• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. CAR 4. FDR ROA

Analisis Regresi Linier Berganda

Normalitas Multikolinearitas Autokorelasi Heteroskedastisitas

Uji F Simultan Uji T Parsial Koefisien

Determinasi

Interpretasi

Koefisien Regresi

& 4.' $#'4)# %0 4.#%

Dalam skiripsi ini penulis menyusun lima bab uraian, di mana dalam

tiap-tiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut:

%/# 0 0#%

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat, kajian pustaka, hipotesis, kerangka pemikiran, dan

sistematika penulisan.

#24#% 7(4'4.

Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang digunakan yaitu

penilaian kinerja bank dan profitabilitas.

'7/7 7*4 % 4'4#%

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode yang

digunakan dalam melakukan penelitian, yang terdiri dari

metode penelitian, jenis penelitian, jenis data dan sumber data,

variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan data, dan teknik analisis data, lokasi dan waktu

penelitian..

#.4 #% $-# #.#%

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang Gambaran

Perusahaan, hasil perkembangan rasio KAP, ROA, BOPO dan

uji hipotesis, hasil uji koefisien determinasi, hasil uji koefisien

regresi dan interpretasi data.

%0'08

Dalam bab ini penulis menyimpulkan kesimpulan dari semua

pembahasan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta

saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan

& %4 #4#% 4% (2# #%)

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan secara keseluruhan selama

periode tertentu, yang dibandingkan dengan segala kemungkinan, standar hasil

kerja, target, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh diri sendiri,

maupun pihak lain, yang telah disepakati bersama. Dengan demikian perlu

dilakukan analisis penilaian kinerja dengan mengetahui faktor apa saja yang

mempengaruhinya. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program

pengembangan secara optimum. Dan pada gilirannya, akan mencerminkan derajat

kompetisi suatu perusahaan. 7

Kinerja perbankan di Indonesia selalu mengalami pasang surut. Arah

kebijakan perbankan cenderung bersifat sentralistis dengan regulasi dan

pengarahan yang ketat. Di dalam praktiknya, walaupun telah diatur dan diawasi

dengan regulasi yang ketat, beberapa bank masih kurang berhati-hati sehingga

merugikan deposan, investor, dan stakeholder lainnya. Hal ini dikarenakan

kecenderungan kredit atau pembiayaan macet ( ! . !)

yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian secara umum.

Untuk itu, dibuatlah suatu peraturan dalam rangka menjaga agar industri

perbankan yang beroperasi di Indonesia mengacu pada prinsip

7

/ !. Dalam hal ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan No.

9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum yang

menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank

secara triwulan.

Dalam PBI nomor 9/1/PBI/2001, sistem penilaian tingkat kesehatan bank

umum berdasarkan prinsip syariah, dirumuskan metode dimana di dalamnya

terdapat berbagai macam rasio yaitu , , ! !

dan 3 / / yang disingkat CAMELS. Peraturan

tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian

kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja

suatu bank melalui penilaian faktor , / , 4 ,

, / , dan 3 / .8

Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian

kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur 4 ! yang

didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta

pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian

nasional.

Penilaian faktor-faktor komponen dilakukan dengan sistem kredit +

)yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai 100.9 Hasil kuantifikatif dari

komponen-komponen tersebut dinilai lebih lanjut dengan memperhatikan

8

Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 Pasal 3 h. 5 9

informasi dan aspek-aspek lain yang secara material berpengaruh terhadap

kondisi dan perkembangan masing-masing faktor. Tingkat kesehatan bank

digolongkan dalam empat kategori yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat dan

tidak sehat.

Sebagai pengawas bank, Bank Indonesia juga menilai bank

dengan memperhatikan enam indikator yang disebut CAMELS. Penilaian sistem

CAMELS ini mengukur apakah manajemen bank telah melaksanakan sistem

perbankan dengan asas-asas yang sehat. Enam indikator tersebut adalah sebagai

berikut:

& .8 ) ($7/# #%

Modal merupakan salah satu faktor penting bagi bank dalam rangka

pengembangan usaha dan menampung risiko kemungkinan kerugian.

Permodalan yang cukup adalah berkaitan dengan penyediaan modal sendiri

yang yang diperlukan yang mungkin timbul dari penanaman dalam aktiva

produktif yang mengandung risiko serta membagi penanaman dalam benda

tetap dan investasi.

