• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pendidikan Karakter dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas VI SD Negeri Jombang 1 Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Pendidikan Karakter dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas VI SD Negeri Jombang 1 Ciputat"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

M. Zainul Labib

NIM 107011001102

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU AKADEMIK SISWA

KELAS VI SD NEGERI 1 JOMBANG CIPUTAT

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemerosotan moral siswa ini terbukti dengan berbagai kasus seperti tindak kriminal dan kasus kejahatan pelajar, salah satu penyebabnya karena dalam proses pembelajaran para pendidik lebih mementingkan pada aspek kognitif (teori) dibandingkan dengan aspek Afektif (sikap/karakter).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter yang diterapkan di SD Negeri Jombang 1 Ciputat dan mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku akademik siswa kelas VI. Dan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket, lembar observasi dan lembar wawancara. Dengan jumlah responden 30 siswa dimana 20% dari jumlah populasi kelas VI yaitu 150 siswa, data implementasi pendidikan karakter terdiri 20 item soal. Sementara data perilaku akademik siswa terdiri 20 item soal.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat atau tinggi implementasi pendidikan karakter terhadap perilaku akademik siswa dengan angka korelasi sebesar 0,812 dan koefisien determinasi sebesar 67%. Faktor keterkaitan yang diberikan dalam kategori sedang dan masih terdapat 33% faktor-faktor lain yang memiliki keterkaitan dengan perilaku akademik siswa SD Negeri Jombang 1. Dari 33% faktor-faktor lain tersebut adalah pengaruh dalam keluarga, pengaruh lingkungan masyarakat dan pengaruh sifat bawaan atau keturunan.

Kata Kunci: pendidikan karakter, perilaku akademik siswa

(6)

ii

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan seluruh

pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama menyusun skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

penulis alami. Namun, tidak sedikit pula pelajaran yang didapat, baik dengan

kesusahan maupun dengan kesenangan. Berkat kesungguhan hati, kerja keras, dan

motivasi, serta bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan dan hambatan

tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulusnya kepada

ayahanda penulis Moh. Thoha dan ibunda tercinta Maslakhatul Farida yang

dengan susah payah mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang

dan kesabaran hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini. Kemudian kepada

kakakku tercinta Aini Baiti dan adikku tersayang Abdul Fatah, paman-pamanku

Moch. Tajudin Ch, S.Ag, Itmam Jalbi S.S dan M. Nashrullah yang dengan penuh

kasih sayang telah banyak memberi dukungan dan mengisi hari-hari penulis

dengan kegembiraan dan kebahagiaan.

Dan juga tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Ibu Dr. Nurlena, MA, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag dan ibu Marhamah Saleh, M.A.

sebagai Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Bahrissalim, M.A sebagai pembimbing skripsi yang telah bersedia

(7)

iii

serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan

5. Segenap Dosen dan staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal

ilmu dan pengetahuannya selama penulis menjalankan perkuliahan.

6. Seluruh staf perpustakaan umum dan perpustakaan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan bermacam-macam buku

ilmiah sehingga mempermudah penulis dalam mencari referensi.

7. Bapak H. Darma Saputra, S.Pd selaku Kepala Sekolah yang telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian di SD Negeri Jombang 1

Ciputat. Segenap guru dan karyawan serta adik-adik SD Negeri Jombang 1

Ciputat yang telah membantu proses penelitian serta memberikan data-data

yang diperlukan peneliti dalam skripsi.

8. Sahabat-sahabatku Dedi Kurniawan, S.Pd.I, Zain Fanani, S.Pd.I Arif

Subhan, S. Pd.I, Azhari, S.Pd.I, Rocky Prabowo, S.Pd.I, Nakhrowi, S.Pd

dan lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah

selalu membantu dan menjadi penyemangat penulis.

9. Seluruh sahabat-sahabatku di PAI angkatan 2007 teman senasib dan

seperjuangan terutama kelas PAI-D dan kelas Sejarah Islam yang telah

banyak memberikan pengalaman berharga kepada penulis tentang

indahnya arti sebuah kebersamaan dan persahabatan.

10. Seluruh dewan guru TK-TPA Baiturrahman Villa Bintaro Indah yang telah

mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Bapak H. Nasrul Soe’oed, S.H selaku direktur Wisma Muallaf dan Ustadz

Irfan Sujadi yang telah mengizinkan bertempat tinggal sehingga dapat

(8)

iv

mengakui skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan hati terbuka,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan penulis.

Teriring do’a jazakumullah khairan katsiran. Dan mudah-mudahan tugas akhir ini dapat bermafaat. Âmîn yâ Rabbal ‘Âlamîn.

Jakarta, 2 Mei 2014

(9)

v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : KAJIAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi... 7

1. Pengertian Implementasi ... 7

B. Konsep Pendidikan Karakter... 9

1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 9

2. Urgensi Pendidikan Karakter ... 11

3. Tujuan Pendidikan Karakter ... 13

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ... 14

5. Bentuk-bentuk Pendidikan Karakter ... 15

6. Metode Pendidikan Karakter di Sekolah ... 18

C. Perilaku Akademik Siswa ... 20

1. Pengertian Perilaku ... 20

2. Macam-macam Perilaku... 21

3. Pengukuran Perilaku ... 21

(10)

vi

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

B. Metode Penelitian... 24

C. Instrumen Penelitian... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Analisis data………... 27

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Visi dan Misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat ... 28

1. Visi SD Negeri Jombang 1 Ciputat ... 28

2. Misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat ... 28

3. Data Guru dan karyawan SD Negeri Jombang 1 Ciputat ... 28

B. Analisis Nilai Pendidikan Karakter di SDN1 Jombang Ciputat…… 30

C. Analisis Pendidikan Karakter di SDN1 Jombang Ciputat .……….. 32

D. Deskripsi Data ………. 33

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Implikasi ... 61

C. Saran ……… 62

(11)

vii

Tabel 4.2 Saya berdoa sebelum belajar ... 33

Tabel 4.3 Saya berdoa setelah selesai belajar ... 33

Tabel 4.4 Saya melaksanakan ibadah tepat pada waktunya ... 34

Tabel 4.5 Saya melaksanakan ibadah tidak tepat pada waktunya ... 35

Tabel 4.6 Saya mengerjakan tugas kelompok dengan sebaik-baiknya ... 35

Tabel 4.7 Berteman tidak membedakan status atau agama ... 36

Tabel 4.8 Saya akan mengerjakan tugas kelompok sesuai keinginan saya ... 37

Tabel 4.9 Saya berdiskusi hanya dengan teman yang pintar saja ... 37

Tabel 5.0 Saya memperhatikan penjelasan teman ketika mereka presentasi ... 38

Tabel 5.1 Pendapat saya adalah pendapat paling benar ... 39

Tabel 5.2 Saya bertanya kepada guru atau teman ketika kurang paham dengan materi yang dipelajari ... 39

