabah pihak ketiga akan mendapatkan bonus
atau bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh BPRS Saleh Artha.
#-0%*#%
# #-0%*#% 6#/4# # (' #
- #-0%*#% 0/ #(#-#
> #-0%*#% 90(-#%
#-0%*#% # (' # (2#%*)#
3 #-0%*#% #2#( # (' #
87.4'7 0/ #(#-# # (' #
$-4#:##%
a) ( (jual beli)
Pembiayaan dengan prinsip jual beli yaitu bank akan bertindak
sebagai pembeli atas barang yang dibutuhkan dan menjual barang
tersebut kepada nasabah dengan harga jual yang disepakati.
b) ( (bagi hasil)
Pembiayaan dengan prinsip kerjasama, bank bertindak sebagai
pemberi modal (shahibul maal) kepada nasabah (mudharib) untuk
modal kerja usaha. Keuntungan yang diperoleh dibagi dengan
kesepakatan
c) ( / (bagi hasil)
Pembiayaan dengan prinsip kerjasama. Bank sebagai partner
kerjasama permodalan atas usaha nasabah. Keuntgungan yang
diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan dan penyertaan
modalnya.
d) 74 (sewa)
Pembiayaan dengan prinsip sewa menyewa suatu barang atau
jasa antara pemilik barang dengan penyewa untuk mendapatkan
b. Jasa pelayanan perbankan
1. Transfer ke rekening bank lainnya
2. pembayaran rekening listrik, telepon
3. pembayaran tagihan handphone dan ponsel
4. pembayaran cicilan kendaraan
;& pembayaran tagihan kartu kredit
& %# 4.4. .)(48'43
#(4#-Data-data yang diperlukan dalam analisis ini didapat dari laporan keuangan
triwulan PT. BPRS Saleh Artha dimulai dari Maret 2005 sampai dengan
Desember 2009.
Dari hasil olahan data yang dilakukan dengan menggunakan 0%00
3 :< = dapat dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat
pada model regresi yang dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:
a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Perkembangan nilai rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PT. BPRS
[image:58.612.132.540.54.416.2]Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Secara grafik Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PT. BPRS Saleh Artha
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat dalam grafik di
> ? :
Perkembangan Nilai Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
0
8 ? :
Deskriptif Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Secara umum, kualitas Aktiva Produktif (KAP) dari tahun 2005 sampai
Desember 2009 mengalami fluktuasi dilihat dalam skala triwulanan, dengan
kisaran terendah 94% dan kisaran tertinggi 99%.
Jika dihitung dalam skala tahunan, Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
pada tahun 2007 memiliki rata-rata sebesar 97%. Kemudian pada tahun 2006,
rata-rata Kualitas Aktiva Produktif (KAP) naik menjadi 99% yang
menunjukkan bahwa pada tahun 2006 tingkat Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) yang dimiliki oleh PT. BPRS Saleh Artha mengalami peningkatan.
Pada tahun 2007 rata-rata Kualitas Aktiva Produktif (KAP) kembali
mengalami penurunan yaitu sebesar 97%, dan tetap stabil di dua tahun
berikutnya yaitu sebesar 98%. Total selama 5 tahun, KAP BPRS Saleh Artha
memiliki rata-rata 97,6%.
Besaran persentase ini menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) PT. BPRS Saleh Artha berada pada peringkat 2, di mana masih
terdapat beberapa aktiva yang masih dalam kategori tidak menghasilkan
(DPK, KL, D, dan M), namun belum sampai mengkhawatirkan atau merusak
operasional bank itu sendiri.
Dalam tabel data statistik deskriptif di atas dijelaskan bahwa standar
deviasi sebesar 0.01504, yang menunjukkan bahwa data KAP sejak tahun
2005 sampai dengan 2009 mengelompok di sekitar rata-rata rasio KAP.
b. Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
Perkembangan nilai rasio biaya (beban) terhadap pendapatan
operasional (BOPO) BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
> ? 1
8 ? 1
Deskriptif Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
%& &
! " # $
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah rasio
yang mengukur seberapa besar suatu perusahaan/suatu bank mampu
mngendalikan biaya-biaya yang terdapat dalam bank tersebut untuk
menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain, rasio BOPO ini bertujuan untuk
mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah44
Dari gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rasio BOPO BPRS
Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan 2009 juga mengalami fluktuasi
dari kisaran terendah 59,44% sampai kisaran tertinggi 71,07%. Namun,
persentase BOPO berbanding terbalik. Semakin kecil hasil BOPO, maka
efisiensi semakin besar. Seluruh rasio BOPO BPRS Saleh Artha termasuk
dalam kategori peringkat 1 yaitu BOPO < 83%. Ini menunjukkan bahwa
BPRS Saleh Artha cukup efisien dalam kegiatan operasional perusahaannya.
Berdasarkan pada tabel deskriptif di atas, standar deviasi adalah sebesar
3,97888 yang menunjukkan bahwa data BOPO sejak tahun 2005 sampai
dengan 2009 mengelompok di sekitar rata-rata rasio BOPO.
44
c. (CAR)
Perkembangan nilai rasio kecukupan modal atau
PT. BPRS Saleh Artha sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah
sebagai berikut:
> ? @
Perkembangan Nilai Rasio (CAR)
8