• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep pendidikan agama Islam dalam keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep pendidikan agama Islam dalam keluarga"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

1

Latar Belakang Masalah 1

Perumusan dan Pembatasan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Metode Penelitian 5

Pengertian Pendidikan Agama Islam 7

Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam 15

Tujuan Pendidikan Agama Islam 26

Pengertian Keluarga 32

ABSTRAKSI ii

KATAP ENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

BAB I P ENDAHULUAN 1

BAB II P ENDIDIKAN AGAM A ISLAM 7

(5)

2

Faktor Pendukung Pendidikan Agama Islam Dalam

Keluarga 45

Faktor Penghambat Pendidikan Agama Islam Dalam

Keluarga 50

Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga 52

Kesimpulan 64

Saran-saran 65

BAB V P ENUTUP 64

(6)

1 Latar Belakang Mas alah

Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah keluarga baik budaya, m azhab, ekonom i bahkan jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi perlakuan dan pem kiran anak khususnya ayah dan ibu. Pengaruh keluarga dalam pendid kan anak sangat besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah yang meny apkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak dalam mem ami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.

Prof. Dr. M. Quraish Shihab mengatakan "Keluarga adalah jiwa masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, keb ohan dan keterbelakangannya, adalah cerminan dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada masyakarat bangsa tersebut.”1

(7)

terhadap pembinaan keluarga. Perhatian yang sepadan dengan perhatiannya terhadap kehidupan individu serta kehidup umat manusia secara keseluruhan."2

Allah SWT menganjurkan agar kehidupan keluarga menjadi bahan pem ikiran setiap insan dan hendaknya darinya dapat ditarik elajaran berharga. Menurut pandangan Al Quran, kehidupan kekeluargaan. disamping menjadi salah satu tanda dari sekian banyak tanda-tand kebesaran Allah, juga merupakan nikmat yang harus dapat dimanfaatkan sekaligus disyukuri.

Millenium Bug begitu heboh ketika detik-detik terakhir tahun 2010 segera berakhir dan sampai pada tahun 2011.

Tahun 2011 banyak dibicarakan orang walaupun belum datangnya tahun tersebut. Karena adanya pandangan sebagian orang bahwa pada tahun tersebut akan terjadi banyak perubahan yang mendasar (fundamental) dalam kehidupan manusia secara global, perubahan tersebut terjadi karena m anusia semakin ragu (skeptic) dan meragukan segala hal yang selama ini diyakini kebenaran dan kehandalannya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi begitu didewakan, ternyata banyak munculnya dampak negatif terhadap kehidupan manusia, dan menjadikan manusia semakin tergantung (dependen) terhadap produk anusia tersebut. Sedangkan agama semakin diragukan efektifitasnya, karena sering terjadi pertentangan (paradoks) antara aplikator agama dengan rilaku sosial. Tidak jarang kita dapatkan orang yang tingkat kesalehannya b gus ditataran vertikal,tetapi ditataran horizontalnya sangat buruk.

(8)

menjadikannya sebagai pandangan hidup .3

Dari sini terlihat, bahwa kalau sudah tersentuh oleh pendidikan Islam seseorang akan selalu terkontrol prilakunya dan senantiasa berada dalam rel yang benar seperti yang di anjurkan (diajarkan) oleh a a Islam. Oleh sebab itu, implem entasi pendidikan agama Islam dalam keluarga sebagai sesuatu yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, terlebih jika suatu keluarga itu di dalamnya sudah mempunyai beberapa orang anak.

Dalam era millenium yang sudah kita masuki dengan dita dai oleh globalisasi informasi banyak hal yang merusak dan mera i kehidupan anak. Banyak sekali prilaku-prilaku kekerasan yang ditunjukkan oleh berbagai macam media, misalnya melalui internet, m ajalah, media masa dan sarana informasi lainnya. Dalam kondisi seperti ini, keluarga mempunyai peranan yang signifikan untuk dapat menginternalisasikan Pendi ikan Agama Islam dalam keluarga yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perkembangan mentalitas keagamaan anak, menjadi lebih baik.

Adapun alasan-alasan mengapa penulis mengam bil judul konsep Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, diantaranya ada ah: Keluarga di dalamnya terdapat bapak, ibu dan anak (keluarga inti) alah merupakan tempat pertama dan utama dalam pendidikan anak. Perken lan anak terhadap sentuhan pendidikan agama oleh orang tua mempunyai pen ruh yang sangat besar dalam menentukan (determinan) perkembangan pendidikan selanjutnya.

Pendidikan Agama Islam di dalam keluarga dilakukan ole orang tua, karena itu orang tua hendaknya berusaha menciptakan rumah tangga yang harmonis, dan didasari nilai-nilai agama. Karena orang tua mempunyai kewajiban untuk mengarahkan anak-anak mereka agar senantiasa ber da dalam rel kebenaran. Agar berhasil mendidiknya, langkah pertama dan utama yang harus dilakukan oleh orang tua yaitu memberikan p dekatan agama. Sentuhan-sentuhan religius (nilai-nilai agama) yang digunakan orang tua

(9)

adalah bentuk realisasi dari perintah Allah SWT yang termaktub dalam al- Qur'an surat at Tahrim ayat 6:

...

Artinya: "

Ayat ini menggambarkan bahwa orang tua mempunyai kewajiban yang amat tinggi, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga nasib keluarga mereka. Kesuksesan mereka akan membawa dampak negatif jika tidak disertai dengan kesuksesan dalam mendidik anak-anak m reka.

Kalau keluarga tidak lagi berfungsi untuk menginternalisasikan nilai-nilai religius maka orang tua tidak dapat berharap ban ak akan terjadinya peningkatan mentalitas keagamaan pada diri anak serta tidak sukses dalam menjauhkan anak dan keluarga dari api neraka.

Pelaksanaan pendidikan agam a Islam dimulai dari lingkungan yang kecil yaitu keluarga. Banyak hal-hal yang unik dalam kehidupan keagamaan keluarga. Kata pendidikan am atlah ringan untuk diucapkan tetapi amat berat untuk dilaksanakan. Oleh karenanya, fungsi keluarga bukan hanya untuk menciptakan keluarga yang sehat jasm ani tetapi juga ha us dapat menciptakan keluarga yang sehat rohani dengan pelaksanaan Pendidik Agama Islam.

Hal-hal inilah yang melatarbelakangi penulis mengangkat judul skripsi

Untuk mem permudah pembahasan dan pemahaman dalam menyusun dan mengkaji skripsi ini serta agar mempunyai arah yan lebih jelas, dalam arti tidak terlalu luas pembahasannya, maka terlebih dahulu penulis perlu merumuskan dan membatasi permasalahannya:

Perumusan Masalah

$ ’k » ßp r fl t t

%!

ˇ ' ##$ (qZBª t # #u (q% 3Ł

/

¡| R 3 =d r&r

/

˛ & # $ru Y R ˙ ˇ¨t

Hal orang-orang yang beriman, peliharala h dirimu dan keluargamuda ri api neraka.”

"Kons ep P endidikan Ag ama Islam Dalam Keluarga".

(10)

Bagaimana Konsep Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga? Pembatasan Masalah

Bahwa yang dikaji dalam skripsi ini adalah Konsep Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga. Supaya pembahasan tidak terlalu uas dan lebih terarah maka yang menjadi kajian dalam skripsi ini adalah problem problem Pendidikan Agama Islam dalam lingkungan rumah tangga.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai diantaranya adalah:

Untuk m engetahui definisi atau pengertian Pendidikan Agama Islam secara baik dan benar dengan merujuk pada Al Quran dan pendap t para pakar pendidikan

Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat Konsep Pendidikan Agama Islam dalam keluarga

Untuk mengarahkan Pendidikan Agama Islam pada anak dalam menanamkan nilai-nilai agam a Islam yang cukup kuat untuk menempuh dan menentang segala pengaruh negatif yang datang dari manapun

Penulisan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan

yaitu mencari data-data berdasarkan literatur dan beberapa pendapat para ahli yang ada relevansinya dengan pokok permasalahan.

Kemudian dianalisis berdasarkan pendapat-pendapat para ahli dan literatur lainnya yang terkait dengan judul skripsi in . Data tersebut terdiri dari: Ilmu Pendidikan Islam , Psikologi, Sosiologi, Filsafat didikan Islam dan Al Quran Hadits sebagai literatur utama.