Tabel 5.3 Saya diam saja ketika saya belum mengerti ... 40

Tabel 5.4 Jawaban saya harus sama dengan jawaban teman ... 41

Tabel 5.5 Jawaban saya tidak harus sama dengan teman ... 41

Tabel 5.6 Jawaban saya harus sama persis dengan guru ... 42

Tabel 5.7 Saya membuat cara sendiri untuk memahami pelajaran ... 43

Tabel 5.8 Saya mengerjakan tugas dari guru dengan panduan LKS, buku catatan dan modul ... 44

Tabel 5.9 Saya mengerjakan tugas dari guru dengan menyalin dari jawaban teman .... 45

Tabel 6.0 Saya menjawab pertanyaan teman dengan sebaik-baiknya dalam diskusi .... 45

Tabel 6.1 Saya menjawab pertanyaan teman dalam diskusi dengan jawaban sekenanya ... 46

Tabel 6.2 Saya bangga dengan hasil yang saya peroleh sendiri ... 47

(12)

viii

Tabel 6.7 Saya selalu masuk sekolah tepat waktu ... 50

Tabel 6.8 Saya mengenakan seragam sekolah sesuai aturan yang berlaku ... 51

Tabel 6.9 Saya memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku ... 51

Tabel 7.0 Membolos adalah suatu kebanggaan ... 52

Tabel 7.1 Saya selalu meminta doa kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah ... 53

Tabel 7.2 Saya selalu berpamitan kepada orangtua sebelum berangkat sekolah ... 53

Tabel 7.3 Saya mencium tangan ketika bertemu dengan guru ... 54

Tabel 7.4 Saya tidak mencium tangan ketika bertemu dengan guru ... 55

Tabel 7.5 Saya berkata dengan kalimat yang baik ... 55

Tabel 7.6 Saya sering ketiduran di kelas saat pelajaran berlangsung ... 56

Tabel 7.7 Saya sering mengerjakan PR di sekolah ... 56

Tabel 7.8 Saya selalu piket sesuai jadwal... 57

Tabel 7.9 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu ... 58

Tabel 8.0 Biarlah teman yang mengerjakan piket kelas ... 58

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam

rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap

dan berperilaku. Karena itu, pendidikan merupakan salah satu proses

pembentukan karakter manusia. Pendidikan bisa juga dikatakan sebagai proses

pemanusiaan manusia. Dalam keseluruhan proses yang dilakukan manusia terjadi

proses pendidikan yang akan menghasilkan sikap dan perilaku yang akhirnya

menjadi watak, kepribadian atau karakternya. Untuk meraih derajat manusia

seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa pendidikan.1

Pergeseran karakter bangsa pelan tapi pasti telah membawa bangsa ini

menuju kehancuran. Maraknya tindak anarkis seperti tawuran antarpelajar, desa,

suku hingga agama- menunjukkan betapa bobroknya moral bangsa kita saat ini,

ditambah lagi kasus korupsi yang belum teratasi yang dilakukan oleh parapejabat

yang notabenenya orang-orang berpendidikan. Dalam keadaan yang demikian,

bangsa dan negeri yang besar ini harus segera berbenah diri. Apabila tidak segera

diambil tindakan preventif, maka bukan hal yang mustahil jika generasi bangsa

masa depan adalah generasi yang amoral. Sebagai negara dengan penduduk

muslim terbesar di dunia, maka dekadensi moral ini merupakan tamparan keras

1

(14)

bagi bangsa Indonesia, khususnya kaum muslimin. Disamping itu, kenyataan ini

juga menunjukkan belum berhasilnya pendidikan nasional mencetak generasi

yang berakhlak mulia.2

Hal ini juga menunjukan bahwa pendidikan sekarang lebih dominan

mengedepankan kecerdasan intelektual (IQ) dibandingkan dengan kecerdasan

Spiritualnya (SQ).sehingga yang terjadi siswa hanya pintar tanpa akhlak yang

baik. Oleh karena itu, harus segera dilakukan reformasi pendidikan terutama

dalam tubuh para pengambil kebijakan.3

Oleh karenanya, Negara mengatur pendidikan Indonesia untuk

memperhatikan karakter dalam orientasi pendidikannya. UU No. 20 tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 menyebutkan:

Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Dengan demikian, selain bertugas mencerdaskan bangsa ini, lembaga

pendidikan mempunyai tugas utama dan tujuan untuk membentuk kualitas

karakter bangsa ini.

Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Selain

menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, Pendidikan karakter

diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan

martabat bangsa Indonesia. Pembentukkan karakter itu dimulai dari fitrah yang

diberikan Tuhan yang kemudian membentuk jati diri perilaku. Dalam prosesnya

sendiri fitrah yang alamiah ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,

sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati

diri dan perilaku. Sekolah dan masyarakat sebagai bagian dari lingkungan

memiliki peranan yang sangat penting, oleh karena itu setiap sekolah dan

masyarakat harus memiliki kedisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang

2

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 1-4

3

Moh. Said, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Surabaya: Jaring Pena, 2011), h. 83-84

4

(15)

akan dibentuk.5 Para pemimpin dan tokoh masyarakat juga harus mampu

memberikan suri tauladan mengenai karakter yang akan dibentuk. Pernyataan ini

sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21:









































)

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak banyak menyebut Allah. (Q.S Al-Ahzab: 21).6

Dan sebagaimana dalam hadits juga disebutkan:

Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan kemuliaan (keshalihan) akhlak. (H.R. Ahmad)

Untuk membentuk manusia yang mulia dan bangsa yang bermartabat

harus diperbaiki dengan segera. Berbagai wacana baru tentang pendidikan

diketengahkan sebagai solusi jitu untuk turut membangun peradaban bangsa.