Besarnya permodalan dipengaruhi atas kemampuan dan kepatuhan suatu

bank terhadap KPMM (Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum) yang saat

ini berlaku sebesar 8%.10

Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal

terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sesuai yang dengan

10

yang diatur dalam SK DIR BI No. 26/20/KEP/DIR tentang Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

26/20/BPPP tentang Kewajiban Modal Minimum BPR masing-masing

tanggal 29 Mei 1993 . Ketentuan rasio antara modal dan ATMR biasa disebut

(CAR) atau Rasio Kecukupan Modal merupakan

analisis solvabilitas untuk mendukung kegiatan bank secara efisien dan

mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan serta

apakah kekayaan bank semakin bertambah atau semakin berkurang. Analisis

ini juga berguna untuk menunjukkan kemampuan BPR dalam memenuhi

segala kewajiban finansialnya baik berupa utang jangka pendek maupun utang

jangka panjang.

Pembobotan bagi komponen ini ditetapkan sebesar 30% dari

keseluruhan penilaian faktor CAMEL. Penilaian pendekatan kuantitatif dan

kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap

komponen-komponen:

a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

terhadap ketentuan yang berlaku.

b. Komposisi permodalan.

c. Trend ke depan/ proyeksi KPMM.

d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank.

e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang

f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha.

g. Akses kepada sumber permodalan.

h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan

bank.

& .8 ) 0# 4'#. )'45# (7/0)'43 .. '. 90# 4':

Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah

maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk

pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal,

penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi

rekening administratif, Sertifikat 6 Bank Indonesia serta bentuk

penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu11.

Menurut Muhammad dalam bukunya Manajemen Dana Bank Syariah,

aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah

maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, , surat

berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal

sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif

serta sertifikat Bank Indonesia12.

a. Komponen Aktiva Produktif

Jika disusun lebih rinci, maka komponen aktiva produktif pada bank

syariah adalah sebagai berikut:

11

Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/9/PBI/2007, h.2 12

Muhammad, ( 4 " & / & / 0 , (Yogyakarta: Ekonisia, 2005) ed.1 cet.2 h.118

1) Pembiayaan, yaitu penyediaan dana atau tagihan/piutang yang dapat

dipersamakan dengan itu, berupa:

a) Transaksi investasi dalam akad ( dan/atau ( /

b) Transaksi sewa dalam akad 74 atau sewa dengan opsi

perpindahan hak milik dalam akad 74 ( 8 /

c) Transaksi jual beli dalam akad ( 0 dan 7

d) Transaksi pinjam meminjam dalam akad ' ; dan

e) Transaksi multijasa dengan menggunakan akad 74 atau

# berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

dengan nasabah pembiayaan yang mewajibkan nasabah

pembiayaan untuk melunasi hutang/kewajibannya dan/atau

menyelesaikan investasi ( dan/atau ( / dan

hasil pengelolaannya sesuai dengan akad. 13

2) Surat Berharga Syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan

prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan/atau

pasar modal antara lain obligsasi syariah, sertifikat reksadana syariah

dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.14

3) Penempatan adalah penanaman dana bank pada bank lainnya dan/atau

Bank Perkreditan Rakyat Syariah antara lain dalam bentuk giro

dan/atau tabungan ( dan/atau 6 , deposito berjangka

13

Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/9/PBI/2007, h.3 14

dan/atau tabungan ( , pembiayaan yang diberikan, dan/atau

bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.15

4) Penyertaan Modal adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham

pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis

transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank

memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di

bidang keuangan syariah.16

5) Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal bank dalam

perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau

piutang + ) sebagai mana dimaksud dalam ketentuan

Bank Indonesia yang berlaku, atau jenis transaksi tertentu yang

berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan

nasabah.17

6) Transaksi Rekening Administratif adalah komitmen dan kontinjensi

+ ) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank

garansi, akseptasi/endosemen, 7 3 , (L/C) yang

masih berjalan, akseptasi wesel impor atas dasr L/C berjangka,

L/C dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.18

15 7 h.5 16 7 h.5 17 7 h.5 18 7 h.5

7) Sertifikat 6 Bank Indonesia (SWBI) adalah sertifikat yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dan berjangka

pendek dengan akad 6 . 19

b. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset dilakukan dengan melakukan

penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut20:

1) Kualitas aktiva produktif bank, merupakan rasio utama

2) Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan

rasio penunjang

3) Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan rasio

penunjang

4) Kemampuan bank dalam menanganai/mengembalikan aset yang telah

dihapuskanbukukan, merupakan rasio penunjang

5) Besarnya pembiayaan !, merupakan rasio penunjang

6) Tingkat kecukupan agunan, merupakan rasio pengamatan

7) Proyeksi/perkembangan kualitas aset produktif, merupakan rasio

pengamatan

8) Perkembangan/tren aktiva produktif bermasalah yang direstrukturisasi,

merupakan rasio pengamatan.