Tujuan Penelitian

Metode P enelitian

(library

(11)

M. Quraish Shihab,

, (Bandung:Mizan,1998), h. 253

M. Quraish Shihab, h. 253

Zakiah Daradjat, , (Jakarta: Bumi Aksara,1996), h. 27

1

2

3

Membumikan al Qur'an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan M asyarakat

Membumikan al Qur'an…,

(12)

7

P engertian P endidikan Agama Islam

Sebelum berbicara tentang pendidikan agam Islam ada baiknya kita bahas pengertian pendidikan terlebih dahulu. Kata pend dikan bukanlah masalah baru karena pendidikan sudah ada sejak manusia berada di muka bumi. Hanya saja perwujudan dari pendidikan itu berbeda-beda dari zaman kezaman sejalan dengan perubahan tem pat dan waktu. Dalam buku-buku ilmu pendidikan juga seringkali pendidikan didefinisikan berbeda-beda. Ini karena sebagai bahasan ilmiah sangat sulit untuk didefinisikan.

Sebelum mendefinisikan pengertian yang diberikan para ahli yang lain, ada baiknya dilihat terlebih dahulu pengertiannya seca a bahasa.

Pendidikan berasal dari kata lalu kata ini mendapat awalan sehingga m enjadi artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan

pikiran (lihat 1991: 232).

Selanjutnya, pengertian "pendidikan" menurut

ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

"d idik", me

"mendidik"

Kamu s Besar Bahasa Indonesia,

(13)

pengajaran dan pelatihan.1

Dalam bahasa Inggris, (pendidikan) berasal dari kata (mendidik) artinya m emberi peningkatan

dan mengembangkan Dalam pengertian yang sempit,

atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk mem peroleh pengetahuan.

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang mem peroleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas dan representatif (mewakili/mencerminkan segala segi), pen idikan ialah

(Seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan ham pir seluruh peng aman kehidupan).2

Dalam pendidikan diartikan sebagai ...

Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri

Selanjutnya, menurut Poerbakawatja dan Harahap pendidi an adalah:

educatio n

edu cate (to elicit, to give rise to },

(to evolve, to develop).

edu cation

...the total process of developing huma n abilities a nd beh aviors,

drawing on almost a ll life's experiences.

Dictiona ry of Psycholo gy the

institutional prosedures which are employed in accompl shing the

develop ment of knowledge, habits, attitudes, etc. Usually the term is a pplied

to formal institution.

(self-instructio n).

Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (s eperti sekolah dan madrasah) ya g dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam mengu ai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. P endidi an dapat berlangsung secara formal s eperti di sekolah, madras ah, dan institusi-institusi lainnya.

(14)

Menurut Jam es MacLellan dalam pendidikan adalah:

Education is a m atter of purpose and focus. To educate a child is to act with the purpose of influencing the child's developmen as a whole person. What you do may vary. You may teach him, you m y play with him, you may structure his environment, you may censor his television viewing, or you may pass laws to keep him out of bars.

Literatur Inggris menyebutkan pendidikan dengan istilah

yang berarti memasukkan ilmu ke kepala seseorang. Seda gkan dalam literatur Arab setidaknya ada tiga istilah yang biasa ipergunakan untuk menunjuk kepada konotasi pendidikan; tarbiyah. ta'lim.

ta'dib.

kata Penggunaan kata berasal dari

kata Kata (

??

) seakar dengan kata (

?

) atau pendidikan. Kata ini memiliki arti yang berbeda-beda namun pada akhimya arti-arti itu mengacu kepada pembangunan, peningkatan, ketinggian, kelebihan, serta perbaikan. Kata maupun berasal dari kata

(

?rb

-

??? ? ? ?.??

)

yang dari segi pengertian kebahasaan adalah

segala perbuatannya... orang dewas a itu adalah orangtu si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pendeta, atau kyai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala as rama, dan sebagainya.3

(Pendidikan adalah pers oalan tujuan dan fokus. Mendidi anak berarti bertindak dengan tujuan ag ar meinpengaruhi perkembangan anak sebagai s es eorang secara utuh. Apa yang [dapat] Anda lakukan bermacam-macam [cara]. Anda [kemungkinan] dapat [dengan cara] mengajar dia, Anda d pat bermain dengannya, Anda dapat mengatur lingkungannya, da dapat menyens or nonton tv , atau Anda dapat memberlakuk n hukum agar dia jauh dari penjara).4

P ertama,

Philosophy of Education

education,

Pertama, Kedua,

Ketiga,

tarbiya h. at-tarbiyah

rabb. rabb tarbiyah

ra bb tarbiyah,

(15)

kelebihan.5

Dalam kaitan ini, kalau penulis lihat dan merujuk Kamu Bahasa Arab bahwa berasal dari tiga akar kata:

yang berarti bertambah, dan tumbuh yang berarti bertambah (menjadi) besar

yang berarti memperbaiki, mengurusi kepentingan, mengatur, menjaga, dan memperhatikan.6

Penggunaan term unruk menunjuk makna pendidikan Islam dapat dipahami dengan merujuk kalam Allah SWT :

Artinya:

(QS. al 'Alaq :1)

Kata apabila berdiri sendiri maka yang dimaksud adalah Tuhan yang tentunya antara lain karena Dia-lah yang melakuka

(pendidikan) yang pada hakikatnya adalah pengembangan, peningkatan serta perbaikan makhluk ciptaan-Nya.7

Dalam firman Allah yang lain disebutkan juga:

Artinya:

(QS. al Isra: 24)

Demikian pula kata sebagaimana yang terdapat dalam surat al Fatihah mempunyai kandungan makna yang berkonotasi dengan kata

sebab kata (Tuhan) dan (pendidik) berasal dari akar

a t-tarbiyah

raba- yarbu

rabiy -ya rba

rabba - yarubbu

tarbiya h

"Bacalah dengan nama Tuhanmuyang menciptakan".

rabb

tarbiyah

"Dan rendah kanlah dirimu terhadap mereka berdua den gan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduan ya, sebagaima na mereka berdua telah men did ik Aku waktu kecil".

rabb

at-tarbiyah, rabb murabbi

ø ł ˛ ˛n ˇ '

ˇ e ˇ ˇ § Ł b § ˛ ›

Z

& # $/ / # {

z # $ y $ _ # m # > $ q # $ $ /

# „

t $ $ y u $ t ny

$ u y s y u y $ z y $ u y x $ y x u u

|

% O 7 , = ˙ ˚¨

r J g9 Z A ‘ B pJ 9 @%r J gH J . T

˙ ¸˝¨

%!

(16)

kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah adalah pendidik yang Maha Agung bagi seluruh alam semesta.

kata

(

?

)

merupakan akar kata dari kata (

?

) (

?u

). Kata

?

berarti memberikan pelajaran, pengetahuan, dan sebagainya. Dalam khazanah Islam, kata ini sudah maklum dan masyhur karena sudah sering digunakan sejak Nabi Muhammad saw. sampai sekarang.

Di dalam al Quran kata

? ? ??

dalam berbagai bentuk perubahannya ditemukan sekitar 36 kata yang tersebar dalam beberapa surat, seperti yang termaktub dalam surat al 'Alaq ayat 5:

Artinya:

Menurut Erwati Aziz, "kata

?

yang terdapat dalam surat tersebut lebih mengacu kepada konotasi pemberian pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, dan sebagainya, seperti yang terlihat pada ayat-ayat di atas.8 Dalam surat al Baqarah ayat 31 :

Artinya:

Kedua, ta'lim 'allama

yu'a llimu

"Dia mengajar manusia apa yang belum diketahuinya".

"Dan d ia mengajarkan kepad a Adam nama-nama (benda-benda) seluruh nya, Kemu dia n meng emukakannya kepada para malaika t lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama bend a-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang ya ng ben ar!".

z t z | M $ t s s t

z t u t y u u !o F $ y y z t nt s flny $ t s s / r ! y r

I fly t |

O= ‘ » S} B O9L> ˙ ˛¨

N= r P { g=. N Nk ? p3 · »=J 9 A ) Tq« R J

w s»d b N Z. ß % » ˙ ˚¨

fl fl § Ł ˇ ˝ ł ˛ ˛ ˇ ˛

ˇ ˛ ˇ ˇ

¡ #$ Ł

# $ #$ O ˛ ª # $ ø 6 & $ ’ /

(17)

Demikian pula terdapat dalam surat an Naml ayat 16:

Artinya:

Adapun kata (

?

) m erupakan bentuk mashdarnya. penggunaannya lebih bersifat universal dibanding denga

maupun Argumentasinya didasarkan dengan merujuk pada firman Allah swt. yang berbunyi:

Artinya:

(Qs. al Baqarah:151)

Kalimat dalam ayat tersebut

menjelaskan tentang aktivitas Rasulullah mengajarkan kepada kaum muslimin.