Salah satu upayanya adalah melalui pendidikan yang berkarakter, mulai dari

jenjang pendidikan usia dini, dasar, menengah, atas bahkan sampai ke perguruan

tinggi. Pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi bagian dari proses

pembentukan akhlak anak bangsa, juga diharapkan mampu menjadi fondasi

utama dalam mensukseskan Indonesia di masa mendatang.7

Bangsa ini memang memerlukan pendidikan karakter, yakni karakter yang

bernafaskan nilai-nilai agama atau dengan kata lain (agama Islam) adalah

pendidikan Islam berbasis karakter. Sejauh inipun pemerintah sudah

5

Prayitno dan Belferik Manulang, Pendidikan Karakter dalam pembangunan Bangsa, (Jakarta: Grasindo, 2011), h. 36-38

6

Departemen Agama, Al-Qur’anul Karim Terjemah Perkata, (Bandung: Syaamil

Al-Qur’an, 2007), h. 420

7

(16)

mengupayakan dan memberlakuan sekolah-sekolah mulai dari tingkat usia dini,

dasar, menengah, ataupun tingkatan atas baik sekolah swasta maupun negeri

untuk melaksanaan kurikulum berbasis karakter. Salah satu sekolah yang sudah

menjalankan pendidikan karakter adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN I)

Jombang Ciputat.

SDN 1 Jombang Ciputat adalah salah satu sekolah negeri yang berada di

Kelurahan Jombang dan merupakan sekolah yang mampu menarik perhatian

masyarakat sekitar untuk mempercayakan anaknya bersekolah tersebut,

dibandingkan dengan sekolah-sekolah disekitarnya.

SDN 1 Jombang Ciputat berupaya untuk meminimalisir tindakan peserta

didik yang tidak berkarakter. Pendidikan karakter dikembangkan dan

diintegrasikan dalam kurikulum oleh pihak sekolah. Pendidikan karakter yang

diterapkan di SDN 1 Jombang Ciputat memiliki perilaku akademik.Kepala

sekolah memberikan keterangan bahwa hingga saat ini pengintegrasian

pendidikan karakter diterapkan pada kurikulum yang ada di sekolah.

Untuk itulah, dengan melihat gambaran berbagai masalah persoalan di

atas, menarik minat penulis untuk melakukan kajian tentang efektivitas

pelaksanaan pendidikan berkarakter yang diterapkan di sekolah tersebut, sehingga

diharapkan mampu memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar

yang kurang baik. Adapun judul skripsi yang penulis ambil adalah “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU AKADEMIK SISWA KELAS VI SDN JOMBANG 1 CIPUTAT”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat, maka penulis berusaha

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Peristiwa mengenai tindak kriminal dan kasus kejahatan pelajar

menunjukkan adanya indikasi kemerosotan karakter pelajar.

2. Proses pembelajaran lebih banyak menekankan pada aspek kognitif

(teori) dibandingkan dengan aspek Afektif (sikap/karakter).

(17)

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengkaji lebih mendalam, maka peneliti membatasi masalah

tentang implementasi pendidikan karakter siswa kelas VI SDN Jombang 1

Ciputat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas dan batasan masalah di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter di SD Negeri Jombang

1 Ciputat?

2. Bagaimana perilaku akademik siswa di SD Negeri Jombang 1 Ciputat?

3. Bagaimana pengaruh implementasi pendidikan karakter terhadap perilaku

akademik siswa di SD Negeri Jombang 1 Ciputat?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter yang diteraapkna di

SD Negeri Jombang 1 Ciputat.

2. Untuk mengidentifikasi implementasi pendidikan karakter di SD Negeri

Jombang 1 Ciputat.

F. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang

bergelut dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi peneliti, hasil penelitian

ini dapat menambah pengembangan keilmuan dan memperluas wawasan

tentang penerapan pendidikan karakter yang sudah diterapkan di SDN 1

Jombang Ciputat dan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh pendidikan

(18)

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi pendidik (guru)

Bagi semua guru khususnya guru di tingkat Sekolah Dasar (SD), hasil

penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kembali

proses pembelajaran tidak hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan

tapi lebih kepada penanaman nilai-nilai positif (karakter) sehingga dapat

menghasilkan siswa didik yang cerdas dan religius.

b. Manfaat bagi peserta didik (siswa)

Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pemahaman siswa bahwa keberhasilan pendidikan yang sebenarnya tidak

(19)

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi

1. Pengertian Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.

Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.1

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk

melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster adalah

to implement (mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”.2

1

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal.70

2Merriam Webster’s, Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, (U.S.A: Merriam Webster’s

(20)

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”3

Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul Implementasi

Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :“Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi.

Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program”4

Pengertian implementasi selain menurut Webster di atas dijelaskan juga

menurut Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi adalah “tindakan-tindakan

yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok

pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”.

Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi merupakan

tindakan oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam suatu

keputusan tertentu. Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan

pemerintah yang membawa dampak pada warganegaranya. Namun dalam praktinya

badan-badan pemerintah sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat

dari Undang-Undang, sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk

memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak

dilakukan.5

Mazmanian dan Sebastiar juga mendefinisikan implementasi sebagai berikut:

3

Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, (Bandung, Remaja Rosda Karya, 2004), hal.39.

4

Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Bandung: Mutiara Sumber Widya, 2002), hal.67.

5

http://education-vionet.blogspot.com/2012/05/pengertian-implementasi-kebijakan.html,

(21)

“Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan-keputusan badan peradilan”.

Implementasi menurut Mazmanian dan Sebastier merupakan pelaksanaan

kebijakan dasar berbentuk undang-undang juga berbentuk perintah atau

keputusan-keputusan yang penting atau seperti keputusan-keputusan badan peradilan. Proses implementasi

ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu seperti tahapan pengesahan

undang-undang, kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan dan

seterusnya sampai perbaikan kebijakan yang bersangkutan.6

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi

bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.

Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas,

tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh

berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,

implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu

kurikulum.