Penilaian rasio kualitas aktiva produktif (KAP), yaitu sebagai berikut :

19

7 h.5 20

Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, 0 % 8 !/ # & /

Rasio ini digunakan untuk mengukur kualitas aktiva produktif bank

syariah. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kualitas

aktiva produktif bank syariah21.

Aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) adalah aktiva

produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak

memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya

ditetapkan sebagai berikut:

• 25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK)

• 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar (KL)

• 75% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan (D)

• 100% dari aktiva produktif yang dogolongkan Macet (M) Peringkat 1 : KAP > 0,99% Peringkat 2 : 0,96% < KAP < 0,99% Peringkat 3 : 0,93% < KAP < 0,96% Peringkat 4 : 0,90% < KAP < 0,93% Peringkat 5 : KAP < 0,90% 21 7 h.13 KAP = 1 - APYD (DPK,KL,D,M) x 100% Aktiva Produktif

c. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Dalam melakukan kegiatan penanaman dana, bank yang melakukan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mempunyai risiko kerugian

atas kegagalan penanaman dananya. Untuk menjaga agar bank yang

melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mampu dan siap

menanggung risiko kerugian penanaman dana tersebut dan untuk menjaga

kelangsungan usahanya maka bank yang melakukan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah wajib membentuk penyisihan penghapusan

aktiva produktif.

Penyisihan penghapusan aktiva yang selanjutnya disebut PPA adalah

cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan

kualitas aktiva. Cadangan umum pada Bank Umum Syariah minimal

sebesar 1% dari seluruh aktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak

termasuk Sertifikat 6 Bank Indonesia (SWBI) dan Surat Utang

Pemerintah (SUP). Besarnya cadangan khusus yang dibentuk ditetapkan

sama dengan sebagaimana yang dipersyaratkan bagi bank umum.

Sementar itu untuk cadangan khusus piutang 74 yang digolongkan

dalam perhatian khusus, kurang lancar dan macet ditetapkan

sekurang-kurangnya sebesar 50% dari masing-masing kewajiban pembentukan

PPAP22.

22

Veithzal Rivai, dkk., & / ! 7 ( ! , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h.354

Dalam pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif, agunan

memegang paranan yang penting sebagai unsur pengurang dari risiko

kegagalan pengembalian penanaman dana + / 9 ) Untuk

memperoleh nilai wajar, agunan harus dinilai secara periodik oleh penilai

independen. Dengan mempertimbangkan keunikan dan keanekaragaman

dari produk bank yang melakukan kegiatan usaha berdasrkan prinsip

syariah dan dalam rangka mewujudkan tatacara penyisihan penghapusan

aktiva produktif yang berdasarkan kepada prinsip kehati-hatian, maka

perlu diterbitkan Peraturan Bank Indonesia tentang penyisihan

penghapusan aktiva produktif bagi bank syariah, yaitu PBI

No.9/9/PBI/200723.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia bahwa betiap bulannya wajib

melaporkan kualitas aktiva produktifnya, dan harus membentuk cadangan

dana pada penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). PPAP adalah

cadangan dana yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki

debet berdasarkan penggolongan aktiva produktif sebagaimana ditetapkan

dalam Peraturan Bank Indonesia yang berlaku24. Penentuan PPAP yang

diklasifikasikan terdiri dari 5 (lima) kategori, yaitu; lancar + ), dalam

perhatian khusus (DPK) ( ), kurang lancar + ),

diragukan+ ) dan macet + ).

23

Penjelasan Atas PBI No. 9/9/PBI/2007 24

Taswan, / % / 8 / " 5 (Yogyakarta: UPP YKPN,

Cadangan dana pada PPAP terdiri dari cadangan umum dan cadangan

khusus yang telah ditentukan sebesar persentase tertentu oleh Bank

Indonesia, dan PPAP ini wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia setiap

bulannya.