Kata mensucikan pada ayat tersebut, menurut penjelasan yang diberikan oleh Quraish Shihab, dapat diidentikan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi benak peserta didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.9

Tujuan yang ingin dicapai dengan pembacaan, penyucian, dan

y u u y n y y t s u y rfl t $ o t t $ u u

x x y u m x $ $

! y x u y r u ( t nt o t u t u

y u | t $ s y $ u y u s ( s t n s

^ # $ $ ’ ¤ $ # $ # $ ? &

« ) # # 7 #

$ $ & ø # G $ G #

Ł = G # t # Ł $ # ? Ł?

˝ ł ª ( ¤ ˇkª ˇ ˛ ' ˇ Ø

ˇ ¨e > (¤ ˛ ª ł ˛ ł

ø ˇ Z ˇi Ł ł ˇ ˇj ª

ª ˇk ª ¯ ł ˇł ˇk ª ¤

r r ‘ »J = …r A %r g » Z9 YJ = , ZB 9 Z r r

‘ B @. b »d ql ; @ 9 ß J 9 ˙ ˚ˇ¨

J . Z= N6 w q N6 ZB q= N3 = Y » N6 . r

N6 J = r » 3 9 pJ 6 : r N3 J = r B N9 qRq3 b qJ = ˙ ˚˛˚¨

"Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai man usia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhn ya (semua) I ni ben ar-benar suatu kurnia yang nyata".

ta'lim At-ta'lim

at-tarbiyah

at-ta'dib.

"Sebaga imana (Ka mi Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasu l diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan men sucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab da n Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada ka mu apayang belum kamu ketahui",

wa yu'allimukum al kitab wa al hikmah

(18)

pengajaran tersebut adalah sejalan dengan tujuan penciptaan manusia yang ditegaskan oleh al Quran dalam surat ad Dzariyat ayat 56:

Artinya:

istilah untuk pendidikan adalah Kata ini tidak dijumpai dalam al Quran, melainkan dalam Hadits Nabi yang berbunyi:

??P

?

? ? ? ?????

?????? ? ? ? ? ?

?????l? ???

????? _ ¦ ¦ ¦???

?@

??????? ? ????

?? ? ? ???

??? ?

Kata dalam hadits di atas dim aknai al Attas sebagai "mendidik", dia mengutarakan bahwa pendidikan itu merupakan pengenalan dan pengakuan yang ditanamkan secara berangsur-angsur ke dalam diri manusia tentang keberadaan segala sesuatu sehingga dapat membimbingnya ke arah pengenalan dan pengakuan adanya Tuhan.10

Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa lebih dititik beratkan kepada pengajaran karena lebih terfokus kepada pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan sebagaimana beberapa ayat al Quran yang telah dikutip di atas, sedangkan pendidikan lebih luas dari sekedar pen jaran.

Sementara itu, lebih banyak mengacu kepada pendidikan akhlak dan budi pekerti sebagaimana yang dianut oleh para li pendidikan, seperti Prof. Dr. Zakiah Daradjat11 dan Muhammad Naquib al- Attas.12

Pen gabdian Kepada Allah

"Aku tidak mencipta kan manusia dan jin kecuali untuk menjadikan tujuan akhir ata u hasil segala aktivitasnya sebagai pengabdian kepa da-Ku."

at-ta'dib.

Artinya :

"Aku (Muhammad) telah dididik oleh Tuh anku, dan Dia mendidikku dengan didikan yang terbaik".

(HR. I bnu as Sam'any dalam kita b Adab al Islam dari Ibnu Mas'ud).

addaba

at-ta 'lim

at-ta'd ib

$tBru M) = ‘ :ł nzy £ g #§¯ł $ } R} r w b rM $ u# )˛ ¨ 7Łu 9˙ ˛ˇ¨ˇ

Ketiga,

(

(19)

Dari beberapa pendapat tersebut pendapat pertama, yakni

lebih mendekati kepada pengertian dalam bahasa Indonesia walaupun pada hakikatnya pengertian ini harus dibangun dari perpaduan istilah ' atau (ilmu, pengajaran), (keadilan), (tindakan), (kebenaran atau ketepatan hubungan dengan yang benar d n nyata), (nalar), (jiwa), (hati), (pikiran atau intelek), dan

(tatanan hirarkis), (tanda-tanda dan simbol-simbol), dan dan (penjelasan dan penerangan),13 karena cakupannya terasa lebih luas, bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan membina a lak melainkan mencakup segala aspek pembinaan kepribadian peserta didik secara utuh. Dalam hal ini, dan merupakan bagian integral dari

Dengan demikian penggunaan kata untuk arti pendidikan merupakan pengertian yang sifatnya ijtihad Oleh karenanya, penggunaan kata dalam pengertian pendidikan yang umum dapat dibenarkan.14

Terlepas dari perdebatan makna ketiga term di atas, secara terminologi, beberapa ahli pendidikan yang lain telah memformulasikan pengertian pendidikan sebagai berikut:

Prof. H.M. Arifin, M.Ed mendefmisikan pendidikan sebagai usaha orang dewasa untuk membimbmg dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar peserta didik, baik dari bentuk pendid kan formal, informal, maupun nonformal.15

Ahm ad D. Marimba seorang pakar filsafat pendidikan berpendapat bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik m uju terbentuknya kepribadian yang utama.16

Omar Mohammad al Syaebany mengemukakan bahwa pendidikan merupakan proses mengubah prilaku anak didik agar menjadi manusi ang mampu

tarbiyah,

pendidika n

I lm 'allama 'adl 'amal

haqq

nuthq nafs qalb 'aqal maratib

darajat aya t tafsir

ta'wil

ta'lim ta'dib tarbiyah .

ta rbiyah

(education) (interpretable).

(20)

bahagia dalam alam sekitar melalui proses.17 Yang menurut John Dewey adalah proses tanpa akhir

Dari tiga pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya secara deskriptif mereka menyebutkan arti pen idikan yang sama dan yang berbeda hanyalah redaksinya.

Ahm ad Tafsir menjelaskan bahwa pendidikan itu ada yang dalam arti luas dan ada puia yang dalam arti sempit. Dalam arti iuas, ia

mengatakan bahwa pendidikan itu menyangkut seluruh pen aman peserta didik, baik pengalamannya dengan pendidik, ora gtua, teman sepermainan, maupun yang diperoleh dari alam lingkungan selain manusia, seperti hewan (dalam arti sempit, pendidikan hanya pengaajaran di sekolah).19

Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa pendidikan itu tidak hanya diterima oleh seseorang dari pendidik yang melakukanny ecara sadar, tetapi dapat pula diperoleh dari pengalaman sendiri, b k yang disadari maupun tidak. Pendapat ini, tepat sekali dengan bunyi pepatah:

Jadi, dalam pengertian luas, pendidikan adalah pengembangan pribad dalam semua aspeknya, yaitu mencakup jasmani, akal, dan hati aik oleh diri sendiri, lingkungan, maupun oleh orang lain.20

Menurut hemat penulis, terlepas dari pengertian pendid secara luas ataupun secara sempit pendidikan merupakan interaksi y g terjadi antara seseorang dengan lingkungan sekitarnya dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan juga merupakan latihan m ental, moral dan fisik yang mengh silkan manusia (peserta didik) berbudaya tinggi untuk melaksa akan tugas kewajiban dan taanggungjawabnya dalam masyarakat selaku hamba Al . Dan usaha kependidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia supaya tumbuh sebagai makhluk yang sehat fisiknya (jasmaniah) dan mentalnya (rohaniah).

Dari sinilah maka pendidikan sebagai vitamin dan nutrisi bagi kehidupan sangat penting diperhatikan.

(Education is the process without end).1 8

(21)

Berdasarkan pengertian umum, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam yaitu suatu usaha sadar untuk m nyiapkan anak didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk b ma dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.21

Menurut Ahmad D. Marimba, "Pendidikan Islam adalah bim ingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran I am.22

Sedangkan Musthafa al Ghalayani, berpendapat bahwa "Pendidikan Islam menanamkan akhlaq yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlaq itu menjadi salah satu kemampuan, meresap dalam jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan, dan cin bekerja untuk kemampuan tanah air.23

Dengan demikian pendidikan agama Islam dapat definisikan juga sebagai sebuah proses mempersiapkan individu supaya hidup secara sempurna (kamil) dalam memahami ajaran Islam melalui p iapan fisik atau jasmani, akal dan rohani, sehingga dapat diharapkan me jadi anggota masyarakat yang bermanfaat untuk dirinya sendiri atau tuk orang lain.