B. Konsep Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Agar lebih memahami pendidikan karakter, terlebih dahulu harus mengerti

makna dari karakter itu sendiri dari beberapa pendapat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter mempunyai arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.7

6

http://pramascita.wordpress.com/2013/06/07/implementasi-kebijakan-publik/, diakses 21

januari 2014, 14.42

7

(22)

Karakter secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, “Karaso”, berarti cetak

biru, format dasar, sidik.8

Menurut Moh. Said karakter adalah ciri khas seseorang sehingga

menyebabkan berbeda dari orang lain secara keseluruhan, berkarakter artinya

mempunyai kualitas positif seperti peduli, adil, jujur, hormat terhadap sesama, rela

memaafkan, sadar akan hidup berkomunitas, dan sebagainya semua itu adalah ciri

karakter.9

Menurut Griek sebagaimana yang dikutip Zubaedi, mengemukakan bahwa

karakter dapat didefinisikan sebagai paduan daripada segala tabiat manusia yang

bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang

satu dengan yang lain.10

Mengacu dari berbagai pengertian dan definisi karakter tersebut, maka

karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar positif yang dimiliki seseorang, yang

membedakannya dengan orang lain serta diwujudkan dalam perilakunya sehari-hari.

Sedangkan pengertian sederhana pendidikan karakter adalah hal positif yang

yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada peserta didik yang diajarnya. Muchlas Samani dan Hariyanto mendefinisikan “pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya”. Muchlas Samani dan Hariyanto juga mengungkapkan bahwa “pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi

manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa”.11

Menurut Nurla Isna Aunillah Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang

menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, mengandung komponen

8

Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 90

9

Moh. Said, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Surabaya: Jaring Pena, 2011), h. 1

10

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Medi a Group, 2011), h. 9

11

(23)

pengetahuan, kesadaran individu, tekat, serta adanya kemauan dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

manusia, lingkungan maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil.12

Menurut T. Ramli, Sebagaimana yang dikutip Jamal Ma’mur Asmani

pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral

dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi

manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria

manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi

suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang

banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat

dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan

nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa

Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.13

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang agar memiliki karakter

atau akhlaq terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri atau orang lain yang

hasilnya dapat dilihat dalam tindakan nyata , yaitu berupa tingkah laku yang baik,

seperti jujur, bertanggungjawab, kerja keras, menghormati orang lain dan sebagainya.

2. Urgensi Pendidikan Karakter

Situasi sosial, kultural masyarakat kita akhir-akhir ini memang semakin

mengkhawatirkan. Sekolah telah lama dianggap sebagai sebuah lembaga sosial yang

memiliki fokus terutama pada pengembangan intelektual dan moral bagi siswanya.

Pengembangan karakter di tingkat sekolah tidak dapat melalaikan dua tugas khas ini.

Oleh karena, pendidikan karakter di sekolah memiliki bidireksional, yaitu

pengembangan kemampuan intelektual dan kemampuan moral. Dua arah

12

Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana, 2011), Cet. I, h. 18-19

13Jamal Ma’Mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah,

(24)

pengembangan ini diharapkan menjadi semacam idealisme bagi para siswa agar

mereka semakin mampu mengembangkan ketajaman intelektual dan integritas diri

sebagai pribadi yang memiliki karakter kuat.

Pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam

lembaga pendidikan kita mengingat berbagai macam perilaku yang non-edukatif kini

telah menyerambah dalam lembaga pendidikan kita, seperti fenomena kekerasan,

pelecehan seksual, korupsi, tawuran, narkoba yang terjadi di kalangan sekolah.14

Pendidikan karakter merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena

kualitas pendidikan karakter menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang

berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi

pembentukan karakter.15 Apabila karakter seseorang sudah terbentuk sejak usia dini,

ketika dewasa tidak akan mudah berubah. Dengan adanya pendidikan karakter

semenjak usia dini diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yang

akhir-akhir ini sering menjadi keprihatinan bersama dapat diatasi. 16

Menurut pakar yang bernama Francis Fukuyama sebagaimana yang dikutip

Moh. Said keberhasilan suatu bangsa bergantung pada modal sosial, Negara yang

mempunyai modal sosial tinggi, masyarakatnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Rasa kebersamaan yang tinggi

b. Rasa saling percaya

c. Rendahnya tingkat konflik17

Pendidikan karakter sudah tentu penting untuk semua tingkat pendidikan,

yakni dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Munculnya gagasan program

pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia dikarenakan selama ini

14

Doni Koesoema A, Op.Cit., h. 115-116

15

Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 35

16

Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011), h. 15-16

17

(25)

dirasakan proses pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia yang

berkarakter.18

Untuk menjawab persoalan tersebut Kementerian Pendidikan Nasional menggelar acara “Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” di Jakarta 14 Januari 2010. Pada akhir sarasehan disepakati komitmen pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan secara

komprehensif. Khusus di bidang pendidikan, fokus utamanya adalah pada sekolah

(peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan), keluarga (anak, orangtua,

saudara), masyarakat (orang-orang di sekitar peserta didik), dan lingkungan.

Pelaksanaannaya dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.19

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta

didik secara utuh, terpadau, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan

pada setiap satuan pendidikan.20

Tujuan pendidikan karakter juga sejalan dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 3 (3): “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional dirumuskan dalam pasal 3: “Pendidikan Nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa

18Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,

(Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 47

19

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, Pendidikan Karakter Kumpulan Pengalaman Inspiratif, Jakarta, 2010, h. 10-11

20

(26)

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.21

Dengan demikian tujuan pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi

peserta didik dan meningkatkan nilai-nilai diri yang positif sehingga kelak menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

serta menjadi warga Negara yang bertanggung jawab secara utuh, terpadu dan

seimbang.

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran,

perasaan, dan perilaku.

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun

karakter.

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

e. Member kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang

baik.

f. Memiliki cakupan terhadapn kurikulum yang bermakna dan menantang yang

menghargai semua peserta didik.

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.

h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai

tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang

sama.

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif pendidikan karakter.

21

(27)

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagi mitra dalam usaha

membangun karakter.

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru

karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.22

5. Bentuk-bentuk Pendidikan Karakter

Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan

pendidikan diidentifikasi 18 nilai yang bersumber dari Agama, pancasila, budaya, dan

tujuan pendidikan nasional, yaitu: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.23

a. Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun

dengan pemeluk lain.24

b. Jujur

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jujur artinya lurus hati, tidak

berbohong, tidak curang.25 Mengingat kejujuran merupakan salah satu sikap yang

penting dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolah-sekolah

untuk menanamkan sikap ini kepada para peserta didik agar mereka memahami

pentingnya bersikap jujur sejak dini.