& .8 ) #%#2 $ %

Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup dua komponen, yaitu

manajemen umum dan manajemen risiko.25 Juga kepatuhan Bank atau UUS

terhadap ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia maupun

pihak lain, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk edukasi pada

masyarakat, pelaksanaan fungsi sosial.26

& .8 ) %'#-4 4'#.

Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam

menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan dengan

melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut27:

a. - ! ! (NOM), merupakan rasio utama,

b. (ROA), merupakan rasio penunjang,

c. Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO)/(BOPO), merupakan rasio

penunjang,

25

Muhammmad ( 4 " & / 0 h. 169.

26

Peraturan Bank Indonesia PBI No. 9/1/PBI/2007 h. 6. 27

Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DpbS,2007, 0 % # & / 2

d. Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan, merupakan rasio

penunjang,

e. Diversifikasi pendapatan, merupakan rasio penunjang,

f. Proyeksi pendapatan bersih operasional utama (PPBO), merupakan rasio

penunjang,

g. - ! ! merupakan rasio penunjang,

h. (ROE), merupakan rasio pengamatan,

i. Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar keuangan,

merupakan rasio pengamatan,

j. Disparitas imbal jasa tertinggi dengan terendah, merupakan rasio

pengamatan,

k. Pelaksanakan fungsi edukasi, merupakan rasio pengamatan,

l. Pelaksanaan fungsi sosial, merupakan rasio pengamatan,

m. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan /bagi hasil yang

diberikan oleh bank syariah, merupakan rasio pengamatan,

n. Rasio bagi hasil dana investasi, merupakan rasio pengamatan,

o. Penyaluran dana yang di - dibandingkan dengan biaya operasional,

Menurut Juminang, rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank28. Rasio

yang digunakan adalah:

1. NOM +- ( ! ), rasio ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba29. Formulanya

adalah: 100% x Produktif Aktiva rata -Rata Utama l Operasiona Biaya Utama l Operasiona Pendapatan M O N = Peringkat 1 : NOM > 3% Peringkat 2 : 2% < NOM < 3% Peringkat 3 : 1,5% < NOM < 2% Peringkat 4 : 1% < NOM < 1,5% Peringkat 5 : NOM < 1%

2. ROA + ), rasio ini digunakan untuk mengukur

keberhasilan manajemen bank dalam menghasilkan laba. Semakin kecil

rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam

hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau menekan

biaya30. Formulanya adalah:

100% x Pajak Sebelum Laba A O R 8 − = 28

Juminang, , # ! (Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2006) h.243

29

Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, 0 % 8 !/ # & /

2 & / % 0 , h.21

30

Peringkat 1 : ROA > 1,5%

Peringkat 2 : 1,25% < ROA <1,5%

Peringkat 3 : 0,5% < ROA < 1,25%

Peringkat 4 : 0% < ROA < 0,5%

Peringkat 5 : ROA < 0%

3. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) merupakan

rasio efisiensi biaya yang sering dipakai oleh bank dalam penilaian

kesehatan bank. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional

(BOPO) adalah rasio yang mengukur seberapa besar suatu

perusahaan/suatu bank mampu mngendalikan biaya-biaya yang terdapat

dalam bank tersebut untuk menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain,

rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional

bank syariah31. Formulanya adalah:

x 100% l Operasiona Pendapatan l Operasiona Biaya BOPO = Peringkat 1 : BOPO < 83% Peringkat 2 : 83% < BOPO <85% Peringkat 3 : 85% < BOPO < 87% Peringkat 4 : 87% < BOPO < 89% Peringkat 5 : BOPO > 89% 31 7 h.23

;& .8 ) 4)04/4'#.

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:

a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva liquid

kurang dari 1 bulan.

b. : .

c. , " (LDR).

d. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang.

e. Ketergantungan pada dana antara bank dan deposan inti.

f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas ( , ( ! /

ALMA)

g. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar

modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya.

h. Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK).

<& %.4'454'#. ' ( #/#8 (4.4)7 8#.#( %.4'454': '7 #() ' 4.)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap

resiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap

komponen-komponen:

a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku

bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi

b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar

dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse

movement) nilai tukar

c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.

& (734'#-4 4'#.

Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan

keputusan. Rasio profitabilitas merupakan penjelasan mengenai efektivitas

manajemen suatu perusahaan32, dimana dalam perbankan profitabilitas menjadi

rasio penggambaran tingkat keuntungan yang diperoleh bank atas operasionalnya.

(ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan

perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank. Rasio ini

menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang

bersangkutan.33

ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan profit atas aktiva. Rasio ini mengukur operasional manajemen

perusahaan atau bank. Analisis ROA dalam analisis keuangan mempunyai arti

yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat

menyeluruh (komprehensif). Analisis ROA ini sudah merupakan teknik analisis

yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari

keseluruhan operasi perusahaan dan untuk dapat mengukur kemampuan

32

J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, ( 4 # ! (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992) edisi kedelapan, h. 232

33

perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan untuk operasi perusahaan atau bank dalam menghasilkan

keuntungan.34 100% x Pajak Sebelum Laba A O R 8 = 34

& '7/ % 4'4#%

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis

kuantitatif, di mana penulis menjelaskan secara sistematik, aktual dan akurat

mengenai fakta dan karakteristik yang terjadi berdasarkan penelitian yang

dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Saleh Artha, khususnya

mengenai rasio KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai rasio rasio

KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA data akan dikumpulkan, dianalisis dan

diterapkan dengan teori yang ada dengan menggunakan alat analisis regresi

berganda dan kemudian akan diambil suatu kesimpulan.

& %4. % 4'4#%

Jenis penelitian ini adalah observasi di kantor PT. BPRS Saleh Artha

Tambun Selatan Bekasi dan merupakan penelitian pustaka dengan meneliti

laporan keuangan triwulan bank yang diterbitkan antara tahun 2005 sampai

dengan 2009.

1& %4. #'# /#% 0$- ( #'#

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh

dari pihak PT. BPRS Saleh Artha berupa laporan yang diterbitkan secara berkala.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh bukan

pengolahnya, dalam hal iniadalah sumber-sumber bacaan seperti buku-buku

referensi, jurnal, bahan bacaan yang diperoleh dari internet, dan lain sebagainya.

& #(4#- % 4'4#%

1. Variabel X (Variabel Independen atau Variabel Bebas)

Merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab

variabel lainnya. Variabel X dalam penelitian ini adalah Kualitas Aktiva

Produktif (KAP), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO), (CAR) dan ! "

(FDR)

2. Variabel Y (Variabel Dependen atau Variabel Terikat)

Merupakan suatu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh

variabel lainnya. Variabel Y dalam penelitian ini adalah rasio

(ROA).

Paradigma Penelitian:

& )%4) %*0$80 #% #'#

Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, maka data yang digunakan

dalam penulisan skripsi ini diambil dari Laporan Keuangan Publikasi, yaitu KAP

BOPO CAR

laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan, yang terdiri dari,

neraca, laporan laba rugi, laporan kualitas aktiva produktif, laporan perubahan

modal, laporan perhitungan rasio keuangan. Data yang ada dipilih berdasarkan

rasio yang diperlukan saja yang mendukung penelitian ini.

& )%4) %*7 # #% #'#

1. Tabulasi

Proses penghitungan data yang terbilang di dalam masing-masing tabel.

Dengan tabulasi data akan tampak dan bersifat rangkuman, sehingga mudah

untuk diolah selanjutnya.

Data yang ada dipilih berdasarkan rasio yang diperlukan saja, yaitu

KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA yang direkapitulasi ke dalam lima

kelompok tabel, dan masing-masing tabel terdiri dari 20 data.

2. Verifikasi

Verifikasi adalah pemeriksaan benar tidaknya hasil yang telah

didapatkan dengan cara penyelidikan dari sumber-sumber kesalahan (bias)

yang mungkin ada dalam penelitian dan evaluasi tentang tingkap

akseptabilitas hasil, baik atas dasar teoritis ataupun empiris.

& )%4) %# 4.4. #'#

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal.

Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat

dideteksi dengan melihat . Jika data (titik)

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data (titik)

menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.35

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamata yang lain tetap, hal tersebut dinamakan homokesdastisitas. Dan

jika varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.36

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu

model regresi, maka dapat dilihat pada pola 0 model tersebut.

Dengan ketentuan sebagai berikut:

• Titik-titik (data) menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0.

Dokumen terkait