Dalam hal ini, Nurcholis Madjid berpendapat bahwa:

Pendidikan agama sesungguhnya adalah pendidikan untuk pertumbuhan total seorang anak didik yang tidak hanya atas pada pengajaran tentang ritus-ritus dan segi formalitas aga a belaka, melainkan tentang keseluruhan tingkah laku yang akhirnya menuju kepada pengertian-pengertiannya yang konvensional dalam masyarakat. Meskipun pengertian pendidikan agama yang ikenal dalam masyarakat itu tidaklah seluruhnya salah, jelas sebagian besar adalah baik dan harus dipertahankan, nam un tidak dapat dibantah lagi bahwa pengertian itu harus disempurnakan.24

(22)

Pendidikan menurut Islam, atau pendidikan yang berdasarkan Islam, dan/atau sistem pendidikan yang Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al Qur'an dan as Sunnah/hadits.

Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama Islam, yakni upaya mendidik tentang agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilain a, agar menjadi

(pandangan dan sikap hidup) seseorang.

Pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktik penyel nggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Isl . Dalam arti proses bertumbuhkembangnya Islam dan umatnya, baik Isl sebagai agama, ajaran maupun sistem budaya dan peradaban, sejak zaman Nabi Muhammad SAW. sampai sekarang.25

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam merupakan sistem pendidikan yang diselengg n atau dididirikan dengan niat untuk mewujudkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikan.

Sedagkan Ahmad Tafsir membedakan antara pendidikan agama Islam (PAI) dan pendidikan Islam. PAI dibakukan sebagai nam a kegiatan mendidik agama Islam. PAI sebagai mata pelajaran seharusnya dinamakan "Agama Islam", karena yang diajarkan adalah agama Islam bukan pendidikan agama Islam. Nama kegiatannya atau usaha-usaha dalam mendidikkan agama Islam disebut sebagai pendidikan agama Islam. Kata "pendidikan" ini ada pada dan mengikuti setiap mata pelajaran. Dalam hal ini PAI sejajar atau sekategori dengan pendidikan Matematika (nama mata pelajarannya adalah Matematika). pendidikan Olahraga (nama mata pelajarannya adalah Olahraga), pen idikan Diologi (nama mata pelajarannya adalah Biologi) dan seterusnya. Sedangkan pendidikan Islam adalah nama sistem, yaitu sistem pendidikan yang Islami5 yang memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok Muslim yang diidealkan. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan al Quran dan hadits.26

Dengan demikian pendidikan agama Islam berarti usaha a proses mendidikkan ajaran Islam kepada peserta didik. Dalam h l ini yang menjadi sumber pengetahuan Islam adalah al Qur'an dan al Hadits yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman.

way of life

(23)

Dasar dapat diartikan sebagai landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu supaya sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fondamen yang m enjadi landasan bangunan tersebut agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri. Demikian halnya dasar pendidi n agama Islam yaitu fondam en yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan agama Islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan an n kencang berupa idiologi yang muncul dari berbagai arah.

Dasar pendidikan agama Islam secara garis besar ada ti yakni, Al Qur'an, As Sunnah dan Perundang-undangan yang berlaku di I donesia. Al Quran

Umat Islam sebagai suatu umat yang dianugerahkan Allah kitab suci al Qur'an, yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi aspek kehidupan dan bersifat universal, sudah barang tentu mereka menjadikan al Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam.

Al Qur'an sebagai wahyu Tuhan yang disampaikan kepada manusia dengan perantaraan Nabi Muhammad SAW. membawa pengajaran dan pendidikan. Ini tidaklah kita sangsikan lagi. Pengajaran yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan m anusia baik jasmani m aupun rohani baik urusan dunia maupun urusan akhirat.

Ayat-ayat al Quran bila ditinjau dari segi datangnya d

dinukilkannya dari Rasul SAW. kepada kita semuanya adalah pasti artinya dapat dipastikan bahwa setiap ayat yang dibaca adalah hakikat nash al Quran yang diturunkan Allah SWT. kepada Rasul-Nya dan disampaikan kepada umatnya tanpa perubahan atau penggantian.27

Kita dapati beberapa ayat al Qur'an yang m enjadi dasar adanya pendidikan agama, antara lain:

Artinya:

(qat'i)

!!t u u t r y nt | t $ t t m $ ( nt $

u u u u s

$ $ & ª = G # ) 7F # # Gz # ø

q

Br Z9 R 7 = » 3 9 w ß 9 Ol ; q = m

d r pH r Qq) 9c qZBs ˙ ˇ˝¨

ł ł ¯ ł ˛ ˛i ˇ ˇ ' ˇ ˇ

Y Ł Z 5 ˇj ª ˇ ª

(24)

(QS. an Nahl : 64)

Artinya:

(QS.Shaad : 29)

Kedua ayat tersebut menjelaskan maksud diturunkannya al Quran yakni sebagai petunjuk manusia agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang mereka perselisihkan dan supaya orang yan mau berpikir mendapatkan pengajaran dan pendidikan.

Firman Allah surat at Taubah ayat 122:

Artinya:

Menurut Rasyid Ridha bahwa ayat tersebut di atas, wajib meratakan ilmu. Memperdalam agama, dan kesediaan untuk

"Dan ka mi tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) in i, melainka n aga r kamu da pat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu d an menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaumyang beriman . "

"Kitab (al Qu ran) yang kami turunkan kepadamu pen uh den gan berka h supaya mereka memperhatikan ayat-aya tNya dan supayat-aya mendapat pel ajar an orang -orang yan g mempunyai Jlkiran."

"Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuan ya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golong an di antara mereka beberapa orang untuk memperdala m pen getahuan mereka tentang aga ma dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepa danya, supaya mereka itu

dapat menjaga dirinya. 28

º ˇ ł ł ˛ ª ª ›£ ˇj ˇ ˇ ' ˇ Ø ł

ª ˇ ł ª ˇ ˇ Z ' 4 ˇ ¨e 7 ˇ ˇi

˝ ⁄ ˇj ˛ ˙ ˇe ª ˇ ˛ ª ˝ ˛ fl

ł

= G & ) 6 # / G # F # &= 6 #

$ % # # ø$ ø ø

$ # G ß # # # ) # Ł_ ) Ł

t

» . m»Y9 R 7 9 8 » B r 9 m » . 9r q9r » 9{ ˙ ¸¨

Br c . b qZBsJ 9 r Y9 p 2 w q= R‘ B @. p% Nk]B

p ‹ qg) 9 ‘ r Y 9r OgBq% q Nk 9 Og= 9

c r ˙ ˚¸¸¨

t o t r y s t t ( u t u t x tu u ( ’ t F $

t u x t $ ( u ! ns t x t s

x ! s ( x t u $ ( u t s s ( y u s y s

x s

(25)

mengajarkannya di segala tempat dan memberikannya kepada manusia dalam bentuk yang mereka dapat menjadi baik, dengan dem ikian mereka menjadi petunjuk bagi yang lain, dan sesungguhnya orang-orang yang mengkhususkan diri guna mem perdalam agama dengan niat untuk menjadi petunjuk tidaklah kurang derajatnya di sisi Allah daripada para mujtahid dengan harta dan jiwa untuk meninggikan kalimat Allah serta mempertahankan agama dan umat.29

Jika kita perhatikan dalam ayat tersebut terdapat kali at yang berarti belajar agama sedangkan kalimat berarti mengajar. Jadi, keduanya merupakan proses belajar dan mengajar sebagai suatu timbal balik dari pendidikan. Dalam ayat tersebut secara langsung dinyatakan kalimat (agama) yang dapat kita pahami sebagai beiajar agama kemudian engajarkannya. Firman Allah dalam surat at Tahrim ayat 6:

Artinya:

Ayat ini menjelaskan bawah menjadi kewajiban bagi seti p manusia untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka. Diantara cara untuk menjaga diri dari api neraka adalah dengan emiliki ilmu pengetahuan tentang agama.

Menjaga seluruh anggota keluarga dari api neraka rnenjadi tanggungjawab utama orangtua sebagai pemimpin. Sikap d tingkah laku orangtua menjadi teladan bagi anak-anaknya, maka dalam hal mendidik

Liyatafaqqh u Fiddin

Liyundziru Qaumahum

Fiddin

"Hai orang -orang ya ng beriman, peliharala h d irimu dan keluargamu dari apt neraka yang bahan bakarnya adalah man usia d an batu; penjagan ya malaikat-mala ikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terh adap a pa yan g diperintahkan-Nya kepada mereka dan sela lu mengerjakan apa yan g diperinta hkan. "

$ ’ # # # # ¡ & & # $ $ ¤ $ #

$f t # $ # ' ` Ł ! # $ &

Ł $

p r fl t t $ ( t u ( | r ru t y u $

u y $ u p nt s flnt y t t ' $ ! t t t r

t y t u t t s

k » ß qZB q% 3 R 3 =d r R d q%r Z9

o : r k = p3 · »=B x w b q B Nd B

b q= r B b r Ds ˙ ˇ¨

ˇ ' ª Ł ˛ Y Ł ¤

ˇł ˝ ˇ ˇ Ł

Ł ł ª

(26)

anak harus didasarkan kepada agama. Dan karena dengan ilmu pengetahuan seseorang memiliki sifat toleransi dan kep dulian yang tinggi terhadap sesam a manusia serta dengan ilmu pengetahuan ula manusia menjadi mulia di hadapan Allah dan manusia, sebagaiman firman Allah dalam al Qur'an surat al Mujadalah ayat 11 :

Artinya:

As Sunnah (al Hadits)

Dasar pendidikan agama Islam kedua adalah hadits Nabi Muhammad SAW. dalam arti yang luas, yakni setiap perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW., Allah SWT. menjadikan Nabi Muhammad SAW. sebagai teladan bagi umatnya, setiap perkataan, perbuatan dan ketetapan beliau berdasarkan pada ayat al Quran.