Menanamkan kejujuran bagi para peserta didik sejak dini tentu saja dapat

dilakukan saat mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak

22Jamal Ma’mur Asmani, Op.Cit.,

h. 56-57

23

Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2011), h. 8

24

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 74

25

(28)

pihak yang berpendapat bahwa sekolah dasar dinilai menjadi wadah utama dalam

pembentukan karakter.

c. Toleransi

Toleransi bagi bangsa Indonesia sangat diperlukan mengingat kemajemukan

hidup dalam keragaman Agama, suku bangsa, etnik dan golongan. Adapun toleransi

memiliki pengertian sifat atau sikap toleran, batas ukur untuk penambahan atau

pengurangan yang masih diperbolehkan, penyimpangan yang masih dapat diterima

dalam pengukuran kerja, sikap yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan, orang lain yang berbeda dari dirinya.

Keuntungan yang diperoleh dari sikap toleransi yaitu:

1. Membuat orang terbuka untuk mengenal orang lain

2. Mengembangkan kemampuan untuk menerima kehadiran orang lain yang

berbeda-beda dengan tujuan dapat hidup bersama.

3. Dapat mengakui keragaman

4. Dapat menhilangkan prasangka negatif 26

d. Disiplin

Tidak sedikit guru yang merasa kewalahan dalam menghadapi peserta didik yang

sulit diatur, cenderung membantah saat dinasihati, dan sering kali melakukan

pelanggaran. Menghadapi keadaan semacam ini, tidak heran jika ada di antara guru

yang menggunakan jalan untuk menanamkan sikap disiplin kepada para peserta

didiknya.

Akibat yang ditimbulkan oleh peserta didik yang karakter disiplinnya kurang

terbangun dengan baik adalah terpupuknya kebiasaan dan kecenderungan untuk

berani melakukan berbagai pelanggaran, baik di sekolah maupun luar sekolah.

26

(29)

e. Kerja keras

Kerja keras berarti perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

f. Kreatif

Kreatif yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri

Mempunyai peserta didik yang mandiri memang merupakan dambaan setiap

guru. Sebab, dengan sikap mandiri proses belajar yang dijalani oleh peserta didik

akan menjadi lancar. Peserta didik yang mandiri bisa melayani kebutuhannya sendiri

sekaligus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

h. Demokratis

Demokratis artinya cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

j. Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa

dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

k. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,

dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi dan politik bangsa.

l. Menghargai prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

(30)

m. Bersahabat/komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berebicara, bergaul dan bekerjasama

dengan orang lain.

n. Cinta damai

Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan

aman atas kehadiran dirinya.

o. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan

alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

alam yang sudah terjadi.

q. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

r. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,

dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Sekolah dan guru dapat menambah dan mengurangi nilai-nilai tersebut sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.

6. METODE PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Untuk mencapai pendidikan karakter dibutuhkan metode yang tepat agar

pencapaiannya semakin terarah dan efektif. Untuk membangun karakter yang baik,

metode yang digunakan tidak bisa hanya untuk meningkatkan aspek kognitif semata,

akan tetapi harus seluruh dimensi spiritual, emosional, sosial, kreaktifitas, dan

(31)

Menurut Doni Kusuma, ada lima metode pendidikan karakter yang

diselenggarakan di sekolah yaitu ; mengajarkan, keteladanan, menentukan prioritas,

praksis prioritas dan refleksi.27

a. Mengajarkan

Mengajar adalah upaya memberikan pemahaman konseptual pada siswa

tentang konsep nilai tertentu, keutamaan dan nilai maslahahnya, bila nilai

dilaksanakan serta madharatnya bila nilai-nilai tersebut tidak dilaksanakan. Dalam

konteks pendidikan karakter mengajarkan nilai dapat dilakukan dengan pendekatan

dialogis, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengajukan apa yang dipahaminya,

apa yang pernah dialaminya, dan bagaimana perasaannya berkaitan dengan konsep

yang diajarkan. Melalui pendekatan ini konsep yang diajarkan bukanlah sesuatu yang

asing melainkan pernah dialami atau setidaknya pernah dilihat.28

b. Keteladanan

Keteladanan adalah menempati posisi yang penting dalam pendidikan

karakter. Setiap anak memiliki insting (fitrah) meniru. Kecenderungan yang terdapat

dalam diri anak akan mendorong untuk mencontoh perbuatan orang – orang yang

berada disekitarnya. Perbuatan yang ditiru lama-lama menjadi kebiasaan. Oleh

karena itu, guru dan lingkungan sekolah harus benar-benar menjadi teladan dan

contoh yang baik bagi siswa.29

c. Menentukan Prioritas

Sekolah harus menetapkan prioritas yang jelas dari sekian banyak nilai yang

akan diajarkan kepada siswa. Tanpa adanya prioritas yang jelas proses evaluasi atas

berhasil tidaknya pendidikan karakter akan menjadi tidak jelas. Ketidakjelasan

27

Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta: Grasindo, 2011), Cet. III, h. 212-217

28

Doni Koesoema A, Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, (Jakarta: Grasindo, 2009), Cet. II, h. 135-136

29

(32)

tujuan dan tatacara evaluasi akan memandulkan program pendidikan karakter di

sekolah karena tidak bisa terlihat kemajuan atau kemundurannya.30

d. Praksis Prioritas

Unsur lain yang sangat penting setelah penentuan prioritas karakter adalah

memvverifikasi atas bukti atas bukti dari dilaksanakannya skala prioritas karakter

tersebut. Verifikasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakah siswa telah

mendapatkan kesempatan untuk belajar dari pengalaman dan bukan dari sekedar buku

teks saja.

e. Refleksi

Refleksi adalah proses dimana kita mencari arti untuk pengalaman pendidikan

karakter kita. Karakter yang senantiasa dibentuk sekolah melalui berbagai macam

program dan kebijakan senantiasa perlu di evaluasi dan di refleksikan secara

berkesinambungan dan kritis. Jadi setelah tindakan dan praksis pendidikan itu terjadi

perlu diadakan semacam pendalaman. Refleksi untuk melihat sejauh mana lembaga

pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan pendidikan karakter. 31

C. Perilaku Akademik Siswa 1. Pengertian perilaku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku adalah tanggapan atau

reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.32

Sedangkan menurut beberapa tokoh seperti Notoatmodjo mendefinisikan

perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas mahluk hidup yang bersangkutan

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan

tindakan

30

Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif Inovatif dan Kreatif , (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 11-12

31

Sutarjo Adisusilo, J.R, Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), Cet. I, h. 97

32

(33)

Menurut skinner bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar).33

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah kegiatan atau

aktifitas seseorang yang terjadi melalui proses rangsangan (stimulus) dari luar.