Adapun dalil yang m enjadi dasar wajibnya mengikuti apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. adalah al Qur'an surat al Hasyr ayat 7:

...

Artinya:

$ ’ ## # # ) # s ¡ ? ߧ f ## s ¡ ø$ø

x ¡ ! # # ) # – # # – $ø ø ! # # # #

# # ? & Ł #M _ ! # $ / Ł? 7z

$ ?# # ø $ ª # F $ø # ?# ! #

) ! # ' > $ Ł #

p r fl t t $ ( t u s s ( x s y y $ ( | $ s

| t “ $ s s u ( $ ( $ s s t “ $ t $ ( t u

t $ u ( z $ y u y “ $ u y t y s y

! t u s u $ s t u pt t ( t $ s ( $ u ' $

' $ x s $

k » ß qZB @ %N3 9 q =» J 9 q

N3 9 r @ % r S r S ß qZB

N3 ZB ß r q r O= 9 » r J b q=J ˙ ˚˚¨

Br N3 A q 9 nr Br N3 kXmY qg R q) r

b ) 9 ˙ —¨

ˇ ' ª ˛ ˇ ¡ ˛ ˜ ˛ ł ł

¸ ł ( ˛ ˇ ˘ ˇ ' ª

ˇ ˇ ' Ł Ø øˇ ł ; 4 ˛ Ł ˛

ª ª § ª 4 ¤ (

¤ ˛ ˇ ˇ ł

%!

%!

%!

9

9

"Hai orang-orang beriman ap abila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapa nglah dala m majlis", Maka lapang kanlah n iscaya Allah akan memberi kelapang an untukmu. d an apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan ora

ng-orang yang beriman di an taramu dan orang-orang yang

diberi ilmu peng etahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengeta hui apayan g kamu kerjakan. "

(27)

Juga surat an Nisa ayat 64:

Artinya:

Abuddin Nata, mengatakan bahwa "Sebagai sumber ajaran slam kedua, setelah al quran, as sunnah memiliki fungsi yan pada intinya sejalan dengan al Quran. Keberadaan al Sunnah dak dapat dilepaskan dari adanya sebagian ayat al Quran 1) yang bersifat global (garis besar) yang memerlukan perincian, 2) yan bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki pengecualian, dan 3 yang bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki pembatasan; dan ada pula 4) isyarat al Quran yang mengandung makna lebih dari satu yang menghendaki penetapan makna yang akan dipakai dari dua makna tersebut; bahkan terdapat sesua yang secara khusus tidak dijumpai keterangannya di dalam al Quran yang selanjutnya diserahkan kepada Hadis Nabi. Selain itu ada pula yang sudah dijelaskan dalam al Quran, tetapi hadis datang pula

dan apa yang dilarangnya ba gimu, Ma ka tingga lkanlah . dan bertakwala h kepad a Alla h. Sesungguhnya Alla h amat keras hukumannya. "

"Dan kami tidak mengutus seora ng Rasul melain kan untuk ditaati dengan seizin Allah. S esu ngguhnya Jikalau mereka ketika men ganiaya dirinya datan g kepadamu, lain

memohon a mpun kepada Alla h, dan rasulp un

memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Ma ha Penyayang".

(musytara K)

! t u u y r t s « $ s u r ( n

| r x !y ( x t $ s ' $ t x t $ u s $ ( y u s ' $

s

$ $ & ) $ */ ! # & ) #

¡ & $_ # G $ø ! # G # ## ‘ ! #

$/# ? $ m

Br Z= ‘ B A q w 9 c q9r NgR qJ =

Ng R 8 r r r Og9A q 9 r q9

q J ˙ ˇ˝¨

ø ˇ @ § ˛ ªˇ ´ ł ˛ ˛ 4 fl ˛ ⁄

ª ł ł ª §

(28)

mem berikan keterangan. Sehingga masalah tersebut menjadi kuat.30 Selanjutnya Abuddin Nata, menjelaskan "Dalam kaitan in , maka hadis berfungsi merinci petunjuk dan isyarat al Quran yang bersifat global, sebagai pengecuali terhadap isyarat al Quran y ng bersifat umum, sebagai pembatas terhadap ayat al Qur'an yang bersifat mutlak, dan sebagai pemberi informasi terhadap sesuatu kasus yang tidak dijumpai di dalam al Qur'an. Dengan posisinya yang dem ikian itu, maka pemaham an al Qur'an dan juga pemahaman ajaran Islam yang seutuhnya tidak dapat dilakukan tanp mengikutsertakan hadis.31

Agar lebih jelas tentang posisi hadis sebagai dasar pendidikan agama Islam, kita ambil contoh ayat al Qur'an tentang kewajiban melaksanakan shalat dan menunaikan zakat yang terdapat dalam surat al Baqarah ayat 43:

Artinya:

Perintah shalat dan menunaikan zakat ini bersifat glob yang selanjutnya dirinci dalam hadis yang di dalamnya beris tentang batasan usia minimal wajib melaksanakan shalat diantaranya had s riwayat Abu Dawud bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

???? ?? ??????

?? ? ? ? ?????

??? ??- ¯ _ ???

??

??? ¯ _ ???

?????}? +???

??? ??- ¯ _ ???

??????? ? ? ? ???

?

?@

??? ? ? ????

?????l? ???

????

Artinya:

" (HR. Abu Dawud)32

Atau hadits riwayat Bukhori dan Muslim tentang aturan jib

( ru n4 n $ ( u u n 4 x $ ( x $ u y t t $

#qJ %r oq= 9 qˇ & ¢` ## ?#Ł r oq. 9 q .¤ ## Łª #r B ß . ” 9 ˙ ˝¨Łˇ ˇ § #

"Dan Dirikanlah shala t, tunaikanla h zakat da n ruku'lah beserta orang-ora ng yang ruku'."

"Perintahlah anak kamu shalat bila mereka berumur tu juh tahun, dan bila berumur sepuluh tahun (belum sh alat), hen daklah kamu pukul mereka; dan pisahkan lah tempat ti antara mereka (putra dan putri).

(29)

zakat:

?? ? ? ???

??? ?? ????? ? ?

?? ???

?? ??? ? ??

?? ?¦ ¦ ???

??¦ ¦ ???

??@ ??? = ¦ ¬ (??????

?? ? ? ??

??? ????

?? ??????P ? ? l ??

?

???NnnNn??????????

??@

??????????ØÙ???? ??????????????

??

????????????

?? ??? ? ??

? ¦ ¦ ¦??

???? ?? ? ????

?

??? ? ????

???? ???+ + + ????

???+ + +?????

Artinya:

(HR. Bukhori dan Muslim )33

Perundang-undangan yang Berlaku di Indonesia

Dasar pendidikan disuatu Negara disesuaikan dengan das falsafah negaranya. Oleh karenanya, dasar pendidikan Islam di Indonesia selain berdasarkan pada dasar-dasar yang berlaku secara umum erdasarkan pula kepada dasar-dasar lain yang sesuai dengan falsafah hidup angsa Indonesia,dan perundang-undangan yang secara langsung apat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agam a di sekola -sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.

Dasar-dasar tersebut sebagai berikut:

UUD 1945 pasal 29, ayat l berbunyi: "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa". Ayat 2 berbunyi: "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercay annya itu...". Pasal 29 1945 ini memberikan jaminan kepada warga negara Republik Indonesia untuk memeluk agama dan beri adat sesuai agama yang dipeluknya bahkan mengadakan kegiatan yang dapat menunjang bagi pelaksanaan ibadah. Dengan demikian pendidikan agama Islam yang searah dengan ibadah yang diyakininya

:

(

)

"Dari Ibnu 'Umar, d ia berkata: "Rasululla h saw. telah mewajibkan zakat fitrah satu sha ' kurma atau satu sha ' gandum terhadap seorang hamba, orang merdeka, iaki-laki, peremp uan, anak-a nak, dan oarng yang dewasa d ari kalan gan uniat I lam; dan beliau memerintah kan zakat ini ditunaikan sebelum g-orang bibar dari tempa t shalat."