2. Macam-Macam Perilaku

Perilaku dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Perilaku tertutup (Covert Behavior)

Respon atau aksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima

stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (Overt Behavior)

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik yang dengan

mudah diamati atau dilihat orang lain.

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada

karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.34

D. Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara,

yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yakni dengan pengamatan

(observasi) dengan mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara

kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat

kembali (recall), metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan objek tertentu.35

33

http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/.../konsep-perilaku, diakses pada tanggal 10 Februari 2014, 10.15 WIB

34

35

(34)

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

1. Faktor intern

Yaitu pengaruh emosi (perasaan), yang mana dari pengaruh emosi tersebut

memunculkan selektifitas. Selektifitas di sini merupakan daya pilih atau minat

perhatian untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar

diri manusia.

2. Faktor ekstern

Lingkungan berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang, karena lingkungan

merupakan pendidikan utama dan pertama telebih adalah lingkungan keluarga, situasi

pendidikan dalam keluarga akan terwujud baik berkat adanya pergaulan dan

hubungan saling mempengaruhi cara timbal balik antara orang tua dan anak. Suasana

keluarga yang terpuji dan meninggalkan yang tercela akan menyebabkan anggotanya

tumbuh dengan wajar dan akan tercipta keserasian dalam keluarga. Sehingga

pengaruh keluarga akan membekas bukan hanya dalam pribadi keluarganya tetapi

juga dalam sikap perilaku akademik di sekolah.36

F. Kerangka Berfikir

Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian

seseorang agar memiliki karakter atau akhlaq terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri atau orang lain yang hasilnya dapat dilihat dalam tindakan nyata , yaitu berupa

tingkah laku yang baik, seperti jujur, bertanggungjawab, kerja keras, menghormati

orang lain dan sebagainya.

Tujuan pendidikan karakter yaitu mengembangkan potensi peserta didik dan

meningkatkan nilai-nilai diri yang positif sehingga kelak menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta menjadi

warga Negara yang bertanggung jawab secara utuh, terpadu dan seimbang.

36

(35)

Upaya sekolah dalam implementasi pendidikan karakter adalah dengan cara

mengintegrasikan ke dalam kurikulum, ekstrakurikuler maupun

pembiasaan-pembiasaan yang baik di sekolah, pengintegrasian pendidikan karakter di dalam kelas

guru mengupayakan metode yang relevan sehingga akan tercipta belajar yang aktif,

kreatif dan menyenangkan sehingga berpengaruh terhadap perilaku akademik siswa

(36)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014

dan mengambil tempat di SD Negeri Jombang 1 yang terletak di Jl. Jawa No. 19

Jombang Raya, Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten

15414.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang

diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.1 Pendekatan yang digunakan untuk

analisa merupakan pendekatan kualitatif.

Sugiyono mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.2

1

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 100 2

(37)

C. Instrumen Penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan perencana,

pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor

hasil penelitian. Oleh karena itu yang menjadi instrument penelitian adalah

peneliti itu sendiri (Human instrument).3

Pedoman wawancara tentang implementasi pendidikan karakter di SD Negeri Jombang 1 Ciputat

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang ada di sekolah?

2. Apakah pendidikan karakter dalam bentuk mata pelajaran?

3. Metode apa yang digunakan untuk menerapkan pendidikan karakter?

4. Apakah pendidikan karakter penting untuk dilaksanakan?

5. Apakah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter?

6. Nilai-nilai karakter apa saja yang dilaksanakan di sekolah?

7. Bagaimana peran guru, orangtua dan masyarakat dalam pelaksanaan

pendidikan karakter?

8. Upaya apa saja yang telah dilakukan sekolah dalam pelaksanaan pendidikan

karakter?

3

(38)

Pedoman Observasi Implementasi Pendidikan Karakter di SD Negeri Jombang 1 Ciputat

No Indikator Ya Tidak

1 Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika

memasuki ruang kelas untuk mencontohkan sikap hormat dan

santun

2 Berdoa’a sebelum membuka pelajaran untuk menanamkan nilai

religius

3 Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang

topik yang akan dipelajari sehingga menumbuhkan sikap mandiri

4 Menggunakan beragam pendekatan, media pembelajaran dan

sumber belajar lain supaya siswa mempunyai rasa ingin tahu

5 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran sehingga mempunyai sikap percaya diri dan mandiri

6 Memfasilitasi peserta didik dengan pembelajaran kooperatif

supaya siswa dapat bekerjasama dengan orang lain

7 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat sehingga

menumbuhkan sikap jujur dan menghargai orang lain

8 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lisan ataupun tertulis secara individu atau

kelompok untuk menanamkan sikap bertanggung jawab

9 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu

maupun kelompok supaya mempunyai sikap percaya diri

10 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan atau

rangkuman pembelajaran supaya mempunyai sikap mandiri dan

percaya diri

11 Membuat peraturan dan jadwal piket supaya peserta didik

mempunyai sikap disiplin

12 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

(39)

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer dari SD Negeri Jombang 1 Ciputat dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta

(Participan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dokumentasi dan triangulasi.4

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.

Proses analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan

data secara interaktif, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data

yaitu data reduction (merangkum dan memilih hal-hal pokok), data display (membuat uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya), dan

conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan).5

Analisis data dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskriptif, dengan

menggunakan rumus distribusi frekuensi :

Keterangan :

P = Angka Presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Jumlah frekuensi (Number of Cases)

4

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. V.,h. 225

5

(40)

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Visi dan Misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat 1. Visi SD Negeri Jombang 1 Ciputat

Unggul dan berprestasi pada mata pelajaran dan ilmu pengetahuan yang

mandiri, dan bermoralitas didasari IMTAQ dan IMTEK

2. Misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat

1. Menanamkan keyakinan/aqidah melalui pengamalan ajaran agama.

2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan khususnya pada

pengetahuan.

3. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga dan lingkungan sekolah.

[image:40.595.118.511.214.603.2]

3. Data Guru dan Karyawan

Tabel 4.1

Data Guru dan Karyawan SD Negeri Jombang 1 Ciputat

No. Nama Guru Jabatan Pendidikan

1 H. Darma Saputra, S.Pd. Kepala Sekolah S1

2 Sardiyanto, S.Pd Guru Kelas VI S1

(41)

4 Didi Masdiana Guru Penjas I, II, VI S1

5 I. Yunani, M.M Guru Kelas III S2

6 Sulastri, M.M Guru Kelas VI S2

7 Nata, S.Pd Guru Kelas V S1

8 Alifni, S.Pd Guru Kelas V S1

9 Prihatini K. U, S.Pd Guru Kelas I S1

10 Moch. Tajudin Ch, S.Ag Guru PAI IV, V, VI S1

11 Hj. Siti Novah T. MM Guru Kelas VI S2

12 Lenny W, S.Ag Guru Kelas IV S1

13 Wawan Ridwan, S.Ag Guru Kelas IV S1

14 Lenjang Suprianto, S.Pd Guru Kelas IV S1

15 Edi Supriadi, S.Pd Guru Kelas V S1

16 Laelah Qadriyah, S.Pd Guru kelas IV S1

17 Any Suparno, S.Pd Guru Kelas I S1

18 Liliek Fatimah Guru kelas I S1

19 Ulfa Tri Sufianti Guru Kelas III S1

20 Chomsatun H, A.Ma.Pd Guru PAI I, II, IV S2

21 Mega Yanti, S.Pd Guru Kelas II S1

22 Doni Kurniawan, S.Pd Guru Kelas II S1

23 Ferry Subandrio, S.Pd Guru Kelas II S1

(42)

25 Firda Firdaus S, S.Pd Guru Kelas III S1

26 H. Hambali, S.Pd Guru PAI III S1

27 Indana Zulfa Guru Kelas II S1

28 Yeni Herawati, S.Pd Guru Kelas I S1

29 Siti Nuraeni Guru Pramuka SMA

30 Samsuri Penjaga Sekolah SMP

31 Suhanda Keamanan SMP

32 Rusli Penjaga Sekolah SMP

B. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Karakter di SD Negeri Jombang 1 Ciputat

Melihat dari visi dan misi SD Negeri Jombang 1 Ciputat sangat

memperhatikan nilai-nilai karakter yang akan tertanam dan menjadi bekal untuk

hari ini dan masa depan. Nilai-nilai karakter tersebut diintegrasikan terhadap

aturan dan kegiatan pembelajaran serta kegiatan ekstrakurikuler.

Kepala sekolah SD Negeri Jombang 1 mengatakan bahwa sekolah

mempunyai cita-cita dalam mencetak siswa yang berkualitas dan berkarakter.

Untuk itu, mulai dari input – process – output memerlukan perhatian yang serius. Rekrutmen para calon siswa dilaksanakan secara selektif dengan dasar

pertimbangan kualitas akhlak secara balance, begitu juga dalam proses pendidikan, sarana dan prasarana. Dengan demikian, sekolah akan menghasilkan

siswa yang sesuai dengan cita-cita lembaga yang berkarakter.

Secara umum, internalisasi karakter dilakukan secara optimal. Setiap hari

siswa diberikan pengarahan dan bimbingan karakter oleh wali kelasnya. Hal

tersebut dilakukan secara rutin setiap hari melalui kegiatan pembelajaran. Adapun

nilai-nilai karakter yang ditanamkan di SD Negeri Jombang 1 adalah sebagai

(43)

A.Religius

Religius merupakan nilai karakter yang hubungannya dengan Tuhan.

Dalam hal ini siswa diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau

ajaran agama. Seperti kegiatan sholat dhuha, sholat dzuhur berjama‟ah di mushola

sekolah, pesantren Ramadhan dan sebagainya.

B.Kejujuran

Kejujuran merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Kejujuran

merupakan benih yang dapat menumbuhkan kepercayaan. Oleh karena itu, SD

Negeri Jombang 1 Ciputat sangat memperhatikan masalah kejujuran. Contohnya

ketika ada barang temuan, siswa tanpa diperintah harus melaporkan kepada wali

kelas atau guru piket dan barang tersebut dimasukkan dalam kotak barang temuan.

C.Tanggung Jawab

Secara personal, masing-masing siswa akan mendapatkan tanggung jawab

baik dalam bidang kebersihan, sosial dan kedisiplinan. Mereka hidup mandiri

tanpa didampingi orangtua sehingga siswa dituntut untuk bertanggung jawab

terhadap kebersihan dan lingkungan sekitar.

D.Kedisiplinan

Kedisiplinan ditegakkan mulai dari siswa memasuki gerbang sekolah

hingga mereka selesai belajar di sekolah. Yang terlambat akan mendapat hukuman

dan yang melanggar aturan sekolahpun akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan

yang berlaku.

E. Hormat dan santun

Siswa dibiasakan untuk saling menghormati dan menyayangi terhadap

sesama. Ketika siswa bertemu dengan guru, mereka saling menyapa dan member

(44)

C. Analisis Pendidikan Karakter di SD Negeri Jombang 1 Ciputat a. Tahap Pelaksanaan

Dalam rangka mengembangkan nilai religius, siswa dibiasakan shlat

dzuhur dan dhuha berjama‟ah yang dilakukan di Musholla atau di

kelas.Pembiasaan berdo‟a sebelum dan sesudah pelajaran; membaca

Al-Qur‟an/Juz Amma pada pagi hari; kultum setiap Jum‟at pagi yang diisi oleh

siswa, guru ataupun dari pihak luar; pesantren kilat Ramadhan, pelaksanaan buka

bersama, pelaksanaan pemotongan hewan pada saat „Idul Qurban, merayakan

hari-hari besar keagamaan lainnya.

Dalam rangka mengembangkan nilai kejujuran sekolah menyediakan

fasilitas tempat temuan barang hilang, kotak saran dan pengaduan. Untuk

kebersihan sekolah menyediakan tempat sampah kering dan basah.

b. Tahap Penilaian

Pihak sekolah menetapkan nilai-nilai karakter yang diprioritaskan untuk

dikembangkan, yaitu: Religius, Toleransi, Kreatif, Mandiri, Percaya diri, dan

Komunikatif.