(30)

diizinkan dan dijamin oleh negara.34

UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 15 menyebutkan: Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagarnaan, dan khusus. Dan dalam bagian kesembilan tentang pendidikan keagamaan pasal 30 disebutkan:(l) pendidikan keagamaam diselengarakan ole pemerintah dan/atau kelompok m asyarakat dari pem eluk agama, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. (2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan m engamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. (3) Pendidikan keaga aan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. (4) Pendidikan keagam aan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis. (5) Ketentuan m engenai pendidikan keagam aan sebagai ma a dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.35

GBHN, dalam GBHN tahun 1993 bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa no.2 disebutkan; kehidupan beragam dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan sehingga terbina kualitas keimanan antara umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha mem perkokoh persatuan dan kesaiuan bangsa serta mening an amal untuk bersama-sama membangun masyarakat.

(31)

dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi.

Ibnu Khaldun mengatakan: "Sesungguhhya tujuan pendidikan yang bersumber dari al Quran adalah untuk mencapai tujuan akhlak karimah melalui jalan agama yang diturunkan untuk mendidik jiwa manusia serta menegakkan akhlak yang membangkitkan kepada perbuatan yang baik".36

Maka dalam hal ini perlu diingat bahwa pengalaman nyata orangtua atau pendidik akan membawanya kepada kesadaran akan ni ai-nilai budi luhur lainnya yang lebih relevan untuk perkembangan anak. Sehingga faktor ekperimentasi (percobaan) yang disertai dengan iat yang tulus dan kejujuran ketika memandang suatu masalah dikatakan san at penting dalam usaha menemukan dan mengembangkan agenda-agenda pendidika keagamaan untuk perbaikan moral anak dalam rumah tangga maupun dalam bermasyarakat. Hal itu tidak lain adalah demi terciptanya tujuan pendidikan Islam baik secara umum maupun secara khusus.

Tujuan pendidikan Islam secara umum menurut beberapa p r pendidikan adalah sebagai berikut:

Athiyah Al Abrasy menyimpulkan tujuan umum pendidikan slam menjadi lim a yaitu:

Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia. muslimin dari dahulu kala sampai sekarang setuju oahwa pendidikan akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan bahwa mendpai akhlak yang sem purna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam bukan hanya menitikberatkan pada keagamaan saja, atau pada keduniaan saja, tetapi pada kedua-duanya.

Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfa'at, atau yang lebih dikenal sekarang ini dengan nama tujuan-tujuan vokasional dan profesional.

Tujuan Pendidikan Agama Is lam

(32)

Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keinginan tahu dan mem ungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.

Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknikal dan pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan pekerjaan tertentu agar dapat ia mencari rezeki dalam hidup disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.37

Sedangkan Nahlawy menunjukkan empat tujuan umum dalam pendidikan Islam, yaitu:

Pendidikan akal dan persiapan fikiran, Allah menyuruh anusia merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat beriman kepada Allah.

Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada nak-kanak. Islam adalah agama fitrah, sebab ajarannya tidak asing dari tabiat asal manusia, bahkan ia adalah "fitrah yang manusia diciptakan sesuai dengannya", tidak ada kesukaran dan perkara luar biasa.

Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi m a dan mendidik mereka sebaik-baiknya, baik lelaki ataupun perempuan. Berusaha untuk menyeimbangkan segala potensi-potensi dan bakat-bakat

manusia.38

Selain pendapat tersebut di atas Al Buthi menyebutkan tujuh macam tujuan umum pendidikan Islam, sebagai berikut:

Mencapai keridhaan Allah, menjauhi murka dan siksaan-Nya dan melaksanakan pengabdian yang tulus ikhlas kepada-Nya. n ini dianggap induk dari segala tujuan-tujuan pendidikan Is am.

Mengangkat taraf akhlak dalam masyarakat berdasar pada agama yang diturunkan untuk m embimbing masyarakat ke arah yang di dhai oleh-Nya.

Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasa pada agama yang

(33)

diturunkan untuk m embimbing masyarakat ke arah yang diridhai oleh-Nya.

Memupuk cinta tanah air pada diri manusia berdasar pad agam a dan ajaran-ajaran yang dibawanya, begitu juga m engajar man ia kepada nilai-nilai dan akhlak yang mulia

Mewujudkan ketenteraman di dalam jiwa dan akidah yang alam, penyerahan dan kepatuhan yang ikhlas kepada Allah SWT.

Memelihara bahasa dan kesusasteraan Arab sebagai bahasa al Qur'an, dan sebagai wadah kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan Islam yang paling menonjol, menyebarkan kesadaran Islam yang sebe arnya dan menunjukkan hakikat agam a atas kebersihan dan kecemerlangannya. Meneguhkan perpaduan tanah air dan m enyatukan barisan elalui usaha

menghilangkan perselisihan, bergabung dan kerjasama da am rangka prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan Islam yang terkandung dalam al Qur'an dan as Sunnah.39

Dari beberapa pernyataan tersebut di atas, penulis ber esimpulan bahwa tujuan umum pendidikan Islam adalah mengadakan p rubahan-perubahan pada m anusia dengan mengembangkan potensi-potensi yang dianugerahkan Allah Swt. supaya manusia mencapai tujuan kekhalifahannya di muka bum i ini.

Pendidikan Islam juga mem iliki tujuan khusus. Berikut alah pendapat para pakar pendidikan diantaranya:

Nahlawy dan A. Masri berpendapat bahwa tujuan khusus pendidikan Islam dalam penumbuhan semangat agama dan akhlak adalah: Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam,

(34)

termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang m ia.

Menanamkan keim anan kepada Allal pencipta alam, dan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab dan hari akhirat berdasar pada kesadaran dan perasaan.

Menumbuhkan minat geneiasi muda untuk menambah pengeta uan dalam adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk mengikuti hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.

Menambahkan cinta dan penghargaan kepada al Qur'an membacanya dengan baik, m emahaminya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya. Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam dan

pahlawan-pahlawannya dan mengikuti jejak mereka.

Menumbuhkan rasa rela. optimisme, kepercayaan diri, tanggungjawab, menghargai kewajiban, tolong menolong atas kebaikan da taqwa, kasih sayang, cinta kebaikan, sabar, berjuang untuk agama dan tanah air dan bersiap untuk membelanya.

Mendidik naluri, m otivasi dan keinginan generasi muda an menguatkannya dengan akidah dan nilai-nilai, dan membiasakan mereka menahan motivasinya, mengatur emosi dan membimb ngnya dengan baik. Begitu juga mengajar mereka dengan adab sopan pada hubungan dan pergaulan mereka baik di rumah atau di se ah atau dimana-mana sekalipun.

Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, perasaan keagamaan, semangat keagamaan dan akhlak pada diri mereka dan mcnyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir, taqwa, dan takut kepada Allah.

Membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasad, iri ati, benci, kekasaran, kezaliman, egoisme, tipuan, khianat, nifak, ragu, perpecahan dan perselisihan.40

(35)

generasi Islam yang banyak menulis mengenai pendidikan, menyebutkan tujuan khusus pendidikan Islam sebagai berikut:

Mempersiapkan seseorang dari segi keagamaan yaitu meng annya syiar-syiar agama menurut al Qur'an dan as Sunnah, sebab dengan jalan itu potensi iman itu diperkuat, sebagaimana halnya dengan potensi-potensi lain yang jika telah mendarah daging m aka ia seakan-akan menjadi fitrah.

Menyiapkar seseorang dari segi akhlak.

Menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sos al.

Menyiapkan seseorang dari segi vokasional atau pekerjaan. Dikatakannya bahwa mencari dan menegakkan hidupnya mencari pekerjaa , sebagaimana ditegaskannya pentingnya pekerjaan sepanjang am al manusia, sedang pengajaran atau pendidikan dianggapnya termasuk diantara keterampilan-keteram pilan itu.

Menyiapkau seseorang dari segi pemikiran, sebab dengan pemikiranl seseorang itu dapat memegang berbagai pekerjaan dan pe ukangan tertentu.

Menyiapkan seseorang dari segi kesenian, di sini term asuklah musik, syair, khat, seni bina dan lain-lain.41

(36)

Muhibbin Syah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 10

Muhibbin Syah, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 10

Muhibbin Syah, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 11

A. Qodri Azizy,

(Jakarta: Aneka Ilmu: 2003), h. 20 M. Quraish Shihab,

Juz'amma, (Jakarta: Lentera Hati, 2003), h. 394

Ahmad Warson Munawir, , (Surabaya: Pustaka Progressif,

1997), h. 469

M. Quraish Shihab,

Juz'amma,(Jakarta: Lentera Hati, 2003), h. 395

Erwati Aziz, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,

2003), h. 24

M. Quraish Shihab,

(Jakarta: Mizan, 1998), h. 172

Muhammad Naquib al Attas, diterj. Oleh Herry Noer Ali,

(Bandung: Mizan, 1984), h. 62

Zakiah Daradjat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 27

Muhammad Naquib al Attas, diterj. Oleh Herry Noer Ali,

(Bandung: Mizan, 1984), h. 60

Abudin Nata, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2000), h. 288

Abuddin Nata, (Jakarta: PT

Raja Grapindo Persada, 2000), h. 289

H.M. Arifin,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 14

Ahmad D. Marimba, (Bandung: al Ma'arif,

1986), h. 19

H.M. Arifin, (Jakarta: UT, 1991), h. 40

H.M. Arifin, h. 40

Ahmad Tafsir, (Bandung: Remaja Rosda

Karya,1994), h. 25

Ahmad Tafsir, , h. 26

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Pendidikan untuk M embangun Etika Sosial Mendidiak Anak Sukses Masa Depan; Panda: dan B ermanfaat,

Tafsir al M isbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al Quran,

Kamus Al Al Munawwir

Tafsir al M isbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al Quran,

Prinsip-prinsip Pendidikan Islam,

Membumikan al Qur'an: Fungsi dan Peranan Wahyu dalain Kehidupan M asyarakat,

Konsep Pendidikan Islam,

Ilmu Pendidikan Islam,

Konsep Pendidikan Islam,

M etodologi Studi Islam,

T afsir Ayat-ayat Pendidikan: Tafsir al Ayat al Tarbawi

Hubungan Timbal B alik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga,

Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,

Dasar-dasar Pendidikan,

Dasar-dasar…,

Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,

(37)

M. Alisuf Sabri, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993), h. 74

Nur Ubiyati, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 1997), h. 9

Nur Ubiyati, , h. 10

Nurcholis Madjid, (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 123-124

Muhaimin, di Sekolah,

Madrasah, dan Perguruan Tingga, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 7-8

Muhaimin, di Sekolah,

Madrasah, dan Perguruan Tingga, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 6

Zaghlul Yusuf, ( Materi Ajar Pendidikan Agama Islam

untuk Perguruan Tinggi ) jurusan MKU Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, 2001, h. 57

Zaghlul Yusuf, ( Materi Ajar Pendidikan Agama Islam

untuk Perguruan Tinggi ) jurusan MKU Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, 2001, h. 206

Ismail Haqqi al Buruswi, (Bandung: CV. Diponegoro,

1998), h. 185

Abuddin Nata, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000),

h. 75

Abuddin Nata, , h. 75-78

M. Thalib, (Bandung: Irsyad Baitus

Salam, 1996), h. 354

M. Thalib, , h. 382

Nur Ubiyati, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 1997), h. 23

Departemen Dalam Negeri,

( Jakarta: PT. Kloang Klede Putra 'Timur, 2003 ), h. 10 dan 17

Abdurrahman Shaleh Abdullah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), h. 58

Hasan Langgulung,

(Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2004), h. 51 Hasan Langgulung,

(Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2004), h. 52 Hasan Langgulung,

(Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2004), h. 52-53 Hasan Langgulung,

(Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2004), h. 54-55 Hasan Langgulung,

(Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2004), h. 55-56

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Ilmu Pendidikan,

Ilmu Pendidikan Islam, (IPI) untuk IAIN, STAIN, PTAIS,

Ilmu Pendidikan…

Masyarakat Religius,

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,

Islam sebagai Pedoman Hidup,

Islam sebagai Pedoman Hidup,

Terjemah Tafsir, RuhulBayan,

Metodologi Studi Islam.

M etodologi…

50 Pedoman M endidik Anak Menjadi Shalih,

50 Pedoman M endidik….

Ilmu Pendidikan Islam, (IPI) untuk IAIN, STAIN, PTAIS,

Undang-undang R epublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al Qur'an,

Manusia & Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan Pendidikan,

Manusia & Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan Pendidikan,

Manusia & Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan Pendidikan,

Manusia & Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan Pendidikan,

(38)

32

P engertian Keluarga

M. Quraish Shihab, mengatakan bahwa "Keluarga adalah sekolah ternpat putra-putri bangsa belajar. Dari sana mereka m pelajari sifat-sifat mulia, seperti kesetiaan, rahm at, dan kasih sayang, (kecemburuan positif) dan sebagainya. Dari kehidupan keluarga, seorang aya dan suami mem peroleh dan m emupuk sikap keberanian dan keuletan sikap dan upaya dalam rangka membela anak keluarganya dan membahagiaka mereka pada saat hidupnya dan setelah kematiannya.1

UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 pasal 1, menjelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seseorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

Sedangkan Zakiah Daradjat memberi definisi keluarga ditinjau dari suasana yang ditimbulkan; keluarga adalah wadah pertam an utama bagi

(39)

pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan maka anak akan tumbuh dengan baik pul , jika tidak maka sebaliknya ikan mengganggu dan menghambat pertumb an dan perkembangan anak tersebut.3

Disamping itu juga Zakiah Daradjat, mengatakan bahwa "Orangtua adalah pem bina pribadi yang pertama dalam hidup anak, kepribadian orangtua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Perlakuan orangtua terhadap anak tertentu dan terhadap semua anaknya, merupakan unsur pembinaan lain dalam pribadi anak, perlakuan keras, akan berlainan akibatnya daripada perlakuan yang lembut dalam pribadi anak.4

Sementara itu Abu Ahmadi mendefinisikan keluarga sebagai berikut: "Keluarga merupakan kelompok primer yang penting dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari hubungan pria dan wanita. Perhubungan yang setidaknya berlangsung lama untuk membesarkan anak. Dapat dikatakan bahwa keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami. istri. d anak.5

Dari penjelasan tersebut di atas, penulis menyimpulkan pengertian keluarga secara umum, bahwa keluarga adalah unit masyarakat terkecil. yang terdiri dari bapak, ibu dan anak yang terikat oleh keturunan darah perkawinan antara pria dan wanita, sebagai kelompok primer dalam asyarakat serta satu kesatuan yang utuh dan merupakan tahap awal proses sosialisai. Mereka bersatu padu membangun kehidupan dengan aturan-aturan ang dibuat berdasarkan kesepakatan mereka bersama dan harus ditaati oleh seluruh anggotanya. Sehingga didapatkan pengetahuan, keterampi an, nilai-nilai em osi dan sikap hidup, dan pada akhirnya terciptalah ketenan an serta ketentraman.

(40)

peluang kepada para anggotanya untuk hidup celaka atau bahagia di dunia dan akhirat.

Kehidupan berkeluarga m erupakan anugerah dari Allah SW yang amat besar sehingga patut kita syukuri. Dalam al Qur'an ditegaskan:

Artinya:

(QS. ar Rum : 21)

Artinya:

(QS.anNahl:72)

Kedua ayat tersebut dengan jelas mengatakan bahwa keluarga akan mem bawa manusia ke dalam kehidupan yang tenang, penuh engan cinta dan kasih sayang serta menjadi sumber rizki yang baik. Oleh karenaya pantas kalau hal itu disyukuri sebagai nikmat Allah swt.