Proses penilaian dilakukan beberapa cara, yaitu: melalui mata pelajaran,

muatan lokal, pengembangan diri. Penerapan nilai melalui pelajaran dapat dilihat

dari silabus dan RPP guru.Pada muatan lokal dilakukan melalui pendidikan Baca

Tulis Al-Qur‟an (BTQ).Sedangkan melalui pengembangan diri, penerapan nilai

karakter adanya sholat berjama‟ah, tersedianya fasilitas tempat temuan barang yang hilang, menyediakan kotak saran dan pengaduan.

c. Tahap Pengembangan

Sesuai dengan fokus nilai yang dikembangkan, yaitu: religius, Toleransi,

Kreatif, Mandiri, Percaya diri, dan Komunikatif. Maka SD Negeri Jombang 1

membuat program yang akan dilaksanakan secara bertahap. Program tersebut

adalah pembuatan aula pertemuan, pengadaan laboratorium computer, perbaikan

ruang tata usaha, perbaikan musholla, perbaikan kantin agar dapat menampung

(45)

D. Deskripsi Data

Setelah penulis menyebar angket kepada siswa, maka penulis

mendapatkan data sebagai berikut:

[image:45.595.116.510.202.756.2]

1. Implementasi Pendidikan Karakter di SD Negeri Jombang 1 Ciputat Tabel 4.2

Saya berdoa sebelum belajar (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 24 80%

Sering 6 20%

Kadang-kadang - 0%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

karakter religius yaitu melaksanakan doa sebelum belajar. Dengan

dibuktikan sebanyak 24 responden atau 80% menjawab selalu dan 6

responden atau 20 % menjawab sering.

Tabel 4.3

Saya berdoa setelah selesai belajar (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 25 83,3%

Sering 4 13,5%

Kadang-kadang 1 3,3%

Tidak Pernah - -

(46)

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

karakter religius yaitu melaksanakan doa setelah belajar. Dengan

dibuktikan sebanyak 25 responden atau 83,3% menjawab selalu, 4

responden atau 13,5% menjawab sering, dan 1 responden atau 3,3%

[image:46.595.121.506.151.560.2]

menjawab kadang-kadang.

Tabel 4.4

Saya melaksanakan ibadah tepat pada waktunya (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 22 73,3%

Sering 8 26,8%

Kadang-kadang - 0%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

karakter _eligious yaitu melaksanakan ibadah tepat pada waktunya.

Dengan dibuktikan sebanyak 22 responden atau 73,3% menjawab selalu

(47)
[image:47.595.116.506.165.734.2]

Tabel 4.5

Saya melaksanakan ibadah tidak tepat pada waktunya (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 3 10%

Kadang-kadang 20 66,7%

Tidak Pernah 7 23,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

karakter religius yaitu melaksanakan ibadah tidak tepat pada waktunya.

Dengan dibuktikan sebanyak 20 responden atau 66,7% menjawab

kadang-kadang, 7 responden atau 23,3 % menjawab tidak pernah dan 3 responden

atau 10% menjawab sering.

Tabel 4.6

Saya mengerjakan tugas kelompok dengan sebaik-baiknya (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 15 50%

Sering 9 30%

Kadang-kadang 6 20%

Tidak Pernah - 0%

(48)

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

karakter Toleransi yaitu mengerjakan tugas kelompok dengan

sebaik-baiknya. Dengan dibuktikan sebanyak 15 responden atau 50% menjawab

selalu, 9 responden atau 30 % menjawab sering dan 6 responden atau 20%

[image:48.595.118.504.211.575.2]

menjawab kadang-kadang.

Tabel 4.7

Berteman tidak membedakan status atau agama (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 21 70%

Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 4 13,4%

Tidak Pernah - 0%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

karakter toleransi yaitu berteman tidak membedakan status atau agama.

Dengan dibuktikan sebanyak 21 responden atau 70% menjawab selalu, 5

responden atau 16,7 % menjawab sering dan 4 responden atau 13,4%

(49)

Tabel 4.8

Saya akan mengerjakan tugas kelompok sesuai keinginan saya (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 2 6,6%

Kadang-kadang 5 16,7%

Tidak Pernah 23 76,6%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

karakter toleransi yaitu tidak mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan

keinginan. Dengan dibuktikan sebanyak 23 responden atau 76,6%

menjawab tidak pernah 5 responden atau 16,7% menjawab

[image:49.595.115.501.167.705.2]

kadang-kadang, 2 responden atau 6,6% menjawab sering.

Tabel 4.9

Saya berdiskusi hanya dengan teman yang pintar saja (-)

Pernyataan F Prosentase

Selalu - 0%

Sering 2 6,7%

Kadang-kadang 10 33,3%

Tidak Pernah 18 60%

(50)

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

karakter toleransi yaitu tidak berdiskusi dengan teman yang pintar saja .

Dengan dibuktikan sebanyak 18 responden atau 60% menjawab tidak

pernah, 10 responden atau 33,3 % menjawab kadang-kadang dan 2

responden atau 6,7% menjawab sering.

Tabel 5.0

Saya memperhatikan penjelasan teman ketika mereka presentasi (+)

Pernyataan F Prosentase

Selalu 18 60%

Sering 10 33,4%

Kadang-kadang 1 3,3%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa memiliki nilai

Gambar

Tabel 4.1 Data Guru dan Karyawan SD Negeri Jombang 1 Ciputat
Tabel 4.2 Saya berdoa sebelum belajar (+)
Tabel 4.4 Saya melaksanakan ibadah tepat pada waktunya (+)
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari data-data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan campuran beton aspal lapis aus AC-WC dengan kapur sebagai bahan pengisi disajikan pada Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9 dan Tabel

[r]

penelitian tentang perilaku pasangan usia subur terhadap penggunaan metode kb alamiah. di Kecamatan Medan Helvetia

Ketika konsumen mengeluarkan biaya untuk mendapatkan sebuah Produk, baik Barang ataupunJasa, maka akan muncul sebuah ekpektasi dari konsumen untuk mendapatkan barang dan

Permasalahan Pengungsi Lingkungan merupakan termasuk kepada permasalahan kemanusiaan karena dalam kasus ini kebanyakan negara yang menandatangani konvensi pengungsi 1951

rekam medis pasien yang masih aktif digunakan dalam pelayanan pasien. Dokumen rekam medis in-aktif ialah dokumen rekam medis pasien yang. sudah tidak digunakan

Tulisan ini tidak berusaha untuk memberi batasan benar atau salah pada pandangan bahwa sesuatu yang asing pasti berdampak negatif dalam rangka mempertanyakan apa

Hasil yang diperoleh berupa tabel dan grafik yang menggambarkan hubungan karakteristik geser tekan, lentur, impak, serapan air, konduktivitas panas, densitas terhadap fraksi