Akan tetapi kasih sayang yang berlebihan akan menumbuh n sifat egois pada anak, karena ia selalu membayangkan bahwa d rinya adalah pusat perhatian. Nanti, setelah anak itu dewasa dan keluar ke masyarakat, dan ia

ˇ ˇ ˇ ˇi ¯ [ ł ª ˇj ł ˛

Z¤ ¤ ” 4 ¤ ˛ ˛ ˇ ; 5 ˇj ª '

ˇi ¯ [ ł ˇi ¯ ł ˇ

Z ˇi ˇ ˝h ' 4 ¨ ˇ ł ˛ ª ˇ ª ˇ ˇ ˛ Ł

ª ı

‘ Br m » b , = 3 9 ‘ B N3 R ”r qZ3 9 g 9 @ r

N6 Z o qB pJ r b 7 9” » y Qq) 9b r 3 ˙ ¸˚¨

r @ N3 9 ‘ B 3 R ”r @ r N3 9 ‘ B N6 ”r ß Z

o r N3 % r ‘ B » 9 @ »9 b qZBs J Z r Nd

b r 3 ˙ —¸¨

u t u r t ny s r u r ( t y s y y u

u t u y u u y s t U s t x t t

“ $ u y y s r u r y y u s u r t t

y x y u s y u u z t $ t $ s r t y u « $

t t

G # & { ¡ & %‘ & # ¡ F $ ) Ł_

/ m ) ß M G

! # Ł_ ¡ &%‘ & Ł_ _ & /

m M 6 # 6 $6ø& M Ł / ! #

/

/

"Dan di a nta ra tand a-tand a kekuasaan-Nya ialah dia menciptaka n imtukmu isteri-isteri d ari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa lenterum kepadanya , dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguh nya pada yang d emikian itu bcnar-benar terdapat ta nda-ta nda bagi kaum ya ng berfikir. "

“Allah menjadikan ba gi kanni isteri-isteri dari jenis

karnn sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri

kamu itu , a nak-anak d an cucu -cuc, dan memberimu rezki

dari yang baik-baik. Maka mengap akah mereka beriman

(41)

tidak dapat perhatian seperti yang dulu didapatinya wa kecil, ia akan merasa dunia tidak menghargainya. Antipatinya ditujuka kepada alam . baik dalam bentuk serangan, ataupun ia akan m engasingkan diri.6

Hasan Langgulung mengatakan bahwa "Islam memandang kel rga atau millieu pertama bagi individu dimana ia berinteraksi. Dari in i dengan millieu pertama itu individu memperoleh unsur-unsur dan ciri-ciri dasar daripada kepribadiannya. Juga dari situ ia emperoleh akhlak, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan emosinya dan dengan itu ia merubah banyak kemungkinan-kemungkinan. kesanggupan-kesanggupan dan kesediaannya menjadi kenyataan yang hidup dan tinkahlaku yang tampak. Jadi keluarga itu menurut pandangan ndividu merupakan simbol bagi ciri-ciri yang m ulia seperti keimanan yang teguh kepada Allah, pengorbanan, kesediaan berkorban untuk kcpentingan kelompok, cinta kepada kebaikan, kesetiaan dan lain-lain lagi nilai mulia yang dengannya keluarga dapat menolon individu untuk menamakannya pada dirinya. Individu itu perlu pada keluarga bukan hanya pada tingkat awal hidupnya dan pada masa kanak-kanak, tetapi ia mem erlukan sepanjang hidupnya, sebagai kanak-kanak, remaja dewasa, orangtua, dan orangtua bangga untuk menanamkan pada dirinya rasa kasih sayang, rasa tenteram dan ketenangan. Sebab orang yang tidak sempat dipelihara dalam suatu keluarga wajar dan sehat pada masa-m asa penama akan mengalarni akibat yang buruk pada keseluruhan hidupnya dan selalu dahaga kepada kasih sayang dan ketentraman.7

(42)

pula terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan.

Orangtua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari orangtualah anak mula-mula menerim pendidikan. Atau dengan kata lain bentuk pertama dari pendidikan terdap dalam kehidupan keluarga.

Pada umumnya pendidikan dalam keluarga bukan bertolak ari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan m ndidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan lain mem bangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh dan mempengaruhi secara timbal balik antara orangtua dan anak.

M. Quraish Shihab mengatakan bahwa: "Ketika anak masih dalam kandungan, ibu diperintahkan untuk memperhatikan kesehatannya. Karena, kesehatan ibu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, bahkan ada kewajiban agama yang di urkan (ditangguhkan) pelaksanaannya seperti puasa, apabila p aksanaannya diduga mengganggu kesehatan janin. Anak yang lahir dianjurkan untuk disambut dengan penuh kesyukuran, yang tentunya rsirat di dalamnya kepuasan orangtua melihat bayinya lahir dala: keadaan sempurna. Penyambutan dilakukan dengan upacara dan pem berian nama yang baik. Setelah menanjak remaja, onti jaia diwajibkan untuk merididik anaknya sebaik m ungkin".8

Orangtua harus menciptakan suasana hangat sebab hubungan orangtua akan sangat mempengaruhi pertumbuhan jiwa ana hubungan yang serasi, penuh perhatian dan kasih sayang akan membawa kepada pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik, karena ia mendapat kesernpatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkemban Akan tetapi hubungan orangtua yang tidak serasi, penuh dengan percekcokan akan mem bawa anak kepada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk, karena ia tidak mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang, sebab selalu terganggu oleh suasana orangtuanya.

Sebagai rasa tanggungjawab orangtua kepada anak pola asuh

(43)

merupakan suatu eara terbaik dalam mendidik anak. Dim ana tanggungjawab untuk mendidik anak merupak.m tanggungjawab primer. Karena anak adalah hasil dari buah kasih sayan ang diikat oleh tali perkawinan antara suami dan istri dalam kelu Keluarga adalah satu elemen terkecil dalam masyarakat yang merupakan institusi sosial terpenting dan merupakan unit sosial ang utama melalui individu-individu disiapkan nilai-nilai hidup dan kebudayaan utam a.9

Hourlock, m engemukakan ada tiga jenis pola asuh orangtua terhadap anaknya, yaitu: Pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif.10

Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berprilaku seperti dirinya (orangtua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri sering dibatasi. Anak jarang diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orangtua, orangtua menganggap sikapnya sudah benar seh ngga tidak perlu dipertimbangkan dengan baik.

Adapun ciri dari pola asuh yang bersifat otoriterantara lain : Ditandai dengan pcnggunaan hukuman yang keras.

Lebih banyak menggunakan hukuman dengan hukuman badan.

Anak juga diatur segala keperluannya dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun sudah menginjak usia dcwasa.

Memaksa anak untuk berprilaku seperti dirinya (orangtua). Kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri sering dibatasi.

(44)

jadwal perbuatan anaknya, jam istirahat, cara membelanjakan uang, warna pakaian yang cocok, memilihkan teman-teman unluk bermain, macam sekolah yang harus dimasuki. Anak yang dibesarkan semacam ini akan besar dengan sifat yang ragu-ragu, lemah kepribadian, dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang apa saja.11

Pola Asuh Demokratis

Pengakuan terhadap anak dalam bertindak merupakan tandai asuh dem okratis. Anak diberi kesempatan untuk tidak selalu ntung kepada orangtuanya. Orangtua sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk mem ilih apa yang terbaik untuk dirinya. Anak didengarkan endapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut masalah kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol-internalnya sehingga sedikit dem sedikit berlatih untuk bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya.

Oleh karena itu pola asuh asuh demokratis memiliki cirri sebagai berikut :

Anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orangtuanya.

Adanya kominikasi yang harmonis antara orang tua denga anak.

Memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat.

Namun menurut Abdul Aziz al Qussy, tidak semui orangtua harus mentolerir terhadap anak. Dalam hal-hal tertentu, orangtua perlu ikut campur tangan, misalnya: a). dalam keadaan yang

mem bahayakan atau keselamatan anak. b). hal-hal yang terlarang bagi anak dan tidak tampak alasan-alasan lahir, c). pe mainan yang menyenangkan bagi anak tetapi menyebabkan keruhnya sua na yang menggangu keienangan umum.12

(45)

agama, pilihan hidup yang bersifat universal dan absol t, orangtua dapat mem aksakan kehendaknya kepada anak, karena anak belum emiliki wawasan yang cukup mengenai hal itu. Karena itu tidak semua mat

Referensi

Dokumen terkait

node tujuan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4. Pada skema r outing multi copy , resource yang digunakan dalam proses pengiriman pesan cenderung lebih

Adapun tujuan penulis menyusun karya ilmiah ini adalah :Untuk mengetahui manfaat Infra Red dan Terapi Latihan dalam mengurangi nyeri pada lengan bawah sinistra akibat

Gambar 2 menunjukkan bahwa jika terdapat komputer client yang tidak merespon, maka sistem akan langsung mengirimkan sms kepada administrator untuk menginformasikan bahwa

Pada prinsipnya tanggung jawab organ atau yayasan yang jatuh pailit sama saja seperti tanggung jawab pada yayasan dalam keadaan normal, Pertanggungjawaban organ

Adapun proses yang berjalan, berdasarkan tahapan kerja atau proses mendeteksi kerusakan mesin permainan yang dilakukan yaitu : pakar akan merumuskan kerusakan yang

Secara umum permasalahan yang dialami oleh 3 lokasi kegiatan (Kelurahan Tappanjeng, Letta, dan Lamalaka) khususnya dalam bidang infrastruktur permukiman, yakni,

Ketika pelajar mengakses game online akan timbul habitus kekerasan sehingga dapat mereproduksi kekerasan yang dilakukan oleh pengakses game online.. Habitus kekerasan yang

b. Upaya represif: Pengamanan Barang Bukti dan pengamanan terhadap pelaku penyelundup narkotika atau kurir narkotika, Menindak Pelaku Yang Terbukti Melakukan Penyelundupan